BAB 5 TA FIX
-
Upload
pratiwidheka -
Category
Documents
-
view
69 -
download
7
description
Transcript of BAB 5 TA FIX
103
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI
5.1 TINJAUAN UMUM
Analisis hidrologi merupakan salah satu bagian analisis awal dalam
perancangan bangunan-bangunan air. Analisis hidrologi sangat diperlukan untuk
mengetahui karakteristik hidrologi di lokasi bangunan air, dimana dalam hal ini
digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir dengan periode ulang tertentu
yang nantinya akan digunakan sebagai debit banjir rencana pada suatu
perencanaan embung di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok
Selatan Provinsi Sumatra Barat. Data untuk penentuan debit banjir rencana pada
tugas akhir ini adalah data curah hujan, dimana curah hujan merupakan salah satu
dari beberapa data yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya debit
banjir.
Dasar perencanaan bangunan air adalah banjir rencana (design flood).
Debit banjir rencana (design flood) merupakan debit maksimum rencana di sungai
atau saluran alamiah dengan periode ulang tertentu yang dapat dialirkan tanpa
membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas sungai.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan debit banjir rencana antara lain.
1. Menganalisis debit banjir di sungai dengan melakukan pengukuran langsung
di lapangan yang mencakup fluktuasi aliran setiap hari.
2. Menganalisis data hujan maksimum pada daerah aliran sungai atau stasiun
pengamat terdekat dengan mengubahnya menjadi intensitas hujan untuk
menghitung debit banjir renccana.
Dalam perencanaan embung ini untuk mendapatkan debit rencana dipakai analisis
data curah hujan maksimum yang turun pada daerah aliran sungai.
5.2 PENENTUAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Penentuan sub daerah aliran sungai (sub DAS) dilakukan berdasarkan pada
peta Google Map. Adapun cara yang dapat digunakan untuk menetukan luasan
sub DAS dengan menggunakan program AutoCad.
104
Gambar 5.1 Daerah Aliran Sungai Sungai Kalu I
Penentuan luasan stasiun sub DAS untuk perencanaan Embung di
Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan menggunakan 1
Stasiun Tanjung Pati masih sangat jarang. Hal ini dikarenakan keberadaan stasiun
hujan di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan masih
sangat jarang. Luas total sub daerah aliran sungai (sub DAS) tersebut adalah
26,433 km2 dan Panjang sungai adalah 9,1664 km.
5.3 CURAH HUJAN MAKSIMUM HARIAN DAS
Besarnya curah hujan maksimum harian DAS atau yang sering disebut
curah hujan wilayah bisa langsung didapat dari data curah hujan yang tersedia di
karenakan hanya menggunakan 1 stasiun hujan se erti pada Tabel 5.1 dibawah ini.
105
Tabel 5.1 Curah Hujan Maksimum Stasiun
No Tahun Curah Hujan Maksimum (mm)
X maks Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 2003 40 40 44 65 29 24 46 20 4 92 48 60 92
2 2004 70 101 15 65 20 30 40 22 17 31 95 40 101
3 2005 31 31 60 40 20 18 14 49 150 76 83 97 150
4 2006 80 86 45 60 20 51 10 30 60 50 65 75 86
5 2007 63 40 30 45 25 25 35 24 30 20 37 41 63
6 2008 26 21 68 65 30 42 47 42 75 45 45 35 75
7 2009 37 37 23 30 37 50 24 42,5 42 60 100 70 100
8 2010 145 85 40 94 61 34 39 19,5 65 40 52 30 145
9 2011 39 60 41 65 53 40 15 52 69 48 56 70 70
10 2012 33 41 95 96 44 40 100 26 37 97 125 90 125
11 2013 29 75 65 22 51 51 30 55 47 120 64 66 120
Jumlah 593 617 526 647 390 405 400 382 596 679 770 674 1127
(Sumber : Data BMKG Sijunjung, 2013)
106
5.4 CURAH HUJAN RENCANA
Analisis curah hujan maksimum ditunjukan untuk mengetahui besarnya
curah hujan rencana dalam periode ulang tertentu. Curah hujan rencana dapat
diperoleh dari pemilihan jenis sebaran yang mewakili sebaran data yang ada. Ada
beberapa jenis distribusi yang digunakan dalam perencanaan embung di
Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan, yaitu distribusi
Normal, distribusi Log Normal, distribusi Log Pearson Tipe – III, dan distribusi
Gumbel. Jenis distribusi yang akan dipakai dalam perhitungan ditentukan
berdasarkan hasil uji parameter statistik.
1. Pemilihan Parameter Statistik
Tabel 5.2 Parameter Statistik Curah Hujan
No Tahun X max X - Χ (X - Χ )² (X - Χ )³ (X - Χ )⁴
1 2003 92 -10,45 109,298 -1142,66 11945,95
2 2004 101 -1,45 2,116 -3,08 4,48
3 2005 150 47,55 2260,570 107479,84 5110177,85
4 2006 86 -16,45 270,752 -4455,10 73306,68
5 2007 63 -39,45 1556,661 -61417,36 2423193,96
6 2008 75 -27,45 753,752 -20693,92 568142,18
7 2009 100 -2,45 6,025 -14,79 36,30
8 2010 145 42,55 1810,116 77012,20 3276518,86
9 2011 70 -32,45 1053,298 -34184,29 1109435,67
10 2012 125 22,55 508,298 11459,80 258366,37
11 2013 120 17,55 307,843 5401,24 94767,30
Jumlah 1127 0 8639 79442 12925896
(Sumber : Perhitungan)
a. Nilai Rata-rata (Χ )
Digunakan persamaan (3.2)
n
i
11
1201257014510075638615010192
11
1127
mm 102,455
107
b. Standar Deviasi (Sd)
Digunakan Persamaan (3.3)
1n
)Χ(ΧΣS
2
i
n
1i
d
111
8639S
d
mm29,392Sd
c. Koefisien Variasi (Cv)
Digunakan Persamaan (3.4)
X
SvC d
102,455
29,392vC
287,0vC
d. Koefisien Kemencengan (Cs)
Digunakan Persamaan (3.8)
3
1)(
)2)(1(
i
n
inn
na
)79442()211)(111(
11
a
9709,564a
Digunakan Persamaan (3.7)
3
d
sS
aC
329,392
564,9709sC
382,0sC
108
e. Koefisien Kurtosis (Ck)
Digunakan Persamaan (3.9)
)3)(2)(1(
)( 2
4
4
1
nnn
n
S
XXC
d
i
n
ik
)311)(211)(111(
11
29,392
12925896 2
4
kC
2,911kC
2. Pemilihan Jenis Sebaran
Beberapa parameter yang menjadi syarat penggunaan suatu metode sebaran
dapat dilihat pada Tabel 5.3. Dari tabel tersebut ditunjukkan beberapa nilai Cs.
Cv. dan Ck yang menjadi persyaratan dari penggunaan empat jenis metode
sebaran.
Dari perhitungan sebelumnya didapat,
Sd = 29,392
Cv = 0,287
Cs = 0,382
Ck = 2,911
Tabel 5.3 Persyaratan Menentukan Jenis Sebaran
Jenis Sebaran Syarat Hasil Parameter Statistik
Normal Cs ≈ 0 Ck ≈ 3 Cs = Nok Ck ≈ Ok
Gumbel Tipe I Cs ≤ 1,1396 Ck ≤ 5,4002 Cs = Nok Ck ≤ Nok
Log Pearson Tipe III Cs ≠ 0 Ck ≈ 3,2194 Cs = Ok Ck ≈ Ok
Log Normal Cs ≈ 0,8842 Cv ≈ 0 Cs = Nok Cv ≈ Ok
(Sumber : Perhitungan)
Dari perhitungan yang telah dilakukan diatas, maka dipilih distribusi Log
Pearson Tipe III.
109
3. Uji Kecocokan Sebaran
Metode yang digunakan diatas yang paling mendekati adalah metode sebaran
Log Pearson Tipe III. Dari jenis sebaran yang telah memenuhi syarat tersebut
perlu diuji kecocokan sebarannya dengan beberapa metode. Hasil uji
kecocokan sebaran menunjukkan sebarannya dapat diterima atau tidak.
a. Uji Sebaran Chi-Kuadrat (Chi-Square Test)
Uji Sebaran Chi-Kuadrat (Chi-Square Test) digunakan untuk uji kecocokan
suatu distribusi sebaran data curah hujan yang menggunakan metode uji Chi
Kuadrat (Chi-Square Test) digunakan rumus sebagai berikut.
Tabel 5.4 Parameter Statistik Curah Hujan Logaritmik
No Tahun Log X LogX - Χ (LogX - Χ )² (LogX - Χ )³ (LogX - Χ )⁴
1 2003 1,964 -0,03 0,001 -2,80 x 10-05
8,50 x 10-07
2 2004 2,004 0,01 0,000 1,05 x 10-06
1,07 x 10-08
3 2005 2,176 0,18 0,033 6,02 x 10-03
1,10 x 10-03
4 2006 1,934 -0,06 0,004 -2,12 x 10-04
1,27 x 10-05
5 2007 1,799 -0,19 0,038 -7,39 x 10-03
1,44 x 10-03
6 2008 1,875 -0,12 0,014 -1,69 x 10-03
2,01 x 10-04
7 2009 2 0,01 0,000 2,00 x 10-07
1,17 x 10-09
8 2010 2,161 0,17 0,028 4,68 x 10-03
7,82 x 10-04
9 2011 1,845 -0,15 0,022 -3,31 x 10-03
4,94 x 10-04
10 2012 2,097 0,10 0,011 1,09 x 10-03
1,12 x 10-04
11 2013 2,079 0,09 0,007 6,15 x 10-04
5,23 x 10-05
Jumlah 21,936 0 0,1578 -0,0002 0,0042
(Sumber : Perhitungan)
Diketahui dari Tabel 5.4 diatas,
Jumlah data (n) = 11
X max = 2,176
X min = 1,799
Taraf Signifikan (α) = 5%
110
Didapat:
K = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log 11
= 4,4595
K pakai = 5
DK = K + (P + 1)
= 5 – 3
= 2
Ei = K
n=
5
11 = 2,2
∆x = K
)X - (X minmax
= 5
1,7993) - (2,1761
= 0,0754
X awal = x) (0,5 - X min
= )0754,0 (0,5 - 1,7993
= 1,7617
Dengan:
K = Jumlah kelas.
DK = Derajad kebebasan, (K – P – 1)
P = Nilai untuk distribusi normal dan binomial P = 2 untuk
distribusi Poisson P = 1.
n = Jumlah data.
χ2 = Harga Chi Square.
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1.
Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1.
Nilai χ2 dicari pada tabel 3.8 dengan menggunakan nilai DK = 2 dan derajad
kepercayaan 5% didapat χ2
kritis adalah 5,9910. (χ2
kritis) kemudian
dibandingkan dengan nilai χ2 hasil perhitungan pada tabel 5.5 Syarat yang
harus dipenuhi yaitu χ2 hitungan < χ
2 tabel (χ
2 kritis). Perhitungan nilai χ
2
disajikan pada tabel 5.4 sebagai berikut.
111
Tabel 5.5 Metode Chi-Kuadrat (Chi Square)
No Nilai Batas Sub Kelompok Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)²/Ei
1 1,7617 < x < 1,8371 1 2,2 -1,2 0,6545
2 1,8371 < x < 1,9125 2 2,2 -0,2 0,0182
3 1,9125 < x < 1,9879 2 2,2 -0,2 0,0182
4 1,9879 < x < 2,0633 2 2,2 -0,2 0,0182
5 x > 2,0633 4 2,2 1,8 1,4727
Jumlah 11 11 2,1818
(Sebaran : Perhitungan)
Maka didapatkan,
Nilai Chi Square hitungan (χ2) = 0,3636
Nilai Chi Square pada tabel 3.8 (χ2
kritis) = 5,9910
Syarat, χ2
< χ2
kritis Hipotesa Diterima.
b. Uji Sebaran Semirnov – Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non
parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan
fungsi distribusi tertentu. Prosedur uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov
adalah sebagai berikut.
1) Data curah hujan maksimum harian diurutkan dari yang terkecil ke
yang terbesar, lihat pada Tabel 5.6 pada kolom (1).
2) Diambil contoh perhitungan dengan besar curah hujan (Xi) 1,80 (pada
baris pertama Tabel 5.5). Ditentukan masing-masing peluang
pengamatan P(X<) dan peluang teoritisnya P’(X<).
Diketahui :
Sd = 0,126
X = 1,99
Xi = 1,80
m = 1
n = 11
112
Peluang pengamatan dan peluang teoritisnya didapat,
P(X) = 1n
m =
111
1
= 0,0833
P(X<) = 1 – P(X)
= 1 – 0,0833
= 0,9167
k =
dS
XXi =
126,0
99,180,1 = -1,5507
P’(X) = 1n
m =
111
1
= 0,1
P’(X<) = 1 – P’(X)
= 1 – 0,1
= 0,9
3) Setelah didapat kedua nilai peluang tersebut maka dicari selisih
terbesarnya antara peluang teoritis dan peluang pengamatan.
∆ = P(X<) – P’(X<)
= 0,9167 – 0,9
= 0,0167
4) Harga ∆cr dapat dilihat pada Tabel 3.9 berdasarkan derajad kepercayaan
dan banyak data yaitu sebesar 0,396, dimana hipotesa diterima jika nilai
∆ < ∆cr.
Hasil perhitungan uji kecocokan sebaran dengan Smirnov-Kolmogorov
untuk metode sebaran Log Pearson Tipe III dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Metode Smornov-Kolmogorov
Xi m P(X) P(X<) k P'(X) P'(X<) ∆
(1) (2) (3) (4) = 1 - (3) (5) (6) (7) = 1 - (6) (8) = (4) - (7)
1,80 1 0,0833 0,9167 -1,5507 0,1 0,9 0,0167
1,85 2 0,1667 0,8333 -1,1865 0,2 0,8 0,0333
1,88 3 0,2500 0,7500 -0,9480 0,3 0,7 0,0500
1,93 4 0,3333 0,6667 -0,4748 0,4 0,6 0,0667
1,96 5 0,4167 0,5833 -0,2417 0,5 0,5 0,0833
113
Tabel 5.6 Tabel Lanjutan Metode Smornov-Kolmogorov
Xi m P(X) P(X<) k P'(X) P'(X<) ∆
2,00 6 0,5000 0,5000 0,0466 0,6 0,4 0,1000
2,00 7 0,5833 0,4167 0,0810 0,7 0,3 0,1167
2,08 8 0,6667 0,3333 0,6768 0,8 0,2 0,1333
2,10 9 0,7500 0,2500 0,8180 0,9 0,1 0,1500
2,16 10 0,8333 0,1667 1,3311 1 0 0,1667
2,18 11 0,9167 0,0833 1,4483 1,1 -0,1 0,1833
(Sumber : Perhitungan)
Berdasarkan perhitungan sebelumnya didapat sebagai berikut.
∆ = 0,183
α = 5%
Karena untuk n = 11 tidak ada di tabel maka ∆cr dicari dengan interpolasi,
lihat tabel 3.9.
∆cr = 41,034,01015
101141,0
∆cr = 0,396
Syarat, ∆ < ∆cr Hipotesa Diterima.
4. Curah Hujan Terpilih
Untuk perhitungan Parameter Log Pearson Tipe III dapat dilihat pada Tabel 5.4
pada perhitungan sebelumnya.
a. Nilai Rata-rata ( Xlog )
Digunakan persamaan (3.14)
n
XX
i
n
ilog
log 1
11
08,21,285,116,2288,180,193,118,2296,1log
X
11
936,21log X
mm1,994Xlog
114
b. Standar Deviasi (Sd)
Digunakan persamaan (3.15)
1
)log()log(2
1
nS
i
n
id
111
1578,0
dS
mm0,126Sd
c. Koefisien Kemencengan (Cs)
Digunakan persamaan (3.16)
3
3
1
)2)(1(
)log()log(
d
i
n
i
SSnn
XXnC
3126,0)211)(111(
0,0002-11
SC
-0,0145SC
d. Curah Hujan Terpilih
Diambil contoh perhitungan untuk periode ualng 2 Tahun, dengan
Persamaan (3.17).
Dimana nilai K bisa dilihat pada Tabel 3.5 Harga K untuk Metode Sebaran
Log Pearson Tipe III di Bab III. Nilai K tersebut diambil berdasarkan
Periode ulang tahun dan Koefisien Kemencengan (Cs). Karena nilai Cs
untuk Log Pearson Tipe III adalah -0,0145 (tidak ada di tabel) maka
dilakukan interpolasi.
dT SKXX .)log()(log
115
KInterpolasi = 017,00)1,0(0
)1,0(0145,0017,0
KInterpolasi = 0,002
Maka,
Tabel 5.7 Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson Tipe III
Kala Ulang (T) K Log Xt Xt
2 0,002 1,9945 98,733
5 0,841 2,0998 125,840
10 1,280 2,1550 142,885
20 1,591 2,1940 156,320
50 2,046 2,2512 178,322
100 2,315 2,2850 192,758
(Sebaran : Perhitungan)
5.5 DEBIT BANJIR RENCANA
Dalam hal ini dipakai metode Nakayasu untuk mencari debit banjir
rencana dengan periode ulang 2, 5, 10, 20, 50, dan 100 tahun, yaitu :
Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan Metode Nakayasu
Luas DAS (A) = 26,4333 km2
Panjang Sungai (L) = 9,1664 km
Kemiringan Sungai (I) = 0,0878
Sebelum Debit banjir dengan metode Nakayasu dihitung, dapat dicari terlebih
dahulu distribusi curah Hujan efektif jam – jaman. Untuk memperkirakan
besarnya aliran atau debit maksimum yang lebih mendekati kenyataan didasarkan
pada curah hujan tiap jamnya didasarkan pada curah hujan terpusat selama 6
(enam) jam tiap harinya, karena hasil pengamatan di Indonesia hujan terpusat
126,0002,0994,1)(log TX
9945,1)(log TX
mm733,98TX
116
tidak lebih dari 7 jam, maka dalam perhitungan ini diasumsikan hujan terpusat
maksimum adalah 6 jam sehari. Dikarenakan tidak adanya pencatatan hujam jam-
jaman di daerah studi, maka sebaran hujan jam-jaman dihitung dengan
menggunakan rumus Mononobe seperti pada persamaan di bawah ini.
3
2
24
t
T
T
RRt
Rt = t . Rt – (t – 1) )1( tR
Dengan :
tR = Rata-rata hujan jam – jaman (mm/jam)
Rt = besarnya hujan pada jam ke – t (mm)
R24 = curah hujan maksimum dalam satu hari (mm)
t = waktu konsentrasi hujan hujan (jam)
T = waktu hujan terpusat (jam), dalam hal ini 6 jam.
Sehingga dari rumus diatas didapat 3
2
24 6
6
t
RRt , diambil waktu hujan
terpusat adalah 6 jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Perhitungan Rata-rata Hujan Jam – Jaman
Waktu Konsentrasi (t) - Jam tR
1 0,550 R24
2 0,347 R24
3 0,265 R24
4 0,218 R24
5 0,188 R24
6 0,167 R24
(Sumber : Perhitungan)
Kemudian besarnya hujan pada jam ke – t (mm) dapat dilihat pada Tabel 5.9.
117
Tabel 5.9 Besarnya Hujan Pada Jam ke – t
Waktu Konsentrasi (t) - Jam Rt
1 0,550 R24
2 0,143 R24
3 0,100 R24
4 0,080 R24
5 0,067 R24
6 0,059 R24
(Sumber : Perhitungan)
Tabel 5.10 Rekapitulasi Hasil Curah Hujan Jam ke – t
Jam Ke Rata-rata Hujan Sampai Curah Hujan Pada
% CH % Kom Jam ke - T Jam ke - t
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 0,550 R24 0,550 R24 55,032 6,746 6,746
2 0,347 R24 0,143 R24 14,304 10,034 16,779
3 0,265 R24 0,100 R24 10,034 55,032 71,812
4 0,218 R24 0,080 R24 7,988 14,304 86,116
5 0,188 R24 0,067 R24 6,746 7,988 94,104
6 0,167 R24 0,059 R24 5,896 5,896 100
Total 100
(Sumber : Perhitungan)
Gambar 5.2 Prosentase Distribusi Hujan Selama 6 Jam
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6
Pro
sen
tase
(%
)
T - (Jam)
Distribusi Hujan
118
Gambar 5.3 Prosentase Pola Distribusi Hujan Selama 6 Jam
Distribusi hujan efektif tiap jam DAS Sungai Kalu dapat dicari dengan rumus
seperti pada persamaan berikut.
Reff = f. R24
Dengan :
Reff = Hujan Netto (mm)
R24 = intensitas curah hujan (mm).
f = koefisien pengaliran
Dimana besarnya nilai koefisen pengaliran dapat dilihat pada Tabel 3.10
Pendekatan Angka Koefisien Pengaliran pada Bab 3. Dalam hal ini koefisien
pengaliran diambil pada daerah tengah hilir dimana, f = 1 - 3,14 / R241/3
,
perhitungan hujan efektif dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut.
Tabel 5.11 Hujan Effektif Berdasarkan Periode Ulang Tahun
Periode Ulang (T) 2 5 10 20 50 100 PMP
Hujan Rancangan (mm) 98,73 125,84 142,88 156,32 178,32 192,76 228,86
Koef. Pengaliran (f) 0,32 0,37 0,40 0,42 0,44 0,46 0,49
Hujan Effektif (mm) 31,656 46,989 57,065 65,202 78,843 87,979 111,374
(Sumber : Perhitungan)
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6
Pro
sen
tase
(%
)
Jam ke -
Pola Distribusi Hujan
119
Tabel 5.12 Hujan Jam-Jaman Berdasarkan Periode Ulang Tahun
Jam ke Rasio
%
Hujan Jam - Jaman (mm)
2 5 10 20 50 100 PMP
1 0,067 2,135 3,170 3,849 4,398 5,318 5,935 7,513
2 0,100 3,176 4,715 5,726 6,542 7,911 8,828 11,175
3 0,550 17,421 25,859 31,404 35,882 43,389 48,417 61,291
4 0,143 4,528 6,721 8,163 9,326 11,278 12,585 15,931
5 0,080 2,529 3,753 4,558 5,208 6,298 7,028 8,897
6 0,059 1,867 2,771 3,365 3,845 4,649 5,188 6,567
(Sumber : Perhitungan)
Dibawah ini adalah Gambar Distribusi Hujan Efektif Jam-jaman dan diambil
contoh Gambar Pola Hujan Periode Ulang 5 Tahun.
Gambar 5.4 Distribusi Hujan Efektif Jam-jaman Periode Ulang Tahun
Gambar 5.5 Hujan Periode Ulang 5 Tahun
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6
Hu
jan
Jam
- j
am
an
(m
m)
Jam ke -
Distribusi Netto Hujan Jam-jaman
Periode Ulang 2 Tahun
Periode Ulang 5 Tahun
Periode Ulang 10 Tahun
Periode Ulang 20 Tahun
Periode Ulang 50 Tahun
Periode Ulang 100 Tahun
PMP
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6
Hu
jan
Ja
m -
ja
ma
n (
mm
) Hujan Periode Ulang 5 Tahun
120
Selanjutnya, perhitungan ordinat HSS Nakayasu dengan rumus sebagai berikut.
3,03,0
Re
6,3
1
TTp
AQp
Tp = tg + 0,8 tr
Untuk, L > 15 km
tg = 0,4 + 0,058 L
Untuk, L < 15 km
tg = 0,21 L0,7
T0,3 = α . tg
tr = 0,5 tg sampai tg
Dengan :
Qp = Debit puncak banjir
A = luas DAS (km2)
Re = curah hujan efektif (1 mm)
Tp = waktu dari permulaan banjir sampai puncak hidrograf (jam)
T0,3 = waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak (jam)
tg = waktu Konsentrasi (jam)
Tr = satuan waktu dari curah hujan (jam)
α = koefisien karakteristik DAS biasanya diambil 2
L = panjang sungai (km)
1. Waktu Konsentrasi (tg)
tg = 0,21 L0,7
= 0,21 (9,1664)0,7
= 0,990 jam
121
2. Satuan Waktu Dari Curah Hujan (tr)
tr = 0,75 tg
= 0,75 (0,990)
= 0,743 jam
3. Waktu Dari Permulaan Banjir Sampai Puncak Hidrograf (Tp)
Tp = tg + (0,8.tr)
= 0,990 + (0,8 . 0,743)
= 1,584 jam
4. Waktu Dari Puncak Banjir Sampai 0,3 Kali Debit Puncak (T0,3)
T0,3 = 2 . tg
= 2 . 0,990
= 1,981 jam
5. Debit Puncak Banjir (Qp)
0,3
pTTp0,3
ReA
3,6
1Q
1,9811,5840,3
126,4333
3,6
1Qp
/detm2,990Q 3
p
Bentuk HSS Pada Kurva Naik (0 < t < Tp = 1,584)
3,0/3,0
TTt
prPQQ
Tabel 5.13 HSS Nakayasu pada Kurva Naik (0 < t < Tp = 1,584)
t (jam) Q (m³/dt)
0 0
1 0,991
1,5844496 2,990
(Sumber : Perhitungan)
122
Bentuk HSS Pada Kurva Turun (Tp < t < Tp + T0,3)
3,0/3,0
TTt
prPQQ
Tabel 5.14 HSS Nakayasu pada Kurva Turun (Tp < t < Tp + T0,3)
t (jam) Q (m³/dt)
2 2,322
3 1,265
3,56501 0,897
(Sumber : Perhitungan)
Bentuk HSS Pada Kurva Turun (Tp + T0,3 < t < Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
3,03,0 5,1/5,03,0
TTTt
prPQQ
Tabel 5.15 HSS Nakayasu Kurva Turun (Tp + T0,3 < t < Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
t (jam) Q (m³/dt)
4 0,752
5 0,501
6 0,334
6,53585 0,269
(Sumber : Perhitungan)
Bentuk HSS Pada Kurva Turun (t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
3,03,0 2/5,13,0
TTTt
prPQQ
Tabel 5.16 HSS Nakayasu pada Kurva Turun (t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
t (jam) Q (m³/dt)
7 0,234
8 0,172
9 0,127
10 0,094
11 0,069
12 0,051
13 0,038
14 0,028
15 0,021
(Sumber : Perhitungan)
123
Tabel 5.17 Lanjutan HSS Nakayasu Kurva Turun (t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
t (jam) Q (m³/dt)
16 0,015
17 0,011
18 0,008
19 0,006
20 0,004
21 0,003
22 0,002
23 0,002
24 0,001
(Sumber : Perhitungan)
Ordinat hidrograf pada bagian sisi naik dan sisi resesi digabung. Selanjutnya
dihitung volume limpasan yang diperoleh dengan penjumlahan dari perkalian
antara ordinat hidrograf satuan dengan interval waktu hidrograf:
V = (Qt + Qt+1) x (Tt + Tt+1) x 0,5 x 60 x 60
Kedalaman hujan diperoleh dari pembagian antara volume limpasan dan luas
DAS, yang nilainya harus samadengan 1. Dari hitungan lihat Tabel 5.18
diperoleh bahwa volume limpasan (V awal) adalah 254239,20 m3.
Kedalaman hujan = 9618,0264333
20,254239
DASLuas
awalVTotal mm
Karena tidak samadengan 1 (satu) maka dilakukan koreksi terhadap hidrograf
satuan dengan mengalikan faktor koreksi 1,039702 dengan rumus sebagai
berikut.
039702,10,9618
1f
Nilai f tersebut dikalikan dengan ordinat hidrograf satuan (kolom 2) dan
hasilnya adalah hidrograf satuan terkoreksi (kolom 4). Maka didapat
kedalaman hujan untuk hidrograf satuan terkoreksi adalah 1 (satu). Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.17.
124
Tabel 5.18 Hidrograf Koreksi Metode Nakayasu
t Qt awal V awal Qt koreksi V koreksi
(jam) (m³/dt) (m³) (m³/dt) (m³)
0 0 1783,212 0,000 1854,009
1 0,9907 18517,091 1,030 19252,256
1,584 2,9898 34274,015 3,108 35634,761
2 2,3224 32282,012 2,415 33563,672
3 1,2645 25541,947 1,315 26556,013
3,565 0,8969 22453,147 0,933 23344,582
4 0,7520 20304,833 0,782 21110,975
5 0,5014 16548,023 0,521 17205,012
6 0,3343 13615,982 0,348 14156,564
6,536 0,2691 12249,399 0,280 12735,725
7 0,2337 10964,816 0,243 11400,141
8 0,1724 9169,727 0,179 9533,783
9 0,1272 7562,380 0,132 7862,621
10 0,0939 6167,676 0,098 6412,545
11 0,0693 4984,567 0,072 5182,465
12 0,0511 3997,947 0,053 4156,673
13 0,0377 3186,091 0,039 3312,585
14 0,0278 2525,165 0,029 2625,419
15 0,0205 1991,824 0,021 2070,903
16 0,0152 1564,590 0,016 1626,707
17 0,0112 1224,481 0,012 1273,095
18 0,0083 955,175 0,009 993,098
19 0,0061 742,922 0,006 772,418
20 0,0045 576,315 0,005 599,196
21 0,0033 446,007 0,003 463,715
22 0,0024 344,416 0,003 358,090
23 0,0018 265,440 0,002 275,978
24 0,0013 0,001
Jumlah (m³) 254239,20 264333,00
Kedalaman Hujan (mm) 0,9618 1
125
Gambar 5.6 Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu Asli dan Koreksi
Karena dari perhitungan sebelumnya curah hujan terpusat adalah 6 jam
didapatkan distribusi curah hujan efektif jam – jaman yang dapat dilihat pada
Tabel 5.12. Maka di bawah ini adalah perhitungan untuk metode Nakayasu
berdasarkan periode ulang tahun, ordinat Nakayasu, dan distribusi curah Hujan
efektif jam – jaman.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0 5 10 15 20 25 30
HSS NAKAYASU
HSS ASLI HSS KOREKSI
126
Tabel 5.19 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 2 Tahun
t Qt awal Qt x R2
Q total Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6
(jam) (m³/dt) 2,135 3,176 17,421 4,528 2,529 1,867 (m³/dt)
0 0 0 0
1 0,991 2,115 0 2,115
1,584 2,990 6,384 3,147 0 9,531
2 2,322 4,959 9,497 17,259 0 31,714
3 1,265 2,700 7,377 52,085 4,486 0 66,648
3,565 0,897 1,915 4,017 40,458 13,538 2,505 0 62,433
4 0,752 1,606 2,849 22,029 10,516 7,560 1,849 46,409
5 0,501 1,071 2,389 15,626 5,726 5,873 5,581 36,264
6 0,334 0,714 1,593 13,100 4,061 3,198 4,335 27,001
6,536 0,269 0,575 1,062 8,735 3,405 2,268 2,360 18,405
7 0,234 0,499 0,855 5,825 2,270 1,901 1,674 13,024
8 0,172 0,368 0,742 4,688 1,514 1,268 1,404 9,984
9 0,127 0,272 0,548 4,071 1,218 0,845 0,936 7,890
10 0,094 0,200 0,404 3,004 1,058 0,680 0,624 5,971
11 0,069 0,148 0,298 2,217 0,781 0,591 0,502 4,537
12 0,051 0,109 0,220 1,636 0,576 0,436 0,436 3,413
13 0,038 0,081 0,162 1,207 0,425 0,322 0,322 2,519
14 0,028 0,059 0,120 0,891 0,314 0,237 0,237 1,858
15 0,021 0,044 0,088 0,657 0,231 0,175 0,175 1,371
16 0,015 0,032 0,065 0,485 0,171 0,129 0,129 1,012
17 0,011 0,024 0,048 0,358 0,126 0,095 0,095 0,747
18 0,008 0,018 0,036 0,264 0,093 0,070 0,070 0,551
19 0,006 0,013 0,026 0,195 0,069 0,052 0,052 0,407
20 0,004 0,010 0,019 0,144 0,051 0,038 0,038 0,300
21 0,003 0,007 0,014 0,106 0,037 0,028 0,028 0,221
22 0,002 0,005 0,011 0,078 0,028 0,021 0,021 0,163
23 0,002 0,004 0,008 0,058 0,020 0,015 0,015 0,121
24 0,001 0,003 0,006 0,043 0,015 0,011 0,011 0,089
(Sumber : Perhitungan)
127
Tabel 5.20 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 5 Tahun
t Qt awal Qt x R5
Q total Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6
(jam) (m³/dt) 3,170 4,715 25,859 6,721 3,753 2,771 (m³/dt)
0 0 0 0
1 0,991 3,140 0 3,140
1,584 2,990 9,477 4,671 0 14,147
2 2,322 7,361 14,096 25,618 0 47,075
3 1,265 4,008 10,950 77,312 6,659 0 98,929
3,565 0,897 2,843 5,962 60,054 20,095 3,718 0 92,673
4 0,752 2,383 4,229 32,699 15,609 11,222 2,745 68,888
5 0,501 1,589 3,545 23,194 8,499 8,717 8,284 53,828
6 0,334 1,060 2,364 19,445 6,029 4,746 6,434 40,078
6,536 0,269 0,853 1,576 12,966 5,054 3,367 3,504 27,320
7 0,234 0,741 1,269 8,646 3,370 2,822 2,485 19,333
8 0,172 0,547 1,102 6,958 2,247 1,882 2,083 14,819
9 0,127 0,403 0,813 6,043 1,809 1,255 1,389 11,712
10 0,094 0,298 0,600 4,459 1,571 1,010 0,926 8,863
11 0,069 0,220 0,443 3,290 1,159 0,877 0,746 6,734
12 0,051 0,162 0,327 2,428 0,855 0,647 0,647 5,066
13 0,038 0,120 0,241 1,791 0,631 0,478 0,478 3,738
14 0,028 0,088 0,178 1,322 0,466 0,352 0,353 2,759
15 0,021 0,065 0,131 0,975 0,344 0,260 0,260 2,036
16 0,015 0,048 0,097 0,720 0,254 0,192 0,192 1,502
17 0,011 0,035 0,071 0,531 0,187 0,142 0,142 1,108
18 0,008 0,026 0,053 0,392 0,138 0,104 0,105 0,818
19 0,006 0,019 0,039 0,289 0,102 0,077 0,077 0,603
20 0,004 0,014 0,029 0,213 0,075 0,057 0,057 0,445
21 0,003 0,011 0,021 0,157 0,055 0,042 0,042 0,329
22 0,002 0,008 0,016 0,116 0,041 0,031 0,031 0,242
23 0,002 0,006 0,012 0,086 0,030 0,023 0,023 0,179
24 0,001 0,004 0,009 0,063 0,022 0,017 0,017 0,132
(Sumber : Perhitungan)
128
Tabel 5.21 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 10 Tahun
t Qt awal Qt x R10
Q total Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6
(jam) (m³/dt) 3,849 5,726 31,404 8,163 4,558 3,365 (m³/dt)
0 0 0 0
1 0,991 3,813 0 3,813
1,584 2,990 11,509 5,672 0 17,181
2 2,322 8,940 17,119 31,111 0 57,170
3 1,265 4,868 13,298 93,891 8,086 0 120,143
3,565 0,897 3,453 7,240 72,932 24,404 4,516 0 112,545
4 0,752 2,895 5,136 39,711 18,957 13,628 3,333 83,660
5 0,501 1,930 4,306 28,167 10,322 10,586 10,060 65,371
6 0,334 1,287 2,871 23,615 7,321 5,764 7,814 48,673
6,536 0,269 1,036 1,914 15,746 6,138 4,089 4,255 33,178
7 0,234 0,900 1,541 10,500 4,093 3,428 3,018 23,479
8 0,172 0,664 1,338 8,450 2,729 2,286 2,530 17,997
9 0,127 0,490 0,987 7,338 2,196 1,524 1,687 14,223
10 0,094 0,361 0,729 5,415 1,907 1,227 1,125 10,764
11 0,069 0,267 0,538 3,996 1,407 1,065 0,905 8,178
12 0,051 0,197 0,397 2,948 1,039 0,786 0,786 6,153
13 0,038 0,145 0,293 2,176 0,766 0,580 0,580 4,540
14 0,028 0,107 0,216 1,605 0,565 0,428 0,428 3,350
15 0,021 0,079 0,159 1,185 0,417 0,316 0,316 2,472
16 0,015 0,058 0,118 0,874 0,308 0,233 0,233 1,824
17 0,011 0,043 0,087 0,645 0,227 0,172 0,172 1,346
18 0,008 0,032 0,064 0,476 0,168 0,127 0,127 0,993
19 0,006 0,023 0,047 0,351 0,124 0,094 0,094 0,733
20 0,004 0,017 0,035 0,259 0,091 0,069 0,069 0,541
21 0,003 0,013 0,026 0,191 0,067 0,051 0,051 0,399
22 0,002 0,009 0,019 0,141 0,050 0,038 0,038 0,294
23 0,002 0,007 0,014 0,104 0,037 0,028 0,028 0,217
24 0,001 0,005 0,010 0,077 0,027 0,020 0,020 0,160
(Sumber : Perhitungan)
129
Tabel 5.22 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 20 Tahun
t Qt awal Qt x R20
Q total Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6
(jam) (m³/dt) 4,398 6,542 35,882 9,326 5,208 3,845 (m³/dt)
0 0 0 0
1 0,991 4,357 0 4,357
1,584 2,990 13,150 6,481 0 19,631
2 2,322 10,214 19,560 35,547 0 65,322
3 1,265 5,562 15,194 107,279 9,239 0 137,274
3,565 0,897 3,945 8,273 83,331 27,884 5,160 0 128,593
4 0,752 3,307 5,868 45,374 21,660 15,572 3,809 95,589
5 0,501 2,205 4,920 32,184 11,794 12,096 11,494 74,692
6 0,334 1,471 3,280 26,982 8,365 6,586 8,928 55,613
6,536 0,269 1,183 2,187 17,992 7,013 4,672 4,862 37,909
7 0,234 1,028 1,760 11,997 4,676 3,917 3,448 26,826
8 0,172 0,758 1,529 9,655 3,118 2,612 2,891 20,563
9 0,127 0,560 1,128 8,385 2,510 1,741 1,928 16,251
10 0,094 0,413 0,832 6,187 2,179 1,401 1,285 12,299
11 0,069 0,305 0,614 4,565 1,608 1,217 1,034 9,344
12 0,051 0,225 0,453 3,369 1,187 0,898 0,898 7,030
13 0,038 0,166 0,334 2,486 0,876 0,663 0,663 5,187
14 0,028 0,122 0,247 1,834 0,646 0,489 0,489 3,828
15 0,021 0,090 0,182 1,354 0,477 0,361 0,361 2,825
16 0,015 0,067 0,134 0,999 0,352 0,266 0,266 2,084
17 0,011 0,049 0,099 0,737 0,260 0,196 0,197 1,538
18 0,008 0,036 0,073 0,544 0,192 0,145 0,145 1,135
19 0,006 0,027 0,054 0,401 0,141 0,107 0,107 0,837
20 0,004 0,020 0,040 0,296 0,104 0,079 0,079 0,618
21 0,003 0,015 0,029 0,219 0,077 0,058 0,058 0,456
22 0,002 0,011 0,022 0,161 0,057 0,043 0,043 0,336
23 0,002 0,008 0,016 0,119 0,042 0,032 0,032 0,248
24 0,001 0,006 0,012 0,088 0,031 0,023 0,023 0,183
(Sumber : Perhitungan)
130
Tabel 5.23 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 50 Tahun
t Qt awal Qt x R50
Q total Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6
(jam) (m³/dt) 5,318 7,911 43,389 11,278 6,298 4,649 (m³/dt)
0 0 0 0
1 0,991 5,269 0 5,269
1,584 2,990 15,901 7,837 0 23,738
2 2,322 12,351 23,652 42,984 0 78,988
3 1,265 6,725 18,372 129,723 11,172 0 165,993
3,565 0,897 4,770 10,004 100,765 33,718 6,239 0 155,496
4 0,752 3,999 7,096 54,866 26,191 18,829 4,606 115,587
5 0,501 2,667 5,949 38,917 14,261 14,626 13,899 90,319
6 0,334 1,778 3,967 32,627 10,115 7,964 10,796 67,248
6,536 0,269 1,431 2,645 21,756 8,480 5,649 5,879 45,840
7 0,234 1,243 2,129 14,507 5,655 4,736 4,170 32,439
8 0,172 0,917 1,849 11,675 3,771 3,158 3,496 24,865
9 0,127 0,677 1,364 10,139 3,035 2,106 2,331 19,651
10 0,094 0,499 1,007 7,481 2,635 1,695 1,554 14,872
11 0,069 0,368 0,743 5,521 1,945 1,472 1,251 11,299
12 0,051 0,272 0,548 4,074 1,435 1,086 1,086 8,501
13 0,038 0,201 0,404 3,006 1,059 0,801 0,802 6,273
14 0,028 0,148 0,298 2,218 0,781 0,591 0,592 4,629
15 0,021 0,109 0,220 1,637 0,577 0,436 0,436 3,415
16 0,015 0,081 0,162 1,208 0,425 0,322 0,322 2,520
17 0,011 0,059 0,120 0,891 0,314 0,238 0,238 1,860
18 0,008 0,044 0,088 0,658 0,232 0,175 0,175 1,372
19 0,006 0,032 0,065 0,485 0,171 0,129 0,129 1,013
20 0,004 0,024 0,048 0,358 0,126 0,095 0,095 0,747
21 0,003 0,018 0,036 0,264 0,093 0,070 0,070 0,551
22 0,002 0,013 0,026 0,195 0,069 0,052 0,052 0,407
23 0,002 0,010 0,019 0,144 0,051 0,038 0,038 0,300
24 0,001 0,007 0,014 0,106 0,037 0,028 0,028 0,222
(Sumber : Perhitungan)
131
Tabel 5.24 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 100 Tahun
t Qt awal Qt x R100
Q total Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6
(jam) (m³/dt) 5,935 8,828 48,417 12,585 7,028 5,188 (m³/dt)
0 0 0 0
1 0,991 5,879 0 5,879
1,584 2,990 17,743 8,745 0 26,489
2 2,322 13,783 26,393 47,965 0 88,141
3 1,265 7,505 20,501 144,756 12,467 0 185,229
3,565 0,897 5,323 11,163 112,442 37,625 6,962 0 173,515
4 0,752 4,463 7,918 61,224 29,226 21,012 5,139 128,982
5 0,501 2,976 6,638 43,427 15,913 16,321 15,510 100,785
6 0,334 1,984 4,426 36,408 11,288 8,887 12,048 75,041
6,536 0,269 1,597 2,952 24,277 9,463 6,303 6,560 51,152
7 0,234 1,387 2,375 16,188 6,310 5,285 4,653 36,198
8 0,172 1,023 2,063 13,028 4,208 3,524 3,901 27,747
9 0,127 0,755 1,522 11,314 3,386 2,350 2,601 21,928
10 0,094 0,557 1,123 8,348 2,941 1,891 1,734 16,595
11 0,069 0,411 0,829 6,160 2,170 1,642 1,396 12,608
12 0,051 0,303 0,612 4,546 1,601 1,212 1,212 9,486
13 0,038 0,224 0,451 3,354 1,182 0,894 0,894 7,000
14 0,028 0,165 0,333 2,475 0,872 0,660 0,660 5,165
15 0,021 0,122 0,246 1,826 0,643 0,487 0,487 3,811
16 0,015 0,090 0,181 1,348 0,475 0,359 0,359 2,812
17 0,011 0,066 0,134 0,994 0,350 0,265 0,265 2,075
18 0,008 0,049 0,099 0,734 0,258 0,196 0,196 1,531
19 0,006 0,036 0,073 0,541 0,191 0,144 0,144 1,130
20 0,004 0,027 0,054 0,400 0,141 0,107 0,107 0,834
21 0,003 0,020 0,040 0,295 0,104 0,079 0,079 0,615
22 0,002 0,015 0,029 0,218 0,077 0,058 0,058 0,454
23 0,002 0,011 0,022 0,161 0,057 0,043 0,043 0,335
24 0,001 0,008 0,016 0,118 0,042 0,032 0,032 0,247
(Sumber : Perhitungan)
132
Dari Perhitungan diatas maka dibuat grafik Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu
dengan kala ulang yang berbeda seperti pada Gambar 5.8.
Gambar 5.7 Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu
Sehingga didapatkan debit banjir rencana dengan metode Hidrograf Satuan
Sintetis Nakayasu, seperti pada Tabel 5.25 berikut.
Tabel 5.25 Debit Banjir Rencana Metode HSS Nakayasu
Periode - T Rn Qt
(Tahun Ke ) (mm) (m³/dt)
2 98,733 66,648
5 125,840 98,929
10 142,885 120,143
20 156,320 137,274
50 178,322 165,993
100 192,758 185,229
(Sumber : Perhitungan)
Dari tabel di atas dipakai debit maksimum periode ulang 50 tahun dengan
debit banjir rencana menggunakan metode HSS Nakayasu yaitu 165,993 m3/det.
0
50
100
150
200
250
0 5 10 15 20 25 30
HSS NAKAYASU
Kala Ulang 2 Tahun Kala Ulang 5 Tahun Kala Ulang 10 Tahun
Kala Ulang 20 Tahun Kala Ulang 50 Tahun Kala Ulang 100 Tahun
PMF
133
5.6 DEBIT ANDALAN
Debit andalan merupakan debit minimal yang sudah ditentukan yang dapat
dipakai untuk memenuhi kebutuhan air. Perhitungan ini menggunakan cara
analisis water balance dari Dr. F.J Mock berdasarkan data cuarah hujan bulanan.
jumlah hari hujan. evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran.
5.6.1 Perhitungan Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah evaporasi dari permukaan lahan yang ditumbuhi
tanaman. Pada perhitungan evapotrasnpirasi ini digunakan metode persamaan
empiris Thornthwhite, yang mana metode ini dipengaruhi oleh temperatur dan
berlaku untuk daerah basah. Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut.
514,1
5
ntj
).........( 1221 jjjjJ n
J
TEp
106,1
5,0106,1 2 J
Dengan :
j = Indeks panas bulanan (0C)
J = indeks panas tahunan (0C)
E = Evapotranspirasi (mm/bulan) dalam bulan yang diperhitungkan
samadengan 30 hari dengan julah per hari 12 jam.
134
Tabel 5.26 Suhu rata-rata bulanan di Kabupaten Solok Selatan
No Bulan Suhu 0C
1 Januari 26,81
2 Februari 27
3 Maret 26,83
4 April 28
5 Mei 19,17
6 Juni 27,98
7 Juli 28,16
8 Agustus 28,33
9 September 28,32
10 Oktober 28
11 November 28,83
12 Desember 27,5
(Sumber : SLHD Provinsi Sumbar 2010 dan 2011)
Dalam hal ini diambil contoh perhitungan pada bulan Januari,
1. Indeks Panas Bulanan
tn = 26,81 0C
514,1
5
ntj
514,1
5
81,26
j
cm/hari12,712j
2. Indeks Panas Tahunan
).........( 1221 jjjjJ n
210,13189,14576,13
811,13818,13693,13561,13650,7576,13726,12848,12712,12
J
155,370J cm
3. Evapotranspirasi
Diambil contoh evapotranspirasi untuk bulan Januari, dengan suhu rata-rata
bulanan adalah 26,81 0C.
135
J
TETbulan
1062,1
Dengan,
5,0106,1 2 J
5,0)370,155(106,1 2
9859,2
Maka nilai evapotranspirasi untuk bulan Januari adalah,
10155,370
26,81101,62Ep
2,9859
mm82,598Ep
Dapat diringkas dalam bentuk Tabel 5.32 sebagai berikut,
Tabel 5.27 Perhitungan Evapotranspirasi dengan metode Thornthwhite
No Bulan Rerata Tahunan Ep Rerata Bulan Tahun 2011
t 0C j (cm) t
0C cm mm
1 Januari 26,81 12,712 26,81 8,260 82,598
2 Februari 27 12,848 27 8,436 84,358
3 Maret 26,83 12,726 26,83 8,278 82,782
4 April 28 13,576 28 9,403 94,034
5 Mei 19,17 7,650 19,17 3,034 30,339
6 Juni 27,98 13,561 27,98 9,383 93,834
7 Juli 28,16 13,693 28,16 9,565 95,648
8 Agustus 28,33 13,818 28,33 9,738 97,382
9 September 28,32 13,811 28,32 9,728 97,280
10 Oktober 28 13,576 28 9,403 94,034
11 November 28,83 14,189 28,83 10,260 102,605
12 Desember 27,5 13,210 27,5 8,911 89,109
Indeks Panas Tahunan (J) 155,370
ɑ 2,9859
(Sumber : Perhitungan)
136
5.6.2 Perhitungan Debit Andalan
1. Evapotranspirasi Terbatas
Evapotranspirasi Terbatas dihitung dari Evapotranspirasi potensial dari
Metode Thornthwhite.
dE/Eto = (m/20) x (18 – n)
dE = (m/20) x (18 – n) x Etl
Etl = Eto - dE
Dengan,
dE = Selisih evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi terbatas
Eto = evapotranspirasi potensil
Etl = evapotranspirasi terbatas
m = prosentase lahan yang tidak ditutupi vegetasi
m = 0% pada akhir musim hujan, dan bertambah 10% setiap bulan kering
untuk lahan dengan hutan sekunder.
= 10 - 40 % untuk lahan yang tererosi
= 30 – 50 % untuk lahan pertanian yang diolah.
2. Keseimbangan Air (water balance)
Perkiraan kapasitas kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity) diperlukan
pada saat dimulainya simulasi, dan besarnya tergantung dari kondisi porositas
lapisan atas daerah pengaliran. Biasanya di ambil 50 s/d 250 mm, yaitu
kapasitas kandungan air dalam tanah per m3. Jika porositas tanah lapisan atas
tersebut semakin besar, maka kapasitas kelembaban tanah akan semakin besar
pula. Untuk SMC perencanaan embung di Kabupaten Solok Selatan ini 150
mm.
Rumus mengenai air hujan yang mencapai permukaan tanah.
S = Rs – Etl
SM = SMC + IS
WS = S – IS
Dengan,
S = Kandungan air tanah
137
Rs = curah hujan bulanan
Et = evapotranspirasi terbatas
IS = tampungan awal /soil storage (mm)
SMC = kelembaban tanah
WS = water surplus / kelebihan air bersih.
3. Limpasan (run off) dan tampungan air tanah (ground ater storage)
V (n) = k. V (n-1) + 0,5 (1 – k). I
dVn = V(n) – V(n-1)
Dengan,
V(n) = volume air bulan ke-n
V(n-1) = volume air tanah bulan ke (n-1)
k = faktor resesi aliran tanah diambil antara 0 – 1,0
I = koefisien infiltrasi diambil antara 0 – 1,0.
Harga k yang tinggi akan memberikan resesi lambat seperti kondisi geologi
lapisan bawah yang lulus air. Koefisien infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi
porositas tanah dan kemiringan lahan. Lahan porus mempunyai infiltrasi yang
lebih tinggi dibandingkan tanah lempung berat. Lahan yang terjal
menyebabkan air tidak sempat berinfiltrasi ke dalam tanah sehingga koefisien
infiltrasi akan kecil.
4. Aliran Sungai
Aliran dasar = Infiltasi – perubahan volume air dalam tanah
B (n) = I – dV (n)
Aliran permukaan = volume air lebih – infiltrasi.
D (ro) = WS – I
Aliran sungai = aliran permukaan + aliran dasar
Run off = D (ro) + B (n)
Debit = Aliran sungai x luas DAS / dt dalam sebulan.
138
Dalam hal ini diambil contoh perhitungan debit andalan pada bulan Januari,
1. Curah Hujan (Rs)
R = 313 mm
2. Hari Hujan (n)
n = 14
3. Evapotranspirasi (Eto)
Didapat dari perhitungan sebelumnya.
Eto = 82,598 mm
4. Lahan Terbuka (m)
m = 0% pada akhir musim hujan, dan bertambah 10% setiap bulan kering
untuk lahan dengan hutan sekunder.
m pakai = 0%
5. Selisih evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi terbatas (dE)
n18x20
m
E
d
to
E
4118x20
0%
81,578
d E
dE = 0
6. Evapotranspirasi Terbatas (Et 1)
Et 1 = Eto - dE
Et 1 = 82,598 - 0
Et 1 = 82,598 mm
7. Kandungan Air Tanah (S)
S = Rs – Et 1
S = 313 – 82,598
S = 230,402 mm
8. Run Off Storm = 10 % . Rs = 10% . 313 = 31,3 mm
9. Soil StorageI (IS)
IS = S – Run Off Storm
IS = 230,402 – 31,3
IS = 199,102 mm
139
10. Soil Moisture (SM)
SM = IS + SMC
Untuk nilai SMC (Soil MoistureCapacity) biasanya di ambil 50 s/d 250 mm,
yaitu kapasitas kandungan air dalam tanah per m3. Jika porositas tanah
lapisan atas tersebut semakin besar, maka kapasitas kelembaban tanah akan
semakin besar pula. Untuk SMC perencanaan embung di Kabupaten Solok
Selatan ini 150 mm.
Maka,
SM = 199,102 + 150
SM = 349,102 mm
11. Water Surplus (WS)
WS = S – IS
WS = 230,402 – 199,102
WS = 31,300 mm
12. Infiltrasi (I)
i = 0,3
I = WS . i
I = 31,300 . 0,3
I = 9,39 mm
13. a = 0,5 x i x (1 + k)
Dengan,
k = 0,8
a = 0,5 x 9,39 x (1 + 0,8)
a = 8,451 mm
14. b = k x V(n-1)
b = 0,8 x 300
b = 240 mm
Diambil Volume air tanah awal (V(n-1)) adalah 300
15. Stronger Volume (Vn)
Vn = a + b
Vn = 8,451 + 240
Vn = 248,541 mm
140
16. dVn = Vn - V(n-1)
dVn = 248,541 – 300
dVn = -51,549 mm
17. Base Flow = Infiltasi – Perubahan volume air dalam tanah
Base Flow = I – dVn
Base Flow = 9,39 – (-51,549)
Base Flow = 60,939 mm
18. Direct Run Off = Water Surplus - Infiltrasi
Aliran Permukaan = WS – I
Aliran Permukaan = 31,300 – 9,39
Aliran Permukaan = 21,910 mm
19. Run Off = Base Flow + Direct Run Off
Run Off = 60,939 + 21,910
Run Off = 82,849 mm
20. Debit = Run Off x CA
CA = 20 km2
Debit = 82,849 x 20 x 103
Debit = 2189972,47 m3/bulan
Debit = 0,82 m3/detik
Debit = 817,64 liter/detik
141
Tabel 5.28 Perhitungan Debit Andalan
(Sumber : Perhitungan)
No Dasar Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan R mm 313 199 305,71 263,43 156 152 123,86 157 154,43 205,71 205,43 329,14
2 Hari Hujan (n) 14 9 14 16 15 7 6 7 15 13 13 9
Evapotranspirasi
3 Evapotranspirasi (Eto) mm 82,598 84,358 82,782 94,034 30,339 93,834 95,648 97,382 97,280 94,034 102,605 89,109
4 Lahan Terbuka (m) % 0% 0% 0% 0% 0% 10% 10% 10% 10% 0% 0% 0%
5 dE/Eto = (m/20)*(18-n) 0 0 0 0 0 0,055 0,06 0,055 0,015 0 0 0
6 dE mm 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 5,161 5,739 5,356 1,459 0,000 0,000 0,000
7 Et 1 = Eto - dE mm 82,598 84,358 82,782 94,034 30,339 88,673 89,909 92,026 95,821 94,034 102,605 89,109
Water Balance
8 S = Rs - Et 1 mm 230,402 114,642 222,928 169,396 125,661 63,327 33,951 64,974 58,609 111,676 102,825 240,031
9 Run Off Storm mm 31,3 19,9 30,571 26,343 15,6 15,2 12,386 15,7 15,443 20,571 20,543 32,914
10 Soil Storage (IS) mm 199,102 94,742 192,357 143,053 110,061 48,127 21,565 49,274 43,166 91,105 82,282 207,117
11 Soil Moisture = IS + SMC, SMC = 150 mm 349,102 244,742 342,357 293,053 260,061 198,127 171,565 199,274 193,166 241,105 232,282 357,117
12 Water Surplus mm 31,300 19,900 30,571 26,343 15,600 15,200 12,386 15,700 15,443 20,571 20,543 32,914
Run Off and Ground Water Storage
13 Infiltrasi (I), i = 0,3 mm 9,39 5,97 9,1713 7,9029 4,68 4,56 3,7158 4,71 4,6329 6,1713 6,1629 9,8742
14 0,5 x i x (1 + k), k = 0,8 mm 8,451 5,373 8,254 7,113 4,212 4,104 3,344 4,239 4,170 5,554 5,547 8,887
15 k x V(n-1) mm 240 198,761 163,307 137,249 115,489 95,761 79,892 66,589 56,662 48,666 43,376 39,138
16 Stronger Volume (Vn) mm 248,451 204,134 171,561 144,362 119,701 99,865 83,236 70,828 60,832 54,220 48,922 48,025
17 dVn = Vn - V (n-1) mm -51,549 -44,317 -32,573 -27,200 -24,660 -19,836 -16,629 -12,408 -9,996 -6,612 -5,297 -0,898
18 Base Flow mm 60,939 50,287 41,744 35,103 29,340 24,396 20,345 17,118 14,629 12,784 11,460 10,772
19 Direct Run Off mm 21,910 13,930 21,400 18,440 10,920 10,640 8,670 10,990 10,810 14,400 14,380 23,040
20 Run Off mm/bulan 82,849 64,217 63,144 53,543 40,260 35,036 29,015 28,108 25,439 27,183 25,840 33,812
Luas Daerah Aliran Sungai - CA km2
26,433
21 Debit ( x 103) m
3/bulan 2189972,47 1697472,513 1669093,458 1415308,454 1064213 926123,77 766956,44 742993,69 672436,36 718542,45 683045,55 893754,93
22 Debit m3/detik 0,82 0,70 0,62 0,55 0,40 0,36 0,29 0,28 0,26 0,27 0,26 0,33
23 Debit liter/detik 817,64 701,67 623,17 546,03 397,33 357,30 286,35 277,40 259,43 268,27 263,52 333,69
24 Jumlah Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
(3) x (5)
(20) x CA
0,5 x (13) x 1,8
(14) + (15)
(13) - (17)
Cara
(12) - (13)
(18) + (19)
(3) - (6)
(1) - (7)
10% . (1)
(8) - (9)
(8) - (10)
(12) . i
142
Gambar 5.8 Grafik Debit Andalan
5.11 VOLUME EMBUNG
Perhitungan ini didasarkan pada peta dengan skala 1 : 2000 dan beda
tinggi kontur 2 m. Dicari luas permukaan genangan embung yang dibatasi garis
kontur. Berdasarkan buku Hydrologic Analysis and Design karya Richard H. Mc
Cuen rumus storage (Volume tampung) dapat dicari dengan rumus seperti berikut.
ΔhAA2
1S 1ii
Dengan :
S = Volume Tampung (m3)
A = luas genangan (m2)
∆h = beda tinggi elevasi (m).
Diambil contoh pada elevasi +798.00.
21119,60608,252
1S
3m2317,85S
Maka untuk lebih ringkas, di buatkan seperti pada Tabel 5.29 berikut.
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
,Deb
it (
m3
/det
ik)
Bulan Ke
Debit Andalan
143
Tabel 5.29 Perhitungan Hubungan Elevasi Luas dan Volume Daerah Genangan
Elv. (m) Δh Elv. (m) A (m²) Art (m²) Akom (m²) S (m3) Skom (m
3)
795,03 0 0 0 0 0 0
796 0,97 608,25 608,3 608,3 590,003 590,003
798 2 1119,60 863,9 1727,9 1727,85 2317,85
800 2 1754,31 1437,0 3482,2 2873,91 5191,76
802 2 2464,81 2109,6 5947,0 4219,12 9410,88
804 2 3301,34 2883,1 9248,3 5766,15 15177
806 2 4314,24 3807,8 13562,6 7615,58 22792,6
808 2 5403,35 4858,8 18965,9 9717,59 32510,2
(Sumber : Perhitungan)
Dari perhitungan tersebut di atas. kemudian dibuat grafik hubungan antara elevasi
volume embung. dari grafik tersebut dapat dicari luas dari volume embung setiap
elevasi terntentu dari embung.
Gambar 5.9 Volume Tampungan dan Luas Genangan
5.12 PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)
Penentuan elevasi mercu spillway dengan menggunakan grafik hubungan
elevasi dengan luas tampungan dan volume genangan.
Diketahui :
Volume = 15177 m3
Elevasi = + 804.00 m
020004000600080001000012000
794
796
798
800
802
804
806
808
810
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
Ele
vasi
(m
)
Volume Tampungan (m³)
Luas Genangan (m²)
Volume Tampung (m³) Luas Genangan (m²)
144
Debit yang melimpah melalui spillway diperhitungkan atas dasar debit
banjir rencana dengan periode ulang 50 tahun. Dalam hal ini spillway dianggap
sebagai ambang lebar dan direncanakan spillway bentuk ogee tipe terbuka.
Cd = 1,7
B rencana = 20 m
Rumus pengaliran untuk spillway
2
3
HBCdQOutflow
(Soemarto, 1999)
Dengan :
Cd = Koefisien debit yang melimpah
B = lebar spillway
h = elevasi air yang melimpah melalui pelimpah/spillway (trial error).
2
3
207,1 HQOutflow
2/334 HQOutflow
Elevasi puncak dam dipengaruhi oleh :
1. Debit rencana banjir
Debit rencana banjir akan mengakibatkan muka air danau mencapai ketinggian
maksimum. Disini digunakan debit banjir dengan periode ulang 50 tahun.
Debit ini disebut inflow.
2. Debit Spillway
Debit spillway merupakan debit banjir yang melimpah secara bertahap melalui
spillway. Debit ini disebut debit outflow. Puncak optimal embung yang
diperoleh pada saat debit inflow sama dengan debit outflow yang dihitung
dengan penelusuran banjir (flood routing). Perhitungan flood routing dilakukan
dengan menggunakan Tabel.
Pada penelusuran air di waduk ini mencari nilai outflow untuk mencari
tinggi peluapan, dengan mengasumsikan tampungan S hanya merupakan fungsi
145
aliran keluar seperti diberikan pada persamaan (5.2). Untuk waktu ke 1 dan ke 2,
persamaan tersebut dapat ditulis menjadi.
S = K O (5.2)
Persamaan (1.1) dapat ditulis sebagai berikut.
11
2122 22
Ot
SIIO
t
S
(5.3)
Dimana nilai-nilai yang belum diketahui berada di ruas kiri sedang yang sudah
diketahui di ruas kanan. Perasamaan (1.3) diatas dapat ditulis dalam bentuk
seperti di bawah ini :
1212 II (5.4)
Dengan :
22
2
2O
t
S
(5.5)
11
1
2O
t
S
(5.6)
Selanjutnya prosedur untuk mencari estimasi nilai tinggi peluapan adalah sebagai
berikut.
1. Hitungan dilakukan dengan menggunakan Tabel 1.1 dan dengan langkah mulai
dari waktu (jam) ke 0 menuju jam ke 1, hasil yang diperoleh pada jam ke 1
digunakan untuk menghitung nilai pada jam ke 2; dan seterusnya.
2. Kolom 1 adalah waktu (jam). Pada waktu ke 0 data debit aliran masuk I1
diketahui (kolom 2), aliran keluar O1 dianggap sama dengan I1 yang dianggap
sebagai aliran dasar dan diberikan dalam kolom 6.
3. Tampungan S dihitung berdasarkan persamaan (5.2) dan diberikan pada kolom
3. Dalam hal ini nilai K = 2. Sehingga persamaan tersebut menjadi,
S1 = K O1
S1 = 2 . 0
S1 = 0 m3/det
Untuk O1 = 0 karena dianggap sama dengan I1
4. Dihitung 11
1
2O
t
S
, seperti diberikan pada kolom 4.
146
11
1
2O
t
S
001
021
m
3/det
5. Dengan menggunakan persamaan (5.4) , dihitung 121 II dan hasilnya
dapat dilihat di kolom 5.
1212 II
098,4202
98,422 m3/det
6. Substitusi persamaan (5.2) ke dalam ruas kiri persamaan (5.3) seperti pada
berikut.
22
22 22
Ot
OKO
t
S
222 5
1
22OO
O
22
2
2O
t
S
lihat persamaan (5.5) maka,
22 5O (5.7)
7. Persamaan diatas di subtitusikan kedalam persamaan (1.4) seperti pada berikut.
12125 IIO
5
1212
IIO (5.8)
5
0269,502
O
0538,12 O m3/det
8. Kemudian berdasarkan nilai outflow diatas didapatkan estimasi nilai tinggi
pelimpah sebesar berikut.
O = Cd . B . H1,5
(5.9)
Dengan,
O = outflow (m3/det), diambil outflow jam ke 1 = 8,597 m
3/det.
Cd = Koefisien debit menurut bambang triatmodjo adalah 1,7
H = Tinggi Peluapan (m), dicari.
B = Lebar bangunan pelimpah (m), diambil 20 m.
147
Maka dengan persamaan (1.9), tinggi peluapan pada jam ke 1 adalah :
0538,1 = 1,7 . 20 . H1,5
H = 0753,0 m
Untuk lebih lanjutnya bisa dilihat pada Tabel 5.30 dibawah ini.
Tabel 5.30 Mencari Elevasi Tinggi Pelimpah dari nilai Inflow
t Inflow (I) S = 2O β I1+I2+β O H Elevasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
0 0 0 0 5,27 0 0 804
1 5,269 2,108 3,161 87,418 1,0538 0,0753 804,075
2 78,988 34,967 52,451 297,431 17,4835 0,4898 804,490
3 165,993 118,972 178,459 460,038 59,4862 1,1081 805,108
4 115,587 184,015 276,023 481,928 92,0076 1,4820 805,482
5 90,319 192,771 289,157 446,723 96,3857 1,5286 805,529
6 67,248 178,689 268,034 367,720 89,3446 1,4532 805,453
7 32,439 147,088 220,632 277,936 73,5440 1,2764 805,276
8 24,865 111,174 166,761 211,277 55,5871 1,0591 805,059
9 19,651 84,511 126,766 161,289 42,2555 0,8821 804,882
10 14,872 64,516 96,773 122,944 32,2578 0,7368 804,737
11 11,299 49,178 73,766 93,566 24,5888 0,6149 804,615
12 8,501 37,426 56,140 70,913 18,7132 0,5125 804,513
13 6,273 28,365 42,548 53,449 14,1826 0,4260 804,426
14 4,629 21,380 32,070 40,114 10,6899 0,3529 804,353
15 3,415 16,045 24,068 30,004 8,0227 0,2914 804,291
16 2,520 12,002 18,002 22,382 6,0008 0,2401 804,240
17 1,860 8,953 13,429 16,661 4,4765 0,1975 804,198
18 1,372 6,665 9,997 12,382 3,3323 0,1622 804,162
19 1,013 4,953 7,429 9,189 2,4763 0,1331 804,133
20 0,747 3,676 5,513 6,812 1,8378 0,1091 804,109
21 0,551 2,725 4,087 5,045 1,3624 0,0894 804,089
22 0,407 2,018 3,027 3,734 1,0091 0,0732 804,073
23 0,300 1,494 2,241 2,762 0,7469 0,0599 804,060
24 0,222 1,105 1,657 1,879 0,5525 0,0490 804,049
(Sumber : Perhitungan)
148
Tabel 5.31 Perhitungan Flood Routing Periode Ulang 50 Tahun
t ∆t Inflow (I) ∆I ∆I . ∆t Elevasi O ∆O ∆O . ∆t H
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
0 0 804,00 0 0
3600 2,6 9483,796 0 1265
1 5,27 804,08 1 0,08
3600 42,1 151661,4 6 22245
2 78,99 804,49 12 0,49
3600 122,5 440964,6 26 92364
3 165,99 805,11 40 1,11
3600 140,8 506843,4 50 181793
4 115,59 805,48 61 1,48
3600 103,0 370629,7 63 226072
5 90,32 805,53 64 1,53
3600 78,8 283618,9 62 222876
6 67,25 805,45 60 1,45
3600 49,8 179435,2 54 195466
7 32,44 805,28 49 1,28
3600 28,7 103146,6 43 154957
8 24,87 805,06 37 1,06
3600 22,3 80128,77 33 117411
9 19,65 804,88 28 0,88
3600 17,3 62140,71 25 89416
10 14,87 804,74 22 0,74
3600 13,1 47107,14 19 68216
11 11,30 804,61 16 0,61
3600 9,9 35639,56 14 51962
12 8,50 804,51 12 0,51
3600 7,4 26592,32 11 39475
13 6,27 804,43 9 0,43
3600 5,5 19622,47 8 29847
14 4,63 804,35 7 0,35
3600 4,0 14479,41 6 22455
15 3,42 804,29 5 0,29
3600 3,0 10684,36 5 16828
16 2,52 804,24 4 0,24
3600 2,2 7883,984 3 12573
17 1,86 804,20 3 0,20
3600 1,6 5817,59 3 9371
149
Tabel 5.31 Tabel Lanjutan Perhitungan Flood Routing Periode Ulang 50 Tahun
18 1,37 804,16 2 0,16
3600 1,2 4292,799 2 6970
19 1,01 804,13 2 0,13
3600 0,9 3167,655 1 5177
20 0,75 804,11 1 0,11
3600 0,6 2337,412 1 3840
21 0,55 804,09 1 0,09
3600 0,5 1724,776 1 2846
22 0,41 804,07 1 0,07
3600 0,4 1272,712 1 2107
23 0,30 804,06 0 0,06
3600 0,3 939,1337 0 1559
24 0,22 804,05 0 0,05
(Sumber : Perhitungan)
Gambar 5.10 Flood Routing Periode Ulang 50 Tahun
5.13 ANALISIS KEBUTUHAN AIR BAKU DAN IRIGASI
Kebutuhan air baku meliputi kebutuhan air domestik, non domestik dan
industri. Kebutuhan air ini sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kategori daerah.
Penduduk desa kebutuhan air baku akan lebih kecil dibanding dengan kebutuhan
air baku penduduk kota. Kota kecil kebutuhan air baku akan lebih kecil dibanding
dengan kebutuhan air baku penduduk kota besar. Begitupun untuk Desa
kebutuhan air baku akan lebih kecil lagi dari kota kecil. Berdasarkan Tabel 5.32
Pelayanan Tingkat Layanan Air Baku, didapatkan kriteria sebagai berikut.
-50
0
50
100
150
200
0 5 10 15 20 25 30
Deb
it (
m3/d
et)
Jam ke-
Outflow dan Inflow
Inflow Outflow
150
Tabel 5.32 Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Baku
No Uraian
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Jiwa
>1.000.0000
500.000
s/d
1.000.000
100.000
s/d
500.000
20.000
s/d
100.000
<20.000
Metro Besar Sedang Kecil Desa
1
Konsumsi unit
sambungan rumah (SR)
l/o/h
190 170 130 100 80
2
Konsumsi unit
hidran umum (HU)
l/o/h
30 30 30 30 30
3 Konsumsi unit non
domestik l/o/h (%) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30
4 Kehilangan air (%) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30
5 Faktor hari
maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6 Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah jiwa per SR 5 5 5 5 5
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 100
9 Sisa tekan di
penyediaan distribusi
(mka)
10 10 10 10 10
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
11 Volume reservoir (%
max day demand)
20 20 20 20 20
12 SR : HR 50 : 50 s/d
80 : 20
50 : 50 s/d
80 : 20
80 : 20 70 : 30 70 : 30
13 Cakupan pelayanan
(%)
*) 90 90 90 90 **) 70
(Sumber : Ditjen Cipta Karya, 2000)
*) 60% perpipaan, 30% non perpipaan
**) 25% perpipaan, 45% non perpipaan
Dalam perencanaan kebutuhan air baku hanya menitikberatkan pada sektor
domestik dikarenakan jumlah debit andalan yang tidak cukup besar.
151
Tabel 5.33 Kebutuhan Air Baku
Uraian Desa ltr/org/hari
Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR) 80 80
Konsumsi Unit Hidran Umum (HU) 30 30
Kehilangan air 20% 22
Faktor hari maksimum 1,2 158,4
Faktor Jam Puncak 1,5 237,6
Cakupan Pelayanan 45% 106,92
Kebutuhan Air Baku
106,92 l/org/hr
(Sumber : Perhitungan)
Kebutuhan Air Baku Per Jiwa per Bulan = 106,92 x 30
= 3207,6 l/org = 3,208 m3/org
Jumlah Penduduk yang bisa terpenuhi :
Volum Air kebutuhan air baku tersedia = 25000 m3
Kebutuhan Air yang tersedia = 3,208 m3/org
Maka, jumlah penduduk terpenuhi = 25000 / 3,208
= 7794 Orang
Data Penduduk
Tabel 5.34 Data Penduduk Nagari Pakan Rabaa Utara Tahun 2012
Jorong Male Feale Total % Pert.
Jorong Ulu 865 771 1636 -
Jorong Batang Pasampan 798 848 1646 -
Jorong Sungai Kalu I 598 778 1376 -
Jorong Sungai Kalu II 787 799 1586 -
Total 3048 3196 6244
(Sumber : BPS Solok Selatan, dalam angka tahun 2012)
Tabel 5.35 Data Penduduk Nagari Pakan Rabaa Utara Tahun 2013
Jorong Male Feale Total % Pert.
Jorong Ulu - - -
Jorong Batang Pasampan - - -
Jorong Sungai Kalu I - - -
Jorong Sungai Kalu II - - -
Total 3583 2953 6536 4,676
(Sumber : BPS Solok Selatan, dalam angka tahun 2013)
152
Sehingga dapat diproyeksikan jumlah penduduk dalam 3 tahun mendatang
menggunakan metode Geometrical Increase
Penduduk Nagari Pakan Rabaa Utara
Po (Jiwa) = 6536
r (%) = 4,676
P3 (Jiwa) = nr)(1Po
= 3)100
676,41(6536
= 5163,7496
153
5.14 ANALISIS NERACA AIR
Bangunan embung sebagai penyimpan air mempunyai fungsi yang sangat baik dalam mencukupi kebutuhan akan air khususnya
pada saat musim kemarau. Air Sungai Kalu ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan juga untuk irigasi bagi masyarakat.
Dari alternatif lokasi embung yang terbaik, dicari debit air yang tersedia dan kebutuhan air yang diperlukan sehingga dapat dibuat neraca
air di mana nilai kebutuhan yang dapat dipenuhi dari debit yang tersedia.
Tabel 5.36 Neraca Air Embung Kabupaten Solok Selatan Selama 3 Tahun
Bulan Hari
Inflow Kebutuhan I - O
Bulan Debit Komulatif Air Baku Irigasi Jumlah Komulatif
ke - m3/detik m
3 m
3 m
3 m
3 m
3 m
3 m
3
1 Jan 31 0,8176 70644,27 70644,27 25000 15000 40000 40000 30644,27
2 Feb 28 0,7017 60624,02 131268,29 25000 15000 40000 80000 20624,02
3 Mar 31 0,6232 53841,72 185110,02 25000 15000 40000 120000 13841,72
4 Apr 30 0,5460 47176,95 232286,96 25000 15000 40000 160000 7176,95
5 Mei 31 0,3973 34329,45 266616,42 25000 15000 40000 200000 -5670,55
6 Jun 30 0,3573 30870,79 297487,21 25000 15000 40000 240000 -9129,21
7 Jul 31 0,2863 24740,53 322227,74 25000 15000 40000 280000 -15259,47
8 Agu 31 0,2774 23967,54 346195,28 25000 15000 40000 320000 -16032,46
9 Sep 30 0,2594 22414,55 368609,82 25000 15000 40000 360000 -17585,45
10 Okt 31 0,2683 23178,79 391788,61 25000 15000 40000 400000 -16821,21
11 Nov 30 0,2635 22768,18 414556,80 25000 15000 40000 440000 -17231,82
12 Des 31 0,3337 28830,80 443387,60 25000 15000 40000 480000 -11169,20
154
Tabel 5.36 Tabel Lanjutan Neraca Air Embung Kabupaten Solok Selatan Selama 3 Tahun
Bulan ke- Bulan Hari
Inflow Bulan I - O
Debit Komulatif Air Baku Irigasi Jumlah Komulatif
m3/detik m
3 m
3 m
3 m
3 m
3 m
3 m
3
13 Jan 31 0,8176 70644,27 514031,87 25000 15000 40000 520000 30644,27
14 Feb 28 0,7017 60624,02 574655,89 25000 15000 40000 560000 20624,02
15 Mar 31 0,6232 53841,72 628497,62 25000 15000 40000 600000 13841,72
16 Apr 30 0,5460 47176,95 675674,56 25000 15000 40000 640000 7176,95
17 Mei 31 0,3973 34329,45 710004,02 25000 15000 40000 680000 -5670,55
18 Jun 30 0,3573 30870,79 740874,81 25000 15000 40000 720000 -9129,21
19 Jul 31 0,2863 24740,53 765615,34 25000 15000 40000 760000 -15259,47
20 Agu 31 0,2774 23967,54 789582,88 25000 15000 40000 800000 -16032,46
21 Sep 30 0,2594 22414,55 811997,42 25000 15000 40000 840000 -17585,45
22 Okt 31 0,2683 23178,79 835176,21 25000 15000 40000 880000 -16821,21
23 Nov 30 0,2635 22768,18 857944,40 25000 15000 40000 920000 -17231,82
24 Des 31 0,3337 28830,80 886775,20 25000 15000 40000 960000 -11169,20
25 Jan 31 0,8176 70644,27 957419,47 25000 15000 40000 1000000 30644,27
26 Feb 28 0,7017 60624,02 1018043,49 25000 15000 40000 1040000 20624,02
27 Mar 31 0,6232 53841,72 1071885,22 25000 15000 40000 1080000 13841,72
28 Apr 30 0,5460 47176,95 1119062,17 25000 15000 40000 1120000 7176,95
155
Tabel 5.36 Tabel Lanjutan Neraca Air Embung Kabupaten Solok Selatan Selama 3 Tahun
Bulan ke- Bulan Hari
Inflow Bulan I - O
Debit Komulatif Air Baku Irigasi Jumlah Komulatif
m3/detik m
3 m
3 m
3 m
3 m
3 m
3 m
3
29 Mei 31 0,3973 34329,45 1153391,62 25000 15000 40000 1160000 -5670,55
30 Jun 30 0,3573 30870,79 1184262,41 25000 15000 40000 1200000 -9129,21
31 Jul 31 0,2863 24740,53 1209002,94 25000 15000 40000 1240000 -15259,47
32 Agu 31 0,2774 23967,54 1232970,48 25000 15000 40000 1280000 -16032,46
33 Sep 30 0,2594 22414,55 1255385,02 25000 15000 40000 1320000 -17585,45
34 Okt 31 0,2683 23178,79 1278563,81 25000 15000 40000 1360000 -16821,21
35 Nov 30 0,2635 22768,18 1301332,00 25000 15000 40000 1400000 -17231,82
36 Des 31 0,3337 28830,80 1330162,80 25000 15000 40000 1440000 -11169,20
(Sumber : Perhitungan)
156
Gambar 5.12 Neraca Air Embung Kabupaten Solok Selatan Selama 3 Tahun
050000
100000150000200000250000300000350000400000450000500000550000600000650000700000750000800000850000900000950000
100000010500001100000115000012000001250000130000013500001400000145000015000001550000
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Vo
lum
e (m
3)
Bulan Ke-
Neraca Air