bab-i

96
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai aspek, diantaranya metode mengajar yang efektif dan efisien. Metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan bahan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, selain daripada itu keberhasilan pembelajaran ditentukan pula oleh metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan siswa. Salah satu metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia adalah metode inquiri. Metode ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan berbagai kegiatan penelitian sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa mengumpulkan data 1

Transcript of bab-i

Page 1: bab-i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai aspek,

diantaranya metode mengajar yang efektif dan efisien.

Metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan

dan bahan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, selain daripada itu

keberhasilan pembelajaran ditentukan pula oleh metode yang sesuai dengan

tingkat perkembangan dan pengetahuan siswa.

Salah satu metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia

adalah metode inquiri. Metode ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk

melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan

berbagai kegiatan penelitian sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa

mengumpulkan data melalui pengamatan, mencatat, menafsirkan data serta

mengambil kesimpulan.

Empat keterampilan berbahasa yang disajikan dalam pengajaran bahasa

Indonesia di sekolah-sekolah meliputi, keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, dan keterampilan menulis. Salah satu keterapilan berbahasa yang perlu

dikembangkan adalah keterampilan membaca.

Pengertian membaca yang dikemukan oleh W.J.S. Poerwadarminta (1976 :

71) adalah “Melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin

mengetahui isinya.” Henry Guntur Tarigan (1983 : 2) mengatakan bahwa

1

Page 2: bab-i

“Membaca yaitu proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang

penulis melaui tulisan”.

Bagi para siswa membaca merupakan kunci keberhasilan untuk meraih

prestasi. Pepatah mengatakan “Buku adalah gudang ilmu membaca adalah

kuncinya.” Makin banyak membaca buku, makin banyak pula ilmu yang didapat.

Perlu kita sadari bahwa dengan kemajuan teknologi justru minat membaca

pada para pelajar sangat kurang sekali. Anak lebih senang menonton televisi dari

pada membaca buku.

Seperti yang pernah penulis ketahui ketika mengadakan PPL di SMP

Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, seharusnya siswa kelas VII SMP sudah

memiliki keterampilan dalam membaca kritis, sebab mereka telah mengikuti

program pendidikan pada jenjang sekolah sebelumnya, yaitu Sekolah Dasar yang

juga menyajikan program pendidikan bahasa Indonesia. Untuk mencapai

keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa persiapan

faktor diantaranya adalah kemampuan guru dalam membuat persiapan dan

perencanaan pelajaran, kecermatan memilih dan menggunakan metode dengan

tepat.

Berdasarkan latar belakang itulah penulis mengadakan penelitian dengan

judul “Efektifitas Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran Membaca

Kritis di Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009”.

2

Page 3: bab-i

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, identifikasi

masalah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan Dasar Siswa

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa adalah

kemampuan dasar siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

Pengetahuan dasar siswa akan membantu mempermudah mempelajari bahan

pelajaran. Hal ini kerena ada kaitannya antara pengetahun dasar siswa dengan

materi yang akan diajarkan. Semakin banyak pengetahuan dasar siswa akan

semakin besar bantuan keberhasilan proses belajar mengajar. Kemampuan dasar

siswa dapat diketahui dari hasil Pretes.

b. Proses Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh aktifitas Guru dan siswa.

Kemampuan menciptakan kondisi belajar yang membelajarkan siswa sangat

penting. Proses pembelajaran hasilnya dapat diketahui melalui hasil postes.

c. Penggunaan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara melakukan interaksi antara guru

dengan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Ketepatan penggunaan

metode pembelajaran dengan materi dan tujuan pembelajaran akan membantu

pencapaian hasil belajar dengan mudah. Namun demikian, metode pembelajaran

3

Page 4: bab-i

hendaknya disesuaikan dengan tingkat keluasan dan kedalaman materi

pembelajaran.

2. Rumusan Masalah

“Masalah adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan.” (Poerwadarminta,

1982 : 64). Berdasarkan pengertian tersebut, masalah adalah sesuatu kesulitan

yang memerlukan pemecahan agar masalah tersebut mudah dipecahkan, maka

semestinya dirumuskan secara jelas terlebih dahulu.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

a. Apakah Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon telah

memiliki keterampilan membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran ?

b. Apakah Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon telah

memiliki keterampilan membaca kritis sesudah uji coba pembelajaran dengan

menggunakan metode inquiri ?

c. Efektifkah penggunaan metode inquiri pada pembelajaran

membaca kritis di kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam sebuah penelitian sangatlah penting, agar kita dapat

menyusun langkah-langkah penelitian secara tepat.

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka penulisan menentukan

tujuan penelitian sebagai berikut :

4

Page 5: bab-i

1. Mendapatkan data mengenai kemampuan siswa kelas VII

SMP Negeri 9 Cirebon dalam membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran.

2. Mendapatkan data mengenai kemampuan siswa kelas VII

SMP Negeri 9 Cirebon dalam membaca kritis setelah pembelajaran dengan

menggunakan metode inquiri.

3. Mendapatkan data mengenai Efektifitas penggunaan metode

inquiri pada pembelajaran membaca kritis siswa kelas VII SMP Negeri 9

Cirebon.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari sebuah penelitian diharapkan ada manfaatnya baik yang bersifat

teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, khususnya

tentang membaca kritis.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Bagi para guru khususnya guru Bahasa Indonesia mendapat

gambaran tentang bagaimana cara menerapkan metode inquiri dalam

membaca kritis.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman apabila akan

memeberikan pengajaran dengan metode inquiri kepada guru-guru.

5

Page 6: bab-i

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di tempat tugasnya.

d. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literature

perpustakaan dan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang

lebih lanjut.

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian

1. Anggapan Dasar Penelitian

Winarno surakhmad (1994 : 10) mengatakan bahwa “Anggapan dasar atau

postulat adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik

itu.”

Berdasarkan pola pendapat di atas, yang menjadi anggapan dasar dalam

penelitian ini adalah sebagi berikut :

a. Kemampuan membaca kritis merupakan salah satu bahan pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMP yang akan mampu meningkatkan pengetahuan

serta keterampilan dalam menentukan tema cerita, membuat kesimpulan

bacaan, membedakan fakta dan opini, membedakan realitas dan fantasi,

menilai kebenaran isi bacaan serta menilai kesesuaian antara judul dan

pengembangannya.

b. Metode inquiri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam

pembelajaran membaca kritis. Metode ini mendorong dan mengarahkan

siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam prosesbelajar mengajar

6

Page 7: bab-i

dengan melakukan berbagai kegiatan seperti mencatat, menafsirkan data,

serta mengambil kesimpulan.

2. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai

salah satu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan

merupakan dasar serta panduan dalam verifikasi” (Nasir, 1988 : 182).

Hipotesis yang penulis susun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan siswa dalam membaca kritis pada siswa kelas VII

SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 sebelum pembelajaran masih

rendah

b. Kemampuan siswa dalam membaca kritis pada siswa kelas VII

SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan metode inquiri meningkat.

c. Pembelajaran membaca kritis pada siswa kelas VII SMP Negeri 9

Cirebon tahun ajar 2008/2009 dengan menggunakan metode inquiri ternyata

efektif.

F. Definisi Istilah

Istilah-istilah dalam judul penelitian membutuhkan persiapan yang sama

agar tidak menimbulkan kesimpang siuran pemahaman khususnya bagi pembaca

maka definisi istilah diperlukan.

Definisi istilah yang penulis susun, sebagai berikut :

7

Page 8: bab-i

Efektifitas adalah ketepatan waktu dalam hai ini ketepatan dalam

menggunakan metode inquiri.

Penggunaan adalah pemakaian (alat, perkakas), pemanfaatan, dalam hal ini

penggunaan metode inquiri.

Metode inquiri adalah metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa

agar mampu menemukan sendiri tentang teori yang ada melalui pembuktian yang

telah dilakukannya.

Pembelajaran adalah proses penyampaian materi atau bahan pembelajaran

melalui interaksi antara guru dengan murid untuk mencapai hasil belajar yang

optimal dengan menggunakan metode yang relevan. Pembelajaran dalam

penelitian ini adalah pembelajaran membaca kritis.

8

Page 9: bab-i

BAB II

KAJIAN PUSTAKA TENTANG EFEKTIFITAS PENGGUNAAN

METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS

A. Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dapat

dilakukan oleh hampir setiap orang. Pengertian membaca dikemukakan oleh

Tarigan (1986 : 8) yang mengatakan bahwa, “Membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca melalui media kata-kata dan bahasa

tulis”.

Untuk memperoleh pesanan yang terdapat dalam bacaan dituntut memiliki

keterampilan mengamati makna simbol-simbol tulisan, memahami serta

memikirkan dengan sugguh-sungguh. Hal ini seseai dengan pendapat Burhan

(1990 : 90) yang menyatakan bahwa, “Membaca adalah perbuatan atau yang

dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan mulai dari melihat atau

mengamati, memahami, dan memikirkan”. Kegiatan membaca mulai dari melihat

atau mengamati tulisan, selanjutnya dapat memahami atau mengerti isi bacaan

bahkan mungkin dapat melisankan kembali sesuai dengan apa yang dutulis dalam

bacaan. Poerwadarminta (1987 : 71) menyatakan bahwa, “Membaca adalah

melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang ditulis itu”.

9

Page 10: bab-i

2. Tujuan Membaca

Tujuan utama kegiatan membaca bagi seorang pembaca adalahmencari

serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami bacaan atau memperoleh

rasa kebahagiaan dari bacaan. Dengan kata lain kegiatan membaca mempunyai

bebarapa tujuan utama, yaitu : (a) untuk mengetahui maksud yang disampaikan

oleh orang lain dalam bentuk bahasa tertulis dan (b) untuk memperdalam ilmu

pengetahuan. Tarigan (1986 : 9) menyatakan bahwa, “Fungsi utama membaca

adalah untuk memperoleh infomasi”. Begitu pun dengan Roojiakkaers dalam

Tarigan (1986 : 176) menyatakan bahwa:

Kegiatan membaca adalah merupakan sesuatu yang cukup penting artinya bagi kita. Dengan membaca secara teratur dapat menyerap gagasan, teori analisa atau penemuan orang lain. Dan lewat kegiatan mambaca pula orang dapat mengembangkan diri untuk bidangnya, serta dapat mengikuti setiap perkembangan baru yang terjadi.

3. Jenis Membaca

Ada beberapa jenis membaca yang dapat dilakukan seseorang, antara lain

membaca nyaring dan membaca dalam hati.

Jenis-jenis kegiatan membaca dibagi dua, yaitu ekstensif dan membaca

instensif. Kedua jenis kegiatan membaca ini memiliki bagian-bagian tersendiri

sebagaimana penulis uraikan di bawah ini.

a. Membaca ekstensif, terdiri atas : 1) membaca survey, 2) membaca sekilas,

3) membaca dangkal.

b. Membaca insentif, terdiri atas :

10

Page 11: bab-i

1) Membaca telaah isi, memiiki jenis-jenis :

a) membaca telilti

b) membaca pemahaman

c) membaca kritis

d) membaca ide-ide

2) Membaca telaah bahasa, memiliki jenis-jenis :

a) membaca bahasa dan

b) membaca sastra

Membaca nyaring diartikan oleh Tarigan (1986 : 22) yang menyatakan

bahwa “…suatu aktifitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid

ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk

menangkap atau memahami informasi, pikiran atau perasaan seorang pengarang”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dalam membaca nyaring seorang pembaca

dapat mengetahui makna serta perasaan yang terkandung dalam bacaan,

sedangkan pendengar diharapkan dapat memberikan tanggapan terhadap bahan

bacaan yang didengarnya agar terjadi timbal balik yang searah. Membaca nyaring

biasanya digunakan untuk membaca puisi atau membaca cerita pendek untuk

orang lain. Dengan membaca nyaring, orang lain dapat mendengar secara

langsung dan diharapkan dapat memahami informasi atau pemikiran yang

terkandung dalam bacaan tersebut.

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami

keseluruha isi bacaan secara mendalam isi bacaan itu dengan mengikut sertakan

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerakan

11

Page 12: bab-i

ataupun suara. Pada saat membaca dalam hati seseorang dituntut untuk

menggunakan mata dan ingatan untuk dapat menangkap dan memahami informasi

yang tersurat dan tersirat dalam bacaan. Membaca dalam hati terbagi dalam dua

kelompok, yaitu membaca ekstensif dam membaca intensif.

Membaca ekstensif dikelompokkan lagi menjadi membaca survey,

membaca sekilas dan membaca dangkal. Membaca intensif meliputi membaca

telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terbagi atas membaca

teliti membaca memahami, membaca kritis dan membaca ide-ide, sedangkan

membaca telaah bahasa terdiri dari membaca bahasa dan membaca sastra.

Dengan demikian membaca dalam hati dapat diartikan sebagai salah satu

keterampilan berbahasa yang dilakukan tanpa gerak lisan maupun suara untuk

mendalami isi bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat sehingga hasilnya

dapat diungkapkan baik dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Membaca

dalam hati dapat dilaksanakan dengan berbagai terknik yakni dengan membaca

ekstensif maupun intensif.

Uraian membaca kritis termasuk membaca dalam hati dengan cara

membaca intensif yang lebih menekankan pada membaca telaah isi. Dengan

demikia membaca kritis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, yang

bertujuan untuk menemukan gagasan isi bacaan secara kritis yang tersurat

maupun yang tersirat dalam bacaan yang disajikan oleh penulis. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Tarigan (1986 : 64) bahwa, “Membaca kritisatau

reading for understanding yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang

12

Page 13: bab-i

bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis,

drama tulis, dan pola-pola fiksi”.

Melalui membaca pemahaman, untuk memahami gagasan yang tersirat

maupun yang tersurat dalam bacaan diperlukan pengalaman, pengetahuan yang

luas yang terlibat secara kritis dari pembaca. Oleh sebab itu keberhasilan

kemampuan membaca kritispada siswa sangat tergantung pada pengalaman,

pengetahuan serta teknik membaca. Pembaca dalam membaca kritisbukan berarti

dituntut untuk menghafal kalilmat demi kalimat dalam bacaan tersebut,dituntut

untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok serta perincian penting yang ada

hubungannya dengan bacaan. Dengan demikian, membaca kritismenuntut ingatan

agar memahami isi bacaan terdebut secara mendasar yang akhirnya mengerti,

kemudian dapat menerapkan dan menggunakan dengan baik.

Kemampuan membaca kritis merupakan seperangkat keterampilan dalam

memperoleh pengetahuan sebagai akibat memberikan kesempatan pada orang

lailn untuik memperoleh informasi dari bahasa tulis. Ada tujuh macam perangkat

keterampilan dalam membaca pemahaman.

Adapun ketujuh macam perangkat keterampilan dalam membaca

pemahaman, adalah sebagai berikut.

(1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail of facts).

(2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main idears).(3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisai cerita

(reading for sequence of organisaion).(4) Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for

inference).(5) Membaca untuk mengelompokan atau membaca untuk

mengklasifikasikan (reading for classification).(6) Membaca untuk menilai atau mengevaluasi (reading for evaluation).

13

Page 14: bab-i

(7) Membaca untuk memperbandingkan (reading to compare or contars). (Anderson dalam Tarigan, 1986 : 9-10).

4. Aspek-Aspek Membaca

Keterampilan membaca merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Agar

dalam membaca kritisberhasil secara efektif perlu diperhatikan aspek-aspek

keterampilan sebagai penunjang dalam kegiatan membaca. Aspek—aspek

membaca digolongkan menjadi lima bagian, yang tiap-tiap bagian tersebut dapat

dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Aspek-aspek membaca tersebut yaitu :

a. Keterampilan mengenali kata,

b. Keterampilan mengenali tanda baca,

c. Keterampilan memahami makna tersurat ada enam jenis, yaitu :

1) Keterampilan memahami makna kata,

2) Keterampilan memahami makna frase,

3) Keterampilan memahami makna kalimat,

4) Keterampilan memahami makna paragraf,

5) Keterampilan memahami makna sebab,

6) Keterampilan memahami makna bab,

d. Kemampuan mambaca kreatif dibagi lima jenis, yaitu :

1) Kemampuan membuat ringkasan,

2) Kemampuan membuat out line,

3) Kemampuan menyusun resensi,

4) Kemampuan menerapkan isi bacaan dalam konteks sehari-hari, dan

14

Page 15: bab-i

5) Kemampuan membuat esai balikan.

Aspek-aspek membaca sebagai penunjang keberhasilan membaca kritisini

dikelompokkan mulai dari keterampilan yang dianggap berada pada urutan yang

paling rendah, seperti pengenalan bentuk, pengenalan unsur-unsur linguistik,

pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan pola bunyi, kecepatan

membaca bertaraf lambat, sampai pada keterampilan yang dianggap berada pada

urutan yang tinggi, seperti memahami pengertian sederhana, memahami

signifikan atau makna evaluasi atau penelitian, dan kecepatan membaca yang

fleksibel, yang sudah sesuai dengan keadaan.

B. Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Kritis

1. Pengertian membaca kritis

Membaca kritis ialah suatu keterampilan berbahasa, yang bertujuan untuk

menemukan gagasan isi bacaan secara kritis yang tersurat maupun yang tersirat

dalam bacaan yang disajikan penulis.

2. keterampilan membaca kritis

Dalam memahami suatu bacaan yang disajaikan dalam tisan dibutuhkan

keterampilan dan pengalaman yang akan sangat mendukung pembaca dalam

mencapai tujuan dari kegiatan membacanya. Keterampilan dalam kegiatan

membaca kritis penulis uraikan sebagai berikut :

Keterampilan membaca kritis ada 11 jenis, yaitu :

a Kemampuan menemukan tema cerita,

b Kemampuan membuat kesimpulan bacaan,

15

Page 16: bab-i

c Kemempuan menganalisa fakta-fakta penunjang,

d Kemampuan mengorganisasikan fakta-fakta,

e Kemampuan membedakan fakta dan opini,

f Kemampuan membedakan realitas dan fantasi,

g Kemampuan menemukan unsur-unsur propaganda,

h Kemampuan menemukan latar belakang tujuan pengarang,

i Kemampuan meramalkan dampak,

j Kemampuan menilai kebenaran isi bacaan,

k Kemampuan menilai kesesuaian antara judul dan pengembangannya.

3. Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Kritis

Setiap guru bahasa Indonesia haruslah dapat membantu serta membimbing

para siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan –keterampilan

yang mereka butuhkan dalam membaca pemahaman, yaitu sebagai berikut.

a. Peranan guru membantu siswa memperkaya kosa kata, sebagai berikut.

1) Memperkenalkan sinonim, antnonim, frasem dan kata-kata

berdasar sama

2) Memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan dan

akhiran.

3) Memperkirakan makna kata yang abstrak dengan bahasa daerah.

4) Kalau perlu menjelaskan arti kata yang abstrak dengan bahasa

daerah.

b. Guru dapat membantu para siswa untuk memahami makna struktur kata,

kalimat dan sebagainya disertai latihan seperlunya.

16

Page 17: bab-i

c. Kalau perlu guru dapat memberikan serta menjelaskan wawasan

pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, peribahasa, dan lain-lain

dalam bahasa daerah atau bahasa para ibu siswa.

d. Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman para siswa dengan

berbagai cara sebagai berikut.

1) Mengemukakan berbagai jenis pertanyaan terhadap kalimat yang

sama;

2) Mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan

oleh para siswa secara verbetain (kata demi kata) dalam bahan bacaan.

3) Menyuruh siswa membuat rangkuman atau ikhtisar suatu paragraf.

Rangkuman tersebut haruslah mencakup ide-ide penting dalam urutan

yang wajar.

4) Menanyakan ide-ide pokok suatu paragraf

5) Menyuruh para siswa untuk menemukan kata-kata yang

melukiskan seseorang atau proses yang menyatakan bahwa orang

beraktivitas : seperti bergegas, marah, dan sebagainya.

6) Menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik letaknya, dan

menyuruh para siswa untuk menempatkan pada tempat sesuai susunannya.

e. Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa, dengan cara

sebagai berikut :

1) Membaca dalam hati hendaknya diukur sesuai waktu membaca

tersebut;

17

Page 18: bab-i

2) Diusahakan agar waktu semakin bertambah singkat, efesien secara

teratur.

3) Harus dihindari gerakan-gerakan bibir pada saat membaca dalam

hati, hal ini tidak baik dan tidak perlu dilakukan oleh para siswa.

Agar usaha meningkatkan efektivitas pembelajaran membaca kritisitu

tercapai sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan adanya langkah-langkah

pembelajaran yang tepat. Langkah-langkah dalam pembelajaran membaca kritis

dapat dilaksanakan sebagai berikut.

a) Memeriksa bahan bacaan yang akan dibaca siswa secara menyeluruh

pemeriksaan menyangkut kata-kata yang memungkinkan siswa belum

mengerti. Apabila dibiarkan maka siswa mengalami kesuliltan pemahaman

kalimat atau bacaan kalimat.

b) Meneliti bahan bacaan dengan teliti dengan cara melihat bagian-bagian

penting antara lain : judul, subjudul, daftar isi, dan kata pengantar.

c) Membaca isi bacaan itu secara sepintas atau sekilas.

d) Mempersiapkan diri untuk membaca secara mendalam atau secara intensif

dengan cara memusatkan pikiran atau konsentrasi.

e) Membaca isi bacaan secara mendalam dengan jalan memahami isi bacaan,

kalimat dalam satu paragraf demi paragraf dalam satu bacaan serta

keseluruhan bacaan.

f) Berfikirlah secara kritis, lebih mengutamakan pemahaman isi bacaan daripada

hafalan.

18

Page 19: bab-i

C. Metode Pembelajaran

1. pengertian Metode Pembelajaran

pengertian metode atau metoda berasal dari metha yang berarti melalui

atau melewati dan hodos yang yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan

atau cara yang harus dilalui untukmencapai tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan

pendapat ahli yang menyatakan, “Metode adalah cara yang teratur dan berfikir

baik-baik untuk mencapai suatu maksud” (Poerwadarminta, 1989 : 649).

Metode pembelajaran merupakan tingkat penerapan teori-teori yang

didasaekan kepada satu jenis pendekatan, sehingga merupakan rancanan yang

menyeluruh dari jenis keterampilan yangakan dikuasai siswa, materi yang harus

digunakan, serta penyusunan urutan materi penyajian.

Berdasarkan uraian di atas, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan suatu pekerjaan atau kegiatan guna mencapai tujuan yang telah

ditentukan atau ditetapkan.

2. Fungsi Penggunaan Metode Mengajar

a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan.

b. Gambaran aktivitas yang ditempuh siswa dan guru dalam pembelajaran.

c. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengdakan bimbingan.

3. Jenis-Jenis Metode

Ada beberapa jenis metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan

bahasa Indonesia. Metode-metode tersebut diantaranya sebagai berikut : metode

ceramah, metode inquiri, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode

19

Page 20: bab-i

diskoveri, metode eksperimen, metode inquiri, dan masih banyak jenis-jenis

metode pembelajaran lainnya.

Dari sekian banyak metode yang ada maka pembelajaran kalimat majemuk

bertingkat dalam penelitian ini diarahkan menggunakan metode inquiri. Hal ini

karena metode ini efektif digunakan untuk mencapai hasil belajar.

4. Metode Inquiri

a. Pengertian Metode Inquiri

Metode inquiri adalah metode pembelajaran yang mengkondisikan

siswa agar mampu menemukan sendiri tentang teori yang ada melalui

pembuktian yang telah dilakukannya. Metode inquri dalam penellitian ini

digunakan untuk mengpembelajarankan pembelajaran membaca kritis kalimat

majemuk bertingkat untuk mengetahui kemampuan siswa dengan cara siswa

menemukan sendiri jawabannya.

b. Prisip-Prinsip Metode Inquiri

1) Selalu ingin menguji kebenaran tentang sesuatu (skeptis).

2) Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran

(curiosity).

3) Memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif.

4) Memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah(problem

solving)

5) Memungkinkan siswa melakukan penemuan tentang suatu topik

(inquiri)

6) Memungkinkan siswa mampu menyimak.

20

Page 21: bab-i

7) Memungkinkan untuk belajar mnadiri (independent study)

8) Meungkinkan untuk belajar bersama (cooperative learning).

9) Memungkinkan siswa lebih termotivasi dalam belajar.

c. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Inquiri

Langkah-langkah penggunaan metode inquiri banyak ditentukan oleh

aktifitas siswa dan kreatifitas guru. Hal ini dikarenakan metode inwuiri

memungkinkan untuk dilaksanakan dengan langkah-langkah yang bervariasi,

prinsipnya siswa beraktifitas untuk menemukan kesimpulan teori berdasarkan

hasil percobaan, inquiri, tutor sebaya, dan metode lain yang mendukung.

D Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pelajaran

Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia

1. Perubahan Kurikulum

Seperti dijelaskan dalam perubahan kurikulum dari Kurikulum KBK tahun

2004 ke Kurikulum Tingkat Satuan Satuan Pendidikan (KTSP) yang

diberlakukan mulai tahun 2006 yang berbunyi “Di dalam bidang pendidikan perlu

dilakukan inovasi sistem pendidikan, termasuk si dalamnya inovasi kurikulum”.

Dasar lainnya adalah melalui KTSP, para lulusan sekolah sudah dapat

diprediksikan kemampuan minimal dalam penguasaan ilmu, keterampilan serta

keahlian.

Untuk bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa lulusan SLTP harus

memiliki kompetensi minimal menulis karya ilmiah dan artikel untuk media masa,

21

Page 22: bab-i

membaca berbagai macam buku, dan berbicara di hadapan publik. Untuk

mencapai kompetensi ini diperlukan kecakapan hidup melalui pembelajaran

kontekstual, kriteria inilah yang kemudian menjadi dasar bagi pengukuran

kompetensi yang dimiliki siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik maupun

afektif.

2. Standar Kompetensi

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra

Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk

memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini

diharapkan:

1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap

hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;

2. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa

peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan

sumberbelajar;

22

Page 23: bab-i

3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta

didiknya;

4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program

kebahasaan daan kesastraan di sekolah;

5. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang

tersedia;

6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan

sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan

kepentingan nasional.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa

sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Materi yang dikembangkan harus

diperhatikan dari segi cakupan, jenis serta kedalamannya yang didasarkan atas

situasi dan keadaan sekolah atau lokasi sekolah. Dalam hal jenis, dilihat dari

ranahnya materi harus mengarah pada penguasaan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap, sedangkan dilihat dari isinya dapat berupa fakta, konsep, prinsip serta

prosedur (Suryaman, 1992).

Dalam hal kedalaman yang harus diperhatika adalah tahapan dari yang

mudah ke yang sukar, dari sederhana ke rumit, dari konkret ke abstrak. Susunan

materi didasarkan atas struktur keilmuan serta variasi dan perpaduan dalam hal

ilustrasi (diperhatikan dari segi kemenarikan, kejelasan serta kebenarannya dan

23

Page 24: bab-i

segi keilmuan), ragam media (TTS, ilustrasi, survey lapangan, ke pasar), serta

perpaduan antar materi (ketika berupa apresiasi sastra tercakup di dalamnya

keterampilan membaca, kosa kata, menulis dan sebagainya).

4. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar berhubungan dengan bagaimana, dimana, dan sumber

belajar yanga bagaimana siswa belajar. Sifat pengalaman belajar komprehensif

tetapi juga khusus atau khas, artinya kegiatan belajar siswa bukan sekedar

mendengarkan ceramah, akan tetapi mampu menghayati dan mengamati sendiri

sehingga bermakna.

Terkait dengan standar kompetensi dan pengalaman yang dapat diciptakan

adalah siswa diberi tugas berbicara di depan kelas tentang strategi

mengembangkan usaha dagang dikaitkan dengan peluang yang muncul di

masyakrakat. Oleh karena itu, kecakapan hidup (life skill) dan pembelajaran

kontekstual (contekstual teaching and leraning)

5. Sumber Bahan

Sumber bahan bukan hanya buku pelajaran, tetapi juga yang terkait

dengan pembelajaran, seperti sarana, prasarana, bentuk maupun tempat (seperti

pasar, wisata dan museum). Terkait dengan standar kompetensi sumber belajar

yang dapat digunakan adalah siswa mengamati dan mewawancarai pedagang di

pasar sebagai bahan dalam mengembangkan usaha dagang dikaitkan dengan

peluang uang muncul di masyarakat.

24

Page 25: bab-i

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Setiap penelitian memerlukan metode atau cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah-masalah yang diteliti. Metode penelitian digunakan dengan

tujuan untuk mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data. Metode yang

tepat akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa, “Metode merupakan

cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan uraian di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang ditujukan

untuk menyelidiki suatu masalah dengan menggambarkan keadaan objek yang

diteliti secara rinci yang terjadi saat ini. Melalui metode tersebut, peneliti akan

mendekskripsikan masalah dengan cara mencatat, menganalisa dan memaparkan

25

Page 26: bab-i

permasalahan tentang kemampuan siswa dalam membaca kritis pada

pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan Metode inquiri terhadap siswa

kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009 Pembelajaran dimaksud

untuk mengetahui kemampuan siswa antara sebelum dengan sesudah

pembelajaran dalam membaca kritis dengan menggunakan Metode inquiri.

Selanjutnya Metode inquiri dapat diketahui tingkat efektifnya dalam pembelajaran

tersebut.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian biasanya menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan

masalah yang akan diteliti.

“Teknik adalah daya, upaya, usaha atau cara-cara yang digunakan dalam mencapai tujuan langsung dari pelaksanaan penelitian pada waktu itu. Jadi teknik tiada lain hanyalah kelanjutan dari metode sedangkan arahnya harus sesuai dengan approach”. (Kosadi, 1990:60)

Dari pernyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa antara metode dan

teknik harus saling menunjang dan memiliki keterkaitan, sehingga yang

diharapkan dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik. Untuk memperoleh data

yang akurat maka diperlukan teknik yang tepat dan sesuai dengan sasaran.

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Teknik Tes

Teknik tes yang penulis gunakan ada dua, yaitu :

1) Tes Awal (Pretes)

26

Page 27: bab-i

Yaitu tes yang dilakukan dengan menyuruh siswa membaca sebuah

wacana yang telah dipersiapkan, kemudian siswa mengisi beberapa pertanyaan

dari wacana tersebut.

Data yang ingin diperoleh dari tes awal atau pretes berupa data

penguasaan siswa terhadap pemahaman isi wacana sebelum proses pembelajaran

dengan menggunakan metode inquiri.

2) Tes Akhir (Postes)

Yaitu tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran dengan

menggunakan metode inquiri dilaksanakan, dengan pertanyaan yang sama dengan

pretes dari wacana yang sama pula.

Data yang ingin diperoleh dari tes akhir atau postes berupa data

penguasaan siswa terhadap pemahaman isi wacana setelah proses pembelajaran

dengan menggunakan metode inquiri.

b. Teknik kepustakaan

Tenik kepustakaan ialah teknik yang digunakan penulis dengan cara

membaca-baca buku sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Data yang diharapkan peroleh adalah wawasan pengetahuan serta landasan teori

yang ada manfaatnya dalam pemecahan masalah penelitian.

27

Page 28: bab-i

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Penelitian memerlukan sumber data berupa populasi penelitian. “Populasi

penelitian adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes, benda-benda

atau peristiwa” (Surakhmad, 1994:93). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009 berjumlah

474 orang terdiri dari 10 kelas seperti pada tebel berikut :

Tabel 2

KEADAAN JUMLAH SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 9 CIREBON

TAHUN AJAR 2008/2009

No Kelas VII Laki-laki Perempuan Jumlah keterangan

1. A 20 28 48 -

2. B 19 29 48 -

3. C 18 30 48 -

4. D 22 26 48 -

5. E 21 27 48 -

6. F 20 27 47 -

7. G 19 28 47 -

8. H 22 26 48 -

9. I 21 24 45 -

10. J 20 27 47 -

Jumlah 202 285 474 -

28

Page 29: bab-i

2. Sampel Penelitian

Penulis hanya akan meneliti sebagian dari populasi yaitu sampel. Sampel

merupakan bagian dari populasi yang diteliti yang mewakili sifat populasi. Hal ini

mengingat populasinya terlalu banyak, sesuai dengan pendapat Sudjana (1995:71)

yang menyatakan bahwa :

Populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlah dan besarnya sehingga tidak mungkin diteliti. Kalaupun akan diteliti memerlukan biaya, tenaga, waktu yang lebih lama dan tidak praktis. Oleh karena itu perlu sebagian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasi.

Berdasarkan uraian di atas penulis menggunakan random sampel dengan cara

undian, terpilih salah satu kelas yaitu kelas VII E sebanyak 48 orang. Cara

penentuan sampel ini memungkinkan sebab populasi ini bersifat homogen yaitu

tingkatan kelas sama, yakni kelas VII dan di sekolah yang sama yakni SMP

Negeri 9 Cirebon sehingga setiap kelas secara representatif dapat mewakili

poulasi.

Adapun uraian sampel, penulis paparkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3

SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 9 CIREBON

TAHUN AJAR 2008/2009

NO. N I S N A M A L P KETERANGAN

1. Agung Rizkya A. P2. Amiludin Bukhori L3 Anggi Prayoga L4. Anisah P5. Asep Alex Triono L6. Ati Rohari P

29

Page 30: bab-i

7. Ayu Phahesti P8. Bayu Permana Putra L9. Budi Pujiyanto L10. Dadang Darsono L11. Dede Hasanudin L12. Desi Nurfamala P13. Dini Adriani R. P14. Doni Hardiansyah L15. Endah Wahyuning T P16. Evihdesi Hartikasari P17. Fahmi Mahardika L18. Finiska Fachrunnisa P19. Haerun Seriaman A.I. P20. Hasbi Hassadiqy L21. Juhana L22. Kiki Sulilstiana Dewi P23. Lus Safitri P24. M. Anggi Maulana L25. Marissyahara Nuray P26. Meita Petrean P27. Muchammadharis L28. Muhammad Norfachmi L29. Muhammad Sopyan L30. Muhammad Saefudin L31. Nia Trinamawati P32. Nindia Firda A P33. Nur Yanah P34. Nuraisyah P35. Plitri Laela Sari P36 Putri Amellia P37. Trni Riani P38. Tidwan L39. Riska Liana P40. Rizki Oktafiyanto L41 Rohman Firmansah L42. Rumiyati P43 Siti Arniyah P44. Siti Zuhroh P45. Sutardi L46. Wina Febi Siska P47. Wulan P48. Yogi Setiawan L

Jumlah 21 27 TOTAL : 48

30

Page 31: bab-i

C. Teknik Pengolahan Data

Penulis akan menggunakan dan mengolah data setelah data penelitian

terkumpul. Data penelitian yang digunakan dan dikelola tesebut adalah hasil

pretes dan postes siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar

2008/2009.

Penulis akan mengolah data dengan menggunakan rumus prosentase

dan korelasi product moment sebagaimana cara-cara di bawah ini.

1. Teknik Prosentase

Prosentase yang akan digunakan dalam tingkatan kemampuan, penulis paparkan

pada tabel di bawah ini :

Table 4

PROSENTASE TINGKATAN KEMAMPUAN

No. Prosentase Tingkat Kemampuan Ket.

1 0% Tidak ada

2 1% - 25% Hampir tidak ada

3 26% - 49% Hampir separuhnya

4 50% Separuhnya

5 51% - 75% Lebih dari separuhnya

6 76% - 99% Hampir seluruhnya

7 100% Seluruhnya

2. Korelasi Product Moment

31

Page 32: bab-i

(Arikunto, 1998:292)

Keterangan :

r = nilai korelasi (korelasi antara variabel X dan Y),

n = jumlah siswa yang diteliti,

x = nilai pretes,

y = nilai postes,

X = jumlah nilai pretes,

Y = jumlah nilai postes,

XY = jumlah hasil kali skor pretes dengan postes,

X2 = jumlah kuadrat nilai pretes,

Y2 = jumlah kuadrat nilai postes.

Adapun skala nilai r yakni korelasi antara variabel x dan y penulis

paparkan table di bawah ini.

Table 5

SKALA NILAI “r” KORELASI PRODUK MOMENT

No. Nilai r Interprotensi Ket.

1 0 - 0,200 Tidak ada

2 0,201 - 0,400 Rendah tetapi masih ada korelasinya

3 0,401 - 0,700 Sedang

4 0,701 - 0,900 Tinggi

32

Page 33: bab-i

5 0,901 - …… Tinggi sekali

33

Page 34: bab-i

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Pengumpulan Data

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang persiapan pengumpulan

data, yakni kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan penyediaan sarana dan

prasarana untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini, alat yang digunakan untuk menuntut kemampuan

penulis dalam mengajarkan membaca kritisadalah kelas VII E. Dan metode

pembelajaran yang digunakan adalah metode inquiri.

Pembelajaran membaca kritis ditunjang dengan pembuatan rencana

pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan pedoman, acuan bagi guru

dalam proses pembelajaran sehingga dapat berjalan efektif, efesien dan terarah.

Penyusunan rencana pembelajaran adalah untuk mengaktualisasikan indikator

dalam uji coba pembelajaran yang dalam hal ini harus mengacu standar

kompetensi dan kompetensi dasar seperti tercantum dalam kurikulum.

Ada lima langkah dalam menyusun pembelajaran setelah memperhatikan

standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran.

1. Merangkai indikator yang terukur

2. Merencanakan Alat Evaluasi

3. Merumuskan Kegiatan Pembelajaran

4. Melaksanakan Program Pembelajaran

34

Page 35: bab-i

Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan langkah-langkah tersebut,

sebagai berikut :

1. Merumuskan indikator

pencapaian

Indikator pencapaian dalam pembelajaran, yaitu tujuan yang hendak

dicapai oleh siswa setelah selesai proses pembelajaran. Ada beberapa kriteria

dalam penyusunannya, antara lain :

a. Harus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar.

b. Harus observable, yakni perubahan perilaku yang dicapai

dapat diamati.

c. Harus measurable, yakni tujuan yang dicapai dapat

diukur.

d. Tidak mengandung rumusan yang bersifat ganda.

e. Rumusan harus lengkap, mencakup:

A : Audience = siswa yang belajar

B : Behavior = perilaku yang diharapkan tercapai

C : Condition = kondisi yang diciptakan guru dan siswa untuk

mencapai perilaku yang diharapkan

D : Degree = tingkat keberhasilan yang ingin dicapai

2. Merumuskan Alat Evaluasi

Aspek-aspek dalam merencanakan alat evaluasi adalah sebagai berikut :

35

Page 36: bab-i

a. Prosedur evaluasi, mencakup tes awal, tes dalam proses,

dan tes akhir.

b. Jenis tes, mencakup tes tulis, tes lisan, dan tes

perbuatan.

c. Alat tes, berupa soal-soal tes dengan kriteria :

1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus

2) Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

3) Sesuai dengan bahan ajar

4) Bahasanya singkat, jelas diungkapkan dengan

bahasa yang baik dan benar

3. Merumuskan Kegiatan

Pembelajaran

Aspek-aspek yang dikemukakan dan dikembangkan dalam

merumuskan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan materi pembelajaran, dengan

memperhatikan :

1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus

2) Meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor

3) Memperhatikan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

a. Merencanakan metode pembelajaran

dengan kriteria :

36

Page 37: bab-i

1) Sesuai dengan tujuan

pembelajaran khusus

2) Memungkinkan siswa dan guru

aktif

3) Menggunakan lebih dari satu

metode pembelajaran

b. Merencanakan langkah-langkah

pembelajaran dengan kriteria :

1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus

2) Jelas memperhatikan kegiatan guru dan siswa

3) Memperhatikan alokasi waktu

4) Ada pengaturan kelas

c. Merencanakan alat dan sumber

pembelajaran, dengan kriteria :

1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus

2) Menggunakan lebih dari satu alat dan sumber

pembelajaran

d. Menyusun program/ rencana

pembelajaran

Berdasarkan tiga langkah di atas selanjutnya disusun program/ rencana

pembelajaran.

RENCANA PEMBELAJARAN

37

Page 38: bab-i

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 9 Cirebon

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VII/ 2

Materi Pokok : Membaca Kritis

Pertemuan : Ke- 13

Hari/ Tanggal : Senin, 16 Oktober 2008

Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 45 Menit)

A. Standar kompetensi : Siswa mampu memahami dan menanggapi

berbagai ragam wacana

B. Kompetensi Dasar : Memahami cara membaca kritis

C. Pengalaman Belajar dan Materi Pokok

1. Pengalaman Belajar : - Mendengarkan penjelasan

- Mengadakan pembahasan

2. Materi Pokok :

Membaca kritis ialah suatu keterampilan berbahasa, yang bertujuan untuk

menemukan gagasan isa bacaan secara kritis yang tersurat maupun yang tersirat

dalam bacaan yang disajikan penulis.

D. Indikator : Mampu menentukan tema dongeng yang

diperdengarkan

Mampu menunjukkan relevansi tema dengan

situasi sekarang

E. Strategi Pembelajaran :

38

Page 39: bab-i

kegiatan Waktu

1. Pendahuluan

a. Mengorganisasi kelas

b. Mengadakan apersepsi :

Tanya jawab jenis-jenis membaca

c. Menyampaikan kompetensi dasar

2. Kegiatan Inti

a. Siswa memperhatikan dan mendengarkan dongeng

b. Siswa menentukan tema, relevansi tema dongeng dengan

situasi sekarang

c. Siswa menyimpulkan pesan yang terkandung dalam dongeng

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan siswa menyimpulkan materi

b. Tindak Lanjut : penugasan

10 Menit

70 Menit

10 Menit

F. Media/ Sumber Pelajaran

1. Media Pembelajaran

a. Contoh-contoh wacana berupa dongeng

2. Sumber pembelajaran

a. Buku paket

b. Buku pelengkap

G. Penilaian

1. Prosedur : - Pretes

39

Page 40: bab-i

- postes

2. Jenis Tes : - Tertulis

3. Bentuk Instrumen : - Essai

4. Instrumen : - Soal (digunakan untuk pretes dan proses)

a. Simaklah dongeng berjudul ‘Air Mata Emas” di bawah ini !

Air Mata Emas

konon ada sebuah sumur ajaib. Letaknya di tengah hutan. Bila kita

meninginginkan sesuat, kita tinggal melempar sekeping uang emas ke dalamnya

sambil mengucapkan keinginan kita. Niscaya permintaan kita akan terkabul.

Tidak semua orang percaya hal tersebut. Namun, bagi Anisa hal itu mungkin saja

terjadi. Ia percaya keajaiban bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.

Anisa adalah anak seorang tukang kayu. Telah lama ia berangan-angan

jika suatu saat nanti ia mempunyai uang emas, ia akan meminta rumah yang

bagus. Bagi Anisa memperoleh uang emas tidaklah mudah. Ia buka anak orang

kaya. Tapi ia bukan seorang anak yang pemalas. Ia yakin bahwa suatu saat ia akan

memperoleh uang emas jika ia mau bekerja keras.

Anisa lalu bekerja sebagai pelayan di rumah seorang bangsawan. Setiap

hari ia selalu memberinya sekeping uang emas. Walaupun majikannya hanya

memberinya sekeping uang emas, Anisa sangat gembira. Dengan bersemangat ia

kemudian pergi ke sumur ajaib.

Sepanjang perjalanan Anisa dengan sangat hati-hati menggenggam uang

emas itu. Uang itu digenggamnya erat-erat di tangan kanannya. Ia takut uangnya

jatuh. Jika uang itu jatuh pupuslah harapannya.

Di tengah perjalanan Anisa bertemu seorang pedagang keliling. “ hendak pergi ke

mana Anak Manis?” sapa si pedagang.

“Saya mau pergi ke sumur ajaib,” jawab Anisa agak gugup.

40

Page 41: bab-i

“Apakah kamu punya uang emas?” tanya pedagang itu.

“Ya, tapi hanya sekeping,” jawab Anisa jujur.

“Mengapa kau menyia-nyiakan uangmu? Di sana uangmu takkan menjadi

apa-apa. Lebih baik uangmu kau belikan sisir ini saja,”bujuk pedagang itu yang

ternyata menjual sisir. Sembari berkata demikian si pedagang menunjukkan

sebuah sisir yanga sangat indah pada Anisa.

Anisa tampak takjub. Belum pernah ia mellihat sisr seindah itu. Hampir

saja ia tergoda hendak membeli sisir itu. Namun, ia segera ingat bahwa ia harus

menyimpan uangnya untuk sumur ajaib.

Anisa lalu melanjutkan perjalanannya. Lalu ia betemu dengan seorang laki-laki

yang sedang membuat pipa.

“Kau mau ke mana, Anak Manis?” tanya orang itu.

“Saya akan pergi ke sumur ajaib untuk melempar sekeping uang emas,

Pak,”jawab Anisa lugu.

Orang itu segera menawarkan pipa buatannya yang berukir indah kepada Anisa.

“Pipa ini sangat cocok untuk ayahku,” gumam Anisa. Tetapi lagi-lagi

Anisa menggelengkan kepalanya dan kembali meneruskan perjalanannya.

Tak lama kemudian Anisa bertemu dengan seorang wanita miskin dengan

tiga anak yang kurus-kurus.

“Oh, Anak Manis, aku tak lagi mempunyai uang untuk membeli makanan.

Padahal anak-anaku sedang kelaparan, keluh wanita itu mengiba.

Kali ini tanpa berpikir panjang, Anisa memberikan sekeping uang easnya

kepada wanita miskin itu. Wanita itu sangat berterima kasih pada Anisa. Setelah

menerima uang dari Anisa bersama tiga anaknya wanita itu bergegas pergi untuk

membeli makanan.

“Ya, sudahlah. Uangku sekarang sudah habis. Tak apalah. Tapi aku sudah

terlanjur ke sini. Setidak-tidaknya aku dapat melihat sumur itu, pikir Anisa

seperginya wanita malang dan tiga anaknya.

Tiba si sumur ajaib, Anisa menatap ke dalam sumur. Tidak terlihat apa-

apa hanya gelap. Saat itu ia teringat semua keinginannya. Tanpa disadarinya ia

meneteskan air mata. Dan tanpa ia ketahui, air matanya berubah berkilau sebening

41

Page 42: bab-i

emas. Jadilah air mata itu emas saat jatuh ke dalam sumur itu. Tanpa sadar Amisa

membisikkan keinginannya untuk mendapat rumah yang indah dan uang untuk

bekal hidupnya. Setelah itu ia bergegas pulang.

Sesampai di rumah, alangkah terkejutnya Anisa. Rumahnya yang semula

sangat sederhana kini telah berubah menjadi sebuah rumahbesar dan indah

lengkap dengan hiasan taman di sekelilingnya. Di depan rumah, keluarga Anisa

telah menanti kedatangannya. Mereka pun berpelukan dengan sangat bahagia.

Namun, Anisa tak pernah tahu air mata emasnyalah yang membuat semua

impiannya terwujud.

(Sumber : Yunior, edisi 274 Tahun ke- 6 Minggu, 20 Juli 2006)

b. Kerjakan soal di bawah ini !

1. Tentukanlah tema dari dongeng “Air Mata Emas”!

Jawab:_________________________________________________________

_______________________________________________________________

2. Bagaimana relevansi tema tersebut dengan situasi sekarang ?

42

Page 43: bab-i

jawab :_________________________________________________________

_______________________________________________________________

3. Kemukakan hal-hal yang menarik dalam dongeng “Air Mata Emas”!

jelaskan secara logis!

Jawab :_________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

4. Simpulkan pesan dalam dongeng di atas dengan ungkapan dan

pendapatmu !

Jawab :_________________________________________________________

_______________________________________________________________

____________________________________________________________

5. Kemukakan hal yang bersifat fantasi dalam isi dongeng “Air Mata Emas”!

Jawab:_________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

c. Kriteria Penilaian

Tiap jawaban yang benar nilainya = 4

Skor nilai ideal 5 X 4 = 20

Penentuan nilai akhir adalah = Skor yang diperoleh X 10 Skor ideal

43

Page 44: bab-i

d. aspek penilaian

Jumlah skor Kriteria skor keterangan

4

Pemahaman siswa terhadap naskah sangat baik dan

penggunaan kaidah bahasa dalam penulisan sangat

baik

3Pemahaman siswa terhadap naskah baik, namun

penggunaan kaidah bahasa dinilai kurang

2Pemahaman siswa terhadap naskah kurang dan

penggunaan kaidah bahasa kurang

1Kemempuan membaca kritis dan penggunaan

kaidah bahasa buruk

4. Melaksanakan Program

Melakasanakan program yakni mengaktualisasikan program pembelajaran

di depan kelas yang dijadikan sumber data. Pelaksanaan program ini untuk

mendapatkan data mengenai kemampuan siswa, serta efektifitas penggunaan

metode pembelajaran.

B. Pengumpulan Data

Seperti telah dikemukakan terdahulu, bahwa pelaksanaan pembelajaran

bertujuan untuk mengadakan penelitian sehingga diperoleh data yang diperlukan,

yakni data mengenai kemampuan siswa membaca kritisbaik sebelum maupun

44

Page 45: bab-i

sesudah pembelajaran dan memperoleh data mengenai efektifitas penggunaan

metode pembelajaran.

Adapun data yang diperoleh dari penilaian hasil tes membaca kritis dengan

kriteria penilaian sebagai berikut :

1) Data Pretes

Pretes dilaksanakan sebelum uji coba pembelajaran. Data ini

diperlukan untuk mengetahui sejauh mana anak telah mengenal atau

menguasai materi pembelajaran yang akan diberikan.

Tabel 2

DATA PRETES

MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 9 CIREBON

TAHUN AJAR 2008/2009

NO. N A M A SOAL JUM

LAHNILAI

1 2 3 4 51. Agung Rizkya A. 2 2 2 2 2 10 52. Amiludin Bukhori 3 2 3 2 2 12 63 Anggi Prayoga 2 2 2 2 2 10 54. Anisah 2 2 2 2 2 10 55. Asep Alex Triono 2 2 2 2 2 10 56. Ati Rohari 2 2 2 2 2 10 57. Ayu Phahesti 3 2 3 2 2 12 68. Bayu Permana

Putra3 3 3 2 2 14 7

9. Budi Pujiyanto 2 2 2 2 2 10 510. Dadang Darsono 3 2 3 2 2 12 611. Dede Hasanudin 3 2 3 2 2 12 612. Desi Nurfamala 3 2 3 2 2 12 613. Dini Adriani R. 2 2 2 2 2 10 514. Doni Hardiansyah 3 3 3 2 2 14 715. Endah Wahyuning

T2 2 2 2 2 10 5

16. Evihdesi Hartikasari

2 2 2 2 2 10 5

17. Fahmi Mahardika 2 2 2 2 2 10 5

45

Page 46: bab-i

18. Finiska Fachrunnisa

2 2 2 2 2 10 5

19. Haerun Seriaman A.I.

2 2 2 2 2 10 5

20. Hasbi Hassadiqy 2 2 2 2 2 10 521. Juhana 3 3 3 2 2 14 722. Kiki Sulilstiana

Dewi2 2 2 2 2 10 5

23. Lus Safitri 3 3 3 2 2 14 724. M. Anggi Maulana 3 3 3 2 2 14 725. Marissyahara

Nuray3 2 3 2 2 12 6

26. Meita Petrean 2 2 2 2 2 10 527. Muchammadharis 3 3 3 2 2 14 728. Muhammad

Norfachmi3 3 3 2 2 14 7

29. Muhammad Sopyan

2 2 2 2 2 10 5

30. Muhammad Saefudin

2 2 2 2 2 10 5

31. Nia Trinamawati 2 2 2 2 2 10 532. Nindia Firda A 2 2 2 2 2 10 533. Nur Yanah 2 2 2 2 2 10 534. Nuraisyah 2 2 2 2 2 10 535. Plitri Laela Sari 2 2 2 2 2 10 536 Putri Amellia 2 2 2 2 2 10 537. Trni Riani 2 2 2 2 2 10 538. Tidwan 2 2 2 2 2 10 539. Riska Liana 2 2 2 2 2 10 540. Rizki Oktafiyanto 3 3 3 2 2 14 741 Rohman

Firmansah3 3 3 2 2 14 7

42. Rumiyati 3 2 3 2 2 12 643 Siti Arniyah 3 2 3 2 2 12 644. Siti Zuhroh 3 2 3 2 2 12 645. Sutardi 2 2 2 2 2 10 546. Wina Febi Siska 3 2 3 2 2 12 647. Wulan 2 2 2 2 2 10 548. Yogi Setiawan 3 2 3 2 2 12 6

JUMLAH 117

107

119

100

101

538 269

RATA-RATA 2,4 2,2 2,4 2,0 2,0 11,2 5,62) Data Postes

46

Page 47: bab-i

Postes dilaksanakan setelah uji coba pembelajaran dengan tujuan untuk

menemukan data kemampuan siswa dalam membaca kritis setelah uji coba

pembelajaran dilaksanakan. Data hasil postes sebagai berikut.

Tabel 3

DATA POSTES

MEMBACA KRITISSISWA KELAS VII E

SMP NEGERI 9 CIREBON

TAHUN AJAR 2008/2009

NO. N A M A SOAL JUM

LAHNILAI

1 2 3 4 51. Agung Rizkya A. 4 4 4 4 3 19 9,52. Amiludin Bukhori 4 4 4 3 3 18 93 Anggi Prayoga 3 3 3 3 3 15 7,54. Anisah 3 3 3 3 3 15 7,55. Asep Alex Triono 3 3 3 3 3 15 7,56. Ati Rohari 3 4 3 3 3 16 87. Ayu Phahesti 4 4 4 3 3 18 98. Bayu Permana Putra 4 4 4 3 3 18 99. Budi Pujiyanto 3 3 3 3 3 15 7,510. Dadang Darsono 4 4 4 4 3 19 9,511. Dede Hasanudin 3 3 3 3 3 15 7,512. Desi Nurfamala 4 4 4 3 3 18 913. Dini Adriani R. 3 3 3 3 3 15 7,514. Doni Hardiansyah 4 4 4 4 3 19 9,515. Endah Wahyuning

T 3 3 3 3 3 15 7,5

16. Evihdesi Hartikasari 3 3 3 3 3 15 7,517. Fahmi Mahardika 3 4 3 3 3 16 818. Finiska Fachrunnisa 3 3 3 3 3 15 7,519. Haerun Seriaman

A.I. 3 3 3 3 3 15 7,5

20. Hasbi Hassadiqy 3 3 3 3 3 15 7,521. Juhana 4 4 4 3 3 18 922. Kiki Sulilstiana

Dewi 3 3 3 3 3 15 7,5

23. Lus Safitri 4 4 4 3 3 18 924. M. Anggi Maulana 4 4 4 4 3 19 9,5

47

Page 48: bab-i

25. Marissyahara Nuray 3 4 3 3 3 16 826. Meita Petrean 3 3 3 3 3 15 7,527. Muchammadharis 3 4 3 3 3 16 828. Muhammad

Norfachmi 3 4 3 3 3 16 8

29. Muhammad Sopyan 3 3 3 3 3 15 7,530. Muhammad

Saefudin 3 3 3 3 3 15 7,5

31. Nia Trinamawati 3 3 3 3 3 15 7,532. Nindia Firda A 3 3 3 3 3 15 7,533. Nur Yanah 3 3 3 3 3 15 7,534. Nuraisyah 3 3 3 3 3 15 7,535. Plitri Laela Sari 3 3 3 3 3 15 7,536 Putri Amellia 3 3 3 3 3 15 7,537. Trni Riani 3 3 3 3 3 15 7,538. Tidwan 3 3 3 3 3 15 7,539. Riska Liana 3 3 3 3 3 15 7,540. Rizki Oktafiyanto 4 4 4 4 3 19 9,541 Rohman Firmansah 3 4 3 3 3 16 842. Rumiyati 3 4 3 3 3 16 843 Siti Arniyah 3 4 3 3 3 16 844. Siti Zuhroh 3 4 3 3 3 16 845. Sutardi 3 3 3 3 3 15 7,546. Wina Febi Siska 3 3 3 3 3 15 7,547. Wulan 3 3 3 3 3 15 7,548. Yogi Setiawan 3 4 3 3 3 16 8

JUMLAH 156

167

158

153

149 768 384

RATA-RATA 3,2 3,4 3,2 3,1 3,1 16 8

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dilaksanakan dengan cara memahami data

yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Pembahasan masalah dilakukan setelah

peneliti melakukan tindakan pembelajaran serta mengevaluasi hasil dari tindakan

pembelajaran tersebut. Dengan selesainya tindakan dan evaluasi yang maka

peneliti dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu membahas data-data yang

telah didapatkan. Dalam pembahasan ini data-data yang diperoleh haruslah akurat.

48

Page 49: bab-i

Adapaun tujuan dari pembahasan hasil penelitian ini adalah untuk

menjawab pertanyaan penelitian dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam

rumusan masalah serta untuk mengukur pencapaian tujuan penelitian. Selain

daripada itu hasil dari perubahan data ini akan digunakan untuk membuktikan

kebenaran hipotesis penelitian.

Pembahasan data hasil penelitian dilaksanakan sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9

Cirebon dalam membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran.

Kemampuan siswa secara keseluruhan aspek dalam membaca kritis

rata-rata 5,6 artinya tingkat kemampuan siswa baru mencapai 56 %, maka

tingkat kemampuannya pada kategori masih separuh materi pembelajaran

dikuasai siswa.

2. Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9

Cirebon dalam membaca kritis setelah uji coba pembelajaran dengan

menggunakan metode inquiri

Kemampuan siswa secara keseluruhan aspek dalam membaca

kritisrata-rata 8,0 artinya tingkat kemampuan siswa mencapai 80 %, maka

tingkat kemampuannya pada kategori baik sekali, dan telah terjadi

perkembangan yang signifikan.

3. Efektifitas pengunaan metode inquiri dalam

pemebelajaran membaca kritis di kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon.

49

Page 50: bab-i

a. Perbandingan Nilai Pretes Dengan Postes

Berdasarkan data nilai hasi pretes dan postes ternyata ada

peningkatan yang cukup besar dari rata-rata nilai pretes sebesar 5,6

menjadi rata-rata nilai postes sebesar 8,0. peningkatannya sebesar 1,6.

Dengan demikian metode inquiri efektif dijadikan sebagai media

pembelajaran membaca kritis pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9

Cirebon karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca

pemahaman.

b. Rekapitulasi Nilai Pretes dengan Postes

rekapitulasi data perbandingan nilai hasil pretes dan nilai hasil postes

dalam pemebelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri

pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2006/ 2007, penulis

uraikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4

DATA PERBANDINGAN NILAI PRETES DAN POSTES

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 9 CIREBON DALAM

MEMBACA KRITIS

NO. N A M A

HASIL

PRETES POSTES1. Agung Rizkya A. 5 9,52. Amiludin Bukhori 6 93 Anggi Prayoga 5 7,54. Anisah 5 7,55. Asep Alex Triono 5 7,56. Ati Rohari 5 87. Ayu Phahesti 6 9

50

Page 51: bab-i

8. Bayu Permana Putra 7 99. Budi Pujiyanto 5 7,510. Dadang Darsono 6 9,511. Dede Hasanudin 6 7,512. Desi Nurfamala 6 913. Dini Adriani R. 5 7,514. Doni Hardiansyah 7 9,515. Endah Wahyuning T 5 7,516. Evihdesi Hartikasari 5 7,517. Fahmi Mahardika 5 818. Finiska Fachrunnisa 5 7,519. Haerun Seriaman A.I. 5 7,520. Hasbi Hassadiqy 5 7,521. Juhana 7 922. Kiki Sulilstiana Dewi 5 7,523. Lus Safitri 7 924. M. Anggi Maulana 7 9,525. Marissyahara Nuray 6 826. Meita Petrean 5 7,527. Muchammadharis 7 828. Muhammad Norfachmi 7 829. Muhammad Sopyan 5 7,530. Muhammad Saefudin 5 7,531. Nia Trinamawati 5 7,532. Nindia Firda A 5 7,533. Nur Yanah 5 7,534. Nuraisyah 5 7,535. Plitri Laela Sari 5 7,536 Putri Amellia 5 7,537. Trni Riani 5 7,538. Tidwan 5 7,539. Riska Liana 5 7,540. Rizki Oktafiyanto 7 9,541 Rohman Firmansah 7 842. Rumiyati 6 843 Siti Arniyah 6 844. Siti Zuhroh 6 845. Sutardi 5 7,546. Wina Febi Siska 6 7,547. Wulan 5 7,548. Yogi Setiawan 6 8

JUMLAH 269 384RATA-RATA 5,6 8

51

Page 52: bab-i

Hasil analisis perbandingan nilai pretes dan postes di atas, sesuai dengan

pengolahan dengan cara membandingkan hasil pretes atau variabel x dengan hasil

postes atau variabel y dengan menggunakan rumus r (korelasi) product moment.

Perbandingan tersebut yaitu, membandingkan tingkat kemampuan siswa antara

sebelum uji coba pembelajaran yang tercantum dalam data nilai hasil pretes

dengan tingkat kemampuan siswa setelah uji coba pembelajaran membaca kritis

dengan menggunakan metode inquiri dalam data postes.

Adapun data perbandingan tingkat kemampuan siswa antara sebelum uji

coba pembelajaran yang tercantum dalam data nilai hasil pretes dengan tingkat

kemampuan siswa setelah uji coba pembelajaran pembelajaran membaca kritis

dengan menggunakan metode inquiri yang tercantum dalam data nilai postes,

penulis uraikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5

PENGOLAHAN DATA HASIL AKHIR PRETES DAN POSTES

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1

KARANGSEMBUNG DALAM MEMBACA KRITIS

NO. N A M A x y x2 y2 xy

1. Agung Rizkya A. 5 9,5 25 90,25 47,5

2. Amiludin Bukhori 6 9 36 81 54

3 Anggi Prayoga 5 7,5 25 56,25 37,5

4. Anisah 5 7,5 25 56,25 37,5

5. Asep Alex Triono 5 7,5 25 56,25 37,5

6. Ati Rohari 5 8 25 64 40

7. Ayu Phahesti 6 9 36 81 54

52

Page 53: bab-i

8. Bayu Permana Putra 7 9 49 81 63

9. Budi Pujiyanto 5 7,5 25 56,25 37,5

10. Dadang Darsono 6 9,5 36 90,25 57

11. Dede Hasanudin 6 7,5 36 56,25 45

12. Desi Nurfamala 6 9 36 81 54

13. Dini Adriani R. 5 7,5 25 56,25 37,5

14. Doni Hardiansyah 7 9,5 49 90,25 66,5

15. Endah Wahyuning T 5 7,5 25 56,25 37,5

16. Evihdesi Hartikasari 5 7,5 25 56,25 37,5

17. Fahmi Mahardika 5 8 25 64 40

18. Finiska Fachrunnisa 5 7,5 25 56,25 37,5

19. Haerun Seriaman A.I. 5 7,5 25 56,25 37,5

20. Hasbi Hassadiqy 5 7,5 25 56,25 37,5

21. Juhana 7 9 49 81 63

22. Kiki Sulilstiana Dewi 5 7,5 25 56,25 37,5

23. Lus Safitri 7 9 49 81 63

24. M. Anggi Maulana 7 9,5 49 90,25 66,5

25. Marissyahara Nuray 6 8 36 64 48

26. Meita Petrean 5 7,5 25 56,25 37,5

27. Muchammadharis 7 8 49 64 56

28. Muhammad Norfachmi 7 8 49 64 56

29. Muhammad Sopyan 5 7,5 25 56,25 37,5

30. Muhammad Saefudin 5 7,5 25 56,25 37,5

31. Nia Trinamawati 5 7,5 25 56,25 37,5

32. Nindia Firda A 5 7,5 25 56,25 37,5

33. Nur Yanah 5 7,5 25 56,25 37,5

34. Nuraisyah 5 7,5 25 56,25 37,5

35. Plitri Laela Sari 5 7,5 25 56,25 37,5

36 Putri Amellia 5 7,5 25 56,25 37,5

37. Trni Riani 5 7,5 25 56,25 37,5

53

Page 54: bab-i

38. Tidwan 5 7,5 25 56,25 37,5

39. Riska Liana 5 7,5 25 56,25 37,5

40. Rizki Oktafiyanto 7 9,5 49 90,25 66,5

41 Rohman Firmansah 7 8 49 64 56

42. Rumiyati 6 8 36 64 48

43 Siti Arniyah 6 8 36 64 48

44. Siti Zuhroh 6 8 36 64 48

45. Sutardi 5 7,5 25 56,25 37,5

46. Wina Febi Siska 6 7,5 25 56,25 37,5

47. Wulan 5 7,5 25 56,25 37,5

48. Yogi Setiawan 6 8 36 64 48

JUMLAH 269 384 1526 3096 2163

RATA-RATA 5,6 8 31,7 64,5 45

Sesuai dengan uraian pengolahan data hasil pretes dan postes, selanjutnya

dihitung dengan menggunakan rumus “r” korelasi product moment dan

memprosentasekannya. Adapun uraian penghitunganya adalah sebagai berikut.

r =

r =

r =

r =

54

Page 55: bab-i

r =

r = 0,522

Nilai r (korelasi) sebesar 0,522 atau 5,2 %. Artinya, metode inquiri efektif

digunakan dalam pembelajaran membaca kritis karena memiliki korelasi yang

hampir tidak ada namun masih ada peningkatan. Begitupun dengan nilai rata-rata

postes sebesar 8,0 atau 80 % sedangkan nilai rata-rata pretes sebesar 5,6 atau 56

%. Hal ini ada kenaikan sebesar 2,4 atau 24 %. Dengan demikian, dapat

dikemukakan bahwa setelah menggunakan metode inquiri dalam pembelajaran

membaca kritis ada peningkatan kemampuan siswa.

D. Interpretasi Data

Uraian pengoalahan data pembahasan hasil penelitian, dapat penulis

interpretasikan atau tafsirkan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

penulis dala uji coba pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode

inquiri pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009.

Adapun interpretasi data tersebut, penulis uraikan di bawah ini.

Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar

2008/2009 sebelum uji coba pembelajaran tergolong pada interpretasi kurang atau

memiliki kemampuan pada kategori hampir separuh bahan pembelajaran dikuasai

siswa.

Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar

2008/2009, dalam membaca kritis setelah uji coba pembelajaran dengan

menggunakan metode inquiri hampir seluruh bahan pembelajaran dapat dikuasai

55

Page 56: bab-i

siswa, dengan demikian kemampuan seluruh siswa kelas VII E SMP Negeri 9

Cirebon tahun ajar 2008/2009, dalam membaca kritis dengan menggunakan

metode inquiri tergolong pada interpretasi hampir seluruh pemebelajaran

dikuasai siswa atau mengalami peningkatan yang signifikan.

Metode inquiri efektif digunakan dalam pembelajaran membaca kritis

pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, karena

dapat meningkatkan kemampuan sebesar 24 %. Dengan demikian, metode

inquiri dapat pula diterapkan pada seluruh populasi penelitian, yaitu seluruh siswa

kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 dalam pembelajaran

keterampilan membaca khususnya dalam membaca kritis

E. Pengujian Hipotesis

Sesuai rumusan permasalahan dan tujuan penelitian serta pembahasan

hasil penelitian maka penelitian ini perlu diuji keselarasannya dengan hipotesis

penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini, agar penelitian tentang uji

coba pembelajaran membaca kritisdengan menggunakan metode inquiri pada

siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 mendapatkan

hasil yang ojektif.

Pengujian hipotesis dimaksud, penulis uraikan sebagai berikut.

Hipotesis pertama adalah, “Kemampuan siswa dalam membaca kritis

sebelum uji coba pembelajaran, masih kurang”. Hipotesis ini sesuai dengan hasil

penelitian, yaitu rata-rata hasil pretes sebesar 5,6 Artinya sebelum uji coba

pembelajaran kemampuan siswa dalam membaca kritis hanya 56 %. Dengan

demikian, tingkat kemampuannya pada kategori hampir seluruh siswa kurang

56

Page 57: bab-i

menguasai dalam membaca kritis Oleh sebab itu, hipotesis pertama dapat

diterima.

Hipotesis kedua adalah, “Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9

Cirebon tahun ajar 2008/2009 dalam membaca kritissetelah pembelajaran

menggunakan metode inquiri ternyata ada peningkatan”. Hipotesis ini sesuai

dengan penelitian, yaitu rata-rata nilai hasil postes sebesar 8,0. Artinya, setelah

proses pembelajaran maka kemampuan siswa dalam membaca kritis mencapai 80

%. Dengan demikian, tingkat kemampuannya pada kategori hampir seluruh bahan

pembelajaran inquri siswa atau kemampuan siswa dalam membaca kritis

mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh sebab itu, hipotesis kedua dapat

diterima.

Hipotesis ketiga adalah, “Penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran

membaca kritis di kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009,

ternyata dapat meningkatkan kemampuan keterampilan membaca”. Hipotesis

demikian sesuai dengan hasil penelitian, yaitu ada peningkatan hasil pembelajaran

membaca kritis dari sebesar 56 % menjadi 80 %. Dengan demikian, dapat penulis

kemukakan bahwa penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran membaca

kritis dapat dikatakan berhasil baik atau dapat meningkatkan kemampuan siswa.

Oleh sebab itu hipotesis ketiga dapat diterima.

57

Page 58: bab-i

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan mengenai pembahasan hasil penelitian pembelajaran membaca

kritis dengan menggunakan metode inquiri untuk siswa kelas VII SMP Negeri 9

Cirebon tahun ajar 2008/2009, dapat penulis kemukakan sebagai berikut :

Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9

Cirebon tahun ajar 2008/2009 sebelum mengikuti pembelajaran masih rendah. Hal

ini karena kemampuan siswa sebelum mengikuti uji coba pembelajaran baru

mencapai 55 % dalam menguasai bahan pembelajaran sebagaimana data

penelitian pada rata-rata nila hasil pretes, yakni 5,5.

Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa dalam membaca kritis pada

siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 setelah mengikuti

pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan

siswa telah mencapai kategori baik sekali dalam menguasai bahan pembelajaran

sebagaimana data penelitian pada rata-rata nilai hasil potes, yakni 8,68.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, metode inquiri efektif untuk

meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar

2008/2009 dalam pembelajaran membaca kritis. Hal ini dibuktikan dengan

kemampuan siswa mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pretes ke postes

sebesar 3,18 atau 31,8%.

58

Page 59: bab-i

B. Saran

Berdasarkan simpulan pembahasan hasil penelitian mengenai pembelajaran

membaca kritis, maka penulis menyampaikan saran demi kesinambungan inovasi

ilmiah yang penulis dapatkan. Saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan hasil

penelitian ini untuk menanggulangi solusi terhadap materi pembelajaran yang

dianggap sulit oleh siswa, yakni pembelajaran membaca kritis. Solusi

dimaksud yaitu dengan menggunakan metode inquri dalam pembalajaran

membaca kritis, agar proses belajar mengajar menjadi lebih variatif dan

menyenangkan.

b. Guru mata pelajaran bahasadan sastra Indonesia dapat meningkatkan

keterampilan membaca pada siswa setelah melaksanakan pembelajaran

membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri. Hal ini dapat dijadikan

modal kemampuan dasar siswa dalam proses pembelajaran materi –materi

pembelajaran lainnya. Namun demikian metode inquiri hendaknya didampingi

dengan metode pendukung lainnya. Hal ini karena pembelajaran yang hanya

menggunakan satu metode pembalajaran akan membosankan sehingga siswa

kurang termotivasi dalam memahami bahan pembelajaran.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah diharapkan lebih mendahulukan

merencanakan program pendidikan yang mengarah pada pencapaian mutu

59

Page 60: bab-i

pembelajaran agar menghasilkan out put yang dapat dibanggakan. Salah satu

diantaranya dengan cara memprogramkan musyawarah antara guru dengan

kepala sekolah secara rutin tentang penentuan metode pembelajaran

berdasarkan klasifikasi keluasan dan kedalaman materi pembelajaran.

b. Kepala Sekolah sebagai pemimpin musyawarah sekolah

dalam menentukan metode pembelajaran sesuai dengan keluasan dan

kedalaman materi-materi pembelajaran hendaknya menindaklanjuti dengan

cara menghimbau guru untuk mengpembelajarankan hasil musyawarah

tersebut. Dengan demikian, mutu pembelajaran akan semakin meningkatdan

hasil belajar akan tercapai dengan mudah sesuai dengan harapan. Pencapaian

belajar yang maksimal pada akhirnya dapat meningkatkan mutu out put yang

bermutu pula.

C. Implikasi

Implikasi dari hasil pembahasan yang penulis dapatkan, yaitu adanya

peningkatan kemampuan siswa dalam membaca kritis setelah pembelajaran

menggunakan metode inquiri. Dengan demikian, hasil penelitian ini

memungkinkan untuk dicermati dan dijadikan masukan bagi peningkatan

pembelajaran. Hasil pembelajaran pembelajaran terhadap suatu pembelajaran

yang penulis lakukan sangat membantu guru untuk mengembangkan proses

pembelajaran selanjutnya.

Efektifitas metode inquiri dalam pembelajaran membaca kritis dengan

fokus kalimat bertingkat telah dibuktikan melalui penelitian yang penulis lakukan.

60

Page 61: bab-i

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam keterampilan berbahasa, khususnya

membaca dapat pula meningkatkan daya serap dan daya ingat terhadap materi-

materi pembelajaran lainnya. Hal ini karena siswa telah dapat mengaplikasikan

melalui sikap dan kompetensinya.

Tingkat kemampuan siswa yang semakin baik setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan salah satu alternatif menanggulangi kesulitan

pada materi pembelajaran lainnya.sesengguhnya kemampuan siswa dapat pula

dijadikan sebagai kompetensi dasar dalam meningkatkan keterampilan membaca

serta merespon secara positif terhadap setiap materi pembelajaran.

61

Page 62: bab-i

Daftar Pustaka

Arikunto. S. (1990). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Kurikulum Sekolah lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta : Balai Pustaka.

Hidayat. K dan Rahmina. I. (1989). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Bina Cipta.

Poerwadarminta.W.J.S. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sadtono. E. (1989). Tantangan Buat Pendekatan Komunikatif Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

62

Page 63: bab-i

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Bimbingan Skripsi ............................................................ 62

2. Kartu Bimbingan Skripsi ............................................................................. 63

3. Surat Izin Penelitian dari Dekan FKIP UNMA ........................................... 64

4. Surat Pernyataan Melaksanakan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 9

Cirebon ....................................................................................................... 65

5. Hasil Tes Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Talun Kabupaten Cirebon

Tahun Ajar 2007/2008 ............................................................................... 66

63