Bab 6. Anak Lambat Belajar
-
Upload
erika-rohman -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of Bab 6. Anak Lambat Belajar
I. ANAK BER-IQ RENDAH/RETARDASI MENTAL/TUNA GRAHITA
IQ rendah atau retardasi mental atau tunagrahita adalah anak yang secara nyata
mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh di
bawah rata- rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas akademik,
komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan pendidikan khusus.
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang secara umum biasanya diukur
melalui tes intelegensi yang hasilnya disebut dengan IQ ( Intelligence Quotient ) yang
dapat dibagi menjadi :
a. tunagrahita ringan biasanya memiliki IQ 70-55
b. tunagrahita sedang biasanya memiliki IQ 55-40
c. tunagrahita berat biasanya memiliki IQ 40-25
d. tunagrahita berat sekali biasanya memiliki IQ < 25
para ahli Indonesia menggunakan klasifikasi :
a. tunagrahita ringan IQ nya 50-70
b. tunagrahita sedang IQ nya 30-50
c. tunagrahita berat dan sangat berat IQ nya < 30
Lebih lanjut lihat table berikut :
Gol.Jumlah
IQKematangan Pencapaian
Intelek Pada :Keterangan
1. 50 - 70 Umur 5 - 10 tahunIa hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia 5 s.d. 10 tahun
2. 20 - 50 Umur 3 - 5 tahunIa hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia 3 s.d. 5 tahun
3. 0 - 20 Umur 0 – 3 tahunIa hanya mempelajari materi dan pembelajaran tugas anak usia kurang dari 3 tahun
Anak dengan lamban belajar (slowly learn) yang mempunyai IQ antara 70 – 90
ini, tidak digolongkan pada anak ber-IQ rendah. Namun, anak dalam golongan ini,
mempunyai kemampuan yang terhambat bila mengikuti sekolah umum. Dalam beberapa
hal mengalami hambatan atau keterlambatan dalam berpikir, merespon ransangan dan
adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tunagrahita dan
lebih lamban dibandingkan dengna yang normal.
E. CIRI- CIRI FISIK ANAK BER-IQ RENDAH
1. penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil atau terlalu besar.
2. tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
3. perkembangan berbicara atau bahasa terhambat.
4. tidak ada atau kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan
kosong).
5. koordinasi gerakan kurang.
6. sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).
Sedangkan pada anak yang lamban belajar mempunyai ciri-ciri :
1. Rata- rata prestasi belajarnya rendah.
2. Dalam menyelesaikan tugas- tugas akademik sering terlambat dibandingkan
teman- teman seusianya.
3. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat.
4. Pernah tidak naik kelas.
F. KESULITAN YANG DIHADAPI ANAK YANG BER-IQ RENDAH
Kesulitan yang dihadapi berupa :
Anak yang perkembangan mentalnya terhambat bukan berarti terhambat pula
dalam perkembangan lainnya. Kelemahannya terlihat dalam hal berhitung,
penundaan bahasa, mengalami hambatan dalam ingatan, kurang dapat mengontrol
lingkungan dan kesulitan- kesulitan secara umum.
Dengan retardasi mental tidak akan mencapai kematangan intelek yang sama
seseperti anak sebayanya yang normal. Tingkat kematangan yang dapat dicapai
tergantung daripada derajat retardasi. Makin berat derajat retardasi mentalnya,
maka makin jauh perbedaan taraf kematangannya dengan anak sebaya. Makin
ringan retardasinya, berarti makin kecil perbedaannya dengan anak normal
sebayanya.
Dalam hubungan dengan orang lain, sering kali menjadi korban daripada anak
yang normal atau anak yang lebih tua. Mungkin saja mereka disuruh melakukan
perbuatan yang akhirnya menjerumuskan mereka ke lembaga pemasyarakatan
khusus untuk anak.
G. PEMBELAJARAN YANG DAPAT DIBERIKAN UNTUK ANAK BER-IQ
RENDAH
Kebutuhan pembelajaran untuk anak yang ber-IQ rendah dapat dilakukan dengan
cara :
Dalam belajar keterampilan membaca, keterampilan motorik, keterampilan
lainnya adalah sama seperti anak pada umumnya.
Perbedaan anak ber-IQ rendah dalam mempelajari keterampilan terletak pada
karakteristik belajarnya.
Perbedaan karakteristik terdapat pada 3 daerah yaitu :
1. tingkat kemahirannya
2. generalisasi dan transfer keterampilan yang baru diperoleh
3. perhatiannya terhadap tugas yang diemban
Sedangkan anak dengan lamban belajar, memiliki kebutuhan pembelajaran khusus antara
lain :
Waktu yang lebih lama diandingkan dengan anak yang normal.
Ketelatenan dan kesabaran guru untuk tidak terlalu cepat dalam memberikan
penjelasan.
Diperbanyak latihan daripada hafalan dan pemahaman.
Menuntut dipergunakannya media pembelajaran yang variatif oleh guru.
Diperbanyak kegiatan remidial.