Bab i Gondok

download Bab i Gondok

of 40

description

gondok bumil pada penelitian di sidoarjo

Transcript of Bab i Gondok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroidi, kekurangan yodium jika terjadi pada wanita hamil mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan pada bayi yang lahir berupa gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan. Dari sejumlah 20 juta penduduk Indonesia yang menderita gondok diperkirakan dapat kehilangan 140 juta angka kecerdasan (IQ points)(Bapenas,2011).Kekurangan yodium sesungguhnya telah mendunia dan bukan hanya masalah gangguan gizi di Indonesia. Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF, sekitar 1 juta penduduk di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan yodium (Fahrarien,2012).Survei Pemetaan GAKY tahun 1997/1998 menemukan 354 kecamatan di Indonesia merupakan daerah endemik berat. Kekurangan iodium ini tidak hanya memicu pembesaran kelenjar gondok, bisa juga timbul kelainan lain seperti kretinisme (kerdil), bisu, tuli, gangguan mental, dan gangguan neuromotor (Samosir,2013).Angka kejadian penyakit gondok khususnya pada ibu hamil di Puskesmas Jabon, kabupaten Sidoarjo tahun 2012 adalah 9 kasus dari 156.256 penduduk (IR = 5, 75 / 100.000 penduduk). Sedangkan angka kejadian penyakit Gondok pada ibu hamil di Puskesmas Jabon sejak Januari 2013-Juni 2013 adalah 5 kasus dari 156.256 penduduk (IR = 3,2 / 100.000 penduduk sampai bulan Juni 2013).

Upaya pemerintah dalam rangka penanggulangan masalah ini meliputi upaya jangka panjang dan jangka pendek. Upaya jangka panjang berupa peningkatan konsumsi garam beryodium dan iodisasi air minum (dibeberapa provinsi) sedangkan upaya jangka pendek berupa pemberian kapsul minyak beryodium, di daerah GAKI sedang dan berat (Depkes RI,1996).Untuk mempercepat penurunan prevalensi GAKI, pemerintah terus berupaya dengan berbagai cara. Hal ini dilakukan agar pada tahun 2000 tidak ditemukan lagi bayi baru lahir dalam keadaan kretinisme. Upaya pemerintah melalui Proyek Intensifikasi Penanggulangan GAKI yang dirancang untuk 5 tahun mendatang, salah satu sasarannya adalah meningkatkan distribusi kapsul minyak beryodium kepada kelompok sasaran yang lebih tajam dan terarah, yaitu kelompok wanita usia subur, termasuk ibu hamil dan ibu nifas (Faradila,2013).Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kelompok lingkungan hidup, didapatkan fakta bahwa air sungai Porong telah tercemar limbah padat dan cair dari kegiatan-kegiatan industri pertanian dan domestik. Salah satu limbah padat yang meningkat di atas ambang rata-rata adalah timbal (KLH,2003).Kebiasaan warga Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo dalam menggunakan Air Bawah Tanah (ABT) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di duga menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya angka kejadian Gondok pada ibu hamil.Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan beberapa faktor yang memengaruhi kejadian penyakit gondok pada ibu hamil yang teraba palpasi di wilayah kerja Puskesmas Jabon, Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo selama 2013.

B. Rumusan MasalahAdakah hubungan beberapa faktor yang memengaruhi kejadian penyakit Gondok pada ibu hamil yang teraba palpasi di wilayah kerja Puskesmas Jabon, Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo selama 2013?

C. Tujuan umum dan khusus penelitian1. Tujuan umumMenganalisis hubungan beberapa faktor yang memengaruhi kejadian penyakit Gondok pada ibu hamil yang teraba palpasi di wilayah kerja Puskesmas Jabon, Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo selama 2013.2. Tujuan khususa. Mengidentifikasi karakteristik responden.b. Mengetahui hubungan faktor usia kehamilan terhadap kejadian penyakit Gondok.c. Mengetahui hubungan faktor penghasilan terhadap kejadian penyakit Gondok.d. Mengetahui hubungan faktor tingkat pendidikan terhadap angka kejadian penyakit Gondok.e. Mengetahui hubungan faktor perilaku konsumsi masyarakat terhadap kejadian penyakit Gondok.f. Mengetahui hubungan faktor lingkungan terhadap kejadian penyakit Gondok.

D. Manfaat penelitianHasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:1. Masyarakata.Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dampak penyakit Gondok pada kehamilan.b. Dapat digunakan sebagai informasi dalam memberikan motivasi kepada masyarakat guna mencegah terjadinya penyakit Gondok.2. Penelitia. Sebagai salah satu kewajiban di Fakultas Kedokteran, yaitu dalam bidang penelitian, disamping menambah pengalaman dalam bidang penelitian.b. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti mengenai hubungan pola perilaku konsumsi terhadap tingginya angka kejadian penyakit Gondok pada kehamilan.

3.Instansi terkaitSebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabuapten Sidoarjo dalam melakukan intervensi selanjutnya dalam program pencegahan penyakit Gondok pada kehamilan..

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. GAKY1. DefinisiGAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kurang unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin. Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah (Sediaoetama, 2006).

2. Epidemiologi GAKIKekurangan iodium terutama terjadi di daerah pegunungan, di mana tanah kurang mengandung iodium. Daerah GAKI merentang sepanjang Bukit Barisan di Sumatera, daerah pegunungan di Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Di daerah tersebut GAKI terdapat secara endemik. Pada pemetaan GAKI pada anak sekolah yang dilakukan secara periodik sejak tahun 1989 melalui survei Nasional GAKI oleh Departemen Kesehatan, tampak kecenderungan penurunan rata-rata prevalensi gondok total/ Total Goitre Rate (TGR).

Tahun 1989 rata-rata TGR adalah sebesar 37,2%, pada tahun 1992 turun menjadi 27,7%, pada tahun 1995 menjadi 18,0%. Dan pada tahun 1998 menjadi 9,8%. Angka gondok nyata/ Visiblle Goitre Rate (VGR) pada tahun 1989 tercatat sebebsar 9,3% dan pada tahun 1992 turun menjadi 6,8%. Prevalensi GAKI berat (TGR 20,0%-29,9%) di Sumatera Barat dan Sulawesi Tenggara. GAKI tidak merupakan masalah kesehatan lagi (TGR Rp 1. 500.000,- = penghasilan cukup : 2

KuesionerNominal

4.Pengetahuan Masyarakat Yang termasuk di dalamnya: a. Istilah Gondokb. Gejala gondokc. Penyebab Gondokd. Program Kapsul Yodiume. Dampak Gondok pada kehamilanf. Dampak konsumsi Air sumur a. a. Skor 0 10 : tidak tahu : 1b. Skor 10 20 : tahu : 2

KuesionerNominal

5. Kebiasaan MasyarakatYang termasuk di dalamnya: g. Jenis garam yang dikonsumsih. Jenis sayuran yang dikonsumsii. Jenis hasil tambak yang dikonsumsij. Sumber air yang digunakan sehari-hari.a. Skor 0 10 : resiko terpapar timbal : 1b. Skor 10 20 : resiko tidak terpapar timbal : 2

Kuesioner Nominal

6.Lokasi pelayanan kesehatanLokasi pelayanan kesehatan yang bisa dijangkaua. Skor 0 5: jauh :1b. Skor 6-10: dekat:2Pengamatan langsung (observation list)Nominal

7. Frekuensi penyuluhan pelayanan kesehatan

Total jumlah program penyuluhan pelayanan kesehatan selama satu tahun.a. Skor 0-5 = jarang : 1b. Skor 6-10 = sering : 2 KuesionerNominal

8.Program pengobatan Program pengobatan yang dilaksanakan selama satu tahuna. Skor 0-5 = jarang : 1b. Skor 6-10 = sering : 2KuesionerNominal

F. Teknik Pengumpulan Data1. Teknik Pengumpulan Dataa. Jenis dataPada penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu data primer dan data sekunder yaitu :1) Data primerMerupakan data yang diperoleh melalui tinjauan langsung di lapangan yaitu dengan melakukan observasi, wawancara dan pengisisan kuesioner dengan kepala keluarga yang menjadi sample.2) Data sekunderMerupakan data yang diperoleh dari instansi yaitu Kantor Kecamatan Taman dan Puskesmas Taman yang meliputi geografis, dan keadaan demografi.b. Metode pengumpulan data1) WawancaraWawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada responden dengan menggunakan lembar kuesioner untuk memperoleh data yang diperlukan.

2) ObservasiObservasi yang dilakukan dengan pengamatan langsung.3) DokumentasiMetode ini digunakan untuk memperoleh data lengkap melalui menyalin data sekunder antara lain sekunder antara lain data demografi, geografi dan lain-lainnya.2. Instrumen Pengumpulan DataDalam pelaksanaannya di lapangan untuk pengambilan data diperlukan beberapa instrument antara lain :a. Lembar kuesionerb. Lembar observasic. Alat tulis

G. Pengolahan dan Analisis Data1. Pengolahan dataPengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut (Sugiyono,2009). Menurut Narkubo dan Achmadi dalam buku Setiawan (2010: 127), kegiatan pengolahan data meliputi :a. EditingEditing adalah memeriksa daftar data yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di data tersebut. Dalam hal ini melakukan pengecekan ulang dari catatan medik penderita demam berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.b. ScoringScoring adalah memberikan penilaian terhadap item pertanyaan pada kuesioner yang diberikan kepada responden baik kasus maupun kontrol. Dalam penelitian ini, scoring penelitiannya berupa total scoring atau akumulasi jumlah nilai dari masing masing variabel yang diteliti yaitu variable usia kehamilan, variabel pendidikan, penghasilan, pengetahuan masyarakat, kebiasaan masyarakat, lokasi pelayanan kesehatan, frekuensi penyuluhan, serta program pengobatan. Penilaian variable usia kehamilan yaitu 20 minggu = besar. Penilaian dari variabel penghasilan yaitu < Rp 1.500.000,- : penghasilan kurang, >Rp 1.500.000,- : penghasilan cukup. Penilaian dari variable pendidikan yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD/sederajat, tamat SD/sederajat, dan tidaktamat SMP/sederajat : pendidikan rendah, tamat SMP/sederajat, tidak tamat SMA/sederajat, tamat SMA/sederajat, danperguruan tinggi : pendidikan tinggi. Penilaian dari variabel pengetahuan masyarakat yaitu skor 0 - 10= tidak tahu, skor 10 20= tahu. Penilaian dari variabel kebiasaan masyarakat yaitu skor 0 - 10= resiko terpapar timbal, skor 10 20=resiko tidak terpapar timbal. Penilaian dari variabel lokasi pelayanan kesehatan yaitu skor 1-5 = jauh, skor 6-10 = dekat. Penilaian dari variable frekuensi penyuluhan pelayanan kesehatan yaitu skor 0-5 = jarang, skor 6-10 = sering. Penilaian dari variable program pengobatan yaitu skor 0-5 = jarang, skor 6-10 = sering.

c. CodingCoding adalah mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Untuk usia kehamilan diberi kode1 = kecil, kode 2 = besar. Untuk pendidikan diberikan kode 1 = pendidikan rendah, kode 2 = pendidikan tinggi. Untuk penghasilan diberikan kode 1 = penghasilan kurang, kode 2 = penghasilan cukup. Untuk pengetahuan masyarakat diberikan kode 1 = tidak tahu, kode 2 = tahu. Untuk kebiasaan masyarakat kode 1 = resiko terpapar timbal, kode 2 = resiko tidak terpapar timbal. Untuk lokasi pelayanan kesehatan kode 1 = jauh, 2 = dekat. Untuk frekuensi penyuluhan pelayanan kesehatan kode 1 = jarang, kode 2 = sering. Untuk program pengobatan kode 1 = jarang, kode 2 = sering.

d. EntryEntry adalah memasukkan data penelitian ke dalam program SPSS dengan menggunakan kode yang sudah diberikan untuk tiap variabel yang diteliti dan disesuaikan dengan uji analisis penelitian yaitu Odds Ratio.

e. Cleaning TabulatingTabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Tabulasi data adalah kegiatan memasukkan yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini peneliti memasukkan hasil data yang telah dikumpulkan dari catatan medis kedalam tabel instrumen untuk kemudian diolah sehingga didapatkan hasilnya (Astroasmoro, 2002).

2. Analisis dataUji statistik untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang digunakan adalah Uji Odds Ratio, permodelannya menggunakan table 2 X 2 sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010) :Tabel 4.2. Permodelan tabel 2x2 Odds RatioFAKTOR RISIKOKASUSKONTROLJUMLAH

YAAba + b

TIDAKCdc + d

JUMLAHa + cb + da + b + c + d

Sumber : Notoatmodjo, 2010

Rumus dasar Odds Ratio (RO) :

RO = a / (a+b) : b / (a+b)c / (c+d) : d / (c+d)= a / b c / dRO =a db cKeterangan :a = kasus yang mengalami pajananb = kontrol yang mengalami pajananc = kasus yang tidak mengalami pajanand = kontrol yang tidak mengalami pajananJika RO = 1, maka pajanan bukan sebagai faktor risiko.Jika RO > 1, maka pajanan merupakan faktor risiko.JIka RO < 1, maka pajanan merupakan faktor protektif.