BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/41293/2/BAB I.pdf · (2017) angka kematian Ibu di seluruh dunia...
Transcript of BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/41293/2/BAB I.pdf · (2017) angka kematian Ibu di seluruh dunia...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pernikahan dini atau pernikahan dibawah umur adalah suatu pernikahan
yang dilakukan oleh remaja dengan usia yang masih muda yaitu sebelum berumur 18
tahun yang akan berdampak pada suatu peran yang akan dijalani seorang wanita
untuk anakanya (Sah, 2014). Pernikahan dini sampai saat ini masih sering terjadi
terutama di daerah pedesaan dan beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan
dini seperti tingkat ekonomi yang rendah, anggapan takut menjadi perawan tua
apabila menolak lamaran dari pihak laki-laki dan pergaulan bebas (hamil diluar
nikah). Perkawinan usia muda juga berdampak pada rendahnya kualitas keluarga baik
ditinjau dari segi ketidaksiapan secara psikis atau mental dalam menghadapi
persoalan sosial maupun ekonomi sosial dan ekonomi rumah tangga, serta ketikdak
siapan untuk membina perkawinan dan menjadi sosok orang tua yang bertanggung
jawab, pernikahan usia dini dapat menimbulkan kegagalan dalam membangun rumah
tangga atau perkawinan dan kehamilan usia dini memiliki resiko yang besar yaitu
resiko kematian yang disebabkan oleh seorang ibu karena ketidak siapan
mengandung dan melahirkan bayinya hingga menjadi calon ibu.
Werdiningsih & Astarani (2012) menegaskan bahwa dalam rumah tangga
ibu sangatlah mempunyai peran yang penting untuk keluarganya, karena dengan
ketrampilan ibu yang baik maka diharapkan pemantauan anak dapat dilakukan
dengan baik. Hal tersebut dikarenakan Ibu berperan sebagai pendidik pertama dan
2
utama dalam keluarga sehingga ibu harus menyadari kebutuhan anak akan asah, asih
dan asuh.
Ibu juga mempunyai peran untuk memenuhi kebutuhan asih merupakan
salah satu yang diperlukan oleh setiap individu diantaranya adalah memberikan
kehangatan kepada keluarga sehingga dapat tumbuh dengan kasih saying yang
belimpah, memberikan rasa aman dan berkembang sesuai usia, serta memberikan
perhatian yang banyak pada anak dan suami. Selain itu juga, pemenuhan akan
kebutuhan emosi atau kasih sayang juga harus terpenuhi dengan baik misalnya
adalah dapat memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak yang sehat baik
fisik, mental, sosial dan spiritual. Selanjutnya kebutuhan yang harus dipenuhi adalah
kebutuhan pada aspek asah yang digunakan dalam pemenuhan stimulasi mental hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan pendidikan anak
sehingga menjadi anak yang mandiri dalam mempersiapkan masa depan (Hidayat,
2006).
Menurut World Health Organization (2017) angka kematian Ibu di seluruh
dunia adalah 287 per 100.000 kelahiran hidup, dan di Negara berkembang mencapai
angka 600 per kelahiran hidup. Sedangkan Asia Tenggara menyumbang 1/3 dari
jumlah kematian yang terjadi secara global. Indonesia sebagai salah satu negera
berkembang mempunyai angka kematian ibu lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Negara ASEAN lainnya. Tingginya angka kematian Ibu disebabkan oleh komplikasi
kehamilan atau porses persalinan dan nifas yang berhubungan dengan usia
perkawinan. UNICEF (2016) juga menyebutkan bahwa pada tahun tersebut sekitar
3
32,5% wanita usia 20-24 tahun telah menikah pada usia dibawah 18 tahun. Dengan
demikian, sangat memungkinkan terjadinya kematian karena pernikahan usia yang
terlalu dini.
Menurut BKKBN, (2016) Indonesia merupakan salah satu negara di Asia
yang terdapat banyak kasus pernikahan dini sebagaimana hasil penelitian mengenai
penyebaran kasus pernikahan dini yang dilakukan oleh BKKBN. Fakta yang
diperoleh menyatakan, bahwa kasus pernikahan dini dengan mempelai wanita
berusia antara 15 sampai 19 tahun paling tinggi berada di wilayah Kalimantan
Tengah dengan persentase 52,1 % dari total pernikahan per tahunnya. Kemudian di
urutan selanjutnya antara lain Jawa Barat dengan 50,2 %, Kalimantan Selatan 48,4
persen, Bangka Belitung 47,9 %, dan Sulawesi Tengah 46,3 %. Sedangkan provinsi
dengan mempelai perempuan di bawah 15 tahun terbanyak ialah Provinsi
Kalimantan Selatan dengan persentase 9 %, disusul Jawa Barat 7,5 %, Kalimantan
Timur dan Kalimantan Tengah masing-masing 7 %, dan Banten 6,5 %.
Badan Pusat Statistik (2017) juga menunjukkan bahwa proporsi perempuan
umur 20-24 Tahun yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum
umur 15 Tahun menurut daerah tempat tinggal lebih banyak ditemukan di pedesaan
dengan prosentase sebesar 1,33%, sedangkan di perkotaan hanya 0,49%. Desa
Rejoyoso merupakan daerah yang dekat dengan pantai, latar belakang pendidikan
yang rendah berdampak tradisi menikah dini masih melekat di desa tersebu Hal ini
menegaskan bahwa tingkat pernikahan dini di daerah perdesaan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan daerah kota. Salah satu perdesaan yang banyak ditemukan
kasus pernikahan dini diantaranya adalah desa Rejoyoso Kecamatan Bantur
4
Kabupaten Malang Jawa Timur. Hasil wawancara saat studi pendahuluan terdapat 10
wanita yang melakukan pernikahan dini, 6 wanita diantaranya mengatakan bahwa
mereka dalam mengasuh anak dan biaya kebutuhanan rumah tangga dibantu orang
tua, 2 orang wanita mengatakan bahwa dirinya masih tetap bisa keluar dengan
teman-teman meskipun sudah mempunyai anak dan anaknya dititipkan orang
tuanya. 1 orang wanita yang sudah menikah muda mengatakan bahwa mereka tidak
mengetahui bagaimana cara merawat anak dengan baik, 1 orang wanita mengatakan
bahwa menikmati perannya sebagai ibu.
Tingginya jumlah pernikahan dini di desa Rejoyoso Kab. Malang tentu
diiringi dengan banyaknya wanita yang sudah memasuki usia subur, sehingga potensi
untuk melakukan pernikahan dini juga semakin besar. Akan tetapi, menurut data
Wanita Usia Subur (WUS) yang tercatat di desa Rejoyoso Kab. Malang pada rentang
tahun 2012-2017 mencapai 560 orang. Jumlah tersebut masih terbilang rendah jika
dibandingkan dengan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) pada umumnya dalam satu
daerah tertentu yang bisa mencapai 1.000 jiwa.
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas disertai dengan hasil studi
pendahuluan berupa hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terkait dengan peran wanita dalam pemenuhan kebutahan
dasar anak pada wanita yang menjalani pernikahan dini. Peran Ibu dalam penelitian
ini ditekankan pada keterampilannya dalam memenuhi kebutuhan anak. Meski
pernikahan yang dilakukan tergolong pernikahan dini mengingat usianya ketika
menikah belum mencapai 21 tahun sebagaimana batas usia yang dinyatakan ideal
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
5
Dengan demikian, judul penelitian ini adalah “Gambaran Peran Sebagai Ibu Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak di Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur
Kabupaten Malang (Studi Pada Kelompok Wanita yang Menjalankan Pernikahan
Dini)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Bagaimana gambaran peran sebagai ibu di Desa Rejoyoso kecamatan Bantur
kabupaten Malang yang menjalankan pernikahan dini)? ”
1.3 Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui gambaran peran sebagai ibu di Desa Rejoyoso
Kecamatan Bantur Kabupaten Malang pada wanita yang menjalankan pernikahan
dini.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini akan memberikan hasil atau yang dapat dijadikan bahan
referensi dan pembelajaran yang membantu dalam mengembangkan penelitian
selanjutnya mengenai gambaran peran sebagai ibu dalam pemenuhan kebutuhan
dasar anak pada wanita yang menjalankan pernikahan dini.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan yang bermanfaat pada
6
perluasan ilmu pengetahuan terkait dengan peran sebagai ibu dalam pemenuhan
kebutuhan dasar anak pada wanita yang menjalankan pernikahan dini.
1.4.3 Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bentuk promosi kesehatan
(promkes) tentang gambaran peran sebagai Ibu dalam pemenuhan kebutuhan
dasar anak pada wanita yang menjalakan pernikahan dini dapat disampaikan
kepada masyarakat.
1.4.4 Bagi Bidang Keperawatan
Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi bahan masukan kepada bidang
keperawatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tindakan preventif dengan cara mengatur usia menikah pada
remaja usia subur untuk mempersiapkan seorang calon ibu yang akan
menjalankan peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak.
1.4.5 Keaslian Penelitian
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Islamiyah (2017) dengan judul
Pengalaman ibu dalam menjalankan peran pada pernikahan dini. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan strategi penelitian case study research.
Lokasi penelitian adalah Ds. Patebon Kec. Kejayan, Kab. Pasuruan pada tanggal
19 Juli 2017-20 Juli 2017. Pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling yang berjumlah 3 responden. Metode pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara semi terstruktur, observasi partisipatif, dan dokumentasi.
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis domain untuk memperoleh
7
gambaran menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti. Hasil analisa data yang
dilakukan peneliti terhadap partisipan bahwa dalam menjalankan peran wanita
partisipan sesuai dengan teori namun diusia yang masih remaja hal tersebut
tidak sesuai karena di teori lain menyebutkan bahwa remaja yang menikah diusia
dini tidak dapat melakukan peran - perannya karena rendahnya tingkat
kemandirian dan ketidak siapan melakukan peran yang seharusnya dilakukan
oleh orang dewasa.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Amelia, Syahlani2 , & Iswantoro
(2016) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Menikah Dini Usia
Di Bawah 21 Tahun Di RT 11 Wilayah Kelurahan Kelayan Timur. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey analitik dengan
rancangan croos sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling dengan sampel 36 responden. Penelitian ini mengggunakan
analisis statistic Spearman Rank (Rho) dengan nilai signifikan p<0,05. Hasil
penelitian menyatakan bahwa pendidikan dengan ibu menikah dini, sebagian
besar pendidikan dasar yaitu 31 orang (86%). Adanya hubungan pendidikan
dengan ibu menikah dini (p = 0,032) dengan ratio = -0,359. Pengetahuan dengan
ibu menikah dini, pengetahuan rendah yaitu 20 orang (56%). Adanya hubungan
pengetahuan dengan ibu menikah dini (p = 0,000) ratio = 0,945. Ekonomi
dengan ibu menikah dini yang tergolong dalam keluarga prasejahtera sebanyak
33 orang (91%). Adanya hubungan ekonomi dengan ibu menikah dini (p =
0,031) ratio = -0,359. Peran orang tua dengan ibu menikah dini yang berperan
yaitu ]33 orang (91%). Adanya hubungan peran orang tua dengan ibu menikah
8
dini (p = 0,044) ratio = -0,337. Dengan demikian kesimpulannya adalah
pendidikan, pengetahuan, ekonomi, peran orang tua memiliki hubungan dengan
ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelurahan Kelayan
Timur.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sah Rb, (2014) dalam jurnalnya
yang berjudul factor yang mempengaruhi pernikahan dini di Dhunkuta Kota
Nepal. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah semua keluarga di
Dhunkuta kota Nepal dengan jumlah 246 responden dengan menggunakan
tehnik purposibve sampling. Pengumpulan data mengguanakan kuisioner dan
wawancara. Data yang telah dikumpulkan dimasukan dalam MS Excel 2000.
Analisi dilakukan dengan menggunakan software statistic SPSS versi 17.0
menggunakan chi square digunakan untuk mengetahui hubungan antara factor
dan usia perkawinan. Probabilitas terjadi sifgnifikan jika P<0,05 dengan 95
persen. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah didapatkan bahwa pernikahan
usia dini dikaitkan dengan pendidikan rendah dan menjadi keluarga miskin.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nur Bayti, (2013) dalam
jurnalnya tentang karakteristik ibu dari WUS dan lingkungan masyarakat dengan
kejadian perkawinan usia dini di kecamatan Guntur kabupaten Malang. Dalam
penelitian ini subyek yang digunakan adalah remaja dengan usia kurang dari 20
tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk laki-laki dengan jumlah 67 responden
dengan menggunakan tehnik random sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang
terkait dengan ini adalah agama perempuan di ibu usia produktif ini (p = 0,04),
9
pengetahuan kesehatan reproduksi perempuan di ibu usia produktif ini (p =
0,001), dan budaya perkawinan perempuan di ibu usia produktif ini ( p = 0,001).
Sedangkan faktor yang tidak terkait yang media massa / informasi (p = 0,73),
pendidikan perempuan di ibu usia produktif ini (p = 0,10) dan sosial ekonomi
perempuan di ibu usia produktif ini (p = 1,00), dan orang-orang faktor yang
mengelilingi budaya pernikahan di masyarakat (p = 0,10).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Werdiningsih & Astarani, (2012)
yang berjudul peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap
perkembangan anak usia prasekolah. Dalam penelitian ini subyek yang
digunakan adalah anak- anak TK Baptis Setia Bakti Kediri dengan usia 3 sampai
6 tahun beserta ibunya yang secara keseluruhan memiliki jumlah 65 responden.
Dalam penelitian ini Peneliti dalam menetapkan sampel menggunakan tehnik
purposive sampling. Adapun dalam pengumpulan data menggunakan kuisioner dan
observasi serta format yang digunakan adalah DDTS yang digunakan sebagai alat
untuk mengukur perkembangan anak kemudian data dianalisi menggunakan uji
spearman Rho dengan tingkat kemaknaan α <0.05. Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan jika terdapat seuatu hubungan peran ibu yang terlah melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap perkembangan motorik halus,
motorik kasar dan personal sosial anak prasekolah usia 3-6 tahun di TK Baptis
Setia Bakti Kediri .
Menurut penelitian yang dilakukan Bustomi, (2013) yang terkait dengan
peran ibu rumah tangga dalam keluarga sebuah studi kasus yang dilakukan pada
ibu –ibu yang bekerja sebagai guru sekolah dasar Dalam penelitian ini subyek
10
yang diguankan adalah semua guru yang memilikin status ibu rumah tangga
dengan jumlah 11 orang responden dengan menggunakan tehnik purposive
sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner dan
wawancara. Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan peneliti adalah
skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Hasil penelitian
menunjukan jika pengukuran Peran Ibu Rumah Tangga (telah sesuai dengan apa
yang diharapkan yaitu adanya motivasi dari lingkungan Sekolah dan Keluarga,
dengan demikia adanya Peran Ibu Rumah Tangga dapat dihargai sehingga dapat
membantu menopang kehidupan keluarga dan memberi dampak positif pada
pendidikan anak-anaknya
Menurut penelitian yang dilakukan Subedi, (2014) dalam jurnalnya yang
berjudul factor yang mempengaruhi pernikahan dini di Morang Kecamatan
Nepal. Dalam penelitiannya subyek yang digunakan adalah seluruh penduduk
Rangeli VDC dari Morang yang berjumlah 300 rumah tangga menjadi responden
dengan teknikcross-sectional. Pengumpulan data pada penelitian ini
mengguanakan kuesioner data yang dikumpulkan diolah menggunakan
computer. Uji chi-square diaplikasikan untuk mengetahui hubungan antara
faktor dan usia perkawinan. Probabilitas signifikan jika P<0,05 dengan 95%
confidence interval.
Menurut penelitian yang dilakukan Raj, (2010) dalam jurnalnya yang
berjudul efek dari pernikahan usia muda pada angka kesakitan dan kematian dari
anak dibawah 5 tahun di India. Dalam penelitian tersebut subyek yang digunakan
11
adalah penduduk wanita berusia 15-49 tahun (n= 124 385) sampel. Disain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Data
dikumpulkan melalui family health surve dan wawancara. Hasil analisi bivariate
menunjukkan hubungan yang signifikan antar pernikahan ibu usia muda dan bayi
yang terjangkit diare, malnutrisi, berat badan bayi rendah, kematian. Kesimpulan
penelitian adalah resiko malnutrisi lebih tinggi pada anak yang lahir dari ibu yang
menikah di usia muda.