BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih...

46
FARDHU KIFAYAH BAGI JENAZAH Fardhu Kifayah Fardhu Kifayah merupakan kewajiban yang dikerjakan, apabila sebagian orang telah mengerjakan, maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya, dan sebaliknya apabila tidak ada yang mengerjakan, maka semuanya bertanggung jawab dan turut menanggung dosa 1 . Dalam penyelenggaraan jenazah, hukum fardhu kifayah berlaku bagi seluruh manusia yang beragama Islam baik laki-laki, perempuan, orang tua, orang muda, dan anak-anak, yaitu : a.Memandikan b.Mengafankan c.Menshalatkan d.Menguburkan I. Memandikan Mayit Telah sepakat para Ulama bahwa memandikan mayit itu wajib dikerjakan kepada seluruh orang yang meninggal dunia, kecuali : a.Orang yang mati syahid, yaitu orang yang gugur di medan perang melawan orang kafir b.Orang yang mati keguguran. Imam Syafi’i berkata bahwa orang yang keguguran tidak sampai empat 1. Maftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya, hal 152 1

Transcript of BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih...

Page 1: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

FARDHU KIFAYAH BAGI JENAZAH

Fardhu KifayahFardhu Kifayah merupakan kewajiban yang dikerjakan,

apabila sebagian orang telah mengerjakan, maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya, dan sebaliknya apabila tidak ada yang mengerjakan, maka semuanya bertanggung jawab dan turut menanggung dosa1.

Dalam penyelenggaraan jenazah, hukum fardhu kifayah berlaku bagi seluruh manusia yang beragama Islam baik laki-laki, perempuan, orang tua, orang muda, dan anak-anak, yaitu :

a. Memandikanb. Mengafankanc. Menshalatkand. Menguburkan

I. Memandikan MayitTelah sepakat para Ulama bahwa memandikan mayit itu

wajib dikerjakan kepada seluruh orang yang meninggal dunia, kecuali :

a. Orang yang mati syahid, yaitu orang yang gugur di medan perang melawan orang kafir

b. Orang yang mati keguguran. Imam Syafi’i berkata bahwa orang yang keguguran tidak sampai empat bulan dalam kandungan ibunya, atau sudah berumur enam bulan tetapi tubuhnya tidak sempurna dan tidak hidup, maka tidak wajib dimandikan. Tetapi apabila bayi yang gugur itu telah berumur enam bulan dalam kandungan

1. Maftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya, hal 152

1

Page 2: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

ibunya, maka wajib dimandikan. Dan apabila belum sampai enam bulan tetapi tubuhnya sudah berbentuk manusia, atau anggota badannya tidak sempurna dan diketahui ia hidup, wajib dimandikan2.

c. Apabila dikhawatirkan akan merusak badan mayitMemandikan mayit hukumnya sunat disegerakan sebelum

mengeluarkan bau tidak enak. Jika muncul kekhawatiran akan mengeluarkan bau dan menimbulkan perubahan, maka hukumnya menjadi wajib.

Disyaratkan bahwa orang yang memandikan itu sejenis, yaitu mayit laki-laki dimandikan oleh laki-laki dan lebih baik keluarga dekatnya, begitu sebaliknya. Menurut pendapat Imam Syafi’i istri boleh memandikan suami dan juga sebaliknya. Tetapi apabila suami menceraikan istrinya, kemudian ia meninggal, maka sama-sama tidak boleh memandikan3.

Syarat syah memandikan mayitSyarat-syarat syah memandikan mayit, sebagai berikut :a. Niatb. Memakai air muthlakc. Sucid. Menghilangkan najis dan kotoran yang melekat dari

tubuh mayite. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke tubuh

mayit

Peraturan memandikan mayitPeraturan memandikan mayit, sebagai berikut :

2. Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit Lentera, Jakarta, cet. 17, 2006, hal 47

3. Ibid, hal 46

2

Page 3: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

a. Membersihkan segala kotoran dan najis yang melekat pada tubuh mayit baik yang ada dirongga badan, lubang, maupun kotoran yang menempel di bawah kuku mayit dengan mempergunakan lidi (sejenis) dan kain yang sudah dipersiapkan. Ditambahkan agar perutnya ditekan dengan pelan agar kotoran yang ada di dalamnya keluar, lalu dibersihkan.

b. Mengalirkan air ke tubuh mayit hingga rata sambil membaca niat

ل لرف�����ع الح�����دث �����ويت الغس����� نتة( ف��رض ت( )لهذه المي االكبر)لهذاالمي

ه تعالى الكفاية للNawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari (lihazal mayyiti)(lihazihil mayyitati) fardhal kifayati lillahi ta’ala

Artinya : Sengaja aku memandikan untuk menghilangkan hadats besar (bagi mayit laki-laki ini)(bagi mayit perempuan ini) fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

Khusus bagi mayit anak-anak, sebagai berikut :

نويت الغسل لرفع الحدث االكبرتة ت الطفل( )لهذه المي )لهذاالميه تعالى الطفلة( فرض الكفاية لل

Nawaitul ghusla (lihazal mayyititthifli) (lihazihil mayyitatitthiflati) fardhal kifayati lillahi ta’ala

3

Page 4: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Artinya : Sengaja aku memandikan (Mayit anak laki-laki ini)(mayit perempuan ini) fardhu kifayah karena Allah Ta’la

c. Menyiramkan dan meratakan air ke seluruh tubuh mayit dimulai dari sebelah kanan. Disunatkan ganjil (tiga, lima, sampai tujuh kali jika diperlukan). Di dalam hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda :

إبدأ بميامنهاومواضع الوضوء منهاArtinya : Mulailah dengan bagian kanan dan

anggota – anggota wudhu’

d. Menyiramkan air yang bercampur dengan sabun sambil menggosok badannya untuk menghilangkan kotoran yang masih melekat

e. Menyiramkan air bidara (yang bercampur dengan wangi-wangian)

f. Menyiramkan air muthlak kembali ke seluruh tubuhnya g. Disunatkan memakai air sembilan, sebagai berikut :

- Menyiramkan air dimulai dari kepala sampai ke ujung

kaki yang sebelah kanan sebanyak tiga kali sambil membaca do’a :

ناواليك بسم الله غفرانك يارحمن ربالمصير

Bismillahi ghufraanaka yaa rahmaanu rabbana wailaikal masyiiru

Artinya : Dengan nama Allah, berilah ampunan Mu kepada kami wahai Yang Maha Pengasih, wahai Tuhan kami kepada Mu tempat kembali

4

Page 5: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

- Menyiramkan air dimulai dari kepala sampai ke ujung kaki yang sebelah kiri sebanyak tiga kali sambil membaca do’a :

ناواليك بسم الله غفرانك يارحيم ربالمصير

Bismillahi ghufraanaka yaa rahiimi rabbana wailaikal masyiiri

Artinya : Dengan nama Allah, berilah ampunan Mu kepada kami wahai Yang Maha Penyayang, wahai Tuhan kami kepada Mu tempat kembali

- Menyiramkan air dimulai dari kepala sampai ke ujung kaki yang sebelah depan sebanyak tiga kali sambil membaca do’a :

بسم الله غفرانك يارحمن يارحيمناواليك المصير رب

Bismillahi ghufraanaka yaa rahmaani yaa rahiimi rabbana wailaikal masyiiri

Artinya : Dengan nama Allah, berilah ampunan Mu kepada kami wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, wahai Tuhan kami kepada Mu tempat kembali

h. Mengambilkan air wudhu’ mayit dengan lafaz niat :

تة( ت( )لهذه المي نويت الوضوء )لهذاالميه تعالى فرض الكفاية لل

Nawaitul wudhuua’ (lihazal mayyiti)(lihazihil mayyitati) lillaahi ta’ala

5

Page 6: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Artinya : Sengaja aku mengambilkan air (mayit laki-laki ini)(mayit perempuan ini) karena Allah Ta’ala

i. Hanut, adalah mengusap tempat-tempat sujud mayit dengan kapur setelah dimandikan. tempat sujud itu adalah dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung ibu jari kaki4.

Berkaitan dengan memandikan ini, di dalam hadits Rasulullah SAW. dari Ibnu Abbas, beliau bersabda :

ي الل���ه عنهم���اان اس رض��� عن ابن عبم ق��ال فى ل ��ه وس�� بي صلى الل��ه علي النلوه ذي سقط عن راحلته فمات إغس�� ال

بماء سدر وكفنوه بثوبيه )متفق عليه(Artinya : Dari Ibnu Abbas R.A bahwa Nabi SAW.

bersabda pada saat ada orang yang jatuh dari tunggangannya lalu meninggal. Mandikanlah ia dengan air dan air yang bercampur Dengan sidir (wangi-wangian), dan kapanilah ia dengan pakaiannya (HR. Muttafaqun ‘alaihi)5

Hadits di atas menunjukkan kewajiban tentang memandikan mayit. Para ulama mewajibkan memandikan dengan air muthlak saja, sedangkan air yang bercampur wangi-wangian hanya sunat saja. Tetapi bagi orang yang sedang ihram dalam haji tidak perlu diberi kapur dan wangi-wangian.

Dalam hal pemakaian air di sini disunatkan menggunakan air yang dingin sebagaimana diterangkan oleh Syafi’i, Maliki, 4. Ibid, hal 47

5. Muhammad bin Ismail As Son’ani, Subulussalaam, Penerbit Dahlan, Bandung, jilid II, hal 92

6

Page 7: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Hambali, sebagaimana juga mereka sepakat bahwa memandikan mayit dengan air panas hukumnya adalah makruh, kecuali Hanafi yang menyatakan dengan air panas itu lebih utama6.Penjelasan :Bahwa disunatkan melaksanakan mandi bagi orang yang memandikan mayit.

II. MengkafaniMengkafani mayit adalah membungkus badan mayit

sebagai penutup auratnya dengan kain setelah selesai dimandikan. Mengkafani mayit hukumnya adalah wajib kecuali kepada orang yang sedang melaksanakan ihram, sebab bagi orang yang meninggal dalam keadaan ihram kain kafannya adalah kain ihram yang dipakainya. Bagi laki-laki tidak boleh ditutup kepalanya dan perempuan tidak boleh ditutup wajahnya serta tidak boleh diberi wangi-wangian.

Dijelaskan bahwa sebaiknya kain kafan itu dibeli dari harta yang ditinggalkannya, tetapi jika tidak ada, maka menjadi kewajiban bagi orang yang menafkahinya (memenuhi kebutuhannya). Selanjutnya jika tidak ada yang memberi nafkah, maka diambilkan dari baitul mal (kas negara). Dan jika tidak ada juga, maka menjadi kewajiban kaum muslimin seluruhnya7.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkafani mayit ini adalah perkara – perkara yang disunatkan, yaitu :

a. Hendaklah kain kafan itu bersih, bagus, dan menutupi seluruh auratnya

6 . Ibid, Muhammad Jawad Mughniyah, Op. Cit, hal 47

7 Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 3, Penerbit Al-Ma’arif, Bandung, 1978, hal 107

7

Page 8: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

b. Hendaklah berwarna putih. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Abu Daud dan disahkan oleh Turmudzi dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW. bersabda :

��ر ه��امن خي ��ابكم البيض فإن ��وا من ثي البث ثيابكم وكفنوا فيها موتاكم )رواه احم��د

وابوداود وصححه الترمذي(Artinya : Pakailah di antara pakaian - pakaianmu yang

putih warnanya, karena itu merupakan pakaianmu yang terbaik, dan kafanilah dengan itu jenazah - jenazahmu ( HR. Turmudzi dan selainnya )8.

c. Hendaklah diberi wangi-wangian seperti kapur barus dan sejenisnya.

d. Bagi mayit laki-laki tiga lapis dan mayit perempuan lima lapis. Diriwayatkan hadits dari ‘Aisyah, katanya :

ول الل��ه ة ق��الت كفن رس�� وعن عائش����واب ��ة اث م فى ثالث صلى الله عليه وسلف ليس فيه��ا حولية من كرس�� بيض س��

قميص وال عمامة )رواه متفق عليه(Artinya : Dari ‘Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW.

Dikafani dengan tiga helai kain putih mulut yang terbuat dari kapas, tidak ada padanya baju dan tidak ada serban (HR. Muttafaqun ‘Alaih)9

8 Muhammad bin Ismail As Son’ani, Ibid, Loc Cit, hal 103

9 Ibid, hal 94

8

Page 9: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

e. Disunatkan juga memaki serban bagi laki-laki dan kerudung dan baju kurung bagi perempuan.

Berkata Sufyan Tsauri bahwa mayit laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain. Boleh juga sehelai kemeja ditambah dua lapis kain lagi, dan boleh pula dengan tiga helai kain saja. Tetapi selembar kain pun cukup, tetapi kalau ada, lebih utama tiga helai. Pendapat ini turut diperkuat Imam Syafi’i, Ahmad, dan Ishak10.Penjelasan :

a. Menggunting kafan dimulai dengan mengambil pinggir kain, agar mudah menggulung persambungan dan agar ada pengikat kafan tersebut

b. Do’a menggunting kafan, sebagai berikut :

��ه ��ريم وادخل هم اجعل لباسه عن الك اللحمين ة برحمتك ياارحم الر الجن

Allohummaj’al libasuhu ‘anil kariimi wa adkhilhuljannata birahmatika yaa arhamarrahimiin

Artinya : Ya Allah, jadikanlah pakaiannya ini mulia dan masukkanlah dia ke dalam sorga dengan rahmat Mu wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

c. Mengikat badan mayit yang sudah dikafani tersebut dengan lima ikatan, yaitu : ujung kepala, ujung kaki, lutut, pinggang, dan leher seperti pada gambar di bawah ini !

10. Sayid Sabiq, ibid, op cit, hal 104

9

Page 10: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

III. Menshalatkan Mayit

Telah sepakat para ulama bahwa shalat mayit hukumnya fardhu kifayah, berdasarkan perintah dari Rasulullah SAW. dan perhatian kaum muslimin dalam menepatinya. Hadits ini bersumber dari Abu Hurairah RA “bahwa seorang laki-laki yang meninggal dalam keadaan berhutang disampaikan beritanya kepada Nabi SAW. maka Nabi menanyakan apakah ia ada meninggalkan kelebihan buat membayar hutangnya. Jika dikatakan orang bahwa ia meninggalkan harta untuk pembayarnya, maka Nabi akan menshalatkan mayit itu. Jika tidak, Nabi akan memesankan kepada kaum muslimin “shalatkanlah teman sejawatmu”(HR. Bukhari dan Muslim)”11.

Berkenaan dengan syarat-syarat shalat jenazah ini, maka pelaksanaannya sama dengan syarat-syarat pada shalat fardhu. Hanya saja terdapat perbedaan pada waktu melaksanakan, sebab pada shalat fardhu ada waktu-waktu yang sudah ditentukan, sedangkan pada shalat jenazah tidak ada waktu yang ditentukan. Hal yang demikian ini dikuatkan oleh Hanafi dan Syafi’i yang mengatakan walau pada waktu yang dilarang sekalipun.Orang yang meninggal yang tidak dishalatkan, sebagai berikut :

a. Apabila yang meninggal itu adalah bayi yang tidak menangis dan tidak mengeluarkan suara ketika ia lahir menurut pendapat imam Syafi’i.

11 . Sayyid Sabiq, Ibid, Loc Cit, hal 108-109

10

Page 11: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

b. Yang keguguran (atau belum berbentuk manusia), cukup dibungkus dan ditanam. Tetapi Jumhur Ulama (Hanifah, Malik, Syafi’i, Hasan, dan Auza’y), apabila mayit tersebut sudah berumur 4 bulan dan dia lahir terdengar suara tangis, maka wajib dishalatkan12.

c. Orang yang gugur fii sabilillahd. Orang kafir13

Rukun-rukun Shalat JenazahRukun-rukun dalam shalat jenazah sama hukumnya dengan

shalat fardhu pada umumnya, apabila salah satu rukun ada yang tertinggal, maka shalat tersebut batal berdasarkan hukum syari’at.

Rukun-rukun shalat jenazah itu ialah :a. Berniat, dikerjakan pada saat hendak melaksanakan

shalat jenazah. Para ulama mengajarkan bahwa niat itu dikerjakan pada awal melakukan suatu pekerjaan. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW :

مالكل مرئ يات وإن مااالعمال بالن إنمانوى

Artinya : sesungguhnya segala pekerjaan itu dimulai dengan niat, dan sesungguhnya bagi tiap - tiap pekerjaan itu tergantung niatnya

Niat itu dikerjakan dalam hati, karena hakikatnya segala sesuatu yang diniatkan (yang ingin dikerjakan) itu beriringan dengan pelaksanaan perbuatannya.

12. TM. Hasbi As-Shiddieqy, Bulan Bintang, Jakarta, 1951, hal 461

13. Muhammad Jawad Mughniyah, Ibid, Op Cit, hal 48-49

11

Page 12: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Lafazh niat shalat jenazah bagi orang dewasa :

��ة( ت ت( )ه��ذه المي اصلى على )هذا المياربع تكبيرات فرض الكفاية لل��ه تع��الى

Ushalli ‘alaa (hazal mayyiti)(hazihil mayyitati) arba’a takbiiratin fardhal kifayati lillaahi ta’ala14

Artinya : Sengaja aku shalat atas (mayit laki-laki)(mayit perempuan) empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

Lafazh niat shalat jenazah bagi anak-anak :

ت الطف��ل( )ه��ذه اصلى على )هذا المي��رات ف��رض ��ع تكبي ��ة( ارب ��ة الطفل ت المي

الكفاية لله تعالىUshalli ‘alaa (hazal mayyitith thifli)(hazihil mayyitatith thiflati) arba’a takbiiratin fardhal kifayati lillaahi ta’ala15

Artinya : Sengaja aku shalatkan atas (mayit anak laki-laki)(mayit anak perempuan) empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

Lafadz niat shalat ghaib :

��ة( ت )الغ��ائب( )الغائب لى على المي اص��اربع تكبيرات فرض الكفاية لله تعالى

14 . Parukunan Melayu, Yayasan Sosial dan Penelitian Islam, MA. Jaya, Jakarta, hal 18

15 . Ibid

12

Page 13: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Ushalli ‘alaa mayyitil (ghaaibi)(ghaaibati) arba’a takbiiratin fardhal kifayati lillaahi ta’ala16

Artinya : Sengaja aku shalatkan atas mayit(yang ghaib laki-laki) (yang ghaib perempuan) empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.

Bagi orang yang menjadi imam dengan menambahkan kata اماما , dan makmum dengan kata مأموما setelah kata

كفاية فرض . Sedangkan untuk shalat ghaib anak-anak juga ditambahkan kataالطف��ل bagi laki-laki dan kata ��ة الطفلsetelah kata لى ت على اص�� المي . Dan boleh ditambahkan dengan menyebutkan nama orangnya apabila yang meninggal ghaib itu khusus.

b. Berdiri bagi orang yang sanggup, menurut jumhur para ulama. Tidak sah menshalatkan orang yang meninggal itu sambil berkenderaan atau duduk tanpa uzur.

c. Empat kali takbir, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW :

لى م ص�� ل بي صلى الله عليه وس�� ان النرأ اربعا )رواه بخ��اري جاش فكب على الن

ومسلم(Artinya : bahwa Nabi SAW. Menshalatkan Najasyi

(raja Habsyi), maka beliau membaca takbir empat kali (HR. Bukhari dan Muslim)17

d. Membaca al-fatihah pada takbir pertama, berdasarkan hadits Rasulullah :

16 . Ibid

17 . Sayyid Sabiq, Ibid, Op Cit, hal 112

13

Page 14: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

��ازة ان الة على الجن ة فى الص�� ن ان السر اإلمام ثم يقرأ بفاتحة الكتاب بع��د كب يه ثم ا فى نفس��� ر ���رة االولى س��� كبي الت

ب لى على الن ���هيص��� لى الل���ه علي ي ص���م ويخلص الدعاء ف ��ازة فوسل ىى الجن

يئ منهن ثم كبيرات وال يق��رأ فى ش�� الته ق��ال ف ا فى نفس�� م سر ى الفتح :يسل

واسناده صحيحArtinya : Bahwa menurut sunnah, dalam shalat jenazah

itu hendaklah imam membaca takbir, kemudian setelah takbir pertama itu hendaklah ia membaca Al-fatihah secara bisik- bisik, lalu membaca shalawat Nabi SAW. dan setelah itu pada takbir - takbir berikutnya hendaklah ia membaca do’a bagi jenazah tanpa membaca apa-apa lagi, kemudian memberi salam dengan berbisik-bisik18

Hadits tersebut diriwayatkan Syafi’i dalam musnadnya Abu Umamah bin Sahl yang disampaikan oleh seorang sahabat Rasulullah yang datang kepadanya.

e. Membaca shalawat kepada Nabi pada takbir ke dua, sekurang-kurangnya sebagai berikut :

هم صلى على محمد وعلى ال محمد الل18. Ibid, hal 113

14

Page 15: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Allohumma shallii ‘alaa Muhammad wa’ala ‘ali Muhammad

Artinya : Ya Allah, semoga kesejahteraan atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad

Sebaik-baiknya adalah mengikuti yang telah diajarkan Nabi SAW. adalah :

لى على محمد وعلى ال هم ص������ الليت على إبراهيم وعلى محمد كما صل��ارك على محمد وعلى ال إبراهيم وب��راهيم ��اركت على إب ال محمد كم��ا بك �����راهيم فى العلمين إن وعلى ال إب

حميد مجيدAllohumma shallii ‘alaa Muhammadin wa’ala ‘ali Muhammadin kamaa shallaita ‘alaa Ibrahima wa’ala ‘ali Ibrahima wabaarik ‘alaa Muhammadin wa’laa ‘ali Muhammadin fil’alamiina innaka hamidun majidun

Artinya : Ya Allah, semoga kesejahteraan atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau sejahterakan atas Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Berkatilah atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau sejahterkan atas Nabi Ibrahim dan Keluarga Nabi Ibrahim

f. Membaca do’a memohonkan ampunan atas mayit, didasarkan pada sabda Rasulullah SAW :

15

Page 16: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

واله ت فأخلص����� يتم على المي ل إذا ص����� ال��دعاء )رواه اب��و داود وال��بيهقى وابن

حبان وصححه(Artinya : Jika kamu menshalatkan jenazah, maka

berdo’alah untuknya dengan tulus ikhlas (HR. Abu Daud, Baihaqi, dan Ibnu Hibban yang menyatakan sahihnya)

Sekurang-kurang do’a yang dibacakan adalah :

هم اغفرله )ها( وارحمه )ه��ا( وعاف��ه الل)ها( وعف عنه )ها(

Allohummaghfirlahu (haa) warhamhu (haa) wa’afihi (haa) wa’fu anhu (ha)

Artinya : Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkan dia, dan selamatkan dia

Berdasarkan hadits Rasulullah SAW. yang diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik, berkata ia :

لى الل��ه ��ك ق��ال ص�� وعن ع��وف بن مال��ازة فحفظت من م على جن ل ��ه وس�� عليهم اغفرله )ها( وارحمه )ها( دعائه : الل وعافه )ها( واعف عنه )ها( واكرم نزلهله )ه��ا( ��ه )ه��ا( واغس�� ع مدخل )ها( ووس���رد ونقه )ه���ا( من لج والب باالم���اء والثوب االبيض من الخط���اي كم���ا ينقى الث

16

Page 17: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

��را من داره الدنس وابدله )ه��ا( دارا خي )ها(واهالخيرا من اهله )ها( وزوجا خيراة وق��ه من زوجه )ها( وادخله )ه��ا( الجنار )رواه ��ر وع��ذاب الن ��ة القب )ه��ا( فتن

مسلم(Artinya : Dan dari ‘Auf bin Malik ia berkata, Rasulullah

SAW. menshalatkan jenazah, maka Nabi membacakan do’a Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia dan maafkan dia, Selamatkan dia dan muliakan dia dan lapangkan tempat nya, dan bersihkan lah dia dengan air, air salju, dan air embun. Sucikanlah dia dari dosa sebagaimana halnya kain yang putih bila disuci kan dari noda. Dan gantilah rumahnya dengan tempat kediaman yang lebih baik, begitupun keluarga serta istrinya dengan yang lebih baik, begitupun keluarga serta istrinya dengan yang lebih berbakti, serta lindungilah dia dari bencana kubur dan siksa neraka (HR. Muslim)19

Berdasarkan hadits tersebut, maka sebaiknya do’a yang dibacakan adalah :

هم اغفرله )ها( وارحمه )ها( وعافه الل )ها( واعف عنه )ها( واكرم نزله )ها(

ع مدخله )ها( واغسله )ها( باالماء ووسلج والبرد ونقه )ها( من الخطاي والثوب االبيض من الدنس كما ينقى الث

وابدله )ها( دارا خيرا من داره )ها(واهالخيرا من اهله )ها( وزوجا خيرا

19. Muhammad bin Ismail As Son’ani, Ibid,Loc Cit, hal 104

17

Page 18: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

ة وقه من زوجه )ها( وادخله )ها( الجنار )ها( فتنة القبر وعذاب الن

Allohummaghfir lahu (haa) warhamhu (haa) wa’afihi (haa) wa’fu anhu (haa) waakrim nuzulahu (haa) wawassi’ madkhalahu (haa) waghsilhu (ha) bilma i wassalji walbaradi wanaqqihi (haa) minal khataayaa kamaa yunaqqassaubul abyadu minaddanasi waabdilhu daaran khairan min daarihi (haa) waahlan khairan min ahlihi (haa) wazaujan khairan min zaujihi (haa) waadkhilhu (haa) ljannata waqihi (haa) fitnatal qabri wa’azaabannaari.

Artinya : Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia dan maafkan dia dan selamatkan dia dan muliakan dia dan lapangkan tempatnya, dan bersihkanlah dia dengan air dan air salju dan air embun. Sucikanlah dia dari dosa sebagaimana halnya kain yang putih bila disucikan dari noda. Dan gantilah rumahnya dengan tempat kediaman yang lebih baik, begitupun keluarga serta istrinya dengan yang lebih baik, serta lindungilah dia dari bencana kubur dan siksa neraka (HR. Muslim)

Selain do’a di atas, ada beberapa do’a yang biasa dibacakan oleh Rasulullah SAW, sebagai berikut :1. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari

Abu Hurairah RA., Rasulullah SAW. mengucapkan do’a waktu shalat jenazah :

��ه )ه��ا( ه )ه��ا( وانت خلقت هم انت رب اللإوانت رزقته )ها( وانت ه��ديتنا لل الم س��

ت روح��ه )ه��ا( وانت اعلم وانت قبض��

18

Page 19: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

فعاءله ته )ها( جئنا ش�� ه )ها( وعالني بسر)ها( فااغفرله )ها( ذنبه )ها(

Allohumma anta robbuhu (haa) waanta khalaqtahu (haa) waanta razaqtahu (haa) waanta hadaitanaa lilislaami waanta qabadta ruhahu (haa) waanta a’lamu bisirrihi (haa) wa’alaniyyatihi (haa) ji’naa syufa’aanlahu (haa) faghfirlahu (haa) zanbihi (haa)

Artinya : Ya Allah, Engkau Tuhannya, Engkau yang menciptakannya, Engkau yang memberinya rezki, Engkau yang menunjuki kami menganut Islam, dan Engkau pula yang mencabut nyawanya, serta Engkau lebih mengetahui bathin dan lahirnya. Kami datang sebagai perantara untuk mohon pertolongan baginya, maka ampunilah dosanya20.

2. Hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Waila bin Asqa’ berkata ia, Nabi SAW. menshalatkan seorang laki-laki muslim bersama kami, maka saya dengar Nabi mengucapkan

هم إن فالن بن فالن ى ذمتك وحبلف الل جوارك فقه )ها( من فتنة القبر وعذاب الن��ار وانت اه��ل والوف��ا والح��ق اللهم فااغفرله )ها( وارحمه )ه��ا( فإن��ك انت

الغفورالرحيم20. Ibid, hal 105

19

Page 20: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Allohumma inna pulana bin pulanin fii zimmatika wahabli jawaarika faqihi (haa) min fitnatilqabri wa’azaabinnari waanta ahlulwafa i walhaqqi, allohumma faghfir lahu (haa) warhamhu (haa) fainnaka antal ghafuururraahiimi

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya si Anu bin si Anu adalah dalam tanggungan dan ikatan perlindungan Mu, maka lindungilah dia dari bencana kubur dan siksa neraka, sungguh Engkau Penepat Janji dan Penegak Kebenaran. Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Penyayang21

Do’a mayit anak-anak pada takbir ke tiga, berdasarkan hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Baihaki dari ucapan Hasan, sebagai berikut :

ارجاا وطرفا وفلاسنا( ل )ههلع اجمهللاAllohummaja’alhu (haa) lana salafan wafarathan waajran

Artinya : Ya Allah, jadikanlah ia bagi kami sebagai titipan, sebagai imbuhan dan pahala22

Imam Nawawi menambahkan dengan do’a sebagai berikut :

)ه���ا(ه���يبوأالطر )ه���ا( فه���لع اجمهللا اعيفش��ا وار��بتاع وة��ظعا ورخذا وفلسو رب الص��غر��أفا و��مهنيازو )ها( مه بلقثو )ه������ا(هد������عابمهنتفاتلاومهبولى قلع )ها(هرجا امهمرحاتلو

Allohummaja’alhu (haa) farathal liabawaihi wasalafan wazukhran wa’izatan wa’tibaran wasyafi’an watsaqqil

21. Ibid

22. Sayyid Sabiq, Ibid, Op Cit, hal 118

20

Page 21: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

bihi (haa) mawaazinahumaa wafrighissabra ‘ala quluubihimaa walaa taftinhumaa ba’dahu walaa tahrimhumaa ajarahu (haa)

Artinya : Ya Allah, jadikanlah ia sebagai imbuhan bagi kedua orang tuanya, sebagai titipan dan simpanan, serta pengajaran menjadi cermin perbandingan dan pemberi syafa’at, dan beratkanlah dengan timbangan keduanya, dan limpahkanlah kesabaran atas hati mereka, serta hindarkanlah fitnah dari mereka sepeninggalnya, dan janganlah mereka terhalang buat mendapatkan pahalanya23.

g. IV.

VI. Do’a setelah takbir ke empat, berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ahmad dari Abdullah bin Aufa, bahwa putri Abdullah bin Aufa meninggal dunia, maka dishalatkannya dengan membaca empat kali takbir, kemudian setelah takbir ke empat ia masih berdiri selama kira-kira antara dua takbir, membaca do’a. Kemudian katanya, Rasulullah SAW. biasa melakukan seperti ini terhadap jenazah24.Dalam hal ini Imam Syafi’i mensunatkan membaca do’a pada takbir ke empat ini sebagai berikut :

انتفا تل )ه��ا( وهر��جا ا��نمرحات لمهللا- )ه���ا(ه���لا و���نلرفاغ )ه���ا( وهد���عب ان����ميإاالا بنوقب س����نيذاالنانوخإلو

23. Ibid, hal 119

24. Ibid, hal 120

21

Page 22: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

او��نم انيذلا للا غنبولى ق فلعجاتلوميح رفؤ ركنا إنبر

Allohumma laa tahrimna ajrahu (haa) walaa taftinnaa ba’dahu (haa) waghfirlanaa walahu (haa) waliikhwaninallaziina sabaquunaa bil iimani walaa taj’al fii wulubinaa gillan lillaziina amanuu rabbanaa innaka raufun rahiimuun

Artinya : Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya dan ampunilah kami dan dia dan bagi saudara-saudara kami yang mendahului kami dengan iman dan janganlah Engkau menjadikan kegelisahan dalam hati kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang25

h. Salam, berdasarkan pendapat Imam Syafi’i sunat dilakukan dua kali salam, dimulai dengan menghadapkannya ke sebelah kanan, lalu ke sebelah kiri. Berkata Ibnu Mas’ud, mengucapkan salam pada shalat jenazah adalah seperti salam pada shalat biasa26. Sekurang – kurangnya bacaan salam, sebagai berikut :

السالم عليكمAssalaamu ‘alaikum

Artinya : Keselamatan atas kamuSebaik-baiknya adalah, sebagai berikut :

25. Mohd. Rifa’I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Toha Putra, Semarang, cet. 345, 2005, hal 77

26. Sayyid Sabiq, Op Cit, hal 121

22

Page 23: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

السالم عليكم ورحمة الله وبركاتهAssalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhu

Artinya : Keselamatan atas kamu dan rahmat Allah dan Berkahnya

Penjelasan :1. Dalam pelaksanaan shalat jenazah, imam

shalat berdiri sejajar dengan dada/kepala jenazah laki-laki dan sejajar pinggang jenazah perempuan.

2. Disunatkan membentuk tiga shaf dan meluruskan barisan shaf dan meratakannya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Turmudzi, dan Hakim dari Malik bin Hubairah yang didengarnya dari Nabi SAW. tidak seorang muslim pun yang meninggal, kemudian dishalatkan oleh ummat Islam yang banyaknya sampai tiga shaf, kecuali akan diampuni dosanya27

3. Disunatkan banyak yang menshalatkan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan Turmudzi dari ‘Aisyah bahwa Nabi SAW. bersabda : Tidak satu mayit pun yang dishalatkan oleh jama’ah muslimin yang banyaknya mencapai seratus orang, dan semua mendo’akannya dengan tulus ikhlas, kecuali akan dikabulkan do’a mereka terhadapnya28.

4. Menurut pendapat Imam Syafi’i, orang yang paling utama menjadi imam shalat jenazah adalah ayah,

27. Ibid, hal 124 28 . Ibid, hal 125

23

Page 24: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

sesudah itu kakek, saudara, anak saudara, paman, anak paman, terus ke bawah sesuai dengan urutan ashabah.29

5. Hendaklah kepala jenazah laki-laki diletakkan ke arah selatan dan kepala perempuan ke arah utara30.

IV. MenguburkanMenurut kaidah bahasa Arab alam kubur disebut juga

alam barzakh, ialah alam yang berpisah dari alam manusia atau alam dunia. Disebut kubur adalah karena tertutup, artinya alam yang tertutup dari pandangan mata manusia31.

Menguburkan jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah setelah mayit selesai dishalatkan. Sebab berdasarkan firman Allah, bahwa tanah adalah sebagai tempat berhimpun bagi yang hidup dan mati. Dalam surat Al-Mursalat ayat 25-26, berbunyi :

Artinya : Bukankah kami jadikan tanah sebagai tempat

berhimpun selagi kamu hidup maupun sesudah mati

Penguburan mayit ini bertujuan, untuk menutupinya agar tidak menyebarkan bau dan untuk menjaganya dari gangguan binatang pemakan bangkai.

Ketentuan penggalian kubura. Hendaklah kubur yang digali dalam seukuran orang yang

berdiri dan selebar badan, hal ini berdasarkan yang diriwayatkan Ibnu Syaibah dan Ibnu Mundzir dari Umar

29. TM. Hasby As-Shiddieqy, Loc Cit, hal 468

30 Ibid

31. Mohammad Ali, Padang Mahsyar, Bintang Pelajar, hal 21

24

Page 25: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

bahwa ia berpesan “galilah kubur itu setinggi tegak dan selebar badan32. Selain itu dalam hadits Rasulullah SAW. Diterangkan :

إحفروا واوسعوا واعقمواArtinya : Galilah dan lapangkanlah dan dalamkanlah

b. Lebih diutamakan membuat liang lahad dari pada syaq. Lahad artinya liang di sisi kubur arah kiblat (lobang yang digali menyamping kea rah kiblat), sedangkan syaq adalah lobang yang digali di tengah-tengah kubur untuk tempat mayit. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW. yang berbunyi :

اللحد لناوالشق لغيرناArtinya : Lahad adalah buat kita, sedang Syaq buat

selain kita

Pada saat hendak memasukkan mayit ke dalam kubur, oleh Imam Syafi’i mensunatkan untuk membentangkan kain di atas mayit tersebut, baik mayit laki-laki, maupun perempuan.

Memasukkan mayit ke dalam kubur dengan menghadapkan wajahnya ke kiblat serta membaringkannya pada sisi kanan tubuhnya. Dan disunatkan orang yang memasukkannya membaca do’a berdasarkan hadits Nabi SAW. :

وعن ابن عمر رضي الله عنه عن النبي متعض��ا وذصلى الله عليه وسلم ق��ال إ

اللهمس��ا بو��لوق فرو��بقى ال فمكتو��م32. Sayyid Sabiq, Ibid, Loc Cit, hal 162

25

Page 26: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

)اخرج�������ه اللهلوس������� رةلى ملعو احمدوابوداودوالنس���ائى وص���ححه ابن

حبان(Artinya : Dan dari Ibnu Umar RA. Dari Nabi SAW.

berkata apabila kamu meletakakkan orang yang meninggal di dalam kubur maka hendaklah mengucapkan dengan nama Allah dan atas millah Rasulullah. (HR. Ahmad, Nasa’i, Abu Daud, dan disahihkan Ibnu Hibban)33

Maka do’a yang dibacakan itu hendaknya berbunyi, sebagai berikut :

ى اللهلص اللهلوس رةلى ملع و اللهمسبملس وهيلع

Bismillaahi wa’ala millati rasulillaahi Shallallaahu ‘alaihi wasallama

Artinya : dengan nama Allah dan atas millah Rasulullah SAW.

Setelah mayit dimasukkan ke dalam kubur, juga disunatkan untuk melepaskan ikatan-ikatan kafan dan menaruhkan kepalanya di atas bantalan tanah serta membukakan wajahnya dan menciumkannya ke tanah. Berkata Umar “jika kamu menurunkan mayatku ke liang lahad nanti, cecahkanlah pipiku ke tanah”.

Oleh sebagian ulama juga menyatakan sunat menaruh gumpalan tanah sebanyak 3 buah di belakang tubuh mayit yang gunanya sebagai pengkalang agar badan mayit tidak 33. Muhammad bin Ismail As Son’ani, jilid 2, Ibid, Loc Cit, hal 110

26

Page 27: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

menelentang. Dalam hal ini para ulama mengajarkan, sebagai berikut :

a. Gumpalan tanah pertama dan diletakkan dibelakang bagian kepala mayit sambil membacakan :

ماكنقلا خهنمMinhaa KhalaqnaakumArtinya : Dari tanah engkau diciptakan

b. Gumapalan tanah kedua dan meletakkan di belakang bagian badan sambil membacakan :

مكديعا نهيفوWafiiha nu’iidukumArtinya : dan kepada tanah kamu dikembalikan

c. Gumpalan tanah ketiga dan meletakkan di belakang bagian kaki sambil membacakan :

ىرخ اةار تمكجرخا نهنموWaminhaa nukhrijkum taaratan ukhraa

Artinya : dan dari tanah kami keluarkan kamu sekali lagi

Selanjutnya disunatkan memohonkan ampun bagi mayit dan minta dikuatkan pendiriannya setelah ia selesai dimakamkan. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud dan Hakim yang diterimanya dari Utsman diterangkan bahwa apabila Nabi SAW selesai menguburkan mayit, Nabi berhenti dan berdiri di hadapannya dan bersabda, mohonkanlah ampun bagi saudaramu, dan mintalah dikuatkan hatinya, karena sekarang ia sedang ditanya34.

34. Sayyid Sabiq, Ibid, Op Cit, hal 167-168

27

Page 28: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Hadits di atas adalah sebagai isyarat bahwa mendo’akan mayit itu hukumnya sunat. Tujuannya adalah untuk memohonkan ampun dosa-dosa yang diperbuat oleh mayit sewaktu hidup di atas dunia.

Lebih jauh dikatakan oleh Imam Syafi’i dan sebagian ulama yang menyatakan sunat hukumnya mentalqilkan mayit, yakni mayit yang mukallaf bukan mayit anak-anak. Sebagai dasar hukum yang demikian adalah berdasarkan yang diriwayatkan Sa’id bin Mansyur dari Rasyid bin Sa’ad dan Dhamrah bin Habib dan Hakim bin Umeir (ketiganya adalah tabi’i, yang bertemu dengan sahabat dan tidak berjumpa dengan Nabi SAW.) kata mereka “jika kubur mayit itu telah selesai diratakan dan orang-orang telah berpaling, mereka menganggap sunat mengajarkan kepada mayit dikuburnya itu, sebagai berikut : “Hai Anu bin Anu, ucapkanlah Laa ilaaha illallaah asyhadu alla ilaaha illallaahu” sebanyak tiga kali. Hai Anu katakanlah : “Tuhanku ialah Allah, agamaku ialah Islam, dan Nabiku Muhammad SAW””.35

Dan diriwayatkan oleh Thabrani hadits dari Abu Umamah, katanya “jika salah seorang di antara saudaramu meninggal dunia, dan kuburnya telah kamu ratakan, maka hendaklah salah seorang di antaramu berdiri dekat kepala kubur itu dan mengatakan ‘hai Anu anak Anu’ karena sebenarnya ia mendengarnya tetapi tidak dapat menyahut. Lalu hendaklah dipanggilnya lagi ‘hai Anu anak Anu’, maka mayit itu akan duduk lurus. Lalu dipanggilnya lagi ‘hai Anu anak Anu’, maka ia akan menjawab ‘ajarilah kami ini’, hanya kamu tidak menyadarinya. Maka hendaklah diajarinya. Ingatlah apa yang

35. Ibid, hal 168

28

Page 29: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

kau bawa sebagai bekal tatkala meninggalkan dunia, yaitu mengakui bahwa tiada Tuhan, melainkan Allah, dan bahwa Muhammad itu hamba dan utusan Nya, dan bahwa engkau telah meridhai Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai Nabi dan Qur’an sebagai Imam”.

Maka Munkar dan Nakir akan saling memegang tangan sahabatnya dan mengatakan: ‘ayolah kita berangkat ! seorang laki-laki bertanya : ‘Ya Rasulullah, bagaimana kalau ibunya tidak dikenal’ ?Ujarnya : ‘hubungkan saja dengan neneknya Hawa,dan katakan : Hai Anu anak Hawa”

Berkata Hafizh dalam At-Talkhish : ‘Isnad hadits itu baik dan dikuatkan oleh Dhiya’ dalam buku Ahkamnya. Dan pada sanadnya terdapat ‘Ashim bin Abdullah, seorang yang lemah.”

Dan berkata Haritsani setelah mengemukakan hadits tersebut : pada sanadnya terdapat sejumlah orang yang tidak saya kenal. “ dan kata Nawawi : “ Hadits ini walaupun Dha’if, tapi dapat diterima. Para ulama hadits dan lain-lain telah menyetujui sikap luwes dalam menerima hadits-hadits mengenai keutamaan-keutamaan, anjuran-anjuran dan ancaman-ancaman. Apalagi ia telah dikuatkan oleh keterangan-keterangan lain seperti hadits yang lalu36.

Dari keterangan di atas, hal ini ditujukan untuk membantu mayit menjawab pertanyaan Malaikat (Munkar dan Nakir) di dalam kubur.

والله اعلم

36. Ibid, hal 169

29

Page 30: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

DAFTAR PUSTAKA

1. Maftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya

2. Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit Lentera, Jakarta

3. Muhammad bin Ismail As Son’ani, Subulussalaam, Penerbit Dahlan, Bandung

4. TM. Hasbi As-Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, 1951

5. Parukunan Melayu, Yayasan Sosial dan Penelitian Islam, MA. Jaya, Jakarta

6. Mohd. Rifa’I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Toha Putra, Semarang, cet. 345, 2005

7. Mohammad Ali, Padang Mahsyar, Bintang Pelajar

30

Page 31: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Catatan

31

Page 32: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Catatan

32

Page 33: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

Catatan

33

Page 34: BAB I - HUTARAJA TANO HASORANGAN | … · Web viewMaftuh Ahnan dan Maria Ulfa, Risalah Fiqih Wanita, Terbit Terang, Surabaya Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Penerbit

34