Bab - · PDF fileBab D: \My Documents ... Gambar 15 Penyelesaian dengan Metoda Euler ......
Transcript of Bab - · PDF fileBab D: \My Documents ... Gambar 15 Penyelesaian dengan Metoda Euler ......
Metoda Numerik hal. 61
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
Bab
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
7. PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA
Dalam bidang teknik sering dijumpai persamaan suatu fenomena alam yang
dinyatakan dalam persamaan diferensial biasa (PDB) Contoh:
♦ Problem nilai awal: y’ = f(x,y) dengan y(x0) = Y0
♦ Problem nilai batas: y” = g(x,y,y’) dimana a<x<b
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
2
1
)('
)(
)('
)(
γγ
bu
buB
au
auA
dengan A & B adalah matrik 2x2 dan ┛1 & ┛2 konstanta yg telah diketahui.
Taylor series
Taylor mengatakan bahwa suatu fungsi dengan sifat tertentu dapat dinyatakan
sebagai
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ...!
...!2!1 00
2
00 +++′′+′+= xfn
hxf
hxf
hxfxf n
n
atau
( ) ( )000
2
00 ...!
...!2!1
xxhyn
hy
hy
hyxy
nn
−++++′′+′+=
Deret ini akan digunakan dalam bab ini
Contoh: ( ) 10,02
1==−′ yyy
Secara analitis
∫ ∫=
=→=
dxdyy
dxy
dyy
dx
dy
2
11
2
1
2
1
Jadi ceycxynx
+=→== 2
2
11
Jika ( ) 0110 20
=→+=→= ccey
Maka secara analitis 2x
ey =
Dengan deret Taylor dapat diselesaikan sbb:
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 62
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
Pers. Asli
( )
( )
( )
( )8
10
2
1'
4
10
2
12
10
2
1
0102
10
=′′′′′′=′′′
=′′′′=′′′
=′′=′′
===′
yyy
yyy
yyy
xyyy
Jadi ( ) ...384
1
48
1
8
1
2
11 432 +++++= xxxxxy
Gambar 15 Penyelesaian dengan Metoda Euler
Cara numeris untuk menyelesaikan problem nilai awal adalah diferensial hingga.
Pada metoda diferensi hingga penyelesaian pendekatan didapat pada titik-titik
hitung
......210 <<<<< nxxxx
dan nilai pendekatan pada setiap nx diperoleh dengan menggunakan nilai-nilai
yg didapat sebelumnya.
Ditinjau PDB: ( ) ( ) 00,, Yxyyxfy ==′
Penyelesaian sesungguhnya ditulis Y(x), sehingga pers. diatas menjadi:
Y’(x) = f(x, Y(x)), Y(x0) = Y0
y
x
2
8
1
2
11 xxy ++=
32
384
1
8
1
2
11 xxxy +++=
2/xey =
xy2
11+=
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 63
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
Penyelesaian pendekatannya ditulis y(x) dan nilai y(x0), y(x1), …, y(xn), … atau
ditulis sebagai y0, y1, …, yn, … sebuah pias 0⟩h digunakan untuk
mendefinisikan titik-titik hitung
...,1,00 =+= jjhxx j
Jika akan diadakan perbandingan penyelesaian pendekatan untuk
beberapa nilai h, maka yh(x) digunakan untuk menyatakan y(x) dengan pias h.
7.1. Metoda Euler
Dengan deret Taylor hitung Y(xn+1) dengan menggunakan Y(xn)
( ) ( ) ( ) ( )nnnn Yh
xYhxYxY ξ′′+′+=+ 2
2
1
dengan 1+≤≤ nn xx ξ
Rumus Euler menjadi: ( ) ...,2,1,0,1 =+=+ nyxhfyy nnnn
dengan 00 Yy =
Kesalahan diskritisasi adalah
( ) ( )nnn Yh
yxY ξ′′=− ++ 2
2
11
Contoh: PDB ( ) ( ) xexYyyy =→==′ 1, 0
Rumus Euler uth 2.0=h
nnnn yyyy 2.12.01 =+=+
441212121
2112121
12
01
...y.y
..y.y
=×===×==
Jika ditabelkan:
h x yh(x) Yh(x) Yh(x)- yh(x) 0.2 0.4 1.44000 1.49182 0.05182 0.8 2.07360 2.22554 0.15194 1.2 2.98598 3.32012 0.33414 1.6 4.29982 4.95303 0.65321 2.0 6.19174 7.38906 1.19732 0.1 0.4 1.46410 1.49182 0.02772 0.8 2.14356 2.22554 0.08198 1.2 3.13843 3.32012 0.18169
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 64
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
h x yh(x) Yh(x) Yh(x)- yh(x) 1.6 4.59497 4.95303 0.35806 2.0 6.72750 7.38906 0.66156
Perhatikan bahwa kesalahan menurun ½ dari nilai pertama karena h dikecilkan ½ kali
7.2. Metoda ‘Multi–Step’
Secara umum rumus langkah majemuk dapat ditulis sebagai:
( )∑ ∑= −=
−−−+ ≥+=p
j
p
j
jnjnjjnjn pnyxfbhyay0 1
1 ,
Koefisien pp bbbaa ...,,,,...,, 010 − adalah suatu konstanta, dan 0≥p
Jika 0≠pa dan 0≠pb , metoda ini disebut metoda langkah (p+1), karena (p+1)
nilai pendekatan sebelumnya digunakan untuk menghitung 1+ny . Nilai pyy ...,,1
harus dihitung dengan cara lain.
Metoda Euler adalah metoda langkah tunggal karena p = 0, dan 10 =a , 01 =−b ,
10 =b .
Jika 01 =−b maka ( )1+nxY hanya terdapat pada ruas kiri, sehingga rumusnya
disebut rumus eksplisit.
Jika 01 ≠−b , maka ( )1+nxY terdapat diruas kanan maupun kiri, sehingga disebut
rumus implisit.
Koefisien ja dan jb dapat dihitung dari
( ) ( ) mibjiaj
bjaa
p
j
j
p
j
i
j
i
p
j
p
j
p
j
jjj
...,,21
11
0 1
1
0 0 1
==−+−
=+−=
∑ ∑
∑ ∑ ∑
= −=
−
= = −=
Rumus terakhir menjamin bahwa ( )xY dapat diderivikasikan ( )1+m
kali.
Jika 00 =a , 11 =a , 01 =−b , 20 =b , maka didapat rumus untuk metoda titik
tengah
( )nnnn yxhfyy ,211 += −+ n ≥ 1
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 65
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
Merupakan metoda langkah ganda yang explisit.
Jika 10 =a , 2
101 ==− bb , maka didapat rumus trapesium yang implisit dan
merupakan metoda langkah tunggal:
( ) ( )[ ]111 ,,2
1+++ ++= nnnnnn yxfyxfhyy , n ≥ 0
7.2.1. Metoda Trapesium
Metoda ini dapat pula dijabarkan dari:
Y’(t) = f(t, Y(t))
Diintegrasikan dari [ ]1, +nn xx
( ) ( )
( ) ( ) ( )( ) ( )( )[ ] ( ) 1
3
111 12,,
2
1
)(,1 1
++++ ≤≤′′′−+=−
=′∫ ∫+ +
nnnnnnnnnn
x
x
x
x
xxYh
xYxfxYxfhxYxY
dttYtfdttYn
n
n
n
ξξ
sehingga pendekatannya menjadi
( )( ) ( )( )[ ]111 ,,2
1+++ ++= nnnnnn xYxfxYxfhyy
Karena rumusnya implisit, maka yn+1 dapat dihitung dengan iterasi, jadi secara
umum:
( ) ( ) ( )( )[ ]j
nnnnn
j
n yxfyxfhyy 111
1 ,,2
1++
++ ++= j=0, 1, …
Langkah-langkah hitungan:
1. xn,yn telah diketahui/dihitung pada langkah sebelumnya
2. ( )01+ny diprakirakan dgn rumus eksplisit, misalkan
( ) ( )nnnn yxhfyy ,01 +=+
3. ( )01+ny dimasukkan kedalam ruas kanan sehingga ( )1
1+ny dapat dihitung
4. langkah 2 diulang s/d ketelitian yang dikehendaki Walaupun secara umum dapat diselesaikan dengan iterasi, tetapi mungkin dapat
diselesaikan dengan cara lain atau bahkan tanpa iterasi tergantung dari ƒ(x,y).
Contoh: y’= y y(0) = 1
Karena ƒ(x,y) = y, maka ( )11 2
1++ ++= nnnn yyhyy
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 66
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
nn yh
h
y
21
21
1
−
+=+
Untuk nnn yyyh 2222.19.0
1.12.0 1 ==→= +
49383.12222.12222.12222.1
12222.12222.1
12
01
=×==×==
yy
yy
Jika ditabelkan:
x yh(x) Yh(x) Yh(x)- yh(x) 0.4 1.49383 1.49182 -0.00200 0.8 2.23152 2.22554 -0.00598 1.2 3.33350 3.32012 -0.01339 1.6 4.97968 4.95303 -0.02665 2.0 7.43878 7.38906 -0.04972
7.3. Metoda Runge-Kutta (RK)
Metoda Runge-Kutta merupakan metoda langkah tunggal yang lebih teliti
dibandingkan metoda Euler.
Semua metoda RK dapat ditulis sebagai:
( )hyxhyy iii ,,11 Φ+=+
dengan ( )hyx ii ,,Φ disebut fungsi penambah
7.3.1. Metoda RK derajat dua
21 bkak +=Φ
dengan ( )ii ,yx fk =1
( )( )
( )ii
iiii
yph,qhkxf
y,yxph,qhfxfk
++=++=
1
2
dimana a,b,p,q akan ditentukan kemudian.
Ditinjau deret Taylor untuk 2 variabel (x,y):
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )[ ]32
2
,2
1,
,2
1,,,,
srOyxfsyxrsf
yxfryxsfyxrfyxfsyrxf
yyxy
xxxx
+++
++++=++
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 67
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
( ) ( ) ( ) ( )212 hO,yxqhfk,yxphf,yxfk iiyiixii +++=∴
Jadi
( )( ) ( )[ ] ( ) ( ) ( )[ ]iiyiiiixiiiii
iiii
,yxf,yxbqf,yxpbf h,yxbf,yxafhy
,h,yxhfyy
++++=
+=+
2
1 (A)
Dengan deret Taylor:
( ) ( )
[ ]
( ) ( ) ( ) ( )[ ]iiyiiiixiii
yiii
iixiiii
,yxf,yxf,yxfh
,yxhfy
yyyh
yhy
...,yxy!
h,yxyhyy
+++=
′′+′′+′+=
+′+′+=+
2
2
2
2
2
2
1
(B)
21
21 , ,1 ===+→= bqbpbaBA
Tidak dapat diselesaikan karena hanya ada 3 persamaan dengan 4 bilangan anu
yaitu a,b,p,q. Biasanya nilai b adalah ½ atau 1.
♦ Untuk b = ½, a = ½, p =q = 1
( ) ]}),(,{,[2
Euler metodadgn dihitung 1 di slope
1utk Euler
di slope
1 4444 34444 21
48476
43421+
+
+ ++++=
ix
iy
iiii
ix
iiii yxhfyhxfyxfh
yy (C)
Jadi metoda RK dapat dipandang sebagai metoda ‘predictor-corrector’
1. Langkah predictor:
a. prakirakan 1+iy dengan metoda Euler
b. slope (y’) dititik ( )11, ++ ii yx adalah ( )11, ++ ii yxf
2. Langkah corrector: a. hitung slope (y’) dititik (xi, yi) yaitu f(xi, yi) b. hitung slope rerata = (slope 1.b + slope 2.a)/2 c. hitung yi+1 = yi + h x hasil 2.b
♦ Untuk b = 1, a = 0, p = q = ½
( )( )iiiiii yxhfyhxhfyy ++++=+ 21
21
1 ,
7.3.2. Metoda RK berderajat tiga
[ ]( )( )( )123
121
22
1
32161
1
2,
,
,
4
hkhkyhxfk
hkyxfk
yxfk
kkkhyy
ii
ih
i
ii
ii
−++=
+=
=
+++=+
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 68
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
7.3.3. Metoda RK berderajat empat
7.3.3.1. Metoda Pertama
( )( )( )( )( )32
121
4
221
21
3
121
21
2
1
432161
,
,
,
,
22
hkyhxfk
hkyhxfk
hkyhxfk
yxfk
kkkkyy
ii
ii
ii
ii
hii
++=
++=
++=
=
++++=+
7.3.3.2. Metoda Kedua
( )( )( )( )( )3214
2131
32
3
131
32
1
432181
,
,
,
,
33
hkhkhkyhxfk
hkhkyhxfk
hkyxfk
yxfk
kkkkyy
ii
ii
ih
i
ii
hii
+−++=
+−+=
++=
=
++++=+
7.3.3.3. Metoda Ketiga
Metoda inilah yang paling banyak digunakan
( ) ( )[ ]( )( )
( ) ( )( )( )( )32
122
14
221
121
21
3
121
2
1
432161
1
1,
1121,
,
,
2222
hkhkyhxfk
hkhkyhxfk
hkyhxfk
yxfk
kkkkhyy
ii
ii
ii
ii
ii
++−+=
−++−++=
++=
=
+−+−++=+
Contoh: yy 21=′ ( ) 10 =y Ú eksak ( ) 2
x
exY =
( ) 648721271.11 21 == eY
Diselesaikan dengan RK4: ( ) Yyxf 21, =
( ) ( ) 21
21
001 110 =×=== ,f,yxfk
( ) ( )( ) 8
545
21
45
21
21
21
21
121
021
02 1110
===
++=++=
.,f
..,.fhkh,yxfk
( ) ( )( )
( )( )( ) ( )( )( )[ ] 643310111211
121
85
21
21
21
21
221
121
021
03
.
hkhkh,yxfk
=−++−+=
−++−++=
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 69
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
( )( )( )( ) ( )( )( )[ ]
( ) ( ) ( )( )[ ] 6484375182812506443102201
82812506433101111
1
21
61
21
85
21
21
321
221
004
...yy
..
hkhkh,yxfk
=++++=
=++−=
++−+=
7.4. Metoda ‘Predictor-Corrector’
Metoda langkah majemuk berdasarkan rumus integrasi. Secara umum metoda
ini mengintegrasi PDB pada interval [xi-k, xi+1] sebagai berikut:
( )
( )
( )∫
∫∫+
−
+
−
+
−
+=
=
=′
−+
1
11
,
,
,
1
i
ki
i
ki
i
ki
x
x
kii
x
x
y
y
dxyxfyy
dxyxfdy
yxfy
f(x, y) didekati polinomial derajat r, ( ) ∑=
=Φr
j
j
j xax0
Integrasi terbuka dan beda terbagi mundur menghasilkan:
♦ untuk k = 0, r = 3
( )321241 9375955 −−−+ −+−+= iiiih
ii ffffyy O(h5)
♦ untuk k = 1, r = 1
iii hfyy 211 += −+ O(h3)
♦ untuk k = 3, r = 3
( )21134
31i 22y +−−+ +−+= fffhy iii (I) O(h5)
♦ untuk k = 5, r = 5
( )4321103
51 1114261411 −−−−−+ +−+−+= iiiiiii fffffhyy O(h7)
Integrasi tertutup dan beda terbagi mundur menjadi:
♦ untuk k = 0, r = 3
( )211241 5199 −−++ +−++= iiiih
ii ffffyy O(h5)
♦ untuk k = 5, r = 5
( )11311 4 −+−+ +++= iiih
ii fffyy (II) O(h5)
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 70
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
♦ untuk k = 3, r = 5
( )3211452
31 712327 −−+−+ ++++= iiih
ii ffffyy O(h7)
Kesulitan metoda langkah majemuk adalah pada saat permulaan kiy − belum
terhitung sehingga harus harus dihitung dengan cara lain, misalnya metoda Euler.
Dari hasil di atas tampak bahwa integrasi terbuka memberikan rumus eksplisit;
sehingga hitungan tidak menggunakan iterasi. Integrasi tertutup menghasilkan
rumus implisit, sehingga membutuhkan iterasi.
Walaupun menggunakan iterasi, integrasi tertutup lebih disukai karena
ketelitiannya lebih tinggi.
Contoh:
Pada (I) kesalahan: ( )ξ)4(5
15
14fh 13 +− ≤≤ ii xx ξ
(II) kesalahan: ( )ξ)4(5
90
1fh− 13 +− ≤≤ ii xx ξ
♦ Rumus Adam-Bashforth (eksplisit)
1. ( )nnnn YhYhYY ξ′′+′+=+2
21
1
2. [ ] ( ) ( )nnh
nn YhYYYY ξ33125
121 3 +′−′+= −+
3. [ ] ( ) ( )nnnnh
nn YhYYYYY ξ4483
21121 51623 +′+′−′+= −−+
4. [ ] ( ) ( )nnnnnh
nn YhYYYYYY ξ55720251
321241 9375955 +′−′+′−′+= −−−+
♦ Rumus Adam – Moulton (implisit)
1. ( )nnnn YhYhYY ζ′′−′+= ++2
21
11
2. [ ] ( ) ( )nnnh
nn YhYYYY ζ33121
121 −′+′+= ++
3. [ ] ( ) ( )nnnnh
nn YhYYYYY ζ44121
11121 85 −′−′+′+= −++
4. [ ] ( ) ( )nnnnnh
nn YYYYYYY ζ572019
211241 5199 −′+′−′+′+= −−++
7.4.1. Algoritma ‘Predictor-Corrector
Rumus A-M membutuhkan penyelesaian iterasi, sedangkan rumus A-B tidak,
tetapi A-M ketelitiannya lebih tinggi. Algoritma ‘predictor-corrector’ berusaha
menggabungkan keuntungan kedua rumus diatas, sebagai berikut:
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 71
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
1. Gunakan rumus A-B untuk memperkirakan 1+nY (predictor; rumus A-B)
2. Hitung 1+nY memakai rumus A-M tanpa iterasi dengan memakai 1+nY nilai
dari a (corrector; rumusA-M)
Contoh:
1. A-B-M derajat 4:
a. Predictor A-B
[ ]3211 937595524 −−−+ −+−+= nnnnnn ffffhyy
b. Corrector A-B
[ ]2111 519924 −−++ +−−+= nnnnnn ffffhyy
2. Rumus Milne derajat 4:
a. Predictor
( )2131 2234
−−−+ +−+= nnnnn fffhyy
b. Corrector
( )1111 43 −+−+ +++= nnnnn fffhyy
Contoh penggunaan:
021 =− y
dx
dy y(0)=1 å hitung y(1) = ?
Penyelesaiaan:
( ) yyxfyy 21
21 , =→=′ Catatan: solusi eksak 2
x
eY =
Digunakan h = 0.25
Euler nnn hfyy +=+1
i xi yi f(xi,yi)
n-3 0.00 1.0000 0.5000 n-2 0.25 1.1250 0.5625 n-1 0.50 1.2656 0.6328 n 0.75 1.4238 0.7119
n+1 1.00 1.6018 0.8009
A – B –4:
[ ]( ) ( ) ( ) ( )[ ]
)(predictor 6127.118887.04238.1
50.095625.0376328.0597119.055
9375955
2424.0
321241
=+=
−+−+=
−+−+= −−−+
n
nnnnh
nn
y
ffffyy
A-B-M-4:
Persamaan Differensial Biasa Buku kuliah
Metoda Numerik hal. 72
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
D:\M
y D
ocum
ents
\Pub
likas
i\Met
oda
Num
erik
\Met
oda
Num
erik
.doc
(20
28 K
b)
[ ]
( ) ( ) ( )[ ]corrector) -(predictor 6132.11894.04238.1
5625.06328.057119.0198063.094238.1
5199
8063.06127.1
2425.0
211241
21
121
1
=+=
+−++=
+−++=
=×==
−−++
++
nnnnh
nn
nn
ffffyy
yf
A-M-4:
Iterasi 2: ( ) ( ) ( )[ ]613216.0
5625.06328.057119.0198066.094238.1
8066.06132.1
2425.0
1
21
1
=
+−++=
=×=
+
+
n
n
y
f
Iterasi 3:
M
613217.1
8066.0
1
1
==
+
+
n
n
y
f
Iterasi 9: 613217.1
80661.0
1
1
==
+
+
n
n
y
f
Tampak bahwa algoritma ‘predictor-corrector sudah mencukupi dibandingkan
dengan iterasi. Tabel hasil
x ex/2 Euler A-B-4 A-B-M-4 0,00 1,0000 1,0000 - - 0,25 1,13315 1,1250 - - 0,50 1,28403 1,2656 - - 0,75 1,45499 1,4238 - - 1,00 1,64872 1,6018 1,6127 1,6132
-2,846% -2,185% -2,154%
Untuk latihan: hitung y(1) = ? dengan h = 0,125, bandingkan dengan hasil
h = 0,25
Metoda Numerik hal. 73
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jack la Motta
y(
)
DAFTAR PUSTAKA
Carnahan, Brice, H.A. Luther, James O. Wilkes, Applied Numerical Methods, John Wiley & Sons, New York, 1969.
Spiegel, R. Murray, Theory and Problems of Statistics, Schaum’s Outline Series, McGraw-Hill International Book Company, Singapore, 1981.
Al-Khafaji, Amir Wahdi, John R.Tooley, Numerical Methods in Engineering Practice, Holt, Rinehart and Winston, Inc., New York, 1986.
Anonim, fx–7000G Owner’s Manual, CASIO®
Atkinson, Kendall E., An Introduction to Numerical Analysis, John Wiley & Sons, New York, 1989.
James, M.L., G.M. Smith, J.C. Wolford, Applied Numerical Methods for Digital Computation with Fortran and CSMP, 2nd Edition, Harper International Edition, New York, 1977.