BAB 5 Simpulan Dan Saran

download BAB 5 Simpulan Dan Saran

of 4

description

BAB 5 Simpulan Dan Saran

Transcript of BAB 5 Simpulan Dan Saran

  • BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    Setelah melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan judul

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DENGAN POST OPERASI

    APENDIKTOMI HARI KE-3 DI RUANG KENANGA RSUD PROF. DR.

    MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO, selama satu hari yaitu tanggal 5 Juli

    2010, dengan melakukan pendekatan keperawatan mulai dari pengkajian sampai

    dengan evaluasi mendapatkan beberapa kesimpulan serta akan memberikan beberapa

    saran sebagai berikut:

    A. Simpulan

    Dari penjelasan konsep dasar, tinjauan kasus, serta bab pembahasan dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Penggunaan pengkajian dengan 11 pola fungsional menurut Gordon yang

    dilakukan masih terlalu dangkal sehingga banyak masalah keperawatan

    yang ada pada pasien belum tergali secara menyeluruh. Hal ini dapat

    menyebabkan dalam proses asuhan keperawatan terdapat masalah yang

    belum teratasi.

    2. Dalam melakukan asuhan keperawatan, penulis menegakkan lima diagnosa

    keperawatan yang ditegakkan pada Ny. T adalah nyeri akut, resiko infeksi,

    ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan mobilitas

    fisik, dan kurang pengetahuan. Sedangkan diagnosa yang tidak ditegakkan

    tetapi ada dalam konsep teori yaitu resiko kekurangan volume cairan.

    71

  • 23. Intervensi yang direncanakan penulis untuk pasien apendisitis antara lain

    lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, ajarkan teknik non

    farmakologi (relaksasi) untuk mengurangi nyeri, kolaborasi dalam

    pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri, monitor tanda dan gejala

    infeksi, pertahankan teknik aseptik saat perawatan luka, kolaborasi

    pemberian antibiotik, anjurkan makan sedikit tapi sering, kolaborasi dengan

    ahli gizi dalam pemberian diet yang tepat, anjurkan pasien untuk ambulasi

    miring kiri secara pelan-pelan, anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas

    secara mandiri, berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit apendisitis.

    4. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

    keperawatan yang muncul antara lain penatalaksanaan nyeri,

    penatalaksanaan resiko infeksi, penatalaksanaan status nutrisi,

    penatalaksanaan status aktivitas, dan penatalaksanaan tingkat pengetahuan.

    5. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis terdapat masalah keperawatan yang

    belum teratasi sepenuhnya yaitu masalah keperawatan nyeri, masalah resiko

    infeksi, masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan

    masalah gangguan mobilitas fisik. Sedangkan masalah keperawatan yang

    teratasi yaitu masalah keperawatan kurang pengetahuan.

    6. Adanya kesenjangan antara teori dengan kasus di lapangan pada pasien

    apendisitis yaitu pada teori masalah keperawatan yang ada gangguan

    mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik sedangkan sesuai

    kondisi pasien ditemukan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik

    berhubungan dengan adanya luka post operasi yang ditandai pasien sulit

    ambulasi miring ke kiri karena luka terasa sakit jika miring ke kiri.

    B. Saran

  • 3Dari kesimpulan yang penulis peroleh dan telah dijabarkan diatas, dengan

    tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta mutu asuhan

    keperawatan pada waktu yang akan datang, maka penulis berkesempatan untuk

    menyampaikan beberapa saran dan rekomendasi yang dijabarkan sebagai

    berikut:

    1. Perawat dalam melakukan pengkajian hendaknya bersifat cermat dan teliti

    serta tidak hanya berdasarkan pada respon pasien saja, tetapi perlu ditunjang

    oleh pemeriksaan penunjang (pemeriksaan darah lengkap) sehingga

    masalah-masalah keperawatan pasien dapat terangkat dan dapat mendukung

    proses keperawatan.

    2. Data yang telah dikaji sebaiknya dianalisis secara tepat dan cermat sehingga

    diagnosa yang ditegakkan akan sesuai dan tepat berdasarkan prioritas dan

    kondisi pasien.

    3. Perencanaan keperawatan harus disesuaikan dengan diagnosa yang

    ditegakkan dan disesuaikan dengan kondisi pasien sehingga tindakan yang

    akan dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan dan dapat mengatasi

    masalah secara optimal.

    4. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan harus selalu menerapkan family

    care atau melibatkan peran serta keluarga dan menggunakan komunikasi

    terapeutik untuk membina hubungan saling percaya antara pasien dan

    perawat, sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat dilaksanakan

    dengan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal serta dapat

    menciptakan dampak yang positif dalam persepsi masyarakat tentang peran

    perawat dalam mengatasi masalah kesehatan pasien.

  • 45. Evaluasi sebaiknya dilakukan terus-menerus setelah dilakukan tindakan

    keperawatan sehingga perkembangan pasien dapat diketahui sebelum

    merencanakan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

    6. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pastinya terdapat kesenjangan

    antara teori dengan kasus dilapangan. Untuk tercapainya proses

    penatalaksanaan asuhan keperawatan yang diharapkan dalam mengatasi

    kesembuhan pasien, perawat hendaknya tidak mengacu pada teori yang ada,

    tapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien.