BAB I APRI ACC

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik Upaya pembangunan pabrik semen di Gresik sudah dirintis sejak puluhan tahun yang lalu. Pemerintah Belanda pada tahun 1934 menugaskan seorang ahli geologi Belanda bernama Ir. Van Es untuk mengadakan penelitian di Gresik. Pada tahun 1935, Ir. Van Es yang bekerja di Jawatan Geologi Bandung menulis laporan berjudul “Hoofdgelohisch Technische Onderzoekingen”yang menyebutkan bahwa di Gresik terdapat bukit yang memiliki batu kapur berkualitas. Laporan itu juga merekomendasikan Gresik cocok untuk didirikan pabrik semen. Pemerintah Kolonial Belanda mencoba menindak lanjuti laporan tersebut. Namun, keinginan pemerintah Belanda terhenti karena pecahnya Perang Dunia II. Pada masa Revolusi, Wakil Presiden Drs. Moh Hatta memerintahkan untuk mengkaji kembali pendirian pabrik semen di Gresik. Kajian tersebut diperkuat oleh dua ahli tambang asal Jerman Dr. F. Leufer dan Dr. A. Kreaf yang

description

BAB I LAPORAN KP SEMEN GRESIK

Transcript of BAB I APRI ACC

Page 1: BAB I APRI ACC

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik

Upaya pembangunan pabrik semen di Gresik sudah dirintis sejak

puluhan tahun yang lalu. Pemerintah Belanda pada tahun 1934 menugaskan

seorang ahli geologi Belanda bernama Ir. Van Es untuk mengadakan

penelitian di Gresik. Pada tahun 1935, Ir. Van Es yang bekerja di Jawatan

Geologi Bandung menulis laporan berjudul “Hoofdgelohisch Technische

Onderzoekingen”yang menyebutkan bahwa di Gresik terdapat bukit yang

memiliki batu kapur berkualitas. Laporan itu juga merekomendasikan Gresik

cocok untuk didirikan pabrik semen. Pemerintah Kolonial Belanda mencoba

menindak lanjuti laporan tersebut. Namun, keinginan pemerintah Belanda

terhenti karena pecahnya Perang Dunia II.

Pada masa Revolusi, Wakil Presiden Drs. Moh Hatta memerintahkan

untuk mengkaji kembali pendirian pabrik semen di Gresik. Kajian tersebut

diperkuat oleh dua ahli tambang asal Jerman Dr. F. Leufer dan Dr. A. Kreaf

yang melakukan pengeboran untuk mendapatkan data geologis yang lebih

akurat. Pada Januari 1951, hasil pengeboran tersebut di rangkum dalam

laporan yang berjudul “Result of Investigation by core drilling  of the Pliocene

limestone near Gresik”. Laporan tersebut menyajikan data bahwa terdapat

deposit batu kapur dan tanah liat di Gresik dapat memenuhi persediaan

pabrik semen dengan kapasitas produksi 250.000 ton/tahun untuk jangka

waktu 60 tahun.

Page 2: BAB I APRI ACC

Pemerintah RI kemudian menunjuk Bank Industri Negara (BIN) untuk

menyiapkan sumber pendanaan bagi pembangunan pabrik. Tanggal 25

Maret 1953 dibentuk badan hukum NV (Netherlands Voks) pabrik semen

Gresik. Akta pendirian dicatat di kantor Raden Meester Soewandi No. 41 di

Jakarta. Persiapan pembangunan awal diserahkan kepada tim White

Engineering Amerika Serikat dan dilanjutkan oleh Mac Donald Engineering.

Desain pabrik diserahkan pada  G. A.  Anderson, sedangkan untuk gambar

detail perencanaan pabrik digarap oleh H. K. Ferguson Company dan

kontraktornya adalah Morisson Knudsen International Co. Inc. dari Amerika

Serikat. Pembangunan dimulai pada tahun 1955 dan setelah berjalan kurang

lebih dua tahun pabrik Semen Gresik memasuki masa trial. Tepat tanggal 7

Agustus 1957, Presiden Soekarno meresmikan Pabrik Semen Gresik

dengan kapasitas 250.000 ton/tahun di atas  tanah seluas 412 hektar. Ir

Soekarno sangat bangga karena  putra-putra Indonesia mampu membangun

Pabrik Semen. Sejak saat itu, tanggal 7 Agustus diperingati sebagai Hari

Lahir Semen Gresik yang diperingati tiap tahun. Terbukti bahwa pabrik

tersebut dapat beroperasi dengan baik, maka pada tahun 1960 diadakan

perluasan pertama dengan menambah sebuah tanur pembakaran (proses

basah) beserta unit lainnya yang berkapasitas 125.000 ton/ tahun, sehingga

kapasitas terpasang pabrik menjadi 375.000 ton/tahun. Pelaksanaan

pekerjaan perluasan yang pertama ini berhasil diselesaikan tahun 1961.

Pada tanggal 24 Oktober 1969, PT Semen Gresik berubah menjadi PT

Persero dengan nama PT Semen Gresik (Persero) dan pada saat itu PT

Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan negara yang pertama

menjadi persero. Perluasan kedua dilaksanakan pada bulan Desember 1970

Page 3: BAB I APRI ACC

yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 500.000

ton/tahun dengan menambah tanur pembakaran beserta perangkat lainnya.

Perluasan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972.

Perluasan ketiga dimulai pada awal tahun 1976. Berbeda dengan unit

pabrik lama yang menggunakan proses basah, perluasan ketiga ini

membangun unit pabrik baru yang menggunakan proses kering. Perluasan

ini dengan menambahkan 2 buah tanur pembakaran beserta pelengkapnya.

Tanur pembakaran unit yang baru ini mempunyai kapasitas produksi

500.000 ton/tahun sehingga total kapasitas pabrik Semen Gresik menjadi

1.500.000 ton/tahun. Pelaksanaan perluasan ketiga ini terselesaikan pada

akhir tahun 1978. Tanggal 2 Agustus 1979 PT Semen Gresik (Persero) Tbk

diresmikan kembali oleh Menteri perindustrian A.R Soehoed setelah

mengalami perluasan yang ke tiga dengan membangun pabrik semen

proses kering. Kapasitas yang ada menjadi 1,5 juta ton/tahun. Konversi dari

bahan bakar minyak menjadi batu bara juga berhasil dilakukan pada tahun

1988 dan tak hanya itu, pada tahun 1992, untuk optimasi unit II, jenis

suspension preheater diganti dari tipe Gepol menjadi tipe Cyclone sehingga

kapasitas total unit I dan II menjadi 1.800.000 ton/tahun.

Pada tahun 1990, PT Semen Gresik (Persero) Tbk mengembangkan

pabrik di Tuban. Pabrik Semen Tuban I dengan kapasitas 2,3 juta ton/tahun

diresmikan pada tanggal 24 September 1994 sehingga total kapasitas

produksi menjadi 4,1 juta ton/tahun. Setelah dilakukan pengembangan di

Tuban Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT

Semen Tonasa pada 15 September 1995. Tanggal 17 April 1996 peresmian

pabrik Tuban II dengan kapasitas 2,3 juta ton/tahun sehingga kapasitas

Page 4: BAB I APRI ACC

terpasang Semen Gresik menjadi 6,4 juta ton/tahun. Dua tahun kemudian,

yaitu tanggal 20 Maret 1998 peresmian pabrik Tuban III dengan kapasitas

2,3 juta ton/tahun dilakukan oleh Presiden Soeharto dan kapasitas menjadi

8,7 juta ton/tahun.

PT Semen Gresik (Persero)Tbk menjadi BUMN yang pertama Go

Public dan pada 8 Juli 1991 tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya. Pada tahun 1995 telah berhasil dilakukan penawaran umum

terbatas saham (Right Issue) yang pertama dan hasilnya digunakan untuk

membiayai pengalihan 100% saham milik pemerintah pada Semen Padang

dan Semen Tonasa, berkat kerjasama yang baik antar pegawai maka pada

tanggal 29 Mei 1996, PT Semen Gresik memperoleh sertifikat ISO 9002

untuk unit I, II di Gresik dan unit I, II, III di Tuban. Pada 30 Januari 2011

komposisi kepemilikan saham yaitu Pemerintah RI 51.01%, JPMCB-

Europacific Growth Fund 3.15%, SSB 4545 S/A Lazard Emerging Markets

Equity Portfolio 2.25%, PT Jamsostek (Persero) 1.75%,JPMCB-New World

Fund, INC 1.51%,PT Jamsostek (Persero) - Non JHT 1.42 %,JPMCB-

Markets Growth Fund inc Emerging 1.30%,The bank of New York Mellon DR

1.01%,The northern trust S/A AVFC 0.82%,BBH BOSTON S/A VANGRD

EMG MKTS STK INFD 0.81%, Pemegang Saham Lainnya sebesar 34.97%.

Tonggak keberhasilan dari Semen Gresik adalah pada saat

tercapainya konsolidasi dengan Semen Padang dan Semen Tonasa pada

tanggal 15 September 1995 serta pada tanggal 18 Desember 2012

dilakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70% saham Thang Long

Cement. Thang Long Cement merupakan perusahaan semen terkemuka

Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton/tahun. Pada tanggal

Page 5: BAB I APRI ACC

13 Oktober 2012 dilakukan peresmian pabrik tuban IV dengan kapasitas 3

juta ton/tahun. Pada tahun 2016 kapasitas produksi semen untuk pabrik

Tuban I sebesar 3.560.000 ton/tahun, Tuban II 2.950.000 ton/tahun, Tuban

III 3.000.000 ton/tahun, Tuban IV 3.000.000 ton/tahun dan Gresik 800.000

ton/tahun. Pada tahun 2013 PT Semen Gresik (Persero) Tbk resmi

mengumumkan perubahan namanya menjadi PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. Peresmian PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dilakukan oleh

Menteri BUMN Dahlan Iskan. Keputusan perubahan nama tersebut adalah

salah satu hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

perseroan di Jakarta 20 Desember 2012. Dimulai pada 1995, perseroan

berperan sebagai operating holding. Langkah perubahan terus dilakukan

dengan menerapkan functional holding yang meliputi bidang pemasaran,

pengadaan, permodalan, teknologi informasi, dan sumber daya manusia

serta sinergi di antara empat perusahaan (Semen Gresik, Semen Padang,

Semen Tonasa dan Thang Long Cement Vietnam). Pada 2012, langkah

transformasi strategic holding diimplementasikan, sekaligus diadakan

perubahan nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang

diresmikan pada tanggal 7 Januari 2013.

1.2 Gambaran Umum Pabrik

1.2.1 Bahan Baku, Bahan Pembantu, Bahan Koreksi

1.2.1.1 Bahan Baku

1. Batu kapur / limestone (CaCO3).

Batu kapur diperoleh dari Desa Sumber Arum, Pongpongan dan tanah

milik Perhutani yang berjarak sekitar 4–5 km dari plant site ke arah

Page 6: BAB I APRI ACC

Tenggara. Berdasarkan kandungan CaCO3 nya batu kapur dapat dibagi

menjadi 4 kelompok, antara lain :

Batu Kapur Kadar Tinggi (High Grade Limestone)

Kadar CaCO396-98%, bersifat rapuh.

Batu Kapur Kadar Menengah (Medium Grade Limestone)

Kadar CaCO391-95%, bersifat kurang keras

Batu Kapur Kadar Rendah (Low Grade Limestone)

Kadar CaCO3 89-90%, bersifat keras.

Peddle: Kadar CaCO3 < 89 %

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggunakan batu kapur dengan

kualitas High Grade Limestone dan Medium Grade Limestone yang

diperoleh dengan cara penambangan, yaitu:

Pembersihan (Clearing), merupakan pembersihan permukaan tanah dari

kotoran yang dapat mengganggu proses penambangan seperti semak-

semak dan rumput-rumputan. Tujuan pembersihan agar kotoran-kotoran

tidak terikut dalam proses.

Pengupasan (stripping), merupakan proses menghilangkan lapisan

tanah yang dapat mengurangi kandungan kapur setebal 1-2 meter dari

permukaan tanah.

Pengeboran (Drilling), Merupakan proses pembuatan lubang pada batu

kapur sebagai tempat menanam bahan peledak. Jarak dan kedalaman

lubang bor adalah sebagai berikut :

Diameter lubang = 3 inchi

Kedalaman = 6-9 meter

Jarak antar lubang = 1,5-3 meter

Page 7: BAB I APRI ACC

Peledakan (blasting) yang dilakukan untuk melepaskan batuan dari

batuan induknya. Peledak yang digunakan adalah ANFO (Amonium Nitrat

Oil Fuel). Amonium Nitrat Fuel Oil yang mempunyai sifat seperti urea dengan

sisi getaran tidak besar dan tidak mempengaruhi kualitas material.

Pengerukan dan Pemuatan (Hauling and Loading), Batu kapur yang

telah diledakan kemudian dikeruk dan diangkut kedalam dump truck.

Tabel 1. Komposisi Batu Kapur pada Pembuatan Semen Portland di PT Semen Indonesia (Persero)Tbk.

Komposisi Bahan Komposisi (Persen Berat)CaOSiO2

Al2O3

Fe2O3

MgONa2OSO3

ImpuritasH2O

52,561,140,930,350,210,14 0,2335,94

8,5Total 100,00

(Unit Pengendalian Proses, 2016)

Pengambilan batu kapur dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan

kapasitas pengambilan sebanyak 12.000 ton per hari.

2. Tanah liat / Clay

Tanah liat yang digunakan berasal dari Desa Tobo, Sugihan,

Temandang, Sambungrejo, dan Pongpongan sekitar 3-4 km. Tanah liat

merupakan sumber utama senyawa silikat yang mengandung senyawa

penting lainnya yaitu alumina dan besi serta merupakan hasil pelapukan

kimia yang disebabkan adanya pengaruh air dan gas CO2 dari batuan-

batuan silika yang kaya akan mineral. Batu-batuan ini menjadi bagian yang

halus, tidak larut dalam air dan mengendap berlapis-lapis yang tertimbun

tidak beraturan. Sifat dari tanah liat bila dipanaskan atau dibakar akan

berkurang sifat keliatannya dan menjadi keras.

Page 8: BAB I APRI ACC

Tabel 2. Komposisi Tanah Liat pada Pembuatan Semen Portland di PT Semen Indonesia (Persero)Tbk.

Komposisi Bahan Komposisi (Persen Berat)SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaOMgOK2OSO3

Na2OImpuritas

H2O

39,0227,284,541,502,331,560,391,851,50

20,03Total 100,00

(Unit Pengendalian Proses, 2016)

Tahap-tahap yang dilakukan pada proses penambangan tanah liat

adalah sebagai berikut :

Pembersihan (clearing), merupakan proses pembersihan permukaan

tanah dari kotoran seperti rumput-rumputan dengan menggunakan

buldozer.

Pengupasan (stripping), yaitu pengupasan tanah bagian atas yang

merupakan tanah humus dengan kedalaman 20-30 cm. Tujuan

pengupasan adalah membersihkan lapisan tanah tidak berguna yang dapat

mengurangi persentase tanah liat.

Penggerukkan (Digging) dan Pemuatan (Loading) yaitu tanah liat

diambil dengan cara digali atau dikeruk menggunakan drag line setebal 2

meter. Setelah tanah liat dikeruk kemudian dimasukkan ke dump truck

yang berkapasitas 20-30 ton dengan bantuan alat angkut shovel dibawa ke

clay crusher dan storage.

Penghancuran (Crushing) yaitu tanah liat yang diambil dari area

penambangan berdiameter maksimal 500 mm dengan kadar air 25-30%,

Page 9: BAB I APRI ACC

kemudian dilakukan penghancuran tanah liat di Clay Crusher sampai

diameter maksimal 90 mm.

Pengambilan tanah liat dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan

kapasitas pengambilan 12000 ton per hari. Berbeda halnya ketika musim

hujan berlangsung pengambilan tanah liat tidak bisa dilakukan karena

kondisi lahan yang licin yang dapat membahayakan keselamatan. PT

Semen Indonesia menyediakan cadangan tanah liat sebanyak 70 kolom

dalam storage pada musim panas dan 130 kolom pada musim penghujan

dengan kapasitas tiap kolom 500 ton.

1.2.1.1 Bahan Koreksi dalam Pembuatan Semen

1. Copper Slag

Copper slag yang digunakan PT Semen Indonesia berasal dari PT

Smelting. Copper slag digunakan sebagai pengganti pasir besi, karena

harganya lebih murah. Copper slag mempunyai keunggulan dibanding

pasir besi, yaitu tidak terpengaruh cuaca, suplai dan kualitas yang stabil,

serta mengurangi kebutuhan energi.

Copper slag terdiri dari 4 komponen utama, yaitu Feri oksida (Fe2O3),

Silika dioksida (SiO2), Kalsium oksida (CaO) dan Aluminium oksida (Al2O3).

Kandungan besi yang tinggi pada copper slag menyebabkan material

mempunyai densitas yang tinggi dan juga berat jenis yang lebih tinggi

dibandingkan pasir alam. Bahan ini mempunyai bentuk seperti pasir gelas

dan mempunyai sifat fisik dan kimiawi sangat stabil. Penambahan cooper

slag bertujuan untuk bahan korektif dan juga penghantar panas saat

pembuatan terak.

Page 10: BAB I APRI ACC

Tabel 3. Komposisi Copper Slag pada Pembuatan Semen Portland di PT Semen Indonesia (Persero)Tbk.

Komposisi Bahan Komposisi (Persen Berat)Fe2O3

SiO2

Al2O3

CaOMgO

Moisture

49,9531,24 8,806,122,201,69

Total 100,00(Unit Pengendalian Proses , 2016)

2. Pasir Silika

Pasir silika didatangkan dari daerah Tuban, Bangkalan, Cilacap, dan

Banyuwangi. Pasir silika ini sebagai pembawa Silika dioksida (SiO2)

dengan kadar yang cukup tinggi yaitu sekitar 90%, dalam keadaan murni

berwarna putih. Warna pasir silika dipengaruhi oleh adanya kotoran seperti

oksida logam dan bahan organik. Pasir silika banyak terdapat di daerah

pantai.

Tabel 4. Komposisi Pasir Silika pada Pembuatan Semen Portland di PT Semen Indonesia

Komposisi Bahan Komposisi (Persen Berat)SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaOMgOH2O

78,493,855,012,244,715,70

Total 100,00(Unit Pengendalian Proses , 2016)

1.2.1.3 Bahan Pembantu dalam Pembuatan Semen

1. Gips / gypsum (CaSO4.2H2O)

Gypsum didatangkan dari PT. Petro Kimia Gresik. Gypsum

merupakan bahan sedimen CaSO4 yang mengandung dua molekul hidrat.

Gypsum ditambahkan pada finish mill sebagai bahan bersamaan dengan

Page 11: BAB I APRI ACC

terak dan trass. Penambahan gypsum bertujuan agar memperlambat

pengerasan pada semen, serta memberikan kuat tekan pada semen.

Tabel 5. Komposisi Gypsum yang diijinkan pada Pembuatan Semen Portland di PT Semen Indonesia

Komposisi Bahan Komposisi (Persen Berat)SO3

CaOH2O combH2O surfImpuritas

40,9234,7718,434,481,40

Total 100,00(Unit Pengendalian Proses, 2016)

2. Trass (2CaO.SiO2)

Trass dipenuhi oleh PT. Semen Indonesia dengan mendatangkannya

dari rembang. Trass adalah bahan hasil letusan gunung berapi yang

berbutir halus dan banyak mengandung oksida silika amorf (SiO2) yang

telah mengalami pelapukan hingga derajat tertentu. Trass digunakan

sebagai bahan campuran semen PPC sebagai pozzolan activity.

Penambahan trass bertujuan agar kadar freelime dapat direduksi sehingga

kualitas semen menjadi lebih baik dan memberikan kuat tekan awal yang

kurang tetapi kuat tekan akhir yang stabil disamping itu trass juga berfungsi

sebagai zat yang menyebabkan semen tahan terhadap kadar garam dan

asam yang tinggi.

Reaksi semen dengan mengunakan trass, senyawa yang ada dalam

clinker dan trass baru dapat bereraksi bila sudah ditambahkan air dalam

membuat luluhan semen seperti C3S akan berekasi membentuk CSH

(Calsium silikat hidrat). Trass dimana kandungan utamanya silika aktif SiO2

maka pada saat ditambahkan air akan bereaksi dengan Ca(OH)2

membentuk CSH dimana senyawa ini memberikan kontribusi terhadap kuat

tekan. Ca(OH)2 ini didapat dari reaksi CaO free dalam terak dengan H2O.

Page 12: BAB I APRI ACC

Tabel 6. Komposisi Trass yang diijinkan pada Pembuatan Semen Portland di PT Semen Indonesia

Komposisi Bahan Komposisi (Persen Berat)CaOSiO2

Al2O3

Fe2O3

MgOH2O

6,87 57,27 19,28

6,69 1,39 8,50

Total 100,00(Unit Pengendalian Proses, 2016)

1.2.1.4 Produk Utama

Produk Utama dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah :

1. Semen Portland Tipe I (OPC) Ordinary Portland Cement

Merupakan jenis semen hidrolis yang dipergunakan secara luas

dipakai untuk konstruksi bangunan umum yang tidak memerlukan

persyaratan khusus seperti ketahanan sulfat yang tinggi, panas hidrasi dan

kekuatan awal yang tinggi. Semen jenis OPC digunakan untuk

pembangunan perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, jalan,

dan lain-lain.

Tabel 7. Spesifikasi Teknis Semen Portland Tipe I

JENIS PENGUJIAN SNI 15-2049-04 HASIL UJIKomposisi Kimia (%):Silikon Dioksida (SiO2) - 20,22Aluminium Oksida (Al2O3) - 5,95Ferri (III) Oksida (Fe2O3) - 3,68Kalsium Oksida (CaO) - 63,59Magnesium Oksida (MgO) Max. 6,00 1,34Alkali (Na2O + 0,658 K2O) Max. 0,60 0,44Chlorida - 0,07Tricalcium Silicate (C3S) - 59,12Dicalcium Silicate (C2S) - 13,19Tricalcium Aluminate (C3A) - 8,49Tetracalcium Aluminate Ferrite (C4AF)

- 10,57

(Unit Pengendalian Proses Tuban, 2016)

Page 13: BAB I APRI ACC

2. Pozzolan Portland Cement (PPC)

Merupakan semen campuran yang menggunakan pozzolan sebagai

bahan tambahan pada campuran terak dan gypsum pada proses

penggilingan akhir. Semen jenis ini sesuai untuk bangunan yang

memerlukan pengecoran beton massa, dam, irigasi, bangunan tepi laut

atau rawa, pengolahan limbah, dan sebagainya yang memerlukan

ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,

perumahan, dermaga, bangunan tepi laut atau rawa, beton massa,

bendungan, bangunan irigasi.

a. Special Blended Cement (SBC)

Merupakan jenis semen khusus yang dibuat untuk pembangunan

mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok

digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Special Blended Cement

dikemas dalam bentuk curah.

1.2.2 Unit-Unit dalam Pabrik

1.2.2.1 Unit Penyiapan Bahan Baku (Seksi Crusher)

Unit Penyiapan Bahan bertugas menyiapkan bahan baku yang berupa

batu kapur dan tanah liat, serta menyiapkan bahan pembantu yaitu pasir

silika, copper slag, trass dan gypsum dalam proses pembuatan semen,

mulai dari proses penambangan sampai proses pengecilan ukuran dengan

alat crusher, sehingga menjadi umpan yang siap diproses.

1.2.2.2 Unit Pengolahan Bahan (Seksi Raw Mill)

Unit Pengolahan Bahan bertugas mengolah bahan baku dan bahan

pembantu dengan proses pencampuran dan penggilingan bahan terdiri

atas batu kapur, tanah liat, pasir silika dan copper slag yang kemudian

Page 14: BAB I APRI ACC

dilakukan proses penggilingan awal dengan alat raw mill. Hasil

penggilingan dari raw mill ini disebut dengan raw material sebagai umpan

kiln.

1.2.2.3 Unit Pembakaran (Seksi Kiln dan Coal Mill)

Unit ini bertugas membakar bahan yang telah diolah di unit raw mill

sampai menjadi clinker yang siap untuk digiling. Raw material dibakar

terlebih dahulu dalam suspention preheater, kemudian diteruskan dalam

rotary kiln sehingga menghasilkan clinker/terak. Unit Pembakaran

merupakan bagian yang penting, karena terjadi pembentukan komponen

utama semen yaitu C2S, C3A, C3S, dan C4AF.

1.2.2.4 Unit Penggilingan Akhir (Seksi Finish Mill)

Unit Penggilingan Akhir bertugas menggiling clinker yang telah

terbentuk pada unit pembakaran. Pada proses ini dilakukan penambahan

bahan pembantu yang berupa gypsum dan trass yang digiling dalam finish

mill sampai kehalusan tertentu sehingga dihasilkan semen.

1.2.2.5 Unit Pengisian dan Pengepakan

Unit Pengisian dan Pengepakan bertugas melaksanakan pengisian,

penyimpanan, pengiriman dan pengeluaran semen di tiap-tiap silo.

Pengepakan di PT. Semen Indonesia ada 2 macam proses pengepakan,

yaitu:

1. Semen Curah (dalam truk tangki)

2. Semen Kantong (dalam sak)

Page 15: BAB I APRI ACC

1.2.3 Organisasi Perusahaan

1.2.3.1 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

Sistem organisasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dari eksternal,

terbagi menjadi 2, yaitu: perusahaan induk (PT Semen Indonesia) dan anak

perusahaan sebagai penunjang. Anak perusahaan dan lembaga penunjang

merupakan perwujudan kerjasama antara PT Semen Indonesia dan

perusahaan lain yang berbentuk suatu badan hukum.

Dilihat dari segi internal, kedudukan tertinggi dalam organisasi

dipegang oleh seorang Direktur Utama yang membawahi enam orang

Direktur, yaitu :

1. Direktur Produksi dan Litbang

2. Direktur Engineering dan Proyek

3. Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi Bisnis

4. Direktur Komersial

5. Direktur SDM dan Hukum

6. Direktur Keuangan

Page 16: BAB I APRI ACC

Struktur organisasi

Page 17: BAB I APRI ACC

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Dewan Direksi yang ada di

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk :

1. Direktur Utama

Direktur Utama bertugas memimpin seluruh jalannya perusahaan dan

mempunyai tanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh

operasionalisasi pabrik. Direktur Utama berwenang mengambil keputusan

yang berkaitan dengan perusahaan.

2. Direktur Produksi & Litbang

Direktur Produksi bertugas mengawasi kegiatan proses produksi serta

bertanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari

pengadaan bahan baku sampai dihasilkan produk semen. Departemen

Litbang bertugas untuk pengadaan dan pengelolaan persediaan,

bertanggung jawab terhadap segala peralatan yang digunakan atau kondisi

sekitar pabrik dalam menunjang peningkatan mutu produk.

Direktur Produksi dan Litbang membawahi Departemen Litbang Energi,

Material & Lingkungan, Departemen Litbang Teknologi & Produk,

Departemen Litbang Aplikasi Produk, Departemen Teknik & Produktivitas.

3. Direktur Engineering & Proyek

Direktur Engineering & Proyek membawahi secara langsung beberapa

divisi yaitu Departemen Rancang Bangun, Departemen Engineering

Knowledge & Inovasi, Departemen Layanan Proyek, Manajemen Proyek.

Direktur Engineering dan Proyek bertugas untuk merancang pembuatan

pabrik baru, bertanggung jawab terhadap segala peralatan yang digunakan.

4. Direktur Pengembangan Usaha &Strategi Bisnis

Page 18: BAB I APRI ACC

Memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh

pengembangan usaha dan strategi bisnis di perusahaan. Direktur

Pengembangan Usaha dan Strategi Bisnis membawahi secara langsung

beberapa divisi yaitu Departemen Capex, Departemen Pengembangan

Perusahaan, Departemen Perluasan Bahan Baku.

5. Direktur Komersial

Direktur Komersial bertugas untuk meningkatkan permintaan dan

bertanggung jawab dalam masalah penjualan dan perencanaan logistik.

Direktur Komersial mempunyai wewenang untuk mengambil kebijakan

tertentu tanpa dicampuri pihak lain dalamsistem pemasarannya. Direktur

Komersial membawahi Departemen Pemasaran, Departemen Distribusi dan

Logistik, dan Departemen Pengadaan Strategtis.

6. Direktur SDM dan Hukum

Direktur SDM dan Hukum membawahi secara langsung Departemen

SDM Grup, Departemen Center of Dinamic Learning. Departemen Hukum

dan GRC, dan Departemen Aset Grup. Direktur SDM dan Hukum

mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak

terhadap seluruh sumber daya manusia di pabrik dalam upaya pencapaian

visi, misi, dan tujuan perusahaan.

7. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

keseluruhan keuangan pabrik, baik pengurusan hutang maupun piutang.

Direktur Keuangan berwenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan

dengan keuangan perusahaan. Direktur Keuangan membawahi Departemen

Page 19: BAB I APRI ACC

Keuangan Grup, Departemen Strategic Performance Management,

Departemen Operasi ICT, dan Tim Pengembangan ICT.

1.2.3.2 Fasilitas Penunjang

1. Fasilitas pribadi

Perumahan dinas karyawan

Kendaraan dinas karyawan

2. Fasilitas umum

Bus antar jemput perumahan - pabrik

3. Fasilitas kesehatan

Biaya pengobatan karyawan dan keluarga ditanggung pabrik

Program jamsostek

4. Fasilitas pendidikan

Bantuan pendidikan

5. Fasilitas kesejahteraan

Dana pensiun

1.2.3.3 Jumlah dan Pendidikan Karyawan di Tiap Bagian

Jumlah tenaga kerja yang tedapat di PT Semen Indonesia

keseluruhannya ada 1767 orang dengan pembagian sebagai berikut.

Direksi : 76 orang

Kepala Bagian : 123 orang

Kepala Seksi : 212 orang

Kepala Regu : 1009 orang

Pelaksana : 347 orang

Adapun jumlah karyawan serta pendidikan di tiap bagian pada PT.

Semen Indonesia ( Persero ), Tbk dapat di lihat pada tabel 8 dan 9.

Page 20: BAB I APRI ACC

Tabel 8. Karyawan Tuban

Tabel 9. Karyawan Gresik

( Kepegawaian PT Semen Indonesia Pabrik Tuban, 2016)

Pembagian jam kerja karyawan, PT Semen Indonesia dalam

pengoperasiannya dibagi dua, yaitu: karyawan shift dan karyawan Non shift.

Sebagian besar karyawan yang dipekerjakan sebagai pelaksana berijazah

STM dan sederajatnya, karyawan tersebut jam kerjanya dikenakan jadwal

shift. Karyawan yang non shift mempunyai jabatan di atas kepala regu

dengan jam kerja 5 hari kerja. Pembagiannya, yaitu :

1. Karyawan Non Shift

Dengan jam kerja : 07.30–16.30 WIB

2. Karyawan Shift

Dengan pembagian jam kerja sebagai berikut :

Pagi : 07.30 –16.30 WIB

Siang : 15.30–23.30 WIB

Malam : 22.30–07.30 WIB

Pendidikan JumlahSMP/Setingkat 7SMA/Setingkat 723Diploma 1 1Diploma 3 96Strata 1 154Strata 2 3Total 992

Pendidikan JumlahSMP/Setingkat 39SMA/Setingkat 299Diploma 3 60Strata 1 273Strata 2 54Strata 3 1Total 775

Page 21: BAB I APRI ACC

1.2.3.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

PT Semen Indonesia telah mendapatkan bendera emas atas

penerapan Sistem Management Kesehatan dan Keselamatan Kerja, setelah

melalui assessment bulan Januari 2005. Sistem Management Kesehatan

dan Keselamatan Kerja tersebut bertujuan untuk menciptakan kesadaran

keryawan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja di lingkungan kerja

dengan mentaati peraturan dan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja, sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan karyawan.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mewajibkan

karyawannya untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika berada di

dalam kawasan pabrik. Alat pelindung diri terdiri dari :

1. Helm (Safety head) sebagai pelindung kepala dari benda-benda keras

2. Masker sebagai alat pelindung pernafasan dari debu

3. Kaca mata sebagai pelindung mata dari debu maupun cahaya yang

menyilaukan

4. Tutup telinga sebagai pelindung telinga dari suara terlalu keras yang

dapat merusak gendang telinga

5. Sepatu digunakan sebagai alat pelindung kaki di tempat kerja yang licin

6. Jas lapangan

7. Pakaian untuk pemadam kebakaran

8. Kaos tangan

Akan tetapi tidak semua alat pelindung diri tersebut dipakai, hanya alat

pelindung diri yang diwajibkan saja yang biasanya dipakai yaitu safety head,

masker dan sepatu. Alat Pelindung lainnya dipakai sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan.

Page 22: BAB I APRI ACC

Selain APD PT Semen Indonesia juga memberikan penyuluhan

kepada karyawannya tentang prosedur kerja yang benar, penyuluhan

tentang pentingnya menjaga keselamatan kerja serta pemasangan slogan

tentang keselamatan kerja di tempat–tempat strategis yang ada dalam

kawasan pabrik.

1.2.3.5 Jaminan Sosial

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memberikan beberapa hal untuk

mendukung dan meningkatkan prospek serta daya kerja disamping

pemberian gaji setiap karyawan mendapatkan jaminan kesejahteraan

sebagai berikut :

1. Tunjangan Umum

Meliputi tunjangan keluarga baik terhadap istri, anak maupun karyawan itu

sendiri. Tunjangan umum meliputi :

Penyiapan rumah milik pribadi yang diperuntukkan bagi karyawan yang

mendekati masa pensiun atau bagi karyawan yang tidak menempati

rumah dinas

Penggantian barang pribadi yang rusak atau hilang di dalam lingkungan

kerja

Bantuan biaya perkawinan dan pindah rumah

2. Tunjangan Kesehatan

Meliputi penyediaan :

Poliklinik yang berada di sekitar komplek perumahan dinas

Dokter praktek khusus yang bekerja sama dengan perusahaan

Rumah Sakit Semen Gresik

Penggantian biaya pengobatan

Page 23: BAB I APRI ACC

3. Program Hari Tua dan Pensiun

Bagi karyawan yang telah berumur lebih dari 56 tahun akan dipensiun dan

mendapatkan dana pensiun.

4. Yayasan Wisma Semen Gresik

Yayasan Wisma Semen Gresik (YWSG) mengelola pendidikan, meliputi :

Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama,

Sekolah Menengah Umum, Sekolah Teknologi Menengah, Lembaga

Bimbingan Belajar serta Pelayanan jasa psikologi.

5. Koperasi Warga Semen Gresik

Bergerak dalam bidang pertokoan barang-barang konsumsi, bahan

bangunan, distributor semen, percetakan serta penjahitan.

1.2.4 Sistem Pemasaran Produk

Bagian pemasaran di PT Semen Indonesia meliputi perencanaan

transportasi, penentuan harga jual yang sesuai (tidak melebihi ketentuan

Asosiasi Semen Indonesia), pendistribusian kepada distributor dan juga

promosi.

Konsep penjualan yang diterapkan di bagian pemasaran PT Semen

Indonesia adalah pemasaran dengan pelayanan total, bukan lagi menjualkan

produk dengan pola sesaat dan memberlakukan pembeli sebagai seorang

raja. Kebijakan ini diambil karena sebagai pelaku bisnis PT Semen Indonesia

berprinsip bahwa dengan pelayanan yang baik maka konsumen tidak segan

untuk membeli produk yang sama dari produksi yang sama PT Semen

Indonesia (Persero) berusaha memperhatikan setiap masukan baik itu

berupa keluhan, kritik, maupun saran dari setiap konsumen tentang harga,

kualitas, ataupun penerimaan barang. Area pemasaran untuk dalam negeri

Page 24: BAB I APRI ACC

meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten,

sebagian Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, untuk Sumatera dari Semen

Padang, Sulawesi dari Semen Tonasa dan untuk luar negeri meliputi

Srilanka, Kuwait, Uni Emirat Arab, Colombo, Mauritius, Bangladesh,

Mozambik, Madagaskar. Berikut gambaran pemasaran produk semen PT

Semen Indonesia, yaitu :

1.3 Lay Out Pabrik

Pabrik Semen Indonesia unit Tuban meliputi Tuban I, II, III dan IV

yang berlokasi di Desa Sumber Arum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban,

Jawa Timur dengan luas area sekitar 1500 Ha dan luas pabriknya 400.000

Gambar 2. Blok Diagram Alir Sistem Pemasaran(Sumber : Divisi Diklat PT Semen Indonesia, 2016)

PABRIK

Gudang Penyangga

Ekspor

Distributor

Proyek Ready Mix Concrete

Langganan tetap

TokoTokoTokoToko

Page 25: BAB I APRI ACC

m2. Pemilihan Tuban sebagai lokasi pendirian pabrik yaitu berdasarkan pada

pertimbangan sebagai berikut :

1. Lokasi tersebut dekat bahan baku

Salah satu alasan didirikannya pabrik Semen Indonesia khususnya

unit I di Tuban ini adalah karena struktur geografis kota Tuban yang dekat

dengan pegunungan kapur yang mempunyai kemungkinan dilakukan

penggalian bahan baku sampai dengan seratus tahun mendatang.

Batu kapur diperoleh dari area penambangan yang terletak di daerah

Pongpongan, Karanglo, Koro, dan Temandang yang jauhnya sekitar 5 km

dari lokasi pabrik. Luas daerah deposit batu kapur itu sekitar 800 Ha,

sedangkan tanah liat diperoleh dari area penambangan yang letaknya di

desa Sugihan, Sembungredjo, Tobo, dan Tlogowaru yakni sekitar 5 km dari

lokasi pabrik dengan luas area sekitar 400 Ha.

2. Dekat dengan lokasi bahan pembantu

Pasir silika diperoleh dari daerah Madiun, Parengan (Bojonegoro) dan

daerah sekitar Tuban. Copper slag diperoleh dari PT Smelting sedangkan

gypsum diperoleh dari PT Petrokimia dimana keduanya berlokasi di Gresik.

PT Semen Indonesia unit Tuban tidaklah mengalami kesulitan sebab lokasi

tersebut cukup dekat dan didukung oleh jalur transportasi yang sangat

lancar.

3. Transportasi lancar

PT Semen Indonesia (Persero) unit I yang terletak di Tuban memiliki

lokasi yang strategis karena letak pabrik 9 km dari tepi jalan raya yang

menghubungkan kota-kota besar (Jalur PANTURA). Selain itu lokasi pabrik

Page 26: BAB I APRI ACC

dekat dengan Pantai Utara sehingga mempermudah transportasi laut

dengan telah dibangunnya pelabuhan milik PT Semen Indonesia.

4. Tenaga kerja mudah didapatkan

Wilayah Tuban sebagai lokasi didirikannya pabrik Semen Indonesia

unit I memiliki cukup banyak SDM yang bisa diambil sebagai karyawan. Hal

ini memudahkan PT Semen Indonesia dalam recruitment karyawan dan

juga membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran.

Page 27: BAB I APRI ACC

Gambar 3. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

(Sumber : Divisi Diklat PT Semen Indonesia, 2016)

Skala 1 : 4300

Ke Semarang JALUR PANTURA

Page 28: BAB I APRI ACC

Keterangan:

1. Limestone Crushing 13. Klinker Cooler

2. Clay Crushing 14. Klinker Storage

3. Clay Storage 15. Central Control Room

4. Limestone Storage 16. Gypsum / Trass Bin

5. Raw Material Storage 17. Cement Finish Mill

6. Iron Silica Storage 18. Cement Storage Cilo

7. Raw Mill 19. Cement Packing & Load Out

8. Electrostatic Presipitator 20. Masjid

9. Coal Mill 21. Dormitory

10. Blending Cilo 22. Main Office

11. Suspention Preheater 23. Utilitas

12. Rotary Kiln 24. Bengkel Pemeliharaan Mesin

Tata letak / lay out pabrik seperti dapat dilihat pada gambar 4, disusun

dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Unit-unit penyiapan bahan baku seperti limestone dan clay crusher,

limestone dan clay storage terletak tidak jauh dari area penambangan, hal ini

bertujuan untuk memudahkan dalam penyimpanan sementara sebelum

material dibawa ke pabrik untuk diproses selain itu belt yang digunakan

sebagai alat transport bahan baku yaitu belt conveyor juga tidak terlalu

panjang yakni hanya sekitar ± 1 km dari pile (storage) ke raw material bin

dan terbagi menjadi 5 alat.

2. Roller mill dan unit pembakaran seperti blending silo, coal grinding,

preheater, kiln dan cooler terletak disatu area yang saling berdekatan, hal ini

Page 29: BAB I APRI ACC

dimaksudkan agar proses aliran material dari alat-alat tersebut menjadi lebih

mudah dan singkat. Selain itu proses produksi akan berlangsung lebih cepat

karena alat-alat tersebut saling terkait satu sama lainnya.

3. Didekat unit penggilingan bahan baku/roller mill dan didekat cooler

dipasang Electrostatic Presipitator sebagai alat pemisah debu. Alasan

kenapa EP (Electrostatic Presipitator) hanya dipasang didekat kedua alat itu

adalah :

Pada roller mill dan cooler, debu yang keluar bersama gas pada alat ini

memiliki suhu yang cukup tinggi yaitu 950C dimana hanya Electrostatic

Presipitator yang dapat bertahan pada suhu tersebut sebab bag filter

hanya mampu menangkap debu yang bercampur gas dengan suhu

sekitar 400C.

Harga alat ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan bag filter yang

mempunyai fungsi yang sama.

4. Dum clinker dan gypsumstorage terletak didekat unit finish mill sehingga

transport material untuk penggilingan akhir sampai menjadi semen akan

lebih mudah dan singkat.

5. Semen silo dan unit packer berada pada satu tempat dan letaknya dekat

dengan jalan yang merupakan jalur transportasi utama di pabrik yang

mengarah ke pelabuhan, hal ini bertujuan untuk memudahkan truk-truk

pengangkut semen berlalu-lalang keluar masuk pabrik untuk

mendistribusikan ke konsumen.