BAB 6 Metode Pengereman

19
BAB 6 METODE METODE PENGEREMAN 1. RANGKAIAN KONTROL JOGGING (INCHING) Jogging atau inching didefinisikan oleh NEMA sebagai penutupan berulang secara cepat dari suatu rangkaian untuk mengasut suatu motor dari keadaan istirahat yang bertujuan untuk mencapai suatu pergerakan kecil dari mesin yang dikendalikan. Istilah jogging sering kali digunakan jika berkenaan dengan pengasut yang langsung terhubung ke jala jala sementara istilah inching digunakan untuk pengasut dengan pereduksian tegangan. Secara umum, bagaimanapun juga, kedua istilah tersebut dapat digunakan secara interchange-ably (bergantian) karena mereka mencegah munculnya suatu rangkaian holding (penahan). Gambar 6.1 merupakan diagram garis suatu rangkaian jogging yang sangat sederhana. Tombol stop dibiarkan terbuka secara mekanis seperti ditunjukkan gambar 6.2. Karena tombol stop dibiarkan terbuka, maka kontak tidak dapat menahan koil energized setelah tombol start ditutup. Kekurangan dari suatu rangkaian yang terhubung dengan cara seperti ini adalah bahwa hilangnya fitur keamanan lock-stop. Rangkaian ini dapat mengalami kesalahan untuk suatu rangkaian kontrol tiga-kawat konvensional. Gambar 6.1 Pushbutton lockout-on-stop mekanis Gambar 6.2 Pushbutton lock-stop pada rangkaian jogging Gambar 6.3 menggambarkan skema sederhana lainnya untuk rangkaian jogging. Kontak kontak pushbutton yang N.C. pada gambar 6.3 B terpasang seri dengan kontak rangkaian penahan pada pengasut magnetik. Ketika tombol jog ditekan, kontak kontak normally open meng-energize magnet pengasut, sementara kontak kontak normally closed memutuskan rangkaian holding. Ketika tombol dilepas, maka dari itu, pengasut

Transcript of BAB 6 Metode Pengereman

  • BAB 6

    METODE METODE PENGEREMAN

    1. RANGKAIAN KONTROL JOGGING (INCHING)

    Jogging atau inching didefinisikan oleh NEMA sebagai penutupan berulang secara cepat

    dari suatu rangkaian untuk mengasut suatu motor dari keadaan istirahat yang bertujuan

    untuk mencapai suatu pergerakan kecil dari mesin yang dikendalikan. Istilah jogging

    sering kali digunakan jika berkenaan dengan pengasut yang langsung terhubung ke jala jala sementara istilah inching digunakan untuk pengasut dengan pereduksian tegangan.

    Secara umum, bagaimanapun juga, kedua istilah tersebut dapat digunakan secara

    interchange-ably (bergantian) karena mereka mencegah munculnya suatu rangkaian

    holding (penahan).

    Gambar 6.1 merupakan diagram garis suatu rangkaian jogging yang sangat sederhana.

    Tombol stop dibiarkan terbuka secara mekanis seperti ditunjukkan gambar 6.2. Karena

    tombol stop dibiarkan terbuka, maka kontak tidak dapat menahan koil energized setelah

    tombol start ditutup. Kekurangan dari suatu rangkaian yang terhubung dengan cara

    seperti ini adalah bahwa hilangnya fitur keamanan lock-stop. Rangkaian ini dapat

    mengalami kesalahan untuk suatu rangkaian kontrol tiga-kawat konvensional.

    Gambar 6.1 Pushbutton lockout-on-stop mekanis

    Gambar 6.2 Pushbutton lock-stop pada rangkaian jogging

    Gambar 6.3 menggambarkan skema sederhana lainnya untuk rangkaian jogging. Kontak

    kontak pushbutton yang N.C. pada gambar 6.3 B terpasang seri dengan kontak rangkaian penahan pada pengasut magnetik. Ketika tombol jog ditekan, kontak kontak normally open meng-energize magnet pengasut, sementara kontak kontak normally closed memutuskan rangkaian holding. Ketika tombol dilepas, maka dari itu, pengasut

  • tersebut secepatnya membuka untuk memutuskan motor dari jala jala. Suatu pemasangan jogging dapat digunakan untuk menghindari panutupan kontak kontak normally closed dari tombol jog. Alat ini menjamin bahwa rangkaian penahan pengasut

    terbentuk kembali jika tombol jog dilepaskan terlalu cepat. Jogging dapat diulang dengan

    menutup kembali tombol jog dan dapat diteruskan hingga pemasangan (attachment)

    jogging dilepaskan.

    Jogging dengan menggunakan suatu relay kontrol

    Penggunaan suatu rangkaian jogging berarti bahwa pengasut dapat di-energizedhanya

    selama tombol jog ditekan. Hasilnya, operator mesin tersebut memiliki kontrol tiap waktu

    dari kendali motor.

    Penambahan suatu relay kontrol ke suatu rangkaian jogging berdampak pada kontrol

    yang lebih besar daripada kendali motor. Suatu rangkaian jogging relay kontrol

    ditunjukkan pada gambar 6.3. Ketika tombol start ditekan, relay kontrol energized dan

    suatu rangkaian holding terbentuk, untuk rangkaian kontrol dan magnet pengasut.

    Tombol jog dihubungkan untuk membentuk suatu rangkaian menuju ke magnet pengasut.

    Rangkaian ini bebas dari relay kontrol. Hasilnya, tombol jog dapat ditekan untuk

    memperoleh aksi jogging atau inching.

    Gambar 6.3 Jogging diperoleh dengan penggunaan tambahan relay kontrol

    Rangkaian rangkaian jogging lainnya pada umumnya ditunjukkan pada gambar 6.4. Pada gambar 6.4 A, penekanan tombol start mengenergize relay kontrol, yang mana

    akibatnya mengenergize koil pengasut. Kontak relay dan interlock pengasut normally

    open kemudian membentuk suatu rangkaian holding sekitar tombol start. Ketika tombol

    jog ditekan, koil pengasut energized secara independen dari relay dan suatu rangakaian

    holding tidak terbentuk. Akibatnya, suatu aksi jogging dapat diperoleh.

    2. PLUGGING

    Plugging didefinisikan oleh NEMA sebagai suatu sistem pengereman dimana hubungan

    motor dibalik sehingga motor menghasilkan suatu torsi balik yang bertindak sebagai

    suatu gaya perlambatan.

  • Mem-plugging suatu motor menuju keadaan diam dari satu arah saja

    Pada gambar 6.5, putaran forward (maju) motor menutup kontak saklar plugging yang

    normally open. Ketika tombol stop ditekan, kontaktor mati dan kontaktor reverse

    (mundur) energized melalui saklar plugging dan interlock forward (maju) yang normally

    closed. Hasilnya, hubungan motor dibalik dan motor direm hingga berhenti. Ketika motor

    berhenti, saklar plugging membuka untuk memutuskan kontaktor reverse (mundur).

    Kontaktor ini digunakan hanya untuk menghentikan motor yang menggunakan operasi

    plugging dan tidak digunakan untuk menjalankan motor secara terbalik.

    Gambar 6.5 Plugging motor untuk menghentikan dari satu arah saja

    Plugging dengan menggunakan relay pewaktuan

    Suatu relay penunda waktu dapat digunakan pada suatu rangkaian plugging motor,

    gambar 6.6. Jika tombol stop ditekan sementara dan rangakaian normally open tidak

    terlengkapi , maka motor akan tetap berada dalam keadaan diam. Tapi, jika tombol stop

    darurat ditekan untuk melengkapi rangkaian normally open dari pushbutton (tombol

    tekan), maka kontaktor S energized melalui kontak kontak yang tertutup ( TD dan R ). Kontaktor S menutup dan menghubungkan ulang terminal terminal motor, yang mana menyebabkan diterapkannya torsi mundur. Ketika koil relay deenergized, pembukaan

    kontak TD dapat diperlambat. Waktu lag diatur sehingga kontak TD membuka pada atau

    sekitar rpm nol dari tuas motor.

  • Gambar 6.6 Plugging dengan relay penunda waktu

    Rangkaian bolak balik untuk saklar plugging

    Rangkaian pada gambar 6.7 adalah rangkaian untuk satu arah saja. Ketika tombol tekan

    stop ditekan dan secepatnya dilepaskan, motor dan mesin yang dikendalikan akan menuju

    keadaan diam. Jika tombol stop ditekan, maka motor akan direm menuju keadaan

    berhenti.

    Gambar 6.7 Menahan tombol stop akan menghentikan motor dalam satu arah

    Pada gambar 6.8, motor dapat diasut dalam dua arah, dan ketika tombol stop ditekan,

    motor dapat di-plug hingga berhenti dari kedua arah.

  • Gambar 6.8 Penekanan tombol stop menghentikan motor untuk kedua arah

    Pada gambar 6.9, operasi dilakukan dalam satu arah. Motor tersebut di-plug hingga

    berhenti ketika tombol stop ditekan. Jogging mungkin terjadi dengan penggunaan suatu

    relay kontrol.

    Gambar 6.9 Penekanan tombol stop menghentikan motor dalam satu arah

    Gambar 6.10 menunjukkan suatu rangkaian yang mana dapt mengontrol arah dari putaran

    motor dalam dua arah. Jogging dapat dilakukan pada arah forward dan reverse jika relay

    kontrol jogging. Motor dapat di-plug sampai keadaan diam dari kedua arah tersebut

    dengan menekan tombol stop.

  • Gambar 6.10 Penggunaan relay pengontrol jogging menghentikan motor motor pada

    salah satu arah.

    Rangkaian pada gambar 6.11 menyediakan kontrol pada kedua arah menggunakan suatu

    saklar pemilih kontak dengan posisi forward, off, dan reverse. Plugging dapat dilakukan

    dalam kedua arah putaran ketika saklar di-off-kan. Perlindungan tegangan rendah tidak

    disediakan oleh rangkaian ini.

    Gambar 6.11 Penggunaan saklar pemilih kontak

    Rangkaian pada gambar 6.12 mengakibatkan motor berputar pada satu arah saja. Saklar

    plugging digunakan sebagai suatu interlock kecepatan. Solenoida atau koil F tidak akan

    bekerja hingga motor utama mencapai kecepatan runningnya. Aplikasi umum dari

  • rangkaian ini adalah untuk menyediakan sebuah interlock bagi suautu sistem konveyor.

    Motor konveyor feeder tidak dapat diasut hingga konveyor utama bekerja.

    Gambar 6.12 Penggunaan saklar plugging sebagai suatu interlock kecepatan

    Proteksi anti-plugging

    Proteksi antiplugging sesuai dijelaskan oleh NEMA, diperoleh jika suatu alat mencegah

    aplikasi suatu torsi balik hingga kecepatan motor dikurangi ke nilai yang dapat diterima.

    Suatu rangkaian antiplugging ditunjukkan pada gambar 6.13. Dengan bekerjanya motor

    pada satu arah saja, sebuah kontak pada saklar antiplugging membuka rangkaian kontrol

    dari kontaktor yang digunakan untuk memperoleh putaran pada arah yang berlawanan.

    Kontak ini takkan menutup hingga kecepatan motor dikurangi setelah kontaktor lain

    dapat di-energized-kan.

    Gambar 6.13 Proteksi antiplugging ; motor akan dibalik putarannya tetapi tidak di-plug

  • Rangkaian antiplugging bolak balik

    Arah putaran motor dikendalikan oleh saklar pemilih pengasut motor ditunjukkan pada

    gambar 6.14. Saklar antiplugging melengkapi atau menggenapi rangkaian reverse hanya

    jika motor melambat hingga suatu kecepatan yang aman. Proteksi undervoltage tidak

    tersedia pada rangkaian ini.

    Gambar 6.14 Antiplugging dengan saklar pemilih arah putaran

    Gambar 6.15 Rangkaian antiplugging yang menggunakan saklar pemisah dan dilengkapi

    proteksi tegangan-rendah

    Pada gambar 6.15, arah putaran motor dipilih menggunakan saklar pemilih dua posisi,

    dengan kontak yang tetap. Motor diasut dengan menggunakan tombol tekan. Arah

    putaran tidak dapat dibalik hingga motor melambat ke kecepatan yang aman. Proteksi

    tegangan rendah disediakan oleh suatu station, start stop, 3 kawat.

  • 3. REM ELEKTRIK

    Rem elektrik atau yang biasa disebut rem magnetik, rem gesekan dan rem mekanis, telah

    digunakan sejak awal tahun 1900. suatu rem elektrik biasanya terdiri dari dua permukaan

    atau bantalan gesek, yang dapat dibuat melekat pada suatu roda pada batang motor.

    Tegangan motor menahan bantalan pada roda dan pengereman terjadi sebagai hasil dari

    gesekan antara bantalan dengan roda. Suatu mekanisme solenoida digunakan untuk

    melepas bantalan tersebut.

    Pada suatu rem yang dioperasikan secara magnetik, bantalannya ditahan pada posisi

    terlepas oleh sebuah magnet sepanjang koil magnet energized. Bagaimanapun juga, jika

    suatu peralatan pilot menginterupsi daya atau terjadi gangguan daya, maka bantalan rem

    akan diterapkan untuk menyediakan pemberhentian yang cepat dan baik. Ujung ujung koil dari suatu rem magnetik ac biasanya terhubung langsung ke terminal terminal motor. Jika suatu skema pengasutan dengan pengurangan tegangan digunakan, maka koil

    rem harus terhubung untuk menerima tegangan penuh.

    Gambar 6.16 Pengkawatan koil rem ac untuk pengasutan DOL. Relay dan kontaktor

    kontrol digunakan untuk mengontrol rem magnetik.

    Rem magnetik menyediakan suatu aksi pengereman yang mulus dimana membuat

    mereka hanya khusus beban dengan inersia tinggi. Dikarenakan rem rem ini memberikan dan melepaskan tekanan pengereman secara halus pada kedua arah, maka

    mereka biasa digunakan pada keran, pengungkit, lift, dan mesin lainnya dimana diperluka

    untuk membatasi getaran pengereman.

    REM CAKRAM MAGNETIK

    Secara umum, rem cakram dapat dipasang kapan pun rem bantalan digunakan. Sebagai

    tambahan, rem cakram dapat dipasang dimana pertimbangan penampilan dan ruang

    melarang penggunaan rem bantalan.

  • Rem cakram magnetik digunakan pada peralatan mesin, pengungkit, konveyor, gergaji,

    pintu, dan instalasi lainnya. Kontrol torsi dan pemakaian rem cakram hampir sama

    dengan yang berlaku bagi rem bantalan padapengaturannya yang serupa. Suatu rem

    cakram adalah suatu unit yang ada dan terpasang pada ujung sabuk dari motor. (Bagian

    ujung sabuk ini bekerja pada batang motor.) Aksi pengereman terdiri dari tekanan yang

    dilepaskan oleh suatu solenoida dan diterapkan oleh suatu pegas pada sisi sisi suatu cakram atau cakram cakram.

    REM MEGNETIK DC

    Rem megnetik dc dirancang serupa dengan rem bantalan ac. Bagaimanapun juga, untuk

    rem magnetik dc, koil pengoperasiannya dibelit shunt untuk pengkawatan DOL dan

    dibelit seri untuk dihubungkan seri dengan jangkar motor dc. Rem belitan dc pick up

    pada sekitar 80 % tegangan nominalnya. Rem belitan seri pick up pada sekitar 40% arus

    beban penuh dari motor dan drop out (diset) pada saat arus mencapai 10 % dari nilai

    beban penuh.

    Beberapa kelebihan rem magnetik dc dibanding rem ac pada pemakaian dengan belitan

    shunt :

    Tidak digunakannya magnet magnet yang berlaminasi

    Jangkar dn magnet yang terbentuk dari baja.

    Tidak ada hantaman yang merusak.

    Pengaturan dan pelepasan yang cepat.

    Tidak adanya chatter ac.

    Pergerakan jangkar yang singkat.

    Tak ada koil yang terbakar akibat bantalan yang mana bisa mempengaruhi celah udara.

    Gambar 6.17 Pengkawatan rem shunt dc dengan pengkawatan motor

    4. PENGEREMAN DINAMIS

    Suatu motor dapat dihentikan dengan cara memutuskannya dari sumber. Bagaimanapun

    juga, suatu cara lain untuk menghentikan motor lebih cepat adalah jika dihubung

    sehingga ia berlaku sebagai suatu generator. Metode pengereman ini disebut sebagai

    pengereman dinamis.

  • Ketika motor dihubung ulang sehingga medan dieksitasi dan terdapat jalur tahanan yang

    rendah pada jangkar, aksi generator mengubah sebagian energi mekanis putaran menjadi

    energi listrik (sebagai panas dalam resistor). Hasilnya adalah motor melambat lebih

    cepat. Namun, seiring motor melambat, aksi generator berkurang, arus berkurang, dan

    pengereman juga berkurang. Oleh karena itu, suatu motor tak dapat dihentikan oleh

    pengereman dinamis saja.

    Suatu motor yang menggerakkan sebuah pengungkit tungkai akan menyebabkan beban

    berhenti terlalu cepat jika langsung diputuskan dari sumber. Dalam hal ini dibutuhkan

    adanya pengereman. Sedikit variasi dari metode pengereman dinamis yang dijelaskan

    diatas sangat cocok untuk situasi ini.

    Suatu motor seri digunakan karena karakteristiknya untuk mengangkat dan

    menggerakkan beban yang berat. Suatu rem solenoida yang terhubung seri dengan

    sumber menjaga poros motor agar tidak berputar ketika tak ada arus sumber. Unutk

    menghentikan pengungkit tersebut, diperlukan untuk membuka rangkaian yang menjuju

    ke motor

    Untuk merendahkan suatu beban, maka motor dihubung ulang sebagai suatu generator

    shunt. Yakni, medan seri dihubung seri dengan sebuah tahanan dan kemudian gabungan

    tersebut tadi dihubung langsung dengan sumber. Skema pengkawatan lainnya yang

    mungkin unutk motor seri dapat juga digunakan.

    Jangkar dapat dihubungkan ke suatu tahanan unutk memperoleh pengereman dinamis

    seprti yang dijelaskan diatas; bagaimanapun juga, lebih beik untuk menghubungkan

    jangkar ke sumber secara langsung. Hasilnya adalah sebagian energi mekanis

    dikembalikan ke jala jala dan tahanan tidak diperlukan untuk mengubah energi tadi menjadi panas. Proses ini disebut pengereman regeneratif.

    Jika kontrol digerakkan dari pengungkitan atau lowering (perendahan) ke posisi stop,

    maka beban akan diperlambat oleh pengereman dinamis sebelum rem mekanis

    memperlambat dengan bantalan rem.

    Diagram skematis pada gambar 6.18 menunjukkan bagaimana pengkawatan kontroler

    dapat diubah - ubah untuk memperoleh operasi pengungkitan, lowering, dan pengereman

    pada kecepatan yang berbeda beda. Untuk menyederhanakan diagram diagram tersebut, kontaktor kontrol dan komponen yang lainnya tidak diperlihatkan.

  • Gambar 6.18 Pengkawatan ulang suatu kontroler tungkai untuk operasi yang berbeda

    beda.

  • Pada gambar 6.18, perhatikan bahwa untuk operasi pengungkit maksimum (a), motor dc

    seri dan rem menerima tegangan jala jala yang penuh dan arus yang maksimum.

    Pada posisi pengungkit menengah (b), motor diperlambat ketika suatu tahanan dihubung

    seri dengan motor. Bagaimanapun juga tahanan tersebut tidak cukup besar untuk

    membuat rem bekerja.

    Pada posisi pengungkit lambat (c), sebagian arus dilewatkan di motor oleh resistor yang

    terhubung paralel. Hasilnya, motor diperlambat dan rem pun menerima arus yang cukup

    untuk tetap terbuka.

    Pada posisi yang lebih rendah, (d) (f), proses regenerasi ke jala jala mungkin untuk dilakukan. Tahanan pendisipasi mengatur medan dan rem.

    Rem tersebut di-deenergized-kan pada posisi off dengan diterapkannya tekanan

    pengereman maksimum.

    Pengereman dinamis adalah suatu metode pengereman darurat atau pengamanan yang

    sederhana dan aman. Dikarenakan motor diubah menjadi suatu generator dengan eksitasi

    sendiri untuk memperoleh aksi perlambatan, maka pengereman tidak membutuhkan

    sumber tenaga dari luar. Mesin - mesin yang bekerja pada kecepatan yang lebih tinggi

    memiliki masalah pengereman yang tidak dijumpai pada mesin yang berkecepatan

    operasi rendah. Kebutuhan akan suatu perlambatan yang lebih cepat sangatlah penting

    jika ingin dihindari terjadinya kecelakaan. Pengereman dinamis diterapkan pda seperlima

    dari waktu yang diperlukan untuk mengatur sebagian besar dari rem - rem shunt.

    Dikarenakan batasan ruang, beberapa kendali (drives) tidak dapat dilengkapi dengan rem

    elektrik. Pada kasus lainnya, kelembaman dari roda rem tidak dapat diterima karena ia

    memperlambat proses percepatan dan perlambatan.

    PENGEREMAN DINAMIS UNTUK PERALATAN RINGAN

    Terdapat banyak metode yang berbeda beda untuk menyediakan pengereman dinamis untuk mesin mesin produksi berukuran kecil. Pada gambar 6.19, mekanisme pengasutan dengan pengurangan kecepatan dihilangkan untuk menederhanakan

    diagramnya. Ketika tombol stop ditekan, kontak normally closed A membentuk

    rangkaian pengereman melalui tahanan pengereman. Perhatikan bahwa medan shunt

    harus energized pada saat percepatan maupun perlambatan. Kekuatan medan penuh harus

    tersedia untuk keduanya. Jika suatu rheostat digunakan pada medan shunt untuk kontrol

    kecepatan, tahanannya dihilangkan baik secara manual maupun otomatis. Saklar pemutus

    harus terbuka ketika mesin sedang tidak beroperasi.

    Gambar 6.20 merupakan modifikasi gambar 6.19. Rangkaian pada gambar tersebut

    menjamin bahwa tahanan pengereman tidak terhubung dengan jala jala. Jika medan seri digunakan pada rangkaian pengereman, maka diperlukan untuk menentukan apakah

    karakteristik motor dc kompon diferensial atau kumulatif. Jika ia adalah suatu motor

  • kompon dc kumulatif, maka arah arus medan seri harus dibalik ketika ia digunakan pada

    rangkaian pengereman. Operasi yang otomatis dapat disediakan untuk keadaan semacam

    itu.

    Gambar 6.19 Pengkawatan pengereman dinamis untuk pengasut motor.

    Gambar 6.20 Pengasut motor dc yang dimodifikasi dengan pengereman dinamis.

  • Gambar 6.21 Penggunaan tahanan pengasutan untuk pengereman

    Gambar 6.21 memperlihatkan suatu diagram untuk sebuah rangkaian pengereman yang

    menggunakan tahanan pengasutan untuk pengereman. Rangkaian ini memuaskan untuk

    sejumlah keadaan jika siklus pengasutan dan penghentian tidak melebihi kapasitas dari

    tahanan. Suatu regulator kecepatan dirancang untuk operasi yang terus menerus. Tahanan

    yang tetap (R) pada rangkaian pengeremanadalah suatu tahanan pembatas arus. Hal ini

    mungkin tidak diperlukan ketika suatu regulator kecepatan digunakan dikarenakan

    bertambahnya kapasitasnya. Gambar 6.21 B menggambarkan rangkaian kontrol untuk

    mengatur kecepatan pengereman. Tahanan R adalah suatu tahanan pembatas arus yang

    mencegah terjadinya hubung singkat pada jangkar. Nilai R dipilih sedemikian rupa

    hingga kecepatan pengereman maksimum diperoleh ketika semua tahanan dilepas oleh

    regulator kecepatan.

    PENGEREMAN DINAMIS UNTUK SUATU MOTOR SINKRON

    Dikarenakan kemiripan konstruksi dari suatu motor sinkron dengan suatu alternator

    (generator ac), maka suatu motor sinkron dapat dihubung ulang sebagai suatu alternator

    untuk memberikan penghentian yang lebih cepat. Energi kinetik dari rotor dan mesin

    yang dikendalikan diubah menjadi energi listrik oleh aksi generator dan kemudian

    menjadi panas pada tahanan pendisipasi. Suatu metode yang dapat digunakan untuk

    pengereman dinamis pada motor sinkron ditunjukkan pada gambar 6.22. Ketika tombol

    start ditekan, kontaktor A energized dan membuka rangkaian tahanan yang terubung

    dengan ujung ujung motor pada panel kendali. Kontaktor A meng-energize koil M untuk membentuk rangkaian dan mengasut motor langsung terhubung dengan jala-jala.

    Koil relai waktu tunda TD energized dan siklus pewaktuannya pun dimulai. Setelah

    motor dibawa ke kecepatan tertentu oleh belitan belitan pada rotor, maka kontak delay-in-closing N.O. meng-energize-kan kontaktor DC B untuk menyuplai arus ke medan.

    Rangkaian tahanan pelepas medan juga terbuka. Ketika tombol stop ditekan, suplai arus

    bolak-balik dihilangkan dari stator, akan tetapi koil pewaktuan tetap energized sehingga

    kontaknya tetap tertutup. Hasilnya, arus searah akan tetap mengalir melalui rotor. Seiring

  • dengan berlanjutnya putaran, garis garis gaya magnetik rotor memotong lilitan stator untuk membangkitkan sejumlah besar arus yang menjaga kontak relay pewaktusn tetsp

    tertutup. Kontak tersebut tetap tertutup selama rotor mempertahankan jatuh tegangan

    pada tahanan pengereman R2. Arus searah dipindahkan secara otomatis dari motor pada

    saat ia hampir mencapai keadaan diam. Metode penyinkronan semi otomatis,

    berpewaktuan ini dipilih untuk menggambarkan metode pengereman ini karena alasan

    kesederhanaannya. Dengan suatu modifikasi yang sederhana, maka hal ini dapat

    diadaptasi untuk segala sistem kontrol penyinkronan yang benar benar otomatis.

    Gambar 6.22 Pengereman dinamis pada motor sinkron.

    5. PENGEREMAN ELEKTRIK

    Prinsip pengereman elektrik digunakan pada motor rotor sangkar maupun motor rotor

    belitan. Ketika motor semacam itu hendak dihentikan, arus searah diterapkan pada salah

    satu atau ketiga fasa dari motor setelah tegangan ac dihilangkan. Hasilnya, motor direm

    secara cepat dan halus sampai mencapai keadaan diam. Suatu kontroler pengereman

    elektrik memberikan suatu penghentian positif yang lebih halus dikarenakan torsi

    pengereman berkurang secara cepat seiring kcepatan mendekati nol. Torsi pengereman

    ini umumnya dapat diatur-atur dengan penggunaan tahanan yang bertap-tap.

  • Ketika dibandingkan dengan metode pengereman satu fasa yang umumnya digunakan,

    pengereman tiga fasa meningkatkan efisiensi pemberhentian dan mengurangi panas yang

    terjadi di dalam motor.

    Suatu pemberhentian rem ekivalen dengan suatu pengasutan normal; oleh karena itu,

    jmlah pengasutan yang diijinkan yang dapat dilakukan tanpa menyebabkan motor

    mengalami panas yang berlebihan harus dikurangi.

    Konstruksi

    Suatu transformator dan penyearah menyediakan arus searah yang diperlukan untuk

    pengereman. Suatu pewaktuan yang dapat diatur-atur digunakan untuk memberikan

    pewaktuan yang dapat diandalkan untuk siklus pengereman. Suatu pengasut pembalik

    standarn dapat digunakan untuk menyuplai daya pada motor: arus bolak balik pada operasi normalnya dan arus searah selama pengereman.

    Blok blok terminal tersedia untuk pengkawatan kontrol dan motor. Tap tap pada tahanan pembatas arus berarti bahwa pengaturan torsi pengereman dapat dilakukan pada

    kisaran yang luas. Kontroler yang memiliki bagian bagian pengereman dapat diperoleh untuk digunakan dengan pengasut motor yang ada saat ini.

    Urutan kerja rangkaian pengereman elektrik

    Gambar 6.23 memperlihatkan diagram skematis dari suatu rangkaian pengereman

    elektrik pada umumnya. Ketika pengasut motor M energized, motor bekerja seiring

    tombol start menutup. Kontak tombol start yang normally closed menjamin bahwa

    kontaktor pengereman B deenergized sebelum motor terhubung dengan suplai arus bolak

    balik.

    Sementara M energized, kontak interlok normally closed membuka dan kontak time-

    delay normally open menutup. Ketika tombol stop ditekan, M tidak aktif; ketika interlok

    M menutup ulang, kontaktor pengereman B energized. B tetap energized hingga kontak

    time delay M membuka. Kontak pewaktuan ini dapat diatur atur dan harus diatur sehingga kontaktor B lepas seiring motor mencapai keadaan berhenti sempurna.

    Kontaktor pengereman B menghubungkan ketiga ujung terminal motor ke sumber dc

    melalui penyearah dan transformator. Arus searah yang diterapkan pada sebuah motor

    induksi mempolarisasi motor tersebut ke suatu medan magnetik stasioner dan

    menyebabkannya ter-rem hingga berhenti. Torsi pengereman dan kecepatan pengereman

    dapat diubah ubah dengan menghubung-ulangkan tahanan yang memiliki tap tap seperti ditunjukkan pada gambar 6.23.

    Suplai ac dan dc harus tidak dihubungkan ke motor pada saat yang bersamaan. Oleh

    karena itu, sangatlah penting supaya pengasut motor dan kontaktor pengereman memiliki

    interlok interlok yang mencukupi. Disarankan pula bahwa pengasut motor harus dimasukkan sebagai satu kesatuan dengan rem. Jika suatu unit pengereman hanya perlu

  • diterapkan ke suatu pengasut motor yang terpisah, maka peng-interlock-an mekanis dapat

    dihilangkan. Dalam hal ini, tombol start harus dilengkapi dengan suatu kontak normally

    closed dan pengasut motor harus memiliki kontak kontak interlock normally closed ekstra.

    Pengereman elektrik untuk motor rotor belitan

    Gambar 6.23 Diagram garis dari motor rotor belitan yang dilengkapi pengereman

    elektrik. Metode pengasutan dan kontrol kecepatannya dapat dipilih tersendiri.

    Gambar diatas menunjukkan suatu contoh metode pengereman sebuah motor induksi.

    Walaupun mungkin untuk menggunakan sembarang metode pengasutan, namun pada

    gambar diatas ditunjukkan metode pengasutan DOL. Rangkaian diatas menunjukkan

    bahwa tahanan sekunder dihilangkan dan slip ring-nya dihubungkan secara bersama.

    Motor diasut dengan menekan tombol start untuk mengenergize koil pengasut M. Motor

    dapat dibawa ke keadaan berhenti dengan sedikit menekan tombol stop. Jika diperluka

    penghentian yang cepat, tombol stop harus ditekan baik baik untuk menciptakan kontak pada bagian pushbutton yang terbuka. Hasilnya, kontaktor B energized melalui kontak

    delay-in-opening, berpewaktuan yang N.C. dan menutup interlock M. Arus bolak balik dihilangkan dari stator oleh kontak kontak M dan arus searah diterapkan oleh kontak

  • kontak B untuk menghasilkan suatu medan magnetik yang stasioner. Hasilnya adalah penurunan kecepatan rotor yang cepat.

    Kontak pewaktuan TD dapat diatur atur dan harus diset untuk melepas kontaktor B seiring motor mencapai keadaan berhenti total. Torsi pengereman dan kecepatan

    pengereman dapat diubah ubah dengan mengatur besarnya tegangan dc yang diterapkan dan besarnya tahanan sekunder rotor. Tegangan pengereman dijaga kira kira sebesar 10 % tegangan nominal motor.

    Kecepatan pengereman motor bergantung pada rating motor dan beban yang terhubung.

    Misalnya, suatu motor sebesar satu pkdengan suatu beban berkelembaman besar, seperti

    roda gila atau konveyor, dapat dihentikan dalam sekitar satu detik ataupun kurang dari

    itu jika diperlukan. Suatu motor 125 pk berkecepatan rendah dapat dihentikan, jika

    mendesak, dalam dua atau tiga detik.

    Adalah suatu pertanyaan apakah pengereman tiba tiba semacam ini merusak motor atau peralatan yang bersangkutan. Efek dari pengereman dengan metode ini lebih sedikit

    dilafalkan dibandingkan dengan efek rem gesekan mekanis. Aksi pengereman dari suatu

    rem elektrik berbantalan dan berpegas (cushioned and resilient), agak serupa dengan

    memindahkan sepotong baja dengan sebuah bantalan karet. Efek pengereman maksimum

    terjadi pada sekitar 15 hingga 20% kecepatan motor rata - rata.