BAB 5 rokok

12
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian Tempat penelitian terletak di Lingkungan 7 kelurahan Tanjung Selamat, kecamatan Medan Tuntungan,Medan,Sumatera Utara,Indonesia. 5.1.2. Karakteristik Sampel Semua data sampel untuk penelitian ini diambil dengan menggunakan instrument kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu masyarakat yang tinggal di Kelurahan Tanjung Selamat. 5.1.3 Distribusi Karakteristik Sampel Dari keseluruhan sampel yang ada diperoleh gambaran mengenai karakteristik mencakup umur, jenis kelamin, stress, merokok, obesitas, asupan garam dan inaktivitas. Tabel 5.1. Distribusi sampel Berdasarkan Umur Kelompok Umur N % 20-40 81 26,5 41-60 61-80 150 75 49,0 24,5 Jumlah 306 100,0

description

rokok

Transcript of BAB 5 rokok

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian

Tempat penelitian terletak di Lingkungan 7 kelurahan Tanjung Selamat, kecamatan Medan Tuntungan,Medan,Sumatera Utara,Indonesia.5.1.2. Karakteristik Sampel

Semua data sampel untuk penelitian ini diambil dengan menggunakan instrument kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu masyarakat yang tinggal di Kelurahan Tanjung Selamat.5.1.3 Distribusi Karakteristik Sampel

Dari keseluruhan sampel yang ada diperoleh gambaran mengenai karakteristik mencakup umur, jenis kelamin, stress, merokok, obesitas, asupan garam dan inaktivitas.Tabel 5.1. Distribusi sampel Berdasarkan UmurKelompok UmurN%

20-408126,5

41-60

61-80

15075

49,024,5

Jumlah306100,0

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sampel yang tertinggi adalah dari kelompok umur 41-60 yaitu sebanyak 150 orang.Yang terendah dari kelompok umur 20-40 yaitu 81 orang , dari 41-60 terdapat 150 orang, 61-80 ada 75 orang.

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Jenis KelaminJenis KelaminN%

Perempuan17256,2

Lelaki13443,8

Jumlah306100,0

Dari table 5.2 diatas didapati distribusi jenis kelamin tertinggi responden adalah di perempuan yaitu 172 orang dan diikuti oleh lelaki 134 orang.

Pada penelitian ini, dalam lembar angket ada ditanyakan karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan. Mengenal rokok berdasarkan tingkat pendidikan seseorang dapat sangat bervariasi. Pengenalan seseorang terhada prokok dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya lingkungan, keluarga, budaya, dll.

Tabel 5.3.

Distribusi Karakteristik Responden Mengenal Rokok berdasarkan jenjang

Pendidikan Jenjang Pendidikan f (frekuensi) %

TK13243,1

SD14045,8

SMP3210,5

SMU20,7

JUMLAH306100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden mengenal rokok berdasarkan jenjang pendidikan dapat sangat bervariasi, yaitu sejak TK (43,1%), SD (45,8%), SLTP (10,5%) dan SMU (0,7%). Dari hasil tersebut persentase terbesar responden mengenal rokok adalah pada saat pendidikan SD dan persentase terkecil adalah pada saat pendidikan SMU.

Pada penelitian ini, dalam kuesionair ada ditanyakan karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok.Tabel 5.4.

Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat MerokokMerokokN%

Merokok

Tidak merokok31

1962

38

Jumlah50100%

Dari tabel 5.4 diatas , didapati responden yang tertinggi adalah merokok yaitu 31 orang manakala tidak merokok sebanyak 19 orang, riwayat merokok responden cukupbagus yaitu responden yang ada merokok (62%) dan yang tidak merokok (38%).

5.1.3. Hasil Analisa Data

5.1.3.1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Rokok

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesionair penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap Rokok. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam kuesionair tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap Rokok. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.5. di bawah ini.

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No.Pertanyaan/PertanyaanJawaban Responden

Benar Salah f % f %

1.Racun utama Rokok268 87,6 38 12,4

2.Asal mula terbentuk Nikotin77 25, 2 229 74,8

3.Senyawa dasar Nikotin19 6, 2 287 93, 8

4. Bentuk Nikotin replacement Therapy236 77, 1 70 22, 9

5.Senyawa Rokok dalam Aktivasi Jalur Hadiah149 48, 7 157 51, 3

6.Bahaya dari perokok aktif dan perokok pasif298 97, 4 8 2,6

7. Senyawa dasar TAR156 51,0 150 49,0

8.Kadar TAR dalam rokok95 31,0 211 69,0

9.Sifat-sifat dari TAR204 66, 7 102 33,3

10.Ikatan CO dengan Oksigen243 79, 4 63 20, 6

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar yaitu pertanyaan pada nomor 1, 4, 6, dan 10 yaitu sebesar 87,6%, 77,1%, 97,4%, dan 79,4%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pertanyaan nomor 2 dan 3 yaitu sebesar 74,8% dan 93,8%.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 8-10 pertanyaan pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berpengetahuan sedang bila menjawab 4-7 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan dikatakan berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 3 dari pertanyaan pengetahuan dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan masyarakat tuntungan dapat dikategorikan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan

PengetahuanF%

Baik227,2

Sedang26787,3

Kurang175,6

Total306

5.1.3.2. Sikap Masyarakat Tanjung Selamat Terhadap Rokok

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesionair penelitian terdapat 5 pertanyaan mengenai sikap terhadap rokok. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam kuesionair tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaantersebut dapat mewakili sikap responden terhadap rokok. Data lengkap distribusinfrekuensi jawaban responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

No Pernyataan N%

20-3012

31-40

41-50

51-60

61-70

71-8010

8

19

8

420

16

38

16

8

Jumlah50100,0

No.PertanyanJawaban Responden

Setuju tidak Setuju

F % f %

1.Bila Mencium asap rokok anda menutup mulut242 79,1 64 20,9

2.Menolak bila ditawari rokok283 92,5 23 7,5

3.Bila anda perokok, anda akan menawarkan kepada orang lain/teman/kekasih anda.46 15 260 85

4.Ikut serta dalam menyukseskan

program hari tanpa tembakau.

282 92,2 24 7,8

5.Tidak akan bergaul dengan teman

yang seorang perokok

32 10,5 274 89,5

Dari tabel di atas terlihat bahwa pernyataan sikap yang paling banyak dijawab dengan setuju adalah pada pernyataan nomor 2 yaitu sebesar 92,5%. Pernyataan sikap yang paling sedikit dijawab dengan setuju adalah pernyataan nomor 5 yaitu sebesar 10,5%. Penilaian sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 4-5 pertanyaan sikap dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan memiliki sikap sedang bila menjawab 2-3 pertanyaan sikap dengan benar dan dikatakan berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 1 dari pertanyaan sikap dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka sikap masyarakat Tanjung Selamat dapat dikategorikan

pada tabel 5.8.Tabel 5.8.

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap

Sikapf%

Baik27589,9

Sedang278,8

Kurang41,3

Total306100

Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan baik memiliki persentase yang paling besar yaitu 89,9% sedangkan sikap dengan kategori sedang sebesar 8,8% dan sikap dengan kategori kurang hanya 1,3%.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian kuesionair yang telah valid untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden pada tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tahu. Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 268 responden (87,6%) telah memiliki pengetahuan yang baik bahwa racun utama pada rokok adalah Nikotin, Tar, dan Karbon monoksida dan sebanyak 149 responden (48,7%) telah menjawab dengan benar mengenai kandungan rokok yang dapat mengaktivasi jalur hadiah (reward system) yang ada di otak, seperti yang dikemukakan bahwa nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergic oleh Gondodiputro (2007). Disamping itu, sebanyak 77 responden (25,2%) mengetahui bahwa Nicotiana rustica adalah zat atau bahan senyawa dasar dari nikotin dan sebanyak 19 responden (6,2%) yang mengetahui bahwa senyawa dasar dari nikotin adalah Pirrilidin. Hasil tersebut sesuai dengan

yang dikemukan bahwa nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrilidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004). Sebanyak 236 responden (77,1%) yang mengetahui bahwa salah satu cara yang digunakan dalam pengganti rokok (Nicotine replacement theraphy) adalah nicotine gum, sesuai dengan yang dikemukakan bahwa terdapat beberapa bentuk pengganti rokok (Nicotine replacement theraphy) yaitu nicotine transdermal patch, nicotine polacrilex gum, nicotine vapor inhaler, dan nicotine spray oleh Rigotti (2002). Menurut Budiantoro (2009) dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok (perokok aktif), sedangkan

75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya (perokok pasif) dimana sebanyak 298 responden (97,4%) yang menjawab dengan baik.

Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik, didapati bahwa sebanyak 156 responden (51%) yang berpengetahuan baik dimana dikemukakan (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004). Sebanyak 204 responden (66,7%) yang berpengetahuan baik bahwa tar yang terdapat dalam kandungan rokok yang bersifat karsinogenik dapat membuat warna cokelat pada kuku dan gigi dimana menurut Gondodiputro (2007). Tar adalah sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang bersifat

lengket dan menempel pada paru-paru, sehingga dapat membuat warna gigi dan kuku seorang perokok menjadi coklat, begitu juga di paru-paru. Sebanyak 95 responden (31%) menjawab dengan benar bahwa kadar tar didalam rokok tergolong tinggi bila mengandung tar sekitar 22mg. Menurut Martin (2008), konsentrasi tar yang ada dalam rokok dapat bervariasi, yaitu: rokok dengan kadar tar yang tinggi bila mengandung tar sekitar 22 mg, rokok dengan kadar tar yang sedang bila mengandung tar sekitar 15-21 mg dan rokok dengan kadar tar yang rendah bila mengandung tar sekitar 7 mg atau lebih kecil. Sebanyak 243 responden (79,4%) mempunyai pengetahuan yang baik bahwa karbon monoksida (CO) akan sangat cepat dan kuat berikatan dengan hemoglobin di dalam darah membentuk karboksihemoglobin, seperti yang dikemukakan dalam Gondodiputro (2007).

Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 22 responden (7,2%) yang berpengetahuan baik, 267 responden (87,3%) yang berpengetahuan sedang, dan 17 responden (5,6%) yang berpengetahuan kurang. Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas pengetahuan tentang rokok pada kelompok umur 24-45 tahun. Menurut asumsi penelita,hal ini mungkin dikarenakan oleh tingkat pendidikan seseorang, dan edukasi yang pernah didapatkan. Seperti yang disampaikan oleh Wied Hary A. (1996) bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati, persentase pengetahuan responden yang baik akan lebih besar bila dalam perkuliahan mendapat topik tentang nikotin.

5.2.2. Sikap

Dalam penelitian sikap, pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan kusionair yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap rokok. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden sudah dapat merespon dengan baik terhadap rokok baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal ini terlihat dari tabel hasil bahwa sebanyak 242 responden (79,1%) menyatakan setuju untuk menutup mulut bila mencium asap rokok, 283 responden (92,5%) menyatakan setuju akan menolak bila ditawari rokok, dan 282 responden (92,2%) menyatakan setuju untuk ikut serta dalam menyukseskan program hari tanpa tembakau. Sedangkan didapati 260 responden (85%) yang menyatakan tidak setuju untuk menawarkan rokok kepada orang lain baik teman maupun kekasihnya dan sebanyak 274 responden (89,5%) menyatakan tidak setuju bila tidak bergaul dengan teman yang seorang perokok.

Dari hasil analisa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sikap masyarakat terhadap rokok berada pada kategori baik (89,9%). Bila dilihat dari pengetahuan responden yang sedang, maka hal ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003). Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang telah diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila pengetahuan yang baik akan memiliki sikap yang baik juga. Tetapi dalam penelitian ini didapati hasil pengetahuan dan sikap tidak sejalan, dimana pengetahuan yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada kategori sedang (75,8%) sedangkan sikap dalam penelitian ini berada pada kategori baik (89,9%). Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sikap responden sehingga memiliki sikap yang baik walaupun dengan pengetahuan yang sedang. Menurut Azwar (2005), sikap dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan, kebudayaan, adat istiadat, ataupun pengalaman. Sehingga walaupun dengan pengetahuan yang sedang tetapi responden dapat memiliki sikap yang baik.