BAB 5 Teknika

39
5.1 Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja (Ukuran, Gambar, Analisis) Perancangan Fasilitas stasiun kerja merupakan penataan dan perencanaan terhadap fasilitas-fasilitas yang harus ada pada sebuah stasiun kerja. Perancagan ini berguna untuk memberikan fasilitas yang sesuai dengan pekerjaan pada stasiun kerja. Dengan adanya perancangan ini, operator akan dibantu dan dimudahakan dalam melakukan operasi kerja. Sehingga keuntungan yang didapatkan berupa produktifitas kerja yang meningkat. Pada studi kasus PT. Diponegoro tamiya Manufacturing telah dilakukan penyeimbangan stasiun kerja pada modul 4. Output yang dihasilkan berupa pembagian proses perakitan menjadi 19 stasiun kerja. Hasil ini didapatkan dari perhitungan metode-metode Line of balancing dimana dari 19 stasiun kerja yang ada terbagi menjadi 14 stasiun kerja utama dan 5 stasiun kerja duplikasi. Berdasarkan jumlah stasiun kerja yang telah ditentukan. Dilakukan proses perancangan workspace untuk menunjang kerja operator dalam proses perakitan. Berikut merupakan perancangan fasilitas pada stasiun kerja perakitan tamiya : a. Meja Meja dalam proses perakitan tamiya digunakan sebagai alat untuk meletakan pallet komponen di setiap stasiun kerja.

description

Papaer Teknika

Transcript of BAB 5 Teknika

Page 1: BAB 5 Teknika

5.1 Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja (Ukuran, Gambar, Analisis)

Perancangan Fasilitas stasiun kerja merupakan penataan dan perencanaan terhadap

fasilitas-fasilitas yang harus ada pada sebuah stasiun kerja. Perancagan ini berguna untuk

memberikan fasilitas yang sesuai dengan pekerjaan pada stasiun kerja. Dengan adanya

perancangan ini, operator akan dibantu dan dimudahakan dalam melakukan operasi kerja.

Sehingga keuntungan yang didapatkan berupa produktifitas kerja yang meningkat.

Pada studi kasus PT. Diponegoro tamiya Manufacturing telah dilakukan

penyeimbangan stasiun kerja pada modul 4. Output yang dihasilkan berupa pembagian

proses perakitan menjadi 19 stasiun kerja. Hasil ini didapatkan dari perhitungan metode-

metode Line of balancing dimana dari 19 stasiun kerja yang ada terbagi menjadi 14 stasiun

kerja utama dan 5 stasiun kerja duplikasi.

Berdasarkan jumlah stasiun kerja yang telah ditentukan. Dilakukan proses

perancangan workspace untuk menunjang kerja operator dalam proses perakitan. Berikut

merupakan perancangan fasilitas pada stasiun kerja perakitan tamiya :

a. Meja

Meja dalam proses perakitan tamiya digunakan sebagai alat untuk meletakan pallet

komponen di setiap stasiun kerja. Selain itu, meja digunakan sebagai tempat perakitan

setiap komponen tamiya pada stasiun kerja. Sehingga berdasarkan fungsinya fasilitas ini

sangat penting dan harus ada dalam proses perakitan.

Meja yang digunakan dalam perakitan harus disesuaikan dengan posisi duduk operator.

Hal ini bertujuan agar operator mudah dalam melakukan proses operasi. Selain itu, operator

juga mudah dalam menjangkau komponen yang ada. Dalam proses perakitan setiap stasiun

kerja membutuhkan 1 buah meja. Ukuran spesifikasi dari meja operator adalah sebagai

berikut : panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 70 cm. bahan yang digunakan merupakan

kayu jati. Bahan ini dipilih dikarenakan teksture kayu yang padat, awet, dan mudah

didapatkan.

Ukuran meja yang digunakan berdasarkan posisi duduk manusia normal. Hal ini

sebagai dasar acuan perancangan fasilitas meja karena proses operasi yang dilakukan dalam

posisi duduk. Selain itu juga disesuaikan berdasarkan ukuran antropometri tubuh manusia.

Page 2: BAB 5 Teknika

Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan meja yang mengakibatkan ketidaknyamanan

operator dalam bekerja. Berikut akan ditampilkan gambar meja operaotr:

Gambar 5.1 Meja Kerja

b. Kursi

kursi dalam proses perakitan tamiya memiliki peran yang sangat vital dalam proses

perakitan tamiya. kursi digunakan sebagai peraltan untuk duduk operator saat melakukan

proses perakitan. Selain itu, kursi digunakan sebagai tempat istirahat operator. Sehingga

berdasarkan fungsinya fasilitas ini sangat penting dan perlu adanya didesain kursi yang

nyaman.

kursi yang digunakan dalam perakitan harus disesuaikan dengan posture tubuh

manusia. Tujuannya agar memberikan rasa nyaman ketika bekerja. Rasa nyaman akan

berkaitan dengan kondisi kerja operator. Semakian nyaman kursi yang digunakan operator

dalam bekerja maka semakian jarang operator mengalami kelelahan fisik dan stress. Hal ini

akan menguntungkkan perusahaan dalam hal produktifitas kerja operator.

Dalam proses perakitan setiap stasiun kerja membutuhkan 1 buah kursi. Ukuran

spesifikasi dari meja operator adalah sebagai berikut : panjang 40 cm, lebar 40 cm, dan

Page 3: BAB 5 Teknika

tinggi 60 cm. untuk sandaran kursi memiliki panajang 40cm, lebar 30cm dan tinggi dari

alas duduk sebessar 50cm. bahan yang digunakan merupakan plastik. Bahan ini dipilih

dikarenakan awet, dan memiliki harga yang murah.

Berikut akan ditampilkan dan gambar kursi yang digunakan operator dalam melakukan

proses perakitam tamiya:

Gambar 5.2 Kursi Kerja

c. Conveyor

Conveyor dalam proses perakitan tamiya memiliki peran yang sangat penting pula

dalam proses perakitan tamiya selain kursi dan meja. Conveyor merupakan alat yang

digunakan untuk memindahkan barang atau alat dengan menggunakan karpet berjalan. Alat

ini disukung oleh mesin dianmo yang akan menggerakan belt atau karpen sehingga dapat

berjalan maju secara kontinu. Kecepatan dari belt conveyor dapay daiatur sesuai dengan

kemampuan operaot dalam melakukan operasi

Dalam praktikum ini conveyor digunakan sebagai peralatan untuk memindahkan pallet

yang berisi chasis tamiya yang akan dirakit dalam proses perakitan. Selain itu, conveyor

Page 4: BAB 5 Teknika

digunakan sebagai alat bantu dalam mentransfer barang dari stasiun kerja satu ke stasiun

kerja lainnya.

conveyor yang digunakan dalam perakitan harus disesuaikan dengan posture tubuh

manusia. Tujuannya agar memberikan kemudahan ketika meletakkan barang hasil operasi

stasiun kerja yang akan ditransfer ke stasiun kerja selanjutnya. Selain itu juga memudahkan

operator selanjutnya dalam menjangkau chasis tamiya yang akan diarkit.

Dalam proses perakitan conveyor yang digunakan adalah conveyor belt. Ukuran

spesifikasi dari conveyor adalah sebagai berikut : panjang 200 cm, lebar 30 cm, dan tinggi

60 cm. bahan yang digunakan merupakan plastik. Bahan ini dipilih dikarenakan awet, dan

memiliki harga yang murah.

Berikut akan ditampilkan dan gambar conveyor yang digunakan operator dalam

melakukan proses perakitam tamiya:

Gambar 5.3 Conveyor

d. Pallet Komponen

Pallet komponen merupkan tempat komponen tamiya diletakkan, pada setiap stasiun

kerja memiliki bentuk pallat yang berbeda beda. Hal ini berdasarkan komponen yang ada

Page 5: BAB 5 Teknika

dalam stasiun kerja yang akan dilakukan proses perakitan. Dalam setiap stasiun kerja

terdapat satu pallet komponen yang berisi komponen yang dibutuhkan pada stasiun tersebu

t yang disesuaikan dengan tugas stasiun kerja tersebut.

Pallet komponen dalam perakitan tamiya dibuat bersekat. Hal ini bertujuan untuk

memisahkan komponen yang yang meiliki ukuran yang berbeda. Selain itu juga untuk

memisahkan komponen pada stasiun kerja yang memiliki lebih sari 1 jenis komponen.

Pallet komponen terbuat dari plastic. Ukuran pallet komponen pada setiap stasiun kerja

adalah sama yaitu panajang 25 cm dan lebar 25 cm.

Berikut merupakan gambar dari pallet komponen :

Gambar 5.4 Pallet Komponen

Pallet Komponen Stasiun Kerja 1A dan 1B

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 1, baik stasiun kerja 1A dan 1B memiliki

5 bagian sekat. Jumlah sekat disesuaikan dengan banyaknya kompone pada stasiun kerja

satu yang berjumlah 5 komponen dalam paletnya. Adapaun komponen-kompone dalam

stasiun kerja 1 adalah yaitu chasis, bumper, sekrup, baut dan roller. Berikut ini

merupakan rancangan pallet untuk stasiun kerja 1 :

Gambar 5.5 Palet Komponen Stasiun Kerja

Page 6: BAB 5 Teknika

Palet Komponen Stasiun Kerja 2

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 2 memiliki 3 sekat. Jumlah sekat

disesuaikan dengan banyaknya komponen pada stasiun kerja 2 yang berjumlah 3

komponen dalam paletnya. Adapaun komponen-komponen dalam stasiun kerja 2 adalah

yaitu plat belakang kecil, rumah dynamo dan plat belakang kecil. Berikut ini merupakan

rancangan pallet untuk stasiun kerja 2 :

Gambar 5.6 Palet Komponen Stasiun Kerja 2

Palet Komponen Stasiun Kerja 3

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 3 memiliki 5 sekat. Jumlah sekat

disesuaikan dengan banyaknya komponen pada stasiun kerja 3 yang berjumlah 5

komponen dalam paletnya. Adapaun komponen-komponen dalam stasiun kerja 3 adalah

yaitu gear dinamo, dynamo, roda belakang, as roda dan gear besar. Berikut ini

merupakan rancangan pallet untuk stasiun kerja 3:

Gambar 5.7 Palet Komponen Stasiun Kerja 3

Page 7: BAB 5 Teknika

Palet Komponen Stasiun Kerja 4

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 4 memiliki 3 sekat. Jumlah sekat

disesuaikan dengan banyaknya komponen pada stasiun kerja 4 yang berjumlah 3

komponen dalam paletnya. Adapaun komponen-komponen dalam stasiun kerja 4 adalah

yaitu gardan, roda, dan tuas on/off. Berikut ini merupakan rancangan pallet untuk stasiun

kerja 3:

Gambar 5.8 Palet Komponen Stasiun Kerja 4

Palet Komponen Stasiun Kerja 5

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 5 memiliki 3 sekat. Jumlah sekat

disesuaikan dengan banyaknya komponen pada stasiun kerja 5 yang berjumlah 3

komponen dalam paletnya. Adapaun komponen-komponen dalam stasiun kerja 5 adalah

yaitu baut, roller dan plat depan. Berikut ini merupakan rancangan pallet untuk stasiun

kerja 3:

Gambar 5.9 Palet Komponen Stasiun Kerja 5

Palet Komponen Stasiun Kerja 6

Page 8: BAB 5 Teknika

Pada stasiun kerja 6, tidak membutuhkan komponen apapun karena tugas pada

stasiun 6 merakit komponen yang sudah di assembly ke bagian chasis, sehingga tidak

dibutuhkan palet komponen.

Palet Komponen Stasiun Kerja 7

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 7 memiliki 2 sekat. Jumlah sekat

disesuaikan pada stasiun kerja 7 yang berjumlah 1 komponen dan 1 lagi digunakan

untuk obeng. Adapaun komponen-komponen dalam stasiun kerja 7 adalah sekrup.

Berikut ini merupakan rancangan pallet untuk stasiun kerja 3:

Gambar 5.10 Palet Komponen Stasiun Kerja 7

Palet Komponen Stasiun Kerja 8

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 8, baik stasiun kerja 8A dan 8B tidak

memiliki skat pada pallet komponen hal ini dikarenakan karena stasiun kerja 8A dan 8B

membaut roller dan komponen baut yang dibaut sudah disassembly pada stasiun

sebelumnya sehingga membutuhkan alat kerja berupa obeng untuk menyekrup bumper

belakang. Sehingga rancangannya palet komponennya hanya ada obeng didalamnya jadi

tidak perlu disekat

Page 9: BAB 5 Teknika

Gambar 5.11 Palet Komponen Stasiun Kerja 8

Palet Komponen Stasiun Kerja 9

Dalam stasiun kerja 9, tidak membutuhkan komponen apapun dalam paletnya

karena tugas stasiun 9 adalah membaut roller dan baut yang sudah disassembly pada

stasisun sebelumnya sehingga hanya membutuhkan alat kerja berupa obeng untuk

menyekrup bumper belakang. Sehingga rancangannya palet komponennya hanya ada

obeng didalamnya jadi tidak perlu disekat

Gambar 5.12 Palet Komponen Stasiun Kerja 9

Palet Komponen Stasiun Kerja 10

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 10, baik stasiun kerja 10A dan 10B

memiliki 2 sekat pada pallet komponen. Komponen pada stasiun kerja 10 berupa roda

dan as roda . Sehingga rancangannya palet komponennya ada obeng didalamnya dan

sekat menajdi 3 :

Page 10: BAB 5 Teknika

Gambar 5.13 Palet Komponen Stasiun Kerja

Palet Komponen Stasiun Kerja 11

Pada stasiun kerja 11, membutuhkan 3 sekat komponen dalam paletnya. Komponen-

komponen pada stasiun kerja 11 yaitu roda, as roda dan penutup plat belakang. Sehingga

rancangan palet komponennya sebagai berikut :

Gambar 5.14 Palet Komponen Stasiun Kerja 11

Palet Komponen Stasiun Kerja 12

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 12, baik stasiun kerja 12 A dan 12 B

memiliki 2 sekat. Adapaun komponen-komponen dalam stasiun kerja 12 adalah yaitu

pengunci dinamo dan baterai. Berikut ini merupakan rancangan pallet untuk stasiun

kerja 3:

Page 11: BAB 5 Teknika

Gambar 5.15 Palet Komponen Stasiun Kerja 12

Palet Komponen Stasiun Kerja 13

Pada stasiun kerja 13, memeiliki 1 komponen dalam paletnya. Kompenen itu berupa

penutup baterai. Sehingga rancangan palet komponennya tidak perlu disekat

Gambar 5.16 Palet Komponen Stasiun Kerja 13

Palet Komponen Stasiun Kerja 14

Pallet yang digunakan dalam stasiun kerja 14 memiliki 2 sekat. Adapaun

komponen-komponen dalam stasiun kerja 14 adalah yaitu body dan pengunsi body.

Berikut ini merupakan rancangan pallet untuk stasiun kerja 14:

Gambar 5.17 Palet Komponen Stasiun Kerja 14

e. Pallet Berjalan

Page 12: BAB 5 Teknika

Palet berjalan merupakan pallet yang akan terus bergerak dari stasisun satu ke stasiun

berikutnya. Pallet ini berisi hasil rakitan komponen-komponen yang dirakit stasiun sebelum

– sebelumnya. Pallet ini berfunsi sebagai temapat hasil rakitan yang nantinya akan

mengalami proses perakitakn komponen pada stasiun berikutnya.

Pallet ini memiliki proses kerja berupa akan berhenti pada setiap stasiun kerja. Pallet

ini akan terus berjalan untuk mengalami proses operasi pada setiap stasiun kerja hingga

menjadi pdoduk temiya. Desain palet berjalan sama dengan palet komponen yaitu ukuran

panjang 25 cm dan lebar 25 cm. berikut merupakan desain pallet berjalan :.

Gambar 5.19 Palet Berjalan

Page 13: BAB 5 Teknika

5.2.1 Penentuan Jarak Antar Stasiun Kerja

Di dalam menentukan jarak antara satu stasiun kerja dengan stasiun kerja lainnya

dibuat sebesar 1,79 meter. Nilai 1,79 meter didapatkan dari panjang rata-rata jangkauan

tangan pria dewasa di Indonesia dan ditambahkan dengan persentil sebesar 95%. Hal ini

ditentukan dari jarak maksimum jangkauan tangan pria dengan persentil 95% agar tangan

wanita dapat menyesuaikan jangkauan antara satu stasiun kerja dengan stasiun kerja

lainnya. Jarak antar stadiun kerja ditentukan menggunakan presentil 95% karena pada data

jangkauan tangan, 5% dari populasi menunjukkan jangkauan tangan pendek atau lebih

pendek, sedangkan 95% dari populasi yang merupakan mayoritas terbesar memiliki

jangkauan tangan yang lebih panjang. Faktor lain yang berpengaruh dalam hal ini adalah

bahwa lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar

(95-th percentile)

5.2.2 Penentuan Fasilitas Pada Lantai Produksi

Di dalam proses produksi terdapat beberapa factor yang sangat berpengaruh untuk

mendukung kenyamanan operator di dalam bekerja di lantai produksi yang produktif untuk

menghasilkan suatu produk, sehingga dilakukan pengadaan beberapa fasilitas yang terdapat

pada lantai produksi, yaitu:

1. Toilet wanita dan pria

2. Rest Room

3. Locker Room wanita dan pria

4. Warehouse

5. Storage

6. Packaging

7. Controlling Room

8. Stasiun Kerja

Page 14: BAB 5 Teknika

Tabel 5.1 Luasan Lantai Produksi

Ruangan P L Luas Allowance Luas TotalToilet Wanita

3,15 2,55 8,0325 m2 0,80325 8,83575 m2

Toilet Pria 2,75 1,70 4,675 m2 0,4675 5,1425 m2

Locker Room wanita

2 2 4 m2 0,4 m2 4,4 m2

Locker Room pria

3,75 3,75 7,5 m2 0,75 m2 8,25 m2

Rest Room 5 6 30 m2 3 m2 33 m2

Warehouse 25 6,65 166,25 m2 16,625 m2 182,875 m2

Storage 25 6,65 166,25 m2 16,625 m2 182,875 m2

Packaging 5 3 15 m2 1,5 m2 16,5 m2

Controlling Room

5 2 10 m2 0,1 m2 10,1 m2

Stasiun Kerja

50 m2

Total 501,9783 m2

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa luas lantai produksi di peroleh

sebesar 501,9783 m2 . Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada lantai produksi antara lain Toilet

wanita dan pria, Locker Room wanita da pria, Rest Room, Warehouse, Storage, Packaging,

Controlling Room, serta stasiun kerja. Seperti misalnya pada Locker Room yang hanya

digunakan oleh operator dan pekerja packaging sebanyak 23 orang sehingga luas locker

room sebesar 4,4 m2 untuk wanita dan 8,25 m2 untuk pria.

Page 15: BAB 5 Teknika

5.2.3 Layout Lantai Produksi

Gambar 5.20 Layout Lantai Produksi

5.2.3 Penentuan Jumlah Lampu di Lantai Produksi

Luas Ruangan (A) = 502 m2

Tingkat Lux = 200 lux

Page 16: BAB 5 Teknika

Gambar 5.21 Sumber Tingkat Pencahayaan

LLF = Industri Bersih = 0,7

CU = 0,5

1 watt = 75 lumen

Lampu = 2 x 60 watt

Lampu = 2 x 60 x 75 lumen = 9000 lumen

N = E x A

lumenlampu x LLF x CU

= 200lux x 502m2

9000 x 0,7 x0,5

= 31,873 lampu ≈ 32 lampu

Ananlisis Penentuan Jumlah Lampu di Lantai Produksi

Pada perhitungan jumlah lampu, jumlah lux yang digunakan berdasarkan standar yang

dikeluarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan KEPMENKES RI. No.

1405/MENKES/SK/XI/02. PT Diponegoro Tamiya Manufacturing adalah perusahaan yang

Page 17: BAB 5 Teknika

melakukan perakitan tamiya sehingga termasuk dalam jenis kegiatan pekerjaan kasar dan

terus menerus dengan nilai lux sebesar 200 lux. Luas ruangan lantai produksi PT

Diponegoro Tamiya Manufacturing yaitu 502 m2. Dengan nilai LLF sebesar 0,7 karena

industri bersih. Sedangkan nilai CU (Coeffecien of utilitation) diasumsikan sebesar 0,5.

Sehingga berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah lampu yang dibutuhkan sebanyak

30 lampu.

5.2.4 Penentuan Jumlah Exhaust Fan

Volume ruangan = 502 m2 x 8 m = 4016m3

Kapasitas sedot = 30 m3 per sedot

Waktu sirkulasi = 10 menit

Jumlah turbin ventilator = Volume ruangan

kap . sedot xwaktu sirkulasi

= 4016

30 x 10 = 13,386 ≈ 14 fan

Page 18: BAB 5 Teknika

5.3 Perancangan Layout Departemen

5.3.1 Luasan Tiap Departemen

Berikut merupakan fasilitas yang terdapat di kantor tempat ruang kerja karyawan:

1. Ruang kerja Direktur utama

Pada ruang kerja Direktur utama luas yang dibutuhkan sebesar 14,74 m²

2. Ruang kerja Departemen HR&GA

Pada ruang kerja Departemen HR&GA luas yang dibutuhkan sebesar 15,136 m². Di

mana pada ruang kerja Departemen HR&GA terdiri dari manajer HR&GA dan

bagian HR&GA sebanyak 1 orang

3. Ruang kerja Departemen Riset dan Pengembangan

Pada ruang kerja Departemen Riset dan Pengembangan luas yang dibutuhkan

sebesar 20,042 m². Di mana pada ruang kerja Departemen Riset dan Pengembangan

terdiri dari manajer riset dan pengembangan, bagian riset sebanyak 1 orang, dan

bagian pengembangan sebanyak 1 orang

4. Ruang kerja Departemen Logistik

Pada ruang kerja Departemen Logistik luas yang dibutuhkan sebesar 109,604 m².

Di mana pada ruang kerja Departemen Logistik terdiri dari manajer logistik, kepala

unit warehouse, kepala unit purchasing, kepala unit distributor, staf unit warehouse

sebanyak 5 orang, staf unit purchasing sebanyak 5 orang, dan staf unit distributor

sebanyak 4 orang.

5. Ruang kerja Departemen Produksi

Pada ruang kerja Departemen Produksi luas yang dibutuhkan sebesar 114,51 m². Di

mana pada ruang kerja Departemen Produksi terdiri dari manajer produksi, kepala

unit assembly, kepala unit PPIC, kepala unit quality control, staf unit assembly

sebanyak 5 orang, staf unit PPIC sebanyak 5 orang, dan staf unit quality control

sebanyak 5 orang.

6. Ruang kerja Departemen Sales and Marketing

Pada ruang kerja Departemen Sales and Marketing luas yang dibutuhkan sebesar

20,042 m². Di mana pada ruang kerja Departemen Sales and Marketing terdiri dari

Page 19: BAB 5 Teknika

manajer sales and marketing, bagian sales sebanyak 1 orang, dan bagian marketing

sebanyak 1 orang.

7. Ruang kerja Departemen Finansial

Pada ruang kerja Departemen Finansial luas yang dibutuhkan sebesar 15,136 m².

Di mana pada ruang kerja Departemen Finansial terdiri dari manajer finansial dan

bagian accounting dan administrasi sebanyak 1 orang.

8. Ruang kerja Departemen IT

Pada ruang kerja Departemen IT luas yang dibutuhkan sebesar 15,136 m². Di mana

pada ruang kerja Departemen IT terdiri dari manajer IT dan bagian IT sebanyak 1

orang.

Tabel 5.2 Luasan Tiap Departemen

No.

Ruang Departemen Ruangan Kapasit

as

Luas (m² ¿

Luas Kapasitas (m² ¿

allowance

Luas Total (m² ¿

1. Direktur Utama 1 13,4 13,4 1,34 14,74

2. HR&GAManajer HR&GA 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Bagian HR&GA 1 4,46 4,46 0,446 4,906Total 15,136

3.

Riset dan Pengembang

an

Manajer Riset dan

Pengembangan1

9,3 9,3 0,93 10,23

Bagian Riset 1 4,46 4,46 0,446 4,906Bagian

Pengembangan 1 4,46 4,46 0,446 4,906

Total 20,0424. Logistik Manajer Logistik 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Kepala Unit Warehouse 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Kepala Unit Purchasing 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Kepala Unit Distributor 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Staf Unit Warehouse

5 4,46 22,3 2,23 24,53

Page 20: BAB 5 Teknika

Staf Unit Purchasing 5 4,46 22,3 2,23 24,53

Staf Unit Distributor 4 4,46 17,84 1,784 19,624

Total 109,604

5. Produksi

Manajer Produksi 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Kepala Unit Assembly 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Kepala Unit PPIC 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Kepala Unit Quality Control 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Staf Unit Assembly 5 4,46 22,3 2,23 24,53

Staf Unit PPIC 5 4,46 22,3 2,23 24,53Staf Unit Quality

Control 5 4,46 22,3 2,23 24,53

Total 114,51

6. Sales and Marketing

Manajer Sales and Marketing 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Bagian sales 1 4,46 4,46 0,446 4,906Bagian

marketing 1 4,46 4,46 0,446 4,906

Total 20,042

7. Finansial

Manajer Finansial 1 9,3 9,3 0,93 10,23

Bagian Accounting dan

Administrasi1

4,46 4,46 0,446 4,906

Total 15,136

8. IT Manajer IT 1 9,3 9,3 0,93 10,23Bagian IT 1 4,46 4,46 0,446 4,906

Total 15,136

Page 21: BAB 5 Teknika

5.3.2 Penentuan Luasan Fasilitas Pendukung

Berikut merupakan fasilitas pendukung yang terdapat di area pabrik maupun kantor:

1. Meeting room

Luas ruang meeting room sebesar 110 m² dapat digunakan untuk kapasitas 50

orang

2. Ruang penerimaan tamu

Luas ruang penerimaan tamu sebesar 10,1 m² dapat digunakan untuk kapasitas 5

orang

3. Ruang pelatihan/training

Luas ruang pelatihan/training sebesar 162,8 m² dapat digunakan untuk kapasitas

74 orang

4. Kantin

Luas kantin sebesar 65,0265 m² dapat digunakan untuk kapasitas 75 orang

5. Mushola

Luas mushola sebesar 134,75 m² untuk kapasitas 75 orang dan tempat wudhu

wanita dan pria

6. Parkir mobil

Luas parkiran mobil sebesar 417,45 m² untuk kapasitas 20 mobil dengan sudut

90º keluar masuk parkir dari 2 arah

7. Parkir motor

Luas parkiran motor sebesar 50,325 m² untuk kapasitas 61 motor

8. Pos satpam

Luas pos satpam sebesar 4,906 m² untuk 1 orang penjaga

9. Toilet wanita

Luas toliet wanita sebesar 4,9555 m², di mana jumlah toilet wanita sebanyak 1

10. Toilet pria

Luas toliet pria sebesar 8,83575 m², di mana jumlah toilet pria sebanyak 3

sehingga total yang dibutuhkan untuk 3 toilet pria adalah 26,50725 m²

Page 22: BAB 5 Teknika

11. Pantri

Luas pantri dengan 1 orang OB sebesar 8,8 m²

12. Lapangan olahraga

Luas untuk lapangan olahraga dengan ukuran volly sebesar 178,2 m²

13. Taman

Luas taman sebesar 220 m²

14. Parkir truk penerimaan barang

Luas parkir truk penerimaan barang sebesar 528 m²

15. Parkir truk pengiriman produk

Luas parkir truk pengiriman produk sebesar 528 m²

Page 23: BAB 5 Teknika

Tabel 5.3 Luasan Fasilitas Pendukung

Nomor

Fasilitas Pendukung

kapasitas

P L Luas (m²)

luas kapasitas (m²)

Allowance (m²)

Luas Total (m²)

1 Meeting room 50 - - 2 100 10 110

2Ruang penerimaan tamu

5 - - 2 10 0,1 10,1

3Ruang pelatihan/training

74 - - 2 148 14,8 162,8

4

Kantin 75 3,75

1,7 6,375 (untuk 12

orang)

44,625 4,4625 49,0875

Dapur kantin 5 2,76

1,05

2,898 14,49 1,449 15,939

Total 65,0265

5Mushola 75 1,5 1 1,5 112,5 11,25 123,75Tempat wudhu wanita

5 1 1 5 5 0,5 5,5

Tempat wudhu pria

5 1 1 5 5 0,5 5,5

Total 134,75

6 Parkir mobil 20 2,3 16,5

37,95 379,5 37,95 417,45

7 Parkir motor 61 3 1 3 45,75 4,575 50,325

8 Pos satpam 1 2,23

2,23

4,46 4,46 0,446 4,906

9 Toilet wanita 2 1,7 2,65

4,505 4,505 0,4505 4,9555

10 Toilet pria 50 2,55

3,15

8,0325

8,0325 0,80325 8,83575

total toilet pria 3 26,50725

11 Pantri - 4 2 8 8 0,8 8,8

12 Lapangan olahraga

75 18 9 162 162 16,2 178,2

13 Taman 20 10 200 200 20 22014 Parkir truk 5 24 4 96 480 48 528

Page 24: BAB 5 Teknika

penerimaan barang

15Parkir truk pengiriman produk

5 24 4 96 480 48 528

Page 25: BAB 5 Teknika

5.3.3 Penentuan Jumlah lampuTabel 5.4 Penentuan Jumlah Lampu

No. Ruang Luas Ruangan E Lumen Cu LLF N N

1 direktur utama 14,74 350 9000 0,5 0,8 1,433056 1

2 HR&GA 15,136 350 9000 0,5 0,8 1,471556 1

3 Riset dan Pengembangan 20,042 350 9000 0,5 0,8 1,948528 2

4 Logistik 109,604 350 9000 0,5 0,8 10,65594 11

5 Produksi 114,51 350 9000 0,5 0,8 11,13292 11

6 Sales and Marketing 20,042 350 9000 0,5 0,8 1,948528 2

7 Finansial 15,136 350 9000 0,5 0,8 1,471556 1

8 IT 15,136 350 9000 0,5 0,8 1,471556 1

9 Meeting room 110 300 9000 0,5 0,8 9,166667 9

10 Ruang penerimaan tamu 10,1 250 9000 0,5 0,8 0,701389 1

11 Ruang pelatihan/training 162,8 200 9000 0,5 0,8 9,044444 9

12 Kantin 65,0265 200 9000 0,5 0,7 4,128667 4

13 Mushola 134,75 200 9000 0,5 0,8 7,486111 7

14 Parkir mobil 417,45 50 9000 0,5 0,7 6,62619 715 Parkir motor 50,325 50 9000 0,5 0,7 0,79881 1

16 Pos satpam 4,906 100 9000 0,5 0,7 0,155746 1

17 Toilet wanita 4,9555 250 9000 0,5 0,7 0,393294 1

18 Toilet pria 26,50725 250 9000 0,5 0,7 2,10375 2

19 Pantri 8,8 250 9000 0,5 0,7 0,698413 1

20 Lapangan olahraga 178,2 200 9000 0,5 0,7 11,31429 11

Page 26: BAB 5 Teknika

21 Taman 220 300 9000 0,5 0,7 20,95238 21

22 Parkir truk penerimaan barang 528 50 9000 0,5 0,7 8,38095

2 8

23 Parkir truk pengiriman produk 528 50 9000 0,5 0,7 8,38095

2 8

Contoh perhitungan:Direktur UtamaA: 14,74 m²E: 350Lumen: 2x60x75= 9000Cu: 0,5LLF: 0,8

N: A x E

ølumenlampu x LLF x Cu = 14,74 x350

9000 x0,8 x0,5 = 1,433056≈ 1 lampu

Sumber:SNI Pencahayaan Buatan

Page 27: BAB 5 Teknika

5.3.4 Penentuan Jumlah ACTabel 5.5 Penentuan Jumlah AC

No. Ruang

Luas Ruanga

n

Koefesien BTU

BTU Ruanga

n

Kapasitas AC (PK)

Jumlah AC

Jumlah AC

1 Direktur Utama 14,74 500 7000 3/4 1,0528571 12 HR&GA 15,136 500 9000 1 0,8408889 1

3 Riset dan Pengembangan 20,042 500 9000 1 1,1134444

4 1

4 Logistik 109,604 500 45000 5 1,21782222 1

5 Produksi 114,51 500 45000 5 1,27233333 1

6 Sales and Marketing 20,042 500 9000 1 1,1134444

4 1

7 Finansial 15,136 500 9000 1 0,84088889 1

8 IT 15,136 500 9000 1 0,84088889 1

9 Meeting room 110 500 45000 5 1,22222222 1

10Ruang

penerimaan tamu

10,1 500 5000 1/2 1,01 1

11Ruang

pelatihan/training

162,8 500 45000 5 1,80888889 2

12 Mushola 134,75 500 45000 5 1,49722222 2

Contoh perhitungan:

Ruang Direktur Utama

Luas ruangan: 14,74 m²

Koefesien BTU: 500

BTU Ruangan: 7000

Kapasitas AC (PK): ¾

Page 28: BAB 5 Teknika

Jumlah AC: Luas ruanganx Koefesien BTU

BTU Ruangan = 14,74 x500

7000 = 1,0528571 ≈ 1 AC dengan ¾

PK

Page 29: BAB 5 Teknika

5.4 Luasan Perusahaan Secara Keseluruhan

Tabel 5.6 Luasan Perusahaan Secara Keseluruhan

Ruangan P L Luas Allowance Luas TotalToilet Wanita 3,15 2,55 8,0325 m2 0,80325 8,83575 m2

Toilet Pria 2,75 1,70 4,675 m2 0,4675 5,1425 m2

Locker Room wanita 2 2 4 m2 0,4 m2 4,4 m2

Locker Room pria 3,75 3,75 7,5 m2 0,75 m2 8,25 m2

Rest Room 5 6 30 m2 3 m2 33 m2

Warehouse 25 6,65 166,25 m2 16,625 m2 182,875 m2

Storage 25 6,65 166,25 m2 16,625 m2 182,875 m2

Packaging 5 3 15 m2 1,5 m2 16,5 m2

Controlling Room 5 2 10 m2 0,1 m2 10,1 m2

Stasiun Kerja 50 m2

Total 501,9783 m2

Direktur utama 13,4 1,34 14,74

Departemen HR&GA 13,76 1,376 15,136

Departemen Riset dan

Pengembangan

18,22 1,822 20,042

Departemen Logistik 99,64 9,964 109,604

Departemen Produksi 104,1 10,41 114,51

Departemen Sales and Marketing

18,22 1,822 20,042

Departemen Finansial 13,76 1,376 15,136

Departemen IT 13,76 1,376 15,136

Total 324,346Meeting room 100 10 110Ruang penerimaan tamu 10 0,1 10,1Ruang pelatihan/training 148 14,8 162,8Kantin 59,115 5,9115 65,0265Mushola 122,5 12,25 134,75Parkir mobil 379,5 37,95 417,45Parkir motor 45,75 4,575 50,325Pos satpam 4,46 0,446 4,906Toilet wanita 4,505 0,4505 4,9555Toilet pria 1 8,0325 0,80325 8,83575Toilet pria 2 8,0325 0,80325 8,83575

Page 30: BAB 5 Teknika

Toilet pria 3 8,0325 0,80325 8,83575Pantri 8 0,8 8,8Lapangan olahraga 162 16,2 178,2Taman 200 20 220Parkir truk penerimaan barang

480 48 528

Parkir truk pengiriman produk

480 48 528

2449,82

Sehingga luas untuk lantai produksi sebesar 501,978 m2

Luasan departemen sebesar 324,346 m2

Luasan fasilitas pendukung sebesar 2449,82 m2

Maka total secara keseluruhan adalah 3276,144 m2