BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia. Bahkan, seiring perkembangan waktu kini keberadaan dari kopi mulai banyak muncul ke permukaan. Akan tetapi, keberadaan dari maraknya kopi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh Belanda ketika masa penjajahan dahulu. Secara singkatnya, banyak orang menyangka kopi adalah komoditas asli Indonesia, padahal kopi bukan tanaman asli Indonesia. Sejarah perkembangan kopi di dunia sendiri berawal di Abbysinia, sebuah nama daerah di Afrika. Akan tetapi, pada Penelitian ini lebih terfokuskan pada negara Indonesia. Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 kala itu Belanda membawa kopi dari Malabar, India ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman ini di ke dawung sebuah perkebunan yang terletak di sekitaran Batavia. 1 Upaya ini dilakukan oleh Kolinial Belanda guna membudidayakan kopi di Indonesia. Namun, pada saat itu (1696) upaya Belanda untuk membudidayakan tanaman kopi mengalami kegagalan besar karena faktor alam yaitu gempa bumi dan banjir. Selang beberapa tahun kemudian, Belanda kembali mengupayakan pembudidayaan kopi di Indonesia ini sekitar tahun 1699 atau 3 tahun setelah upaya 1 https://jurnalbumi.com/ diakses pada 15 Desember 2018

Transcript of BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di

Indonesia. Bahkan, seiring perkembangan waktu kini keberadaan dari kopi mulai

banyak muncul ke permukaan. Akan tetapi, keberadaan dari maraknya kopi di

Indonesia tidak terlepas dari pengaruh Belanda ketika masa penjajahan dahulu.

Secara singkatnya, banyak orang menyangka kopi adalah komoditas asli Indonesia,

padahal kopi bukan tanaman asli Indonesia. Sejarah perkembangan kopi di dunia

sendiri berawal di Abbysinia, sebuah nama daerah di Afrika. Akan tetapi, pada

Penelitian ini lebih terfokuskan pada negara Indonesia. Sejarah kopi di Indonesia

dimulai pada tahun 1696 kala itu Belanda membawa kopi dari Malabar, India ke

Jawa. Mereka membudidayakan tanaman ini di ke dawung sebuah perkebunan yang

terletak di sekitaran Batavia.1

Upaya ini dilakukan oleh Kolinial Belanda guna membudidayakan kopi di

Indonesia. Namun, pada saat itu (1696) upaya Belanda untuk membudidayakan

tanaman kopi mengalami kegagalan besar karena faktor alam yaitu gempa bumi dan

banjir. Selang beberapa tahun kemudian, Belanda kembali mengupayakan

pembudidayaan kopi di Indonesia ini sekitar tahun 1699 atau 3 tahun setelah upaya

1 https://jurnalbumi.com/ diakses pada 15 Desember 2018

Page 2: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

2

pertama tersebut. Upaya kedua ini dilakukan dengan mendatangkan kembali kopi dari

Malabar, India. Hingga pada tahun 1706 sampel kopi yang dihasilkan di Pulau Jawa

dikirimkan kembali ke Negeri Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam. Dari

penelitian yang dilakukan di Kebun Raya Amsterdam ini ditemukan hasil yang bagus

dan sukses besa, kopi yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Adapun

kelanjutan dari hasil ini bahwasanya tananam kopi ini akan dijadikan bibit di seluruh

perkebunan yang dikembangkan di Nusantara, Sumatera, Bali, Sulawesi , Timor dan

pulau-pulau lainnya menjadi areal perluasan budidaya kopi oleh Belanda. Dari

sejarah perjalanan inilah dimulainya cikal bakal perkembangan perkebunan kopi

sampai pola konsumsi kopi di Indonesia hingga saat ini.

Sumber lain mengatakan, sebelum Belanda membawa kopi ke Indonesia,

masyarakat Indonesia sejak lama telah mengenal tradisi meminum kopi. Menurut

Andreas Maryoto, seorang pemerhati sejarah kuliner dan penulis buku jejak pangan,

mengatakan pada awalnya kopi telah lama dikonsumsi oleh orang Sumatera.

Diperkirakan orang Minangkabau telah dahulu membawa biji kopi ke Indonesia,

sepulang mereka menunaikan ibadah haji. Dari sanalah biji kopi mulai ditanam dan

mulai tersebar ke berbagai wilayah Sumatra, khususnya Aceh. Bagi orang Aceh, kopi

menjadi suatu hal yang wajib untuk disuguhkan pada saat melakukan tradisi adat,

seperti saat pelantunan bacaan hikayat.2 Dalam pelaksanaan tradisi tersebut mereka

akan saling berkumpul satu sama lain pada tempat yang telah disediakan.

2 http://m.inspirasi.co/salalfarisi/32461_awal-mula-budaya-minum-kopi-di-nusantara diakses pada 6

Januari 2019

Page 3: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

3

Sehingganya, pada saat berlangsungnya sebuah tradisi atau tengah mengikuti tradisi

lokal, keberadaan dari minuman kopi selalu hadir dihadapan mereka. Hal ini secara

tidak langsung telah menandakan keberadaan dari kopi menjadi syarat dalam sebuah

pelaksanaan tradisi budaya. Pada saat sebuah tradisi ini dilakukan mereka berkumpul

dan minuman kopi menjadi salah satu suguhan yang bisa dikatakan itu adalah menu

wajib. Sehingganya tidak heran bahwa keberadaan dari kopi ini yang membuat

berkumpul orang dari berbagai kalangan dan golongan menjadi satu kesatuan dalam

seduhan.

Berdasarkan kutipan dari sumber di atas, menyatakan bahwasanya terdapat

pengaruh yang cukup signifikan masyarakat dengan keberadaan minuman kopi ini.

Hadirnya kopi di tengah-tengah masyarakat menjadi bagian dari terbentuknya sebuah

tradisi budaya. Sehingganya, lambat laun dari sana tradisi mengkonsumsi kopi telah

menjadi salah satu media berkumpul dan bersosialisasi antar masyarakat. Budaya di

masyarakat Indonesia yang gemar berkumpul dan bersosial di waktu senggang adalah

satu dari sekian bentuk tipe orang Indonesia. Dalam keadaan berkumpul, orang-orang

atau sekumpulan orang dalam sebuah kelompok kerap kali memilih minuman kopi

sebagai minuman utama yang menemani obrolan mereka.

Terdapat beberapa alasan mengenai pemilihan kopi sebagai menu dalam sebuah

perkumpulan. Mengingat bahwasanya kopi bagi beberapa orang mampu untuk

meningkatkan staminanya dan bahkan dapat menghilangkan rasa kantuk. Menu

minuman kopi dan berkumpul kerap kali erat hubungannya dengan situasi malam

Page 4: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

4

hari. Lambat laun, dari kebiasaan masyarakat berkumpul dan minum kopi bersama di

sebuah tempat membuat beberapa orang menciptakan sebuah tempat khusus untuk

ngopi atau yang sering dikenal dengan warung kopi. Kehadiran warung kopi menjadi

media dan sarana tempat mereka berkumpul di sela-sela waktu senggang.

Terciptanya warung kopi tidak terlepas dari pola konsumsi masyarakat yang

kian hari sangat memiliki variasi. Demi mencapai sebuah kepuasan pada satu bidang

selera seperti kopi, kehadiran warung kopi telah menjadi warna pada pola kehidupan

masyarakat Indonesia. Sehingganya tidak dapat dipungkiri bahwa untuk saat ini

keberdaan dari warung kopi dapat di jumpai dimana-mana. Apalagi pada sebuah

daerah yang memiliki tempat kerja seperti pabrik, atau sebuah tempat yang selalu

dalam keramaian. Biasanya para pengunjung akan memiliki variasi waktu dalam

menikmati minum kopi. Tapi kebanyakan dari para penikmat kopi lebih senang

berlama-lama berada di warung kopi untuk berbincang-bincang sembari menikmati

minuman kopi dan hidangan kue-kue lainnya.

Pada saat sekarang ini, ditengah kemajuan dari bidang teknologi juga

memberikan pengaruh terhadap sebuah cita rasa dan cara pengolahan dari kopi ini

sendiri. Biasanya kita sebatas mengenal adanya warung kopi, untuk saat sekarang ini

mulai berkembang sebuah usaha di bidang yang sama namun dengan konsep yang

memanfaatkan berbagai peralatan canggih untuk dapat menghasilkan sebuah

minuman kopi. Usaha di bidang kopi tersebut dikenal dengan sebutan coffee shop.

Adapun beberapa perbedaan yang mendasar dari perubahan ini lebih kepada

Page 5: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

5

pengolahan biji kopi yang bervariasi serta memiliki takaran rumus-rumus untuk

menghasilkan sebuah cita rasa yang lain dari pada yang lain. Di coffee shop kita akan

menemukan bagaimana seorang peracik sangat dekat dengan sebuah alat timbangan

yang dipergunakan untuk menentukan berapa saja takaran kopi. Tidak hanya kopi,

bahkan untuk bahan lain seperti air, susu kental dan lainnya. Dari hadirnya coffee

shop ini juga memperlihatkan bahwasanya dalam peracikan minuman kopi juga

merupakan sebuah seni. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi

tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia (Herimanto et.al, 2008:

159-160).

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya dengan kehadiran berbagai macam

teknologi di bidang kopi memberikan sebuah inspirasi bagi para penikmat kopi untuk

mencari tahu dan memperoleh pengetahuan baru mengenai kopi ini. Sehingga tidak

heran bilamana kita datang ke coffee shop si penyaji sangat identik dengan bermacam

teknologi pengolahan kopi. Sehingga ini menjadi hal dasar yang terdapat pada

perbedaannya dengan warung kopi biasa. Pada warung kopi biasa tidak ada istilahnya

menimbang air atau kopi terlebih dahulu. Para peracik dari kopi di warung kopi lebih

mengandalkan insting dan takaran biasa yang sering digunakan.

Dari segi tampilan fisik, keberadaan dari warung kopi sangat erat kaitan dengan

situasi di tengah pasar lebih pada nuansa tradisional. Warung kopi cenderung dengan

tampilannya yang lebih sederhana dan ‘merakyat’ seperti tersedianya tempat duduk

dan meja yang panjang. Para pengunjung langsung dapat saling berhadapan dan di

Page 6: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

6

atas meja terdapat berbagai macam kuliner lokal untuk menambah sensasi menikmati

kopi. Lain halnya dengan keberadaan coffee shop. Selain di identikkan dengan

teknologi moderen dalam penyajian kopi, sebuah coffee shop juga diidentikkkan

dengan suasananya yang cenderung terlebih lebih bergengsi dan fasilitas yang lebih

lengkap. Dari penyajian tempat duduk yang diberikan satu persatu untuk

pengunjungnya, kemudian konsep ruangan (interior-ekrterior) yang mengagumkan,

serta fasilitas yang disediakan lebih beragam seperti adanya AC (pendingin ruangan),

wifi (jaringan internet nirkabel), atau bahkan live music.3 Sehingganya coffee shop

menjadi sebuah tempat untuk menikmati kopi dengan mencari ketenangan.

Menilik dari sebuah coffee shop, tentunya tidak lepas dari sejarah dan

berkembangnya coffee shop,terutama di Indonesia. Coffee shop mulanya berawal dari

sebuah kata yaitu Café. Café sendiri merupakan sebuah kata dari bahasa Perancis,

yang atinya adalah kopi. Pengertian harfiahnya mengacu pada (minuman) kopi, yang

kemudian cafe dikenal sebagai tempat menikmati kopi dengan berbagai jenis

minuman non-alkohol lainnya serta dengan sajian menu makanan ringan. Dahulunya,

Cafe berada di pinggir jalan dengan konsep yang sederhana, sekarang masuk ke

dalam gedung hotel berbintang atau mal, dengan berbagai nama, yang salah satunya

adalah coffee shop, yang sekarang praktis tidak hanya menjual makanan dan

3 https://www.sadakoffie.com/ diakses pada 18 Desember 2018

Page 7: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

7

minuman ringan saja namun juga menjual suasana yang dihadirkan, dan serta merta

menjadi salah satu daya tarik pengunjung untuk datang.4

Kehadiran dari coffee shop juga tidak terlepas dari ekspansi perusahaan

Starbucks Coffee. Perusahaan dari Amerika ini, mulai masuk ke Indonesia pada tahun

2002. Keberhasilan manajemen Starbucks dalam mengelola pelanggan inilah yang

menjadi acuan dalam pengembangan coffee shop lokal saat ini5. Starbucks

memberikan pelayanan yang nyaman dengan konsep modern kepada pelanggannya.

Hal ini membentuk pelanggannya menjadikan tempat tersebut tidak hanya merupakan

tempat untuk mendapatkan produk yang dijual tetapi juga menjadi tempat untuk

menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan lainnya seperti berkumpul dengan

teman maupun keluarga. Kegiatan ini dapat dinikmati dari berbagai kalangan, baik

pria maupun wanita atau kaum muda ataupun kaum tua. Hal inilah yang menjadikan

coffee shop menjanjikan dalam perkembangan bisnis. Kopi dan coffee shop sudah

menjadi tren gaya hidup saat ini. Seperti halnya Chaney (2004:12) mengungkapkan,

“Kita seolah-olah hanya menentukan pilihan dari sekian banyak pilihan gaya hidup.

Atau, kita hanya merangkaikan bagian-bagian dari sejumlah pilihan yang sudah

tersedia, sehingga mungkin membuat kita merasa unik dari yang lain”.

Banyaknya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi kopi, mampu

meningkatkan angka pertumbuhan coffee shop di Indonesia. Berdasarkan data

4 Herlyana, Elly. (2012). Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda. Jurnal

THAQÃFIYYÃT, Vol. 13, No. 1 Juni 2012 5 Ibid

Page 8: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

8

lembaga riset pasar, Euromonitor pada 2016 menunjukkan bahwa jumlah kedai kopi

di Indonesia terus meningkat 2 kali lipat sejak lima tahun terakhir. Masing-masing

sebanyak 1025 dan 1.083 buah. Sementara berdasarkan data Asosiasi Eksportir dan

Industri Kopi Indonesia tahun 2016, terlihat konsumsi kopi Indonesia juga melonjak

selama enam tahun terakhir. Bila pada 2010 konsumsi kopi Indonesia ialah 80 gram

per kapita, kini angka tersebut naik hampir 50 persen menjadi 1,15 kg per kapita per

tahun.6 Potensi peningkatan jumlah pengkonsumsi kopi di Indonesia dan tren

konsumsi kopi untuk berkumpul, membuat para pebisnis maupun dari berbagai

kalangan untuk menciptakan coffee shopnya sendiri. Dengan beragam macam bentuk

coffee shop mulai berdiri di kota-kota di Indonesia, tak terkecuali wabah ini juga

masuk ke Sumatera Barat terkhususnya di Kota Padang.

Kota Padang memiliki beberapa coffee shop yang sudah berkembang.

Berdasarkan data yang telah diambil dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) kota Padang diketahui sampai tahun 2016 ada 19

coffee shop yang telah memiliki izin resmi usaha, walaupun masih banyak yang

belum mendapat izin resmi karena beberapa syarat yang belum terpenuhi.

Berjamurnya coffee shop di Kota Padang mengubah gaya hidup masyarakat di

berbagai kalangan. Sebagaimana yang diketahui bahwasanya Kota Padang termasuk

salah satu daerah yang menjadi pusat pendidikan. Di Kota Padang terdapat banyak

Universitas ternama seperti Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang,

6 http://kumparan.com/@kumparanfood/kopi-candu-masa-kini diakses pada 28 Juni 2019

Page 9: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

9

Universitas Putera Indonesia dan berbagai universitas lainnya. Kendati demikian,

keberadaan dari kampus ini memberikan pengaruh terhadap para pemilik usaha

Coffee shop yang mana sasaran pasar mereka salah satunya adalah para mahasiswa.

Beberapa realitas yang telah tampak pada saat sekarang ini adalah para

pengunjung dari berbagai coffee shop yang telah Peneliti temui lebih di dominasi oleh

para mahasiswa. Bahkan, tak sedikit dari mahasiswa tersebut menggunakan waktu

mereka di coffee shop guna menyelesaikan tugas-tugasnya. Berdasarkan survey yang

telah dilakukan oleh Peneliti, beberapa dari anak muda berstatus mahasiswa

mengungkapkan bahwa banyak dari mereka senang untuk berkunjung ke coffee shop.

Dari 20 mahasiswa, 15 diantaranya senang berkunjung ke coffee shop. Rata-rata

waktu yang mereka habiskan bisa mencapai 2-3 jam, dengan berbagai alasan yang

diungkapakan mulai dari pertemuan rapat, mencoba menu varian baru, berdiskusi

ataupun hanya sekedar untuk bersantai.

Adapun alasan Peneliti memilih mahasiswa bukan sekedar rasa keingintahuan

dari sisi diri Peneliti. Menurut Pinilih dan Shaferi (2015:57) “Mahasiswa sudah

masuk dalam kategori dewasa yang memiliki keputusan sendiri dalam menentukan

pilihan. Walaupun secara pendapatannya, keuangan mahasiswa sebagian besar masih

berasal dari orang tua”. Mahasiswa merupakan sebuah status dalam dunia pendidikan

membuktikan bahwasanya seorang tersebut telah menjadi sosok remaja yang beranjak

dewasa. Dengan status tersebut dirasa cukup mampu menentukan pilihan, baik itu

menyangkut dari pendidikannya sendiri ataupun dari segi pilihan gaya hidup yang

Page 10: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

10

cenderung menyukai kebebasan. Sebagaimana yang diketahui bahwasanya

mahasiswa tidak hanya berasal dari satu wilayah, mereka merupakan orang-orang

yang berasal dari berbagai wilayah yang bahkan mencakup secara nasional. Sehingga

wajar saja jika sebagian besar dari mereka adalah anak kost yang jauh dari

pengawasan orang tua, dengan begitu berbagai macam kebutuhan yang diinginkannya

tersebut akan dikelola oleh dirinya sendiri. Termasuk pada pengelolaan ekonomis

yaitu keuangan.

Adanya sebuah kebutuhan yang diinginkan membuat seorang mahasiswa harus

bisa meluangkan berbagai hal. Mulai dari perencanaan, pengelolaan keuangan hingga

apa hal yang akan ia peroleh ketika mengambil sebuah keputusan tersebut. Termasuk

salah satunya adalah untuk pergi ke coffee shop. Datangnya para pengunjung yang

masih berstatus sebagai mahasiswa ke coffee shop menandakan bahwasanya terdapat

berbagai alasan yang menguatkan mereka untuk mau datang hanya untuk pergi

minum kopi ke coffee shop. Bisa saja karena rutinitas yang dijalankan selama di

kampus sangat padat dan membuat mereka mencoba untuk lebih relaksasi untuk

beberapa saat dan akhirnya memilih coffee shop sebagai tempat untuk rehat sejenak

dari rutinitas.

Banyaknya coffee shop dihadirkan dengan konsep yang menyenangkan

menjadikan salah satu cara bagi mereka untuk menyegarkan kembali mood mereka

yang telah hilang. Mereka bahkan rela mengeluarkan budget yang tidak sedikit demi

mencapai kenyamanan yang mereka inginkan. Sehingganya, kehadiran dari coffee

Page 11: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

11

shop dan kedatangan pengunjung seolah telah menjadi budaya tersendiri di kalangan

mahasiswa. Karena pada dasarnya daya beli dari sebuah menu di coffee shop

cenderung lebih mahal dibandingkan dengan tempat biasa.

Kebiasaan mahasiswa yang senang mengunjungi coffee shop dan menikmati

berbagai aktivitas yang dilakukan di dalamnya adalah mejadi sebuah gaya hidup pada

perkembangan saat ini. Belum lagi hadirnya fasilitas dan pelayanan yang dari coffee

shop yang ditawarkan menjadi daya tarik mahasiswa untuk datang. Mungkin pada

awalnya pemilihan coffee shop bagi mahasiswa adalah tempat menikmati segelas

kopi, namun pada akhirnya kebutuhan yang dicari oleh mahasiswa adalah rasa

nyaman yang mereka terima, baik dalam sebuah hidangan yang disajikan ataupun

suasana yang dihadirkan. Berdasarkan pernyataan itulah Peneliti tertarik untuk

meneliti tentang mahasiswa dan coffee shop. Khususnya untuk mengetahui mengapa

mahasiswa lebih senang berkunjung ke coffee shop. Selain itu peneliti juga ingin

mengtahui seperti apa mereka memanfaatkan waktu mereka selama berada di coffee

shop.

B. Perumusan Masalah

Coffee shop merupakan sebuah ladang bisnis baru yang belakangan ini

berkembang cukup pesat. Keberadaannya yang kian hari makin popular. Karakteristik

sebuah coffee shop dengan memiliki berbagai menu yang diutamakan adalah yang

berasal dari pengolahan biji kopi. Kopi tersebut kemudian di giling dan akan di

Page 12: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

12

proses sesuai dengan menu yang di pesan oleh para konsumen dari daftar menu yang

tersedia.

Selain adanya pengolahan langsung dari menu utama coffee shop yaitu kopi,

tidak menutup kemungkinan untuk coffee shop menghadirkan menu makanan dan

minuman ringan lainnya seperti kentang goreng, roti-rotian atau teh. Ketersediaan

makanan dan minuman dengan berbagai carian mampu memberikan sebuah

kenyamanan bagi pengunjungnya. Namun selain itu adanya suasana yang dihadirkan

dengan failitas yang diberikan juga menjadi daya tarik pengunjung untuk datang.

Pada realitasnya, coffee shop dapat menghadirkan sebuah cita rasa nyaman yang

dapat menarik perhatian para pengunjungnya, termasuk mahasiwa.

Keberadaan mahasiswa di lingkungan masyarakat di Kota Padang merupakan

sebuah bentuk bahwasanya kota ini juga merupakan salah satu destinasi pusat

pendidikan. Terlebih lagi pendidikan yang ada di Kota Padang sangat banyak

merujuk pada pendidikan di Perguruan Tinggi (PT). Seiring dengan hadirnya coffee

shop di Kota Padang sontak juga menjadi salah satu destinasi kuliner oleh para

mahasiswa di Kota Padang. Hal ini tidak dapat di pungkiri bahwasanya kehadiran

dari coffee shop juga merembes kepada gaya hidup yang di miliki oleh para

mahasiswa.

Kota Padang merupakan salah satu dari sekian banyak kota yang juga memiliki

banyak perkembangan di bidang coffee shop. Kehadiran coffee shop dapat

Page 13: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

13

memberikan pengaruh kepada para mahasiswa khususnya yang berlokasi dekat

dengan tempat didirikannya coffee shop tersebut. Bahkan juga terdapat beberapa

tempat yang justru jauh namun tetap menjadi sasaran bagi para pengunjung

(mahasiswa) untuk dating.

Melihat fenomena ini, Peneliti sangat tertarik dengan adanya keterkaitan antara

dua elemen ini. Keberadaan dari coffee shop dan dengan para pengunjungnya

khususnya dari kalangan mahasiswa. Sehingganya datang ke coffee shop sudah

menjadi kebiasaan hingga menjadi budaya bagi para mahasiswa.

“Pembagian budaya dianggap telah tergantikan oleh nilai-nilai ekonomis yang

menunjuk pada perbedaan antara yang “kaya” dan yang “miskin” (Storey, 2003:14)”.

Kutipan ini menjadi salah satu pembatas bagi Peneliti dalam memperoleh data

mengenai ketertarikan mahasiswa untuk duduk dan menghabiskan waktu di coffee

shop, mengingat bahwasanya di tempat tersebut variasi menu yang di sediakan juga

memiliki variasi harga. Jika dilihat dari status sosial dari bidang ekonomi, para

mahasiswa tentunya sangat berbeda-beda satu sama lain. Akan tetapi, meskipun

demikian ada hal yang menjadi pemicu dari beberapa mahasiswa yang bahkan rela

untuk menyisihkan uang jajannya tersebut hanya untuk pergi ke coffee shop.

Bagi sebagian mahasiswa, coffee shop menjadi salah satu tempat yang yang

patut dikunjungi karena memiliki sebuah maksud dan tujuan tertentu. Peneliti

meyakini bahwa kedatangan dari mahasiswa tidak hanya sekedar memesan menu, di

Page 14: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

14

proses, disajikan dan dinikmati. Tentunya terdapat beberapa bentuk alasan bagi kaum

muda Kota Padang khususnya mahasiswa untuk datang berkunjung.

Kebiasaan dalam mengunjungi coffee shop saat ini, telah mengarah kepada

gaya hidup sebagian kalangan mahasiswa di kota Padang. Berdasarkan uraian yang

telah ada, maka pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana profil mahasiswa yang berkunjung ke coffee shop?

2. Apa yang melatarbelakangi mahasiswa untuk datang ke coffee shop?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan umum

dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui identitas profil mahasiswa yang senang berkunjung ke coffee

shop.

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi latar belakang mahasiswa berkunjung

ke coffee shop

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Peneliti berguna sebagai bahan masukan dan referensi bagi para peneliti

dan dapat menambah wawasan kita sebagai mahasiswa Antropologi dalam

mengembangkan konsep mengenai perkembangan fenomena keberadaan coffee

shop terhadap mahasiswa di kota Padang.

Page 15: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

15

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti

lain dalam mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai masalah yang

sama.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka mencakup isi bahasan pustaka yang berkaitan dengan masalah

penelitian, berupa hasil temuan terdahulu yang relavan dengan masalah yang terkait.

Sebelumnya ada beberapa penelitian yang konteksnya hampir mirip dengan penelitian

ini. Seperti dalam penelitian oleh Pinilih dan Shaferi (2015) yang berjudul Perilaku

Mahasiswa dalam Memilih Tempat Makan Berciri Internasional, menjelaskan bahwa

rumah makan berciri internasional menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumennya,

terutama mahasiswa. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku

mahasiswa dengan berbagai pertimbangannya dalam memilih rumah makan. Dalam

penelitian diatas, peneliti melihat bagaimana kriteria yang dipilih mahasiswa tersebut

dalam memilih tempat makan yang ia kunjungi.

Selanjutnya, penelitian yang di lakukan oleh Sosrowidjojo (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul Sensasi Kesenangan Pada Pelanggan Kedai Coffee Tak

Kie Dan Bakoel Koffie juga membahas mengenai fenomena eating out yang telah

menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, namun ia lebih lebih mengfokuskan

kepada kesenangan yang dirasakan oleh para pelaku kegiatan tersebut. Sesuai

dengan judulnya, ia mengamati kegiatan yang dilakukan oleh para pelanggan kopi

Page 16: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

16

terhadap 2 tempat yang berbeda yakni kedai kopi Tak Kie dan Bakoel Koffie, dan

hasil analisisnya mengungkapkan bahwa para pelanggan kopi memiliki alasan

tersendiri dalam menentukan pilihan tempat yang akan mereka kunjungi.

Sebagaimana pelanggan Tak Kie yang mengungkapkan bahwa adanya kaitan

antara tempat dengan kenangan, sebab kedai tak kie merupakan kedai yang telah lama

didirikan sehingga dengan berkumpul bersama teman lama mampu membawa mereka

kepada kenangan masa lalu. Mereka memiliki memori tersendiri akan tempat

tersebut, dikarenakan kedai kopi Tak Kie yang telah berdiri sejak lama sehinga para

pelanggannya pun telah menjadi pelanggan yang turun temurun yang membawa

mereka kembali mengenang masa lalu dengan berkumpul bersama teman lama, dilain

hal untuk kualitas kopi yang dimiliki oleh Tak Kie sudah dipercaya bagi para

pelanggannya.

Berbeda dengan pengunjung yang mendatangi kedai kopi Bakoel mereka yang

cenderung berasal dari kalangan menengah ke atas, mereka datang ke kedai kopi ini

umumnya untuk menikmati desain interior Bakoel Koffie yang dianggap menarik

walaupun harus membayar dengan harga yang relatif lebih mahal. Dari penelitian di

atas dapat dianalisa bahwasanya kedai kopi saat ini tidak hanya dilihat dari

citarasanya saja namun ada berbagai hal yang menunjang pelanggan untuk datang ke

kedai kopi seperti variasi menu dan juga desain interior kedai kopi yang memberi

kepuasan tersendiri bagi pengunjung sehingga mereka tidak sungkan membayar

sedikit lebih mahal untuk kepuasan tersebut.

Page 17: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

17

Kemudian, penelitian yang juga dilakukan oleh Gischa Joelita (2013) Fungsi

Coffee Shop Bagi Masyarakat Suarabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan menelaah suatu latar belakang, misalnya tentang adanya peranan nilai pada suatu

coffee shop sebagai tempat untuk memperoleh prestige dan kesenangan, sikap

masyarakat Surabaya sebagai kosumen coffee shop, dan persepsi konsumen secara

mendalam mengenai fungsi Coffee shop bagi mereka.

Hasil penelitian ini adalah coffee shop dalam kehidupan yang modern saat ini

tengah menjadi salah satu sarana untuk seseorang memperluas pergaulannya.

Keberadaan coffee shop yang tidak semata-mata hanya difungsikan untuk membeli

atau memperoleh minuman kopi yang benar, bukan hanya sekedar kopi sachset siap

saji. Kini keberadaannya juga secara tidak langsung difungsikan oleh masyarakat

Kota Surabaya selaku konsumen sebagai tempat untuk mengekspresikan dirinya.

coffee shop kini secara tidak langsung dirasa sebagai tempat dimana seseorang dapat

memperoleh kebanggaan, dan kepuasan karena merasa tidak tertinggal oleh

perkembangan zaman. Selain itu juga dapat menjadi sarana bagi seseorang yang

sengaja mencari suasana, serta kenyamanan dalam menyelesaikan pekerjaannya,

ataupun melakukan pertemuan dengan rekan kerja dan relasi.

Dari sini peneliti mengutip bahwa adanya perubahan fungsi dari sebuah coffee

shop saat ini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah, peneliti lebih

membahas kepada pengunjung coffee shop yang masih bertatus mahasiswa, kemudian

difokusan kepada profil dana latar belakang dari si mahasiswa tersebut.

Page 18: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

18

Terakhir, penelitian yang dilakukan oleh Elly Herlina (2012) Fenomena Coffee

Shop sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda. Penelitian ini membahas gaya

hidup sebagian. Hasil kajian dari penelitian ini berdasarkan teori perkembangan

dalam akhlak Islam.

Dari penelitian ini, peneliti mengutip pembahasan gaya hidup kaum muda

sekarang yang cenderung berorientasi pada nilai kebendaan dan prestise. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah, peneliti membahas kajian ini

berdasarkan konsep-konsep dalam antropologi.

F. Kerangka Pemikiran

Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, sebab

manusia merupakan pencipta dan sekaligus pengguna dari kebudayaan itu sendiri.

Menurut Koentjaraningrat (2009:144) kebudayaan merupakan keseluruhan sistem

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang dijadikan milik bersama dengan

proses belajar. Tindakan-tindakan manusia yang berdasarkan naluri juga termasuk

dari kebudayaan. Oleh karena itu keseluruhan tindakan manusia merupakan bagian

dari wujud kebudayaan. JJ Honingman dalam Koentjaraningrat (2009:150)

menyebutkan bahwa ada 3 wujud dari kebudayaan,

1. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,

dan sebagainya.

2. wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktifitas senrta tindakan berpola

daari manusia dalam masyarakat.

Page 19: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

19

3. wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Pada dasarnya, kebudayaan mampu mengatur masyarakat untuk mengerti dan

bagaimana seharusnya bertindak di tengah-tengah masyarakat. Kebudayaan

mempengaruhi segala bentuk perilaku individu terhadap masyarakat dan

lingkungannya. Seperti yang diungkapkan oleh Suparlan (2005:12) bahwa

kebudayaan merupakan suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahkluk

sosial yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan dan

pengalamannya, sehingga kebudayaan menjadi suatu pedoman dalam bersikap dan

berprilaku.

Keberadaan kebudayaan sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia dalam

memilih suatu tindakan. Perilaku adalah tanggapan dan reaksi seseorang terhadap

lingkungannya. Selanjutnya, manusia akan memberi respon terhadap lingkungannya

sesuai dengan apa yag merekea butuhkan. Dengan kata lain, manusia akan

berinteraksi dan berkomunikaasi kesesamanya dengan tujuan memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Memenuhi kebutuhan adalah suatu bentuk dari kebudayaan. Kebutuhan

adalah sesuatu yang diperlukan manusia untuk mempertahankan hidupnya untuk

memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Mengutip dari pernyataan ini, Setiadi

(2003; 38) berpendapat bahwa kebutuhan yang diinginkakn manusia itu beragam,

artinya jika kebutuhan satu sudah terpenuhi, makan akan timbul kebutuhan

Page 20: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

20

selanjutnya yang juga harus dipenuhi, sampai seterusnya. Sama halnya Maslow

(Feist, 2013: 332-335) juga menjelaskan kebutuhan yang diinginkan seseorang itu

berjenjang, Pada dasarnya ada 5 tingkatan kebutuhan;

1. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dari setiap

manusia, Seperti makanan, air, oksigen dan lain-lain.

2. Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan yang akan muncul setelah

kebutuhan fisiologis terpenuhi. Diantaranya seperti keamanan fisik,

perlindungan, kebebasan dari kekuatan yang mengancam seperti

terorisme, penyakit, rasa takut dan bencana alam.

3. Kebutuhan akan cinta dan keberadaan, kebutuhan ini meliputi

dorongan untuk bersahabat, keinginan untuk memiliki pasangan,

kebutuhan menjadi bagian dari sebuah keluarga, dan sebagainya.

4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan dimana seseorang

ingin dihargai ataupun diakui oleh orang lain. kebutuhan ini berupa

pujian, kepercayaan, penghormatan dan lain-lainnya.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, dimana mencakup pada pemenuhan

diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi

sekreatif mungkin. Maslow berasumsi bahwa kebutuhan ini akan

langsung muncul apabila kebutuhan akan penghargaan telah terpenuhi,

akan tetapi selama tahun 1960, Ia menyadari tidak semua manusia

berusaha untuk mengaktualisasi dirinya.

Page 21: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

21

Maslow menyebutkan bahwa suatu kebutuhan akan dipenuhi apabila diurutan

awal telah terpenuhi. Teori yang diungkapkannya akan berkembang jika manusia

termotivasi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan akan sesuatu tersebut

dipengaruhi oleh budaya lingkungan tempat tinggal yang mana menyebabkan suatu

perubahan sosial dalam hal ini adalah gaya hidup.

Gaya hidup adalah gambaran cara hidup seseorang yang diperlihatkan melalui

minat atau ketertarikan. Seperti hanya Takwin (dalam Adlin, 2006:37) gaya hidup

mengandung pengertian bahwa cara hidup yang mencakup sekumpulan kebiasaan,

pandangan, dan pola-pola respon terhadap hidup serta terutama perlengkapan untuk

hidup. Lebih lanjut gaya hidup juga dikenali dengan bagaimana seseorang

menghabiskan waktunya. Sebagaimana Plummer (dalam Mufidah, 2006:162)

menyebutkan gaya hidup merupakan cara individu yang diidentifikasikan oleh

bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (dalam beraktivitas), apa yang mereka

anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikir tentang

dunia sekitarnya. Dengan kata lain, gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang

dinyatakan dalam kegiatan, minat, kebiasaan atau cara pandang untuk hal-hal tertentu

seperti dalam membelanjakan uangnya atau bahkan bagaimana seseorang

memanfaatkan waktu luang dan tempat dalam kegiatannya, terhadap lingkungan

sekitarnya. Seperti halnya, kebutuhan yang diungkapkan oleh Maslow akan sebuah

penghargaan, dapat menjadi salah satu pemicu bagi seseorang dalam mengubah gaya

hidupnya.

Page 22: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

22

Setiap orang memiliki gaya hidupnya masing-masing, sehingga

mempengaruhi perilaku dalam menentukan pilihan yang akan di konsumsi. Gaya

hidup menjadi sebuah pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan

orang lain (Chaney, 2003:40). Berbicara mengenai gaya hidup tidaklah selalu negatif.

Orang dapat menjalankan suatu pola gaya hidup yang berlandaskan logika. Namun

terkadang gaya hidup yang dijalani sebagian orang, justru berdasarkan pada prinsip

kesenangan semata.

Salah satu gaya hidup yang dapa dilihat dari masyarakat perkotaan sekarang

ini adalah gemarnya masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa yang berkunjung ke

coffee shop. Coffee shop merupakan bagian dari gaya hidup dimana pemilihan

makanan, minuman, dan tempat mengonsumsi, menjadi indikatornya. Dengan menu

yang bervarian dan berkualitas, masyarakat/seseorang akan mendapatkan cita rasa

yang bagus dari produk yang ditawarkan, dan suasana coffee shop yang nyaman akan

memberikan kepuasaan tersendiri bagi para pengunjungnya. Sebagaimana Farasa

(2015) mengungkapkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi pengunjung

hingga betah berada di sebuah coffee shop, diantaranya adalah kenyamanan (nyaman,

penghawaan yang baik, pencahayaan yang cukup, suhu ruangan sejuk), pemilihan

menu (makanan enak, harga terjangkau, menu variatif), daya tarik desain (desain bisa

buat selfie, interior menarik, tata ruangan bagus), serta fasilitas tambahan dan fasilitas

hiburan. Dengan begitu, coffee shop bukan lagi sekedar tempat untuk memenuhi

kebutuhan (makan/minum), namun dapat berfungsi menjadi tempat untuk ajang

Page 23: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

23

berkumpul, bercengkarama ataupun berdiskusi. Hal inilah yang menjadikan

mahasiswa senang untuk berkunjung, dilain hal dengan kesibukan pada dunia

kampus, sebuah kopi mampu menjadi tempat hiburan untuk me-refresh kembali

fikiran mereka. Sebagaimana coffee shop merupakan sebuah tempat yang

diperuntukan bagi penikmat kopi, namun pada saat ini kegiatan jual beli kopi bukan

lagi hanya sebatas masalah transaksi. Adanya fasilitas dan pelayanan yang

dihadirkan, membentuk coffee shop bukan lagi hanya menjual kopi namun juga

suasana (Putri, Gischa Joelita. 2013: 129)

Gemarnya berkunjung ke coffee shop, membentuk mindset masyarakat bahwa

kafe dapat meningkatkan status sosial di lingkungan sekitarnya. Misalnya seorang

konsumen dengan status sosial tertentu akan enggan membeli kopi dan

mengkonsumsinya di warung pinggir jalan, akan tetapi ia lebih senang membeli pada

warung kopi yang sudah terkenal (salah satunya membeli di sebuah coffee shop)b,

sebab dengan meminum segelas kopi tersebut diyakini akan menambah rasa percaya

dirinya karena unsur lain yang terkandung dari segelas kopi tersebut, hingga tercapai

sebuah pemikiran bahwa dengan mengikuti gaya kalangan status atas maka akan

terlihat lebih gaya dengan image yang lebih meningkat (Sosrowidjojo, 2010:27).

Page 24: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

24

G. Metode penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul ini adalah

metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun dari metode kualitatif ini

merupakan sebuah prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam hal ini suatu pendekatan akan langsung dilakukan melalui tatap muka pada

beberapa orang dalam memperoleh data sesuai dengan tema penelitian serta

kebutuhan lainnya. Metode kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini, akan

mendeskripsikan suatu fenomena sosial mengenai gaya hidup mahasiswa dengan pola

perilaku konsumtifnya terhadap coffee shop. Bagaimana hadirnya coffee shop

mengubah gaya hidup mahasiswa saat ini.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Padang, tepatnya di salah satu coffee shop

ternama yaitu Sukokopi yang beralamat di jalan Jati I No.1 Padang. Pemilihan lokasi

tersebut dikarenakan salah satu coffee shop ternama dengan nuansa rustic (bahan

setengah jadi) yang berada di Kota Padang, dimana lokasinya cukup jauh dari

keramaian namun dengan strategi pasar yang baik tidak menghindari sepinya

pengunjung dalam mendatangi coffee shop tersebut. Selain dari Sukokopi Peneliti

juga memilih coffee shop Rimbun Espresso & Brew Bar sebagai pilihan kedua dalam

pencarian data terkait judul penelitian. Adapun alasan dari memilih coffee shop

Rimbun Espresso & Brew Bar ini karena merupakan perintis dari hadirnya coffee

Page 25: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

25

shop di Kota Padang. Selain dari sisi nuansa dan perintis, kedua coffee shop ini

dipilih berdasarkan tingginya popularitas dan merek dari coffee shop yang paling

mudah diingat oleh konsumen.

3. Informan Penelitian

Demi memperoleh data yang diinginkan, seorang Peneliti tentunya harus bisa

mendapatan data-data dari berbagai sumber. Salah satu cara memperoleh informasi

dari seseorang adalah dengan cara wawancara dan orang yang diwawancarai tersebut

disebut dengan informan. Informan adalah sumber informasi, mereka sebagai seorang

pembicara asli yang menggunakan bahasa mereka sendiri untuk memberikan

informasi, agar lebih dekat dengan kebudayaan mereka sehingga semua hal yang

akan menghambat penemuan informasi akan dikesampingkan (Spradly, 1997:35).

Informan menjadi objek penting dalam penelitian, yang menjadi sumber data dalam

penelitian.

Dalam penelitian ini, pengambilan informan dilakukan dengan teknik purposive

sampling, yakni memerlukan kriteria tertentu dalam pengambilan sampelnya.

Purposif Sampel adalah metode pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu

yang dianggap relavan atau dapat mewakili objek yang akan diteliti (Efendi dan

Tukiran, 2012: 172). Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak terkait dengan

topik penelitian ini, maka informan penelitian dibagi dalam dua kelompok, yaitu

informan kunci dan informan biasa. Untuk memilih siapa yang tepat menjadi

informan dalam penelitian ini, Peneliti memilih informan berdasarkan pertimbangan-

Page 26: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

26

pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang akan dipilih sebagai informan kunci dan

informan biasa dalam melakukakan penelitian ini adalah:

a) Informan kunci adalah orang-orang yang memiliki hubungan langsung

dengan topik penelitian. Dengan kriteria sebagai berikut:

i. Bersedia di wawancara, artinya seorang informan dengan suka rela

memberikan informasi kepada Peneliti sesuai dengan kebutuhan Peneliti.

Adapun data yang diberikan oleh informan sesuai dengan

pengetahuannya serta tidak mencari data yang berkaitan dengan

kerahasian dari si yang bersangkutan. Informan dalam penelitian ini

adalah pemilik dan pekerja coffee shop.

ii. Pengunjung coffee shop, adapun pemilihan informan dari pihak

konsumen menjadi tolak ukur terhadap kegemaran atau tanggapan

mengenai maraknya keberadaan dari coffee shop di Kota Padang. Dengan

memperoleh data dari pihak konsumen, juga akan dapat memberikan

manfaat kepada pihak pengelola coffee shop.

iii. Berstatus mahasiswa, dalam pemilihan informan yang berasal dari pihak

konsumen, Peneliti sedikit membatasi ruang yang hanya berpatokkan

kepada informan yang masih berstatus mahasiswa di berbagai

Universitas.

b) Informan biasa adalah orang yang menguasai masalah dalam penelitian dan

merupakan informan lanjutan. Informan biasa dalam penelitian ini adalah

pengunjung coffee shop yang tidak berstatus sebagai mahasiswa.

Page 27: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

27

Pada Penelitian ini, Peneliti menempatkan informan berdasarkan dua tempat

coffee shop yang terdiri dari Rimbun Espresso & Brew Bar serta Sukokopi. Dari

kedua tempat tersebut, Peneliti memperoleh 20 orang informan yang masing-

masingnya terdiri dari 10 orang di masing-masing tempat. Dari keseluruhan informan

tersebut, Peneliti memperoleh beberapa informasi inti yang terdiri dari asal kampus,

pendapatan atau keuangan bulanan, waktu kunjungan ke coffee shop dalam waktu

satu minggu serta berapa biaya yang mereka keluarkan untuk satu kali pergi ke coffee

shop. Pada pembahasan mengenai informan ini Peneliti lebih menjelaskan pada BAB

III dari tulisan ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Partisipasi

Metode pengamatan atau observasi adalah salah satu alat penting untuk

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Mengamati berarti memperhatikan

fenomena di lapangan melalui kelima indra peneliti, sering kali dengan instrumen

atau perangkat perekam dengan tujuan ilmiah (Angrosino dalam Creswell, 2015:231).

Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati hal-

hal yang beraitan dengan ruang, tempat pelaku kegiatan, benda, waktu peristiwa

bahkan perasaan. Observasi partisipasi merupakan salah satu jenis metode observasi

dengan pengamatan yang lebih mendalam. Pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu

pengamatan terlibat dan pengamatan tidak terlibat. Kedua pengamatan ini dibedakan

dari interaksi langsung atau tidak langsung antara peneliti dan informan. Dalam

pelaksanaan penelitian, Peneliti menggunakan metode pengamatan terlibat yang mana

Page 28: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

28

harus membangun hubungan baik terlebih dahulu dengan informan. Hubungan saling

percaya antara peneliti dengan informan disebut dengan istilah rapport. Observasi

dimulai dari awal tahun 2018 sampai awal tahun 2019. Bentuk pengamatan observasi

mendalam yang digunakan oleh Peneliti untuk mengetahui seperti apa profil

mahasiswa yang datang ke coffee shop, dan bagaimana cara mereka menghabiskan

waktu selama berada di coffee shop

b. Wawancara Mendalam

Pada penelitian ini, metode wawancara dilakukan berdasarkan pertanyaan yang

runut dimulai dari pertanyaan yang umum dan dikembangkan menjadi pertanyaan-

pertanyaan yang spesifik secara berurutan. Teknik wawancara ini juga

mempersiapkan beberapa pertanyaan sebelum melakukan wawancara, namun daftar

pertanyaan ini hanya dijadikan sebagai pedoman wawancara saja. Pertanyaan yang

diberikan kepada informan bersifat terbuka dan tidak terperinci atau tidak ada

alternatif jawaban (Afrizal, 2014:20)

Adapun alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

berupa, yaitu:

a. Daftar pedoman wawancara.

b. Buku catatan dan pena untuk mencatat keterangan tambahan.

c. Perekam suara.

d. Kamera handphone untuk dokumentasi selama wawancara dilakukan

Page 29: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

29

5. Analisis data

Analisis data dilakukan sejak penulis berada di lapangan. Data yang diperoleh

di lapangan baik itu hasil dari wawancara, observasi atau pengamatan, dikumpulkan

dan diklasifikasikan berdasarkan temanya, kemudian data tersebut diinterpretasikan

kedalam bentuk tulisan guna memperoleh gambaran sesungguhnya tentang masalah

yang diteliti.

Dalam penelitian ini, data kualitatif diolah dan dianalisis dengan tahapan, yaitu

melakukan peringkasan data, penggolongan data secara sistematis, penyederhanaan

data dan menganalisis hubungan antar berbagai konsep. Selanjutnya data yang telah

diolah disajikan secara deskriptif sesuai dengan tema pembahasan guna penarikan

kesimpulan atau penentuan tindakan lebih lanjut

Proses analisa dimulai menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber,

seperti observasi dan wawancara. Selanjutnya data dipelajari dan diklasifikasikan

berdasar tema masing-masing yang kemudian dirumuskan dalam bentuk tulisan.

Kemudian disimpulkan secara jelas hasil dari penelitian agar dapat dipahami.

6. Proses Jalannya Penelitian

Penelitian dilakukan dari awal tahun 2018 dan berakhir pada awal tahun 2019.

Penelitian ini dilakukan di dua coffee shop yaitu Rimbun Espresso & Brew Bar dan

Sukokopi.

Penelitian dilakukan secara bertahap, dimulai dari pembuatan proposal

penelitian, terjun ke lapangan dan mengolah data untuk pembuatan skripsi. Tahap

awal pada saat pembuatan proposal penelitian dilakukan dengan metode

Page 30: BAB I PENDAHULUANscholar.unand.ac.id/47937/2/BAB I Pendahuluan.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di dengar oleh Kita di Indonesia.

30

pengumpulan data dan teori. Setelah itu dilakukan survei ke lokasi calon penelitian

melalui tahapan google form. Penggunaam google form adalah bentuk survei awal

peneliti mencari tahu coffee shop mana yang sering dikunjungi oleh mahasiwa. Dari

sanalah peneliti dapat menemukan lokasi penelitian.

Kemudian Peneliti turun ke lapangan untuk menentukan lokasi penelitian yaitu

dua coffee shop ternama di Kota Padang yaitu Rimbun Espresso & Brew Bar dan

Sukokopi.

Pada bulan Januari 2018, penelitian pertama kali dilakukan di Sukokopi. Proses

penelitian dilakukan dengan cara observasi yang mendalam selama lebih kurang satu

bulan dengan periode dua kali dalam satu minggu. Setelah peneliti mendapatkan data

dari sepuluh orang informan di tempat penelitian pertama, penelitian terjeda beberapa

bulan dikarenakan oleh peneliti melakukan kegiatan di luar penelitian dan kegiatan

turun lapangan.

Penelitian di mulai kembali pada bulan Desember 2018 hingga Januari 2019 di

Rimbun Espresso & Brew Bar. Dengan metode yang sama, observasi dilakukan

dengan cara wawancara terhadap informan.

Selama proses penelitian, peneliti dibantu oleh keterbukaan dan ketersediaan

informasi dari pemilik coffee shop agar dapat mengakses informasi yang peneliti

butuhkan. Selain itu, informan yang ditemui juga memberikan data yang valid dan

terbuka dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain kemudahan, ada pula

kesulitan yang peneliti temukan di lapangan, yaitu sulitnya bertemu dengan pemilik

Rimbun Espresso & Brew Bar dikarenakan oleh padatnya jadwal beliau keluar kota.