BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin. 1 Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, diperkirakan bahwa lebih dari 40% dari wanita hamil di seluruh dunia mengalami anemia. WHO juga menyatakan setidaknya setengah dari beban anemia ini diasumsikan karena kekurangan zat besi, yaitu mencapai 89% dengan menetapkan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% sebagai dasarnya. 2 Berdasarkan Riset 1

description

Kedokteran, Kesehatan, Medicine, Kesehatan Masyarakat

Transcript of BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

Page 1: BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi,

karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu

dan janin yang dikandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa

dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

berat badan yang kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin.1

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013,

diperkirakan bahwa lebih dari 40% dari wanita hamil di seluruh dunia

mengalami anemia. WHO juga menyatakan setidaknya setengah dari beban

anemia ini diasumsikan karena kekurangan zat besi, yaitu mencapai 89%

dengan menetapkan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% sebagai dasarnya.2

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, terdapat 37,1% ibu

hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl,

dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan

perdesaan (37,8%). Sebanyak 52,6 persen balita dengan catatan berat badan

lahir dan 45 persen balita dengan catatan panjang badan lahir. Masih terdapat

10,2 persen bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu kurang dari

2.500 gram. Persentase ini menurun dari Riskesdas 2010 (11,1%).3

1

Page 2: BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

2

Profil kesehatan Kota Bandar Lampung tahun 2012 tentang ibu hamil

yang diperiksa Hb berjumlah 16.346 jiwa atau sekitar 82,4%. Ibu dengan

kadar Hb > 12 gr% yaitu 4.231 jiwa atau sekitar 20,50%. Ibu dengan kadar

Hb 10-12 gr% sebanyak 10456 jiwa atau sekitar 50,20% dan ibu dengan Hb

10 gr% sebanyak 1659 jiwa atau sebanyak 15,43%. Hasil pencapaian

program kesehatan ibu tahun 2012 adalah ibu hamil K4 yang dilakukan

pemeriksaan Hb sebanyak 17867 jiwa (85,22%) dan kadar Hb nya 11-12 gr%

sebanyak 6.175 jiwa (20%) dan kadar Hb 10 gr% sebanyak 3510 jiwa

(11,53%). Angka kejadian BBLR di Lampung mencapai 9,4%.4

Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada ibu hamil

terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan

volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu

(mencegah kehilangan darah pada saat melahirkan) dan pertumbuhan janin.5

Terdapat korelasi yang erat antara anemia pada saat kehamilan dengan

kematian janin, abortus, cacat bawaan, berat bayi lahir rendah, cadangan zat

besi yang berkurang pada anak atau anak lahir dalam keadaan anemia gizi.

Kondisi ini menyebabkan angka kematian perinatal masih tinggi, demikian

pula dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu. Selain itu, dapat

mengakibatkan perdarahan pada saat persalinan yang merupakan penyebab

utama (28%) kematian ibu hamil/bersalin di Indonesia.6

Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil merupakan salah

satu permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar

hemoglobin yang kurang dari 11 g/dl mengindikasikan ibu hamil menderita

Page 3: BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

3

anemia. Anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko BBLR, resiko

perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan

kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat.

Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survey

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2012 trendnya

menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran

Hidup tahun 2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012.7

Data Depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50 % ibu hamil menderita

anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat

persalinan.8 Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs),

yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup

(KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun

2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi

saat ini, AKI 307 per 100.000 KH dan AKB 30 per 1.000 KH. AKB dapat

disebabkan dari berat bayi lahir tidak normal dan bayi lahir prematur.7

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui permasalahan yang

menarik peneliti untuk meneliti “Hubungan kadar hemoglobin rendah ibu

hamil dengan bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah di RSUD Dr.

H. Abdul Moeloek”.

Page 4: BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah hubungan kadar hemoglobin

rendah ibu hamil dengan bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah di

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode Januari – Desember 2014?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan kadar hemoglobin rendah ibu hamil dengan

bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek periode Januari – Desember 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahui beban distribusi frekuensi angka kejadian anemia pada ibu

hamil di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode Januari – Desember

2014.

2. Diketahui angka kejadian bayi lahir prematur di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek periode Januari – Desember 2014.

3. Diketahui angka kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di

RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek periode Januari – Desember 2014.

4. Diketahui hubungan kadar Hb rendah dengan bayi lahir prematur dan

berat bayi lahir rendah di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode

Januari – Desember 2014.

Page 5: BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

5

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta sebagai

bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya

mengenai hubungan kadar hemoglobin rendah ibu hamil dengan

bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah.

Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

Dapat memberikan bukti terpercaya bahwa terdapat hubungan

antara kadar hemoglobin rendah ibu hamil dengan bayi lahir

prematur dan berat bayi lahir rendah.

1.4.2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dasar bagi

penelitian selanjutnya tentang kadar hemogloibin rendah ibu hamil

dengan kejadian bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah.

1.5. Ruang Lingkup

a. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah ibu hamil & bayi di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung.

b. Obyek Penelitian

Variabel independen adalah kadar hemoglobin rendah ibu hamil,

sedangkan variabel dependen adalah bayi lahir prematur dan berat badan

lahir rendah.

Page 6: BAB I (Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Rendah)

6

c. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelelitian analitik koleratif.

d. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015.

e. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik di RSUD Dr H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung.