Catering Bos Wedding Organizer Planner Surabaya & Sidoarjo Murah
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/Bab...
Transcript of BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/Bab...
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dengan melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Rina
Gunawan Wedding Organizer, dan dari banyak data yang sudah berhasil
dikumpulkan, ditemukan beberapa hal yang dapat menjadi ancaman dan
kesempatan bagi Rina Gunawan untuk terus memajukan bisnis Wedding
Organizer.
Berdasarkan ancaman dan kesempatan itu disimpulkan ada
beberapa isu yang unik sekaligus menarik dari Rina Gunawan Wedding
Organizer, dan akan dituangkan secara jelas pada List Of Rina Gunawan Issues.
Alternatif solusi akan dibuat untuk memecahkan dan menyelesaikan
seluruh hal yang menjadi isu bagi Rina Gunawan Wedding Organizer.
Dalam alternatif solusi akan digambarkan secara jelas apa yang sebaiknya
dilakukan oleh Rina Gunawan Wedding Organizer, dalam menghadapi isu
tersebut.
Pada tiap alternatif solusi akan dikemukakan pula pro dan kontranya,
sehingga Rina Gunawan Wedding Organizer bisa mempertimbangkan dengan
baik keuntungan dan kekurangan dari setiap alternatif solusi yang ditawarkan.
Dari alternatif solusi, penelitian ini juga memberikan rekomendasi bagi Rina
Gunawan Wedding Organizer.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa yang sudah berhasil
dilakukan didapatkan beberapa hal yang menjadi hambatan dan kesempatan bagi
Rina Gunawan Wedding Organizer, yaitu :
Tabel Error! No text of specified style in document.-1 Faktor Pendorong dan Penghambat
No. Faktor Pendorong (Opportunities) Faktor Penghambat (Threats) 1 Gaya hidup yang semakin sibuk membuat
kurangnya waktu untuk mengatur
pernikahan sendiri
Image dari Wedding Organizer yang
merupakan suatu budget tambahan dalam
acara pernikahan dan butuh biaya besar untuk
dapat menggunakan jasanya.
2 Wedding Organizer mulai dikenal banyak
kalangan dan juga semakin besar bisnis
WO di Indonesia sehingga semakin
banyak yang tertarik menggunakan jasa
WO dalam mengurus pernikahannya.
Adanya penipuan yang sering terjadi dalam
penggunaan jasa Wedding Organizer
membuat masyarakat ragu dan tidak dapat
mempercayakan acara pernikahannya kepada
pihak lain seperti Wedding Organizer.
3 Rumitnya pernikahan di Indonesia yang
memiliki berbagai macam budaya dan adat
istiadat membutuhkan banyak informasi
mengenai vendor begitu pula mengenai
tata cara dari suatu budaya yang
membutuhkan informasi lengkap sehingga
penggunaan WO dapat membuat
konsumen merasa terbantu dan
meringankan beban.
Pernikahan adalah acara yang sangat sakral
dan dinantikan seumur hidup. Merupakan
suatu kepuasan batin untuk mengurus
pernikahan sendiri dikarenakan ada rasa
kurang puas apabila diserahkan ke pihak lain.
4 Supplier / penyediaan barang atau biasa
disebut Vendor sudah banyak dan makin
bersaing harganya. Sehingga hal ini
merupakan kemudahan bagi pihak
Wedding Organizer untuk bekerja sama
dengan pihak vendor sebagai penyedia
barangnya dan tentu saja harganya pun
semakin murah dikarenakan jumlah yang
makin banyak ini.
Bagi masyarakat indonesia, acara pernikahan
umumnya diurus dan diatur oleh keluarga
besar. Merupakan keindahan tersendiri dalam
bergotong royong merencanakan suatu
pernikahan sanak saudara.
5 Mulai banyaknya media untuk Memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam
No. Faktor Pendorong (Opportunities) Faktor Penghambat (Threats) menampung pemasaran WO sehingga
mendekatkan jarak antara WO dan
konsumennya.
mengatur pernikahan, sehingga merasa tidak
membutuhkan jasa WO.
6 Masyarakat Indonesia sangat mempercayai
konsep Word of mouth dimana saran dari
lingkungan sekitar dapat mempengaruhi
keputusannya. sehingga adanya
kesempatan bagi Wedding Organizer yang
sukses melakukan pagelaran dapat
mengambil pasar baru yang tertarik dan
ingin mendapatkan hasil yang sukses pula.
Mulai banyaknya informasi mengenai vendor-
vendor pernikahan, memudahkan konsumen
dalam merancang sendiri pernikahan yang
diidamkannya.
7 Hukum Indonesia yang kurang mendukung
membuat kontrak kerja kurang dapat
dijadikan acuan dalam berbisnis. Dalam hal
ini kemungkinan terjadinya kerugian apabila
konsumen melanggar kontrak kerja dengan
tidak membayar upah. Kontrak kerja
cenderung menggunakan azas kepercayaan.
1.1.1 Isu yang dihadapi Rina Gunawan Wedding Organizer Dengan mempertimbangkan kelemahan dan kekurangan yang dimiliki oleh
Rina Gunawan Wedding Organizer serta melihat seluruh ancaman yang
dihadapinya dan kesempatan yang dimilikinya maka diketahuilah beberapa isu
yang mereka hadapi, seluruhnya tertuang dalam List Of Rina Gunawan Issues
dibawah ini.
Tabel Error! No text of specified style in document.-1 Tabel Isu yang dihadapi Rina Gunawan
Wedding Organizer
No. Isu yang dihadapi oleh Rina Gunawan Wedding Organizer
1. Pasar dan cakupan Rina Gunawan Wedding Organizer yang masih terlalu kecil
2. Persaingan bisnis yang sama.
Banyak teman – teman artis dari Rina Gunawan yang melihat kesuksesan Rina
Gunawan Wedding Organizer, sehingga ada beberapa diantara mereka yang
membuat Event Organizer, khususnya Wedding Organizer. Hal ini berkaitan
dengan iklim persaingan secara ”Head to head” yang harus dihadapi oleh Rina
Gunawan Wedding Organizer, bukan hanya dengan Wedding Organizer dari
teman sesama artis, tetapi juga Wedding Organizer lain yang kian hari kian
menjamur, dengan segala keunikan yang dimiliki masing-masing pesaing.
3. Persaingan dengan Media.
Persaingan yang termasuk disini adalah media internet dalam hal ini adalah
website tentang pernikahan, dan media cetak, dalam hal ini adalah majalah,
contohnya : Bella Donna, The Wedding, Perkawinan, Mahligai, Mahkota, Bridal
dan Anggun. Mengapa media dijadikan isu yang penting bagi Rina Gunawan
Wedding Organizer? Karena media memuat banyak informasi mengenai pernak-
pernik pernikahan, segala sesuatu yang dibutuhkan oleh calon pasangan pengantin
bisa dengan mudahnya mereka dapatkan melalui media, sebenarnya hal tersebut
bisa juga merupakan keuntungan bagi Rina Gunawan Wedding Organizer, tetapi
sekaligus bumerang, karena dengan adanya media, semakin memperkuat stigma
bahwa saat ini calon pasangan pengantin tidak memerlukan lagi sebuah Wedding
Organizer untuk membantu mereka dalam mepersiapkan pernikahan.
4. Bentuk pemasaran dan promosi pada Rina Gunawan Wedding Organizer yang
kurang berkembang.
5. Persepsi dengan menggunakan Wedding Organizer, intisari dalam mempersiapkan
pernikahan akan hilang.
Kebanyakan calon pasangan pengantin masih senang mengurus semua detail
No. Isu yang dihadapi oleh Rina Gunawan Wedding Organizer
pernikahannya sendiri, meskipun itu berarti mereka harus mengorbankan lebih
banyak lagi waktu luangnya. Mereka merasa dengan melakukannya sendiri
mereka akan merasa lebih puas terhadap hasilnya, dan juga merasa lebih dekat
satu sama lain, Sehingga mereka merasa tidak memerlukan sebuah Wedding
Organizer
6. Persepsi mahal.
Dengan bermunculannya banyak Wedding Organizer baru, Rina Gunawan
Wedding Organizer terlihat menjadi sangat biasa, tidak ada keunikan khusus yang
membuat konsumen tertarik untuk menggunakan Rina Gunawan Wedding
Organizer, selain karena figur keartisan dari Rina Gunawan dan selain karena
adanya Word of mouth dan ”Getuk tular” , tidak ada lagi yang membuat konsumen
mepertimbangkan untuk menggunakan Rina Gunawan Wedding Organizer, belum
lagi karena selalu melayani konsumen yang berasal dari kalangan atas,
menyebabkan Rina Gunawan Wedding Organizer memiliki image ”mahal”
Seperti yang dikatakan oleh Mela dan Mara, pasangan pengantin yang memilih
untuk tidak menggunakan Wedding Organizer :
”WO-nya Rina Gunawan?Waduh nggak deh nggak, buru-buru sih emang, semuanya serba ngedadak, tapi kalo waktu itu musti pake WO apalagi Rina Gunawan, wah gak sanggup bayar deh, MAHAL, mending ambil paket dari gedung ajah, sisanya kita nyari sendiri jauh lebih murah deh”
7. Standarisasi pelayanan.
8. Orang tua pemangku hajat yang terkadang tidak percaya dengan kemampuan Rina
Gunawan Wedding Organizer dalam meng – organize sebuah acara, dan itu untuk
itu mereka perlu melakukan sebuah tes terhadap Rina Gunawan Wedding
Organizer untuk mencari tahu sampai sejauh mana kemampuan Rina Gunawan
Wedding Orgainzer mengetahui seluk beluk adat istiadat di Indonesia, berupa
sejumlah pertanyaan seputar adat istiadat dan konsep pernikahan di Indonesia.
1.2 Alternatif Solusi
Dari beberapa hal penting yang berhasil terangkum dalam List of Rina
Gunawan Issues diatas, ada beberapa alternatif solution yang ditawarkan, lengkap
dengan keuntungan dan kelebihannya masing-masing. Alternatif Solution diambil
berdasarkan positioning Rina Gunawan Wedding Organizer di mata masyarakat,
dan segmentasi konsumen yang dimilikinya.
Positioning dari perusahaan Rina Gunawan Wedding Organizer, ”Rina
Gunawan Wedding Organizer adalah sebuah perusahaan jasa, yang melayani
calon pasangan pengantin yang berasal dari kalangan menengah atas, memiliki
kerjasama dengan vendor – vendor ekslusif dan menawarkan ide rancangan
pernikahan dengan tampilan elegant dan mewah”.
Berdasarkan positioning diatas, ada beberapa alternatif solusi yang
ditawarkan dan bisa dipilih oleh Rina Gunawan Wedding Organizer, antara lain:
1. Rina Gunawan Wedding Organizer terus bertahan untuk fokus pada
segmentasi konsumen dari kalangan menengah atas. Segmentasi yang
dimaksud adalah The Socialite dan The Wedding Dream.
Pro:
• Mengambil istilah ”sudah terlanjur basah”, maka akan lebih baik jika
Rina Gunawan tetap berada pada posisinya saat ini dengan lebih
memfokuskan lagi dengan target pasar pada segmen tersebut.
Dengan lebih fokus maka produk yang ditawarkan juga dapat lebih
sesuai dengan keinginan dari target pasarnya.
• Dengan tetap pada posisi itu, Rina Gunawan Wedding Organizer
akan berpeluang untuk mendapatkan lebih banyak lagi konsumen
dari segmentasi tersebut. Dan tentu saja hal tersebut semakin
meningkatkan pendapatan Rina Gunawan Wedding Organizer. Hal
ini dikaitkan dengan hukum paretto (20:80) dimana 80% pendapatan
perusahaan, didapatkan dari 20% konsumen perusahaan, dimana
mereka adalah konsumen yang berani membayar biaya yang sangat
besar untuk membeli barang atau menggunakan jasa sebuah
perusahaan.
• Mengambil target pasar kelas menengah keatas, berarti produk yang
ditawarkan eksklusif dan bernilai tinggi (prestige). Maka produk
tersebut secara tidak langsung memiliki nilai tambah tersendiri bagi
pemakainya. Dalam hal ini pengguna jasa pelayanan. Dan tentu saja
konsumen yang dimiliki berbeda dari umumnya. Hanya orang-orang
tertentu saja yang akan menggunakan pelayanan jasa ini.
• Akan lebih mudah bagi Rina Gunawan Wedding Organizer yang
sudah berada di segmen tersebut untuk pindah atau membuat kepada
sebuah segmentasi baru, misalnya masuk ke dalam segmentasi
kalangan menengah – bawah. Dibandingkan apabila mereka berada
pada segmentasi kalangan menengah – bawah, kemudian ingin
berpindah kepada segmentasi kalangan menengah atas
Kontra:
• Selamanya Rina Gunawan Wedding Organizer akan dikenal sebagai
Wedding Organizer ”Mahal”
• Jaringan mereka akan tetap berada pada lingkungan segmentasi itu
saja, yang notabene jumlahnya pasti jauh lebih sedikit.
• Cakupan dan pasar Rina Gunawan Wedding Organizer akan
mengalami pertumbuhan yang tidak cepat.
2. Solusi alternatif yang kedua adalah membuat segmentasi baru.
Hal ini sangat baik untuk mengembangkan dan mencakup pasar
yang lebih besar bagi Rina Gunawan Wedding Organizer. Yang
termasuk kedalam segmentasi ini misalnya The Workaholic
Couple, The No Idea At All Couple, dan The Wishy Washy
Couple.
Pro:
• Dengan mengembangkan segmentasi baru, Rina Gunawan Wedding
Organizer akan dengan mudah memperluas dan memperbesar
cakupan dan pasarnya. Dimana dengan segmentasi baru mereka bisa
membidik calon pasangan pengantin dari kalangan menengah bawah.
• Akan ada sebuah pilihan lain bagi konsumen dari kalangan
menengah – bawah dalam memilih sebuah Wedding Organizer.
• Mengembangkan segmentasi baru berarti mengembangkan
perusahaan ke arah yang lebih besar, karena jumlah konsumen pada
segmentasi kalangan menengah – atas lebih kecil dari pada
konsumen yang berasal dari segmentasi kalangan menengah bawah.
Kontra:
• Membuat segmentasi membutuhkan biaya yang sangat besar, mulai
dari merekrut karyawan hingga membuat marketing plan bagi divisi
baru.
• Membuat divisi baru membutuhkan waktu dan proses yang cukup
lama, dan dikhawatirkan akan memecah konsentrasi dan kendali
pada menegement lini atas.
• Memilih konsumen dari kelas menengah bawah artinya memasuki
pasar yang lebih luas lagi. Maka dari itu penawaran produk menjadi
lebih beragam dan permintaan pasar juga semakin susah ditebak.
• Akan sangat sulit bagi Rina Gunawan untuk kembali pada
segmentasi nya yang semula.
• Rasa ”prestige” dari segmen konsumen sebelumnya akan hilang.
3. Sedangkan solusi alternatif yang terakhir adalah mengkombinasikan
segmentasi keduanya, yaitu mempertahankan segmentasi yang sudah
ada dan mengembangkan segmentasi baru.
Pro:
• Cakupan serta pasar yang semakin luas. Meskipun cakupan dan
pasarnya menjadi semakin besar dan luas, tetapi Rina Gunawan
Wedding Organizer akan tetap eksis sebagai The Umbrella Brand ,
yang melayani segementasi kalangan menengah atas. Sedangkan
divisi baru akan melayani segmentasi kalangan menengah bawah
• Akan terjalin jaringan bisnis yang lebih luas lagi, karena jumlah
konsumen juga semakin besar.
• Akan ada lebih banyak ide – ide dari konsumen dari segmentasi
kalangan menengah bawah, karena konsumen dari kalangan tersebut
akan menyumbangkan lebih banyak masukan, biasanya tujuan
mereka untuk menekan budget.
Kontra:
• Membuat sebuah divisi atau dalam hal ini perusahaan baru tidaklah
murah.
• Divisi baru, dikhawatirkan akan membuat perusahaan tidak fokus
terhadap segmentasi yang sudah ada.
• Memiliki 2 segmen yang bertolak belakang akan membuat
perusahaan menjadi kurang memiliki keunikan sendiri. Memerlukan
konsentrasi yang besar untuk memisahkan kedua produknya tersebut.
Agar setiap segmen dapat ”terpayungi” dengan baik.
1.3 Rekomendasi
Rina Gunawan Wedding Organizer bisa memilih salah satu dari alternatif
solution yang di tawarkan diatas, berkaitan dengan isu yang sedang mereka
hadapi.
Namun rekomendasi yang sekiranya sesuai menurut penulis adalah Rina
Gunawan Wedding Organizer tetap berada pada posisinya saat ini, bertahan pada
segmentasi awal, tidak berubah haluan dengan membidik segmentasi baru,
ataupun membuat segmentasi baru. Karena setelah dipelajari lebih jauh, Rina
Gunawan Wedding Organizer dipandang sudah sangat memahami segementasi
ini, dan mereka tetap bisa berkembang meskipun perlahan tapi pasti. Fokus pada
segmentasi ini alternatif terbaik, karena dikhawatirkan perpindahan ataupun
pembuatan segmentasi baru akan membuat perusahaan kehilangan nama uniknya
dan pasar dari segmen yang sebelumnya.
Meskipun tetap bertahan pada segmentasinya saat ini, yaitu : segmentasi
kalangan atas, tetapi seperti dijelaskan juga oleh pihak Rina Gunawan Wedding
Organizer, mereka juga tidak menampik konsumen yang memiliki budget sangat
rendah, bahkan untuk pesta pernikahan yang di gelar di kampung – kampung kecil
disekitar DKI Jakarta. Dan kegatan tersebut bisa dimasukkan kedalam CSR
(Coorporate Service Resposibility) Rina Gunawan Wedding Organizer, dimana
mereka adalah sebuah perusahaan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan
semata, tetapi juga memenuhi tanggung jawabnya terhadap lingkungan sosial.
1.4 Action Plan
Dengan rekomendasi yang ditawarkan diatas, ada beberapa action plan
harus dilakukan Rina Gunawan Wedding Organizer untuk merealisasikannya,
yaitu :
1. Operational Action. Segmentasi dari kalangan atas suka dengan segala
sesuatu yang ekslusif, karenanya hal pertama yang harus dilakukan
Rina Gunawan adalah merenovasi kantor utama, sebenarnya dari segi
lokasi, kantor tersebut sudah terletak pada tempat yang sangat
representatif, Tetapi perlu ada perubahan pada segi bangunan luar dan
interiornya.
2. Membuka cabang lokasi lain DKI Jakarta dengan mengambil lokasi
yang strategi, Misalnya di Jakarta Selatan bisa membuka di
Dharmawangsa square, Jakarta Pusat di Menteng Plaza, Di Jakarta
Utara di Kelapa Gading Mall, Di Jakarta Barat di Taman Anggrek
Mall, atau lokasi lainnya.
4. Cuztomization dalam pelayanan. mereka menyediakan pelayanan
konsultasi selama 24 jam sehari 7 hari seminggu selama persiapan
pernikahan, atau penyediaan assistant khusus bagi calon pengantin
wanita bukan hanya pada saat pelaksanaan acara pernikahan, tapi juga
pada saat persiapan. Hal ini sesuai dengan teori High Invovement
semakin besar pengorbanan yang mereka keluarkan semakin tinggi
harapan mereka terhadap pelayanan yang ingin mereka dapatkan.
Meskipun nama Rina Gunawan Wedding Organizer sudah sangat
menjual, tetapi dengan membuat company kit yang lebih representatif
dan elegant, akan lebih meningkatkan image perusahaan
5. Marketing and Promotion Actions. Mengajak beberapa vendor terkenal
dan sudah memiliki nama di jagad ”Wedding Indonesia” untuk
bersama – sama membuat website, dengan Rina Gunawan Wedding
Organizer sebagai pihak koordinatornya. Website dibuat dengan fitur –
fitur baru dan menarik, misalnya menambahkan fitur ”Search exclusive
vendor” dan lainnya. Tidak lupa layout harus disesuaikan dengan
segmentasinya, sehingga orang – orang yang memasuki website
tersebut akan memiliki mind set ekslusif terhadap vendor – vendor
yang terdapat didalamnya.
6. Bersama–sama dengan vendor lain, membuat sebuah pameran
Wedding expo, yang berlokasi di tempat – tempat strategis ibukota dan
merupakan tempat yang familiar bagi calon pasangan pengantin.
Dalam pameran tersebut terdapat strategi untuk ”mengedukasi” pasar
didalamnya. Dengan cara turut ambil bagian dalam pameran –
pameran bertemakan pernikahan yang saat ini semakin ramai digelar di
berbagai tempat – tempat strategis di Jakarta, seperti Plenary Hall
JHCC, Gedung Bidakara, Balai Kartini, dan beberapa tempat lainnya
yang menjadi langganan dalam penyelenggaraan pameran bertemakan
pernikahan. Pada pameran tersebut Wedding Organizer bisa tampil
untuk membawakan seminar dengan mengusung topik menarik yang
menjabarkan segala sesuatu mengenai Wedding Organizer.
7. Melakukan ”buzz marketing”, yaitu salah satu strategi marketing yang
bertujuan mengangkat nama sebuah perusahaan, dimana mereka
membuat sebuah isu yang unik dari sebuah perhelatan pesta
pernikahan, dan membuatnya menjadi sebuah perbincangan yang seru
dan menarik di kalangan masyarakat. Misalnya saja Rina Gunawan
Wedding Organizer yang dipercaya untuk membantu persiapan
pernikahan Bunga Citra Lestari dan kekasihnya Ashraff Sinclair, dapat
melakukan ”buzz marketing” dengan mengangkat satu isu yang
menarik mengenai pesta pernikahan Bunga dan Ashraff, mengingat
Bunga dikenal sebagai seorang selebritis yang saat ini sedang naik
daun, maka bisa dipastikan orang – orang akan memberikan perhatian
yang lebih terhadap pernikahan mereka, secara tidak langsung hal
tersebut akan sekaligus mengangkat nama Rina Gunawan Wedding
Organizer, pihak yang berada di balik seluruh rangkaian dan proses
pesta pernikahan Bunga dan Ashraff, tetapi perlu diperhatikan bahwa
”buzz marketing” tidak boleh berlebihan, dan tidak boleh merugikan
pihak – pihak yang menjadi subjek, dan hal ini sebaiknya harus
mendapat persetujuan dari kedua belah pihak, tetapi dengan
pendekatan yang tepat, hal tersebut akan lebih mudah untuk dilakukan.
8. Melakukan pendekatan dan lobby dengan pihak media dalam hal
strategi pemasangan iklan di media – media cetak di ibukota.