Bab 6 Trip Assignment 20111202
-
Upload
uning-agus-prasetyo -
Category
Documents
-
view
116 -
download
4
description
Transcript of Bab 6 Trip Assignment 20111202
-
PerTran 6 - 1
BAB VI
TRIP ASSIGNMENT
6.1. PENGANTAR
Tahap Distribusi
Tahap Distribusi
Pergerakan Antar Zona
Jar Jalan 1 Jar Jalan 2 Jar Jalan 3
Assignment
i j
-
PerTran 6 - 2
Tujuan Trip Assignment :
Untuk menentukan jumlah Arus di tiap ruas jalan dan total
perjalanan pada jaringan yang ditinjau
PROSES PEMBEBANAN
6.2. KRITERIA PEMILIHAN RUTE
1. Waktu tempuh
2. Jarak
3. Biaya
4. Kemacetan/Antrian Yang umum digunakan dalam
5. Jenis JR (Arteri,Tol) pertimbangan pemilihan rute :
6. Pemandangan - Jarak
7. Kelengkapan Jalan - Waktu tempuh
8. Jumlah Simpang
9. DLL
MAT
(DEMAND)
JARINGAN
(SUPPLY)
TRIP ASSIGNMENT
(PEMILIHAN RUTE)
ARUS DAN TOTAL
BIAYA PERJALANAN
KRITERIA
MEMUTUSKAN
-
PerTran 6 - 3
6.3. PENGGOLONGAN PEMBEBANAN
KONSEP BIAYA- ARUS
Hubungan kecepatan-arus sangat sering digunakan dalam rekayasa
lalu lintas. Konsep ini pada awalnya dikembangkan untuk ruas jalan
yang panjang pada jalan bebas hambatan.
Kecepatan (km/jam) Waktu (menit) Arus max
Arus (kend/jam) Arus (kend/jam)
GAMBAR KONSEP BIAYA ARUS
Jika arus lalu lintas meningkat kecepatan cenderung menurun
secara perlahan, dan jika arus mendekati kapasitas maka
penurunan kecepatan semakin besar, dan semakin lama semakin
tidak stabil dan mengalami jam (macet)
Model pembebanan rute yang mempertimbangkan kemacetan
memerlukan beberapa persamaan (fungsi) yang cocok untuk
menghubungkan atribut suatu ruas jalan (seperti kapasitas,
-
PerTran 6 - 4
kecepatan arus bebas, dan arus lalu lintas) dengan kecepatan dan
biaya yang dihasilkan. Hal dinyatakan dalam rumus berikut:
C1 = C1 ({V}) (1)
Biaya pada suatu ruas jalan l merupakan fungsi dari semua
pergerakan V pada jaringan jalan tersebut. Rumus ini cocok untuk
daerah perkotaan yang memiliki interaksi yang erat antara arus di
ruas jalan dengan tundaan di ruas jalan yang lain.
Namun bila kita mempertimbangkan ruas jalan yang panjang, rumus
tersebut dapat disederhanakan menjadi:
C1 = C1 (V) (2)
Biaya pada suatu ruas jalan hanya tergantung dari arus dan ciri
ruas itu saja. Rumus ini tidak cocok untuk daerah perkotaan yang
macet.
Kita menganggap bahwa dalam hubungan biaya-arus, biaya akan
meningkat sesuai dengan arus lalu lintasnya, kecuali pada tingkat
arus yang sangat rendah yang biayanya dainggap konstan.
Total biaya operasi pada suatu ruas jalan dapat dinyatakan dengan
C1 = C1 (V). Dalam hal ini perlu dipertimbangkan konsep biaya
-
PerTran 6 - 5
marginal;, yaitu kontribusi pada total biaya yang disebabkan oleh
penambahan marginal satu kendaraan pada arus lalu lintas, sbb.:
1
11
111
1
111 )()()].(.[
V
VCVVC
V
VCVCml
(3)
Pada sisi kanan persamaan ada dua komponen :
1. )( 11 VC , yang merupakan biaya rata-rata pada ruas jalan
2. 1
111
)(
V
VCV
, yang merupakan kontribusi tundaan pada arus
lalu lintas yang lain yang disebabkan oleh
kendaraan marginal (hal ini merupakan dampak
eksternal yang terkait dengan biaya tambahan
yang dirasakan oleh pengguna lainnya pada ruas
jalan tersebut yang disebabkan oleh tambahan
satu kendaraan baru)
METODE PEMILIHAN RUTE
Faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan rute adalah:
o Waktu tempuh faktor utama
o Jarak
o Jumlah persimpangan yang dilalui
o Kemacetan
o Rambu lalu lintas
-
PerTran 6 - 6
o Kondisi permukaan jalan
o Keselamatan
o Dll.
Model pemilihan rute dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
faktor:
o Perbedaan persepsi pribadi tentang apa yang diartikan dengan
biaya perjalanan karena adanya perbedaan kepentingan atau
informasi yang tidak jelas dan tidak tepat mengenai kondisi
lalu lintas.
o Apakah pengaruh kemacetan di ruas jalan diperhitungkan
dalam pemodelan.
Apakah Efek Kesalahpahaman
Disertakan
Tidak Ya
Apakah Efek
Kemacetan
Disertakan?
Tidak All Or Nothing Stochastic Murni
Ya
Wardrop
Equilibrium
Deterministic User
Equilibrium (DUE)
Stochastic User
Equilibrium (SUE)
A-O-N (All Or Nothing):
Pada teknik pembebanan ini diasumsikan bahwa seseorang akan
memilih rute berdasarkan pada rute terpendek (short path)
tanpa memperhitungkan efek kemacetan sehingga berapapun
jumlah arus diruas tersebut tidak berpengaruh pada pemilihan
rute.
-
PerTran 6 - 7
Cara A-O-N ini lebih tepat digunakan pada ruas jalan antar
kota yang tidak mengalami kemacetan
PEMBEBANAN EQUILIBRIUM
o Asumsi dasar dari pemodelan equilibrium adalah masing-
masing pengemudi mencoba untuk meminimumkan ongkos
perjalanannya.
o Bagi pengemudi, ongkos dari semua pilihan yang ada
diasumsikan diketahui secara implisit dalam pemodelan.
o Ongkos disini menunjukkan ongkos untuk penggunaan
perjalanan, terkadang ongkos ini untuk menunjukkan
generalised cost, yakni kombinasi dari waktu tempuh, jarak
dan ongkos perjalanan lainnya seperti ongkos parkir, terminal,
transit, ongkos operasi, kenyamanan, kemudahan dan lain-lain.
Dalam konteks dengan pemilihan rute, pernyataan yang sama
dengan asumsi dasar di atas secara singkat telah dibahas oleh
Wardrop (1952). Pada tulisan tersebut diuraikan bahwa terdapat
dua perilaku intuitif yang menjelaskan bagaimana lalu lintas dapat
didistribusikan kedalam rute yang dikenal dengan Prinsip Wardrop
Equilibrium. Dua prinsip tersebut dinyatakan sebagai berikut:
(1) Under equilibrium condition traffic arranges itself in
congested networks in such a way that no individual trip
maker can reduce his path cost by switching routes.
-
PerTran 6 - 8
(2) Under social equlibrium condition traffic should be arranged
in congested networks in such a way that average (or total)
travel is minimised
Dari prinsip Wardrop tersebut, yang pertama dapat disimpulkan
bahwa dalam kondisi equilibrium tidak ada pengguna jalan yang
dapat mengubah rutenya untuk mendapatkan biaya perjalanan yang
lebih murah, karena semua rute yang tidak digunakan mempunyai
biaya perjalanan yang sama atau lebih besar dari pada rute yang
dilaluinya sekarang. Sehingga dapat dikatakan sistem tersebut
mencapai kondisi seimbang menurut pandangan pengguna. Oleh
karena itu prinsip ini disebut users equilibrium.
Sedangkan pada prinsip Wardrop yang kedua menyatakan bahwa
dalam kondisi optimum, total biaya sistem yang terjadi adalah
minimum. Prinsip ini kemudian dikenal dengan system optimal.
Keduanya saat ini telah menjadi standar praktis dalam setiap
evaluasi perencanaan transportasi yang didasarkan pada metode
equilibrium.
Pada umumnya arus yang dihasilkan dari dua prinsip tersebut tidak
sama, tetapi dalam prakteknya, lalu lintas mengatur dirinya sendiri
mengikuti pendekatan prinsip wardrop yang pertama (users
equilibrium).
-
PerTran 6 - 9
FORMULASI PEMBEBANAN EQUILIBRIUM
Pembebanan dikatakan memenuhi prinsip Wardrop pertama jika
semua rute yang digunakan (untuk setiap pasang OD) harus
mempunyai biaya perjalanan yang lebih kecil (minimum) atau sama
dibandingkan dengan rute yang tidak digunakan. Secara matematis
prinsip tersebut dapat dinyatakan sebagai :
= *
ijC untuk seluruh 0* ijT
Cpij =
*
ijC untuk seluruh 0* ijT
dimana cij*
adalah biaya minimum dari i ke j. Tpij * adalah arus
pada lintasan yang memenuhi prinsip Wardrop pertama dan semua
biaya dihitung setelah Tpij* dibebani. Dalam hal ini arus pada
lintasan a dihasilkan dari rumusan berikut :
pij
pij
a
pija TV (4)
Dimana : 1 jika ruas a berada pada lintasan p dari i ke j
a
pij =
*
ijC untuk seluruh 0* ijT
-
PerTran 6 - 10
Dan biaya sepanjang lintasan dapat dihitung sebagai berikut:
a
aa
a
pijpij VCC )(.*
Dimana *
aV dihitung berdasarkan persamaan (4)
Beckmann (1956) mengajukan rumusan matematis user equilibrium,
beliau telah merumuskan kondisi equilibrium sebagai equivalent
convex programming problem dan telah terbukti bahwa terdapat
solusi yang unique, dalam program matematis, rumusannya
dinyatakan sebagai berikut:
Min
Batasan : 0pijT dan ijpij
pij TT Dimana :
Tij = permintaan perjalanan dari asal i ke tujuan j
Tpij = arus dari asal i ke tujuan j yang menggunakan lintasan
pij
a
V
apij
a
dvvCTZ0
).(}{
-
PerTran 6 - 11
Turunan fungsi objektif z terhadap Tpij diuraikan sebagi berikut :
Tetapi persamaan (4)
a
pij
pij
a
T
V
Karena Va hanya tergantung pada Tpij bila lintasan (pij) melalui ruas a,
Oleh karena itu :
a
V
a
pijpij
a
dvvCTT
Z
0).(
pij
a
a
V
a
a TdvvC
dV
d a
.).(0
aa
V
a
a
VCdvvCdV
d a.).(
0
pij
a
pija
a
a
pij
cVCT
Z
).(
-
PerTran 6 - 12
Turunan kedua dari fungsi objektif z terhadap Tpij adalah :
(5)
Persamaan (5) ini mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan nol
hanya jika fungsi turunan hubungan antara biayaarus bernilai
positif atau nol (non-decreasing functions).
Turunan kedua, persamaan (5), menunjukkan bahwa fungsi objektif
z adalah fungsi konvex terhadap Tpij . Sedangkan turunan
pertama, menunjukkan bahwa kelandaian (slope) di setiap titik pada
suatu permukaan yang berkenaan dengan Tpij sama dengan biaya
sepanjang lintasan tertentu pij.
a
pija
a
a
pijpij
VCTT
Z).(
2
2
a
pij
a pij
a
a
aa
T
V
dV
VdC
.
)(.
).(
a
pij
a
a
pij
a
aa
dV
VdC ..
).(
-
PerTran 6 - 13
Min (6)
Fungsi ini dapat juga dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :
Min (7)
dimana Cma is ongkos marginal perjalanan sepanjang ruas a yang
diperoleh dari rumusan berikut :
(8)
Persamaan (8) telah diterangkan di depan
Harus dicatat, formulasi user equilibrium dan system optimal yang
dikemukakan oleh Beckmann (1956) diatas memberikan batasan
bahwa ca adalah fungsi dari Va saja atau separable. Asumsi
tersebut mungkin tidak merepresentasikan situasi sebenarnya
a
aapij vCVTZ ).(.}{
a
V
mapij
a
dvvCTZ0
).(}{
a
aaaaa
a
aaama
v
vcvvc
v
vcvC
).(.
).(.( .
-
PerTran 6 - 14
pada jaringan jalan dalam kota dimana biaya pada ruas a merupakan
interaksi antara fungsi arus di arus a dengan ruas lainnya (Non-
separable). Dafermos (1971) mengusulkan perlunya fungsi biaya
non-separable untuk memodelkan fenomena ini.
Dengan merepresentasikan fungsi objektif z sebagai integral garis,
beliau mengusulkan formulasi masalah minimisasi fungsi tersebut
sebagai berikut:
Min (9)
Dimana menunjukkan integral garis dan v adalah vektor
dari arus pada seluruh ruan , dengan batasan :
pij
ijpij TT (10)
0pijT (11)
(12)
Model Dafermos tersebut mengasumsikan bahwa adalah
fungsi dari vektor arus pada seluruh ruas dan matriks Jacobian (J)
a
v
a
a
T
pij
ij
uduCuduCpij
00).().(
pij
pij
a
pija TV .
)(Vcc aa
-
PerTran 6 - 15
dari fungsi biaya (ca/Vb) adalah simetris dan bernilai positif.
Tetapi pendekatan di atas tidak dapat digunakan jika matriks
Jacobian (J) dari fungsi biaya (ca/Vb) tidak simetris
(asymmetric cost function). Pendekatan yang lazim digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan ini adalah metode diagonalisasi
(diagonalisati
WARDROP EQUILIBRIUM
Prinsip equilibrium merupakan prinsip keseimbangan dalam
pemilihan rute dengan mengacu pada aspek biaya minimal.
C1(V1) C2(V2)
C2 C1
V1* = Volume 1 optimum
V2* = Volume 2 optimum
Z
V1 (V1*,V2*) V2
Luas daerah arsiran (Z) merupakan luasan minimal (Min Z)
yang harus diupayakan agar diperoleh biaya perjalanan minimal
-
PerTran 6 - 16
1. USER EQUILIBRIUM (UE)
Prinsip ini menyatakan :
Pada suatu kondisi equilibrium, lalu lintas akan merekayasa
dirinya sendiri pada jaringan jalan yang macet sehingga tidak
ada pengendara yang dapat mengurangi biaya perjalanannya
dengan merubah rute atau Waktu tempuh disemua rute-rute
yang dilalui atau dipilih adalah sama, dan lebih singkat dari
yang mungkin dialami seorang pengendara melalui rute yang
tidak terpilih
2. SISTEM OPTIMUM (SO)
Total biaya perjalanan minimum
Beda antara UE dan SO
Pada UE berorintasi pada rute atau biaya perjalanan rute
sedang pada SO berorientasi pada total biaya perjalanan
minimal dari suatu jaringan. Artinya pada suatu keseimbangan
jaringan, kebijakan yang diterapkan pada suatu rute tertentu,
-
PerTran 6 - 17
missal Road charging, belum tentu akan meminimalkan total
jaringan.
6.5. NOTASI DAN SIMBOL
1. NOTASI
Tij = Total perjalanan dari i ke j
Pij = Suatu rute (path) dari i ke j
Tpij = Jumlah perjalanan dari i ke j di pij
Va = Arus pada ruas jalan a
Ca(V) = Fungsi biaya arus diruas jalan a
Cpij = Biaya sepanjang rute (path) pij
Ca = Biaya diruas jalan a
2. Formulasi UE
Min Z = a
Va
0
dv)V(Ca
Dengan batasan :
Tpij 0
Tij
pij
Tpij
-
PerTran 6 - 18
3. Formulasi SO
Min Z =
Dengan batasan :
Tpij 0
Tij
pij
Tpij
4. Contoh Soal
2
V
0 1
t1 t2
V1 V2
V1* V2*
a
VCaVa )(.
-
PerTran 6 - 19
C1 = 5+3V1
C2 = 10+2V2
Tod = V1+V2=100 V2 = 100-V1
UE (Ongkos disemua rute yang dilalui adalah sama)
C1 = C2
5+3V1 = 10+2V2
5+3V1 = 10+2(100-V1)
5+3V1 = 10+200-2V1
-205+5V1 = 0
V1 = 41 & C1 = 128 biaya sama tapi
V2 = 59 & C2 = 128 volume arus beda
Biaya Total system : C = C1(V1).V1 + C2(V2).V2
= 128 x 41 + 128 x 59
= 12.800
-
PerTran 6 - 20
SO (Total biaya perjalanan minimum)
C(V1,V2) minimum
C =
n
1i
)Vi(Ci.Vi
= (5+3V1).V1 + (10+2V2).V2
= 5V1+3V1+10V2+2V2
= 5V1+3V1+10(100-V1)+2(100-V1)
= 5V1+3V1+1000-10V1+2(10.000-200V1+V1)
= 5V1- 405V1 + 21000
Cmin V
C
= 0 10V1-405 = 0
V1 = 40,5
V2 = 59,5
Cmin = (5+3.40,5)+(10+2.59,5) = 12.798,75
-
PerTran 6 - 21
C1 C2
SO C1
C2
UE t2
t1 10
5
(V1*,V2*)
V1 V2
(V1SO ,V2SO )
Agar UE bergeser SO maka :
Kedua jalan dipajak
Jalan 1 fungsi biaya arus bertambah sebesar t1
Jalan 2 fungsi biaya arus bertambah sebesar t2
-
PerTran 6 - 22
SOAL 1 C1 = 1+3V1
C2 = 2+V2
Diketahui O 2 D C3 = 3+2V2
3 Tod = 44
Diminta :
1. Arus dengan UE dan SO
2. Tunjukkan bahwa jawaban 1 dapat diperoleh dengan
Algoritma Frank Wolfe
Jawaban
1.a. USER EQUILIBRIUM
Prinsip C1=C2=C3=seluruh biaya disetiap ruas sama
Total V=V1+V2+V3=Tod=44 V1=44-V2-V3
C1=C2
1+3V1=2+V2
1+3(44-V2-V3)=2+V2
131-4V2-3V3=0(1)
C1=C3
1+3V1=3+2V3
1+3(44-V2-V3)=3+2V3
130-3V2-5V3=0(2)
Jika (1) dikalikan 3 dan (2) dikalikan 4 maka
393-12V2-9V3 =0....................(1)
520-12V2-20V3 =0....................(2)
-127+11V3 =0
-
PerTran 6 - 23
V3 =11,545
131-4V2-3(11,545) =0....................(1)
V2 =24,091
V1= 44-V2-V3 = 44-24,091-11,545 = 8,364
C1 = 1+3V1 = 1+3.8,364 = 26,091
C2 = 2+V2 = 2+24,091 = 26,091
C3 = 3+2V2 = 3+2.11,545= 26,090
C = C1.V1+C2.V2+C3.V3
= (26,091.8,364)+(26,091.24,091)+(26,090.11,545)
= 1147,992
b. SISTEM OPTIMUM
C (V1,V2,V3)
C =
n
1i
)Vi(Ci.Vi
C1V1 = (44-V2-V3) (1+3(44-V2-V3))
= (44-V2-V3) (133-3V2-3V3)
= 5852-132V2-132V3-133V2+3V2+3V2.V3-133V3
+3V2.V3+3V3
C2V2 = (2+V2).V2 = 2V2+V2
C3V3 = (3+2V3).V3 = 3V3+2V3
C = C1.V1+C2.V2+C3.V3
5852-256V2-256V3+6V2.V3+3V2+3V3+2V2
+V2+3V3+2V3
= 5852-263V2-262V3+6V2.V3+4V2+5V3
-
PerTran 6 - 24
2V
C
= -263+6V3+8V2 = 0 (1)........X3
3V
C
= -262+6V2+10V3 = 0 .(2)........X4
-789+24V2+18V3 = 0.............(1)
-1048+24V2+40V3 = 0.............(2)
259+0 -22V3 = 0
V3 = 11,773
-263+6V3+8V2 = 0 (1)
-263+6(11,773)+8V2 = 0
V2 = 24,0433
V1 = 44-V2-V3 = 44-24,0453-11,773 = 8,1818
C1 = 1+3V1 = 1+3.8,1818 = 25,545
C2 = 2+V2 = 2+24,0453 = 26,0453
C3 = 3+2V2 = 3+2.11,773 = 26,546
C = C1.V1+C2.V2+C3.V3
= (25,545.8,1818)+(26,0453.24,0453)+(26,546.11,773)
= 1147,7972