BAB I

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun cul di luar stingfer anal disebut hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996) Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid. 1

description

bab1

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangHemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun cul di luar stingfer anal disebut hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.1.2Rumusan Masalah1.Apakah definisi dan etiologi dari Hemoroid ?2.Bagaimanakah patofisiologi dan WOC dari Hemoroid ?3.Bagaimana gambaran hasil laboratorium dari Hemoroid ?4.Bagaiamana penatalaksanaan keperawatan dan non keperawatannya ?

1.3Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa memahami mengenai Patofisiologi dan WOC dari Hemoroid.1.4Manfaat PenulisanDiharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta dapat mengaktualisasikannya pada lingkungan sekitar, baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.

BAB IIPEMBAHASAN2.1.DefinisiHemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau luar linear dentate. Hemorroid interna adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa (submukosa) di atas atau di dalam linea dentate. (Sudoyo Aru, dkk 2009)Hemoroid diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :1. Hemoroid eksterna, yaitu hemoroid yang muncul di luar sfingter anal.2. Hemoroid interna, yaitu hemoroid yang terjadi di atas sfingter anal. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1138) Hemoroid Eksterna diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :1. Akut : pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus (hematoma)nyeri dan gatal 2. Kronik : satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu:1. Derajat I: perdarahan merah segar tanpa nyeri saat defekasi, bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop, 2. Derajat II: menonjol melalui kanalis analis pada saat mengejan ringan, tetapi dapat masuk kembali secara spontan, pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.3. Derajat III: pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari. Hemoroid menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi. 4. Derajat IV: prolaps hemoroid yang permanen, rentan, dan cenderung untuk mengalami trombosis atau infark. Hemoroid menonjol keluar dan tidak dapat didorong masuk.DerajatBerdarahMenonjolReposisi

I(+)(-)(-)

II(+)(+)Spontan

III(+)(+)Manual

IV(+)TetapTidak dapat

Pleksus hemoroid intern mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior vena porta sedangkan Pleksus hemoroid eksterna mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke vena iliaka.2.2.EtiologiHemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor resiko/pencetus seperti :1. Mengejan pada buang air besar yang sulit.2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu lama duduk dijamban sambil membaca, merokok)3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor abdomen )4. Kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal)5. Usia tua6. Konstipasi kronik7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik8. Hubungan seks peranal9. Kurang minum air dan kurang makan-makanan berserat (sayur dan buah)10. Kurang olahraga/imobilisasi

2.3.Manifestasi Klinis1. Timbul rasa gatal dan nyeri2. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi3. Pembengkakan pada area anus4. Nekrosis pada area sekitar anus5. Perdarahan / prolaps2.4.PatofisiologiHemoroid disebabkan akibat bendungan didalam vena pada plexus hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor penyebab dan pencetus seperti : kongesti vena pleksus hemoroidalis, tekanan abdomen yang berlebihan (konstipasi, sering mengedan, kehamilan) duduk terlalu lama, tumor rektur, obesitas, hubungan seksualitas melalui anus, tidak adanya katup secara struktural didalam vena-vena hemoroidalis. Sehingga drainage dari daerah anorektal terganggu akibat peningkatan tekanan intra abdomen juga akan meningkatkan tekanan pada vena hemoroidalis yang menimbulkan varices yang berisiko pecah dan menimbulkan perdarahan pasien akan mengeluh keluar darah dari anus, kadang-kadang disertai nyeri dan prolaps yang paling berat kadang-kadang mengeluh sangat nyeri karena sudah terjadi trombus dan strangulasi.2.5.WOC

12

Pre. Op.Post. Op.MK. Nyeri akutMK. Intoleransi aktifitasMK. Peradangan, edema dan nyeritrombosisBengkak, kebiru-biruan pada anus dan jarngan berdarah, sakit kecuali terjadi robekan venaJika ada bekuan darahanemia defisiensi besiPerdarahan saat BABHemoroid eksternaHemoroid internaTekanan vena perifer meningkat pelebaran vena anus (hemoroid)Aliran balik vena terganguKongesti vena pleksusKelemahan pembuluh darahpregnasiHipertensi portal (sirosis hepatisPeningkatan tekanan intra abdomenBerdiri dan duduk terlalu lamaMengedan konstipasiSering mengangkat beban beratGangguan defekasi miksi2.6.Pemeriksaan Diagnostika.Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.b.Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.c.Pemeriksaan proktosigmoidoskopiProktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.d.Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.e.Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang2.7.PenatalaksanaanA. Penatalaksanaan Mandiri perawat1. Pasien dengan hemoroid ( tingkat I dan II) dapat diobati dengan tindakan lokal dan anjuran diit.2. Mencegah Obstipasi : dengan diet rendah sisa, banyak makan-makanan berserat seperti buah dan sayur, banyak minum dan mengurangi daging. Hindari mengejan berlebihan saat defekasi.3. Rendam duduk dengan salep dan supositoria yang mengandung anestesi serta tirah baring (merupakan tindakan yang berfungsi untuk mengurangi pembesaran)4. Menjaga personal hygiene yang baik (anus)5. Olah raga teratur6. Mengurangi/mencegah stres. (Deden Dermawan, hal 107 - 2010)B. Penatalaksanaan KonservatifTerapi Konservatif diberikan pada hemoroid derajat I dan II dimana bukan ditujuan untuk menghilangkan pleksus hemoroidalis tapi untuk menghilangkan keluhan. Terapi konservatif ini diberikan untuk pasien dengan gejala yang minor dan memiliki kebiasaan diet atau higiene yang tidak normal.a. Non-farmakologisBertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan memperbaiki cara defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola atau cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Makanan berserat akan menyebabkan gumpalan isi usus besar namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengedan secara berlebihan.Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari dengan larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air). Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.b. FarmakologiBertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:1. Obat yang memperbaiki defekasiTerdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).2. Obat simptomatikBertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.3. Obat penghenti perdarahanPerdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.4. Obat penyembuh dan pencegah seranganMenggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 32 tablet selama 4 hari, lalu 22 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.C. PembedahanApabila hemoroid internal derajat 1 yang tidak membaik dengan penatalaksanaan konservatif maka dapat dilakukan tindakan pembedahan. HIST (Hemorrhoid Institute of South Texas) menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan hemoroid antara lain : (Acheson,A.G)a.Hemoroid internal derajat II berulang.b.Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.c.Mukosa rektum menonjol keluar anus.d.Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura.e.Kegagalan penatalaksanaan konservatiff.Permintaan pasien.Pembedahan yang sering dilakukan yaitu : (Halverson, A & Acheson, A.G) :a.Skleroterapi.b.Rubber band ligationc.Infrared thermocoagulationd.Bipolar Diathermye.Laser haemorrhoidectomyf.Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligationg.Cryotherapy h.Stappled Hemorrhoidopexy.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanHemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah timbulnya rasa tidak nyaman.3.2 SaranDiharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penyakit hemoroid, sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan bisa menjadi acuan serta pedoman bagi dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, deden, dkk.2010. Keperawatan Medikal Bedah (sistem Pencernaan). Surakarta : Gosyen PublishingJakarta : Interna PublishingMyrahs blog, http://beinggoodnurse.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.htmlNurarif, Amin Huda, dkk , 2015 , Aplikasi asuhan keperawatan NANDA NIC NOC , Yogyakarta : MediaActionNuri,RJ, https://nurirjawati.wordpress.com/bout-pharmacy/colap/makalah-hemorroid/Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCSudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.