Bab I 2 Senin 12.05.2014

download Bab I 2 Senin 12.05.2014

of 10

description

Bab I 2 Senin 12.05.2014

Transcript of Bab I 2 Senin 12.05.2014

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERANJAKARTA

HUBUNGAN DIMENSI IKLIM KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TAHUN 2014

PROPOSALDiajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :MUCHAMAD GANDA GUNAWAN101.0711.086

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN2014

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKepuasan kerja merupakan pandangan karyawan terhadap dirinya maupun terhadap profesi yang dijalaninya, sehingga kepuasan kerja perlu untuk mendapat perhatian karena dapat memuaskan kebutuhan psikologis pekerja yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas organisasi. Hal ini didukung dengan pernyataan Asad (2003; dalam Muadi, 2009) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja tersebut tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Lebih lanjut, Davis (1978; dalam Pertiwi, 2004) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan terhadap pekerjaannya yang akan terjadi apabila ada kesesuaian antara ciri-ciri pekerjaan dengan keinginan para pekerjanya. Jadi dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja akan mempengaruhi pandangan kerja secara tidak langsung.Persepsi perawat terhadap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan, dirasa perlu untuk diperhatikan demi meningkatkan kinerja. Karyawan yang puas terhadap pekerjaanya akan cenderung memiliki kinerja yang tinggi pula (Baihaqi, 2010). Faktor yang memotivasi seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan berada pada pekerjaan itu sendiri, dan apabila hal tersebut tidak dipenuhi atau tidak memuaskan akan menimbulkan ketidakpuasan kerja (no job satisfaction) (Gatot & Adisasmito, 2005). Ketidakpuasan kerja yang timbul dapat dimanifestasikan dengan adanya kinerja yang buruk, hal itu berlaku untuk semua tenaga kerja, termasuk perawat.Kinerja perawat dapat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas. Menurut WHO 1988 mutu merupakan kesesuaian standar suatu intervensi yang aman, yang menghasilkan kemampuan masyarakat sehingga dapat berdampak pada angka kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Harmiati, 2011). Mutu pelayanan yang buruk akan dapat mempengaruhi angka kematian, kesakitan, kekurangan gizi pada Rumah Sakit, Puskesmas, atau bahkan pada Indonesia.Mutu pelayanan kesehatan penting ditingkatkan oleh tenaga kesehatan demi kesejahteraan status kesehatan masyarakat. Perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak dan mereka mempunyai waktu kontak pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehingga mereka mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknya mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (Hamsyah, 2004). Prasyarat untuk meningkatkan mutu keperawatan antara lain: pimpinan yang peduli dan mendukung; ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan (standar mutu); tenaga keperawatan disiapkan melalui upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan cara diadakan program diklat; sarana, perlengkapan dan lingkungan yang mendukung; tersedia dan diterapkannya standar asuhan keperawatan (Pribadi, 2009). Salah satu usaha efektif peningkatan mutu adalah dengan pengoptimalan kinerja perawat.Kinerja perawat berhubungan erat dengan kepuasan perawat, dan kepuasan perawat penting diperhatikan demi terciptanya kinerja yang baik. Kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan kondisi dirinya, yang meliputi aspek usia, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan, atau kondisi pekerjaannya, yang meliputi gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, jenis pekerjaan, dan struktur organisasi pekerjaan (Hamsyah, 2004). Newstrom (1989; dalam Pertiwi, 2004) mengatakan bahwa para pegawai yang lebih puas kemungkinan besar akan lebih lama bertahan dengan majikan mereka, sedangkan pegawai yang kurang puas biasanya menunjukkan ketidakpuasan mereka dengan pergantian yang tinggi.Telah banyak peneliti yang mencoba menemukan faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, dan salah satunya adalah iklim kerja. Iklim kerja dapat mempemgaruhi pekerja dalam tiga hal yaitu : motivasi, kinerja dan kepuasan kerja pekerja (Lumbantoruan, 2005). Iklim kerja mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan (Huda, 2012). Iklim kerja positif lah yan akan dibutuhkan dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat. Persepsi karyawan tentang pekerjaannya tentu akan berdampak positif bila yang terjadi di lapangan adalah iklim kerja positif. Sebuah iklim kerja yang positif merangsang motivasi pegawai karena dapat memberikan kondisi-kondisi dimana orang dapat mengejar tujuan mereka sendiri yang selanjutnya berusaha menuju tercapainya tujuan organisasi (Bennis & Schein, 2005; Wiandini, 2010). Munandar & Wati (2011) pun senada dengan pernyataan diatas yang mengatakan bahwa iklim kerja yang kondusif baik fisik maupun non fisik merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif, sehingga diharapkan terciptanya suasana yang aman, nyaman, dan tertib. Terciptanya iklim kerja positif akan berimplikasi pada ekspektasi perusahaan atau dalam lingkup penelitian ini adalah Puskesmas, adalah lebih meningkatnya kinerja karyawan dalam menjalankan tugas-tugasnya.Iklim kerja memiliki dimensi-dimensi dalam pengukuran batasannya, salah satunya adalah tanggungjawab, penghargaan, dan struktur, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi kepuasan. Pinder (1984; dalam Baihaqi, 2010) menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja ialah sifat penyelia yang tidak mau mendengar keluhan dan pandangan pekerja dan mau membantu apabila diperlukan. Blakely (1993; dalam Baihaqi, 2010) membuktikan bahwa pekerja yang menerima penghargaan dari penyelia yang lebih tinggi dibandingkan dengan penilaian mereka sendiri akan lebih puas. Lebih lanjut, Farjam, Razak, dan Jafar (2013) telah melakukan penelitian yang hasilnya adalah bahwa kesesuaian, tanggungjawab, penghargaan, kejelasan, dan rekan kerja secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD I. A. Moeis Samarinda. Sadiyanto (2001) menemukan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan bermakna antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja, dan penghargaan dengan kepuasan kerja. Penulis merasa penting untuk meneliti tentang hubungan dimensi iklim kerja dengan kepuasan perawat melaksanakan asuhan keperawatan, mengingat dimensi-dimensi iklim kerja secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja perawat.Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Kecamatan Ciracas pada tanggal ______ dan didapatkan data bahwa pelayanan di Puskesmas ini terbagi menjadi ______ ruangan, yaitu poli umum, poli gigi, poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), poli gizi, poli mata, poli Diabetes Mellitus (DM), poli lansia, IMS/VCT, poli Tuberkulosis (TB), poli kesehatan jiwa (keswa), poli NAPZA, PAL, PKPR, rumah bersalin, dan rawat inap. Tenaga kerja yang ditempatkan di masing-masing ruangan berdasarkan kebijakan dari _______. Berdasarkan keterangan staf bagian Pendidikan dan Latihan (Diklat) Puskesmas Kecamatan Ciracas, jumlah pengunjung Puskesmas berkisar antara 70 sampai 100 orang per hari. Jumlah kunjungan yang tinggi dan banyaknya pelayanan yang harus diberikan, membuat Puskesmas Kecamatan Ciracas terpaksa mengalihkan beberapa tenaga kerja untuk bertugas tidak pada lingkupnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.Terdapat 50 perawat yang bekerja di Puskesmas Ciracas, 45 orang diantaranya bertugas di poli, dan 5 orang lainnya bertugas di bagian administrasi atau bagian _____ . Perawat-perawat yang bertugas di poli aktivitasnya hampir sama, yakni memeriksa kesehatan pasien dengan melakukan pemeriksaan fisik, mendiagnosis penyakit klien, dan menuliskan resep obat. Jumlah kunjungan klien yang banyak setiap harinya menyebabkan seluruh tenaga kesehatan harus mampu memberikan pelayanan yang optimal. Demikian pula apabila ada tenaga kesehatan yang sedang bertugas di luar Puskesmas, atau karena jumlah tenaga kesehatan lain, terutama dokter, yang tidak mencukupi untuk bertugas di masing-masing poli, atau karena tenaga kesehatan lain yang memang sedang berhalangan hadir. Hal ini menyebabkan perawat seringkali dianggap sebagai dokter karena perawat juga melakukan tugas seorang dokter untuk memberikan pelayanan kepada klien. Perawat yang bertugas di bagian administrasi atau bagian ____ pun memiliki visi yang sama, yakni memberikan pelayanan yang optimal kepada klien, walaupun memang tidak sesuai dengan peran dan fungsinya.Namun adanya tuntutan untuk mampu melakukan tugas tenaga kerja lain merupakan hal yang melanggar peraturan dan fungsi serta peran perawat itu sendiri, bahkan mungkin dapat berpotensi membahayakan jiwa klien (malpraktik). Oleh karena itu penting bagi perawat untuk tetap menjalankan peran utamanya sebagai pemberi pelayanan keperawatan di Puskesmas demi mewujudkan masyarakat yang sehat. Perawat yang bertugas kurang sesuai dengan fungsi dan perannya pun belum tentu murni dijalankan atas kemauan sendiri, mengingat penempatan tenaga kerja didasarkan kebijakan dari _____ . Berdasarkan data diatas penulis merasa penting untuk meneliti tentang hubungan iklim kerja dengan kepuasan perawat dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat.

B. Masalah PenelitianDemi meningkatnya mutu pelayanan di Puskesmas Kecamatan Ciracas, pengelolaan manajemen Puskesmas, khususnya dibidang keperawatan hendaknya dilakukan upaya perbaikan. Dari berbagai aspek yang ada, faktor peningkatan produktivitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas.Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, didapatkan data bahwa ____ dari 10 perawat mengeluhkan tentang tugas yang diberikan oleh atasan tidak sesuai dengan peran dan fungsinya seebagai perawat. Selain itu, peneliti menemukan bahwa __ dari ___ perawat tidak bekerja pada ruangan dimana ia dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat. Angka turnover sebesar ___% pada tahun ___ dan ditambah lagi dengan jumlah perawat yang sakit ___ orang perawat dengan jumlah lama hari sakit yaitu sebesar ___ hari selama satu tahun, yakni di tahun ___. Disamping itu, manajemen Puskesmas Kelurahan Ciracas sendiri belum mngetahui sejauh mana tingkat kepuasan tenaga perawatnya dalam menjalankan peran dan fungsi perawat.Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, peneiti ingin mengetahui tentang:1. Bagaimana gambaran karakteristik perawat, yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama kerja, dengan kepuasan perawat dalam melaksanakan peran dan fungsi perawat di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.2. Bagaimana gambaran iklim kerja perawat di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.3. Bagaimana gambaran kepuasan perawat dalam melaksanakan peran dan fungsi perawat di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.4. Apakah ada hubungan antara iklim kerja dengan kepuasan perawat dalam melaksanakan peran dan fungsi perawat di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian1. UmumDiketahuinya hubungan iklim kerja dengan kepuasan perawat dalam menjalankan peran dan fungsi perawat di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.2. Khususa. Diketahuinya gambaran karakteristik perawat yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan masa kerja di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.b. Diketahuinya gambaran iklim kerja perawat yang terdiri dari tanggungjawab, penghargaan dan struktur di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.c. Diketahuinya gambaran kepuasan perawat dalam melaksanakan peran dan fungsi perawat di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.d. Diketahuinya hubungan antara iklim kerja dengan kepuasan perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

D. Manfaat PenelitianPenelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya bermanfaat bagi peneliti, institusi pendidikan, institusi kesehatan dan mahasiswa.1. Manfaat Aplikatifa. Sebagai masukan bagi pihak manajemen Puskesmas untuk pembuat perencanaan terhadap upaya peningkatan SDM, terutama yang terkait dengan penerapan iklim kerja sehingga dapat memberikan kepuasan kepada para perawat dan meningkatkan produktivitas kerja.b. Memberi masukan bigi para perawat dalam menciptakan iklim kerja yang kondusif melalui peningkatan tanggungjawab dan hubungan kerja sama yang baik.2. Manfaat Akademis dan Keilmuana. Berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen sumber daya manusia.b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru, atau menunjang teori-teori yang sudah ada tentang hubungan iklim kerja dengan kepuasan perawat dalam melaksanakan peran dan fungsi perawat.3. Manfaat MetodologisSebagai bahan penelitian lanjutan dengan metode yang sesuai dalam ruang lingkup yang lebih luas.

E. Ruang LingkupRuang lingkup penelitian ini hanya membahas tentang hubungan iklim kerja dengan kepuasan perawat dalam melaksanakan peran dan fungsi perawat di Puskesmas Ciracas tahun 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, Muhammad Fauzan Baihaqi. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Farjam, Herry., Razak, Amran., dan Jafar, Nurhaedar. (2013). Pengaruh Dimensi Iklim Kerja terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD I. A. Moeis Samarinda Tahun 2013. Tesis. Makassar: Program Studi Ilmu Gizi Universitas Hassanuddin

Gatot, Dewi Basmala., dan Adisasmito, Wiku. (2005). Hubungan Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan dan Lingkungan Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Gunung Jati Cirebon. Jurnal Kesehatan. Volume 9;01;1-8

Hamsyah, Arir. (2004). Analisis Pengaruh Suasana Kerja terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di Bangsal Rawat Inap RSU Ungaran. Tesis. Semarang: Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Harmiati, Ayu Hilfrida. (2011). Gambaran Mutu Pelayanan Kesehatan Unit Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Ruteng Kabupaten Manggarai. Skripsi. Makassar: Program Studi Kesehatan Massyarakat Universitas Hassanuddin

Huda, Mega Hasanul. (2012). Pengaruh Motivasi Iklim Kerja dan Kepemimpinan terhadap Produktivitas Perawat di Rumah Sakit Tugu Ibu Tahun 2011, Tesis. Depok: Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Lumbantoruan, Liberta. (2005). Analisis Hubungan Antara Iklim Kerja dan Karakreristik Individu dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medam, Tesis. Depok: Program Studi Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Universitas Indonesia

Muadi. (2009). Hubungan Iklim dan Kepuasan Kerja dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Waled Kabupaten Cirebon. Tesis. Depok: Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Munandar, H. M. Aris., Wati, Ratna. (2011). Pengaruh Kualitas Guru, Iklim Kerja, Motivasi terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Tambun Utara Kabupaten Bekasi. Jurnal Manajemen Pendidikan

Pribadi, Agung. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi, dan Persepsi Perawat tentang Supervisi Kepala Ruang terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah di Jepara. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Sadiyanto. (2001). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Kerja Perawat Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Banyumas Tahun 2000. Skripsi.

Wiandini, Dini. (2012). Hubungan Reward dan Iklim Kerja dengan Efektivitas Tim Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Jurnal Manajemen Pendidikan10