BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ......
-
Upload
hoangduong -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of BAB I - limapuluhkotakab.go.id 2010...Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan ......
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa
perencanaan pembangunan harus disusun secara komprehensif mulai dari
rencana pembangunan jangka panjang, rencana jangka menengah, rencana
strategi SKPD, renja SKPD.
Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )
merupakan dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah dan
merupakan kerangka acuan perencanaan pembangunan untuk jangka waktu
5 tahun kedepan.
Renstra SKPD memuat Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan dan Strategi
serta arah pembangunan. Renstra SKPD juga memuat matrik rencana
program dan kegiatan indikatif. Matrik tersebut terdiri dari matrik tujuan dan
sasaran jangka menengah pelayanan SKPD , matrik rencana program
,kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif, dan
matrik indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan sasaran RPJP.
1.2 Landasan Hukum
Adapun Peraturan Perundang – Undangan yang menjadi dasar
hukum ataupun landasan penyusunan Renstra ini adalah :
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 25).
2. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (
Lembaran Negara RI No. 47 tahun 2003, tambahan Lembaran
Negara RI No. 4286 )
3. Undang- Undang No. 1 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran
Negara RI th 2004 No. 66 tambahan Lembaran Negara No. 4400 )
4. Undang-Undang No. 15 th 2004 tentang Perbendaharaan
Keuangan Negara.
3
5. Undang-Undang No. 25 th 2004 tentang Sistim Perencanaan
Pembangunan Nasional.
6. Undang-Undang No. 32 th 2004 tentang Pemerintahan Daerah (
Lembaran Negara RI th 2004 No. 125, tambahan Lembaran
Negara RI No. 4437 )
7. Undang-undang No. 33 th 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintahan Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara RI th
2004 No. 126, tambahan Lembaran Negara RI No. 4438 ).
8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).
9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).
10. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234).
11. PP No. 25 th 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom.
12. PP NO. 20 th 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
13. PP NO. 56 th 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
14. Peraturan Presiden RI No. 7 th 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
15. Peraturan Daerah Kab. Lima Puluh Kota No. 3 th 2011 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kab. Lima Puluh Kota.
1.3 Maksud dan Tujuan
Sistem perencanaan strategis merupakan kebutuhan utama yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan daerah karena berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dengan
memperhitungkan perkembangan lingkungan strategis. Sesuai dengan
4
tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota, maka maksud dibuatnya
Renstra Tahun 2011 – 2015 adalah memberi arah yang jelas dan mampu
memetakan kebutuhan berbagai sumber di bidang Koperasi, UMKM
Perindustrian dan Perdagangan, selama 5 tahun ke depan secara jelas dan
transparan yang akan digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam
mewujudkan tujuan pembangunan, acuan dalam menentukan program
prioritas dan kegiatan yang akan dituangkan dalam RPJM, serta sebagai
tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan tugas.
Adapun tujuannya adalah sebagai dokumen perencanaan untuk
mempermudah melaksanakan kegiatan selama 5 tahun kedepan yang
terarah dan terukur terutama dalam rangka melayani masyarakat di bidang
koperasi, UMKM , perindustrian dan perdagangan sehingga sumber –
sumber yang ada di masyarakat dapat dikelola secara maksimal dimana
pada gilirannya mampu mewujudkan visi dan misi dinas.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Renstra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota Terdiri dari beberapa bab
sebagai berikut
I. Pendahuluan, yang berisi penjelasan tentang latar belakang penyusunan
Renstra , landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika
penulisan.
II. Gambaran Umum Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM, Perindag, yang
memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) dalam
penyelenggaraan urusan koperasi, perindustrian dan perdagangan ,
mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian
penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra periode
sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas yang telah
dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya.
III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi, yang berisikan Identifikasi
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan, serta Penentuan Isu-isu Strategis.
5
IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategi dan Kebijakan, yang menguraikan visi,
misi, tujuan dan sasaran jangka menengah serta strategi dan kebijakan
yang akan dilakukan Dinas Koperasi, UMKM, Perindag ke depan.
V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Sasaran, dan Pendanaan
Indikatif, yang berisi matrik program lima tahun dan matrik
program/kegiatan tahunan.
VI. Indikator Kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh Dinas
Koperasi, UMKm, Perindag dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
VII. Penutup, yang berisi ketentuan penutup.
6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI, UMKM, PERINDAG
2.1. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari 1 orang Kepala Dinas, 1 orang
Sekretaris dan 6 orang Kepala Bidang (Struktur Organisasi terlampir),
yaitu sebagai berikut :
a. Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan,
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
Tugas :
1. Memimpin Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan.
2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah
dalam bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan.
3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan perizinan dan pelayanan
umum di bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan.
4. Koordinasi dengan instansi pemerintah dan lembaga terkait lainnya.
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan, pengamanan dan
perlindungan teknis di bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan.
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi atau Pemerintah Daerah
melalui atau Izin Bupati.
7. Melakukan promosi produk UMKM dan Industri.
Fungsi :
1. Pengkoordinasian pembinaan umum di bidang Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Bupati.
2. Pengkoordinasian, pemberdayaan dan pendayagunaan aparatur
Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam
pelaksanaan tugas.
3. Memberikan pertimbangan teknis atas penerbitan izin TDP, TDI,
SIUp dan TDG.
7
4. Pengkoordinasian pemberian fasilitas untuk tumbuh dan
berkembangnya usaha-usaha di bidang Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan.
5. Pengkoordinasin pelaksanaan bimbingan teknis, penyuluhan dan
penerapan teknilogi serta pengamanan teknis Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan.
6. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan
unit pelaksana teknis Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan.
7. Pembinaan dan pemberdayaan usaha di bidang Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan.
8. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pengembangan industri
dan perdagangan.
9. Pelaksanaan peneliatian penetapan teknologi di bidang industri dan
perdagangan.
b. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan
rumah tangga dinas, ketatausahaan, tata laksana, laporan, dan
organisasi serta hubungan masyarakat .
Untuk melaksanakan tugas diatas sekretaris mempunyai fungsi
sebagai berikut
1. Pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan/ asset Dinas .
2. Pengelolaan surat menyurat dinas .
3. Penyusunan dan pembuatan laporan
4. Pengkoordinasian pelayanan proses administrasi dalam rangka
penegakan peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidang
tugas Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan .
5. Pengelolaan urusan kepegawaian
6. Pengkoordiasian pengelolaan keuangan, anggaran pendapatan dan
belanja dinas.
7. Penyusunan anggaran dinas.
8. Pengkoordinasian dan inventarisir barang di Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan.
9. Penyusunan rencana srategis dan program prioritas dinas.
10. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan
anggaran.
8
c. Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi
Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas
menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan
kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang
kelembagaan dan koperasi.
Dalam melaksanakan tugas diatas Kepala Bidang Kelembagaan
mempunyai fungsi :
1. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan
bidang kelembagaan koperasi.
2. Pelaksanaan pembinaan dan kelembagaan koperasi.
3. Pengkoordiniran fasilitasi pelaksanaan rapat anggota tahunan (RAT).
4. Pengkoordiniran kualifikasi (rating) dan penilaian koperasi berprestasi.
5. Pengkoordiniran fasilitasi pelayanan perizinan, jasa dan badan hukum
koperasi.
6. Pengkoordiniran fasilitasi pelaksanaan pembentukan/peleburan
koperasi.
7. Pengkoordinirian pengwasan kelembagaan pengelola pengembangan
koperasi.
8. Pengkoordiniran fasilitasi penyusunan anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga koperasi.
9. Pengkoordiniran proses advokasi.
10. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan kepala Dinas.
d. Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi
Kepala Bidang Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan
bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang
pemberdayaan koperasi.
Dalam melaksanakan tugas diatas Kepala Bidang
Pemberdayaan Koperasi mempunyai fungsi :
1. Penciptaan dan pemberdayaan iklim usaha simpan pinjam/KSP yng
sehat serta menddorong pertumbuhan dan pemsyarakatan koperasi
dalama wilayah Kab. Lima Puluh Kota
2. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan
bidang pemberdayaan koperasi.
3. Pengkoordiniran fasilitasi permodalan koperasi.
9
4. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian permasalahan bagi
KSP/USP dan pengawasan serta mengavaluasi pengelolaan
pengembangan KSP USP Koperasi.
5. Mengkoordinir bimbingan dan pembinaan KSP/USP dan koperasi
lainnya.
6. Memberikan perlindungan bagi koperasi.
e. Kepala Bidang UMKM
Kepala Bidang UMKM mempunyai tugas menyiapkan bahan
kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan
urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang UMKM
Dalam melaksanakan tugas diatas Kepala Bidang UMKM
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menyiapkan perumusan, penyusunan dan pengkajian kebijakan
perencanaan pembangunan daerah di bidang UMKM dalam
menunjang penumbuhan usaha baru serta penciptaan iklim usaha
yang kondusif
2. Pelaksanaan pembinaan dalam pengembangan produksi usaha,
peningkatan SDM UMKM, penigkatan sarana dan prasarana serta
pengembangan teknologi dan informasi.
3. Memfasilitasi akses permodalan dan pembiayaan bagi UMKM
4. Meningkatkan peluang pemasaran produk UMKM
f. Kepala Bidang Industri
Kepala Bidang Industri mempunyai tugas menyiapkan bahan
kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan
urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang Industri
Dalam menjalankan tugas diatas Kepala Bidang Industri
mempunyai fungsi sebagai berikut
1. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan
bidang perindustrian.
2. Pelaksanaan upaya peningkatan usaha industri.
3. Pembinaan dan bimbingan teknis bidang perindustrian.
4. Pelaksananan pengembangan dan penerapan teknologi serta fasilitas
penelitian bidang perindustrian.
5. Pengawasan terhadap tugas desentralisasi bidang industri tingkat
kabupaten .
10
6. Mensinkronisasikan rencana/program regional pembangunan bidang
perindustriaan berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dalam rangka pembinaan industri menurut
ketentuan perundangan yang berlaku.
7. Melaksanakan konsultasi dan pembinaan hubungan kerja dengan
instansi dan asosiasi/lembaga lainnya.
8. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan, mutu dan pemantauan
penerapan standar sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan bimbingan usaha perbaikan
dan peningkatan mutu barang dan jasa dalam rangka pengembangan
usaha industri .
10. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan pengendalian teknis
kebijakan pembinaan dan pengembangan usaha bidang perindustrian .
11. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan kepala Dinas.
g. Kepala Bidang Perdagangan
Kepala Bidang Perdagangan mempunyai tugas menyiapkan
bahan kebijaksaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan
urusan dan program sesuai ruang lingkup bidang Perdagangan.
Dalam menjalankan tugas diatas Kepala Bidang Perdagangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Penyiapan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam rangka
pengembangan ekspor daerah dan kegiatan perdagangan dalam
negeri.
2. Penyiapan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam rangka
pengembangan usaha.
3. Penyiapan dan menyusun bahan penyuluhan dan memberikan
bimbingan dalam rangka membina dan mengembangkan usaha.
4. Penyiapan bahan, menganalisa dan mengevaluasi data/informasi serta
bahan pengendalian kegiatan penyediaan dan penyaluran barang dan
jasa di bidang usaha perdagangan.
5. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi penyediaan barang dan jasa, bina
usaha, distribusi dan promosi.
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaksanaan pembinaan dan
pengendalian kegiatan usaha perdagangan yang antara lain meliputi
meliputi faktor-faktor pendukung dan penghambat serta menyusun
sarana perbaikan atau pemecahan masalah.
11
7. Pembuatan laporan pelaksanaan tugas bidang perdagangan secara
tertulis sebagai pertangung jawaban.
8. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Propinsi di Bidang Perdagangan.
9. Melaksanakan koordinasi konsultasi dengan dinas instansi terkait,
asosiasi dan lembaga-lembaga dalam bidang perdagangan.
h. Kepala Bidang Pencegahan Pencemaran Ligkungan &
Perlindungan Konsumen
Kepala Bidang Pencegahan Pencemaran Lingkungan
mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksaan dan perumusan
pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang
lingkup bidang PPL & PK
Dalam menjalankan tugas diatas Kepala Bidang Pencegahan
Pencemaran Lingkundan Perlindungan Konsumen mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Pengkoordiniran penyelenggaran hubungan kerjasama dengan
lembaga/dinas/instansi terkait dalam rangka Pelaksanaan Pencegahan
pencemaran Lingkungan.
2. Pengkoordiniran penyelenggaran perlindungan konsumen.
3. Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan kemetrologian legal.
4. Melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap peredaran
barang dan jasa serta melakukan upaya pencegahan pencemaran
lingkungan oleh industri dan perdagangan.
2.2. Sumber Daya
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Lima Puluh Kota merupakan SKPD Pemerintah Daerah yang
bertanggungjawab kepada Bupati. Sumber daya yang dimiliki Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima Puluh Kota
meliputi Sumber Daya Manusia serta aset Pemerintah Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota yang dipergunakan untuk keperluan dan
atau menunjang berlangsungnya Program dan Kegiatan yang ada di
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima
Puluh Kota.
12
Adapun Sumber Daya Manusia terdiri dari PNS dan Non-PNS
yang berpartisisapi dalam keberlasungan Program dan Kegiatan pada
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima
Puluh Kota. Sedangkan aset tediri dari Kas, Tanah, Gedung Kantor,
peralatan dan mesin, dan aset tetap lainnya. ( Terlampir )
13
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM, Perindag
Data capaian kinerja
No. URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010
1. Penyusunan Renstra 1 0 0 0 0
2. Rehabilitasi pasar nagari 3 3 0
3. Penumbuhan Koperasi baru
4.
No.
Urusan IKK Rumusan Capaian Kinerja
Ket
1. Urusan Wajib Koperasi dan UMKM
Koperasi Aktif UMKM
(142/223)x100% (797/797)x100%
62.01% 100%
2. Urusan Pilihan Perindustrian
Pertumbuhan Industri Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
(9119-9091)x100% 9091
623.436x100%
6.296.265
0.03% 9.90%
3. Urusan Pilihan Perdagangan
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
1.336.228x100% 6.296.265
21.22%
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Koperasi, UMKM, Perindag
Bidang perindustrian .
Diproyeksikan ke depan bahwa Industri Kabupaten Lima Puluh
Kota akan terus berkembang sehingga mampu mengejar
ketertinggalan dengan Kabupaten lain dan mampu menembus pasar
regional maupun nasional di Indonesia bahkan terus berkembang
sehingga mampu mengikuti arus pasar bebas,dimana Kabupaten Lima
Puluh Kota dijadikan salah satu kompetitor yang berkualitas. Keadaan
ini ditandai dengan munculnya produk – produk unggulan Kabupaten
Lima puluh Kota dengan tingkat kualitas dan kuantitas bersaing di
pasar nasional maupun internasional. Penerapan teknologi yang tepat
guna dengan mengindahkan kaidah lingkungan dan SDM lokal sebagai
pendukung berkembangnya industri Kabupaten Lima Puluh Kota.
14
Di Bidang Perdagangan.
Berkembangnya era globalisasi ekonomi berimbas langsung
pada sistem perdagangan nasional maupun regional, demikian pula
dengan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai sub sistem perdagangan
nasional. Untuk mengikuti arus globalisasi tersebut salah satu caranya
adalah dengan menyesuaikan sistem perdagangan nasional / regional
yang mengacu pada era globalisasi ekonomi yang ditandai dengan
semakin tingginya kompetisi perdagangan. Untuk menaggulanginya
adalah dengan meningkatkan sistem perdagangan regional yang
berbasis kompetitif internasional, dimana seluruh komponen
masyarakat terlibat di dalamnya. Tidak hanya para pedagang saja,
tetapi dibutuhkan pula pihak lain yang ikut mewarnai perdagangan,
seperti peran Perbankan, penguasaan teknologi dan manajemen
disampiing peran pemerintah daerah sabagai motivator dan fasilitator.
Perkembangan atau kemajuan bangsa tidak lepas dari sumber daya
manusia yang dimiliki, dalam era globalisasi ekonomi memaksa
pemerintah untuk dapat melayani kegiatan industri dan perdagangan
dengan komunikasi modern yang menggunakan teknologi dan
peralatan modern pula. Sebagai gambaran sistem di Kabupaten Lima
Puluh Kota dalam berhubungan dengan kemitraan usaha selain melalui
promosi pameran juga melalui internet sehingga banyak pengusaha
daerah yang langsung berhubungan dagang dengan para pengusaha
dari luar negeri maupun dalam negeri yang saling menguntungkan.
Di Bidang Koperasi dan UMKM
Koperasi seperti lembaga bisnis yang lain, hidup dari modal
sendiri, berkembang dari pasar yang dibangun sendiri dan maju dari
hasil kerja kerasnya sendiri. Fasilitas pemerintah sifatnya hanyalah
penunjang. Itupun tidak permanen dan lambat laun akan berkurang. Di
sinilah kesadaran koperasi diuji untuk tidak seterusnya mengharapkan
fasilitasi pemerintah. Kreativitas dan inovasi sangat diperlukan untuk
membangun image yang lebih baik, utamanya dalam persaingan yang
semakin kompleks itu. Dan saatnyalah koperasi melakukan perubahan
secara besar-besaran di segala lini usahanya.
Pengalaman menghadapi krisis ekonomi sebelumnya, koperasi
dan UKM masih tetap bertahan, namun pada krisis ekonomi global saat
ini koperasi dan UKM diharapkan mampu menjawab tantangan
15
ekonomi ke depan. Dengan marak munculnya lembaga keuangan
mikro seperti ventura, BPR dan lain sebagainya.
16
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian
terpenting dalam dokumen Renstra karena menjadi dasar utama visi
dan misi pembangunan jangka menengah.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan
Dinas Koperasi, UMKM, Perindag Kab. Lima Puluh Kota sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinnya melaksanakan pelayanan pada 3
urusan, yaitu urusan Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan. Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi pada
setiap urusan adalah sebagai berikut.
1. Permasalahan yang dihadapi dalam urusan Koperasi dan UMKM
yaitu :
a. Kualitas SDM pengelola koperasi dan UMKM yang masih
rendah.
b. Penggunanaan serta ketersediaan tekonologi tepat guna yang
digunakan untuk usaha produktif masih rendah.
c. Permodalan untuk usaha koperasi dan UMKM tidak mencukupi
sehingga mengakibatkan kualitas produk yang dihasilkan
rendah,
d. Ketersediaan informasi tentang pasar dan pengelolaan masih
terbatas.
2. Permasalahan yang dihadapi oleh urusan Perindustrian adalah :
a. Terbatasnya teknologi yang dimiliki oleh masing-masing IKM
dalam menjalankan usaha dan peralatan yang ada masih
manual/tradisional sehingga produksi terbatas.
b. Rendahnya tingkat pendidikan SDM IKM dalam mengelola
usahanya.
c. Perlunya UPTD untuk mendukung dan mengembangkan IKM
dimasa yang akan datang, sehingga pembinaan IKM akan
lebih terarah dan terkoordinir dengan baik.
d. Perlunya pondok promosi yang permanen untuk promosi
produk IKM.
e. Produk IKM kalah bersaing dengan produk sejenis yang
berasal dari luar IKM.
17
3. Permasalahan yang dihadapi oleh urusan Perdagangan adalah :
a. Ketidakstabilan harga pasar.
b. Penyelundupan BBM bersubsidi dan pupuk bersubsidi oleh
para pedagang ke daerah lain.
c. Masih kurang layaknya infrastruktur dan sarana yang
mendukung perdagangan dalam hal ini pasar tradisonal yang
tersebar di seruluh wilayah Kabupaten.
d. Tidak tepat sasaran dalam melakukan promosi produk daerah.
e. Kurangnnya pengetahuan pengusaha dan IKM dalam
pengurusan admnistrasi ekspor.
3.2. Penentuan isu-isu strategis
Beberapa isu strategis yang akan mempengruhi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan selama 5 tahun
mendatang antara lain :
1. Pengembangan IKK Sarilamak Sebagai Pusat Pemerintahan,
Sosial Budaya dan Ekonomi
Kondisi infrastruktur yang tidak memadai selama ini telah
berkontribusi terhadap tingkat kesulitan hidup dan biaya hidup serta
biaya produksi yang tinggi, yang diakibatkan lambannya transportasi
dan mahalnya transportasi.
Pada wilayah-wilayah yang tersedia infrastruktur social
ekonominya maka kelancaran arus barang, jasa dan orang ikut
mengurangi daya saing produk barang dan jasa di wilayah itu. Hal ini
disebabkan keterlambatan memperoleh peluang dalam perdagangan
barang dan jasa. Karena keterbatasan penyediaan infrastruktur ini
menjadi penyebab utama kurangnya daya saing perekonomian daerah,
maka secara bertahap infrastruktur ini perlu disiapkan, sehingga
pelayanan aparatur dan pelayanan publik dapat dilaksanakan dengan
optimal.
2. Letak Geografis Daerah Yang Strategis Sebagai Gerbang Timur
Sumatera Barat
Kabupaten Lima Puluh Kota secara geografis berada di bagian
timur Provinsi Sumatera Barat dan berbatasan langsung dengan
18
Provinsi Riau. Sebagaimana di ketahui bersama bahwa Provinsi Riau
merupakan provinsi yang memiliki perkembangan ekonomi terpesat di
Sumatera. Hal ini disebabkan oleh otonomi daerah yang
memungkinkan Riau mendapatkan alokasi dana perimbangan yang
besar dari Pemerintah Pusat, sehingga belanja daerahnya mampu
mendorong perekonomian daerah untuk melaju dengan cepat. Di
samping itu Wilayah Riau juga termasuk wilayah segitiga pertumbuhan
yang masuk dalam strategi dan kebijakan perdagangan bebas di
Indonesia.
Oleh karena itu sebagai daerah yang berbatasan langsung dan
telah memiliki sejarah perdagangan yang cukup lama dengan
Kabupaten Lima Puluh Kota, maka peluang-peluang pengembagan
ekonomi yang ada di wilayah Riau semestinya memiliki dampak positif
bagi pengembangan ekonomi Kabupaten Lima puluh Kota. Dalam hal
ini peluang yang paling mungkin diraih adalah dalam perdagangan hasil
bumi dari beberapa komoditas pertanian daerah. Disamping itu peluang
lain yang bisa diraih adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisata dari
Riau menuju Kabupaten Lima Puluh Kota yang cukup sarat dengan
potensi wisata alam, budaya dan kuliner.
Agar Kabupaten Lima Puluh Kota benar-benar dapat
berkembang seiring dengan kemajuan yang terjadi di daerah tetangga,
maka infrastruktur jalan yang menghubungkan Kabupaten Lima Puluh
Kota dengan Riau perlu diperbaiki, sehingga kelancaran mobilitas
barang dan orang antar wilayah semakin tinggi.
3. Perkembangan Perdagangan Interregional dan Internasional
Pada saat ini perekonomian dunia semakin nyata menuju
perwujudan perdagangan bebas. Beberapa negara telah sepakat untuk
mengembangkan dan melaksanakan konsep perdagangan bebas, baik
pada tingkat regional maupun internasional. Indonesia bersama
beberapa negara Asean lainnya juga terlibat dalam perdagangan bebas
di Asia Tenggara dengan konsep Asean Free Trade Area dan dengan
China dan India dengan konsep lainnya.
Perdagangan bebas memungkinkan aliran barang dan jasa lebih
deras keluar dan masuk suatu negara, dan konsisi inipun
memungkinkan konsumen di berbagai negara menikmati barang dan
jasa dengan harga bersaing atau murah. Namun bagi negara yang
19
memiliki kemampuan produksi dan kualitas produksi yang rendah akan
tergilas dan terjajah dengan pemberlakuan perdagangan bebas.
Meskipun Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan bagian kecil
dari Indonesia, namun kabupaten ini ikut terpengaruh oleh dampak
perdagangan bebas. Hal yang pasti dan sudah dapat dirasakan
masyarakat adalah besarnya serbuan barang asing dari luar, baik yang
datang dalam negeri sendiri seperti dari wilayah Medan, Lampung,
Jakarta dan Surabaya dalam bentuk makanan ringan, pakaian jadi,
pakan ayam, pupuk, cabe, jagung, kedelai dan sebagainya, maupun
yang masuk dari luar negeri seperti dari China, Korea, Malaysia dan
Singapura dalam bentuk barang elektronik, makanan ringan dan
sebagainya.
Perkembangan perdagangan interregional dan internasional ini
perlu segera diantisipasi, kalau tidak masyarakat Lima Puluh kota
hanya akan menjadi konsumen saja. Oleh karena itu perekonomian
kab. Lima Puluh Kota perlu ditopang oleh kemendirian dan rasa
percaya diri. Beberapa komoditas yang sudah dan mulai eksis perlu
dipertahankan seperti gambir, jeruk siam gunuang omeh, manggis,
pisang dan sebagainya. Kemudian juga komoditas telur ayam ras, sapi,
kambing dan kerbau serta ikan dan anak ikan yang selama ini telah
menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Untuk dapat bersaing di pasar global, maka cara produksi
dan teknologi produksi ke depan perlu ditingkatkan, sehingga kualitas
barang yang dihasilkan dapat mengimbangi ataupun melebihi barang
dan jasa yang akan masuk ke daerah Lima Puluh Kota.
4. Persaingan Usaha dan Rendahnya Realisasi Investasi.
Terkait dengan pembahasan sebelumnya, persaingan usaha
akan semakin besar sejak hari ini dan ke depan. Pertumbuhan
lapangan kerja yang tidak berimbang dengan pertumbuhan angkatan
kerja menjadi pemicu kondisi ini. Bentuk usaha dan jenis usaha yang
akan dilakukan menjadi sangat terbatas disebabkan semua orang ingin
mengembangkan usaha yang tidak terlalu berbeda dengan orang lain.
Hal ini terjadi karena kemampuan pelaku usaha adalam membuat
terobosan dan peluang usaha baru semakin berkurang. Hal ini
diakibatkan semakin besarnya cengkraman perusahaan besar yang
masuk dari jakarta ke daerah, bahkan sampai ke pedalaman.
20
Disamping persaingan usaha yang semakin ketat, realisasi
investasi di daerah juga tidak tumbuh dan berkembang sebagaimana di
harapkan. Sampai saat ini realisasi invesatasi rata-rata 5 perusahaan
setahun, dan investasi itupun dengan skala usaha dan modal yang
tidak terlalu besar. Akibatnya investasi yang terjadi tidak mampu
menyerap banyak tenaga kerja.
Persoalan tingginya persaingan usaha dan rendahnya realisasi
investasi disebabkan oleh kecilnya kesempatan usaha di Kab. Lima
Puluh Kota. Hal ini bisa saja disebabkan rendahnya fasilitas untuk
berinvestasi dan kurangnya daya dukung produk yang akan
dikembangkan. Hal lain yang ikut mempengaruhi adalah persoalan
pembebasan tanah dan lahan untuk lokasi investasi.
Dalam rangka mendorong penciptaan modal, kesempatan
kerja, kesempatan berusaha dan pengurangan pengangguran dan
kemiskinan, maka kemudahan dan peluang investasi di daerah perlu
diperbesar, sehingga investor-investor dengan modal besar dan kuat
dapat masuk.
Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan oleh investor,
karena banyak sekali peluang investasi yang tidak dimanfaatkan.
Peluang yang sangat memungkinkan adalah pada sub sektor tanaman
pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan,
pertambangan, pariwisata dan perumahan.
Sebagai pusat pertumbuhan pertumbuhan ekonomi utama
(main growth pole) maka di Pusat Kabupaten pelu dibangun pasar
kabupaten yang representatif. Pada periode RPJM-2 ini dilakukan studi
kelayakan dan pembebasan lahan untuk pembangunan pasar utama
tersebut di kawasan IKK Sarilamak.
Untuk mendukung pengembangan perekonomian di pusat
kabupaten yang dalam hal ini adalah di IKK Sarilamak, maka secara
bertahap pasar nagari yang telah ada di beberapa kecamatan akan
dikembangkan menjadi pasar modern. Pasar ini nantinya akan menjadi
pasar satelit yang akan mendukung pasar utama yang berada di
Sarilamak, Pada RPJM-2 ini akan pasar nagari yang akan
dikembangkan menjadi pasar modern adalah di Kecamatan Akabiluru.
21
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN , SASARAN STRETEGI DAN KEBIJAKAN
1.1. Visi dan Misi
A. Visi :
Penyusunan Perencanaan Strategis Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota didasarkan
pada pemikiran-pemikiran berikut ini :
1. Visi Kabupaten Lima Puluh Kota adalah :
“Terwujudnya Kebersamaan, Kemakmuran dan
Kesejahteraan Masyarakat Lima Puluh Kota yang Bernuansa Adat
Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Mempertimbangkan kondisi dan potensi Kabupaten Lima Puluh
Kota, memperhatikan sarana, pendapat dan masukan dari semua unsur
terkait serta aspirasi masyarakat / dunia usaha, atas dasar kesepakatan
bersama, telah dirumuskan Visi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan sebagai berikut :
“Terwujudnya Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan Yang Tangguh dan Profesional “
B. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima
Puluh Kota sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan di atas. Dengan
pernyataan misi diharapkan seluruh apartus Dinas, Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota dan pihak
lainnya yang berkepentingan dapat mengetahui peran dan keberadaan
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dallam
pembinaan kepada masyarakat.
Sehubungan dengan visi di atas yang hendak dilaksanakan 5 (Lima)
tahun ke depan dengan penekanan kepada peningkatan peran Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam melakukan
pembinaan kepada masyarakat.
22
Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tertib adimistrasi,
pelaporan, pengelolaan keuangan dan kepegawaian
2. Meningkatkan pemberdayaan , kualitas dan kuantitas kelembagaan
koperasi.
3. Meningkatkan pemberdayaan UMKM dalam rangka pengembangan
usaha yang kondusif.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana perdagangan
5. Mewujudkan perlindungan konsumen.
6. Mewujudkan pengembangan agro industri dan kemampuan
teknologi industri
7. Meningkatkan produktifitas dan daya saing produk daerah.
1.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan,
dan menangani isu strategis yang dihadapi. Rumusan pernyataan tujuan biasanya
disusun dengan membalikkan pernyataan isu, permasalahan, dan peluang
menjadi suatu kalimat positif yang ringkas. Pernyataan tujuan biasanya dimulai
dengan menggunakan suatu kata kerja yang menjelaskan arah
keinginan/preferensi (lebih/kurang) dan suatu kata benda yang menjelaskan
obyek yang menjadi perhatian.
Rumusan tujuan merefleksikan konteks pembangunan yang dihadapi
SKPD dan memiliki keterkaitan dengan visi SKPD yang ingin dicapai. Pernyataan
tujuan tersebut akan diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai.
Dalam menentukan tujuan tidaklah mutlak harus terukur, kuantitatif, ataupun
tangible, namun setidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
apa yang akan dicapai dimasa mendatang. Rumusan tujuan harus realistis dan
dapat dicapai.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran
perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD atau
kelompok sasaran yang dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengan
23
indikator kinerja. Adapun Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
SKPD Dinas Koperasi , UMKM, Perindag pada tahun 2010-2015 sebagaimana
pada tabel berikut ini ( tabel 4.1 )
24
1.3. Strategi dan Kebijakan .
Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan yang dirancang
secara konseptual, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
organisasi dalam kurun waktu 5 tahun. Sebagai penjabaran dari tujuan,
sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis
melalui tindakan dan alokasi sumber dana organisasi dalam kegiatan atau
operasional organisasi.
Strategi yang ingin diterapkan Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai berikut :
a. Meningkatkan akses permodalan dan daya saing bagi KUMKM sehingga
terbangunnya UMKM yang tangguh dan mandiri.
b. Meningkatkan kemampuan pengelola dan kelembagaan koperasi .
c. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan partisipasi masyarakat
dalam rangka pemberdayaan UMKM terpadu.
d. Mengembangkan industri rumah tangga, industri kecil dan menengah
yang menghasilkan produk andalan, unggulan dan kerajinan daerah
serta meningkatkan penerapan teknologi tepat guna.
e. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar nagari, distribusi barang dan
jasa yang lancar, merata dan tingkat harga yang layak
f. Meningkatkan kualitas SDM tenaga kerja, kesempatan kerja dan
diversifikasi.
g. Meningkatkan perlindungan konsumen
h. Meningkatkan produktifitas , daya saing dan pemasaran produk daerah .
Untuk merealisasikan tujuan dengan menggunakan strategi diperlukan
berbagai upaya atau cara yang menjadi faktor terpenting dalam proses
perencanaan strategis.
Cara mencapai tujuan dan sasaran atau strategi merupakan
rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya organisasi meliputi
faktor-faktor kunci keberhasilan pencapaian kebijakan. Adapun Kebijakan
yang dilaksanakan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Lima Puluh Kota
a. Memanfaatkan seluruh potensi koperasi, UMKM / industri rumah tangga,
kecil, menengah dalam rangka memperkuat struktur untuk meningkatkan
daya saing yang lebih tinggi.
25
b. Memberikaan pelatihan dan bimbingan permodalan , manajemen dan
pemasaran koperasi dan UMKM
c. Memperlancar arus barang dan jasa dengan tingkat harga yang layak
serta terlaksananya perlindungan konsumen.
c. Mengembangankan analisa dan evaluasi terhadap potensi, peluang,
sarana - prasarana pendukung kemitraan usaha dan promosi untuk
mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah.
d. Pengembangan fasilitas pasar ibukota kabupaten yang representatif
e. Revitalisasi pasar dan lingkungan di pasar- pasar kecamatan
f. Peningkatan penataan kawasan usaha sektor informal
g. Peningkatan regulasi terhadap keamanan barang yang dikonsumsi
masyarakat
h. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan urusan perdagangan
i. Penerapan kebijakan perdagangaan yang menyeluruh dan terpadu
j. Peningkatan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam
penyelenggaraan perdagangaan
k. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana daan prasarana perdagangan
l. Penguatan struktur industri untuk m,eningkatkan daaya saaiang ynag
lebih tinggi
m. Peningkatan pembinaanj industri berbasis komoditi
n. Pembinaan industri kerajinan
Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK) yang akan mempengaruhi
pencapaian tujuan sebagai berikut :
Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan di bidang koperasi, UMKM,
industri dan perdagangan.
Kualitas / profesionalisme SDM Aparatur.
Pembinaan dan pengembangan produk andalan dan unggulan untuk
meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif.
Terjaminnya kelancaran arus barang dan jasa (distribusi) untuk kegiatan
industri, perdagangan dan stabilisasi harga.
Adanya penetrasi dan perluasan pasar produk potensial, andalan dan
unggulan.
Meningkatnya pelaksanaan perlindungan konsumen.
Optimalisasi perencanaan dan promosi peluang kemitraan usaha.
26
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, SASARAN
DAN PERENCANAAN INDIKATIF
A. Program Lokalitas kewenangan SKPD.
1. Program Penciptaan Uklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif.
2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil.
3. Program Pengembangan Sisitim Pendukung Usaha Bagi UMKM.
4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
5. Program Peningkatan Sumber Daya Manusia.
6. Program Perlindungan Konsumen dan Pengemanan Perdagangan.
7. Program Peningkatan dan Pengembangan Eksport
8. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
9. Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistim Produksi
10. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
11. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi.
12. Program Penataan Struktur Industri
13. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.
Untuk mendukung pelaksanaan program operasional Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Peradagangan Kabupaten Lima
Puluh Kota, dibutuhkan struktur yang kuat dengan SDM yang
berkualitas yang ditunjang dengan peralatan yang berkualitas pula.
Untuk itu program berikut merupakan pendukung kinerja dinas, yaitu :
1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3). Progarm Peningkatan Disiplin Aparatur.
4). Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
5). Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan.
27
B. Kegiatan lokalitas kewenangan SKPD
Rencana Kinerja Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010 - 2015 meliputi
kegiatan – kegiatan bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan bidang
perdagangan yang secara terperinci tampak pada tabel rencana kinerja tahun
2011 - 2015 (sebagai lampiran).
1. Penyediaan jasa surat menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan Kantor.
4 Penyediaan jasa pemeliharaan & perizinan kendraan dinas/operasional
5. Penyediaan jasa administrasi kuangan
6. Penyediaan Jasa kebersihan kantor
7. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
8. Penyediaan alat tulis kantor
9. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
10. Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor
11. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
12. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan-undangan
13. Penyediaan makanan dan minuman
14. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah
15. Pengadaan kendaraan dinas / operasional
16. Pengadaan perlengkapan gedung kantor
17. Pengadaan peralatan gedung kantor
18. Pengadaan mobiler
19. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor
20. Pemeliharaan rutin / berkala kendraan dinas/operasional
21. Rehabilitasi sedang/berat kendraan dinas/operasional
22. Pemeliharaan rutin mebiler
23. Pemeliharaan rutin peralatan kantor.
24. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.
25. Pengadaan pakaian khusus hari – hari tertentu.
26. Pendidikan dan Pelatihan Formal
27. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan.
28. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
29. Penyusunan laporan keuangan semesteran
30. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun.
28
31. Perencanaan, koordinasi daan pengembangan usaha kecil menengah.
32. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
33. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan.
34. Pelatihan manajemen pengelola koperasi/KUD.
35. Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan.
36. Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah bagi usaha kecil menengah
dan koperasi.
37. Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi UMKM.
38. Penyelenggaraan Promosi Produk UMKM
39. Pengembangan sarana pemasaran produk UMKM.
40. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
41. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi.
42. Pembangunan sistim informasi perencanaan pengembangaan
perkoperasian.
44. Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian.
45. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi.
46. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi.
47. Pelatihan akutansi koperasi dan akutansi koperasi sistim
48 monitoring, evaluasi dan pelaporan.
49. Fasilitasi penyelesaian permasalahan pengaduan konsumen
50. Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa.
51. Operasionalisasi dan pengembangan UPT kemetrologian daerah.
52. Koordinasi peningkatan hubungan kerja dengan lembaga perlindungan
konsumen
53. Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dokumen ekspor dan
impor.
54. Pengembangan data base informasi potensi unggulan
55. Fasilitasi kemudahan perizinan pengembangan usaha.
56. Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk.
57. Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan.
58. Peningkatan sistim dan jaringan informasi perdagangan.
59. Pengembangan kapasitas pranata pengukuran, standarisasi, pengujian
dan kwalitas.
60. Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi.
61. Fasilitasi bagi IKM terhada pemanfaatan sumber daya
62. Pembinaan IKM dalam memperkuat jaringan klaster industri.
63. Pembinaan kemampuan teknologi industri
29
64. Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri
manufaktur.
65. Kebijakan keterkaitan industri hulu – hilir
66. Penyediaan sarana maupun prasarana klaster
67. Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga hilir.
68. Penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat.
30
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
merupakan faktor utama dari Good Governanace. SAKIP memuat unsur – unsur
Akuntabilitas, Kinerja dan Pelaporan, sehingga SAKIP merupakan instrumen
yang digunakan instansi pemerinah dalam memenuhi kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi yang terdiri dari berbagai komponen dan merupakan suatu kesatuan
yang terdiri dari Perencanaan Strategis, Pengukuran dan Evaluasi Kinerja,
Pelaporan Kinerja, Perencanaan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja.
Sebagai salah satu unsur dari SAKIP, Renstra merupakan suatu
proses yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1
sampai 5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin
muncul. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,
instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan
potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan
akuntabilitas. Renstra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Lima Puluh Kota yang memuat kegiatan-kegiatan tahun 2010 - 2015
disusun secara strategis dan sinergi seperti tabel 6.1 terlampir.
Secara strategis yaitu menyangkut operasional dari rencana
strategis yang dituangkan dalam rencana tahunan dari tahun 2010 - 2015 dengan
memuat semua potensi yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota
di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan dengan
memperhitungkan target kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun pada akhir
RPJM karena Renstra Dinas Koperassi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Lima Puluh Kota dijadikan dasar penyusunan dan pengajuan
anggaran kinerja serta kesepakatan kinerja. Kesepakatan kinerja yang akan
menuntun manajemen dan seluruh pegawai pada capaian kinerja yang telah
disepakati.
Secara operatif perencanaan kinerja yang baik dapat digunakan
untuk memantau tingkat pencapaian selama proses pelaksanaan kegiatan dalam
setiap tahunnya sehingga dapat melihat kemungkinan – kemungkinan suatu
kegiatan berjalan dengan lancar atau sebaliknya. Keadaan ini dapat memacu
pencapaian tujuan dan sasaran secara lebih cepat.
31
BAB VII
P E N U T U P
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan rencana Pembangunan
Jangka Menengah yang berisi tujuan, sasaran, kebijakan, program dan
kegiatanya dari tahun 2010 s/d 2015 yang mengarah pada pencapaian Visi dan
Misi Dinas. Sehingga Renstra Dinas Koperasi,UMKM.Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010 - 2015 merupakan
gambaran kegiatan Dinas yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun
kedepan. Gambaran kegiatan ini merupakan kegiatan-kegiatan yang telah
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan daerah, sehingga seluruh program yang
direncakan selama 5 tahun kedepan merupakan turunan dari program-program
yang ada didalam permendagri No. 13 tahun 2006, untuk Bidang Perindustrian
dan Perdagangan .Kegiatan yang direncanakan selama 5 tahun kedepan
diarahkan untuk tidak lepas dari Permendagri No. 13 tahun 2006, khususnya
untuk program pendukung kinerja yang dilaksanakan oleh Sekretariat Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lima Puluh Kota.
Demikian pula untuk kegiatan-kegiatan di bidang Pemberdayaan Koperasi,
Kelembagaan Koperasi , bidang UMKM, bidang Perindustrian dan bidang
Perdagangan.
Demikian Renstra Dinas Koperasi UMKM, Perindustian dan
Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010 – 2015 semoga dapat
tercapai.
Payakumbuh, Maret 2012
KEPALA DINAS KOPERASI, UMKM
PERINDUSTRIAAN DAN PERDAGANGAN
KAB. LIMA PULUH KOTA
YUNIRE YUNIRMAN, ST, M.Si NIP. 19690622 199701 2 001