BAB I Air
-
Upload
aidil-elvenskin -
Category
Documents
-
view
288 -
download
7
Transcript of BAB I Air
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat
cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai
bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran air ini dimana suatu
perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,
lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti
gunung api, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan kualitas air, hal ini
tidak sebagai pencemaran. Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan
oleh aktifitas manusia yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan
limbah industri termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian
segala bahan pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga.
Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah
nonorganik (plastik, logam, dan deterjen). Limbah pertanian mempunyai pengertian
segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan
pestisida dan pupuk. Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang
peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping
itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih
banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak
sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air.
Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap
organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan
pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan
tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa
jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan
menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai
dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat
berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana)
yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat
berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam
ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT.
Praktikum ini dilakukan untuk meneliti dan melihat pengaruh pemberian pupuk
NPK dengan beberapa konsentrasi terhadap pertumbuhan kiambang (Salvinia
molesta) dengan melihat jumlah daun dan tunasnya yang diamati selama beberapa
hari pada media buatan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengamati pengaruh pemberian pupuk
NPK dengan beberapa konsentrasi yang telah ditetapkan terhadap pertumbuhan
kiambang (Salvinia molesta) dengan melihat jumlah daun dan tunasnya yang diamati
selama beberapa hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air adalah perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Pencemaran air ini semakin memprihatinkan, pencemaran air dapat diartikan
sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan
menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak
bisa digunakan sesuai peruntukannya. Fenomena alam seperti gunung berapi, badai,
gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan terhadap kualitas air, tapi dalam
pengertian ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air, baik sungai, laut,
danau maupun air bawah tanah, semakin hari semakin menjadi permasalahan di
Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan air
bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada sungai-sungai di
lereng pegunungan sekalipun. Pencemaran air diakibatkan oleh aktifitas manusia
yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri
termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan
pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah
pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik
(plastik, logam, dan deterjen). Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan
pencemar yang dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk.
Sedangkan limbah industri mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang
dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan berbahaya dan beracun
(B3).
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Meningkatnya nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah
organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam
polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien
dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan
oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
2.2 Polusi Air
Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak
digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi adalah peristiwa masuknya
zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat
aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut
polutan. Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal,
berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas,
radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya.
Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak
dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap
lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera. Polusi air adalah
peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga
kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa
contoh polutan antara lain: fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan
detergen, poliklorin bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan
peluma dan plastik, minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda
dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia
dan bensin. Limbah pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan
makanan ternak, kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia
( Djambur, 1993 ).
2.2 Macam- Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah
pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak
perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang
banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari
industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan-
bahan yang mengandung radioaktif dan panas. Pembuangan sampah dapat
mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar
dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun
anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di
musim hujan akan mengakibatkan banjir. Air adalah unsure alam yang penting bagi
mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya
tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa
disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah
sembarangan. Musibah banjir terbagi dua macam yaitu banjir banding (besar) dan
banjir genangan.
1. Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan
volume air yang besar
2. Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air
dan daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )
2.3 Ciri-Ciri Air Berpolusi
Ciri-ciri air mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena tergantung
dengan jenis air dan polutan yang terkandung didalamnya. Karena itu, dibutuhkan
suatu pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah
terjadi penyimpangan dari batasan polusi air. Di bawah ini tabel kandungan maksimal
logam yang diperbolehkan dalam air (dalam ukuran mg/L)
No Nama Logam Kandungan Maksimal Dalam Air
1 Kalsium (Ca) 200
2 Magnesium (Mg) 150
3 Barium (Ba) 0,05
4 Mangan (Mn) 1
5 Tembaga (Cu) 1
6 Seng (Zn) 15
7 Krom Heksavalen (Cr6+) 0,05
8 Kadimum (Cd) 0,01
9 Raksa (Hg) 0,001
10 Timbal (Pb) 0,1
11 Arsen (As) 0,05
12 Selenium (Se) 0,01
Logam berat seperti merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd),
Kromium (Cr), Seng (Zn), dan Nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi
anorganik yang sering meninbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada
perairan. Penyebab pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari
masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
2.4 Penyebab Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. Danau maupun waduk
merupakan salah satu sumberdaya air tawar yang sangat penting dan memiliki fungsi
sosial yang semakin lama nilai ekonominya semakin meningkat. Pengertian danau
dalam batasan ilmu ekologi adalah habitat lentik atau air tergenang dan merupakan
cekungan yang terjadi secara alami maupun buatan yang menampung dan
menyimpan air hujan, air tanah, mata air atau air sungai. Perairan tergenang seperti
situ, rawa, ranu, telaga dan waduk termasuk dalam kategori danau yang memiliki
berbagai fungsi baik ekologis maupun social, ekonomi dan budaya yaitu tempat
hidupnya keanekaragaman hayati biota air, sumber air tawar, irigasi, perikanan,
pembangkit listrik maupun pengendalian banjir. Suatu sistem secara alami akan
mengalami perubahan baik secara lambat maupun cepat. Perubahan yang berlangsung
akan terjadi dengan cepat apabila ada pengaruh masukan dari luar
Perairan danau sebagai suatu sistem juga mengalami perubahan akan tetapi
perubahan yang terjadi pada ekosistem danau saat ini sangat cepat akibat pengaruh
dari aktivitas yang ada di sekitarnya seperti sedimentasi akibat erosi yang terjadi pada
bagian hulu, pencemaran berbagai polutan yang berasal dari kegiatan domestik
maupun industri, akibatnya danau mengalami penurunan fungsi. Air normal yang
memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5–7,5. Air akan
bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal,
maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH
normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air
yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Sebagian besar biota
akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menyukai pH antara 7–8,5. Nilai pH
sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan
berakhir pada pH yang rendah
2.5 Klasifikasi Kiambang (Salvinia molesta)
Salvinia molesta adalah sejenis gulma air yang banyak terdapat di sawah,
kolam, sungai dan saluran-saluran air. Salvinia molesta termasuk dalam suku
Salviniaceae kelas Hydropterydophytae dan golongan Hydropterida. Kandungan
serat kasar Salvinia molesta yang cukup tinggi merupakan faktor pembatas dalam
pemanfaatannya sebagai bahan pakan. Pada ternak monogastrik konsumsi serat pakan
akan meningkatkan produksi volatile fatty acid (VFA) oleh mikroflora dalam hindgut
atau sekum. VFA merupakan produk akhir utama dari fermentasi serat pada saluran
pencernaan unggas dn seka merupakan tempat utama dalam produksi VFA. Bakteri
yang hidup di dalam seka mampu membuat vitamin B kompleks dan bakteri itu
mungkin dapat direkayasa sehingga unggas dapat diberi pakan dengan murah.
Doelemean (1989) menyatakan bahwa Salvinia molesta berasal dari Amerika
Selatan dan merupakan tumbuhan air yang digambarkan sebagai salah satu gulma
yang paling merugikan di dunia. Berbeda dengan pendapat Bangun (1986) bahwa
Salvinia molesta merupakan gulma tanaman padi, tetapi tidak menurunkan produksi,
jadi tumbuhan ini termasuk gulma yang tidak merugikan tanaman. Salvinia molesta
merupakan gulma air yang banyak terdapat di sawah, kolam, sungai dan saluran-
saluran air. Klasifikasi Salvinia molesta menurut Pancho dan Soerjani (1978) :
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pterophyta
Sub Kelas : Leptosporangiate
Ordo : Salvinales
Famili : Salviniaceae
Genus : Salvinia
Spesies : Salvinia molesta
Menurut Biotrop (1973) Salvinia molesta ini termasuk dalam suku
Salviniaceae kelas Hydropterydophytae dan golongan Hydropterida. Halolo dan
Silalahi (1997) mengemukakan Salvinia molesta merupakan tumbuh tumbuhan air
yang hidup terapung bebas diatas permukaan air, yang pertumbuhan dan
perkembangannya sangat cepat sehingga menutupi permukaan air. Salvinia molesta
memiliki alat reproduksi seksual, yaitu spora yang tumbuh bersama pada daun yang
menggantung di bawah permukaan air. Dua sporokarp yang pertama, mempunyai
tangkai yang pendek dan ditumbuhi bulu yang lebih lebat berisi megasporongium
yang berisi sel telur dan sisanya adalah sporokarp yang berisi mikrosporangium.
Pembiakan vegetatif Salvinia molesta berlangsung secara fragmentasi pada tubuh
tanaman, kemudian terjadi regenerasi dari potongan kecil tersebut untuk selanjutnya
membentuk tunas baru (Soerjani et al,1987).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Pencemaran air ini dilakukan pada tanggal 28 mei-12 juni 2012 di
Green House Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan hasilnya di amati
pada hari Senin-Sabtu tanggal 12-14 Juni 2012 yang untuk melihat stomatanya di
Laboraturium Zoologi Fakultas Matematika Universitas Tanjungpura Pontianak.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah alat tulis, ember, baskom
besar 3 buah, kamera, timbangan digital, penggaris, mikroskop, dan oven.
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah air, pupuk NPK
dengan masing-masing konsentrasi, tanaman air kiambang (Salvinia molesta) dan
kertas label.
3.3 Cara Kerja
Pertama kali dilakukan adalah Salvinia sp. diambil dari kolam dan kemudian
di aklimatisasi selama satu hari. Setelah itu dipilih Salvinia sp yang dalam keadaan
baik dan memiliki ukuran, jumlah daun dan berat yang sama. Setelah itu disiapkan
tiga buah baskom dan masing-masing diisi 5 liter air bersih. Lalu setiap baskom
diberi perlakuan yang berbeda yaitu 1,5 gram, 2 gram dan kontrol. Diamati setiap 3
hari sekali selama 15 hari. Setelah 15 hari Salvinia sp ditimbang berat basah
kemudian setelah itu dilihat stomata dari Salvinia sp tersebut. Kemudian Salvinia sp.
dimasukkan ke dalam oven sampai kering dan setelah itu ditimbang berat keringnya.
3.4 Analisis Data
% BB = BB−BK
BB x 100 % % BK =
BB−BKBK
x 100 %
Keterangan : BB = Berat Basah
BK = Berat Kering
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Konsentras
i
Hari Pengamatan
0 1 2 3 6 9 12 15
Kontrol
1 24 26 28 30 67 75 86 108
2 24 26 28 30 65 70 76 81
3 24 28 29 31 68 73 78 81
4 24 27 28 30 66 74 84 91
5 24 26 27 29 47 58 65 72
NPK 1,5 gram
1 24 27 29 31 53 59 73 84
2 24 26 28 30 69 79 96 133
3 24 26 30 32 70 74 83 94
4 24 28 29 31 68 70 75 83
5 24 27 28 40 80 100 120 141
NPK 2 gram
1 24 26 26 28 50 57 63 77
2 24 28 31 33 55 60 64 72
3 24 26 30 32 60 78 80 84
4 24 28 32 34 58 69 76 88
5 24 28 34 36 67 70 78 90
4.1.1. Tabel Pertumbuhan Kiambang
4.1.2. Tabel Berat Basah-Berat Kering
Perlakuan Berat Basah Berat Kering
Kiambang Kontrol 76,327 2,116
Kiambang (NPK 1,5 gram) 60,551 1,968
Kiambang (NPK 2 gram) 75,453 2,117
Gambar 1. Stomata pada Salvinia molesta
4.2 Pembahasan
Praktikum ini di lakukan dengan 3 konsentrasi yakni pupuk NPK kontrol, 1,5 gram, dan 2 gram guna untuk melihat pencemaran mana yang kadarnya lebih tinggi dan membuat pertumbuhan Salvinia molesta manjadi buruk. Pencemaran air ini dilakukan pengamatan selama 15 hari fungsinya untuk mengetahui konsentrasi yang mana pencemarannya terhadap tumbuhan air ini Salvinia molesta yang paling berbahaya. Setelah dilakukan pengamatan yang kontrol setelah direratakan 100,4 gram dan 1,5 gram setelah direratakan menjadi 107 gram dan 2 gram yakni 66 gram. Hal ini dapat terlihat jelas bahwa untuk NPK 1,5 gram adalah konsentrasi yang paling pas dan tidak terlalu jelek atau berbahaya bagi pertumbuhan Salvinia molesta dan dapat juga dilihat dari tabel yang diatas NPK 1,5 gram jumlah pertumbuhan dan daun untuk kiambang (Salvinia molesta) ini jumlah konsentrasi 1,5 gram cocok untuk tumbuhan air ini dikarenakan apabila semakin banyak kosentarsi 2 gram maka akan membuat tumbuhan air ini tidak bagus pertumbuhannya banyak daun-daunnya yang
putus-putus dan banyak yang penghambatan pertumbuhannya lama begitu juga kontrol lambat dan sedikit dikarenakan tidak adanya unsur hara sehingga untuk tumbuhan air tidak dapat untuk berkembang. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari tabel diatas semakin banyak konsentrasi yang diberikan maka tidak baik untuk pertumbuhan tumbuhan air tersebut jadi konsentrasi yang sedang dan tidak terlalu tinggi yang cukup untuk tumbuhan air ini. Pupuk NPK ini yakni pupuk buatan yang mengandung unsure nitrogen, fosfor dan kalium. Nitrogen untuk tanaman ini guna untuk menghasilkan pertumbuhan daun dan pembentukan batang serta cabang. Tanaman yang paling perlu membutuhkan nitrogen meliputi tanaman rerumputan dan sayuran berdaun seperti kol dan bayam, jadi pada dasarnya tanaman yang menghasilkan daun lebih maka kebutuhan nitrogennya juga lebih tinggi,nitrogen keberadaannya mutlak ada untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Tanaman mengandung cukup nitrogen akan menunjukkan warna daun hijau tua yang artinya kadar klorofil dalam daun tinggi, sebaliknya apabila tanaman kekurangan atau defisiensi nitrogen maka daun akan menguning (klorosis) karena kukarangan klorofil. Apabila nitrogen tersedia didalam tanah hanya atau sebagian besar dalam bentuk amonium, dapat menyebabkan keracunan pada tanaman dan akhirnya dapat mengakibatkan jaringan vascular menjadi pecah. Penggunaan pupuk nitrogen dalam tanah sebagian besar akan berpengaruh pada penurunan pH tanah. Hal ini disebabkan bahwa perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3- akan melepas H+ sehingga akan menurunkan pH tanah. Selain itu NO3- merupakan faktor utama yang berhubungan dengan pencucian ion-ion basa seperti Ca+2, Mg+2, dan K+.Ion nitrat dan basa-basa tersebut tercuci secara bersama-sama yang akhirnya meninggalkan tapak-tapak pertukaran di dalam tanah yang bermuatan negatif.Selanjutnya tapak-tapak petukaran tersebut diganti H+ yang dapat menyebabkan penurunan pH tanah. Pertumbuhan tanaman lambat, lemah dan tanaman menjadi kerdil juga bisa disebabkan oleh kekurangan nitrogen. Begitu juga untuk fosfor ini, fosfor ini gunanya untuk perkecambahan benih dan perkembangan akar. Fungsi penting forfor di dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Pada umumnya kadar fosfor di dalam tanaman di bawah kadar nitrogen dan kalium yaitu sekitar 0,1 hingga 0,2%. Fosfor didalam tanaman mempunyai fungsi sangat penting yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Kalium ini gunanya untuk menjaga pertumbuhan tanaman untuk membantu melawan penyakit sehingga kebanyakan kalium ini untuk tanaman sayuran. Kalium didalam jaringan tanaman ada dalam
bentuk kation dan bervariasi sekitar 1,7-2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion kalium di dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman. Fungsi penting kalium dalam pertumbuhan tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air proses membuka dan menutup pori-pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi kalium dalam sel yang terdapat disekitar stoma. Kadar kalium tidak cukup (defisien) dapat menyebabkan stomata membuka hanya sebagian dan menjadi lebih lambat dalam penutupan.
Pencemaran air ini suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti sungai, danau dan air tanah akibat dari aktifitas manusia. Pencemaran air ini dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrient dapat mengarah pada eutrofikasi. Kiambang (Salvinia molesta) merupakan salah satu tumbuhan yang hidupnya mengapung pada permukaan air. Tanaman ini dapat hidup di daerah tropis, sub tropis dan daerah yang bertemperatur hangat di seluruh dunia. Biasanya tanaman ini banyak dijumpai di sawah, sungai, dan saluran air. Kiambang memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh di permukaan air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kiambang mengapung. Daun tipe kedua tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil dan berfungsi menangkap hara dari air seperti akar. Salvinia molesta merupakan tumbuhan setahun yang memiliki batang, daun dan akar yang bercabang. Nurhaya (2001) mengatakan bahwa batang bercabang yang tumbuh mendatar berbuku-buku dan ditumbuhi bulu, panjangnya dapat mencapai 30 cm.
Rosani (2002) melaporkan bahwa kandungan gizi yang terkandung dalam Salvinia molesta adalah protein kasar 15,9 %, lemak kasar 2,1 %, serat kasar 16,8 %, kalsium 1,27 %, lisin 0,611% dan sistein 0,724 %.