Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian...

76
| 1 Bab 6 Bidang Telekomunikasi Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki babak baru dengan semakin berkembang pesatnya industri teknologi informasi. Jangkauan telepon seluler sudah mencapai seluruh propinsi di Indonesia dan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia. Penyelenggara jasa telekomunikasi juga semakin banyak dengan semakin banyaknya jenis jasa telekomunikasi yang disediakan dari mulai telepon tetap, telepon bergerak, wireless telepon dan sebagainya. Komunikasi seluler juga hanya bukan komunikasi suara tapi juga sudah melusa kepad komunikasi data. Semakin sulit memisahkan antara kegiatan jasa telekomunikasi dengan aplikasi telekomunikasi. Pertumbuhan pengguna jasa telekomunikasi dan pelanggan telepon khususnya untuk telepon bergerak juga semakin tinggi dengan semakin banyaknya aplikasi yang melekat pda perangkat telekomunikasi. Peran industri telekomunikasi dalam kehidupan masyarakat maupun perekonomian nasional. Pertumbuhan sektor jasa telekomunikasi merupakan yang tertinggi dalam perekonomian nasional dibanding sektor-sektor lainnya. Kelompok transportasi dan komunikasi juga kini menjadi salah satu kelompok kebutuhan pokok yang digunakan dalam penghitungan inflasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat tidak dapat dipungkiri telah memberikan perubahan yang sangat mendasar dalam pengelolaan aktifitas bisnis. Jarak dan batas teritorial suatu negara tidak menjadi hambatan lagi dengan adanya teknologi telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi di Indonesia telah menyediakan produk berupa jasa jasa telekomunikasi, baik domestik maupun internasional. Jasa jasa telekomunikasi yang ditawarkan meliputi sambungan tetap dan bergerak, komunikasi data dan sewa sambungan, dan berbagai jasa bernilai tambah. 6.1. Ruang Lingkup Pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan jumlah telepon pengguna berbayar dan kualitas penyelenggaraan telekomunikasi. Peningkatan

Transcript of Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian...

Page 1: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 1

Bab 6 Bidang Telekomunikasi

Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki babak baru dengan semakin

berkembang pesatnya industri teknologi informasi. Jangkauan telepon seluler sudah

mencapai seluruh propinsi di Indonesia dan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia.

Penyelenggara jasa telekomunikasi juga semakin banyak dengan semakin banyaknya jenis

jasa telekomunikasi yang disediakan dari mulai telepon tetap, telepon bergerak, wireless

telepon dan sebagainya. Komunikasi seluler juga hanya bukan komunikasi suara tapi juga

sudah melusa kepad komunikasi data. Semakin sulit memisahkan antara kegiatan jasa

telekomunikasi dengan aplikasi telekomunikasi. Pertumbuhan pengguna jasa

telekomunikasi dan pelanggan telepon khususnya untuk telepon bergerak juga semakin

tinggi dengan semakin banyaknya aplikasi yang melekat pda perangkat telekomunikasi.

Peran industri telekomunikasi dalam kehidupan masyarakat maupun perekonomian

nasional. Pertumbuhan sektor jasa telekomunikasi merupakan yang tertinggi dalam

perekonomian nasional dibanding sektor-sektor lainnya. Kelompok transportasi dan

komunikasi juga kini menjadi salah satu kelompok kebutuhan pokok yang digunakan dalam

penghitungan inflasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat tidak dapat

dipungkiri telah memberikan perubahan yang sangat mendasar dalam pengelolaan aktifitas

bisnis. Jarak dan batas teritorial suatu negara tidak menjadi hambatan lagi dengan adanya

teknologi telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi di Indonesia telah menyediakan

produk berupa jasa – jasa telekomunikasi, baik domestik maupun internasional. Jasa – jasa

telekomunikasi yang ditawarkan meliputi sambungan tetap dan bergerak, komunikasi data

dan sewa sambungan, dan berbagai jasa bernilai tambah.

6.1. Ruang Lingkup

Pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan jumlah

telepon pengguna berbayar dan kualitas penyelenggaraan telekomunikasi. Peningkatan

Page 2: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 2

kesejahteraan masyarakat seiring dengan perkembangan telekomunikasi itu, dapat

ditunjukkan oleh beberapa indikator yang dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan

untuk menentukan strategi pembangunan yang terkait dengan pertelekomunikasian secara

nasional maupun regional. Untuk mendukung keinginan ini, penyajian data telekomunikasi

tentu merupakan suatu kebutuhan.

Ruang lingkup penyajian data telekomunikasi meliputi data dan statistik yang terkait dengan

jasa penyelenggaraan telekomunikasi baik dari sisi operator, pelanggan, revenue dan

pendapatan operator, satuan sambungan telekomunikasi sampai dengan program

pengembangan telekomunikasi yang dilakukan oleh pemerintah.

6.2. Konsep dan Definisi

Jasa-jasa penyelenggaran telekomunikasi di Indonesia meliputi berbagai bentuk. Jasa-jasa

tersebut secara rinci sebagai berikut :

Jaringan telepon umum/public switched telephone network

o Jasa pelanggan telepon / telephone subscriber services

o Jasa interkoneksi operator telekomunikasi / interconnection services to other

telecommunication operators

Interkoneksi jarak jauh internasional / international long distance

interconnection

Interkoneksi sambungan tetap dan bergerak / mobile and fixed

cellular interconnection

Jasa sambungan bergerak / mobile cellular services

o Jasa sambungan analog / analog cellular services

o Jasa sambungan GSM / GSM cellular services

o Jasa sambungan PCN / PCN cellular services

Jasa satelit / Satellite services

Jasa lainnya

o VSAT

o E-mail

o Kartu telepon /calling cards

Page 3: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 3

Dalam perkembangan Jasa sambungan bergerak, terdapat beberapa nomor awal yang

dimiliki oleh masing-masing operator yang ada. Di bawah ini daftar produk menurut nomor

awal :

Nomor awal Produk Penyedia

0811 KartuHALO Telkomsel

0812 SimPATI, KartuHALO Telkomsel

0813 SimPATI, KartuHALO Telkomsel

0814 Indosat 3,5G Broadband Indosat (IndosatM2)

0815 Mentari, Matrix Indosat

0816 Mentari, Matrix Indosat

0817 XL Prabayar, XL Pascabayar XL-Axiata

0818 XL Prabayar, XL Pascabayar XL-Axiata

0819 XL Prabayar, XL Pascabayar XL-Axiata

0828 Ceria Sampoerna Telekom

0831 Solusi Natrindo Telepon Seluler

0838 Axis Natrindo Telepon Seluler

0852 Kartu As Telkomsel

0853 Kartu As Fress Telkomsel

0855 Matrix Auto Indosat

0856 IM3 Indosat

0857 IM3 Indosat

0858 Mentari Indosat

0859 XL Prabayar XL-Axiata

0877 XL Prabayar XL-Axiata

0878 XL Prabayar XL-Axiata

0879 XL Prabayar XL-Axiata

0881 Smart Smart Telecom

0888 Fren Mobile-8

0889 Mobi Mobile-8

0898 3 Hutchison Charoen Pokphand Telecom

0899 3 Hutchison Charoen Pokphand Telecom

Untuk menciptakan interpretasi yang sama dari setiap pemakai data terhadap terminologi

yang digunakan dalam penyajian data telekomunikasi ini, diberikan pengertian atas

penggunaan beberapa terminologi yang digunakan, yang meliputi :

Page 4: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 4

1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, atau penerimaan tiap jenis

tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat,

optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya.

2. Jasa telekomunikasi adalah layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan

bertelekomunikasi dengan menggunakan jaringan telekomunikasi.

3. Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan

kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

4. Penyelenggara telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik

daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan

instansi pertahanan keamanan negara.

5. Penyelenggaraan telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan

telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.

6. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan atau

pelayanan jaringan telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya

telekomunikasi.

7. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan atau

pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya

telekomunikasi.

8. Penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan khusus adalah penyelenggaraan

telekomunikasi yang sifat, peruntukan dan pengoperasiannya khusus.

9. Kapasitas sentral telepon adalah banyaknya telepon yang tersedia yang telah

terpasang dan siap untuk dipasarkan.

10. Telepon tersambung adalah banyaknya telepon yang telah tersambung dan siap

untuk digunakan berkomunikasi.

11. Pelanggan atau pengguna adalah perseorangan, badan hukum, atau instansi

pemerintah yang menggunakan jaringan telekomunikasi dan atau jasa

telekomunikasi berdasarkan kontrak.

12. Teledensitas adalah indikator yang menunjukkan jumlah satuan sambungan telepon

per seratus penduduk.

12. Kewajiban Pelayanan Universal (Universal Service Obligation/USO) bidang

Telekomunikasi adalah kewajiban pelayanan dari pemerintah di bidang

Page 5: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 5

telekomunikasi dalam rangka mendukung peningkatan akses dan keterjangkauan

masyarakat terhadap jaringan telekomunikasi khususnya telepon.

13. Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) adalah wilayah-wilayah yang

menjadi sasaran dari program USO dibidang telekomunikasi di seluruh Indonesia.

Propinsi-propinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta menjadi wilayah sasaran kebijakan

dan program USO oleh pemerintah yang dibagi dalam 11 WPUT dengan pembagian :

WPUT I : Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat

WPUT II : Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung

WPUT III : Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung

WPUT IV : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah

WPUT V : Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan

WPUT VI : Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah

WPUT VII : Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara

WPUT VIII : Papua, Irian Jaya Barat

WPUT IX : Maluku, Maluku Utara

WPUT X : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

WPUT XI : Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.

6.3. Statistik Telekomunikasi Indonesia.

6.3.1. Penyelenggara Telekomunikasi di Indonesia.

Penyelenggara telekomunikasi Indonesia berkembang dengan sangat cepat merespon

potensi pasar yang juga sangat besar. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan

terus meningkat serta wilayah yang luas merupakan pasar sekaligus tantangan bagi indstri

telekomunikasi Indonesia. Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia ditandai

dengan jumlah pelaku usaha layanan telekomunikasi yang terus meningkat. Namun

berbeda dengan negara lain dimana pelaku usaha penyelenggara telekomunikasi tidak

terlalu banyak, industri telekomunikasi di Indonesia ditandai dengan jumlah pelaku usaha

penyelengara telekomunikasi yang banyak. Hal ini tidak lepas dari kebijakan persaingan

bebas yang diterapkan serta keterbukaan dalam penanaman modal di Indonesia termasuk

dalam bidang telekomunikasi khususnya telekomunikasi seluler. Disisi lain, jumlah penduduk

Page 6: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 6

yang besar dan wilayah yang luas dan berbentuk kepulauan merupakan pasar yang sangat

potensial bagi industri telekomunikasi.

Jumlah penyelenggara telekomunikasi dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan

baik untuk penyelenggara jaringan tetap, jaringan bergerak maupun penyelenggara

jasatelekomunikasi. Jumlah penyelenggara jaringan tetap yang pada tahun 2009 meningkat

32,3% pada tahun 2010 sampai dengan semester I masih mengalami peningkatan sebesar

5,8%. Meskipun peningkatannya tidak sebesar peningkatan pada tahun 2009, tapi

peningkatan pada semester I 2010 ini menunjukkan trend positif dari pertumbuhan

penyelenggara jaringan tetap. Peningkatan terbesar pada tahun 2010 ini terjadi untuk

penyelenggara jaringan tetap tertutup yang masih meningkat sebesar 6,9% setelah pada

tahun sebelumnya meningkat sebesar 31,8%.

Untuk penyelenggara jaringan bergerak tidak terdapat peningkatan jumlah penyelenggara

pada semester I tahun 2010 setelah pada tahun sebelumnya meningkat cukup signifikan

yaitu 13,3%. Tidak adanya penambahan ini karena untuk penyelenggaraan jaringan bergerak

membutuhkan investasi yang cukup besar. Disamping itu,saat ini pemain dari jaringan

bergerak ini khususnya untuk jasingan bergerak selule sudah cukup banyak dibandingkan

kondisi serupa di negara lain. Dengan kompetisi yang semakin ketat, diduga untuk kelompok

ini tidak banyak lagi penambahan penyelenggara.

Page 7: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 7

Tabel 6.1. Jumlah Penyelenggara Telekomunikasi di Indonesia 2008 – Semester I 2010

No Jenis-Jenis Penyelenggaraan 2008 2009 2010*

I Penyelenggara Jaringan Tetap 64 86 91

1. Penyelenggara jaringan tetap lokal 16 23 24

- Circuit Switch + Jasa Teleponi dasar 16

6 6

- Packet Switch 17 18

2. Penyelenggara jaringan tetap jarak jauh (SLJJ) 2 2 2

3. Penyelenggara jaringan tetap Internasional (SLI) 2 3 3

4. Penyelenggara jaringan tetap tertutup 44 58 62

II Penyelenggara Jaringan Bergerak 15 17 17

1. Penyelenggara jaringan bergerak terrestrial radio trunking 6 8 8

2. Penyelenggara jaringan bergerak selular 8 8 8

3. Penyelenggara jaringan bergerak satelit 1 1 1

III Penyelenggara Jasa 271 269 288

1. Penyelenggara jasa nilai tambah teleponi (Calling Card, Premium Call dan Call Center) 58 29 27

2. Penyelenggara jasa ISP 150 169 181

3. Penyelenggara jasa NAP 32 39 43

4. Penyelenggara jasa ITKP 25 25 28

5. Penyelenggara jasa Siskomdat 6 7 9

IV Penyelenggara Telekomunikasi Khusus 14 20 23

Sementara untuk penyelenggara jasa telekomunikasi, peningkatan justru terjadi di semester

I tahun 2010 setelah menurun pada tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah penyelenggara

jasa telekomunikasi pada semester I 2010 ini mencapai 7,1%. Peningkatan ini berasal dari

peningkatan pada jumlah penyelenggara jasa ISP, jasa NAP, jasa ITKP dan jasa siskomdat .

Sehingga meskipun penyelenggara jasa nilai tambah teleponi menurun akibat aturan yang

semakin ketat, namun secara total jumlah penyelenggara jasa telekomunikasi tetap

meningkat. Proporsi peningkatan terbesar dari peningkatan pada penyelenggara jasa

siskomdat yang meningkat 28,6% meskipun secara absolut peninkatan paling besar pada

penyelenggara jasa ISP sebanyak 12 perusahaan. Untuk penyelenggara jasa telekomunikasi

khusus, meskipun tidak sebesar peningkatan pada tahun sebelumnya, pada semester I 2010

jumlahnya masih meningkat sebesar 15%.

Untuk penyelenggara telepon, sampai semester I tahun 2010 jumlah dan pelaku usahanya

tidak mengalami perubahan dengan penyelenggara telepon pada tahun sebelumnya.

Page 8: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 8

Penyelenggara telepon tetap kabel terdiri dari 3 perusahaan dengan PT. Telkom sebagai

penyelenggara utama, sementara untuk telepon tetap nirkabel terdapat empat

penyelenggara yaitu PT. Telkom, PT. Indosat, PT. Bacrie Telecom dan PT. Mobile-8. Untuk

telepon bergerak dengan pasar yang paling dinamis dan tumbuh dengan cepat, di Indonesia

terdapat 8 penyelenggara dengan pangsa pasar yang berbeda-beda.

Tabel 6.2 Penyelenggara telepon di Indonesia Semester I 2010.

No Jenis Penyelenggaraan Nama Operator Jumlah

1 Telepon Tetap Kabel PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)

3 PT. Indosat PT. Batam Bintan Telekomunikasi (BBT)

2 Telepon Tetap Nirkabel

PT. Telkom

4 PT. Indosat PT. Bakrie Telecom PT. Mobile-8

3 Telepon Bergerak

PT. Telkomsel

8

PT. Indosat PT. XL-Axiata PT. Mobile-8 PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) PT. Natrindo Telepon Seluler (NTS) PT. Hutchison CP Telecommunication Smart Telecom

6.3.2. Kapasitas Penyelenggaraan Telekomunikasi.

Perkembangan sektor telekomunikasi juga ditandai dengan peningkatan yang terjadi pada

kapasitas yang dimiliki oleh penyelenggara jadingan telekomunikasi pada masing-masing

kelompok. Dari sisi kapasitas, prospek pasar industri jasa telepon bergerak yang sangat

besar dengan pertumbuhan pelanggan yang tinggi direspon oleh operator dengan

meningkatkan kapasitas terpasang layanan yang disediakan. Namun kapasitas tersambung

yang digunakan menunjukkan kondisi yang berbeda antar operator.

Untuk kelompok telepon tetap kabel, dari tigas penyelenggara jaringan, hanya Telkom yang

mengalami peningkatan kapastas tersambung pada semester I tahun 2010 namun hanya

sebesar 0,1%. Sementara dua operator lain tidak menunjukkan peningkaan kapastas

tersambung. Sehingga secara total hanya terjadi sedikit kenaikan kapasitas tersambung

untuk telepon tetap kabel. Pada kelompok telepon tetap nirkabel (wireless), peningkatan

Page 9: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 9

jumlah kapasitas tersambung pada semester I 2010 terjadi pada tiga operator yaotu Telkom,

Indosat dan Bakrie. Persentasi kenaikan terbesar dialami oleh Indosat yang meningkat

sekitar 17% dari tahun sebelumnya, sedangkan Telkom dan Bakrie sebagai pemain utama

masing-masing meningkat 5,3% dan 0,2%. Sementara untuk Mobile 8 justru mengalami

penuruna sebesar 0,4% sehingga secara total kapasitas tersambung telepon tetap nirkabel

sampai semester I 2010 meningkat 3,5% dibanding tahun sebelumnya. Bagi telepon tetap

kabel, peningkatan kapasitas tersambung ini merupakan kebangkitan setelah mengalami

penurunan pada tahun sebelumnya. Sementara untuk telepon tetap nirkabel, kenaikan ini

melanjutkan trend kenaikan yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Tabel 6.3. Kapasitas Telepon tetap kabel dan wireless Tahun 2008-Semester I Tahun 2010

Jenis Penyeleng

garaan Operator

2008 2009 2010*

Kapasitas Terpasang

Tersambung Kapasitas Terpasang

Tersambung Kapasitas Terpasang

Tersambung

Tetap Kabel

Telkom 9.839.000 8.629.783 12.241.932 8.376.793 12.241.932 8.382.000

Indosat** 91.290 42.145 91.290 44.973 91.290 44.973

BBT 5.404 2.300 5.404 2.207 5.404 2.207

Jumlah 9.935.69

4 8.674.22

8 12.247.336 8.423.973 12.247.336 8.429.180

Tetap Wireless

Telkom 19.861.324 13.305.181 26.700.761 15.139.057 26.700.761 15.948.000

Indosat 3.771.400 761.589 N.A 594.133 N.A 594.133

Bakrie 13.251.700 7.304.543 19.130.953 10.585.701 19.130.953 10.606.901

Mobile 8 1.497.600 332.530 1.600.560 66.763 1.600.560 66.763

Jumlah 38.382.02

4

21.703.843

47.432.274 26.385.654 47.432.274 27.481.564

*) Sampai semster I tahun 2010, untuk kapasitas terpasang menggunakan data tahun 2009 **) Untuk Indosat, data kapasitas terpasang 2009 dan 2010* menggunakan data tahun 2008

Gambar 6.1 menunjukkan kapasitas terpasang maupun tersambung untuk PT. Telkom pada

kelompok telepon tetap kabel jauh lebih besar dibanding operatir lain. Namun dari gambar

tersebut juga terlihat bahwa kapasitas tersambung tidak meningkat signifikan meskipun

perusahaan meningkatkan kapasitas tersambungnya cukup besar. Operator lain juga tidak

banyak mengalami peningkatan untuk kapasitas terpasang dan tersambung. Semakin

banyaknya penggunaan telepon seluler oleh masyarakat dengan teknologi fixed wireless

maupun celuler dengan biaya yang semakin murah menyebabkan telepon tetap tidak lagi

menjadi pilihan, khususnya bagi masyarakat kelas ekonomi menengah bawah. Telepon tetap

Page 10: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 10

lebih mengandalkan pasar pada kelompok bisnis (corporate) dan daerah-daerah yang belum

terjangkau sinyal telepon seluler.

Gambar 6.1. Kapasitas Terpasang dan Telepon tersambung telepon tetap kabel

Gambar 6.2.Tingkat pemanfaatan kapasitas telepon tetap kabel 2007-Semester I 2010

Dari sisi tingkat pemanfaatannya, meskipun memiliki kapasitas terpasang paling besar dan

jauh lebih besar daripada operator lainnya, tingkat pemanfaatakan kapasitas terpasang oleh

Telkom masih merpakan yang terbesar dibadnding oeprator lain. Namun tingkat

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

2008 2009 2010* 2008 2009 2010* 2008 2009 2010*

Telkom Indosat BBT

Terpasang Tersambung

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Telkom Indosat BBT2008 87,7% 46,2% 42,6%

2009 68,4% 49,3% 40,8%

2010* 68,5% 49,3% 40,8%

Page 11: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 11

pemanfaatakan kapasitas di Telkom ini cenderung menurun dan pada semester I 2010,

tingkat pemanfaatnnya hanya mencapai 68,5% atau sedikit lebih besar dibanding tahun

sebelumnya. Sementara untuk dua operator lain yait Indosat dan BBT, tinkat pemanfaatan

kapasitas yang dimiliki masih dibawah 50%. Namun untuk Indosat, tingkat pemanfaatan

kapasitasnya meningkat dari 46,2% menjadi hampir 50% pada 2009 dan semester I 2010.

Sementara untuk BBT, tingkat pemanfaatan kapasitas terpasangnya cenderung stagnan

dari tahun ke tahun.

Pada kelompok telepon tetap wirelss, gambar 6.3 menunjukkan Telokm dan Bakrie yang

memiliki kapasitas terpasang yang lebih besar dibanding dua oeprator lainnya dengan

Telkom yang sedikit lebih besar daripada Bakrie. Kedua operator ini juga menunjukkan trend

peningkatan dalam kapasitas terpasang maupun kapasitas tersambungnya. Potensi pasar

yang besar untuk telepon tetap wireless ini digarap secara serius oleh kedua operator

dengan meningkatkan kapasitas terpasangnya dan direspon dengan peningkatan kapasitas

tersambungnya.

Gambar 6.3. Kapasitas terpasang dan tersambung telepon tetap wireless 2007-Semester I 2010

Sebagaimana kapasitas yang dimiliki, tingkat pemafaatan kapasitas pada dua operator

tersebut (Telkom dan Bakrie) pada kelompok telepon tetap wireless juga jauh lebih besar

daripada dua operatir lainnya (Indosat dan Mobile-8) dengan tingkat pemanfaatan kapasitas

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

2008

2009

20

10

*

2008

2009

20

10

*

2008

2009

20

10

*

2008

2009

20

10

*

Telkom Indosat Bakrie Mobile 8

Terpasang Tersambung

Page 12: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 12

sudah diatas 50%. Bahkan untuk kedua operator tersebut, tingkat pemanfaatan kapasitas

menunjukkan kenaikan pada semester I 2010 dibanding tahun sebelumnya. Tigkat

pemanfaataan kapasitas Telkom meningkat dari 56,7% menjadi 59,7% dan Bakrie meningkat

sedikit dari 55,3% menjadi 55,4%. Peningkatan pemanfaatan kapasitas juga dialami oleh

Indosat yang meningkat dari 15,8% menjadi 18,5% setelah menurun tahun sebelumnya.

Sebaliknya untuk tingat pemanfaatan Mobil-8 yang tidak mengalami perubahan setelah

menurun tajam dari tahun 2008 ke 2009 seperti ditunjukkan tabel 6.4..

Gambar 6.4.Tingkat pemanfaatan kapasitas telepon tetap wireless 2007 – Semester I 2010

Pada kelompok telepon bergerak seluler, penambahan operator penyelenggara juga diikuti

dengan peningkatan kapasitas oleh masing-masing operator. Peningkatan kapasitas

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Telkom Indosat Bakrie Mobile-82008 67,0% 20,2% 55,1% 22,2%

2009 56,7% 15,8% 55,3% 4,2%

2010* 59,7% 18,5% 55,4% 4,2%

Pertumbuhan kapasitas telepon tetap kabel yang cenderung stagnan dibanding telepon tetap wireless disebabkan sebagian

besar penduduk tidak lagi menjadikan telepon tetap kabel sebagai sarana utama komunikasi telepon karena teknologi nirkabel yang semakin murah dan terjangkau. Pasar telepon tetap kabel hanya mengandalkan kelompok bisnis dan daerah

yang belum terjangkau telepon nirkabel

Page 13: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 13

tersambung sampai semester I 2010 dialami oleh tiga operator utama yaitu Telkomsel,

Inodsat dan Exel-Axiata dengan peningkatan tertinggi dialami oleh Indosat sebesar 18%.

Sementara Telkomsel dan Axel-Axiata masing-masing meningkat sebesar 8,9% dan 4,7%.

Operator-operator lainnya dengan pangsa pasar lebih kecil belum menunjukkan

peningkatan kapasitas terpasang. Sehingga secara total kapasitas terpasang untuk telepon

bergerak seluler meningkat 9,0%.

Tabel 6.4. Kapasitas Terpasang dan Tersambung telepon Bergerak Tahun 2008 – Semester I 2010

Operator

2008 2009 2010*

Kapasitas Terpasang

Tersambung Kapasitas Terpasang

Tersambung Kapasitas Terpasang

Tersambung

Telkomsel 67.300.000 65.299.991 134.500.000 81.643.532 134.500.000 88.950.000

Indosat 45.651.920 36.510.246 49.525.000 33.136.521 49.525.000 39.100.000

XL-Axiata 46.645.061 26.015.517 52.000.000 31.438.377 52.000.000 32.924.000

Mobile-8 7.748.400 2.701.914 7.880.400 2.805.842 7.880.400 2.805.842

Natrindo Telepon Seluler

4.719.107 3.234.800 4.902.808 4.105.156 4.902.808 4.105.156

STI 1.494.134 784.343 1.722.093 636.868 1.722.093 636.868

Hutchison CP Telecommuni-cation

N.A 4.500.609 7.857.000 7.311.000 7.857.000 7.311.000

Smart Telecom 3.300.000 1.530.823 4.665.000 2.599.665 4.665.000 2.599.665

Jumlah 176.858.622 140.578.243 263.052.301 163.676.961 263.052.301 178.432.531

*) Sampai semster I tahun 2010, untuk kapasitas terpasang menggunakan data tahun 2009

Peningkatan kapasitas yang terjadi pada operaor utama di semester I 2010 ini sesungguhnya

masih lebih kecil dibanding peningkatan kapasitas tersambung pada tahun sebelumnya.

Bahkan ketika kapasitas terpasang dinaikan, kapasitas tersambung juga meningkat

signifikan. Namun bagi Indosat, kondisi yang terjadi adalah sebaliknya dimana pada tahun

2009 mengalami penurunan kapasitas tersambung, namun pada semester 2010 I justru

mengalami peningkatan kapasitas tersambung yang paling besar diantara operator lainnya.

Gambar 6.5 menunjukkan Telkomsel memiliki kapasitas terpasang maupun tersambung

yang paling besar diantara operator lainnya diikuti Indosat dan XL-Axiata. Kapasitas

tersambung pada ketiga operator ini juga menunjukkan trend peningkatan, mengikuti

peningkatan pada kapasitas terpasang yang terjadi pada tahun sebelumnya. Namun antara

Indosat dan XL-Axiata menunjukkan kecenderungan berbeda dimana peningkatan kapasitas

terpasang Indosat lebih rendah daripada peningkatan kapasitas terpasang Excel, namun

Page 14: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 14

kapasitas tersambung Indosat menunjukkan peningkatan yang lebih besar daripada

kapasitas tersambung Excel. Hal ini secara implisit menunjukkan Indosat cenderung

mengoptimalkan kapasitas yang dimilikinya sementara Excel cenderung melakukan investasi

pada peningkatan kapasitas.

Gambar 6.5. Kapasitas Terpasang dan Tersambung telepon bergerak seluler 2007-Semester I 2010

Sementara operator lain terutama yang baru masih menunjukkan kapasitas terpasang dan

tersambung yang relatif masih rendah. Namun diantara operatir tersebut, Hutchinson

menunjukkan ekspansi yang palingtinggi dalam peningkatan kapasitas terpasang maupun

kapasitas tersambung. Smart Telecom juga menunjukkan peningkatan yang lebih pesat

dibanding Natrindo yang lebih dulu muncul.

Dari sisi pemanfaatan kapasitas terpasang yang dimiliki, operator pada kelompok

penyelenggara telepon bergerak seluler memiliki tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang

yang lebih besar dibanding telepon tetap kabel dan telepon tetap bergerak. Lima operator

yaitu Telkomsel, Indosat, XL-Axiata, NTS dan HTCP memiliki tingkat pemanfaatan kapasitas

terpasang yang sudah lebih dari 50%. Pada tahun 2007, tingkat pemanfaatan kapasitas

terpasang paling tinggi adalah oleh Telkomsel an Insoat. Namun pada tahun 2009 dan

0

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000

120.000.000

140.000.000

2008

2009

2010

*

2008

2009

2010

*

2008

2009

2010

*

2008

2009

2010

*

2008

2009

2010

*

2008

2009

2010

*

2008

2009

2010

*

2008

2009

2010

*

Telkomsel Indosat Excel Asiata Mobile 8 NTS STI HCPT Smart Telecom

Terpasang

Tersambung

Page 15: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 15

semester 2010, Telkomsel mengalami pengurunan tingkat pemanfaatan kapasitas karena

dilakukannya penambahan kapasitas terpasang dalam jumlah besar (meningkat 99%

dibanding tahun sebelumnya).

Pada periode ini, tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang yang tinggi justr dialami oleh

HTCP, diikuti oleh Natrindo (NTS) yang notabene adalah operator relatif lebi kecil. Namun

hal ini diduga lebih disebabkan karena kapasitas yang dimiliki masih tergolong kecil sehingga

kuantitas pemanfaatannya sebenarnya juga tidak besar. Meskipun demikian ketiga operatir

telepon seluler ini (Telkomsel, Indosat dan Exel-Axiata) tetap memiiki tingkat pemanfaatan

kapasitas yang tinggi sampai semester I tahun 2010 dengan tertinggi dialami oleh Indosat

(76,3%)

Gambar 6.6.Tingkat pemanfaatan kapasitas telepon bergerak 2007 – Semester I 2010

6.3.3. Perkembangan Pelanggan Jaringan Telekomunikasi.

Salah satu indikator yang menunjukkan perkembangan dan dinamika industri

telekomunikasi adalah jumlah dan pertumbuhan pelanggan telekomunikasi. Pertumbuhan

pelanggan juga menjadi salah satu indikator potensi pasar yang masih terbuka pada industri

telekomunikasi. Demikian pula dengan pertumbuhan pelanggan jaringan telekomunikasi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Telkomsel

Indosat Excel Asiata

Mobile-8

NTS STI HTCP Smart Teleco

m2008 97,0% 80,0% 55,8% 34,9% 68,5% 52,5% 0,0% 46,4%

2009 60,7% 66,9% 60,5% 35,6% 83,7% 37,0% 93,1% 55,7%

2010* 66,1% 79,0% 63,3% 35,6% 83,7% 37,0% 93,1% 55,7%

Page 16: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 16

Indonesia yang untuk jenis jaringan tertentu menunjukkan pertumbuhan yang masih tinggi

dan pasar yang masih sangat prospektif seperti ditunjukan pada tabel 6.5.

Tabel 6.5. Perkembangan Pelanggan Jaringan Tetap Lokal 2005 – Semester I 2010

No Jenis Infrastruktur 2006 2007 2008 2009 2010*

A Kabel 8.738.343 8.717.872 8.674.228

8.423.973

8.429.180

1 PT. Telkom 8.709.211 8.685.000 8.629.783 8.376.793 8.382.000

2 PT Indosat I-Phone 26.632 30.479 42.145 44.973 44.973

3 PT. BBT

2.500 2.393 2.300 2.207 2.207

B Nir Kabel (wireless)

6.014.031

10.811.635 21.703.843

26.672.621

27.481.56

4

1

PT Telkom Flexi 4.175.853 6.363.000 13.305.18

1 15.139.057 15.948.00

0

Prabayar 3.381.426

5.535.000 12.568.620 14.490.010 15.354.00

0

Pasca bayar

794.427

828.000 736.561 649.047 594.000

2

PT. Indosat StarOne

358.980 627.934 761.589 594.133

679.045

Prabayar

338.435

594.203 681.362 525.391 631.082

Pasca bayar 20.545 33.731 80.227 68.742 66.323

3

PT. Bakrie Tel- Esia

1.479.198

3.820.701 7.304.543 10.585.701

10.606.901

Prabayar 1.414.920

3.695.817 7.196.518

10.515.715

Pasca bayar 64.278

124.884 108.025

91.186

4 PT. Mobile-8** N.A N.A 332.530

332.530 66.763

Prabayar N.A N.A N.A 66.526 66.526

Pasca bayar N.A N.A N.A 237 237

Jumlah 14.752.374

19.529.507 30.378.071 35.096.594

35.910.744

*) Sampai Kuartal I Tahun 2010 **) Mulai beroperasi tahun 2008

Untuk jenis telepon tetap kabel, perkembangan jumlah pelanggan tidak menunjukkan

penambahan signifikan. Bahkan dalam lima tahun terakhir, total jumlah pelanggan untuk

Page 17: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 17

jenis telepon tetap kabel ini berada dalam kisaran 8 juta pelanggan dengan kecenderungan

jumlah yang semakin menurun. PT. Telkom masih menjadi pemain utama pada industri di

jaringan telepon tetap kabel. Penyebab penurunan jumlah pelanggan ini antara lain

beralihnya pelanggan telepon kabel ke layanan lainnya yang mempunyai fasilitas mobilitas,

selain itu berkurangnya pelanggan rumah tangga akibat kawasan pemukiman yang tergusur

untuk pembangunan sarana publik atau infrastruktur atau beberapa rumah yang dibangun

menjadi satu bangunan sehingga penggunaan telepon kabel berkurang. Akibatnya jumlah

pelanggan telepon tetap kabel hanya mengandalkan pelanggan dari kelompok bisnis atau

daerah perumahan yang belum terjangkau sinyal telepon bergerak atau nirkabel.

Sementara untuk jenis telepon tetap nirkabel, seperti sudah diduga memiliki pertumbuhan

jumlah pelanggan yang sangat pesat. Pertumbuhan yang besar terutama terjadi pada tahun

2007 dan 2008 dimana jumlah pelanggan meningkat lebih dari 4 juta pada 2007 dan lebih

dari 11 juta pada 2008 seperti ditunjukan gambar 6.7. Pada tahun 2010, sampai dengan

semeter I, jumlah pelanggan telepon tetap nirkabel telah bertambah hampir 1 juta

pelanggan dari tahun sebelumnya. PT Telkom melalui produk Telkom Flexy dan PT. Bakrie

Telekom melalui produk Esia menjadi operator utama dengan jumlah pelanggan terbanyak.

Peningkatan jumlah pelanggan yang besar pada kedua operator ini juga terjadi pada tahun

2008

Gambar 6.7 Perbandingan Jumlah Pelanggan Telepon Kabel dan Nirkabel 2005-Semester I 2010

Page 18: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 18

Jika dilihat dari pertumbuhan jumlah pelanggan, gambar 6.8 menunjukkan perbedaan yang

sangat kontras antara pertumbuhan pelanggan telepon tetap kabel dan telepon tetap

nirkabel. Pertumbuhan pelanggan telepon tetap kabel menunjukkan grafik yang sangat

rendah, bahkan pada periode 2007-2009 menunjukkan pertumbuhan yang negatif.

Sementara pertumbuhan pelanggan telepon tetap nirkabel menunjukkan grafik yang tinggi

terutama Bakrie (Esia). Meskipun sejak 2008 menunjukkan pertumbuhan yang menurun,

namun jumlah pelanggan telepon tetap nirkabel masih menunjukkan pertumbuhan yang

positif sampai dengan semester I tahun 2010. Penurunan ini lebih disebabkan oleh

pertumbuhan yang sangat tinggi pada periode sebelumnya sehingga ketika mencapai

puncaknya, pertumbuhan pelanggan mulai menurun. Hanya Indosat (Starone) yang

menunjukkan pertumbuhan negatif pada tahun 2009 yang lebih disebabkan karena sulit

bersaing dengan operator lain. Namun pada semester I 2010 pertumbuhan pelanggan

Indosat (Starone) mulai kembali positif.

Gambar 6.8. Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Jaringan Tetap Lokal 2004-Semester I 2010

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010*

Kabel Nir Kabel

Page 19: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 19

Pangsa pasar untuk indutri telepon tetap nirkabel ini masih didominasi oleh dua operator

utama yaitu Telkom (Flexy) dan Bakrie (Esia). Tabel 6.6 dan gambar 6.8 menunjukkan dalam

tiga tahun terakhir kedua operator ini menguasai lebih dari 90% pangsa pasar pelanggan

telepon tetap nirkabel. Bahkan sampai dengan kuartal I tahun 2010, kedua operator ini

menguasai 97,2% dari total pelanggan telepon bergerak seluler. Sementara dua operator

lain yaitu Indosat (StarOne) dan Mobile-8 (Hepi) masing-masing hanya memiliki pangsa 2,6%

dan 0,2%. Pangsa pelanggan terbesar dikuasai oleh Telkom Flexy yang sampai kuartal I 2010

menguasai pangsa 58,4%, sementara Bakrie-Esia menguasai 38,8%. Jika dilihat

perkembangan dari 2009-kuartal I 2010, terjadi sedikit pergeseran pada tahun 2009 dimana

Telkom Flexy mengalami sedikit penurunan dan Esia mengalami sedikit peningkatan.

Tabel 6.6. Profil Penyelenggara Jaringan Telepon tetap Wireless

Operator Produk Tahun Mulai

Operasi

2008 2009 2010*

Jumlah Pelanggan

Pangsa Pasar

Jumlah Pelanggan

Pangsa Pasar

Jumlah Pelanggan

Pangsa Pasar

PT. Telkom Telkom Flexi 2002 13.051.181 60,9% 15.139.057 57,4% 15.948.000 58,4%

PT. Indosat StarOne 2004 761.589 3,6% 594.133 2,3% 697.405 2,6%

PT. Bakrie Telekom

Esia 2003 7.302.543 34,0% 10.585.701 40,1% 10.606.901 38,8%

2006 2007 2008 2009 2010*

Kabel 0,3% -0,2% -0,5% -2,9% 0,1%

PT. Telkom 0,3% -0,3% -0,6% -2,9% 0,1%

PT Indosat I-Phone 22,6% 14,4% 38,3% 6,7% 0,0%

PT. BBT -1,2% -4,3% -3,9% -4,0% 0,0%

Nirkabel 28,4% 79,8% 100,7% 21,6% 3,5%

PT Telkom Flexi 2,8% 52,4% 109,1% 13,8% 5,3%

PT. Indosat StarOne 43,9% 74,9% 21,3% -22,0% 17,4%

PT. Bakrie Telecom Esia 297,5% 158,3% 91,2% 44,9% 0,2%

PT. Mobile-8 0,0% 0,0% 0,0% -79,9% -0,4%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

Page 20: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 20

PT. Mobile 8 Hepi 2008 332.530 1,6% 66.763 0,3% 66.526 0,2%

Total

21.447.843

26.385.654

27.318.832 *) Sampai kuartal 1 Tahun 2010

Penguasaan pasar yang besaroleh Telkom-Flexy dan Bakrie Esia didorong oleh kelebihan

yang dimiliki masing-masing operator. Telkom Flexy unggul dalam penguasaan jaringan

yangf luas yang dimiliki oleh induk perusahaanya yaitu PT. Telkom sehingga mampu

meyakinkan pelanggan untuk menggunakan operator ini. Sementara pangsa pasar Bakrie-

Esia yang besar lebih didukung oleh strategi pemasaran dan promosi yang gencar terutama

melalui strategi co-branding yang menyatukan penjualan pesawat telpon dengan layanan

operatornya dengan harga yang murah dan produk yang sangat variatif. Strategi yang

gencar dengan berbagai fasilitas dan bonus yang diberikan terhadap produk co-branding

berharga murah ini mampu menarik minat pelanggan. Belakangan Telkom-Flexy juga

mengggunakan startegi pemasaran yang hampir sama dengan Esia yaitu co-branding antara

pesawat handset dengan layanan operatornya.

Gambar 6.9. Komposisi Pangsa Pasar Penyelenggara Jaringan Telepon Tetap Wireless

Dukungan jarngan yang luas dan strategi pemasaran dengan m odel co-branding dan harga yang semakin terjangkau menjadi faktor pesatnya peningkatan pelanggan telenon tetap nirkabel

Page 21: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 21

Seperti pelanggan telepon tetap nirkabel, kelebihan teknologi yang lebih mobile juga

menyebabkan perkembangan jumlah pelanggan telepon bergerak seluler juga sangat pesat.

Jumlah pelanggan telepon bergerak seluler yang pada 2006 baru mencapai sekitar 63 juta,

sampai kuartal I tahun 2010 telah meningkat hampir 3 kali lipat menjadi sekitar 171,4 juta

pelanggan. Peningkatan yang pesat terjadi setiap tahun sejak tahun 2006 dengan

peningkaran rata-rata sekitar 37,6% per tahun pada periode 2006-2009. Pada tahun 2010,

sampai dengan kuartal I tahun 2010, jumlah pelanggan teepon bergerak seluler telah

meningkat hampir 5% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan pasar

pelanggan industri telepon bergerak seluler masih sangat potensial di Indonesia.

Jika dilihat dari jenis pelanggannya, utuk masing-masing operator masih didominasi oleh

jenis pelanggan prabayar. Proporsi pelanggan pasca bayar pada tiga operator utama dalam

tiga tahun terakhir hanya berkisar 1% sampai 4% dari total pelanggan bahkan dengan

proporsi yang cenderung semakin menurun. Kemudahan mengontrol penggunaan pulsa dan

pengguna yang sebagian besar berpendapatan menengah ke bawah menjadi faktor yang

menyebabkan lebih tingginya pelanggan jenis pra bayar, selain karena kemudahan untuk

menjadi pelanggan pra bayar mampun mengakhiri proses langganan.

Tabel 6.7. Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak Seluler 2004-Semester I 2010

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2008 2009 2010*PT. Mobile 8 1,6% 0,3% 0,2%

PT. Bakrie Telekom 34,0% 40,1% 38,8%

PT. Indosat 3,6% 2,3% 2,6%

PT. Telkom 60,9% 57,4% 58,4%

Page 22: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 22

No Operator 2006 2007 2008 2009 2010*

1

Telkomsel 35.597.000 47.890.000 65.299.991 81.643.532 88.950.000

Prabayar 33.935.000 45.977.000 63.359.619 79.608.839

Pasca bayar 1.662.000 1.913.000 1.940.372 2.034.693

2

Indosat 16.704.729 24.545.422 36.510.246 33.136.521 39.100.000

Prabayar 15.878.870 23.945.431 35.591.033 31.333.173

Pasca bayar 825.859 599.991 919.213 1.803.348

3

XL-Axiata 9.527.970 15.469.000 26.015.517 31.438.377 32.924.000

Prabayar 9.141.331 14.988.000 25.599.297 31.101.047 32.600.000

Pasca bayar 386.639 481.000 416.220 337.330 324.000

4

Mobile 8 1.825.888 3.012.801 2.701.914 2.805.842 2.805.842

Prabayar 1.778.200 2.920.213 2.552.975 2.683.776 2.683.776

Pasca bayar 47.688 92.588 148.939 122.066 122.066

5 STI 134.713 310.464 784.343 636.868

636.868

Prabayar 133.746 310.176 784.129 636.566 636.566

Pasca bayar 967 288 214 302 302

6

Natrindo 12.715 4.788 3.234.800 4.105.156 4.105.156

Prabayar 10.155 4.788 3.234.800 4.105.156 4.105.156

Pasca bayar 2.560 N.A N.A N.A -

7

Hutchison N.A 2.039.406 4.500.609 7.311.000 7.311.000

Prabayar N.A 2.036.202 4.490.202 7.295.000 7.295.000

Pasca bayar N.A 3.204 10.407 16.000 16.000

8

Smart Telecom

N.A

115.000 1.530.823 2.599.665 2.599.665

Prabayar N.A N.A 1.456.372 2.528.026 2.528.026

Pasca bayar N.A N.A 74.451 71.639 71.639

Jumlah 63.803.015 93.386.881 140.578.243 163.676.961 178.432.531 *) Sampai kuartal I tahun 2010

Gambar 6.10 menunjukkan tiga operator utama yang memiliki jumlah pelanggan terbesar

adalah Telkomsel, Indosat dan XL-Axiata. Jumlah pelanggan untuk ketiga operator ini juga

menunjukkan peningkatan secara proporsional. Sementara jumlah pelanggan untuk

operator yang relatif baru, masih jauh dibawa tiga operator utama tersebut. Promosi yang

gencar dengan berbagai fasilitas yang diberikan belum mampu menarik pelanggan untuk

dengan mudah beralih ke operator kecil. Namun untuk beberapa operator tertentu yaitu

Hutchinson CTP dan Natrindo mulai menunjukkan peringkatan jumlah pelanggan yang

cukup signifikan sejak tahun 2008 meskipun masih jauh lebih rendah dari tiga operator

utama yang lebih dulu muncul.

Gambar 6.10. Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak Seluler 2006-kuartal I 2010

Page 23: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 23

Jika dilihat dari pertumbuhan pelanggan antar operator, pelanggan pada operator kecil

seperti STI, Hucthinson CTP dan Smart Telecom menunjukkan pertumbuhan yang paling

tinggi dengan rata-rata pertumbuhan beskisar antara 80%-90% per tahun. Namun tingginya

pertumbuhan ini diduga karena jumlah pelanggan yang relarif masih lebih sedikit. Meskipun

demikian, tiga operator besar juga menunjukkan pertumbuhan pelanggan yang tinggi

meskipun jumlah pelanggan juga sudah cukup banyak. Telkomsel yang memiliki jumlah

pelanggan terbanyak, jumlah pelanggannya masih tumbuh 32% per tahun dalam periode

2006-2009 meskipun pada 2010, sampai kuartal I pertumbuhannya baru mencapai 8,9% .

Indosat dan XL-Axiata yang memiliki jumlah pelanggan terbanyak berikutnya juga

menunjukkan pertumbuhan jumlah pelanggan yang cukup besar. Pada periode 2006-2009

pertumbuhan pelanggan pada kedua operator ini masing masing adalah 28,8% (Indosat) dan

50,5% (Excel). Namun pada tahun 2010, sampai kuartal I pertumbuhan pelanggan Indosat

justru lebih tinggi yaitu 18% sementara pelanggan Excel baru tumbuh sebesar 4,7%. Secara

total, pelanggan telepon bergerak seluler tumbuh rata-rata 37,8% per tahun pada periode

2006-2009 dan trend pertumbuhan positif ini berlanjut pada 2010 dimana sampai kuartal I

jumlah pelanggan telah tumbuh 9% dari tahun sebelumnya.

0

10.000.000

20.000.000

30.000.000

40.000.000

50.000.000

60.000.000

70.000.000

80.000.000

90.000.000

2006 2007 2008 2009 2010*Telkomsel Indosat Excelcomindo Mobile 8

STI Natrindo Hutchison Smart Telecom

Page 24: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 24

Gambar 6.11 menunjukkan bahwa pertumbuhan pelanggan telepon bergerak seluler masih

menunjukkan pertumbuhan yang positf pada sebagian besar periode terutama oleh

operator besar. Pertumbuhan negatif hanya dialami Indosat dan STI pada tahun 2009 dan

Mobile-8 pada tahun 2008. Namun pertumbuhan negatif oleh Indosat pada tahun 2009

lebih disebabkan kebijakan pembersihan nomor-nomor yang tidak aktif. Pertumbuhan

tersebut kembali pada track positif pada tahun berikutnya (kuartal I 2010), bahkan menjadi

yang tertinggi dibanding operator lainnya.

Gambar 6.11. Perkembangan Pertumbuhan Pelanggan Telepon Bergerak Seluler

*) Sampai kuartal I tahun 2010

Trend pertumbuhan positif yang dialami oleh semua operator telepon bergerak seluler

menyebabkan tidak banyak terjadi perubahan pangsa pasar dari masing-masing operator

dalam tiga tahun terakhir. Telkomsel, Indosat dan XL-Axiata merupakan tiga operator yang

memiliki pangsa pelanggan terbesar. Sampai kuartal I tahun 2010, pangsa pasar ketiga

operatir tersebut masing-masing adalah Telkomsel (47,8%), Indosat (22,8%) dam dan XL-

Axiata (19,2%). Dengan demikian ketiga operator tersebut menguasai pangsa pasar hampir

90% dari total pelanggan telepon bergerak seluler. Sementara lima operator lainnya hanya

memiliki pangsa pasar hampir 10%.

2007 2008 2009 2010*

Telkomsel 34,5% 36,4% 25,0% 8,9%

Indosat 46,9% 48,7% -9,2% 18,0%

Excelcomindo 62,4% 68,2% 20,8% 4,7%

Mobile 8 65,0% -10,3% 3,8% 0,0%

STI 130,5% 152,6% -18,8% 0,0%

-40,0%-20,0%

0,0%20,0%40,0%60,0%80,0%

100,0%120,0%140,0%160,0%180,0%

Page 25: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 25

Gambar 6. 12. Pergeseran pangsa pasar telepon bergerak seluler 2008- Kuartal I 2010

Dalam tiga tahun terakhir hanya terjadi sedikit pergeseran pangsa pasar dimana pangsa

pasar Indosat sedikit menurun pada tahun 2009 karenan penurunan jumlah pelanggan dan

sebagian diambil Telkomsel. Namun memasuki kuartal I tahun 2010 pangsa pasar Indosat

kembali meningkat. Trend pertumbuhan pelanggan yang positif pada semua operator

menjadikan penguasaan pangsa pasar diantara operator telepon bergerak seluler cenderung

stabil.

Jumlah Pelanggan menurun Region

Jumlah pelanggan telepon menurut region untuk jenis telepon tetap kabel dan telepon

tetap wireless seperti disajikan pada tabel 6.8 menunjukkan bahwa pelanggan telepon

masih terkonsentrasi di Pulau Jawa khususnya Jakarta-Banten. Penetapan region dilakukan

berdasarkan pengelompokkan data yang dikeluarkan oleh operator yang membagi propinsi

dalam region yang berbeda antar operator. Untuk dapat mengkonsolidasikan data untuk

semua operator, maka tampilan data pelanggan telepon bergerak dilakukan dengan

menggunakan pendekatan region yang bisa disamakan untuk semua operator.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2008 2009 2010*Smart Telecom 1,1% 1,6% 1,5%

Hutchison 3,2% 4,5% 4,1%

Natrindo 2,3% 2,5% 2,3%

STI 0,6% 0,4% 0,4%

Mobile 8 1,9% 1,7% 1,6%

Excelcomindo 18,5% 19,2% 18,5%

Indosat 26,0% 20,2% 21,9%

Telkomsel 46,5% 49,9% 49,9%

Page 26: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 26

Total pelanggan untuk telepon tetap kabel di wilayah Jawa plus Bali-Nusa Tenggara

mencapai sekitar 7 juta pelanggan dengan Jakarta-Banten mencapai hampir 3,5 juta.

Sementara di Sumatera hanya sekitar 1,2 juta pelanggan dan di Kalimantan hanya kurang

dari 500 ribu pelanggan. Untuk telepon tetak nirkabel, jumlah pelanggan di Jawa plus Bali -

Nusa Tenggara mencapai lebih dari 20 juta pelanggan dengan Jakarta-Banten mencapai

lebih dari 10 juta pelanggan. Sementara di Sumatera jumlah pelanggan tetrap nirkabel

hanya sekitar 2 juta pelanggan dan di kalimantan bahkan kurang dari 1 juta pelanggan.

Tabel 6.8 Jumlah pelanggan telepon tetap kabel dan wireless menurut regon/pulau Tahun 2009

No Regional PSTN Flexi Esia Total FWA

Total Fixed Telepone

1 Sumatera 1.272.932 1.600.479 494.550 2.095.029 3.367.961

2 Jakarta-Banten 3.471.838 3.517.734 7.207.39

5 10.725.12

9 14.196.967

3 Jabar-Jateng-DIY 2.048.037 2.321.964 2.007.36

5 4.329.329 6.377.366

4 Jatim-Bali-NT 1.575.065 5.473.838 674.185 6.148.023 7.723.088

5 Kalimantan 471.390 811.250 116.304 927.554 1.398.944

6 Sulawesi-Maluku-Papua 895.978 1.413.792 85.902 1.499.694 2.395.672

*) Total FWA adalah gabungan pelanggan Esia dan Flexy. Total Fixed telpon adalah gabungan antara Tital FA dengan PSTN

Distribusi pelanggan telepon tetap antar region menunjukkan proporsi pelanggan telepon

tetap kabel di Jakarta-Banten mencapai 35,7% dari total pelanggan, diikuti region Jawa

Barat-Jawa Tengah dan DIY yang mencapai 21%. Total pelanggan di Jawa proporsinya

mencapai 72,9% dari total penggan. Sementara untuk region Sulawesi-Maluku-Papua yang

merupakan kawasan Timur indonesia, proporsi jumlah pelanggan telepon tetap-nya hanya

9,2% seperti ditunjukkan pada gambar 6.13.

Untuk telepon tetap nirkabel, proporsi pelanggan di wilayah utama yaitu Jakarta-Banten

proporsi jumlah pelanggannya lebih besar lagi yaitu 41,7% diikuti region Jawa Timur-Bali dan

Nusa Tenggara yang proporsinya mencapai 23,9%. Sehingga total proporsi pelanggan

telepon tetap nirkabel untuk region Jawa-Bali-Nusa Tenggara mencapai sekitar 82,4%.

Sementara proporsi pelanggan telepon tetap nirkabel di wilayah Sumatera hanya mencapai

8,1%.

Page 27: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 27

Gambar 6. 13. Distribusi Pelanggan Telepon Tetap menurut Region Tahun 2009

Untuk pelanggan telepon bergerak seluler, konsentrasi pelanggan juga terdapat di Pulau

Jawa, diikuti Sumatera. Total jumlah pelanggan telepon bergerak seluler di Pulau Jawa pada

tahun 2009 mecapai sekitar 85,4 juta pelanggan, dengan rincian Jakarta-Banten mencapai

32,6 juta pelanggan dan Jawa Barat-Jawa tengah-Jawa Timur-DIY mencapai 42,8 juta

pelanggan. Sementara untuk wilayah Sumatera yang memiliki wilayah lebih luas, jumlah

pelanggan mencapai 35,7 jutadan di Kalimantan mencapai 11,1 juta pelanggan seperti

ditunjukkan tabel 6.9 .

Tabel 6.9 Jumlah pelanggan telepon bergerak seluler menurut regon/pulau Tahun 2009

No Operator Sumatera Jakarta-Banten

Jabar-Jateng-

DIY-Jatim Bali-NT Kalimantan

Sulawesi-Maluku-

Papua

1 Excel-Asiata 5.832.209 7.796.898 12.900.309 2.715.719 1.045.902 1.147.340

2 Telkomsel 24.250.309 12.442.524 23.155.673 3.416.840 8.142.047 10.236.139

3 Indosat 4.118.396 9.202.833 1.794.869 821.379 1.891.393 1.098.589

4 Axis 710.866 1.514.169 1.794.869 85.252 0 0

5 Smart 202.271 922.840 1.414.374 85.252 0 10

6 Ceria 334.735 5.645 254.231 42.257 0 0

7 Fren 272.408 721.660 1.574.555 61.247 33.692 142.226

0%

20%

40%

60%

80%

100%

PSTN Flexi Esia Total FWA

Total Fixed

Sulawesi-Maluku-Papua 9,2% 9,3% 0,8% 5,8% 6,8%

Kalimantan 4,8% 5,4% 1,1% 3,6% 3,9%

Jatim-Bali-NT 16,2% 36,2% 6,4% 23,9% 21,8%

Jabar-Jateng-DIY 21,0% 15,3% 19,0% 16,8% 18,0%

Jakarta-Banten 35,7% 23,2% 68,1% 41,7% 40,0%

Sumatera 13,1% 10,6% 4,7% 8,1% 9,5%

Page 28: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 28

Total Seluler 35.721.194 32.606.569 42.888.880 7.227.946 11.113.034 12.624.304

Jika dilihat dari proporsi pelanggannya, proporsi pelanggan telepon bergerak seluler yang

terbesar terdapat di region Jabar-Jateng-Jatim dna DIY dengan proporsi mencapai 30,2%

dari total pelanggan seluler di Indonesia. Namun jika digabungkan dengan wilayah Jakarta

dan Banten, maka total proporsi pelanggan telepon bergerak seluler di Pulau Jawa mencapai

53,1% atau lebih dari separuh total pelanggan telepon bergerak seluler di Indonesia.

Sementara proporsi pelanggan telepon bergerak seluler di wilayah Sumatera mecapai

25,1%. Pada tiga region lain, jumlah pelanggan telepon bergerak seluer proporsinya masing-

masing masih kurang dari 10% dari total pelanggan telepon bergerak seluler di Indonesia.

Jika dibandingkan dengan sebaran pelanggan telepon tetap (kabel dan nirkabel), terlihat

bahwa pelanggan telepon bergerak seluler distribusinya relatif lebih tersebar merata

dibandingkan telepon tetap kabel. Pelanggan telepon tetap kabel dan nirkabel lebih

terkonsentrasi di wilayah Jawa-Bali dengan proporsi pada wilayah lain tidak terlalu

signifikan. Sementara untuk telepon bergerak seluler, proporsi pelanggan di wilayah

Sumatera cukup signifikan, demikian pula dengan wilayah Kalimantan dan kawasan Timur

Indonesia. Hal ini diduga terkait dengan jaringan dan infrastruktur yang relatif tersebar

lebuh baik untuk telepon bergerak seluler.

Gambar 6. 14. Distribusi Pelanggan Telepon Bergerak Seluler menurut Region Tahun 2009

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

XL Telkomsel

Indosat

Axis Smart Ceria Fren Total Seluler

Sulawesi-Maluku-Papua 3,6% 12,5% 5,8% 0,0% 0,0% 0,0% 5,1% 8,9%

Kalimantan 3,3% 10,0% 10,0% 0,0% 0,0% 0,0% 1,2% 7,8%

Bali-NT 8,6% 4,2% 4,3% 2,1% 3,2% 6,6% 2,2% 5,1%

Jabar-Jateng-DIY-Jatim 41,0% 28,4% 9,5% 43,7% 53,9% 39,9% 56,1% 30,2%

Jakarta-Banten 24,8% 15,2% 48,6% 36,9% 35,2% 0,9% 25,7% 22,9%

Sumatera 18,6% 29,7% 21,8% 17,3% 7,7% 52,6% 9,7% 25,1%

Page 29: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 29

6.3.4. Teledensitas.

Teledensitas adalah indikator yang lazim digunakan dalam bidang telekomunikasi untuk

menunjukkan jumlah satuan sambungan telepon terpasang per seratus penduduk.

Teledensitas juga menggambarkan tingkat perkembangan dan penetrasi telekomunikasi

(telepon) disuatu wilayah/negara yang mencerminkan kemajuan telekomunikasi di

wilayah/negara tersebut. Ukuran yang umum dipakai untuk teledensitas adalah dari

penggunaan telepon tetap kabel. Sampai kuartal I tahun 2010, teledensitas Indonesia untuk

sambungan telepon tetap baru mencapai 3,58. Ini artinya, setiap 100 orang baru terdapat 4

sambungan telepon tetap kabel yang terpasang. Angka ini tergolong rendah terutama jika

dibandingkan dengan negara maju atau bahkan negara tetangga ASEAN. Teledensitas

telepon tetap kabel ini juga menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya seperti

ditunjukkan pada gambar 6.15, karena penambahan penduduk tidak diikuti dengan

penambahan sambungan telepon tetap kabel.

Gambar 6.15. Perkembangan Teledensitas untuk tiap jenis Telepon di Indonesia

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2006 2007 2008 2009 2010*Tetap Kabel 3,94 3,88 3,81 3,69 3,58

Tetap Wireless 2,71 4,81 9,53 11,69 11,60

Telepon Bergerak Seluler 28,73 41,52 61,72 71,75 75,75

Lebih terdistribusinya pelanggan telepon bergerak seluler diantara wilayah di Indonesia dibanding telepon tetap (kabel dan nirkabel) diduga disebabkan oleh jaringan dan infarastruktur yang lebih baik dan tersebar untuk telepon bergerak seluler dibanding telepon tetap.

Page 30: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 30

*) Sampai kuartal I tahun 2010

Penurunan ini juga terjadi karena penggunaan telepon tetap kabel beralih ke penggunaan

telepon tetap nirkabel dan telepon bergerak seluler. Dengan demikian, terjadi peningkatan

dalam teledensitas untuk telepon tetap nirkabel dan telepon bergerak seluler. Gambar 6.15

menunjukkan teledensitas untuk telepon tetap nirkabel meningkat dari 9,53 pada 2008

menjadi 11,69 pada tahun 2009 dan pada pada kuartal 1 tahun 2010 menjadi 11,60%.

Sementara untuk telepon bergerak seluler, teledesnitasnya menunjukkan angka yang jauh

lebih besar dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah mencapai angka 61,72 pada

2008, teledensitas telepon bergerak seluler meningkat menjadi 71,75 pada 2009 dan pada

75,75 kuartal I tahun 2010.

Jika dilihat berdasarkan propinsi, teledensitas telepin kabel menunjukkan angka yang sangat

bervariasi antar daerah. Meskipun teledensitas tertinggi terdapat di Jakarta dengan angka

22,88, namun teledensitas terbesar berikutnya justru terdapat diluar Jawa seperti

ditunjukkan pada gambar 6.16. teledenstas terbesar kedua samai ke empat pada kuartal I

tahun 2010 terdapat di propinsi Kepulauan Riau (8,04), Kalimantan Timur (7,7) dan Bali

(7,56). Teledensitas yang tinggi pada dearah-daerah tersebut dan melebihi propinsi lain di

Jawa selain karena jumlah penduduknya yang relatif sedikit dibanding Jawa, juga karena

berkembangnya kegiatan ekonomi dan bisnis yangcukup tinggi pda daerah tersebut. Disisi

lain, pertumbuhan pelanggan untuk telepon tetap juga sangat mengandalkan dari

pelanggan bisnis seiring dengan semakin meluasnya penggunaan telepon tetap nirkabel da

telepon bergerak seluler.

Page 31: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 31

Gambar 6.16. Teledensitas Telepon Rumah menurut Propinsi, kuartal I tahun 2010

Teledensitas telepon tetap yang masih sangat rendah juga tidak selalu terdapat di propinsi-

propinsi di Kawasan Timur. Teledensitas yang paling rendah justru terdapat di Gorontalo

(0,78) diikuti NTT (1,13) dan NTB (1,41). Artinya, hanya terdapat sektar 1 sambungan

telepon tetap kabel untuk setiap 100 penduduk pada daerah-daerah tersebut. Teledensitas

di propinsi Papua justru menunjukkan angka yang relatif cukup besar yaitu 2,90 yang berarti

untuk setiap 100 enduduk terdapat sekitar 3 sambungan telepon tetap kabel.

22,83

8,04

7,87

7,56

5,81

5,23

5,02

4,13

4,05

3,81

3,67

3,38

3,31

2,98

2,93

2,90

2,85

2,45

2,32

2,30

2,22

2,14

2,09

2,04

1,59

1,48

1,41

1,13

0,78

0 5 10 15 20 25

DKI Jakarta

Kepri

Kaltim

Bali

DIY

Sulut

Jatim

Kalsel

Jabar

Sulsel+Sulbar

Banten

Sumbar

Sumut

Jateng

Kalteng

Papua+Irjabar

Kalbar

Riau

Sumsel/Babel

Sulteng

NAD

Jambi

Lampung

Bengkulu

Maluku+Malut

Sultra

NTB

NTT

Gorontalo

Page 32: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 32

Gambar l 6.17 Pengguna telepon tetap kabel dan FWA per 100 penduduk menurut region/pulau

Untuk telepon tetap nirkabel, sampai kuartal I tahun 2010 teledensitas yang tinggi terdapat

pada wilayah Jakart-Banten yang mencapai 55,69 seperti ditunjukkan gambar 6.17. Angka

ini jauh lebih besar daripada region lain di Indonesia. Bahkan untuk wilayah Jawa-Barat-Jawa

Tengah-DIY, teledensitasnya hanya 5,50 dan lebih rendah dari region Jawa Timur-Bali-Nusa

Tenggara yang mencapai 12,23. Teledensitas telepon tetap nirkabel di wilayah tengah Jawa

(Jawa Barat-Jawa Tengah-DIY) ini juga bahkan lebih kecil daripada wilayah Kalimantan dan

Kawasan Timur Indonesia. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang jauh lebih besar di

wilayah tengah Pulau Jawa. Sehingga meskipun pengguna telepon tetap nirkabel cukup

banyak, namun teledensitasnya tetap rendah.

Pada kelompok telepon bergerak seluler, teledensitas tertinggi juga terdapat pada region

Jakarta-Banten dengan teledensitas mencapai 169,3. Artinya untuk setiap 100 penduduk

terdapat sekitar 170 pengguna telepon bergerak seluler atau setiap orang memiliki lebih

dari satu telepon bergerak seluler. Posisi Jakarta sebagai pusat bisnis dan pemerintahan

menyebabkan teledensitas telepon bergerak seuler ini cukup tinggi. Hal yang menarik

adalah bahwa teldensitas terbesar kedua untuk telepon bergerak seluler justru terdapat di

wilayah Kalimantan dengan angka 83,67. Artinya, terdapat sekitar 84 orang pengguna

telepon bergerak seluler untuk setiap 100 penduduk atau hampir setiap penduduk di

Kalimantan telah menggunakan telepon bergerak seluler. Angka ini bahkan jauh lebih besar

0 20 40 60 80

Sumatera

Jakarta-Banten

Jabar-Jateng-DIY

Jatim-Bali-NT

Kalimantan

Sulawesi-Maluku-Papua

SumateraJakarta-Banten

Jabar-Jateng-

DIY

Jatim-Bali-NT

Kalimantan

Sulawesi-Maluku-Papua

Fixed Telephone 6,68 73,72 8,10 15,37 10,53 10,77

FWA 4,16 55,69 5,50 12,23 6,98 6,74

Page 33: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 33

daripada di region Jawa diluar Jakarta-Banten dan Bali-Nusa Tenggara. Region Jawa (diluar

Jakarta-Banten) justru memiliki angaka teledensitas telepon bergerak seluler paling kecil

Tabel 6.18. Pengguna telepon bergerak seluler per 100 penduduk menurut region kuartal I 2010

Region Sumatera juga memliki angka teledensitas yang besar untuk telepon bergerak seluler

dengan angka 70,85. Besaran teledensitas di Sumatera ini juga melebihi teledensitas

telepon bergerak seluler di region Jawa (selain Jakarta-Banten) dan Bali-Nusa Tenggara. Hal

ini menunjukkan penetrasi dari telepon bergerak selular sudah semakin luas dan

penggunaannya oleh masyarakat semakin banyak. Hal ini tidak terlepas dari teknologi yang

semakin baik dan murah serta akses yang semakin terjangkau.

6.3.5. Pendapatan Operator Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi.

Untuk menilai kinerja penerimaan dari operator telepon, digunakan tiga indikator yaitu

penerimaan operasional, EBITDA (Earning Before Interest Tax Depreciation and

Ammortization), dan ARPU (Average Revenue Per User) . Ketiga indikator ini pada dasarnya

0 50 100 150 200

Jabar-Jateng-DIY-Jatim

Bali-NT

Sulawesi-Maluku-Papua

Sumatera

Kalimantan

Jakarta-Banten

36,92

56,50

56,75

70,85

83,67

169,30

Teledensitas telepon bergerak selular di Kalimantan dan Sumatera lebih besar daripada teledensitas telepon bergerak di region Jawa (diluar Jakarta-Banten). Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang lebih sedikit, dan didukung

oleh penetrasi telepon bergerak selular yang sudah semakin luas serta tarif layanan yang lebih kompetitif.

Page 34: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 34

mencerminkan penerimaan yang didapat operator dari jasa pelayanan telepon yang

diberikan.

6.3.5.1. Penerimaan Total Operasional (Operating Revenue)

Salah satu indikator lain untuk melihat perkembangan industri telekomunikasi adalah

pendapatan yang diperoleh perusahaan penyelenggara telekomunikasi, diantaranya

penerimaan operasional. Penerimaan operasional operator adalah penerimaan yang

diterimanya dari layanan yang disediakan seperti layanan telepon pasca bayar (postpaid),

prabayar (prepaid), international roaming, interkoneksi dan layanan-layanan lainnya seperti

penyewaan jaringan.

Penerimaan operasional dari operator telepon seluler di Indonesia menunjukkan trend

yang meningkat dalam empat tahun terakhir kecuali Mobile-8 yang mengalami penurunan.

Memasuki tahun 2009 penerimaan operasional menunjukkan kondisi yang variatif dimana

Mobile-8 mengalami penurunan signifikan dan Indosat juga menurun meski hanya 0,4%.

Namun operator lain seperti Telkom Goroup, XL-Axiata dan Bakrie menunjukkan

peningkatan cukup signifikan. Memasuki tahun 2010, penerimaan operator diperkirakan

masih akan terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan.

Sampai dengan kuartal I 2010, penerimaan operator menunjukkan trend positif dengan

pencapaian penerimaan rata-rata sudah diatas 25% dari penerimaan tahun sebelumnya

kecuali untuk Mobile-8. Mobile-8 masih menunjukkan kecenderungan penerimaan

operasional yang menurun, sementara Indosat sudah meningkat cukup baik meski

mengalami penurunan pada tahun sebelumnya.

Tabel 6.10 yang menampilkan perkembangan penerimaan operasional dari operator telepon

seluler menunjukkan bahwa semakin besar peneriman operasional dari operator, maka

pertumbuhan penerimannya cenderung akan semakin kecil meskipun secara nominal

nilainya besar. Telkom Group (mencakup Telkomsel dan Telkom-Flexi) yang pada tahun

2009 membukukan penerimaan Rp. 64,5 Triliun, pertumbuhan penerimaan pada 2009

justru hanya 6,4%. Sementara Bakrie Telecom yang memiliki penerimaan operasional pada

2009 baru mencapai Rp. 2.7 triliun menunjukkan pertumbuhan penerimaan yang cukup

besar yaitu 24,6%. Demikian pula dengan XL-Axiata yang membukukan penerimaan

Page 35: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 35

operasional sebesar Rp. 13,7 triliun pada tahun 2009, mampu tumbuh 13,6% dan

penerimaan pada kuartal I 2010 sudah mencapai 30% dari penerimaan tahun sebelumnya.

Tabel 6.10. Penerimaan Operasional Operator Telepon (Rp. Milyar)

No Operator 2006 2007 2008 2009 2010*

1 Telkom Group** 51.294 59.440 60.689 64.597 16.587

2 Indosat Group *** 12.239 16.488 18.659 18.393 4.735

3 XL-Axiata 4.682 7.990 12.061 13.706 4.106

4 Bakrie 608 1.290 2.202 2.743 708

5 Mobile-8 589 883 732 369 65

6 Smart Telecom

5 200 546 N.A

7 Hutchinson CPT

117 296 615 N.A *) Sampai kuartal I Tahun 2010 **) mencakup seluruh operator telekomunikasi yang berada dalam group PT. Telkom ***) mencakup seluruh operator telekomunikasi yang berada dalam group PT. Indosat

Kecenderungan penurunan pertumbuhan penerimaan operasional terjadi pada hampir

semua operator meskipun masih pada angka yang positif seperti ditunjukkan pada gambar

6.19. Sampai tahun 2008, pertumbuhan penerimaan untuk XL-Axiata masih menunjukkan

trend peningkatan, namun menurun memasuki tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh jumlah

pelanggan yang sudah sangat tinggi secara total sehingga pertumbuhan pelanggan juga

tidak lagi tinggi dan berdampak pada pertumbuhan penerimaan. Untuk Mobile-8 bahkan

sudah menunjukkan pertumbuhan yang negatif sejak 2008. Pada tahun 2010 diperkirakan

pertumbuhan peneriman masih akan positif meskipun besaran pertumbuhannya semakin

rendah.

Page 36: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 36

Gambar 6.19 Pertumbuhan Penerimaan Operasional Operator 2007-2009

6.3.5.2. Laba (Rugi) Operasional (Operating Income/Loss)

Jika penerimaan operasional masih menunjukkan peningkatan dan pertumbuhan yang

positif, tidak demikian dengan Laba operasional oleh masing-masing operator. Laba

operasional operator menunjukkan penurunan meskipun nilainya masih postif yang berarti

operator masih menikmati keuntungan meskipun semakin menurun. Namun untuk Mobile-8

menunjukkan terjadinya kerugian yang terjadi sejak tahun 2008 dan besarannya semakin

meningkat pada tahun berikutnya. Laba operasional yang masih negatif (rugi) juga dialami

oleh operator baru seperti Smart Telecom dan Hutchinson TCP. Hal ini diduga disebabkan

oleh masih besarnya investasi yang dilakukan oleh operator tersebut untuk

mengembangkan jaringan, sementara jumlah pelanggannya masih sedikit. Disisi lain,

pendapatan yang negatif juga terjadi karena persaiangan yang semakin ketat diantara

operator dalam industri penyelenggara jaringan telekomunikasi ini.

Tabel 6.11. Laba (rugi) Operasional Operator Telepon (Rp. Milyar)

No Operator 2006 2007 2008 2009 2010*

1 Telkom Group** 31.716 26.473 22.307 22.603 5.322

2 Indosat Group *** 7.051 4.520 4.733 3.213 746

3 XL-Axiata 2.554 1.760 1.753 2.464 1.169

4 Bakrie 292 318 379 288 103

5 Mobile-8 397 170 (403) (676) (211)

6 Smart Telecom (167) (347) N.A N.A

7 HTCP (741) (1.686) (2.821) N.A *) Sampai kuartal I Tahun 2010 **) mencakup seluruh operator telekomunikasi yang berada dalam group PT. Telkom ***) mencakup seluruh operator telekomunikasi yang berada dalam group PT. Indosat

2007 2008 2009

Telkom Group** 15,9% 2,1% 6,4%

Indosat 34,7% 13,2% -1,4%

XL-Axiata 38,0% 86,7% 13,6%

Bakrie 112,2% 70,7% 24,6%

Mobile-8 49,9% -17,1% -49,6%

-60%-40%-20%

0%20%40%60%80%

100%120%140%

Page 37: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 37

Laba operasional yang semakin kecil meskipun masih positif berdampak pada pertumbuhan

laba yang mulai memasuki trend negatif pada semua operator seperti ditunjukkan oleh

gambar 6.20. Namun memasuki tahun 2009, beberapa operator menunjukkan pertumbuhan

laba yang positif seperti pada Telkom Group dan XL-Axiata. Khusus untuk Mobile-8, angka

yang positif pada tahun 2009 justru menunjukkan kerugian yang semakin meningkat

(peningkatan kerugian sebesar 67,7%). Namun Indosat justru mengalami hal yang

sebaliknya yang mengalami penurunan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2009 setelah

meningkat pada tahun 2008.

Gambar 6.20. Pertumbuhan Pendapatan (Kerugian) Operasional Operator 2007-2009

6.3.5.3. EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Ammortization)

EBITDA adalah pendekatan penerimaan yang dihitung dari peneriman operator telepon

sebelum dikurangi dengan bunga, pajak, penyusutan/depresiasi dan amortisasi. Tabel 6.12

menyajikan EBITDA dari lima operator utama telepon seluler di Indonesia yang secara

umum menunjukkan trend peningkatan kecuali untuk Telkom Group dan Indosat Group.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa EBITDA dari Telkom Group yang mencakup Telkomsel dan

Telkom-Flexi menunjukkan nilai yang jauh lebih besar daripada operator lainnya, namun

mengalami penurunan pada tahun 2008. Bahkan EBITDA dari Indosat belum sampai Rp. 10

Triliun. Sementara dua operator yang relatif baru yaitu Bakrie dan Mobile-8 masih pada

angka dibawah Rp. 1 triliun.

2007 2008 2009

Telkom Group** -16,5% -15,7% 1,3%

Indosat -35,9% 4,7% -32,1%

XL-Axiata -31,1% -0,4% 40,6%

Bakrie 8,9% 19,2% -24,0%

Mobile-8 -57,2% -337,1% 67,7%

-400%-350%-300%-250%-200%-150%-100%

-50%0%

50%100%

Page 38: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 38

Setelah mengalami penurunan pada tahun 2008, tahun 2009, EBITDA Telkom Group kembali

meningkat meskipun belum sebesar tahun 2007. Sebaliknya dengan Indosat Group yang

mengalami peningkatan EBITDA pada 2008 justru menurun pada tahun 2009. Sementara

EBITDA dari Mobile-8 justru mengalami posisi negatif sejak 2009 yang disebabkankan oleh

penerimaan yang juga menurun. Memasuki tahun 2010, sampai kuartal I EBITDA dari

operator menunjukkan tanda-tanda perbaikan dimana pencapaiannya rata-rata telah lebih

dari 25% dari EBITDA tahun sebelumnya kecuali untuk Mobile-8 yang justru menunjukkan

potensi semakin negatif. Bahkan untuk XL-Axiata telah mencapai 34% dari EBITDA tahun

sebelumnya.

Tabel 6.12 EBITDA Operator Utama Telepon di Indonesia 2006-2010 (Rp. Milyar)

No Operator 2006 2007 2008 2009 2010*

1 Telkom Group 31.716 37.067 34.621 36.560 9.044

2 Indosat Group 7.051 8.714 9.321 8.774 2.228

3 XL-Axiata 2.554 3.509 5.132 6.205 2.142

4 Bakrie 292 545 822 1.269 371

5 Mobile-8 397 400 (84) (357) (133)

6 Smart Telecom

(135) (289)

7 HCPT

(1.339) (561) *) Data sampai kuartal I 2010

Diihat dari pertumbuhannya, EBITDA menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan trend

yang semakin meningkat setelah menurun pada tahun 2008. Fluktuasi dialami oleh Telkom

Group yang pertumbuhan EBITDA-nya menurun pada 2008 namun kembali meningkat pada

2009. Sebaliknya Indosat mengaami penurunan EBITDA pada 2009 setelah meningkat pada

tahun 2009. Trend yang positif ditunjukkan oleh EBITDA dari Bakrie dan XL-Axiata yang

pertumbuhan EBITDA-nya mencapai rata-rata 64,1% dan 34,9% per tahun dalam periode

2006-2009. Rata-rata pertumbuhan EBITDA dari Telkom Group dan Indosat Group juga

masih menunjukkan angka yang positif pada periode tersebut dengan rata-rata 5,3% dan

8,2% per tahun.

Page 39: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 39

Gambar 6.21 Pertumbuhan EBITDA Operator 2007-2009

6.3.5.4. ARPU (Average Revenue per User)

ARPU menunjukkan penerimaan yang diraih oleh operator per satu pelanggan yang

menggunakan produknya. Besaran nilai ARPU menunjukkan besarnya rata-rata penerimaan

yang didapat oleh operator dari satu pelanggannnya. Artinya, meskipun jumlah pelanggan

sedikit, namun bisa jadi ARPU dari operator tersebut besar jika pelanggan cukup intensif

menggunakan layanan sambungan telepon dari operator tersebut. Tabel 6.13 menunjukkan

bahwa secara umum terjadi penurunan ARPU pada semua operator dengan penurunan yang

cukup tajam dalam lima tahun terakhir.

Bakrie Telekom mengalami penurunan ARPU dari Rp. 116,913 pada 2005 menjadi hanya Rp.

33.850 pada tahun 2009 dan Rp. 28.000 pada kuartal I tahun 2010.. Artinya, jika semula

Bakrie Telecom memperoleh penerimaan Rp. 116.915 per pelanggannya pada 2005,

menurun hanya menjadi Rp Rp. 28.000 per pelanggan pada kuartal I tahun 2010. Penurunan

ini diduga terkait dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan Bakrie Telecom yang

mengalami peningkatan pelanggan sangat besar. Secara umum, penurunan ARPU yang

terjadi juga merupakan implikasi dari bertambahnya jumlah pelanggan yang cukup besar

dalam lima tahun terakhir namun tidak diikuti dengan peningkatan penggunaan oleh

pelanggan. Penurunan ARPU dari tahun 2005 sampai kuartal I 2010 berkisar antara yang

2007 2008 2009

Telkom Group 16,9% -6,6% 5,6%

Indosat Group 23,6% 6,6% -5,5%

XL-Axiata 37,4% 46,3% 20,9%

Bakrie 87,1% 50,9% 54,2%

Mobile-8 0,7% -121,0% 325,0%

-150%-100%

-50%0%

50%100%150%200%250%300%350%

Page 40: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 40

paling rendah yaitu sebesar 45% (XL-Axiata) sampai dengan yang paling tinggi yaitu sebesar

100% (Mobile-8)

Tabel 6.13. Perkembangan ARPU Operator Telepon Tahun 2005 - Semester I 2010

Operator 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

Telkom FWA 47.000 54.000 53.000 31.335 22.319 17.000

Telkomsel 87.000 84.000 80.000 59.000 48.000 43.000

Indosat 67.113 60.023 52.828 38.282 37.330 34.719

Indosat FWA N.A 45.905 34.641 22.858 28.402 18.362

XL-Axiata 60.000 46.000 47.000 37.000 36.000 33.000

Bakrie 116.913 70.891 48.315 39.000 33.380 28.000

Mobile 8 62.332 48.013 39.791 17.621 12.986 N.A

Hutchinson N.A N.A 14.971 11.414 11.000 N.A

STI N.A N.A 37.147 23.857 22.252 N.A *) Sampai Kwartal I Tahun 2010

Gambar 6.22. Pertumbuhan ARPU Operator 2006 - Semester I 2010

Gambar 6.22 yang memperlihatkan perkembangan ARPU operator telepon di Indonesia

semakin menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan ARPU operator dari tahun ke

tahun. Hampir semua operator menunjukkan trend penurunan ARPU dengan rata-rata

penurunan paling besar dialami oleh Bakrie dan Mobile-8 yaitu 24.2% per tahun dan 30,5%

per tahun. Dari pola penurunan ini terlihat bahwa operator yang berbasis teknologi CDMA

menunjukkan penurunan ARPU yang lebih tajam dibanding operator yang berbasis teknologi

2006 2007 2008 2009 2010*

Telkom FWA 14,9% -1,9% -40,9% -28,8% -23,8%

Telkomsel -3,4% -4,8% -26,3% -18,6% -10,4%

Indosat -10,6% -12,0% -27,5% -2,5% -7,0%

Indosat FWA 0,0% -24,5% -34,0% 24,3% -35,3%

Excelcom -23,3% 2,2% -21,3% -2,7% -8,3%

Bakrie -39,4% -31,8% -19,3% -14,4% -16,1%

Mobile 8 -23,0% -17,1% -55,7% -26,3% 0,0%

-60,0%-50,0%-40,0%-30,0%-20,0%-10,0%

0,0%10,0%20,0%30,0%

Page 41: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 41

GSM. Namun khusus untuk Bakrie Esia, ARPU perusahaan menunjukkan penurunan yang

semakin rendah. ARPU yang semakin rendah ini pula yang membuat promosi yang dilakukan

oleh operator mulai diarahkan pada loyalitas pelanggan dan meningkatkan penggunaan.

Analisis secara khusus untuk ARPU telepon bergerak seluler seperti ditunjukkan oleh Tabel

6.14 menunjukkan bahwa penurunan ARPU sangat terlihat untuk jenis pelanggan prabayar.

Penurunan ini terlihat jelas pada tiga operator utama yang menguasai pangsa pasar telepon

bergerak seluler yaitu Telkomsel, Indosat dan XL-Axiata. Sementara untuk ARPU pasca

bayar, sebagian justru mengalami peningkatan seperti pada XL-Axiata dan Hutchinson CPT.

Penurunan ARPU prabayar dari XL-Axiata dari 2008 ke kuartal I 2010 mencapai 5,7% dengan

rata-rata penurunan 8,1% per tahun. Sementara penurunan ARPU prabayar untuk

Telkomsel dari 2008 ke kuartal I 2010 mencapai 28,3% dengan penurunan rata-rata 18,6%

per tahunnya. Penurunan ini lebih rendah dari pada sebelumnya yang mencerminkan ARPU

yang semakin baik dari kedua operator ini.

Sementara untuk pelanggan pasca bayar, ARPU XL-Axiata dari 2008 ke kuartal I 2010

meningkat 17,8% dengan peningkatan rata-rata 5% per tahun. ARPU pasca bayar dari HTCP

meningkat dari 2007 ke 2009 sebesar 70,1% dengan peningkatan rata-rata 31,8%. Jika

dilihat bahwa penambahan pelanggan juga paling banyak terjadi untuk jenis pelanggan pra

bayar, maka hal ini sejalan dengan thesis bahwa peningkatan pelanggan berimplikasi pada

penurunan ARPU dari operator. Sehingga operator perlu mempertimbangkan strategi

pemasarannya dengan lebih menekankan pada membangun loyalitas dan meningkatkan

pengunaan daripada upaya menarik jumlah pelanggan baru.

Penurunan ARPU yang terus terjadi dan dialami oleh semua operator mendorong terjadinya pergeseran promosi tidak

hanya menambah pelanggan baru, akan tetapi lebih mengarahkan pada membangun loyalitas pelanggan dan meningkatkan penggunaannya.

Page 42: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 42

Tabel 6.14. Perkembangan ARPU Telepon Bergerak Seluler Tahun 2007 – Kuartal I 2010

No Nama

Operator

2008 2009 2010*

Pra-bayar

Pasca bayar

Blen- ded

Pra-bayar

Pasca bayar

Blen- ded

Pra-bayar

Pasca bayar

Blen- ded

1 STI 23.813 186.483 210.296 22.221 128.541 22.252 N.A N.A N.A

2 XL-Axiata 35.000 152.000 37.000 34.000 167.000 36.000 33.000 187.000 33.000

3 Natrindo Telepon Selular

6.500 0 6.500 6.300 - 6.300 N.A N.A N.A

4 Hutchison CPT 11.161 128.928 11.414 11.000 194.000 11.000 N.A N.A N.A

5 Mobile 8 Tel 14.495 73.963 17.621 11.310 48.918 12.986 N.A N.A N.A

6 Smart Telecom 24.000 55.000 26.000 25.000 52.000 26.000 N.A N.A N.A

7 Telkomsel 53.000 216.000 59.000 43.000 214.000 48.000 38.000 211.000 43.000

8 Indosat Tbk 34.654 182.147 38.282 33.138 175.327 37.330 N.A N.A 34.719 *) Sampai kuartal I Tahun 2010

Gambar 6.23. Pertumbuhan (Penurunan) ARPU Operator Seluler 2007-2009

Gambar 6.23 yang menunjukkan pertumbuhan ARPU operator seluler semakin memperjelas

bahwa ARPU operator cenderung mengalami penurunan yang ditandai dengan

pertumbuhan ARPU yang sebagian besar menunjukkan nilai yang negatif. Grafik tersebut

juga menunjukkan bahwa pertumbuan ARPU yang positif lebih banyak terjadi pada

kelompok pascabayar. Sementara untuk kelompok prabayar kebanyakan menunjukkan

pertumbuhan ARPU yang negatif.

Pra-bayar

Pasca bayar

Blended

Pra-bayar

Pasca bayar

Blended

Pra-bayar

Pasca bayar

Blended

2007 2008 2009

PT. STI -25,7% 256,4% -27,9% -35,6% -4,9% 466,1% -6,7% -31,1% -89,4%

PT. Excel Axiata -75,0% 269,0% 2,2% -18,6% -1,9% -21,3% -2,9% 9,9% -2,7%

PT. NTS -61,2% 66,6% -25,8% -82,0% -100,0% -84,4% -3,1% 0,0% -3,1%

PT. HCPT 0,0% 0,0% 0,0% -24,7% 13,0% -23,8% -1,4% 50,5% -3,6%

PT. Mobile 8 Tel 20,8% 14,3% 21,2% -61,1% -35,9% -55,7% 0,0% 0,0% 0,0%

PT. Smart Telecom 0,0% 0,0% 0,0% -4,0% -50,0% -42,2% 4,2% -5,5% 0,0%

PT. Telkomsel -3,9% -3,6% -4,8% -25,4% -18,2% -26,3% -18,9% -0,9% -18,6%

PT. Indosat Tbk -10,8% -6,2% -12,0% -26,3% -0,3% -27,5% -100,0% -100,0% -5,9%

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

Page 43: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 43

Pada operator telepon tetap kabel, nilai nominal ARPU masih cukup tinggi terutama untuk

PT. Telkom dan BBT. ARPU telepon tetap kabel Telkom sampai tahun 2009 masih sebesar

Rp. 150.640, sementara ARPU telepon tetap kabel PT. BBT masih sebesar Rp. 776.198.. Hal

ini disebabkan bahwa untuk jenis telepon tetap kabel, sudah memiliki pelanggan tetap

dengan peningkatan pelanggan yang tidak terlalu banyak. Akibatnya penggunaan oleh

pelanggan tetap yang jumlahnya tidak sebanyak pelanggan telepon nirkabel atau bergerak

menyebabkan ARPU-nya masih cukup tinggi. Belum didapatkan data untuk kuartal I tahun

2010 untuk ARPU telepon kabel ini.

Tabel 6.15. Perkembangan ARPU Telepon Tetap

No Operator Tahun Kabel Nirkabel Prabayar

Nirkabel Pascabayar

Nirkabel Blended

1 PT. Telkom

2007 186.000 45.000 114.000 53.000

2008 166.131 24.509 110.314 31.335

2009 150.640 16.232 139.125 22.319

2010*

15.000 83.000 17.000

2 PT. Bakrie Telecom

2007 - 45.326 131.329 48.315

2008 0 39.000 130.000 39.000

2009 - 28.341 99.079 29.178

2010* 27.000 107.000 28.000

3 PT. Batam Bintan Telekomunikasi

2007 856.000 - - -

2008 776.198 - - -

2009 516.132 - - -

4 PT. Indosat

2007 316.965 26.590 170.160 34.641

2008 797 17.955 94.955 22.858

2009 23.207 23.207 69.160 28.402

2010* - 14.691 51.374 18.362

*) Sampai Kuartal I Tahun 2010

ARPU telepon nirkabel menunjukkan kondisi yang berbeda antara kelompok pra bayar

dengan pasca bayar. Pada kelompok prabayar menunjukkan nilai ARPU yang kecil dan

semakin menurun terutama pada dua operator utama yaitu telkom dan Bakrie. ARPU

nirkabel prabayar untuk Telkom (Flexi) pada kuartal I 2010 misalnya hanya Rp. 15.000 dan

untuk blended hanya Rp. 22.000. Sementara untuk Bakrie (Esia), ARPU prabayar pada

kuartal I 2010 hanya sebesar Rp. Rp. 27.000 dan untuk Nirkabel Blended Rp. 28.000.

Sementara untuk kelompok pasca bayar, nilai nominal ARPU-nya masih cukup tinggi. Pada

kuartal I 2010, nilai ARPU pasca bayar untuk Telkom (Flexi) meskipun menurun tajam

Page 44: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 44

dibanding dibanding tahun sebelumnya, masih mencapai Rp. 83.000. Sedangkan untuk

Bakrie (Esia) nilai ARPU pasca bayarnya masih sebesar Rp. 107.000. Sama seperti telepon

tetap kabel, pelanggan telepon nirkabel pascabayar juga merupakan pelanggan tetap

dengan jumlah pelanggan yang tidak banyak. Sementara untuk pelanggan nirkabel prabayar,

menunjukkan nilai nominal ARPU yang tidak besar meskipun trend penurunannya

sebenarnya juga tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan jumlah pelanggan telepon nirkabel

prabayar yang cukup banyak sehingga ARPU cenderung kecil.

Jika dilihat dari trend penurunannya, tabel 6.16 menunjukkan bahwa penurunan ARPU pada

telepon tetap nirkabel cenderung lebih besar daripada telepon tetap kabel dan pada

telepon tetap nirkabel, penurunan pada kelompok prabayar cenderung lebih besar daripada

kelompok pasca bayar. Pada operator utama telpon tetap kabel yaitu PT. Telkom,

penurunan ARPU pada periode 2006-2009 secara total hanya mencapai 16% dan rata-rata

hanya 5,5% per tahun. Sementara untuk nirkabel pasca bayarnya, penurunan ARPU

mencapai rata-rata 8,3% per tahun. Bahkan untuk nirkabel pra bayar, penurunan ARPU

secara total mencapai 53,3% dengan penurunan rata-rata mencapai 14,3%. Sementara

untuk Bakrie Telecom yang menjadi salah satu operator utama telepon tetap nirkabel,

penurunan ARPU pra bayar secara total pada 2006 - Maret 2010 mencapai 53% dengan

penurunan rata-rata 17,1%. Sementara utntuk pasca bayarnya, penurunan total mencapai

44% dengan rata-rata penurunan 12,5% per tahun.

Tabel 6.16. Trend penurunan ARPU Operator Telepon Tetap 2006 -kuartal I 2010

No. Operator Perubahan Kabel* Nirkabel Prabayar

Nirkabel Pascabayar

Nirkabel Blended

1. PT. Telkom Rata-Rata per tahun -5,4% -14,3% -8,3% -24,0% Total 2006- Maret 2010 -16,0% -53,3% 2,8% -59,0%

2. PT. Bakrie Telecom

Rata-Rata per tahun -17,1% -12,5% -18,3% Total 2006-Maret 2010 -53,0% -44,0% -55,7%

3. PT.Indosat Rata-Rata per tahun -27,5% -11,4% -27,4% -14,5% Total 2006-Maret 2010 -99,7% -42,0% -75,8% -54,2%

*) Sampai Kuartal I 2010

Page 45: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 45

6.3.6. Biaya Operasional Penyelenggara Telekomunikasi

Dari sisi biaya, penyelenggaraan telekomunikasi oleh operator salah satunya ditunjukkan

dengan biaya operasional operator telepon tetap maupun bergerak. Tabel 6.17 yang

menunjukkan perkembangan biaya operasional oleh masing-masing operator menunjukkan

kecenderungan biaya operasional yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh

peningkatan investasi yang dilakukan oleh operator yang dicerminkan oleh peningkatan

kapasitas terpasang yang dimiliki operator. Biaya operasional Telkom Group merupakan

yang terbesar diantara operator lain karena mencakup penyelenggaraan layanan telepon

tetap dan tetap bergerak, disamping juga karena besarnya kapasitas terpasang yang dimiliki

dan jumlah pelanggan. Pada tahun 2009 biaya operasional Telkom Group mencapai hampir

Rp. 42 triliun dan sampai kuartal I 2010 sudah mencapai Rp. 11,26 triliun atau 26,8% dari

biaya operasional tahun sebelumnya.

Pada kelompok operator telepon bergerak seluler, Telkomsel juga menunjukkan biaya

operasional yang paling besar dibanding operator lainnya, diikuti Indosat. Pada tahun 2009

biaya operator Indosat mencapai Rp. 15,18 triliun sementara XL-Axiata mencapai Rp. 11,2

trilun serta operator lainnya masih dibawah Rp. 5 triliun. Pada tahun 2010, sampai dengan

kuartal I, biaya operasional Indosat telah mencapai Rp. 3,9 triliun atau 26,3% dari biaya

tahun sebelumnya dan XL-Axiata mencapai Rp. 2,9 triliun atau mencapai 26,1%.

Tabel 6.17. Perkembangan Biaya Operasional Operator Telepon 2005 –kuartal I 2010 (Rp. Milyar)

Operator 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

Telkom Group 24.636 29.701 32.967 38.933 41.993 11.266

Telkomsel 8.771 12.836 16.792 20.425 N.A N.A

Indosat 7.938 8.841 11.969 13.925 15.180 3.989

Excelcom 2.055 3.224 4.480 4.600 11.242 2.937

Bakrie 344 469 972 1.270 2.454 605

Mobile 8 530 560 715 1.119 1.044 276

Hutchinson N.A N.A N.A 2.054 3436 N.A

STI N.A N.A N.A 344 400 N.A *) Sampai kuartal I tahun 2010.

Jika dilihat dari pertumbuhannya, biaya operasional ini menunjukkan terjadinya peningkatan

yang terus berlangsung dengan trend peningkatan yang fluktuatif dalam tiga tahun terakhir.

Meskipun masih bernilai positif, pertumbuhan biaya operasional mengalami penurunan

Page 46: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 46

pada tahun 2008 kecuali untuk Mobile-8 dan Telkom Group. Hal in berarti peningkatan

biaya operasional operator lebih kecil dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2009,

beberapa operator menunjukkan peningkatan biaya operasional yang semakin tinggi yang

ditunjukkan oleh pertumbuhan biaya operasional yang semakin besar seperti yang dialami

XL-Axiata dan Bakrie. Sementara operator lain justru menunjukkan pertumbuhan biaya

operasional yang semakin rendah. Bahkan Mobile-8 menunjukkan biaya operasional yang

menurun yang ditandai dengan pertumbuhan biaya operasional yang negatif.

Gambar 6.24. Pertumbuhan biaya operasional operator telekomunikasi

6.3.7. Karyawan Operator Telekomunikasi

Sejalan dengan pertumbuhan pelanggan, penerimaan operasional dan biaya operasional,

jumlah pegawai operator juga menunjukkan peningkatan dalam empat tahun terakhir.

Namun pada tahun 2009 terjadi variasi kondisi jumlah tenaga kerja antar operator dimana

beberapa operator menunjukkan peningkatan jumlah pegawai seperti yang terjadi pada

Telkomsel dan Bakrie, namun pada sebagian besar operator lain justru mengalami

penurunan seperti yang terjadi pada Telkom Group, Indosat, XL-Axiata dan Mobile-8. Seperti

ditunjukkan oleh Tabel 6.18. Pada kelompok operator telepon seluler, Indosat memiliki

jumlah pegawai paling banyak dibanding operator telepon seluler lainnya. Namun jumlah

pegawai Indosat ini diduga adalah jumlah total pegawai Indosat yang mencakup bisnis lain

diluar operator seluler.

2007 2008 2009

Telkom Group 11,0% 18,1% 7,9%

Indosat 35,4% 16,3% 0,0%

Excelcom/XL Axiata 39,0% 2,7% 144,4%

Bakrie 107,2% 30,7% 93,2%

Mobile 8 27,8% 56,5% -6,7%

-20,0%0,0%

20,0%40,0%60,0%80,0%

100,0%120,0%140,0%160,0%

Page 47: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 47

Dari sisi perkembangannya, jumlah pegawai Telkom Group dan Indosat juga menunjukkan

perkembangan yang fluktuatif. Dalam lima tahun terakhir penurinan jumlah pegawainya di

Telkom Group 4,7% meskipun untuk Telkomsel meningkat rata-rata 4,3% per tahun.

Sementara untuk Indosat juga mengalami penurunan rata-rata 13,9% per tahun dalam lima

tahun terakhir. Peningkatan paling besar dialami oleh Bakrie Telecom yang dalam lima

tahun terakhir peningkatan jumlah pegawainya rata-rata mencapai 38,21% per tahun.

Dalam lima tahun, pegawai Bakrie Telecom telah meningkat sebanyak 295,4%. Peningkatan

ini sejalan dengan ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjangkau pelanggan

dan meningkatkan kapasitas yang dimilikinya.

Tabel 6.18. Perkembangan Jumlah karyawan Operator Telepon 2005 - 2009

Operator 2005 2006 2007 2008 2009

Telkom* 28.179 27.658 25.361 25.016 23.154

Telkomsel 3.566 3.797 4.080 4.129 4.210

Indosat 8.137 7.786 7.645 7.700 3.831

Excelcom 1.867 2.042 2.136 2.114 2.076

Bakrie 544 743 1.485 1.671 1.728

Mobile 8 846 790 867 865 776

Hutchinson - - - N.A 445

STI - - - N.A 400

6.4. Pelayanan Internet

6.4.1. Penyelenggara Jasa Multimedia

Jasa multimedia adalah jasa telekomunikasi yang berbasis penyediaan layanan internet dan

sejenisnya serta komunikasi data. Terdapat empat kelompok jasa multi media yaitu Internet

Service Provider (ISP), Network Access Provider (NAP), Internet Teleponi untuk Keperluan

Publik (ITKP) dan Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD). Sebagaimana pada industri dan

jasa penyelenggara telekomunikasi, perkembangan usaha jasa multimedia juga

menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun ke tahun. Meskipun penerbitan ijin

Peningkatan jumlah pegawai yang makin kecil menunjukkan persaingan yang semakin ketat antar operator telepon yang memaksa masing-masing

perusahaan melakukan efisiensi untuk menekan biaya, termasuk dalam hal tenaga kerja. Lepon yang memaks

Page 48: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 48

masih fluktuatif dari tahun ke tahun pada jenis jasa multimedia tertentu, namun secara total

jumlah ijin multimedia yang dikeluarkan mengalami peningkatan.

Dalam lima tahun terakhir, secara total penerbitan ijin jasa multimedia meniingkat rata-rata

2,8% per tahun dan total ijin aktif meningkat rata-rata 40,6% per tahun. Peningkatan paling

besar terjadi untuk ijin NAP dimana untuk ijin baru yang diterbitkan meningkat rata-rata

184,7% per tahun dan total ijin aktif meningkat rata-rata mencapai 42,8% per tahun. Total

ijin baru untuk ISP yang diterbitkan juga meningkat rata-rata 40,8% per tahun meskipun ijin

baru yang diterbitkan hanya meningkat rata-rata 14,9% per tahun.

Tabel 6.19. Perkembangan Penerbitan Ijin Penyelenggara Jasa Multi Media 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

1 ISP

Ijin Baru (termasuk penyesuaian) 15 19 30 18

Pencabutan 1 1 1 11

Total Ijin Aktif (ML dan non ML) 48 84 114 165 178

2 NAP

Ijin Baru (termasuk penyesuaian) 6 1 8 3

Pencabutan 0 0 0 0

Total Ijin Aktif (ML dan non ML) 10 17 22 36 39

3 ITKP

Ijin Baru (termasuk penyesuaian) 5 6 4 2

Pencabutan 1 0 0 1

Total Ijin Aktif (ML dan non ML) 8 12 20 26 27

4 SKD

Ijin Baru (termasuk penyesuaian) 3 0 0 1

Pencabutan 0 0 0 0

Total Ijin Aktif (ML dan non ML) 2 5 6 6 7

Page 49: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 49

Gambar 6.25. Perkembangan Penerbitan Ijin Penyelenggara Jasa Multi Media 2005-2009

Jika dilihat dari jenis ijin yang dimiliki, penyelenggara ISP murni masih merupakan yang

paling banyak dari komposisi penyelenggara multimedia. Sekitar 65,4% dari total

penyelenggara jasa multimedia yang ada di Indonesia pada tahun 2009 merupakan

penyelenggara ISP murni. Hal ini karena pengguna internet masih merupakan yang terbesar

daripada pengguna jasa multimedia lainnya. Proporsi ini juga hanya sedikit lebih kecil dari

proporsi tahun sebelumnya. Namun sebagian penyelenggara ISP juga menyelenggarakan

jasa lain secara bersamaan (bukan ISP murni). Penyelenggara ISP yang dikombinasikan

dengan jasa lain juga cukup signifikan seperti penyelenggara ISP dan NAP yang proporsinya

mencapai 4,8% dan ISP dengan jasa multimedia lain yang proporsinya mencapai 4,3%

seperti ditunjukkan pada gambar 6.26. Srmentara penyelenggara murni NAP, ITKP dan

Siskomdat proporsinya masing-masing hanya 5,3%, 2,9% dan 1,4%.

020406080

100120140160180

Ijin Baru Total Ijin Aktif

Ijin Baru Total Ijin Aktif

Ijin Baru Total Ijin Aktif

Ijin Baru Total Ijin Aktif

ISP NAP ITKP SKD2005 48 10 8 2

2006 15 84 6 17 5 12 3 5

2007 19 114 1 22 6 20 0 6

2008 30 165 8 36 4 26 0 6

2009 18 178 3 39 2 27 1 7

Page 50: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 50

Gambar 6.26. Komposisi Penyelenggara Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008-2009

6.4.1.1. Internet Service Provider

A. Jumlah POP ISP

Sampai dengan akhir tahun 2009, terdapat antara 1 sampai 567 POP ISP per propinsi yang

telah dibangun oleh penyelenggara Internet Service Provider (ISP) dengan sebaran yang

sangat bervariasi di seluruh Indonesia. Secara umum, jumlah POP ISP di masing-masing

propinsi mengalami penurunan meskipun pada beberapa propinsi lain juga terdapat

kenaikan. Penurunan ini terjadi terutama karena menurunnya jumlah POP ISP dalam

presentasi yang besar terutama di kawasan Timur Indonesia. Penurunan jumlah POP ISP

pada kawasan ini mencapai 50% sampai 90% dari jumlah ISP tahun sebelumnya. Sementara

di Jawa, penurunan paling banyak terjadi di Jawa Tengah sebesar 59,2%.

Berdasarkan kisaran POP yang dimiliki oleh penyelenggara ISP, sebagian besar

penyelenggara ISP memiliki POP sebanyak 1-5 POP. Lebih dari separuh penyelenggara ISP

memiliki 1-5 POP namun hanya sedikit penyelenggara ISP yang memiliki banyak POP.

Proporsi ISP yang memiliki lebih dari 20 POP pada tahun 2009 hanya 8% meskipun proporsi

ini sedikit lebih besar daripada kondisi 2008 yang hanya 7%.

0%20%40%60%80%

100%120%

2008 2009ISP saja 64,8% 65,4%

NAP saja 5,1% 5,3%

ITKP saja 3,1% 2,9%

Siskomdat saja 1,0% 1,4%

ISP dan NAP 5,1% 4,8%

ISP dan Jasmul lain 4,6% 4,3%

Jasmul dan JarTap/JarBer 16,3% 15,9%

Page 51: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 51

Gambar 6.27 . Proporsi ISP berdasarkan kisaran POP yang dimiliki

Dari sisi persebarannya, sebaran dari POP yang dibangun oleh penyelenggara ISP tersebut

masih banyak terpusat di Pulau Jawa pada tahun 2008 maupun 2009. Pada tahun 2009,

sekitar 75% dari POP yang telah dibangun berada di pulau Jawa dengan lokasi terbanyak di

DKI Jakarta sebanyak 567 unit. Proporsi dan jumlah ini juga menurun dibanding tahun

sebelumnya dimana pada 2008 proporsinya mencapai hampir 80% dan di Jakarta mencapai

661 POP. Lokasi terbanyak POP ISP berikutnya juga masih di pulau Jawa yaitu Jawa Barat

(15,2%) dan Jawa Timur (10,2%). Penurunan jumlah POP ISP yang besar di Jawa Tengah

menyebabkan jumlah POP ISP di Jawa Tengah hanya terbanyak keempat dari semula

terbanyak kedua setelah Jawa Tengah. Propinsi di luar Jawa yang cukup banyak jumlah POP

ISP-nya adalah Bali dengan 88 POP ISP. Jumlah ini juga menurun dibanding tahun

sebelumnya yang mencapai 111 unit. Bahkan di Kawasan Timur Indonesia, paling banyak

hanya tersisa 5 POP ISP tiap propinsi kecuali Papua yang masih tersisa 6 POP ISP.

Dari POP ISP yang ada, tidak seluruh ISP memiliki pelanggan/membangunan POP. Gambar

6.29 menunjukkan peningkatan ISP yang memiliki pelanggan terjadi hampir pada seluruh

daerah. Peningkatan terbesar terjadi di NTB, Sulawesi Utara dan NAD yang mencapai lebih

dari 50%. Secara absolut, peningkatan ISP yang membangun POP terjadi di Jakarta sebanyak

10 buah, dikuti Jawa Timur 8 dan Jawa Barat 6. Namun beberapa daerah juga mengalami

penurunan jumlah POP ISP yang memiliki pelanggan seperti di DI Yogyakarta, Sulawesi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0 .1-5 .6-20 .21-100 > 1002008 8% 56% 30% 5% 2%

2009 6% 51% 37% 7% 1%

Page 52: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 52

Tengah dan Maluku. Secara absolut pengurangan ISP yang memiliki POP terjdi do

Yogyakarta yaitu sebanyak 2 buah.

.

Menurunnya jumlah POP ISP yang diikuti dengan peningkatan jumlah ISP yang memiliki pelanggan, secara implisit menunjukkan persaingan yang ketat dalam jasa industri penyelenggara ISP dan efisiensi

yang harus dilakukan ISP.

Page 53: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 53

Gambar 6.28 Sebaran Jumlah POP ISP menurut propinsi 2008-2009

Gambar 6.29 Sebaran Jumlah ISP yang Memiliki Pelanggan tahun 2008-2009

0

200

400

600

800

NAD

Sumut

Bengkul

u

Jambi

Riau

Lampun

g

Sumbar

Babel

Sumse

l

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB NTT Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalteng

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 29 83 4 14 48 24 30 5 43 53 661 79 298 370 342 69 111 12 15 23 51 38 11 4 12 32 4 5 11 10 2 2 35

2009 7 47 2 13 20 21 17 2 34 42 567 72 260 151 182 45 88 5 5 17 32 35 8 1 7 14 1 0 1 1 1 3 6

0

20

40

60

80

100

120

NAD

Sumut

Bengkul

u

Jambi

Riau Lampun

g

Sumbar

Babel

Sumsel

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB NTT Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalteng

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 4 19 2 7 9 9 6 2 11 17 100 17 54 32 45 27 37 3 3 8 13 9 2 2 4 10 2 1 2 2 1 2 3

2009 6 23 2 8 13 12 7 2 14 18 110 20 60 34 53 25 36 5 4 11 17 10 2 1 6 11 1 0 1 1 1 2 3

Page 54: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 54

Penurunan jumlah POP di satu sisi dan peningkatan jumlah ISP menyebabkan rasio POP

terhadap ISP mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2008

rasio antara POP dengan ISP berkisar antara 1 sampai 11,7 maka pada tahun 2009 hanya

berkisar antara 1 sampai 4,4 dengan paling banyak kurang dari 2. Artinya satu ISP banyak

yang hanya memiliki kurang dari 2 atau 3 POP. Hal ini mencerminkan terjadinya persaingan

yang ketat dalam bisnis ISP sehingga ISP dituntut semakin efisien dalam membangun POP.

Pada tahun 2008, satu ISP memiliki antara 2 sampai 11 POP, bahkan untuk wilayah Barat

Indonesia menunjukkan lebih dari 4 ISP. Namun pada tahun 2008 terjadi penurunan jumlah

POP sedmentara ISP justri meningkat sehingga rasio POP terhadap ISP mengalami

penurunan. Kecuali di pulau Jawa, rata-rata ISP hanya memiliki 1 POP yang menunjukkan ISP

semakin efisien dalam membangun POP.

Page 55: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 55

Gambar 6.30 Tingkat rasio POP terhadap ISP menurut propinsi 2008-2009

0

2

4

6

8

10

12N

AD

Sum

ut

Ben

gku

lu

Jam

bi

Ria

u

Lam

pu

ng

Sum

bar

Bab

el

Sum

sel

Ke

pri

DK

I

Ban

ten

Jab

ar

Jate

ng

Jati

m

DIY

Bal

i

NTB

NTT

Kal

bar

Kal

tim

Kal

sel

Kal

ten

g

Go

ron

talo

Sulu

t

Suls

el

Sult

ra

Sulb

ar

Sult

eng

Mal

uku

Mal

ut

Irja

bar

Pap

ua

7,3

4,4

2,0 2,0

5,3

2,7

5,0

2,5

3,9

3,1

6,6

4,6

5,5

11,6

7,6

2,63,0

4,0

5,0

2,9

3,94,2

5,5

2,0

3,0 3,2

2,0

5,05,5

5,0

2,0

1,0

11,7

1,2

2,0

1,01,6 1,5 1,8

2,4

1,0

2,4 2,3

5,2

3,6

4,3 4,4

3,4

1,82,4

1,0 1,31,5

1,9

3,54,0

1,0 1,2 1,3 1,0 1,0 1,0 1,01,5

2,0

2008 2009

Page 56: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 56

B. Pelanggan

Jumlah pelanggan internet melalui ISP juga menunjukkan peningkatan dibanding tahun

sebelumnya. Secara total jumlah pelanggan meningkat sebesar 12% dibanding tahun

sebelumnya. Jika dilihat sebarannya, pelanggan ISP paling banyak juga terdapat di DKI

Jakarta dengan jumlah pelanggan hampir 600 ribu pelangggan. Propinsi -propinsi di Jawa

cenderung memiliki jumlah pelanggan ISP yang lebih banyak dibanding propinsi lain. Namun

beberapa propinsi di luar Jawa juga memiliki jumlah pelanggan yang cukup besar seperti di

Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Jumlah pelanggan di Jakarta ini

justru menurun dibanding tahun sebelumnya dengan penurunan sebesar 3,7% meskipun

secara nasional jumlah pelanggan justru meningkat. Penurunan jumlah pelanggan juga

terjadi di Banten, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat

dan Papua dengan penurunan terbesar terjadi di Maluku Utara yaitu sebesar 84%.

Sebaliknya peningkatan jumlah pelanggan ISP terbesar terjadi di propinsi Sulawesi Selatan

yang lebih dari 160%.

Tabel 6.20. Jumlah Pelanggan ISP menurut propinsi Tahun 2008-2009

No Propinsi 2008 2009 No Propinsi 2008 2009

1 NAD 9.791 15.119 18 NTB 10.093 13.442

2 Sumut 73.380 87.843 19 NTT 6.195 8.960

3 Bengkulu 4.676 5.666 20 Kalbar 15.230 23.634

4 Jambi 9.990 12.089 21 Kaltim 31.992 50.805

5 Riau 24.363 29.284 22 Kalsel 16.213 27.489

6 Lampung 20.421 26.634 23 Kalteng 7.461 13.161

7 Sumbar 20.406 27.395 24 Gorontalo 1.297 1.443

8 Babel 4.696 7.822 25 Sulut 14.773 22.435

9 Sumsel 25.152 30.789 26 Sulsel 16.221 42.319

10 Kep. Riau 22.703 27.446 27 Sultra 11.281 5.656

11 DKI Jakarta 673.138 648.396 28 Sulbar 1.841 706

12 Banten 24.724 20.827 29 Sulteng 5.148 6.964

13 Jabar 156.607 204.913 30 Maluku 27.165 24.276

14 Jateng 88.606 113.052 31 Malut 27.113 4.265

15 Jatim 256.320 285.611 32 Irjabar 15.342 12.661

16 DIY 27.448 42.863 33 Papua 34.145 31.396

17 Bali 45.787 62.581 Total 1.729.718 1.937.942

Sebaran jumlah pelanggan ISP menurut propinsi menunjukkan bahwa pelanggan ISP cenderung tinggi pada dearah-daerah yang memiliki kegiatan ekonomi yang relatif lebih tinggi daripada daerah lainnya.

Page 57: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 57

Jumlah pelanggan untuk tiap ISP juga berbeda-beda antar daerah dan antar ISP. Gambar

6.30 yang memperlihatkan jumlah pelanggan ISP menurut propinsi menunjukkan bahwa

rata-rata pelanggan per ISP paling tinggi justru terdapat di propinsi Maluku. Dengan jumlah

24.276. Hal yang menarik adalah bahwa propinsi-propinsi di Kawasan Timur dan tengah

Indonesia menunjukkan jumlah pelanggan per ISP yang tinggi seperti Papua, Sulawesi

Tengah, Kalimantan Tengah dan Irian Jaya Barat. Jumlah pelanggan per ISP di daerah-daerah

tersebut bahkan lebih besar dari jumlah pelanggan per ISP di DKI Jakarta. Secara implisit hal

ini menunjukkan cukup tingginya pengguna ISP di daerah-daerah tersebut dan masih

terbukanya pendirian ISP di daerah tersebut untuk meraih pelanggan. Namun jika dilihat dari

perkembangan ISP yang ada, besarnya rata-rata jumlah pelanggan per ISP ini juga

disebabkan oleh berkurangnya ISP pada jumlah dearah-daerah tersebut.

Gambar 6.31. Rata-rata jumlah pelanggan ISP menurut propinsi tahun 2009

104114431511152517151738214921992220224022532520268827492833298933253415373938193847391139144265

538956565895633165816964

1046524276

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000

Banten

Gorontalo

Jambi

Kepri

DIY

Bali

Kalbar

Sumsel

Lampung

NTT

Riau

NAD

NTB

Kalsel

Bengkulu

Kaltim

Jateng

Jabar

Sulut

Sumut

Sulsel

Babel

Sumbar

Malut

Jatim

Sultra

DKI

Irjabar

Kalteng

Sulteng

Papua

Maluku

Page 58: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 58

Berdasarkan jenis teknologi akses yang digunakan oleh pelanggan internet, penggunaan

teknologi DSL dan dial up menjadi yang paling banyak digunakan. Secara total, 65%

pengguna internet di Indonesia menggunakan teknologi DSL dalam mengakses internet.

Sementara penggunaan teknologi akses dial up dilakukan oleh 30,8% pelanggan.

Penggunaan teknologi broadband lainnya hanya dilakukan oleh 3,8% responden. Namun

terjadi perbedaan yang menarik dalam penggunaan teknologi akses internet jika dilihat

menurut propinsi. Pada propinsi di kawasan Timur Indonesia, penggunaan teknologi dial up

lebih dominan digunakan dibanding DSL. Daerah lain yang juga dominan menggunakan dial

up adalah Gorontalo dan Banten. Namun pada proponsi lainnya, penggunaan teknologi DSL

lebih dominan digunakan seperti diperlihatkan pada gambar 6.32. Hal ini diduga terkait

dengan ketersediaan teknologi dan infrastruktur pendukung pada daerah tersebut untuk

teknologi DSL yang belum banyak tersedia sehingga lebih banyak menggunakan teknologi

akses dial up. Penggunaan teknologi akses broad band lainnya hanya signifikan di propinsi

Bangka Belitung.

Page 59: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 59

Gambar 6.32. Komposisi pelanggan ISP berdasarkan teknologi akses akses di tiap propinsi

6.4.1.2. Network Access Provider (NAP)

A. Jumlah POP

Penyelenggara jasa NAP lebih kecil dibandingkan dengan penyelenggara ISP yang memang

lebih banyak digunakan. Namun sebagaimana ISP, penyelenggara NAP juga lebih banyak

berada di Jawa. Hampir 80% penyelenggara NAP pada tahun 2009 terdapat di pulau Jawa.

Gambar 6.33 menunjukkan jumlah NAP cukup signifikan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah

dan Jawa Timur dan lebih besar dibanding daerah lain. Di luar Jawa, jumlah penyelenggara

16%23%23%

27%24%24%

22%15%

28%21%

27%93%

37%33%

23%19%

40%39%40%

18%22%

20%19%

65%23%

34%32%

62%38%

91%97%99%

85%

81%76%77%

72%74%

73%77%

60%71%

74%65%

0%59%

65%74%

76%54%

60%58%

81%76%78%81%

34%71%

63%67%

35%61%

8%2%1%

17%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

NAD

Sumut

Bengkulu

Jambi

Riau

Lampung

Sumbar

Babel

Sumsel

Kepri

DKI

Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY

Bali

NTB

NTT

Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalteng

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

Dual Up Leased line DSL Broadband lain

Page 60: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 60

NAP yang signifikan terlihat di Bali dan Sumatera Utara. Penyelenggara NAP juga

menunjukkan peningkatan dari tahun 2008 ke 2009. Penyelenggara NAP di tiap propinsi

menunjukkan kecenderungan meningkat secara bervariasi dengan persentasi peningkatan

tertinggi terdapat di Banten, Lampung, Sumatera Selatan dan Jawa Tengah. Namun dari

jumlah nominalnya, peningkatan paling besar terjadi di Jakarta yang meningkat sebanyak

124 penyelenggara, diikuti oleh Jawa Tengah (50), Jawa Timur (49) dan Jawa Barat (38). Hal

ini menunjukkan Jawa Masih merupakan wilayah yang menarik untuk investasi NAP. Namun

pada beberapa daerah juga terjadi penurunan jumlah penyelenggara NAP seperti di

Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tenggara yang menurun 25% sampai

100%. Secara absolut penurunan paling besar terjadi di Kalimantan Timur sebanyaj 2 unit.

Meskipun penyelenggara NAP menunjukkan peningkatan jumlah yang cukup besar, namun

NAP yang telah membangun POP sangat variatif antar propinsi, termasuk peningkatannya

dari tahun 2008 ke 2009 yang cenderung rendah. Beberapa daerah mengalami peningkatan

NAP yang telah membangun POP, namun pada beberapa daerah lain justru mengalami

penurunan. Peningkatan penyelenggara NAP yang telah membangun POP terjadi pada

penyelenggara NAP di Jawa yaitu di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Peningkatan jumlah penyelenggara NAP yang telah membangun POP paling besar terjadi di

Banten (400%) diikuti oleh Kalimantan Selatan dan Jambi. Namun secara absolut

peningkatan paling banyak terjadi di Banten, Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau.

Sebaliknya terjadi penurunan penyelenggara NAP yang telah membangun POP di DKI Jakarta

seperti ditunjukkan pada gambar 6.34. Penurunan juga terjadi di Kalimantan Selatan dan

Sulawesi Selatan sebesar 25% dibanding tahun sebelumnya meskipun secara absolut

penurunannya hanya 1 unit. Peningkatan yang rendah dalam penyelenggara NAP yang telah

membangun POP ini berdampak pada rasio NAP yang telah memiliki NAP yang rendah.

Page 61: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 61

Gambar 6.33. Sebaran NAP menurut Propinsi 2008-2009

Gambar 6.34. Sebaran NAP yang telah membangun POP menurut Propinsi 2008-2009

0

50

100

150

200

250

300

NAD

Sumut

Bengkul

u

Jambi

Riau

Lampun

g

Sumbar

Babel

Sumse

l

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB NTT Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalteng

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 3 12 0 1 5 3 2 0 5 12 127 3 39 19 28 12 16 0 1 3 9 1 1 0 2 4 1 0 0 0 0 0 4

2009 3 21 0 2 7 13 2 0 19 16 251 18 77 69 77 16 24 0 1 3 7 2 0 0 2 3 1 0 0 1 1 0 3

0

5

10

15

20

25

30

35

NAD

Sumut

Bengkul

u

Jambi

Riau

Lampun

g

Sumbar

Babel

Sumse

l

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB NTT Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalteng

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 3 11 0 1 5 3 2 0 5 12 32 1 19 10 17 9 14 0 1 3 8 1 1 0 2 4 1 0 0 0 0 0 3

2009 3 12 0 2 7 5 2 0 8 15 31 5 21 12 19 10 16 0 1 3 6 2 0 0 2 3 1 0 0 1 1 0 2

Page 62: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 62

Gambar 6.35 menunjukkan rasio POP terhadap NAP yang menunjukkan rasio yang semakin

tinggi khususnya di Jawa. Sementara di di luar Jawa, tidak banya peningkatan jumlah NAP

sehingga rasio POP terhadap NAP juga cenderung rendah. Di luar Jawa, di wilayah barat

maupun timur, setiap NAP rata-rata hanya memiliki satu POP yang menunjukkan tingkat

kompetisi dan tuntutan efisiensi yang tinggi. Sementara di Jawa, jumlah POP yang dibangun

cenderung banyak sehingga satu NAP bisa memiliki 4 sampai 8 POP. Di Jakarta bahkan

terjadi peningkatan signifikan dalam rasio POP terhadap NA dari 4 pada tahun 2008 menjadi

8 pada tahun 2009.

Gambar 6.35. Tingkat Rasio POP terhadap NAP menurut tiap Propinsi Tahun 2008-2009

B. Pelanggan NAP

Jumlah pelanggan NAP menunjukkan peningkatan dari tahun 2008 ke 2009 secara signifikan.

Secara total peningkatan jumlah pelanggan NAP pada periode tersebut mencapai 73,3%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

NA

D

Sum

ut

Jam

bi

Ria

u

Lam

pu…

Sum

bar

Sum

sel

Kep

ri

DK

I

Ban

ten

Jab

ar

Jate

ng

Jati

m

DIY

Bal

i

NTT

Kal

bar

Kal

tim

Kal

sel

Kal

ten

g

Sulu

t

Suls

el

Sult

ra

Mal

uku

Mal

ut

Pap

ua

1,0 1,1 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

4,0

3,0

2,1 1,91,6

1,3 1,1 1,0 1,0 1,1 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

0,0 0,0

1,31,0

1,8

1,0 1,0

2,6

1,0

2,4

1,1

8,1

3,6 3,7

5,8

4,1

1,6 1,51,0 1,0 1,2 1,0

0,0

1,0 1,0 1,0 1,0 1,01,5

2008 2009

Proporsi jumlah penyelenggara NAP yang telah membangun POP yang rendah di daerah-daerah di pulau Jawa diperkirakan karena terlalu banyaknya penyelenggara NAP di daerah-daerah tersebut yang

tidak didukung dengan kemampuan membangun POP.

Page 63: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 63

dengan persentase peningkatan tertinggi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 333% dan DKI

Jakarta sebesar 142,7%. Namun pada beberapa daerah juga terjadi penurunan jumlah

pelanggan NAP seperti di Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah yang mengalami

penurunan paling tinggi (20%).

Jika dilihat dari sebarannya, pelanggan NAP paling banyak masih terdapat di propinsi-

propinsi di Jawa terutama Jakarta. Jumlah pelanggan NAP di Jakarta yang pada tahun 2009

mencapai 1840 seperti ditunjukkan tabel 6.21 jauh lebih besar dibanding propinsi lain.

Proporsi jumlah pelanggan NAP di Jakarta ini mencapai 65% dari total pelanggan. Sementara

proporsi pelanggan NAP di Jawa mencapai 83% dari total pelanggan. Sebaliknya, jumlah

pelanggan NAP masih sangat rendah untuk daerah-daerah di kawasan tengah dan Timur

Indonesia seperti di Sulawesi dan Maluku-Papua. Jumlah pelangan NAP di Irian Jaya Barat

dan Papua lebih banyak daripada pelanggan NAP di propinsi-propinsi di Sulawesi.

Tabel 6.21. Jumlah Pelanggan NAP menurut propinsi Tahun 2008-2009

No Propinsi 2008 2009 No Propinsi 2008 2009

1 NAD 74 80 18 NTB 17 21

2 Sumut 47 53 19 NTT 23 22

3 Bengkulu 6 6 20 Kalbar 1 1

4 Jambi 13 14 21 Kaltim 25 31

5 Riau 24 21 22 Kalsel 13 15

6 Lampung 31 32 23 Kalteng 5 4

7 Sumbar 30 31 24 Gorontalo 0 0

8 Babel 3 3 25 Sulut 7 7

9 Sumsel 16 15 26 Sulsel 7 7

10 Kep. Riau 3 13 27 Sultra 2 2

11 DKI Jakarta 758 1840 28 Sulbar 0 0

12 Banten 92 94 29 Sulteng 11 11

13 Jabar 177 198 30 Maluku 2 3

14 Jateng 62 90 31 Malut 0 1

15 Jatim 90 89 32 Irjabar 15 17

16 DIY 27 32 33 Papua 14 16

17 Bali 27 42 Total 1622 2811

Rata-rata jumlah pelanggan NAP per penyelenggara NAP di tiap propinsi menunjukkan

bahwa jumlah pelanggan per penyelenggara NAP masih relatif rendah. Jumlah rata-rata

pelanggan per NAP terbesar masih terdapat di Jakarta dengan jumlah 59 per penyelenggara

Page 64: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 64

NAP, diikuti oleh NAD dan Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 27 dan 22 pelanggan per

penyelenggara NAP. Meskipun total jumlah pelanggan NAP maupun jumlah pelanggan per

penyelenggara NAP paling besar masih terdapat di Jakarta, tidak terdapat pola khusus

sebaran jumlah pelanggan NAP. Pada daeah-daerah dengan tingkat kemajuan pembangunan

dan ekonomi yang relatif tertinggal, jumlah pelanggan NAP maupun pelanggan per

penyelenggara NAP menunjukkan angka yang cukup besar dan lebih besar daripada jumlah

pelanggan NAP dan jumlah pelanggan per penyelenggara NAP di daerah-daerah dengan

tingkat kemajuan ekonomi lebih baik seperti di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Gambar 6.36. Jumlah Pelanggan per NAP di tiap Propinsi Tahun 2009

6.4.1.3. Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)

A. Jumlah POP

Penyelenggara ITKP belum menyebar merata di seluruh Indonesia. Dari sisi jumlah

penyelenggara, hanya terjadi sedikit peningkatan jumlah penyelenggara ITKP dari tahun

2008 ke 2009 yaitu hanya sebesar 8,3%. Peningkatan paling besar dalam jumlah

penyelenggara ITKP terjadi di propinsi Lampung, Jambi dan Aceh (NAD) dengan peningkatan

1

1

2

2

2

3

3

3

3

4

4

5

5

6

7

8

8

8

9

16

19

22

27

59

0 10 20 30 40 50 60 70

Kepri

Malut

Sumsel

Sultra

Sulsel

Bali

Riau

Maluku

DIY

Sulut

Sumut

Jatim

Kaltim

Lampung

Jambi

Jateng

Kalsel

Papua

Jabar

Sumbar

Banten

NTT

NAD

DKI

Page 65: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 65

100%-150%. Secara absolut, peningkatan terbesar untuk jumlah penyelenggaran ITKP

terdapat di Sumatera Utara (4unit) diikuti oleh Lampung dan Banten yang masing-masing

sebanyak 3 unit. Namun pada sebagian propinsi lain, jumlah penyelenggara ITKP justru

mengalami penurunan seperti di DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Bahkan Jawa Barat dan DI

Jakarta yang memiliki jumlah penyelenggara ITKP paling banyak dibanding propinsi lain juga

mengalami penurunan. Peburunan terbesar secara absolut terjadi di DKI Jakarta (6 unit)

diikuti oleh DO Yogyakarta (3 unit).

Dari sisi sebarannya, penyelenggara ITKP juga masih terpusat di Jawa dengan terbesar di

Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Proporsi jumlah penyelenggara ITKP di

Jawa mencapai 65% dari total penyelenggara ITKP. Namun jumlah penyelenggara ITKP di

Jawa ini yang justru mengalami penurunan di tahun 2009 dibanding tahun sebelumnya.

Secara total terdapat penurunan penyelenggara ITKP sebanyak 7 unit di wilayah Jawa ini

atau 5,2% dari tahun sebelumnya.

Page 66: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 66

Gambar 6.37. Sebaran POP ITKP menurut Propinsi 2008-2009

Gambar 6.38. Sebaran jumlah penyelenggara ITKP yang sudah membangun POP menurut Propinsi Tahun 2008-2009

0

5

10

15

20

25

30

35

NAD

Sumu

t

Bengkulu

Jambi

Riau

Lampung

Sumbar

Babel

Sumsel

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB

NTT

Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalten

g

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 0 7 0 1 2 2 2 0 3 7 33 1 35 27 32 7 7 1 0 2 3 2 0 0 2 3 0 0 0 1 0 0 1

2009 1 11 0 2 3 5 3 0 4 7 27 4 34 29 30 4 10 2 0 3 5 4 0 0 2 4 0 0 0 1 0 0 1

0

5

10

15

20

25

NAD

Sumu

t

Bengkulu

Jambi

Riau

Lampung

Sumbar

Babel

Sumsel

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB

NTT

Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalten

g

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 0 6 0 1 2 2 2 0 3 7 23 1 15 6 18 5 7 1 0 2 2 2 0 0 2 3 0 0 0 1 0 0 1

2009 1 8 0 2 2 4 2 0 4 6 22 1 14 6 16 4 9 2 0 2 3 3 0 0 2 4 0 0 0 1 0 0 1

Page 67: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 67

Sementara di propinsi-propinsi di kawasan tengah dan Timur Indonesia, jumlah

penyelenggara ITKP masih sangat sedikit. Pada kawasan ini, jumlah penyelenggara ITKP

yang cukup signifikan hanya terdapat di Kalimantan Tmur, Kalimantan Selatan, Sulawesi

Utara dan Sulawesi Selatan yang terdapat lebih dari 3 penyelenggara ITKP tiap propinsi.

Sementara pada propinsi lainnya jumlah penyelnggara ITKP kurang dari 3 buah tiap

propinsinya. Proporsi jumlah penyelenggara ITKP di Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan

Papua secara total hanya 10,2% dari total penyelenggara ITKP di Indonesia.

Dari total penyelenggara ITKP yang ada, proporsi jumlah ITKP yang telah membangun POP

juga sangat bervariasi antar daerah ditunjukkan pada gambar 6.38. Artinya pembangunan

POP oleh penyelenggara ITKP masih belum maksimal meskipun pada beberapa daerah

terjadi peningkatan jumlah penyelenggara ITKP yang telah membangun POP. Namun karena

peningkatan jumlah penyelenggara ITKP lebih besar daripada peningkatan jumlah

penyelenggara ITKP yang sudah membangun POP, maka rasio antara POP dengan

penyelenggara ITKP menjadi semakin kecil. Dari sisi sebarannya, jumlah penyelenggara ITKP

yang telah membangun POP paling banyak juga masih terdapat di Jawa, sebagaimana

sebaran penyelenggara ITKP. Hal ini bearti rasio antar POP dengan ITKP di Jawa cenderung

besar dan scara implit menunjukkan tingkat kompetisi yang belum begitu tinggi. Kondisi

menarik yang terjadi adalah bahwa meskipun jumlah penyelengara ITKP di Jawa Barat lebih

besar daripada DKI Jakarta dan Jawa Timur, namun jumlah rasio POP terhadap ITKP di Jawa

Barat justru lebih kecil daripada di DKI Jakarta dan Jawa Timur yang menunjukkan tuntutan

efiesiensi yang semakin besar.

Jika dibandingkan proporsi ITKP yang telah membangun POP dengan total penyelenggara

ITKP antar propinsi seperti ditunjukkan pada gambar 6.39, terlihat bahwa pada daerah-

daerah di Jawa kecuali DKI Jakarta, rasio POS terhadap ITKP yang cenderung rendah. Di

Berbeda dengan sebaran penyelenggara NAP yang tidak memiliki pola khusus, sebaran jumlah penyelenggara ITKP menunjukkan bahwa jumlah penyelenggara ITKP cenderung tinggi pada daerah dengan tingkat kemajuan sosial ekonomi

yang lebih baik. Ha ini dimungkinkan karena faktor pasar berperan penting dalam penyelenggaraan ITKP oleh operator

Page 68: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 68

propinsi Jawa Timur dan Jawa Barat yang memiliki jumlah penyelenggara ITKP besar, rasio

POP terhadap ITKP lebih rendah daripadada Jawa Tengah. Bahkan di DKI Jakarta dan DI

Yogyakarta rasionya hanya 1,2 dan 1 yang menunjukkan persaingan yang semakin ketat dan

menuntur penyelenggara ITKP lebih efiien dalam membangun POP. Sebaliknya pada daerah-

daerah lain yang jumlah penyelenggara ITKP relatif lebih sedikit juga tidak menunjukkan

rasio POP terhadap ITKP yang tinggi. Meskipun faktor jumlah penyelenggara ITKP sepertinya

berperan terhadap proporsi pencapaian pembangunan POP, namun di Jakarta yang memiliki

penyelenggara ITKP cukup besar, rasio antra POP dengan ITKO juga hanya 1,2.

Gambar 6.39. Rasio POP Terhadap ITKP Menurut Propinsi Tahun 2009

B. Pelanggan

Jumlah pelanggan ITKP menunjukkan distribusi yang bervariasi antar daerah dan tidak

tergantung dengan jumlah penyelengara ITKP yang ada. Jumlah pelanggan ITKP yang

terbesar masih terdapat di propinsi-propinsi di Jawa seperti di DKI Jakarta, Jawa Timur dan

Jawa Barat seperti ditunjukkan tabel 6.22. Pada daerah-daerah tersebut jumlah pelanggan

ITKP mencapai lebih dari 1 juta pelanggan. Bahkan di DKI Jakarta jumlahnya lebih dari 2 juta

pelanggan. Di daerah lain di luar Jawa yang memiliki jumlah pelanggan cukup besar adalah

0

1

1

2

2

3

3

4

4

5

5

NA

D

Jam

bi

Sum

sel

DIY

NTB

Sulu

t

Suls

el

Mal

uku

Pap

ua

Bal

i

Kep

ri

DK

I

Lam

pu

ng

Kal

sel

Sum

ut

Ria

u

Sum

bar

Kal

bar

Kal

tim

Jati

m

Jab

ar

Ban

ten

Jate

ng

1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,1 1,2 1,2 1,3 1,3 1,4 1,5 1,5 1,51,7

1,9

2,4

4,0

4,8

Page 69: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 69

di Sumatera Utara yang mencapai lebih dari 250 ribu pelanggan dan Kepulauan Riau

(321.351).

Sementara pada beberapa daerah lain khususnya di luar Jawa dan Bali-Nusa Tenggara,

jumlah pelanggan ITKP menunjukkan jumlah yang tidak besar. Di beberapa daerah misalnya

jumlah pelanggan ITKP hanya kurang dari 3000 pelanggan seperti di Papua, Sulawesi Tengah,

Gorontalo dan Bangka Belitung. Bahkan di Gorontalo jumlah pelanggan ITKP pada 2009

kurang dari 100 orang. Namun di Irian Jaya Barat jumlah pelanggan ITKP justru menunjukkan

jumlah yang besar yaitu lebih dari 36.000 pelanggan.

Tabel 6.22. Jumlah Pelanggan ITKP menurut propinsi Tahun 2009

No Propinsi Jumlah No Propinsi Jumlah No Propinsi Jumlah

1 NAD 53.133 13 Jabar 1.307.171 25 Sulut 79.190

2 Sumut 258.034 14 Jateng 964.897 26 Sulsel 112.549

3 Bengkulu 9.728 15 Jatim 1.826.707 27 Sultra 13.594

4 Jambi 4.647 16 DIY 275.470 28 Sulbar 0

5 Riau 97.604 17 Bali 153.410 29 Sulteng 1.006

6 Lampung 146.242 18 NTB 4.668 30 Maluku 4.021

7 Sumbar 62.759 19 NTT 11.876 31 Malut 1.561

8 Babel 1.533 20 Kalbar 73.944 32 Irjabar 36.053

9 Sumsel 199.840 21 Kaltim 130.677 33 Papua 557

10 Kepri 321.351 22 Kalsel 82.565 Total 8.808.376

11 DKI 2.502.549 23 Kalteng 17.538 12 Banten 53.409 24 Gorontalo 93

Jika dilihat rata-rata jumlah pelanggan per penyelenggara ITKP terlihat jumlah yang sangat

bervariasi mulai lebih dari 100 ribun pelanggan per penyelenggara sampai dengan kurang

dari 1000 pelanggan per penyelenggara ITKP. Penyelenggara ITKP di Jawa cenderung

memiliki jumlah pelanggan yang banyak seperti ditunjukkan pada gambar 6.40. Satu

penyelenggara ITKP di Jawa memiliki rata-rata hampir atau lebih dari 100 ribu pelanggan

seperti di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Bahkan di Jawa Tengah, satu

penyelenggara ITKP rata-rata memiliki lebih dari 260 ribu pelanggan. Sementara

penyelenggara ITKP di Sumatera memiliki pelanggan rata-rata antara 30 ribu sampai 53 ribu

pelanggan kecuali di Jambi. Pada beberapa propinsi, jumlah rata-rata pelanggan per ITKP

cenderung rendah seperti di Jambi dan NTB yang hanya memiliki pelanggan rata-rata sekitar

Page 70: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 70

2300 pelanggan per penyelenggara ITKP. Dari pola persebaran ini terlihat bahwa pada

daerah dengan tingkat kemajuan sosial-ekonomi tinggi dan penduduk yang padat, meskipun

jumlah penyelenggara ITKP cukup banyak namun rata-rata pelanggan per ITKP juga cukup

besar karena jumlah pelanggan ITKP-nya juga besar. Beberapa daerah di luar Jawa yang

identik dengan adanya kegiatan bisnis tertentu seperti minyak dan gas, menunjukkan rata-

rata jumlah pelanggan per penyelenggara ITKP yang cukup besar seperti di Kalimantan

Timur, Kepulauan Riau dan Riau.

Gambar 6.40. Rata-rata jumlah Pelanggan per ITKP di tiap Propinsi Tahun 2009

6.4.1.4. Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD)

A. Jumlah POP

Jumlah penyelenggara SKD meskipun tidak sebanyak penyelenggara NAP namun

menunjukkan persebaran yang relatif merata. Sebaran jumlah penyelenggara SKD hanya

mengalami sedikit peningkatan dari 2008 ke 2009 dengan peningkatan yang bervariasi antar

557

2324

2334

4021

17046

27522

28137

31380

32254

36561

36972

39595

43559

48802

49960

53133

53409

53559

68868

93369

113752

114169

160816

0 50000 100000 150000 200000

Papua

Jambi

NTB

Maluku

Bali

Kalsel

Sulsel

Sumbar

Sumut

Lampung

Kalbar

Sulut

Kaltim

Riau

Sumsel

NAD

Banten

Kepri

DIY

Jabar

DKI

Jatim

Jateng

Page 71: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 71

daerah. Kondisi yang menarik adalah bahwa peningkatan jumlah penyelenggara SKD justru

banyak terjadi di luar Jawa seperti di Sumatera Utara, Bali, daerah-daerah di Kalimantan dan

Sulawesi. Peningkatan jumlah penyelenggara SKD di Jawa hanya terjadi di Banten dan Jawa

Tengah. Persentase kenaikan jumlah penyeenggara SKD terbesar terdapat di propinsi

Lampung, Jambi, NAD, Kalimantan Timur dan kalimantan Selatan yang meningkat lebih dari

100%.

Dari sisi persebarannya, penyelenggara SKD juga masih terpusat di Jawa dengan jumlah

terbesar penyelenggara SKD pada tahun 2009 terbanyak di propinsi Jawa Barat, diikuti Jawa

Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Proporsi penyelenggara SKD di Jawa pada 2009

mencapai 65,3% dari total penyelenggara SKD di Indonesia. Proporsi jumlah SKD di Jawa

Barat mencapai 17,3% dari total SKD yang ada pada 2009, sementara proporsi di SKD do

Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing mencapai 14,8% dan 15,3% dari total

penyelenggara SKD.

Page 72: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 72

Gambar 6.41. Sebaran POP SKD menurut Propinsi 2008-2009

Gambar 6.42. Sebaran Penyelenggara SKD yang sudah membangun POP menurut Propinsi 2008-2009

0

5

10

15

20

25

30

35

NAD

Sumu

t

Bengkulu

Jambi

Riau

Lampung

Sumbar

Babel

Sumsel

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB

NTT

Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalteng

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 0 7 0 1 2 2 2 0 3 7 33 1 35 27 32 7 7 1 0 2 3 2 0 0 2 3 0 0 0 1 0 0 1

2009 1 11 0 2 3 5 3 0 4 7 27 4 34 29 30 4 10 2 0 3 5 4 0 0 2 4 0 0 0 1 0 0 1

0

1

2

3

4

5

6

7

NAD

Sumu

t

Bengkulu

Jambi

Riau

Lampung

Sumbar

Babel

Sumsel

Kepri

DKI Banten

Jabar

Jateng

Jatim

DIY Bali NTB

NTT

Kalbar

Kaltim

Kalsel

Kalteng

Gorontalo

Sulut

Sulsel

Sultra

Sulbar

Sulteng

Maluku

Malut

Irjabar

Papua

2008 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 6 0 4 1 4 3 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2009 0 2 0 0 1 0 0 0 0 2 7 1 3 2 4 3 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 73: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 73

Meskpun jumlah penyelenggara SKD terkonsentrasi di Jawa, namun justru penyelenggara

SKD di Jawa banyak mengalami penurunan jumlah pada 2009. Penurunan yang cukup besar

dialami oleh DKI Jakarta yang berkurang sebanyak 6 penyelenggara atau 18,2%. Penurunan

juga dialami oleh Jawa Barat dan DI Yogyakarta. Dari sisi persentasi, penurunan paling besar

dialami oleh DI Yogyakarta yang berkurang sebesar 42,9%. Sementara secara absolut

penurunan paling banyak selain di DKI Jakarta terjadi di DI Yogyakarta dan Jawa Timur yaitu

masing-masing 3 dan 2 unit

Namun dari jumlah penyelenggara SKD yang ada, sebagian besar justru belum membangun

POP. Sebaran penyelenggara SKD yang telah membangun POP juga masih terkonsentrasi di

Jawa seperti ditunjukkan pada gambar 6.42 dengan terbanyak di DKI Jakarta diikuti Jawa

Timur, Jawa Barat dan DI Yogyakarta. Jumlah penyelenggara SKD yang sudah membangun

POP juga meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dengan peningkatan sebesar 20%. Peningkatan

terbesar penyelenggara SKD yang telah membangun POP terjadi di Banten, Riau, dan

Kalimantan Timur , diikuti oleh Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Meskipun jumlahnya relatif

lebih banyak dan mengalami peningkatan, namun dibandingkan dengan penyelenggara SKD

yang ada, jumlahnya masih jauh lebih sedikit.

Rasio antara POP yangbterbangun dengan penyelenggara SKD diantara propinsi

menunjukkan variasi yang juga tinggi seperti ditunjukkan gambar 6.43. Pada sebagian besar

propinsi bahkan terdapat kondisi dimana semua penyelenggara SKD yang ada di propinsi

tersebut belum membangun POP. Rasio tertinggi terdapat di Jawa Tengah yang mencapai

14,5 diikuti oleh Jawa Barat dan DKI Jakarta yang mencapai 11,3 dan 7,5. Hal ini

menunjukkan bahwa penyelengara SKD di tiga daerah tersebut belum dituntut melakukan

efisiensi dimana satu penyelenggara SKD masih menggunakan beberapa POP. Sementara

rasio POP terhdap SKD dibeberapa daerah lain banyak yang masih nol dimana POP

terbangun tapi tidak da penyelenggara SKD yang tersedia di daerah tersebut.

Page 74: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 74

Gambar 6.43. Rasio POP terhadap ITKP menurut propinsi Tahun 2009

B. Pelanggan

Sebaran jumlah pelanggan SKD menunjukkan jumlah pelanggan yang jauh lebih sedikit

dibandingkan jasa multimedia lain. Secara total jumlah pelanggan SKD diseluruh Indonesia

hanya berjumlah 4.904 dengan lebih dari separuhnya terdapat di Jakarta seperti ditunjukkan

pada tabel 6.23. Jakarta sebagai pusat bisnis, kegiatan perekonomian dan pemerintahan

menjadikan kebutuhan penggunaan SKD ini menjadi begitu tinggi. Sehingga sebagian besar

pelanggan SKD terdapat di Jakarta.

Tabel 6.23. Jumlah Pelanggan SKD menurut propinsi Tahun 2009

No Propinsi Jumlah No Propinsi Jumlah No Propinsi Jumlah

1 NAD 9 13 Jabar 181 25 Sulut 13

2 Sumut 267 14 Jateng 312 26 Sulsel 35

3 Bengkulu 4 15 Jatim 659 27 Sultra 20

4 Jambi 26 16 DIY 4 28 Sulbar 1

5 Riau 93 17 Bali 10 29 Sulteng 5

6 Lampung 4 18 NTB 2 30 Maluku 1

7 Sumbar 10 19 NTT 2 31 Malut 5

0

2

4

6

8

10

12

14

16

NA

D

Ben

gku

lu

Jam

bi

Lam

pu

ng

Sum

bar

Bab

el

Sum

sel

Sulu

t

Suls

el

Sult

ra

Sulb

ar

Sult

eng

Mal

uku

Mal

ut

Irja

bar

Pap

ua

DIY

Ria

u

Kal

bar

Bal

i

Kep

ri

DK

I

Ban

ten

Kal

tim

Sum

ut

Jati

m

Jab

ar

Jate

ng

0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

1,3

3,0 3,0 3,3 3,5 3,9 4,05,0

5,5

7,5

11,3

14,5

Page 75: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 75

8 Babel 10 20 Kalbar 34 32 Irjabar 3

9 Sumsel 80 21 Kaltim 301 33 Papua 16

10 Kepri 5 22 Kalsel 186 Total 4.904

11 DKI 2559 23 Kalteng 40 12 Banten 5 24 Gorontalo 2 Pada daerah-daerah lain, jumlah pelanggan SKD tidak cukup besar dan jauh lebih kecil

daripada pelanggan SKD di DKI Jakarta. Hal yang menarik adalah bahwa jumlah pelanggan

SKD yang cukup signifikan terdapat di Kalimantan Timur (301 pelanggan) dan Sumatera

Utara (267 pelanggan). Bahkan jumlah pelanggan di daerah lain di Jawa Barat dan Jawa

Tengah tidak mencapai 500 pelanggan. Terkonsentrasinya jumlah pelanggan SKD di Jakarta

menyebabkan jumlah rata-rata pelanggan per SKD paling tinggi juga di Jakarta sepeti terlihat

pada gambar 6.44. Setiap penyelenggara SKD di Jakarta rata-rata memiliki pelanggan

sebanyak 95 orang. Jumlah terbanyak berikutnya dari rata-rata pelanggan per SKD adalah di

Kalimantan Timur (60), Kalimantan Selatan (47) dan Riau (31). Pada daerah-daerah tersebut

jumlah pelanggan SKD memang cukup besar sementara jumlah penyeenggara SKD yang da

tidak terlalu banyak. Tidak ada daerah lain di Jawa yang memiliki rata-rata jumlah pelanggan

per SKD yang besar selain Jakarta. Di Jawa Timur, jumlah rata-rata pelanggan per SKD hanya

22 pelanggan, lebih kecil dari Sumatera Utara.

Gambar 6.44. Rata-rata jumlah pelanggan per SKD menurut propinsi tahun 2009

Page 76: Bab 6 Bidang Telekomunikasi - postel.go.id 6.pdf · Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.

| 76

1111111

357

99

1111

1316

2022

2431

4760

95

0 20 40 60 80 100

Kepri

Lampung

DIY

Bali

NTB

Maluku

Banten

Sumbar

Jabar

Sulut

Sulsel

NAD

Jateng

Kalbar

Jambi

Papua

Sumsel

Jatim

Sumut

Riau

Kalsel

Kaltim

DKI