Bab 6 - Geopolitik Indonesia 2108 Final

37
Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan 6-1 Geopolitik Indonesia 6 GEOPOLITIK INDONESIA Overview Saudaraku... Setiap jengkal wilayah Indonesia adalah darah dan airmata pejuang kemerdekaan Indonesia. Oleh karenanya, tidak akan terjadi lagi pemisahan wilayah, baik daratan maupun perairan yang ada dalam lingkup nusantara ini. Sesuai dengan amanat para pendiri bangsa ini, kita wajib mempertahankan keutuhannya. Indonesia dikaruniai kurang lebih 18.110 buah pulau - dengan berbagai kekayaan alam di dalamnya - yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Adalah kenikmatan yang sangat besar untuk disyukuri oleh masyarakat Indonesia, seperti yang tersurat dalam naskah pembukaan UUD 1945 alinea ke-3; Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Untuk mempertahankan kehidupan dan eksistensinya, masyarakat perlu memahami konsep geopolitik Indonesia, sehingga proses pembangunan nasional terus berlangsung guna sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat. Tujuan 1. Mahasiswa memahami Wilayah sebagai ruang hidup. 2. Mahasiswa memahami Otonomi Daerah.

Transcript of Bab 6 - Geopolitik Indonesia 2108 Final

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-1 Geopolitik Indonesia

    6 GEOPOLITIK INDONESIA

    Overview

    Saudaraku... Setiap jengkal wilayah Indonesia adalah darah dan airmata

    pejuang kemerdekaan Indonesia. Oleh karenanya, tidak akan terjadi lagi

    pemisahan wilayah, baik daratan maupun perairan yang ada dalam lingkup

    nusantara ini. Sesuai dengan amanat para pendiri bangsa ini, kita wajib

    mempertahankan keutuhannya.

    Indonesia dikaruniai kurang lebih 18.110 buah pulau - dengan berbagai

    kekayaan alam di dalamnya - yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

    Adalah kenikmatan yang sangat besar untuk disyukuri oleh masyarakat

    Indonesia, seperti yang tersurat dalam naskah pembukaan UUD 1945 alinea

    ke-3; Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh

    keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat

    Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

    Untuk mempertahankan kehidupan dan eksistensinya, masyarakat

    perlu memahami konsep geopolitik Indonesia, sehingga proses pembangunan

    nasional terus berlangsung guna sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

    Tujuan

    1. Mahasiswa memahami Wilayah sebagai ruang hidup.

    2. Mahasiswa memahami Otonomi Daerah.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-2 Geopolitik Indonesia

    6.1 Wilayah Sebagai Ruang Hidup

    6.1.1 Wilayah Indonesia

    Wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis

    beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan

    berdasarkan pada aspek administratif dan atau aspek fungsional (Peraturan

    Pemerintah No. 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk

    Penataan Ruang Wilayah Presiden Republik Indonesia).

    Sedangkan definisi lain mengatakan bahwa wilayah adalah sebuah

    daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada

    masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik

    alam, misalnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan setelah masa kolonialisme,

    batas-batas tersebut dibuat oleh negara yang menduduki daerah tersebut, dan

    berikutnya dengan adanya negara bangsa, istilah yang lebih umum digunakan

    adalah batas nasional (www.wikipedia.com).

    Adapun ruang mengandung pengertian sebagai wadah yang meliputi

    ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah,

    tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta

    memelihara kelangsungan hidupnya. Ruang itu terbatas dan jumlahnya relatif

    tetap. Sedangkan aktivitas manusia dan pesatnya perkembangan penduduk

    memerlukan ketersediaan ruang untuk beraktivitas senantiasa berkembang

    setiap hari. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan ruang semakin tinggi.

    Ruang merupakan sumber daya alam yang harus dikelola bagi sebesar-

    besar kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3)

    UUD 1945 yang menegaskan bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang

    terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya

    kemakmuran rakyat. Dalam konteks ini ruang harus dilindungi dan dikelola

    secara terkoordinasi, terpadu, dan berkelanjutan.

    Indonesia termasuk negara yang memiliki keragaman ruang yang

    sempurna, yaitu ruang udara, darat dan air. Dengan memiliki ruang yang

    beragam ini, maka Indonesia secara otomatis juga memiliki kekayaan alam

    yang besar, yang berada di udara, di dalam perairan (laut, sungai, dan danau),

    serta di dalam daratan (tanah). Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara

    kepulauan terbesar di dunia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa,

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-3 Geopolitik Indonesia

    memungkinkan memiliki keragaman hewan dan tumbuhan dengan komposisi

    tanah yang sangat subur.

    Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara)

    pada koordinat 6LU - 1108'LS dan dari 95'BB - 14145'BT, melintang di

    antara benua Asia dan Australia/Oseania serta antara Samudra Pasifik dan

    Samudra Hindia (terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena letaknya yang

    berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai

    Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di

    dunia, dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 buah pulau besar dan kecil, 6000

    pulau di antaranya tidak berpenghuni, menyebar di sekitar khatulistiwa, yang

    memberikan cuaca tropis.

    Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya

    3.257.483 km. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana

    setengah populasi Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:

    Jawa dengan luas 132.107 km, Sumatra dengan luas 473.606 km, Kalimantan

    dengan luas 539.460 km, Sulawesi dengan luas 189.216 km, dan Papua

    dengan luas 421.981 km. Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata angin,

    yaitu:

    Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan

    Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia

    Barat: Samudera Hindia

    Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

    Lokasi Indonesia juga terletak di lempeng tektonik, yang berarti Indonesia

    rawan terkena gempa bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Indonesia juga

    banyak memiliki gunung berapi, salah satu yang sangat terkenal adalah gunung

    Krakatau, terletak di selat Sunda antara pulau Sumatra dan Jawa.

    Upaya untuk mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia (NKRI) ini menjadi kewajiban seluruh rakyat Indonesia,

    terutama pemerintahan yang tengah berkuasa. Mengingat bahwa sejak

    proklamasi 17 Agustus 1945, Para pendiri negara ini telah mengamanahkan

    setiap jengkal Republik Indonesia ini kepada para penerusnya untuk dipelihara,

    dikembangkan, dan dikelola untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyatnya.

    Berbagai kasus persengketaan yang menginginkan wilayah Indonesia di

    beberapa perbatasan semakin menyadarkan bahwa betapa pentingnya

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-4 Geopolitik Indonesia

    memahami kondisi geografis Indonesia, sehingga tetap menjadi ruang hidup

    yang menjadikan masyarakat Indonesia yang aman, damai dan sejahtera.

    Beberapa contoh kasus perbatasan yang berakhir pada lepasnya

    sebagian wilayah NKRI. Pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Republik

    Indonesia setelah dibawa ke Mahkamah Internasional akan mengancam

    persatuan dan kesatuan bangsa. Perselisihan antara Indonesia dan Malaysia

    mengenai sengketa pulau Ambalat, yang menyebabkan ketegangan diplomatik,

    militer serta sosial masyarakat dalam bentuk demonstrasi, dan lainnya menjadi

    kasus berikutnya. Selanjutnya kasus Aceh dan Papua yang saat ini belum

    selesai secara tuntas. Bisa jadi kasus-kasus serupa akan terus terjadi, jika

    pemerintah tidak mengantisipasi sejak dini.

    Konsep penguasaan wilayah geografis harus menyatu dengan sistem

    politik yang dianut oleh Indonesia, sehingga penjagaan terhadap sejengkal

    wilayah NKRI juga sama bobotnya dengan kedaulatan negara ini. Konsep

    Geopolitik digunakan untuk memperkaya wawasan dan kesadaran akan arti

    penting wilayah NKRI sebagai ruang hidup seluruh rakyat Indonesia.

    6.1.2 Pengertian Geopolitik

    Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti

    bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang

    berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara; dan teia yang

    berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu

    bangsa (Sunarso, 2006: 195).

    Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu

    penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-

    masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel

    mengenalkan istilah ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen

    menyebut geographical politic dan disingkat geopolitik.

    Untuk lebih memahami konsep geopolitik secara global, berikut ini

    adalah teori-teori mengenai geopolitik yang pernah ada di dunia;

    1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel

    Frederich Ratzel (18441904) berpendapat bahwa negara itu seperti

    organisme yang hidup. Negera identik dengan ruangan yang ditempati oleh

    sekelompok masyarakat (bangsa) pertumbuhan negara mirip dengan

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-5 Geopolitik Indonesia

    pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang

    cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas ruang hidup maka

    negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Oleh karena itu, jika negara

    ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah sebagai

    ruang hidup). Teori ini dikenal seabgai teori organisme atau teori biologis.

    2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen

    Rudolf Kjellen (19641922) melanjutkan ajaran Ratzel, tentang teori

    organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti

    organisme, maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu

    organisme, bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan sistem politik yang

    menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik,

    sosial politik, dan krato politik. Negara sebagai organisme yang hidup dan

    intelektual harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya

    dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme dikembangkan. Batas

    negara bersifat sementara karena bisa diperluas. Strategi yang dilakukan

    adalah membangun kekuatan darat yang dilanjutkan kekuatan laut.

    3. Teori Geopolitik Karl Haushofer

    Karl Haushofer (18961946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen

    terutama pandangan tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika

    jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak sehingga tidak

    sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara tersebut harus berupaya

    memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup (lebensraum) bagi warga negara.

    Untuk mencapai maksud tersebut, negara harus mengusahakan antara lain :

    a. Autarki, yaitu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa

    bergantung pada negara lain. Hal ini dimungkinkan apabila wilayah

    negara cukup luas sehingga mampu memenuhi kebutuhan itu. Untuk

    itu politik ekspansi dijalankan. Berdasarkan asumsi demikian, Karl

    Haushofer membagi dunia menjadi beberapa wilayah (region) yang

    hanya dikuasai oleh bangsa-bangsa yang dikatakan unggul, seperti

    Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan Jepang. Dari pendapat ini

    lahirlah:

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-6 Geopolitik Indonesia

    b. Wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional), yaitu :

    1) Pan Amerika sebagai perserikatan wilayah dengan Amerika

    Serikat sebagai pemimpinnya.

    2) Pan Asia Timur, mencakup bagian timur Benua Asia, Australia,

    dan wilayah kepulauan di mana Jepang sebagai penguasa.

    3) Pan Rusia India, yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa

    Timur, dan Rusia yang dikuasai Rusia.

    4) Pan Eropa Afrika, mencakup Eropa Barat tidak termasuk

    Inggris dan Rusia dikuasai oleh Jerman.

    Teori Geopolitik Karl Haushofer ini dipraktikkan oleh Nazi Jerman di

    bawah pimpinan Hittler sehingga menimbulkan Perang Dunia II.

    4. Teori Geopolitik Halford Mackinder

    Halford Mackinder (18611947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih

    strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia, sehingga

    pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai

    daerah jantung (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia

    (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk

    menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat

    yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini muncullah konsep

    Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat.

    5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan

    Alfred Thayer Mahan (18401914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi

    geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta

    mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya

    pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga

    membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep

    Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan

    akan menguasai kekayaan dunia.

    6. Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan JFC Fuller

    Guilio Douhet (18691930) dan William Mitchel (18781939) mempunyai

    pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat

    kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan

    melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-7 Geopolitik Indonesia

    armada atau angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara

    memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di

    samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya

    musuh itu sendiri atau di garis belakang medan peperangan. Berdasarkan hal

    ini maka muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di

    udara.

    7. Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman

    Nicholas J. Spijkman (18791936) terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam

    teorinya, ia membagi dunia dalam empat wilayah atau area :

    - Pivot Area, mencakup wilayah daerah jantung.

    - Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai benua Eropa Asia

    - Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa Asia, Afrika

    Selatan.

    - New World, mencakup wilayah Amerika.

    Terhadap pembagian tersebut, Spijkman menyarankan pentingnya penguasaan

    daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya, Pan Amerika merupakan

    daerah yang ideal karena dibatasi oleh batas alamiah, dan Amerika

    diperkirakan akan menjadi negara kuat. Atas pembagian dunia menjadi empat

    wilayah ini, Spijman memandang diperlukan kekuatan kombinasi dari

    angkatan-angkatan Perang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah dimaksud.

    Pandangannya ini menghasilkan teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan

    Wawasan Kombinasi.

    6.1.3 Paham Geopolitik Bangsa Indonesia

    Setelah mengenal konsep geopolitik yang pernah dipakai oleh negara-negara

    di dunia, penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami sejarah dan

    konsep geopolitik yang dianut oleh bangsa kita sendiri, yaitu Bangsa Indonesia.

    Istilah geopolitik untuk bangsa Indonesia dipopulerkan pertama kali

    oleh Ir. Soekarno. Pada pidatonya di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1 Juni

    1945, Soekarno menyatakan sebagai berikut :

    Marilah saya uraikan lebih jelas dengan mengambil tempo sedikit :

    Apakah yang dinamakan bangsa? Apakah syaratnya bangsa?

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-8 Geopolitik Indonesia

    Menurut Renan, syarat bangsa adalah kehendak akan bersatu. Perlu

    orang-orangnya merasa diri bersatu dan mau bersatu. Ernest Renan

    menyebut syarat bangsa: le desir detre ensemble, yaitu kehendak akan

    bersatu. Menurut definisi Ernest Renan, yang menjadi bangsa yaitu satu

    gerombolan manusia yang mau bersatu, yang merasa dirinya bersatu.

    Kalau kita lihat definisi orang lain, yaitu definisi Otto Bauer, di dalam

    bukunya Die Nationalita-tenfrage, di situ ditanyakan: Was ist eine Nation?

    dan jawabannya ialah eine Nation ist ein aus Schiksalsgenmeinschaft

    erwachsene Character-gemeinschaft. Inilah menurut Otto Bauer satu natie.

    (Bangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan

    nasib). Tetapi kemarin pun, tatkala, kalau tidak salah, Prof. Supomo

    mensitir Ernest Renan, maka anggota yang terhormat Moh. Yamin berkata:

    verouderd: tua. Memang tuan-tuan sekalian, definisi Ernest Renan sudah

    verouderd; sudah tua. Definisi Otto Bauer pun sudah tua. Sebab tatkala

    definisinya itu, tatkala itu belum timbul satu wetenschap baru, satu ilmu

    baru, yang dinamakan Geopolitik.

    Kemarin kalau tidak salah, saudara Ki Bagus Hadikusumo, atau

    tuan Munandar, mengatakan tentang persatuan antara orang dan tempat.

    Persatuan antarorang dan tempat, tuan-tuan sekalian!

    Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan

    rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya. Ernest Renan dan Otto Bauer

    hanya sekadar melihat orangnya. Mereka hanya memikirkan Gemeinschaft-

    nya dan perasaan orangnya. Iaime et le desir. Mereka bumi yang didiami

    manusia itu. Apakah tempat itu? tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu

    adalah satu kesatuan. Allah swt membuat peta dunia, menunjukkan di

    mana kesatuan-kesatuan di situ. Seorang anak kecil pun, jikalau ia melihat

    peta dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan

    satu kesatuan. Pada peta itu dapat ditunjukkan satu kesatuan gerombolan

    pulau di antara dua lautan yang besar, lautan Pasifik dan lautan Hindia,

    dan di antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia. Seorang

    anak kecil dapat mengatakan bahwa pulau Jawa, Sumatera, Borneo,

    Selebes, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku dan lain-lain pulau

    kecil di antaranya adalah satu kesatuan. Demikian pula tiap-tiap anak kecil

    dapat melihat pada peta bumi bahwa pulau-pulau Nippon yang

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-9 Geopolitik Indonesia

    membentang pada pinggir Timur benua Asia sebagai golfbreker atau

    penghadang gelombang lautan Pasifik adalah satu kesatuan. Anak kecil pun

    dapat melihat bahwa tanah India adalah satu kesatuan di Asia Selatan,

    dibatasi oleh lautan Hindia yang luas dan gunung Himalaya. Seorang anak

    kecil pula dapat mengatakan bahwa kepulauan Inggris adalah satu

    kesatuan.

    Griekenland atau Yunani dapat ditunjukkan sebagai satu kesatuan

    pula. Itu ditaruhkan oleh Allah swt demikian rupa. Bukan Sparta saja,

    bukan Athena saja, bukan Macedonia saja, tetapi Sparta plus Athena plus

    Macedonia plus daerah Yunani yang lain-lain, segenap kepulauan Yunani,

    adalah satu kesatuan. Maka manakah yang dinamakan tanah tumpah

    darah kita, tanah air kita? menurut geopolitik, maka Indonesialah tanah air

    kita. Indonesia yang bulat, bukan Jawa saja, bukan Sumatera aja, atau

    Borneo aja atau Selebes saja, atau Ambon saja, atau Maluku saja tetapi

    segenap kepulauan yang ditunjuk oleh Allah swt menjadi satu kesatuan

    antara dua benua dan dua Samudera, itulah Tanah Air kita! (Risalah

    sidang BPUPKI dan PPKI, 1998).

    Berdasarkan pidato tersebut, berdasarkan geopolitik, wilayah Indonesia

    adalah satu kesatuan wilayah dari Sabang sampai Merauke, yang terletak

    antara dua samudera dan dua benua. Kesatuan antara bangsa Indonesia

    dengan wilayah tanah air itulah yang membentuk semangat dan wawasan

    kebangsaan, yaitu sebagai bangsa yang bersatu. Rasa kebangsaan Indonesia

    dibentuk oleh adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu dan kehendak untuk

    bersatu serta adanya kesatuan wilayah yang sebelumnya, bernama Nusantara.

    Prinsip geopolitik Indonesia sebagaimana tersebut di atas menandakan

    bahwa dalam hal wilayah, bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk

    mempeluas wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Secara historis,

    kesepakatan para pendiri negara Republik Indonesia adalah wilayah Indonesia

    merdeka hanyalah wilayah bekas jajahan Belanda atau eks Hindia Belanda.

    Wilayah yang bangsanya memiliki Le desir detre ensemble dan Character-

    gemeinschaft menurut Soekarno itulah yang harus kita satukan dan

    pertahankan. Upaya membangun kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam

    satu wilayah adalah dengan konsepsi Wawasan Nusantara. Ciri nasionalisme

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-10 Geopolitik Indonesia

    Indonesia adalah nasionalisme yang tidak chauvisnisme dan juga bukan

    kosmopolitanisme. Nasionalisme Indonesia tumbuh dalam internasionalisme,

    mengembangkan hubungan baik dengan bangsa lain secara sederajat.

    Berdasarkan uraian di atas, konsepsi Wawasan Nusantara dibangun

    atas geopolitik bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki pandangan sendiri

    mengenai wilayah yang dikaitkan dengan politik/kekuasaan. Wawasan

    Nusantara sebagai wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham

    kekuasaan dan geopolitik bangsa Indonesia (HAN, Sobana : 2005). Wawasan

    Nusantara dapat dikatakan sebagai penerapan teori geopolitik dari bangsa

    Indonesia. (Chaidir Basrie : 2002).

    Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan

    bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu

    merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi

    nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam

    pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia,

    yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Adapun tujuan nasional

    Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, salah

    satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

    darah Indonesia. Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR No.

    VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya

    masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,

    sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.

    Sejalan dengan hal tersebut, bangsa Indonesia berkepentingan untuk

    mewujudkan hal-hal di atas. Upaya untuk terus membina persatuan dan

    keutuhan wilayah adalah dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa.

    Wawasan nasional bangsa Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara.

    6.1.4 Perwujudan Wawasan Nusantara

    A. Perumusan Wawasan Nusantara

    Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan perundang-

    undangan, yaitu dalam ketetapan MPR mengenai GBHN. Secara berturut-

    turut ketentuan tersebut adalah:

    1. Tap MPR No. IV/MPR/1973

    2. Tap MPR No. IV/MPR/1978

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-11 Geopolitik Indonesia

    3. Tap MPR No. IV/MPR/1983

    4. Tap MPR No. IV/MPR/1988

    5. Tap MPR No. IV/MPR/1993

    6. Tap MPR No. IV/MPR/1998

    Dengan ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam

    penyelenggaraan pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan Pembangunan

    Nasional adalah Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan

    nasional yang bersumber dari Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara

    adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan

    lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta

    kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa

    dan bernegara.

    Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan

    keutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut

    mencakup:

    1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

    a. Bahwa keutuhan wilayah Nasional dengan segala isi dan

    kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang

    hidup, dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal

    dan milik bersama bangsa.

    b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan

    berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk, dan meyakini

    berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

    harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti

    yang seluas-luasnya.

    c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,

    senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta

    mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.

    d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi

    bangsa dan negara, yang melandasi, membimbing dan

    mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

    e. Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan kesatuan

    hukum, dalam arti bahwa hanya ada satu hukum yang mengabdi

    kepada kepentingan nasional.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-12 Geopolitik Indonesia

    2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

    a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun

    efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa

    keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh

    wilayah tanah air.

    b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di

    seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki

    oleh daerah-daerah dalam mengembangkan ekonominya.

    3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya

    a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu; perikehidupan bangsa

    harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya

    tingkat kemajuan masyarkat yang sama, merata dan seimbang

    serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan

    kemajuan bangsa.

    b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan

    corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya

    yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa

    seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh

    bangsa Indonesia.

    4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan

    Keamanan

    a. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya

    merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan negara.

    b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban

    yang sama di dalam pembelaan negara.

    Wawasan Nusantara mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, sistem

    ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem pertahanan-keamanan

    dalam lingkup negara nasional Indonesia. Atas dasar itu dapat disimpulkan,

    sumber alam gas di Aceh bukan hanya miliki penduduk Aceh, tetapi milik

    seluruh bangsa Indonesia. Sebaliknya, kemiskinan di Nusa Tenggara Timur

    harus dipandang sebagai kemiskinan bangsa Indonesia.

    Namun, menurut Sayidiman Suryohadiprojo (mantan gubernur

    Lemhanas), untuk masa sekarang perlu interpretasi yang tepat mengenai

    ajaran itu. Kesimpulan yang hanya sampai seperti itu telah mengakibatkan

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-13 Geopolitik Indonesia

    penguasaan oleh pemerintah pusat atas kekayaan sumber daya alam daerah

    menjadi berlebihan, sehingga menimbulkan ketidakpuasan daerah, baik Aceh,

    Papua, Riau, dan sebagainya.

    Oleh karena itu, interpretasi Wawasan Nusantara harus disertai

    catatan bahwa konsep kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam

    memerlukan harmoni antara kepentingan pusat dan daerah serta antardaerah.

    Tanpa itu konsep kesatuan akan sukar terwujud, kecuali bila dipaksakan

    melalui kekuatan. Namun, itu hanya merupakan kesatuan yang semu dan

    mengandung kerawanan bagi eksistensi Negara Kesatuan RI. Kata kunci yang

    tepat adalah keadilan, bukan dengan kekuatan.

    GBHN terakhir yang memuat rumusan mengenai Wawasan Nusantara

    adalah GBHN 1998 yaitu dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1998. Pada

    GBHN 1999 sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999

    tidak lagi ditemukan rumusan mengenai Wawasan Nusantara.

    Pada masa sekarang ini dengan tidak adanya lagi GBHN, rumusan

    Wawasan Nusantara menjadi tidak ada. Meski demikian, sebagai konsepsi

    politik ketatanegaraan Republik Indonesia, wilayah Indonesia yang berciri

    nusantara kiranya tetap dipertahankan. Hal ini tertuang dalam Pasal 25A UUD

    1945 Amandemen IV yang berbunyi Negara Kesatuan Republik Indonesia

    adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang

    batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. Undang-undang

    yang mengatur hal ini adalah Undang-undang No. 6 Tahun 1996 tentang

    Perairan Indonesia.

    B. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

    Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia,

    negara Indonesia merupakan negara kepulauan. Dalam negara kepulauan

    diterima asas bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang

    menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan

    Negara Republik Indonesia, dengan tidak memperhitungkan luas atau lebarnya

    merupakan bagian integral dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia

    sehingga merupakan bagian dari perairan Indonesia yang berada di bawah

    kedaulatan Negara Republik Indonesia. Pernyataan dalam undang-undang ini

    didasarkan pada fakta sejarah dan cara pandang bangsa Indonesia bahwa

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-14 Geopolitik Indonesia

    Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus

    1945 secara geografis adalah negara kepulauan.

    Kedaulatan Negara Republik Indonesia di perairan Indonesia meliputi

    laut teritorial, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman serta ruang udara

    di atas laut teritorial, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman, serta dasar

    laut dan tanah di bawahnya termasuk sumber kekayaan alam yang terkandung

    di dalamnya. Berdasarkan hak ini, maka wilayah negara Kesatuan Republik

    Indonesia meliputi tanah (daratan) dan air (lautan) serta udara di atasnya.

    a. Wilayah Daratan

    Wilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi dalam batas-batas

    tertentu dan di dalam tanah permukaan bumi. Untuk menentukan

    batas wilayah daratan biasanya dilakukan dengan negara-negara yang

    berbatasan darat. Batas-batas dapat dibuat dengan sengaja atau dapat

    pula ditandai dengan benda-benda alam, seperti gunung, hutan, dan

    sungai. Indonesia memiliki wilayah daratan yang berbatasan dengan

    Malaysia (Serawak dan Sabah), Papua Nugini, dan Timor Leste.

    b. Wilayah Perairan

    Wilayah Perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan

    kepulauan, dan perairan pedalaman. Laut Teritorial Indonesia adalah

    jalur laut selebar 12 (dua belas) mil laut yang diukur dari garis pangkal

    kepulauan Indonesia. Perairan kepulauan Indonesia adalah semua

    perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan

    tanpa memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai. Perairan

    pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi

    darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk ke

    dalamnya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat dari

    suatu garis penutup. Penentuan batas perairan khususnya yang

    berbatasan dengan negara tetangga dilakukan dengan perjanjian

    bilateral. Contoh; Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Filipina.

    c. Wilayah Udara

    Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan

    lautan (perairan) negara itu. Dalam menentukan seberapa jauh

    kedaulatan negara terhadap wilayah udara di atasnya, terdapat banyak

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-15 Geopolitik Indonesia

    aliran atau teori. Batas udara wilayah Indonesia ditentukan oleh garis

    tegak lurus 90o yang ditarik dari batas wilayah daratan dan perairan.

    C. Unsur Dasar Wawasan Nusantara

    Wawasan Nusantara, sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap

    dirinya mengandung tiga unsur dasar, yaitu wadah (contour), isi (content), dan

    tata laku (conduct). Ketiga unsur dasar tersebut dapat dijelaskan di bawah ini:

    1. Wadah (contour)

    Wadah sebagai ruang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara

    meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara

    dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.

    Setelah melembaga sebagai sebuah negara dalam Negara Kesatuan

    Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan

    yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud

    supra struktur politik, sedangkan sebagai wadah kehidupan

    bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur

    politik.

    2. Isi (content)

    Isi adalah keinginan bersama yang berkembang di masyarakat sebagai

    bentuk aspirasi bangsa dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat

    dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang

    berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional

    seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan

    persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan dalam kehidupan nasional

    yang berupa politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Oleh karena

    itu, isi menyangkut dua hal yang esensial, yaitu:

    a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan

    perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional;

    b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan yang meliputi semua

    aspek kehidupan nasional.

    3. Tata Laku (conduct)

    Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang

    terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah

    mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-16 Geopolitik Indonesia

    Indonesia. Adapun tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan,

    perbuatan, dan perilaku dari bangsa Indonesia, yang keduanya akan

    mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia

    berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga

    dan cinta terhadap bangsa dan tanah airnya sehingga menimbulkan

    nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.

    Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa tata laku batiniah

    adalah sikap, jiwa, dan semangat setiap warga negara untuk mendukung

    konsepsi Wawasan Nusantara. Tata laku lahiriah adalah perilaku atau

    tindakan setiap warga negara untuk mengimplementasikan

    terwujudnya konsepsi Wawasan Nusantara.

    D. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara

    Terbentuknya konsep Wawasan Nusantara tentunya memiliki tujuan dan

    manfaat. Hal ini akan menjadi motivator serta koridor keberlanjutan

    perkembangan wujud Wawasan Nusantara ke arah yang dicita-citakan.

    Tujuan Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut:

    1. Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan dan

    kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, yaitu politik, sosial

    budaya, dan pertahanan keamanan.

    2. Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia

    yang serba berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia

    berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

    serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling menghormati.

    Adapun manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi Wawasan Nusantara adalah

    sebagai berikut:

    1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional.

    Hal ini dibuktikan dengan penerimaan asas negara kepulauan

    berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai negara

    kepulauan diakui oleh dunia internasional.

    2. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia. Berdasarkan

    Ordonansi 1939, wilayah teritorial Indonesia hanya seluas 2 juta km2.

    Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara maka luas wilayah

    Indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai satu kesatuan wilayah.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-17 Geopolitik Indonesia

    3. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi

    sumber daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan. Sumber

    daya tersebut terutama sumber minyak yang ditemukan di wilayah

    teritorial dan landas kontinen Indonesia.

    4. Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang

    keutuhan wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa

    Indonesia.

    5. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional.

    Misalnya tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

    Sebuah konsep buatan manusia tidaklah sempurna. Selain manfaat yang dapat

    diperoleh, tentunya akan ada konsekwensi yang harus diantisipasi, yaitu

    berupa implikasi masalah yang muncul saat Wawasan Nusantara tersebut

    diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Beberapa masalah

    yang mungkin dapat timbul tersebut antara lain:

    1. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain yaitu

    batas darat, laut, dan udara. Persoalan penarikan garis batas dapat

    menimbulkan konflik dengan negara lain, oleh karena negara akan

    saling klaim mengenai pemilikan suatu wilayah.

    2. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridikasi Indonesia yang tidak

    terkendali dan terawasi. Misalnya, masuknya nelayan asing ke wilayah

    perairan Indonesia, kasus perompakan di laut, keluarnya nelayan

    Indonesia ke wilayah negara tetangga dan melintasnya pesawat

    perang negara lain di wilayah udara Indonesia.

    3. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terluar Indonesia.

    Pulau-pulau ini potensial untuk dimanfaatkan sebagai daerah

    pencarian ikan secara ilegal, tempat/transit kejahatan lintas negara,

    daerah pendudukan asing, keterbatasan komunikasi dan transportasi,

    serta rawan kemiskinan dan ketidakadilan. Ada 12 pulau yang

    diidentifikasi sebagai pulau terluar di Indonesia (Tempo, 2005) yaitu

    sebagai berikut:

    a. Pulau Rondo, ujung pailng barat Indonesia berbatasan

    dengan India dan Thailand,

    b. Pulau Sekatung, ujung utara berbatasan dengan Vietnam,

    c. Pulau Nipa, berbatasan dengan Singapura,

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-18 Geopolitik Indonesia

    d. Pulau Berhala, berbatasan dengan Malaysia,

    e. Pulau Marore, berbatasan dengan Filipina,

    f. Pulau Miangas, berbatasan dengan Filipina,

    g. Pulau Marampit, berbatasan dengan Filipina,

    h. Pulau Batek, berbatasan dengan Timor Leste,

    i. Pulau Dana, berbatasan dengan Australia,

    j. Pulau Fani, berbatasan dengan Republik Palau, ujung utara

    Papua,

    k. Pulau Fanildo, berbatasan dengan Republik Palau,

    l. Pulau Bras, berbatasan dengan Republik Palau.

    4. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat

    melemahkan pembangunan berwawasan nusantara. Misal, suatu

    daerah tertutup bagi pendatang, penolakan warga transpigran oleh

    penduduk lokal, pejabat publik daerah haruslah putra daerah yang

    bersangkutan, dan lain-lain.

    Mengingat dampak yang terjadi akibat implikasi di atas, hendaknya pemerintah

    dapat mengambil langkah-langkah yang cerdas dan arif dalam menjalankan

    pemerintahannya. Ruang kendali yang luas serta potensi yang beragam

    disetiap daerah, tidak lagi dimungkinkan penerapan konsep Wawasan

    Nusantara yang melahirkan pemerintahan terpusat sebagaimana pengalaman

    masa lalu. Perlu diupayakan penerapan Wawasan Nusantara melalui

    serangkaian pembangunan dan kebijakan yang mampu mengembangkan

    persatuan bangsa dan keutuhan wilayah tanpa perlu menciptakan

    pemerintahan terpusat dengan tetap mengakui keanekaragaman bangsa dan

    budaya di dalamnya.

    Sesuai dengan fungsinya, Wawasan Nusantara sebagai wawasan dalam

    mencapai tujuan pembangunan nasional, harus mampu menumbuhkan kearifan

    budaya lokal dengan melihat berbagai segala potensi dan daya dukung di

    setiap daerah dengan proporsi yang tepat. Dengan prinsip keadilan dan

    pemeliharaan kesetiakawanan sosial yang melandasi persatuan dan kesatuan

    bangsa dan negara, Wawasan Nusantara harus dapat meningkatkan

    Ketahanan Nasional sehingga terjamin kelanjutan dan peningkatan

    pembangunan nasional.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-19 Geopolitik Indonesia

    6.2 Otonomi Daerah

    6.2.1 Pengertian Otonomi Daerah

    Reformasi membuka jalan bagi setiap orang maupun daerah untuk

    menyuarakan keadilan ekonomi, politik, sosial budaya, dan pelayanan.

    Pendekatan pembangunan yang sentralistik selama Orde Baru yang berkuasa

    selama 32 tahun ternyata telah banyak menimbulkan kesenjangan yang

    menimbulkan rasa ketidakadilan. Kesenjangan tersebut antara lain

    kesenjangan pendapatan antardaerah yang besar, kesenjangan investasi

    antardaerah, pendapatan daerah yang dikuasai pemerintah pusat, kesenjangan

    regional, dan kebijakan investasi yang terpusat. Untuk mengatasi hal tersebut ,

    maka otonomi daerah merupakan salah satu alternatif untuk memberdayakan

    setiap daerah dalam memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya

    manusia (SDM) untuk kesejahteraan rakyat.

    Otonomi secara sempit diartikan sebagai mandiri, sedangkan dalam

    arti luas adalah berdaya. Jadi otonomi daerah yang dimaksud di sini adalah

    pemberian kewenangan pemerintahan kepada pemerintah daerah untuk

    secara mandiri atau berdaya membuat keputusan mengenai kepentingan

    daerahnya sendiri.

    Sedangkan desentralisasi menurut M. Turner dan D. Hulme adalah

    transfer/pemindahan kewenangan untuk menyelenggarakan beberapa

    pelayanan kepada masyarakat dari pemerintah pusat kepada pemerintah

    daerah. Sementara desentralisasi menurut Shahid Javid Burki dan kawan-

    kawan adalah proses pemindahan kekuasaan politik, fiskal, dan administratif

    kepada unit dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

    Jadi, otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan

    tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dalam pola

    pikir demikian, otonomi daerah adalah suatu instrumen politik dan instrumen

    administrasi/manajemen yang digunakan utnuk mengoptimalkan sumber daya

    lokal, sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan

    masyarakat di daerah, terutama menghadapi tantangan global, mendorong

    pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan kreativitas, meningkatkan peran

    serta masyarakat, dan mengembangkan demokrasi.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-20 Geopolitik Indonesia

    6.2.2 Latar Belakang Otonomi Daerah

    Krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah

    memporak-porandakan hampir seluruh sendi-sendi ekonomi dan politik

    negeri ini yang telah dibangun cukup lama. Lebih jauh lagi, krisis ekonomi dan

    politik, yang berlanjut menjadi multikrisis, telah mengakibatkan semakin

    rendahnya tingkat kemampuan dan kapasitas negara dalam menjamin

    kesinambungan pembangunan. Krisis tersebut salah satunya diakibatkan oleh

    sistem manajemen negara dan pemerintahan yang sentralistik, di mana

    kewenangan dan pengelolaan segaal sektor pembangunan berada dalam

    kewenangan pemerintah pusat, sementara daerah tidak memiliki kewenangan

    untuk mengoleola dan mengatur daerahanya.

    Sebagai respons dari krisis tersebut, pada masa reformasi dicanangkan

    suatu kebijakan restrukturisasi sistem pemerintahan yang cukup penting yaitu

    melaksanakan otonomi daerah dan pengaturan perimbangan keuangan

    antarpusat dan daerah. Paradigma lama dalam manajemen pemerintahan yang

    berporos pada sentralisme kekuasaan diganti menjadi kebijakan otonomi

    daerah, yang tidak dapat dilepaskan dari upaya politik pemerintah pusat untuk

    merespon tuntutan kemerdekaan atau negara federal dari beberapa wilayah,

    yang memiliki aset sumber daya alam melimpah, namun tidak mendapatkan

    haknya secara proporsional pada masa pemerintahan Orde Baru.

    Otonomi daerah dianggap dapat menjawab tuntutan pemerataan

    pembangunan sosial ekonomi, penyelenggaraan pemerintahan, dan

    pembangunan kehidupan berpolitik yang efektif. Sebab dapat menjamin

    penanganan tuntutan masyarkat secara variatif dan cepat. Ada beberapa

    alasan mengapa kebutuhan terhadap otonomi daerah di Indonesia saat itu

    dirasakan mendesak.

    1. Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di

    Jakarta (Jakarta centris). Sementara itu, pembangunan di beberapa

    wilayah lain dilalaikan. Hal ini bisa terlihat bahwa hampir 60% lebih

    perputaran berada di Jakarta, sedangkan 40% digunakan untuk di luar

    Jakarta. Dengna penduduk sekitar 12 juta di Jakarta, maka

    ketimpangan sangat terlihat, karena daerah di luar jakarta dengan

    penduduk hampir 190 juta hanya menggunakan 40% dari perputaran

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-21 Geopolitik Indonesia

    uang secara nasional. Selain itu, hampir seluruh proses perizinan

    investasi juga berada di tangan pemerintah pusat di Jakarta.

    2. Pembagian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak merata. Daerah-

    daerah yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah berupa

    minyak, hasil tambang, dan hasil hutan, seperti Aceh, Riau, Papua,

    Kalimantan, dan Sulawesi ternyata tidak menerima perolehan dana

    yang layak dari Pemerintah Pusat, dibandingkan dengan daerah yang

    relatif tidak memiliki banyak sumber daya alam.

    3. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara satu daerah

    dengan daerah lain sangat terasa. Pembangunan fisik di satu daerah

    terutama Jawa, berkembang pesat sekali. Sedangkan pembangunan di

    banyak daerah masih lamban, dan bahkan terbengkalai. Kesenjangan

    sosial ini juga meliputi tingkat pendidikan dan kesehatan keluarga.

    6.2.3 Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah

    Tujuan dilaksanakannya otonomi daerah menurut pendapat beberapa ahli

    adalah sebagai berikut:

    1. Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan

    untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun

    masyarakat yang demokratis, untuk menarik rakyat ikut serta dalam

    pemerintahan, dan melatih diri dalam menggunakan hak-hak

    demokrasi.

    2. Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah

    adalah untuk mencapai pemerintahan yang efisien.

    3. Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaraan otonomi daerah

    diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah.

    4. Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat

    dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah

    masing-masing.

    Yang dimaksud daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum

    yang mempunyai batas daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan

    mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

    berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

    Indonesia. Daerah otonom selanjutnya disebut dengan daerah.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-22 Geopolitik Indonesia

    Landasan hukum melaksanakan otonomi daerah adalah Pasal 18 UUD

    1945 yang berbunyi sebagai berikut:

    (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

    provinsi dan derah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang

    tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan

    daerah, yang diatur dengan undang-undang.

    (2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur

    dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi

    dan tugas pembantuan.

    (3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki

    Dewan Peerwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih

    melalui pemilihan umum.

    (4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala

    pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara

    demokratis.

    (5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali

    urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai

    urusan Pemerintah Pusat.

    (6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan

    peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas

    pembantuan.

    (7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur

    dalam undang-undang.

    Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah dibentuk

    undang-undang organik sebagai pelaksanaan dari Pasal 18 UUD 1945.

    Undang-undang tersebut adalah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintah Daerah. Undang-undang ini menggantikan Undang-undang No. 22

    Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang No. 22 Tahun

    1999 merupakan pengganti dari Undnag-undang No. 5 Tahun 1974 tentang

    Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.

    Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah, daerah yang bersifat otonom atau daerah otonom, meliputi 3 daerah,

    yaitu daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-23 Geopolitik Indonesia

    Selain asas desentralisasi, daerah otonom dalam hal ini daerah provinsi

    menganut pula asas dekonsentrasi. Asas dekonsentrasi adalah asas yang

    menyatakan adanya pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah

    kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal

    di wilayah tertentu.

    Menurut Bagir Manan, dekonsentrasi hanya bersangkutan dengan

    penyelenggaraan administrasi negara, karena itu bersifat kepegawaian

    (ambtelijk). Kehadiran dekonsentrasi semata-mata untuk melancarkan

    penyelenggaraan pemerintahan sentarl di Daerah.

    Berdasarkan pendapat di atas, maka pada dasarnya dekonsentrasi itu

    dilaksanakan untuk memudahkan tugas-tugas Pemerintah (pusat) yang

    diselenggarakan di Daerah. Oleh karena itu menurut Bagir Manan:

    Dekonsentrasi adalah unsur sentralisasi. Karena semata-mata ambelijk maka

    dekonsentrasi dalam ilmu hukum terletak dalam lingkungan Hukum

    Administrasi Negara (Administratiefrecht bukan Staatrecht).

    Menurut undang-undang tersebut di atas, pelaksanaan otonomi daerah

    di Indonesia didasarkan pada otonomi yang nyata, luas, dan bertanggung

    jawab. Otonomi yang nyata adalah kekuasaan daerah untuk menyelenggarakan

    kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada

    diperlukan serta tumbuh, hidup, dan berkembang di daerah. Otonomi yang

    luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang

    mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan pada

    bidang-bidang tertentu yang masih ditangani dan terpusat oleh pemerintah

    pusat di Jakarta.

    Kewenangan daerah otonom sangat luas. Pemerintah daerah

    berwenang mengurus sendiri kepentingan masyarakatnya. Urusan itu meliputi

    berbagai bidang, misalnya pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, perumahan,

    pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Pemerintah pusat hanya menangani

    enam urusan saja: politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter

    dan fiskal nasional, dan agama.

    Adapun yang dimaksud dengan otonomi bertanggung jawab adalah

    berupa perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak

    dan kewenangan kepada Daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus

    dipikul oleh Daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, berupa

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-24 Geopolitik Indonesia

    peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,

    pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan, serta

    pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta

    antardaerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.

    6.2.4 Kaitan Otonomi Daerah dengan Wawasan Nusantara

    Otonomi daerah memberikan keleluasaan pada daerah untuk mengelola dan

    mendapatkan potensi sumber-sumber daya alamnya sesuai dengan proporsi

    daya dukung yang dimiliki oleh daerahnya. Dengan demikian, tidak ada

    kecemburuan dan ketidakadilan yang terjadi antara pemerintah pusat dengan

    daerah.

    Sedangkan Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa

    dan keutuhan wilayah nasional. Pandangan untuk tetap perlunya persatuan

    bangsa dan keutuhan wilayah ini merupakan modal berharga dalam

    melaksanakan pembangunan. Wawasan Nusantara juga mengajarkan perlunya

    kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, dan

    sistem pertahanan-keamanan dalam lingkup negara nasional Indonesia.

    Cerminan dari semangat persatuan itu diwujudkan dalam bentuk negara

    kesatuan.

    Namun demikian semangat perlunya kesatuan dalam berbagai aspek

    kehidupan itu jangan sampai menimbulkan negara kekuasaan. Negara

    menguasai segala aspek kehidupan bermasyarakat termasuk menguasai hak

    dan kewenangan yang ada di daerah-daerah di Indonesia. Tiap-tiap daerah

    sebagai wilayah (ruang hidup) hendaknya diberi kewenangan mengatur dan

    mengelola sendiri urusannya dalam rangka mendapatkan keadilan dan

    kemakmuran.

    Oleh karena itu, tidak ada yang salah dengan otonomi daerah atau

    dengan kata lain otonomi daerah tidak bertentangan dengan prinsip wawasan

    nusantara. Otonomi dan desentralisasi adalah cara atau strategi yang dipilih

    agar penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini bisa

    menciptakan pembangunan yang berkeadilan dan merata di seluruh wilayah

    tanah air. Pengalaman penyelenggaraan bernegara yang dilakukan secara

    tersentralisasi justru banyak menimbulkan ketidakadilan di daerah. Keadilan

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-25 Geopolitik Indonesia

    adalah prasyarat bagi terwujudnya persatuan bangsa sebagaimana hakikat dari

    Wawasan Nusantara.

    6.2.5 Pemerintahan Daerah Menurut UU No. 32 Tahun 2004

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

    (selanjutnya disebut UU Pemda) termuat dalam Lembaran Negara Republik

    Indonesia (LNRI) Tahun 2004 Nomor 125 disahkan pada tanggal 15 Oktober

    2004, dan berlaku mulai tanggal diundangkannya. UU Pemda ini menggantikan

    UU No. 22 Tahun 1999.

    Kenyataannya, UU Pemda pada prinsipnya telah melakukan perubahan

    yang mendasar pada penyelenggaraan pemerintah daerah dengan

    mengutamakan pelaksanaan asas-asas desentralisasi. Hal-hal yang mendasar

    dalam UU Pemda adalah mendorong untuk memberdayakan masyarakat,

    menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta

    masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD, serta mekanisme

    pemilihan Kepala Daerah yang lebih demokratis.

    1. Otonomi Daerah

    Otonomi daerah, menurut Pasal 1 angka 5 UU No. 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (UU Pemda): Hak, wewenang, dan kewajiban daerah

    otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

    kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Otonomi dalam konteks hubungan hirarki dikaitkan dengan pembagian

    kekuasaan secara vertikal, diartikan sebagai: Penyerahan kepada atau

    membiarkan setiap pemerintahan yang lebih rendah mengatur dan mengurus

    urusan pemerintahan tertentu secara penuh baik mengenai asas-asas maupun

    cara menjalankannya (wewenang mengatur dan mengurus asas dan cara

    menjalankannya).

    Rumusan di atas dimaksudkan untuk memberikan pembedaan antara

    asas otonomi dan tugas pembantuan (medebewind), dalam menjalankan

    pemerintahan daerah. Pasal 1 ayat 9 UU Pemda merumuskan tugas

    pembantuan sebagai: Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa

    dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari

    pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-26 Geopolitik Indonesia

    Harsono menulis bahwa pada medebewind, penyerahan yang dilakukan

    tidak penuh, artinya penyerahan hanya mengenai caranya menjalankan saja,

    sedangkan prinsip-prinsipnya (asas-asasnya) ditetapkan pemerintah pusat

    sendiri.

    Bagir Manan sebagaimana dikutip Philipus M. Hadjon, merumuskan

    pengertian otonomi daerah sebagai kebebasan dan kemandirian (vrijheid en

    zelfstandigheid) satuan pemerintahan yang lebih rendah untuk mengatur dan

    mengurus sebagian urusan pemerintahan.

    Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut di atas, hakikat pengertian

    otonomi daerah secara singkat dirumuskan oleh Philipus M. Hadjon: otonomi

    daerah hakikatnya berasal dari unsur kebebasan (bukan kemerdekaan:

    independence, onafhankelijkheid otonomi merupakan subsistem dari negara

    kesatuan).

    Pengertian otonomi seluas-luasnya tidak secara tegas diatur dalam UU

    Pemda. Namun demikian isi (wewenang) otonomi adalah urusan yang tidak

    diserahkan oleh Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat

    (3) UU Pemda, yang meliputi bidang: politik luar negeri, pertahanan,

    keamanan, yustisi, moneter, dan fiskal nasional, dan agama.

    Sebagai konsekuensi dari dipilihnya asas otonomi (daerah) dalam

    penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Pusat melaksanakan desentralisasi

    kewenangan. Desentralisasi menurut rumusan Pasal 1 ayat (7) UU Pemda

    adalah Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah

    otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

    Kesatuan Republik Indonesia.

    Wewenang pemerintahan yang diserahkan kepada satuan-satuan

    pemerintahan daerah untuk menjadi wewenang otonomi, dapat ditemkan

    dalam UU Pemda Bab III Pasal 14. Wewenang tersebut dibagi atas wewenang

    yang sifatnya wajib yang ditentukan secara limitatif meliputi: 16 jenis urusan

    dan wewenang yang bersifat pilihan. Pasal 13, mengatur mengenai wewenang

    daerah provinsi sebanyak: 16 jenis urusan pemerintahan yang bersifat wajib,

    ditambah urusan pemerintahan yang bersifat pilihan. Sedangkan Pasal 14,

    mengatur mengenai wewenang daerah kabupaten/kota sebanyak 16 jenis

    urusan pemerintahan yang bersifat pilihan.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-27 Geopolitik Indonesia

    Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan, dirumuskan sebagai urusan

    pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

    kesejahteraan, yang disesuaikan dengan kondisi kekhasan, yang potensi

    unggulan daerah.

    Pembagian satuan-satuan pemerintahan (daerah otonom) dalam

    hubungan hirarki merupakan konsekuensi logis bentuk negara kesatuan, dan

    pada sisi yang lain membawa pula konsekuensi pada hubungan wewenang

    melalui jalur koordinasi dan pengawasan, di samping pembinaan dan

    kerjasama. Konsekuensi dari adanya distribusi kekuasaan secara vertikal

    kepada satuan-satuan pemerintahan daerah (sebagai daerah otonom) dalam

    rangka desentralisasi terjadi pula distribusi pendapatan, yang diterima daerah

    sebagai pendapatan Daerah.

    2. Otonomi Khusus

    Momentum reformasi Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

    (MPR-RI) mengamanatkan suatu koreksi terhadap berbegai penyimpangan

    pelaksanaan ideologi Pancasila dan ketentuan UUD 1945. Wujud nyata dari

    amanat MPR-RI tersebut adalah pengaturan dan pembentukan otonomi

    khusus, sebagaimana termuat dalam:

    (1) Ketetapan MPR-RI No. IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar

    Haluan Negara tahun 1999-2004, pada Bab IV huruf G mengenai

    Pembangunan Daerah dalam angka 2 antara lain memuat kebijakan

    otonomi khusus bagi Aceh dan Irian Jaya; dan

    (2) Dalam salah satu bagian dari Ketetapan MPR-RI No. IV/MPR/2000

    tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi

    Daerah, Bagian III mengenai Rekomendasi.

    Rumusan Tap MPR-RI No. IV/MPR/1999 menyatakan: ... dalam rangka

    mengembangkan otonomi daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik

    Indonesia, serta untuk menyelesaikan secara adil dan menyeluruh

    permasalahan di daerah yang memerlukan penanganan segera dan sungguh-

    sungguh, maka perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

    Daerah Istimewa Aceh:

    (a) Mempertahankan integrasi bangsa di dalam wadah Negara

    Kesatuan Republik Indonesia dengan menghargai kesetaraan

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-28 Geopolitik Indonesia

    dan keseragaman sosial budaya masyarakat Aceh, melalui

    penetapan Daerah Istimewa Aceh sebagai daerah otonomi

    khusus yang diatur dengan undang-undang;

    (b) Menyelesaikan kasus Aceh secara berkeadilan dan bermartabat

    dengan melakukan pengurusan dan pengadilan yang jujur bagi

    pelanggar hak asasi manusia, baik selama pemberlakuan Daerah

    Operasi Militer maupun pasca pemberlakuan Daerah Militer.

    Irian Jaya

    (a) Mempertahankan integrasi bangsa di dalam wadah Negara

    Kesatuan Republik Indonesia dengan tetap menghargai

    kesetaraan dan keseragaman sosial budaya masyarakat Irian Jaya

    melalui penetapan otonomi khusus yang diatur dengan undang-

    undang;

    (b) Menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia di Irian Jaya

    melalui proses pengadilan yang jujur dan bermartabat.

    Adapun Ketetapan MPR-RI No. IV/MPR/2000 menetapkan: ... undang-

    undang Otonomi Khusus Daerah Istimewa Aceh dan Irian Jaya sesuai amanat

    Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No. IV/MPR/1999 tentang Garis-

    Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004, agar dikeluarkan selambat-

    lambatnya 1 Mei 2001 dengan memperhatikan aspirasi masyarakat daerah

    yang bersangkutan....

    Dalam konteks nasional, kedua Ketetapan MPR-RI tersebut

    merupakan langkah penting dan mendasar peralihan praktik penyelenggaraan

    pemerintahan yang sentralistik kepada sistem desentralistik. Situasi

    penyelenggaraan pemerintahan negara yang tidak sesuai dengan Pancasila dan

    UUD 1945, yang mendasari lahirnya kedua Ketetapan MPR-RI tersebut, turut

    mengilhami lahirnya Pasal 18B UUD 1945 (perubahan kedua).

    Menurut Pasal 18B UUD 1945:

    (1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan

    daerah yang bersifat khusus dan atau bersifat istimewa yang diatur

    dengan undang-undang.

    (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat

    hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-29 Geopolitik Indonesia

    dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara

    Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

    3. Pemilihan Kepala Daerah

    Perbedaan substansial antara UU No. 32 Tahun 2004 dengan Undang-undang

    Pemerintahan daerah sebelumnya adalah kedudukan kepala daerah yang

    proses pemilihannya dilakukan secara demokratis. Dasar konstitusional,

    pemilihan tersebut merujuk pada hasil perubahan kedua UUD 1945 pada

    pasal 18 ayat (4) menyatakan, Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing

    sebagai Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis.

    Undang-undang memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah dan

    Wakil Kepala Daerah secara demokratis dapat dilakukan melalui dua cara:

    pertama, pemilihan oleh DPRD, kedua, pemilihan secara langsung oleh rakyat.

    Pasal 62 Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan

    MPR, DPR, DPD, dan DPRD tidak mencantumkan tugas dan wewenang

    DPRD untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dengan

    demikian, makna pemilihan Kepala Daerah secara demokratis sebagaimana

    dimaksud dalam UUD 1945 adalah pemilihan secara langsung oleh rakyat.

    Berkaitan dengan keberadaan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, Philipus M.

    Hadjon mengatakan bahwa: Prinsip demokrasi yang terkandung dalam Pasal

    18 (ayat 3 dan 4) menyangkut pemilihan anggota DPRD dan Kepala Daerah

    secara langsung... Dengan demikian dalam sistem ketatanegaraan Republik

    Indonesia, pemilihan umum tidak hanya untuk memilih wakil rakyat (DPR,

    DPD, DPRD) tetapi juga untuk Kepala Pemerintahan.

    Menurut DPR yang diwakili Patrialis Akbar dan Lukman Hakim

    Saifuddin dalam keterangan tertulis tertanggal 14 Februari 2005 pada sidang

    Mahkamah Konstitusi untuk putusan perkara gugatan judicial review UU

    Nomor 32 Tahun 2004 terhadap UUD 1945 mengatakan: Lahirnya kata

    demokratis yang dicantumkan dalam Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 ketika itu

    menjelang perubahan kedua tahun 2000. Setidak-tidaknya dikarenakan adanya

    2 (dua) pendapat yang berbeda mengenai cara pemilihan Kepala Daerah. Satu

    pendapat menghendaki pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung

    oleh rakyat dan sepenuhnya mengikuti apa yang terjadi pada pemilihan

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-30 Geopolitik Indonesia

    presiden dan wakil presiden sementara pendapat yang lain menghendaki tidak

    dilakukan secara langsung.

    Pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi mengatakan: Rumusan

    dipilih secara demokratis dalam ketentuan pilkada juga mempertimbangkan

    pelaksanaan pemilihan kepala daerah di daerah-daerah yang bersifat khusus

    dan istimewa sebagaimana dimaksudkan Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 ....

    Tetapi hal ini tidak dapat diartikan bahwa pilkada secara langsung menjadi

    satu-satunya cara untuk memaknai frasa dipilih secara demokratis yang

    dimuat dalam Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 ... Namun kenyataannya dalam

    menjabarkan maksud dipilih secara demokratis dalam Pasal 18 ayat (4)

    UUD 1945 pembuat undang-undang telah memilih cara pilkada secara

    langsung. Sebagai konsekuensinya asas-asas dan lembaga penyelenggara pemilu

    harus tercermin dalam penyelenggaraan pilkada.

    Pemilihan Kepala Daerah secara langsung sangat mendukung iklim

    otonomi daerah. Harapan bahwa Kepala Daerah yang terpilih adalah putra

    daerah yang sangat memahami dan dikenal luas oleh warga masyarakat di

    daerahnya menjadi dasar yang sangat kuat bahwa pelaksanaan otonomi daerah

    dengan pemilihan kepala daerah secara langsung dapat berjalan dengan

    sinergis.

    ---------------

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-31 Geopolitik Indonesia

    Rangkuman

    1. Wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya

    ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau aspek fungsional.

    2. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).

    3. Konsep Geopolitik digunakan untuk memperkaya wawasan dan kesadaran akan arti penting wilayah NKRI sebagai ruang hidup seluruh

    rakyat Indonesia.

    4. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan

    kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan

    kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

    5. GBHN terakhir yang memuat rumusan mengenai Wawasan Nusantara adalah GBHN 1998 yaitu dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1998.

    6. Wawasan Nusantara, sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap dirinya mengandung tiga unsur dasar, yaitu wadah (contour), isi (content),

    dan tata laku (conduct).

    7. Otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

    8. Landasan hukum melaksanakan otonomi daerah adalah Pasal 18 UUD 1945

    9. Desentralisasi menurut rumusan Pasal 1 ayat (7) UU Pemda adalah Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom

    untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

    Kesatuan Republik Indonesia.

    10. Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan adanya pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai

    wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-32 Geopolitik Indonesia

    Kuis Benar Salah

    1. Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara) pada koordinat 6LU - 1108'LS dan dari 95'BB - 14145'BT, melintang di

    antara benua Asia dan Australia/Oseania serta antara Samudra Pasifik dan

    Samudra Hindia.

    2. Wilayah didefinisikan di dalam Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2000. 3. Batas wilayah Indonesia bagian Utara adalah Negara Malaysia, Singapura,

    Filipina, Brunei Darussalam, dan Laut China Selatan

    4. Pulau Sipadan dan Ligitan berhasil dipertahankan dan menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia.

    5. Geopolitik secara etimologi berasal bahasa Yunani. 6. Tap MPR No. IV/MPR/1998 berisi tentang wawasan nusantara. 7. Indonesia memiliki wilayah daratan yang berbatasan dengan Malaysia. 8. Otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung

    jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

    9. Landasan hukum melaksanakan otonomi daerah adalah Pasal 19 UUD 1945.

    10. Undang-undang tersebut adalah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Pusat.

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-33 Geopolitik Indonesia

    Pilihan Ganda

    1.

    Wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis

    beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya

    ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau aspek fungsional.

    Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah ________

    A. No. 10 tahun 2000 D. No. 12 tahun 2000

    B. No. 10 tahun 2002 E. No. 12 tahun 2002

    C. No. 10 tahun 2004

    2. Ruang merupakan sumber daya alam yang harus dikelola bagi sebesar-

    besar kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal _______

    A. 33 ayat (1) UUD 1945 D. 33 ayat (4) UUD 1945

    B. 33 ayat (2) UUD 1945 E. 33 ayat (5) UUD 1945

    C. 33 ayat (3) UUD 1945

    3.

    Wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional), yaitu :

    1. Pan Amerika sebagai perserikatan wilayah dengan Amerika Serikat

    sebagai pemimpinnya.

    2. Pan Asia Timur, mencakup bagian timur Benua Asia, Australia, dan

    wilayah kepulauan di mana Jepang sebagai penguasa.

    3. Pan Rusia India, yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa Timur, dan

    Rusia yang dikuasai Rusia.

    4. Pan Eropa Afrika, mencakup Eropa Barat tidak termasuk Inggris dan

    Rusia dikuasai oleh Jerman.

    A. 1,2,3 D. 1,2,4

    B. 1,3,4 E. 1,2,3,4

    C. 2,3,4

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-34 Geopolitik Indonesia

    4. Bahwa keutuhan wilayah Nasional dengan segala isi dan kekayaannya

    merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan mitra

    seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

    Pernyataan di atas adalah perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu

    Kesatuan_______

    A. Politik D. Pertahanan dan Keamanan

    B. Ekonomi E. Idiologi

    C. Sosial Budaya

    5.

    Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu; perikehidupan bangsa harus

    merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan

    masyarkat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan

    kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.

    Pernyataan di atas adalah perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu

    Kesatuan_______

    A. Politik D. Pertahanan dan Keamanan

    B. Ekonomi E. Idiologi

    C. Sosial Budaya

    6. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman

    bagi seluruh bangsa dan negara.

    Pernyataan di atas adalah perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu

    Kesatuan_______

    A. Politik D. Pertahanan dan Keamanan

    B. Ekonomi E. Idiologi

    C. Sosial Budaya

    7.

    Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah

    modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus

    tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.

    Pernyataan di atas adalah perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu

    Kesatuan_______

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-35 Geopolitik Indonesia

    A Politik D. Pertahanan dan Keamanan

    B Ekonomi E. Idiologi

    C Sosial Budaya

    8.

    Indonesia memiliki wilayah daratan yang berbatasan dengan

    1. Malaysia

    2. Papua Nugini

    3. Timor Leste

    4. Brunei Darussalam

    A 1,2,3 D 1,2,4

    B 2,3,4 E 1,2,3,4

    C 1,3,4

    9

    Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom

    untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

    Kesatuan Republik Indonesia.

    Hal ini adalah perwujudan dari asas _______

    A Sentralisasi D Dekonsentrasi

    B Konsentrasi E Kota Administratif

    C Desentralisasi

    10

    Beberapa alasan mengapa kebutuhan terhadap otonomi daerah di

    Indonesia dirasa mendesak.

    1. Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di

    Jakarta (Jakarta centris).

    2. Pembagian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak merata dan

    menguntungkan pihak-pihak tertentu.

    3. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara satu

    daerah dengan daerah lain sangat terasa.

    4. Kestabilan ekonomi yang terganggu karena krisis

    5. Adanya pemilihan kepala daerah satu paket secara langsung oleh

    rakyat

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-36 Geopolitik Indonesia

    A 1,2,3 D 2,3,4,5

    B 1,2,4 E 1,2,3,4,5

    C 1,2,3,4

  • Politeknik Telkom Pendidikan Kewarganegaraan

    6-37 Geopolitik Indonesia

    Latihan

    1. Apa yang dimaksud dengan wilayah? 2. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik? 3. Jelaskan Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik! 4. Jelaskan Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial

    Budaya!

    5. Sebutkan dan jelaskan unsur dasar wawasan nusantara! 6. Sebutkan tujuan wawasan nusantara! 7. Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah? 8. Apa yang dimaksud dengan Desentralisasi? 9. Apa yang dimaksud dengan Dekonsentrasi? 10. Jelaskan kaitan antara otonomi daerah dengan wawasan nusantara!