Bab i

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup pesat sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek, terutama teknologi informasi (Information Technology) seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat, baik legal maupun illegal dengan menghalalkan segala cara karena ingin memperoleh keuntungan secara “potong kompas”. Dampak buruk dari perkembangan “dunia maya” ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini dan masa depan. Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia bisnis yang revolusioner (digital revolution era) karena dirasakan lebih mudah, murah, praktis dan dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di 1

Transcript of Bab i

Page 1: Bab i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup pesat

sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat

yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan

kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman.

Perkembangan iptek, terutama teknologi informasi (Information Technology) seperti

internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu

singkat, baik legal maupun illegal dengan menghalalkan segala cara karena ingin

memperoleh keuntungan secara “potong kompas”. Dampak buruk dari perkembangan

“dunia maya” ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat

ini dan masa depan.

Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia

bisnis yang revolusioner (digital revolution era) karena dirasakan lebih mudah,

murah, praktis dan dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di sisi lain,

berkembangnya teknologi informasi menimbulkan pula sisi rawan yang gelap sampai

tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di

bidang teknologi informasi yang berhubungan dengan “cybercrime dan cyberlaw”

atau kejahatan duniamaya.

Masalah kejahatan dunia maya dewasa ini sepatutnya mendapat perhatian

semua pihak secara seksama pada perkembangan teknologi informasi masa depan,

karena kejahatan ini termasuk salah satu extra ordinary crime (kejahatan luar biasa)

bahkan dirasakan pula sebagai serious crime (kejahatan serius) dan transnational

crime (kejahatan antar negara) yang selalu mengancam kehidupan warga masyarakat,

bangsa dan negara berdaulat. Tindak pidana atau kejahatan ini adalah sisi paling

1

Page 2: Bab i

buruk di dalam kehidupan moderen dari masyarakat informasi akibat kemajuan pesat

teknologi dengan meningkatnya peristiwa kejahatan komputer, pornografi, terorisme

digital, “perang” informasi sampah, bisa informasi, hacker, cracker dan sebagainya.

2

Page 3: Bab i

1.2 Maksud dan tujuan

Maksud penulisan makalah ini :

1. Untuk lebih memahami dan mengetahui tentang pelanggaran hukum

(Cybercrime) yang terjadi dalam dunia maya sekarang ini, dan undang-

undang dunia maya (Cyberlaw)

2. Untuk lebih memahami dan mengetahui tentang bahayanya phising dan

semoga kita dapat mencegah dan menghindari phising yang termasuk salah

satu pelanggaran hukum di duni maya.

Sedangkan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat

memenuhi nilai UAS pada mata kuliah EPTIK Pada Jurusan Manajemen

Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana

Informatika

1.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan makalah ini adalah dengan

metode Studi Pustaka (Library Study).

Selain melakukan tersebut di atas, kami merangkum berbagai sumber bacaan

dari bahan-bahan pustaka yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas

guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang akan dijadikan

bahan makalah.

1.2. Ruang lingkup

Dalam penyusunan makalah ini, kami hanya memfokuskan pada kasus

phising yang merupakan satu pelanggaran hukum pada dunia maya.

3

Page 4: Bab i

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Cybercrime

Perkembangan yang pesat dari teknologi telekomunikasi dan teknologi

komputer menghasilkan internet yang multifungsi. Perkembangan ini membawa kita

ke ambang revolusi keempat dalam sejarah pemikiran manusia bila ditinjau dari

konstruksi pengetahuam umat manusia yang dicirikan dengan cara berfikir yang

tanpa batas (borderless way of thinking).

Cyber crime atau kejahatan dunia maya dapat didefenisikan sebagai perbuatan

melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada

kecanggihan teknologi komputer dan komunikasi.

Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer

crime. The U.S. Department of Justice memberikan pengertian Computer Crime

sebagai: “… any illegal act requiring knowledge of Computer technology for its

perpetration, investigation, or prosecution”. Pengertian lainnya diberikan oleh

Organization of European Community Development, yaitu: “any illegal, unethical or

unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the transmission

of data”. Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer”

(1989) mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum

dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Sedangkan menurut

Eoghan Casey “Cybercrime is used throughout this text to refer to any crime that

involves computer and networks, including crimes that do not rely heavily on

computer“.

2.2. Pelanggaran Hukum Dalam Dunia Maya (Cybercrime)

Munculnya revolusi teknologi informasi dewasa ini dan masa depan tidak

hanya membawa dampak pada perkembangan teknologi itu sendiri, akan tetapi juga

akan mempengaruhi aspek kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial, politik,

kehidupan pribadi, masyarakat bahkan bangsa dan negara. Jaringan informasi global

4

Page 5: Bab i

atau internet saat ini telah menjadi salah satu sarana untuk melakukan kejahatan baik

domestik maupun internasional. Internet menjadi medium bagi pelaku kejahatan

untuk melakukan kejahatan dengan sifatnya yang mondial, internasional dan

melampaui batas ataupun kedaulatan suatu negara. Semua ini menjadi motif dan

modus operasi yang amat menarik bagi para penjahat digital.

1.  Jenis Cybercrime

Eoghan Casey mengkategorikan cybercrime dalam 4 kategori yaitu:

1. A computer can be the object of Crime.

2.  A computer can be a subject of crime.

3. The computer can be used as the tool for conducting or planning a crime.

4.  The symbol of the computer itself can be used to intimidate or deceive.

2.3.      Undang - Undang Dunia Maya (Cyberlaw)

Harus diakui bahwa Indonesia belum mengadakan langkah-langkah yang

cukup signifikan di bidang penegakan hukum (law enforcement) dalam upaya

mengantisipasi kejahatan duniamaya seperti dilakukan oleh negara-negara maju di

Eropa dan Amerika Serikat. Kesulitan yang dialami adalah pada perangkat hukum

atau undang-undang teknologi informasi dan telematika yang belum ada sehingga

pihak kepolisian Indonesia masih ragu-ragu dalam bertindak untuk menangkap para

pelakunya, kecuali kejahatan dunia maya yang bermotif pada kejahatan

ekonomi/perbankan.

Untuk itu diperlukan suatu perangkat UU yang dapat mengatasi masalah ini

seperti yang sekarang telah adanya perangkat hukum yang satu ini berhasil

digolkan, yaitu Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU

ITE). UU yang terdiri dari 13 Bab dan 54 Pasal serta Penjelasan ini disahkan

setelah melalui Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa, 25 Maret 2008.Pasal 31

(1): Setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses komputer dan

atau sistem elektronik secara tanpa hak atau melampaui wewenangnya untuk

5

Page 6: Bab i

memperoleh keuntungan atau memperoleh informasi keuangan dari Bank

Sentral, lembaga perbankan atau lembaga keuangan, penerbit kartu kredit,

atau kartu pembayaran atau yang mengandung data laporan nasabahnya.

 Pasal 31 (2): Setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses dengan

cara apapun kartu kredit atau kartu pembayaran milik orang lain secara tanpa

hak dalam transaksi elektronik untuk memperoleh keuntungan.

 Pasal 33 (1): Setiap orang dilarang menyebarkan, memperdagangkan, dan

atau memanfaatkan kode akses (password) atau informasi yang serupa dengan

hal tersebut, yang dapat digunakan menerobos komputer dan atau sistem

elektronik dengan tujuan menyalahgunakan yang akibatnya dapat

mempengaruhi sistem elektronik Bank Sentral, lembaga perbankan dan atau

lembaga keuangan, serta perniagaan di dalam dan luar negeri.

2.4.      Tujuan Cyberlaw

Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan

tindak pidana, ataupun penanganan tindak pidana. Cyberlaw akan menjadi

dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan

dengan sarana elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang

dan kejahatan terorisme.

2.5.      Phising

Didalam dunia maya sangat banyak pihak-pihak yang mencari

keuntungan tanpa memperdulikan segala sesuatunya entah itu merugikan

orang lain, masyarakat atau pihak yang tidak tersangkut secara langsung.

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus pelangaran hukum terhadap dunia

maya diantaranya adalah Hacker, Cracker, Defacer, Carding, Frauder,

Spammer, Phising. Dalam penulisan makalah ini penulis mencoba membahas

salah satu kasus pelanggaran hukum dalam dunia maya yaitu Phising.

Phising adalah cara untuk mencoba mendapatkan informasi seperti username,

password, dan rincian kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas

6

Page 7: Bab i

terpercaya dalam sebuah komunikasi elektronik. Komunikasi yang mengaku

berasal dari populer situs web sosial, situs lelang, prosesor pembayaran online

atau IT administrator biasanya digunakan untuk memikat publik tidak

curiga. Phising biasanya dilakukan melalui e-mail spoofing atau pesan instan,

dan sering mengarahkan pengguna untuk memasukkan rincian di sebuah

website palsu yang tampilan dan nuansa yang hampir sama dengan yang

aslinya.

1. Teknik Phising

Teknik umum pishing yang sering digunakan adalah:

1. Penggunaan alamat e-mail palsu dan grafik untuk menyesatkan user sehingga

user terpancing menerima keabsahan e-mail atau web sites. Agar tampak

meyakinkan, pelaku juga seringkali memanfaatkan logo atau merk dagang

milik lembaga resmi, seperti; facebook, yahoo, bank atau penerbit lainnya.

Pemalsuan ini dilakukan untuk memancing korban menyerahkan data pribadi,

seperti; password, PIN dan nomor kartu kredit

Membuat situs palsu yang sama persis dengan situs resmi atau pelaku

phising melakukan e-mail yang berisikan link ke situs palsu tersebut.

Membuat hyperlink ke website palsu menyediakan form isian yang

ditempelkan pada email yang dikirim

Contoh kasus yang kami berikan adalah website BCA yang

diplesetkan dengan  memanfaatkan  salah  ketik  dari nasabahnya  misalnya

www.kilkbca.com  atau  www.klicbca.com dan  berbagai  variasi  lainnya,  di 

mana link sebenarnya  adalah www.klikbca.com sehingga pengguna BCA

Internet Banking yang tidak teliti dalam mengetikkan link asli tersebut akan

masuk ke situs yang sengaja dibuat untuk mendapatkan account dan password

internet banking. Aksi ini sendiri sebenarnya sudah bisa dikategorikan dengan

tindakan  ‘hacking’  dengan  menggunakan  cara  ‘social  engineering’.

7

Page 8: Bab i

Phishing   atau   Password   Harvesting   Fishing   arti   sebenarnya adalah 

tindakan  dengan  menggunakan  alamat  email  ataupun alamat  situs yang

dipalsukan dan dirancang untuk mengelabui sang penerima untuk  

mendapatkan data-data berupa nomor kartu kredit, account transaksi dan

password, beserta informasi penting lainnya. Dengan meniru atau membajak

nama bank terkenal, penjual on-line yang terkenal, dan perusahaan kartu

kredit, para phisher (istilah pelaku phishing) dapat meyakinkan sejumlah 5%

dari target korban mereka untuk merespon terhadap undangan mereka.

Misalnya asumsi phisher mengirimkan email ke 1000 calon korban berarti

yang akan respon terhadap ajakan mereka misalnya melakukan update

informasi atau data mereka akan ada sekitar 50 orang. Hasil ini merupakan

penelitian yang pernah dilakukan terhadap perkiraan korban phishing.

Umumnya yang terjadi pada tindakan phishing adalah seseorang

menerima  email yang mengiring si penerima untuk melakukan update

informasi  yang  sifatnya  personal seperti password, user account, nomor

kartu kredit, tanggal lahir, nomor  account  di bank dan sebagainya. Situs  ini 

sendiri  sebenarnya  adalah  situs  palsu  atau  gadungan, dan dibuat dengan

tujuan untuk mengelabui pengunjungnya. Sebagai contoh pada tahun 2003

lalu, para pengguna ebay ada yang menerima email seakan-akan dikirim oleh

ebay. Email tersebut menyuruh user untuk melakukan update informasi

personal seperti nomor kartu kredit dan sebagainya, yang apabila tidak

dilakukan  maka  account  mereka  akan  dibekukan. Dan cukup banyak yang

tertipu pada saat itu. Bahkan trik ini pada tahun 2005 ini masih muncul dan

mencari korban pengguna eBay. Untuk  membuat situs yang persis sama

dengan aslinya  merupakan hal yang sangat gampang dilakukan seperti halnya

yang pernah dilakukan oleh  Steven yang memplesetkan alamat situs internet

banking BCA dengan  memanfaatkan  ‘human  error’ dalam kesalahan

mengetik alamat situs. Kita  langsung  pelajari  case by case  phishing  ini 

sehingga  ada gambaran, bagaimana untuk trace sumber dari satu situs yang

dikirim via email. Apakah dari sumber yang benar ?

8

Page 9: Bab i

Berikut adalah contoh email dari Citibank yang palsu.

-----Original Message----

From     :               CITI  [mailto:[email protected]]

Sent       :               Wednesday,  September  08,  2004  3:26  PM

To           :               [email protected]

Subject :               Citibank  Reminder:  Please  Update  Your  Data

[Wed,  08  Sep  2004  01:25:12  -0700]

https://web.da-us.citibank.com/signin/scripts/login/user_setup.jsp

Dimana mereka melakukan spoofing, tertulis

https://web.daus.citibank.com   seakan-akan benar-benar dari Citibank dan

dibuat memberi kesan ‘secure’ karena  menggunakan  protocol https. Yang 

memang  biasanya  digunakan  oleh  bank  pada  umumnya.

Ternyata sumbernya dari negara mx atau Mexico. Dan di hosting di

jaringan att.net. Terlihat bahwa alamat  IP dari situs sebenarnya adalah

192.193.187.8 dan  kalau kita masukkan  IP  ini  ke  URL,  maka akan dibawa

ke situs aslinya Citibank.  Dan di sebelah kanan bawah dari situs Citibank

yang asli ini terdapat gambar gembok. Yang merupakan tanda/lambang dari

digital certificate. Certificate ini dikeluarkan oleh Verisign untuk Citibank.

Namun apakah ini menjamin bahwa situs Citibank asli atau tidak? Belum

tentu! Karena certificate ini bisa dipalsukan dengan cara di copy.

2. Mencegah Phising

Tindakan phishing jumlahnya dari hari ke hari semakin meningkat dan

diyakini akan bertambah terus. Kalau dilihat grafiknya peningkatannya

termasuk   drastis. Memang kenyataan bahwa situs online banking maupun

belanja online cukup “secure”, namun kita perlu berhati-hati karena teknik

yang digunakan dalam phising ini sebenarnya merupakan teknik ‘social

9

Page 10: Bab i

engineering”. Intinya  adalah  kita  harus  selalu  berhati-hati  dalam 

memberikan informasi  kita  terutama  yang  menyangkut  informasi 

keuangan seperti user account, password online banking, nama ibu kandung,

tanggal lahir, nomor kartu kredit dan informasi lainnya. Berikut adalah

beberapa tips yang bisa dijadikan sebagai pedoman untuk menghindari atau

mencegah ‘phishing’ ini :

Berhati-hati dan tidak sembarangan memberikan data pribadi di Internet 

terutama data keuangan seperti nomor account di bank, nomor kartu kredit,

account internet banking dan password.

Email dari phisher ini umumnya tidak di personalized sementara kalau  email

yang legal (valid) umumnya lebih personal.

Selalu berprasangka curiga dengan email yang intinya berisi permintaan

penting atau urgen untuk informasi atau data keuangan pribadi. Pada   phisher 

(orang   yang   melakukan phishing)  umumnya  memasukkan  unsur  yang

mengasyikkan lewat kalimat-kalimat dalam emailnya sehingga menarik orang

untuk bertindak atau me-respon secepatnya begitu dia membaca email

tersebut.

 Jika anda menerima email semacam ini yang meminta data pribadi  terutama 

data finansial, telpon ke perusahaan  yang bersangkutan  untuk  konfirmasi 

atau masuk ke situs tersebut secara langsung tanpa melalui link yang

disediakan di email.

Selalu menggunakan situs yang aman (secure) ketika memberikan  informasi 

atau data financial melalui web browser. Situs yang secure biasanya

mengunakan SSL (enkripsi) dan selalu mulai dengan https:// dan bukan http://

Log-on secara rutin ke situs online-account  anda  dan  cek datanya misalnya

data transaksi kredit maupun debet untuk memastikan bahwa data transaksi itu

benar.

Pastikan bahwa web browser yang digunakan selalu ter up to date dengan

patch terbaru.

10

Page 11: Bab i

Pertimbangkan untuk menggunakan atau meng-install web browser tool-bar

untuk membantu memproteksi terhadap situs-situs phishing.

Sebelum memasukkan informasi yang sifatnya personal seperti informasi

finansial kita. Kartu kredit dan sebagainya. Ada baiknya  lakukan  klarifikasi 

terlebih dahulu. Misalnya situs visa menyatakan bahwa mereka tidak  pernah 

mengirimkan email untuk meminta update informasi atau klarifikasi.

Informasi detilnya bisa lihat di http://corporate.visa.com/ut/fraud.jsp

Gunakan atau implementasi Anti-Spam, karena umumnya email yang

berisikan phishing bersumber dari alamat IP yang termasuk  dalam  kategori 

RBL (Real-Time Blackhole Lists). Artinya  alamat  IP  yang  terdaftar  di 

RBL merupakan sumber spam. RBL di-develop oleh MAPS LLC, alamat 

webnya adalah http://www.mail-abuse.com/

2.6.      Peranan Cyberlaw

Cyberlaw adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari Cyberspace Law,

yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang

perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi

internet yang dimulai pada saat mulai "online" dan memasuki dunia cyber atau maya.

Pada Negara yang telahmaju dalam penggunaan internet sebagai alat untuk

memfasilitasi setiap aspek kehidupan mereka, perkembangan hukum dunia maya

sudah sangat maju. Sebagai kiblat dari perkembangan aspek hukum ini, Amerika

Serikat merupakan negara yang telah memiliki banyak perangkat hukum yang

mengatur dan menentukan perkembangan Cyberlaw. Untuk dapat memahami sejauh

mana perkembangan Cyberlaw di Indonesia maka kitaakan membahas secara ringkas

tentang landasan fundamental yang ada didalam aspekyuridis yang mengatur lalu

lintas internet sebagai sebuah rezim hukum khusus, dimana terdapat komponen utama

yang meliputi persoalan yang ada dalam dunia maya tersebut, yaitu:

Tentang yurisdiksi hukum dan aspek-aspek terkait; komponen inimenganalisa

dan menentukan keberlakuan hukum yang berlaku dan diterapkan di dalam

dunia maya itu

11

Page 12: Bab i

Tentang landasan penggunaan internet sebagai sarana untuk melakukan

kebebasan berpendapat yang berhubungan dengan tanggung jawab pihak yang

menyampaikan, aspek accountability, tangung jawabdalam memberikan jasa

online dan penyedia jasa internet (internet provider), serta tanggung jawab

hukum bagi penyedia jasa pendidikan melalui jaringan internet

Tentang aspek hak milik intelektual dimana adanya aspek tentang patent,

merek dagang rahasia yang diterapkan serta berlaku di dalam dunia cyber

Tentang aspek kerahasiaan yang dijamin oleh ketentuan hukumyang berlaku

di masing-masing yurisdiksi negara asal dari pihak yang mempergunakan atau

memanfaatkan dunia maya sebagai bagian dari sistem atau mekanisme jasa

yang mereka lakukan

Tentang aspek hukum yang menjamin keamanan dari setiap pengguna internet

Tentang ketentuan hukum yang memformulasikan aspek kepemilikan dalam

internet sebagai bagian dari nilai investasi yang dapat dihitung sesuai dengan

prinisip-prinsip keuangan atau akuntansi.

Tentang aspek hukum yang memberikan legalisasi atas internet sebagai

bagian dari perdagangan atau bisnis usaha.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas maka kita akan dapat melakukan

penilaian untuk menjustifikasi sejauh mana perkembangan dari hukum yang

mengatur sistem dan mekanisme internet di Indonesia. Perkembangan internet di

Indonesia mengalami percepatan yang sangat tinggi serta memiliki jumlah pelanggan

atau pihak pengguna jaringan internet yang terus meningkat sejak paruh tahun 90'an.

Salah satu indikator untuk melihat bagaimana aplikasi hokum tentang internet

diperlukan di Indonesia adalah dengan melihat banyaknya perusahaan yang menjadi

provider untuk pengguna jasa internet di Indonesia. Perusahaan-perusahaanyang

memberikan jasa provider di Indonesia sadar atau tidak merupakan pihak

yangberperanan sangat penting dalam memajukan perkembangan cyber law di

Indonesia dimana fungsi-fungsi yang mereka lakukan seperti :

a.  Perjanjian aplikasi rekening pelanggan internet.

12

Page 13: Bab i

b.  Perjanjian pembuatan desain home page komersial.

c.    Perjanjian reseller penempatan data-data di internet server.

d.  Penawaran-penawaran penjualan produk-produk komersial melalui internet.

e.   Pemberian informasi yang di update setiap hari oleh home page komersial.

f.     Pemberian pendapat atau polling online melalui internet.

Merupakan faktor dan tindakan yang dapat digolongkan sebagai tindakan

yang berhubungan dengan aplikasi hukum tentang cyber di Indonesia. Oleh sebab itu

adabaiknya didalam perkembangan selanjutnya agar setiap pemberi jasa atau

pengguna internet dapat terjamin maka hukum tentang internet perlu dikembangkan

serta dikaji sebagai sebuah hukum yang memiliki displin tersendiri di Indonesia.

Secara akademis, terminologi ”cyberlaw” tampaknya belum menjadi

terminologi yang sepenuhnya dapat diterima. Hal ini terbukti dengan dipakainya

terminologi lain untuk tujuan yang sama seperti The law of the Inlernet, Law and the

Information Super high way, Information Technology Law, The Law of Information,

dan sebagainya. Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada satu istilah yang

disepakati atau paling tidak hanya sekedar terjemahan atas terminologi ”cyberlaw”.

Sampai saat ini ada beberapa istilah yang dimaksudkan sebagai terjemahan

dari ”cyberlaw”, misalnya, Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum

Telematika (Telekomunikasi dan Informatika). Bagi penulis, istilah (Indonesia)

manapun yang akan dipakai tidak menjadi persoalan.Yang penting, di dalamnya

memuat atau membicarakan mengenai aspek-aspek hokum yang berkaitan dengan

aktivitas manusia di Internet. Oleh karena itu dapat dipahami apabila sampai saat ini

di kalangan peminat dan pemerhati masalah hukum yang berikaitan dengan Internet

di Indonesia masih menggunakan istilah ”cyberlaw”.

Sebagaimana dikemukakan di atas, lahirnya pemikiran untuk membentuk satu

aturan hukum yang dapat merespon persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat

dari pemanfaatan Internet terutama disebabkan oleh sistem hukum tradisional yang

tidak sepenuhnya mampu merespon persoalan-persoalan tersebut dan karakteristik

dari Internet itu sendiri. Hal ini pada gilirannya akan melemahkan atau bahkan

mengusangkan konsep-konsep hukum yang sudah mapan seperti kedaulatan dan

13

Page 14: Bab i

yurisdiksi. Kedua konsep iniberada padaposisi yang dilematis ketika harus

berhadapan dengan kenyataan bahwa parapelaku yang terlibat dalam pemanfaatan

Internet tidak lagi tunduk pada batasan kewarganegaraan dan kedaulatan suatu

negara.

Dalam kaitan ini Aron Mefford seorang pakar cyberlaw dari Michigan State

University sampai pada kesimpulan bahwa dengan meluasnya pemanfaatan Internet

sebenarnya telah terjadi semacam ”paradigm shift” dalam menentukan jati diri pelaku

suatu perbuatan hukum dari citizens menjadi netizens.Dilema yang dihadapi oleh

hukum tradisional dalam menghadapi fenomena cyberspaceini merupakan alasan

utama perlunya membentuk satu regulasi yang cukup akomodatif terhadap fenomena-

fenomena baru yang muncul akibat pemanfaatan Internet.

Aturan hukum yang akan dibentuk itu harus diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan hukum (the legal needs) para pihak yang terlibat dalam traksaksi-transaksi

lewat Internet. Untuk itupenulis cenderung menyetujui proposal dari Mefford yang

mengusulkan ”LexInformatica” (Independent Net Law) sebagai ”Foundations of Law

on the Internet".Proposal Mefford ini tampaknya di ilhami oleh pemikiran mengenai

”Lex Mercatoria”yang merupakan satu sistem hukum yang dibentuk secara evolutif

untuk merespon kebutuhan-kebutuhan hukum (the legal needs) para pelaku transaksi

dagang yang mendapati kenyataan bahwa sistem hukum nasional tidak cukup

memadai dalam menjawab realitas-realitas yang ditemui dalam transaksi perdagangan

internasional. Secara demikian maka ”cyberlaw” dapat didefinisikan sebagai

seperangkat aturan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang muncul akibat

dari pemanfaatan Internet.

Pembahasan mengenai ruang lingkup ”cyberlaw” dimaksudkan sebagai

inventarisasi atas persoalan-persoalan atau aspek-aspek hukum yang diperkirakan

berkaitan dengan pemanfaatan Internet. Jonathan Rosenoer dalam Cyberlaw, the law

of internet mengingatkan tentang ruang lingkup dari cyberlaw diantaranya :

1.   Hak Cipta (Copy Right)

2.   Hak Merk (Trademark)

3.    Pencemaran nama baik (Defamation)

14

Page 15: Bab i

4.    Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)

5.    Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)

6.   Pengaturan sumber daya internet seperti IP Address, domain name

7.   Kenyamanan Individu (Privacy)

8.    Prinsip kehati-hatian (Duty care)

9.    Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat

10.  Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll

11.    Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital

12.    Pornografi

13.    Pencurian melalui Internet

14.    Perlindungan Konsumen

15.   Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti ecommerce, e-

government, e-education dll.

BAB III

PENUTUP

15

Page 16: Bab i

3.1.      KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi (TI) dan khususnya juga Internet ternyata

tak hanya mengubah cara bagaimana seseorang berkomunikasi, mengelola data dan

informasi, melainkan lebih jauh dari itu mengubah bagaimana seseorang melakukan

bisnis. Banyak kegiatan bisnis yang sebelumnya tak terpikirkan, kini dapat dilakukan

dengan mudah dan cepat dengan model-model bisnis yang sama sekali baru. Begitu

juga, banyak kegiatan lainnya yang dilakukan hanya dalam lingkup terbatas kini

dapat dilakukan dalam cakupan yang sangat luas, bahkan mendunia.

Di sisi lain, perkembangan TI dan Internet ini, juga telah sangat

mempengaruhi hampir semua bisnis di dunia untuk terlibat dalam implementasi dan

menerapkan berbagai aplikasi. Banyak manfaat dan keuntungan yang bisa diraih

kalangan bisnis dalam kaitan ini, baik dalam konteks internal (meningkatkan efisiensi

dan efektivitas organisasi), dan eksternal (meningkatkan komunikasi data dan

informasi antar berbagai perusahaan pemasok, pabrikan, distributor) dan lain

sebagainya.

Masalah hukum yang dikenal dengan Cyberlaw ini tak hanya terkait dengan

keamanan dan kepastian transaksi, juga keamanan dan kepastian berinvestasi.

Karena, diharapkan dengan adanya perangkat hukum yang relevan dan kondusif,

kegiatan bisnis akan dapat berjalan dengan kepastian hukum yang memungkinkan

menjerat semua fraud atau tindakan kejahatan dalam kegiatan bisnis, maupun yang

terkait dengan kegiatan pemerintah.

Banyak terjadi tindak kejahatan Internet (seperti phising), tetapi yang secara

nyata hanya beberapa kasus saja yang sampai ke tingkat pengadilan. Hal ini

dikarenakan hakim sendiri belum menerima bukti-bukti elektronik sebagai barang

bukti yang sah, seperti digital signature. Dengan demikian cyberlaw bukan saja

keharusan melainkan sudah merupakan kebutuhan, baik untuk menghadapi kenyataan

yang ada sekarang ini, dengan semakin banyak terjadinya kegiatan cybercrime

maupun tuntutan komunikasi perdagangan mancanegara (cross border transaction)

ke depan.

16

Page 17: Bab i

Karenanya, Indonesia sebagai negara yang juga terkait dengan perkembangan

dan perubahan itu, memang dituntut untuk merumuskan perangkat hukum yang

mampu mendukung kegiatan bisnis secara lebih luas, termasuk yang dilakukan dalam

dunia virtual, dengan tanpa mengabaikan yang selama ini sudah berjalan. Karena,

perangkat hukum yang ada saat ini ditambah cyberlaw, akan semakin melengkapi

perangkat hukum yang dimiliki. Inisiatif ini sangat perlu dan mendesak dilakukan,

seiring dengan semakin berkembangnya pola-pola bisnis baru tersebut. Sejak Maret

2003 lalu Kantor Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) mulai

menggodok Rancangan Undang-Undang (RUU) Informasi Elektronik dan Transaksi

Elektronik (IETE) yang semula bernama Informasi Komunikasi dan Transaksi

Elektronik (IKTE).

Hal tersebut seharusnya memang diantisipasi sejak awal, karena eksistensi TI

dengan perkembangannya yang sangat pesat telah melahirkan kecemasan-kecemasan

baru seiring maraknya kejahatan di dunia cyber yang semakin canggih. Lebih dari itu,

TI yang tidak mengenal batas-batas teritorial dan beroperasi secara maya juga

menuntut pemerintah mengantisipasi aktivitas-aktivitas baru yang harus di atur oleh

hukum yang berlaku,terutama memasuki pasar bebas.

3.2.      SARAN

Perkembangan teknologi yang pesat terutama dengan adanya dunia maya saat

ini adalah faktor kuat mengapa cybercrime bisa masuk ke Indonesia. Kurangnya

kesadaran masyarakat membuat kejahatan dunia maya masih saja tetap eksis, meski

sudah dilahirkan UU no.11 tahun 2008 tentang ITE. Aparat hukum yang selalu hanya

bisa mengikuti perkembangan cybercrime. Karena pada dasarnya kejahatan atau

pelanggaran hukum yang belum di atur sulit tersentuh hukum sesuai dengan asas

legalitas.

Perbaikan hukum atau membuat regulasi baru yang sesuai dengan masyarakat

adalah salah satu jawaban atas maraknya cybercrime di Indonesia. Namun bagian

yang sangat penting adalah kesadaran masyarakat yang harus ditingkatkan. Sebaik

apapun hukum yang diterapkan untuk mengatasi cybercrime. Namun apabila tidak

17

Page 18: Bab i

mampu hidup sesuai dengan keadaan masyarakat dan penerapan oleh aparat hukum

tidak sesuai maka akan sia-sia.

Masyarakat sebagai subjek hukum yang akan menjalankan setiap ketentuan

hukum positif di Indonesia. Tidak seharusnya hanya bisa menuntut kepada

pemerintah dan juga aparat tetapi harus memiliki kesadaran untuk taat hukum.

Masyarakat juga dalam memakai internet dan menikmati fasilitas dunia maya harus

mampu bertindak preventif. Agar tidak menjadi korban dari cybercrime.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Bab i

Joe, Ado. 2012. Pengertian Cyber Law & Cyber Crime. Diambil dari:

Harianto Ruslim, CEH. 2005. Hack Attack: Konsep, Penerapan dan Pencegahan.   

Jakarta: Jasakom

19