Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... -...

19
Bab. V. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017 V - 1 Bab V ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN V.1. ASPEK KEBIJAKAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 (RIPPARNAS). Untuk melaksanakan pembangunan kepariwisataan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan, maka Undang-undang nomor 70 tahun 2014 tentang Kepariwisataan (UUPar) telah dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Repub/ik Indonesia Nomor 50 Tahun 2071 tentang Renncana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 (Ripparnas). Ripparnas rnerupakan implementasi perencanaan pembangunan kepariwisataan Indonesia yang terstruktur dan sistemik, dan menjadi pedoman dasar untuk perencanaan pembangunan yang lebih rinci dan teknis. 1.1. Visi dan Misi Pembangunan Kepariwisataan Indonesia. Didalam Ripparnas termuat pada Pasal 2 ayat (4). dituang tentang visi pembangunan kepariwisataan Indonesia, diuraikan untuk terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia. berdaya saing. berkelanjutan. mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat, dengan misi sebagai berikut:

Transcript of Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... -...

Page 1: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 1

Bab V ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

V.1. ASPEK KEBIJAKAN

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025

(RIPPARNAS).

Untuk melaksanakan pembangunan kepariwisataan yang dituangkan dalam dokumen

perencanaan pembangunan kepariwisataan, maka Undang-undang nomor 70 tahun

2014 tentang Kepariwisataan (UUPar) telah dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah

Repub/ik Indonesia Nomor 50 Tahun 2071 tentang Renncana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 (Ripparnas). Ripparnas rnerupakan

implementasi perencanaan pembangunan kepariwisataan Indonesia yang terstruktur

dan sistemik, dan menjadi pedoman dasar untuk perencanaan pembangunan yang

lebih rinci dan teknis.

1.1. Visi dan Misi Pembangunan Kepariwisataan Indonesia.

Didalam Ripparnas termuat pada Pasal 2 ayat (4). dituang tentang visi

pembangunan kepariwisataan Indonesia, diuraikan untuk terwujudnya

Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia. berdaya saing.

berkelanjutan. mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan

rakyat, dengan misi sebagai berikut:

Page 2: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 2

• Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,

berwawasan Iingkungan. meningkatkan pendapatan nasional, daerah

dan masyarakat;

• Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan

mancanegara;

• Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan

kemitraan usaha. dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam

dan sosial budaya.

• Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat.

• Sumber daya manusia. regulasi. dan mekanisme operasional yang

efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya

Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan

Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini bisa menjadi pedoman

arah dan inspirasi dalam perencanaan pembangunan kepariwisataan untuk

daerah dan lokal. khususnya untuk pembangunan kepariwisataan.

1.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kepariwisataan.

Pada Pasal 2. ayat (6) tentang Tujuan Pembangunan Kepariwisataan. dan ayat

(7) tentang sasaran Pembangunan Kepariwisataan ditulis sebagai berikut:

a. Tujuan Pembangunan Kepariwisataan National

Seperti yang dituangkan dalam Ripparnas maka tujuan pembangunan

kepariwisataan nasional adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata;

Mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan

menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan

bertanggung jawab.

Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan

perekonomian nasional.

Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola

pariwisata yang mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi

Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara

profesional, efektif dan efisien.

b. Sasaran pembangunan kepariwisataan nasional sesuai Ripparnas

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

Jumlah pergerakan wisatawan nusantara

Jumlah penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara

Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara dan

Produk domestik bruto di bidang kepariwisataan

Tujuan dan sasaran pembangunan kepariwisataan nasional, akan diaplikasikan ke

ranah pembangunan kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah dan ranah Kab.

Page 3: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 3

Rembang dengan menyesuaikan kondisi potensi dan masalahnya, guna menyusun

tujuan dan sasaran pembangunan kepariwisataan Kabupaten Rembang. Memang

sedang terjadi kesenjangan informasi untuk menyusun tujuan dan sasaran lingkup

lokal di ranah Kawasan dan aturan nasional ke lokal namun melalui perbincangan

yang efektif dalam presentasi clan diskusi, tentang tujuan dan sasaran

pembangunan kepariwisataan akan bisa dirumuskan secara bersifat impulsif.

1.3. Komponen Perencanaan Pembangunan Kepariwisataan.

Komponen perencanaan pembangunan kepariwisataan Desa Dasun Kecamatan

Lasem Kabupaten Rembang akan mengacu uraian-uraian dad Bab IV. Pasal 7

UUPar dan Bab II, Pasal 7 Ripparnas. yang terdiri dari:

Destinasi Pembangunan Pariwisata Nasional

Pemasaran Pariwisata Nasional

Industri Pariwisata Nasional

Kelembagaan Kepariwisataan Nasional.

V.2. ANALISIS ASPEK KEPARIWISATAAN

Kebijaksanaan pengembangan Wisata Alam diikuti oleh paket kebijaksanaan lainnya,

baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung memberikan dampak terhadap

usaha pengembangan industri pariwisata. Dari segi ekonomi, pariwisata alam akan

dapat menciptakan lapangan pekerjaan di daerah-daerah terpencil. Dibandingkan

dengan pariwisata tradisional, pariwisata alam membutuhkan investasi yang relatif

lebih besar untuk pembangunan sarana dan prasarananya. Untuk itu diperlukan

evaluasi yang teliti terhadap kegiatan pariwisata alam tersebut. Banyak pendapat yang

menyatakan bahwa pariwisata alam yang berbentuk ecotourism belum berhasil

berperan sebagai alat konservasi alam maupun untuk mengembangkan perekonomian.

Salah satu penyebabnya adalah masih sulitnya mendapatkan dana pengembangan

kegiatannya. Kalaupun ada keuntungan yang didapatkan dan penyelenggaraan

pariwisata jenis tersebut, namun masih relatif kecil jumlah yang dialokasikan untuk

mendukung usaha konservasi dan pengembangan ekonomi.

2.1. Pendapatan dan Permintaan

Pengelolaan kawasan wisata alam banyak menggunakan dana dan pendapatan

pariwisata dan pengunjung; sebagai mekanisme pengembalian biaya

pengelolaan dan pelestarian alam atau program pengembangan masyarakat.

Secara umum pendapatan dan kegiatan pariwisata alam belum tercapai secara

optimal. Di dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata alam di kawasan

pelestarian alam diperlukan suatu pengusahaan bisnis pariwisata alam agar

mampu menyerap wisatawan, baik wisatawan manca negara maupun

wisatawan domestik, antara lain dengan mengembangkan aktivitas-aktivitas

tradisional, menata objek dan daya tarik alam yang khas, konservasi dan

pemberian insentif wisata alam terhadap wisatawan lokal.

Page 4: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 4

Kajian tentang tingkat pemulihan biaya perlu dipertimbangkan untuk

mengetahui biaya untuk menutup investasi pengembangan pariwisata alam,

pengeluaran investasi pembangunan pariwisata alam dan pengoperasiannya

dan di samping juga harus mampu menutup biaya tidak langsung akibat

dampak negatif kegiatan pariwisata tersebut terhadap masyarakat (social cost)

yang mana biaya tersebut sulit dikuantifikasikan.

Agar dapat memperoleh keuntungan, pendapatan yang ditentukan harus lebih

besar dan semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengusahaan

pariwisata. Namun untuk pengelolaan kawasan pelestarian alam, keuntungan

yang dicari adalah keuntungan yang optimal. Optimalisasi keuntungan dan

pengelolaan kawasan pelestarian alam dalam pengusahaan pariwisata alam ini

tidak sama dengan memaksimalkan pendapatan dengan menarik wisatawan

sebanyak-banyaknya. Keuntungan maksimal juga dapat dicapai pada tingkat

kunjungan yang lebih rendah karena biaya fungsional, pelestarian alam dan

biaya sosial dapat meningkat lebih cepat dan pada pendapatan pada tingkat

kunjungan yang lebih tinggi.

2.2. Kesempatan Kerja dan Usaha Bagi Masyarakat

Salah satu peluang bagi masyarakat di sekitar objek wisata alam adalah

kesempatan bekerja pada objek wisata, baik sebagai tenaga staf maupun

sebagai tenaga buruh kerja. Pengembangan suatu objek wisata akan memberi

dampak positif bagi kehidupan perekonomian masyarakat, yaitu membuka

kesempatan berusaha seperti usaha penyediaan makanan, minuman dan usaha

transportasi baik tradisional maupun konvensional. Hal ini sesuai dengan

penjelasan Undang-Undang No. 5/1990 pasal 34 ayat 4, yaitu memberi

kesempatan kepada rakyat untuk ikut berperan dalam usaha di kawasan

pelestarian alam.

Dengan terbukanya berbagai kesempatan usaha tersebut diharapkan akan

dapat terjadi interaksi yang positif antara masyarakat dan objek wisata alam,

yang selanjutnya akan menimbulkan rasa ikut memiliki yang pada gilirannya

perasaan itu akan terwujud dalam bentuk partisipasi baik langsung maupun tak

langsung dalam kegiatan pariwisata, misalnya pengamanan kawasan,

ketertiban dan kebersihan kawasan, penyediaan sarana dan prasarana,

termasuk kebutuhan akomodasi (home stay). Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa pengelolaan objek wisata alam secara profesional memungkinkan untuk

berkembangnya kegiatan pengusahaan pariwisata alam yang memberikan

dampak positif bagi masyarakat sekitar.

2.3. Peran Serta Masyarakat

Page 5: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 5

Untuk mengembangkan pariwisata alam di suatu daerah mutlak diperlukan

kerjasama dengan masyarakat sekitar. Untuk menjamin pelaksanaannya

diperlukan suatu wadah, lembaga atau badan hukum untuk mengelola dan

memanfaatkannya sebagai suatu tourist attraction. Pembentukan yayasan atau

badan hukum yang mengelola atau mengusahakan objek wisata alam tersebut

akan memberikan manfaat terutama bagi upaya perlindungan dan pelestarian

serta pemanfaatan potensi dan jasa lingkungan sumber daya alam. Di lain pihak

peran serta masyarakat dapat terwujud oleh karena manfaatnya dapat secara

langsung dirasakan melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha jasa wisata

yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan mereka. Dengan

demikian diharapkan bahwa situasi tersebut akan dapat menggugah

keterlibatan masyarakat sehingga mereka mau ikut berperan di dalamnya, baik

secara aktif maupun pasif.

Peran serta aktif dilaksanakan secara langsung, baik secara perseorangan

maupun secara bersama-sama, yang secara sadar ikut membantu program

pemerintah dengan inisiatif dan kreasi mau melibatkan din dalam kegiatan

pengusahaan pariwisata alam atau melalui pembinaan rasa ikut memiliki di

kalangan masyarakat. Peran serta pasif adalah timbulnya kesadaran

masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu

atau merusak lingkungan alam. Dalam peran serta pasif itu masyarakat

cenderung sekedar melaksanakan perintah dan mendukung terpeliharanya

konservasi sumber daya alam. Upaya peningkatan peran serta pasif dapat

dilakukan melalui penyuluhan maupun dialog dengan aparat pemerintah,

penyebaran informasi mengenai pentingnya upaya pelestarian sumber daya

alam di sekitar kawasan objek wisata alam yang juga mempunyai dampak

positif terhadap perekonomian. Keikutsertaan masyarakat sekitar kawasan

objek wisata alam dapat berbentuk usaha dagang atau pelayanan jasa, balk di

dalam maupun di luar kawasan objek wisata, antara lain:

Jasa penginapan atau homestay.

Penyediaan/usaha warung makanan dan minuman.

Penyediaan/toko souvenir/cindera mata dari daerah tersebut.

Jasa pemandu/penunjuk jalan.

Photografi

Menjadi pegawai perusahaan/pengusahaan wisata alam, dan lain-lain.

Kegiatan usaha masyarakat tersebut akan dapat menciptakan suasana rasa ikut

memiliki tempat mata pencaharian yang pada akhirnya akan mendorong

masyarakat untuk ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Pengelolaan lingkungan alam dapat pula dilakukan dengan melibatkan

masyarakat sekitar dengan membentuk suatu wadah yayasan atau badan

hukum untuk memperoleh konsesi pengusahaan pariwisata alam. Salah satu

Page 6: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 6

sebab terjadinya gangguan terhadap kawasan objek wisata alam adalah

kurangnya kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan perekonomian

masyarakat sekitar kawasan obyek wisata. Sesuai dengan strategi pemerintah

dalam pengembangan pariwisata alam yang terkait dengan pengembangan

peran serta masyarakat, pengembangan pariwisata alam diharapkan mampu

meningkatkan kesempatan dan peluang bagi masyarakat untuk menikmati

manfaatnya, sehingga perkembangan kegiatan pariwisata alam ikut membantu

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.4. Kriteria Pengembangan Wisata

Suatu kawasan dapat dimanfaatkan untuk wisata bahari jika memiliki beberapa

kriteria. Disamping kriteria lokasi yang harus berada di pesisir pantai,

pengembangan kawasan untuk wisata bahari harus berpedoman pada prinsip-

prinsip pendekatan pengembangan wisata bahari, yaitu :

a. Prinsip Co-Ownership, kawasan yang akan dikembangkan merupakan

milik bersama, pemanfaatan dan perlindungan dilakukan secara bersama

berdasarkan nilai kearifan dan budaya lokal.

b. Prinsip Co-Operation, pengelolaan kawasan dilakukan dengan prinsip

mengatur peranan masing-masing yang dilakukan oleh masyarakat

stakeholder.

c. Prinsip Co-Responsibility, pengelolaan kawasan untuk ekowisata, kegiatan

perlindungan dan pembinaan kawasan menjadi tanggung jawab bersama

antara pemerintah, masyarakat, pengusaha, dan seluruh stakeholder.

V.3. PROGRAM PENATAAN KAWASAN

Pembangunan pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan

daerah. Pariwisata dikembangkan untuk berperan serta menjawab/mengatasi berbagai

Permasalahan pembangunan yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, budaya,

lingkungan, pertahanan dan keamanan. Dokumen Masterplan merupakan acuan bagi

semua stakeholder (pemerintah, swasta, dan masyarakat).

Page 7: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 7

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan adalah

1. Kepentingan nasional dan Daerah Arah dan Kebijakan Pengembangan

Pariwisata Tingkat Nasional dan Provinsi.

2. Pokok Permasalahan Daerah dan Mengutamakan Kepentingan

3. Kesejahteraan Masyarakat dan Kelestarian Lingkungan

4. Keselarasan Dengan Aspirasi Masyarakat

5. Persediaan dan Peruntukkan Tanah, Air dan Sumber Daya Lainnya

6. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

7. RIPPDA Daerah/Kabupaten dan Master Plan Lainnya yang Berbatasan

Metode dan tahapan pelaksanaan Penyusunan RIPDA/Masterpalan

adalah sebagai berikut:

1. Survey/ pengumpulan data

2. Analisa (eksisting & perkembangan)

3. Perumusan sasaran pengembangan pariwisata (meliputi dimensi ekonomi,

sosial,budaya, pertahanan dan keamanan)

4. Perumusan rencana pengembangan pariwisata meliputi kebijakan

Page 8: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 8

5. Pengembangan, strategi pengembangan dan indikasi program yaitu program

utama (program kepariwisataan) dan program penunjang (program sektor

lain).

V.4. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DAERAH

4.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Rembang

Berdasarkan pada Dokumen Laporan Penyusunan RTRW Kabupaten

Rembang, Kebijakan Pengembangan wisata budaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

Museum R.A Kartini, Klenteng Tjoe Hwie Kiong, Masjid Agung

Rembang,

Situs Kapal Kuno Punjulharjo di Kecamatan Rembang;

Vihara Ratanavana Arama, Klenteng Thian Siang Sing Bio, Masjid

Agung

Lasem, Makam Eyang Sambu, Makam dan Petilasan Sunan Bonang

Makam Sunan Langgar di Kecamatan Sluke;

Makam RA Kartini di Kecamatan Bulu;

Situs Plawangan dan Situs Selodiri Terjan di Kecamatan Kragan.

4.2. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Lasem

Berdasarkan pada Dokumen Laporan Penyusunan RDTR Kabupaten Rembang,

Kebijakan pengembangan kawasan peruntukan wisata kabupaten Rembang

terbagi dalam:

Kawasan Pengembangan wisata alam: wisata alam Kajar, Watu Layar,

Pantai Binangun dan Pantai Caruban Gedongmulyo

Kawasan Pengembangan wisata Budaya: Vihara Ratanavana Arama,

Klenteng Thian Siang Sing Bo, Masjid Agung Lasem,

Petilasan Eyang Sambi, Petilasan Sunan Bonang desa Babagan dan

Desa Babagan

Kawasan Pengembangan wisata Buatan/Binaan: kawasan Bonang –

Binangun – Sluke I.

V.5. ANALISA TATA RUANG KABUPATEN REMBANG

Dasar Pertimbangan Pengembangan Masterplan Kawasan Perencanaan Untuk

mengembangkan Masterplan Kawasan Pariwisata di Desa Dasun Kabupaten Rembang,

didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

• Daya dukung kawasan pesisir di Kabupaten Rembang sangat kuat dalam

mengembangkan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan, yaitu kondisi

sumberdaya alamnya serta sumberdaya manusia sebagai pelaku kegiatan

sosial ekonomi.

• Tujuan pembangunan Kabupaten Rembang melalui rumusan tujuan RTRW

Kabupaten Rembang, secara esensial menunjukkan komitmen

Page 9: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 9

mengembangkan sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan

(sustainable).

• Kawasan pesisir di Kabupaten Rembang secara ekowilayah (ecoregion) mulai

dari kawasan perbukitan (hulu), kawasan dataran dan kawasan perairan laut

yang menjadi satu kesatuan mata rantai pengaruh, sehingga penanganan

kawasan harus dilakukan secara terpadu.

• Secara empirik di beberapa negara yang cukup berhasil dalam mengelola

kawasan pesisirnya, faktor utama keberhasilannya terletak pada kuatnya

komitmen dan konsistensi berbagai pihak dalam bertindak, bersikap dan

ditunjang dengan teknologi dan finansial dalam membangun kawasan secara

terpadu dan sustainable.

• Mendasarkan kajian terdahulu, pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten

Rembang menggunakan pendekatan konsep Sea Front City, yang secara

esensial sejalan dengan kebijakan RTRW Kabupaten Rembang dan beberapa

pertimbangan lainnya tersebut di atas.

• Temuan situs bersejarah pada Budaya Peninggalan Bawah Air disepanjang

Kali Babagan.

• Penelitian Budaya Bawah Air yang dilakukan BPCB (Balai Pelestarian Cagar

Budaya Jawa Tengah tahun 2011 di sepanjang Kali Babagan.

Gambar 5.1. Peta Kecamatan Lasem (Sumber: Penelitian Arkeologi Kecamatan Lasem, Balai Arkeologi Yogyakarta 2011)

Page 10: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 10

Gambar 5.2. Peta Kecamatan Lasem (Sumber: Penelitian Arkeologi Kecamatan Lasem, Balai Arkeologi Yogyakarta 2011)

Gambar 5.3. Peta Desa Dasun Kecamatan Lasem (Sumber: Penelitian Arkeologi Kecamatan Lasem, Balai Arkeologi Yogyakarta 2011).

Page 11: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 11

V.6. ANALISA PENGEMBANGAN PENUNJANG WISATA

Gambaran mengenai kebutuhan wisatawan dan fasilitas yang diperlukan pada

umumnya adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan atraksi wisata yang menjadi karakter khas tempat wisata tersebut

b. Kebutuhan akan penginapan dan berbagai jenis dengan tarif dan pelayanan

yang sesuai dengan budgetnya. Fasilitas yang diperlukannya adalah jasa

akomodasi yang variable, antara lain hotel, losmen dan jenis penginapan

seperti cottage dan homestay lainnya.

c. Kebutuhan akan makanan/minuman. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut

wisatawan memerlukan jasa pangan yang menyediakan pelayanan makan-

minum, baik berupa makanan yang umum maupun yang akan ditonjolkan

masakan spesifik daerah setempat. Sarana yang harus tersedia antara lain bar

dan restaurant, rumah makan, dan lain-lain.

d. Kebutuhan untuk melihat dan menikmati objek wisata, atraksi wisata serta

tour ke tempat-tempat yang menarik. Kunjungan wisatawan di suatu daerah

terutama adalah karena adanya atraksi wisata yang menarik, di samping

karena dorongan rasa ingin tahu (curiosity). Fasilitas yang diperlukan adalah

jasa angkutan dan pelayanan perjalanan, seperti biro perjalanan, guide dan

angkutan wisata.

e. Kebutuhan akan hiburan dan kegiatan rekreasi di waktu senggang. Fasilitas

yang mereka perlukan adalah tempat-tempat hiburan, amusementpark,

entertainment, permainan anak, kolam renang, dan lain-lain.

f. Kebutuhan akan barang-barang cendera mata yang spesifik dan khas buatan

masyarakat setempat, yang dapat dijadikan kenang-kenangan perjalanannya

atau untuk oleh-oleh. Untuk memenuhi kebutuhan mi diperlukan toko-toko

cindera mata (Souvenir Shop) sebagai penyalur produk kreasi seni para

pengrajin setempat.

g. Kebutuhan untuk mendapatkan barang-barang konsumsi/keperluan pribadi

yang didorong oleh keinginan berbelanja barang-barang yang harganya relatif

lebih murah dibanding apabila dibeli di negara tempat tinggal wisatawan.

Fasilitas yang diperlukan adalah tersedianya toko-toko serba ada atau toko

biasa dengan harga yang bersaing. Bagi wisatawan nusantara, masalahnya

hampir sama. Yang berbeda adalah bahwa wisatawan Nusantara tidak perlu

memiliki dokumen-dokumen lintas batas dan angkutan internasional. Bagi

wisatawan manca negara, selain kebutuhan di atas, mereka juga memerlukan

service/pelayanan lainnya, antara lain: penukaran valuta asing, pelayanan

dokumentasi perjalanan, pelayanan informasi, barbershop, beauty parlour, dan

lain-lain, yang merupakan fasilitas penunjang.

Page 12: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 12

Pengembangan fasilitas penunjang wisata Obyek Wisata Aliran Sungai Kali Babagan

Desa Dasun Kecamatan Lasem sebagai salah satu andalan obyek wisata Kabupaten

Rembang merupakan aspek yang melengkapi pengembangan produk maupun tata

ruang kawasan yang telah dirumuskan sebelumnya. Ruang lingkup pengembangan

fasilitas penunjang wisata Obyek Wisata Kali Babagan Desa Dasun Kecamatan Lasem,

dalam hal ini adalah meliputi pengembangan :

a. Fasilitas Susur Sungai dan Situs situs bersejarah

b. Fasilitas akomodasi (Cottage dan fasilitas pendukung)

c. Fasilitas wahana wisata air/pantai

d. Fasilitas wahana olah raga air/pantai

e. Fasilitas rumah makan

f. Fasilitas informasi wisata

g. Fasilitas telekomunikasi

h. Fasilitas penjualan cinderamata

i. Fasilitas penukaran uang (money changer)

j. Fasilitas jasa pengatur perjalanan wisata

Pengembangan fasilitas penunjang wisata pantai sebagai pendukung kelancaran dan

kenyamanan wisatawan dalam melakukan kunjungan di Obyek Wisata Aliran Sungai

Kali Babagan Desa Dasun Kecamatan Lasem.

V.7. ANALISA PENGEMBANGAN AKSESIBILITAS

Pengembangan aksesibilitas merupakan komponen pengembangan pariwisata yang

sangat penting disamping aspek obyek dan daya tarik wisata serta aspek

ketataruangan. Hal tersebut dikarenakan aspek aksesibilitas merupakan komponen

yang mendukung mobilitas dan pergerakan wisatawan dalam mengunjungi obyek –

obyek wisata yang ada. Beberapa kebijakan pengembangan terkait dengan sistem

transportasi (darat) di kawasan Obyek Wisata Aliran Sungai Kali Babagan Desa Dasun

Kecamatan Lasem. antara lain adalah

a. Peningkatan kondisi jalur jalan yang merupakan jalur jalan koridor ke

Kawasan Obyek Wisata Aliran Sungai Kali Babagan Desa Dasun Kecamatan

Lasem.

b. Peningkatan kondisi jalur jalan yang menjadi jalur penghubung Obyek

Wisata Aliran Sungai Kali Babagan Desa Dasun Kecamatan Lasem menuju

ke lokasi wisata lain.

Page 13: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 13

c. Pengembangan jalur angkutan umum yang menghubungkan antara

Kawasan Obyek Wisata Aliran Sungai Kali Babagan Desa Dasun Kecamatan

Lasem dengan lokasi wisata lain.

d. Penyediaan sarana angkutan yang menghubungkan antara Kawasan Obyek

Wisata Aliran Sungai Kali Babagan Desa Dasun Kecamatan Lasem dengan

lokasi wisata lain.

e. Peningkatan Gerbang masuk kawasan dari jalur jalan utama (poros Semarang

– Surabaya) dan Gerbang masuk Obyek Wisata (Gerbang dan Loket)

Gambar 5.4. Peta Batas Desa Dasun pada Kecamatan Lasem Kab Rembang.

Page 14: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 14

Gambar 5.5. Foto udara Kali Babagan dan Desa Dasun menunjukkan aliran sungai Kali Babagan dari hulu ke hilir arah Selatan ke Utara (Sumber: Foto Udara Drone Juli 2017).

Page 15: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 15

Gambar 5.6. Analisa Peta Pola Penataan Rumah Penduduk dan Fasilitas Desa yang ada di Desa Dasun.

Page 16: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 16

Gambar 5.7. Peta Analisa Ruang Terbuka Hijau.

Page 17: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 17

Gambar 5.8. Peta Analisa Pola Sirkulasi.

Page 18: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 18

Gambar 5.9. Peta Analisa Supeimpose.

Page 19: Bab. ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN ... - dasun.desa.iddasun.desa.id/wp-content/uploads/sites/549/2019/02/5.-Bab-V.-ANAL… · Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional ini

Bab. V.

ANALISA PERENCANAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

V - 19