BAB IVetheses.uin-malang.ac.id/2442/8/09410096_Bab_4.pdf · 56 siswa dalam perjalanan juga...
Transcript of BAB IVetheses.uin-malang.ac.id/2442/8/09410096_Bab_4.pdf · 56 siswa dalam perjalanan juga...
55
BAB IV
HASIL PEhIELITIAN DAI\ PEMBAHASAI{
A. Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singakat Program Akselerasi MAN Malang I
Program Akselerasi di MAN Malang I mulai berdiri pada bulan Agustus
2008. Sedangkan pada tahun 2008 pula, Program Akselerasi di MAN Malang 1
sudah meperoleh ijin penyelenggaman dari kantor wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jawa Timur Nomor: Kw.13.4/4|PP/00.0512437/SK/2008 Tanggal 22
September 2008. Program ini dilaksanakan di MAN Malang I dengan alamat
Jl. Baiduri Bulan 40 Tlogomas Malang Telp/Fax. (0341) 551752 dengan website :
www.manrnalans I . sch. id dan email : rnanm I g 1 @vahoo. co. id
' Pada awal dibukanya program Akselerasi jumlah siswa yang mengikuti
ada 16 siswao namun dalam perjalanan waktu setelah melalui komperensi kasus
dan usulan dari guru pengajar, dua siswa dipertimbangan tidak dapat mengikuti
program ini, sehingga jumlah siswa angkatan pertama menjadi 14 siswa.
Sementara angkatan kedua tahun pelajaran 2009 - 2010 berjumlah 19 sisw4
namun dalam perjalanan waktu juga jumlah angkatan kedua berkurang meqiadi 17
siswa. Sedangkan pada tahun pelajaran 2010 - 2011 yang merupakan angkatan
ketiga, jumlah siswa yang mengikuti program Akselerasi berjumlah 21 siswa
dalam perjalanan wa*f,u jumlah angkatan berkurang sehingga menjadi 17 siswa.
Pada tahun pelajaran 2011 - 2al2 merupakan angkatan keempat jumlah siswa 22
56
siswa dalam perjalanan juga berkurang menjadi 2l siswa sedangkan pada tahun
pelajaran 2012 - 2013 jumlah siswanya 2l siswa.
Dengan berjalannya program Akselerasi selama tiga angkatan, program ini
juga sudah meluluskan rcA % siswa kelas Akselerasi dan 95 % sudah diterima di
Perguruan Tinggi favorit.
2. Tujuan Program Penyelenggaraan Akselerasi untuk siswa Cerdas
Istimewa dan Bakat Istimewa
a) Tujuan Umum
1. Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik
spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif serta memiliki
kemampuan yang lebih dibandingkan siswa yang lain.
2. Memenuhi hak asasi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan
' pendidikan bagi dirinya sendiri.
3. Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.
4. Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik.
5. Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan
b) Tujuan Khusus
1. Memberikan pelayanan untuk dapat menyelesaikan program
pendidikan secara lebih cepat.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran peserta
didik.
57
3. Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung
untuk berkembangnya potensi peserta didik secara optimal sesuai
dengan kecerdasan dan bakatnya.
4. Memacu mutu peserta didik untuk meningkatan kecerdasan spiritual,
intelekf,ual, dan emosionalnya secara berimbang dengan selalu
memberikan pendampingan secara berkala.
5. Mewujudkan Visi dan Misi MAN Malang 1.
3.Manfaat Program Akselerasi
a. Bagi Guru
1. Dapat memberikan motivasi dalam mengembangkan kemampuan dan
profesionalitas untuk siswa yang mempunyai kemampuan dan bakat
khusus.
' 2. Bisa memberikan dan menyajikan materi pada siswa yang mempunyai
tingkat kemampuan yang relatif berbeda.
3. Lebih tertantang dan berinovasi untuk selalu menggunakan metode
pembelajaran berbasis IT dan bervariasi.
b. Bagi Siswa
1. Memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pada kelompok yang
homogen.
2. Terpenuhi model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan.
3. Dapat menyelesaikan program studinya lebih cepat.
58
4. Pengelola Akselerasi
Untuk memudahkan manajemen dalam kegiatan Program Akselerasi maka
dibentuklah pengelola hogram Akselerasi berdasarkan SK Kepala MAN
Malang I tahun 2013 sebagai berikut ;
Penanggung Jawab
Ketua Program
Sekretaris
Bendahara
Wali Kelas
Drs. Samsudin, M.Pd
Drs. Sabilal Rosyad
Erlangga, S.Pd
Reny Suswiyanti, S.Psi
Erlangga, S.Pd(Wali Kelas XI IPA 4)
Joko Sugiarto, S.Pd : (Wali Kelas XII IPA 4)
B. Hasil Penelitian
t. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian
a. Deskripsi Data Dukungan Sosial Orangtua
Deskripsi tingkat dukungan sosial orangtua pada siswa akselerasi
MAN Malang I didasarkan atas skor hipotetik. Dari hasil penghitungan
skor hipotetik tersebut, selanj utnya dilakukan pengelompokan menj adi
tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Hasil
penghitungan selengkapnya dijabarkan sebagai berikut ini:
1) Menghitungmean hipotetik (p), dengan nrmus:
t-.F = firnax+ imin) Xk p : mean hipotetik
=]{++t)tl i,na* :skormaksimalitem
:]tS)fl imin ,skorminimalitem
= 48 tk : jumlah item
59
2) Menghitung deviasi standar hipotetik (o), dengan rumus:
o:|(X*a*-X'in) o :deviasistandarhipotetik
=!Q+ - lt) Xm* : skor maksimal subjek
= | t:o) , Xmin :skor minimal subjek
-6
Tabel 4
Rumusan Kategori Dukungan Sosial Orangtua
Berdasarkan dishibusi diatas, dapat ditentukan besamya
frekuensi untuk masing-masing kategori berdasarkan skor yang
diperoleh. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Prosentase Variabel Dukungan Sosial Orangtua
Berdasarkan tabel diataso dapat diketahui bahwa tingkat
dukungan sosial orangtua pada siswa akselerasi MAN Malang I adalah
No Kategori Rumusan Skor Skala
I Tinggi Mean+1SD>X x>542. Sedang Mean- 1 SD <X<Mean+ 1 SD 42 <X<54
J. Rendah X<Mean - I SD x< 42
No. Kategori Kriteria Frekuensi Total
I Tinggi x >54 28 66.60/o
1 Sedang 42<X<54 13 30.9%
3. Rendah x<42 I 2.5%
Jumlah 42 l00o/o
60
kategori tingkat tinggi yaitu 66.60/o (28 responden), tingkat sedang
30.9% (13 responden), dan tingkat rendah 2.5% (l responden).
Dukungan Sosial Orangtua SiswaAkselerasi MAN Malang 1
Rendah2% AV'
finggi67%
b. Deskripsi Data Penyesuaian Sosial
Deskripsi tingkat penyesuaian social pada siswa akselerasi MAN
Malang 1 didasarkan atas skor hipotetik. Dari hasil penghitungan skor
hipotetik tersebut, selanjutnya dilakukan pengelompokan menjadi tiga
kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penghitungan
selengkapnya dijabarkan sebagai berikut ini:
l) Menghitung mean hipotetik (p,), dengan rumus:
F = fi'*+ imin) Xk
:|{+ * r) ss
:Its)::
:83
tr : mean hipotetik
ima* ; skor maksimal item
imin :skor minimal item
Xk : jumlahitem
61
2) Menghitung deviasi standar hipotetik (o), dengan rumus:
o:|(X'*-X*io) o :deviasistandarhipotetik
=!Qzz*lz) Xmax :skor maksimal subjek
: I tOO) ., Xmin :skor minimal subjek
=10
Tabel 6
Rumusan Kategori Penyesuaian Sosial
No Kategori Rumusan Skor Skala
I Tinggi Mean+lSD>X x>93
2. Sedang Mean-lSD<X<Mean+1SD 73 <X<93
J. Rendah X<Mean- I SD x<73
Berdasarkan distribusi diatas, dapat ditentukan besarnya frekuensi untuk
masing-masing kategori berdasarkan skor yang diperoleh. Untuk data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 7
Hasil Prosentase Variabel Penyesuaian Sosial
No. Kategori Kriteria Frekuensi Total
I Tinggi x >93 29 69.0%
2. Sedang 73< X <93 t2 28.5%
J. Rendah x <73 I 25%
Jumlah 42 100%
62
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat penyesuaian sosial
pada siswa akselerasi MAN Malang ladalah kategori tingkat tinggi yartu 69.ao/o
(28 responden), tingkat sedang 28.5% (13 responden), dan tingkat rendah 2.5% (l
responden).
Tinggi69%
Penyesuaian Sosial Siswa Akselerasi MANMalang 1
Rendah
3% a%
2. I{asil Uji Normalitas
Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengajian
model distribusi normal yang digunakan sebagai sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data digunakan
untuk mengetahui bentuk distribusi data yang digunakan dalam penelitian.
Data yang digunakan harus berbentuk distribusi normal jika nilai signifikan
dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov 2 0.05.
63
Tabel 8
Onc-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji normalitas dilakukan pada variabel bebas dan variabel terikat.
Hasil output One-Sample Kolmogorov-SmirnovTest dapat diketahui nilai
Arymp. Sig (2+ailed) untuk variabel dukungan sosial orangtua 0.960 dan
untuk variable penyesuaian sosial 0.397 dimana Asymp. Sig. (2-tailed) 2
0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan
suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis
tersebut. Hipotesis untuk analisis korelasi dirumuskan dalam bentuk
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
iukungansosial_or
angtua
penyesuaran_sosl€
I
{
!,lormal Parametersa Mean
Std. Deviation
Vost Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smimov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
42
56.81
7.853
.078
.072
-.078
.505
.96C
42
98.21
l?.032
.138
.13t
-.081
.89'
.39i
a. Test distribution is Normal.
64
Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian sosial siswa
akselerasi MAN Malang 1. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
korelasi positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian sosial
siswa akselerasi MAN Malang'1. Semakin tinggi tingkat dukungan sosial
orangtua maka semakin tinggi pula tingkat penyesuaian sosial seseorang
dan sebaliknya jika semakin rendah tingkat dukungan sosial orangtua maka
semakin rendah pula tingkat penyesuaian sosial siswa. Pengujian hipotesis
tersebut menggunakan computer program SPSS 16.00 forwindows.
Tabel 9
Correlations
Skala I Skala 2
ikala_l Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
Sum of Squares and Cross-
products
Covariance
N
2.52883
61.670
42
I .433-
.004
l.619Ea
40.944
42
ikalq_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
Sum of Squares and Cross-
products
Covariance
N
.433"
.004
1.67983
44.944
42
I
5.93583
144.758
42
**. Correlation is sigrificant at the 0.01 level (2-tailed).
Korelasi antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian
sosial yaitu N: 42, dengan nilai kolerasi 0.433 yang artinya kedua variabel
55
dalam kategori koefisien kolerasi yang cukup. Kemudian nilai signifikan
0.004, dimana nilai signifikan < 0.05, yang artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian
sosial.
C. Pembahasan
1. Tingkat Dukungan Sosial Orangtua pada Siswa Akselerasi MAN
Malang I
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa siswa akselerasi
MAN Malang I memiliki tingkat dukungan sosial orangtua yang berbeda-
beda, yaitu didapatkan sebanyak 28 siswa atau setara dengan 66,60/o dafi
total responden berada pada tingakat dukungan sosial orangtua yang
tinggi, selanjutnya sebanyak l3 siswa atau setara denagan 30,9yo dari total
' responden berada pada kategori sedang dan pada kategori terakhir didapati
I siswa atau apabila diperosentasekan akan didapatkan hasil sebesar 2,57o
dari keseluruhan responden yang berjumalah 42 memiliki dukungan sosial
orangtua yang cukup rendah, hal tersebut dikarenakan berbagai factor
intemal dan eksternal yang berbeda-beda.
Dari hasil analisis dari angket terbuka" dukungan social orangtua
siswa akselerasi MAN Malang I yang berada di kategori 66,60 adalah
siswa yang rata+ata memiliki keaktifan dalam mengikuti organisasi di
lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat dimana ia tinggal.
Siswa akselerasi dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi,
memberikan waktu buat berinteraksi dengan lingkungan sosial. Misalny4
66
melalui belajar bersam4 siswa akselerasi menganggap mampu
memecahkan masalah bersama jika ia menemui kesulitan dalam belajar.
Seperti yang dikatakanSarafino bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi apakah seseorang akan menerima dukungan
sosial atau tidak. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor dari penerima
dukungan (recipient) yakni seseorang tidak akan menerima dukungan
sosial dari orang lain jika ia tidak suka bersosial, tidak suka menolong
orang lain, dan tidak ingin orang lain tahu bahwa ia membutuhkan
bantuan. Selanjutnya faktor dari pemberi dukungan Qroviders), yakni
seseorang terkadang tidak memberikan dukungan sosial kepada orang lain
ketika ia sendiri tidak memiliki sumberdaya untuk menolong orang
lain, atau tengah menghadapi stres, harus menolong dirinya sendiri, atau
kurang sensitif terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa
orang lain membutuhkan dukungan darinya.TT
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat dukungan
sosial oranglua siswa akselerasi MAN Malang I yang rata-rata beada pada
kategori tinggi dikarenakan siswa tersebut aktif mengikuti kegiatan ekstra
kulikuler di sekolahnya dan mendapatkan dukungan sosial dari orangtua.
Hal ini dapat membantu siswa untuk melakukan penyesuaian sosial
dengan baik.
7?Suri Mutia Siregar. (Sumatera Utara skripsi USU, 2009). Op.cit.Hlm 16
67
2. Tingkat Penyesuaian Sosial pada Siswa Akselerasi MAN Malang I
Berdasarkan hasil peelitian dapat diketahui bahwa siswa akselerasi
MAN Malang 1 memiliki tingkat penyesuaian sosial yang berbeda-beda
yaitu didapatkan hasil sebanyak 29 siswa dengan perosentase sebesar 697o
selanjutnya 12 siswa dengan'perosentase 28,5a yang tergolong tingkat
penyesuaian sosial sedang, dan pada kategori terakhir didapati I siswa
atau apabila di perosentasekan akan didapatkan hasil2,5Yo yang memiliki
kategori rendah.
Kemampuan penyesuaian sosial seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan sekitamya. Jika lingkungan tersebut mendukung untuk
berkembangnya penyesuaian sosial seseorang maka akan semakin baik
peyesuaian sosial orang tersebut.
Hurlock menjelaskan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan remaja untuk mengadakan penyesuaian sosial dengan baik
yaitu apabila keluarga tidak mampu mengembangkan pola perilaku sosial
yang baik akan menyebabkan remaja mengalami kesulitan penyesuaian
sosial diluar rumah meskipun diberi motivasi yang kuat untuk
melakukannya dan faktor pengalaman awal yang tidak menyenangkan
didalam keluarga akan menyebabkan kurangnya motivasi untuk belajar
melakukan penyesuaian sosial dimana remaja itu selalu mengalami kurang
percaya diri karena takut atau cemas.t*
Tt Hurlock B. Elizabeth 1990. Op cit. Hal. 213
58
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa akselerasi
MAN Malang I memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi. Hal ini
terbukti dafi 42 siswa, dan hanya ada I siswa yang memiliki tingkat
penyesuaian sosial yang rendah.
3. Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Penyesuaian
SosialSiswa Akselerasi MAN Malang I
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, membulqtikan bahwa
dukungan sosial orangtua merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi penyesuaian sosial siswa akselerasi, hal ini ditunjukkan
dengan didapatkannya hasil bahwa hubungan antara dukungan sosial
orangtua dengan penyesuaian sosial siwa akselerasi MAN Malang I
dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0.433 dengan taraf signifikansi
0.004 (S0.05). Sehingga Tanda positif dapat diinterpretasikan bahwa
semakin tingg tingkat dukungan sosial orangfua maka semakin tinggi pula
tingkat penyesuaian sosial siswa akselerasi. Sebaliknya jika semakin
rendah tingkat dukungan sosial orangfua maka semakin rendah pula
tingkat penyesuian sosial siswa akselerasi tersebut.
Menurut Weis terdapat enam komponen yang menjadi ketersediaan
dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan individu dengan orang lain.
Aspek yang pertama Attachment yaitu aspek dukungan kasih sayang yang
diberikan kepada individu memberikan adanya perasaan kedekatan
emosional, rasa aman, tentram, damai bagi penerima. Individu yang
mendapatkan dukungan sosial berupa kasih sayang bersikap lebih tenang
69
dan tidak gegabah dalam menghadapi permasalahan. Sumber dukungan
kasih sayang adalah dari orang-orang terdekat individu, yaitu orangtua,
keluarg4 pasangan hidup, teman dekat dan individu lain yang memiliki
hubungan yang harmonis.
Aspek yang kedua yaitu ^Sosra I integration (intregasi social) yaitu
perasaan menjadi bagian dari kelompok, tempat berbagi mina! perhatian,
serta melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama. Dalam
penelitian ini, sub indikator integrasi sosial meliputi siswamerasa menjadi
bagian dari keluarga dan memiliki kesempatan bersama orangtua untuk
saling berbagi minat dan beraktivitas bersama.
Individu mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan minatnya
dari oranglain atau lembaga. Dalam penelitian ini, Reassurarrce of Worth
merupakan aspek ketiga yang meliputi segala pemikiran, pendapa! minat
dan kemampuannya mendapat penghargaan dari orangfua secara pantas
dan bijaksana. Aspek berikutnya Reliable Alliance, pada dukungan sosial
ini individu mendapatkan kepastian atau jaminan bahwa individu dapat
mengharapkan oranglain untuk membantu dalam semua keadaan. Remaja
merasakan jaminan yang pasti bahwa orangtua akan membantunya dalam
setiap keadaan.
Guidance (bimbingan), dukungan sosial ini adalah adanya
hubungan sosial atau juga hubungan kerja yang memungkinkan individu
mendapatkan nasehat, saran dan pemberian informasi yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dalam mengatasi permasalahan yang sedang
70
dihadapi. Remaja sangat membutuhkan bimbingan atau nasihat terutama
dari orang dewasa untuk dapat memilih jalan keluar yang terbaik untuk
permasalahan yang sedang ia hadapi. Aspek yang terakhir
yaihtOpportunity for nuturance (kesempatan untuk mengasuh) merupakan
aspek yang penting dalam hubungan interpersonal adalah perasaan
dibutuhkan oleh oranglain. Dengan adanya kesempatan untuk mengasuh
individu merasa dirinya dibutuhkan dan penting bagi oranglain sehingga
individu dapat merasa lebih berharga dan bernilai.
Dukungan sosial didapat dari orang-orang yang memiliki
hubungan sosial dengan individu. sumber utama dukungan sosial adalah
orang-orang terdekat individu yang selalu hidup bersama dengan individu
seperti orangtua, keluarga, pasangan hidup dan teman-teman dekat.
Peletak dasar hubungan sosial anak adalah hubungan orangfua dengan
anal! dimana orangtua memiliki peran penting dalam keluarga sebagai
orang dewasa yang memberikan ayoman rasa arnan, kasih sayang,
perlindungano dan pendidikan. Sanfrock menjelaskan bahwa orangtua
berperan sebagai tokoh penting dengan siapa anak menjalin hubungan dan
merupakan suatu sistem dukungan ketika anak menjajaki suatu dunia
sosial yang lebih luas dan kompleks.Te Bandura berpendapat bahwa
orangtua mendorong anak mereka unutk mencoba aktivitas yang baru dan
7e lrnawati Dwi Fibrianti.Op.cit., Hlm 44
7t
memberikan dukungan pada usaha mereka akan membantu
mengembangkan perasaan mampu pada anak saat meqiumpai tantangan.s0
Remaja dalam salah satu tugas perkembangannya menurut
Havighurst adalah mencapai hubungan yang baru yang lebih matang
dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita. Dalam penyesuaian
sosial, remaja ingin diterima oleh teman sebayanya. Demikian juga dengan
siswa kelas akselerasi.sl
Kurang berkembangnya penyesuaian sosial pada remaja dalam
kelas akselerasi.Menurut Shehan, terdapat beberapa poin sosialisasi yang
diajarkan oleh orangtua pada anakny4 antara lain8z: mengajarkan tentang
cara hidup bermasyarakat. Pada dasarnya, semua orangtua memiliki
keinginan untuk mengajarkan cara hidup bermasyarakat pada anaknya.
Pada awalnya, orangfua akan mulai mengajarkan anaknya tentang bahasa
yang digunakan di masyarakat. Orangtua juga mengajarkan bagaimana
strategi yang harus dimiliki dalam lingkungan pertemanan atau pergaulan.
Hurlock menjelaskan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan remaja untuk mengadakan penyesuaian sosial dengan baik
yaitu apabila keluarga tidak mampu mengembangkan pola perilaku sosial
yang baik akan menyebabkan remaja mengalami kesulitan penyesuaian
sosial diluar rumah meskipun diberi motivasi yang kuat untuk
melakukannya dan faktor pengalaman awal yang tidak menyenangkan
to lbi4. Hlm 4181 Havighurst dalam Hurlock B. Elizabeth 1990. Op.cit. hlm. 213ttBell, R. R. 2003. Op. cit. hlm. 3l I
72
didalam keluarga akan menyebabkan kurangnya motivasi untuk belajar
melakukan penyesuaian sosial dimana remaja itu selalu mengalami kurang
percaya diri karena takut atau cemas.*3
Selain faktor dukungan sosial orangtua, masih ada fakior lain yang
mempengaruhi penyesuaian sosial siswa akaselerasi. Namun hasil
penelitian ini dapat membuktikan bahwa betapa besar dukungan sosial
orangtua terhadap penyesuaian sosial siswa.
Dengan hasil demikian, berarti hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian. Oleh karena itu teori-teori
yang menyatakan tentang hubungan dunkungan sosial orangtua dengan
penyesuaian sosial siswa dan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa
adanya hubungan yang positif yang signifikan antara dukungan sosial
orangfua dengan penyesuaian sosial siswa akselerasi MAN Malang 1.
83 Hurlock B. Elizabeth 1990. Op.cit. Hal.2l3