Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

20
BAB 6 PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDDHA DI ASIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan proseslahir dan berkembangnya agama Hindu- Buddha; mendeskripsikan prosesmasuknya pengaruh Hindu–Buddha di Indonesia;; mengidentifikasi jalur masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu–Buddha di Indonesia.

Transcript of Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

Page 1: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

BAB 6 PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDDHA DI ASIA

TUJUAN PEMBELAJARANDengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan proseslahir dan berkembangnya agama Hindu- Buddha; mendeskripsikan prosesmasuknya pengaruh Hindu–Buddha di Indonesia;; mengidentifikasi jalur masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu–Buddha di Indonesia.

Page 2: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

PETA KONSEP

Page 3: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

LAHIRNYA DAN PERKEMBANGAN AGAMA

HINDU Agama Hindu diyakini lahir di India

sekitar tahun 1500 SM. Para ahli sejarah meyakini bahwa

bekas kota Mohenjo-Daro (Larkana) dan Harappa (Punjab) di lembah Sungai Indus merupakan tempat di mana agama ini tumbuh dan berkembang.

Page 4: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

LAHIRNYA AGAMA HINDU

Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (Indo Jerman) ke India sekitar tahun 1500 SM. Mereka datang melalui celah Kaiber dan mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah mendiami daerah tersebut.

Bangsa Dravida adalah bangsa asli India. Oleh karena terdesak oleh kedatangan bangsa Arya, bangsa Dravida kemudian berpindah dan menetap di Dataran Tinggi Dekan.

Page 5: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

AGAMA HINDU

Bangsa Arya membangun sistem kepercayaan dan kemasyarakatan tertentu.

Bangsa Arya ini memuja banyak dewa. Di antara para dewa yang dipuja, terdapat tiga

dewa utama yang disebut Trimurti, yaitu Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pelindung), dan Siwa (dewa penghancur).

Pemujaan terhadap para dewa tersebut dipimpin oleh sekelompok pendeta atau Brahmana. Para Brahmana kemudian menulis berbagai ajaran ritual dan dijadikan pedoman dalam melaksanakan upacara keagamaan. Tulisan-tulisan tersebut disatukan dalam kitab yang disebut Kitab Veda.

Page 6: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

KITAB VEDA

Pokok-pokok ajaran Hindu terdapat dalam kitab Veda, Brahmana, dan Upanisyad.

Kitab Veda terdiri dari empat buah kitab, yakni Rig-Veda, Yajur- Veda, Sama-Veda, dan Atharva-Veda.

Rig-Veda merupakan kitab tertua dan ditulis antara tahun 1300 dan 1000 SM. Kitab ini berisi syair-syair pujian kepada para dewa.

Yajur-Veda berisi pedoman pengorbanan atau sesajian terhadap para dewa.

Sama-Veda berisi nyanyian pemujaan. Atharva-Veda berisi kumpulan mantera-mantera

gaib.

Page 7: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

KITAB VEDA

Kitab Rig-Veda salah satu kitab agama Hindu.

Rig-Veda merupakan kitab tertua dan ditulis antara tahun 1300 dan 1000 SM. Kitab ini berisi syair-syair pujian kepada para dewa.

Page 8: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

PERKEMBANGAN AGAMA HINDU

Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perpaduan antara budaya Dravida, budaya Munda, dan budaya Arya yang kemudian disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (negeri orang Arya) dan Hindustan (tanah milik orang Hindu).

Kata Hindu dalam bahasa Sansekerta ‘sindhu’ berarti ‘sungai’. Kata ini merujuk pada Sungai Indus yang menjadi sumber air minum dan pertanian utama masyarakat di sekitarnya.

Page 9: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

PEMBAGIAN KASTA

Pada masa itu, mereka juga telah mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yakni Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Pembagian masyarakat atas kasta-kasta ini pada dasarnya adalah pembagian tugas atau pekerjaan.

Kaum Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan.

Kasta Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan, termasuk mempertahankan negara.

Kasta Waisya bertugas untuk berdagang, bertani, dan beternak.

Sementara, Kasta Sudra bertugas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar, seperti perbudakan.

Di luar keempat kasta ini ada juga kelompok-kelompok masyarakat yang disebut Paria. Mereka adalah fakir miskin, orang jahat, dan orang buangan.

Page 10: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

LAHIRNYA AGAMA BUDDHA

Pokok-pokok ajaran Buddha ini terdapat pada Aryasatyani dan Pratityasamutpada.

Aryasatyani adalah kebenaran-kebenaran utama. Kebenaran utama yang meliputi hidup adalah menderita.

Pratityasamutpada adalah rantai sebab akibat. Rantai ini terdiri dari 12 rangkaian sebab akibat sebagai hasil dari perilaku umat.

Keseluruhan ajaran Buddha, dibukukan dalam Kitab Tripitaka. Kitab Tripitaka menjadi pedoman ritual bagi kehidupan para pengikutnya. Kitab ini terdiri dari tiga kumpulan tulisan, yakni Sutra Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidharma Pitaka.

Page 11: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

KITAB TRIPITAKA

Kitab Tripitaka terdiri dari tiga kumpulan tulisan yaitu Sutra Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidharma Pitaka.

Sutra Pitaka berisi wejangan-wejangan Sang Buddha.

Vinaya Pitaka berisi segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya.

Abhidharma Pitaka berisi penjelasan-penjelasan dan kupasan soal keagamaan.

Page 12: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA

Dalam perkembangannya, agama Buddha pecah menjadi dua aliran, yaitu aliran Hinayana dan Aliran Mahayana.

Aliran Hinayana mengajarkan bahwa untuk mencapai Nirwana sangat tergantung pada usaha diri melakukan meditasi.

Aliran Mahayana mengajarkan bahwa untuk mencapai Nirwana, setiap orang harus mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih. Dengan demikian, pendeta harus memberikan petunjuk dan bimbingan kepada pengikutnya agar dapat mencapai Nirwana bersama.

Page 13: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

PETA PENYEBARAN AGAMA BUDDHA DI ASIA

Page 14: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

TEORI MASUKNYA PENGARUH HINDU-BUDDHA

DI INDONESIA Teori Masuknya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia

Teori Brahmana

Teori Ksatria

Teori Waisya

Teori Sudra

Page 15: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

TEORI BRAHMANA

Teori Brahmana dengan tokoh pendukungnya, antara lain J.C. van Leur. Menurut teori ini, para Brahmana dan Biksu India datang ke Indonesia atas undangan para kepala suku setempat yang tertarik untuk belajar agama Hindu. Setelah menganut agama Hindu, para kepala suku ini kemudian mengangkat Brahmana menjadi penasihat mereka. Dari lingkungan istana, agama ini kemudian menyebar luas ke tengah masyarakat kecil.

Page 16: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

TEORI KSATRIA

Teori Ksatria dengan tokoh pendukungnya, antara lain F.D.K. Bosch. Menurut teori ini, raja-raja India datang menyerang dan mengalahkan suku-suku Indonesia. Mereka kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia.

Page 17: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

TEORI WAISYA

Teori Waisya dengan tokoh pendukungnya, antara lain N.J. Krom. Menurut teori ini, pengaruh Hindu dan Buddha dibawa dan disebarluaskan oleh para pedagang India yang juga berasimilasi dengan penduduk setempat.

Page 18: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

TEORI SUDRA

Teori Sudra, menurut teori ini, kaum sudra yang dipandang rendah dalam masyarakat India pergi dan menetap di Indonesia. Mereka kemudian menyebarkan agama yang mereka anut.

Page 19: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

TEORI LAINNYA

Penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia lebih disebabkan oleh peran aktif orang Indonesia sendiri.

Sudah sejak lama bangsa Indonesia menjelajahi lautan untuk berdagang. Orang Indonesia yang berdagang dengan orang-orang India kemudian mengenal budaya Hindu dan Buddha. Mereka kemudian mempelajari dan membawa pulang pengetahuan tentang agama serta budaya India itu.

mereka mengirimkan undangan kepada para Brahmana atau Biksu India untuk datang dan mengajari mereka.

Page 20: Bab 6 Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Buddha Di Asia

JALUR MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA SERTA KEBUDAYAAN HINDU-BUDDHA DI

INDONESIA

Perkembangan penyebaran Agama Hindu dan Buddha selanjutnya dilakukan juga oleh peziarah asal Cina yang akan pergi ke India singgah terlebih dahulu di Indonesia.

Daerah-daerah yang dipengaruhi Hindu dan Buddha sampai pada Abad ke-14 M, antara lain Pagaruyung, Padang Lawas, Palas Pasemah, Bangka, Sriwijaya, Tulangbawang, Tarumanegara, Bali, Kediri, Singasari, Majapahit, Kutai, Sanggau (Kalimantan Barat), Sempaga (Sulawesi Selatan), dan Mataram Kuno.