BAB I Kelompok 7

64
BAB I LATAR BELAKANG 1.1Gambaran Umum Desa 1.1.1 Gambaran Secara Geografis Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631 km 2 ). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km. Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI Jakarta. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecamatan Neglasari. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau Pakuhaji. Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga bagian utara 1

description

ph

Transcript of BAB I Kelompok 7

Page 1: BAB I Kelompok 7

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa

1.1.1 Gambaran Secara Geografis

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak

di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi

Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631 km2). Terdiri

dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan

ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter dengan curah hujan rata-rata

24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.

Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI

Jakarta.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau

Kecamatan Neglasari.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau

Pakuhaji.

Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah

Kecamatan Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan

yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir,

Muara dan Lemo.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

1

Page 2: BAB I Kelompok 7

Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir

pantai, mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah

dataran rendah dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan

suhu udara 300 - 370C.

Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas

108,185 hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri

dari dua hektar pemakaman umum.

Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada

gambar 1.1 adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.

b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo,

dan Pangkalan.

Gambar 1.2 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Tahun 2013

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Puskesmas Tegal Angus terdapat di :

a. Desa Tegal Angus.

b. Jl. Raya Tanjung Pasir.

2

Page 3: BAB I Kelompok 7

c. Kode Pos 15510.

d. Status kepemilikan tanah : Tanah Pemerintah Kabupaten.

e. Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

f. Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan

Kosambi.

g. Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Desa

Kampung Melayu.

h. Batas wilayah sebelah Barat dengan Desa Pakuhaji.

Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga

dihubungkan oleh :

a. Jalan

Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga

sepanjang 108 km, dengan klasifikasi sebagai berikut :

1) Berdasarkan status

Jalan Propinsi : 9,5 km.

Jalan Kabupaten : 5 km.

Jalan Desa : 93,5 km.

2) Berdasarkan kondisi fisik

Jalan hotmik : 17,5 km.

Jalan aspal : 67 km.

Jalan tanah : 14,5 km.

b. Jembatan

1) Jembatan besi : 1 km.

2) Jembatan beton : 7 km.

c. Sungai atau kali

Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk

Naga adalah sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12

km.

d. Irigasi atau Pengairan

Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 Ha.

3

Page 4: BAB I Kelompok 7

e. Bendungan air atau Dam

Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih yang

dimanfaatkan masyarakat.

1.1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi

1.1.2.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan data dari kecamatan Teluk Naga pada tahun

2013 jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus

adalah 53.444 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang

tercantum di tabel 1.1

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan

Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2013

No Desa/Kel

Luas

Wilayah

(km2)

Jumlah

Rata-Rata

Jiwa/

Rumah

Kepadatan

Penduduk

(km2)

Pen

du

du

k

(Jiw

a)

Pen

du

du

k

Mis

kin

(Ji

wa)

RT

RW

KK

Ru

mah

1. Lemo 3,61 6,548 32 15 1408 4.4 1,700

2. Muara 5,14 3,516 22 6 793 4.4 684

3. Pangkalan 7,54 16,755 35 11 3229 4.8 2,040

4. Tanjung

Burung

5,24 7,675 16 8 1572 4.5 1,283

5. Tanjung

Pasir

5,64 9,595 31 18 2319 4.6 1.569

6. Tegal

Angus

2,83 9,355 23 7 1895 4.6 3.089

Jumlah 30.02 53,444 139 45 10,745 4.6 10,364

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

4

Page 5: BAB I Kelompok 7

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di

wilayah kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2

dibawah ini :

Tabel 1.2 Klasifikasi Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

NO. Desa/KeluruhanJUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1

2

3

4

5

6

Tegal Angus

Tanjung Burung

Tanjung Pasir

Lemo

Muara

Pangkalan

4,313

3,379

4,436

3,061

1,740

7,672

4,428

3,343

4,413

3,077

1,776

7,706

8,741

6,722

8,849

6,138

2,516

15,378

JUMLAH 27,412 26,032 53,444

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

1.1.2.2 Lapangan Pekerjaan Penduduk

Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan

geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan

dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan

akses ke daerah Jakarta.

Tabel 1.3. Lapangan Pekerjaan Penduduk

No Lapangan Kerja Penduduk Jumlah

1. Petani pemilik 13.316

2. Petani penggarap 6.063

3. Buruh 4.592

4. Nelayan 386

5. Pedagang 6.373

6. Industri rakyat 13.536

7. Buruh industri 13.757

5

Page 6: BAB I Kelompok 7

8. Pertukangan 4.109

9. PNS 222

10. TNI/Polri 65

11. Pensiunan PNS 45

12. Pensiunan TNI/Polri 43

13. Perangkat desa 141

14. Pengangguran 4.004

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun2013

1.1.2.3 Tingkat Pendidikan

Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang

dapat mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah

Kecamatan Teluk Naga khususnya wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.4 Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Angus Tahun 2013

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1. Tidak/belum tamat SD 12598

2. SD/MI 15738

3. SLTP/MTS 4060

4. SLTA/MA 3601

5. AK/Diploma 159

6. Universitas 130

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun2013

1.1.2.4 Sarana dan Prasarana

1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari :

a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruang

b. Ruang TU : 1 Ruang

6

Page 7: BAB I Kelompok 7

c. Ruang Dokter : 1 Ruang

d. Ruang Aula : 1 Ruang

e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang

f. Ruang Loket : 1 Ruang

g. Ruang Apotik : 1 Ruang

h. Ruang BP umum : 1 Ruang

i. Ruang BP Anak : 1 Ruang

j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang

k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang

l. Ruang Gizi : 1 Ruang

m. Ruang Gudang Obat : 1 Ruang

n. Ruang TB : 1 Ruang

o. Ruang Lansia : 1 Ruang

p. Ruang Kesling : 1 Ruang

q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

r. Ruang Mushola : 1 Ruang

s. Ruang Bidan : 1 Ruang

t. Dapur : 1 Ruang

u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang

v. WC : 6 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :

a. Tegal Angus : 7 Posyandu

b. Pangkalan : 10 Posyandu

c. Tanjung Burung : 7 Posyandu

d. Tanjung Pasir : 9 Posyandu

e. Lemo : 6 Posyandu

f. Muara : 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat) :

a. Jumlah Posyandu : 45 buah

7

Page 8: BAB I Kelompok 7

b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang

c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang

d. Jumlah Tokoh Masyarakat dibina : 60 orang

5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal

Angus

Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

No Sekolah Negeri SwastaLaki-

lakiPerempuan

Sekolah

UKSUKS

1 TK 0 6 90 90 0 0

2 SD/MI 16 6 3484 3128 22 22

3 SLTP/

MTs

0 6 815 761 0 0

4 SLTA/MA 0 2 190 156 0 0

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

6. Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal

Angus dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.6 Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2013

No. Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah

1. Rumah sakit umum 0

2. Rumah sakit jiwa 0

3. Rumah sakit bersalin 0

4. Rumah sakit khusus lainnya 0

5. Puskesmas 1

6 Puskesmas pembantu 1

7 Puskesmas keliling 1

8 Posyandu 45

9 Polindes 0

10 Poskesdes 1

8

Page 9: BAB I Kelompok 7

11 Posbindu 6

12 Balai pengobatan/klinik 1

13 Apotik 0

14 Toko obat 0

15 Praktek dokter (perorangan)

Dokter umum

Dokter gigi

Dokter spesialis

7

0

0

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

1.1.2.5 Kesehatan Dasar

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan

angka kematian ibu dengan instansi terkait, dalam hal ini

puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara

lain :

a. Kunjungan Ibu Hamil K1

Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal

sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan.

Cakupan K1 di puskesmas Tegal Angus tahun 2013

adalah 99,5% dengan cakupan pemberian Fe1 sebesar

96,4%.

b. Kunjungan Ibu Hamil K4

Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal

sesuai standar paling sedikit empat kali selama masa

kehamilan, minimal satu kali pada triwulan pertama, satu

kali pada trimester kedua dan dua kali pada triwulan

ketiga kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe. Cakupan

kunjungan K4 di puskesmas Tegal Angus tahun 2013

adalah 82,67% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.

9

Page 10: BAB I Kelompok 7

10

Page 11: BAB I Kelompok 7

c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

Persalinan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Tegal

Angus tahun 2013 adalah 88,54%.

d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi

Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risiko tinggi

(risti).Jika ditemukan lebih awal dapat dilakukan

intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan

bumil risti dan neonatal risti di puskesmas Tegal Angus

pada tahun 2013 yaitu jumlah bumil risti 20% sebanyak

33 ibu hamil dari 202 ibu hamil di desa tanjung pasir.

Penanganan bumil risti 80% sebanyak 41 ibu hamil.

Deteksi resiko tinggi Bumil oleh tenaga kesehatan

berkisar 60,60%

e. Pelayanan Neonatal

Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua

kali, satu kali umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28

hari.dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas

kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi

juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan

kesehatan anak sekolah.

Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh

kembang balita dan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI.

Upaya yang dilakukan antara lain penyuluhan di posyandu

dan pembentukan kelas ibu balita.

3. Keluarga berencana.

a. Peserta KB Baru.

Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui

penyuluhan terus menerus.

11

Page 12: BAB I Kelompok 7

b. Peserta KB Aktif.

4. Imunisasi

1) Desa UCI

Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6

desa. Upaya yang dilakukan sweeping imunisasi.

2) Drop Out imunisasi Campak-Polio.

Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada

balita, sweeping imunisasi campak dan meningkatkan

cakupan imunisasi di posyandu.

5. Gizi

a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk

Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT

pemulihan di klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan

dirumah dan kegiatan kunjungan rumah untuk

pemantauan pemberian PMT serta rujukan untuk balita

gizi buruk.

b. ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian

ASI eksklusif adalah pemberian makanan hanya ASI

sampai bayi berumur 6 bulan. Zat gizi yang terkandung

dalam ASI cukup memenuhi kebutuhan nutrisi untuk

bayi sampai berumur 6 bulan. Keuntungan dari ASI

adalah ASI mengandung zat kekebalan tubuh,

mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh

bayi, mudah dan murah diberikan untuk bayi serta

membangun ikatan kasih sayang antara ibu dan anak.

Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di puskesmas

tegal angus pada tahun 2013 ini adalah (71,5%),

c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

Program penanggulangan kekurangan vitamin telah

dimulai sejak tahun 1970an namun sampai saat ini

12

Page 13: BAB I Kelompok 7

masalah KV masih menjadi salah satu masalah gizi

utama di Indonesia. KVA tingkat berat (Xeroptalmia)

yang dapat menyebabkan kebutaan sudah jarang ditemui,

tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum

menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar

50% di Indonesia.

B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap

kelompok usia lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya

banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan

fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status

kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan program pelayanan

kesehatan usia lanjut.

C. Perilaku Masyarakat

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

Puskesmas dilakukan melalui program promosi kesehatan

yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk

meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan

wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator

PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas

Tegal Angus pada Tahun 2012 dapat digambarkan sebagai

berikut :

1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ( 90,5% )

2. Rumah yang bebas jentik ( 72,83% )

3. Penimbangan bayi dan balita ( 100% )

4. Memberikan ASI ekslusif ( 73,67% )

5. Menggunakan air bersih ( 99,39% )

6. Menggunakan jamban sehat ( 15,74% )

7. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik (10,09% )

13

Page 14: BAB I Kelompok 7

8. Mengkonsumsi makanan seimbang ( 23,5% )

9. Tidak merokok dalam rumah ( 23,5%)

10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM ( 96,85% )

D. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting

dibidang kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan

merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik. Berikut

ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi

kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tegal Angus :

1. Penyehatan Perumahan

Rumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat

bagi semua anggota keluarga dan untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan

perumahan dapat berperan sebagai media penularan

penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga

sekitarnya. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang

memenuhi syarat kesehatan.

Tabel 1.7. Laporan Cakupan Rumah Sehat Triwulan III Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

PUSKESMA

SDESA

RUMAH

Jumlah

seluruhnya

Jumlah

diperiksa

%

Diperiksa

Jumlah

Sehat

%

Sehat

Tegal Angus Tanjung Burung 2473 24 0.97 20 83.33

Pangkalan 4132 30 0.73 27 90.00

Tegal Angus 2879 21 0.73 19 90.48

Tanjung Pasir 1787 19 1.06 17 89.47

Muara 496 10 2.02 9 90.00

Lemo 684 13 2.01 11 84.62

Jumlah 12415 117 8 103 88

14

Page 15: BAB I Kelompok 7

Sumber: Puskesmas Tegal Angus

2. Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar

Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di

wilayah Puskesmas Tegal Angus sangat kurang sekali

seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.8. Kepemilikan Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

PU

SK

ES

MA

S

DE

SA

PE

ND

UD

UK

KK

AKSES JAMBAN

JML

KK

ME

MIL

IKI

JML

KK

JML

SE

HA

T

AK

SE

S P

EM

AK

AI

JAM

BA

N (

JIW

A)

% K

K M

EM

ILIK

I

%K

K D

IPE

RIK

SA

% S

EH

AT

% A

KS

ES

JAM

BA

N

TEGAL

ANGUS

TANJUNG

BURUNG7675 2685 989 28 24 8055 36,83 2,83 85,71 104,95

PANGKALAN 16755 5362 1655 33 30 21448 30,87 1,99 90,91 128,01

TEGAL ANGUS 9355 2900 1152 22 18 11600 39,72 1,91 81,82 124,00

TANJUNG

PASIR9595 1823 715 20 16 7292 39,22 2,80 80,00 76,00

TEMPAT SAMPAH SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH

JML KK

MEMILIKI

JML KK

DIPERIKSA

JUMLAH

SEHAT

% KK

MEMILIKI

% KK

DIPERIKSA

%

SEHAT

JML KK

MEMILIKI

JML KK

DIPERIKSA

JUMLAH

SEHAT

% KK

MEMILIK

I

% KK

DIPERIKSA

%

SEHAT

618 25 24 62,49 4,05 96,00 225 25 24 8,38 11,11 96,00

1035 32 30 62.54 3,09 93,75 655 32 30 12,22 4,89 93,75

720 19 18 62.50 2.64 94,74 535 19 18 18,45 3,55 94,74

447 18 16 62.52 4,03 88,89 315 18 16 17,28 5,71 88,98

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2013

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari

jumlah rumah yang diperiksa mengalami penurunan, hal

ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di Puskesmas

15

Page 16: BAB I Kelompok 7

Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa

sanitasi dasar. Berbagai faktor seperti tingkat

pengetahuan, pendidikan, ekonomi, sosial dan kesadaran

penduduk yang lebih rendah menyebabkan sulitnya

meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.

3. Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk

meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi

masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk kegiatan

yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan

lingkungan TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan

dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan

kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus

menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.

Di desa tanjung pasir, menurut data yang didapatkan dari

Laporan Cakupan tempat- tempat umum (TTU) sehat

terdapat 1 sarana ibadah, 1 hotel dan 1 TTU lainnya yang

memenuhi persyaratan TTU sehat.

4. Penyehatan Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok

manusia dan sumber utama kehidupan bagi umat

manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola

dengan baik justru akan menjadi sumber media yang

sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran

pencernaan.

Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan

tempat pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap

kualitas penyehatan tempat–tempat umum pengelolaan

makanan. Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan

kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus

16

Page 17: BAB I Kelompok 7

menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan

minuman tidak dapat dilakukan.

1.1.2.6 Ketersediaan Pekarangan

Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai

percontohan dan pembelajaran agar budi daya sayuran dapat

dilakukan juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi

pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan

pendapatan keluarga.

1.1.2.7 Situasi Derajat Kesehatan

Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LB1)

Puskesmas Tegal Angus didapatkan gambaran pola penyakit

yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada Januari tahun 2014

peserta Jamkesmas.

Tabel 1.9. Gambaran 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Tegal Angus Januari-Juni Tahun 2014

No Penyakit Kode ICD Jumlah Kasus

1 Infeksi Saluran Nafas Atas Akut

Ytt

J06 1533

2 Demam yang tidak diketahui

sebabnya

R50 1468

3 Sakit Kepala R51 1098

4 Batuk R05 923

5 Dermatitis Lainnya L30 884

6 Hipertensi Essensial (Primer) I10 526

7 Gastritis dan Duodenitis yang

disertai perdarahan lambung

K29 499

8 Conjungtivitis /H10 385

9 Diare dan Gastroenteritis A091 314

10 Tuberkulosis Paru Klinis A16 302

17

Page 18: BAB I Kelompok 7

(suspek)

Sumber: Sistem Informasi Puskesmas Tegal Angus 2014

2.1. Keluarga Tn. Marhasan

Tabel 7. Identitas anggota keluarga Tn. Marhasan

Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

(L/P)

Usia

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Tn.

Marhasan

Kepala

keluarg

L 40 SMP Wiraswasta Rp 500.000 –Rp 1.000.000

Ny.

Marhasan

Istri P 35 SD Pedagang Rp

Nurtika Anak

pertama

P 21 SMA Wiraswasta

Andri Anak kedua L 14 SMA Pelajar

Keluarga Tn. Marhasan bertempat tinggal di Kampung Gaga Tanjung

Pasir RT/RW 06/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Marhasan sebagai kepala

keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Marhasan dan 2 orang anak;

anak pertama bernama Nurtika, anak kedua bernama Andri,

Tn. Marhasan, berusia 40 tahun, bekerja sebagai seorang Wiraswasta

dengan menyewakan tenda-tenda untuk acara seperti pernikahan dengan

penghasilan berkisar antara Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 per bulan.

Pendapatan Tn. Marhasan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan, kebutuhan sekolah anak, dan

lain-lain. istrinya, Ny. Marhasan, yang berusia 35 tahun, bekerja sebagai ibu

rumah tangga dan memiliki warung yang terletak tepat di depan rumah. Tn.

Marhasan dan Ny. Isa memiliki seorang perempuan, bernama Nurtika yang

18

Page 19: BAB I Kelompok 7

sekarang berusia 21 tahun dan bekerja di pabrik. Anak kedua seorang laki-

laki bernama Andri, berusia 14 tahun, yang sekarang sekolah SMA.

Sejak mengandung anak pertama, Ny. Isa rajin menjalani kegiatan

posyandu sebulan sekali sampai anak nya berusia kurang lebih 2 tahun.

Imunisansi menurut ibu dan kartu menuju sehat dilakukan secara lengkap.

Menurut pengakuan Tn. Marhasan dan Ny. Isa, tidak ada proses

tumbuh kembang anak mereka yang terganggu. Ny. Isa memasak makanan

sendiri untuk keluarganya. Makanan yang sering dimasak bervariasi dari

mulai sarapan sampai makan malam. Sehari-harinya mereka makan sebanyak

2 kali. Sarapan ibu nya selalu masak untuk anak-anak nya dengan menu

tersering nasi dengan tempe, tahu, sayur disertai susu, hampir setiap hari juga

ada buah seperti apel, jeruk atau jambu. Keluarga Ny. Isa yang memiliki

kebiasaan untuk jajan di luar. Ny. Isa tidak melarang atau memantau

makanan dan jajanan apa yang anaknya makan. Anak Ny. Isa mendapat ASI

sampai usia 2 tahun.

Keluarga Tn. Marhasan tinggal di rumah sendiri, dengan luas tanah

sekitar 150m2 dan luas bangunan berukuran 15m x 8m. Bangunan tempat

tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 5m x 4m,

ruang keluarga berukuran 6m x 5m, dua kamar tidur yang masing-masing

berukuran 5m x 5m, dan kamar mandi dengan ukuran 3m x 2m. Rumah ini

terletak di tengah pemukiman padat pesisir pantai. Ventilasi tidak terdapat

pada dinding kamar tidur hanya satu jendela, pada ruang tamu terdapat 2

lubang angin dan 2 jendela yang sering dibuka. Pencahayaan rumah dari

matahari masuk sampai ke belakang rumah namun pada salah satu kamar

tidur cahaya matahari tidak masuk .Keluarga ini memiliki satu kamar mandi

dan belum dialiri air PAM. Air didapatkan dengan cara membeli air PAM

setiap harinya.

Keluarga Tn. Marhasan membuang sampah di seberang rumah,

dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibakar, Tn. Marhasan mengatakan

19

Page 20: BAB I Kelompok 7

bahwa tidak ada tempat pembuangan sampah dan tidak ada yang mengangkut

sampah di lingkunganya rutin. Di rumah Tn. Marhasan tidak terdapat saluran

pembuangan limbah cair, namun sisa-sisa penggunaan limbah cair seperti air

bekas mencuci baju, atau memasak sehari-hari langsung dibuang ke empang

belakang rumah.

Ny. Isa mengatakan membawa keluarga yang sakit ke puskesmas

untuk berobat. Saat dilakukan wawancara di keluarga Ny. Isa tidak ada yang

sedang menderita

Tabel 8. Faktor internal keluarga Tn. Marhasan

20

Page 21: BAB I Kelompok 7

No. Kriteria Permasalahan

1 Aktivitas sehari-hari Tn. Marhasan bekerja sebagai Wiraswasta

Ny. Isa sebagai Ibu rumah tangga

Anak pertama sudah bekerja

Anak kedua masih bersekolah di SMA

2 Pola makan Keluarga Tn. Marhasan makan 2 kali sehari. Ny.

Isa memasak sendiri makanannya dengan menu

makanan paling sering adalah nasi, sayur, tahu,

tempe dan disertai susu dan buah. Untuk anak

kedua Ny. Isa sulit ditahan untuk jajan dan dalam

satu hari pasti ada men mie instan.

3 Olah raga Tidak ada anggota keluarga Tn. Marhasan yang

melakukan aktivitas olah raga khusus.

4 Pola pencarian

pengobatan

Apabila sakit, keluarga Tn. Marhasan membawa

keluarga ke puskesmas untuk berobat. Perilaku ini

didorong oleh pengetahuan Ny. Isa sebagai bidan.

5 Menabung Keluarga Tn. Harun menyisihkan uang sebulan 50

ribu rupiah.

Tabel 9. Faktor eksternal keluarga Tn. Marhasan

21

Page 22: BAB I Kelompok 7

No. Kriteria Permasalahan

1 Luas bangunan Luas rumah 15 x 10m

2 Ruangan dalam rumah Satu buah ruang tamu yang berukuran 5 x 4m.

Satu buah ruang keluarga yang berukuran + 6 x 5m.

Dua buah kamar tidur, masing-masing berukuran +

4 x 5m.

Satu buah kamar mandi yang berukuran 3 x 2m.

3 Ventilasi Dua buah di ruang tamu dengan ukuran 40 x 40cm.

Dua jendela di ruang tamu yang sering dibuka.

4 Pencahayaan Cahaya masuk melalui pintu yang dibuka dan

genteng rumah yang terbuat dari kaca. cahaya

masuk ke ruang tamu dan gudang

5 MCK Terdapat 1 kamar mandi dengan luas 3 x2m.

Anggota keluarga Tn. Harun membuang air besar

dan mandi di dalam kamar mandi

Ruang kosong di depan kamar mandi biasanya

digunakan untuk mencuci baju dan piring kotor

6 Sumber air Membeli air PAM

7 Tempat pembuangan

sampah

Tidak ada tempat khusus pembuangan dan

penampungan sampah. Sampah-sampah yang ada

dikumpulkan, lalu dibakar.

8 Pembuangan limbah cair tidak terdapat saluran pembuangan limbah cair,

namun sisa-sisa penggunaan limbah cair

sehari-hari langsung dibuang ke tanah belakang

rumah.

9 Lingkungan sekitar rumah Halaman rumah tidak memiliki taman

Samping dan seberang rumah dipenuhi oleh sampah

22

Page 23: BAB I Kelompok 7

yang belum dibakar.

Gambar 3. Denah keluarga Tn. Marhasan

Penentuan area masalah

Masalah Non-medis

Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga.

Kurangnya pengelolaan sampah dari desa setempat

Kebiasaan makan mencuci tangan tanpa menggunakan sabun

Kebiasaan jajan makanan sembarangan

Kebiasaan membuang sampah sembarangan dan membakar sampah

Tidak terdapat saluran pembuangan limbah cair rumah tangga

Permasalahan Medis

Ibu Isa memiliki penyakit hipertensi

23

Page 24: BAB I Kelompok 7

Riwayat penyakit gastrointestinal: diare

Riwayat kulit gatal-gatal di keluarga

2.2 Keluarga Tuan Mayar

Keluarga binaan dengan kepala keluarga bernama Mayar. Jumlah anggota

keluarga delapan orang dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 10. Identitas anggota keluarga Tn. Mayar

No. NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(tahun)

Pendidi

kanPekerjaan

Penghasilan

(per bulan)

1 Mayar Bapak Laki-laki 50 SDTukang

Ojeg

Rp.600rb –

Rp.800rb

2 Inaroh Ibu Perempuan 48 SD IRT -

3 Sumi Anak Perempuan 21 SD IRT -

4 Roni Menantu Laki-laki 23 SDKuli

Bangunan

Rp.500rb –

Rp.800rb

5 Iman Cucu Laki-laki 4 - -

6 Robi Anak Laki-laki 16 SDBuruh

Pabrik

Rp.600rb –

Rp.800rb

7 Wulan Anak Perempuan 14 SDBuruh

Pabrik

Rp.800rb –

Rp.1jt

8 Imut Anak Perempuan 3 - - -

Keluarga Tuan Mayar bertempat tinggal di Desa Gaga, Kecamatan Teluk

Naga, Kabupaten Tangerang. dengan status kepemilikan milik pribadi yang

terletak di lingkungan kumuh.

Keluarga tersebut terdiri dari Tuan. Mayar sebagai kepala keluarga

memiliki seorang istri yang bernama Nyonya. Inaroh, enam orang anak, dan

24

Page 25: BAB I Kelompok 7

empat orang cucu. Anak pertama bernama Mayasari, anak kedua bernama Sumi,

anak ketiga bernama Patma, anak keempat bernama Robi, anak kelima bernama

Wulan dan anak keenam bernama Imut. Anak pertama dan ketiga yang sudah

berkeluarga, sudah tidak lagi tingga bersama dengan Tuan Mayar. Tuan Mayar

menjabat sebagai Ketua RT (Rukun Tetangga) dilingkungannya.

Tn. Mayar berusia 50 tahun bekerja sebagai seorang tukang ojeg dengan

penghasilan Rp 20.000,00 – Rp 30.000,00 per minggu, pendapatan Tuan Mayar

ini tidak menentu setiap harinya namun dalam sebulan biasanya sekitar Rp

600.000 per bulan. Pendapatan ini tidak dapat disisihkan untuk menabung karena

habis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air PAM,

makanan dan lain-lain. Tuan Mayar pernah mengenyam pendidikan hingga

bangku Sekolah Dasar tetapi tidak selesai. Istrinya, Nyonya Inaroh berusia 48

tahun sebagai Ibu Rumah Tangga. Pendidikan terakhir Nyonya Inaroh hanya

sampai tingkat Sekolah Dasar. Anak pertama seorang perempuan yang bernama

Maya berusia 22 tahun merupakan Ibu Rumah Tangga yang sudah berkeluarga

yang tidak tinggal bersama Tuan Mayar. Anak kedua seorang perempuan bernama

Sumi berusia 21 tahun yang juga seorang Ibu Rumah Tangga yang memiliki

seorang suami yang bernama Roni berusia 23 tahun dan anaknya Iman jenis

kelamin laki-laki berusia 4 tahun yang turut tinggal bersama di rumah Tuan

Mayar. Anak ketiga seorang perempuan bernama Patma berusia 18 tahun seorang

Ibu Rumah Tangga yang sudah berkeluarga dan tidak tinggal bersama Tuan

Mayar. Anak keempat seorang laki-laki bernama Robi berusia 16 tahun. Anak

kelima seorang perempuan bernama Wulan berusia 14 tahun dan anak keenam

seorang perempuan bernama Imut berusia 3 tahun

Luas bangunan 6 x 10 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat

dari bilik bambu pada seluruh ruangan. Tidak mempunyai lantai rumah, hanya

beralaskan tanah . Langit-langit terbuat dari susunan bambu dan hanya di tetupi

oleh terpal pelastik. Rumah Tuan Mayar terdiri dari empat ruangan, terdiri dari

ruang tamu dengan luas 2,5 x 2 meter, ruang keluarga dengan luas 2 x 2 meter,

kamar tidur utama dengan luas 3 x 4 meter, dan dapur dengan luas 1 x 2 meter.

25

Page 26: BAB I Kelompok 7

Sistem ventilasi rumah Mayar belum memenuhi kriteria ventilasi yang

baik dimana syarat ventilasi yang baik adalah luas ventilasi ruangan minimal 20%

dari luas lantai ruangan. Ventilasi di rumah Tuan Rasyid hanya terdapat di ruang

keluarga dan ruang tamu. Tidak terdapat ventilasi di kamar tidur utama. Pada

ruang tamu terdapat dua ventilasi dengan luas ventilasi 30 x 200 sentimeter.

Sedangkan di ruang keluarga, kamar tidur anak, dan dapur tidak terdapat ventilasi.

Total luas ventilasi dibandingkan dengan luas lantai rumah adalah 10.5%.

Rumah Tuan Mayar tidak memiliki kamar mandi, biasanya untuk kegiatan

mandi keluarga tuan Mayar hanya terdapat di jamban umum di empang begitu

juga dengan pembuangan kotoran dan mencuci pakaian dilakukan disana. Sisa

penggunaan limbah cair rumah tangga dilairkan langsung ke empang belakang

rumah. Selama ini pembuangan limbah cair rumah tangga dialirkan saja ke

empang belakang rumah.

Sampah keluarga dikumpulkan dan dibuang di dekat rumahnya lalu

dibakar. Rumah Tuan Mayar memakai listrik dengan cara penggunaan pulsa atau

token. Keluarga Tuan Mayar membeli 10 dirigen air pam dengan harga 5000

rupiah setiap hari untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Air bersih digunakan

untuk minum, memasak, mandi, mencuci pakaian, mencuci peralatan dapur dan

untuk membersihkan diri sehabis membuang air.

Keluarga Tuan Mayar makan besar 1 kali sehari dengan jenis makanan

yaitu nasi tempe atau tahu, atau ikan, telur. Bahan makanan didapatkan dari pasar

dan dimasak sendiri oleh Nyonya Inaroh (istri) dengan menggunakan kompor gas.

As yang digunakan adalah gas dengan bobot 3 kilogram, yang dibeli setiap

minggunya dengan harga Rp.18.000. Keluarga Tuan Mayar tidak membiasakan

mencuci tangan sebelum makan, mereka makan menggunakan alat makan seperti

piring sendok, garpu yang dicuci sebelum dipakai. Keluarga Tuan Mayar tidak

memiliki ruang makan sendiri jadi mereka makan di dipan rumah.

Keluarga Tuan Mayar sering berobat ke bidan bila ada salah satu

keluarganya yang sakit. Jarak rumah keluarga Tuan Mayar dengan puskesmas

cukup dekat. Keluarga Tuan Mayar tidak memiliki asuransi kesehatan. Menurut

keluarga Tuan Mayar pelayanan kesehatan yang ada terjangkau dan memuaskan.

26

Page 27: BAB I Kelompok 7

Tabel 11. Faktor Internal Keluarga Tn. Mayar

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Mayar merokok sekitar setengah bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini

dilakukan didialam rumah.

2 Olah raga Tn. Mayar tidak memiliki kebiasaan

berolahraga.

3 Pola Makan Tn. Mayar makan 1x/hari. Ny. Inaroh makan

1x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 12

siang dengan komposisi makanan nasi, sayur,

tahu/tempe, telor/ikan asin. Mengkonsumsi

daging jarang, hanya 1-2x dalam setahun.

Makan buah-buahan sangat jarang, paling sering

timun suri dan pepaya. Ibu mengaku kadang

jajan makanan.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit bertambah berat, mereka selalu

27

Gambar 4. Denah Rumah Tuan Mayar

Page 28: BAB I Kelompok 7

pergi ke puskesmas.

5 Menabung Tn. Mayar mengaku selalu tidak dapat

menabung, karena habis oleh pengeluaran

sehari-hari.

6 Mencuci tangan Tn. Mayar dan Ny. Inaroh terkadang mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan

menggunakan air bersih yang tidak mengalir dan

kadang memakai sabun

7 Aktivitas sehari-hari 1. Bapak bekerja sebagai tukang ojeg yang

berangkat kerja dari jam 10 pagi sampai

jam 3 sore, sepulang kerja selalu

langsung istirahat, mempunyai kebiasaan

merokok setengah bungkus per hari.

2. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga,

memasak 2x perhari (untuk anak-

anaknya)

3. Kedua Amak mereka setiap harinya

sering bermain bersama dengan tetangga

sekitar

Tabel 12. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Mayar

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 5 x 7 m2

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat dua kamar tidur, satu

ruang keluarga, dan satu dapur.

3. Ventilasi Terdapat 2 ventilasi pada depan rumah

4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu namun

tidak pernah dalam keadaan terbuka

28

Page 29: BAB I Kelompok 7

b. Terdapat 2 buah lampu di dalam rumah,

berwarna putih. Lampu terdapat di ruang

keluarga dan kamar tidur.

5. MCK Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring,

tetapi tidak terdapat tempat untuk buang air

besar.

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Mayar menggunakan

air PAM yang dibelinya dari tukang air keliling

di daerah tempat tinggalnya.

7. Saluran pembuangan limbah Tidak ada saluran khusus pembuangan limbah.

Selam ini pembuangan limbah cair rumah

tangga hanya dialirkan ke empang belakang

rumah.

8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga rumah ditumpuk terlebih

dahulu di depan rumah hingga cukup banyak

lalu dibakar.

9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat

rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah

keluarga Tn. Mayar masih banyak sampah yang

berserakan dikarenakan penduduk sekitar

kurang peduli dengan lingkungannya.

Penentuan Area Masalah

Masalah Non Medis

o Tidak terdapat jamban di dalam rumah

o Terdapat kandang ayam dekat rumah, jarak 3 meter.

o Terbatasnya ketersediaan air bersih.

o Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.

29

Page 30: BAB I Kelompok 7

o Kurangnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.

o Kebiasaan membakar sampah.

o Tidak terdapat saluran pembuangan limbah cair rumah tangga

o Kurangnya ventilasi sehingga tidak kondusifnya pertukaran cahaya

dan udara

o Tidak ada ubin sebagai lantai rumah

Masalah Medis

o Riwayat penyakit gastrointestinal : diare

2.3 Keluarga Tn. Agak

Tabel. 13. Identitas anggota keluarga Tn.Agak

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1 Tn. Agak Suami Laki – laki 30 thn Tidak

Sekolah

Buruh Rp 500

rb/bulan

2 Ny. Yana Istri Perempuan 25 thn Tidak

Sekolah

Ibu

Rumah

Tangga

-

3 An.

Zaenab

Anak perempuan 11 thn Tidak

sekolah

- -

4 An. Nur

janna

Anak Perempuan 5 thn Belum

sekolah

- -

Keluarga Tn. Agak tinggal di Kampung Gaga , Kelurahan Tanjung Pasir,

Kecamata Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga ini terdiri

dari sepasang suami istri, dan dua orang anak yang tingal bersama di rumah. Tn.

Agak sebagai kepala keluarga berusia 35 tahun dengan latar belakang pendidikan

30

Page 31: BAB I Kelompok 7

tidak pernah sekolah. Ny. Yana sebagai istri berusia 25 tahun dengan latar

pendidikan tidak pernah sekolah. Tn. Agak dan Ny. Yana memiliki dua orang

anak, semuanya perempuan. Anak pertama perempuan bernama Zaenab berusia

11 tahun dan belum menikah dan tidak pernah sekolah. Anak Kedua berusia 5

tahun perempuan belum sekolah

Tn. Agak berprofesi sebagai buruh dengan pendapatan Rp2.000.000,- tiap

bulan. Ny. Yana hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Keluarga Tn. Agak

tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah seluas 5 x 7 m2.

Dinding rumah kiri kanan belakang terbuat dari bilik bambu,namun depan terbuat

dari semen. lantai hanya beralaskan tanah,kecuali kamar namun . Atap rumah

menggunakan genteng , Rumah Tn. Agak terdiri dari satu kamar tidur, satu ruang

keluarga, satu dapur, dan dan dipojokan sebelah dapur terdapat ruangan kecil

tanpa sekat yang di fungsikan sebagai tempat mandi, mencuci baju, mencuci

piring, mencuci sayur dan BAK. Tidak ada saluran khusus sebagai tempat

membuang hasil pemakaian air. Tn. Agak tidak mempunyai jamban. Ruang

keluarga, dimana terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga

berkumpul,di setiap ruangan rumah ini tidak terdapat ventilasi sehingga cahaya

hanya masuk melalui pintu. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya

di empang yang terdapat di belakang rumahnya. Di sekitar jamban terdapat

sampah plastik dan beberapa botol yg dibuang beberapa warga sekitar. Jamban

yang digunakan oleh keluarga Tn. Agak digunakan juga oleh beberapa keluarga

disekitar rumahnya. Air yang mereka pakai untuk membersihkan bokong setelah

BAB diambil dari air empang yang berada dibawah dari jamban tersebut. Tn.

Agak dan keluarga merasa kebiasaan dari membuang air besar di jamban tersebut

tidak nyaman, tetapi karena terbatasnya penghasilan yang didapatkan oleh Tn.

Agak tidak cukup untuk membuat jamban yang lebih layak. Dapur Tn. Agak

menggunakan kompor gas. Sumber air bersih didapatkan dari pompa air yang

menyedot air dari PAM yang dibeli dengan harga Rp. 300rb/ bulan. Air bersih

tersebut di gunakan untuk mandi, masak, dan minum.

Keluarga Tn. Agak biasa melakukan cuci tangan sebelum makan, tetapi

hanya sesekali saja menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan,

31

Page 32: BAB I Kelompok 7

keluarga Tn. Agak terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan yang di

taruh didalam mangkuk setelah selesai makan.

Rumah keluarga Tn. Agak terletak di daerah yang padat penduduk dengan

jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di belakang terdapat

empang yang berbatasan langsung dari rumahnya. Keluarga Tn. Agak memiliki

kebiasaan membuang sampah di depan rumahnya, lalu dibakar di belakang rumah.

Kebiasaan tersebut juga diikuti beberapa warga sekitar. Disamping rumah Tn.

Agak terdapat warga yang memelihara burung yang kandangnya terletak di atas

atas rumah.

Keluarga Tn. Agak memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.

Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur kangkung,sayur asem, tahu,

tempe, telur dan ikan asin. Tn. Agak memiliki kebiasaan merokok didalam dan

diluar rumah. Keluarga Tn. Agak mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan kadang menggunakan sabun. Tn. Agak dan Ny. Yana mengaku jarang

melakukan olahraga. Tn. Agak dan Ny. Yana tidak mempunyai masalah kesehatan

dalam sebulan terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh Tn. Agak dan Ny.

Yana adalah diare dan pusing. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat

dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke dokter puskesmas.

32

Page 33: BAB I Kelompok 7

Tabel 14. Faktor Internal Keluarga Tn. Agak

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Agak merokok sekitar setengah bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini

dilakukan diluar rumah jauh dari anak dan

cucunya, namun kadang juga di dalam rumah

2 Olah raga Tn. Agak tidak memiliki kebiasaan berolahraga.

3 Pola Makan Tn. Agak makan 2x/hari. Ny. Asni makan

2x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 7

pagi dan 3sore dengan komposisi makanan nasi,

sayur, tahu/tempe, telor/ikan asin.

Mengkonsumsi daging ayam jarang, 3x/bulan.

Makan buah-buahan sangat jarang, paling sering

timun suri dan pepaya. Ibu mengaku kadang

jajan makanan.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit bertambah berat, mereka selalu

33

Gambar 5. Denah Rumah Keluarga Tn. Agak

Page 34: BAB I Kelompok 7

pergi ke puskesmas.

5 Menabung Tn. Agak mengaku selalu tidak selalu

menabung, tergantung dengan pengeluaran

bulanannya

6 Mencuci tangan Tn. Agak, Ny. Yana selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan menggunakan air

bersih yang tidak mengalir dan kadang memakai

sabun

7 Aktivitas sehari-hari 4. Bapak bekerja sebagai buruh yang

berangkat kerja dari jam 7 sampai jam 3

sore, sepulang kerja selalu langsung

istirahat, mempunyai kebiasaan merokok

setengah bungkus per hari.

5. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga,

memasak 2x perhari

6. Kedua Amak mereka setiap harinya

sering bermain bersama dengan tetangga

sekitar

Tabel 15. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Agak

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 5 x 7 m2

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat satu kamar tidur, satu

ruang keluarga, satu dapur, dan satu ruangan yg

difungsikan untuk mencuci dan mandi.

3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah

4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu namun tidak

pernah dalam keadaan terbuka

34

Page 35: BAB I Kelompok 7

b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3

berwarna putih. Lampu terdapat di ruang

keluarga, kamar tidur dan dapur.

5. MCK Terdapat suatu ruangan kecil samping dapur

tanpa sekat yang digunakan sebagai tempat

untuk mandi dan cuci piring,serta cuci baju, dan

BAK tetapi tidak terdapat tempat untuk buang

air besar.

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Agak menggunakan

air PAM yang dibelinya dari tukang air keliling

di daerah tempat tinggalnya.

7. Saluran pembuangan limbah Tidak ada saluran khusus pembuangan limbah

8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga rumah ditumpuk terlebih

dahulu di depan rumah hingga cukup banyak

lalu dibakar.

9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat

rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah

keluarga Tn. Agak masih banyak sampah yang

berserakan dikarenakan penduduk sekitar

kurang peduli dengan lingkungannya.

Penentuan Area Masalah

Masalah Non Medis

o Tidak terdapat jamban di dalam rumah

o Tidak tersedianya saluran pembuangan limbah cair rumah tangga

o Terdapat kandang burung di samping rumah.

o Kurangnya ketersediaan air bersih.

35

Page 36: BAB I Kelompok 7

o Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.

o Kurangnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.

o Kebiasaan membakar sampah.

o Tidak ada ventilasi sehingga tidak kondusifnya pertukaran cahaya

dan udara

o Tidak ada ubin sebagai lantai rumah

Masalah Medis

o Riwayat penyakit gastrointestinal : diare

2.4 Keluarga Binaan Tn. Wangroy

Data Dasar Keluarga

Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Wangroy yang memiliki enam orang

anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keenam anggota keluarga

tersebut adalah:

Tabel 16. Identitas anggota keluarga Tn. Wangroy

NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Perbulan

Tn. WangroyKepala

KeluargaLaki – laki 50 th

Tidak

sekolahBuruh

Rp.

1.500.000

– Rp.

2.000.000

Ny. Ena Istri Perempuan 45 thTidak

sekolahIRT -

Tn. EngkiAnak

kandungLaki – laki 20 th SD buruh

Rp.

1.250.000

An. FaisalAnak

kandungLaki – laki 10 th

Tidak

sekolahPelajar -

Tn. Samin Adik Ipar Laki-laki 20 th SD BuruhRp.

1.250.000

36

Page 37: BAB I Kelompok 7

Ny. Junar Ibu Mertua Perempuan 60 thTidak

sekolah

Tidak

bekerja-

Tn. Wangroi berprofesi sebagai buruh dengan pendapatan

Rp. 1.500.000,- sampai dengan Rp2.000.000,- tiap bulan. Ny. Ena hanya

bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pengeluaran sehari-hari keluarga Tn.

Wangroi hanya sebatas belanja rumah tangga, belanja untuk membeli

makanan ikan dan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

anak ketiganya yang dapat menghabiskan uang Rp. 20.000,- perhari. Tidak

ada pengeluaran yang di khususkan menabung untuk masa depan.

Bangunan tempat tinggal

Keluarga Tn. Wangroy tinggal di rumah milik sendiri dengan luas

bangunan sekitar 5 x 8 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah

terdapat teras dengan luas sekitar 2 x 1 meter, teras tidak berubin dan tidak

dibatasi dengan pagar pada depan nya. Dinding rumah terbuat dari bilik

bambu pada semua bagian rumah, pada dinding dapur dan kamar mandi

terbuat dari bilik bambu. Lantai rumah tidak dilapisi keramik. Atap rumah

terbuat dari genteng yang disusun bercampur asbes, pada plafon bagian

depan terlapisi oleh karung jahit sedangkan bagian belakang rumah tidak

mempunyai plafon.

Rumah Tn. Wangroy terdiri dari 4 ruangan yang terdiri dari 1 buah

ruang tamu dengan luas sekitar 5 x 2 meter, dimana terdapat TV dan

merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, di setiap ruangan rumah

ini tidak terdapat ventilasi sehingga cahaya hanya masuk melalui pintu.

Terdapat juga 1 buah kamar tidur dengan luas 2 x 2 meter, sebuah dapur

dengan luas sekitar 5 x 1 meter, dan 1 buah tempat cuci bersatu dengan

tempat mandi mandi dengan luas 1 x 8 meter.

Sistem ventilasi rumah Tn. Wangroy belum memenuhi standar

kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai

10% dari luas lantai rumah. Ventilasi di rumah Tn. Wangroy hanya berupa

dua buah jendela yang tidak bisa dibua dan tidak ada udara keluar masuk

37

Page 38: BAB I Kelompok 7

pada bagian depan rumah dengan ukuran masing masing 0,5 x 0,5 meter,

sedangkan pada kamar tidur tidak terdapat jendela. Di dalam rumah Tn.

Wangroy hanya terdapat 1 buah lampu dengan 20 watt yang baru

dinyalakan ketika malam hari.

Keluarga Tn. Wangroy tidak memiliki sumber air. Air yang

digunakan sehari-hari oleh keluarga Wangroy dibeli dari tempat PAM dan

ditampung pada tempat air berupa drum berwarna biru yang tidak

memiliki penutup, digunakan untuk beberapa keperluan, seperti minum,

memasak, mencuci dan mandi. Keluarga Tn. Wangroy tidak memiliki

tanaman pohon di halaman depan rumah. tn. Wangroi tidak memiliki

tempat sampah. Sampah-sampah dibuang dan dikumpulkan di halaman

depan rumah dan dibakar jika sudah menumpuk. Pada tempat mandi tidak

ditutupi oleh tembok dan hanya ditutupi dengan bilik. Tidak terdapat

saluran khusus untuk pembuangan limbah cair, namun sisa-sisa

penggunaan limbah cair sehari-hari tidak melalui septic tank tetapi

langsung dialirkan ke empang. Di dalam rumah Tn. Wangroi tidak terdapat

tempat untuk buang air besar, dan biasanya keluarga Tn. Wangroi

menggunakan jamban di luar rumah yang digunakan bersama-sama

dengan tetangganya.

Gambar 6. Denah Rumah Keluarga Tn. Wangroy

Tabel 17 Faktor Internal Keluarga Tn. Wangroi

38

Page 39: BAB I Kelompok 7

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Wangroi merokok sekitar satu bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini

dilakukan diluar rumah jauh namun kadang juga

di dalam rumah

2 Olah raga Tn. Wangroi tidak memiliki kebiasaan

berolahraga.

3 Pola Makan Tn. Wangroi dan keluarga makan 2x/hari. Ny.

Ena selalu memasak sendiri setiap jam 7 pagi

dan 3sore dengan komposisi makanan nasi,

sayur, tahu/tempe, telor/ikan asin.

Mengkonsumsi daging ayam jarang, 3x/bulan.

Makan buah-buahan sangat jarang, paling sering

timun suri dan pepaya. Ibu mengaku kadang

membeli masakan matang.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit bertambah berat, mereka selalu

pergi ke puskesmas.

5 Menabung Tn. Wangroi mengaku selalu tidak selalu

menabung, tergantung dengan pengeluaran

bulanannya

6 Mencuci tangan Tn. Wangroi, Ny. Ena selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan menggunakan air

bersih yang tidak mengalir dan kadang memakai

sabun

7 Aktivitas sehari-hari Bapak bekerja sebagai nelayan yang berangkat

kerja dari jam 7 sampai jam 3 sore, sepulang

kerja selalu langsung istirahat, mempunyai

39

Page 40: BAB I Kelompok 7

kebiasaan merokok sebungkus bungkus per hari.

Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga,

memasak 2x perhari

Anak ketiga mereka setiap harinya sering

bermain bersama dengan tetangga sekitar

Tabel 18. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Wangroy

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 5 x 8 m2

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat satu kamar tidur, satu

ruang keluarga, satu dapur, dan satu ruangan yg

difungsikan untuk mencuci dan mandi.

3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah

4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang keluarga namun

tidak pernah dalam keadaan terbuka

b. Terdapat 1 buah lampu di dalam

rumah,berwarna putih. Lampu terdapat ditengah

ruang keluarga.

5. MCK Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring,

tetapi tidak terdapat tempat untuk buang air

besar.

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Wangroi

menggunakan air PAM yang dibelinya dari

tukang air keliling di daerah tempat tinggalnya.

7. Saluran pembuangan limbah Tidak ada saluran khusus pembuangan limbah.

Aliran sisa penggunaan mencuci dan mandi

40

Page 41: BAB I Kelompok 7

dialirkan kedalam empang belakang rumah Tn.

Wangroi

8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga rumah ditumpuk terlebih

dahulu di depan rumah hingga cukup banyak

lalu dibakar.

9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat

rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah

keluarga Tn. Wangroi masih banyak sampah

yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar

kurang peduli dengan lingkungannya.

Penentuan Area Masalah

Masalah Non Medis

o Tidak terdapat jamban di dalam rumah

o Terdapat kandang burung di samping rumah.

o Kurangnya ketersediaan air bersih.

o Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.

o Kurangnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.

o Kebiasaan membakar sampah.

o Tidak terdapat saluran pembuangan limbah rumah tangga

o Tidak ada ventilasi sehingga tidak kondusifnya pertukaran cahaya

dan udara

o Tidak ada ubin sebagai lantai rumah

Masalah Medis

o Riwayat penyakit gastrointestinal : diare

Usulan Area Masalah

41

Page 42: BAB I Kelompok 7

Pembuangan sampah rumah tangga yang sembarangan dan dibakar

Ventilasi dan pencahayaan rumah yang kurang baik

Ketidak tersediaan air mengalir

Tidak terdapat jamban di dalam rumah

Tidak tersedianya saluran pembuangan limbah cair rumah tangga

Tidak ada ventilasi sehingga tidak kondusifnya pertukaran cahaya dan

udara

3. Penentuan area masalah

Tanjung Pasir merupakan salah satu desa yang berada dalam ruang

lingkup kerja puskesmas Teluk Naga. Dengan luas daerah berkisar 5,64 km2 maka

begitu banyak pula permasalahan kesehatan yang ada. Setelah melakukan

presurvey di lingkup kerja puskesmas yaitu di desa gagak maka kami menemukan

beberapa permasalahan kesehatan yang hingga kini belum terselesaikan seperti :

Ketidaktersediaan sarana pembuangan limbah cair rumah tangga yang

memenuhi standar kesehatan di sekitar rumah keluarga binaan

Kurangnya perhatian keluarga terhadap pembuangan limbah cair rumah

tangga yang memenuhi standar kesehatan

Tidak adanya sarana pembuangan dan pengelolaan sampah yang baik di

sekitar rumah keluarga binaan

Tidak tersedianya jamban keluarga di rumah setiap keluarga binaan di

Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir

Kurang tersedianya sarana jamban umum yang memenuhi standar kesehatan

di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami memutuskan

untuk mengangkat permasalahan “Perilaku Pembuangan Limbah Rumah

Tangga Pada Desa Gagak Kecamatan Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang”

.

42

Page 43: BAB I Kelompok 7

Kami memilih mengangkat permasalahan tersebut karena dari hasil

wawancara dan observasi kepada 4 keluarga binaan, semuanya tidak mempunyai

saluran pembungan limbah rumah tangga yang sesuai dengan standar kesehatan.

Alasan ini juga didukung dengan data dari puskesmas untuk ketersediaan sarana

pembuangan air limbah (SPAL) di seluruh desa Tanjung Pasir, dengan jumlah

Kepala Keluarga 1787, hanya sejumlah 268 kepala keluarga yang memiliki

saluran pembuangan air limbah, dan dari jumlah tersebut hanya 40 kepala

keluarga yang memiliki sarana pembuangan air limbah yang sehat.

Melalui kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas ini, ditemukan area

permasalahan kesehatan yang sampai saat ini belum tertangani dengan baik.

Kemudian dengan instrumen yang ada dimulailah mengumpulkan data dengan

cara langsung turun ke masyarakat sehingga lebih mengetahui akar permasalahan

yang nantinya akan menjadi acuan dalam menyusun intervensi pemecahan

masalah dan nantinya bersama-sama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal

Angus dan masyarakat setempat melaksanakan intervensi pemecahan masalah ini.

43