BAB I

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain 1

description

Description: (Required field)Description: (Required field)Description: (Required field)Description: (Required field)Description: (Required field)Description: (Required field)Description: (Required field)Description: (Required field)Description: (Required field)

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMasa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensidimensi tersebut

1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan umumTujuan Umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk memahami Roleplay tentang Pendidikan Kesehatan Jiwa bagi Pasien dan Klien: Remaja.1.2.2 Tujuan KhususTujuan Khusus dari penulisan makalah antara lain:1. Untuk Mengetahui Definisi dari Psikososial Remaja2. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Remaja.3. Untuk Mengetahui Karakteristik perilaku Remaja.4. Untuk Mengetahui Dimensi Remaja.5. Untuk Mengetahui Tindakan Keperawatan.

BAB IIISI

SKENARIO

Apa yang harus aku lakukanDi suatu sekolah tepat nya sman 5 pekanbaru. Dikenal seorang siswa bernama ega dan beberapa temannya yang sering bolos sekolah. Sudah sering wali kelas dan pihak sekolah memberi surat teguran dan hukuman tapi tak kunjung membuat ega dan temannya jera. kesalahan dalam bergaul membuat ega dan temanya menjadi remaja yang tidak baik prilaku. Jam menunjukan pukul 07.00 wib. Ega menuju sekolah bersama elda Ega : da, bolos sekolah yok.. jalan aja kita yok kerumah dilla yok dia pasti ngak sekolah juga !!Elda : eh.. ga papa tu nanti kita di marah guru kimia Ega : alah gak apa tu dow.. bilang aja kita sakit.. gakakan ketahuan juga pu da? Elda : oke lah, hajar aja kita jalan yok.. Ega :eh aku telpon ferina, bila bolos aja kita ngmpul di rumah dilla.. halo ferina Ferina : ia ga, Ega : ngumpul dirumah dilla yok ?Ferina : gak mask sekolah lagi kita ga?Ega : ngak payah lah.. bosan!! kami tunggu dirumah dila ya ferFerina : okelahSampai dirumah dilla Ega : hay dilla, lagi apa lu Dilla: lagi nyantai aja Ega : lu gak sekolah lagi dil,Dilla : ngak lah malas sekolah pun untuk apa ? banya yang sarjanah sekolah tinggi pun gak jadi apa untuk apa sekolah ? ujung nya nyampah juga dimasyarakat. Lagian guwe kaya warisan banyak.Ega : tu lah ngapai sekolah enak heppy ya dil. Ferina : hay guys, blom ketinggalan kan ? nie gue bawa minuman dan makanan cobain deh enak!!Ega : alcohol ? wess gak berani gue !Ferina : alah gak apa enak nyo.. cobainalah. Dirumah dilla mereka asik berceritaa dan minum alkohol Karena seringnya ega bolos sekolah, esty ibunya ega di telpon oleh wali kelas dan di beritahukan bahwa anak nya ega sering tidak masuk sekolah dan nilai sekolah nya sangan jelek. Jam 17.00wib ega pulang kerumah !!Braakkkzzzz (membuka pintu )Esty : dari mana aja kamu ga ? Ega : yaelah ditanya juga, dari sekolah lah ma ! Esty : sekolah ? bohong kamu kan tadi wali kelas kamu telpon kata nyaa kamu sering tidak masuk sekolah! Dan hari ini pun kamu sering tidak masuk sekolah? Kemana ha ? Ega :mau tau aja ? sukalah !!!Esty: mulut kamu bau alkohol !!! ega kamu mau jadi apa? kamu ini perempuan ga !! besok mama yang langsung antar kamu ke sekolah !!! Ega : berisik ma, udahlah capek. (brakkkkkzzzzz tutup pintu kamar ). Pagi hari jam 07.00 wib di sekolah sman 5 pekanbaru. Kepala sekolah dan stap guru mengadakan rapat Karna banyaknya siswa sma 5 pekanbaru yang bolos sekolah dan ada beberapa siswa yang harus di keluarkan dari sekolah. kepala sekolah dan para stap guru berinisiatif untuk mendatangkan tim penyuluhan kesehatan sikokologis. Faisal : selamat pagi adek adek yang saya bangakan ? Audience : selamat pagi Faisal : pagi adek perkenalkan nama saya faisal kurniawan, cukup di pangil faisal. Hari ini kk mau sedikit memberikan informasi mengenai usia adek sekarang. Usia remaja! Apa saja fenomena di usia remaja, kita kenalan dulu..ya . nama adek siapa? Ega : ega kakFaisal : cita-cita ega apa ? Ega : gak tau kak, emangnya pa gunanya cita kak? Toh ada atau ngak cita kita tetap hidupFaisal : adek cita itu ibarat penyemangat hidup adek harus punya cita agar sellalu semangat adek mau sukses dan jadi kebangaan orangtua. Coba adek fikirkan profesi yang paling adek suka ? mukin guru,polwan,dokter atau perawat kyk kk.Ega : dokter kk tapi pasti sulit . Faisal : sulit itu pasti tapi. Tapi sesulit apapun pasti bisa asal ada usaha dan tekun. Usahanya yang harus adek lakukan adalah belajar yang sunguh.Faisal pun melakukan penyuluhan kepada siswa remaja di sma negeri 5 pekanbaru. Penyulahan ini dilakukan untuk mencegah kenakalan-kenakalan remaja dan membantu pada siswa remaja untuk menemukan jati diri.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 DefinisiPerkembangan psikososial remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai identitas dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi dan keunikan atau ciri khas diri. Kemampuan ini tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja. Bila tidak dapat mencapai kemampuan tersebut maka remaja akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian, sehingga akan terjadi gangguan konsep diri.Menurut (Stanley Hall, 1991) Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress).Karena mereka mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.Menurut (Yulia S. D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, 1991) istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja antara lain :1. Puberty (bahasa inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada daerah kemaluan (genetal) maka pubescence berarti perubahan yang dibarengi dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan.2. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda yang terjadi antara 17 - 30 tahun yang merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 12 -22 tahun.Menurut Erikson masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self -Identity) (Dariyo, 2004). Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.1. Remaja awal (13-14 thn)2. Remaja Tengah (15-17 Thn)3. Remaja akhir (18-21 Thn)

3.2 Ciri-ciri Masa RemajaMasa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

3.3 Karakteristik PerilakuTUGAS PERKEMBANGANPERILAKU REMAJA

Perkembangan yang normal:Pembentukan identitas diria. Menilai diri secara objektifb. Merencanakan masa depannyac. Dapat mengambil keputusand. Menyukai dirinyae. Berinteraksi dengan lingkungannyaf. Bertanggung jawabg. Mulai memperlihatkan kemandirian dalam keluargah. Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang lain yang menurutnya mampu

Penyimpangan perkembangan :Bingung perana. Tidak menemukan ciri khas (kekuatan dan kelemahan) dirinyab. Merasa bingung, bimbangc. Tidak mempunyai rencana untuk masa depand. Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannyae. Memiliki perilaku antisosialf. Tidak menyukai dirinyag. Sulit mengambil keputusanh. Tidak mempunyai minati. Tidak mandiri

3.4 Dimensi Remaja1. Dimensi BiologisPada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: Follicle-Stimulating Hormone (FSH) DAN Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.2. Dimensi KognitifPerkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan.Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajarmengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya.Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.3. Dimensi MoralMasa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan kenyataan yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut. Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika lingkungan baru memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.4. Dimensi PsikologisMasa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan hebat. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jatidiri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai seseorang yang baru; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para idolanya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997).Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam macam dan Berhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya.

3.5 Tindakan KeperawatanTujuan tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial remaja :1. Remaja mampu meyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang2. Remaja mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal3. Remaja mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang normalTUGAS PERKEMBANGANTINDAKAN KEPERAWATAN

Perkembangan yang normal :Pembentukan identitas diri1. Diskusikan ciri perkembangan psikososial remaja yang normal dan menyimpang2. Diskusikan cara untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal3. Anjurkan remaja untuk berinteraksi dengan orang lain yang membuatnya nyaman mencurahkan perasaan, perhatian dan kekhawatiran4. Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif (olahraga, seni, bela diri, pramuka, keagamaan)5. Anjurkan remaja untuk melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan perannya6. Bimbing dan motivasi remaja dalam membuat rencana kegiatan dan melaksanakan rencana yang telah dibuatnya

Penyimpangan perkembangan :Bingung peran1. Diskusikan aspek positif/kelebihan yang dimiliki remaja2. Bantu mengidentifikasi berbagai peran yang dapat ditampilkan remaja dalam kehidupannya3. Diskusikan penampilan peran yang terbaik untuk remaja4. Bantu remaja mengidentifikasi perannya di keluarga

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanRemaja yaitu masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.1. Remaja awal (13-14 thn)2. Remaja Tengah (15-17 Thn)3. Remaja akhir (18-21 Thn)Perkembangan psikososial remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai identitas dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan keunikan atau ciri khas diri. Kemampuan ini tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja. Jika tidak mencapai kemampuan tersebut, remaja akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri.Diagnosis keperawatan :Potensial (normal) : potensial pembentukan identitas diri, Risiko (penyimpangan) : risiko bingung peran.

4.2 SaranDemikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan juga pembaca khususnya bagi mahasiswa yang telah menyususn makalah ini agar meningkatkan pemahamannya terhadap asuhan keperawatan perkembangan psikososial sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

Suliswati. 2005. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC

17