BAB I Faktor Laju Reaksi

download BAB I Faktor Laju Reaksi

of 21

description

farmasi fisik

Transcript of BAB I Faktor Laju Reaksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa-peristiwa kimia yang berlangsung sangat lambat. Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk). Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu .Dinyatakan dengan satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Wujud Zat diantara nya adalah Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang sentuh reaksi dan Katalis. Laju mempunyai penerapan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai industri. Penerapan ini ditujukan untuk mempermudah dan menambah wawasan dalam mempelajar laju reaksi dan penerannya.Dalam dunia sekarang ini banyak reaksi yang kita lakukan baik sadar maupun tidak sadar. Tubuh kita salah satunya, banyak sekali reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Contoh sederhana, karbohidrat yang kita makan sehari-hari pasti diubah ke bentuk senyawa yang diperlukan sesuai dengan keperluan tubuh kita. Hal ini tentunya tidak berjalan sendiri tentunya dibantu oleh suatu enzim. Di sini enzim sebagai katalisator untuk mempercepat terjadinya reaksi. Dalam dunia nyata contoh reaksi yang berlangsung lambat adalah perkaratan pada besi (korosi) sedangkan untuk reaksi yang berlangsung cepat adalah peristiwa ledakan bom. Bom di sini meledak dalam hitungan detik. Namun berbagai reaksi, hal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana cara untuk mempercepat suatu reaksi dalam waktu yang sesingkat mungkin. Untuk mereaksikan suatu zat atau bahan membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka dari itu digunakan suatu metode untuk mempercepat suatu reaksi. Metode yang digunakan pun bervariasi sesuai dengan keperluan. Jika metode-metode suatu reaksi tidak berjalan dengan cepat maka kita harus menambahkan suatu zat yang dapat mempercepat suatu reaksi dimana zat tersebut tidak bereaksi dengan zat pada reaktan, atau dapat dikatakan mempercepat suatu reaksi tanpa ikut bereaksi yang dikenal dengan nama katalisator.Laju reaksi atau kecepatan reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi zat pereaksi atau produk tiap satuan waktu. Jika kita tahu persamaan kimia suatu reaksi, maka dapat ditentukan lajunya dengan mengetahui perubahan konsentrasi reaktan atau produknya yang dapat dideteksi secara kuantitatif. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu keadaan alami atau reaktifitas pereaksi, luas permukaan, konsentrasi, temperatur, katalisator, pelarut dan cahaya. Hukum laju pada umumnya laju reaksi bergantung pada semua zat-zat yang terlibat dalam reaksi dan jika konsentrasi suatu pereaksi ditambah, laju reaksi pun meningkat (Anief, 1988)1.2. Tujuan1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan laju reaksi2. Untuk menambah wawasan tentang pemahaman konsep laju reaksi3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi3. Bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi laju reaksi1.3. Manfaat Penulisan 1. Sebagai bahan pengetahuan untuk mampu dikembangkan lagi2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 3. Menambah wawasan dan pengetahuan Penulis.4. Menambah daya kritis terhadap Penulis.1.4. Metode Penulisan 1. Studi Pustaka atau metode Literatur, yaitu mempelajari buku-buku acuan yang mendapat informasi teoritis dan relavan serta mencari dengan berbagai sumber.2. Dunia Maya atau Internet, yaitu mencari informasi melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1.1 Laju Reaksi Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk persatuan waktu. Artinya terjadi pengurangan konsentrasi pereaksi atau pertambahan konsentrasi produk tiap satuan waktu (Keenan,1990). Laju Reaksi atau kecepaan reaksi adalah laju atau kecepatan berkurangnya pereaksi atau terbentuknya produk reaksi yang dapat dinyatakan dalam satuan (konsentrasi per waktu) mol/L/s (untuk zat berwujud cair dan padat), atau atm/s (untuk zat berwujud gas). Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu.Persamaan laju reaksinya adalah; V = K[A][B]2

Dimana V adalah laju reaksi, K adalah konstanta laju reaksi dan [A][B] adalah konsentrasi dari zat yang bereaksi.nilai pangkat menyatakan koefisien zat ataupun orde dari reaksi tersebut. Orde reaksi berrti menjelaskan tentang tingkat reaksi atau hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan (Petrucci,1985). Persamaan laju reaksi mempunyai dua penerapan utama, yaitu penerapan praktis dan penerapan teoritis. Dikatakan untuk penerapan praktis adalah dimana telah diketahui persamaaan laju reaksi dan konstanta laju reaksi, dapat diramalkan laju reaksi dari komposisi campuran , sedangkan penerapan teoritis adalah dimana laju persamaan digunakan untuk menentukan mekanisme reaksi (Atkins,1990). Laju reaksi terukur, sering kali sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu pangkat. Contohnya, laju itu sebanding dengan konsentrasidua reaktan A dan B, sehingga;

V = K[A][B]

Koefisien K disebut konstanta laju yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung pada temperatur. Persamaan sejenis ini yang ditentukam secara eksperimen disebut hukum laju reaksi. Secara formal, hukum laju adala persamaan yang menyatakan laju reaksi V sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada termasuk produknya (Atkins, 1990).

Tetapan Laju reaksi disebut juga koefisien laju atau laju reaksi jenis, dengan lambing k (konstanta). Tetapan laju adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasi kali konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi. Tetapan laju juga merupakan perubahan konsentrasi pereaktan atau produk reaksi per satuan waktu dalam suatu reaksi jika konsentrasi semua pereaksi sama dengan satu.Laju keseluruhan dari suatu reaksi kimia pada umumnya bertambah jika konsentrasi suatu pereaksi atau lebih dinaikan. Hubungan antara laju dan konsentrasi dapat diperoleh dari data eksperimen. Laju reaksinya dapat berbanding lurus dengan [A]xdan [B]y. Hukum Laju reaksi yaitu persamaan yang mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi molar atau tekanan parsial pereaksi dengan pangkat yang sesuai. Laju = suatu tetapan dikalikan dengan suatu fungsi konsentrasi atau tekanan parsialpereaksi.untukcontoh reaksi di atas dapat dituliskan dalam bentuk hokum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.Dinyatakan dengan satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ).Misalnya pada reaksi :

maka :

Laju reaksi ( v ) = atau v = Keterangan :

Tanda ( ) pada menunjukkan bahwa konsentrasi zat A berkurang, sedangkan tanda ( + ) pada menunjukkan bahwa konsentrasi zat B bertambah.Secara umum dapat digambarkan :

Gambar 3.1Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktuStoikiometri Laju ReaksiPada persamaan reaksi :

Secara umum dapat dituliskan :

Laju reaksi = = = =

Laju pengurangan B =

Laju pertambahan C =

Laju pertambahan D = atau :Laju reaksi = laju berkurangnya A

=

=

= Jika dituliskan dalam persamaan matematika :

Laju pengurangan A = Sehingga :

= = = Laju Reaksi Rerata dan Laju Reaksi Sesaat Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.Dirumuskan :

= Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat ( sumbu y ).Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t tersebut.Langkah-langkah menentukan laju reaksi sesaat : Lukislah garis singgung pada saat t Lukislah segitiga untuk menentukan gradien ( kemiringan )! Laju reaksi sesaat = gradien garis singgung

2.1.2Persamaan Laju ReaksiSecara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus :

Keterangan :v = laju reaksik = konstanta laju reaksi ( nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis )x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan Ay = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan Bx + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhanHarga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya akan memperbesar harga k.Catatan penting : Orde reaksi ditentukan melalui percobaan dan tidak ada kaitannya dengan koefisien reaksi. Hukum laju reaksi menyatakan bahwa : pada umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat reaktan.

2.1.3 Makna Orde Reaksi Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam hokum laju bentuk diferensial. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bukat kecil, namun dari hasil experiment hal tertentu orde reaksi merupakan pecahan atau nol. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.Penentuan orde reaksitidak dapatditurunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.Orde reaksi dapat ditentukan dengan cara:1. Jika tahap reaksi diketahui atau diamati, maka orde reaksi terhadap masing masing zat adalah koefisien dari tahap yang paling lambat.2. Melalui experiment, dengan cara konsentrasi zat tersebutdinaikan, sedangkan konsentrasi zat yang lain dibuattetap.1. Orde reaksi nol.Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu; perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju reaksi.Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ).

2. Orde reaksi satu.Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu.Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.

3. Orde reaksi dua.Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu.Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.

4. Orde reaksi negatif.Suatu reaksi berorde negatif, jika laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan tersebut.Jika konsentrasi reaktan itu diperbesar, maka laju reaksi akan semakin kecil.

4.2 Teori Tumbukan Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif.Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :a) Frekuensi tumbukanb) Energi partikel reaktanc) Arah tumbukan Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ). Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi. Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Laju suatu reaksi kimia dpat dipengaruhi oleh lima faktor untuk zat yang bersifst larutan dan ada enam faktor untuk zat yang bersifat gel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut (Gillas,1984):

a) Konsentrasi Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka nilai laju reaksi akan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan jumlah zat semakin besar dan peluang untuk melakukan tumbukan semakin besar. Sehinngga laju reaksi semakin cepat (Anonim a,2011).Konsentrasi larutan adalah perbandingan antara massa zat terlarut dengan larutnya (zat dengan pelarutnya).Konsentrasilarutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalahmolar,molal, danbagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagaiencer (berkonsentrasi rendah) ataupekat(berkonsentrasi tinggi).

b)Suhu Setiap zat memiliki energi, zat tersebut akan bereaksi membentuk produk bila energi aktivasinya terpenuhi. Dengan menaikan suhu pada system, berarti akan terjadi peristiwa menaikan energi aktivasi dan zat menjadi lebih mudah bergerak, sehingga lebih mudah terjadi tumbukan dan laju reaksi akan menjadi lebih tinggi (Wiryoatmojo, 1988).Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilaitetapan laju reaksi (k)terhadap suhu dinyatakan oleh formulasiARRHENIUS:

k = A . e-E/RT

dimana:k : tetapan laju reaksiA : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksiE : energi pengaktifanR : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloKT : suhu reaksi (oK)

c)Luas Permukaan Sentuh

Umumnya zat yang digunakan adalah padatan yang dilarutkan dalam suatu pelarut. Luas permukaan total zat tersebut akan semakin bertambah bila ukurannya diperkecil, maka semakin halus suatu zat, laju reaksi akan semakin besar karena luas permukaan yang bereaksi semakin besar (Roth dan Blaschke,1989).Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat. Pada reaksi heterogen ( reaksi yang fase reaktannya tidak sama ), misalnya logam Zn dengan larutan HCl; laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi larutan HCl, juga dipengaruhi oleh kondisi logam Zn tersebut. Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat daripada serbuk Zn. Reaksi akan terjadi antara molekul-molekul HCl dengan atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl. Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih sedikit daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn yang ada di permukaan butiran. Jika butiran Zn tersebut dihaluskan menjadi serbuk, maka atom-atom Zn yang semula ada di bagian dalam akan berada di bagian permukaan dan terdapat lebih banyak atom Zn yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan HCl. Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin meningkat juga. d)Sifat Dasar Pereaksi Setiap zat memiliki sifat yang khas. Ada yang bersifat padatan, gas dan cairan. Secara khas, zat yang bersifat gas adalah zat yang paling mudah bereaksi, kemudian tercepat kadua adalah cairan, kemudian padatan. Semakin renggang suatu zat maka laju reaksi akan semakin besar karena zat tersebut mamiliki partikel yang makin bebas dan mudah bertumbukan (Martin,1990).

e)Tekanan Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat meningkatkan laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan berkurang sehingga konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding terbalik dengan volume; ). Jika volumenya berkurang, maka memungkinkan bertambahnya jumlah tumbukan yang terjadi karena setiap molekul menjadi lebih berdekatan jaraknya.

f) Katalisator

Katalisator adalah suatu zat yang ditambahkan untuk mempercepat laju reaksi. Katalisator tidak mengalami perubahan kekal dalam reaksi namun mungkin terlibat dalam reaksi. Katalis mempercepat suatu reaksi dengan menurunkan energi aktivasi, namun tidak mengubah entalpi reaksi. Katalis ditambahkan pada zatdalam jumlah yang sedikit dan umumnya bersifat spesifik untuk setiap reaksi (Arsyud,2001). Katalisatoradalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalamn reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam laju persamaan kimia balans secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan mempercepat lintasan yang ada.Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit. Dalam kimia industry, banyak upaya untuk menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan (Oxtoby, 2001).Fungsi katalisadalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalanmemperkecil energi pengaktifansuatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepatJenis-jenis katalis yaitu : Katalis Homogen.Adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya. Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara ( fasilitator ).Contohnya : Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3. Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O

Katalis Heterogen.Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan katalis tersebut.

Contohnya : Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ). Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat. Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega. Katalis logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ). Katalis logam Fe pada reaksi pembuatan amonia ( proses Haber-Bosch ) Biokatalis ( enzim ). Adalah katalis yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup. Mekanisme kerjanya dengan metode kunci dan gembok atau lock and key yang dipopulerkan oleh Emil Fischer. Contohnya :Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi maltosa.Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2OEnzim lipase= menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak. Autokatalis.Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.Contohnya :Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat ( H2C2O4 ) salah satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat ( MnSO4 ).Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang terbentuk berfungsi sebagai katalis.

Ada 2 cara yang dilakukan katalis dalam mempercepat reaksi yaitu :1. Pembentukan senyawa antara ( senyawa kompleks teraktivasi ). Pada mumnya reaksi akan berlangsung lambat jika energi aktivasi reaksi tersebut terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung dengan lebih cepat, maka dapat dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasinya. Untuk menurunkan energi aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa antara ( transisi ) lain yang mempunyai energi aktivasi lebih rendah. Fungsi katalis dalam hal ini adalah mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara yang energinya lebih rendah. Katalis yang bekerja dengan metode ini adalah jenis katalis homogen ( = katalis yang mempunyai fase yang sama dengan fase reaktan yang dikatalis ).Contoh :

, berlangsung melalui 2 tahapan yaitu :

Jika ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis Z maka tahapan reaksinya menjadi :

2. Adsorpsi. Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis heterogen. Pada proses adsorpsi, molekul-molekul reaktan akan teradsorpsi ( terserap ) pada permukaan katalis. Akibatnya molekul-molekul reaktan tersebut akan terkonsentrasi pada permukaan katalis sehingga dapat mempercepat reaksi. Kemungkinan lain, antar molekul yang bereaksi tersebut akan terjadi gaya tarik sehingga menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi reaktif. Agar katalisis berlangsung efektif, katalis tidak boleh mengadsorpsi zat hasil reaksi. Bila zat hasil reaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis, maka menyebabkan permukaan katalis menjadi tidak aktif. Keadaan seperti ini disebut katalis telah teracuni dan akan menghambat terjadinya reaksi.

h) Efek pelarut Pengaruh pelarut terhadap laju penguraian obat merupakan suatu topic terpenting untuk ahli farmasi. Walau efek-efek tersebut rumit dan generalisasi tidak dapat dilaksanakan. Tampak reaksi nonelektrolik dihubungkan dengan tekanan dalam relative atau parameter kelarutan dari pelarut dan zat terlarut. (Martin, 1993)Proses laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi setiap orang yang berkaitanKefarmasiaan, mulai dari pengusaha obat sampai ke pasien. Pengusaha obat harus dengan jelas menunjukkan bahwa bentuk obat atau sediaan yang dihasilkannya cukup stabil sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, dimana obat tidak berubah menjadi zat tidak berkhasiat atau racun, ahli farmasi harus mengetahui kestabilan potensial dari obat yang dibuatnya. Dokter dan pasien harus diyakinkan bahwa obat yang ditulis atau digunakannya akan sampai pada tempat pengobatan dalam konsentrasi yang cukup untuk mencapai efek pengobatan yang diinginkan. Ada beberapa prinsip dan proses laju yang berkaitan dimasukkan dalam rantai peristiwa ini yaitu: kestabilan dan tak tercampurkan, disolusi, proses absorbs,distribusi dan eliminasi, dan kerja obat pada tingkat molekuler obat (Martin, 1993). Sebelum terjadi reaksi, molekul pereaksi harus saling bertumbukan membentuk suatu molekul kompleks aktif, yang kemudian berubah menjadi hasil reaksi (Produk). Energi yang di butuhkan untuk membentuk kompleks aktif ialah yang dinamakan energi aktivasi (Sukardjo, 1985).Berdasarkan hasil pengamatan, ada dua faktor yang mempengaruhi keefektifan suatu molekul untuk bertumbukan, yaitu (Petrucci,1985). 1.Hanya molekul yang lebih energetic dalam campuran reaksi akan menghasilkan reaksi sebagai hasil tumbukan.2.Probablitas tumbukan untuk menghasilkan reaksi bergantung pada orientasi molekul yang bertumbukan.

Semakin tinggi nilai aktivasi maka makin kecil reaksi molekul yang teraktifkan dan laju reaksi menjadi lebih lambat. Arrhenius menyatakan bahwa variasi tetapan reaksi jenis k, terhadap temperetur dinyatakan sebagai (Vogel,1990).

Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Satuan yang umum adalah mol/dm-3-i. Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi dan dapat dinyatakan sebagaiLaju = k f (C1, C2, ., Ci)Di mana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta kecepaan, C1, C2, adalah konsentrasi dari reaktan-reakan dan produk-produk (Dogra, 1990).Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus-menerus seiring dengan perubahan konsentrasi(Chang, 2005).Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999).

BAB IIIKESIMPULAN

A. KesimpulanA. Laju laju reaksi merupakan berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu .B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Wujud Zat diantara nya adalah Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang sentuh reaksi dan Katalis.

Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan.Semakin besar luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin lambat laju reaksinya.Namun,semakin kecil luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Hal tersebut terjadi karena dalam reaksi partikel dalam bentuk cair bertumbukan dengan partikel padat, peningkatkan luas permukaan dari zat padat meningkatkan kemungkinan tumbukan bertambah besar.Peningkatan jumlah tumbukan per detik meningkatkan laju reaksi.Energi aktivasi bergantung pada jenis reaksi. Reaksi yang dapat bergantung pada suhu rendah memiliki energi aktifasi rendah, dan laju reaksi yang rendah. Reaksi pada suhu yang tinggi memiliki energi aktivasi yang lebih besar, dan laju reaksi yang lebih besar juga.Ketika katalis di reaksikan bersama dengan reaksi kimia maka reaksi tersebut akan mengalami percepatan reaksi(posiif)atau perlambatan(negative).

BAB IVSARAN DAN PENUTUPA.SaranDengan terselesainya makalah ini, kami berharap agar penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.Kami sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan potensi pembaca dalam pembelajaran sehari-hari. Mengingat begitu pentingnya faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kami berharap generasi muda dapat memamfaatkan makalah ini, sehingga dapat meningkatkan potensi intelektulanya.

Daftar Pustaka