Bab 5 surat surat berharga

17
BAB 5 SURAT-SURAT BERHARGA Surat Berharga adalah Surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan sebagai agunan saham dan / atau bukti penyertaan modal. Sesuatu surat dapat dikatakan sebagai surat berharga jika surat-surat tersebut mempunyai nilai, seperti uang, uang tunai dan dapat ditukarkan dengan uang tunai. Dalam hal ini surat-surat yang dikeluarkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni Surat berharga (negotible instrument) dan surat berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Yo Undnag-Undang Nomor 10 Tahun 1992. 1. Surat Berharga Dikatakan surat berharga apabila surat tersebut sengaja diterbitkan sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, tetapi tidak dlakukan dengan mata uang, melainkan dengan alat pembayaran lain. 2. Surat Berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Yo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Surat berharga ialah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. Surat berharga (Letter of Value) adalah surat yang diterbitkan bukan sebagai pemenuhan prestasi, bukan berupa pembayaran sejumlah uang, dan sukar di perjualbelikan. Namun, surat

description

surat berharga

Transcript of Bab 5 surat surat berharga

Page 1: Bab 5 surat surat berharga

BAB 5

SURAT-SURAT BERHARGA

Surat Berharga adalah Surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan

sebagai agunan saham dan / atau bukti penyertaan modal. Sesuatu surat dapat dikatakan

sebagai surat berharga jika surat-surat tersebut mempunyai nilai, seperti uang, uang tunai dan

dapat ditukarkan dengan uang tunai.

Dalam hal ini surat-surat yang dikeluarkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni Surat

berharga (negotible instrument) dan surat berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 Yo Undnag-Undang Nomor 10 Tahun 1992.

1. Surat Berharga

Dikatakan surat berharga apabila surat tersebut sengaja diterbitkan sebagai pemenuhan

suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, tetapi tidak dlakukan dengan mata

uang, melainkan dengan alat pembayaran lain.

2. Surat Berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Yo Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1992

Surat berharga ialah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau

setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari

penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.

Surat berharga (Letter of Value) adalah surat yang diterbitkan bukan sebagai pemenuhan

prestasi, bukan berupa pembayaran sejumlah uang, dan sukar di perjualbelikan. Namun,

surat berharga sebagai bukti diri bagi pemegangnya (Legitimasi), sebagai orang yang

berhak atas apa yang disebut di dalamnya, seperti KTP, SIM, Kartu Credit, ATM, dan

lain-lain.

Jenis- Jenis Surat Berharga

1. Wesel

Dalam Pasal 100 KUH Dagang ditentukan beberapa syarat wesel sebagai surat berharga,

sbb :

a. Penyebutan istilah “Wesel” didalam naskah surat wesel yang bersangkutan

b. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu

Page 2: Bab 5 surat surat berharga

c. Nama orang yang harus membayar (tersangkut/tertarik)

d. Penetapan hari bayar (Vervaldag)

e. Penetapan tempat pembayaran yang harus dilakukan

f. Nama orang kepada siapa atau penggantinya pembayaran harus dilakukan

g. Tanggal dan tempat wesel diterbitkan

h. Tanda tangan penerbit

Berdasarkan Pasal 101 Ayat 1 KUH Dagang, apabila kurang persyaratan tetap diakui sebagai

wesel, tetapi dengan konsekuensi tertentu, antara lain sbb :

1. Apabila wesel tidak menyebutkan hari bayar maka wesel dianggap harus dibayar pada

saat diperlihatkan kepada tertarik.

2. Apabila wesel tidak menyebutkan tempat pembayarannya maka pembayarannya

dianggap dilakukan di tempat tinggal tersangkut / akseptan.

3. Apabila di dalam wesel tidak disebutkan dimana tempat penerbitnya maka wesel

dianggap ditanda tangani di tempat yang disebutkan disamping nama penerbit.

Hak Regres adalah hak untuk menegur bagi setiap tertarik yang menolak untuk melakukan

akseptasi / menolak untuk menyetujui pembayaran wesel walaupun hari pembayarannya

belum tiba.

4 (Empat) Macam Surat Wesel :

1. Wesel yang harus dibayar pada saat diunjukannya (Wesel Unjuk)

2. Wesel yang harus dibayar pada waktu setelah diunjukannya (Wesel setelah unjuk)

3. Wesel yang harus dibayar pada waktu sejak tanggal penarikannya

4. Wesel yang harus dibayar pada tanggal tertentu yang tertera dalam surat weselnya

Dalam Pasal 132 Ayat 2 KUH Dagang menyebutkan apabila wesel yang hari bayarnya

ditentukan dengan cara lain, selain keempat cara diatas atau menetapkan pembayaran dengan

cara diangsur maka pembayarannya akan batal demi hukum.

Surat Cek

Surat Cek merupakan warkat yang berisi perintah tidak bersyarat kepada bank-bank yang

memelihara rekening nasabah untuk membayarkan suatu jumlah uang tertentu kepada orang

tertentu atau yang ditunjuk olehnya atau pembawanya.

Page 3: Bab 5 surat surat berharga

Dalam Pasal 178 KUH Dagang ditentukan syarat untuk cek sebagai surat berharga antara lain

:

1. Harus dapat perkataan “Cek” dalam bahasa yang dipakai untuk merumuskan bunyi

cek tersebut

2. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu

3. Nama orang yang harus membayar harus selalu suatu bank

4. Penunjukkan empat pembayaran

5. Penyebutan tanggal dan tempat penarikan cek

6. Tanda tangan orang yang menarik cek

Dalam Pasal 179 Ayat 2, 3 dan 4 KUH Dagang Cek dapat memiliki kekhususan, sbb :

1. Tempat pembayaran tidak disebutkan secara tegas maka tempat pembayaran dianggap

tempat yang disebutkan disamping nama si tertarik.

2. Jika penunjukkan tidak ada maka cek harus dibayar ditempat nama kantor besar

(pusat) dari tertarik berada.

3. Jika disebutkan tempat mana cek ditarik maka tempat yang disebutkan disamping

nama si penarik dianggap selaku tempat itu.

Cek merupakan salah satu surat berharga. Ketentuan-ketentuan yang bersifat khusus sehingga

menyebabkan adanya beberapa jenis cek, sbb :

1. Cek atas unjuk / pembawa (Aan Toondera)

Dimana bank akan membayarkan kepada siapa saja yang datang untuk memguangkan

cek tersebut kepadanya.

2. Cek atas nama (Aan Order)

Dimana bank akan membayar kepada orang yang namanya tercantum didalam cek

yang bersangkutan.

3. Cek atas pembawa

Dimana bank akan memperlakukan cek semacam ini sebagai cek atas unjuk, tetapi hal

ini berbeda apabila sebutan pembawa di coret maka cek tersebut berlaku sebagai cek

atas nama.

Page 4: Bab 5 surat surat berharga

4. Cek Mundur (Postdated Cheque)

Merupakan cek yang penariknya diberi tanggal akan datang, dengan demikian cek

yang bersangkutan hanya dapat diuangkan pada tanggal yang telah dicantumkan

dalam cek yang bersangkutan.

5. Cek Silang (Crossed Cheque)

Merupakan cek yang diberikan tanda silang/garis miring yang sejajar pada bagian

muka. Tanda silang tersebut memberikan petunjuk kepada bank pembayar bahwa cek

tersebut hanya dapat dibayarkan kepada suatu bank yang disebut di antara kedua garis

silang sejajar. Dengan demikian, cek silang hanyalah untuk disetorkan ke dalam

rekening saja sehingga cek yang bersangkutan hanya dapat di kliringkan pada bank

tersebut.

Dalam Pasal 214 Ayat 2 KUH Dagang di tentukan jenis jenis cek silang, antara lain :

a. Secara umum, diberi tanda dua garis sejajar dan diantaranya tidak terdapat/tidak

termuat sesuatu petunjuk / nama suatu bank maka cek tersebut hanya dapat

dibayar oleh bank pembayar kepada setiap bank yang menyerahkannya/ kepada

nasabah bank pembayar yang menyerahkan cek itu;

b. Secara khusus, antara dua garis sejajar terdapat nama suatu bank

Jadi, tujuan pemberian tanda silang pada cek yaitu agar membatasi pihak-pihak yang dapat

mencairkan dana atas cek yang disilang tersebut.

6. Cek Kosong

Adalah cek yang pada saat diajukan kepada bank tertarik untuk diuangkan, tidak

tersedia dana yang cukup pada rekening nasabah penarik cek tersebut.

Apabila nasabah (pemegang rekening) tersebut melakukan penarikan cek kosong

selama 3 kali berturut-turut dalam jangka waktu 6 bulan, maka rekening harus segera

ditutup dan penutupan harus dilaporkan kepada Bank Indonesia. Artinya, pemegang

rekening tersebut tidak boleh berhubungan dengan bank-bank yang ada baik di

Indonesia maupun di luar negeri.

Page 5: Bab 5 surat surat berharga

Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk

memindahkan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang

yang disebutkan namanya.

Pembayaran Bilyet Giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai dan tidak dapat

dipindahtangankan melalui endosemen. Endosemen adalah penyerahan suatu surat atas

tertunjuk oleh seseorang yang berhak/pemegang kepada orang lain dengan disertai

pernyataan mengalihkan haknya atas surat yang ditulis pada surat tersebut. Bilyet Giro diatur

dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 28/32/UPG, tanggal 4 Juli 1995 Yo Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/32/Kep/Dir, tanggal 4 Juli 1995.

Suatu Bilyet Giro harus memenuhi syarat format, sbb :

a. Nama “Bilyet Giro” dan nomor bilyet giro yang bersangkutan

b. Nama tertarik

c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahkan dana atas beban rekening

penarik

d. Nama dan nomor rekening pemegang

e. Nama bank penerima

f. Jumlah dana dipindahbukukan, baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-

lengkapnya

g. Tempat dan tanggal penarikan

h. Tanda tangan, nama jelas, dan dilengkapi dengan cap/stempel sesuai persyaratan

pembukaan rekening

Surat Sanggup (Surat Promes/Aksep)

Surat sanggup (Surat Promes/Aksep) adalah surat yang dibuatkan oleh seseorang yang

berisikan suatu kesanggupan untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu. Surat

Sanggup diatur dalam Pasal 174 sampai dengan Pasal 177 KUH Dagang.

Surat dapat dikatakan sebagai surat sanggup maka harus berisikan hal-hal sbb :

a. Penyebutan “Surat Sanggup” dimuatkan dalam teksnya sendiri

Page 6: Bab 5 surat surat berharga

b. Kesanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu

c. Penetapan hari bayarnya

d. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan

e. Nama orang kepadanya pembayaran harus dilakukan

f. Tanggal dan tempat surat sanggup itu ditandatanganinya

g. Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat sanggup itu

Jika salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka surat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai

Surat Sanggup, kecuali :

a. Bila tidak menyebutkan hari bayarnya maka dianggap dibayar pada saat di unjukkan

b. Bila tidak menyebutkan tempat pembayaran maka tempat penandatanganan dianggap

sebagai tempat pembayaran

c. Bila tidak menyebutkan tempat ditandatanganinya maka dianggap ditandatangani

ditempat yang tertera disamping nama penandatangan.

Perbedaan pokok antara surat sanggup dengan wesel

Adalah bahwa wesel merupakan surat perintah membayar, sedangkan surat sanggup adalah

surat janji/ kesanggupan untuk membayar.

Surat sanggup dapat diterbitkan oleh subjek hukum, baik yang merupakan subjek hukum

perorangan maupun badan hukum. Surat sanggup yang diterbitkan oleh badan hukum

merupakan perusahaan pembiayaan (Financial Institution) yang diatur dalam Surat

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 606/KMK/1995, tanggal 19 Desember 1995.

Ketentuan Perusahaan pembiayaan dalam menerbitkan surat sanggup, yaitu :

a. Perusahaan pembiayaan dilarang menerbitkan surat sanggup, kecuali sebagai jaminan atas

utang kepada bank yang menjadi kreditor.

b. Perusahaan pembiayaan dilarang memberikan jaminan dalam segala bentuk kepada pihak

lain.

c. Surat sanggup yang diterbitkan sesuai dengan yang dimaksud pada huruf a diatas, tidak

dapat dialihkan dan dikuasakan kepada pihak manapun juga (Non Negotiable).

Page 7: Bab 5 surat surat berharga

Commercial Paper

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SE No.28/49/UPG, tanggal 11 Agustus 1995)

yakni persyaratan penerbitan dan perdagangan surat berharga komersial (Commercial Paper)

melalui bank umum di Indonesia merupakan surat sanggup tanpa jaminan berjangka waktu

pendek yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dan diperdagangkan melalui bank atau

perusahaan efek dengan sistem diskonto.

Syarat-Syarat Commercial Paper dapat dipedagangkan melalui perbankkan, antara

lain yaitu :

a. Pencantuman

b. Berjangka waktu paling lama 270 hari

c. Diterbitkan oleh perusahaan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia

d. Telah memperoleh peringkat yang ditetapkan oleh lembaga dari Bapepam

e. Pada halaman muka Commercial Paper (CP) sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal

sbb :

Kata-kata “Surat Berharga Komersial” (Commercial Paper) yang ditulis setelah kata-

kata “Surat Snaggup”

Klausula dapat diperdagangkan pada bagian atas dan dicetak dengan huruf tebal

Pernyataan tanpa protes dan tanpa biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 Yo

Pasal 145 KUH Dagang

Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat bank atau

perusahaan efek yang ditunjuk sebagai agen penerbit sebagai tanda keaslian

Commercial Paper, dengan menempatkan logo bank atau perusahaan efek secara

tidak mencolok.

Nama dan alamat bank yang ditunjuk sebagai agen pembayaran, dengan

menempatkan logo bank yang bersangkutan secara tidak menyolok.

Nomor seri Commercial Paper

Keterangan mengenai cara penguasaan Commercial Paper

Pada halaman belakang Commercial Paper dicantumkan hal-hal sbb:

- Pernyataan mengenai endossement blanko tanpa hak regres dengan klausula untuk

saya kepada pembawa tanpa hak regres.

- Cara Perhitungan nilai tunai

Page 8: Bab 5 surat surat berharga

Commercial Paper yang pencantuman jumlah uangnya berbeda antara yang tertulis

dalam angka dengan yang tertulis dalam huruf, yang berlaku adalah jumlah dalam

huruf selengkap-lengkapnya.

Commercial Paper yang jumlah uangnya dicantumkan berkali-kali dan tidak sama

besarnya maka yang berlaku adalah jumlah yang terkecil.

Setiap perubahan alamat yang telah tertulis pada Commercial Paper harus

ditandatangani oleh penerbit dan pengatur penerbitan

Persyaratan sebagai agen penerbit, agen pembayar, pedagang efek, dan pemodal atas

suatu Commercial Paper harus memenuhi syarat sbb :

1. Dalam 12 bulan terakhir tingkat kesehatan dan permodalan tergolong sehat

2. Commercial Paper yang bersangkutan termasuk dalam kualitas investasi (Investment

Grade) sebagaimana ditetapkan oleh lembaga efek

3. Commercial Paper tersebut bukan diterbitkan oleh perusahaan yang merupakan

anggota grup/kelompok bank yang bersangkutan(tidak berlaku apabila bank bertindak

sebagai pedagang efek)

4. Commercial Paper tersebut bukan diterbitkan oleh perusahaan yang pada saat

merencanakan penerbitan Commercial Paper dimaksud mempunyai pinjaman yang

digolongkan diragukan dan macet.

5. Kewajiban bank yang bertindak sebagai pengatur penerbitan adalah menyiapkan dan

menyebarluaskan memorandum penerbitan yang obyektif; melaporkan kegiatan

sebagai pengatur penerbitan Commercial Paper kepada Bank Indonesia.

6. Kewajiban bank yang bertindak sebagai agen penerbit adalah meneliti kebenaran

prosedur penerbitan Commercial Paper, baik dari segi administrasi maupun yuridis.

7. Persyaratan bagi bank yang bertindak sebagai pemodal atas suatu Commercial Paper

adalah Pemnbelian Commercial Paper oleh bank untuk kepentingan sendiri

diperlakukan sebagai pembelian surat berharga; Pembelian Commercial Paper oleh

bank tidak dapat diperhitungkan sebagai angsuran atau pelunasan kredit bank secara

langsung maupun tidak langsung.

Pelanggaran oleh bank atas ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam surat edaran Bank

Indonesia mengenai Commercial Paper dikenakan sanksi administratif, sebagaimana diatur

dalam Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Page 9: Bab 5 surat surat berharga

Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

SPBU diatur didalam dan di luar KUH Dagang, menurut Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia Nomor 21/53/Kep/DIR tanggal 27 Oktober 1998, SBPU merupakan surat berharga

jangka pendek dalam rupiah yang dapat diperjualbelikan di pasar uang.

SBPU ditinjau dari sudut warkatnya terdiri dari :

1. Surat Sanggup (Aksep/Promes) yang dapat berupa :

Surat sanggup yng diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari

bank untuk membiayai kegiatan tertentu;

Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank

Selain itu, surat sanggup yang diterbitkan harus memenuhi ketentuan Pasal 174

KUH Dagang.

2. Surat Wesel dapat berupa

Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan di aksep oleh pihak lain dalam rangka

transaksi tertentu, penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank;

Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka

pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.

Surat wesel yang diterbitkan harus memenuhi ketentuan Pasal 100 KUH Dagang.

Surat Jaminan Bank (Bank Garansi)

Surat Jaminan Bank (Bank Garansi) adalah surat jaminan untuk membayar seseorang

berdasarkan undang-undang tertentu yang berfungsi sebagai alat pembayaran. Dasar hukum

surat jaminan bank diatur dalam Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata.

Garansi Bank merupakan perjanjian tambahan (accesoir) dari perjanjian penanggungan

utang (borgtocht) dimana bank bertindak sebagai penanggung utang.

Dalam KUH Dagang, surat jaminan bank identik dengan avails yang diatur dalam Pasal 217

KUH Dagang. Namun, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

23/2/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 yang telah diedarkan dengan Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 23/5/UKU tanggal 28 Februari 1991 tentang Pemberian Garansi oleh Bank

Berbeda.

Pengertian Garansi adalah garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang

mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima garansi apabila pihak

Page 10: Bab 5 surat surat berharga

yang dijamn cidera janji. Garansi yang diterbitkan oleh bank dapat berbentuk bank garansi :

Standbay Letter Of Credit (standby LIC). Bank garansi dapat diberikan dalam bentuk rupiah

dan valuta asing.

Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam suatu garansi bank, yaitu :

1. Judul “garansi bank” atau “bank garansi”, dalam hal bank mengeluarkan garansi bank

dalam bahasa asing maka di bawah judul dalam bahasa asig yang dikehendaki

tersebut diberi judul dalam kurung “garansi bank” atau “bank garansi”.

2. Nama dan alamat bank pemberi

3. Tanggal penerbitan

4. Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima garansi, misalnya tender,

pemenuhan bea masuk, pembangunan suatu proyek dan perizinan perdagangan valuta

asing.

5. Jumlah uang yang dijamin bank

6. Tanggal mulai berlaku dan berakhir

7. Pengasan batas waktu pengajuan klaim

8. Terjadinya wanprestasi, berdasarkan Pasal 1830 Yo Pasal 1832 KUH Perdata, Pasal

1831 KUH Perdata sebelum melakukan pembayaran si penjamin (bank) dapat

meminta agar benda-benda si berutang disita dan dijual terlebih dahulu untuk

melunasi utangnya, sedangkan dalam Pasal 1832 KUUH Perdata dapat diperjanjikan

(bank) melepas hak istimewa, seperti tercantum dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

Berdasarkan kedua pasal tersebut maka bank diwajibkan memperjanjikan dan

mencantumkan ketentuan yang di pilihnya dalam garansi bank yang bersangkutan.

Sementara itu, sebelum garansi bank diberikan, bank diminta untuk terlebih dahulu

melakukan penelitian dan penelaahan yang hakikatnya sama dengan penelaahan yang

dilakukan dalam pemberian kredit, antara lain sbb :

1. Meneliti bonafiditas dan reputasi pihak yang dijamin

2. Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin sehingga dapat diberikan garansi

yang sesuai.

3. Menilai jumlah garansi yang akan diberikan menurut kemampuan bank

4. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan kontragaransi sesuai

dengan kemungkinan yang terjadinya risiko.

Page 11: Bab 5 surat surat berharga

Asas-asas perbankan yang sehat maka diterapkan bahwa garansi bank atau standby

LIC tidak boleh memuat hal-hal sbb :

1. Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya garansi bank atau

standby LIC, misalnya garansi bank atau standby L/C baru berlaku setelah pihak yang

dijamin menyetor sejumlah uang.

2. Ketentuan bahwa garansi bank atau stanby L/C dapat diubah atau dibatalkan secara

sepihak misalnya oleh bank atau pihak yang dijamin.

3. Bank dilarang bertindak sebagai penjamin emisi efek

Pihak-pihak dalam Letter Of Credit (L/C)

Pelaksanaan pembukaan L/C terkait beberapa pihak antara lain sbb :

1. Pembeli (buyer), dalam perjanjian jual beli setelah kesepakatan antara penjual dan

pembeli maka pihak pembeli mengajukan permohonan L/C di bank devisa dinegara

pembeli.

2. Penjual (beneficiary), pihak yang mempunyai kewajiban mengirimkan barang kepada

pihak pembeli dan berhak atas pembayaran.

3. Bank pembuka (opening bank) adalah bank yang melakukan pembukaan kredit

setelah adanya permohonan pembukaan L/C dari pembeli.

4. Bank penerus (advising bank) merupakan bank pembuka meminta bank

korespondennya untuk memberitahukan kepada pihak penjual mengenai adanya L/C

tersebut.

5. Bank pembayar (paying bank) yaitu bank yang disebutkan dalam L/C dimana

pembayaran akan dilakukan apabila dokumen-dokumen yang diminta telah dipenuhi

6. Confirming bank adalah bank kedua selain bank pembuka yang turut menjamin

pembayaran L/C.

7. Negotiating bank adalah bank yang tidak tercantum dalam L/C yang menyanggupi

untuk membeli atau mengambil alih atau menegoisasi wesel yang diterbitkan penjual.

8. Remmiting bank adalah bank yang meneruskan dokumen-dokumen dari penjual

kepada bank pembuka. Remmiting dapat dilakukan oleh advising bank, negotiating

bank atau paying bank.

9. Reimbursing bank yaitu bank yang melakukan penggantian atas pembayaran terhadap

bank yang melakukan pembayaran atau membayar, mengakseptasi, atau menegoisasi

wesel.

Page 12: Bab 5 surat surat berharga