Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP...

23
191 Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan sektor industri pengolahan baik pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kota Kupang, Pemerintah Kabupaten Kupang,Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara terakumulasi dalam data sekunder pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 Prediksi Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja Sektor Industri Provinsi Nusa Tenggara Timur(Tahun 2004 – 2013) TAHUN T ∑ UNIT USAHA ∑ TENAGA KERJA 2004 1 69.041 107.582 2005 2 69.852 126.452 2006 3 70.203 148.984 2007 4 70.628 165.430 2008 5 81.345 184.796 2009 6 86.925 203.736 2010 7 92.504 222.677 2011 8 98.084 241.617 2012 9 103.663 260.557 2013 10 109.242 279.497 Rata-Rata Kenaikan 5,38% 7,27% Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov NTT (Data diolah) Untuk tahun 2014 jumlah unit usaha industri makro, kecil, sedang dan besar berjumlah 112.075 unit usaha dengan 209.722 orang tenaga kerja. Dengan prediksi rata – rata kenaikan 5, 38 % untuk unit

Transcript of Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP...

Page 1: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

191

Bab Enam

DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP

PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL

PENGOLAHAN

Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah untuk

pengembangan sektor industri pengolahan baik pemerintah pusat,

Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kota Kupang, Pemerintah

Kabupaten Kupang,Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan,

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara terakumulasi dalam data

sekunder pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Prediksi Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja

Sektor Industri Provinsi Nusa Tenggara Timur(Tahun 2004 – 2013)

TAHUN T ∑ UNIT USAHA ∑ TENAGA KERJA

2004 1 69.041 107.582

2005 2 69.852 126.452

2006 3 70.203 148.984

2007 4 70.628 165.430

2008 5 81.345 184.796

2009 6 86.925 203.736

2010 7 92.504 222.677

2011 8 98.084 241.617

2012 9 103.663 260.557

2013 10 109.242 279.497

Rata-Rata Kenaikan 5,38% 7,27%

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov NTT (Data diolah)

Untuk tahun 2014 jumlah unit usaha industri makro, kecil,

sedang dan besar berjumlah 112.075 unit usaha dengan 209.722 orang

tenaga kerja. Dengan prediksi rata – rata kenaikan 5, 38 % untuk unit

Page 2: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

192

usaha dan 7, 27 % untuk tenaga kerja, maka prediksi kontribusi PDRB

Sektor Industri Pengolahan diharapkan melampaui 2% di tahun 2013

seperti pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Prediksi Pertumbuhan, Kontribusi PDRB, Sektor Industri

Provinsi Nusa Tenggara Timur (Tahun 2003 – 2013)

TAHUN T Pert. Ind Kontr. PDB

2003 1 3,89 1,54

2004 2 4,62 1,65

2005 3 3,09 1,82

2006 4 3,78 1,85

2007 5 3,60 1,90

2008 6 4,21 1,70

2009 7 4,82 1,90

2010 8 5,10 1,95

2011 9 5,37 1,99

2012 10 5,65 2,04

2013 11 5,92 2,08

rata-rata kenaikan 0,27% 0,05%

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov NTT (Data di olah)

Pertumbuhan industri di tahun 2014 menunjukkan angka

penurunan yaitu 3,37 dan kembali naik di tahun 2015 sebesar 5,23

walau angka tersebut masih bersifat sementara dan sangat sementara.

Namun ekonomi NTT belum berubah, tetap didominasi oleh sektor

pertanian. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB

Provinsi NTT selama 4 tahun yaitu 2007 sebesar 1,70 %, tahun 2008

sebesar 1, 59 % dan tahun 2009 sebesar 1, 55 % dan tahun 2010 sebesar

1, 54 % (BPS NTT, 2010), persentasenya terus menurun di tahun 2011

sebesar 1,26 %, tahun 2012 sebesar1,25%, tahun 2103 sebesar 1,24%,

tahun 2014 sebesar 1,23% dan ditahun 2015 tetap pada angka 1, 23%.

Berdasarkan ulasan tersebut jelas bahwa dalam kurun waktu

2007 – 2010 bahkan sampai dengan tahun 2015 persentasenya hampir

menyentuh angka 1 % saja, sungguh suatu kondisi yang sangat

memprihatinkan sebab belum terjadi pergeseran struktur ekonomi

yang cukup signifikan di NTT. Sektor primer yang dimotori oleh sektor

Page 3: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

193

pertanian masih mendominasi perekonomian NTT. Sektor tersier yang

dimotori oleh sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan peranannya

relatif stabil. Sedangkan sektor sekunder dengan motor utama sektor

industri pengolahan relatif belum mampu bergerak untuk

memperbesar peranannya dalam perekonomian NTT.

Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB NTT

tersebut adalah penegasan terhadap tidak tercapainya prediksi

pemerintah pembina sektor industri yaitu tahun 2007 sebesar 1,90%,

tahun 2008 sebesar 1,70 %, tahun 2009 sebesar 1,90 % dan tahun 2010

sebesar 1,95 % sekaligus bukti kurang berhasilnya program pemerintah

untuk mengembangkan sektor industri pengolahan di provinsi ini. Dari

persentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program

pembinaan yang semakin besar dan meluas dengan dukungan dana

yang juga sangat besar dari berbagai sumber pendanaan.

Kenyataan bahwa sektor pertanian sebagai sektor primer tetap

menjadi penyelamat ekonomi NTT, walau posisinya semakin melemah

juga membuktikan bahwa banyak program pemberdayaan masyarakat

yang bermuara pada sektor primer yang kurang memberi lonjakan

yang berarti bagi ekonomi daerah.

Penguatan sektor primer atau sektor hulu oleh begitu banyak

program pemerintah hanyalah semu, karena penerima program tidak

mengembangkan penguatan tersebut tetapi habis dikonsumsi.

Di sisi lain sektor tersier tetap memberikan kontribusi penting

dari sektor perdagangan dan jasa, semakin menguatkan kondisi

perdagangan bahan mentah atau bahan baku industri yang

diantarpulaukan keluar dibandingkan dengan antarpulau masuk.

Kondisi ini mengurangi daya dukung daerah dalam mengupayakan

pengembangan sektor industri pengolahan di daerah ini yang dapat

memberi nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.

Provinsi NTT saat ini sedang berjalan ke arah kebangkrutan

ekonomi yang parah, sektor primer sebagai sumber bahan baku dan

bahan mentah salah sasaran pembinaan, sektor sekunder salah program

dan sasaran pembinaan, sektor tersier dikuatkan untuk meloloskan

Page 4: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

194

sektor primer. Daerah ini menjadi daerah konsumen bukan produsen

yang harus mengkonsumsi barang dan jasa dengan harga tinggi, namun

masyarakatnya memiliki daya beli yang rendah hanya tergantung pada

belanja pemerintah. Kemiskinan menanti di depan mata, menguatkan

posisi provinsi ini paling rendah pada semua aspek dibandingkan

provinsi lain di Indonesia bahkan dari provinsi yang menjadi daerah

otonom baru.

Pengembangan Industri Kecil Pengolahan di Kawasan Timor Barat

Provinsi NTT belum lepas dari berbagai kondisi yang

menampilkan ketertinggalan dalam banyak aspek, terutama pada

kawasan Timor Barat yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang,

Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Kemiskinan masih ada di provinsi ini,yang terlihat dari

pendapatan per kapita NTT hanya seperlima dari pendapatan per

kapita nasional, sehingga rata-rata pendapatan masyarakat NTT masih

di bawah garis normal pendapatan nasional. Pemerintah NTT dan

pemerintah kabupaten/kota di kawasan Timor Barat memandang serius

kondisi ini dan melakukan berbagai program pembangunan,terutama

pembangunan ekonomi untuk menyelesaikan persoalan ini melalui

kegiatan-kegiatan yang bertujuan memberdayakan ekonomi

masyarakat.

Kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan pemerintah

provinsi maupun kabupaten/kota belum memberikan dampak yang

signifikan terhadap meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat. Hal

tersebut nampak dari profil Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

NTT yang menegaskan kontribusi sektor sekunder yang sangat rendah,

dan tidak mencapai target sebesar 2% bahkan semakin menurun

menjadi 1,23 % di mana rata-rata kontribusi pada PDRB provinsi

dalam 12 tahun terakhir ini hanya 1,49% saja. Sementara sektor

primer yang sangat besar yaitu 78,5 %, serta sektor tersier antara 18 s/d

20 %.

Posisi kontribusi PDRB Provinsi NTT sesuai data BPS tahun

2010 pada PDRB Nasional bersama provinsi lainnya di kawasan timur

Page 5: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

195

Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Nusa

Tenggara Barat, tidak mencapai 20%, dibandingkan provinsi lainnya di

kawasan Indonesia Bagian Barat yang berada di Pulau Jawa, Bali,

Sumatera, yang menyumbang di atas 82,43 % pada PDRB Nasional,

seperti nampak pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1 Kontribusi PDRB NTT pada PDRB Nasional Tahun 2010

Rendahnya keberhasilan penyerapan program pembinaan

melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi rakyat oleh industri kecil

Wilayah Jawa dan Bali 59,27%

Wilayah Sumatra 23,16%

Wilayah Kalimantan 9,8%

Wilayah Sulawesi 4,53%

Wilayah Papua, Maluku, NTB, dan NTT 3,85%

Page 6: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

196

pengolahan menjadi salah satu sebab yang berlanjut pada kurang

berkembangnya industri kecil pengolahan di kawasan Timor Barat

untuk mendukung peningkatan kondisi ekonomi masyarakat.

Alur pikirnya sebagai berikut: masyarakat terbentuk atas

sekumpulan individu, untuk memberdayakan ekonomi masyarakat

dimulai dari ekonomi individu, oleh karena itu apa yang dibuat oleh

individu untuk meningkatkan kemandirian ekonominya menjadi inti

dari pemberdayaan ekonomi masyarakat yang bermuara pada ekonomi

daerah.

Upaya peningkatan ekonomi individu melalui usaha ekonomi

produktif yang sudah dilakukan perlu dikaji apakah sesuai dengan teori

pengembangan usaha atau belum, dan faktor-faktor apa sajakah yang

menyebabkan keberhasilan maupun kegagalan.

Kota Kupang

Dampak Pengembangan Industri Kecil Pengolahan di Kota Kupang

Kota Kupang sebagai Ibu Kota Provinsi NTT menampilkan

profil sebagai pusat perdagangan dan jasa, dengan multi etnis yang

melahirkan multi potensi, dengan dukungan sarana yang lengkap,

seperti jalan, pelabuhan laut, untuk kegiatan perdagangan antarpulau

dan ekspor/impor, bandara udara yang menghubungkan berbagai

bandara di kabupaten/kota se-NTT. Suatu hal yang menarik bahwa

industri kecil di daerah ini juga berkembang di atas kabupaten lainnya.

Sesuai objek penelitian yaitu pada industri kecil pengolahan,

maka lokasi penelitian yang diambil adalah pada Kecamatan Oebobo

dan Kecamatan Alak, industri sektor pengolahan dominan di daerah ini

salah satunya adalah Sentra Tenun Ikat “ Ina Ndao” .

Di Kecamatan Oebobo dan Alak terdapat perusahaan/usaha

kecil pengolahan yang menghasilkan jenis komoditi dari industri

pengolahan pangan, tekstil, kerajinan dan kimia bahan bangunan serta

logam dan elektronik.

Page 7: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

197

Data dari Badan Pusat Statistik Kota Kupang memberikan

gambaran capaian hasil sektor ini yang masih relatif rendah yaitu

tahun 2007 sebesar 3,38 %, tahun 2008 sebesar 3,27 %, tahun 2009

sebesar 3,18 %, tahun 2010 sebesar 3,08 % dan terus menurun sampai

2,67 % di tahun 2013 walau masih di atas rata – rata kontribusi sektor

ini terhadap PDRB NTT yang hanya 1, 54 % .

Kontribusi PDRB Kota Kupang terhadap PDRB Provinsi NTT

berada pada urutan pertama terbesar, kedua oleh Kabupaten Kupang,

ketiga oleh Kabupaten Timor Tengah Selatan dan keduabelas oleh

Kabupaten Timor Tengah Utara.

Dampak pembinaan terhadap pengembangan industri kecil

pengolahan pada Kecamatan Oebobo terbagi dalam 2 bagian yatu:

1. Hasil pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat yang belum

melakukan usaha, maksimal 20% dari peserta pelatihan

melakukan kegiatan usaha sesuai minat dan kemampuan masing-

masing. Hasil industri sektor pengolahan terutama pangan dijual

pada toko-toko, minimarket, supermarket, hyperstore,

hypermarket dan toko khusus yang menjual aneka produk

olahan pangan khas Provinsi NTT yaitu; toko “Sudi Mampir”

2. Kepada mereka yang sudah melakukan kegiatan usaha diadakan

perbaikan sesuai materi pelatihan antara lain: (2.1)Perbaikan

proses produksi untuk menghasilkan diversifikasi produk

sehingga memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen; (2.2)

Peningkatan kapasitas produksi ; (2.3) Peningkatan mutu produk

secara keseluruhan; (2,4) Peningkatan mutu kemasan/packaging

produk sesuai standar kemasan yang baik dan benar; (2,5)

Perluasan wilayah pemasaran karena mendapat mitra kerja yang

mampu mengembangkan dan meningkatkan hasil penjualan

produk; (2,6) Peningkatan pendapatan dan persentase

keuntungan; (2,7) Perluasan usaha ekonomi produktif, dengan

membuka cabang usaha di berbagai tempat; (2,8) Membuka

usaha baru namun masih memiliki keterkaitan dengan usaha

lama. Salah satu contoh, ada industri pengolahan pangan yang

Page 8: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

198

memproduksi abon dan olahan daging sapi juga membuka

tempat penjualan di depan tempat produksi sekaligus

memamerkan contoh produk bagi konsumen atau siapa saja yang

ingin bermitra seperti tampak dalam Gambar 6.2 pimpinan

usaha, Ibu Tamelab dengan aneka produk daging olahannya.

Gambar 6.2 IKP Pangan Tambers dan Aneka Produknya (2013)

Secara keseluruhan pembinaan terhadap industri kecil

pengolahan di Kota Kupang berdampak terhadap pengembangan

industri kecil pengolahan seperti tersebut di Tabel 6.3.

Tabel 6.3. Dampak Pembinaan Terhadap Indusri Kecil Pengolahan di Kota

Kupang Tahun 2005 – 2014

NO ASPEK PENGEMBANGAN

USAHA

IKP PANGAN

IKP SAN

DANG

IKP KERA JINAN

IKP KIMIA & BB

IKP LOGAM & ELT RNK

1. Pemasaran V V V - -

2. Produksi V V - - -

3. Organisasi & Managemen

- V - - -

4. Keuangan V V - - - Sumber : Hasil Penelitian diolah

Data tersebut di atas menampilkan fokus pembinaan

pemerintah Kota Kupang pada industri kecil pengolahan pangan dan

industri kecil pengolahan sandang yaitu tenun ikat yang mendapat

paket lengkap, sementara industri kecil pengolahan kerajinan tidak

Page 9: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

199

lengkap, dan industri kecil pengolahan kimia dan bahan bangunan

serta logam dan elektronik berkembang tanpa sentuhan pembinaan

pemerintah.

Dibandingkan dengan kebutuhan pengembangan industri

kecil pengolahan di Kota Kupang yang membutuhkan dukungan

kemasan/packaging yang baik untuk hasil produksi mereka, belum

tersentuh oleh Pemerintah Kota Kupang.

Dampak Kebijakan Pemerintah di Kota Kupang

Dampak pada kebijakan pengembangan industri pengolahan

yang dilaksanakan di Kota Kupang sebagaimana pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4 Kebijakan Pengembangan IK Pengolahan di Kota Kupang

Tahun 2005 - 2014

NO

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IK PENGOLAHAN

NIHIL TER-BATAS

ADA KET

1. Perda IKP/Regulasi Lainnya

V

2. Perizinan V Badan Perizinan Satu Atap Kota Kupang

3. Unit Pelaksana Teknis/UPT

V

4. Sumber Daya Manusia Aparat Pembina IKP

V Penyuluh Industri ditempatkan di Kelurahan Bukan Pada Disperindag Kota

5. Kondisi Geografis, Topografis Wilayah

V

6. Sumber Daya Alam V

7. Komoditi Unggulan Daerah

V

8. Sarana Pendukung (Jalan Raya, Jembatan, Pelabuhan Laut Pelabuhan Udara )

V Lengkap

9. Sarana Mobilitas (Transportasi Darat, Laut, Udara)

V Lengkap

10 Sarana V Lengkap

Page 10: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

200

Perdagangan (Pasar Tradisional, Pasar Modern)

11. Sarana Pendukung Keuangan (Perbankan, Lembaga Keuangan Lainnya)

V Lengkap

12. Kerjasama Antar Wilayah

V Dengan Pemkot Surabaya Pemprov Jawa Timur Dan Pemda Kab Prov NTT Lainnya.

13. Promosi Potensi Daerah (Pameran, Pasar Lelang)

V Lengkap, Tingkat Kota, Provinsi Dan Pusat

14. Faktor Lainnya (Koordinasi Antara Stake Holder Pembina Pengembangan IKP

V Tidak Semua SKPD Berkoordinasi Dalam Pengembangan IK Pengolahan

Sumber : Hasil Penelitian (diolah)

Kota Kupang sebagai daerah pemberi kontribusi terbesar dari

sektor industri pengolahan terhadap PDRB NTT dibandingkan daerah

lainnya, masih belum menyiapkan payung hukum pengembangan

industri kecil pengolahan yang mampu mendorong lebih cepat

pengembangan industri kecil pengolahan karena telah memiliki

sebagian besar faktor pendukung percepatan pengembangan industri

kecil pengolahan, dengan menyiapkan payung hukum dalam bentuk

Perda pengembangan industri, mendirikan Unit Pelaksana Teknis

(UPT) industri untuk pembinaan aspek manajemen usaha dan proses

produksi juga kemasan dan labeling, serta menempatkan aparatur

pembina yang tepat, meningkatkan koordinasi antara pelaku pembina

pengembangan industri di Kota Kupang.

Kabupaten Kupang

Dampak Pengembangan Industri Kecil Pengolahan di Kabupaten

Kupang

Kabupaten Kupang sebagai kabupaten yang dekat dengan Ibu

Kota Provinsi NTT dan memiliki luasan wilayah yang besar dan

Page 11: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

201

memiliki potensi untuk dimekarkan dengan 24 kecamatan

menampilkan profil sebagai pusat suplai bahan baku industri dan

potensi ternak serta hasil perikanan dan kelautan, namun industri kecil

umumnya kurang berkembang dibandingkan dengan kabupaten

lainnya di NTT. Sesuai objek penelitian yaitu pada industri kecil

pengolahan, maka lokasi penelitian yang diambil adalah pada

Kecamatan Kupang Timur dan Kupang Tengah.

Di Kecamatan Kupang Timur dan Kupang Tengah terdapat

perusahaan/usaha kecil pengolahan yang menghasilkan jenis komoditi

dari industri pengolahan pangan, tekstil, kerajinan dan kimia bahan

bangunan serta logam dan elektronik.

Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang,

memberikan gambaran data capaian hasil sektor ini yang masih relatif

rendah yaitu berkisar antara 1 % s/d hampir 2 % terhadap PDRB

Kabupaten Kupang, kondisi yang sama dialami pemerintah provinsi.

Pembinaan terhadap industri kecil pengolahan di Kabupaten

Kupang berdampak terhadap pengembangan industri kecil pengolahan

seperti pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Dampak Pembinaan Terhadap Indusri Kecil Pengolahan di

Kabupaten Kupang Tahun 2005 – 2014

NO ASPEK PENGEMBANG

AN USAHA

IKP PANG

AN

IKP SAN

DANG

IKP KERA JINAN

IKP KIMIA & BB

IKP LOGAM & ELTRNK

1. Pemasaran - V V - -

2. Produksi - V - - V

3. Organisasi & Managemen

- V - - -

4. Keuangan - V V - - Sumber : Hasil Penelitian diolah

Data tersebut di atas menampilkan fokus pembinaan pemerintah Kota

Kupang pada industri kecil pengolahan sandang yaitu tenun ikat yang

mendapat paket lengkap pembinaan dan industri kecil pengolahan

kerajinan yaitu alat musik tradisional Sasando yang mendapat sebagian

paket, sementara industri kecil logam dan elektronik hanya mendapat

satu paket yaitu bantuan mesin peralatan untuk peningkatan kegiatan

Page 12: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

202

produksi. Dampak bantuan mesin peralatan terhadap industri kecil

pengolahan logam adalah tersedianya aneka barang dari logam sebagai

peralatan rumah tangga seperti pada Gambar 6.3.

Gambar 6.3 Aneka Peralatan Rumah Tangga Produksi IK Logam di Kabupaten

Kupang.

Untuk industri kecil pengolahan kimia dan bahan bangunan

serta pangan berkembang tanpa sentuhan pembinaan pemerintah.

Dibandingkan dengan kebutuhan pengembangan industri kecil

pengolahan di Kabupaten Kupang yang membutuhkan dukungan

pemerintah untuk mengolah sumber daya alam yaitu daerah pantai

yang berpotensi untuk pembangunan industri garam dan

pengembangan dari garam rakyat ke garam beryodium serta potensi

ternak terutama sapi dengan membangun pabrik pengolahan daging,

sudah dirintis oleh Pemerintah Provinsi NTT, dengan lokasi di Sulamu

dan Oebelo serta Noelbaki namun belum secara baik ditindaklanjuti

oleh Pemerintah Kabupaten Kupang.

Dampak Kebijakan Pengembangan Industri Kecil di Kabupaten

Kupang

Dampak pada kebijakan pengembangan industri pengolahan

yang dilaksanakan di Kabupaten Kupang sebagaimana pada Tabel 6.6.

Page 13: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

203

Tabel 6.6 Kebijakan Pengembangan IK Pengolahan di Kabupaten Kupang

Tahun 2005 - 2014

NO

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IK PENGOLAHAN

NIHIL TER BA

TAS

ADA KET

1. Perda IKP/Regulasi Lainnya

V

2. Perizinan V Dilakukan oleh Masing- Masing SKPD Pembina

3. Unit Pelaksana Teknis/UPT

V

4. Sumber Daya Manusia Aparat Pembina IKP

V Penyuluh Industri Ditempatkan di SKPD Lain Bukan pada Disperindag Kab Kupang

5. Kondisi Geografis, Topografis Wilayah

V Sangat Mendukung

6. Sumber Daya Alam V Melimpah

7. Komoditi Unggulan Daerah

V Namun Berbeda dalam Fokus Pembinaan oleh SKPD Terkait

8. Sarana Pendukung (Jalan Raya, Jembatan, Pelabuhan Laut Pelabuhan Udara )

V Jalan Raya Beragam Kondisi, Jembatan Menghubungi Daerah Produksi Tidak Lengkap, (Banyak Sungai Tidak Memiliki Jembatan)Pelabuhan Melalui Wilayah Kota Kupang

9. Sarana Mobilitas (Transportasi Darat, Laut, Udara)

V Trayek Transportasi Darat Terbatas.

10 Sarana Perdagangan (Pasar Tradisional, Pasar Modern)

V Belum Ada Pasar Modern

11. Sarana Pendukung Keuangan (Perbankan, Lembaga Keuangan Lainnya)

V Belum Semua Bank Ada Pada Wilayah Ini

12. Kerjasama Antar Wilayah

V Dengan Pemerintah Daerah Dlm Prov Ntt

13. Promosi Potensi Daerah (Pameran, Pasar Lelang)

V Lengkap, Tingkat Kota, Provinsi dan Pusat

Page 14: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

204

14. Faktor Lainnya (Koordinasi Antara Stake Holder Pembina Pengembangan Ikp

V - Hanya Ada dalam Rapat yang di Pimpin Kepala Daerah, Aplikasinya Setiap Skpd Berjalan Sendiri dalam Pelaksanaan Programnya.

Sumber : Hasil Penelitian (di olah)

Kabupaten Kupang sebagai daerah pemberi kontribusi

terbesar kedua dari sektor industri pengolahan terhadap PDRB NTT

dibandingkan daerah lainnya, masih belum menyiapkan payung

hukum pengembangan industri kecil, pemerintah sebaiknya

menyiapkan payung hukum dalam bentuk Perda pengembangan

industri, mendirikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) industri untuk

pembinaan aspek manajemen usaha dan proses produksi, juga kemasan

dan labeling, serta menempatkan aparatur pembina yang tepat.

Sarana prasana merupakan hal penting yang mendukung

percepatan upaya pengembangan industri kecil pengolahan yaitu, jalan

yang baik dengan jembatan yang menghubungi daerah produksi,

pelabuhan laut bisa dibangun di daerah Sulamu untuk memudahkan

akses pengiriman komoditi industri ke luar daerah, dan sarana

perbankan, sarana perdagangan serta yang penting juga adalah

meningkatkan koordinasi antara pelaku pembina pengembangan

industri di Kabupaten Kupang.

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Dampak Pengembangan Industri Kecil Pengolahan

Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai kabupaten yang

memiliki posisi di tengah Pulau Timor memiliki jumlah kecamatan

yang terbesar dari kabupaten obyek penelitian lain yaitu 32

kecamatan. Untuk masa yang akan datang dapat dipertimbangkan

untuk dimekarkan dalam beberapa kabupaten untuk pendekatan

pelayanan di Provinsi NTT menampilkan profil sebagai pusat suplai

bahan baku hasil kehutanan dan hasil peternakan, namun industri

Page 15: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

205

kecil sangat kurang berkembang dibandingkan kabupaten lainnya di

daerah ini.

Sesuai objek penelitian yaitu pada industri kecil pengolahan,

maka lokasi penelitian yang diambil adalah pada Kecamatan Kota Soe.

Di Kecamatan Kota Soe terdapat perusahaan/usaha kecil pengolahan

yang menghasilkan jenis komoditi dari industri pengolahan pangan,

tekstil, kerajinan dan kimia bahan bangunan serta logam dan

elektronik. Salah satunya Eddy Puay Tantry yang menghasilkan aneka

kerajinan patung dari kayu yang bermotif khas Timor yang menarik

minat para kolektor mancanegara (sesuai wawancara penulis dengan

Ibu Tantry).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor Tengah Selatan

memberikan data–data capaian hasil sektor ini yang masih relatif

sangat rendah yaitu sebesar 0,63% s/d 0, 65%, dan tetap statis pada

posisi tersebut terhadap PDRB daerah.

Salah satu industri pengolahan logam dan elektronik bengkel

di Kota Soe adalah milik Bapak Yerry Yapi yang penulis wawancarai

untuk mengetahui usahanya. Umumnya pembinaan terhadap industri

kecil pengolahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan berdampak

terhadap pengembangan industri kecil pengolahan seperti tersebut

pada Tabel 6.7.

Tabel 6.7. Dampak Pembinaan Terhadap Indusri Kecil Pengolahan di

Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2005-2014

NO ASPEK PENGEMBANGAN

USAHA

IKP PANGAN

IKP SANDANG

IKP KERA JINAN

IKP KIMIA & BB

IKP LOGAM

& ELTRNK

1. PEMASARAN V V V - -

2. PRODUKSI V V - - -

3. ORGANISASI & MANAGEMEN

V V - - -

4. KEUANGAN V V - - -

Sumber : Hasil Penelitian diolah

Page 16: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

206

Data tersebut di atas menampilkan fokus pembinaan

pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan pada industri kecil

pengolahan pangan dan industri kecil pengolahan pangan dan industri

kecil sandang yaitu tenun ikat yang mendapat paket lengkap

sementara industri kecil pengolahan kerajinan tidak lengkap, dan

industri kecil pengolahan kimia dan bahan bangunan serta logam dan

elektronik berkembang tanpa sentuhan pembinaan pemerintah.

Dibandingkan dengan kebutuhan pengembangan industri

kecil pengolahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang

membutuhkan dukungan penuh untuk pengembangan industri pangan

didukung sumber daya alam dan komoditi unggulan daerah seperti

jeruk keprok soe dan apel soe yang menjadi icon Provinsi NTT pada

tingkat nasional belum diperhatikan secara optimal. Komoditi hasil

kehutanan yang memiliki kualitas unggulan yaitu biji asam jawa yang

dapat diolah sebagai tepung biji asam jawa dan sudah tersedia sarana

pengolahan dalam bentuk pabrik mini namun belum dioptimalkan

bahkan sudah tidak berfungsi, tepung biji asam jawa penting sebagai

bahan penolong dalam industri benang yang berfungsi sebagai

pengikat warna pada benang, dan selama ini pabrik benang

mengimpornya dari luar negeri. Pemerintah Kabupaten Timor Tengah

Selatan dapat meningkatkan sektor industri pengolahan antara lain

dengan komoditi tersebut.

Dampak Kebijakan Pengembangan Industri Kecil di Kababupaten

Timor Tengah Selatan

Dampak pada kebijakan pengembangan industri pengolahan

yang dilaksanakan di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagaimana

pada Tabel 6.8.

Page 17: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

207

Tabel 6.8 Kebijakan Pengembangan IK Pengolahan di Kabupaten Timor

Tengah Selatan Tahun 2005-2014

NO KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IK

PENGOLAHAN

NIHIL TERBATAS

ADA KET

1. Perda IKP/Regulasi Lainnya

V

2. Perizinan V Dilakukan Oleh Masing-Masing SKPD Pembina

3. Unit Pelaksana Teknis/UPT

V Upt Marmer Namun Tidak Berfungsi Lagi

4. Sumber Daya Manusia Aparat Pembina IKP

V Penyuluh Industri Di Tempatkan Di Skpd Lain Bukan Pd Disperindag Kab Timor Tengah Selatan

5. Kondisi Geografis, Topografis Wilayah

V Sangat Mendukung

6. Sumber Daya Alam V Melimpah

7. Komoditi Unggulan Daerah

V Namun Berbeda Dalam Fokus Pembinaan Oleh Skpd Terkait

8. Sarana Pendukung (Jalan Raya, Jembatan, Pelabuhan Laut Pelabuhan Udara)

V Jalan Raya Beragam Kondisi, Jembatan Menghubungi Daerah Produksi Tidak Lengkap, Pelabuhan Melalui Wilayah Kota Kupang Atau Kab.Ttu Dan Kab Belu

9. Sarana Mobilitas (Transportasi Darat, Laut, Udara)

V Trayek Transportasi Darat Terbatas.

10 Sarana Perdagangan (Pasar Tradisional, Pasar Modern)

V Belum Ada Pasar Modern

11. Sarana Pendukung Keuangan(Perbankan, Lembaga Keuangan Lainnya)

V Belum Semua Bank Ada Pada Wilayah Ini

12. Kerjasama Antar V Dengan

Page 18: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

208

Wilayah Pemerintah Daerah Dlm Prov Ntt

13. Promosi Potensi Daerah (Pameran, Pasar Lelang)

V Lengkap, Tingkat Kota, Provinsi Dan Pusat

14. Faktor Lainnya (Koordinasi Antara Stake Holder Pembina Pengembangan Ikp

V Hanya Ada Dalam Rapat Yang Di Pimpin Kepala Daerah, Aplikasinya Setiap Skpd Melakukan Kegiatannya Sendiri.

Sumber : Hasil Penelitian (di olah)

Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai daerah pemberi

kontribusi terbesar ketiga dari sektor industri pengolahan terhadap

PDRB NTT dibandingkan daerah lainnya, masih belum menyiapkan

payung hukum pengembangan industri kecil, pemerintah sebaiknya

menyiapkan payung hukum dalam bentuk Perda pengembangan

industri, mendirikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) industri yang tepat

sesuai kondisi daerah dan UPT yang bersifat umum untuk pembinaan

aspek manajemen usaha dan proses produksi juga kemasan dan

labeling, serta menempatkan aparatur pembina yang tepat. Salah satu

hasil pembinaan IK Pangan seperti nampak pada Gambar 6.4.

Gambar 6.4 Keripik Pisang Produksi IK Pangan Kabupaten TTS

Page 19: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

209

Sarana prasana merupakan hal penting yang mendukung

percepatan upaya pengembangan industri kecil pengolahan yaitu, jalan

yang baik dengan jembatan yang menghubungkan daerah produksi,

pelabuhan laut saat ini sedang dibangun di daerah Kolbano untuk

memudahkan akses pengiriman komoditi industri ke luar daerah, dan

sarana perbankan, sarana perdagangan serta yang penting juga adalah

meningkatkan koordinasi antara pelaku pembina pengembangan

industri di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Kestabilan kondisi ini mendukung berkembangnya upaya-

upaya melakukan pembinaan untuk pengembangan industri

pengolahan. Salah satunya Pemerintah Kabupaten Timor Tengah

Selatan melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda TTS)

yang diketuai oleh Ibu Bupati melakukan terobosan yaitu bekerja sama

dengan pihak perguruan tinggi untuk menghasilkan berbagai produk

olahan pangan yang didukung bahan baku asli daerah tersebut seperti

pisang, ubi, kelapa, susu sapi, dan kacang tanah, seperti yang dijelaskan

oleh Ibu Ir. Rambu Atanau Mella di tempat promosi aneka produk

industri pengolahan pangan di Soe.

Kabupaten Timor Tengah Utara

Dampak Pengembangan Industri Kecil Pengolahan

Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai salah satu kabupaten di

Provinsi NTT menampilkan profil sebagai pusat suplai bahan baku

industri hasil hutan dan pertambangan untuk industri kecil juga

kurang berkembang seperti kabupaten lainnya di daerah ini. Hal ini

ditegaskan dengan posisi keduabelas daerah yang memberi kontribusi

pada PDRB Provinsi NTT, jauh di bawah Kota Kupang, Kabupaten

Kupang, Kabupaten TTS. Sesuai objek penelitian yaitu pada industri

kecil pengolahan, maka lokasi penelitian yang diambil adalah pada

Kecamatan Kota Kefamenanu.

Di Kecamatan Kota Kefemenanu terdapat perusahaan/usaha

kecil yang menghasilkan berbagai jenis komoditi dari industri

Page 20: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

210

pengolahan pangan, tekstil, kerajinan dan kimia bahan bangunan serta

logam dan elektronik.

Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor Tengah Utara

menunjukan capaian hasil sektor ini masih relatif rendah yaitu antara

1% s/d 1,5 %, masih jauh berada di bawah kontribusi pada level

provinsi.

Salah satu industri pengolahan yang maju dan sudah

melakukan pemasaran ke luar negeri adalah industri kerajinan sandang

tenun ikat “Biboki” di bawah naungan Yayasan”Tafean Pah” yang

dipimpin oleh Ibu Maria Yovita Meta Bastian,seperti nampak pada

Gambar 6.5 di bawah ini:

Gambar 6.5 “ Biboki “ Art Shop di Kabupaten TTU

Dari pengamatan awal di 4 kabupaten/kota, data jumlah unit

usaha baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota berbeda jauh

dengan kondisi real di lapangan, keberadaan unit usaha yang aktif

hanya maksimal 20 % s/d 30 % dari data yang ada.

Data sekunder menyebutkan tidak ada skala industri kecil di

Kabupaten TTU, yang ada hanya industri kecil skala mikro atau rumah

tangga, seperti prediksi penulis dari awal bahwa kurang lebih 95% unit

usaha formal yang terdata ternyata masih masuk dalam klasifikasi

industri nonformal (industri rumah tangga) dan banyak industri

nonformal yang belum terdata tetapi tetap aktif memproduksi dan

Page 21: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

211

memasarkannya. Salah satu industri yang terdata adalah industri

pengolahan kerajinan batu akik dari Desa Nian, milik Bapak Agustinus

Lake.

Secara umum pembinaan terhadap industri kecil pengolahan di

Kabupaten Timor Tengah Utara berdampak terhadap pengembangan

industri kecil pengolahan seperti pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9 Dampak Pembinaan Terhadap Indusri Kecil Pengolahan di

Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2005 – 2014

NO

ASPEK PENGEMBANGAN

USAHA

IKP PANG

AN

IKP SAN DANG

IKP KERA JINAN

IKP KIMIA & BB

IKP LOGAM

& ELTRNK

1. Pemasaran V V V - -

2. Produksi - V V - -

3. Organisasi & Managemen

- V - - -

4. Keuangan - V V - - Sumber : Hasil Penelitian diolah

Data tersebut di atas menampilkan fokus pembinaan

pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara berada pada industri kecil

pengolahan sandang yaitu tenun ikat yang mendapat paket lengkap

dan industri kecil pengolahan kerajinan yaitu batu akik kecuali

pembinaan tentang organisasi dan manajemen, sementara industri kecil

pengolahan pangan tidak lengkap, dan industri kecil pengolahan kimia

dan bahan bangunan serta logam dan elektronik berkembang tanpa

sentuhan pembinaan pemerintah.

Kebutuhan pengembangan industri kecil pengolahan

kerajinan yaitu batu akik dan batu hias di Kabupaten Timor Tengah

Utara dan industri pengolahan hasil ternak yang menjadi potensi

daerah belum ditangani secara baik, terlihat dari bantuan mesin

produksi yang terbengkalai dan pengiriman ternak hidup yang

diantarpulaukan keluar dalam jumlah yang besar. Pemerintah

Kabupaten Timor Tengah Utara sebaiknya melihat komoditi yang nilai

tambahnya tinggi untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Page 22: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Pengembangan Industri Kecil untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

212

Dampak Kebijakan Pengembangan (Industri Kecil) di Kabupaten

Timor Tengah Utara

Dampak pada kebijakan pengembangan industri pengolahan

yang dilaksanakan di Kabupaten Timor Tengah Utara sebagaimana

nampak pada Tabel 6.10 di bawah ini:

Tabel 6.10 Kebijakan Pengembangan IK Pengolahan di Kabupaten

Timor Tengah Utara Tahun 2005 - 2014

NO KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IK PENGOLAHAN

NIHIL TER BA TAS

ADA KET

1. Perda IKP/Regulasi Lainnya

V

2. Perizinan V Dilakukan Oleh Masing-Masing SKPD Pembina

3. Unit Pelaksana Teknis/UPT

-

4. Sumber Daya Manusia Aparat Pembina IKP

V Penyuluh Industri Di Tempatkan di SKPD Lain Bukan pada Disperindag Kab Timor Tengah Utara

5. Kondisi Geografis, Topografis Wilayah

V Sangat Mendukung

6. Sumber Daya Alam V Melimpah

7. Komoditi Unggulan Daerah

V Namun Berbeda Dalam Fokus Pembinaan Oleh Skpd Terkait

8. Sarana Pendukung (Jalan Raya, Jembatan, Pelabuhan Laut Pelabuhan Udara)

V Jalan Raya Beragam Kondisi, Jembatan Menghubungi Daerah Produksi Tidak Lengkap, Pelabuhan Selain Wini Di Kab Ttu Jg Melalui Wilayah Kota Kupang, Kab Belu Terutama Pelabuhan Udara

9. Sarana Mobilitas (Transportasi Darat, Laut, Udara

V Trayek Transportasi Darat Terbatas.

10 Sarana Perdagangan V Belum Ada Pasar

Page 23: Bab Enam DAMPAK PEMBINAAN TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15977/6/D_902010102_BAB VI.pdf · rsentase yang terus menurun, berbanding terbalik dengan program . ...

Dampak Pembinaan terhadap Perkembangan Industri Kecil Pengolahan

213

(Pasar Tradisional, Pasar Modern)

Modern

11. Sarana Pendukung Keuangan (Perbankan, Lembaga Keuangan Lainnya)

V Belum Semua Bank Ada Pada Wilayah Ini

12. Kerjasama Antar Wilayah V Dengan Pemerintah Daerah Dlm Prov Ntt

13. Promosi Potensi Daerah (Pameran, Pasar Lelang)

V Lengkap, Tingkat Kota, Provinsi Dan Pusat

14. Faktor Lainnya (Koordinasi Antara Stake Holder Pembina Pengembangan Ikp

V Hanya Ada Dalam Rapat Yang Di Pimpin Kepala Daerah, Aplikasinya Nihil

Sumber : Hasil Penelitian (di olah)

Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai daerah pemberi

kontribusi urutan keduabelas dari sektor industri pengolahan terhadap

PDRB NTT dibandingkan daerah lainnya, masih belum menyiapkan

payung hukum pengembangan industri kecil, oleh karena itu

pemerintah sebaiknya menyiapkan payung hukum dalam bentuk Perda

pengembangan industri, mendirikan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

industri yang tepat sesuai kondisi daerah dan UPT yang bersifat umum

untuk pembinaan aspek manajemen usaha dan proses produksi, juga

kemasan dan labeling, serta menempatkan aparatur pembina yang

tepat.

Sarana prasana merupakan hal penting dalam mendukung

percepatan upaya pengembangan industri kecil pengolahan yaitu jalan

yang baik dengan jembatan yang menghubungi daerah produksi,

pelabuhan laut saat ini yaitu Wini agar ditingkatkan kapasitasnya

untuk memudahkan akses pengiriman komoditi industri ke luar

daerah, sekaligus mengurangi biaya tinggi dalam proses pengiriman.

Begitu juga sarana perbankan, sarana perdagangan serta yang penting

juga adalah meningkatkan koordinasi antara pelaku pembina

pengembangan industri di Kabupaten Timor Tengah Utara.