Bab i-bentuk-negara-1

69

Transcript of Bab i-bentuk-negara-1

Page 1: Bab i-bentuk-negara-1
Page 2: Bab i-bentuk-negara-1

(Indikator)(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :Hasil Yang Diharapkan :

Mendeskripsikan kedudukaMendeskripsikan kedudukan manusia sebagai n manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialmakhluk individu dan makhluk sosial

Menguraikan pengertian bangsa dan unsur Menguraikan pengertian bangsa dan unsur terbentuknya bangsaterbentuknya bangsa

Menganalisis pengertian negara dan unsur Menganalisis pengertian negara dan unsur terbentuknya Negaraterbentuknya Negara

Page 3: Bab i-bentuk-negara-1

Bangsa Bangsa & Negara& Negara

ManusiaManusia

BangsaBangsa

M. IndividuM. Individu

M. SosialM. Sosial

Pendapat AhliPendapat Ahli 1.1. Hans KohnHans Kohn2.2. Ernest RenannErnest Renann3.3. Otto Bauer, dllOtto Bauer, dll

Pengertian NegaraPengertian Negara Pendapat Pendapat AhliAhli

1.1. G. JellinekG. Jellinek2.2. G.W.E HegelG.W.E Hegel3.3. Kranenburg, dllKranenburg, dll

Terjadinya NegaraTerjadinya Negara

Unsur-unsur Terben-Unsur-unsur Terben-tuknya Negaratuknya Negara

1.1. RakyatRakyat2.2. WilayahWilayah3.3. Pem Yg BerdaulatPem Yg Berdaulat

1.1. TeoritisTeoritis2.2. Primer & SekunderPrimer & Sekunder3.3. FaktualFaktual

Page 4: Bab i-bentuk-negara-1

Setiap manusia memiliki sifat dan kepribadian yang Setiap manusia memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda sehingga selalu dpt dibedakan dng orang lain. berbeda sehingga selalu dpt dibedakan dng orang lain.

Orang yang dilahirkan secara kembarpun pasti memiliki Orang yang dilahirkan secara kembarpun pasti memiliki perbedaan.perbedaan.

1.1. Manusia Sebagai Makhluk Individu & SosialManusia Sebagai Makhluk Individu & Sosial

Perbedaan yang dimiliki, karena Perbedaan yang dimiliki, karena Tuhan telah menciptakan sifat, Tuhan telah menciptakan sifat,

watak , keinginan, kebutuhan dan watak , keinginan, kebutuhan dan cita-cita yang berbeda. cita-cita yang berbeda.

a.a. Sebagai Makhluk Individu & Sebagai Makhluk Individu & SosialSosial

Page 5: Bab i-bentuk-negara-1

Manusia sebagai makhluk Individu, mrp satu Manusia sebagai makhluk Individu, mrp satu kesatuan yang terdiri dari unsur jasmani (raga) kesatuan yang terdiri dari unsur jasmani (raga) dan rohani (j iwa). dan rohani (j iwa).

Setiap manusia dibekali kemampuan (potensi) Setiap manusia dibekali kemampuan (potensi) akal, pikiran, perasaan dan keyakinan sehingga akal, pikiran, perasaan dan keyakinan sehingga sanggup untuk berdiri sendiri dan bertanggung sanggup untuk berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya agar mampu bertahan hidup jawab atas dirinya agar mampu bertahan hidup (( survivalsurvival ).).

•Dengan akal dan pikirannya, ia mampu menaklukkan alam dan makhluk lain. Dan dengan perasaan serta keyakinannya, ia mampu membedakan mana yang baik dan buruk, benar-salah dan menemukan Tuhannya.

Lanjutan ………….

Page 6: Bab i-bentuk-negara-1

Pemenuhan Kebutuhan Pemenuhan Kebutuhan ManusiaManusia

Kebutuhan Kebutuhan Fisik dan BiologisnyaFisik dan Biologisnya (membentuk (membentuk keluarga, marga, dan kelompok masyarakat).keluarga, marga, dan kelompok masyarakat).

Kebutuhan Kebutuhan EkonomiEkonomi (membentuk usaha (membentuk usaha dagang, pasar dan perusahaan).dagang, pasar dan perusahaan).

Kebutuhan Kebutuhan SosialSosial (kelompok ibadah, arisan dan (kelompok ibadah, arisan dan perkumpulan sosial lainnya).perkumpulan sosial lainnya).

Page 7: Bab i-bentuk-negara-1

Dalam kehidupan tradisional, Dalam kehidupan tradisional, antara lain seperti kelompok antara lain seperti kelompok

suku-suku atau bangsa suku-suku atau bangsa tertentu. Sedangkan dalam tertentu. Sedangkan dalam

kehidupan modern, sekarang kehidupan modern, sekarang ini kita kenal disebut ini kita kenal disebut

”negara”.”negara”.

Aristoteles (384 -322 M), Aristoteles (384 -322 M), mengatakan bahwa manusia mengatakan bahwa manusia adalah Zoon Politicon yang artinya mahluk yang adalah Zoon Politicon yang artinya mahluk yang hidup berkelompok, selalu ingin bergaul dan hidup berkelompok, selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnyaberkumpul dengan sesama manusia lainnya. .

Lanjutan ………….

Page 8: Bab i-bentuk-negara-1

b.b. Makna BangsaMakna Bangsa

Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang memiliki Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang memiliki ciri-ciri : ciri-ciri : memiliki nama, wilayah tertentu, mitos memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama & solideritas tertentu.beberapa budaya yang sama & solideritas tertentu.

Dalam pengertian sosiologisDalam pengertian sosiologis , bangsa , bangsa termasuk ”kelompok paguyuban” termasuk ”kelompok paguyuban” yang secara kodrati ditakdirkan yang secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam suatu sepenanggungan di dalam suatu negara.negara.

Page 9: Bab i-bentuk-negara-1

Dalam pengertian politis, bangsa merupakan Dalam pengertian politis, bangsa merupakan sekelompok orang dalam suatu negara. Sedangkan sekelompok orang dalam suatu negara. Sedangkan masyarakat dalam arti sosiologis, merupakan masyarakat dalam arti sosiologis, merupakan sekelompok orang dalam suatu negara.sekelompok orang dalam suatu negara.

Lanjutan …………Lanjutan …………

Hans KohnHans Kohn (Jerman) bangsa adalah (Jerman) bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa mrp sejarah. Suatu bangsa mrp golongan yg beraneka ragam & golongan yg beraneka ragam & tidak bisa dirumuskan secara tidak bisa dirumuskan secara eksak.eksak.

Page 10: Bab i-bentuk-negara-1

F. RatzelF. Ratzel (Jerman) bangsa terbentuk karena adanya (Jerman) bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geo-politik).tinggalnya (paham geo-politik).

Otto BauerOtto Bauer (Jerman), bangsa adalah kelompok (Jerman), bangsa adalah kelompok manusia yg mempunyai kesamaan manusia yg mempunyai kesamaan karakter/perangai yang timbul karena kesamaan karakter/perangai yang timbul karena kesamaan nasib. nasib. Karakter, sikap dan perilaku yang menjadi Karakter, sikap dan perilaku yang menjadi

jatidiri bangsa.jatidiri bangsa. Ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan Ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan

bangsa lain.bangsa lain. Ernes RenanErnes Renan (Perancis) bangsa adalah sekelompok (Perancis) bangsa adalah sekelompok

manusia yang memiliki kehendak bersatu sehingga manusia yang memiliki kehendak bersatu sehingga merasa dirinya adalah satu. merasa dirinya adalah satu.

Lanjutan …………Lanjutan …………

Page 11: Bab i-bentuk-negara-1

Jalobsen dan LipmanJalobsen dan Lipman, , bangsa adalah suatu kesatuan bangsa adalah suatu kesatuan budaya (budaya (cultural unitycultural unity) dan kesatuan politik ) dan kesatuan politik ((political unitypolitical unity).).

Bung KarnoBung Karno, bangsa adalah :, bangsa adalah :a.a. RasRas, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ciri-, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ciri-

ciri jasmaniah sama yang dibawa sejak lahir.ciri jasmaniah sama yang dibawa sejak lahir.

b.b. VolkVolk, yaitu sekelompok orang yang sudah , yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai kesamaan dalam kebudayaan.mempunyai kesamaan dalam kebudayaan.

c.c. NatieNatie, yaitu sekelompok orang yang sudah , yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai persamaan kesadaran bernegara dan mempunyai persamaan kesadaran bernegara dan kesadaran berpolitik tanpa membedakan ras atau kesadaran berpolitik tanpa membedakan ras atau volkvolk, bahkan tidak lagi membedakan suku, agama, , bahkan tidak lagi membedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).ras dan antar golongan (SARA).

Lanjutan …………Lanjutan …………

Page 12: Bab i-bentuk-negara-1

Kata Negara berasal dari : state (Inggris), staat (Belanda dan Jerman), etat (Perancis), statum (Latin), yang berarti keadaan yang tegak dan tetap.Negara adalah organisasi yang Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, di dalamnya ada rakyat,

wilayah yang permanen, dan pemerintah yang wilayah yang permanen, dan pemerintah yang berdaulat (baik ke dalam maupun ke luar). berdaulat (baik ke dalam maupun ke luar). Dalam arti Dalam arti luas, negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) luas, negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan

kepentingan bersama.kepentingan bersama.

c.c. Makna NegaraMakna Negara

Pengertian NegaraPengertian Negara

Page 13: Bab i-bentuk-negara-1

NoNo Nama TokohNama Tokoh Pendapat Yang DikemukakanPendapat Yang Dikemukakan

1.1. GeorgeGeorgeJellinekJellinek

Negara adalah organisasi kekuasaan dari seke-Negara adalah organisasi kekuasaan dari seke-lompok manusia yang mendiami wilayah lompok manusia yang mendiami wilayah tertentu.tertentu.

2.2. Roger H. Roger H. SoltauSoltau

Negara adalah alat (Negara adalah alat (agencyagency) atau wewenang ) atau wewenang ((authorityauthority) yg mengatur atau mengendalikan ) yg mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.masyarakat.

3.3. Mr. KranenMr. Kranen-burg-burg

Negara adalah suatu organisasi yang timbul Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya kehendak dari suatu golongan karena adanya kehendak dari suatu golongan atau bangsa.atau bangsa.

Pendapat Para ahli :Pendapat Para ahli :

Page 14: Bab i-bentuk-negara-1

4.4. Karl MarxKarl Marx Negara adalah alat kelas yang berkuasa (Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum kaum borjuis/ kapitalisborjuis/ kapitalis) untuk menindas atau meng-) untuk menindas atau meng-eksploitasi kelas lain (eksploitasi kelas lain (proletariatproletariat/buruh)./buruh).

5.5. LogemannLogemann Negara adalah organisasi kemasyarakatan Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Organisasi itu adalah dengan kekuasaannya. Organisasi itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap.kerja tetap.

6.6. Max Max WeberWeber

Negara adalah suatu masyarakat yang mempu-Negara adalah suatu masyarakat yang mempu-nyai monopoli dalam penggunaan kekerasan nyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.fisik secara sah dalam suatu wilayah.

Lanjutan ………….

Page 15: Bab i-bentuk-negara-1

TINJAUAN TINJAUAN NEGARANEGARA

ORGANISASI KEKUASAAN :ORGANISASI KEKUASAAN : J.H.A. LogemanJ.H.A. Logeman, negara adalah , negara adalah suatu suatu organisasi kekuasaanorganisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur dan menyeleng yang bertujuan mengatur dan menyeleng--garakan masyarakat dengan kekuasaan tersebut. garakan masyarakat dengan kekuasaan tersebut. KranenburgKranenburg, negara , negara adalah suatu organisasi kekuasaan yg diciptakan oleh sekelompok adalah suatu organisasi kekuasaan yg diciptakan oleh sekelompok manusia yg disebut bangsa.manusia yg disebut bangsa.

ORGANISASI POLITIK :ORGANISASI POLITIK : Robert Mc. IverRobert Mc. Iver,, negara adalah suatu negara adalah suatu organisasi organisasi politikpolitik yang berbeda dengan organisasi lain, karena negara memiliki yang berbeda dengan organisasi lain, karena negara memiliki kedaulatan tertinggi dan keanggotaannya bersifat mengikat semua kedaulatan tertinggi dan keanggotaannya bersifat mengikat semua orang.orang.

ORGANISASI KESUSILAAN :ORGANISASI KESUSILAAN : G.W.F. HegelG.W.F. Hegel, negara adalah suatu , negara adalah suatu organisasi kesusilaanorganisasi kesusilaan yang timbul dari yang timbul dari sintesasintesa antara kemerdekaan antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individualindividual..

INTEGRALISTIK :INTEGRALISTIK : B. Spinoza, Adam Muller, B. Spinoza, Adam Muller, dan dan SoepomoSoepomo, , negara mrp negara mrp suatu integritassuatu integritas antara pemerintah dengan rakyat. Negara mengatasi antara pemerintah dengan rakyat. Negara mengatasi seluruh golongan dalam masyarakat dan merupakan suatu kesatuan seluruh golongan dalam masyarakat dan merupakan suatu kesatuan yang organis. yang organis.

Page 16: Bab i-bentuk-negara-1

Sifat Sifat Hakikat Hakikat NegaraNegara

1. Sifat Memaksa (negara memiliki mempunyai kekuatan fisik secara legal.

2. Sifat Monopoli (yaitu dalam menetap-kan tujuan bersama masyarakat.

3. Sifat Mencakup Semua (All-Embracing), yaitu semua peraturan perundang-undangan yg berlaku adalah untuk semua orang tanpa kecuali.

Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-nya negara, norma dasar (nya negara, norma dasar (fundamental normfundamental norm) yg menjadi tujuan, ) yg menjadi tujuan,

falsafah hidup yang ingin diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata falsafah hidup yang ingin diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah berkembang di dalam negara.nilai sosial-budaya yang telah berkembang di dalam negara.

Page 17: Bab i-bentuk-negara-1

Secara Teorit is :Secara Teorit is : Teori KetuhananTeori Ketuhanan ( (F. J. Stahl, Agustinus, Jean BodinF. J. Stahl, Agustinus, Jean Bodin), ),

bahwa negara terjadi atas kehendak Tuhan.bahwa negara terjadi atas kehendak Tuhan. Teori PerjanjianTeori Perjanjian (Thomas Hobbes, John Locke, J.J. (Thomas Hobbes, John Locke, J.J.

Rouseau, Montesquieu), bahwa negara terbentuk Rouseau, Montesquieu), bahwa negara terbentuk atas perjanjian antar manusia atau masyarakat (atas perjanjian antar manusia atau masyarakat (du du Contracts socialContracts social).).

Teori Kekuasaan Teori Kekuasaan (H.J. Laski, Leon Duguit, Karl Marx), (H.J. Laski, Leon Duguit, Karl Marx), bahwa negara dibentuk oleh kekuasaan yg memaksa, bahwa negara dibentuk oleh kekuasaan yg memaksa, monopoli dan mencakup semua.monopoli dan mencakup semua.

Terjadinya NegaraTerjadinya Negara

Page 18: Bab i-bentuk-negara-1

4.4. Teori Kedaulatan :Teori Kedaulatan :a.a. Kedaulatan NegaraKedaulatan Negara (P. Laband, G. Jellinek), bahwa (P. Laband, G. Jellinek), bahwa

kekuasaan tertinggi ada pada negara dan negaralah kekuasaan tertinggi ada pada negara dan negaralah yg menciptakan hukum.yg menciptakan hukum.

b.b. Kedaulatan HukumKedaulatan Hukum (Krabbe), bahwa hkm memegang (Krabbe), bahwa hkm memegang peranan penting dalam negara.peranan penting dalam negara.

5.5. Teori Hukum AlamTeori Hukum Alam (Plato, Aristoteles, Agustinus, T. (Plato, Aristoteles, Agustinus, T. Aquinas), bahwa hukum alam berlaku abadi, universal, Aquinas), bahwa hukum alam berlaku abadi, universal, tidak berubah, berlaku untuk suatu waktu dan tempat. tidak berubah, berlaku untuk suatu waktu dan tempat. Negara terjadi secara alamiah atas dasar manusia sbg Negara terjadi secara alamiah atas dasar manusia sbg mahluk sosial (mahluk sosial (Zoon Politicon and social beingZoon Politicon and social being). ).

Teori Hukum MurniTeori Hukum Murni, bahwa negara merupakan suatu , bahwa negara merupakan suatu kesatuan tata hukum yg bersifat memaksa/overmacht kesatuan tata hukum yg bersifat memaksa/overmacht ((wille das staateswille das staates).).

Page 19: Bab i-bentuk-negara-1

Terjadinya negara menurut pakar sejarah meliputi Terjadinya negara menurut pakar sejarah meliputi primer dan sekunder. Secara Primer meliputi : Suku – primer dan sekunder. Secara Primer meliputi : Suku – Kerajaan – Negara (Kerajaan – Negara (StaatStaat) – Negara Demokrasi (ideal). ) – Negara Demokrasi (ideal). Sedangkan secara Sekunder, yaitu meliputi de fakto Sedangkan secara Sekunder, yaitu meliputi de fakto

dan de jure.dan de jure.

Suku/Persekutuan Masyarakat (genootschaft)

Kerajaan (Rijk)

Negara Nasional

Negara Demokrasi

Pertumbuhan Primer dan SekunderPertumbuhan Primer dan Sekunder

Page 20: Bab i-bentuk-negara-1

PendudukanPendudukan ( (OccupatieOccupatie ))

PeleburanPeleburan ( ( FusiFusi ))

PenyerahanPenyerahan ( (CessieCessie ))

PenaikanPenaikan ( (AccesieAccesie ))

Penguasaan/ PencaplokanPenguasaan/ Pencaplokan ( (AnexatieAnexatie ) ) ProklamasiProklamasi ( ( Proclamation)Proclamation)

Pembentukan baruPembentukan baru ( ( InnovationInnovation )) PemisahanPemisahan ( ( SeparatismeSeparatisme ))

Pendekatan Pendekatan FaktualFaktual

Page 21: Bab i-bentuk-negara-1

Menurut Friedrich Hertz (Jerman), ada 4 unsur yg berpe-Menurut Friedrich Hertz (Jerman), ada 4 unsur yg berpe-ngaruh dalam terbentuknya suatu bangsa :ngaruh dalam terbentuknya suatu bangsa :

Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional.

Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya.kebebasan nasional sepenuhnya.

Keinginan akan kemandirian, keunggulan, Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan yang mandiri.individualitas, keaslian atau kekhasan yang mandiri.

Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise.pengaruh dan prestise.

2.2. Unsur-unsur Terbentuknya NegaraUnsur-unsur Terbentuknya Negara

a.a. Unsur-unsur Terbentuknya Unsur-unsur Terbentuknya BangsaBangsa

Page 22: Bab i-bentuk-negara-1

UNSUR-UNSUR UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA TERBENTUKNYA

NEGARANEGARADEKLARATIDEKLARATI

FF

DE FACTODE FACTO DE JUREDE JURE

TIDAK TIDAK MUTLAKMUTLAK

KONSTITUTIFKONSTITUTIF

RAKYATRAKYAT WILAYAHWILAYAH PEMERINTAPEMERINTAH H

BERDAULATBERDAULAT

MUTLAKMUTLAK

b.b. Unsur-unsur Terbentuknya Unsur-unsur Terbentuknya NegaraNegara

Page 23: Bab i-bentuk-negara-1

Menurut Menurut OppenheimerOppenheimer dan dan LauterpachtLauterpacht, suatu negara , suatu negara harus memenuhi syarat: rakyat yg bersatu, wilayah, harus memenuhi syarat: rakyat yg bersatu, wilayah, pemerintah yg berdaulat & pengakuan dari negara lain. pemerintah yg berdaulat & pengakuan dari negara lain.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Menurut Menurut Konvensi MontevideoKonvensi Montevideo 1933, negara harus 1933, negara harus mempunyai empat unsur konstitutif :mempunyai empat unsur konstitutif :

1.1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga negara) atau bangsa (negara) atau bangsa (staatsvolkstaatsvolk) ; ) ;

2.2. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan; Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan;

3.3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yg Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yg berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat; dan berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat; dan

4.4. Kesanggupan berhubungan dgn negara-negara lain.Kesanggupan berhubungan dgn negara-negara lain.

Page 24: Bab i-bentuk-negara-1

RAKYATRAKYAT

BUKAN BUKAN PENDUDUPENDUDU

KK

PENDUDPENDUDUKUK

WARGA WARGA NEGARANEGARA

BUKAN BUKAN WARGA WARGA NEGARANEGARA

RakyatRakyat

Secara sosiologisSecara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia , rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

Secara hukumSecara hukum, rakyat mrp warga negara dlm suatu , rakyat mrp warga negara dlm suatu negara yg memiliki ikatan hukum dgn pemerintah. negara yg memiliki ikatan hukum dgn pemerintah.

Page 25: Bab i-bentuk-negara-1

Warga negara & bukan warga memiliki Warga negara & bukan warga memiliki hakhak dan dan kewajibankewajiban yang berbeda. yang berbeda.

Lanjutan ………….

Tinjauan Umum Tentang Rakyat :Tinjauan Umum Tentang Rakyat :• Secara Secara politispolitis, rakyat adalah semua orang yang berada , rakyat adalah semua orang yang berada

dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni negara yang tunduk pada kekuasaan negara itu. negara yang tunduk pada kekuasaan negara itu.

• Secara Secara sosiologissosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia , rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

• Secara Secara hukumhukum, rakyat merupakan warga negara dalam , rakyat merupakan warga negara dalam suatu negara yg memiliki ikatan hukum dgn pemerintah. suatu negara yg memiliki ikatan hukum dgn pemerintah.

Page 26: Bab i-bentuk-negara-1

Daratan Indonesia = 35 % terdiri dari Daratan Indonesia = 35 % terdiri dari ±± 17508 pulau 17508 pulau besar & kecil, luas = 2.028.087 km2.besar & kecil, luas = 2.028.087 km2.

Batas wilayah daratan suatu negara, dapat berupa :Batas wilayah daratan suatu negara, dapat berupa :

1)1) Batas AlamiahBatas Alamiah, dalam bentuk : sungai, danau, , dalam bentuk : sungai, danau, pegunungan, lembah, dan hutan.pegunungan, lembah, dan hutan.

2)2) Batas BuatanBatas Buatan, dalam bentuk : pagar tembok, kawat , dalam bentuk : pagar tembok, kawat berduri, tiang tembok, pos penjagaan dan patok.berduri, tiang tembok, pos penjagaan dan patok.

3)3) Batas secara GeografisBatas secara Geografis, adanya garis lintang & bujur , adanya garis lintang & bujur dalam bola dunia. Misalnya letak negara Indonesia dalam bola dunia. Misalnya letak negara Indonesia secara geografis berada pd lintang 60 LU, 110 LS, secara geografis berada pd lintang 60 LU, 110 LS, 950 BB – 1410 BT.950 BB – 1410 BT.

Wilayah DaratanWilayah Daratan

Page 27: Bab i-bentuk-negara-1

Wilayah lautan berupa : samudra, laut, selat, danau & Wilayah lautan berupa : samudra, laut, selat, danau & sungai dalam batas wilayah negara. sungai dalam batas wilayah negara.

Berpedoman pd Hasil Konferensi Hukum Laut Internasio-Berpedoman pd Hasil Konferensi Hukum Laut Internasio-nal III 1982 di Montigo By oleh PBB, yaitu UNCLOS nal III 1982 di Montigo By oleh PBB, yaitu UNCLOS ((United Nations conference on The Law of The SeaUnited Nations conference on The Law of The Sea). ).

Ditandatangani tgl 10 Des 1982 oleh 119 negara peserta Ditandatangani tgl 10 Des 1982 oleh 119 negara peserta (117 negara dan 2 organisasi kebangsaan di dunia).(117 negara dan 2 organisasi kebangsaan di dunia).

Sejak 16 Nov 1993 telah diratifikasi oleh 60 negara & Sejak 16 Nov 1993 telah diratifikasi oleh 60 negara & menjadi menjadi hukum positif hukum positif sejak 16 Nov 1994.sejak 16 Nov 1994.

Negara yg tidak memiliki lautan (Negara yg tidak memiliki lautan (land lockedland locked). ). Negara yang memiliki wilayah lautan dengan Negara yang memiliki wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya (pulau-pulau di dalamnya (archipelago state)archipelago state)..

Wilayah LautanWilayah Lautan

Page 28: Bab i-bentuk-negara-1

Negara Republik Indonesia memiliki luas wilayah Negara Republik Indonesia memiliki luas wilayah laut 65% dan panjang pantai 81.000 Km.laut 65% dan panjang pantai 81.000 Km.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Perjuangan Wilayah Laut Indonesia :Perjuangan Wilayah Laut Indonesia : Sejak Proklamasi, 3 mil laut yaitu Sejak Proklamasi, 3 mil laut yaitu Territoriale Zee En Territoriale Zee En

Maritieme Kringen Ordonantie (TZMKO Maritieme Kringen Ordonantie (TZMKO 1939). 1939).

Deklarasi Djuanda 13 Des 1957 (12 mil laut). UU No. Deklarasi Djuanda 13 Des 1957 (12 mil laut). UU No. 4/Prp Tahun 1960.4/Prp Tahun 1960.

Konferensi PBB tentang hukum laut tahun 1958. Ta-Konferensi PBB tentang hukum laut tahun 1958. Ta-hun 1982, dicantumkan asas negara kepulauan da-hun 1982, dicantumkan asas negara kepulauan da-lam UNCLOS 82 lam UNCLOS 82 (United Nations Conference on The (United Nations Conference on The Law of The Sea) Law of The Sea) Indonesia meratifikasi melalui UU Indonesia meratifikasi melalui UU No. 17 Tahun 1985 – 31 Des 1985.No. 17 Tahun 1985 – 31 Des 1985.

Page 29: Bab i-bentuk-negara-1

Traktat multilateral tentang batas laut : Laut Traktat multilateral tentang batas laut : Laut Teritorial (LT)12 mil, Zona Bersebelahan (ZB) 24 Teritorial (LT)12 mil, Zona Bersebelahan (ZB) 24 mil, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil & Landas mil, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil & Landas Benua (LB) 400 mil.Benua (LB) 400 mil.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

DARATANNEGARA(B)

LAUT

12 Mil 200 Mil12 Mil

200 M

≥ 200 Mil

(LANDAS KONTINEN)

(ZEE)(LB)(LT) (ZB)

Page 30: Bab i-bentuk-negara-1

Pasal 1 Konvensi Paris 1919 menyatakan bahwa negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasi di wila-yah udaranya.

Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) ” Bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan yg utuh dan ekslusif di ruang udara di atas wilayahnya”.

Berdasarkan UU Negara Indonesia No. 20 Tahun 1982, batas wilayah kedaulatan dirgantara ter-masuk orbit geo-stationer setinggi 35.671 km.

Wilayah UdaraWilayah Udara

Page 31: Bab i-bentuk-negara-1

Dua Teori Tentang Konsepsi Wilayah Udara, yaituDua Teori Tentang Konsepsi Wilayah Udara, yaitu : :

1.1. Teori Udara BebasTeori Udara Bebas ( (Air Freedom TheoryAir Freedom Theory)) a. Kebebasan ruang udara tanpa batas (wilayah a. Kebebasan ruang udara tanpa batas (wilayah udara dapat digunakan oleh siapa pun). udara dapat digunakan oleh siapa pun). b. Kebebasan udara terbatas (setiap negara berhak b. Kebebasan udara terbatas (setiap negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk keamanan mengambil tindakan tertentu untuk keamanan dan keselamatannya.dan keselamatannya.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Pada negara kolong hanya mempunyai hak atas Pada negara kolong hanya mempunyai hak atas wilayah/ zona teritorial.wilayah/ zona teritorial.

Page 32: Bab i-bentuk-negara-1

2. Teori Negara Berdaulat di Udara2. Teori Negara Berdaulat di Udara ( ( The Air The Air Sovereagnty)Sovereagnty) a. a. Teori KeamananTeori Keamanan (suatu negara mempunyai (suatu negara mempunyai kedaulatan yg diperlukan untuk menjaga kedaulatan yg diperlukan untuk menjaga keamanannya. keamanannya. b. b. Teori Pengawasan CooperTeori Pengawasan Cooper ( ( Cooper’s Control Cooper’s Control TheoryTheory ), bahwa kedaulatan negara ), bahwa kedaulatan negara ditentukan ditentukan oleh kemampuan negara ybs untuk oleh kemampuan negara ybs untuk mengawasi mengawasi wilayah diatasnya secara f isik dan i lmiah.wilayah diatasnya secara f isik dan i lmiah. c. c. Teori UdaraTeori Udara ( ( SchacterSchacter ), bahwa wilayah udara ), bahwa wilayah udara itu i tu haruslah smp suatu ketinggian di mana haruslah smp suatu ketinggian di mana udara udara masih cukup mampu mengangkat masih cukup mampu mengangkat /mengapung-/mengapung- kan balon dan pesawat udara.kan balon dan pesawat udara.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 33: Bab i-bentuk-negara-1

Daerah ekstrateritorial mencakup :Daerah ekstrateritorial mencakup :

Daerah perwakilan diplomatik di suatu Daerah perwakilan diplomatik di suatu negara.negara.

Kapal yang berlayar di bawah bendera Kapal yang berlayar di bawah bendera suatu negara. suatu negara.

Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah negara itu. negara yang berada di luar wilayah negara itu. Dasar Konggres Wina (1815) dan Kongres Dasar Konggres Wina (1815) dan Kongres Aachen (1818).Aachen (1818).

Wilayah EkstrateritorialWilayah Ekstrateritorial

Page 34: Bab i-bentuk-negara-1

1.1. KedaulatanKedaulatan adalah, kekuasaan tert inggi dalam adalah, kekuasaan tert inggi dalam suatu negara yang berlaku terhadap seluruh suatu negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat negara itu. wilayah dan segenap rakyat negara itu.

2.2. Pemerintah berdaulatPemerintah berdaulat adalah pemerintah yang adalah pemerintah yang memiliki kekuasaan tert inggi dalam mengatur memiliki kekuasaan tert inggi dalam mengatur rakyat dan negaranya baik secara internal rakyat dan negaranya baik secara internal maupun eksternal.maupun eksternal.

Kata kedaulatan atau “daulat” berasal dari kata Kata kedaulatan atau “daulat” berasal dari kata daulahdaulah (Arab) (Arab) sovereignitysovereignity (Inggris), (Inggris), souvereiniteitsouvereiniteit (Perancis), (Perancis), supremussupremus (Latin), dan (Latin), dan souvranitasouvranita ((Italia), yang berarti ((Italia), yang berarti

“kekuasaan tertinggi”. “kekuasaan tertinggi”.

Pemerintah Yang BerdaulatPemerintah Yang Berdaulat

Page 35: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Menurut Menurut Jean Bodin Jean Bodin (1500-1596), bahwa (1500-1596), bahwa kedaulatan kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu negara.dalam suatu negara.

Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok :Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok : AsliAsli tidak berasal dari kekuasaan lain. tidak berasal dari kekuasaan lain. PermanenPermanen kekuasaan tetap ada selama kekuasaan tetap ada selama

negara itu berdiri.negara itu berdiri. TunggalTunggal merupakan satu-satunya kekuasaan merupakan satu-satunya kekuasaan

tertinggi dalam negara yang tidak dibagi-bagikan.tertinggi dalam negara yang tidak dibagi-bagikan. Tidak terbatasTidak terbatas tidak dibatasi oleh kekuasaan tidak dibatasi oleh kekuasaan

lain. lain.

Page 36: Bab i-bentuk-negara-1

Kedaulatan pemerintah dapat Kedaulatan pemerintah dapat dibedakan :dibedakan : Kedaulatan ke dalam. Kedaulatan ke dalam.

Kedaulatan ke luar.Kedaulatan ke luar.

Lanjutan ……………Lanjutan ……………

Pemerintah adalah lembaga, atau orang yang bertugas Pemerintah adalah lembaga, atau orang yang bertugas mengatur dan memajukan negara dengan rakyatnya.mengatur dan memajukan negara dengan rakyatnya. Pemerintah Pemerintah dalam arti sempitdalam arti sempit, (eksekutif), (eksekutif)

Pemerintah Pemerintah dalam arti luasdalam arti luas, adalah keseluruhan alat , adalah keseluruhan alat perlengkapan negara.perlengkapan negara.

Page 37: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Beberapa teori tentang kedaulatan oleh para ahli :Beberapa teori tentang kedaulatan oleh para ahli :

1.1. Kedaulatan TuhanKedaulatan Tuhan (Agustinus, T. Aquinas, Marsillius), bahwa raja (Agustinus, T. Aquinas, Marsillius), bahwa raja atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan.atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan.

2.2. Kedaulatan RajaKedaulatan Raja (N. Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes), (N. Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes), Kedaulatan negara terletak di tangan raja sebagai penjelmaan Kedaulatan negara terletak di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak Tuhan. kehendak Tuhan.

3.3. Kedaulatan NegaraKedaulatan Negara (George Jellinek, Paul Laband (George Jellinek, Paul Laband), bahwa ), bahwa kkekuasaan pemerintah bersumber dari kedaulatan negara.ekuasaan pemerintah bersumber dari kedaulatan negara.

4.4. Kedaulatan HukumKedaulatan Hukum (Krabbe, Immanuel Kant, Kranenburg (Krabbe, Immanuel Kant, Kranenburg), bahwa ), bahwa kekuasaan hkm merupakan kekuasaan tertinggi di dalam negara.kekuasaan hkm merupakan kekuasaan tertinggi di dalam negara.

5.5. Kedaulatan RakyatKedaulatan Rakyat (John Locke, Montesquieu, J.J. Rousseau (John Locke, Montesquieu, J.J. Rousseau), ), bahwa rbahwa rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh individu-akyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian masyarakat (individu melalui perjanjian masyarakat (social contract)social contract)..

Page 38: Bab i-bentuk-negara-1

Dasar Pertimbangan :Dasar Pertimbangan :

1.1. Adanya kekhawatiran akan kelangsungan Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidupnya.hidupnya.

2.2. Ketentuan hukum alam.Ketentuan hukum alam.

PENGAKUAN DARI PENGAKUAN DARI NEGARA LAINNEGARA LAIN

DE FACTODE FACTO DE JUREDE JURE

BERSIFAT BERSIFAT SEMENTARASEMENTARA

BERSIFAT TETAPBERSIFAT TETAP

BERSIFAT TETAPBERSIFAT TETAP

BERSIFAT PENUHBERSIFAT PENUH

UNSUR UNSUR DEKLARATIFDEKLARATIF

Pengakuan Dari Negara LainPengakuan Dari Negara Lain

Page 39: Bab i-bentuk-negara-1

(Indikator)(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan Menguraikan sifat hakikat negarasifat hakikat negara Mendeskripsikan fungsi dan tujuan Mendeskripsikan fungsi dan tujuan

negaranegara Menganalisis bentuk negara dan bentuk Menganalisis bentuk negara dan bentuk

kenegaraankenegaraan

Page 40: Bab i-bentuk-negara-1

Fungsi Dan Tujuan NegaraFungsi Dan Tujuan Negara 1.1. Fungsi NegaraFungsi Negara2.2. Tujuan NegaraTujuan Negara3.3. Faham Tentang Faham Tentang

Tujuan NegaraTujuan Negara

Bentuk NegaraBentuk Negara

Bentuk KenegaraanBentuk Kenegaraan

1.1. KoloniKoloni2.2. ProtektoratProtektorat3.3. MandatMandat4.4. TrusteeTrustee5.5. DominionDominion6.6. UniUni

1.1. KesatuanKesatuan2.2. SerikatSerikat

Negara & Negara & Bentuk Bentuk

KenegaraanKenegaraan

Page 41: Bab i-bentuk-negara-1

Fungsi negara (Fungsi negara (minimalminimal ))1.1. Sebagai Stabilisator (Sebagai Stabilisator ( law and orderlaw and order ), ),

2.2. Mengusahakan kesejahteraan & kemakmuran Mengusahakan kesejahteraan & kemakmuran rakyatnya; rakyatnya;

3.3. Mengusahakan Mengusahakan Pertahanan & menjaga serangan dr Pertahanan & menjaga serangan dr luar; luar;

4.4. Menegakkan keadilan.Menegakkan keadilan.Menurut Menurut Charles E. MerriamCharles E. Merriam, , 1.1. Keamanan ekstern; Keamanan ekstern; 2.2. Ketertiban intern; Ketertiban intern; 3.3. Keadilan; Keadilan; 4.4. Kesejehateraan umum; Kesejehateraan umum; 5.5. Kebebasan.Kebebasan.

3.3. Hakikat Negara & Bentuk-bentuk KenegaraanHakikat Negara & Bentuk-bentuk Kenegaraan

a.a. Fungsi NegaraFungsi Negara

Page 42: Bab i-bentuk-negara-1

MontesquieuMontesquieu, , fungsi negara fungsi negara mencakup tiga tugas pokok mencakup tiga tugas pokok ““Trias PoliticaTrias Politica” :” :1.1. Fungsi Fungsi Legislatif.Legislatif.

2.2. Fungsi Fungsi Eksekutif.Eksekutif.

3.3. Fungsi Fungsi Yudikatif.Yudikatif.

Menurut Para Ahli Menurut Para Ahli

GoodnowGoodnow, fungsi , fungsi negara ada dua :negara ada dua :1.1. Policy MakingPolicy Making..

2.2. Policy ExecutingPolicy Executing..

Mohammad Kusnardi, S.H.Mohammad Kusnardi, S.H. , fungsi negara ada , fungsi negara ada dua :dua :

1.1. Menjamin ketertiban (Menjamin ketertiban ( law and orderlaw and order ).).

2.2. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.rakyat.

Page 43: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Pandangan Lain Tentang Tugas Negara, yaituPandangan Lain Tentang Tugas Negara, yaitu : :

1.1. Mengendalikan dan mengatur gejala kekuasaan Mengendalikan dan mengatur gejala kekuasaan sosial yang bertentangan satu dengan lainnya agar sosial yang bertentangan satu dengan lainnya agar tidak membahayakan.tidak membahayakan.

2.2. Mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan Mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan ke arah tercapainya tujuan manusia dan golongan ke arah tercapainya tujuan dari masyarakat seluruhnya.dari masyarakat seluruhnya.

Tugas Negara Secara Tugas Negara Secara Umum :Umum :

1.1. Tugas Esensial.Tugas Esensial.2.2. Tugas Fakultat if .Tugas Fakultat if .

Page 44: Bab i-bentuk-negara-1

Pada umumnya, suatu negara didirikan dengan Pada umumnya, suatu negara didirikan dengan tujuan untuk :tujuan untuk : Menciptakan kesejahteraan Menciptakan kesejahteraan Mewujudkan ketertiban dan ketenteraman. Mewujudkan ketertiban dan ketenteraman.

Semua rakyat yang menjadi bagiannya.Semua rakyat yang menjadi bagiannya.

b.b. Tujuan Tujuan NegaraNegara

Tujuan masing-masing negara sangat Tujuan masing-masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial dipengaruhi oleh tata nilai sosial

budaya, kondisi geografis, sejarah budaya, kondisi geografis, sejarah terbentuknya, serta politik dari terbentuknya, serta politik dari

penguasa yang bersangkutan.penguasa yang bersangkutan.

Page 45: Bab i-bentuk-negara-1

1.1. Ajaran Ajaran PlatoPlato , negara bertujuan utk memajukan kesusilaan , negara bertujuan utk memajukan kesusilaan manusia, sbg perseorangan (individu) & sbg makhluk manusia, sbg perseorangan (individu) & sbg makhluk sosial. sosial.

2.2. Ajaran Negara Kekuasaan (Ajaran Negara Kekuasaan ( Machiavell i dan Shang YangMachiavell i dan Shang Yang ), ), negara bertujuan utk memperluas kekuasaan semata-negara bertujuan utk memperluas kekuasaan semata-mata.mata.

3.3. Ajaran Ajaran TheokratisTheokratis (Kedaulatan Tuhan), tujuan negara (Kedaulatan Tuhan), tujuan negara untuk men-capai penghidupan dan kehidupan aman dan untuk men-capai penghidupan dan kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan tenteram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan (Tuhan ( T. Aquinas, AgustinusT. Aquinas, Agustinus ).).

4.4. Ajaran Ajaran Negara HukumNegara Hukum , negara bertujuan untuk menyeleng-, negara bertujuan untuk menyeleng-garakan ketertiban hukum dengan berdasarkan dan berpe-garakan ketertiban hukum dengan berdasarkan dan berpe-doman kepada hukum (doman kepada hukum ( Immanuel KantImmanuel Kant ).).

5.5. Negara kesejahteraan (Negara kesejahteraan ( welfare statewelfare state ), tujuan negara ), tujuan negara adalah mewujudkan kesejahteraan umum (adalah mewujudkan kesejahteraan umum ( Mr. R. Mr. R. KranenburgKranenburg ).).

Pandangan Para Ahli Tentang Tujuan Negara Pandangan Para Ahli Tentang Tujuan Negara

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 46: Bab i-bentuk-negara-1

Pandangan Fasisme :Pandangan Fasisme :

Negara bukan ciptaan rakyat melainkan ciptaan Negara bukan ciptaan rakyat melainkan ciptaan orang kuat. orang kuat.

Negara wajib ”menggembleng” dan mengisi jiwa Negara wajib ”menggembleng” dan mengisi jiwa rakyat secara totaliter, diktatorial, dan rakyat secara totaliter, diktatorial, dan nasionalisme. nasionalisme.

Teori Teori Fasisme Fasisme Kata fasisme berasal dari kata “Kata fasisme berasal dari kata “ fasciofascio ” = ” = “kelompok politik”. Muncul istilah “kelompok politik”. Muncul istilah Fascio de Fascio de Combattimento atauCombattimento atau “Barisan Tempur”, yg “Barisan Tempur”, yg dipraktikkan di Italia pada zaman B. Mussolini dipraktikkan di Italia pada zaman B. Mussolini (1883-1945).(1883-1945).

Page 47: Bab i-bentuk-negara-1

Ciri-ciri Negara Fasis :Ciri-ciri Negara Fasis :a.a. Ditandai oleh kediktatoran satu partai yang kaku;Ditandai oleh kediktatoran satu partai yang kaku;b.b. Adanya penindasan terhadap oposisi;Adanya penindasan terhadap oposisi;c.c. Menganut paham nasionalisme yang sempit;Menganut paham nasionalisme yang sempit;d.d. Seluruh aspek kehidupan warga negara diatur, Seluruh aspek kehidupan warga negara diatur,

dikontrol, dan dikendlikan secara ketat oleh dikontrol, dan dikendlikan secara ketat oleh pemerintah fasis yang sentral ist is;pemerintah fasis yang sentral ist is;

e.e. Moralitas sering diabaikan demi mencapai tujuan Moralitas sering diabaikan demi mencapai tujuan negara fasis;negara fasis;

f.f. Pengaturan perekonomian sangat sentralist is;Pengaturan perekonomian sangat sentralist is;g.g. Tujuan negara fasis adalah “Imperium Dunia”. Tujuan negara fasis adalah “Imperium Dunia”.

Pemimpin bercita-cita untuk mempersatukan Pemimpin bercita-cita untuk mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi satu negara semua bangsa di dunia menjadi satu negara atau kekuatan bersama.atau kekuatan bersama.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 48: Bab i-bentuk-negara-1

Teori IndividualismeTeori Individualisme

IndividualismeIndividualisme dalam art i luas adalah dalam art i luas adalah perjuangan menuju kebebasan atau perjuangan menuju kebebasan atau

l iberalisme. Negara hanya l iberalisme. Negara hanya berfungsi berfungsi sebagai sebagai “Penjaga Malam”. “Penjaga Malam”.

Dalam arti ekonomisDalam arti ekonomis, bahwa , bahwa kebebasan dalam kehidupan kebebasan dalam kehidupan ekonomi tidak boleh dibatasi oleh ekonomi tidak boleh dibatasi oleh pemerintah atau masyarakat.pemerintah atau masyarakat.

Dalam arti politisDalam arti politis, , Negara ada untuk individu, bukan Negara ada untuk individu, bukan individu untuk negara.individu untuk negara.

Page 49: Bab i-bentuk-negara-1

Teori Sosialisme Teori Sosialisme

SosialismeSosialisme menentang kemutlakan mil ik menentang kemutlakan mil ik pribadi dan menyokong pemakaian milik pribadi dan menyokong pemakaian milik

pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum.pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum.

Sosialisme sebagai tahap Sosialisme sebagai tahap transisi transisi menuju komunisme. menuju komunisme.

Pada tahap Pada tahap komunismekomunisme, , hak milik hak milik pribadi, kelas-kelas, dan negara benar-pribadi, kelas-kelas, dan negara benar-benar dihapus; benar dihapus;

Sarana-sarana produksi dimiliki secara Sarana-sarana produksi dimiliki secara bersama-sama negara tanpa kelas.bersama-sama negara tanpa kelas.

Page 50: Bab i-bentuk-negara-1

Persamaan dan perbedaan antara Sosial isme dan Persamaan dan perbedaan antara Sosial isme dan Komunisme Komunisme

Persamaan Sosialisme Persamaan Sosialisme dan Komunismedan Komunisme

PerbedaanPerbedaan

SosialismeSosialisme KomunismeKomunisme

Negara mempunyai hak Negara mempunyai hak campur tangan dalam campur tangan dalam berbagai segi kehidupan berbagai segi kehidupan masyarakat. Hal ini masyarakat. Hal ini dilakukan demi terca-dilakukan demi terca-painya tujuan negara, painya tujuan negara, yaitu yaitu memberi Kebaha-memberi Kebaha-giaan yang sebesar-giaan yang sebesar-besarnya dan merata besarnya dan merata bagi setiap anggotabagi setiap anggotamasyarakatmasyarakat..

a.a. Negara masih Negara masih mengakui hak milik mengakui hak milik pribadi atas alat pribadi atas alat produksi terbatas.produksi terbatas.

b.b. Untuk menciptakan Untuk menciptakan kesejahteraan kesejahteraan bersama, negara bersama, negara menggunakan cara-menggunakan cara-cara damai.cara damai.

c.c. Keberadaan negara Keberadaan negara diperlukan untuk diperlukan untuk selama-lamanya.selama-lamanya.

a.a. Negara melakukan Negara melakukan hak milik pribadi hak milik pribadi atas alat produksi.atas alat produksi.

b.b. Untuk menciptakan Untuk menciptakan kesejahteraan ber-kesejahteraan ber-sama secara revolu-sama secara revolu-sioner, negara sioner, negara menghalalkan segala menghalalkan segala cara.cara.

c.c. Keberadaan negara Keberadaan negara hanya sementara hanya sementara waktu diperlukan.waktu diperlukan.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 51: Bab i-bentuk-negara-1

Teori Integralistik Teori Integralistik

Paham Integralist ik, beranggapan bahwa negara Paham Integralist ik, beranggapan bahwa negara didir i-kan bukan hanya untuk kepentingan didir i-kan bukan hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan tertentu saja, tetapi perorangan atau golongan tertentu saja, tetapi juga untuk kepentingan seluruh masyarakat juga untuk kepentingan seluruh masyarakat negara yang bersangkutan.negara yang bersangkutan.

Paham integralistik Indonesia pertama kali dikemukakan oleh Prof. Dr. Soepomo.

Merupakan aliran pemikiran yg paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia yg kekeluargaan..

Gagasan ini kemudian menjadi dasar terbentuknya Gagasan ini kemudian menjadi dasar terbentuknya Tujuan Negara Republik Indonesia, seperti termaktub Tujuan Negara Republik Indonesia, seperti termaktub

dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV.dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV.

Page 52: Bab i-bentuk-negara-1

4.4. Bentuk Negara Dan Bentuk KenegaraanBentuk Negara Dan Bentuk Kenegaraan

Jika ditinjau dari sifat hubungan dan cara Jika ditinjau dari sifat hubungan dan cara pengelolaan suatu negara baik ke dalam maupun ke pengelolaan suatu negara baik ke dalam maupun ke

luar, maka dapat dibedakan antara “Bentuk Negara” luar, maka dapat dibedakan antara “Bentuk Negara” dengan “Bentuk Kenegaraan”.dengan “Bentuk Kenegaraan”.

PerihalPerihal PengertianPengertian ContohContoh

Bentuk Bentuk NegaraNegara

Apabila hubungan atau ikatan Apabila hubungan atau ikatan itu itu

““merupakan suatu negara”merupakan suatu negara”

Negara KesatuanNegara Kesatuan Negara SerikatNegara Serikat

BentukBentukKenegaraaKenegaraa

nn

Apabila hubungan atau ikatan Apabila hubungan atau ikatan itu itu

““ tidak merupakan suatu tidak merupakan suatu negara”negara”

Perserikatan Perserikatan NegaraNegara

Daerah Mandat, Daerah Mandat, dll.dl l.

Bentuk NegaraBentuk Negara

Page 53: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

BENTUKNEGARA

NEGARAKESATUAN

NEGARASERIKAT

Negara KesatuanNegara Kesatuan, adlh , adlh negara merdeka dan negara merdeka dan berdaulat yg pemerinta-berdaulat yg pemerinta-hannya diatur oleh pe-hannya diatur oleh pe-merintah pusat. Negara merintah pusat. Negara Kesatuan ada sentra-Kesatuan ada sentra-lisasi & desentralisasi.lisasi & desentralisasi.

Negara Serikat, mrp bentuk gabungan beberapa negara bagian (tidak berdau-lat) yg menyerahkan sebagian urusannya kepada pemerintah pusat yg menyang-kut kepentingan bersama dlm beberapa urusan.

Page 54: Bab i-bentuk-negara-1

Pada negara Pada negara serikat, jabatan serikat, jabatan Kepala Negara Kepala Negara bagian antara bagian antara

lain : Gubernur lain : Gubernur (AS, Australia). (AS, Australia).

Negara Negara Indonesia Indonesia

Serikat (27 Des Serikat (27 Des 1949 s.d. 17 1949 s.d. 17 Ags 1950).Ags 1950).

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

NEGARA BAGIAN

A

NEGARA BAGIAN

B

NEGARA BAGIAN

C

NEGARA SERIKAT

Pemerintah Pusat Negara Serikat :- Pemegang Kedaulatan ke luar- Berperan thd negara bagian

Page 55: Bab i-bentuk-negara-1

Konfederasi, mrp gabungan beberapa

negara yg anggotanya masing-masing berdaulat

penuh baik ke dalam/ke luar.

Ikatan tsb dibuat atas dasar

perjanjian baik tentang politik LN, pertahanan dsb.

NEGARA ANGGOTA

A

NEGARA ANGGOTA

B

NEGARA ANGGOTA

C

PERSERIKATAN NEGARA PERSERIKATAN NEGARA

Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Perserikatan Negara :Perserikatan Negara :

- Kurang berperan thd negara anggota - Kurang berperan thd negara anggota - Hanya merupakan lambang- Hanya merupakan lambang

Bentuk KenegaraanBentuk Kenegaraan

Page 56: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Bentuk-Bentuk-bentuk bentuk

Kenegaraan Kenegaraan Pada Pada

Umumnya :Umumnya :

1. Koloni

2. Protektorat

3. Mandat

4. Trustee (Perwalian)

5. Dominion

6. Unia. Uni Personil;b. Uni Riil;c. Uni Zui Generalis.

Page 57: Bab i-bentuk-negara-1

(Indikator)(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian Menguraikan pengertian Negara Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaRepublik Indonesia

Mendeskripsikan Mendeskripsikan fungsi Negara Kesatuan Negara fungsi Negara Kesatuan Negara Republik IndonesiaRepublik Indonesia

Menganalisis tujuan Negara Kesatuan Republik Menganalisis tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Indonesia.

Mendeskripsikan semangat kebangsaan, Mendeskripsikan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 58: Bab i-bentuk-negara-1

Pengertian NKRIPengertian NKRI

Fungsi & Tujuan NKRIFungsi & Tujuan NKRI

NEGARA NEGARA KESATUAN KESATUAN REPUBLIK REPUBLIK INDONESIAINDONESIA

FungsiFungsi

TujuanTujuan

Semangat Kebangsaan Semangat Kebangsaan

NasionalismeNasionalisme

PatriotismePatriotisme

Page 59: Bab i-bentuk-negara-1

NKRI adalah negara kepulauan yang terbentang pada NKRI adalah negara kepulauan yang terbentang pada 06.080 Lintang Utara (LU) – 11.150 Lintang Selatan (LS) 06.080 Lintang Utara (LU) – 11.150 Lintang Selatan (LS)

dan 94.450 – 141.050 Bujur Timur (BT) yang diapit oleh dua dan 94.450 – 141.050 Bujur Timur (BT) yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Indonesia benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Indonesia

dan Pasifik).dan Pasifik).

5.5. Pengertian NKRIPengertian NKRI

Tonggak sejarah berdirinya NKRI :Tonggak sejarah berdirinya NKRI :• Berdirinya Budi Utomo (1908) sbg tonggak perintis.Berdirinya Budi Utomo (1908) sbg tonggak perintis.• Lahirnya Konggres Pemuda II pada tanggal 28 Lahirnya Konggres Pemuda II pada tanggal 28

Oktober 1928 sebagai tonggak penegas. Oktober 1928 sebagai tonggak penegas. • Diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia tgl 17 Diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia tgl 17

Agustus 1945 sebagai tonggak pendobrak.Agustus 1945 sebagai tonggak pendobrak.

Page 60: Bab i-bentuk-negara-1

Berdirinya NKRI, memiliki fungsi yaitu, sebagai

pengatur kehidupan

dalam negara untuk

menciptakan tujuan-tujuan

negara.

6.6. Fungsi Dan Tujuan NKRIFungsi Dan Tujuan NKRI

Fungsi-fungsi negara scr umum mencakup : • Sebagai Stabil isator.

• Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

• Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemung-kinan serangan dari luar.

• Menegakkan keadilan.

Page 61: Bab i-bentuk-negara-1

Tujuan negara, ditujukan utk mengarahkan segala kegiatan dan sekaligus menjadi pedoman dlm penyusunan & pengen-dalian alat kelengkapan negara serta kehidupan rakyatnya.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Fungsi dan sekaligus tujuan NKRIyaitu mencakup : • Melindungi Segenap Bangsa

Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia,

• Memajukan Kesejahteraan Umum,

• Mencerdaskan Kehidupan Bangsa,

• Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang Berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian Abadi, dan Keadilan Sosial.

Bagi NKRI, Bagi NKRI, bahwa fungsi bahwa fungsi

negara negara sekaligus mrp sekaligus mrp tujuan negara tujuan negara

yang ingin yang ingin dicapai sesuai dicapai sesuai

Pembukaan Pembukaan UUD 1945.UUD 1945.

Page 62: Bab i-bentuk-negara-1

7.7. Semangat Nasionalisme dan PatriotismeSemangat Nasionalisme dan Patriotisme

NasionalismeNasionalisme adalah faham kebangsaan yg adalah faham kebangsaan yg tumbuh tumbuh

karena ; karena ; Adanya persamaan nasib dan sejarah serta Adanya persamaan nasib dan sejarah serta

kepentingan untuk hidup bersama, kepentingan untuk hidup bersama, Sbg suatu bangsa yg merdeka, bersatu, Sbg suatu bangsa yg merdeka, bersatu,

berdaulat, demokratis, dan maju di dalam suatu berdaulat, demokratis, dan maju di dalam suatu kesatuan bangsa dan negara, serta kesatuan bangsa dan negara, serta

Cita-cita bersama guna mencapai, memelihara, Cita-cita bersama guna mencapai, memelihara, dan mengabdikan identitas, persatuan, dan mengabdikan identitas, persatuan, kemakmuran, dan kekuatan atau kekuasaan kemakmuran, dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan.negara bangsa yang bersangkutan.

a.a. NasionalismNasionalismee

Page 63: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Manifestasi Faham Manifestasi Faham Nasionalisme :Nasionalisme :1. Kesadaran Seseorang Bahwa Dirinya Merupakan

Anggota Atau Warga Negara Bangsanya;2. Kebanggaan Seseorang Akan Negara Bangsanya;3. Kecintaan Seseorang Akan Negara Bangsanya;4. Kesetiaan & Ketaatan Seseorang Thd Negara

Bangsanya;5. Perjuangan Seseorang Bagi Kepentingan Negara

Bangsanya;6. Kerelaan Berkorban Bagi Nagara Bangsanya

Page 64: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Nasionalisme :Dalam arti sempitDalam arti sempit, yaitu perasaan kebangsaan atau , yaitu perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang tinggi atau berlebih-cinta terhadap bangsanya yang tinggi atau berlebih-lebihan, shg memandang bangsa lain lebih rendah lebihan, shg memandang bangsa lain lebih rendah ((Chauvinisme).Chauvinisme).

Dalam arti luasDalam arti luas, , yaitu perasaan cinta atau bangga yaitu perasaan cinta atau bangga thd tanah air & bangsanya sendiri dgn tetap thd tanah air & bangsanya sendiri dgn tetap menghormati bangsa lain karena merasa sebagai menghormati bangsa lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia.bagian dari bangsa lain di dunia.

Page 65: Bab i-bentuk-negara-1

Mrp semangat/sikap yang bersumber dari Mrp semangat/sikap yang bersumber dari perasaan cinta kepada tanah air dan perasaan cinta kepada tanah air dan

bangsa sehingga menimbulkan sikap bangsa sehingga menimbulkan sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela gagah berani, pantang menyerah dan rela

berkorban demi bangsa dan negaranya.berkorban demi bangsa dan negaranya.

Implementasi Patriotisme Dapat Dilaksanakan :Implementasi Patriotisme Dapat Dilaksanakan :

Pada Masa DaruratPada Masa Darurat (Perang), perjuangan melawan (Perang), perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan kemerdekaan & penjajah dalam mewujudkan kemerdekaan &

kedaulatan. kedaulatan.

Pada Masa DamaiPada Masa Damai (Paska Kemerdekaan), mampu (Paska Kemerdekaan), mampu meningkatkan kemampuan diri, memelihara meningkatkan kemampuan diri, memelihara

persatuan, dan lain-lain.persatuan, dan lain-lain.

b.b. Semangat Semangat NasionalismeNasionalisme

Page 66: Bab i-bentuk-negara-1

Mrp kesadaran budi yang mendorong orang Mrp kesadaran budi yang mendorong orang rela menyerahkan kesetiaan tertinggi kepada rela menyerahkan kesetiaan tertinggi kepada bangsa dan atau negara bangsa.bangsa dan atau negara bangsa.

Di Indonesia, awal semangat kebangsaan Di Indonesia, awal semangat kebangsaan dipelopori antara lain Dr. Soetomo, Dr. Wahidin dipelopori antara lain Dr. Soetomo, Dr. Wahidin

Sudirohusodo, yang ditandai lahirnya (Boedi Sudirohusodo, yang ditandai lahirnya (Boedi Oetomo) dengan tujuan mencerdaskan bangsa Oetomo) dengan tujuan mencerdaskan bangsa

berdasarkan kesadaran, tekad, dan upaya berdasarkan kesadaran, tekad, dan upaya untuk maju atas dasar falsafah dan wawasan untuk maju atas dasar falsafah dan wawasan yang bersumber pada kepribadian nusantara.yang bersumber pada kepribadian nusantara.

c.c. Penerapan Semangat Penerapan Semangat KebangsaanKebangsaan

Page 67: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Semangat kebangsaan antara lain dapat Semangat kebangsaan antara lain dapat diterapkan diterapkan

dengan cara :dengan cara :

1.1. KeteladananKeteladanan , merupakan sikap dan perilaku , merupakan sikap dan perilaku yang patut dicontoh karena perkataan & yang patut dicontoh karena perkataan & perbuatan.perbuatan.

2. Pewarisan2. Pewarisan , mrp cara atau proses dalam menu-, mrp cara atau proses dalam menu-runkan, memberikan sesuatu kepada pihak runkan, memberikan sesuatu kepada pihak lain. lain.

3. Ketokohan3. Ketokohan , mrp sosok yg terkenal dan , mrp sosok yg terkenal dan disegani krn pangaruhnya sangat besar di disegani krn pangaruhnya sangat besar di masyarakat. masyarakat.

Semangat kebangsaan adalah kekuatan yang terpokok dari setiap ideologi yang ada di

dunia

Page 68: Bab i-bentuk-negara-1

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Cara Menanamkan Semangat KebangsaanCara Menanamkan Semangat Kebangsaan

1. Menyampaikan Sejarah Para Pahlawan Dalam Mempertahankan Negara Bangsanya Atau Dalam Memperjuangkan Eksistensi Negara Bangsanya.

2.2. Menyampaikan Gambaran Tentang Kebolehan & Menyampaikan Gambaran Tentang Kebolehan & Kehebatan Negara Bangsa Indonesia.Kehebatan Negara Bangsa Indonesia.

3.3. MMenyampaikan Berbagai Tantangan Negara enyampaikan Berbagai Tantangan Negara Bangsa Yang Perlu Diwaspadai Dan Diantisipasi Bangsa Yang Perlu Diwaspadai Dan Diantisipasi Dengan Tindakan-tindakan Tertentu.Dengan Tindakan-tindakan Tertentu.

Page 69: Bab i-bentuk-negara-1