BAB 6 PROFIL KABUPATEN MADIUNsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Satuan ini...
Transcript of BAB 6 PROFIL KABUPATEN MADIUNsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Satuan ini...
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-1
BAB 6
PROFIL KABUPATEN MADIUN
6.1. Gambaran Geografis dan Administraftif Wilayah
Kabupaten Madiun merupakan salah satu dari 29 kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Hingga kini, pusat pemerintahan Kabupaten Madiun masih berada di Kota Madiun, sekalipun kini
perkembangan wilayah yang paling progresif berlangsung di Kecamatan Mejayan. Secara
geografis, Kabupaten Madiun terletak di sekitar 7° 12 ' sampai dengan 7° 48 ' 30 ” Lintang Selatan
dan 111° 25 ' 45 ” sampai dengan 111° 51 ' Bujur Timur. Keseluruhan luas wilayah 1.010,86 Km 2,
terdiri dari 15 wilayah administrasi kecamatan dan 206 wilayah administrasi desa/kelurahan (Lihat
Gambar 6.1). Adapun batas administrasi Kabupaten Madiun sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro
Sebelah Timur : Kabupaten Nganjuk
Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo
Sebelah Barat : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi
Selengkapnya, jumlah dan luas wilayah administrasi Kabupaten Madiun dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
6.2. Gambaran Demografi
Aspek kependudukan merupakan hal yang mendasar dalam pembangunan. Jumlah
penduduk yang besar bisa menjadi sumber daya pembangunan yang optimal jika pembinaanya
tepat dan terarah. Namun bisa juga menjadi ancaman serius jika pemerintah tidak bijak dalam
menghadapinya. Dengan total penduduk pada akhir tahun 2013 sebesar 714.122 jiwa, Kabupaten
Madiun mencatatkan sex ratio sebesar 100,29 yang menandakan bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Salah satu faktor yang turut
berpengaruh terhadap tingginya jumlah laki-laki dibandingkan perempuan adalah tercatat
kelahiran bayi laki-laki besar dibandingkan dengan bayi perempuan pada tahun 2013. Dinamika
jumlah penduduk dipengaruhi oleh faktor alami (kalahiran dan kematian) serta non alami (migrasi
masuk dan keluar). Tahun 2013 tercatat ada 7.353 kalahiran , 1826 kematian, 1.015 migrasi masuk
dan 4.361 migrasi keluar.
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-2
Tabel 6.1 Jumlah Desa/Kelurahan Dan Luas Wilayah Kecamatan Kabupaten Madiun
Sumber : Kabupaten Madiun Dalam Angka Tahun 2013
Dengan luas wilayah sebesar 1.010,86 km2 tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Madiun
sebesar 706 Jiwa per km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Geger. Sebaliknya kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah
Kecamatan Kare. Menurut BPS, Jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2013 tercatat sebanyak
515.500 jiwa dengan jumlah angkatan kerja sebesar 360.085 mencatatkan angka TPT sebesar 4,70
dengan TPAK sebesar 69,85 persen. Dilihat dari lapangan kerja yang ada sektor pertanian,
kehutanan, perburuan dan perikanan menjadi sektor yang dominan menyerap tenaga kerja di
Kabupaten Madiun. Tercatat sebanyak 139.366 tenaga kerja bekerja di sektor ini.
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Madiun selama kurun waktu lima tahun terakhir selalu
mengalami pertambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 jumlah penduduk sebesar 770.440 jiwa
sedangkan perkembangannya pada tahun 2013 sebesar 714.122 jiwa. Jumlah dan persebaran
penduduk di Kabupaten Madiun dari Tahun 2009 – 2013 dapat dilihat pada Tabel 6.2.
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN
2015 - 2019
6.1
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-4
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2009 – 2013
No. Kecamatan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1 Kebonsari 60.948 60.887 62.103 61.991 56.104
2 Geger 67.604 67.750 69.688 69.965 63.183
3 Dolopo 62.831 62.862 65.172 64.902 56.907
4 Dagangan 53.822 53.664 56.800 56.356 50.337
5 Wungu 62.907 63.168 63.440 63.119 55.798
6 Karee 35.130 35 192 34.401 34.641 32.014
7 Gemarang 35.869 35.966 38.350 38.452 33.728
8 Saradan 75.331 75.225 82.752 79.013 68.373
9 Pilangkenceng 58.636 58.665 59.998 59.707 54.483
10 Mejayan 50.984 51.381 49.985 50.026 44.885
11 Wonosari 34.897 34.949 37.780 37.992 34.757
12 Balerejo 45.171 45.112 48.628 48.474 43.994
13 Madiun 39.803 39.958 42.325 42.299 38.205
14 Sawahan 26.267 26.182 27.158 27.184 25.108
15 Jiwan 60.240 60.243 64.426 63.821 56.246
Jumlah 770.440 771.204 803.006 797.942 714.122
Sumber : Kabupaten Madiun Dalam Angka 2013
6.3. Gambaran Topografi
Topografi di Kabupaten Madiun membujur dari utara ke selatan dengan posisi terendah
terdapat di lembahlembah Bengawan Madiun berdekatan dengan pusat Kota Madiun dengan
ketinggian antara 21 - 100 mdpl. Kemudian berturut-turut ke arah selatan yang semakin bertambah
tinggi hingga ketinggian hampir 2.000 mdpl. Kecamatan-kecamatan dengan ketinggian antara
1000-2000 mdpl diantaranya adalah Kecamatan Kare, Gemarang dan Dagangan sedangkan
kecamatan dengan ketinggian >2000 mdpl adalah Kecamatan Kare. Untuk lebih jelasnya topografi
beserta luasannya dapat dilihat pada Tabel 6.3, Diagram 6.1 dan Gambar 6.2.
Dari tabel dan diagram berikut terlihat bahwa untuk Kabupaten Madiun prosentase
terbesar didominasi oleh ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut disusul kemudian oleh
ketinggian 50 – 100 meter di atas permukaan laut yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Madiun.
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-5
Tabel 6.3 Jenis Dan Luas Topografi Kabupaten Madiun
No. Kecamatan
Jenis dan Luas Topografi (Ha)
0-50 mdpl
50-100 mdpl
100-500 mdpl
500-1000 mdpl
1000-2000 mdpl
>2000 mdpl
Jumlah
1 Kebonsari 0,00 3.940,16 804,84 0,00 0,00 0,00 4.745,00
2 Geger 0,00 2.427,94 1.233,06 0,00 0,00 0,00 3.661,00
3 Dolopo 0,00 0,14 4.881,93 2,66 0,00 0,00 4.885,00
4 Dagangan 0,00 485,14 5.134,75 1.378,99 237,12 0,00 7.236,00
5 Wungu 0,00 1.809,78 2.744,22 0,00 0,00 0,00 4.554,00
6 Karee 0,00 0,00 8.885,10 6.125,13 4.002,56 72,21 19.085,00
7 Gemarang 0,00 0,00 0,18 8.790,93 1.391,16 14,73 10.197,00
8 Saradan 0,00 2.540,13 12.579,44 172,42 0,00 0,00 15.292,00
9 Pilangkenceng 0,00 6.034,58 2.099,42 0,00 0,00 0,00 8.134,00
10 Mejayan 0,00 2.290,89 3.231,11 0,00 0,00 0,00 5.522,00
11 Wonosari 0,00 2.059,79 1.333,21 0,00 0,00 0,00 3.393,00
12 Balerejo 0,00 5.198,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.198,00
13 Madiun 1,89 3.263,73 327,38 0,00 0,00 0,00 3.593,00
14 Sawahan 12,07 2.202,93 0,00 0,00 0,00 0,00 2.215,00
15 Jiwan 0,00 3.376,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.376,00
Jumlah 13,96 35.629,49 43.254,63 16.470,13 5.630,84 86,95 101.086,00
Sumber : Peta Bakosurtanal
Diagram 6. 1 Ketinggian Di Kabupaten Madiun
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN 2015 - 2019
6.2
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-7
6.4. Gambaran Hidrogeologi
Daerah Aliran Sungai di Jawa Timur terdiri dari delapan daerah aliran sungai yaitu DAS
Brantas, DAS Bengawan Solo Hilir, DAS Kali Madiun, DAS Kali Grindulu, DAS Kali Bondoyudo, DAS
Kali Sampean, Das Kali Pekalen, dan DAS Madura. Kondisi hidrogeologi Kabupaten Madiun
termasuk dalam Zona Madiun yang merupakan dataran rendah yang luas. Zona Madiun umumnya
ditutupi oleh endapan alluvial yang sebagian besar ditutupi oleh endapan alluvium yang terdiri dari
bahan rombakan rempah gunung berapi seperti kerikil, tuff, pumice, dan pasir yang bejari jemari.
Akuifer utama tersusun oleh lapisan pasir dan kerikil yang mempunyai kelulusan sedang sampai
tinggi. Dengan adanya selingan lapisan kedap air yang terdiri dari lempung, maka air tanah bebas
terdapat pada lapisan yang relative tidak dalam. Sedangkan pada lapisan-lapisan lebih dalam
terbentuk akumulasi air tanah tertekan pada sistem akuifer berlapis banyak.
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN
2015 - 2019
6.3
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-9
6.5. Gambaran Geologi
Jenis batuan yang membentuk Kabupaten Madiun sebagai berikut :
Morfoset Jeding - Patukbanteng (Qj)
Batuan ini merupakan bentang alam yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi Kepundan
Jeding –Patukbanteng. Penyebarannya meliputi Kecamatan Kebonsari dan Kare dengan luas
mencapai 7.667,99 ha.
Morfonit Tanjungsari (Qjt)
Batuan ini dikuasai oleh tuf lapili batuapung dengan sisipan batupasir gunungapi dan tuf
kerikilan di beberapa tempat. Morfonit ini mempunyai permukaan topografi yang lebih luas,
serta kemiringan lereng lebih landai, jika dibandingkan dengan seluruh morfosetnya yang
kurang padat sehingga mudah tererosi. Batuan ini tersebar di Kecamatan Kebonsari, Geger,
Dolopo, Dagangan, Wungu dan Kare dengan luas mencapai 13.918,18 ha.
Morfonit Ngebel (Qjn)
Batuan ini tersusun oleh breksi gunung api, tuf dan konglomerat gunung api, lapisannya tidak
jelas. Batuan ini tersebar di Kecamatan Dolopo dan Dagangan dengan luas mencapai 601,30
ha.
Alluvium (Qa)
Batuan ini merupakan bahan gunung api berupa lumpur, pasir, kerikil, kerakal dan sedikit
bongkah. Batuan ini tersebar di seluruh Kecamatan kecuali Dolopo, Kare dan Gemarang
dengan luas mencapai 26.343,77 ha.
Morfoset Argokalangan Qav)
Batuan ini merupakan satuan termuda dari ketiga morfoset di Kompleks Gunung Wilis.
Batuannya berupa endapan tefra dan lava andesit horenblenda. Batuan ini tersebar di
Kecamatan Dagangan, Wungu, Kare, Gemarang, Saradan, Mejayan, Wonoasri dan Madiun
dengan luas mencapai 34.486,70 ha.
Formasi Notopuro (Qpnv)
Satuan ini merupakan breksi gunungapi, tuf dan aglomerat. Satuan ini dijumpai di Kecamatan
Saradan, Pilangkenceng, Mejayan dan Wonoasri dengan luas sebesar 13.871,88 ha.
Formasi Kabuh (Qpk)
Satuan ini merupakan batuan konglomerat, batupasir setempat bersisipan lempung dan napal.
Satuan ini dijumpai di Kecamatan Saradan dan Pilangkenceng dengan luas mencapai 2.055,88
ha.
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-10
Breksi Pandan (Qpv)
Satuan ini merupakan breksi andesit dan dijumpai di Kecamatan Saradan dengan luas 993,69
ha.
Formasi Pucangan (Qtp)
Satuan ini merupakan batuan breksi dan batu pasir tufan. Satuan ini dijumpai di Kecamatan
Saradan dan Pilangkenceng dengan luas mencapai 1.016,96 ha.
Formasi Klitik (Tpk)
Satuan ini merupakan batu gamping klastika dan terumbu dengan sisipan napal dan batu
lempung. Satuan ini dijumpai di Kecamatan Pilangkenceng dengan luas mencapai 72, 71 ha.
Formasi Sonde (Tpso)
Satuan ini merupakan perselingan batu lempung dan batu pasir tufan, bersisipan batu
gamping. Satuan ini dijumpai di Kecamatan Pilangkenceng seluas 11,84 ha.
Formasi Kalibeng (Tmpk)
Satuan ini merupakan napal, setempat bersisipan tuf, batu pasir tufan dan Kalkarenit. Jenis
batuan ini dijumpai di Kecamatan Pilangkenceng seluas 45,91 ha.
Morfonit Sedudo (Qas)
Satuan ini dikuasai lava andesit horenblenda dengan sisipan breksi gunung api. Jenis batuan ini
dijumpai di Kecamatan Kare dan Gemarang seluas 8.341,16 ha.
Untuk lebih jelasnya jenis batuan yang membentuk Kabupaten Madiun dapat dilihat pada
Diagram 6.2
Diagram 6.2 Jenis Batuan Di Kabupaten Madiun
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-11
6.6. Gambaran Klimatologi
Keadaan iklim di Kabupaten Madiun ditandai dengan keadaan curah hujan dan intensitas
hujan, sedangkan kondisi iklim sendiri ditandai dengan keadaan dimana suatu wilayah mempunyai
keadaan bulan basah dan bulan kering. Dengan tipe iklim yang ada di Kabupaten Madiun maka
berdasarkan Schmidt dan Ferguson, wilayah ini termasuk iklim dengan Tipe C yaitu iklim sedang
yang merupakan daerah tidak kering dan tidak basah. Kabupaten Madiun dipengaruhi oleh iklim
laut dan iklim pegunungan dengan temperatur berkisar antara 200 - 350 C.
Intensitas hujan merupakan nilai perbandingan antara curah hujan dengan hari hujan baik
dalam bulanan maupun tahunan. Berdasarkan jumlah hari hujan di masing-masing kecamatan,
rata-rata hari hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada bulan Desember hingga Maret dan hari
hujan dengan intensitas rendah terjadi pada bulan Juli hingga Oktober.
6.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi
A. Sosial
Karakteristik sosial budaya masyarakat di Kabupaten Madiun tidak terlepas dari sejarah
serta etnik dan budaya masyarakatnya. Kabupaten Madiun ditinjau dari pemerintahan yang sah,
berdiri pada tanggal paro terang, bulan Muharam, tahun 1568 Masehi tepatnya jatuh hari Kamis
Kilwon tanggal 18 Juli 1568 / Jumat Legi tanggal 15 Suro 1487 Be - Jawa Islam.
Berawal pada masa Kesultanan Demak, yang ditandai dengan perkawinan Putra Mahkota
Kesultanan Demak Pangeran Surya Patiunus dengan Raden Ayu Retno Lembah Putri dari Pangeran
Adipati Gugur yang berkuasa di Ngrawan Dolopo. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Ngrawan
ke Desa Sogaten dengan nama baru Purabaya (sekarang Madiun). Pangeran Surya Patiunus
menduduki kesultanan hingga tahun 1521 dan diteruskan oleh Kyai Rekso Gati (Sogaten = tempat
Rekso Gati).
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6.4
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN
2015 - 2019
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-13
Pangeran Timoer dilantik menjadi Bupati di Purabaya tanggal 18 Jull 1568 berpusat di Desa
Sogaten. Sejak saat itu secara yuridis formal Kabupaten Purabaya menjadi suatu wilayah
pemerintahan di bawah seorang Bupati dan berakhirlah pemerintahan pengawasan di Purabaya
yang dipegang oleh Kyai Rekso Gati atas nama Demak dari tahun 1518 – 1568. Pada tahun 1575
pusat pemerintahan dipindahkan dari Desa Sogaten ke Desa Wonorejo atau Kuncen, Kota Madiun
sampai tahun 1590. Pada tahun 1686, kekuasaan pemerintahan Kabupaten Purabaya diserahkan
oleh Bupati Pangeran Timoer (Panembahan Rama) kepada putrinya Raden Ayu Retno Djumilah.
Bupati inilah selaku senopati manggalaning perang yang memimpin prajurit-prajurit Mancanegara
Timur. Pada tahun 1586 dan 1587 Mataram melakukan penyerangan ke Purabaya dengan Mataram
menderita kekalahan berat. Pada tahun 1590, dengan berpura-pura menyatakan takluk, Mataram
menyerang pusat istana Kabupaten Purbaya yang hanya dipertahankan oleh Raden Ayu Retno
Djumilah dengan sejumlah kecil pengawalnya. Perang tanding terjadi antara Sutawidjaja dengan
Raden Ayu Retno Djumilah dilakukan disekitar sendang di dekat istana Kabupaten Wonorejo
(Madiun).
Pusaka Tundung Madiun berhasil direbut oleh Sutawidjaja dan melalui bujuk rayunya,
Raden Ayu Retno Djumilah dipersunting oleh Sutawidjaja dan diboyong ke Istana Mataram di
Plered (Yogyakarta) sebagai peringatan penguasaan Mataram atas Purbaya tersebut maka pada
hari Jum'at Legi tanggal 16 Nopember 1590 Masehi nama “Purabaya” diganti menjadi “Madiun”
Adapun kebudayaan masyarakat Kabupaten Madiun banyak dipengaruhi oleh budaya
Mataraman dan Islam. Sikap hidup sehari-hari sangat sederhana suka bekerja keras, kenyal tehadap
pengaruh kehidupan dan budaya asing. Adapun seni budaya yang ada meliputi Dungkrek, Thuk
Thuk Brug, Orek-Orek, Kethoprak, Jedor, Campursari, dan Wayang Kulit.
Kesenian khas asli Kabupaten Madiun sendiri adalah seni Dongkrek, yang lahir sekitar tahun
1867 di Wilayah Caruban yang saat ini namanya berganti menjadi Kecamatan Mejayan, Kabupaten
Madiun. Kesenian itu lahir di masa kepemimpinan Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro yang menjadi
Demang (jabatan setingkat kepala desa) yang membawahi lima desa.
Kesenian Dongkrek hanya mengalami masa kejayaan antara 1867 – 1902. Setelah itu,
perkembangannya mengalami pasang surut seiring pergantian kondisi politik di Indonesia. Pada
masa penjajahan Belanda, kesenian Dongkrek sempat dilarang oleh pemerintahan Belanda untuk
dipertontonkan dan dijadikan pertunjukan kesenian rakyat. Saat masa kejayaan Partai Komunis
Indonesia (PKI) di Madiun, kesenian ini dikesankan sebagai kesenian genjer-genjer yang
dikembangkan PKI untuk memperdaya masyarakat umum, sehingga kesenian Dongkrek
mengalami masa pasang surut akibat imbas politik.
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-14
Asal usul seni Dongkrel berawal dari konon rakyat desa Mejayan terkena wabah penyakit,
ketika siang sakit sore hari meninggal dunia atau pagi sakit malam hari meninggal dunia. Dalam
kesedihannya, Raden Prawirodipuro sebagai pemimpin rakyat Mejayan mencoba merenungkan
metode atau solusi penyelesaian atas wabah penyakit yang menimpa rakyatnya. Renungan,
meditasi dan bertapa di wilayah gunung kidul Caruban. Beliau mendapatkan wangsit untuk
membuat semacam tarian atau kesenian yang bisa mengusir bala tersebut.
Nama Dongkrek terinspirasi dari bunyi alat musik yang mengiringinya. Bunyi ‘dung’ berasal
dari bedug, dan bunyi ’krek’ berasal dari alat musik yang disebut korek. Ukuran bedugnya sama
dengan bedug yang biasa kita lihat di masjid (mungkin ukurannya lebih kecil), yang menarik adalah
korek, korek ini tidak ada padanannya di kesenian lain, hanya ada di Dongkrek, sehingga menjadi
ciri khas seni Dongkrek.
B. Ekonomi
1. Pertanian
Penduduk Kabupaten Madiun sebagian besar tinggal di daerah pedesaan sehingga
sesuai potensi daerah yang agraris maka mata pencaharian penduduk Kabupaten
Madiun sebagian besar adalah bekerja di bidang pertanian. Baik sebagai petani pemilik
lahan maupun petani penggarap alias buruh tani. Berdasarkan data luas panen dan
produksi untuk sektor tanaman pertanian dalam hal ini mencakup tanaman pangan,
tanaman obat, tanaman buah, dan tanaman sayur mengalami peningkatan jumlah luas
panen dan produksi di tahun 2013. Dimana, komoditi padi masih memberikan
kontribusi luas panen dan hasil produksi terbesar di Kabupaten Madiun Pada sektor
perkebunan terbesar seperti kopi, karet, dan cengkeh mengalami penurunan hasil
produksi di tahun 2013. Akan tetapi untuk komoditi porang mengalami kenaikan nilai
produksi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang ada,
untuk ketersediaan ternak di Kabupaten Madiun mayoritas mengalami peningkatan
angka jumlah di setiap jenis ternak dan unggas. Untuk produksi daging, kulit, susu, dan
telur mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nilai konsumsi
daging dan ikan untuk Kabupaten Madiun mengalami peningkatan setiap tahunnya.
2. Industri
Selama Tahun 2013 pemakaian listrik terus meningkat, kecuali pada bulan Maret.
Pemakaian listrik terbanyak terjadi pada bulan Desember, sedangkan yang terendah
adalah di bulan Januari. Sementara jumlah pelanggan seperti biasa terus naik setiap
bulan sehingga pada akhir 2013, jumlahnya telah mecapai angka 2.154.591 pelanggan.
Industri formal menurut dinas terkait yang menjadi sumber data adalah industri yang
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-15
telah memiliki ijin usaha. Sebaliknya adalah industri non formal. Industri kecil ada yang
formal, ada juga yang non formal. Pada Tahun 2013 terdapat sejumlah 690 industri
formal yang tersebar merata di 15 kecamatan. Dari jumlah 690 unit usaha formal
tersebut telah menyerap sejumlah 6.405 tenaga kerja. Jenis-jenis industri formal
tersebut beserta tenaga kerja, investasi , produksi, nilai tambah dan bahan bakunya
disajikan pada halaman 263-264.
3. Perdagangan
Data jumlah pedagang di pasar daerah, nama-nama pasar desa di Tahun 2013 sama
dengan Tahun 2012. Menurut sumber data memang data tersebut statis untuk periode
ini. Stok beras dari BULOG Tahun 2013 juga aman. Yang menggembirakan adalah tren
jumlah pengusaha kecil yang menjadi binaan Dinas Koperasi dan UMKM selama Tahun
2011-2013 terus mengalami peningkatan.
4. Pertambangan
Potensi pertambangan yang terdapat di sebagian kecamatan pada komplek
Pegunungan Wilis antara lain bahan tambang galian C berupa batu andesit/gebal dan
sirtu. Selain itu, Kabupaten Madiun juga memiliki potensi panas bumi yang saat ini
masih dalam proses penyelidikan yang berlokasi di Sareng, Segulung dan Batok. Panas
bumi yang terdapat di lokasi tersebut, diestimasi dapat dijadikan potensi energi listrik
sebesar 120 MWe.
5. Pariwisata
Selain Seni dan Budaya, Kabupaten Madiun memiliki daya tarik wisata yang sangat
beragam. Obyek wisata yang ada di kabupaten Madiun terus-menerus diupayakan
pengembangannya, contohnya adalah Obyek wisata waduk Widas, obyek wisata
Waduk Saradan dan Notopuro, obyek wisata Waduk Dawuhan, obyek wisata Hutan
Grape, obyek wisata Monumen Kresek/Madiun Affair 48, obyek wisata Taman Rekreasi
Umbul, obyek wisata Kebun Kopi Kandangan dan Air Terjun Seweru/Kedung Malem
atau Air Terjun Serondo, obyek wisata Peninggalan Sejarah Nglambangan.
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup penting. Sektor ini merupakan
salah satu tempat bergantungnya kehidupan ekonomi sebagian masyarakat dan juga
cukup banyak memberikan pendapatan daerah. Adapun obyek-obyek wisata tersebut
adalah sebagai berikut :
a) Waduk Widas
b) Waduk Saradan dan Notopuro
c) Waduk Dawuhan
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-16
d) Waduk Kedungbrubus
e) Hutan Grape
f) Monumen Kresek/Madiun Affair 48
g) Taman Rekreasi Umbul
h) Kebun Kopi Kandangan dan Air Terjun Seweru/Kedung Malem atau Air Terjun
Serondo
i) Peninggalan Sejarah Nglambangan
j) Makam Kuncen
k) Situs Sewulan
l) Makam Mbah Moch Bin Oemar dan Masjid Al Muttaqin
m) Komplek Madiun Lama (Dusun Ngrawan Desa Dolopo Kecamatan Dolopo)
n) Makam Patih Kutho Miring Dusun Gentong Desa Putat Kecamatan Geger dan
Makam Ki Ageng Rendeng Desa Kincangwetan Kecamatan Jiwan
C. Produk Domestik Regional Bruto
Perekonomian suatu wilayah berkembang sesuai dengan nilai historis, geografis dan kultur
masyarakatnya. Dalam perkembangannya, lambat laun akan memberikan corak warna bagi
struktur ekonomi suatu wilayah. Kabupaten Madiun sejak dulu sektor pertaniannya berkembang
cukup baik. Dari tahun ke tahun penyumbang nilai PDRB terbesar di Kabupaten Madiun adalah
Sektor Pertanian. Disusul kemudian oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di urutan kedua.
Yang paling sedikit adalah sumbangan dari sektor Pertambangan dan Penggalian. Akan tetapi
sama seperti pada publikasi tahun lalu, PDRB sektor pertanian peranannya semakin menurun. Ini
menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Madiun perlu pengelolaan sumber daya alam
yang selaras dengan perkembangan teknologi sehingga dapat menguatkan sistem ketahanan
pangan, agropolitan dan agrobisnis.
REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019
6-17
Diagram 6.3 Inflasi Sektoral PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Madiun
Periode 2009-2012 (%)