BAB I ejaan

download BAB I ejaan

of 30

description

tentang ejaan

Transcript of BAB I ejaan

BAB IPEMBUKAANA. Latar BelakangDasar yang paling baik untuk melambangkan bunyi ujaran atau bahasaadalah satu bunyi ujaran yang membedakan arti dilambangkan dengan satulambang tertentu. Lambang yang dipakai untuk mewujudkan bunyi ujaran itubiasa disebut huruf. Dengan huruf-huruf itulah manusia dapat menuliskan gagasanyang semula hanya disampaikan secara lisan.Keseluruhan peraturan tentang cara menggambarkan lambang-lambangbunyi ujaran dalam suatu bahasa termasuk masalah yang dibicarakan dalam ejaan.Yang dimaksud dengan ejaan adalah cara melafalkan dan menuliskan huruf, kata,unsur serapan, dan tanda baca. Bahasa Indonesia menggunakan ejaan fonemik,yaitu hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yangdilambangkan dengan huruf.B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apa yang dimaksud dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) ?2. Bagaimanakah pemakaian dalam EYD ?3. Bagaiamana pemenggalan kata dasar menurtu EYD ?4. Bagaiamana penggunaan dan tata tulis dalam EYD ?C. Tujuan MasalahAdapun tujuan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:1. Dapat menjelaskan tentang pengertian EYD2. Dapat menjelaskan tentang pemakaian huruf dalam EYD3. Dapat menjelaskan tentang pemenggalan kata dasar menurut EYD4. Dapat menjelaskan tentang penggunaan dan tata tulis dalam EYDBAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Ejaan yang Disempurnakan (EYD)Yang dimaksud dengan ejaan adalah kaidah cara menggambarkan/melambangkan bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimanahubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalamsuatu bahasa).B. Pemakaian Huruf dalam Ejaan yang Disempurnakan1. Pemakaian HurufYang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimanamelambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambanglambangbaik pemisahan maupun penggabungan1. Bunyi ejaan huruf dari masakemasa terus mengalami perubahan yang mulanya pada tahun 1901 menggunakanejaan Van Ophuisjen yang memiliki penulisan beberapa huruf yang khas, yaitu:a. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata kamoe, iboe, restoe, dan lain-lain.b. Huruf digunakan dalam menuliskan kata-kata tazim akal, ta, mamur,rayat, dan lain-lain.c. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, sajang, bajangan, saja (aku),dan lain-lain.2Periode salanjutnya ialah ejaan Soewandi yang diresmikan pada tanggal 19Maret 1947 memiliki beberapa penulisan huruf yang khas, yaitu:a. Huruf u digunakan untuk menggantikan huruf oe dalamm ejaan vanOphuisjen. Huruf u digunakan dalam kata-kata sayu, rayu, kayu, kamu,dan lain-lain.1Arifin, Zainal dan Tasai, Amran, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk PerguruanTinggi, Jakarta, Akademika Pressindo, 2003, hlm .170.2 Rumaningsih, Endang, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang, Rasail, 2006,hlm. 77b. Huruf k dipergunakan untuk menggantikan huruf dalam ejaan vanOphuisjen. Huruf k digunakan dalam menulis kata-kata rakyat, tak, takzim,dan lain-lain.c. Perangkaian penulisan awalan di dengan kata benda yang mengikutinya,seperti dikampus, dimasjid, dan dikelas.Disamping itu, ejaan soewandi juga mempergunakan huruf-huruf berikut:a. dj untuk menuliskan kata djalan, djadwal, djaja, dan sebagainya.b. tj untuk menuliskan kata-kata tjahaya, tjara, tjermin, dan sebagainya.c. nj untuk menuliskan kata-kata njonja, kenjang, dan njata.Dengan berlakunaya Ejaan yang Disempurnakan, terjadi beberapa perubahanpenulisan huruf. Perubahan tersebut antara lain:a. Penulisan awalan di yang sebelumnya dirangkai dengan kata yangmengikutinya, kemudian dipisahkan, contoh: di rumah, di perpustakaan,dan di kebun.b. Perubahan lambang-lambang bunyi (huruf), yaitu : dj berubah menjadi j, contoh jalan, jasa, dan jual. tj berubah menjadi c, contoh cerita, cara, dan cacat. nj berubah menjadi ny, contoh nyata, menyesal, dan tanya.Penulisan huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakanmendapatkan penjelasan yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalampenulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang jelasmengenai begaimana huruf-huruf herus di tulis dalam suatu kalimat. 32. Penulisan Huruf KapitalDalam pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan,(2007)terdapat lima belas penulisan huruf kapital.Huruf kapital (huruf besar) adalah huruf-huruf A,B,C,D,E, dst. Kaidah -kaidah EYD yang berkaitan dengan penulisan huruf kapital adalah :3.Ibid. Hlm. 78 79.a. Huruf kapital ditulis pada awal kalimat dan awal kalimat yang merupakanpetikan langsung, contoh: Keadilan adalah sebuah konsep yang abstrak. Rasulullah berkata Perbuatan manusia bergantung pada niatnyab. Huruf kapital digunakan untuk awal nama orang, gelar kehormatan yangdiikuti nama orang dan kata sebutan yang diikuti dengan nama orang,contoh: Sayyid Qutb adalah seorang ahli tafsir kenamaan.Sebutan yang menggantikan nama orang atau untuk menyebut orangsecara langsung mempergunakan huruf kapital, contoh: Kami harapSaudara bisa menerima tugas itu dengan baik. Akan tetapi, gelar doktertetap ditulis dengan huruf kecil, contoh: Setelah menempuh pendidikanS3, putra pak Ari menyandang gelar Doktor raharjo, sedangkan putrinyayang lulus dari S1 kedokteran menyandang gelar dokter.c. Huruf kapital digunakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusanagama, seperti kitab suci, hari raya dan Tuhan, contoh: Pada FakultasUshuluddin diajarkan perbandingan agama sehingga mengenal agamaHindu, Kristen, Bhuda, maupun Yahudi.d. Huruf kapital digunakan untuk menulis nama negara, bangsa, dan sukucontoh: Ahmad berasal dari negara Thailand. Tetapi: Pisang, khususnya pisang ambon sangat baik untuk pencernaan. Salah satu bahan untuk membuat dawet adalah gula jawa.e. Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama hari, bulan tahundan peristiwa bersejarah contoh: Setiap tanggal 17 Agustus, rakyatIndonesia memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.f. Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama khas letakgeografis, contoh: Pernahkah kalian mendengan Air Terjun Niagara?g. Huruf kapital digunakan dalam lambang pemerintahan dan dokumentasiresmi, contoh: Dewan Perwakilan Rakyat mengadakan dengar pendapatdenagn mentri kehutanan. 44 Ibid. Hlm.79 80.h. Huruf kapital digunakan dalam judul buku, skripsi, tesis, disertasi, artikel,berita koran dan berita majalah, contoh: Novel Anak Semua Bangsaadalah karya satrawan besar Indonesia, Pramudya Ananta Toer.Catatan:Kata-kata di, ke, dari, yang, dan untuk yang terdapat dalam judul, kecualiyang berada di awal kalimat, ditulis dengan huruf kecil.3. Huruf Miring (Italic)Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut:a. Penulisan judul karya ilmiah, novel, artikel, dan berita, contoh: BukuIslam karya Fazlur Rahma menyajikan analisis yang mendalammengenai berbagai bidang agama Islam melalui pendekatan sejarah.b. Penegasan dan pengkhususan huruf, kata, atau kelompok kata,contoh: Ejaan Soewardi menggunakan huruf tj untuk kata-kata tjatatdan tjatjat, sedangkan EYD menggunakan huruf c untuk kata-katadiatas.c. Penulisan istilah ilmiah atau istilah-istilah asing yang belumdiadopsi atau diadaptasi oleh Bahasa Indonesia, contoh: Para ulamamenentukan awal Ramadan dan Idul Fitri dengan hisab dan rukyah.5C. Pemenggalan Kata Dasar menurut EYDPemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata.Sebelum melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahuluadalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri daria, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m,n, j dan lain lain.Setelah memahami huruf vokal dan huruf konsonan, selanjutnya adalahmemahami suku kata. Suku kata merupakan bagian kata, cara mudah menentukansuku kata yaitu dengan memperhatikan pengucapan.Pemenggalan kata dasar baik kata Indonesia maupun kata serapan,dilakukan dengan prinsip otografis.5 Ibid. Hlm 81 831. Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukansebelum huruf konsonan tersebut. Contoh:kabar > ka-barsopan > so-panmakan > ma-kantikam > ti-kam2. Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang berurutanditengahnya dilakukan diantara kedua huruf vocal tersebut. Contoh:buah > bu-ahideal > i-de-alkuota > ku-o-tataat > ta-at3. Suku kata yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae, ei, eu, dan ui baikdalam kata-kata Indonesia maupun dalam kata-kata serapan, diperlakukansebagai satu suku. Contoh:aula > au-lasantai > san-taisurvei > sur-veiamboi > am-boi4. Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yangtidak me-wakili satu fonem dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu.Contoh:arsip > ar-sipkapten > kap-tenkurban > kur-bancaplak > cap-lak5. Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat gabungan huruf konsonanyang mewakili fonem tunggal (digraf) dilakukan dengan tetapmempertahankan kesatuan digraf itu. Contoh:akhlak > akh-lakbangku > bang-kusunyi > su-nyimasyarakat > ma-sya-ra-kat6. Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonanberurutan ditengahnya dilakukan diantara huruf konsonan pertama danhuruf konsonan kedua. Contoh:instrumen > in-stru-menimplikasi > im-pli-ka-sikontraktor > kon-trak-tor7. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan sebagaiberikut: Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukanmemisahkan trans sebagai bentuk utuh. Contoh:transmigrasi > trans-mig-ra-sitransaksi > trans-ak-sitransfusi > trans-fu-sitransplantasi > trans-plan-ta-si Jika trans diikuti bentuk terikat, Pemenggalan seluruh datadilakukan dengan mengikuti pola Pemenggalan kata dasar. Contoh:transit > tran-sittransparansi > tran-spa-ran-sitranskripsi > tran-skrip-si8. Pemenggalan kata yang mengandung eks dilakukan seperti dibawah ini: Jika unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadandengan kata yang mengandung unsur in dan im, Pemenggalandilakukan diantara unsur eks dan unsur berikutnya. Contoh:ekstra > eks-traeksternal > eks-ter-naleksplisit > eks-pli-sitekspor > eks-por Bentuk lain yang mengandung unsur eks, dipenggal sebagai katautuh. Contoh:ekses > ek-seseksodus > ek-so-duseksistensi > ek-sis-ten-sieksperimen > ek-spe-ri-men9. Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satuunsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, Pemenggalan dilakukandiantara unsur-unsurnya. Contoh :Fotografi > foto-grafi > fo-to-gra-fiBiografi > bio-grafi > bi-o-gra-fiKilogram > kilo-gram > ki-lo-gramPascapanen > pasca-panen >pas-ca-pa-nenIntrospeksi > intro-speksi > in-tro-spek-siKecuali :endoskopis > en-dos-ko-pistelegrafis > te-le-gra-fisatmosferis > at-mo-sfe-ris10. Pemenggalan unsur asing yang berakhiran isme dilakukan sebagai berikut. Yang didahului satu vocal, dipenggal setelah huruf vocal. Contoh:egoisme > e-go-is-meheroisme > he-ro-is-mesukuisme > su-ku-is-meHinduisme > hin-du-is-me Yang didahului konsonan, dipenggal sebelum huruf konsonan.Contoh:absolutisme > ab-so-lu-tis-mehumanisme > hu-ma-nis-mepatriotisme > pa-tri-o-tis-mesadisme > sa-dis-meD. Penggunaan dan Tata Tulis dalam Ejaan yang Disempurnakan1. PelafalanSalah satu hal yang diatur dalam ejaan ialah cara pelafalan atau carapengucapan dalam bahasa Indonesia. Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orangmelafalkan bunyi bahasa Indonesia dengan keraguan. Keraguan yang dimaksudialah ketidakteraturan pengguna bahasa dalam melafalkan huruf. Kesalahanpelafalan dapat terjadi karena lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai denganbunyi yang melambangkan huruf tersebut.Kaidah pelafalan bunyi bahasa Indonesia berbeda dengan kaidah bunyi bahasalain, terutama bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasaJerman. Dalam bahasa tersebut, satu bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf,misalnya /a/ atau /g/, dapat diucapkan dengan berbagai wujud bunyi bergantungpada bunyi atau fonem yang ada di sekitarnya. Lain halnya dengan bahasaIndonesia, ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukupsederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuaidengan apa yang tertulis. Tegasnya, lafal dalam bahasa Indonesia disesuaikandengan tulisan. Contoh:a. teknik Lafal yang salah: tehnik Lafal yang benar: teknik [t e k n i k]b. tegel Lafal yang salah: tehel Lafal yang benar: tegel [t e g e l]c. energi Lafal yang salah: enerhi, enersi, enerji Lafal yang benar: energi[e n e r g i]Masalah lain yang sering muncul dalam pelafalan ialah mengenaisingkatan kata dengan huruf. Sebaiknya pemakai bahasa memperhatikan pelafalanyang benar seperti yang sudah dibakukan dalam ejaan. Contoh:a. TV Lafal yang salah: [tivi] Lafal yang benar: [t e ve]b. MTQ Lafal yang salah: [emtekyu], [emtekui] Lafal yang benar: [em teki]Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian danpelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaandikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badanhukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengankaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain.Pertimbangan yang dimaksud ialah pertimbangan adat, hukum, agama,atau kesejahteraan, dengan kebebasan memilih apakah mengikuti Ejaan Republik(Soewandi) atau Ejaan yang Disempurnakan. Jadi, pelafalan nama orang dapatsaja diucapkan tidak sesuai dengan yang tertulis, bergantung pada pemilik namatersebut.Demikian pula halnya dengan pelafalan unsur kimia, nama minuman, ataunama obat-obatan, bergantung pada kebiasaan yang berlaku untuk nama tersebut.Jadi, pemakai bahasa dapat saja melafalkan unsur tersebut tidak sesuai denganyang tertulis. Hal tersebut memerlukan kesepakatan lebih lanjut dari pakar yangbersangkutan. Contoh:a. coca Lafal yang benar: cola [ko ka ko la]b. HCI Lafal yang benar: [Ha Se El]c. CO2 Lafal yang benar: [Se O2]Kaidah pelafalan yang perlu dibicarakan di sini ialah pelafalan bunyi /h/.Pelafalan bunyi /h/ ada aturannya dalam bahasa Indonesia. Bunyi /h/ yang terletakdi antara dua vokal yang sama harus dilafalkan dengan jelas, seperti pada katamahal, pohon, luhur, leher, sihir. Bunyi /h/ yang terletak di antara dua vokal yangberbeda dilafalkan dengan lemah atau hampir tidak kedengaran, seperti pada katatahun, lihat, pahit. Bunyi /h/ pada kata seperti itu umumnya dilafalkan denganbunyi luncur /w/ atau /y/, yaitu tawun, liyat, payit. Aturan ini tidak berlaku bagikata-kata pungut karena lafal kata pungut disesuaikan dengan lafal bahasaasalnya, seperti kata mahir, lahir, kohir, kohesi.2. Pemisahan Suku KataSetiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itudapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan sukukata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhirsetiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kataberdasarkan kepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris pada pinggirbaris setiap halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan. Penulisan harusmengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yangDisempurnakan seperti berikut ini:a. Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahandilakukan di antara vokal tersebut. Contoh: Main ma-in, taat ta-atb. Apabila di tengan kata terdapat dua konsonan berurutan, pemisahandilakukan di antara kedua konsonan tersebut. Contoh : ambil am-bilundang un-dang.c. Apabila di tengan kata terdapat konsonan di antara dua vokalpemisahannya dilakukan sebelum konsonan. Contoh: bapak ba-paksulit su-lit.d. Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan,pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama dan konsonankedua. Contoh: bangkrut bang-krut instumen in-stru-men.e. Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk partikelyang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannyadipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh: minuman mi-num-anbantulah ban-tu-lah.f. Pada akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan ada huruf yangberdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan. Contoh:Salah ikut j- ugamasalah i- tu Benarikut ju-gaitu.g. Tanda pemisah (tanda hubung) tidak diperkenankan diletakkan dibawah huruf dan juga tidak boleh berjauhan dengan huruf, tetapidiletakkan di samping kanan huruf. Contoh: Salah Benar pengambilan. bela jar Benarpengam-bilan .bela-jarBAB IIIPENUTUPA. SimpulanEjaan yang disempurnakan adalah kaidah cara menggambarkan/melambangkan bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimanahubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalamsuatu bahasa).Penulisan huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakanmendapatkan penjelasan yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalampenulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang jelasmengenai begaimana huruf-huruf herus di tulis dalam suatu kalimat.Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata.Sebelum melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahuluadalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri daria, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m,n, j dan lain lain.Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian danpelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaandikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badanhukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengankaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain.Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itudapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan sukukata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhirsetiap baris tulisan.B. SaranPengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkankepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiaphalaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan.Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia sekarang menganut sistemejaan fonemis, yaitu satu bunyi dilambangkan dengan satu tanda (huruf). Akantetapi, kenyataannya masih terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut terlihatpada adanya fonem (bunyi) yang masih dilambangkan dengan dua tanda, yaitu/ng/, /ny/, /kh/, dan /sy/. Sebaliknya, ada dua fonem yang dilambangkan dengansatu tanda saja, yaitu /e/ pepet dan /e/ taling. Hal ini dapat menimbulkan hambatandalam penyusunan ejaan bahasa Indonesia yang lebih sempurna.

Berikut adalah pedoman penulisan tanda baca di Wikipedia bahasa Indonesia yang sebagian besar disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Tanda bacatitik .koma ,titik koma ;titik dua :hubung -, pisah , , , elipsis , ...tanda tanya ?tanda seru !kurung ( ), [ ], { }, < >tanda petik , garis miring /penyingkat 'Pemisah kataSpasi ( ) () () ( ) () () ()interpunct ( )Tipografi umumguillemets solidus tanda dan &at sign @asterisk *backlash \bullet pangkat ^hak cipta mata uang generik: ( )spesifik: , , $, , , , , , , , , , ,dagger ( , )derajat ( )ditto ( )seru terbalik ( )tanya terbalik ( )pagar ( # )numero sign ( )(ordinal (, )persen ( %, , )pilcrow ( )prime ( )merk ( )section ( )service mark ( )gelombang ( ~ )trademark ( )umlaut ( )Garis bawah ( _ )Garis vertikal ( |, )Tipografi tak umumasterism ( )index ( )"Jadi" ( )"Sebab" ( )interrobang ( )ironi ( )lozenge ( )Jepang ( )tie ( )

l b s

Daftar isi

1 Tanda Titik (.) 2 Tanda Koma (,) 3 Tanda Titik Koma (;) 4 Tanda Titik Dua (:) 5 Tanda Hubung (-) 6 Tanda Pisah (, ) 7 Tanda Elipsis (...) 8 Tanda Tanya (?) 9 Tanda Seru (!) 10 Tanda Kurung ((...)) 11 Tanda Kurung Siku ([...]) 12 Tanda Petik ("...") 13 Tanda Petik Tunggal ('...') 14 Tanda Garis Miring (/) 15 Tanda Penyingkat (Apostrof)(') 16 Lihat pula

Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.Contoh: Saya suka makan nasi.Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.

2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.Contoh:

Irwan S. Gatot George W. Bush

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.Contoh: Dwiki Halla

3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.Contoh:

Dr. (doktor) S.E. (sarjana ekonomi) Kol. (kolonel) Bpk. (bapak)

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.Contoh:

dll. (dan lain-lain) dsb. (dan sebagainya) tgl. (tanggal) hlm. (halaman)

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.Contoh:

Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.Contoh:

Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal. Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.Contoh:

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) SMA (Sekolah Menengah Atas) PT (Perseroan Terbatas) WHO (World Health Organization) UUD (Undang-Undang Dasar) SIM (Surat Izin Mengemudi) Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) rapim (rapat pimpinan)

9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.contoh:

Cu (tembaga) 52 cm l (liter) Rp350,00

10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.contoh:

Latar Belakang Pembentukan Sistem Acara Lihat Pula

Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.Contoh:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.Contoh:

Oleh karena itu, kamu harus datang. Jadi, saya tidak jadi datang.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.contoh:

O, begitu. Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.Contoh:

Medan, 18 Juni 1984 Medan, Indonesia.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.contoh: Rinto Jiang, S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.Contoh:

33,5 m Rp10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.Contoh:

Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.Contoh:Ketua : AxelWakil Ketua : PutriSekretaris : HelenaWakil Sekretaris : MichelleBendahara : TioWakil bendahara : Dikel

3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.Contoh:Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"Rex : "Siap, Boss!"

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.Contoh:(i) Tempo, I (1971), 34:7(ii) Surah Yasin:9(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.

6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahanTanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.Contoh:

p-e-n-g-u-r-u-s 8-4-1973

3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.Bandingkan:

ber-evolusi dengan be-revolusi dua puluh lima-ribuan (205000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (125000). Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.Contoh:

se-Indonesia hadiah ke-2 tahun 50-an ber-SMA KTP-nya nomor 11111 sinar-X Menteri-Sekretaris Negara

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.Contoh:

di-charter pen-tackle-an

Tanda Pisah (, )

1a. Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.Contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia terbesar.

1b. Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.Contoh:Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

2a. Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.Contoh:

19191921 MedanJakarta 1013 Desember 1999

2b. Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang ().Contoh:

dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 4565 antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 14921499 4 sampai 6 C, bukan 46 C

Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.

2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.Contoh:

Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan?

Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.Contoh:

Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.Contoh:

Alangkah mengerikannya peristiwa itu! Bersihkan meja itu sekarang juga! Sampai hati ia membuang anaknya! Merdeka!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.Tanda Kurung ((...))

1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.Contoh:

Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia. Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.Contoh:

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.

Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.Contoh:

Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina. Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.

Tanda Kurung Siku ([...])

1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan di sini.Tanda Petik ("...")

1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.Contoh:

"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.Contoh:

Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo. Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.Contoh:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."

5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.Contoh:

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Tanda Petik Tunggal ('...')

1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.Contoh:

Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?" "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.Contoh: feed-back 'balikan'Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.Contoh:

No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 tahun anggaran 1985/1986

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.Contoh:

harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar) kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik) 7/8 atau 78 xn/n!

Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi .Contoh: 10 2 = 5.

Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.Contoh: \textstyle\frac{x^n}{n!}.

3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.Tanda Penyingkat (Apostrof)(')

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.Contoh:

Ali 'kan kusurati. ('kan = akan) Malam 'lah tiba. ('lah = telah) 1 Januari '88 ('88 = 1988)

Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.

Daftar pustakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_bacahttp://nurulhidayatullahb.wordpress.com/2013/12/15/contoh-makalah-tentang-ejaan-yang-disempurnakan/