BAB I - IV EE Pusri

download BAB I - IV EE Pusri

of 24

description

Bahan TPP PUSRI NOVI

Transcript of BAB I - IV EE Pusri

Amiloplasia Congenital

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Blok Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok kedelapanbelas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada blok XVIII ini, mahasiswa akan mempelajari kedokteran komunitas serta meningkatkan kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya kesehatan.Seperti telah menjadi kesepakatan para ahli kesehatan masyarakat bahwa sasaran atau client dari kesehatan masyarakat adalah bukan individu, melainkan kelompok, komunitas, atau masyarakat yang sehat. Kelompok atau komunitas ini berada dalam suatu setting atau tatanan, misalnya: sekolah, wilayah administrasi pemerintahan, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, dan sebagainya. Di samping itu ada tatanan institusi pelayanan, tempat kerja, dan sebagainya. Tujuan utama kesehatan masyarakat adalah mencegah agar masyarakat di berbagai tatanan tersebut mampu mencegah terjadinya penyakit, masalah kesehatan, dan kecelakaan, serta meningkatkan derajat kesehatan mereka.Salah satu tatanan yang sangat penting yang mempunyai jangkauan luas adalah tatanan atau tempat kerja. Implementasi kesehatan masyarakat di tempat kerja yang selanjutnya disebut Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat dengan K3 sangat penting. Bukan hanya karena populasi sangat besar, tetapi tempat kerja terutama perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat sehari-hari, berpotensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Di samping itu, tatanan tempat kerja terutama industri merupakan jantung perekonomian masyarakat dewasa ini mengalami perubahan yang cepat yang mau tidak mau akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat, khususnya kesehatan.

Perubahan yang nyata dalam tatanan ekonomi dunia sekarang ini adalah terjadinya proses globalisasi di segala aspek kehidupan ekonomi, di mana batas-batas antarnegara makin transparan dan kabur. Hal ini berpengaruh terhadap sistem perdagangan dunia, persaingan dunia, makin keras dan arus barang produksi antarkawasan makin meningkat. Standar dan norma-norma global menjadi persyaratan utama para praktisi industri antarnegara untuk tetap mampu meningkatkan daya saing, menciptakan nilai-nilai unggul, meningkatkan efisiensi dan menekan biaya produksi, serta kualitas barang produksi. Barang hasil produksi yang diekspor harus memenuhi standar yang berlaku di pasar internasional. Oleh karena itu terbentuklah Internasional Standard Organization (ISO) dengan tujuan menigkatkan tujuan mutu produksi, mutu lingkungan, dan mutu manusia, yang terlibat dalam produksi itu. Tenaga kerja yang dalam hal ini termasuk dari bagian yang terkena dampak globalisasi juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing, mampu bekerja secara produktif dan bekerja sesuai dengan prosedur, sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan.

Kejadian kecelakaan walau bagaimanapun kecilnya akan berdampak pada kualitas produksi. Pemerintah dalam hal ini melakakukan Permenaker No Per 05/Men/1996 mengeluarkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3 bagi industri di indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi ini. 1.2Tujuan Pelaksanaan

Tujuan pelaksanaan kegiatan early exposure ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.1.2.1Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan early exposure ini adalah mahasiswa mampu mengetahui tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pusri Palembang.1.2.2Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan early exposure ini adalah :1. Mahasiswa mampu mengetahui struktur organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pusri Palembang.2. Mahasiswa mengetahui Visi dan Misi K3 di PT. Pusri Palembang.3. Mahasiswa mengetahui tugas pokok K3 di PT. Pusri Palembang.4. Mahasiswa mengetahui tujuan dan sasaran K3 di PT. Pusri Palembang.5. Mahasiswa mengetahui aktivitas K3 di PT. Pusri Palembang.6. Mahasiswa mengetahui fasilitas K3 di PT. Pusri Palembang.BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan KerjaDefinisi tentang K3 adalah yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint safety and Health Committee, yaitu :

Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the prevention among workers of departures from health caused by their working conditions; the protection of workers in their employment from risk resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological and psychological equipment and to summarize the adaptation of work to man and each man to his job.2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perkembangan pesat industri mendorong penggunaan mesin, peralatan kerja dan bahan-bahan kimia dalam proses produksi semakin meningkat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan kemudahan dalam proses produksi , meningkatnya produktivitas kerja, dan meningkatnya jumlah tenaga kerja. Dengan demikian, banyak pula masalah ketenagakerjaan yang timbul termasuk dalamnya masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Seperti, meningkatnya jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja, peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan.

2.2.1.Batasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan ialah suatu kondisi yang bebas dari resiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkatan tertentu. Sedangkan resiko adalahtingkat kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang menyebabakan kecelakaan dan derajat intensitas bahaya tersebut. The joint ILOA/VHO commitee on Occupational Health tahun 1990 menetapkan batasan dan tujuan kesehatan kerja sebagai berikut:a. Memberikan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan ke tingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun kesejahteraan sosial masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan.b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh kegiatan atau kondisi lingkungan kerjanya.c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis.

Sedangkan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, datang tiba-tiba dan tidak terduga, yang dapat menyebabkan kerugian pada manusia, perusahaan, masyarakat, dan lingkungan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja di perusahaan (Sumamur,1986). Hubungan kerja di sini berarti bahwa kecelakaan terjadi karena pekerja atau pada waktu melaksankaan pekerjaan. Penyebab kecelakaan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:a. Kondisi berbahaya (Unsafe Condition), yaitu suatu kondisi tidak aman dari mesin, lingkungan, sifat pekerja, dan cara kerja. Kondisi berbahaya ini terjadi antara lain karena:

Alat pelindung tidak efektif

Pakaian kerja yang kurang cocok

Bahan-bahan yang berbahaya

Penerangan, ventilasi yang tidak baik

Alat yang tidak aman walau dibutuhkan

Alat atau mesin yang tidak efektif

b. Perbuatan berbahaya (Unsafe Act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia atau pekerja yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor intern seperti sikap dan tingkah laku yang tidak aman, kurang pengetahuan dan keterampilan (Lack of Knowlledge and Skill), cacat tubuh yang tidak terlihat, keletihan dan kelesuan.

2.2.2. Faktor Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan dan manusia. Faktor-faktor bahaya yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja antara lain adalah :(1). Faktor fisik, misalnya: penerangan, suara, radiasi, suhu, kelembaban dan tekanan udara.(2). Faktor kimia, misalnya : gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, abu terbang dan benda padat.(3).Faktor biologi, misalnya : virus dan bakteri baik dari golongan tumbuhan atau hewan. (4). Faktor ergonomi atau fisiologis, misalnya : konstruksi mesin, sikap dan cara kerja.(5).Faktor mental - psikologis, misalnya : suasana kerja, hubungan diantara pekerja dan pengusaha (Suma'mur, 1994).

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, minat, emosi, kehendak, berfikir, motivasi, persepsi, sikap, reaksi dan sebagainya (Azwar S.,2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat atau individu, yaitu :a. faktor dasar (predisposing factor)mencakup pengetahuan, sikap, kebiasaan, kepercayaan, norma sosial dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu di dalam masyarakat yang terwujud dalam motivasi.b. faktor pendukung (enabling factor)mencakup sumber daya atau potensi masyarakat, terwujud dalam tersedianya alat dan fasilitas serta peraturan.c. faktor pendorong (reinforcing factor)mencakup sikap dan perilaku dari orang lain yang terwujud dalam dukungan sosial. (Green, 2000)2.2.3.Penyebab Terjadinya Kecelakaan

Kecelakaan terjadi karena adanya serangkaian peristiwa yang sebelumnya mendahului terjadinya kecelakaan. Teori tentang penyebab terjadinya kecelakaan dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:a. HeinrichH.W. Heinrich menggambarkan seri rangkaian urutan kejadian menjadi 5 domino yang bersisian, yaitu:-keturunan atau lingkungan sosial

-kesalahan seseorang

- kondisi atau perilaku tidak aman

-kecelakaan

-cederab. Bird dan Loftus

Bird dan Loftus (1969) mengemukakan formula 1-10-30-600, yang berarti dalam satu kejadian cedera berat, 10 orang cedera ringan, kurang lebih 30 properti rusak, 600 insiden yang tidak terlihat adanya kecederaan atau kerusakan.c. Gordon

Gordon pada tahun 1949 mengemukakan teori penyebab berganda (Multiple Causation Theory) yang memiliki dasar epidemiologi. Gordon menjelaskan bahwa kecelakaan adalah hasil interaksi yang kompleks dan acak antara korban, agen, dan lingkungan serta tidak dapat diterangkan hanya dengan memperhatikan satu dari ketiga faktor di atas.d. Haddon

Haddon pada tahun 1967 memperkenalkan Model Perubahan Energi ( Energy Exchange Model) yang menjelaskan bahwa bahaya tidak digambarkan sebagai objek, melainkan dalam bentuk suatu perubahan energi yang menyebabkan cedera.

1. Cedera tingkat 1

Disebabkan oleh pengiriman energi yang berlebihan yang menyebabkan cedera pada sebagian atau seluruh tubuh. Bentuk energi yang dikirim berupa: mekanik, listrik, panas, dan kimia.

2. Cedera tingkat 2

Disebabkan oleh gangguan terhadap ambang batas perubahan energi seluruh tubuh atau normal. Bentuk perubahan energi dapat diganggu oleh: penggunaan oksigen, radiasi ion, dan keseimbangan suhu.2.3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaSistem manajemen K3 merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manajemen lainnya, di suatu institusi tempat kerja atau perusahaan, seperti manajemen produksi, manajemen SDM, manajemen keuangan, dll. Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakkan, dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja sama. Sedangkan sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan manajemen yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem manajemen K3 menurut Permenaker No. 05 tahun 1996 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.2.3.1.Tujuan Penerapan Sistem Manajemen K3Sistem manajemen K3 diterapkan untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja dalam rangka:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja

b. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran, peledakan dan kerusakan yang pada akhirnya akan melindungi investasi yang ada serta membuat tempat kerja yang sehat.c. Menciptakan efisiensi dan produktivitas kerja karena menurunnya biaya kompensasi akibat sakit atau kecelakaan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya preventif yang kegiatannya terutama adalah identifikasi, substitusi, eliminasi, evaluasi, dan pengendalian resiko dan bahaya. Identifikasi bahaya salah satunya dilakukan dengan inspeksi, survei dan monitoring tempat kerja, dan lingkungan kerja. Untuk mengidentifikasi maslaah K3 baik manajemen maupun teknik maka audit K3 perlu dilakukan. Untuk itu Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah menyusun pedoman teknis audit. Selain itu, pemerintah dalam upaya memasyarakatkan dan membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah memberikan penghargaan kepada perusahaan yang berprestasi dan Zero Accident. Yaitu penghargaan kepada perusahaan yang mencapai jumlah jam kerja tertentu tanpa kehilangan waktu kerja karena kecelakaan.2.3.2. Macam-macam Sistem Manajemen K3

a. Sistem Manajemen K3 menurut ILCI

International Loss Control Institute (ILCI) yang bertempat di Atlanta, Amerika Serikat dengan tokohnya Frank Bird mengembangkan pendekatan Loss Control Management. Pada pendekatan ini dijelaskan bahwa kecelakaan tidak saja mengakibatkan cedera, tetapi juga mengakibatkan kerugian (loss).

Konsep yang digunakan dalam pendekatan ini adalah ISMEC (Identification, Standard, Measuring of Performance, Evaluating, and Correcting).

Menurut ILCI ada 20 elemen yang harus dilaksanakan oleh perusahaan dalam menerapkan sistem manajemen K3, yaitu:

1. Kepemimpinan dan administrasi (leadership and administration)2. Pelatihan untuk manajemen (management training)3. Inspeksi terencana (planned inspection)4. Analisis pekerjaan dan prosedur kerja (task analysis and procedures)5. Penyelidikan kejadian dan kecelakaan (accident/incident investigation)6. Observasi pekerjaan (task observation)7. Tanggap darurat (emergency preparedness)8. Peraturan perusahaan (organizational rules)9. Analisis kejadian dan kecelakaan (accident/incident analysis)10. Pelatihan karyawan (employee training)11. Alat pelindung diri (personal protective equipment)12. Pengendalian kesehatan (health control)13. Sistem evaluasi program (program evaluation system)14. Pengendalian teknis (engineering control)15. Komunikasi individu (personal communication)16. Pertemuan kelompok (group meeting)17. Kampanye umum (general campaign)18. Pengangkatan dan penempatan karyawan (hiring and placement)19. Pengendalian pembelian (purchasing control)20. Keselamatan di luar kerja (off the job safety)b. Sistem Manajemen K3 British Safety Council

British Safety Council dengan tokohnya James Tye mengeluarkan konsep K3 yang disebut dengan Five Star Ratting System. Unsur-unsur dalam pendekatan ini adalah:

1. Kebijakan (policy)2. Pengorganisasian (organizing)3. Perencanaan dan penerapan (planning and implementation)4. Pengukuran kinerja (measuring performance)5. Peninjauan hasil (reviewing performance)6. Audit (auditing)c. Sistem Manajemen K3 Indonesia

Menurut Permenaker No 5 tahun 1996 ada lima prinsip dan dua belas elemen yang menjadi pedoman untuk penerapan SMK3. Lima prinsip ini merupakan suatu siklus yang berkesinambungan, sedangkan dua belas elemen SMK3 diterapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.d. Lima Prinsip Peraturan Pemerintah No. 05/Men/1996

2.3.3. Elemen Sistem Manajemen K3

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 05/MEN/ 1996, yang dimaksud dengan elemen-elemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah mencakup:1. Pembangunan dan Pemeliharaan

Pembangunan dan pemeliharaan komitmen sangat berkaitan dengan prinsip pertama sistem manajemen K3 yaitu kepemimpinan dan komitmen. Budaya K3 yang dinamis membutuhkan sebuah komitmen yang harus diketahui dan dipatuhi oleh seluruh karyawan, pemasok (suplier), kontraktor, dan konsumen.2. Strategi Pendokumentasian

Elemen ini sangat berkaitan dengan perencanaan karena dengan sistem manajemen yang didokumentasikan akan memudahkan dalam perencanaan. Strategi pendokumentasian dituangkan dalam bentuk manual K3 yang mudah diakses oleh semua orang dalam perusahaan tersebut.3. Peninjauan Ulang Perencanaan (Desain) Kontrak

Penijauan ulang perencanaan dan kontrak sangat berkaitan dengan prinsip perencanaan, di maan proses produk dan tempat kerja perlu didesain dan dibangun dengan mengintegrasikan K3.

4. Pengendalian Dokumen

Pengendalian dokumen sangat berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan penginformasian pelaksanaan peraturan K3 yang masih up to date.

5. Pembelian

Dalam melaksanakan elemen pembelian harus memperhatikan aspek-aspek K3, melihat spesifikasi barang dan jasa. Perusahaan harus menetapkaan sistem verifikasi untuk barang dan jasa yang baik.

6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

Keamanan bekerja berarti terkait erat dengan pelaksanaan. SMK3 yang efektif harus dapat mengatur proses kerja dan integrasi K3 dalam semua aktivitas pekerjaan. Perusahaan harus memastikan bahwa semua sistem kerja, lingkungan kerja, pengawasan, seleksi dan penempatan personel, prosedur pemeliharaan sarana produksi, pelayanan kerja dan semua aspek-aspek yang terkait yang ada di seluruh tempat kerja telah diterapkan dengan memperhatikan aspek K3.7. Standar Pemantauan

Standar pemantauan berkaitan erat dengan pengukuran yang berarti bahwa perusahaan harus dapat menetapkan pemeriksaan bahaya, pemantauan lingkungan kerja dan pemantauan kesehatan karyawandan sistem ini diketahui oleh semua karyawan.8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

Elemen ini terkai9t dengan peninjauan ulang dan perbaikan. Perusahaan harus memiliki sistem pelaporan, perbaikan dan penanganan masalah K3 terhadap setiap kekurangan yang telah teridentifikasi. Penyelidikan dan tindakan perbaikan dapat digunakan untuk memastikan bahwa insiden dan kecelakaan tidak akan terulang lagi.9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya

Elemen ini juga terkait dengan pelaksanaan. Kegiatan ini sangat berpotensi menimbulkan bahaya karena berkaiatan dengan pergerakan material. Perusahaan harus memiliki sistem pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan material dengan mengintegrasikan aspek K3.10. Pengumpulan dan Penggunaan Data

Pengumpulan dan pengguanaan data meliputi hal pemeliharaan catatan yang ada dan menyebarluaaskan data yang berkaitan dengan catatan K3 dalam rangka pengukuran dan evaluasi. Informasi yang berkualitas didasarkan pada pengumpulan dan analisis data secara sistematis.11. Audit SMK3

Kegiatan audit mencakup audit internal yang berarti bahwa dilaksanakan kegiatan pengukuran penilaian kinerja. Perusahaan harus melakukan peninjauan ulang terhadap sistem manajemen K3 yang diterapkan di tempat kerja secara berkala untuk meyakinkan bahwa SMK3 telah berfungi secara efektif sesuai dengan perencanaan.12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

Pengembangan keterampilan dan kemampuan termasuk kegiatan perbaikan. Dalam hal ini perusahaan harus memastikan bahwa setiap karayawan telah memperoleh pelatihan untuk setiap jenis tugas yang dilakukan dengan memperhatikan kemampuan personel dan peraturan perundangan yang berlaku.2.3.4. Penerapan Sistem Manajemen K3Penerapan manajemen K3 ke dalam sebuah sistem manajemen perusahaan diperjelas dalam Peraturan Menteri No. 05 tahun 1996 oleh departemen Tenaga Kerja. Adanya K3 yang teraplikasi dalam manajemen perusahaan akan memperkuat peran keselamatan dalam lini visi perusahaan. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan sistem manejemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, dan sebagainya. Secara garis besar PerMen ini merupakan representasi sistem manajemen K3 yang diterapkan di Indonesia. Depnaker sebagai regulator ketenagakerjaan Indonesia mengeluarkan peraturan ini, mempunyai keinginan kuat untuk melepaskan dunia kerja dari kecelakaan dan kesakitan yang dapat ditimbulkannya. Zero accident atau angka kecelakaan yang nihil merupakan sebuah visi yang mendasari Depnaker dalam pembuatan sistem manajemen K3 , walaupun secara probabilistik akan sangat sulit untuk mencapai visis yang sangat ideal itu dengan mempertimbangkan adanya sebuah kemungkinan kecelakaan yang tidak dapat diduga-duga.BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

3.1.1 Tempat

Pelaksanaan kegiatan Early Exposure ini berlokasi di PT. Pupuk Sriwidjaja, Jl. Mayor Zen, Palembang 30118, Sumatera Selatan, Indonesia.3.1.2Waktu

Waktu pelaksanaan kegiatan Early Exposure ini pada,

Hari/tanggal: Selasa, 31 Mei 2011

Pukul: 14.00 - selesai3.2 Subjek Tugas Mandiri

Subjek tugas mandiri kegiatan Early Exposure ini yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pusri Palembang.3.3 Langkah-langkah Kerja

Adapun langkah-langkah kerja dari kegiatan Early Exposure ini, yaitu :

1. Berkonsultasi kepada dosen pembimbing.

2. Mengunjungi PT. Pusri Palembang dan berkumpul di gedung anex Pusri lantai 2.3. Pembukaan oleh MC.4. Sambutan dari staff direksi PT. Pusri, Bapak Ida Puspa, mewakili direktur PT. Pusri.5. Sambutan dari dr. Yessi Astri, M.Kes, selaku dosen pembimb ing Early Exposure.6. Menyaksikan tayangan video profil PT. Pusri.7. Mendengarkan paparan mengenai SMK3&LH, dari Bapak Gunawan.8. Diskusi.9. Memperkenalkan alat dan fasilitas K3.10. Mengunjungi pabrik PT. Pusri.11. Acara Selesai.12. Masing-masing tutorial membahas hasil EE dan membuat laporan.BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada kesempatan Early Exposure Blok 18 kali ini, kami melakukan diskusi bersama tim manajemen Keelamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3&LH) PT. Pusri Palembang, akan dibahas dibawah ini.

4.1.PengorganisasianPT. Pusri mempunyai 4 (empat) unit pabrik urea dengan masing-masing pabrik terdiri atas 3 (tiga) bagian sbb :

- Pabrik Amoniak

- Pabrik Urea

- Pabrik Offsite/Utilitas Sedangkan kapasitas masing-masing pabrik adalah Pabrik

Amoniak

Urea

- Pusri - IB 1.350 Ton/hari

1.725 Ton/hari

- Pusri - II 660 Ton/hari

1.725 Ton/hari

- Pusri - III1.000 Ton/hari

1.725 Ton/hari

- Pusri - IV1.000 Ton/hari

1.725 Ton/hari

-------------------------------------------

- Total 4.010 Ton/hari

6.900 Ton/hari Total Jumlah Karyawan Pusat Produksi PT Pusri per September 2010 sebanyak 2.064 orang

Bagian PK&KK : 50 orang

Superintenden

: 1 orang

Shift Supervisor: 5 orang Foreman senior: 4 orang ForemanShift

: 16 orang Inspektur Senior: 16 orang Fireman

: 8 orang Bagian Hyperkes : 11 orangSuperintenden

: 1 orangStaf Hygiene Persh: 9 orang Teknisi Senior

: 1 orangSeksi Perlengkapan & MaterialForeman Senior: 1 orangStaf Pelkpan & Mat: 3 orang Insp Sr Plkp & Mat: 3 orang Kelompok TKK.Staf Tek Kes Kerja: 10 orangJumlah Total : 78 orang ( Aktual 69 orang ).4.2.Visi dan Misi K3

4.2.1.Visi

Terciptanya kondisi tempat kerja yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan sesuai ketentuan peraturan dan perundangan.

4.2.2.Misi

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan peledakan serta sakit akibat kerja dengan menerapkan Sistim Manajemen K3 serta selalu melakukan upaya perbaikan berkelanjutan4.3.Tugas Pokok

1. Bertanggung jawab atas upaya pengendalian keselamatan karyawan dan keselamatan pabrik dan lingkungannya dari bahaya.2. Bertanggung jawab atas upaya pengendalian hygiene Perusahaan dan Kesehatan karyawan dari penyakit akibat kerja.3. Menetapkan prosedur Keselamatan Kerja dalam Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.4. Melakukan perencanaan pengembangan dan peningkatan kemampuan keterampilan karyawan dalam menunjang produktifitas kerja yang aman di seluruh lingkungan perusahaan.5. Melakukan investigasi kecelakaan dan mencari faktor-faktor penyebabnya.6. Melakukan identifikasi bahaya dan pengendalian resikonya.4.4.Tujuan dan Sasaran

4.5.Aktivitas 1. Melakukan identifikasi bahaya serta membuat saran-saran keselamatan

2. Memberikan pelatihan K3 untuk karyawan

3. Melakukan pengamanan pada pekerjaan berbahaya dengan menerapkan work permit system.

4. Memberikan pengarahan K3 untuk karyawan dan kontraktor

5. Melakukan inspeksi serta razia K3 di area pabrik

6. Melaksanakan penanggulangan kebakaran di pabrik maupun komplek perumahan PT. Pusri

7. Melaksanakan pengaturan kendaraan luar non milik yang akan masuk ke area pabrik dengan menerbitkan Izin Masuk Pabrik (IMP)

8. Memberikan izin mengemudikan kendaraan Dinas Perusahaan diarea pabrik dgn menerbitkan SIM Pabrik, SIM Forklift9. Melakukan monitoring kondisi lingkungan kerja ( bising, debu, gas beracun, penerangan, cuaca kerja ) serta pengendalian vektor penyakit (fogging, anjing liar, vaksinasi anti rabies )10. Melakukan pembinaan kesehatan karyawan dengan melaksanakan program pemeriksaan kesehatan berkala, senam kesegaran jasmani / fitness, dll11. Pengawasan menu gizi kerja, higiene dan sanitasi kantin, kualitas air minum , kolam renang.

12. Melaksanakan Latihan PKD Kecil & Besar 13. Melaksanakan Rapat P2K3 setiap Triwulan14. Melakukan Audit K3 Internal & Eksternal4.6.Fasilitas1. Fire truck water

: 4 armada2. Fire truck twin agent : 2 armada3. Fire truck triple agent : 1 armada4. Fire truck ladder (37meter) : 1 armada

5. Rescue

: 1 armada

6. Ambulance : 1 armada

7. Komando

: 1 armada

8. APAR

: 732 tabung

9. Hydrant-Monitor : 155

10. Fire hose box : 37 set

11. Ruang fitnes

12. First aid kit

13. Surveymeter (alat ukur paparan radiasi)

14. Explosimeter (alat ukur konsentrasi gas flammabe di udara atau di atmosfer)

15. Fire alarm system monitor

16. Signal lamp (lampu peringatan tanda pengerjaan aktivitas radiografi)

17. Luxmeter (alat ukur intensitas cahaya)

18. AMX271 (alat ukur kondisi udara)

19. Drager pump (alat ukur paparan gas)20. Temp humidity (alat ukur cuaca kerja)

21. Sound level meter ( alat ukur kebisingan)

22. Chlormeter (alat ukur kandungan klorine)

23. pH meter (alat ukut pH dan temperatur)

BAB VPENUTUP5.1. Kesimpulan1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-tingginya2. Penerepakan Keselamatn dan Kesehatan Kerja di PT. Pusri Palembang telah berjalan dengan baik selama ini, dan PT. Pusri Palembang pernah mendapatkan award Zero Accident. EMBED PowerPoint.Slide.8

Komitmen & kebijakan manajemen

Tinjauan ulang & peningakatan manajemen

Perencanaan SMK3

Pengukuran dan evaluasi

Penerapan SMK3

24

_1368687929.ppt

TUJUAN DAN SASARAN K3 :

UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

UPAYA PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KEBAKARAN

SASARAN

NIHILKECELAKAAN KERJA.- SAKIT AKIBAT KERJA.- KEBAKARAN / PELEDAKAN

MENINGKATKAN : Produksi dan produktifitas.