BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ......

31
1

Transcript of BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ......

Page 1: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

1

Page 2: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang

Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa

perencanaan pembangunan harus disusun secara komprehensif mulai dari

rencana pembangunan jangka panjang, rencana jangka menengah, rencana

strategi SKPD, renja SKPD.

Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

merupakan dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah dan

merupakan kerangka acuan perencanaan pembangunan untuk jangka waktu

5 tahun kedepan.

Renstra SKPD memuat Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan dan Strategi

serta arah pembangunan. Renstra SKPD juga memuat matrik rencana

program dan kegiatan indikatif. Matrik tersebut terdiri dari matrik tujuan dan

sasaran jangka menengah pelayanan SKPD , matrik rencana program

,kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif, dan

matrik indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan sasaran RPJP.

1.2 Landasan Hukum

Adapun Peraturan Perundang – Undangan yang menjadi dasar

hukum ataupun landasan penyusunan Renstra ini adalah :

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera

Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956

Nomor 25).

2. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (

Lembaran Negara RI No. 47 tahun 2003, tambahan Lembaran

Negara RI No. 4286 )

3. Undang- Undang No. 1 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran

Negara RI th 2004 No. 66 tambahan Lembaran Negara No. 4400 )

4. Undang-Undang No. 15 th 2004 tentang Perbendaharaan

Keuangan Negara.

Page 3: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

3

5. Undang-Undang No. 25 th 2004 tentang Sistim Perencanaan

Pembangunan Nasional.

6. Undang-Undang No. 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah (

Lembaran Negara RI th 2004 No. 125, tambahan Lembaran

Negara RI No. 4437 )

7. Undang-undang No. 33 th 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintahan Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara RI th

2004 No. 126, tambahan Lembaran Negara RI No. 4438 ).

8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).

9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

10. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234).

11. PP No. 25 th 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom.

12. PP NO. 20 th 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

13. PP NO. 56 th 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

14. Peraturan Presiden RI No. 7 th 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional

15. Peraturan Daerah Kab. Lima Puluh Kota No. 3 th 2011 tentang

Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah

Kab. Lima Puluh Kota.

1.3 Maksud dan Tujuan

Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan daerah karena berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dengan

memperhitungkan perkembangan lingkungan strategis. Sesuai dengan

Page 4: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

4

tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota, maka maksud dibuatnya

Renstra Tahun 2011 – 2015 adalah memberi arah yang jelas dan mampu

memetakan kebutuhan berbagai sumber di bidang Koperasi, UMKM

Perindustrian dan Perdagangan, selama 5 tahun ke depan secara jelas dan

transparan yang akan digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam

mewujudkan tujuan pembangunan, acuan dalam menentukan program

prioritas dan kegiatan yang akan dituangkan dalam RPJM, serta sebagai

tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan tugas.

Adapun tujuannya adalah sebagai dokumen perencanaan untuk

mempermudah melaksanakan kegiatan selama 5 tahun kedepan yang

terarah dan terukur terutama dalam rangka melayani masyarakat di bidang

koperasi, UMKM , perindustrian dan perdagangan sehingga sumber –

sumber yang ada di masyarakat dapat dikelola secara maksimal dimana

pada gilirannya mampu mewujudkan visi dan misi dinas.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota Terdiri dari beberapa bab

sebagai berikut

I. Pendahuluan, yang berisi penjelasan tentang latar belakang penyusunan

Renstra , landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika

penulisan.

II. Gambaran Umum Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM, Perindag, yang

memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) dalam

penyelenggaraan urusan koperasi, perindustrian dan perdagangan ,

mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian

penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra periode

sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas yang telah

dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya.

III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi, yang berisikan Identifikasi

Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan, serta Penentuan Isu-isu Strategis.

Page 5: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

5

IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategi dan Kebijakan, yang menguraikan visi,

misi, tujuan dan sasaran jangka menengah serta strategi dan kebijakan

yang akan dilakukan Dinas Koperasi, UMKM, Perindag ke depan.

V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Sasaran, dan Pendanaan

Indikatif, yang berisi matrik program lima tahun dan matrik

program/kegiatan tahunan.

VI. Indikator Kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, yang

secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh Dinas

Koperasi, UMKm, Perindag dalam lima tahun mendatang sebagai

komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

VII. Penutup, yang berisi ketentuan penutup.

Page 6: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

6

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI, UMKM, PERINDAG

2.1. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari 1 orang Kepala Dinas, 1 orang

Sekretaris dan 6 orang Kepala Bidang (Struktur Organisasi terlampir),

yaitu sebagai berikut :

a. Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan,

mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Tugas :

1. Memimpin Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan.

2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah

dalam bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan.

3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan perizinan dan pelayanan

umum di bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan.

4. Koordinasi dengan instansi pemerintah dan lembaga terkait lainnya.

5. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan, pengamanan dan

perlindungan teknis di bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan.

6. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi atau Pemerintah Daerah

melalui atau Izin Bupati.

7. Melakukan promosi produk UMKM dan Industri.

Fungsi :

1. Pengkoordinasian pembinaan umum di bidang Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Bupati.

2. Pengkoordinasian, pemberdayaan dan pendayagunaan aparatur

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam

pelaksanaan tugas.

3. Memberikan pertimbangan teknis atas penerbitan izin TDP, TDI,

SIUp dan TDG.

Page 7: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

7

4. Pengkoordinasian pemberian fasilitas untuk tumbuh dan

berkembangnya usaha-usaha di bidang Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan.

5. Pengkoordinasin pelaksanaan bimbingan teknis, penyuluhan dan

penerapan teknilogi serta pengamanan teknis Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan.

6. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan

unit pelaksana teknis Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan.

7. Pembinaan dan pemberdayaan usaha di bidang Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan.

8. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pengembangan industri

dan perdagangan.

9. Pelaksanaan peneliatian penetapan teknologi di bidang industri dan

perdagangan.

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan

rumah tangga dinas, ketatausahaan, tata laksana, laporan, dan

organisasi serta hubungan masyarakat .

Untuk melaksanakan tugas diatas sekretaris mempunyai fungsi

sebagai berikut

1. Pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan/ asset Dinas .

2. Pengelolaan surat menyurat dinas .

3. Penyusunan dan pembuatan laporan

4. Pengkoordinasian pelayanan proses administrasi dalam rangka

penegakan peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidang

tugas Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan .

5. Pengelolaan urusan kepegawaian

6. Pengkoordiasian pengelolaan keuangan, anggaran pendapatan dan

belanja dinas.

7. Penyusunan anggaran dinas.

8. Pengkoordinasian dan inventarisir barang di Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan.

9. Penyusunan rencana srategis dan program prioritas dinas.

10. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan

anggaran.

Page 8: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

8

c. Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi

Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas

menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan

kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang

kelembagaan dan koperasi.

Dalam melaksanakan tugas diatas Kepala Bidang Kelembagaan

mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan

bidang kelembagaan koperasi.

2. Pelaksanaan pembinaan dan kelembagaan koperasi.

3. Pengkoordiniran fasilitasi pelaksanaan rapat anggota tahunan (RAT).

4. Pengkoordiniran kualifikasi (rating) dan penilaian koperasi berprestasi.

5. Pengkoordiniran fasilitasi pelayanan perizinan, jasa dan badan hukum

koperasi.

6. Pengkoordiniran fasilitasi pelaksanaan pembentukan/peleburan

koperasi.

7. Pengkoordinirian pengwasan kelembagaan pengelola pengembangan

koperasi.

8. Pengkoordiniran fasilitasi penyusunan anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga koperasi.

9. Pengkoordiniran proses advokasi.

10. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan kepala Dinas.

d. Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi

Kepala Bidang Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan

bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan

berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang

pemberdayaan koperasi.

Dalam melaksanakan tugas diatas Kepala Bidang

Pemberdayaan Koperasi mempunyai fungsi :

1. Penciptaan dan pemberdayaan iklim usaha simpan pinjam/KSP yng

sehat serta menddorong pertumbuhan dan pemsyarakatan koperasi

dalama wilayah Kab. Lima Puluh Kota

2. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan

bidang pemberdayaan koperasi.

3. Pengkoordiniran fasilitasi permodalan koperasi.

Page 9: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

9

4. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian permasalahan bagi

KSP/USP dan pengawasan serta mengavaluasi pengelolaan

pengembangan KSP USP Koperasi.

5. Mengkoordinir bimbingan dan pembinaan KSP/USP dan koperasi

lainnya.

6. Memberikan perlindungan bagi koperasi.

e. Kepala Bidang UMKM

Kepala Bidang UMKM mempunyai tugas menyiapkan bahan

kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan

urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang UMKM

Dalam melaksanakan tugas diatas Kepala Bidang UMKM

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyiapkan perumusan, penyusunan dan pengkajian kebijakan

perencanaan pembangunan daerah di bidang UMKM dalam

menunjang penumbuhan usaha baru serta penciptaan iklim usaha

yang kondusif

2. Pelaksanaan pembinaan dalam pengembangan produksi usaha,

peningkatan SDM UMKM, penigkatan sarana dan prasarana serta

pengembangan teknologi dan informasi.

3. Memfasilitasi akses permodalan dan pembiayaan bagi UMKM

4. Meningkatkan peluang pemasaran produk UMKM

f. Kepala Bidang Industri

Kepala Bidang Industri mempunyai tugas menyiapkan bahan

kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan

urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang Industri

Dalam menjalankan tugas diatas Kepala Bidang Industri

mempunyai fungsi sebagai berikut

1. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan

bidang perindustrian.

2. Pelaksanaan upaya peningkatan usaha industri.

3. Pembinaan dan bimbingan teknis bidang perindustrian.

4. Pelaksananan pengembangan dan penerapan teknologi serta fasilitas

penelitian bidang perindustrian.

5. Pengawasan terhadap tugas desentralisasi bidang industri tingkat

kabupaten .

Page 10: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

10

6. Mensinkronisasikan rencana/program regional pembangunan bidang

perindustriaan berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah dalam rangka pembinaan industri menurut

ketentuan perundangan yang berlaku.

7. Melaksanakan konsultasi dan pembinaan hubungan kerja dengan

instansi dan asosiasi/lembaga lainnya.

8. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan, mutu dan pemantauan

penerapan standar sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan bimbingan usaha perbaikan

dan peningkatan mutu barang dan jasa dalam rangka pengembangan

usaha industri .

10. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan pengendalian teknis

kebijakan pembinaan dan pengembangan usaha bidang perindustrian .

11. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan kepala Dinas.

g. Kepala Bidang Perdagangan

Kepala Bidang Perdagangan mempunyai tugas menyiapkan

bahan kebijaksaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan

urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang Perdagangan.

Dalam menjalankan tugas diatas Kepala Bidang Perdagangan

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam rangka

pengembangan ekspor daerah dan kegiatan perdagangan dalam

negeri.

2. Penyiapan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam rangka

pengembangan usaha.

3. Penyiapan dan menyusun bahan penyuluhan dan memberikan

bimbingan dalam rangka membina dan mengembangkan usaha.

4. Penyiapan bahan, menganalisa dan mengevaluasi data/informasi serta

bahan pengendalian kegiatan penyediaan dan penyaluran barang dan

jasa di bidang usaha perdagangan.

5. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi penyediaan barang dan jasa, bina

usaha, distribusi dan promosi.

6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaksanaan pembinaan dan

pengendalian kegiatan usaha perdagangan yang antara lain meliputi

meliputi faktor-faktor pendukung dan penghambat serta menyusun

sarana perbaikan atau pemecahan masalah.

Page 11: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

11

7. Pembuatan laporan pelaksanaan tugas bidang perdagangan secara

tertulis sebagai pertangung jawaban.

8. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dan

Pemerintah Propinsi di Bidang Perdagangan.

9. Melaksanakan koordinasi konsultasi dengan dinas instansi terkait,

asosiasi dan lembaga-lembaga dalam bidang perdagangan.

h. Kepala Bidang Pencegahan Pencemaran Ligkungan &

Perlindungan Konsumen

Kepala Bidang Pencegahan Pencemaran Lingkungan

mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksaan dan perumusan

pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang

lingkup bidang PPL & PK

Dalam menjalankan tugas diatas Kepala Bidang Pencegahan

Pencemaran Lingkundan Perlindungan Konsumen mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1. Pengkoordiniran penyelenggaran hubungan kerjasama dengan

lembaga/dinas/instansi terkait dalam rangka Pelaksanaan Pencegahan

pencemaran Lingkungan.

2. Pengkoordiniran penyelenggaran perlindungan konsumen.

3. Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan kemetrologian legal.

4. Melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap peredaran

barang dan jasa serta melakukan upaya pencegahan pencemaran

lingkungan oleh industri dan perdagangan.

2.2. Sumber Daya

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Lima Puluh Kota merupakan SKPD Pemerintah Daerah yang

bertanggungjawab kepada Bupati. Sumber daya yang dimiliki Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima Puluh Kota

meliputi Sumber Daya Manusia serta aset Pemerintah Daerah

Kabupaten Lima Puluh Kota yang dipergunakan untuk keperluan dan

atau menunjang berlangsungnya Program dan Kegiatan yang ada di

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima

Puluh Kota.

Page 12: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

12

Adapun Sumber Daya Manusia terdiri dari PNS dan Non-PNS

yang berpartisisapi dalam keberlasungan Program dan Kegiatan pada

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima

Puluh Kota. Sedangkan aset tediri dari Kas, Tanah, Gedung Kantor,

peralatan dan mesin, dan aset tetap lainnya. ( Terlampir )

Page 13: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

13

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM, Perindag

Data capaian kinerja

No. URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010

1. Penyusunan Renstra 1 0 0 0 0

2. Rehabilitasi pasar nagari 3 3 0

3. Penumbuhan Koperasi baru

4.

No.

Urusan IKK Rumusan Capaian Kinerja

Ket

1. Urusan Wajib Koperasi dan UMKM

Koperasi Aktif UMKM

(142/223)x100% (797/797)x100%

62.01% 100%

2. Urusan Pilihan Perindustrian

Pertumbuhan Industri Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

(9119-9091)x100% 9091

623.436x100%

6.296.265

0.03% 9.90%

3. Urusan Pilihan Perdagangan

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

1.336.228x100% 6.296.265

21.22%

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas

Koperasi, UMKM, Perindag

Bidang perindustrian .

Diproyeksikan ke depan bahwa Industri Kabupaten Lima Puluh

Kota akan terus berkembang sehingga mampu mengejar

ketertinggalan dengan Kabupaten lain dan mampu menembus pasar

regional maupun nasional di Indonesia bahkan terus berkembang

sehingga mampu mengikuti arus pasar bebas,dimana Kabupaten Lima

Puluh Kota dijadikan salah satu kompetitor yang berkualitas. Keadaan

ini ditandai dengan munculnya produk – produk unggulan Kabupaten

Lima puluh Kota dengan tingkat kualitas dan kuantitas bersaing di

pasar nasional maupun internasional. Penerapan teknologi yang tepat

guna dengan mengindahkan kaidah lingkungan dan SDM lokal sebagai

pendukung berkembangnya industri Kabupaten Lima Puluh Kota.

Page 14: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

14

Di Bidang Perdagangan.

Berkembangnya era globalisasi ekonomi berimbas langsung

pada sistem perdagangan nasional maupun regional, demikian pula

dengan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai sub sistem perdagangan

nasional. Untuk mengikuti arus globalisasi tersebut salah satu caranya

adalah dengan menyesuaikan sistem perdagangan nasional / regional

yang mengacu pada era globalisasi ekonomi yang ditandai dengan

semakin tingginya kompetisi perdagangan. Untuk menaggulanginya

adalah dengan meningkatkan sistem perdagangan regional yang

berbasis kompetitif internasional, dimana seluruh komponen

masyarakat terlibat di dalamnya. Tidak hanya para pedagang saja,

tetapi dibutuhkan pula pihak lain yang ikut mewarnai perdagangan,

seperti peran Perbankan, penguasaan teknologi dan manajemen

disampiing peran pemerintah daerah sabagai motivator dan fasilitator.

Perkembangan atau kemajuan bangsa tidak lepas dari sumber daya

manusia yang dimiliki, dalam era globalisasi ekonomi memaksa

pemerintah untuk dapat melayani kegiatan industri dan perdagangan

dengan komunikasi modern yang menggunakan teknologi dan

peralatan modern pula. Sebagai gambaran sistem di Kabupaten Lima

Puluh Kota dalam berhubungan dengan kemitraan usaha selain melalui

promosi pameran juga melalui internet sehingga banyak pengusaha

daerah yang langsung berhubungan dagang dengan para pengusaha

dari luar negeri maupun dalam negeri yang saling menguntungkan.

Di Bidang Koperasi dan UMKM

Koperasi seperti lembaga bisnis yang lain, hidup dari modal

sendiri, berkembang dari pasar yang dibangun sendiri dan maju dari

hasil kerja kerasnya sendiri. Fasilitas pemerintah sifatnya hanyalah

penunjang. Itupun tidak permanen dan lambat laun akan berkurang. Di

sinilah kesadaran koperasi diuji untuk tidak seterusnya mengharapkan

fasilitasi pemerintah. Kreativitas dan inovasi sangat diperlukan untuk

membangun image yang lebih baik, utamanya dalam persaingan yang

semakin kompleks itu. Dan saatnyalah koperasi melakukan perubahan

secara besar-besaran di segala lini usahanya.

Pengalaman menghadapi krisis ekonomi sebelumnya, koperasi

dan UKM masih tetap bertahan, namun pada krisis ekonomi global saat

ini koperasi dan UKM diharapkan mampu menjawab tantangan

Page 15: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

15

ekonomi ke depan. Dengan marak munculnya lembaga keuangan

mikro seperti ventura, BPR dan lain sebagainya.

Page 16: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

16

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian

terpenting dalam dokumen Renstra karena menjadi dasar utama visi

dan misi pembangunan jangka menengah.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan

Dinas Koperasi, UMKM, Perindag Kab. Lima Puluh Kota sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinnya melaksanakan pelayanan pada 3

urusan, yaitu urusan Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan. Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi pada

setiap urusan adalah sebagai berikut.

1. Permasalahan yang dihadapi dalam urusan Koperasi dan UMKM

yaitu :

a. Kualitas SDM pengelola koperasi dan UMKM yang masih

rendah.

b. Penggunanaan serta ketersediaan tekonologi tepat guna yang

digunakan untuk usaha produktif masih rendah.

c. Permodalan untuk usaha koperasi dan UMKM tidak mencukupi

sehingga mengakibatkan kualitas produk yang dihasilkan

rendah,

d. Ketersediaan informasi tentang pasar dan pengelolaan masih

terbatas.

2. Permasalahan yang dihadapi oleh urusan Perindustrian adalah :

a. Terbatasnya teknologi yang dimiliki oleh masing-masing IKM

dalam menjalankan usaha dan peralatan yang ada masih

manual/tradisional sehingga produksi terbatas.

b. Rendahnya tingkat pendidikan SDM IKM dalam mengelola

usahanya.

c. Perlunya UPTD untuk mendukung dan mengembangkan IKM

dimasa yang akan datang, sehingga pembinaan IKM akan

lebih terarah dan terkoordinir dengan baik.

d. Perlunya pondok promosi yang permanen untuk promosi

produk IKM.

e. Produk IKM kalah bersaing dengan produk sejenis yang

berasal dari luar IKM.

Page 17: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

17

3. Permasalahan yang dihadapi oleh urusan Perdagangan adalah :

a. Ketidakstabilan harga pasar.

b. Penyelundupan BBM bersubsidi dan pupuk bersubsidi oleh

para pedagang ke daerah lain.

c. Masih kurang layaknya infrastruktur dan sarana yang

mendukung perdagangan dalam hal ini pasar tradisonal yang

tersebar di seruluh wilayah Kabupaten.

d. Tidak tepat sasaran dalam melakukan promosi produk daerah.

e. Kurangnnya pengetahuan pengusaha dan IKM dalam

pengurusan admnistrasi ekspor.

3.2. Penentuan isu-isu strategis

Beberapa isu strategis yang akan mempengruhi

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan selama 5 tahun

mendatang antara lain :

1. Pengembangan IKK Sarilamak Sebagai Pusat Pemerintahan,

Sosial Budaya dan Ekonomi

Kondisi infrastruktur yang tidak memadai selama ini telah

berkontribusi terhadap tingkat kesulitan hidup dan biaya hidup serta

biaya produksi yang tinggi, yang diakibatkan lambannya transportasi

dan mahalnya transportasi.

Pada wilayah-wilayah yang tersedia infrastruktur social

ekonominya maka kelancaran arus barang, jasa dan orang ikut

mengurangi daya saing produk barang dan jasa di wilayah itu. Hal ini

disebabkan keterlambatan memperoleh peluang dalam perdagangan

barang dan jasa. Karena keterbatasan penyediaan infrastruktur ini

menjadi penyebab utama kurangnya daya saing perekonomian daerah,

maka secara bertahap infrastruktur ini perlu disiapkan, sehingga

pelayanan aparatur dan pelayanan publik dapat dilaksanakan dengan

optimal.

2. Letak Geografis Daerah Yang Strategis Sebagai Gerbang Timur

Sumatera Barat

Kabupaten Lima Puluh Kota secara geografis berada di bagian

timur Provinsi Sumatera Barat dan berbatasan langsung dengan

Page 18: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

18

Provinsi Riau. Sebagaimana di ketahui bersama bahwa Provinsi Riau

merupakan provinsi yang memiliki perkembangan ekonomi terpesat di

Sumatera. Hal ini disebabkan oleh otonomi daerah yang

memungkinkan Riau mendapatkan alokasi dana perimbangan yang

besar dari Pemerintah Pusat, sehingga belanja daerahnya mampu

mendorong perekonomian daerah untuk melaju dengan cepat. Di

samping itu Wilayah Riau juga termasuk wilayah segitiga pertumbuhan

yang masuk dalam strategi dan kebijakan perdagangan bebas di

Indonesia.

Oleh karena itu sebagai daerah yang berbatasan langsung dan

telah memiliki sejarah perdagangan yang cukup lama dengan

Kabupaten Lima Puluh Kota, maka peluang-peluang pengembagan

ekonomi yang ada di wilayah Riau semestinya memiliki dampak positif

bagi pengembangan ekonomi Kabupaten Lima puluh Kota. Dalam hal

ini peluang yang paling mungkin diraih adalah dalam perdagangan hasil

bumi dari beberapa komoditas pertanian daerah. Disamping itu peluang

lain yang bisa diraih adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisata dari

Riau menuju Kabupaten Lima Puluh Kota yang cukup sarat dengan

potensi wisata alam, budaya dan kuliner.

Agar Kabupaten Lima Puluh Kota benar-benar dapat

berkembang seiring dengan kemajuan yang terjadi di daerah tetangga,

maka infrastruktur jalan yang menghubungkan Kabupaten Lima Puluh

Kota dengan Riau perlu diperbaiki, sehingga kelancaran mobilitas

barang dan orang antar wilayah semakin tinggi.

3. Perkembangan Perdagangan Interregional dan Internasional

Pada saat ini perekonomian dunia semakin nyata menuju

perwujudan perdagangan bebas. Beberapa negara telah sepakat untuk

mengembangkan dan melaksanakan konsep perdagangan bebas, baik

pada tingkat regional maupun internasional. Indonesia bersama

beberapa negara Asean lainnya juga terlibat dalam perdagangan bebas

di Asia Tenggara dengan konsep Asean Free Trade Area dan dengan

China dan India dengan konsep lainnya.

Perdagangan bebas memungkinkan aliran barang dan jasa lebih

deras keluar dan masuk suatu negara, dan konsisi inipun

memungkinkan konsumen di berbagai negara menikmati barang dan

jasa dengan harga bersaing atau murah. Namun bagi negara yang

Page 19: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

19

memiliki kemampuan produksi dan kualitas produksi yang rendah akan

tergilas dan terjajah dengan pemberlakuan perdagangan bebas.

Meskipun Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan bagian kecil

dari Indonesia, namun kabupaten ini ikut terpengaruh oleh dampak

perdagangan bebas. Hal yang pasti dan sudah dapat dirasakan

masyarakat adalah besarnya serbuan barang asing dari luar, baik yang

datang dalam negeri sendiri seperti dari wilayah Medan, Lampung,

Jakarta dan Surabaya dalam bentuk makanan ringan, pakaian jadi,

pakan ayam, pupuk, cabe, jagung, kedelai dan sebagainya, maupun

yang masuk dari luar negeri seperti dari China, Korea, Malaysia dan

Singapura dalam bentuk barang elektronik, makanan ringan dan

sebagainya.

Perkembangan perdagangan interregional dan internasional ini

perlu segera diantisipasi, kalau tidak masyarakat Lima Puluh kota

hanya akan menjadi konsumen saja. Oleh karena itu perekonomian

kab. Lima Puluh Kota perlu ditopang oleh kemendirian dan rasa

percaya diri. Beberapa komoditas yang sudah dan mulai eksis perlu

dipertahankan seperti gambir, jeruk siam gunuang omeh, manggis,

pisang dan sebagainya. Kemudian juga komoditas telur ayam ras, sapi,

kambing dan kerbau serta ikan dan anak ikan yang selama ini telah

menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Untuk dapat bersaing di pasar global, maka cara produksi

dan teknologi produksi ke depan perlu ditingkatkan, sehingga kualitas

barang yang dihasilkan dapat mengimbangi ataupun melebihi barang

dan jasa yang akan masuk ke daerah Lima Puluh Kota.

4. Persaingan Usaha dan Rendahnya Realisasi Investasi.

Terkait dengan pembahasan sebelumnya, persaingan usaha

akan semakin besar sejak hari ini dan ke depan. Pertumbuhan

lapangan kerja yang tidak berimbang dengan pertumbuhan angkatan

kerja menjadi pemicu kondisi ini. Bentuk usaha dan jenis usaha yang

akan dilakukan menjadi sangat terbatas disebabkan semua orang ingin

mengembangkan usaha yang tidak terlalu berbeda dengan orang lain.

Hal ini terjadi karena kemampuan pelaku usaha adalam membuat

terobosan dan peluang usaha baru semakin berkurang. Hal ini

diakibatkan semakin besarnya cengkraman perusahaan besar yang

masuk dari jakarta ke daerah, bahkan sampai ke pedalaman.

Page 20: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

20

Disamping persaingan usaha yang semakin ketat, realisasi

investasi di daerah juga tidak tumbuh dan berkembang sebagaimana di

harapkan. Sampai saat ini realisasi invesatasi rata-rata 5 perusahaan

setahun, dan investasi itupun dengan skala usaha dan modal yang

tidak terlalu besar. Akibatnya investasi yang terjadi tidak mampu

menyerap banyak tenaga kerja.

Persoalan tingginya persaingan usaha dan rendahnya realisasi

investasi disebabkan oleh kecilnya kesempatan usaha di Kab. Lima

Puluh Kota. Hal ini bisa saja disebabkan rendahnya fasilitas untuk

berinvestasi dan kurangnya daya dukung produk yang akan

dikembangkan. Hal lain yang ikut mempengaruhi adalah persoalan

pembebasan tanah dan lahan untuk lokasi investasi.

Dalam rangka mendorong penciptaan modal, kesempatan

kerja, kesempatan berusaha dan pengurangan pengangguran dan

kemiskinan, maka kemudahan dan peluang investasi di daerah perlu

diperbesar, sehingga investor-investor dengan modal besar dan kuat

dapat masuk.

Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan oleh investor,

karena banyak sekali peluang investasi yang tidak dimanfaatkan.

Peluang yang sangat memungkinkan adalah pada sub sektor tanaman

pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan,

pertambangan, pariwisata dan perumahan.

Sebagai pusat pertumbuhan pertumbuhan ekonomi utama

(main growth pole) maka di Pusat Kabupaten pelu dibangun pasar

kabupaten yang representatif. Pada periode RPJM-2 ini dilakukan studi

kelayakan dan pembebasan lahan untuk pembangunan pasar utama

tersebut di kawasan IKK Sarilamak.

Untuk mendukung pengembangan perekonomian di pusat

kabupaten yang dalam hal ini adalah di IKK Sarilamak, maka secara

bertahap pasar nagari yang telah ada di beberapa kecamatan akan

dikembangkan menjadi pasar modern. Pasar ini nantinya akan menjadi

pasar satelit yang akan mendukung pasar utama yang berada di

Sarilamak, Pada RPJM-2 ini akan pasar nagari yang akan

dikembangkan menjadi pasar modern adalah di Kecamatan Akabiluru.

Page 21: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

21

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN , SASARAN STRETEGI DAN KEBIJAKAN

1.1. Visi dan Misi

A. Visi :

Penyusunan Perencanaan Strategis Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota didasarkan

pada pemikiran-pemikiran berikut ini :

1. Visi Kabupaten Lima Puluh Kota adalah :

“Terwujudnya Kebersamaan, Kemakmuran dan

Kesejahteraan Masyarakat Lima Puluh Kota yang Bernuansa Adat

Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia”.

Mempertimbangkan kondisi dan potensi Kabupaten Lima Puluh

Kota, memperhatikan sarana, pendapat dan masukan dari semua unsur

terkait serta aspirasi masyarakat / dunia usaha, atas dasar kesepakatan

bersama, telah dirumuskan Visi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan sebagai berikut :

“Terwujudnya Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan Yang Tangguh dan Profesional “

B. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima

Puluh Kota sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan di atas. Dengan

pernyataan misi diharapkan seluruh apartus Dinas, Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota dan pihak

lainnya yang berkepentingan dapat mengetahui peran dan keberadaan

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dallam

pembinaan kepada masyarakat.

Sehubungan dengan visi di atas yang hendak dilaksanakan 5 (Lima)

tahun ke depan dengan penekanan kepada peningkatan peran Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam melakukan

pembinaan kepada masyarakat.

Page 22: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

22

Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tertib adimistrasi,

pelaporan, pengelolaan keuangan dan kepegawaian

2. Meningkatkan pemberdayaan , kualitas dan kuantitas kelembagaan

koperasi.

3. Meningkatkan pemberdayaan UMKM dalam rangka pengembangan

usaha yang kondusif.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana perdagangan

5. Mewujudkan perlindungan konsumen.

6. Mewujudkan pengembangan agro industri dan kemampuan

teknologi industri

7. Meningkatkan produktifitas dan daya saing produk daerah.

1.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu

dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan,

dan menangani isu strategis yang dihadapi. Rumusan pernyataan tujuan biasanya

disusun dengan membalikkan pernyataan isu, permasalahan, dan peluang

menjadi suatu kalimat positif yang ringkas. Pernyataan tujuan biasanya dimulai

dengan menggunakan suatu kata kerja yang menjelaskan arah

keinginan/preferensi (lebih/kurang) dan suatu kata benda yang menjelaskan

obyek yang menjadi perhatian.

Rumusan tujuan merefleksikan konteks pembangunan yang dihadapi

SKPD dan memiliki keterkaitan dengan visi SKPD yang ingin dicapai. Pernyataan

tujuan tersebut akan diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

Dalam menentukan tujuan tidaklah mutlak harus terukur, kuantitatif, ataupun

tangible, namun setidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

apa yang akan dicapai dimasa mendatang. Rumusan tujuan harus realistis dan

dapat dicapai.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang

diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat

dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran

perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD atau

kelompok sasaran yang dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengan

Page 23: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

23

indikator kinerja. Adapun Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan

SKPD Dinas Koperasi , UMKM, Perindag pada tahun 2010-2015 sebagaimana

pada tabel berikut ini ( tabel 4.1 )

Page 24: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

24

1.3. Strategi dan Kebijakan .

Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan yang dirancang

secara konseptual, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh

organisasi dalam kurun waktu 5 tahun. Sebagai penjabaran dari tujuan,

sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis

melalui tindakan dan alokasi sumber dana organisasi dalam kegiatan atau

operasional organisasi.

Strategi yang ingin diterapkan Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai berikut :

a. Meningkatkan akses permodalan dan daya saing bagi KUMKM sehingga

terbangunnya UMKM yang tangguh dan mandiri.

b. Meningkatkan kemampuan pengelola dan kelembagaan koperasi .

c. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan partisipasi masyarakat

dalam rangka pemberdayaan UMKM terpadu.

d. Mengembangkan industri rumah tangga, industri kecil dan menengah

yang menghasilkan produk andalan, unggulan dan kerajinan daerah

serta meningkatkan penerapan teknologi tepat guna.

e. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar nagari, distribusi barang dan

jasa yang lancar, merata dan tingkat harga yang layak

f. Meningkatkan kualitas SDM tenaga kerja, kesempatan kerja dan

diversifikasi.

g. Meningkatkan perlindungan konsumen

h. Meningkatkan produktifitas , daya saing dan pemasaran produk daerah .

Untuk merealisasikan tujuan dengan menggunakan strategi diperlukan

berbagai upaya atau cara yang menjadi faktor terpenting dalam proses

perencanaan strategis.

Cara mencapai tujuan dan sasaran atau strategi merupakan

rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya organisasi meliputi

faktor-faktor kunci keberhasilan pencapaian kebijakan. Adapun Kebijakan

yang dilaksanakan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Lima Puluh Kota

a. Memanfaatkan seluruh potensi koperasi, UMKM / industri rumah tangga,

kecil, menengah dalam rangka memperkuat struktur untuk meningkatkan

daya saing yang lebih tinggi.

Page 25: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

25

b. Memberikaan pelatihan dan bimbingan permodalan , manajemen dan

pemasaran koperasi dan UMKM

c. Memperlancar arus barang dan jasa dengan tingkat harga yang layak

serta terlaksananya perlindungan konsumen.

c. Mengembangankan analisa dan evaluasi terhadap potensi, peluang,

sarana - prasarana pendukung kemitraan usaha dan promosi untuk

mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah.

d. Pengembangan fasilitas pasar ibukota kabupaten yang representatif

e. Revitalisasi pasar dan lingkungan di pasar- pasar kecamatan

f. Peningkatan penataan kawasan usaha sektor informal

g. Peningkatan regulasi terhadap keamanan barang yang dikonsumsi

masyarakat

h. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan urusan perdagangan

i. Penerapan kebijakan perdagangaan yang menyeluruh dan terpadu

j. Peningkatan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan perdagangaan

k. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana daan prasarana perdagangan

l. Penguatan struktur industri untuk m,eningkatkan daaya saaiang ynag

lebih tinggi

m. Peningkatan pembinaanj industri berbasis komoditi

n. Pembinaan industri kerajinan

Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK) yang akan mempengaruhi

pencapaian tujuan sebagai berikut :

Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan di bidang koperasi, UMKM,

industri dan perdagangan.

Kualitas / profesionalisme SDM Aparatur.

Pembinaan dan pengembangan produk andalan dan unggulan untuk

meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif.

Terjaminnya kelancaran arus barang dan jasa (distribusi) untuk kegiatan

industri, perdagangan dan stabilisasi harga.

Adanya penetrasi dan perluasan pasar produk potensial, andalan dan

unggulan.

Meningkatnya pelaksanaan perlindungan konsumen.

Optimalisasi perencanaan dan promosi peluang kemitraan usaha.

Page 26: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

26

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, SASARAN

DAN PERENCANAAN INDIKATIF

A. Program Lokalitas kewenangan SKPD.

1. Program Penciptaan Uklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif.

2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan

Kompetitif Usaha Kecil.

3. Program Pengembangan Sisitim Pendukung Usaha Bagi UMKM.

4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.

5. Program Peningkatan Sumber Daya Manusia.

6. Program Perlindungan Konsumen dan Pengemanan Perdagangan.

7. Program Peningkatan dan Pengembangan Eksport

8. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

9. Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistim Produksi

10. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

11. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi.

12. Program Penataan Struktur Industri

13. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.

Untuk mendukung pelaksanaan program operasional Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Peradagangan Kabupaten Lima

Puluh Kota, dibutuhkan struktur yang kuat dengan SDM yang

berkualitas yang ditunjang dengan peralatan yang berkualitas pula.

Untuk itu program berikut merupakan pendukung kinerja dinas, yaitu :

1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

3). Progarm Peningkatan Disiplin Aparatur.

4). Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

5). Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan.

Page 27: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

27

B. Kegiatan lokalitas kewenangan SKPD

Rencana Kinerja Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010 - 2015 meliputi

kegiatan – kegiatan bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan bidang

perdagangan yang secara terperinci tampak pada tabel rencana kinerja tahun

2011 - 2015 (sebagai lampiran).

1. Penyediaan jasa surat menyurat

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

3. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan Kantor.

4 Penyediaan jasa pemeliharaan & perizinan kendraan dinas/operasional

5. Penyediaan jasa administrasi kuangan

6. Penyediaan Jasa kebersihan kantor

7. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

8. Penyediaan alat tulis kantor

9. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

10. Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor

11. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

12. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan-undangan

13. Penyediaan makanan dan minuman

14. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah

15. Pengadaan kendaraan dinas / operasional

16. Pengadaan perlengkapan gedung kantor

17. Pengadaan peralatan gedung kantor

18. Pengadaan mobiler

19. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor

20. Pemeliharaan rutin / berkala kendraan dinas/operasional

21. Rehabilitasi sedang/berat kendraan dinas/operasional

22. Pemeliharaan rutin mebiler

23. Pemeliharaan rutin peralatan kantor.

24. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.

25. Pengadaan pakaian khusus hari – hari tertentu.

26. Pendidikan dan Pelatihan Formal

27. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan.

28. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

29. Penyusunan laporan keuangan semesteran

30. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun.

Page 28: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

28

31. Perencanaan, koordinasi daan pengembangan usaha kecil menengah.

32. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

33. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan.

34. Pelatihan manajemen pengelola koperasi/KUD.

35. Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan.

36. Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah bagi usaha kecil menengah

dan koperasi.

37. Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi UMKM.

38. Penyelenggaraan Promosi Produk UMKM

39. Pengembangan sarana pemasaran produk UMKM.

40. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

41. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi.

42. Pembangunan sistim informasi perencanaan pengembangaan

perkoperasian.

44. Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian.

45. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi.

46. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi.

47. Pelatihan akutansi koperasi dan akutansi koperasi sistim

48 monitoring, evaluasi dan pelaporan.

49. Fasilitasi penyelesaian permasalahan pengaduan konsumen

50. Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa.

51. Operasionalisasi dan pengembangan UPT kemetrologian daerah.

52. Koordinasi peningkatan hubungan kerja dengan lembaga perlindungan

konsumen

53. Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dokumen ekspor dan

impor.

54. Pengembangan data base informasi potensi unggulan

55. Fasilitasi kemudahan perizinan pengembangan usaha.

56. Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk.

57. Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan.

58. Peningkatan sistim dan jaringan informasi perdagangan.

59. Pengembangan kapasitas pranata pengukuran, standarisasi, pengujian

dan kwalitas.

60. Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi.

61. Fasilitasi bagi IKM terhada pemanfaatan sumber daya

62. Pembinaan IKM dalam memperkuat jaringan klaster industri.

63. Pembinaan kemampuan teknologi industri

Page 29: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

29

64. Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri

manufaktur.

65. Kebijakan keterkaitan industri hulu – hilir

66. Penyediaan sarana maupun prasarana klaster

67. Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga hilir.

68. Penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat.

Page 30: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

30

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

merupakan faktor utama dari Good Governanace. SAKIP memuat unsur – unsur

Akuntabilitas, Kinerja dan Pelaporan, sehingga SAKIP merupakan instrumen

yang digunakan instansi pemerinah dalam memenuhi kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi

organisasi yang terdiri dari berbagai komponen dan merupakan suatu kesatuan

yang terdiri dari Perencanaan Strategis, Pengukuran dan Evaluasi Kinerja,

Pelaporan Kinerja, Perencanaan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja.

Sebagai salah satu unsur dari SAKIP, Renstra merupakan suatu

proses yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1

sampai 5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan

memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin

muncul. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,

instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan

potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan

akuntabilitas. Renstra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Lima Puluh Kota yang memuat kegiatan-kegiatan tahun 2010 - 2015

disusun secara strategis dan sinergi seperti tabel 6.1 terlampir.

Secara strategis yaitu menyangkut operasional dari rencana

strategis yang dituangkan dalam rencana tahunan dari tahun 2010 - 2015 dengan

memuat semua potensi yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota

di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan dengan

memperhitungkan target kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun pada akhir

RPJM karena Renstra Dinas Koperassi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Lima Puluh Kota dijadikan dasar penyusunan dan pengajuan

anggaran kinerja serta kesepakatan kinerja. Kesepakatan kinerja yang akan

menuntun manajemen dan seluruh pegawai pada capaian kinerja yang telah

disepakati.

Secara operatif perencanaan kinerja yang baik dapat digunakan

untuk memantau tingkat pencapaian selama proses pelaksanaan kegiatan dalam

setiap tahunnya sehingga dapat melihat kemungkinan – kemungkinan suatu

kegiatan berjalan dengan lancar atau sebaliknya. Keadaan ini dapat memacu

pencapaian tujuan dan sasaran secara lebih cepat.

Page 31: BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ... Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang ... penyelenggaraan urusan

31

BAB VII

P E N U T U P

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan rencana Pembangunan

Jangka Menengah yang berisi tujuan, sasaran, kebijakan, program dan

kegiatanya dari tahun 2010 s/d 2015 yang mengarah pada pencapaian Visi dan

Misi Dinas. Sehingga Renstra Dinas Koperasi,UMKM.Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010 - 2015 merupakan

gambaran kegiatan Dinas yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun

kedepan. Gambaran kegiatan ini merupakan kegiatan-kegiatan yang telah

disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006

tentang Pengelolaan Keuangan daerah, sehingga seluruh program yang

direncakan selama 5 tahun kedepan merupakan turunan dari program-program

yang ada didalam permendagri No. 13 tahun 2006, untuk Bidang Perindustrian

dan Perdagangan .Kegiatan yang direncanakan selama 5 tahun kedepan

diarahkan untuk tidak lepas dari Permendagri No. 13 tahun 2006, khususnya

untuk program pendukung kinerja yang dilaksanakan oleh Sekretariat Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima Puluh Kota.

Demikian pula untuk kegiatan-kegiatan di bidang Pemberdayaan Koperasi,

Kelembagaan Koperasi , bidang UMKM, bidang Perindustrian dan bidang

Perdagangan.

Demikian Renstra Dinas Koperasi UMKM, Perindustian dan

Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010 – 2015 semoga dapat

tercapai.

Payakumbuh, Maret 2012

KEPALA DINAS KOPERASI, UMKM

PERINDUSTRIAAN DAN PERDAGANGAN

KAB. LIMA PULUH KOTA

YUNIRE YUNIRMAN, ST, M.Si NIP. 19690622 199701 2 001