BAB I edit.doc

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan rekomendasi WHO (Word Health Organization) melalui suatu pertemuan konsultasi regional Asia Tenggara pada tahun 1993, mendokumentasikan agar bidan dibekali dengan pengetahuan serta ketrampilan pertolongan pertama atau penanganan kegawatdaruratan kebidanan yang relevan. Pada pertengahan tahun 1996, Depkes (Departemen kesehatan) telah menerbitkan Peraturan pemerintah tentang kesehatan atau Permenkes No. 572/ PER / Menkes/VI/96, memberi wewenang serta perlindungan bagi bidan dalam melakukan tindakan penyelamatan jiwa ibu, janin atau bayi baru lahir (Depkes RI, 2005). Hipotermi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada neonatal (bayi). Menurut laporan LB3 Dinkes 2007 Angka Kematian Bayi sebesar 281 dari 23,53/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal (bayi) 1

description

ggg

Transcript of BAB I edit.doc

BAB I

PAGE 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan rekomendasi WHO (Word Health Organization) melalui suatu pertemuan konsultasi regional Asia Tenggara pada tahun 1993, mendokumentasikan agar bidan dibekali dengan pengetahuan serta ketrampilan pertolongan pertama atau penanganan kegawatdaruratan kebidanan yang relevan. Pada pertengahan tahun 1996, Depkes (Departemen kesehatan) telah menerbitkan Peraturan pemerintah tentang kesehatan atau Permenkes No. 572/ PER / Menkes/VI/96, memberi wewenang serta perlindungan bagi bidan dalam melakukan tindakan penyelamatan jiwa ibu, janin atau bayi baru lahir (Depkes RI, 2005).

Hipotermi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada neonatal (bayi). Menurut laporan LB3 Dinkes 2007 Angka Kematian Bayi sebesar 281 dari 23,53/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal (bayi) yaitu dengan menunda memandikan sampai suhu tubuh stabil (Dinkes, 2007).Sejak diperkenalkan konsep puskesmas pada tahun 1968, berbagai hasil telah banya dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan sementara itu umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Tahun 1995 dan AKB (Angka kamatian bayi) adalah 373/100.000 KH (Kelahiran Hidup), maka pada tahun 2001 AKB (Angka kamatian bayi) meningkat manjadi 51/1000 KH (Kelahiran Hidup) (Susenas, 2001), sedangkan AKB (Angka kematian bayi) pada tahun 2003 di Aceh sebesar 42/1.000 Kh (SKRT, 2003), angka ini lebih besar dari angka nasional yaitu 35/1.000 (SKDI 2003). Target tahun 2012 tingkat AKB (Angka kamatian bayi) akan turun menjadi 26/1.000 Kh. Kematian bayi di Indonesia sebanyak 60% terjadi pada usia kurang dari satu bulan. Menurut SKRT (Survey kesehatan rumah tangga) tahun 2001, Penyebab utama kematian Neonatal (Bayi) mempunyai resiko 10% lebih besar kemungkinan terkena Tetanus Neonatorum (Infeksi tali pusat) pada bayi baru lahir. Salah satu upaya untuk mencegah kematian Neonatal (Bayi) diutamakan pada perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis (Depkes RI, 2005).

Upaya untuk mempercepat penurunan AKB (Angka kematian bayi) dimulai dari perawatan tali pusat saat memandikan bayi, serta kunjungan Neonatal (KN) adalah kontak Neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan Neonatal, baik didalam maupun diluar gedung puskesmas (Termasuk bidan didesa, polindes, dan kunjungan rumah) dengan dilakukan kunjungan pertama kali pada hari pertama sampai pada hari ke tujuh (Sejak 6 jam setelah lahir sampai dengan 7 hari) sedangkan pada kunjungan ke dua kali pada hari ke delapan sampai dengan hari ke dua puluh delapan (8 28 hari) (Dinkes NAD 2007).

Mempunyai bayi bagi mereka yang berkeluarga merupakan anugerah yang sangat membahagiakan. Selain sebagai penerus keturunan, seorang anak merupakan malaikat yang akan mengubah kebahagiaan sebuah keluarga.Sayangnya tidak sedikit dari mereka terutama yang baru pertama kali mempunyai bayi kebingungan bagaimana memberikan perawatan terutama cara memandikan bayi 0 sampi dengan 7 hari yang optimal bagi bayinya. Tanpa perawatan yang bagus tentu bayi tidak akan tumbuh seperti yang diharapkan (www.blogdokter.net).

Setiap orang tua selalu mengharapkan bayinya kelak menjadi anak yang sehat, cerdas, dan berguna. Pada dasarnya setiap ibu yang melahirkan mampu menjalankan tugasnya untuk merawat bayi untuk praktikkan bagaimana cara merawat bayi yang baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya. (Mellyna,2001)

Bayi baru lahir sebaiknya baru dimandikan 6 jam setelah persalinan karena memandikan bayi kurang dari 6 jam dapat meningkatkan Hipotermia (Kedinginan) pada bayi dan mengurangi 50% kemampuan bayi untuk berinisiasi, memandikan bayi 0-7 hari merupakan salah satu perawatan pada bayi baru lahir (http://www.asianbrain.com).

Berdasarkan dari Dinas Kesehatan Provinsi NAD jumlah bayi sejak Januari Desember 2007 berjumlah 110.083 jiwa sementara K1 (kunjungan pertama) mencapai 96.083 jiwa (87,28 %) sedangkan K4 79.280 jiwa (72,02 %) (Dinkes NAD).

Menurut data yang didapatkan dari Dinas kesehatan Kabupaten pidie pada tahun 2008 maka jumlah bayi yang lahir sebanya 7955 atau 98,57% dari 8070 ibu bersalin dan data kunjungan Neonatal (Bayi) 1 dan kunjungan Neonatal (Bayi) 2 adalah sebanyak 7953 atau 98,55% dari 8070 ibu bersalin (Dinkes Pidie).

Berdasarkan data awal yang diperoleh dari bidan praktek swasta Bidan Nurma, Amd.Keb, SKM di Desa Gampong Baroh Kabupaten Pidie dari Bulan Januari sampai dengan Desember 2008 sebanyak 84 orang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan memandikan Bayi 0-7 hari pada Bidan Praktek Swasta Nurma, Amd.Keb, SKM di desa Gampong Baroh Kabupaten pidie Tahun 2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan Bayi 0-7 hari.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan Bayi 0-7 hari di Bidan Praktek Swasta Nurma, Amd. Keb, SKM Gampong Baroh Kab Pidie.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan Bayi 0-7 hari berdasarkan pendidikan.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan bayi 0-7 hari berdasarkan paritas. c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan bayi 0-7 hari berdasarkan anjuran petugas kesehatan

D. Keaslian Penelitian

Penelitian ini sudah pernah diteliti sebelumnya dengan judul Gambaran penatalaksanaan cara memandikan Neonatus 0-7 hari terhadap ibu nifas pada bidan praktek swasta kota Banda Aceh

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel dan penelitian yang dahulu meneliti tentang penatalaksanaan cara memandikan Neonatus 0-7 hari terhadap ibu nifas, sedangkan penelitian sekarang meneliti tentang pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan bayi 0-7 hari

E. Manfaat Penelitian

1. Untuk peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih peneliti dalam mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dan menjadi dasar bahan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Untuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan jurusan Kebidanan

Dapat dimamfaatkan dan dijadikan sebagai bahan dasar bagi penelitian selanjutnya.

3. Untuk Masyarakat

Diharapkan ibu mengerti dan faham khususnya tentang gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan Bayi 0-7 hari.

4. Untuk tempat penelitian

Sebagai bahan informasi dan masukan khususnya bagi tenaga kesehatan dalam menentukan pembinaan, pengembangan, serta mensosialisasikan program akan pentingnya cara memandikan Bayi 0-7 hari..

F. Ruang Lingkup

Untuk menghindari luasnya permasalahan dan mengingat keterbatasan data dan kemampuan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini pada aspek pengertian, manfaat dan gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan Bayi 0-7 hari pada Bidan Praktek Swasta Nurma, Amd. Keb, SKM di Desa Gampng Baroh Kab. Pidie pada tahun 2009. 1