BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang · PDF filepelaksanaan penyelenggaraan negara ......
Transcript of BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang · PDF filepelaksanaan penyelenggaraan negara ......
PELAYANAN PUBLIK | 1
BAB I
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang
belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi
terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah
pembangunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan
pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan,
informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan. Kondisi dan perubahan cepat
yang diikuti pergeseran nilai tersebut perlu disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan
yang terus-menerus dan berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan untuk
membangun kepercayaan masyarakat guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, diwujudkan melalui
pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam
segala aspek kehidupan oleh penyelenggara negara yaitu lembaga tertinggi dan lembaga
tinggi negara bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik pada Bab I, Pasal 1 ayat 1 ditegaskan bahwa :
Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah
setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan tujuan pembangunan nasional tersebut
diperlukan peran serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara, abdi
negara dan abdi masyarakat yang tugasnya adalah untuk melaksanakan pemerintahan dan
tugas pembangunan. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas
PELAYANAN PUBLIK | 2
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, pada Bab II,
Pasal 3 ayat 1 ditegaskan bahwa :
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.
Dengan demikian output dari pelaksanaan tugas adalah berupa jasa pelayanan kepada
masyarakat sehingga pelayanan dikatakan efektif apabila aparat berhasil dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan kata lain keberhasilan tugas pemerintah dalam pembangunan nasional
banyak tergantung pada kerja dan kemampuan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut kita
dapat melihat bahwa kedudukan dan peranan pegawai negeri sangat penting dan menentukan
keberhasilan pembangunan nasional.
Tugas pemerintah tidak hanya mengatur saja, akan tetapi juga memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Fungsi pelayanan selama ini belum mendapat perhatian dari para aparat
birokrasi kita sebab fungsi mengaturnya lebih dominan dibandingkan porsi pelayanannya.
Birokrasi pemerintah menempati posisi yang penting dalam pelaksanaan pembangunan
karena merupakan salah satu instrumen penting yang akan menopang dan memperlancar
usaha-usaha pembangunan. Berhasilnya pembangunan ini memerlukan sistem dan aparatur
pelaksana yang mampu tanggap dan kreatif serta pengelolaan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip manajemen modern dalam sikap perilaku dan kemampuan teknisnya termasuk di
dalamnya adalah memberikan pelayanan yang efektif kepada masyarakat. Karena pelayanan
yang efektif akan memperlancar jalannya proses pembangunan.
Birokrasi publik, pada dasarnya dihadirkan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Meskipun birokrasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi
bisnis, tetapi dalam menjalankan misi, tujuan dan programnya menganut prinsip-prinsip
efisiensi, efektivitas, dan menempatkan masyarakat sebagai stakeholder yang harus dilayani
secara optimal. Layanan publik, merupakan hak masyarakat yang pada dasarnya mengan-
dung prinsip: kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung-
jawab, kelengkapan sarana, dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan
keramahan, dan kenyamanan.
PELAYANAN PUBLIK | 3
1.2.Rumusan masalah
1. Apa definisi pelayanan publik?
2. Bagaimana penyelenggaraan pelayanan public di Indonesia?
3. Unsur-unsur apa saja yang ada pada pelayanan publik?
4. Apa asas-asas dan prinsip-prinsip pelayanan publik?
5. Apa undang-undang yang mengatur pelayanan publik?
6. Seperti apa standard pelayanan publik di Indonesia?
7. Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh PT.KAI di stasiun Sepanjang kab.
siduardjo?
1.3.Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui definisi pelayanan publik
2. Mengatahui bagaimana pelayanan publik di Indonesia
3. Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada pada pelayanan publik
4. Untuk mengetahui asas dan prinsip pelayanan public
5. Untuk mengetahui undang-undang yang mengatur pelayanan publik
6. Mengetahui seperti apa standard pelayanan publik di Indonesia
7. Mengetahui bagai mana pelayanan yang diberikan oleh PT. KAI di stasiun
Sepanjang kab. siduardjo
PELAYANAN PUBLIK | 4
BAB II
2. PEMBAHASAN
2.1. Definisi pelayanan publik
Pelayanan publik secara umum adalah istilah untuk layanan yang disediakan oleh pemerintah
kepada warganegaranya, baik secara langsung (melalui sector publik) atau dengan membiayai
pemberian layanan swasta. Istilah ini dikaitkan dengan konsensus sosial (biasanya
diwujudkan melalui pemilihan demokratis), yaitu bahwa layanan tertentu harus tersedia
untuk semua kalangan tanpa mamandang pendapatan mereka. Bahkan apabila layanan-
layanan umum tersebut tersedia secara umum atau dibiayai oleh umum, layanan-layanan
tersebut, karena alasan politis atau sosial, berada di bawah peraturan/regulasi yang lebih
tinggi dari pada peraturan yang berlaku untuk sector ekonomi. Istilah layanan publik juga
merupakan istilah lain untuk layanan sipil. Pelayanan public atau pelayanan umum dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang public maupun
jasa publik yang pada prinsipnya menja ditanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan badan usaha milik Negara (BUMN) atau
badan usaha milik daerah (BUMD), dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan
umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat,
adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta,
seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.
2. Pelayanan public atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik.
Yang dapat dibedakan lagi menjadi :
a. Yang bersifat primer dan, adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan
satu-satu nya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus
memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan
penjara, danpelayanan perizinan.
b. Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya
PELAYANAN PUBLIK | 5
pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mendefinisikan
pelayanan public sebagai berikut: Pelayanan publika dalah kegiatan ataur angkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, dan jasa, atau pelayanan administrative
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan public menurut Roth (1926:1)
Pelayanan public didefinisikan sebagai layanan yang tersedia untuk masyarakat, baik secara
umum (seperti di museum) atau secara khusus (seperti di restoran makanan)
Sedangkan Lewis dan Gilman (2005:22)
Mendefinisikan pelayanan public sebgai kepercayaan publik. Warganegara berharap
pelayanan public dapat melayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan
secara tepat, dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. Pelayanan publik yang adil
dan dapat dipertanggung-jawabkan menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika
pelayanan public sebagai pilar dan kepercayaan public sebagai dasar untuk mewujudkan
pemerintah yang baik.
MenurutWidodoJoko, 2001.
Pelayanan Publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah di tetapkan.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
63/Kep/M.PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan public sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Moenir (Kurniawan 2005 : 7)
Pelayanan public ialah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha
memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pemberian pelayanan public oleh
aperatur pemerintah kepada masyarakat sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat
Negara sebagai sebagai pelayan masyarakat.
PELAYANAN PUBLIK | 6
Pelayanan Publik menurut Sinam bela dkk (2010 : 128)
Sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Wasistiono (Hardiyansyah 2011 : 11)
Pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak
swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan
atau kepentingan masyarakat.
Sedangkan menurut Departemen Dalam Negeri (Pengembangan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, 2004) bahwa pelayanan public adalah pelayanan umum, dan definisi pelayanan
umum adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan barang dan jasa. Dari
uraian di atas pelayanan public dapat di artikan sebagai aktivitas pemberian jasa baik oleh
pemerintah maupun pihak swasta dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan
interpersonal dengan begitu tercipta suatu kepuasan barang dan jasa.
2.2.Penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia
Indonesia adalah negara kesejahteraan(welfare state), Rumusan konsep Negara welfare
state tersebut termaktub dalam Pembukaan (Preambule) UUD 1945 alinea keempat yang
berbunyi:
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa…”.
Adalah wujud dari niat untuk membentuk negara kesejahteraan (welfare state).Rumusan
yang sama juga tercermin dalam Pasal 27, dimana setiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, serta pasal 31 yang mengatur pelayanan
pendidikan, 33, dan 34, dimana kekayaan alam kita harus dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat serta fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. “Welfare
State”sendiriadalah gagasan yang telah lama lahir, dirintis oleh Prussia dan Saxony di bawah
pemerintahan Otto von Bismarck (Kanselir Jerman yang pertama) sejak tahun 1840an. Dalam
Encyclopedia Americana disebutkan bahwa welfare state adalah ”Bentuk pemerintahan
PELAYANAN PUBLIK | 7
dimana negara dianggap bertanggung jawab untuk menjamin standar hidup minimum setiap
warga negaranya”.
Di Indonesia, walaupun konsep negara kesejahteraan (welfare state) telah dicanangkan
sejak tanggal 18 Agustus 1945 seiring dengan penetapan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi
penyelenggaraan pemerintah RI. Namun Penerapan konsep negara kesejahteraan (welfare
state) tersebut baru dilaksanakan pada tahun 2005 melalui Instruksi Presiden No. 12 tahun
2005 tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin. Dimana
dalam Instruksi Presiden tersebut pemerintah memberikan bantuan sejumlah uang kepada
keluarga miskin yang terkena imbas pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM),
terutama minyak tanah.Yang kala itu pemerintahan Indonesia dibawah pimpinan Susilo
Bambang Yudoyono dan Yusuf Kalla.
Dalam melaksanakan pelayanan publik pemerintah membentuk Organisasi
Penyelenggara. Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan
publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Penyelenggara dan seluruh bagian organisasi penyelenggara bertanggung jawab atas ketidak
mampuan, pelanggaran, dan kegagalan penyelenggaraan pelayanan.
Organisasi penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Undang-
Undang No. 25 Tahun 2009, sekurang-kurangnya
meliputi:
a. Pelaksanaan pelayanan;
b. Pengelolaan pengaduan masyarakat;
c. Pengelolaan informasi;
d. Pengawasan internal;
e. Penyuluhan kepada masyarakat; dan
f. Pelayanan konsultasi.
Dalam melaksanakan pelayanan publik, menurut ketentuan Pasal 15 Undang-Undang No.
25 tahun 2009 penyelenggara berkewajiban:
a. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
b. Menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan;
c. Menempatkan pelaksana yang kompeten;
PELAYANAN PUBLIK | 8
d. Menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik yang
mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai;
e. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan
pelayanan publik;
f. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan standard pelayanan;
g. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
h. Memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan;
i. Membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya;
j. Bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan
publik;
k. Memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila
mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan; dan
l. Memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan
perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari
lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
Terkait dengan lembaga penyelenggara pelayanan publik kedepan, nampaknya sangat
dibutuhkan adanya “reformasi birokrasi”.
Pelayanan publik yang prima (excellent) merupakan tanda dari kesadaran baru dari
pemerintah atas tanggung jawab utama dalam mengelola pemerintahan dan memenuhi segala
kebutuhan masyarakat agar pelayanan yang diberikan aparatur pemerintah dapat lebih
memuaskan masyarakat pengguna layanan, maka perlu perubahan mindset dari seluruh
aparatur pelaksana pelayanan publik sebagai langkah awal dalam memberikan pelayanan
yang prima tersebut.
Aparatur pelayanan publik atau birokrasi yang selama ini didesain untuk bekerja lambat,
terlalu berhati-hati dan procedural minded sudah tidak bias lagi diterima oleh masyarakat
pengguna layanan yang membutuhkan pelayanan yang cepat, efisien, tepat waktu, dan simple
(seperti orang yang mengurusi bisnis atau investasi). Ditambah lagi sekarang kita memasuki
era globalisasi yang penuh dengan kompetisi, sehingga gerak yang cepat dan tindakan yang
tepat dari aparat pemerintah merupakan suatu keharusan.
PELAYANAN PUBLIK | 9
Dalam tatanan pemerintahan terdapat konsepsi yang berbelah kontraris:
pemerintahan yang berbasis “Birokrasi” dan yang berorientasi “demokrasi”. Masa kolonialis-
feodalis menciptakan interaksi antara yang diperintah dan pemerintah yang berlebel
“birokrasi” telah menciptakan “tauhid” publicservice yang bergerak di ranah “daulat
birokrat” dan bukan “daulat rakyat”.
Para birokrat pemerintahan berposisi sebagai “sang tuan” daripada menjadi “sang hamba
(pelayan)”. Hal ini terjadi karena pemegang cratie (kuasa) adalah benar-benar sang biro
(bureaucracy), dan rakyat hanyalah sekedar “si butuh”. Dalam konteks demikianlah
sesungguhnya tidak ada yang namanyademokrasi (dimana pemegang “krasi” adalah “sang
demos”).Persoalannya adalah maukah hukum pemerintahan yang menormakan perilaku
birokrasi bergeser ke wilayah demokrasi dalam kontelasi “good governance” yang beruhani
transparansi, akuntabilitas dan human rights?Tentu ini membawa implikasi praksis dan
psikologis pola-pola hubungan hukum antara rakyat dan birokrat; state oriented atau people
oriented.
2.3. Unsur-unsur pelayanan publik
Terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu (Bharata,
2004:11):
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada
konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang
(goods) atau jasa-jasa (services).
1. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (costomer) atau
customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.
2. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak
yang membutuhkan layanan.
3. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu
pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting
dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat
berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan atau jasa yang mereka nikmati.
Ciri-ciri pelayanan publik yang baik adalah memiliki unsur-unsur sebagai berikut
(Kasmir, 2006:34):
1. Tersedianya karyawan yang baik.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik.
3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah (pelanggan) sejak awal hingga akhir.
4. Mampu melayani secara cepat dan tepat.
5. Mampu berkomunikasi.
PELAYANAN PUBLIK | 10
6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.
7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.
8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah (pelanggan).
9. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah (pelanggan).
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan.
Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :
1. Persyaratan teknis dan aministratif pelayanan publik.
2. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
3. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.Proses dan produk
pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab
atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan
pelayanan publik.
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan
pelayanan dengan ikhlas.
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,
bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung
pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
2.4. Asas-asas dan prinsip-prinsip pelayanan publik
A. Asas-asas pelayanan publik
Terdapat beberapa asas dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintahan dan perizinan yang
harus diperhatikan, yaitu (Ratminto dan Winarsih, 2006:245):
1. Empati dengan customers . Pegawai yang melayani urusan perizinan dari instansi
penyelenggara jasa perizinan harus dapat berempati dengan masyarakat pengguna jasa
pelayanan.
PELAYANAN PUBLIK | 11
2. Pembatasan prosedur. Prosedur harus dirancang sependek mungkin, dengan demikian
konsep one stop shop benar-benar diterapkan.
3. Kejelasan tata cara pelayanan. Tatacara pelayanan harus didesain sesederhana mungkin
dan dikomunikasikan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan.
4. Minimalisasi persyaratan pelayanan. Persyaratan dalam mengurus pelayanan harus
dibatasi sesedikit mungkin dan sebanyak yang benar-benar diperlukan.
5. Kejelasan kewenangan. Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat pengguna jasa
pelayanan harus dirumuskan sejelas mungkin dengan membuat bagan tugas dan
distribusi kewenangan.
6. Transparansi biaya. Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal mungkin dan
setransparan mungkin.
7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan. Jadwal dan durasi pelayanan juga harus pasti,
sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas dan tidak resah.
8. Minimalisasi formulir. Formulir-formulir harus dirancang secara efisien, sehingga akan
dihasilkan formulir komposit (satu formulir yang dapat dipakai untuk berbagai
keperluan).
9. Maksimalisasi masa berlakunya izin. Untuk menghindarkan terlalu seringnya
masyarakat mengurus izin, maka masa berlakunya izin harus ditetapkan selama
mungkin.
10. Kejelasan hak dan kewajiban providers dan curtomers. Hak-hak dan kewajiban-
kewajiban baik bagi providers maupun bagi customers harus dirumuskan secara jelas,
dan dilengkapi dengan sanksi serta ketentuan ganti rugi.
11. Efektivitas penanganan keluhan. Pelayanan yang baik sedapat mungkin harus
menghindarkan terjadinya keluhan. Akan tetapi jika muncul keluhan, maka harus
dirancang suatu mekanisme yang dapat memastikan bahwa keluhan tersebut akan
ditangani secara efektif sehingga permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan
dengan baik.
Asas asas pelayanan publik meliputi :
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkandan
disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, lebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan
status ekonomi.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban
PELAYANAN PUBLIK | 12
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing
masing pihak.
B. Prinsip pelayanan publik
Sesuai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2004 prinsip
penyelenggaran pelayanan adalah sebagai berikut :
1) Kesederhanaan; prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
2) Kejelasan; mencakup kejelasan dalam hal: (1) persyaratan teknis dan administratif
pelayanan publik;(2) unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik;(3) rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
3) Kepastian waktu; pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
4) Akurasi; produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.
5) Keamanan; proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum.
6) Tanggung jawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik / pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7) Kelengkapan sarana dan prasarana; tersedianya sarana prasarana kerja, peralatan kerja
dan pendukung lainnya yang memadai termasuk sarana telematika.
8) Kemudahan akses; tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat dan memanfaatkan teknologi telematika.
9) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan; pemberi pelayanan harus bersikap disiplin,
sopan dan santun, ramah serta ikhlas dalam memberi pelayanan.
10) Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, ruang tunggu yang nyaman,
bersih, rapi, serta disediakan fasilitas pendukung seperti tempat parkir, toilet, tempat
ibadah, dan lain-lain.
PELAYANAN PUBLIK | 13
2.5. Undang-undang yang mengatur pelayanan publik
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
PELAYANAN PUBLIK
Menimbang ;
a. bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga negara danpenduduk untuk
memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang
merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring
dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan
pelayanan publik;
c. bahwa sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan
penduduk serta tenvujudnya tanggung jawab negara dan penyelenggaraan pelayanan
publik, diperlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas;
d. bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan
pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari
penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan
pengaturan hukum yang mendukungnya;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalanl huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Pelayanan Publik;
Mengingat ;
1. Pasal 5 ayat (I), Pasal 18A ayat (2), Pasal 20, Pasal 27, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal
28C, Pasal 28D, Pasal 28H, Pasal 281 ayat (2)) dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara RepubIik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 304 1)
sebagaimana diubah dengan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan (Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
PELAYANAN PUBLIK | 14
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Intentational Covenant
on Economic, Social, and Culturtzl Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak
Ekonomi, Sosial, dan Budaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 1 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant
on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hak- Hak Sipil dan
Politik) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558);
6. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 139, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4899);
Undang-Undang Pelayanan Publik (secara resmi bernama Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik) adalah undang-undang yang mengatur tentang
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi
pemerintahan itu sendiri. perlayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi
yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan
kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan
lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada
pemerintahan dan administrasi publik.
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak
dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat
atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan
yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan
penduduk tentang peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan
kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan
korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi
pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin
penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi
yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari
penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Pengertian UU Pelayanan Publik
Dalam Undang-Undang Pelayanan Publik terdapat pengertian Pelayanan publik
merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
PELAYANAN PUBLIK | 15
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik, Penyelenggara pelayanan publik atau Penyelenggara merupakan setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-
undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik, Atasan satuan kerja Penyelenggara merupakan pimpinan
satuan kerja yang membawahi secara langsung satu atau lebih satuan kerja yang
melaksanakan pelayanan publik, Organisasi penyelenggara pelayanan publik atau Organisasi
Penyelenggara merupakan satuan kerja penyelenggara pelayanan publik yang berada di
lingkungan institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik, Pelaksana pelayanan publik atau
Pelaksana merupakan pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam
Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan
pelayanan publik, Masyarakat merupakan seluruh pihak, baik warga negara maupun
penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung,
Standar pelayanan merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan
janji Penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat,
mudah, terjangkau, dan terukur, Maklumat pelayanan merupakan pernyataan tertulis yang
berisi keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam standar pelayanan, Sistem
informasi pelayanan publik atau Sistem Informasi merupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi
dari Penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan Latin,
tulisan dalam huruf Braile, bahasa gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan secara
manual ataupun elektronik, Mediasi merupakan penyelesaian sengketa pelayanan publik
antarpara pihak melalui bantuan, baik oleh ombudsman sendiri maupun melalui mediator
yang dibentuk oleh ombudsman, Ajudikasi merupakan proses penyelesaian sengketa
pelayanan publik antarpara pihak yang diputus oleh ombudsman, Menteri merupakan menteri
dimana kementerian berada yang bertanggung jawab pada bidang pendayagunaan aparatur
negara, Ombudsman merupakan sebuah lembaga negara yang mempunyai kewenangan
mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang diselenggarakan oleh
penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan hukum milik negara serta badan swasta,
maupun perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara
dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Asas dan Tujuan UU Pelayanan Publik
Undang-Undang ini berasaskan pada kepentingan umum, adanya kepastian hukum,
adanya kesamaan hak, adanya keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan,
PELAYANAN PUBLIK | 16
partisipatif, persamaan dalam perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas,
fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu dan kecepatan,
kemudahan dan keterjangkauan dan bertujuan agar batasan dan hubungan yang jelas tentang
hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik, menjalankan sistem penyelenggaraan pelayanan publik
yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam mendapatkan
penyelenggaraan pelayanan publik.
Pembina dan penanggung jawab UU Pelayanan Publik
Pembina dalam penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pimpinan lembaga
negara, pimpinan kementerian, pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, pimpinan
lembaga komisi negara atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya terhadap pimpinan
lembaga negara dan pimpinan lembaga komisi negara atau yang sejenis yang dibentuk
berdasarkan undang-undang, gubernur pada tingkat provinsi melaporkan hasil perkembangan
kinerja pelayanan publik masing-masing kepada dewan perwakilan rakyat daerah provinsi
dan menteri dan bupati pada tingkat kabupaten beserta walikota pada tingkat kota wajib
melaporkan hasil perkembangan kinerja pelayanan publik masing-masing kepada dewan
perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota dan gubernur dan penanggung jawab mempunyai
tugas untuk mengoordinasikan kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
standar pelayanan pada setiap satuan kerja, melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
publik dan melaporkan kepada pembina pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik di
seluruh satuan kerja unit pelayanan publik, Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara bertugas merumuskan kebijakan nasional tentang pelayanan
publik, memfasilitasi lembaga terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi
antarpenyelenggara yang tidak dapat diselesaikan dengan mekanisme yang ada, melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik dengan mengumumkan
kebijakan nasional tentang pelayanan publik atas hasil pemantauan dan evaluasi kinerja, serta
hasil koordinasi, membuat peringkat kinerja penyelenggara secara berkala; dan dapat
memberikan penghargaan kepada penyelenggara dan penyelenggara dan seluruh bagian
organisasi penyelenggara bertanggung jawab atas ketidakmampuan, pelanggaran, dan
kegagalan penyelenggaraan pelayanan.
Pembina dalam penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pimpinan lembaga
negara, pimpinan kementerian, pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, pimpinan
lembaga komisi negara atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya terhadap pimpinan
lembaga negara dan pimpinan lembaga komisi negara atau yang sejenis yang dibentuk
berdasarkan undang-undang, gubernur pada tingkat provinsi melaporkan hasil perkembangan
kinerja pelayanan publik masing-masing kepada dewan perwakilan rakyat daerah provinsi
dan menteri dan bupati pada tingkat kabupaten beserta walikota pada tingkat kota wajib
melaporkan hasil perkembangan kinerja pelayanan publik masing-masing kepada dewan
PELAYANAN PUBLIK | 17
perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota dan gubernur dan penanggung jawab mempunyai
tugas untuk mengoordinasikan kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
standar pelayanan pada setiap satuan kerja, melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
publik dan melaporkan kepada pembina pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik di
seluruh satuan kerja unit pelayanan publik, Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara bertugas merumuskan kebijakan nasional tentang pelayanan
publik, memfasilitasi lembaga terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi
antarpenyelenggara yang tidak dapat diselesaikan dengan mekanisme yang ada, melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik dengan mengumumkan
kebijakan nasional tentang pelayanan publik atas hasil pemantauan dan evaluasi kinerja, serta
hasil koordinasi, membuat peringkat kinerja penyelenggara secara berkala; dan dapat
memberikan penghargaan kepada penyelenggara dan penyelenggara dan seluruh bagian
organisasi penyelenggara bertanggung jawab atas ketidakmampuan, pelanggaran, dan
kegagalan penyelenggaraan pelayanan.
Ruang Lingkup UU Pelayanan Publik
Dalam perundangan-undangan pelayanan publik ini meliputi pelayanan barang publik dan
jasa publik serta pelayanan administratif yaitu pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha,
tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial,
energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata.
Pelayanan publik ini mengatur pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan
oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah yang
dilakukan oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan dan
pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan,
tetapi ketersediaannya menjadi misi negara.
Pelayanan atas jasa publik merupakan penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara
dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, suatu badan usaha yang modal
pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan dan pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal
pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara.
Skala kegiatan pelayanan publik didasarkan pada ukuran besaran biaya tertentu yang
digunakan dan jaringan yang dimiliki dalam kegiatan pelayanan publik untuk dikategorikan
sebagai penyelenggara pelayanan publik yaitu tindakan administratif pemerintah yang
diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka
PELAYANAN PUBLIK | 18
mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
termasuk tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara
dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan perjanjian
dengan penerima pelayanan.
2.6. Standard pelayanan publik di Indonesia
Komponen standar pelayanan public menurut Pasal 21 Undang-UndangNo 25 Tahun
2009 sekurang-kurangnya meliputi:
a. Dasar hukum, yaitu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
penyelenggaraan pelayanan.
b. Persyaratan, yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.
c. Sistem, mekanisme, dan prosedur, yaitu tata cara pelayanan yang dibakukan bagi
pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan.
d. Jangka waktu penyelesaian, yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
e. Biaya/tarif, yaitu ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.
f. Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
g. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas, yaitu peralatan dan fasilitas yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan
bagi kelompok rentan.
h. Kompetensi pelaksana, yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman.
i. Pengawasan internal, yaitu Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan
kerja atau atasan langsung pelaksana.
j. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan, yaitu Tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
k. Jumlah pelaksana, yaitu tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja.
l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standard pelayanan.
m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmenuntuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keraguraguan, yaitu
PELAYANAN PUBLIK | 19
Kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-
raguan.
n. Evaluasi kinerja pelaksana yaitu penilaian untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar pelayanan.
Standar pelayanan publik (selanjutnya disebut SPP) merupakan standar pelayanan yang
wajib disediakan oleh pemerintah kepada masyarakat.Adanya SPP akan menjamin pelayanan
minimal yang berhak diperoleh warga masyarakat dari pemerintah. Dengan kata lain, SPP
merupakan tolok ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat seperti: kesehatan, pendidikan,
air minum, perumahan dan lain-lain. Di samping SPP untuk kewenangan wajib, daerah
dapat mengembangkan dan menerapkan standar kinerja untuk kewenangan daerah yang lain.
Dengan SPP akan terjamin kualitas minimal dari suatu pelayanan publik yang dapat
dinikmati oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan demikian, akan terjadi pemerataan pelayanan publik dan terhindar dari
kesenjangan pelayanan yang diberikan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Akan
tetapi dalam menerapkan konsep SPP harus dibedakan antara pemahaman tentang SPP dan
persyaratan teknis dari suatu pelayanan.
Standar teknis merupakan factor pendukung untuk mencapai SPP secara garis besar.
Sedangkan arti penting SPP bagi daerah adalah:
1. SPP dapat bermanfaat untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk
menyediakan suatu pelayanan public;
2. SPP dapat dijadikan dasar dalam menentukan anggaran kinerja berbasis
manajemen kinerja;
3. Adanya SPP akan memperjelas tugas pokok pemerintah dan akan merangsang
terjadinya checks and balances yang efektif antara lembagalembaga eksekutif dan
lembaga DPRD;
4. Adanya SPP akan dapat membantu Pemerintah Daerah dalam merasionalisasi
jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan. Kejelasanpelayanan akan
membantu Pemerintah Daerah dalam menentukan jumlah dan kualifikasi pegawai
untuk mengelola pelayanan publik tersebut.
2.7. pelayanan yang diberikan oleh PT. KAI di stasiun Sepanjang kab. siduardjo
Stasiun Sepanjang merupakan salah satu stasiun kecil yang berada di kabupaten
Sidoarjo. Meski stasiun kecil tetapi perkembangan pembangunannya signifikan. Dari
PELAYANAN PUBLIK | 20
awalnya yang hanya stasiun kumuh, banyak pedagang asongan, tempat duduk kurang
memadai dan bangunan yang tua, kini stasiun Sepanjang menjadi salah satu stasiun yang rapi
dan memiliki fasilitas yang baik. Saya mengamati stasiun ini saat sore hari sekitar jam 15.30
pada tanggal 14 dan 15 Oktober 2014.
Dari segi pelayanannya, petugas yang memiliki shift pagi cukup ramah. Hal ini dapat
dibuktikan dari diskusi antara calon penumpang dan petugas yang sering dilakukan. Dia
dengan sabar memberi tahu bagaimana prosedur memesan tiket dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan penumpang. Masyarakat yang sudah mengetahui prosedurnya langsung mengisi
formulir dan memberikannya kepada petugas. Dengan cekatan petugas tersebut melayani
masyarakat. Tampak antrian yang sepi dan beberapa calon penumpang yang sedang
menunggu kedatangan kereta.
PELAYANAN PUBLIK | 21
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh stasiun Sepanjang cukup untuk memenuhi
apa yang diperlukan oleh calon penumpang sembari menunggu kereta datang. Yaitu kursi.
Stasiun kereta api Sepanjang memiliki 10 kursi panjang bagi calon penumpang. Tersedia pula
meja untuk menulis pemesanan tiket sebelum diserahkan kepada petugas. Pembatas antara
tempat tunggu dengan rel kereta adalah pagar besi. Pagar tersebut dibuka ketika kereta
hampir memasuki stasiun sehingga calon pemumpang yang memiliki tiket bisa memverifikasi
tiket terlebih dahulu kepada petugas sebelum melewati pagar pembatas untuk naik kereta.
Disisi sebalah barat ada bangunan yang berfungsi sebagai kantin, tetapi saat sore hari kantin
tersebut tutup. Meski kantin tutup tetapi diluar stasiun terdapat banyak pedagang yang
menjual makanan seperti bakso, mie ayam, serta beraneka macam es. Tempat sampah
ditempatkan dibeberapa titik untuk menjaga kebersihan stasiun.
Disediakan pula beberapa colokan listrik bagi calon penumpang yang membutuhkan
listrik untuk gadget-nya. Fasilitas listrik tersebut gratis. Ada pula peta rute jaringan kereta api
di daerah Jawa Timur dan Madura bagi calon penumpang yang ingin mengetahuinya.
PELAYANAN PUBLIK | 22
Prasarana yang ada sudah memadai dengan bangunan yang luas sehingga calon
penumpang tidak perlu berdesak-desakan ketika suasana penuh. Meski bangunan utama
terbilang luas, tetapi ada cat plafon yang terkelupas. Tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi
kenyamanan calon penumpang. Ada mushola dan kamar mandi untuk calon penumpang
tetapi letaknya setelah melewati pagar pembatas. Hal ini dimaksudkan agar fasilitas kamar
mandi dan mushola tersebut digunakan oleh calon penumpang tidak digunakan untuk umum.
Selain itu terdapat pula tempat parkir yang luas. Tempat parkir dijaga oleh satu petugas parkir
sehingga mobil dan motor tertata dengan rapi di depan stasiun. Tarif yang dikenakan oleh
petugas juga relatif murah, sepeda motor dikenakan biaya Rp.1000,00 dan mobil Rp.2000,00.
Tanaman yang terdapat di halaman stasiun Sepanjang kurang rindang sehingga
stasiun terkesan panas. Tidak ada pohon di depan stasiun, hal ini berbeda dengan stasiun
Sepanjang lama yang banyak pohon rindang tetapi justru terkesan tidak enak dilihat. Pohon-
pohon yang berada di stasiun Sepanjang berjajar di samping jalan raya sebagai pembatas
antara jalan raya dengan halaman stasiun. Di halaman stasiun hanya terlihat bunga dan
rerumputan yang tumbuh di tempat yang memang difungsikan sebagai taman.
PELAYANAN PUBLIK | 23
Keseluruhan sarana dan prasarana serta pelayanan yang diberikan di stasiun kecil
kereta api sudah bagus, memenuhi apa yang diperlukan calon penumpang, dan menunjukkan
pelayanan yang ramah dan diterima oleh calon penumpang.
Keterkaitan dengan Teori
Berdasarkan pengertian pelayanan publik menurut Rancangan Undang Undang
Pelayanan Publik (Republik Indonesia, 2007:2) yaitu adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga negara
dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Disini pihak stasiun kereta api melaksanakan kegiatan
pelayanan publik berupa jasa transportasi untuk memudahkan masyarakat melakukan
aktivitas. Jasa kereta api yang disubsidi oleh pemerintah banyak diminati oleh masyarakat
karena harga terjangkau dan pelayanan di kereta api yang sudah lebih baik. Pelayanan
petugas di stasiun Sepanjang ramah dan fasilitas yang diberikan sudah jauh lebih baik
sedangkan pelayanan di kereta api yang berjalan lebih baik dari sebelumnya. Jarang ditemui
pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di dalam gerbong serta tidak lagi ditemui
pengamen yang mencari uang di kereta yang berjalan. Stasiun Sepanjang memenuhi standar
pelayanan publik sesuai dalam Undang Undang Pelayanan Publik, yaitu:
Persyaratan, untuk mendapatkan tiket kereta api, calon penumpang hanya
memerlukan KTP untuk melakukan resgistrasi. Hal ini tentu memudahkan calon
penumpang karena persyaratannya tidak berbelit-belit.
PELAYANAN PUBLIK | 24
Prosedur pelayanan, petugas stasiun Sepanjang melayani calon penumpang dengan
ramah, senyum, dan sabar menjelaskan bagaimana prosedur yang harus dilakukan
calon penumpang untuk memesan tiket kereta.
Waktu penyelesaian, tidak memerlukan waktu yang lama untuk memesan tiket kereta
api. Waktu yang diperlukan tidak sampai 10 menit.
Biaya pelayanan, karena PT KAI disubsidi oleh pemerintah maka biaya yang
dikeluarkan oleh calon penumpang tidak mahal.
Sarana dan prasarana, fasilitas sarana dan prasarana di stasiun Sepanjang sudah
memenuhi apa yang dibutuhkan oleh calon penumpang. Fasilitas itu seperti adanya
mushola, bangku panjang, kamar mandi, lahan parkir, dan kantin.
Saran dan masukan, stasiun Sepanjang menyediakan kotak saran dan masukan yang
terdapat di samping loket pembelian tiket untuk mengetahui respon calon penumpang
dan mempernaiki kualitas pelayanannya.
Jaminan pelayanan, jaminan ini ditanggung oleh pihak Jasa Raharja jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
Stasiun Sepanjang juga memiliki ciri Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan
publik yang dirumuskan melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN)
Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 (Menpan, 2003:2) tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraaan Pelayanan Publik yang meliputi:
Kesederhanaan, hal ini dapat dilihat sederhananya persyaratan atau prosedur yang
diminta oleh petugas tiket stasiun untuk calon penumpang.
Kepastian Waktu, hal ini dapat dilihat dari jadwal kereta yang tertera di jadwal tiket
dan jika mengalami kemunduran jam keberangkatan maka tidak terlalu lama.
Keamanan, ada penjaga yang berpakaian TNI yang setiap hari berjaga di stasiun
Sepanjang untuk mengawasi dan menjaga keadaan di stasiun agar tetap kondusif.
Kelengkapan Sarana dan Prasarana, stasiun Sepanjang memiliki sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh calon penumpang.
Kemudahan Akses, akses menuju stasiun Sepanjang dapat ditempuh dengan angkutan
umum. Letak stasiun yang dekat dengan pasar besar Sepanjang dan tempat
pemberhentian angkutan umum memudahkan calon penumpang yang tidak memiliki
kendaraan pribadi untuk menjangkau stasiun Sepanjang menggunakan angkutan
umum.
PELAYANAN PUBLIK | 25
Kedisiplinan, para petugas stasiun disiplin dalam menjalankan kewajibannya
melayani calon penumpang. Pelayanan di stasiun Sepanjang dibuka pukul 04.00
setiap harinya.
Kesopanan dan Keramahan, petugas tiket stasiun kereta api Sepanjang memiliki sifat
yang sopan dan ramah saat melayani calon pembeli tiket. Hal ini dapat dilihat dari
wajah pembeli tiket yang puas dan tersenyum setelah berinteraksi dengan petugas
penjual tiket. Petugas juga dengan ramah mengarahkan calon pembeli tiket yang
belum mengerti bagaimana prosedur pembelian tiket.
Kenyamanan, calon pembeli tiket dan calon penumpang akan merasa nyaman berada
di stasiun Sepanjang karena adanya petugas TNI yang berjaga di stasiun setiap
harinya. Fasilitas yang memadai juga membuat mereka nyaman dan betah menunggu
kereta api.
Dengan begitu dapat saya simpulkan bahwa pelayanan petugas kereta api di stasiun
Sepanjang sudah memenuhi standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh MenPAN.
Dan stasiun Sepanjang masih terus memperbaiki kualitas pelayanannya berdasarkan kritik
dan saran dari masyarakat melalui kotak saran yang ada.
PELAYANAN PUBLIK | 26
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa definisi pelayanan publik secara umum
adalah istilah untuk layanan yang disediakan oleh pemerintah kepada warganegaranya, baik
secara langsung (melalui sektor publik) atau dengan membiayai pemberian layanan swasta.
Dilihat dari organisasi yang menyelenggarakannya pelayanan publik dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik.
Dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Yang bersifat primier
b. Yang bersifat sekunder
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pelayanan publik salah satu diantaranya, Menurut
Moenir (Kurniawan 2005 : 7) Pelayanan publik ialah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode
tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pemberian
pelayanan public oleh aperatur pemerintah kepada masyarakat sebenarnya merupakan
implikasi dari fungsi aparat Negara sebagai sebagai pelayan masyarakat.
Adpun penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
Indonesia yaitu, Dalam melaksanakan pelayanan publik pemerintah membentuk Organisasi
Penyelenggara. Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan
publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Penyelenggara dan seluruh bagian organisasi penyelenggara bertanggung jawab atas ketidak
mampuan, pelanggaran, dan kegagalan penyelenggaraan pelayanan.
Organisasi penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Undang-
Undang No. 25 Tahun 2009, sekurang-kurangnya
meliputi:
a. Pelaksanaan pelayanan;
b. Pengelolaan pengaduan masyarakat;
c. Pengelolaan informasi;
d. Pengawasan internal;
e. Penyuluhan kepada masyarakat; dan
f. Pelayanan konsultasi.
PELAYANAN PUBLIK | 27
Dalam melaksanakan pelayanan publik, menurut ketentuan Pasal 15 Undang-Undang No.
25 tahun 2009 penyelenggara berkewajiban:
a. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
b. Menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan;
c. Menempatkan pelaksana yang kompeten;
d. Menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik yang
mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai;
e. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan
pelayanan publik;
f. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan standard pelayanan;
g. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
h. Memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan;
i. Membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya;
j. Bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan
publik;
k. Memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila
mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan; dan
l. Memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan
perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari
lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
Selain itu ada empat unsur penting dalam melaksanakan pelayanan publik, unsur penting
dalam proses pelayanan publik, yaitu (Bharata, 2004:11):
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada
konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang
(goods) atau jasa-jasa (services).
2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (costomer) atau
customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak
yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu
pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting
dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat
berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan atau jasa yang mereka nikmati.
Sehingga dengan empat unsur tersebut proses pelayanan publik bisa berjalan lancar.
PELAYANAN PUBLIK | 28
Pelayanan publik mempunyai beberapa asas diantanya yaitu:
1. Empati dengan customers.
2. Pembatasan prosedur.
3. Kejelasan tata cara pelayanan.
4. Minimalisasi persyaratan pelayanan.
5. Kejelasan kewenangan.
6. Transparansi biaya.
7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan.
8. Minimalisasi formulir.
9. Maksimalisasi masa berlakunya izin.
10. Kejelasan hak dan kewajiban providers dan curtomers.
11. Efektivitas penanganan keluhan.
Prinsip-prinsip yang terdapat di dalam proses pelayanan publik, yaitu:
1. Kesederhanaan;
2. Kejelasan;
3. Kepastian waktu;
4. Akurasi;
5. Keamanan;
6. Tanggung jawab;
7. Kelengkapan sarana dan prasarana;
8. Kemudahan akses;
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan;
10. Kenyamanan;
Undang-undang yang mengatur pelayanan publik yaitu, UURI NOMOR 25 TAHUN 2009
TENTANG PELAYANAN PUBLIK
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4899);
Komponen standar pelayanan publik menurut Pasal 21 Undang-UndangNo 25 Tahun
2009 sekurang-kurangnya meliputi:
a) Dasar hokum
b) Persyaratan
c) Sistem, mekanisme, dan prosedur
d) Jangka waktu penyelesaian
e) Biaya/tariff
f) Produk pelayanan
g) Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas
h) Kompetensi pelaksana
i) Pengawasan internal
j) Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
PELAYANAN PUBLIK | 29
k) Jumlah pelaksana
l) Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standard pelayanan
m) Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmenuntuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keraguraguan
n) Evaluasi kinerja pelaksana
Pelayanan yang di berikan oleh PT. KAI di stasiun Sepanjang kab. Siduardjo sudah dikatakan
baik, dilihat dari petugas yang memberikan pelayanan kepada masyarakat sangatlah ramah,
selain itu juga sarana yang dimiliki distasiun tersebut sudah memenuhi standard pelayanan
dengan adanya kursi tunggu untuk penumpang yang menunggu kereta datang dan tidak
adanya pedagang asongan disekitar stasiun. Serta prasarana yang baik dengan adanya area
parker bagi para penumpang yang membawa kendaraan serta adanya taman di stasiun
membuat para penumpang atau masyarakat menjadi lebih nyaman.
PELAYANAN PUBLIK | 30
DAFTAR PUSTAKA
1. Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2006. Manajemen Pelayanan. Jakarta:
Pustaka Pelajar
2. http://tentangpelayananpublik.blogspot.co.id diakses tanggal 7 juni 2016
3. http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-pelayanan-publik-
dentuk.html di akses tanggal 6 juni 2016
4. http://www.materibelajar.id/2016/01/materi-pelayanan-publik-teori-
pelayanan.html diakses tanggal 6 juni 2016
5. www.academia.edu/.../Manajemen_Pelayanan_Prima_Contoh_Kasus_P
T.. diakses tanggal 7 juni 2016
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Pelayanan_Publik. diakses
tanggal 06 06 2016
7. http://dki.kemenag.go.id/file/file/Undangundang/jcls1363200676.pdf.
diakses tanggal 06 06 2016
8. soepatro wijoyo.2006.pelayanan publik dari dominasi ke partisipasi.
Airlangga University Pers
PELAYANAN PUBLIK | 31
IWAT SISWANTI
AP201510021
ALEX K.
AP201410011
TB. MUKHRIJI
AP 201410067
SHINTA S.
AP201410221
RESTI UTAMI A.
AP201410014
HAFID H.A.
AP201410155
M. YUSUF
AP201410013