Bab 7 Perlakuan Panas Baja
Transcript of Bab 7 Perlakuan Panas Baja
BAB
PERLAKUAN PANAS BAJA
Sifat mekanis bahan logam yang terbentuk selama proses pembekuan
berlangsung, masih dapat diatur dan diarahkan, macam struktur kristalnya.
Dengan demikian pada dasarnya sifat mekanis yang bagaimana kita kehendaki
pada batas-batas tertentu dapat kita atur. Sifat logam yang seperti ini yang
menempatkan logam sebagai material yang sangat terkemuka dibandingkan
dengan bahan-bahan lainnya. Walaupun mekanis terdapat bahan-bahan lain
yang memiliki sifat-sifat mekanis tertentu yang lebih baik daripada logam, tetap
saja Iogam akan merupakan bahan yang sulit untuk disubstitusi secara
menyeluruh. Bangun kristal logam yang dapat dihasilkan komposisi struktur yang
bervariasi, baik dari segi macamnya maupun dari segi kadarnya, menjadikan
logam sebagai bahan yang mudah diatur.
Gambar. 7.1
Gambar ilustrasi terjadinya transformasi Austenit ke Perlit. Terjadi perubahan inti
pada batas butiran dan difusi berlangsung secara mekanisme. Terlihat Lameral
Cementit ( Fe3 C ).
Bagan Heat Treatment
Dengan metoda heat treatment seperti tersebut di atas, maka sifat mekanis
bahan dapat diarahkan, yaitu dengan merubah struktur mikro, akibat perlakuan
panas ini, bangun kristal berubah demikian pula komposisi struktur berubah pula.
Dengan melakukan heat treatment terhadap logam akan diperoleh beberapa
keuntungan tertentu tergantung tipe heat treatment yang mana dilaksanakan,
diantaranya perbaikan yang dapat dicapai adalah :
1. Menghilangkan atau menurunkan derajat kerapuhan
2. Logam bebas dari tegangan dalam
3. Logam bersifat lebih lunak dan kemudian dapat diproses lebih lanjut
4. Setelah melalui perlakuan secara kimia, logam dapat memiliki lapisan
yang lebih keras
Dengan perbaikan-perbaikan seperti di atas, bahan dasar logam tidak lagi
seutuhnya menentukan secara 100% sifat akhir 7ogam. Bahan dasar (Basic
Materials) menurut penelitian hanya berpengaruh 60% saja. Dengan
mempergunakan dam berdasarkan prinsip diagram CCT (Continuous Cooling
Temperature) dan dengan memperhatikan komposisi kimia bahan dasarnya,
maka tindakan perlakuan panas terhadap suatu benda/komponen untuk maksud
menaikkan sifat mekanisnya pasti dapat tercapai. Hasil dari perlakuan panas
dengan nyata akan terlihat setelah dilakukan pengujian mikrostruktur. Setelah
pembentukan benda melalui proses permesinan, perlakuan yang sering
dilakukan adalah perubahan struktur : FERRIT dan CEMENTIT. Proses
perlakuan panas yang dapat terjadi seperti pada bagan di bawah ini :
Gambar 7.2
Keterangan :
1. Pendinginan CEPAT
2. Pendinginan SEDANG
3. Pendinginan LAMBAT
4. Pendinginan SANGAT LAMBAT
Bagan diatas memberikan pandangan jelas, bagaimana finishing dari segi sifat
mekanis bahan dapat dilaksanakan. Yang paling utama harus diperhatikan
adalah tingginya suhu pemanasan dan penahan selang waktu yang tepat.
Beberapa Contoh
1. Austenisasi.
Peristiva pemanasan baja karbon (Bj K) hingga temperatur di atas suhu
AC3, sehingga diperoleh struktur dasar Austenit stabil dan merata di seluruh
penampang. Setelah struktur ini di capai, maka dilakukan pendinginan
dengan kecepatan tertentu yang harus dipertahankan dengan seksama,
perhatikan Gambar. 7.3. berikut ini :
Gambar. 7.3. Proses Austenisasi Baja Karbon.
Proses
1. 0 – 1 ............................ α + Pt.
2. 1 – 2 ............................ Pt ....... δ dengan reaksi eutektoid ( α + Fe3C ....... δ ).
3. 2 – 3 ............................ α → δ.
4. 3 – 4 ............................ Pemanasan δ.
5. 4 – 5 ............................ Struktur δ.
6. 5 – 6 ............................ Pendinginan δ.
7. 6 – 7 ............................ δ → α ( struktur α + δ ).
8. 7 – 8 ............................ Pembentukan Pt.
struktur δ → α + Fe3C.
9. 8 – 9 ............................ Pendinginan α + Pt.
struktur α + Pt.
Demikianlah proses Austenisasi yang berlangsung, tahap demi tahap. Proses di
atas masih dapat lebih dilaksanakan secara terperinci dengan beberapa
peristiwa heat treatment.
2. Full Annealing.
Baja hypoeutektoid dipanasi hingga suhu 30˚ – 50˚ C di atas temperatur
kritis dan dengan temperatur ini dipertahankan beberapa waktu dan
kemudian didinginkan dengan kecepatan pendinginan antara temperatur 500˚
C dengan 600˚ C untuk penurunan suhu (50˚ – 100˚ C)/jam.
Tujuan fuII annealing adalah untuk mencapai :
- Baja lebih lunak.
- Mengurangi tegangan dalam.
3. Spheroidizing Annealing.
Pemanasan Baja Hypereutektoid dengan waktu pemanasan yang
berlangsung lama hingga mencapai suhu di atas temperatur kritis AC1, sekitar
suhu 770˚ C. Dengan suhu dipertahankan dan pelan-pelan diturunkan
dengan kecepatan penurunan (25˚ – 30˚) C/jam sampai suhu 600˚ C. Dengan
peristiwa ini akan di peroleh struktur perlit yang lamelar menjadi bentuk
globular.
4. Hardening.
Baja Hypereutektoid dengan struktur Ferrit & Perlit atau Baja
Hypereutektoid dengan struktur Perlit & Cementit diubah agar berstruktur
Austenit. Prosesnya dengan cara pemanasan dan mempertahankan
beberapa saat. Selama mempertahankan beberapa saat. Selama
mempertahankan suhu itu maka Ferrit akan berkesempatan untuk masuk ke
dalam butir-butir Austenit, sehingga diperoleh struktur Martensit apabila
dilakukan pendinginan dengan cepat, seperti kita ketahui struktur Hartensit
keras sekali.
Pemanasan dilaksanakan sebagai berikut :
- BJ. Hypereutektoid. 30˚ – 50˚ C di atas suhu Ac1.
- BJ. Hypereutektoid. 30˚ – 50˚ C di atas suhu Ac3.
Kecepatan pendinginan yang penting itu diatur sebagai berikut :
- Media Pendingin Oli
Suhu antara 550˚ – 650˚ C dengan kecepatan pendinginan
100˚ C – 150˚ C / detik.
Suhu antara 200˚ – 300˚ C dengan kecepatan pendinginan
20˚ C – 50˚ C / detik.
- Media Pendingin Air (18˚ C)
Suhu antara 550˚ – 650˚ C dengan kecepatan pendinginan
600˚ C / detik.
Suhu antara 200˚ – 300˚ C dengan kecepatan pendinginan
270˚ C / detik.
setelah Hardening berlangsung akan diperoleh logam dengan sifat-sifat
sebagai berikut :
- Menjadi keras.
- Mengandung sisa-sisa tegangan dalam.
- Struktur tidak stabil.
5. Tempering.
Tempering disebut pula dengan istilah populer "pemudaan". peristiwa
penyepuhan mengakibatkan logam memiliki sifat-sifat yang kurang
menguntungkan, seperti sifat keras dan rapuh. Perubahan fisik ini harus
ditanggulangi, yaitu dengan cara pemudaan ini, sehingga sifat rapuh menjadi
kenyal dan struktur martensit yang keras dijadikan Sorbit.
Jadi tujuan Tempering adalah :
- Membuat baja lebih kenyal.
- Menghilangkan tegangan-tegangan dalam.
Tahapan Tempering yang utama adalah :
1. Pada 100˚ C, martetragonal .... mar. kubus.
2. Sampai 200˚ C, terjadi pembebasan dari sebagian atom C. pada saat
ini terjadi peralihan yang kaya C tanpa Fe3C.
3. Pada suhu 240˚ C terjadi transformasi sisa ke martensit.
4. Pada suhu 300˚ C, terjadi transformasi Fe3C terjadi Fe3C dan martensit
ke Sorbit.
5. Mulai pada suhu 300˚ C terjadi struktur Sorbit baru dan mulai pada
saat ini tempering berlangsung.
Demikian secara singkat keterangan utama yang perlu mendapat perhatian
dalam masalah Heat Treatment logam.