Bab I Kewirausahaan

109
BUKU AJAR Disusun oleh : Ir. SUKARNO BUDI UTOMO,MT FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

description

Pendahuluan Kewirausahaan

Transcript of Bab I Kewirausahaan

Page 1: Bab I Kewirausahaan

BUKU AJAR

Disusun oleh :

Ir. SUKARNO BUDI UTOMO,MT

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

Page 2: Bab I Kewirausahaan

1. PENGANTAR KEWIRASWASTAAN

1.1 PENDAHULUAN

“. . yang menjadi andalan utama keberha-silan pembangunan nasional kita bukanlah

kekayaan alam yang berlimpah ruah, me - lainkan kualitas manusia Indonesia . . . “

1. Tantangan Bangsa

Indonesia yang berpenduduk sekitar 220 juta orang,

dewasa ini merupakan negara terbesar nomor lima di dunia

dalam jumlah penduduk. Selain itu, Indonesia tergolong ke

dalam ”10 Besar” di dunia dalam luas wilayah dan kekayaan

alam yang dimilikinya. Potensi yang demikian besar

seharusnya menempatkan Indonesia sebagai ”10 Besar” di

dunia pada berbagai bidang ekonomi, teknologi, olah raga,

seni, dan sastra. Dalam bidang ekonomi, yang termasuk ke

dalam ”10 Besar” adalah negara-negara seperti Amerika

Serikat, Kanada, Swedia, Jerman Barat, Jepang, Inggris, dan

beberapa negara Eropa. Dalam bidang teknologi juga

dipegang oleh negara-negrara maju seperti Amerika Serikat,

Jepang, Inggris, Jerman Barat, Rusia, Perancis, Italia, dan lain-

lain. Belanda dan swiss termasuk negara maju, baik ekonomi

maupun teknologinya, walaupun kedua negara tersebut

tergolong kecil ditinjau dari luas wilayah dan jumlah

penduduknya. Jika Indonesia saat ini belum tergolong ke

Page 3: Bab I Kewirausahaan

dalam ”10 Besar” di dunia. Untuk itu haruslah dipelajari

mengapa dan bagaimana suatu bangsa itu dapat maju, dan

mengapa yang lain tidak.

Tantangan bansa Indonesia dewasa ini adalah mengejar

ketinggalan dalam berbagai bidang, terutama bidang

ekonomi, teknologi, pendidikan, pengembangan ilmu dan

teknologi, perdagangan, perhubungan dan komunikasi,

kesehatan, perumahan dan lingkungan hidup serta berbagai

aspek lain yang dapat menopang ketangguhan dan kejayaan

bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa hanya bangsa yang

maju dalam bidang teknologi dan ekonomi serta kuat dalam

bangsa yang maju akan terpandang dan disegani oleh

bangsa-bangsa lain. Sebaliknya, yang miskin di negara yang

lemah dan kacau sering dipandang oleh bangsa lain sebagai

beban objek ”belas kasihan”, Dapatkah Anda menyebutkan

negara dan bangsa mana yang saat ini dipandang kuat dan

disegani, dan mana pula yang dipandang rendah dan sering

dikatakan, ”Oh . . . kasihani!’’?

Tantangan bangasa akan makin terasa pada masa-masa

mendatang karena dunia akan makin ”sempi” dan umat

manusia akan dihadapkan kepada berbagai masalah

keterbatasan seperti kekurangan pangan, sumber energi dan

sumberdaya alam yang makin menipis, masalah kesehatan,

pemukiman dan lingkungan hidup, dan sebagainya. Dalam

situasi dan keadaan yang penuh persaingantersebut hanyalah

bangsa dan negara yang kuat yang akan dapat survive,

sedangkan yang lemah akan ”tersingkir” dan sengsara. Untuk

dapat kuat dan survive, tentulah diperlukan kesungguhan dan

tekad yang tinggi untuk bekerja lebih keras serta diikuti

dengan sikap mental ingin maju.

Page 4: Bab I Kewirausahaan

2. Kualitas manusia, faktor waktu, dan tuntutan

zaman

Jika dikaji sejenak berbagai negara seperti Jepang, Korea

Selatan, India, Nigeria, Jerman Barat, Inggris, Etiopia, Amerika

Serikat, Swedia, Singapura, dan sebagainya, ternyata bahwa

tingkat kemajuan ataupun keterbelakangan suatu negara

bukan karena negara bersangkutan baru ataupun sudah lama

merdeka, bukan pula karena faktor kekayaan alam, luas

wilayah, atau jumlah penduduk yang dimiliki, melainkan lebih

banyak terletak pada mutu atau kualitas manusianya. Coba

kita kaji sebentar negara-negara seperti singapura, Swis,

Jepang, dan Belanda. Kekayaan alam apakah yang mereka

miliki? Berlimpahkah kekayaan alam yang dimiliki?

Jika dikaji lebih lanjut, ternyata bahwa bangsa-bangsa yang

maju itu dapat mencapai kemajuannya berkat kerja keras

dalam berbagai bidang. Anak-anak dan pemuda mereka

dididik dan dipicu untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Mereka dirangsang untukbersaing. Mereka sadar bahwa

sukses dalam kehidupannya nanti sangat ditentukan oleh

hasil belajarnya. Mereka dipacu bersaing bukan hanya dalam

bidang pengetahuan saja, melainkan juga bersaing dalam

berkreasi dan bekerja praktis. Mereka berlomba untuk

mendapat predikat anak rajin, tekun, kreatif, dan bekerja luar

biasa. Mereka umumnya sangat tersinggung jika dikatakan

malas karena malas adalah hal yang paling hina.

Selain itu, bangsa-bangsa yang maju umumnya juga lebih

disiplin. Disiplin adalah faktor utama yang juga ikut

menentukan keberhasilan bangsa-bangsa yang maju.

Seorang karyawan yang terlambat tiba di tempat tugas

Page 5: Bab I Kewirausahaan

sebanyak dua kali dapat dipecat dari perusahaan atau kantor

tempat dia bekerja mencari nafkah. Pemecatan juga dapat

dikenakan kepada seseorang jika dianggap yang

bersangkutan kurang rajin, malas atau nglemer (kurang sigap

atau kurang cekatan). Coba bayangkan jika Anda memiliki

sebuah toko atau restoran yang harus melayani banyak

pelanggan. Pada saat para pelanggan banyak datang,

ternyata pembantu Anda kurang cekatan atau malas

sehingga banyak pelanggan yang jengkel. Apakah Anda akan

membiarkan pembantu Anda berbuat demikian dengan resiko

kehilangan pelanggan? Tentu dia harus ditegur dan jika

memang malas, mengapa tidak diganti dengan yang lebih

rajin dan cekatan?

Dalam masalah kependudukan (demografi) dikenal berbagai

faktor yang penting, antara lain jumlah dan penyebaran

penduduk. Mata pencaharian, strata umur, dan kualitas

penduduk. Pengertian kualitas mencakup pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap mental. Penduduk di negara maju

secara umum relative lebih maju pula sikap mental maju lebih

mapan daripada penduduk negara yang terbelakang. Jadi,

ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu bangsa dengan

tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mental maju

yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Pengetahuan dan

ketrampilan yang tinggi di negara-negara maju adalah hasil

kerja keras dan ketekunan dalam menggali dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, semangat kerja, dan

disiplin yang tinggi.

Kemajuan ilmu dan teknologi serta perdagangan dan

komunikasi di dunia dewasa ini menuntut sikap mental

manusia yang jauh berbeda dengan sikap mental manusia

Page 6: Bab I Kewirausahaan

beberapa abad terdahulu. Sikap lamban, suka menunda,

malas, apatis, dan ceroboh, adalah sikap mental menghambat

yang tidak lagi dapat melayani kegiatan industri,

perdagangan, dan komunikasi modern yang menggunakan

teknologi dan peralatan modern pula. Sikap mental yang

menghambat tersebut benar-benar dapat membahayakan

keselamatan seseorang atau orang lain jika ceroboh

menggunakan peralatan yang memerlukan tingkat ketelitian

dan kecermatan. Penggunaan berbagai bahan kimia dan

tenaga elektris serta tenaga nuklir memerlukan tingkat

ketelitian dabn kecermatan serta kewaspadaan yang tinggi.

Kecerobohan dapat membawa malapetaka yang mengerikan.

Berbagai peralatan modern umumnya juga peka sehingga

kesalahan sedikit saja dalam mengeporasikannya dapat

merusak peralatan tersebut yang umumnya juga mahal

harganya. Jelas bahwa pada masa penuh teknologi canggih ini

dituntut sikap mental yang tinggi pula, terutama dalam

ketelitian dan ketetapan. Semboyan zero mistake atau ”

kesalahan nol” harus benar- benar dapat diwujudkan.

Dengan demikian, jelas bahwa pada zaman ini, dan terutama

pada masa-masa mendatang, diperlukan sikap mental

tettentu, yaitu sikap mental maju agar dapat mengikuti

perkembangan kemajuan yang ada dan tidak tertinggal serta

tertindas oleh bangsa lain yang lebih maju. Sikap mental

menghambat seperti malas, lamban, suka menunda

pekerjaan, ceroboh, ”asal jadi”, culas, iri dan drengki, harus

diubah menjadi sikap mental maju seperti rajin, kerja keras,

sigap, cermat dan teliti, jujur, serta bberjiwa wira.

Faktor waktu untuk masa kini dan terutama untuk masa

mendatang akan sangat menentukan perjalanan seseorang

Page 7: Bab I Kewirausahaan

ataupun suatu bangsa karena hanya mereka yang dapat

menggunakannya secara tepat dan efisien akan dapat survive

dan maju. Perkembangan teknologi dan industri,

perdagangan, komunikasi dan transportasi dewasa ini

menuntut kecekatan dan ketepatan sehingga faktor waktu

benar-benar sangat penting. Keterlambatan tidak hanya akan

menyebabkan ”tertinggal dan terbelakang”, tetapi sering

akan menyebabkan kerugian yang sangat besar yang

berakibat penyesalan. Mengapa tidak berusaha sedikit lebih

cepat untuk menyelesaiakn suatu tugas? Mengapa tidak lebih

cekatan sedikit untuk merebut kesempatan? Bukanlah dunia

penuh persaingan, siapa cepat dia yang akan dapat.

Sesungguhnya faktor waktu telah pula tersurat dan tersirat

dalam Kitab Suci (Al-qur’an surat Al-Ashri) yang menyatakan

bahwa ditinjau dari segi waktu sesungguhnya manusia itu

akan selalu merugi, kecuali mereka beriman. Orang yang

beriman tidak hanya percaya akan adanya Tuhan, tetapi juga

mematuhi perintah dan larangannya. Hal itu berarti

keharusan berbuat yang baik dan membuang sikap mental

yang jelek. Jika dihubungkan dengan faktor waktu, berarti

suatu keharusan bagi setiap orang yang beriman untuk

menggunakan waktu berlalu tanpa berbuata sesuatu adalah

suatu kerugian . Membiarkan waktu berlalu mencirikan

kepribadian malas.

Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya juga

pada waktu yang tepat, yaitu sesaat setelah Jepang bertekuk

lutut sementara Belanda belum lagi sempat kembali ke

Indonesia. Kini dengan memperhitungkan faktor waktu

seharusnya bangsa Indonesia bangkit membangun dan

mengejar ketinggalannya. Untuk dapat sejajar dengan

Page 8: Bab I Kewirausahaan

bangsa-bangsa lain yang telah maju.( negara maju atau

negara industri), diperlukan kerja yang lebih keras dengan

kecepatan melebihi cara kerja di negara maju yang ada.

Tahukah Anda berapa jam rata-rata per hari atau per minggu

siswa atau mahasiswa sibuk belajar tiap hari? Tahukah Anda

berapa jam rata-rata tiap orang bekerja per minggu di negara

maju? Berapa jamkah di sini? Bagaimana pula

keefektifannya?”

Ada orang yang bekerja rata-rata 8 jam sehari, namun yang

diselesaikan hanya sedikit, mungkin karena bermalas-

malasan atau lamban. Sebaliknya, ada orang lain yang dapat

menyelesaikan lebih banyak pekerjaan pada waktu yang

sama. Bangsa Indonesia, jika inggin sejajar dengan bangsa

maju, haruslah bekerja lebih lama dan lebih cepat,. Jika lama

kerja dan kecepatan kerja sama dengan bangsa yang maju

dewasa ini, tidak munkin bangsa Indonesia akan dapat sejajar

dengan mereka (tidak akan terkejar). Apalagi kalau lama

kerja dan kecekatannya lebih rendah dari mereka yang maju.

Hal ini berlaku juga dalam dunia olah raga, ilmu pengetahuan,

industri, dan sebagainya. Hendaknya selalu ingat bahwa

mereka pun terus berlatih, bekerja, dan mencariterobosan

baru sementara kita berusaha untuk mengejar ketinggalan,.

Hanya dengan ketekunan, kerja keras, kecepatan, dan

kecermatan yang lebih tinggi akan dapat dikejar ketinggalan

dan keterbelakanagn yang di derita. Tanpa itu hanyalah

lamunan saja yang akan diperoleh.

Program pembangunan nasional yang tertuang dalam GBHN

jelas mencantumkan sal;ah satu arah pembanguan menuju

industrialisasi yang ditopang oleh pertanian yang t5angguh.

Untuk dapat menjadi negara industri yang kuat, sikap mental

Page 9: Bab I Kewirausahaan

bangsa harus pula diubah sesuai dengan sikap mental yang

dituntut oleh industri, terutama sikap mental berdisiplin,

sigap dan cekatan, dan cermat. Sikap mental alon-alon asal

kelakon tidak lagi sesuai untuk tujuan tersebut. Teknologi

baru dalam industri memerlukan kecermatan, kegesitan, dan

ketepatan, sehingga sikap malas, ceroboh, dan menunda

pekerjaan tidak akan dapat melayani perlengkapan modern

yang kian hari kian canggih dan serba cepat, namun semakin

pelik dan sensitive.

Selain itu, masalah dan tantangan akan makin banyak pula.

Jika penangannya lambat, maka masalah yang dihadapi akan

makin bertumpuk. Masalh yang bertumpuk akan

menyebabkan kewalahan dan pada akhirnya tidak dapat

diselesaikan dengan baik. Itulah sebabnya setip pekerjaan

haruslah segera digarap dan jangan di tunda . Ingat,

”Don’tput off’till tomorrow what yao can do today”. ( Jangan

tangguhkan sampai esok apa yang dapat Anda lakukan hari

ini.)

Lebih lanjut, jika dikaji tentang sikap mental berbagai bangsa

yang maju seperti Jepang, Inggris, Jerman, Amerika Seikat,

dan bangsa-bangasa lainnya., terlihat adanya persammaan,

yaitu sikap mental dan semangat kerja tinggi dalam

berkompetisi dan berprestasi demi kemakmuran dan

kejayaan bangsa serta negaranya. Bangsa Jepang terkenal

rajin, patuh, dan bekerja keras serta memelihara jiwa ksatria

yang ditunjukkan oleh sebagian besar pemimpinya. Seorang

pemimpin perusahaan ataupun perintahan sering secara

terbuka menyatakan di bertanggung jawab, atau secar

sukarela menguindurkan diri jika terjadi sesuatu yang tidak

beres pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Namun,

Page 10: Bab I Kewirausahaan

kunci keberhasilan mereka bukanlah hanya oleh sikap wira

dan ksatria itu sajua, tetapi oleh sikap mental lain yang juga

positif, termasuk semua unsure yang terlibat, termasuk

tatanan ekonomi dan hokum, daya inisiatif dan kreatifitas,

tingkat produktivitas, dan sebagainya.

3. Sikap mental wiraswasta

Dalam tuntunan agama dan juga dalam berbagai tuntunan

kehidupan bermasyarakat jelas disebutkan perlunya sikap

mental wira dan ksatria yang meliputi keteladanan,

keluhuran, keberanian, penuh tanggung jawab, lebih

mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan

sendiri, jujur, dan berjiwa besar. Selanjutnya setiap insane

juga dituntut untuk menyelaraskan, menyeimbangkan, dan

menyerasikan hidupnya di dunia ini dengan lingkunganya.

Setiap oreang juga dituntut untuk minimal dapat menghidupi

dirinya dan keluarganya, kemudian masyarakat sekitarnya,

dan pada akhirnya menolong bangsa dan umat manusia.

Dalam kaitan inilah peran sikap mental wiraswasta diperlukan

untuk dapat menghadapi tantangan dunia yang semakin

penuh persaingan.

Selama ini pendidikan formal yang dibrikan di sekolah sejak

sekolah dasar sampai perguruan tinggi ternyata lebih banyak

menekankan segi pengetahuan dan sebagian ketrampilan,

sedangkan pendidikan sikap mental yang sebenarnya selalu

tercantum dalam setiap kurikulum pendidikan masih sangat

sedikit diberikan. Pendidikan sikap mental yang diterima oleh

seseorang melalui jalur pendidikan formal umumnya masih

lebih banyak bersifat ”ikutan” pada beberapa mata pelajaran

tertentu, dan belum secara khusus digarap. Pendidikan sikap

Page 11: Bab I Kewirausahaan

mental seseorang masih lebih banyak diperoleh melalui jalur

pendidikan informal ataupun noformal. Tentu saja hasil

pendidikan sikap mental yang demikian akan lebih banyak

bersifat tradisonal, dan mungkin tidak mengena untuk

peningkatan sikap mental maju yang sangat diperlukan

dalam era pembanguan bangsa dan negara.

Kemajuan suatu bangsa di masa mendatang sangat

bergatung pada mutu pendidikan generasi muda saat ini.

Kiranya sulit bagi seseorang atau suatu bangsa untuk dapat

maju jika mereka tidak belajar dengan sungguh-sungguh

untuk meningkatkan mutu sikap mental, ketrampilan, dan

pengetahuannya.

Kewiraswastaan adalah salah satu upaya untuk menghimpun

secara lebih sistematis berbagai aspek untuk memperkaya

pengetahuan dan kesadaran tentang sikap mental yang

diharapkan berguna bagi pembangunan karakter bangsa

(national character building). Pengetahuan tentang

kewiraswataan diharapkan dapat membantu seseorang dan

masyarakat menghadapi hidup dan kehidupan yang penuh

tantangan menuju hidup dan kehidupan yang lebih baik dan

terhormat. Untuk itu perlu sdikembangkan dan dipupuk sikap

mental maju, dansekaligus mengikis sikap mental yang

menghambat. Pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

sikap mental wiraswasta diharapkan dapat mengembangkan

sikap mental seseorang, masyarakat, dan bangsa, sehinnga

memungkinkan dia dan masyarakat serta bangsa, sehinnga

memu7ngkinkan dia dan masyrakat serta bangsa yang

bersangkuatan maju dan terpandang karena mampu

mengankat derajat kehidupannya.

Page 12: Bab I Kewirausahaan

Pengembangan kewiraswataan seyogyanya mengarah

kepada tuntunan hidup yang wajib dijalankan oleh setiap

orang. Bagaimana seseorang akan mampu menolong orang

lain jika dia sendiri tidak mampu ”menompang” hidupnya?

Nasib seseorang atau suatu kaum itu tidak akan berubah

menjadi lebih baik jika yang bersangkutan atau kaum

tersebut tidak berusaha untuk memperbaikinya. Oleh karena

itu, setiap orang harus berusaha agar dapat beribadat dan

hidup secara layak. Doa memiliki kekuatan yangbesar, namun

potensi yang besar itu sulit terwujud jika tidak diikuti oleh

perbuatan nyata.

1.2 ARTI DAN UNSUR-UNSUR PENTING

WIRASWASTA

“ Dalam zaman pembangunan ini ada beber- rapa unsur yang perlu dikembangkan pada generasi muda, yakni ras percaya pada diri sendiri,profesionalisme, kewiraswastaan- dan kreativitas . . . . .

1. Arti wiraswasta

Istilah “wiraswasta” relative masih baru. Istilah itu mulai

ramai dibicarakan sekitar tahun tujuh puluhan, yaitu pada

awal bangsa Indonesia secara sungguh-sungguh membangun

Page 13: Bab I Kewirausahaan

kembali perekonomian nasionalnya secara bertahap melalui

program pelita. Dr. Suparman Sumahamawijayaadalah salah

seorang tokoh yang mempopulerkan istilah kewiraswastaan,

dan dalam bukunya yang berjudul Membina Sikap Mental

Wirausaha Membina Sikap Mental Wiraswasta disebutkan arti

wiraswasta yang terdiri dari :

wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan

swa = sendiri

sta = berdiri

swasta = berdiri di atas kaki sendiri = berdiri atas

kemampuan sendiri.

Selanjutnya disebutkan, wiraswasta = sifat-sifat keberanian,

keutamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko yang

bersumber pada kemampuan sendiri. Dalam hal ini

pengertian wiraswasta bukanlah teladan dalam usaha”(kini

lebih popular dengan istilah “swasta”), melainkan adalah

sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dan

semangat yang bersumber dari kekuatan sendiri, dari

seseorang pendekar kemajuan, baik dalam kekaryaan

pemerintahan maupun dalam kegiatan apa saja di luar

pemerintahan dalam arti positif yang menjadi pangkal

keberhasilan seseorang (Sumahamaijaya, 1980). Dengan

demikian, wiraswasta juga mencakup semua aspek pekerjaan

termasuk karyawan pemerintahan, koperasi, badan usaha

milik negara (BUMN), petani, warga, angkatan bersenjata, dan

sebagainya. Oleh karena itu pernah orang menyarankan

untuk menggunakan istilah ”wirakarya” yang mencakup

lingkup pengertian tersebut, sedangkan pengertian

”wiraswasta” hanya diperuntukan bagi lingkup usaha swasta.

Apa pun istilah yang digunakan, aspek kemandirian dan wira

Page 14: Bab I Kewirausahaan

merupakan aspek yang khas dan penting dalam

kewiraswastaan.

Istilah ”swasta” sebagai pengganti istilah ”partikelir” atau

private telah ada dan dikenal sebelum istilah wiraswasta ada,

sehinga kurang tepat jika istilah wiraswasta hanya dikaitkan

atau diasosiasikan dengan pengertian ”usaha swasta”.

Pengertian swasta dari kata private sebenarnya mencakup

pengertian”segala sesuatu yang bersifat tidak terbuka untuk

umum atau tidak diawasi secara langsung oleh pemerintah”

( kamus Webster, 1967). Di Malaysia dan Singapura,

perusahaan yang semula bertanda Pte (Private) kemudiam

diganti dengan istilah setempat (bahasa Melayu), yaitu Sdn

( Sendirian).

Di Indonesia ada berbagai jenis atau bentuk perusahaan,

antara lain PT (Perseroan Terbatas), Fa (Firma), CV atau PK

( Perseroan Komanditer), PN (perusahaan Negara), perum

(Perusahaan Umum), dan sebagainya. Istilah swasta untuk

padanan kata private bagi Indonesia tidak harus sama

dengan pengertian yang dianut oleh negara-negara Barat

mengingat kondisi sosial ekonomi dan falsafah negara

masing-masing yang berbeda.

Syis dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Wiraswasta

memberikan pergertian istilah wiraswasta yang tidak jauh

berbeda dengan yang dikemukakan oleh suparman.

Dinyatakan wiraswasta sebagai ”suatu kepribadian unggul

yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang

patut diteladani, karena atas dasar kemampuan sendiri dapat

melahirkan suatu sumbangsih karya untuk kemajuan

kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan”,

selanjutnya dinyatakan bahwa seorang wiraswasta atau

Page 15: Bab I Kewirausahaan

wiraswastawan adalah pejuang kemajuan, mengutamakan

berkarya dalam bidang pekerjaan, baik di sektor

pemerintahan ataupun swasta, bersumber pada kemampuan

sendiri, didorong oleh inisiatif untuk mewujudkan

kesejahteraan keluarga, lingkungan, dan bangsanya.

Dari berbagai pandangan tersebut terlihat adanya

kecendrungan untuk mengaitkan arti usaha swasta dengan

sikap mental wira dalam istilah wiraswasta. Pengertian

wiraswasta seharusnya memang merupakan sintesis

(penggabungan) dari pengertian wira” dan ”swasta”. Istilah

”wira” lebih mencirikan sikap mental ksatria sehingga

tercakup sikap mental mulia dan agung, berbudi luhur,

berjiwa besar, jujur, pemberani tetapi pemurah hati, dan

penuh keteladanan. Namun, pengertian wira belum

mencakup pengertian kemampuan untuk dapat ”berdiri

sendiri”, terutama untuk dapat memperoleh nafkah dan

kebutuhan hidup pada zaman modern ini. Sebaliknya istilah

”swasta” lebih memberikan pengertian tentang atau asosiasi

dengan kemampuan untuk berusaha mandiri dalam bidang

ekonomi. Seseorang yang menonjol dalam kewiraaanya dapat

saja melarat dan serba bergantung dalam segi materi.

Sebaliknya, seseorang yang menonjol dalam aspek swastanya

(kaya dan serba kecukupan), mungkin saja mental wiraswasta

yang tinggi adalah gambaran orang yang ideal karena

kemampuannya untuk dapat mewujudkan kepribadian wira

dalam kehidupan yang sukses dalam pemenuhan kebutuhan

lahir dan batin, seimbang, selaras dan serasi, baik dalam segi

moral spiritual maupun dalam aspek kehidupan lainnya.

Kewiraswastaan banyak menekankan segi kemampuan untuk

berdiri sendiri. Pengertian ”berdiri sendiri” hendaknya

Page 16: Bab I Kewirausahaan

ditafsirkan secara kritis dan dinamis, bukan dalam arti harus

bekerja seorang diri tanpa berhubungan atau bekerja sama

dengan siapapun. Justru kondisi sosial dan ekonomi dewasa

ini menuntut adanya kerja sama dan interaksi yang erat

antara pemimpin dengan yang dipimpin, anrtara seseorang

dengan masyarakat antara satu perusahaan dengan

perusahaan yang lain, antara manajer dengan bawahan,

antara sesame karyawan, petani, pedagang, dan sebagainya.

Dalam dunia modern sekarang ini kiranya sulit melakukan

atau mewujudkan sesuatu yang besar secara efisien jika

hanya dilakukan seorang diri. Dalam dunia perdagangan, dan

juga dalam berbagai kegiatan sosial dan ekonomi lainnya,

selalu ada dua pihak atau lebih yang saling berkepentingan.

Coba bayangkan bagaiamana Anda akan bermain bulu

tangkis, tennis, tennis meja, sepak bola, bola voli, atau sepak

takraw jika seseorang diri saja. Mungkinkah Anda dapat

menjalankan suatu perusahaan besar secara lancer dan

efisien seorang diri tanpa dibantu stf karyawan lain yang

menangani produksi, pemasaran, dan lain-laian pekerjaan?

Pengertian ”berdiri sendiri” bukan pula berarti suatu sikap

menyendiri atau tertutup. Pengertian ”berdiri sendiri” yang

memang sangat diperlukan untuk dapat mengatasi berbagai

tantangan hidup. Kepercayaan diri menunjukkan kemampuan

dan tekad dalam menghadapi kehidupan. Kepercayaan diri

bahkan merupakan faktor penting dalam meraih sukses, dan

setiap sukses yang diperoleh akan mempertebal kepercayaan

diri yang bersangkutan. Hanya dengan bekal kepercayaan diri

yang kuat seseorang atau suatu masyarakat dan bahkan

suatu bangsa akan mampu survive dalam menghadapi

Page 17: Bab I Kewirausahaan

tantangan yang penuh persaingan dan pergolakan serta

serba tidak pasti.

Generasi mendatang akan lebih berat menhadapi masalah

dunia yang makin besar dan kompleks serta penuh

persaingan. Masalah kekurangan pangan, kesehatan, air

bersih dan air untuk pertanian, lahan untuk pemukiman yang

kian sempit, persediaan sumber alam tak pulih kembali (non

renewable resources) yang makin langka, persaingan dalam

industri danperdagangan, masalah energi dan terutama

masalah lapangan kerja, adalah masalah yang makin gawat

yang harus dihadapi dewasa ini, dan lebih-lebih lagi pada

masa mendatang. Bagaimana cara menghadapi masalah dan

tantangan tersebut agar dapat survive? Beberapa ahli

sependapat bahwa tidak ada satu cara pun yang dapat

mengatasi masalah tersebut kecuali kepercayaan diri yang

tinggi yang harus dimiliki oleh setiap indi8vidu. Jadi,

kepercayaan diri seyogyanya merupakan inti dalam

pengembangan wiraswasta.

1. Unsur wiraswasta

Wiraswasta sesungguhnya mencakup beberapa unsur

penting yang satu dengan lainnya saling terkait dan tidak

terlepas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1) unsur pengetahuan

2) unsur ketrampilan

3) unsur sikap

4) unsur kewaspadaan

Unsur pengetahuan atau unsure kognitif mencirikan tingkat

penalaran (reasoning) yang dimiliki oleh seorang, yaitu

tingkat kemampuan berfikir seseorang yang umumnya lebih

Page 18: Bab I Kewirausahaan

banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik

pendidikan formal maupun bukan. Makin tinggi dan makin

luas pendidikan yang diperoleh, maka makin tinggi dan luas

pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang dapat

juga berkembang dari hasil ”belajar sendiri” atau self-study.

Beberapa tokoh terkenal seperti Thomas Edison, penemu

lampu listrik, dan tokoh nasional seperti K.H. Achmad Hasyim

dan Adam Malik, adalah contoh orang yang dapat maju

berkat”belajar sendiri”.

Seseorang mungkin saja mempunyai pengetahuan yang luas,

dalam arti di mengetahui berbagai jenis pengetahuan, tetapi

tidak mendalam sehingga sering disebut sebagai ”generalis”.

Sebalinya, ada pula orang sangat ahli untuk satu bidang ilmu

lainnya. Seseorang yang ahli untuk satu bidang pengetahuan

dikenal sebagai pakar yang khusus pula. Sebaliknya, pada

dunia usaha yang kompleks diperlukan sauatu kemampuan

komprehensif untuk mengatasinya. Umunya para pengusaha

atau eksekutif dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang

relative luas walaupun kurang mendalam. Penyelesaian

masal;ah muskil (kecil namun sulit) haruslah oleh ahlinya,

yaitu orang yang berpengetahuan mendalam.

Banyak membaca, mendengarkan radio, ceramah dan pidato,

menonton tevisi, berdiskusi, mengikuti pendidikan formal,

dan sebagainya, akan menambah pengetahuan seseorang.

Mereka yang ingin maju dan tidak ingin tertinggalharuslah

tiap hari menambah pengetahuannya. Tiap hari selalu terjadi

perubahan dan kemajuan.Ilmu dan teknologi terus

berkembang, dan tiap hari terjadi perubahan nilai volume,

dan jenis barang yang diperdgangkan, harganya, dan bahkan

Page 19: Bab I Kewirausahaan

kadang-kadang peraturannya. Itu semua harus terus diikuti

agar dapat survive.

Dalam banyak hal, pengetahuan saja tidaklah dapat

mengatasi masalah. Berenang, menulis, menggambar, dan

yang sejenis, tidak mungkin dilaksanakan hanya dengan

mengetahui saja. Pekerjaan tersebut memerlukan

ketrampilan. Pendidikan formal dewasa ini umunya lebih

banyak memberikan pengetahuan (teori) dari pada prkatek

sehingga ketrampilan siswa umumnya rendah. Mereka lebih

”pandai omong” dari pada ”bekerja”. Oleh karena itu,

disapiang pengetahuan, perlu juga ketrampilan.

Ketrampilan atau unsure psikomotorik lebih berasosiasi pada

kerja fisik anggota badan, terutama tangan, kaki, dan mulut

(suara) untuk bekerja dan bekarnya. Unsur ketrampilan

seseorang umumnya banyak diperoleh melalui latihan dan

pengalaman kerja nyata. Tingkat ketrampilan seseorang akan

makin tinggi karena adanya ulangan kerja. Seseorang yang

telah bekerja atau mengerjakan suatu pekerjaaan yang

relative lebih mahir daripada orang lain yang baru dan belum

berpengalaman. Tingkat ketrampilan seseorang banyak

ditentukan oleh pengalaman yang pernah diperolehnya.

Mereka yang berpengalaman tentulah relative lebih trampil

dalam arti dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih

lancer, tertib, sedikit atau tnpa kesalahan dan secara umum

lebih baik. Itulah sebabnya tenaga berpengalaman lebih

banyak dicari daripada yang belum pengalaman jika dia tidak

diberi kunci utama untuk memperoleh keterampilan yang

tinggi.

Ketrampilan tidak hanya mencakup hasil kerja tangan dan

kaki seperti ketrampilan mengendarai mobil, mengetik,

Page 20: Bab I Kewirausahaan

melukis, menjahit, mengelas, dan yang sejenisnya, tetapi

juga ketrampilan yang berupa audiovisual seperti menyanyi,

menari, beraksi (acting), berpidato, dan

sebagainya.Seseorang juga dikatakan terampil jika dia pandai

bicara atau pandai menyanyi, menari, atau pandai

memainkan berbagai alat musik. Ketrampilan yang tidak

kalah penting dan bahkan mungkin yang terpenting untuk

dikuasai oleh setiap orang yang ingin maju pada zaman

sekarang dan mrndatang adalah ketrampilan menulis. Tentu

saja ketrampilan menulis mutlak diperlukan oleh setiap orang

yang berprofesi sebagai wartawan, pengarang, peneliti,

pendidik, dan laian-laian yang sejenis.

Tingkat ketrampilan yang mencirikan seberapa jauh

kemampuan seseorang dalam menggunakan tangan, kaki,

suara, pandangan, lidah, untuk uji cicip (taste testing),

pendengaran atau gerakan badan, juga mencirikan seberapa

jauh profesionalnya. Ketrampilan memang merupakan suatu

profesi. Dengan menguasai suatu keahlian tertentu,

seseorang dapat menjadi profesioal, misalnya seperti ahli

tembakau (ketrampilan meraba dan merasakan konsistensi

serta menhidu daun tembakau), ahli cicip the, ahli penguji

minyak wangi, aktor, ahli pantonim, juru gambar, pelukis,

penyanyi, pembawa acara atau MC (master of ceremony),

dan sebagainya. Perusahaan ketrampilan yang baik bagi yang

bersangkuatan, selain juga memberikan ketrampilan yang

baik bagi yang bersangkuatan, selain juga memberikan

kepercayaan diri yang tinggi.

Oleh karena itu, seseorang perlu menguasai satu atau

beberapa ketrampilan tertentu untuk memudahakan dan

memperlancar berbgai tugas yang harus dijalani dan

Page 21: Bab I Kewirausahaan

diselesaiakannya. Hilangkan rasa enggan dan malas.

Gunakanlah raga Anda, terutama tangan sebagai karunia

Tuhan dengan sebaik-baiknya demi kehidupan yang lebih

baik.

Unsur sikap mental lebih mencirikan respons, tanggapan,

atau tingkah laku seseorang jika dihadapkan pada suatu

situasi tertentu. Sikap mental lebih menggambarkan reaksi

sikap dan mental seseorang jika yang bersangkuatan

menghadapi suatu pekerjaan. Dia mungkin akan meneriamya

dengan senag hati, menerimanya denga berat hati, atau

menolak, atau acuh tak acuh saja. Juka di meneriama

pekerjaan itu, mungkin juga menagguhkan dulu

pelaksanaannya atau dilaksaanakan dengan santai dan

lambat-lambat. Sewaktu bekerja melaksanakan pekerjaan

tersebut, dia mungkin bergairah melekukanya, atau di

bekerja dengan penuh keeganan. Dia mungkin melakuaknnya

dengan sungguh-sungguh, cermat dan cepat, atau

melaksanakannya dengan ”asal kerja”, ceroboh, menunda-

nunda, dan bermalas-malasan.

Tingkah laku yang ditunjukkan seseorang dalam

menghadapai situasi(pekerjaan) tersebut banyak mencirikan

sikap mentalnya.Bagaimana seseorang akan mernjawab

suatu pertanyaan atau melksanakan suatu perintah atau

tugas yang diberikan kepadanya, akan dapt menggambarkan

sikap mentanya. Rasa tanggung jawab, nkejujuran,

ketegasan, keberanian untuk mengambil tindakan, inisiatif,

dan bergbagai tindakan lainnya, juga dapat menggambarkan

sikap mental seseorang walaupun hanya secara lahirinyah

saja. Sikap mental seseorang walaupun hanya secara

lahirintyah saja. Beberapa orang menanyakan perbedaan

Page 22: Bab I Kewirausahaan

pengertian anatara sikap mental dan kepribadian seseorang.

Kepribadian seseorang relative lebih banyak menyangkut dan

menggambarkan watak seseorang atau sikap mental yang

relative mantap dan tetap, sedangkan pengertian sikap

mental dalam kewirastaan lebih bersifat dinamis.

Bagi Indonesia pengembangan sikap mental inilah yang

paling penting untuk dapat melaksanakan pembangunan

dengan lebih baik. Setiap orang dituntut untuk dapat

mengubah sikap mentalnya menjadi sikap mental maju sesuai

dengan tuntutan dan tantangan pembangunan dewasa ini

dan untuk masa mendatang. Hanya dengan perubahan sikap

mental panutan (pemimpin) kurang baik, maka akibatnya

pada raknyat pun akan tidak baik juga. Dengan demikian,

sikap mental para pemimpin bangsa merupakan kunci

keberhasilan pembangunan.

Para pemimpin dituntut untuk memiliki sikap wira dan

ksatria selain haryus memiliki juga daya inisiatif dan

kreativitas yang tinggi. Sikap wira seorang pemimoin anatara

lain dicirikan oleh seberapa jauh dia tidak mementingkan diri

sendiri, secara jujur mau mengakui kesalahan jika berbuat

salah mau berkorban demi kebaiakn orang banyak, mau

mendengar ”jeritan bawahan”, dan seberapa jauh berani

menindak staf pembantunya jika memang berbuat tidak baik

dan merigikan sebagian besar rakyat atau keryawan yang

lain.

Unsur kewaspadaan dalam dunia usaha(bisnis)

memegang peranan yang penting karena keberhasilan,

bahkan hidup matinya suatu perusahaan, sering ditentukan

oleh ketepatan prakiraan tentang apa yang akan terjadi dan

tindakan apa yang harus dilakukan. Dfewasa ini unsure

Page 23: Bab I Kewirausahaan

prakiraan dan perencanaan telah merupakan sesuatu yang

tidak terpisahkan pada setiap perusahaan, terutama dalam

perencanaan produksi dan pemasaran. Setiap tahun atau

pada periode tertentu perusahaan perlu mengadakan

aanalisis pasar untuk melihat apa yang sedang berjalan,

bagaimana tendensi atau kecenderungan yang ada, apa yang

mungkin terjadi, bagaimana permintaan pasar, siapa saja

yang telah dan akan menjadi saingan usaha, dan sebagainya.

Page 24: Bab I Kewirausahaan

1.3 PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI

“Untuk menghadapi dunia masa mendatang yang penuh keterbatasan, persaingan, dan pergolakan, hanya ada satu jawaban bagi generasi mendatang agar dapat”Survive”, yaitu mempertebal kepercayaan diri.”

1. Tugas dan kepercayaan diri

Kepercayaan diri atau selfconfidence merupakan sauatu

paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi

suatu tugas atau sikap dan keyakinan seseorang dalam

menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. Dalam praktek,

kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan keyakinan

untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas

atau pekerjaan yang harus dihadapi. Kepercayaan diri hanya

dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dalam bentuk

kemantapan hati menghadapi tugas yang harus dilakukan.

Seberapa jauh hatinya mantap dan yakin dapat melakukan

suatu pekerjaan akan menandai seberapa jauh kepercayaan

dirinya dalam tugas tersebut.

Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan

bersifat sangat relative, baik antara seseorang dengan orang

lain ataupun pada seseorang tetapi beda tugas atau

pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang mungkin mempunyai

Page 25: Bab I Kewirausahaan

kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu

pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil, tetapi

kepercayaan dirinya mungkin akan hilang jika dia dipaksa

untuk menerbangakan sebuah pesawat jet tempur. Seseorang

mungkin mempunyai kepercayaan dirinya berkurang jika dia

harus menyampaikannya secara lisan di hadapan suatu

seminar. Sebaliknya, ada juga orang yang mempunyai

kepercayaan diri yang mantap jika berpidato, namun sering

mengalami kesulitan atau bimbang dan ragu jika harus

menulis suatu teks pidato.

Kepercayaan diri juga bersifat dinamis. Seseorang yang

semula mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk

mengendarai mobil, kepercayaan dirinya kemudian berkurang

karena makin tua atau setelah mengalami suatu kecelakaan

lalu lintas. Usia atau kondisi kesehatan seseorang dapat

mempengaruhi tingkat kepercayaan diri yang bersangkutan.

Secara umum orang yang makin tua, terutama yang telah

melewati setengah umur, makin berkurang kepercayaan

dirinya dalam kegiatan yang bersifat keterampilan fisik

seperti mengendarai mobil, meniti, melompat, memnjat, dan

kegiatan lain yang sejenis. Namun sebaliknya, usia yang

makin lanjut makin memberi kepercayaan diri yang tinggi

untuk mengatasi berbagai masalah nonfisik walupun mungkin

relative kompleks. Hal ini mungkin disebabkan oleh

pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanya yang

relative lebih matang dalam menhadapi berbagai

permasalahan dan cobaan pada masa yang lalu.

2. Sukses dan kegagalan

Page 26: Bab I Kewirausahaan

Pengikisan atau pertambahan diri yang dimiliki seseorang

bergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor yang

penting dan mempengaruhi peningkatan atau pengurangan

kepercayaan diri seseorang adalah kegagalan atau

keberhasilan dalam melksanakan dan menyelesaiakan suatu

tugas atau pekerjaan. Kegagalan yang berulang dan beruntun

dapat mengurangi kepercayaan diri yang bersangkuatan, dan

sebalinya keprcayaan dir seseorang akan semakin meningkat

apabila dia sering berhasil atau sukses dalam melaksanakan

pekerjaanya. Pada setisp keberhasilan dalam menyelesaiakn

suatu pekerjaan selalu terselip ras puas dan bangga yang

menumbuhkan kepercayaan diri. Sebaliknya, setiap

kegagalan menimbulkan kekecewaan dan perasaan kecil hati

atau down yang jika berulang lagi dapat menimbulkan

frustasi yang mengarah kepada semakin berkurangynya

kepercayaan terhadap kemampuan diri dalam menyelesaikan

pekerjaan itu.

Tingkat kemungkinan gagal atau sukses dalkam

melaksanakan dan meyelesaikan sesuatu pekerjaan banyak

ditentukan oleh tingkat kemudahan atau kesulitan pekerjaan

yang bersangkutan dan oleh tingkat kemampuan seseorang.

Makin sulit suatu pekerjaan yang harus diselesaiakan, maka

makin besar pula kemungkinan gagal. Namun, jika pekerjaan

yang sulit itu dapat diselesaiakna dengan baik(sukses), maka

makin tebal pula kepercayaan dirinya. Makin sulit pekerjaan

yang harus diselesaiakn, makin diperlukan kepercayaan diri

yang tinngi.

Untuk meningkatkan keprcayaan diri, seseorang harus

berusaha sebanyak dan sesering mungkin membuat sukses.

Untuk itu seyogyanya seseorang melatih diri secara bertahap

Page 27: Bab I Kewirausahaan

utnutk menhindari kegagalan. Tingkat kesulitan yang

dihadapi hendaknya tidak melonjak dalam arti terlalu jauh

dari kemampuan. Kemampuan dan keprcayaan diri memang

saling berkaitan. Seseorang akan mampu menyelesaiakn

suatu pekerjaan yang sulit ap[abila dia pernah menyelesaiakn

pekerjaaan serupa dengan tingkat kesulitan yang sanma atau

hamper sama. Kepercayaan diri seseorang akan makin tinggi

jika setapak demi setapak did dapat menyelesaiakn pekerjaan

yang tingkat kesulitanya makin bertambah. Dengan cara

pengembangan kemampuan menyelesaikan pekerjaan dari

yang relative mudah sampai yang relative sulit, kepercayaan

dirinya dapat dikembangkan pula. Pada waktu yang

bersamaam kemampuannya juga makin meningkat karena

terlatih secara teratur.

3. Kemampuan dan kepercayaan

Untuk mencegah, menghindar, atau mengurangi

kemungkinan erosi atau pengikisan terhadap keprcayaan diri,

maka seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau cara

menyelesaikan pekerjaaan yang dihadapinya agar tidak

melampaui batas kemampuannya. Janganlah terlalu bernafsu

untuk melakuakn ”loncatan jauh” dalam waktu singakat

apabila kondisi dan kemampuan ataupun pengalamannya

berada di luar batas yang mungkin dapat doicapainya. Hal ini

hendaknya jangan ditafsirkan sebagai sesuatu untuk

menakuti (discourage) seseorang yang begairah dan

berambisi untuk mencapai sukses yang besar. Tentu saja

ambisi dan semangat yang menggelora sanagt diperlukan

untuk mencapai suatu sukses, namun ukluran kemampuan

Page 28: Bab I Kewirausahaan

seseorang banyak ditentukan oleh latihan dan

pengembangan diri melalui pengalaman.

“ Lompatan jauh” hanya akan dapat tercapai melalui latihan

dankerja keras secara sistimatis. Ibarat orang ingin

menggugurkan sebuah bangunan besar, dia dapat memilih

dengan cara sekali pukul atau secara bertahap sedikit demi

sedikit. Cara pertama relative singkat, namun memerlukan

upaya, tenaga, dan dana yang sangat besar. Hanya mereka

yang mempunyai kemampuan sangat tinggi dalam arti

teknologi, pengalaman, tenaga, dan dan dapat melakukan

pekerjaan besar iti pun sesungguhnya juga hasil dari suatu

perjalanan yang panjang pula. Cara kedua memang lebih

lama., namun relative lebih ”ringan” karena upaya, tenaga,

dan dana yang diperlukan untuk setiap tahapan pekerjaan

relative kecil. Cara kedua ini memberikan kemungkinan

berhasil lebih besar, terutama bagi mereka yang belum

mampu atau belum developed.

Kepercayaan diri seseorang banyak ditentukan oleh

kemampaun untuk memulai, melaksanakan, dan

menyelesaiakan suatu pekerjaan dengan baiak dalam arti

baik perencanaannya, sistematikanya, teknis pelaksanaanya,

efisiensi waktu, biaya, dan tenaga, serta baik hasil akhir yang

diperoleh. Jika seseorang dapat memulai, melaksanakan, dan

menyelesaiakan suatu pekerjaan dengan tertib, cekatan,

mantap, dan lancer, maka hal itu menunjukkan bahwa dia

dapat mengerjakan pekerjaan tersebut dengan penuh

kepercayaan diri. Selain itu, faktor ketenangan, ketekunan,

dan kegairahan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, secara

langsung atau pun tidak, dapat menunjukkan kepoercayaan

diri seseorang. Kepercayaan diri yang kurang atau yang labil

Page 29: Bab I Kewirausahaan

dapat menyebabakan cara kerja canggung, tersendat-sendat,

acak-acakan, dan hasilnya tentu saja kurang baik dan tidak

memuaskan.

Kepercayaan orang yang dalam waktu relative singkat

telah mampu menguasai suatu pekerjaan, ada pula yang

memerlukan waktu lebih lama untuk pekerjaan yang sama.

Hal ini berlaku juga untuk berbagai kegiatan dalam kehidupan

sehari-hari seperti memahami pengetahuan kimia, biologi,

dan fisika pada proses belajar ;paham dan terampil dalam

berdagang ; terampil dan cekatan dalam mereparasi

mobil;mahir dalam bidang computer; mahir memainkan biola

dan alat musik lainnya, berenang, maian badminton dan

sebagainya.

4. Sikap mental dan Kepercayaan

Optimisme dan keberanian mengambil resiko dalam

menghadapi suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh

kepercayaan diri yang ada. Optimisme dan keberanian yang

melampaui batas kemampuan sering disebut over optimistic,

terlalu berani, atau nekat. Tentu saja dalam hal yang terlalu

atau lewat batas tersebut kemungkinan berhasilnya kecil.

Oleh sebab itu, sebaiknya optimisme dan keberanian

mengambil resiko didasarkan atas perhitungan yang benar-

benar matang dan disesuaikan dengan tingkat kepercayaan

diri yang tinggi pula dapat membuahkan sukses yang besar,

minimal jika kurang berhasil, hanya akan merugi sedikit.

Tingkat kemandirian atau kemampuan untuk

”bantuan“orang lain. Kemandirianya terutama dalam segi

inisiatif dan kemampuan untuk dapat menolong dirinya

sendiri dari masalah yang dihadapai. Tentu saja kepercayaan

Page 30: Bab I Kewirausahaan

diri yang tinggi yang dapat mengangkat tingkat kemandiriian

seseorang adalah hasil kerja keras yang sistematis selama

beberapa minggu, bulan, bahkan beberapa tahun dengan

tekun.

Kepercayaan diri secara langsung atau tidak langsung,

baik disadari atau tidak, akan mempengaruhi sikap mental

seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,

ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan kerja, karya,

dan sebagainya, banyak dipengaruhi oleh tingkat

kepercayaan diri seseorang membaur dengan pengetahuan,

ketrampilan, serta kewaspadaannya. Kepercayaan diri

merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa

dan karya seseorang. Sebaliknya, setiap karaya yang

dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan

kepercayaan diri. Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja, dan

ketekunan akan banyak mendorong seseorang unutk

mencapai karya yang memberikan minimal kepuasan batin.

Hal itu tentu saja makin mempertebal keyakinan dirinya.

5. Unsur Keimanan

Kepercayaan diri akan menambah keberanian dalam

mengerjakan sesuatu karena adanya keyakinan bahwa dia

mampu memulai, melaksanakan, dan menyelesaikannya

berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

yang telah diperolehnya selama ini. Keyakinan dan

keberanian yang saling berkaitan dengamn kepercayaan diri

seseorang dapat juga tumbuh karena keimanan.

Keyakinan bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih, Penyayang,

Pengampun, dan Maha Penolong akan mempertebal

kepercayaan diri seseorang yang beriman karena akan

Page 31: Bab I Kewirausahaan

mengurangi bahkan menghilangkan keraguan, kebimbangan,

atau ketakutan untuk melakukan suatu pekerjaan selama hal

itu tidak bertentangan dengan perintah-Nya. Iman kepada

Tuhan akan memberi rasa aman dan tenteram, keyakinan

dan kegairahan bekerja, sehingga secara langsung akan

mempertebal kepercayaan diri yang selanjutnya akan

memudahkan jalan menuju sukses dan hidup bahagia

selamanya.

Rendah diri atau merasa ”kurang “ hendaklah dikis habis.

Rendah diri dapat menjerumuskan diri seseorang ke lembah

kesengsaraan karena kehilangan kepercayaan diri.

Sesungguhnya seseorang tidak perlu rendah diri kalau dia

benar-benar beriman kepada Tuhan. Iman kepada Tuhan

berarti juga mensyukuri karuniaNya. Badan, pikiran,

perasaan, nyawa, alam sekeliling, dan segala sesuatu yang

diterimanya patut disyukuri, dan bukan disesali. Seseorang

harus bangga pada dirinya dan mensyukuri hidupnya karena

pasti tiap orang dikaruniai asatu atau beberapa kelebihan.

Hanya dengan iman, seseorang akan mencari dan

mengembangkan kelebihan yang dimilikinya. Tentu saja

kebangaan pada dirinya itu tidak akan palsu jika kebangaan

tersebut benar-benar digali dari apa yang dimiliki atas

karunia-Nya dan digabungkan dengan waktu, kesempatan,

dan alam sekeliling yang dapat dimanfaatkannya. Oleh

karena itu, seseorang wajib bersyuklur dan menyadari bahwa

Tuhan telah memberikan kekuatan pada diri seseorang

sehingga tiada lagi alas an untuk rendah dirti dan merasa

kurang mampu untuk berbuat sesuatu yang berguna dan

halal.

Page 32: Bab I Kewirausahaan

Iman, bersyukur, dan berdoa adalah bagian yang tidak

terpisahkan, bahkan merupakan landasan utama dari

kepercayaan diri. Bersyukur, selain memberi kesempatan

kepada seseorang untuk menjelajahi rahmat apa saja yang

diberikan Tuhan sehingga bias dimanfaatkan, juga untuk

dapat merasakan puas atas setiap hail kerja yang

diperolehnya. Kepuasan untuk setiap tugas atau pekerjaan

yang telah diselesaikan dengan baik sangat diperlukan, tidak

hanya untuk memupuk kepercayaan diri, tetapi juga untuk

menumbuhkan kegairahan, kreativitas, dan hal-hal lain yang

positif. Memang seseorang tidak boleh cepat”puasdiri” dalam

pengertian, sesudah merasa puas, kemudian tidak mau

berusaha lagi.

Berpuas diri berbeda dengan merasa puas dalam kaitan

bersyukur atas rahmat dan karunia-Nya. Sebab bersyukur

dengan landasan iman justru selalu mendera seseorang untuk

selalu berusaha terus memupuk dan berbuat kebajikan

menolong dirinya, keluarganya, dan kaumnya. Dengan kata

lain, setiap mencxapai sukses hendaknya Anda bersyukur,

berdoa, dan bertekad untuk bekerja dan berusaha lebih giat

danlebih baik lagi untuk mencapai sukses yang lebih besar.

Jika hal itu berlaku untuk setiap insan, maka pastilah mereka

mampu mengangkat derajat kaum atau bangsanya.

Doa banyak memberikan ketentraman batin dan

dorongan pada karsa, namun harus diikuti oleh tindakan

nyata jika memang ada suatu hasil nyata yang diinginkan. Hal

itu serupa dengan suatu pemikiran atai ide (gagasan) yang

hanya akan dapat terwujud jika yang bersangkutan berusaha

dan melakukan tindakan nyata untuk mewujudkanya.

Page 33: Bab I Kewirausahaan

6. Mawas diri

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka seyogyanya

masing-masing mencoba mengevaluasi diri sendiri,

kelemahan-kelemahan apa yang selama ini dirasakanJika ada

kegagalan, hendaklah kegaggalan itu”dijadikan guru”, dan

jangan samp[ai menjurus kepada pengikisan kepercayaan diri

Anda. Dalam bidang apa saja kepercayaan diri Anda lemah?

Untuk meningkatakan kepercayaan didi di bi9dang yang Anda

rasakan lemah itu. Mulailah dengan langkah-langkah yang

mudah, dan baru setelah itu melangkah ke tingkat kesulitan

yang makin tinggi. Beberapa kelemahan pada kepercayaan

diri sering merupakan akibat lemah semangat. Jika itu

p0enyebabnya, maka usakanlah agar semanagat Anda timbul

kembali, misalnya dengan mengerjakan sesuatu yang Anda

senangi. Namunjangan lupa, jika semangat kerja telah ada,

lakukan tugas yang seharusnya Anda kerjakan. Jangn terlalu

jauh mengerjakan yang ”terlalu bergairah”, apalagi jika yang

menggairahkan itu merupakan ”pelarian” yang tidak sehat

dan menghabiskan waktu saja. Mengapa kesegaran jasmani,

shalat dan berdoa, mendengarkan musik yang merdu,

menulis, dan kegiatan sehat lainnya, akan banyak mendorong

semangat untuk peningkatan kepercayaan diri.

Biasakanlah hidup penuh gairah, dan jangan biarkan diri Anda

larut dalam lembah duka dan frustasi. Seseorang bersedih

atau kecewa karena kegagagalan adalah wajar. Seseorang

bersedih atau kecewa itu dibiarkan berlarut-larut. Berilah

batas waktu atau”jatah”, beberapa lama Anda akan bersedih

atau berkecewa.Jika waktu semula yang ditetpkan tidak

cukup, boleh ditambah sedikit lagi….?! Hedaklah setiap

kegagalan itu dievaluasi dan dijadikan cambuk untuk

Page 34: Bab I Kewirausahaan

melagkah lebih baik lagi. Itulah langkah positif. Setiap

”cobaan” haruslah dijadikan unsure pendorong, dan bukan

sebagai unsure penghambat. Hanya dengan cara berpikir

positif demikian, sukses akan lebih banyak diraih daripada

kegagagalan, dan itu berarti akan makin memperkuat

kepercayaan diri menhadapi hidup dan kehidupan didunia

dan akhirat.

1.4 MODAL DAN WAKTU

1. Arti dan peranan modal

Umunya istilah modal selalu diasosiasikan atau dikaitkan

dengan uang sehingga tidak ada uang berarti tidak adad

modal. Benarkah modfal itu hanya uang? Tidaklah benda

Page 35: Bab I Kewirausahaan

laian dapat juga diubah atau ditukarkan menjadi uanag? Dari

segi pandangan sikap mental wiraswasta, pengertian modal

bukan hanya uang. Pengertian modal seharusnya dikaitkan

dengan usaha atau upaya. Modal adalah sesuatu yang dapat

digunakan untuk menjalankan usaha. Dengan demikian,

modal dapat berupa benda fisik ataupun bukan. Pikiran,

kesempatan, waktu, pendidikan, dan pengalaman adalah

benda abstrak yang sesungguhnya merupakan modal yang

tidak ternilai pentingnya dan sangat menentukan

keberhasilan dalam berusaha.

Pikiran dapat digunakan untuk menghasilakan gagasan, dan

gagagsan dapat menghasilkan barang ataupun jasa. Dari

barang atau jasa tersebut dapat diperoleh uang. Uang yang

diperoleh dapat digunakan untuk membeli barang yang

selanjutnya dapat diubah atau dijual kembali untuk

memperoleh keuntungan. Dengan cara demikian, maka akan

berkembanglah kekkayaan yang dimiliki. Kekayaan yang

dimiliki dapat dijadikan modal yang selanjutnya dapat

digunakan untuk menggerakkan usaha. Jadi,modal itu

memang dapat berkembang. Gunakanlah modal karunia

Tuhan yang Anda miliki untuk menghasilkan benda-benda

fisik yang Anda perlukan.

Sejalan(analog) dengan pengertian modal tersebut di atas

modal pada suatu perusahaan dapat berupa barang seperti

uang, lahan, gedung, peralatan, dan kendaraaan, tetapi dapat

juga berupa”orang” dalam arti sikap mental, pendidikan,

keahlian, dan pengalaman yang memberikan kepercayaan

kepada calon pemberi uang atau barang jika ituyang

dimaksudkan. Modal adalah ”kekayaan” yang dimiliki suatu

perusahaan. Modal berupa kekayaan (disebut jugaasset)

Page 36: Bab I Kewirausahaan

tersebut dapat dikembangkan sehingga makin lama makin

besar jika dijalankan secara tepat. Coba bandingkan lebih

lanjut, apa persamaam dan adakah perbedaan antara

pengertian modal pada seseorang dengan modal yang ada

pada suatu perusahaan.

Modal dapat menjadi kekayaan yang bertambah,

berkembang atau berkurang, bahkan hilang, sesungguhnya

bergantung pada cara memanfaatkannya. Jika dalam

perjalanan waktu modal yang dimiliki tidak digunakan atau

hanya digunakan untuk menghasilkan benda atau barang

yang tidak dapat dijadikan modal lagi, maka hal itu berarti

pemborosan modal. Modal akan makin menbipis dan pada

akhirnya habis. Penghayatan tentang hakikat modal dan cara

menggunakannya sangat penting dalam setiap usaha

seseorang ataupun suatu perusahaan. Pertimbangan antara

belanja untuk barang konsumtif dan untuk barang produktif

(pembentuk modal lagi) akan memperlihatkan, apakah

seseorang atau suatu perusahaan mngarah pada pemborosan

atau mengembangkan modal:, ataukah yang bersangkutan

berusaha untuk mmengembangkan modal yang ada. Jadi

dalam setiap pengeluaran atau barang hendaknya selalu

terpikirkan apakah itu”makanan” yang akan hilang

ataukah”umpan” yang akan menarik ikan atau rezeki lainnya.

2. Waktu dan efisieni

Waktu adalah juga modal yang sangat berharga,

terutama dalam menetukan laju dan efisiensi usaha

seseorang, sesuatu masyarakat, atupun suatu bangsa. Pada

suatu negara akan tertinggal ataukah dapat mengejar

ketinggalannya dari negara maju yang ada dewasa ini.

Page 37: Bab I Kewirausahaan

Akakah waktu yang berharga akan dibiarkan berlalu begitu

saja? Apakah Anda ingin merugi ataukah inggin

menggunakan waktu seefisien mungkin?

Ada dua hal penting yang berkaitan dengan waktu, yaitu

kesempatan dan efisiens, Pada bab terdahulu telah

disinggung tentang apa dan bagaimana Faktor kesempatan

menetukan keberhasilan seseorang atau suatu perusahaan.

Kejelian dan kecelakaan sangat menetukan keberhasilannya.

Efisiensi adalah ukuran atau kuantum keluaran (output) per

satuan waktu, tenaga, atau biaya. Seseoarng mungkin

bekerja lebih lama dari pada orang lain, tetapi belum tahu

dapat dihasilkan kuantum yang lebih pendek, Makin banyak

barang yang didapat dihasilkan persatuan waktu, atau

persatuan tenag, atau persatuan biaya, maka makin efisien

dia bekerja.

Pengertian efisieni tidak cukup hanya dikaitkan dengan

jumlah barang tanpa memperhatikan mutu atau niali barang

yang dihasilkan. Seseorang dapat saja menghasilkan jumlah

yang lebih banyak persatuan waktu, atau tenaga, atau biaya,

namun mungkin mutu dan nilai barang yang dihasilkannnya

relative lebih rendah daripada yang dihasilkan orang laian

pada jumlah yang lebih sedikit. Pada akhirnya tingkat efisiensi

dalam suatu usaha umunya di ukur dengan nilai uang atau

sesuatu yang dapat memajukkan usaha atau perusahaannya.

Efisien telah menjadi suatu pegangan bagi tiap

perusahaan, dan menjadai objek perhatian serta penelitian

ekonomi yang paling banyak menjadi objek perhatian serta

penelitian ekonomi yang paling banyak diganti dunia usaha

dewasa ini. Masing-masing perusahaan ingin bekerja dengan

semakin efisien sehingga lahirlah system otomatisasi yang

Page 38: Bab I Kewirausahaan

selanjutnya melahirkan robot yang dapat bekerja lebih cepat,

terus-menerus tanpa mengenal lelah, tahan bekerja di

ruangan yang panas dan pengap tanpa cerewet dan

menuntut kenaikan gaji atau tunjangan ini-itu. Penggunaan

robot juga akan dapat mengurabngi masalah pemogokan,

pemberian uang pesangon, jaminan hari tua, tu8njangan hari

raya, dan biaya lainnya jika menggunakan tenaga manusia.

Di lain pihak, sitem otomasi dan robot akan banyak

menyingkirkan kesempatan orang lain untuk memperoleh

pekerjaan yang berarti juga tidak akan banyak baik bagi

masyarakat, kecuali jika tenaga kerja memang benar-benar

sulit di peroleh dan masyarakat memanga saudah cukup

berkemampuan dalam hidupnya.

Proses berlomba dengan waktu antarindividu,

antarperusaahaan, bahkan antarbangasa, terus berlangsung

dan makin sengit dalam peresaingan masing-masing.

Mereka yang tidak sadar akan hal ini, atau tahu tetapi tidak

berbuat sesuatu dengan effisien, akan tertinggal dan kalah

dalam persaiangan. Pikiran, karsa, kerja keras, disipiln dan

sikap mental lainnya diperlukan untuk dapat survive dan

menag dalam kancah persaingan tersebut.

Karena waktu itu terbatas, ayitu hanya 24 jam dalam satu

hari, sementara masalah atau hal-ahal yang harus ditangani

atau diselesaiakn sangat banyak, maka system priopritas

harus diterapkan. Raja mobil Ford atau jutawan Paukl Getty

termasuk orang yang pandai mengatur dan menggunakan

waktu. Mereka bias mencatat dan menyeleksi, lalu membuat

daftar urutan prioritas, pekerjaan mana yang harus

didahulukan dan mana yang dapata dikerjakan kemudian.

Dengan demikian, akan banyak dihindarkan kerugian, dan

Page 39: Bab I Kewirausahaan

bahkan banyak keuntungan diperoleh kareana efisiensi dan

ketepatan tindakan dapat dijalankan dengan baik.

Waktu harus benar-benar dapat dimanfaatkan untuk

pekerjaan yang produktif. Hal ini hanya mungkin dilakukan

jika pikiran dan kerja memang diarahakan kesana, bukan ke

arah hal-hal yang konsumtif. Hidup hendaknya diarahkan

untuk bekerja produktif karena hanya dengan cara itu

seseorang dapat mengabdi dan beribadah dengan baik.

Keberhasilan atau sukses tidak mungkin tercapai tanpa kerja,

seperti kata-kata mutiara berikut:

“The only place that

success comes before work

is in the …dictionary.”

(satu-satunya tempat

yang ada sukses sebelum kerja

Hanya di dalam …kamus.)

Berbicara seperlunya juga merupakan sikap yang menghargai

waktu dan efisiensi. Sikap inilah yang juga perlu

dikembangkan, termasuk bagi orang Indonesia jika inggin

maju, sebab beberapa oaring masih beranggapan bahwa cara

“berbicara”yang sopan “ di bumbui ini-itu” serta tidak perlu

tergesa-gesa meninggalkan pembicaraan. Suatu hal yang

terlupa dalam hal ini adalah bahwa ada orang lain yang

mungkin menunggu orang yang diajak bicaratersebut, dan

Page 40: Bab I Kewirausahaan

orang yang menunggu itu mungkin pula ditunggu oleh orang

lain yang membutuhkannnya. Jadi, satu pemborosan waktu

pada seseorang akan berakibat berantai pada orang lain.

Seseorang yang berbicara debngan seseorang pimpinan

suatu instansi atau perusahaan hendaknya tidak “merampas”

waktunya dan waktu orang lain yang inggin berbicara juga

dengannya. Orang yang menunggu giliran berbicara mungkin

seorang pemimpin yang di tempat kerjanya mungkin telah

ada orang lain yang inggin berbicara debngan dia. Dengan

demikian, jika ada seseorang yang merampas waktu orang

lain, maka dampak kerugian akan beranting tidak hanya

kepada satu orang, tetapi dua, tiga, dan mungkin puluhan

atau bahkan ratusan orang akan menderita dan dirugikan

hanya oleh ulah seorang ratusan orang akan menderita dan

dirugikan.

Time is money adalah pepatah inggris yang banyak

diadopsi oleh berbagai bansa di dunia dewasa ini. Dari

pepatah tersebut jelas terlihat betapa besar mereka

menghargai waktu. Adakah pepatah serupa dari nenek

moyang kita? Pepatah merupakan “benda antik” peninggalan

sejarah budaya sauatu bangsa sehingga pepatah sedikit-

banyak telah ikut mempengaruhi sikap mental bangsa itu.

Jika pepatah Indonesia langka tentang penghargaan waktu,

maka hal itu membuktikan betapa pentingnay untuk

menanamkan pengertian dan peranan waktu bagi bangsa

Indonesia.

3. Perbuatan sebagai modal

Setiap orang yang akan melakukan suatu tindakan selalu

diadasari oleh suatu niat, keingginan, atau tujuan tetrtentu

Page 41: Bab I Kewirausahaan

yanmg secara sadar atau tidak sadar merupakan dorongan

untuk melkukan tindakan tersebut. Niat, keinginan, dan

tujuan yang diharapkan itu mungkin merupakan suatu

rencana jangak panjang mungkinpula tidak. Kesadaran

terhadap arti perbuatan, termasuk juga jangkauan atau tidak,

akan ikut menentukan perjalanan hidup seseorang. Hal ini

disebabkan karena tiap perbuatan atau aksi seseorang akan

menimbulakan tanggapan atau rekasi orang lain. Orang lain

akan tidak mudah melupakan jika perbuatanya berkesan,

terutama kesan jelek. Kesan jelek itu secara langsung

ataupun tidak langsung akan mempengaruhi reaksinya

kemudian jika dia berjumpa dengan orang yang berkesan

jelek sebelumnya itu.

Pada bab selanjutnya dinyatakan bahwa perbedaan antar

mereka yang bias kaya atau sukses terletak dalam

menemukan yang kurang beruntung terutama terletak dalam

menemukan dan menggunakan “cara tertentu”. Salah satu

unsure penting pada “cara tertentu” itu adalah tindakan atau

perbuatan yang dilakukannya, terutama yang menyangkut

mutu perbuatanya yang sadar ataupun tidak., selama maasa

muydanya ataub pada masa silam taelah menanam modal

dalam bentuk p[erbuatan yang baik atau yang dinilai sebagai

perbuatannya dinilai baik, tetapi akan merupakan noda jika

perbuatannya tidak terpuji. Jadi, hanya perbuatan yang baik

atau terpuji yang dapat menjadi modal masa depan. Tepatlah

kata-kata mutiara yang mengatakan bahwa “jika seseorang

ingin menhancurkan masa depannnya, sebaiknya yang tidak

baik”.

Berbuat baik mengandung berbgaia pengertian, baik hati,

dermawan, suka menolong, adil, berjiwa besar, dan sikap

Page 42: Bab I Kewirausahaan

mental wira lainnya. Tergolong ke dalam perbuatan yang

terpuji. Sigap, cekatan, rajin, penuh tanggung jawab, patuh

dan berdisiplin, juga sikap yang terpuji. Siakp mental wira

umunya lebih banyak diharapkan dari atasan dan dinilai oleh

“bawahan”, sedangkan penilaian “atasan” umunya berkisar

pada mutu perbuatan “ bawahan”. Perbuatan baik bawahan

itu melip[uti cara dan hasil kerja atas tugas yang diberikan

kepadanya. Secara umum, orang akan menilai sebagai

perbuatan atau sikap mental yang baik seseorang itu dari

kesopanannya, kejujuranya , kecekatannya, tingkat disiplin,

ketertiban, serta tanggung jawabnya.

Faktor penilaian oleh orang laian penting mengingat manusia

hidup bersosial dan berienteraksi (saling terkait); mempunyai

pikiran dan perasaan (termasuk rasa cinta dan benci), sereta

berjenjang kekuasaan. Denagn menyadari hal tersebut,

apalagi jika didasarkan atas iman kepada Tuhan, maka

berbuat baik selam hidup di dunia adalah suatu keharusan

jika seseorang ingin hidup selamat dan sejahtera di dunia dan

akhirat. Berbuat baik adalah seperti sikap memberi pelumas

pada jalan hidup seseorang, sebab hidupnya akan lebih

mudah dalam mencari nafkah dan rezeki yang halal.

Saying tidak semua orang sadar bahwa perbuatan baik dapat

menjadi modal bagi masa mendatang. Sebagaian orang

sering lupa atau khilaf, lalu menganbil :”jalan pintas” dengan

berbuat sesuatu yang tidak terpuji sehingga mereka

buikannya menananm modal, melainkan membuat

penghalang., bahkan mungkin pinyu penutup masa

depannya. Hail ini justru banyak terjadi pada”anak muda”,

bermabuk-mabukkan, mencoba dan akhirnya terjerat

narkotika, atau perbuatan lain yang menjurus kepada

Page 43: Bab I Kewirausahaan

perbuatan criminal. Gejolak masa muda justru sering

melemparkan seseorang kedalam lembah nista. Malas ogah-

ogahan, menyakitkan hati orang lain, melanggar susila,

poerbuatan kriminal atau perbuatan melanggar hokum,

adalah perbuatan yang tidak terpuji. Tentu saja semua

perbuatan perbuatan yang tidak terpuji itu hanya akan

menhancurkan masa depannya. Dalam keadaan demikian,

tentulah orang tua, keluarga, masyarakat, dan bangsa akan

sedih, kecuali setan.

Hasil perbuatan seseorang, walaupun tidak melanggar susila

dan buakn juga perbuatan criminal, dapat juga tergolong ke

dalam perbuatan yang tidak terpuji, misalnya lamban, rewel,

kasar, “asal jadi” dan ceroboh. Semua perbuatan jelekitu juga

akan merupakan tamp[aran atau hambatan bagi masa

depannya. Hendaknya Anda ingat bahwa orang lain sulit

menhilangkan “catatan” tentang kejelekkan seseorang. Jadi,

setiap orang hendaknya dapat menyingkirkan setiap pikitran,

niat, rencana, apalagi perbuatan yang tidak terpuji. Hanya

dengan cara itu dapat dibangaun suatu bansa yang dapat

diandalkan dan dipercaya oleh bangsa lain di dunia.

Jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata dampak perbuatan baik

atau jelek seseorang tidak berhenti pada yang bersangkutan

saja. Masyarakat umunya juga memandang keluarga yang

bersangkuatan saja. Masyarakat umunya juga memandang

keluarga atau keturunan seseorang yang berjasa atau

berbuat baik bagi masyrakat itu sebagai keluarga atau orang

yangb baik juga selama merka tidak melakukan hal-hal yang

tercela. Keluarga atau keturunannya atu faedah karena

perbuatan baik salah seorang anggota keluarga itu.

Sebalinya, sanak keluarga seorang yang telah berbuat jelek

Page 44: Bab I Kewirausahaan

dan tercela secara langsung ataupun tidak langsung “terkena

getahnya” akibat perbuatan salah seorang anggota keluarga

tersebut. Sanak keluarga “ikut terhukum” walupun tidak ikut

bersalah atas perbuatan tercela salah satu anggota

keluarganya. Jika salah seorang anggota keluarga dianggap

“gila” maka keluarga itu sering juga mengalami tekanan batin

dan kesulitan social karena ada anggapan masyarkata

sekeliling tentang kemungkinan adanya ketidakberesan pada

keluarga tersebut. Lebih parah lagi jika masyarakat

mengangap penyakit gila itu adalah kareana faktor

keturunan.

Berbuat baik yang terbaik adalah melakukan sesuatu

yang terbaik menurut keyakinannya, dan diharapkan hasilnya

juga dinilai “hebat” oleh orang lain. Semua aktor yang

mencirikan sikap mental yang baik seperti cekatan, rajin,

patuh, bedisiplin, jujur, dan sejenisnya, harus selalu berusaha

untuk dapat bersikap mental baik dan bekerja ekstra yang

kemudian membuahakan hasil yang memang dapat dinilai

“lebih”. Kesediaan seseorang bekerja “Ekstrabaik” itulah yang

akan dengan cepat dapat menanam modal kepercayaan

orang lain yang merupakan jaminan untuk promosi dan

kegemilangan dampak sangat luas bagi kehidupan seseorang

dan keluarganya, maka kini silahkan secara sadar memilih

“madu atau racun” untuk kehidupan Anda. Jika “madu” yang

Anada pilih, maka tujukkan bahwa anda seallu bekerja

dengan sungguh-sungguh, cekatan melksanakan tugas yang

diberikan dan menyelesaiakn dengan baik, bekrja keras, teliti,

jujur, serta penuh tanggung jawab. Anada alkan lebih dhargai

lagi jika anda seorang yang cerdas, sopan, dan patuh.

Page 45: Bab I Kewirausahaan

Berbuat baik berlaku juga bagi perusahaan. Kemudahan

dalam memperoleh kredit, kelancaran pemasaran, dan lain-

lain kegiatan, sering merupakan akibat adanya kepercayaan

yang telah tertanam akibat achievement yang telah

ditunjukkan oleh perusahaan itu sebelumnya. Perusahaan

yang banyak membantu masyarakat tentulah juga

merupakan “kesayangan” masyarakat dan perusahaan yang

demikian relative lebih aman kareana diterima oleh

masayarakat sekitarnya yang merasa telah banyak dibantu

oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang selalu menjaga

mutu produk ataupun pelayanannya tentulah akan

mempunyai pelanggan yang langgeng.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka wajib bagi bangsa

Indonesia, khususnya generasi mudsanya, untuk :

a. Tanggap dan cekatan

b. Bekerja keras

c. Bekerja sebaik-baiknya dengan penuh gairah dan

semangat

d. Selalu berusaha bekerja lebih dari yang diminta

e. Berusaha untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi

f. Berdisiplin, jujur, dan penuh tanggung jawab

Hedaklah Anda selalu ingat bahwa setiap perbuatan

seseorang itu dinilai oleh orang lain dan terutama oleh Tuhan.

Perbuatan baik akan mendatangkan pahala dan merupakan

modal hidup, sedangkan perbuatan jelek akan mendatangkan

nestapa dan menjadi penghancur masa depan kehidupan

seseorang. Untuk mendapat “nilai tinggi” haruslah Anada

tunjukkan bahwa Anda seorang yang cekatan, rajin, cerdas,

jujur, berdisiplin, dan penuh tanggung jawab. Hilanhgkan

sikap mental yang dapat memberikan kesan malas, bodoh,

Page 46: Bab I Kewirausahaan

lamban, culas, drengki, dan sejenisnya. Usahakan memiliki

kepribadian yang menarik. Itulah sebenarnya kunci

keberhasialn masa depan Anda.

1.5 BERBAGAI KESEMPATAN USAHA

1. Kebutuhan Manusia

Jumlah manusia makin berkembang dan sejalan dengan

itu, berkembang pula permintaan terhadap barang dan jasa.

Makin jauh perkembangan peradaban manusia, makin banyak

dan makin beragam pula permintaannya. Manusia purba

mungkin hanya memerlukan makanan dan panggon (rumah)

sederhana. Kemudian permintaannya bertambah karena

keperluannya bertambah, misalnya kebutuhan akan penutup

badan (sandang) dan alat untuk berburu (senjata genggam).

Kebutuhan makanan dan sandang pun kemudian berkembang

karena keinginan manusia makin beragam jenis dan

mutunya. Jumlah manusia terus bertambah sehingga

permintaan bertambah dan karena peradaban manusia

berkembang, makin banyak dan beragam pula

permintaannya terhadap berbagai jenis barang dan jasa.

Dewasa ini di dunia terdapat lebih dari 3.500.000.000

orang yang setiap hari memerlukan makanan dan keperluan

hidup lainnya. Sebagian besar dari mereka, selain

memerlukan makan, juga memerlukan pelayanan kesehatan,

transportasi, keamanan, hiburan dan tidak kalah pentingnya

adalah keperluan akan bacaan dan informasi. Laju

permintaan manusia akan berbagai barang dan jasa

sebanding dengan laju perkembangan budaya dan

Page 47: Bab I Kewirausahaan

kemampuannya untuk membayar barang dan jasa yang

diperlukannya. Makin tinggi pendapatan suatu bangsa, makin

tinggi dan makin beragam pula permintaannya. Selain itu,

berbagai keadaan seperti adanya peperangan, wabah

penyakit, serangan hama, bencana dan kejadian darurat

lainnya, terhadap menyebabkan permintaan terhadap barang

dan jasa tertentu akan meningkat dengan dratis. Kebutuhan

manusia terus meningkat sehingga makin banyak dan makin

beragam pula barang dan jasa yang diminta. Bukankah itu

suatu kesempatan yang bagus untuk berusaha dalam

berbagai bidang yang dapat melayani dan mampu memenuhi

permintaan yang besar itu ? Tentu saja bila Anda melihat hal

ini tidak boleh berpangku tangan. Mengapa tidak

berperanserta (berpartisipasi) dalam kesibukan dunia dan

merebut kesempatan ?

Berbagai kesempatan terbuka untuk berusaha, baik bagi

perseorangan maupun bagi sekelompok orang. Coba

diperhatikan, pikirkan, lalu teliti berbagai benda di sekitar

atau di luar tempat tinggal Anda. Adakah satu atau beberapa

barang yang dapat dibuat dari benda yang ada di sekitar

Anda ? Coba perhatikan masyarakat sekitar, dan bila perlu,

tanyakan kepada mereka tentang kemungkinan barang atau

jasa yang dibutuhkan saat ini dan juga pada masa

mendatang, Gunakan pikiran, indera, intuisi, perasaan, serta

pengalaman untuk membuat gagasan yang menuju suatu

proyek atau usaha.

Berbagai barang dan jasa selalu diperlukan orang setiap

hari. Barang dan jasa apa dan bagaimana yang diperlukan

orang ? Bagaimana cara memenuhinya ? Adakah kemampuan

untuk usaha ke arah itu ? Itulah pertanyaan utama yang

Page 48: Bab I Kewirausahaan

sering menjadi hambatan bahkan sering dapat menggagalkan

usaha seseorang yang lemah karsa dan kurang kuat

kepercayaan dirinya. Masalah akan selalu timbul setiap ada

keinginan. Namun, mengapa kecut menghadapi masalah

dalam usaha produksi dan jasa ? Bukankah setiap hari juga

selalu ada masalah yang dihadapi dan harus diselesaikan ?

Justru hidup dengan penuh masalah dan tantangan dapat

menjadikan seseorang kuat dan maju. Tentu saja kesulitan

akan lebih besar yang memerlukan upaya lebih besar pula

jika seseorang memulai usaha langsung pada tingkat yang

tinggi, seperti mobil yang dipaksa jalan pertama langsung

pada gigi tiga atau gigi empat. Kesulitan juga akan banyak

dialami jika memulai usaha yang kompleks. Mengapa tidak

memulai dengan yang kecil atau yang sederhana ? Demikian

juga untuk menemukan barang atau jasa apa yang diperlukan

orang lain di sekitar atau di daerah lain, Anda dapat

menelusurinya dari yang sederhana sampai yang kompleks

atau dari yang tradisional sampai yang ultramodern.

Seseorang yang dengan pikiran terang, hati bersih dan

tenang, penuh kepercayaan diri dan kegairahan kerja,

pastilah akan dengan mudah dan cepat menemukan sesuatu

yang berfaedah dan dapat dijadikan suatu awal usaha yang

baik.

2. Jenis Kebutuhan

a. Makanan

Kebutuhan manusia akan barang secara hakiki terdiri dari

pangan, sandang dan panggon. Pengertian pangan tidak

terbatas pada makanan pokok saja, tetapi juga minuman dan

makanan lain yang kini telah berkembang menjadi berbagai

Page 49: Bab I Kewirausahaan

macam makanan dan minuman, baik yang “ringan” maupun

yang “berat”. Perkembangan jenis, macam, ataupun mutu

makanan dan minuman, sejalan dengan perkembangan

bahan mentah dan perkembangan social serta ekonomi yang

berlangsung. Kini dikenal berbagai golongan makanan,

seperti makanan ringan, makanan piknik, makanan darurat,

makanan awetan, makanan diisap – isap (permen dan

sejenisnya), makanan semipadat, makanan kering, makanan

basah, makanan bayi, makanan diet, dan sebagainya. Masing

– masing golongan terdiri dari berbagai jenis makanan, dan

masing – masing jenis setiap saat dapat dimodifikasi sehingga

kreasi untuk makanan masih terus terbuka dan selama

manusia masih hidup, makanan masih tetap diperlukan.

Makin tinggi status ekonomi seseorang, makin “tinggi”

pula status makanan yang diperlukannya, terutama status

mutunya. Seseorang yang berkecukupan tidak segan – segan

mengeluarkan uang sepuluh bahkan seratus kali lebih banyak

untuk suatu jenis makanan yang sama selama makanan

tersebut disajikan dengan cara, mutu, dan di tempat yang

berselera tinggi pula. Masalah gizi merupakan faktor penting

dalam makanan bagi orang biasa sehingga makanan yang

bernilai gizi tinggi sangat diperlukannya. Aspek mutu dalam

arti rupa, jenis, cara, dan tempat menyajikannya sering

kurang penting (sekunder) dibandingkan dengan jumlah atau

kuantitas makanan. Mutu kurang sedikit tidak menjadi

masalah bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Bagi

mereka, yang penting adalah “kenyang”. Hal ini sangat

berbeda bagi orang berkemampuan yang umumnya justru

mempunyai masalah kelebihan gizi. Mereka lebih

mementingkan citarasa (taste, flavor) dan penampakan serta

Page 50: Bab I Kewirausahaan

pelayanan daripada kuantitas atau nilai gizinya. Makanan

yang bermutu tinggi itulah yang merupakan santapan yang

dicari dan dikejar mereka walaupun harganya relative mahal.

Dewasa ini makan bukan lagi sekedar memasukkan

makanan ke dalam perut, melainkan telah menjadi budaya

yang tingkatannya selaras dengan tingkat kebudayaan yang

ada di masyarakat setempat. “Pertemuan adat”, sebagai

gambaran budaya lama yang umumnya diwarnai oleh pesta

makan, kini pada zaman modern telah berubah menjadi

pertemuan bisnis yang juga banyak diwarnai oleh makan dan

minum. Beda antara keduanya terutama terletak pada

hubungan sosial dan ekonomi. Sistem lama tidak atau kurang

mengenal bentuk pembayaran dengan alat tukar (uang)

sehingga makanan dihimpun dan dimakan bersama tanpa

harus membayar dengan uang. Pada masa kini pesta tetap

ada, tetapi makanan yang disantap itu dipersiapkan dan

disajikan oleh usaha orang lain, dan peranan uang sangat

menonjol.

Adanya berbagai kegiatan dan kesibukan, terutama di

kota, menyebabkan adanya pembagian kerja sehingga tidak

semua orang sempat memasak makanan untuk

kebutuhannya sendiri. Hal ini memberi kesempatan yang luas

kepada usaha pelayanan makanan seperti usaha catering,

warung, restoran dan yang sejenisnya. Usaha – usaha

tersebut telah merupakan lapangan usaha yang terus

berkembang sesuai dengan perkembangan sosial dan

ekonomi yang ada. Makanan awetan, makanan nyamikan,

makanan praktis, dan berbagai bentuk makanan lainnya

berkembang pula sejalan dengan perkembangan

Page 51: Bab I Kewirausahaan

supermarket, toko swalayan, toko biasa, warung, kios, pasar,

dan lain – lain.

Selanjutnya, sesuai dengan perkembangan pariwisata,

berbagai makanan dan kemasan baru dikembangkan orang,

bahkan juga disinergiskan dengan berbagai barang souvenir

untuk melayani kebutuhan turis, Perlu disadari bahwa turisme

merupakan usaha atau bisnis modern yang jika digarap

sungguh – sungguh akan banyak menghasilkan uang dan

devisa. Coba anda lihat dan pikirkan, apa saja yang baik dan

diperlukan oleh turis ? Bukankah mereka datang untuk dapat

menikmati keindahan alam, budaya, atau benda – benda lain

yang ada di lokasi itu ? Mereka berani mengeluarkan uang

banyak demi memperoleh kepuasan. Bukankah tempat

menginap dan makanan juga merupakan faktor penting ?

Justru mereka sering kecewa atau enggan datang jika

makanan, pemondokan (hotel), kebersihan, dan pelayanan

yang ada tidak memuaskan. Juga para turis datang bukan

hanya ingin datang dan pergi begitu saja tanpa kenangan

yang dibawa serta. Mereka belum tentu dapat kembali lagi ke

sana sehingga berbagai barang souvenir perlu disediakan. Hal

ini tentu saja mendorong usaha baru yang akan terus

berkembang karena kebutuhan akan barang souvenir terus

berkembang pula.

Perkembangan itu menunjukkan bahwa suatu barang,

termasuk juga pangan, tidak terlepas dari perkembangan

ekonomi yang terjadi. Mereka yang dapat menyintesakan

(menggabungkan) berbagai keterkaitan antara pangan

dengan kegiatan social ekonomi akan memperoleh

keuntungan. Perkembangan perdagangan, pariwisata,

industri,teknologi, dan hiburan, terus berjalan. Setiap saat

Page 52: Bab I Kewirausahaan

dapat terjadi perubahan – perubahan, dan semuanya itu

memerlukan dan menimbulkan permintaan terhadap barang

baru, termasuk makanan dan berbagai jenis barang lainnya,

serta dalam berbagai ukuran, mutu, dan cara penyajian yang

baru pula. Dapatkah Anda merebut satu atau dua diantaranya

? Mengapa Anda tidak mencoba memikirkan sesuatu yang

khas, misalnya minuman tradisional yang diangkat menjadi

minuman modern ?

b. Sandang

Kebutuhan akan sandang juga mengalami perubahan yang

luas sehingga pengertian sandang bukan hanya terbatas

pada pakaian. Pakaian itu sendiri terus berubah bentuk,

model, dan coraknya. Makin maju suatu masyarakat, makin

berkembang juga permintaan terhadap model, ukuran, corak,

dan lain – lain, pada pakaian. Jadi, baju bukan lagi sekadar

penutup bada, melainkan telah berubah menjadi atribut

tubuh sehingga jenis, model, serta ukurannya terus

berkembang mengikuti perkembangan mode yang berlaku.

Sejalan dengan pakaian, berkembang pula segala macam

ornament atau aksesoris tubuh yang meliputi ornamen untuk

leher dan dada (kalung, liontin, bros, dasi), untuk kepala (topi,

kerudung, tusuk konde, konde tiruan, ikat kepala), untuk

tangan (cincin, gelang, jam tangan), untuk kuping (giwang),

dan untuk pinggang (ikat pinggang).

Makin maju suatu masyarakat, makin bervariasi pula

aksesori atau ornamen tubuh yang diperlukan dan diminta.

Pernahkan Anda memperhatikan berbagai aksesori yang

dipakai orang, terutama para wanita ? Coba perhatikan ragam

jenis, model, dan desain giwang dan hiasan leher wanita.

Page 53: Bab I Kewirausahaan

Selain ragam desain, juga bahan untuk membuat aksesori itu

beragam pula. Sebagian model aksesori itu mungkin agak

aneh, namun justru yang dianggap aneh yang diminati oleh

orang lain. Tahukah Anda aksesori yang bagaimana yang

diminati turis asing ? Bagaimana pula yang diminati kaum

atau kawula muda masa kini ? Kira – kira bagaimana

kecenderungan mode mendatang ? Jika Anda mau

memperhatikan dengan sungguh – sungguh dan bergairah

untuk usaha yang “ringan”, namun dapat memberikan

keuntungan yang besar ini, maka kesempatan usaha untuk

bidang aksesori (yang akan tetap diperlukan orang) benar –

benar akan mempunyai prospek yang cerah. Untuk itu Anda

harus suka atau memiliki apresiasi (penghargaan) terhadap

keindahan, mempunyai kreativitas, memiliki kecermatan

serta ketekunan yang tinggi.

Daya cipta atau kreasi baru sangat menonjol dalam

bidang sandang. Berbagai bahan baku dan bahan penolong

selalu dicari orang untuk memperoleh berbagai jenis kain

yang baru dengan sifat yang baru pula. Keinginan dan

permintaan akan jeni sandang yang baru memberikan

berbagai industri seperti penyedia bahan baku, mesin dan

peralatan baru, pemintalan, zat pewarna dan bahan kimia

lain, pelayanan, pemeliharaan, dan sebagainya. Selain itu,

juga akan memberikan keterkaitan ke depan (forward

linkage) pada usaha konveksi atau penjahitan, industri

kancing baju, ritsleting, sablon dan sebagainya.

Berbagai barang, baik untuk keperluan sandang ataupun

bukan, kini banyak menggunakan kain atau bahan sejenis.

Barang – barang tersebut antara lain tas sekolah ataupun tas

kantor, kopor, kain pel, serbet, keset, hiasan dinding, gordin,

Page 54: Bab I Kewirausahaan

selimut, seprei, sarung bantal, dan jok. Coba Anda sebutkan

barang apa lagi yang mungkin dapat menjadi ornamen

tubuh ! Bagaimana pendapat Anda tentang paying, jas hujan,

sapu tangan, syal (scarf), kaus kaki, tongkat, bedak, minyak

wangi, gincu, deodorant, bulu mata tiruan, wig (rambut

tiruan), atau kumis tiruan ? Barang apa lagi yang Anda

ketahui kini telah pula ada di pasaran ? Bagaimana model,

bentuk, dan mutunya ? Adakah kemungkinan

mengombinasikannya dengan barang atau bentuk lain ? Nah,

kini apakah Anda telah memikirkan dan menemukan barang

atau modifikasi barang baru ? Ataukah sektor jasa yang

terkait yang lebih menarik perhatian Anda ? Mengapa

gagasan itu tidak segera dicatat, direncanakan, dan

diusahakan sampai terwujud ? Go ahead ! Teruskan !

c. Panggan

Rumah merupakan idaman terakhir dan “tertinggi” atas

kebutuh fisik yang umum dikejar oleh tiap keluarga. Rumah

bukan hanya sebagai tempat berteduh dan menginap,

melainkan lebih dari itu, rumah juga tempat hidup

berkeluarga, pelindung dan penentram kalbu serta yang lebih

penting lagi adalah “negara kecil” yang memberikan

kebebasan dan kedaulatan pribadi. Oleh karena itu, tidak

mengherankan apabila orang berusaha keras untuk dapat

memiliki rumah sendiri dan jika telah berhasil

memperolehnya, lalu berusaha untuk membuat rumahnya

sebagai “istana” yang menyenangkan. Untuk itu tentulah

orang akan memerlukan berbagai bahan bangunan dan

barang hiasan atau ornamen rumah serta perabot rumah

tangga.

Page 55: Bab I Kewirausahaan

Walaupun macam bahan bangunan relatif sama, yaitu

bahan untuk dinding, atap, lantai, dan pintu serta jendela,

dalam perkembangannya telah lahir berbagai model atau

corak yang beragam. Sejalan dengan perkembangan produk

bahan bangunan dan desain bangunannya, berkembang pula

kelengkapan dan ornamen rumah. Kini terdapat ribuan jenis

barang untuk rumah, mulai dari bahan bangunannya sampai

perlengkapan keamanan dan kenyamanannya. Bahan

bangunan banyak yang berasal dan diperoleh langsung dari

alam, misalnya pasir, tanah (urugan), kayu, bambu ijuk,

batako, kapur, anyaman bambu, daun sagu pelepahnya (gaba

– gaba). Dari tanah liat dapat dibuat genting, bata biasa, bata

super, roster dan sebagainya. Dari tanah juga (yang banyak

mengandung kaolin) dapat dibuat berbagai barang pecah

belah (gelas, piring, mangkuk), jambangan bunga, tempat

abu rokok, dan lain – lain barang porselin. Semen yang

merupakan bahan bangunan penting juga dibuat dari bahan

dasar tanah. Berbagai barang tembikar seperti kendi,

tempayan, celengan , cowek, dan kendil, juga dibuat dari

bahan dasar tanah. Jadi, tanah benar – benar merupakan

karunia yang banyak gunanya dan dapat memberikan

keuntungan, baik sebagai media untuk tanaman dan ternak

(cacing, rayap) atau diambil untuk memperoleh berbagai

macam barang galian dan mineral, atau juga dimanfaatkan

untuk membuat berbagai barang keperluan manusia,

terutama barang – barang rumah tangga.

Dari bahan dasar kayu dan sejenisnya (rotan, bambu)

dapat dibuat berbagai macam perabot rumah tangga seperti

meja, kursi, tempat tidur, rak dan lemari (buku, mainan,

pakaian), atau juga mainan dan barang hobi. Kayu lapis yang

Page 56: Bab I Kewirausahaan

dibuat dari kayu gelondong merupakan bahan bangunan yang

luas penggunaannya. Selain untuk dinding, langit – langit, dan

penyekat rumah, kayu lapis banyak digunakan untuk

berbagai perabot. Penggunaan bambu untuk berbagai

perabot memang agak berkurang, namun prospeknya masih

tetap ada, misalnya untuk supit dan tusuk sate. Prospek

perabot dari rotan sangat cerah karena rotan memiliki sifat

khas (mudah dibentuk, lentur, kuat dan awet) dan yang lebih

penting lagi, mempunyai atau memberikan penampakan yang

artistik. Karena sifatnya yang demikian, rotan juga digunakan

untuk membuat berbagai ornamen tubuh dan ornamen

rumah, dan bahkan juga dapat digunakan dalam pabrik

sebagai penyangga mesin yang bergoyang (ayakan goyang)

karena daya lenturnya. Coba Anda sebutkan bermacam

barang yang terbuat dan mungkin dapat dibuat dari bahan

dasar rotan !

Industri bahan bangunan dan perabot rumah tanggan

berkembang terus sejalan dengan perkembangan penduduk,

ilmu dan teknologi, perdagangan dan kehidupan sosial

ekonomi lainnya. Karena penduduk terus berkembang dan

tiap orang, bahkan tiap negara, ingin terus meningkatkan

kesejahteraan penduduknya, maka permintaan akan bahan

bangunan dan perabot rumah tangga akan terus meningkat.

Bentuk, model, variasi, ukuran, dan mutu rumah terus

berkembang sehingga juga membutuhkan berbagai barang

dengan bentuk, model, variasi, dan kegunaan yang beragam

pula. Walaupun demikian, faktor mutu dan standar penting

diperhatikan agar perkembangan jenis, model, variasi , dan

bentuk tidak mengarah kepada kekacauan yang merugikan.

Page 57: Bab I Kewirausahaan

Dengan berkembangnya perumahan, berkembang pula

berbagai jenis kegiatan untuk memproduksi barang dan jasa.

Piranti dapur seperti sendok, garpu, wajan, sutil, kompor,

pisau, dan rak piring, tentulah juga terus berkembang

mengiktui permintaan. Demikian juga perlengkapan rumah

seperti kunci, engsel, bel, alarm, terali, dan lain – lain,

diperlukan terus sesuai dengan permintaan akan

pembangunan rumah. Dempul, cat tembok, cat kayu, meni,

dan lain – lain juga terus dibutuhkan. Berbagai alat dan

bahan kimia untuk kebersihan seperti kain pel, sapu, sikat,

karbol, deterjen, sabun cair dan padat, serta pewangi kamar

mandi, juga diperlukan dalam industri rumah tangga yang

demikian luas. Kebutuhan akan barang untuk rumah atau

panggon itu tidak terbatas, terus berkembang sesuai dengan

perkembangan ekonomi dan mode. Orang akan tetap

berusaha untuk memiliki rumah atau panggon sendiri,dan

ingin selalu melengkapinya sebaik mungkin.

Masih banyak lagi yang diperlukan orang, dan itu merupakan

kesempatan untuk berusaha. Nah, mengapa orang harus

pesimistis jika kenyataannya banyak kesempatan untuk

berusaha ?

d. Kendaraan

Kendaraan bermotor seperti sepeda motor, sedan,

minibus, truk dan bus, pada zaman modern yang serba cepat

dan sibuk ini dianggap sangat vital. Disamping itu, kendaraan

bermotor juga dianggap sebagai simbol status ekonomi

seseorang dan merupakan keinginan yang kuat tiap orang

atau keluarga untuk memilikinya. Tidak mengherankan

Page 58: Bab I Kewirausahaan

apabila orang juga berusaha keras untuk dapat memiliki

kendaraan bermotor. Seperti halnya pada rumah, pada

kendaraan bermotor pun terdapat puluhan bahkan ratusan

atau ribuan jenis barang yang dikenal sebagai parts. Karena

selalu saja ada bagian yang aus, maka kebutuhan akan suku

cadang (spare parts) akan banyak juga sesuai dengan

banyaknya kendaraan. Industri kendaraan bermotor

merupakan kunci utama keuntungan yang diperoleh negara

industri seperti Jepang dan Jerman Barat. Pemilik kendaraan

bermotor umumnya adalah mereka yang mampu san

mempunyai “selera tinggi”. Berbagai aksesori mobil, yang

dikenal juga dengan sebutan “variasi” mobil, ternyata

mendapat pasaran yang baik walaupun harganya relatif

mahal.

Walaupun sepeda motor dan mobil mempunyai daya

tarik khusus, harganya yang tinggi dan kondisi jalan yang

kurang baik meyebabkan pemasarannya pun masih terbatas.

Sepeda merupakan kendaraan yang paling populer untuk

daerah pedesaan. Kesadaran akan pentingnya olah raga

untuk menjaga kesegaran badan dan kesehatan telah

mendorong permintaan terhadap sepeda lebih banyak lagi

walaupun bukan sebagai alat transportsi. Di daerah

pedesaan, sepeda dapat berfungsi ganda, baik sebagai alat

transportasi orang maupun sebagai alat angkut barang.

Seperti juga pada kendaraan yang lain, sepeda pun

memerlukan suku cadang, terutama ban luar dan ban dalam.

e. Lain – lain

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa sesungguhnya

sangat banyak, baik dalam jenis dan kuantitas maupun dalam

Page 59: Bab I Kewirausahaan

kualitas. Kebutuhan itu adalah yang secara langsung atau

tidak langsung diperlukan untuk mengerjakan dan

menghasilkan suatu barang atau jasa. Kebutuhan tersebut

sangan banyak dan beragam, dari kebutuhan akan makanan

ternak sampai kebutuhan akan sekrup untuk pesawat

antariksa. Sekadar ilustrasi, marilah kita coba

mengelompokkannya :

a. Golongan ATK (Alat Tulis Kantor). Golongan ini

meliputi berbagai jenis dan mutu kertas (tulis,

gambar, stensil, fotokopi, cetak), karton, buku tulis,

buku bon, kuitansi, notes, memo, buku harian, map,

amplop, ordner, berbagai alat tulis (pensil, ballpoint,

pena, spidol, kapur tulsi), berbagai penghapus

(karet, cairan), pita karbon, tinta, penjepit, stapler,

dan sebagainya.

b. Golongan makanan hewan. Golongan ini makin

penting dan berkembang pesat mengikuti

perkembangan peternakan dan perikanan modern.

Golongan makanan hewan meliputi berbagai bahan

mentah seperti hijauan, dedak, dungkil, biji – bijian,

grit kapur, tepung ikan, tepung darah, dan berbagai

bahan yang sudah siap pakai (bentuktepung, pelet

atau glintiran). Makanan hewan diperlukan untuk

ternak unggas (ayam petelur, ayam pedaging,

burung puyuh), sapi perah, sapi pedaging, ikan hias,

ikan produksi, udang dan lain – lainnya.

c. Golongan elektronika. Elektronika merupakan hasil

teknologi mutakhir dan sangat berperan pada zaman

ini. Perubahan besar pada abad terakhir terutama

ditandai dengan atau disebabkan oleh adanya

Page 60: Bab I Kewirausahaan

kemajuan dalam bidang elektronika. Barang –

barang seperti radio, telepon, televise, tape

recorder, video, komputer, robot, sampai peluru

kendalai, semuanya menggunakan teknologi

elektronika. Barang elektronika seperti radio, tape

recorder, dan televisi adalah barang yang kuat

permintaannya setelah kebutuhan pangan dan

sandang terpenuhi. Berbagai barang seperti bel

musik, alarm, kalkulator, permainan elektronik

(games), telex, walky-talky, dan berbagai macam

instrument analitis, semuanya menggunakan

komponen elektronika. Jepang dapat mengejar dan

menyejajarkan diri dengan Amerika Serikat, Inggris,

atau Jerman Barat sebagai negara industri maju

berkat pemanfaatan dan pengembangan elektronika.

Taiwan kini maju pesat, juga dengan memanfaatkan

teknologi ini. Industri barang hiburan, terutama radio

dan casset recorder beserta perlengkapannya

seperti amplifier, mixer, loudspeaker, dan kasetnya

benar – benar telah membanjiri dunia. Kelihatannya

mereka yang tidak menguasai teknologi ini hanya

akan menjadi objek pemasaran saja. Kesempatan

untuk berusaha di bidang elektronika masih terbuka

luas. Tentu saja untuk itu perlu penguasaan yang

relevan, yaitu pengetahuan tentang elektronika yang

mutakhir.

d. Golongan peralatan dan perlengkapan olah raga.

Permintaan terhadap peralatan dan perlengkapan olah

raga juga makin besar sebanding dengan

perkembangan olah raga. Berbagai jenis bola yang

Page 61: Bab I Kewirausahaan

masing – masing mempunyai bentuk dan sifat

tersendiri diperlukan untuk cabang olah raga sepak

bola, sepak takraw, bola voli,bola basket, tennis, tennis

meja. Raket diperlukan untuk cabang bulutangkis,

tennis dan squash. Olah raga bulutangkis memerlukan

banyak shuttle ecock, sementara tennis meja

memerlukan berbagai jenis karet untuk bat. Industri

perlengkapan olah raga juga berkembang. Berbagai

kaus kaki, baju kaus, jaket, pakaian olah raga, sepatu,

topi, sarung, dan tas olah raga diperlukan untuk

melayani permintaan yang makin meningkat. Selain

itu, juga berkembang produksi berbagai jenis piala,

piagam dan lain – lain.

e. Komoditi kesehatan. Kebutuhan barang dan jasa yang

penting sejak zaman dulu sampai sekarang adalah

pada bidang kesehatan. Dalam hal in ioranga akan

berusahan sekuat mungkin dan tidak mempedulikan

harga, mahal pun akan dibayar demi memperoleh obat

atau jasa kesehatan. Berbagai obat diperlukan orang

demi menjaga agar tetap sehat, tetap langsing, awet

muda, dan lebih - lebih untuk mengobati jika

seseorang terserang penyakit. Sejak dulu orang telah

berusaha menggali dari berbagai ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk memperoleh berbagai obat dan

peralatan untuk tujuan tersebut. Perkembangan obat

makin luas sejalan dengan perkembangan ilmu

kedokteran. Makin banyak jenis penyakit ditemukan,

makin banyak pula dieprlukan obatnya. Beberapa

barang dan peralatan kesehatan yang umum

diperlukan antara lain plester, perban, kapas,

Page 62: Bab I Kewirausahaan

peralatan gelas sampai peralatan dan instrument

cangggih untuk mendeteksi penyakit atau kelainan

yang ada pada seorang pasien. Sementara itu, jamu

sebagai obat tradisional dengan citra langsing, ayu,

awet muda, atau “kuat”, ternyata dapat bertahan

terhadap gelombang obat – obatan modern. Kemajuan

teknologi pangan dan kesadaran akan gizi juga ikut

mendorong kemajuan dalam industri barang dan jasa

kesehatan. Dalam banyak hal kini sering sulit

dibedakan, apakah suatu barang tergolong ke dalam

obat ataukah ke dalam makanan. Makin luas dan tinggi

pengetahuan tentang pangan, gizi, kesehatan, dan

teknologi, makin besar pula kemungkinan untuk

mengembangkan berbagai produk untuk kesehatan.

Namun, mengingat persaingan dalam prosuk

kesehatan cukup ketat, hanya mereka yang mampu

dan dapat menguasai teknologi tinggi dan teknik

pemasaran yang baik yang akan dapat bertahan dan

berkembang.

f. Peralatan dan perlengkapan musik. Musik

merupakan kebutuhan manusia yang kini

kelihatannya makin menggila, terutama pada

“kawula muda”. Selain radio, kaset dan rekordernya,

juga dibutuhkan berbagai instrument atau peralatan

musik, baik yang modern maupun yang tradisional.

Suling dan gitar merupakan alat musik yang populer,

sedangkan piano dan organ, karena harganya mahal,

umumnya hanya dimiliki oleh kalangan terbatas.

Harga satu unit peralatan musik seperti gitar

elektrik, drum, organ atau piano, mixer, mikrofon

Page 63: Bab I Kewirausahaan

beserta perlengkapan elektronikanya, sangat mahal.

Walaupun demikian, tetap saja ada yang mau

membeli karena pay off (terbayar kembali).

Perkembangan produksi kaset begitu cepat sehingga

dalam waktu relatif singkat telah dapat menjamah

orang banyak dan menjadi bisnis raksasa yang

melibatkan perputaran uang bermilyar – milyar. Hal

ini dimungkinkan karena pengetahuan tentang musik

dan psikologi, digabungkan dengan teknologi

modern, dapat menyentuh kalbu dan

mengeksploatasi gejolak lubuk hari manusia melalui

teknologi auditif yang mutakhir, menghasilkan musik

sebagai “makanan” yang sedap maupun yang

menggairahkan. Tentu saja hal yang serupa itu akan

laku keras sepanjang daya beli masyarakat tetap

ada.

Perlombaan dan persaingan tidak hanya terbatas

antarperusahaan, tetapi juga antarnegara dalam menciptakan

dan memproduksi barang baru dengan teknologi yang makin

canggih. Inilah tantangan bagi bangsa – bangsa yang sedang

berkembang untuk terus berusaha dan bekerja keras

mengejar ketinggalan dari negara maju yang menguasai

teknologi modern. Walaupun demikian, di antara kemajuan

dan perkembangan teknologi tersebut masih banyak sela dan

celah – celah yang dapat dimasuki seseorang atau suatu

bangsa untuk mengembangkan usaha. Upah yang tinggi dan

kemajuan teknologi menyebabkan orang di negara maju

enggan mengerjakan pekerjaan yang relatif menyita waktu

lama dan tenaga manual seperti produk – produk kerajinan.

Tiap negara juga mempunyai kekhususan sendiri dan jika hal

Page 64: Bab I Kewirausahaan

yang khusus atau khas tersebut dikembangkan, pastilah

negara lain tidak akan dapat menyaingi. Coba Anda sebutkan,

tanaman apa saja yang asli Indonesia ? Mana yang

potensinya terbesar di dunis ? Kegunaan apa saja yang

mungkin dapat dikembangkan dan dijadikan usaha

komersial ?

Analog dengan keadaan itu juga terdapat kesempatan

bagi “orang kecil” untuk berusaha di antara para pengusaha

besar. Kesempatan usaha yang direbut pengusaha kecil

mungkin sebagian dari rantai tata niaga pengusaha besar

sehingga dia dapat menjadi “anak angkat”, atau usaha yang

memang berada di luar bidang yang digarap oleh pengusaha

besar. Masih banyak “lubang” dan bidang usaha kecil yang

dapat digarap. Hendaknya juga diingat bahwa perusahaan

besar pun pasti memerlukan barang atau pelayanan jasa.

Itulah kesempatan yang harus direbut. Tidak perlu harus

bersaing dengan perusahaan besar dan bahkan mungkin

lebih baik join atau melakukan kerja sama yang baik dan

harmonis.

Selain kebutuhan fisik dalam bentuk barang, manusia

juga memerlukan jasa atau sesuatu yang abstrak, antara lain

dalam bidang konsultasi, hiburan, santapan rohani, wisata,

olah raga. Keperluan barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan in terbuka lebar, misalnya biro perjalanan, antar –

jemput penumpang (anak sekolah, karyawan, umum),

pengiriman barang, biro bantuan hukum, perusahaan

konsultasi (konsultan), lembaga pendidikan dan latihan,

bengkel las, service atau perbaikan barang elektronika,

kulkas ataupun motor, tukang kayu, tukang kasur, tukang

cukur, dan penjahit. Jika Anda mempunyai pengetahuan atau

Page 65: Bab I Kewirausahaan

keterampilan tertentu, mengapa tidak Anda amalkan sambil

menambah penghasilan melalui pendidikan formal maupun

nonformal, seperti kursus dan latihan keterampilan teknik,

seni, olah raga, sastra, dan administrasi.

Jika Anda berpikir sejenak, pasti juga Anda mampu

menemukan peluang bagi usaha baru. Bukankah usaha jasa

penyelenggaraan pesta ulang tahun, seminar, pameran,

perkawinan dan yang sejenis cukup menarik ? Bagaimana

pula pendapat Anda tentang usaha jasa pengantaran surat

undangan, kliping, kebersihan (cleaning service), keamanan,

dan binatu ? Apa pun yang Anda pikirkan, hendaknya usaha

itu halal dan tidak melampaui kemampuan Anda.

3. Usahatani

Pertanian adalah usaha untuk memanfaatkan tanah atau

lahan, energi matahari, dan faktor lingkungan melalui

tanaman dan hewan. Pertanian adalah sumber yang dapat

pulih kembali, artinya pertanian dapat menghasilkan benda

atau energi yang digunakan oleh manusia. Jika kita

menambang emas, maka suatu saat emas yang ditambang

dari dalam tanah tersebut akan habis. Akan tetapi, jika kita

memanen ubi, biji, ikan, atau buah, kita masih dapat terus –

menerus memanennya sepanjang kita tanam atau ternakkan

kembali bibit atau benih yang dipanen. Dari satu benih bisa

diperoleh puluhan bahkan ratusan biji sejenis. Tentu saja

tidak demikian halnya pada komoditi bukan pertanian. Batu,

emas, tembaga, besi, dan barang bukan pertanian lainnya,

tidak bisa beranak dan berkembang seperti hewan dan

Page 66: Bab I Kewirausahaan

tumbuhan. Itulah faktor utama kelebihan pertanian

dibandingkan dengan usaha nonpertanian.

Seseorang yang ingin terjun ke dunia bisnis pertanian

atau agribisnis hendaknya terlebih dahulu memahami hakikat

pertanian. Banyak orang kota (tentu saja yang berduit) yang

melihat pertanian sebagai suatu usaha yang sederhana.

Tanaman atau hewan akan tumbuh dan “berkembang

senditi”. Memang usaha pertanian dapat sederhana. Namun,

jika Anda ingin sukses dalam usaha pertanian, tentulah perlu

kesungguhan, ketekunan, kesabaran, dan kecerdasan. Risiko

kegagalan harus dipertimbangkan. Untuk menghindari atau

mengurangi risiko kegagalan, Anda perlu memahami dan

mengerti faktor penyebabnya. Sukses hanya mungkin dicapai

jika yang bersangkutan telah mengerti dan memahami

berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

dan hewan, misalnya benih dan bibit, cara perawatan, hama

dan penyakit, iklim dan cuaca, kebutuhan air dan nutrien atau

zat gizi yang diperlukan (pupuk untuk tanaman atau makanan

untuk ternak dan ikan), dan cara – cara panen serta

penanganan pasca panennya.

Pertanian pada masa ini bukan lagi seperti pertanian

zaman dahulu yang tanpa perhitungan. Pertanian modern

adalah juga suatu industri yang harus dikelola dengan cara

yang tepat. Ciri industri harus ada pada pertanian modern,

yaitu unsur perencanaan, unsur optimalisasi, kesinambungan,

dan unsur pengawasan mutu. Tentu saja kurang l engkap jika

aspek pemasaran tidak dimengerti dan dipahami benar

karena pemasaran adalah pintu gerbang kesuksesan dalam

setiap usaha.

Page 67: Bab I Kewirausahaan

Jenis usaha di bidang pertanian secara umum terbagi

dalam tiga golongan utama, yaitu usaha tanaman, usaha

peternakan, dan usaha perikanan. Usaha tanaman meliputi

usaha tanaman pangan seperti padi dan palawija; usaha di

bidang hortikultura yang terdiri dari usaha buah – buahan,

sayur – sayuran, dan bunga – bungaan; usaha perkebunan

seperti karet, kopi, kokoa, tembakau, cengkih, lada, teh,

kelapa, dan kelapa sawit. Produk pertanian, terutama

komoditi pangan utama, akan selalu dibutuhkan orang, tetapi

komoditi ini umumnya tidak elastis karena permintaannya

praktik sejalan dengan kenaikan penduduk, dan harganya

relatif rendah, kecuali jika terjadi kekurangan pemasokan

(supply). Hal itu berbeda dengan komoditi perkebunan yang

umumnya merupakan bahan baku industri. Fluktuasi atau

kenaikan dan penurunan permintaan terhadap komoditi

perkebunan yang secara langsung mempengaruhi harga,

terutama disebabkan oleh dan bergantung pada situasi

perdagangan dan industri yang terkait.

Berdasarkan sifat masin g- masing tanaman, ternak, dan

ikan, maka seseorang dapat mempertimbangkan jenis

usahatani mana yang paling baik untuknya. Faktor modal,

kemampuan, pengalaman, dan kemauan, menentukan

pilihannya setelah juga memikirkan untung-rugi.

a. Hortikultura

Komoditi holtikultura mempunyai karakteristik yang

unik. Secara umum komoditi holtikultura dipandang

mempunyai status yang relatif lebih tinggi daripada

komoditi pangan utama. Orang memerlukan komoditi

horikultura umumnya juga setelah dapat

memenuhikebutuhan pangan utamanya. Namun, adanya

Page 68: Bab I Kewirausahaan

peningkatan kesadaran terhadap kesehatan, terutama

terhadap gizi, menyebabkan permintaan meningkat

terhadap buah – buahan dan sayur – sayuran juga

meningkat. Permintaan terhadap bunga – bungaan hanya

akan ada kalau orang atau masyarakat telah dapat

menghargai atau mempunyai apresiasi terhadap nilai

keindahan. Makin tinggi peradaban dan pendapatan

seseorang, maka makin tinggi pula permintaannya

terhadap hal – hal yang bersifat keindahan. Itulah

sebabnya permintaan terhadap bunga – bungaan yang

meliputi bunga potong, tanaman pot, karangan bunga,

tanaman hias, dan sejenisnya, banyak diminati oleh

kalangan yang berpendidikan dan berpenghasilan

menengah sampai atas. Karena daya beli mereka cukup

tinggi, maka harga komoditi hortikultura, terutama bunga

– bungaan, relatif tinggi, dan pengusahaannya sering

sangat menguntungkan. Namun, hendaknya juga diingat

bahwa komoditi hortikultura relatif sangat mudah rusak

dan usahataninya memerlukan penanganan yang

intensif.

Sayur – sayuran terdiri dari sayuran tradisional dan

sayuran baru. Sayuran tradisional misalnya daun ubi

kayu, daun kara (golongan kacang – kacangan),

semanggi, bayam, kangkung, cabe rawit, labu siam,

petai, jengkol, nangka dan pepayamuda, daun melinjo,

mentimun, kacang panjang, kluwih. Sayuran yang relatif

baru adalah “sayuran Eropa” seperti tomat, wortel, kol

atau kubis, kol bunga, selada dan seledri, serta sayuran

dari Cina seperti petai, lobak, kailan, sawi putih, dan

bawang putih.

Page 69: Bab I Kewirausahaan

Seperti pada sayuran, buah – buahan pun ada yang

asli Indonesia dan ada puula yang didatangkan dari luar.

Durian, rambutan, salak, nangka, cempedak, duku,

langsat, berbagai jenis mangga, duwet, kecapi, menteng

adalah buah – buahan “asli” Indonesia. Sebaliknya apel,

anggur, leci, lengkeng, melon, blewah, semangka, dan

besarannya adalah buah – buahan yang didatangkan dari

luar, kemudian dikembangkan disini. Baik buah – buahan

asli ataupun yang berasal dari luar, sesungguhnay akan

sama disengani sepanjang mutunya baik. Namun, secara

umum sering dianggap bahwa buah – buahan yang

berasal dari luar “dihargai” lebih tinggi karena jika

membeli dan memakan buah tersebut, akan merasa lebih

bergengsi.

Buah – buahan Indonesia yang mempunyai prospek

cerah dan digemari di luar negeri adalah mangga (arum

manis, golek, manalagi), manggis, jeruk bali, advokad,

rambutan dan kesemek. Buah – buahan baru yang

“mendapat tempat” di Indonesia antara lain adalah apel,

anggur, melon dan leci.

Melalui penggunaan teknologi baru, kini berbagai

jenis, rupa dan warna sayuran, buah – buahan, dan

terutama bunga – bungaan, dapt dikembangkan sehingga

dapat merebut pasaran karena manusia selalu

menginginkan sesuatu yang baru dan lebih baik dari

waktu ke waktu. Oleh karena itu, pengembangan buah –

buahan dan bunga – bungaan di Indonesia, jika ditangani

dengan sungguh – sungguh, dapat merupakan komoditi

penting untuk pasaran internasional karena di sini

terdapat banyak sekali ragam dan jenis tanamannya.

Page 70: Bab I Kewirausahaan

Dalam hal ini Indonesia agak tertinggal dibandingkan

dengan Thailand yang telah mampu menghasilkan jenis

baru seperti jambu Bangkok, durian Bangkok, anggur

mutan, white Malaga, dan pepaya Bangkok.

b. Tanaman Pangan

Usahatani tanaman pangan, selain tanaman pangan

yang termasuk hortikultura, umumnya merupakan usaha

trasidional. Padi merupakan tanaman pangan yang

terpenting di Indonesia, menyusul ubi kayu, jagung, ubi

jalar, talas, dan kimpul. Jenis usaha tani ini umumnya

masih bersifat untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Namun, mengingat komoditi ni akan selalu laku, maka

orang senang mengusahakannya dengan pertimbangan

untuk “keamanan” sendiri, laku dijual, dan ada jaminan

harga dasar untuk padi dan jagung.

Harga jual komoditi pangan umumnya relatif rendah,

namun kemudahan memperoleh kredit dan sarana

produksi lainnya serta adanya ketrampilan yang telah

dimiliki secara tradisional merupakan alasan orang untuk

usaha tani tanaman pangan ini. Mengingat komoditi

pangan selalu diperlukan orang dan banyak negara yang

masih memerlukannya, maka secara nasional komoditi ini

sangat strategis. Kebutuhan akan bahan pangan akan

selalu meningkat sesuai dengan kenaikan jumlah

penduduk setempat maupun di luar daerah atau negara

yang bersangkutan.

c. Tanaman Industri

Page 71: Bab I Kewirausahaan

Kesempatan usaha untuk tanaman industri cukup

luas mengingat perkembangan industri yang pesat pula.

Berbagai jenis komoditi pertanian diperlukan untuk

memenuhi berbagai industri makanan, minuman, obat –

obatan, kosmetika, parfum, peralatan rumah tangga,

pakaian, dan sebagainya. Untuk itu sering orang

mengusahakan tanaman industri dalam bentuk

perkebunan. Apa pun yang akan disebutkan orang, yang

pasti komoditi dari tanaman industri dapat memberikan

keuntungan yang besar karena dapat diusahakan secara

besar – besaran pula.

Beberapa jenis tanaman industri yang penting

adalah karet, kelapa sawit, kopi, kokoa, teh, tembakau,

kelapa, tebu, cengkih, lada, pala, vanili, minyak nilam,

serai, akar wangi, rosela, dan kapas. Selain itu, penting

juga diketahui berbagai tanaman obat – obatan dan

kosmetika seperti temulawak, kapulaga, lidah buaya,

kumis kucing, daun pepermin, dan lain – lain.

Syarat – syarat klimatologis, agronomis,

pengelolaan, biaya, pemasaran, dana yang diperlukan,

dan berbagai keterangan yang lebih terinci tentang

usaha dalam bidang tanaman industri, khususnya bentuk

perkebunan, disajikan dalam bab selanjutnya.

d. Usaha Peternakan

Peluang bagi usahan dalam bidang peternakan juga

cukup luas, mulai dari usaha bibit sampai perdagangan

hasil ternaknya. Secara umum usaha dalam bidang

peternakan dapat digolongkan menjadi :

1.) Usaha makanan ternak dan atau obat – obatan

Page 72: Bab I Kewirausahaan

2.) Usaha penetasan telur

3.) Usaha penyediaan bibit

4.) Usaha ayam pedaging

5.) Usaha ayam petelur

6.) Usaha burung puyuh

7.) Usaha bebek petelur dan atau pedaging

8.) Usaha unggas lainnya

9.) Usaha kambing dan atau domba

10.) Usaha sapi perah

11.) Usaha sapi pedaging

12.) Usaha penggemukkan ternak (sapi)

13.) Usaha jasa dan sarana peternakan (kesehatan,

peralatan, inseminasi buatan, pengangkutan,

kosultasi, pendidikan, informasi, dan sebagainya)

14.) Usaha ternak lainnya (kelinci, anjing, kuda, kerbau,

dan sebagainya)

Adanya perkembangan yang pesat dalam berbagai

bidang ekonomi, perdagangan, industri, dan termasuk

juga perusakan pada berbagai fauna di dunia ini, maka

berbagai jenis binatang menjadi langka. Usaha untuk

menternakkan beberapa binatang tersebut ternyata

cukup menarik dan menguntungkan, misalnya

peternakan berbagai jenis burung penyanyi, burung

kasuari dan buaya.

“Binatang kesayangan” yang dalam bahasa Inggris

disebut pet tidak hanya kucing dan anjing saja, tetapi

juga berbagai binatang lain seperti kelinci, trewelu dan

tupai atau yang sejenis, tikus putih dan binatan glin

yang mempunyai sifat – sifat “jinak, manja, dan dapat

Page 73: Bab I Kewirausahaan

dibelai sayang”. Peternakan binatang kesayangan juga

memberikan peluang bagi usaha yang cukup menarik.

e. Usaha Perikanan

Usaha dalam bidang perikanan juga cukup luas

mulai dari usaha penangkapan sampai pembudidayaan.

Secara umum dikenal usaha perikanan darat, usaha

tambak atau perikanan air payau, usaha penangkapan

ikan, usaha budidaya air laut. Masing – masing jenis

usaha itu masih mengandung berbagai kegiatan usaha

seperti penyediaan sarana peralatan, modal, jasa

angkutan, agroindustri, pemasaran, dan berbagai

sarang penunjang lainnya.

Salah satu aspek yang menguntungkan dalam

bidang perikanan dibandingkan dengn peternakan ialah

karena ikan secara universal dapat diterima, sedangkan

daging belum tentu diterima oleh sebagian orang

mengingat adanya pantangan agama atau kepercayaan

yang dianut.

1.) Perikanan darat. Potensi pengembangan ikan di Indonesia

sangat besar, baik di darat, pantai, ataupun di laut. Coba

perhatikan daerah – daerah Sumatera dari Aceh sampai

Lampung, terutama di bagian timur, Kalimantan dari barat

sampai timur, dan Irian Jaya, terutama bagian barat sampai

selatan, penuh tanah berair (rawa dan payau). Digduga

daerah berair itu tidak kurang dari 10 juta ha. Itulah sumber

kekayaan alam yang berpotensi besar sekali untuk perikanan

darat dan payau. Dewasa ini masyarakat masih banyak yang

belum mengusahakan sumber potensi itu. Sebagian besar

masih pada tingkat “berburu” yang hasilnya tentu saja sangat

Page 74: Bab I Kewirausahaan

minim. Untuk itu perlu dikembangkan usaha budidaya ikan

yang lebih baik. Dalam usaha budidaya ikan darat terlibat

berbagai kegiatan, antara lain pembuatan kolam, pengaturan

air, pemberian makanan, perawatan kolam, pemijahan,

pembibitan, pembesaran, pemanenan, dan pemrosesan

hasilnya. Usaha pembuatan makanan ikan yang siap pakai

kini makin terasa pentingnya sehingga bidang usaha ini juga

berpotensi untuk dikembangkan.

Beberapa jenis ikan tawar yang terkenal dan biasa

dibudidayakan adalah mujair, ikan mas, tawes, lele, dan yang

kini mulai populer adalah udang galah. Mujair dan ikan tawes

relatif mudah dan cepat berkembang biak, namun harganya

juga relatif lebih rendah. Gurame dan udang galah adalah

jenis ikan darat yang paling digemari, “berstatus tinggi” dan

harganya pun relatif paling mahal. Hal itu mungkin

disebabkan oleh budidaya udang galah dan ikan gurame

relatif juga lebih sulit, lebih lama, dan lebih mahal

pemeliharaannya.

Selain budidaya ikan dalam kolam, kini banyak juga orang

mengusahakan bidudaya ikan dengan jala apung di danua

dan dengan cara keramba di sungai. Kedua cara tersebut

pada prinsipnya sama, yaitu ikan dikurung dalam suatu

kurungan kayu atau bambu atau kawat pada sistem keramba,

dan jala besar untuk sistem jala apung. Ikan leluasa bergerak

di dalam air, tetapi tidak dapat keluar dari kurungan.

Usaha perikanan yang cukup menarik juga adalah budidaya

ikan hias. Dalam usaha ikan hias hal yang terpenting adalah

menghasilkan ikan dengan jenis, ragam, dan rupa yang

menarik dan beragam. Untuk itu tidak harus membuat kolam

yang besar, tetapi cukup pada kolam – kolam kecil dan

Page 75: Bab I Kewirausahaan

dangkal. Persilangan selalu diusahakan agar selalu diperoleh

rupa yang baru dan menarik. Karena mungkin “lain daripada

yang lain”, maka harganya pun dapat jauh lebih mahal

daripada yang biasa. Usaha ikan hias ini cocok untuk daerah

di sekitar kota besar.

2.) Perikanan tambak. Tambak, dan mungkin juga kolam ikan

yang banyak dijumpai di Indonesia, mungkin merupakan

teknologi asli penemuan bangsa Indonesia karena telah

dikenal sejak atau bahkan sebelum zaman Majapahit.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kolam ikan dan

tambah yang terbesar di dunia.

Bandeng secara tradisional merupakan jenis ikan yang umum

diusahakan dalam tambak, dan udang merupakan “hasil

sampingannya”. Kini, mengingat permintaaan dunia terhadap

udang terus meningkat, sedangkan produksi udang hasil

penangakapan di laut makin berkurang, budidaya udang

merupakan alternatif yang tepat untuk dapat memenuhi

permintaan dunig. Harga yang tinggi juga makin mendorong

orang untuk mengusahakan udang dalam tambak. Berbeda

dengan budidaya bandeng yang telah lama dikenal, budidaya

udang relatif baru. Namun, mengingat permintaan yang kuat

dan status udang sebagai “makanan elite” yang

menyebabkan harganya relatif tinggi, prospeknya sangat

cerah, dan Indonesia dapat menjadi “negar udang no.1” di

dunia.

Selama ini bibit ikan bandeng yang dikenal dengan nama

nener diperoleh dari hasil penangkapan di laut karena cara

pemijahan belum berkembang. Sebaliknya, pada udang sulit

memperoleh bibit dari laut, tetapi teknologi untuk pembibitan

udang kini telah ada, tinggal dikembangkan lebih lanjut.

Page 76: Bab I Kewirausahaan

Masalah utama yang dihadapi pada pengusaha udang dalam

tambak adalah desain tambak sehubungan dengan

pengaturan airnya. Sebagaimana telah diketahui, budidaya

ikan dalam tambak adalah budidaya air payau, yaitu air

campuran tawar dan asin. Masalah salinitas (kadar garamnya)

dan suhu air payau, di samping faktor makanan, sangat

penting dan ikut menentukan keberhasilan usaha perikanan

dalam tambak.

3.) Penangkapan dan budidaya laut. Indonesia, yang

mempunyai wilayah tergolong ke dalam “10 Besar” di dunia,

sebagian terbesar wilayahnya adalah lautan. Potensi dan

karunia yang besar ini perlu dimanfaatkan sebaik – baiknya.

Penangkapan ikan di laut telah merupakan mata

pencahariaan jutaan penduduk Indonesia yang berdiam di

sepanjang pantai. Para nelayan itu umumnya masih tergolong

miskin karena cara – cara penangkapannya masih tradisional

dan sederhana. Sebaliknya, usaha – usaha penangkapan

secara besar – besaran dengan perlengkapan modern

ternyata sering mengundang gejolak politik. Oleh karena itu,

perlu adanya peningkatan dan perbaikan pada tenik

penangkapan oleh para nelayan yang tidak menimbulkan

gejolak sosial.

Berbeda dengan usaha penangkapan ikan yang relatif

“penuh” itu, usaha budidaya di laut masih terbuka sangat

lebar . Usaha budidaya ikan dan rumput laut relatif masih

baru. Jenis usaha ini perlu terus digalakkan untuk

mengimbangi dan mengurangi kebergantungan kepada hasil

penangkapan dan perusakan alam pada waktu nelayan tidak

menangkap ikan. Di Jepang usaha budidaya di laut cukup

berkembang sehingga berbagai jenis ikan laut yang digemari

Page 77: Bab I Kewirausahaan

konsumen (harganya tentu cukup tinggi) telah dapat

dihasilkan dari usaha pembudidayaan itu. Potensi

pengembangan budidaya air laut Indonesia benar – benar

cerah karena sebagai negar tropis, Indonesia memiliki

berbagai jenis ikan, baik ikan untuk konsumsi maupun ikan

hias yang beraneka ragam indahnya. Laut harus dijadikan

ladang kehidupan bangsa Indonesia di masa depan.

4.) Lain – lain. Bertitik tolak dar pemikiran “yang lain”, ada

beberapa usaha yang semula tidak terpikirkan, tetapi kini

makin diminati. Usaha tersebut antara lain ternak katak,

bekicot, cacing, semut dan mungkin pula rayap, uret, ular,

kalajengking, dan sebagainya. Paha katak atau paha kodok

Indonesia ternyata banyak diminati di luar negeri. Tanah air

Indonesia yang kaya rawa dan sawah itu serta curah hujan

yang tinggi benar – benar merupakan surga bagi kehidupan

katak. Selama ini produksi paha kodok masih cukup dari

pemasokan hasil penangkapan saja. Namun, usaha budidaya

kodok perlu terus dikembangkan agar dapat tetap memenuhi

permintaan pasar dalam negeri maupun pasar internasional.

Bekicot dan berbagai jenis siput darat (air tawar) lainnya

perlu juga dikembangkan. Bekicot yang semula dianggap

hama dan “pengotor” pemandangan di kebun, kini dicari

dunia diburu orang untuk makanan bebek maupun untuk

diekspor. Bekicot yang semula dianggap tidak berguna itu

ternyata dapat merupakan komoditi yang laku di pasa dalam

negeri maupun luar negeri. Demikian juga halnya dengan

cacing. Adanya perkembangan usaha ikan hias ternyata

menumbuhkan permintaan terhadap makanan untuk ikan

hias. Taiwan telah mempelopori usaha peternakan cacing ini

sehingga kini mampu mengekspor makanan ikan hias berupa

Page 78: Bab I Kewirausahaan

cacing kering dalam jumlah yang cukup besar dan harganya

pun cukup tinggi. Teknologi freeze drying yang digunakan

untuk memproses cacing menjadi komoditi perdagangan

tidaklah asing.

Usaha yang bergerak atau menangani komoditi langka seperti

biawak, ular, kalajengking, dan berbagai “binatang aneh”

lainnya, semula mungkin juga dianggap aneh. Namun, bagi

mereka yang tahu kegunaaan dan peluang bagi usaha

komoditi langka dan “nyentrik” tersebut, dapat menarik

banyak keuntungan. Nah, adakah ide lain yang Anda temukan

untuk usahatani yang menarik ? Mengapa tidak Anda coba ?

4. Industri Agroturisme

Ada suatu pemikiran yang relatif baru, yaitu

pengembangan industri pariwisata yang digabungkan dengan

industri pertanian yang dikenal dengan nama agroturism

industry. Gagasan ini timbul atas pemikiran atau alasan,

antara lain, adanya “kebutuhan orang kota” akan tempat

yang lain yang dapat memberikan kesegaran. Kehidupan kota

yang penuh hiruk – pikuk dan ketegangan perlu diimbangi

dengan kehidupan yang damai dan tenang. Selain itu, juga

manusia kota ingin sekali – sekali menikmati kehidupan

“kembali ke alam” (back to the nature) yang tenang, santai,

damai, dan bersih udaranya. Untuk itu, suatu bentuk industri

pariwisata yang dikaitkan antara lain dengan bidang

pertanian ata agroturisme sangat cocok untuk dikembangkan.

Anak – anak yang dibesarkan di kota sering tidak tahu

dari mana datangnnya buah, sayur, telur, susu dan makanan

lainnya yang mereka makan sehari – hari. Sebagian lagi ingin

merasakan bagaimana hidup di desa atau bagaimana rasanya

Page 79: Bab I Kewirausahaan

memetik buah, sayur, bunga, panen padi, menangkap ikan,

memberi makan ayam atau sapi, serta berbagai kegiatan

lainnya yang tidak ada di kota atau daerah asal mereka.

Selama liburan banyak anak – anak sekolah ingin berkemah

(camping) atau mencoba mengembara dan menjelajahi

kebun, hutan, gunung, lembah, dan pantai, mengikuti gejolak

mudanya. Hasrat yang positif ini memerlukan penyaluran

yang baik pula. Industri agroturisme memberi harapan dan

jawaban yang tepat untuk maksud tersebut.

Industri agroturisme ini sangat cocok untuk Indonesia

sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan dan

keindahan alam yang cukup potensial untuk dikembangkan.

Untuk itu perlu penyiapan yang sebaik – baiknya karena

usaha ini akan melibatkan alam, hutan, kebun, ladang,

tanaman, ternak, petani, rumah petani, dan masyarakat

setempat. Oleh karena itu, jika diinginkan agar proyek ini

dapat berhasil baik dan menguntungkan semua pihak, maka

perlu suatu perencanaan yang matang, termasuk di dalamnya

program yang terkoordinasi dengan baik. Hal itu penting

meningat sifat keterkaitan yang ada pada usaha ini.

Disamping itu, mutlak diperlukan penyiapan fisik dan nonfisik

secara baik pula agar usaha ini dapat berjalan lancar tanpa

gangguan sosial dan lain – lain yang tidak dikehendaki.

Industri agroturisme cukup luas dan beragam sehingga

dapat disesuaikan dengan masing-masing daerah. Hal

penting yang perlu diperhatikan hanyalah mencari kombinasi

yang paling optimal antara faktor kebijakan, faktor fisik,

sosial, dan ekonomi setempat. Ukuran (areal, lokasi) atau

ragam cakupan (perkemahan, pemandian, kerja praktek,

kemah kerja, pendakian, lintas alam, pemondokan,

Page 80: Bab I Kewirausahaan

perhotelan, dan sebagainya) dan tingkatan proyek

(sederhana, sedang, mewah) dapat dipilih dan disesuaikan

dengan konsidi serta kemampuan yang ada. Seseorang, suatu

perusahaan, suatu grup perusahaan, atau pemerintah daerah

dapat mengambil inisiatif dalam usaha agroturisme ini.

Jika masing-masing daerah berlomba mengembangkan

usaha ini, bukanlah sesuatu yang mustahil jika pada suatu

saat terdapat beberapa tempat yang terkenal tidak hanya

bagi turis domestik tetapi juga untuk turis luar negeri. Untuk

membentuk citra yang khas itu tentulah diperlukan kerja

keras dan pengembangan sikap mental yang baik. Faktor

yang penting untuk dapat membentuk citra yang baik adalah

kejujuran, kebersihan, keramah-tamahan, pelayanan yang

baik, dan biaya yang pantas. Tentu saja faktor keamanan dan

sarana perhubungan serta komunikasi harus terjamin.

Fasilitas kesehatan dan pertolongan pertama pada

kecelakaan perlu ada, terutama jika objeknya mengandung

kegiatan yang bersifat “petualangan”.

5. Usaha Kecil

Tantangan pembangunan dewasa ini terutama adalah

tantangan kesempatan kerja atau usaha bagi penduduk yang

terus meningkat. Jutaan orang atau pemuda memerlukan

kerja sementara lapangan kerja “formal” yang baru relatif

sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja

yang ada. Ironinya, sebagian lowongan kerja yang ada tidak

dapat terisi oleh mereka yang mencari pekerjaan karena

mereka tidak memenuhi persyaratan atau kualifikasi yang

diminta. Sebagian besar angkatan kerja tersebut memang

berpendidikan rendah dan tidak memiliki ketrampilan khusus.

Page 81: Bab I Kewirausahaan

Oleh karen aitu, tidak mengherankan jika mereka kemudian

mencari dan berusaha sendiri dalam berbagai usaha kecil.

Karena usaha merek aumumnya tidak menentu dan tidak

terdaftar secara resmi, maka sering usaha mereka itu disebut

“usaha informal”. Usaha informal ini sebaiknya dibina dan

dikembangkan juga dan dipadukan dengan usaha yang ada

agar saling mengisi dan meramaikan perdagangan.

Usaha kecil, baik yang terdaftar secara resmi dan

mempunyai kegiatan yang tetap dan sinambung ataupun

yang tidak terdaftar dan tidak menentu usahanya (musiman),

ternyata merupakan penyerap tenaga yang terbesar saat ini.

Oleh karena itu, usaha ini perlu dikembangkan dan

dikoordinasik secara baik dan terpadu mengingat mereka

yang bergerak dalam usaha informal ini umumnya sering

“nakal”, terutama dalam menggunakan tempat usaha atau

menggelarkan barang dagangannya seolah – olah

“semaunya” saja. Contoh yang ada misalnya pedagang kaki

lima. Masalah ini seharusnya tidak terjadi jika kepada mereka

diberikan bimbingan dan prasarana usaha, terutama tempat,

peralatan, dan jika mungkin juga dana.

Cara Singapura atau Malaysia dalam menangani masalah

ini kiranya perlu dipelajari sebagai bahan perbandingan.

Kedua negara tersebut menerapkan peraturan yang tegas

tetapi merangsang (tidak mempersulit) karena prasarana dan

sarana untuk berusaha mudah dan sederhana (tidak

birokratis). Faktor kesungguhan dan kejujuran adalah kunci

utama untuk keberhasilan usaha ini. Tentu saja hal itu juga

merupakan tantangan bagi para pengelola yang

bersangkutan, yaitu mulai dari pemerintah pusat sampai

pemerintah daerah, terutaman instansi atau lembaga –

Page 82: Bab I Kewirausahaan

lembaga yang bersangkutan, misalnya dinas perdagangan,

industri, tenaga kerja perhubungan, dan PLN.

Prasarana dan sarana yang perlu dibangun oleh

pemerintah terutama adalah jalan, saluran air bersih dan

pembuangannya, penampungan dan pembuangan sampah,

listrik dan, jika memungkinkan, telepon umum atau

perseorangan. Prasarana dan sarana tersebut dapat dibangun

dengan beberapa tingkat, yaitu tingkat sederhana untuk

menampung usaha kecil yang informal dan yang seharusnya

mendapat prioritas utama, tingkat menengah untuk

pedagang kecil dan menengah, sedangkan tingkat mewah

yang diperuntukkan bagi pedagang besar seharusnya tidak

perlu dibantu oleh pemerintah.

Dewasa ini dikenal berbagai usaha kerajinan dan industri

kecil yang diransang untuk maju dan berkembang. Namun,

mengingat usaha ini umumnya mempunyai keterbatasan

modal, teknologi, dan terutamam pemasaran, maka usah aini

umumnya sering “tertinggal”. Untuk itu memang diperlukan

usaha yang terpadu dan terus – menerus ditingkatkan

mengingat adanya perkembangan teknologi, sosial, dan

ekonomi yang berjalan cepat pula. Setiap perubahan yang

terjadi harus selalu dikaji agar produk yang dibuat atau

ditangani tidak “tertinggal” dan kalah bersaing dengan

produk baru. Ini berarti bahwa usaha kecil pun dituntut untuk

selalu meningkatkan mutu, mencari model atau jenis baru

dan yang lebih penting lagi selalu dapat berdaing dalam

harga dan pelayanan.

6. Faktor Permintaan

Page 83: Bab I Kewirausahaan

Memikirkan kesempatan berusaha juga dibarengi dengan

pemikien tentang prospeknya. Barang atau jasa yang akan

diciptakan tidak terlepas dari pertimbangan “laku atau tidak”

barang dan jasa tersebut kelak setelah diproduksi. Produk

yang akan dihasilkan atau ditawarkan kepada konsumen

hanya akan laku jika konsumen memang berhasrat atau

memerlukan barang atau jasa tersebut, dan mau serta

mampu membayarnya.

Faktor yang menentukan besar – kecil atau lemah – kuatnya

permintaan konsumen seperti yang telah disinggung pada

bagian terdahulu adalah :

a. Selera dan kebutuhan konsumen bersifat relatif,

berbeda antara seorang dengan orang lain. Dari waktu

ke waktu pun selera berubah karena memang bersifat

dinamis. Kewaspadaan dalam pengamatan terhadap

selera dan kebutuhan sangat bermanfaat untuk

merebut kesempatan berusaha.

b. Tinggi – rendahnya harga barang atau jasa yang

ditawarkan akan banyak mempengaruhi kuantitas

penjualan. Faktor harga mempunyai efek psikologis

yang sering menentukan pilihan para konsumen. Faktor

harga berkaitan dengan faktor mutu barang atau

pelayanan, tingkat urgensi kebutuhan, dan daya beli

konsumen. Harga yang terlalu tinggi mungkin

menyebabkan barang atau jasa tidak terbeli, dan kalau

terlalu rendah mungkin merugi atau dipandang

“murahan”.

c. Daya beli konsumen erat hubungannya dengan tingkat

pendapatannya. Daya beli akan makin tinggi jika

Page 84: Bab I Kewirausahaan

pendapatan mereka naik, dan sebaliknya daya beli

rendah jika pendapatannnya juga rendah.

d. Harga barang atau jasa lain yang sejenis atau yang

merupakan alternatif lain.

e. Komposisi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan

konsumen erat kaitannya dengan selera dan jenis

barang atau jasa yang dibutuhkan.

Berdasarkan faktor – faktor tersebut dapat

disimpulkan bahwa permintaan terhadap barang atau

jasa dipengaruhi oleh kondisi dan motivasi pengguna

(konsumen) atau calon pengguna. Dalam hal ini

mungkin saja terjadi bahwa permintaan terhadap suatu

barang tidak berubah atau tidak banyak terpengaruh

oleh perubahan harga yang ditawarkan. Mungkin juga

pemintaan terhadap suatu barang tidak banyak

terpengaruh oleh besar – kecilnya kuantitas yang ada.

Jika hal itu terjadi, maka permintaannya dikatakan tidak

atau kurang elastis, dan sebaliknya, jika harga dan

kuantitas mempengaruhi permintaan, maka dikatakan

permintannya bersifat elastis. Permintaan terhadap

kebutuhan pokok seperti bahan pangan utama

umumnya tidak atau kurang elastis, sedangkan

permintaan terhadap barang sekunder umumnya

elastis.

Selain itu, perlu juga Anda mengetahui motivasi

apa saja yang mendorong seseorang membeli barang

atau jasa yang ditawarkan. Beberapa motivasi tersebut

adalah :

a. Motivasi emosional, yaitu dorongan untuk membeli

tanpa pertimbangan yang rasional karena ingin

Page 85: Bab I Kewirausahaan

bergaya, merasa lebih tenteram, ikut – ikutan, ingin

meniru, dan sebagainya.

b. Motivasi rasional, yaitu motivasi yang didasarkan

atas pertimbangan rasional, misalnya membeli

karena mutu bagus, harga murah, mudah diperoleh,

dan pertimbangan lain yang “menggunakan otak”.

Page 86: Bab I Kewirausahaan