Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK -...

100
87 Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK 5.1. Perkembangan BPR BKK Pada tahun 1969 pasca gerakan G 30'S PKI, kemiskinan masyarakat semakin meningkat, kemudian muncul pemikiran untuk mendirikan lembaga penyedia modal masyarakat di pedesaan. Pada mulanya BPR BKK adalah BKK yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II se Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan modal awal sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta ru- piah). Dengan modal awal tersebut, BKK akhirnya berkembang menjadi seperti saat ini. Perkembangan BKK dipengaruhi oleh potensi daerah, organisasi, manajemen, dan sumber daya manusia. Hal yang sangat menarik untuk diamati yaitu, adanya tanggapan serta dukungan materiil maupun non materiil dari masyarakat terhadap keberadaan BKK. Dukungan materiil berupa penempatan dana dari masyarakat di BKK, sedangkan dukungan non materiil yaitu membantu menjaga nama baik BKK. Gambaran tersebut di atas, merupakan titik awal dimulainya dinamika perkembangan BPR BKK. Pada tahun 1975-1979 merupakan masa mempertahankan kelembagaan, tahun 1979-1981 masa rehabilitasi, tahun 1981-1985 tumbuh dan proses menjadi Perusahaan Daerah, tahun 1986-1980 pemantapan kelembagaan, dan pada tahun 1991- 2004 pilihan menjadi lembaga keuangan atau bank, dan yang terakhir dilakukan merger di setiap Kabupaten/kota. Dinamika perkembangan BPR BKK melalui tujuh tahap perkembangan yang ditampilkan dalam tabel 5-1. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Jawa Tengah dan perkembangan dunia usaha, kehadiran BPR BKK di tengah-tengah masyarakat ekonomi lemah sangatlah strategis. Berangkat dari pemikiran inilah Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah bersama dengan DPRD memantapkan status kelembagaan BKK menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang kuat dan terpercaya.

Transcript of Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK -...

Page 1: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

87

Bab 5Dinamika Merger BPR BKK

5.1. Perkembangan BPR BKK

Pada tahun 1969 pasca gerakan G 30'S PKI, kemiskinan masyarakatsemakin meningkat, kemudian muncul pemikiran untuk mendirikanlembaga penyedia modal masyarakat di pedesaan. Pada mulanya BPRBKK adalah BKK yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten DaerahTingkat II se Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat IJawa Tengah dengan modal awal sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta ru-piah). Dengan modal awal tersebut, BKK akhirnya berkembang menjadiseperti saat ini. Perkembangan BKK dipengaruhi oleh potensi daerah,organisasi, manajemen, dan sumber daya manusia. Hal yang sangatmenarik untuk diamati yaitu, adanya tanggapan serta dukungan materiilmaupun non materiil dari masyarakat terhadap keberadaan BKK.Dukungan materiil berupa penempatan dana dari masyarakat di BKK,sedangkan dukungan non materiil yaitu membantu menjaga nama baikBKK.

Gambaran tersebut di atas, merupakan titik awal dimulainya dinamikaperkembangan BPR BKK. Pada tahun 1975-1979 merupakan masamempertahankan kelembagaan, tahun 1979-1981 masa rehabilitasi,tahun 1981-1985 tumbuh dan proses menjadi Perusahaan Daerah,tahun 1986-1980 pemantapan kelembagaan, dan pada tahun 1991-2004 pilihan menjadi lembaga keuangan atau bank, dan yang terakhirdilakukan merger di setiap Kabupaten/kota.

Dinamika perkembangan BPR BKK melalui tujuh tahap perkembanganyang ditampilkan dalam tabel 5-1.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Jawa Tengah danperkembangan dunia usaha, kehadiran BPR BKK di tengah-tengahmasyarakat ekonomi lemah sangatlah strategis. Berangkat daripemikiran inilah Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah bersamadengan DPRD memantapkan status kelembagaan BKK menjadi BadanUsaha Milik Daerah (BUMD) yang kuat dan terpercaya.

Page 2: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

88

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Untuk memperkuat kelembagaan tersebut perlu dilakukan penggabungan(merger), meskipun sebelumnya BPR BKK telah mempunyai payunghukum yaitu Perda No. 11 Tahun 1981. Perda tersebut telah mendapatkanpengesahan dari Mendagri dengan SK No.581.053.3/884, tanggal 17Desember 1981, diundangkan dalam lembaran daerah Jawa Tengah No.107 tanggal 24 Desember 1981 seri D No. 103.

Dengan terbitnya perda tersebut kelembagaan BKK berubah status dariproyek menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sebagai BUMDmaka lembaga tersebut menjadi lembaga penyetor laba ke kas daerah.Setelah BPR BKK menjadi BUMD maka mempunyai 2 peran; peranpertama sebagai agen penggerak perekonomian, peran kedua sebagailembaga penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dengan semakin berkembangnya perekonomian dan tumbuhnya bankperkreditan rakyat serta lembaga keuangan mikro lainnya maka BPRBKK menyesuaikan diri menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR BKK).Dalam perkembangannya muncul beberapa permasalahan mengenaipermodalan dan semakin ketatnya persaingan, maka dengan berbagaipertimbangan dari pemerintah Provinsi, pemerintah kabupatenmelakukan beberapa penelitian dan studi banding untuk persiapanmerger.

Tabel 5-1 Tahap Perkembangan Kelembagaan BPR BKK

Tahap Periode Keterangan

1 1970 - 1975 Pembukaan Unit BKK

2 1975 - 1979 Masa Mempertahankan Kelembagaan

BKK (Survival of The Fitest)

3 1979 - 1981 Rehabilitasi

4 1981 - 1986 Bertumbuh dan Pelembagaan

(Perusahaan Daerah)

5 1986 - 1989 Konsolidasi dan Diversifikasi

6 1991 - 2004 Pilihan Menjadi BPR/Alternatif

Kelembagaan (Badan Hukum)

7 2005 - 2009 Gelombang Merger/Mega Merger BPR

BKK

Keterangan: Tahap 1 s/d 4 lihat Patten R.H & Rosengard,J.K : 1991, hal 26-34

Tahap 5 & 6 lihat Sunarto H : 2007, hal 93

Page 3: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

89

5.1.1. Bentuk Badan Hukum BPR BKK

Untuk mengetahui bentuk perusahaan atau bentuk yuridis (bentukhukum perusahaan) khususnya tentang badan usaha milik pemerintahdaerah, dapat dikemukakan ketentuan pasal 4 ayat (1) UU No. 5 tahun1962 yang menyebutkan perusahaan daerah didirikan dengan peraturandaerah atas kuasa Undang-undang ini, sedangkan modal untukkeseluruhan atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan(pasal 2) sehingga pertanyaannya adalah bagaimanakah statuskelembagaan BPR BKK sebagai lembaga keuangan di pedesaan JawaTengah.

Selain status kelembagaan BPR BKK selalu dinamis, peran dan fungsinyaselalu berubah-ubah, tergantung dari perda yang berlaku saat itu. Sejarahawal berdirinya BKK adalah untuk memberantas pengijon dan renteniryang ada di pedesaan. Oleh sebab itu di setiap ibu kota kecamatandibentuk lembaga kredit non bank bernama Badan Kredit Kecamatan(BKK).

Pasca gerakan 30 September 1965 Indonesia dilanda kemiskinan, dimanasuhu politik memanas, para pemegang kekuasaan saling mencurigai.Dalam kondisi yang serba sulit, Gubernur Jawa Tengah (Munadi)mencoba menggugah masyarakat Jawa Tengah untuk bangkitmembangun perekonomian yang sedang terpuruk melalui gerakanModernisasi Desa (Modes) dengan mendirikan BKK di setiap ibukotakecamatan.

Sebanyak 510 BKK didirikan di Jawa Tengah, yang pada saat itu BKKtidak mempunyai status kelembagaan. Baru pada tahun 1981, BKKmenjadi lembaga yang berstatus hukum berdasarkan Perda 11 tahun1981 dengan status sebagai Perusahaan Daerah (PD).

Dengan lahirnya Undang-Undang perbankan Nomor 7 tahun 1992,sebanyak 350 dari 510 BKK dinaikkan statusnya dari lembaga non bank,menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Hal tersebut dilakukan dalamrangka melindungi lembaga dengan payung hukum sekaligus untukefisiensi dan pemenuhan modal BPR BKK yang berasal dari APBDterhadap lembaga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 4: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

90

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

5.1.2. Dinamika Kelembagaan BKK

Pencanangan merger BPR BKK di Jawa Tengah dimulai, dari 350 BPRBKK mandiri dimerger menjadi 35 BPR BKK Kabupaten/Kota.Pelaksanaannya secara bertahap per kabupaten/kota dalam rangkameminimalisasi gejolak atau dinamika yang timbul. Adapun alur sejarahperkembangan BPR BKK yang dimulai dari BKK disajikan pada dia-gram 5-1 berikut,

Dalam Peraturan Daerah (Perda) nomor 20 tahun 2002, mendoronglembaga untuk lebih mandiri dan profesional, sehingga membukakreativitas bagi direksi dan karyawan. Campur tangan pemerintahdaerah sebagai pemegang saham sudah mulai berkurang, profesionalismepengurus dan karyawan lebih diutamakan.

Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD BPRBKK dan diagram 5-1 tentang dinamika perkembangan BPR BKK diJawa Tengah memberikan gambaran singkat mengenai dinamikakelembagaan Perusahaan Daerah BPR BKK yang akan dibahas mulaisub bab berikut, serta dalam penulisannya ditulis BPR BKK.

Pendirian BKK berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala DaerahTingkat I Jawa Tengah, tidak memenuhi persyaratan dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 maupun Undang-undang No. 10 tahun1998 yang antara lain memberi peluang kepada pemerintah daerahuntuk mendirikan perusahaan daerah (pasal 59 ayat 1), sedangkan yangdimaksud dengan perusahaan daerah adalah perusahaan yang didirikanberdasarkan UU No. 5 tahun 1962.

Diagram 5-1 Dinamika Perkembangan BPR BKK (1970-2005)

Page 5: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

91

Gambar 5-1. Peresmian Kantor BKK Ungaran tahun 1978

Karena adanya larangan pendirian bank baru masih berlaku yang tidakmemberikan ijin pendirian bank, maka status BKK bukan badan

hukum dan merupakan lembagakeuangan bukan bank (other finan-

cial intermediares) yaitu sebagai lem-baga keuangan yang hanya membe-rikan kredit dan tidak diperboleh-kan menghimpun dana dari masya-rakat. Akan tetapi, dalam praktek-nya BKK yang belum berstatussebagai bank dalam operasionalnyamelakukan hal yang sama persisdengan BPR BKK yang sudahberstatus bank, hal ini karena alasanhistoris, sudah terlanjur sejak awalberdiri.

Untuk lebih meningkatkan peran BKK, maka status BKK ditetapkandengan Peraturan Daerah No 11 tahun 1981, sehingga BKK merupakanBadan Usaha Milik Daerah(pasal 3) maka terdapat perbe-daan dalam menggunakan isti-lah yaitu:

• Perusahaan Daerah, diguna-

kan dalam UU No. 5 tahun1962 dan UU No. 5 tahun1974

• Badan Usaha Milik Daerah,

digunakan dalam Perda No.11 tahun 1981.

Walaupun terjadi perbedaan, BKK secara jelas sudah berbentuk badanhukum karena telah memenuhi ketentuan perundang-undangan.

Gambar 5-2. Kondisi pelayanan di loket kantor BKK pada tahun 1981

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 6: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

92

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Kondisi pelayanan BKK pada tahun 1981 masih sangat sederhana sekali,hal tersebut disebabkan kurangnya perhatian pemerintah daerah selakupemegang saham. Hal itu terjadi karena saat itu belum ada pembagianpersentase saham untuk Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Sehinggaterkesan saling menyerahkan tanggung jawabnya, dan terkesan tidakprofesional. Tetapi setelah ada pembagian persentase modal, makapemerintah provinsi dan kabupaten saling berlomba untuk setor modal.

Ketentuan mengenai BKK dapat dirubah statusnya menjadi BPR jikamemenuhi persyaratan (pasal 58) UU No 10 tahun 1998. Sedangkanjangka waktunya adalah 5 (lima) tahun. Dalam Undang-undang No. 10tahun 1998 memberikan alternatif bentuk hukum bagi BPR BKK antaralain berupa:

1. Perusahaan Daerah (PD)2. Koperasi3. Perseroan Terbatas dan lembaga lain yang sah

Bagi BKK yang telah ditetapkan bentuk hukumnya adalah PerusahaanDaerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Pendiriannyaberdasarkan Undang-undang No. 5 tahun 1962 dan Undang-undangNo. 5 tahun 1974. Bagi BPR swasta banyak memilih berbentuk hukumPerseroan Terbatas berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1995.

Khusus untuk BPR yang berbadan hukum Koperasi jumlahnya relatiflebih sedikit, namun apapun bentuk hukum dari BPR telah memberikanarti dalam perkembangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, disatu sisi BPR sebagai lembaga keuangan yang dapat menghimpun danmenyalurkan dana, di sisi lain terdapat hubungan hukum antara bankdengan nasabah yang meliputi hubungan kepercayaan, hubungankerahasiaan, dan hubungan kehati-hatian.

5.2. BPR BKK Kabupaten Semarang Pra Merger

Kondisi kesehatan BPR BKK sebelum merger masih variatif. Haltersebut terjadi karena kwalitas SDM yang mengelola tidak sama.Potensi daerah ikut mempengaruhi perkembangan bank dan tingkatkesehatan BPR BKK pra merger. Lemahnya pengawasan menjadipelengkap tidak meratanya perkembangan BPR BKK pra merger.

Page 7: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

93

5.2.1. Tingkat Kesehatan Pra Merger BPR BKK se KabupatenSemarang

Kondisi umum tingkat kesehatan PD BPR BKK Jawa Tengah dari 224unit, 24 persen tidak sehat dan kurang sehat; sementara BPR NonBKK dengan jumlah 366 unit, 20 persen adalah tidak sehat dan kurangsehat. Terdapat 48 persen PD BPR BKK yang sehat (lihat Tabel 1-2).Sebelum merger 9 BPR BKK Kabupaten Semarang yang akanmelakukan merger dilakukan audit dan evaluasi oleh akuntan publikdengan hasil sebagai berikut:

Tabel 5-2. Tingkat Kesehatan BPR BKK Kabupaten SemarangPra Merger

No Nama Nomor Ijin Bank Indonesia/

No. Kep. Menkeu RI

Tingkat

Kesehatan

1 PD BPR BKK UNGARAN Kep-325/KM.13/1991 (8/10/91) Sehat

2 PD BPR BKK KLEPU Kep-327/KM.17/1993 (14/5/91) Sehat

3 PD BPR BKK BANYUBIRU Kep-326/KM.13/1991 (8/10/91) Cukup Sehat

4 PD BPR BKK BAWEN Kep-325/KM.13/1991 (8/10/91) Cukup Sehat

5 PD BPR BKK BRINGIN Kep-330/KM.13/1991 (8/10/91) Cukup Sehat

6 PD BPR BKK SUMOWONO Kep-329/KM.13/1991 (8/10/91) Cukup Sehat

7 PD BPR BKK AMBARAWA Kep-32/172/KEP/DIR (14/10/99) Cukup Sehat

8 PD BPR BKK JAMBU Kep-328/KM.13/1991 (8/10/91) Cukup Sehat

9 PD BPR BKK TUNTANG Kep-32/179/KEP/DIR (14/5/99) Cukup Sehat

Berdasarkan tabel 5-2, bahwa sebelum dilakukan merger dari 9 BPRBKK di Kabupaten Semarang tidak semuanya sehat, dua BPR BKKdinyatakan sehat, 6 BPR BKK dinyatakan cukup sehat dan 1 BPR BKKtidak sehat. Fakta tersebut menunjukan bahwa BPR BKK yang sehatsebelum merger hanya dua dari Sembilan (22%). Berdasarkan simulasi,merger akan menyelamatkan PD BPR BKK Ambarawa (tidak sehat)dengan pengorbanan bagi PD BPR BKK yang sehat, sehingga pascamerger berpeluang tingkat kesehatan cenderung ke modalnya yaitucukup sehat.

5.2.2. Dasar Hukum Merger BPR BKK

Berangkat dari pemikiran awal dan pembicaraan yang dilakukan BupatiSemarang dengan Kabag. Perekonomian dan Direktur BPR BKK Ungaransebelum merger, mengenai masalah penyimpangan yang terjadi di BPRBKK Ambarawa. Muncul pemikiran untuk menggabungkan 9 BPR BKK

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 8: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

94

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

di Kabupaten Semarang menjadi satu dan berkantor pusat di Ungaran.

Yang menjadi pertanyaan saat itu apakah dasar hukum untuk melakukanpenggabungan (merger) tersebut. Untuk mewujudkan rencana BupatiSemarang untuk melakukan merger terhadap 9 BPR BKK se KabupatenSemarang ke BPR BKK Ungaran perlu ada landasan hukum yangmangaturnya.

Koordinasi Kabag. perekonomian dengan bagian hukum KabupatenSemarang menemukan beberapa dasar hukum yang bisa digunakansebagai dasar untuk melakukan merger 9 BPR BKK se KabupatenSemarang. Adapun dasar hukum dimaksud (diurutkan menurut urutantahun bukan urutan perundangan):

1. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 278/KMK/01/1989tentang peleburan usaha bank, yang diperbarui tanggal 26 Februari1993, tentang tata cara merger, konsolidasi dan akuisisi.

2. Undang-undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas(UUPT) (Bab VII, pasal 102-109).

3. Peraturan Pemerintah RI nomor 27 tahun 1998, (pasal 4-pasal 6)tentang tatacara merger, konsolidasi, dan akuisisi perusahaan.

4. Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 (pasal 28 ayat 1 dan ayat 2,yaitu merger, konsolidasi, dan akuisisi harus mendapatkan ijin dariPimpinan Bank Indonesia, adapun tatacaranya diatur denganperaturan pemerintah.

5. Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1999 tentang merger,konsolidasi dan akuisisi bank.

6. Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor 32/52/KEP/DIR tanggal14 Mei 1999 tentang persyaratan dan tatacara merger, konsolidasi,dan akuisisi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Berdasarkan 6 dasar hukum tersebut maka keinginan Bupati Semaranguntuk melakukan merger 9 BPR BKK di Kabupaten Semarang adadasar hukumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rencana merger9 BPR BKK se Kabupaten Semarang bisa dilanjutkan.

5.2.3. Inisiatif Merger Tahun 2003

Menindak lanjuti keinginan Bupati Semarang untuk melakukanmerger terhadap 9 BPR BKK guna mengatasi penyimpangan yangterjadi pada bulan Mei 2003 yang dilakukan oleh salah satu direktur

Page 9: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

95

BPR BKK Ambarawa, Bupati Semarang bersama dengan KabagPerekonomian bertekad untuk melakukan merger terhadap 9 BPR BKK.Karena kalau tidak dilakukan merger, BPR BKK Ambarawa diancamakan ditutup oleh Bank Indonesia.

Kepala Bagian Perekonomian melakukan dialog dengan para direkturuntuk mencari jalan keluar, inisiatif merger ini memancing gejolakdalam tubuh lembaga.

Tabel 5-3 Inisiatif dan Dinamika Pra Merger BPR BKK UngaranTahun 2003

No Nama BPR BKK Jumlah

Direktur Dinamika yang Terjadi

1 PD BPR BKK

UNGARAN

2 . Berinisiati dan sepakat

untuk di merger

2 PD BPR BKK KLEPU 1 . Menolak, mohon merger

diundur menunggu

kabupaten lain.

3 PD BPR BKK BAWEN 1 . Berinisiati dan sepakat

untuk dimerger.

4 PD BPR BKK

TUNTANG

1 . Menolak merger, akhirnya

diwajibkan

5 PD BPR BKK

BRINGIN

1 . Jadwal merger minta

diundur

6 PD.BPRBKK

SUMOWONO

1 . Sepakat dimerger karena

banyak kasus

7 PD.BPRBKK

AMBARAWA

1

. Sepakat dimerger karena

banyak kasus

8 PD BPR BKK

BANYUBIRU

1 . Tidak menjawab/tidak

memilih

9 PD. BPR BKK JAMBU 1 . Sepakat merger kapan saja

Sumber: Data diolah dari BPR BKK Ungaran

Dari tabel 5-3 dapat disajikan grafik mengenai kesepakatan merger 9Direksi BPR BKK Kabupaten Semarang sebagai berikut:

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 10: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

96

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

7 Dir/70% Sepakat Merger

2 Dir/20% menolak Merger

1 Dir/10%Tidak menjawab

Sumber : Bagian Perekonomian, Kab.Semarang

Grafik 5-1. Kesepakatan Merger 9 Direksi BPR BKKKabupaten Semarang

Dari tabel 5-3 dan grafik 5-1 dapat dilakukan analisa bahwa dalampencetusan atau inisiatif merger tidak berjalan mulus, dari 10 direktur,7 direktur atau 70 persen berinisiatif dan sepakat untuk merger, 2Direktur atau 20 persen menolak, 1 tidak berinisiatif. Dari analisistersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pra merger inisiatifmerger BPR BKK Ungaran tidak semulus yang dibayangkan, timbulbeberapa dinamika dan beda pendapat dari sebagian stakeholder.

Selain alasan banyaknya penyimpangan, inisiatif merger juga berdasarkanpada tidak cukupnya jumlah karyawan yang ada untuk mengisi strukturorganisasi yang sudah dibakukan, karena rata-rata personilnya BPR BKKdibawah 10 orang. Supaya lebih jelas disajikan struktur organisasi BPRBKK sebelum merger.

Page 11: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

97

Dewan Pengawas(Ka Perekonomian & Camat)

Direktur BPR BKK

Kabag Pemasaran Kabag Pelayanan SPI

Seksi Dana

Seksi Kredit

Seksi Kas

Seksi Pembukuan

Seksi Umum/

Personalia

Seksi Humas

Grafik 5-2. Struktur Organisasi BPR BKK Sebelum Merger

5.2.4. Motivasi Merger 9 BPR BKK se Kabupaten Semarang

Strategi merger bank di Indonesia mulai populer sejak tahun 1997, saatitu krisis melanda Bank Umum di Indonesia, pasca krisis banyak bankumum yang masuk ke pasar Bank Perkreditan Rakyat (BPR), situasitersebut membuat ketidaknyamanan operasional BPR termasuk BPRBKK di Kabupaten Semarang, sehingga timbul persaingan yang tidaksehat dan banyak penyelewengan. Oleh karena itu Bupati Semarangbersama dengan Kabag. Perekonomian tetap bertekad melakukanmerger terhadap 9 BPR BKK yang ada di Kabupaten Semarang. Motivasidilakukannya merger BPR BKK se Kabupaten Semarang adalahlemahnya kualitas SDM, lemahnya permodalan, in efisiensi pembiayaandan tidak efektifnya pengawasan.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 12: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

98

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

1. Lemahnya Kualitas Sumber Daya Manusia

Kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia sangat membantuperkembangan bank. Sumber daya manusia yang kompeten harusdidukung pula dengan integritas yang bisa dipertanggungjawabkan,karena kedua hal tersebut saling berkaitan.

Tabel 5-4 Latar Belakang Pendidikan Pegawai 9 BPR BKK seKabupaten Semarang Tahun 2004

No Pendidikan pegawai 30 April

2004

Persentase

(%)

1 Berpendidikan S2 3 2,48

2 Berpendidikan S1 37 30,58

3 Berpendidikan D3 10 8,27

4 Berpendidikan SLTA 61 50,40

5 Berpendidikan SLTP 7 5,79

6 Berpendidikan SD 3 2,48

Jumlah 121 100

Sumber : data diolah dari BPR BKK Ungaran

Berdasarkan data pada tabel 5-4, terlihat bahwa SDM BPR BKK seKabupaten Semarang masih lemah, karena sebagian besar berpendidikanSLTA (50,40%). Untuk meningkatkan kemampuan SDM denganmengirim staf ikut pelatihan.

Kalau tidak melakukan merger, bank belum bisa memanfaatkananggaran 5 persen dari total BTK untuk pendidikan, karena 5 persendari biaya tenaga tersebut tidak mencukupi untuk mengirim SDM ketempat-tempat pelaksana pelatihan. Biaya pelatihan mahal, sehinggaanggaran 5 persen biaya tenaga tidak cukup, padahal tidak bisadiakumulasi dengan anggaran tahun berikutnya. Dengan demikian,proses peningkatan kualitas SDM terhambat karena biaya tidakmencukupi.

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merger untukmeningkatkan kualitas SDM BPR BKK. Program peningkatan kualitasSDM tidak bisa berjalan karena anggaran biaya pendidikan tidakmencukupi karena masih unit mandiri.

Page 13: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

99

2. Lemahnya Permodalan

Untuk bisa bersaing, bank harus memiliki modal yang kuat. Hal tersebutselain untuk mengatasi persaingan pasar, untuk meningkatkanjangkauan pelayanan, juga untuk mengantisipasi peraturan dari BankIndonesia mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK) bankdan pemenuhan (Capital Adequacy Rasio) CAR Bank. Untukmendukung pernyataan tersebut disajikan posisi modal BPR BKK seKabupaten Semarang sebelum merger dilakukan, yaitu sebesarRp 2.747.497.000,- yang terinci sebagai berikut:

Sumber : BPR BKK Ungaran

Dari tabel 5-5 tersebut dapat dianalisa, dari 9 BPR BKK di KabupatenSemarang yang ratio CAR nya lebih dari 8 persen hanya 2 BPR BKKyaitu BPR BKK Ungaran dan BPR BKK Klepu. Enam BPR BKKmodalnya kurang dari 8, 1 BPR BKK yaitu BPR BKK Ambarawamodalnya minus. Salah satu penyebab minusnya modal BPR BKKAmbarawa adalah terjadinya penggelapan dana Antar Bank Aktiva(ABA) sebesar Rp 2.751.485.000,-. Setelah diadakan pengusutan danpenyitaan sisa harta hasil penggelapan harta milik bank oleh direktursebagian modal bisa kembali. Selain itu ada kebijakan dari Bank Indo-nesia untuk menggunakan cadangan tujuan untuk menutup kekuranganmodal. Modal masih tetap minus Rp 221 juta rupiah. Dari analisis

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Tabel 5-5. Modal 9 BPR BKK se Kabupaten Semarang Tahun 2004

No BPR BKK Modal

(Rp.000)

Ratio CAR

(%)

1 BPR BKK Ungaran 1.071.135 17,58

2 BPR BKK Klepu 447.147 9,90

3 BPR BKK Bawen 215.050 6,97

4 BPR BKK Tuntang 210.170 7,29

5 BPR BKK Bringin 178.050 6,73

6 BPR BKK Sumowono 203.100 7,30

7 BPR BKK Ambarawa (221.000) (11,40)

8 BPR BKK Banyubiru 217.060 7,45

9 BPR BKK Jambu 207.040 7,96

Jumlah 2.527.752 -

Page 14: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

100

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar BPR BKK diKabupaten Semarang modalnya lemah, sebagian BPR BKK ratio CAR-nya kurang sehat.

3. In Efisiensi Pembiayaan

Salah satu motivasi yang mendorong dilakukan merger BPR BKK seKabupaten Semarang yaitu terjadinya in efisiensi pembiayaan, diantaranyagaji Direksi dan Badan Pengawas. Pemborosan itu terjadi karenajumlahnya yang tidak seimbang dengan asset bank. Asset bank Rp.63milyar dikelola oleh 10 Direktur dan 18 Badan Pengawas. Untuk unitmandiri Ungaran dikelola 2 Direktur dengan asset Rp.23,5 milyar.Sedangkan untuk 8 unit mandiri yang lainnya dikelola 1 direktur karenaassetnya kurang dari Rp.15 milyar. Untuk lebih rincinya disajikan tabelsebagai berikut:

Tabel 5-6. Asset, Direksi dan Badan pengawas BPR BKKse Kabupaten Semarang sebelum merger

N0 BPR BKK Asset Direksi

(orang)

Banwas

(orang) (000)

1 BPR BKK Ungaran 23.579.106 2 2

2 BPR BKK Klepu 11.712.110 1 2

3 BPR BKK Bawen 3.763.100 1 2

4 BPR BKK Tuntang 3.225.120 1 2

5 BPR BKK Bringin 3.909.100 1 2

6 BPR BKK Sumowono 3.907.200 1 2

7 BPR BKK Ambarawa 6.489.207 1 2

8 BPR BKK Banyubiru 7.453.100 1 2

9 BPR BKK Jambu 4.456.110 1 2

Jumlah 68.494.153 10 18

Sumber : BPR BKK Ungaran

Dari tabel 5-6, dapat dilakukan analisa sebagai berikut BPR BKK yangberasset di atas 23,5 milyard diurus oleh 2 orang Direktur dan 2 orangBanwas masih wajar dan masih efesien, tetapi kalau BPR BKK yangberasset dibawah 5 milyar diurus oleh tiga orang pengurus tidak efesien,maka yang terjadi adalah pemborosan biaya gaji Direktur dan BadanPengawas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi merger

Page 15: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

101

BPR BKK yaitu untuk mengurangi terjadinya in efesiensi yangdiakibatkan pembayaran gaji Direktur dan Badan Pengawas.

4. Tidakefektifnya Pengawasan

Praktek operasional bank yang terjadi di BPR BKK sebelum mergeryaitu adanya raja-raja kecil yang muncul dari kekuasaan mutlak yangdilakukan oleh para direktur dan pejabat lainnya. Intervensi daripenguasa daerah semakin menambah tidak efektifnya pengawasan,diantaranya adanya tekanan untuk para birokrat untuk menjadi BadanPembina. Intervensi kekuasaan politik terhadap bank, akan berdampakpada penyimpangan-penyimpangan yang bisa mengakibatkan turunnyatingkat kesehatan bank. Lemahnya pengawasan menyebabkanterjadinya penyimpangan ABA sebesar Rp 2.751.485.000,- yangdilakukan oleh Direktur BPR BKK Ambarawa, sehingga BPR BKKAmbarawa terancam akan ditutup oleh Bank Indonesia. Hal tersebutterjadi karena tidak efektifnya pengawasan. Untuk memperjelas tidakefektifnya pengawasan tersebut disajikan tabel Badan Pembina danPembina Teknis yang tidak efektif sebagai berikut:

Dari tabel 5-7 tersebut di atas dapat dilakukan analisa sebagai berikut,dengan asset bank sebesar Rp.68,49 milyar dan investasi modal sebesarRp.2,74 milyar melibatkan 5 personil Badan Pembina dan 2 PembinaTehnis dari BPD. Tambahan personil tersebut tidak efektif, karena secarayuridis tidak diakui keberadaannya oleh Bank Indonesia. Badan Pembinadan Pembina Tenis tidak bisa efektif melakukan pembinaan karenapersonilnya berasal dari para birokrat dan pegawai BPD yang setiapharinya telah sibuk dengan kegiatan pokoknya, sehingga hasilpembinaanya tidak efektif terbukti penyimpangan relatif tidak diketahui.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

No Keterangan Pofil Pengawasan

1 Asset (Rp.000) 68.494.153 -

2 Investasi Modal (Rp.000) 2.747.497 -

3

4

Badan Pembina (orang)

Pembina Tehnis (orang)

5 orang

2 orang

Tidak efektif

Tidak efektif

Tabel 5-7. Asset, Investasi Modal, Badan Pembina, Pembina TeknisBPR BKK se Kabupaten Semarang

Sumber: BPR BKK Ungaran

Page 16: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

102

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Berdasarkan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasimelakukan merger yaitu untuk mendapatkan SDM yang berkualitas,memperkuat modal bank, melakukan efisiensi dan mengefektifkanpengawasan. Dalam penelitian ini yang telah mengkaji, menganalisisdan menyimpulkan motivasi merger BPR BKK Ungaran kualitasrendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), lemahnya modal,efesiensi honor pengurus dan mengefektifkan pengawasan. Temuanini apabila dipadukan temuan dari Zakir Mahmud (dalam Lay, Marbunet al. 2010: 93) yang menyatakan bahwa merger merupakan satubentuk strategi perusahaan (coorporate strategy) dalam mencapaitujuan jangka panjang dengan cara mentranformasikan batasperusahaan perbankan (boundaries of firm). Secara rasional motivasimerger memaksimalkan laba dan meminimalkan biaya (to maximizeprofit and minimize cost) efisiensi dan meminimalkan penyelewengan/mengefektifkan pengawasan. Berdasarkan fakta hasil penelitian inidan teorinya Zahir Mahmud maka temuan ini mendukung teorinyaZahir Mahmud.

5.2.5. Polemik Bank Indonesia dan Gubernur wujud DinamikaPra Merger

Inisiasi merger BPR BKK Ungaran oleh Bupati Semarang kemudiandiusulkan kepada Gubernur Provinsi Jawa Tengah dan Pimpinan BankIndonesia Semarang menimbulkan beberapa polemik di media massa.Karena Gubernur Jawa Tengah tidak setuju kalau BPR BKK KabupatenSemarang dimerger. Sebelum proses merger disepakati sering terjadiperbedaan pendapat antara Gubernur Jawa Tengah (Mardiyanto)dengan Pimpinan Bank Indonesia Semarang (Muryono) serta DPRDKabupaten Semarang (Hog Young) di media massa. Gubernur JawaTengah tetap menolak BPR BKK Kabupaten Semarang dimerger, tetapiBank Indonesia minta BPR BKK Kabupaten Semarang harus dimerger,kalau tidak BPR BKK Ambarawa akan ditutup karena modalnya habis.

5.2.6. Studi Banding ke BI Surabaya

Perbedaan pendapat antara Bank Indonesia dengan pemerintahProvinsi Jawa Tengah (Ketua Badan Pembina Provinsi) merupakansebuah dinamika yang wajar terjadi. Salah satu solusinya adalahmelakukan studi banding ke wilayah pengawasan Bank Indonesia yangtelah melakukan merger. Akhirnya disepakati dibentuk tim studibanding. Tim tersebut terdiri dari Direksi BPR BKK Ungaran, Wakil

Page 17: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

103

Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang, wakil Pemerintah ProvinsiJateng, wakil dari BPD Jateng dan Bank Indonesia. Studi banding dipilihBank Indonesia Surabaya yang telah melakukan merger BPR JawaTimur, hasilnya akan dimanfaatkan sebagai salah satu referensi untukmelakukan merger. Sebagai kesimpulan, setelah melalui beberapadiskusi dan adu argumentasi akhirnya disepakati untuk melakukanmerger BPR BKK Kabupaten Semarang ke BPR BKK Ungaran.

5.3. Proses Merger

Setelah ada kata sepakat untuk melakukan merger BPR BKK KabupatenSemarang ke BPR BKK Ungaran maka tahapan pertama dalam prosesmerger yaitu mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Dalam RUPS tersebut diputuskan tentang siapakah yang akanmelakukan tahapan-tahapan proses merger BPR BKK KabupatenSemarang. Pada akhirnya dibentuklah panitia merger yang ditambahkonsultan dari Akuntan Publik. Selain pembentukan panitia mergerdiputuskan pula struktur organisasi yang akan digunakan BPR BKKhasil merger, sebagai berikut:

Grafik 5-3. Skema Struktur Organisasi BPR BKK Hasil Merger

KASI DANA KASI KREDIT KASI DANA KASI KREDIT KASI DANA KASI KREDITKASI DANA KASI KREDIT

PINCAB PINCAB PINCAB PINCAB

KASI KREDIT

KASI DANA

KABIDPEMASARAN

PELAPORAN

AKUNTANSI

KABIDPELAYANAN

KASIPERSONALIS

KASIUMUM & HUMAS

KABIDUMUM & PERS

DIREKSI

BADANPENGAWAS

RUPS

Sumber : BPR BKK Ungaran

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 18: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

104

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

5.3.1. Panitia Merger 9 BPR BKK Kabupaten Semarang

Panitia hasil keputusan RUPS yang akan melaksanakan tahapan-tahapanyang harus di tempuh. Fenomena tersebut terus berkembang, PemerintahKabupaten Semarang yang mendapat tugas sebagai pengawasan dalampelaksanaan tahapan yang dilakukan oleh tim panitia dan konsultan yangberasal dari akuntan publik.

Tahapan pertama yang dilakukan oleh panitia yaitu inventarisasipermasalahan dan memahami dinamika yang terjadi di lingkungan BPRBKK yang akan melakukan merger. Adapun permasalahan dandinamika yang perlu diperhatikan yaitu,

1. Adanya beberapa BPR BKK yang sehat yang dapat menjadi biderdan sepakat untuk di merger

2. Yang kedua adanya BPR BKK yang kurang sehat dan tidak sehatsebagai target untuk dimerger.

Undang-undang No. l0 tahun 1998 dan Keputusan Direksi Bank Indo-nesia 32/52/KEP/DIR, tanggal 14 Mei 1999 yang mengatur persyaratandan tata cara merger, konsolidasi dan akuisisi BPR. Selain itu pemerintahdaerah masih bisa melakukan penambahan langkah-langkahpenggabungan tersebut. Adapun susunan kepanitiaan merger BPR BKKUngaran sebagai berikut:

Sumber : Bag. Perekonomian Kab.Semarang (2004)

Tabel 5-8. Panitia Merger BPR BKK se Kab. Semarang

No Nama

Komposisi Panitia

Jabatan

Kepanitiaan

Jabatan

Kedinasan

1. Drs. Sugeng,M.Si Ketua Kabag BUMD

2. Drs.Husen Wakil Ketua Pengawas

3. Joko Priyanto Sekertaris Pengawas BPD

4. H. Zarul,SH,M.Si Anggota Dirut

5. Slamet Widodo,A.Md Anggota Dirum

Page 19: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

105

5.3.2. Sosialisasi Rencana Merger

Untuk mengurangi gejolak di lingkungan karyawan maka sebelummerger dilakukan, panitia merger melakukan sosialisasi di lingkungankaryawan, melalui forum pembinaan yang disampaikan oleh BupatiSemarang. Dalam forum tersebut diberi kesempatan kepada karyawanuntuk menyampaikan pendapat dan usulannya. Setelah beberapakaryawan dan direktur menyampaikan pendapatnya, disimpulkanpada intinya karyawan setuju untuk dilakukan merger, akan tetapitidak ada pemutusan hubungan kerja dan tidak ada penurunan gaji.

5.3.3. Kesepakatan Direksi Melakukan Merger

Setelah sosialisasi dilakukan oleh Bupati Semarang yang dikemas dalamkegiatan pembinaan karyawan BPR BKK se Kabupaten Semarang, makadiikuti gerakan kesepakatan merger para direksi, meskipun persetujuanmerger sifatnya terpaksa. Pada pasca kesepakatan merger disepakatiada beberapa hal yang masih mengganjal dan meminta supaya prosesmerger diundur waktunya.

Sebenarnya ada beberapa direktur yang tidak secara tulus menyetujuirencana merger, khawatir kalau tidak terpilih kembali menjadi direktur,meskipun saat direktur tersebut menjabat manajemen yang diterapkantidak sehat. Selain itu direktur BPR BKK saat menjadi unit mandiridireksi sangat berkuasa dan tidak ada yang mengontrol, karena peranBadan Pengawas belum maksimal.

Oleh sebab itu, kesepakatan merger merupakan solusi terbaik untukmenata manajemen supaya bank menjadi sehat dan bisa terwujudnyakelembagaan BPR BKK yang semakin solid. Kesepakatan tersebutdiambil dari suara terbanyak, karena 7 Direksi sepakat merger makadiputuskan proses merger berjalan terus.

5.3.4. Kesepakatan Pemegang Saham Menambah Modal

Sebelum dilakukan merger hampir 66,67 persen BPR BKK di KabupatenSemarang modalnya kurang dari 8 persen, bahkan BPR BKK Ambarawamodalnya minus sehingga dilakukan pengawasan khusus oleh BankIndonesia. Adanya penyimpangan di BPR BKK Ambarawa, terjadigejolak dan turunnya kepercayaan masyarakat. Direktur BPR BKKAmbarawa diproses secara hukum, karena adanya penyimpangan yangmengakibatkan modal menjadi minus.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 20: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

106

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Berdasarkan penelitian yang lakukan, sebagian besar BPR BKK diKabupaten Semarang sebelum dilakukan merger mengalami kekuranganmodal. Merger antar BPR BKK di Kabupaten Semarang merupakansalah satu pilihan, yang menjadi permasalahan apabila tidak dilakukanmerger, maka BPR BKK Ambarawa akan ditutup oleh Bank Indonesia.

Pada BPR BKK Ambarawa CAR nya minus, secara operasionalstatusnya dibekukan. Untuk menghindari supaya tidak ditutup olehBank Indonesia, maka para pemegang saham harus menyetorkanmodal, supaya CAR nya lebih dari 8 persen. Salah satu solusi yangharus dilakukan adalah penambahan modal dari para pemegang saham.Kondisi CAR dari 9 BPR BKK Kabupaten Semarang yang akanmelakukan merger dapat disajikan sebagai berikut:

Sumber : Bag. Perekonomian Kab, Semarang

Dari tabel 5-9 dapat dilakukan analisa, dari 9 BPR BKK di KabupatenSemarang yang akan melakukan merger: 1 BPR BKK modalnya minus(BPR BKK Ambarawa), 6 BPR BKK (BPR BKK Bawen, BPR BKKBringin, BPR BKK Tuntang, BPR BKK Banyubiru, BPR BKK Jambu,dan BPR BKK Sumowono) modalnya kurang dari 8 persen, sehinggaperlu penambahan modal. Sedangkan BPR BKK Klepu dan BPR BKKUngaran modalnya di atas 8 persen. Alternatif yang bisa digunakanuntuk induk merger yaitu, BPR BKK Klepu atau BPR BKK Ungarandengan CAR lebih dari 8 persen. Dapat disimpulkan bahwa pada saatakan merger BPR BKK Kabupaten Semarang masih perlu penambahanmodal karena sebagian besar BPR BKK di Kabupaten Semarangmodalnya kurang dari 8 persen.

Tabel 5-9. Posisi Rasio CAR BPR BKK se Kabupaten SemarangDalam Proses Meger tahun 2004

No Posisi CAR

Jumlah

Frekuensi Presentase (%)

1. Minus 1 11,11

2. Kurang dari 8 % 6 66,67

3. Lebih dari 8% 2 22,22

Jumlah 9 100,00

Page 21: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

107

5.3.5. Penetapan Calon Pengurus Bank Hasil Merger

Dalam RUPS penetapan Direksi dan Badan pengawas ada satupermasalahan yang dilematis, di mana semua direktur merasamempunyai hak untuk memimpin bank hasil merger. Untukmenyelesaikan masalah tersebut panitia merger mengajukan semuadirektur untuk dilakukan uji kompetensi di Bank Indonesia (fit andproper test). Dari seluruh calon Direksi dan Badan Pengawas yangdiajukan hanya lulus 2 orang calon Direksi dan 2 calon Badan Pengawas.Peran Bank Indonesia menjadi sangat penting dalam memberikanrekomendasi pengurus bank hasil merger. Bank Indonesia menuntutbank harus sehat. Bank yang sehat merupakan indikator utamakeberlanjutan dari bank. Dua orang calon Direktur dan dua orang calonBadan Pengawas yang lulus fit and proper test kemudian ditetapkansebagai pengurus bank hasil merger.

5.3.6. Rancangan Pengajuan Ijin Merger

Setelah memilih pengurus, tahapan selanjutnya adalah membuatrancangan ijin merger. Proses perijinan merger dimulai dari penyusunanrancangan pengajuan ijin merger yang kemudian dikirim ke Bank In-donesia dengan dilampiri rancangan perubahan akte pendirian danrancangan rencana kerja.

Penyusunan rancangan merger membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.Setiap langkah dikonsultasikan ke Bank Indonesia, agar rancangan yangdiajukan ke BI pusat tidak ditolak.

Rancangan merger yang diajukan ke Bank Indonesia memuat nama-nama BPR BKK yang akan dimerger. Rancangan perubahan statuskantor PD. BPR BKK se Kabupaten Semarang menjadi BPR BKKUngaran hasil merger ditampilkan pada tabel 5-10.

Sembilan unit BPR BKK mandiri dimerger menjadi BPR BKK Ungaran.BPR BKK UNGARAN berubah statusnya dari kantor mandiri menjadikantor pusat. Beberapa dasar yang digunakan sebagai alasan BPR BKKUngaran untuk kantor pusat merger adalah sebagai berikut:1. Melihat perkembangan selama 5 (lima) tahun terakhir BPR BKK

Ungaran telah berkembang sehat dan wajar.2. Potensi daerahnya memungkinkan untuk dikembangkan.3. Letaknya berada di ibukota Kabupaten Semarang.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 22: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

108

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

5.3.7. Rancangan Perubahan Akte Pendirian BPR BKK Ungaran

Status dan tempat kedudukan BPR BKK yang dimerger masih tercantumdalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ProvinsiJawa Tengah No. 20 Tahun 2002. Pasal 45 Peraturan Daerah No. 20Tahun 2002 sudah menyesuaikan terhadap Peraturan PemerintahRepublik Indonesia No. 28 Tahun 1999 tentang merger, konsolidasi,dan akuisisi Bank serta Surat Keputusan Bank Indonesia No. 32/52/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata CaraMerger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank Perkreditan Rakyat. Denganberubahnya status dan tempat kedudukan PD. BPR BKK Ungaranmenjadi pusat bank hasil merger harus dilakukan perubahan aktependiriannya.

Adapun pokok-pokok perubahan akte pendirian BPR BKK Ungaranhasil merger adalah:

1. Sembilan Kantor BPR BKK di wilayah Kabupaten Semarang dimerger menjadi satu dengan tetap mempertahankan BPR BKKUNGARAN sebagai kantor pusat dan 8 (delapan) BPR BKK lainnyamenjadi kantor cabang.

2. Tempat Kedudukan BPR BKK UNGARAN hasil merger berada diJl. Moh. Yamin No.1 Ungaran, Kecamatan Ungaran, Kabupaten

Tabel 5-10. Rancangan Merger BPR BKK se Kabupaten Semarang

No Nama Lama Status Rencana Nama Baru

1 PD BPR BKK UNGARAN Berubah BPR BKK UNGARAN

KANPUS 2 PD BPR BKK KLEPU Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB KLEPU

3 PD BPR BKK BAWEN Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB BAWEN

4 PD BPR BKK TUNTANG Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB TUNTANG

5 PD BPR BKK BRINGIN Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB BRINGIN

6 PD.BPRBKK SUMOWONO Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB SUMOWONO

7 PD.BPRBKK AMBARAWA Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB AMBARAWA

8 PD BPR BKK BANYUBIRU Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB BANYUBIRU 9 PD. BPR BKK JAMBU Berubah BPR BKK UNGARAN

CAB JAMBU Sumber: Data diolah dari BPR BKK Ungaran

Page 23: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

109

Semarang sebagai kantor pusat dan memiliki kantor cabang sertakantor pelayanan kas/kantor kas di wilayah kecamatan KabupatenSemarang.

3. BPR BKK Ungaran hasil merger membuka kantor cabang baru diwilayah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Semarang yang belumada kantor cabangnya.

4. Modal dasar BPR BKK Ungaran hasil merger ditetapkan sebesarRp.7.500.000.000,- (tujuh milyar lima ratus juta rupiah).

5.3.8. Rancangan Rencana Kerja BPR BKK Hasil Merger

Dalam penyusunan rancangan merger harus disertakan rancanganRencana kerja BPR BKK Ungaran hasil merger yang diarahkan untukmencapai sasaran sebagai berikut:

a. Memperkuat struktur permodalan yang disesuaikan denganketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b. Melakukan cost reduction sehingga mampu meningkatkan efisiensibiaya, pada akhir tahun buku berikutnya.

c. Meningkatkan total aset akhir tahun merger mencapai target yangditentukan yang dilakukan melalui peningkatan penghimpunan danasimpanan masyarakat pedesaan yang masih belum digarap secarabaik, serta lingkage program dengan Bank umum yang akandisalurkan kepada pengusaha kecil yang produktif.

d. Mempertahankan dan memperbaiki kualitas aktiva produktif,sehingga rasionya tidak melebihi 5 persen.

e. Membentuk pencadangan aktiva produktif sesuai ketentuan yangditetapkan oleh Bank Indonesia.

f. Penataan susunan organisasi dan uraian tata kerja BPR BKK Ungaran.g. Pengisian/penempatan sumber daya manusia yang ada pada

organisasi BPR BKK Ungaran sesuai kecakapan dan keahliannya.h. Pengadaan sarana kerja untuk menunjang pelayanan kepada

masyarakat, termasuk sarana operasional kantor.

5.3.9. Penggabungan Modal

Sebelum pengumuman mengenai merger di media massa, harusdilakukan penggabungan modal dari 9 BPR BKK se Kabupaten Semarangkepada BPR BKK Ungaran yang akan menjadi induk hasil merger.Penggabungan modal diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang SahamLuar Biasa (RUPSLB), modal hasil penggabungan 9 BPR BKK seKabupaten Semarang sebesar Rp 6.300.152.634,- dengan komposisi

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 24: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

110

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

adalah sebagai berikut:

a. Pem. Prop. Jateng : Rp 3.416.573.316,- (54,23%)

b. Pem Kab. Semarang : Rp 2.747.497.000,- (43,61%)

c. BPD Jateng : Rp 136.083.318,- ( 2,16%)

Jumlah tersebut disepakati untuk diumumkan dalam pengumumanmerger di Suara Merdeka dan media lokal lainnya.

5.3.10. Pengumuman Media Massa

Pengumuman di media massa dan pengumuman dipasang di tempatumum merupakan suatu kewajiban bank yang akan melakukan merger.Pengumuman merger sudah dimuat di media massa lokal dan nasionalsejak 15 Nopember 2004.

5.3.11. Dinamika yang Terjadi Pasca Pengumuman Merger

Dinamika yang terjadi pasca pengumuman merger datang dari berbagaipihak. Diantaranya dari DPRD, karyawan, nasabah, dan masyarakat.Dari pihak DPRD sebenarnya tidak mempermasalahkan, karenafungsinya sebagai wakil rakyat di mana banyak yang mengadu dan me-nyampaikan aspirasinya kepada anggota dewan. Setelah mendapatkanpenjelasan mengenai permasalahannya, akhirnya dewan tidakmempermasalahkan mengenai merger BPR BKK.

Sedangkan yang terjadi di lingkungan karyawan karena ada kelompok-kelompok yang agak merecoki proses merger dengan cara mengadu keDewan, membuat surat kaleng, membuat SMS gelap, bahkan membuatberita di media massa. Tetapi semua itu oleh pemegang saham, pengurusdan Bank Indonesia dipahami sebagai suatu dinamika yang harusdiselesaikan.

Di lingkungan nasabah juga terjadi sedikit ketidak nyamanan denganadanya pengumuman merger. Banyak deposan yang datang ke kantorminta penjelasan tentang pengumuman merger tersebut, dan adasebagian kecil yang terpengaruh oleh pengumuman merger tersebutdengan menarik sebagian dananya karena ada rasa kekawatiran terjadiapa-apa kalau sampai bank di merger. Namun, setelah mendapatpenjelasan mengenai merger mereka akhirnya menempatkan dananyakembali di BPR BKK.

Page 25: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

111

Ada sebagian kecil dari masyarakat yang bukan nasabah tetapi pedulidengan perkembangan BPR BKK, sempat melakukan klarifikasi adanyapengumuman merger tersebut, bahkan ada yang menafsirkandibubarkan. Guntingan pengumuman di media massa dikirim ke BankIndonesia Pusat di Jakarta. Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkanbahwa pemasangan pengumuman merger BPR BKK Ungaranmemancing perhatian dari berbagai pihak diantaranya deposan, nasabahkredit, karyawan, dan pihak-pihak lain yang merespon terhadap mergerBPR BKK.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 26: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

112

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

5.4. Realisasi Merger BPR BKK Ungaran

Setelah melalui proses yang panjang (pra merger dan proses merger )maka turunlah ijin merger BPR BKK Kabupaten Semarang menjadiBPR BKK Ungaran. Pemegang saham BPR BKK Ungaran yaitu:Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten/Kota, danBPD Jawa Tengah. Sampai dengan posisi merger komposisi pemegangsaham masih dipegang oleh 3 pemegang saham yaitu:

a. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 54,23 persenb. Pemerintah Daearah Kab. Semarang 43,61 persenc. BPD Jawa Tengah 2,16 pesen.

Untuk merealisasikan merger BPR BKK perlu tahapan yang cukuppanjang, penuh dinamika yang terjadi dan perbedaan pendapat,kesimpulan akhir, bahwa semua permasalahan yang timbul dapatdiselesaikan dan pada akhirnya Gubernur Jawa Tengah menerbitkansurat persetujuan untuk proses merger bisa berjalan serta menunjukpersonil dari Provinsi Jawa Tengah untuk mengurus sampai denganrealisasi merger BPR BKK Ungaran selesai.

Pada diagram 5-2, menggambarkan dinamika inisiatif merger sampaimemperoleh persetujuan dari Gubernur Jateng.

Diagram 5-2 juga menggambarkan secara kronologis proses mulairencana merger sampai ada titik temu dan pemahaman yang sama antaraBank Indonesia dan Gubernur Jawa Tengah. Terbitnya surat GubernurJawa Tengah yang menyetujui proses merger dimulai denganpenunjukkan personil dari Provinsi untuk mengawal sampai mergerBPR BKK Ungaran selesai.

5.4.1. BPR BKK Ungaran Merger Pertama

Sahnya suatu bank yang dimerger apabila sudah memperoleh ijin prinsipdan ijin operasional dari Bank Indonesia. Turunnya surat keputusanDeputi Gubernur Bank Indonesia Nomor 7/4/Kep DGS/2005, makamerger BPR BKK Ungaran sudah bisa dimulai secara operasional. MergerBPR BKK Ungaran Kabupaten Semarang merupakan merger yangpertama di Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebagai merger percontohan.Kalau merger di BPR BKK ini berhasil dengan tanpa gejolak, maka akansegera dilanjutkan pada BPR BKK Kabupaten lain. Setelah merger BPRBKK berjalan, Gubernur Jawa Tengah menerbitkan Surat Edaran Wajib

Page 27: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

113

Merger. Usulan pertama untuk merger dari pengurus BPR BKK Ungarandan menjadi acuan merger BPR BKK yang lain.

Dengan diserahkannya surat Deputi Gubernur Bank Indonesia maka 9unit mandiri yang dimerger telah sah secara hukum menjadi BPR BKKUngaran.

BPR BKK Ungaran

Tanggapan dari Bank Indonesia (Tahun 2003)

Studi Banding ke Jawa Timur

Bank Indonesia dan Pemegang Saham Provinsi : Kontroversi

(oktober 2003)

Tercapai Titik Temu antara Bank Indonesia dan Pemegang Saham

Provinsi

SK Gubernur Jawa Tengah

Diagram 5-2. Dinamika Pra Merger - Merger BPR BKKKab.Semarang

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 28: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

114

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Keterangan : Merger BPR BKK Ungaran merupakan Merger Pertama

Setelah merger BPR BKK Ungaran berjalan dengan baik makaGubernur Jawa Tengah mewajibkan semua BPR BKK di Jawa Tengahwajib merger, realisasi merger BPR BKK se Jawa Tengah disajikanpada tabel 5-11.

5.4.2. Konversi Modal

Konversi modal milik BPD Jateng menjadi modal milik PemerintahProvinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Semarang harusdilakukan. Hal dilakukan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Permendagri Nomor 22tahun 2006. Dalam pasal 7 mengatur bahwa BPR milik daerah harusdimiliki oleh pemerintah Daerah. Akhirnya dilaksanakan RapatUmum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk memutuskanmelepaskan modal milik BPD dikonversi menjadi milik PemerintahProvinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Semarang.

Gambar 5-3. Foto Penyerahan Surat Keputusan Gubernur BankIndonesia tentang Merger BPR BKK Ungaran

Page 29: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

115

Tab

el 5

-11.

Rek

apit

ula

si P

D B

PR

BK

K H

asil

Mer

ger

Per

iod

e 2005 -

2010

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 30: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

116

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Lan

juta

n T

abel

5-1

1

Page 31: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

117

RUPSLB memutuskan modal saham BPD sebesar 51persen dibeli olehPemerintah Provinsi (51% x Rp 136.083,318 = Rp 69.402.492).

Untuk Kabupaten Semarang 49 persen (49% x Rp 136.083.318 =Rp.66.680.826). Sehingga komposisi modal pasca RUPSLB sebagai berikut:

Konsekuensi dari keputusan tersebut maka Pemerintah KabupatenSemarang dan Provinsi Jateng melalui persetujuan DPRD harusmembeli saham BPD Jateng melalui APBD Kabupaten dan Provinsi.APBD Kabupaten Semarang merealisasikan setoran modalRp.750.000.000,-- termasuk untuk membeli saham yang dimiliki olehBPD Jateng sebesar Rp.66.680.826,--. Sisanya sebesar Rp.683.319.174,-- menjadi modal titipan yang belum di setujui RUPS, menunggukeputusan RUPS untuk penambahan modal.

5.4.3. Dinamika Tahun Pertama Merger BPR BKK

Penyelewengan Dana Bank

Setelah berjalan beberapa bulan merger BPR BKK Ungaran, timpemeriksa menemukan beberapa temuan yang cukup signifikan denganadanya sikap yang kurang mendukung, serta adanya penyimpangandana dan kredit sebesar Rp.7.354.049.000,-- Berdasarkan temuantersebut pihak manajemen mengambil keputusan memberhentikankaryawan yang telah melakukan penyimpangan dan menarik kembalidana yang sudah digunakan.

Pemberhentian Pegawai

Dengan berbagai pertimbangan dan alasan maka manajemen mengambillangkah pemberhentian karyawan yang melakukan penyelewengan.Satu mantan direktur yang terkena kasus penyelewengan dana diserahkanke penegak hukum dan keputusan dari pengadilan yang besangkutandivonis 7 tahun penjara.

Tabel 5-12. Komposisi Modal Pasca Konversi Modal BPD

No Pemegang Saham

MODAL (Rp.)

%

Sebelum

RUPSLB

Setelah

RUPSLB

1. Pem Prov Jateng 3.416.573.316 3.485.975.808 54,7

2 Pemkab Semarang 2.747.497.000 2.814.177.826 45,3

3. BPD Jateng 136.083.318 - 0

Jumlah 6.300.153.634 6.300.153.634 100

Sumber : BPR BKK Jateng

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 32: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

118

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Tabel 5-13. Mantan Direktur dan Karyawan yang Diberhentikan

No Nama Jabatan

Jumlah yang

diberhentikan

(orang)

Alasan diberhentikan

Penyelewengan/

Larangan BI

1. Mantan Direktur 5

Penyelewengan dan

larangan BI

2 Mantan SKAI 1 Penyelewengan

3. Mantan Kasi Dana 3 Penyelewengan

4. Mantan Kasi Kredit 4 Penyelewengan

5. Mantan Kasi Akuntansi 1 Penyelewengan

6. Staf, Kasir, sopir 17 Penyelewengan

Jumlah 31

Sumber : BPR BKK Ungaran

Berdasarkan tabel 5-13 tersebut, ada 31 karyawan yang terdiri darimantan direktur dan karyawan yang diberhentikan. Pemberhentianitu dilakukan bukan karena merger tetapi karena melakukanpenyelewengan keuangan. Meskipun demikian tetap menjadi bebanpsikologis manajemen bank hasil merger. Berdasarkan fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam merger BPR BKK Ungaran terjadibeberapa dinamika yang terjadi diantaranya penolakan merger, polemikdi media, studi banding, seleksi calon pengurus, perubahan anggarandasar, perubahan rencana kerja, pemberhentian karyawan yangmelakukan penyelewengan, dan mutasi jabatan. Menurut Jansen (1984)Merger menjadi perdebatan sejak lama oleh sebagian masyarakat, karenabanyak gejolak yang terjadi dan dinamika yang dianggap sebagaitindakan yang tidak bermanfaat. Tetapi Jansen mematahkan opinitersebut dan memberikan argumentasi tentang gejolak dan dinamikamerger yang posistif diantaranya merger mendorong pemegang sahammeningkatkan kesejahteraannya. Merger tidak memperhentikanpegawai tetapi memanfaatkan pegawai dengan lebih baik. Mergermelakukan pergantian pengurus yang lebih profesional serta tata kelolayang baik. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dinamika yang terjadihampir sama dengan pendapatnya Jansen. Dapat dikatakan bahwatemuan dalam penelitian ini mendukung teori dari Jansen.

5.4.4. Perwujudan Motivasi Merger

Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini maka pada subjudul ini kami sajikan hasil penelitian tentang motivasi merger. Untukperan stakeholder kami bahas di sub judul selanjutnya.

Page 33: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

119

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan perangkat yang paling pentingdalam kemajuan perusahaan. Dengan SDM yang kompeten dan produktif,maka perusahaan akan memiliki modal yang lebih baik untuk dapatbersaing dengan perusahaan lain. SDM yang kompeten ditunjukkandengan adanya keahlian yang dimiliki oleh SDM yang bersangkutan.

i. Peningkatan Kualitas SDM Bank Hasil Merger

Untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan SDM salah satu carayang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pendidikan danpelatihan yang berkelanjutan terhadap SDM perusahaan.

Untuk meredam gejolak di tubuh internal lembaga mengenai rencanamerger, maka manajemen melakukan sosialisasi, pendidikan, danpembekalan kepada para karyawan.

Merger yang dilakukan terhadap BPR BKK di Kabupaten Semarangdiharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki.Peningkatan ini terjadi karena jika BPR BKK memiliki seorang pegawaiyang ahli dalam bidang tertentu, hal ini dapat ditransfer kepadapegawai lain. Hal ini dimungkinkan karena operasional BPR BKKsekarang sudah tergabung menjadi satu wilayah kabupaten, sehinggaknowledge sharing akan lebih luas. Dengan ini peneliti sajikan hasilwawancara dengan HRD BPR BKK Ungaran sebagai berikut:

Kualitas SDM bank hasil merger ini meningkat, kompetensi karyawanmeningkat, karena kebijakan direksi hasil merger setiap karyawan harusikut pendidikan jenjang karier yang dilaksanakan oleh Perbamidabekerja sama dengan pemerintah provinsi, selain itu di kantor pusatdilaksanakan pendidikan di bidang teknologi informasi, yangdikerjasamakan dengan LPK Yasa Luhur Salatiga.

Kualitas SDM diikuti dengan peningkatan kesejahteraan karyawan,selain kenaikan gaji ada sistem reward yang diberikan kepada karyawanyang berprestasi, dan tunjangan pendidikan untuk anak-anak.

Box 5-1. Wawancara dengan HRD Kanpus BPR BKK Ungaran(Fajar Ari) Tentang Kualitas SDM Hasil Merger

Berdasarkan hasil wawancara dapat dilakukan analisis bahwa kualitasSDM setelah merger menjadi lebih baik, karena karyawan diikutkandalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi danuntuk penjenjangan karier.

Page 34: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

120

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Sumber : data diolah dari PD. BPR BKK Ungaran

Dari tabel 5-14 dapat dilakukan penganalisaan data SDM sebelum dansesudah merger secara kuantitas SDM mengalami penurunan sebesar14,05 persen, yaitu dari 121 pegawai menjadi 104 pegawai. Sedangkansecara kualitas kompetensi SDM mengalami peningkatan, di manasebelum merger pegawai yang bersertifikasi ada 8 orang dan setelahmerger pegawai yang bersertifikasi sebanyak 78 orang. Adapuntingkatan sertikasi meliputi sertifikasi direksi, sertifikasi manajemenrisiko, sertifikasi pengadaan barang, dan sertifikasi perpajakan.Berdasarkan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanyamerger secara kwantitas jumlah pegawai menjadi berkurang karenadiberhentikan, akan tetapi secara kualitas semakin meningkat karenasebagian besar telah mengikuti sertifikasi. Jansen (1984) menyatakanbahwa merger menguntungkan pemegang saham karena bank lebihproduktif faktanya lebih banyak yang menciptakan peningkatankesejahteraan pemegang saham, merger meningkatkan efisiensi daripembayaran biaya gaji tetapi dapat meningkatkan kualitas sumber dayamanusia, berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan temuan sebagaipendukung teorinya Jansen.

Penyelesaian Hak dan Kewajiban Karyawan

Sumber Daya Manusia (human resources) sebagai salah satu assetorganisasi mempunyai peranan yang penting dalam rangka mencapaitujuan organisasi. Dengan dimergernya 9 (sembilan) BPR BKK diKabupaten Semarang menjadi 1 (satu) di BPR BKK Ungaran. Tindakantepat dan bijaksana untuk menyelesaikan status para karyawan yang

Tabel 5-14. Peningkatan Kualitas SDM BPR BKK Ungaran HasilMerger (orang)

Perkembangan

Kepegawaian

Pra

Merger

Ber-

sertifikasi

Setelah

Merger

Ber

sertifikasi

1 Jml pegawai pendidikan S2 3 1 3 3

2 Jml pegawai pendidikan S1 32 6 32 27

3 Jml pegawai level D3 9 1 9 7

4 Jml pegawai pendidikan SLTA 50 0 50 41

5 Jml pegawai pendidikan SLTP 7 0 7 0

6 Jml pegawai pendidikan SD 3 0 3 0

Jumlah 121 8 104 78

Page 35: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

121

berada di dalamnya adalah sebagai berikut:1. Semua karyawan BPR BKK di Kabupaten Semarang ditempatkan

kembali untuk mengisi struktur organisasi BPR BKK Ungaran hasilmerger, sesuai dengan bidang keahlian/ kompetensi masing-masing.

2. Meningkatkan kualitas karyawan melalui pendidikan dan on thejob training secara bertahap sesuai kebutuhan organisasi.

3. Seluruh karyawan yang ada di tiap-tiap PD BPR statusnya menjadikaryawan PD BPR BKK Ungaran.

Dengan demikian seluruh karyawan BPR BKK di Kabupaten Semarangdiharapkan akan tertampung untuk mengisi struktur organisasi BPRBKK Ungaran hasil merger.

ii. Penambahan Modal Bank Hasil Merger

Untuk mengatasi kekurangan modal, maka Pemda Kabupaten Semarangdan Pemda Provinsi Jawa Tengah selaku pemegang saham melakukanpenambahan modal. Untuk bisa bersaing di pasaran bank harus memilikimodal yang kuat, hal tersebut selain untuk mengatasi persaingan pasar,meningkatkan jangkauan pelayanan, juga untuk mengantisipasiperaturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimal Pemberian Kredit(BMPK) bank dan pemenuhan Capital Adequacy Rasio (CAR) Bank.Modal yang disetor pasca konversi saham (modal BPD dilepas) sebesarRp.6.300.153.634,-- dengan komposisi Pemda Provinsi Jawa Tengahsebesar Rp 3.485.975.808,- (54,7%) dan Pemerintah Daerah KabupatenSemarang sebesar Rp.2.814.177.826,- (45,3%).

Dengan merger Pemerintah Kabupaten Semarang menambah setoranmodal sebesar Rp 750.000.000,-- termasuk yang untuk membeli sahammilik BPD, sehingga akumulasi modal sebesar Rp 3.497.497.000,--.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam merger menyetor sebesarRp 4.133.426.684,-- termasuk yang untuk membeli saham milik BPDJateng, sehingga akumulasi modal dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengahsebesar Rp 7.550.000.000,-. Tabel 5-15 menunjukkan komposisi modalBPR BKK Ungaran setelah adanya tambahan setoran modal dari 2pemegang saham.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 36: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

122

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Dari data pada tabel 5-15, dapat dianalisis bahwa dengan dilakukanmerger para pemegang saham termotivasi untuk menyetor modal keBPR BKK Ungaran. Di mana sebelum dilakukan merger akumulasimodal sebesar Rp 6.300.153.634,-- dan setelah merger posisi tahun 2009modal terakumulasi sebesar Rp 11.047.497.000,-- ada kenaikan sebesarRp 6.154.705.000,-- atau 97,69 persen. Sehingga dapat disimpulkanbahwa dengan merger memotivasi pemegang saham untuk menambahsetoran modal, sehingga bank menjadi lebih kuat permodalannya.Sebelum dilakukan merger 9 BPR BKK se Kabupaten Semarang dikelolaoleh 10 Direktur dan 18 Badan Pengawas (komisaris), sehingga terjadipemborosan pada biaya gaji pengurus, hal ini merupakan salah satufaktor yang mendorong BPR BKK di Kabupaten Semarang melakukanmerger, karena bila dilihat dari total asset yang ada sebenarnya cukupdikelola oleh 2 Direktur dan 2 Badan Pengawas.

iii. Efisiensi

Untuk mengetahui tentang perwujudan motivasi dilakukan merger,pada tabel 5-16 disajikan data efisiensi gaji pengurus setelah merger.

Tabel 5-15. Akumulasi Modal disetor BPR BKK Ungaran

Hasil Merger tahun 2009

No Pemegang Saham

Modal (Rp.)

% Pasca Konversi Pasca Setoran

1. Pem Prov Jateng

3.485.975.808

7.550.000.000 68

2.

Pemkab

Semarang

2.814.177.826

3.497.497.000 32

Jumlah 6.300.153.634 11.047.497.000 100

Sumber : BPR BKK Ungaran

Sumber: data diolah

No Pejabat Sebelum Merger Perubahan Karena Merger

Gaji Gaji Baru Efisiensi

1 Direktur 10 Jt x 10 Dir

= Rp.100 Juta

20 jt x 2 Dir

=Rp.40 jt 60 juta

2 Badan

Pengawas

3 Jt x 18 Banwas

= Rp.54 Juta

9 Jt x 2 Banwas

= Rp.18 jt 36 juta

Jumlah 96 juta

Tabel 5-16. Efisiensi Gaji Pengurus BPR BKK Ungaran HasilMerger (dalam satu bulan)

Page 37: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

123

Pada tabel 5-16 menunjukkan jumlah biaya yang dapat dihematdengan adanya merger. Sebelum merger untuk BPR BKK Ungaranterjadi in efisiensi biaya pengurus bank sebanyak Rp 96 juta setiapbulan. Dengan melakukan merger, dalam satu tahun dapat melakukanefesiensi Rp.1,152 milyar.

iv. Untuk Mengefektifkan dan Tranparansi Pengawasan

Efektivitas Pengawasan

Untuk mengefektifkan pengawasan bank hasil merger bersamaandengan realisasi merger dibubarkan Badan Pembina dan PembinaTehnis dari BPD. Pembubaran tersebut dituangkan dalam SuratKeputusan Gubernur Jawa Tengah 505/303/IV/2005, tentang IjinMerger.

Tranparansi Pengawasan

Setelah merger dilakukan banyak ditemukan penyimpangan finansialyang selama ini tidak bisa diterobos oleh pemeriksa interen dan eksteren,karena pengawas yang ada tidak efektif bahkan ada yang diintervensioleh badan pengawasnya sendiri. Karena BPR BKK milik pemerintahdaerah maka terjadi pula tekanan politis dari penguasa daerah,diantaranya untuk memberikan kemudahan kredit kepada parapendukung gerakan politiknya. Adanya intervensi kekuasaan politikmenjadi salah satu sebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan yangmengakibatkan turunnya tingkat kesehatan bank.

Pada tabel 5-17 menunjukkan beberapa data penyimpangan yangdilakukan sebelum merger dan baru diketahui setelah terjadi merger.Dalam kurun waktu pemeriksaan Juni 2005 sampai dengan Desember2005 ditemukan adanya penyimpangan di cabang-cabang BPR BKKUngaran hasil merger sebagai berikut:

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 38: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

124

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Tabel 5-17. Penyimpangan Finansial dan Rekayasa Laporan

(Rp.000)

Pelaku Penyimpangan

Kredit

Fiktif

(Rp.)

Pelaporan

sebelum

Merger

Pelaporan

setelah merger

Direktur BPR BKK Ambarawa 780.000 1 (lancar) 4 (macet)

Direktur BPR BKK Tuntang 570.000 1 (lancar) 4 (macet)

Direktur BPR BKK Jambu 893.600

1 (lancar) 4 (macet)

Direktur BPR BKK Banyubiru 388.578 1 (lancar) 4 (macet)

3 staf BPR BKK Klepu 786.286 1 (lancar) 4 (macet)

Beda colectybility

1.184.10

0 1 (lancar) 4 (macet)

Jumlah 4.602.564

Sumber : data primer diolah

Dari tabel 5-17 dapat dilakukan analisa, bahwa sebelum merger terjadirekayasa kredit fiktif dan perbedaan colectybility sebesarRp.4.602.564.000,- kejadian tersebut berdampak pada nilai kualitasaktiva produktif bank, yang secara otomatis akan menurunkan tingkatkesehatan bank. Penyimpangan tersebut sebenarnya terjadi sebelummerger, karena pengawas tidak efektif maka tidak bisa mendeteksipenyimpangan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa denganadanya merger BPR BKK Ungaran terjadi pembubaran Badan Pembinadan Pembina Tehnis untuk mengefektifkan pengawas, ditemukan pulapenyimpangan dan rekayasa laporan sehingga tranparansi bank semakinkelihatan.

Dalam penelitian ini yang telah mengkaji, menganalisis danmenyimpulkan bahwa merger BPR BKK Ungaran terbukti dapatmeningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dapat memperkuatmodal, dapat melakukan efisiensi honor pengurus dan mengefektifkanpengawasan. Temuan ini apabila dipadukan temuan dari Zakir Mahmud(dalam Lay, Marbun et al. 2010: 93) yang menyatakan bahwa mergermerupakan satu bentuk strategi perusahaan (coorporate strategy) dalammencapai tujuan jangka panjang dengan cara mentranformasikan batasperusahaan perbankan (boundaries of firm). Secara rasional motivasi

Page 39: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

125

merger memaksimalkan laba dan meminimalkan biaya (to maximizeprofit and minimize cost) efisiensi dan meminimalkan penyelewengan/mengefektifkan pengawasan.

Secara instistusional dan kebijakan organisasi perusahaan menjadi lebihbesar modalnya dan lebih kuat. Secara institusional bank akanmendapatkan SDM yang lebih baik yang akan berdampak pada manajerialbank yang lebih profesional, karena dengan merger akan terseleksi SDMyang lebih profesional dalam mengelola bank. Tekanan persaingan pasarsemakin berkurang sehingga harga dana yang dibeli semakin murah yangakan berdampak pada efesiensi harga dana sehingga pelayanan kreditkepada masyarakat semakin murah. Berdasarkan hasil penelitian iniberarti sesuai atau mendukung teorinya Zakir Mahmud.

5.4.5. Dampak Psikologis Pejabat yang tidak terakomodasi

Salah satu konsekuensi dari merger yaitu adanya perampingan jabatandalam struktur organisasi. Sebelum terjadi merger struktur organisasi BPRBKK terdiri dari: 2 orang Badan Pengawas, 1 orang Direktur, 2 orangSatuan Kerja Audit Intern (SKAI), dan 3 orang Kepala Seksi. Setelahmerger struktur organisasinya menjadi: 1 orang Pimpinan Cabang dan 2orang kepala seksi, sehingga beberapa orang pejabat tidak bisaterakomodasi dalam struktur organisasi yang baru. Sementara jabatanyang ada di kantor pusat sudah diisi oleh pejabat sebelumnya. Akibatperampingan tersebut mengakibatkan beban psikologis bagi mereka yangsebelum merger menduduki jabatan, kemudian setelah terjadi mergerhanya sebagai staff.

Beban psikologis tersebut menjadi potensi sumber konflik kepentingan.Apabila manajemen yang terpilih tidak bisa mencarikan solusinya untukmengatasinya, dikhawatirkan akan berpengaruh pada kinerja BPR BKKUngaran. Sebagai data pendukung perampingan jabatan dalam strukturorganisasi yang baru yang disajikan pada tabel 5-18 berikut,

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 40: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

126

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Sumber: BPR BKK Ungaran

Dari tabel 5-18, menunjukkan adanya perampingan jabatan direksi danpegawai sebanyak 21 jabatan dan 25 Badan Pengawas. Secara finansiallembaga diuntungkan karena adanya efisiensi gaji pejabat, akan tetapidari sisi non finansial lembaga menghadapi masalah karena berhadapandengan mantan pejabat yang tidak memperoleh posisi jabatan yangsecara psikologis berpengaruh pada kinerja dan perkembangan BPRBKK Ungaran.

Dalam proses merger terjadi dinamika komunikasi dan dampakpsikologis yang berdampak terhadap penghimpunan dana, hal tersebutterjadi karena ada sebagian dana yang ditarik oleh pemiliknya yangterpengaruh atau dipengaruhi oleh pegawai yang sebelumnya menjabatdan kemudian tidak menjabat.

Dinamika dan dampak psikologis yang lain adalah banyaknya suratkaleng, SMS yang isinya saling menghujat dan saling menjatuhkan.Selain itu ada mantan pejabat yang tidak puas kemudian mengadukepada anggota DPRD. Bahkan terjadi pula tekanan lewat media massaberupa tuduhan korupsi dan penyalahgunaan uang.

Kejadian tersebut hanya berkisar di triwulan pertama tahun pertamamerger. Untuk tahun-tahun selanjutnya lembaga berjalan danberkembang cukup signifikan. Berdasarkan fakta yang disajikan di atas

Tabel 5-18. Perbandingan Pejabat Sebelum Merger dan Sesudah Mergerpada BPR BKK Ungaran (orang)

No Nama Jabatan Sebelum

Merger

Sesudah

Merger

Perubahan

Pejabat

1. Direksi 10 2 (8)

2 SKAI 18 3 (15)

3. Kasi Dana 9 9 0

4. Kasi Kredit 9 9 0

5. Kasi Akuntansi 9 9 0

6. Staf Ahli/Kabid 9 3 (6 )

7. Pimpinan Cabang 0 8 8

Jumlah 64 43 (21)

1. Banwas wakil Provinsi 0 1 1

2. Banwas Wakil Kabupaten 18 1 (17)

3. Banwas Wakil BPD 9 0 (9) )

Jumlah 27 2 (25)

Page 41: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

127

dapat disimpulkan bahwa perampingan jabatan dalam melakukanmerger BPR BKK Ungaran terjadi gejolak di tubuh lembaga yangmenimbulkan dampak psikologis karyawan dan para mantan pejabatyang tidak menjabat kembali.

5.4.6. Dinamika Berfikir Positif Tentang Merger

Meskipun terjadi dampak psikologis dalam merger BPR BKK Ungarantetapi para karyawan, Direksi dan Badan Pengawas menyadari bahwaproses merger tersebut ditempuh karena kebutuhan lembaga. Pada box5-2 adalah hasil wawancara dengan Badan Pengawas (Aris JokoPriyanto), sebagai berikut:

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dianalisis bahwa dalammerger BPR BKK Ungaran harus terjadi penggantian pejabat bank ataupengurus bank. Penggantian pengurus merupakan dinamika yang harusterjadi, secara pribadi saya sebagai pengawas berfikir positif danmengarah ke depan demi kepentingan lembaga. Berdasarkan faktatersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya merger BPR BKKUngaran menimbulkan dampak positif bagi pegawai yang bisa berfikirpositif ke depan karena itu merupakan kebutuhan lembaga.

5.4.7. Kelemahan Merger BPR BKK Ungaran

Dalam melakukan merger BPR BKK Ungaran tidak mulus seperti apayang direncanakan, tetapi banyak hal yang timbul dan itu menjadi

Box 5-2. Hasil Wawancara dengan Mantan Badan Pengawasdari BPD tentang Dampak Merger

Hasil wawancara: Secara kedinasan dengan dimergernya BPR BKKse Kabupaten Semarang saya diuntungkan karena pekerjaan saya jadiringan, tidak mengawasi 9 BPR BKK lagi, tinggal mengawasi 1 BPRBKK, tetapi dari segi penghasilan saya dirugikan, tetapi karena inipembenahan lembaga maka saya siap berkorban demi kepentinganyang lebih besar. Apalagi sebentar lagi saham BPD akan ditarik dariBPR BKK otomatis saya akan berkurang penghasilannya. Saya pahambahwa hal ini dilakukan untuk kepentingan yang lebih besar.

Oleh karena itu saya sebagai mantan pengawas dari BPD menghimbausemua barisan untuk tetap berfikir positif karena merger inikebutuhan lembaga. Karena merger ini akan membawa lembaga lebihsolid dan dipercaya masyarakat.

Selamat berkerja kembangkan terus BPR BKK ( Juni 2009)

Page 42: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

128

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

kelemahan diantaranya adalah:

Proses keputusan setoran modal

Sebagai perusahaan daerah, keputusan setoran modal baik olehpemerintah tingkat kabupaten maupun propinsi membutuhkan waktuyang lama. Pada tahap awal panitia merger menjelaskan kepada Bupatidan Gubernur. Setelah Bupati dan Gubernur, keputusan setoran modalmasih harus menunggu keputusan DPRD, baik DPRD Tingkat IIKabupaten Semarang, maupun DPRD Tingkat 1 Provinsi Jawa Tengah.

Terjadi monopoli kebijakan

Direksi bank mempunyai kekuasaan yang penuh maka sering terjadimonopoli kebijakan, bahkan terjadi karyawan yang kinerjanya tidakbaik, karena dekat dengan para pejabat bank hasil merger bisamendapatkan posisi yang strategis.

Terjadinya penumpukan kredit bermasalah

Sebelum merger seseorang dimungkinkan memiliki pinjaman dibeberapa BPR BKK, kalau kredit yang diberikan lancar tidakmenimbulkan masalah meskipun tetap harus dijadikan satu supaya tidakterjadi duplikasi pinjaman. Tetapi yang menjadi masalah apabilapinjaman tersebut bermasalah, setelah dijadikan satu menjadi jumlahyang cukup besar mengakibatkan angka NPL meningkat.

Penilaian tingkat kesehatan

Sebelum merger penilaian tingkat kesehatan BPR BKK dilakukan perunit mandiri. Dari sembilan BPR BKK yang melakukan merger,klasifikasi tingkat kesehatannya sebagai berikut:

1. Satu BPR BKK yaitu PD BPR BKK Ambarawa masuk klasifikasi tidaksehat

2. Enam BPR BKK yaitu: PD BPR BKK Banyubiru, Bawen, Bringin,Sumowono, Jambu dan Tuntang, masuk klasifikasi cukup sehat dan

3. Dua BPR BKK yaitu: PD BPR BKK Ungaran dan Klepu masukklasifikasi sehat

Setelah dilakukan penggabungan, pada awal merger hasil perhitungantingkat kesehatannya masuk klasifikasi tidak sehat. Dengan demikiandelapan BPR BKK tingkat kesehatannya justru menurun denganadanya merger.

Page 43: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

129

Beban pajak semakin besar

Sebelum merger masing-masing cabang menghitung pajak sendiri-sendiri, yang rugi tidak menyetor pajak, sementara yang memperolehlaba menyetor pajak dengan tarif progresif. Setelah merger, labakonsolidasi menjadi lebih besar, sehingga kewajiban pajak perusahaanjuga semakin besar.

Citra kurang baik perusahaan

Dengan merger, citra kurang baik dari perusahaan yang melakukanmerger masih tetap melekat. Tidak mudah bagi BPR BKK setelahmerger untuk menghilangkan citra negatif tersebut. Beberapa citrakurang baik antara lain : pelayanan, lokasi kantor yang tidak strategisdan suasana kantor tidak nyaman.

5.5. Peran Stakeholder dalam Merger BPR BKK Ungaran

Berkaitan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai peranstakeholder dalam merger BPR BKK Ungaran, perlu diperjelas bahwapengertian peran dalam merger bisa dipahami pada pra, proses, danpada realisasi merger. Supaya ada pemahaman yang sama maka denganini disajikan peran stakeholder sesuai dengan peran, tugas pokok, danfungsi stakeholder sebagai berikut:

Peran Stakeholder

Stakeholder mempunyai peranan yang sangat penting di dalammewujudkan merger BPR BKK Ungaran. Merger merupakan salahsatu strategi untuk menumbuhkan dan mengembangkan BPR BKKUngaran serta memacu peran seluruh stakeholder untuk meningkatkankesehatan bank dan memaksimumkan pelayanan permodalanmasyarakat. Dengan peningkatan peran seluruh stakeholder dapatmenumbuhkan sinergi dan mengkombinasikan seluruh aktivitas banksecara simultan untuk menghasilkan kepercayaan yang lebih besar darimasyarakat. Secara rinci peran dari masing-masing stakeholder adalahsebagai berikut:

Peran Pemegang Saham dalam Penyetoran Modal

Sebagai salah satu stakeholder, pemegang saham sangat menentu-kandalam proses merger BPR BKK Ungaran. Kondisi internal bank dankesehatan bank sangat berpengaruh terhadap keberhasilan atau tidaknyapenggabungan bank. Selain motif ekonomi, merger BPR BKK mempu-

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 44: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

130

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

nyai motif yang lain, yaitu adanya ambisi dan kepentingan dari parapemegang saham yang menginginkan bank menjadi lebih besar, sehingakompensasi deviden yang akan diterima sebagai pendapatan asli daerahjuga besar. Keinginan tersebut harus disertai dengan pemenuhankewajiban berupa penyetoran modal, karena salah satu syarat mergersuatu bank yaitu adanya komitmen pemenuhan modal minimal 8 persendari ATMR terhadap bank yang akan dilakukan merger.

Ketentuan tersebut merupakan standart dari Bank for InternationalSettlement (BIS) yang diterapkan seluruh bank di Indonesia. Pada akhir2001, hal ini menjadi pemicu utama bank-bank yang tidak bisamemenuhi ketentuan (Capital Adequacy Rasio) untuk segera melakukanmerger. Dukungan pemegang saham dalam proses merger dalampemenuhan modal menjadi hal yang sangat penting. Pada box 5-3,kutipan hasil wawancara penulis dengan pemegang saham provinsi yangmenyangkut menambah setoran modalnya.

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintahprovinsi telah memenuhi perannya dalam proses merger sebagaipemegang saham.

Sedangkan pemerintah Kabupaten Semarang dalam proses merger BPRBKK Ungaran belum memenuhi kuwajibannya untuk menyetor modalsesuai dengan perda No.19 tahun 2002.

Dari fakta tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peran pemegangsaham provinsi pada proses merger cukup besar, karena sudah menyetormodalnya sesuai dengan porsinya kepada BPR BKK Ungaran, sedangkanpemerintah kabupaten Semarang belum sesuai dengan porsinya.

Hal tersebut disebabkan rata-rata APBD Kabupaten kecil, pos yangyang langsung berhubungan dengan kepentingan masyarakat biasanyadidahulukan. Pemerintah Kabupaten Semarang baru menyetor modaltambahan sebesar Rp 750 juta termasuk untuk membeli saham milikBPD Jateng.

Page 45: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

131

Box 5-3. Hasil wawancara dengan : Bp Dwi Silo Raharjo, Kasubag BUMDPemprov Jateng, Tentang peran Pemegang Saham dalammerger

Dalam Merger BPR BKK Ungaran, Pemprov harus memper-tahankan posisinya sebagai pemegang saham mayoritas, sesuaidengan perda no 11 tahun 2008 sebesar 51 persen. Karena APBDProvinsi sangat memungkinkan untuk menyetor modal sesuaiperda, pada tahun 2009, pemerintah provinsi menyetor sebesar50 milyar. Semua kabupaten diharapkan dapat mengimbangipenyetoran yang dilakukan pemprov, kalau tidak nanti ratiosaham provinsi akan melebihi porsinya. Pada perubahan tahunanggaran 2010 telah dianggarkan 25 milyar. Saya mewakilipemerintah provinsi, mengajak kabupaten/kota menyetor jatahe(kuwajiban setornya)

Dalam pelepasan modal /konversi modal dari BPD telah diambilalih secara proporsional sebagaimana hasil RUPS, maka terjadilahkeseimbangan. Lewat wawancara ini saya tegaskan semua direksiharus serius dalam mengelola bank hasil merger. Kalau ditambahmodal kok banknya dadi jeblok (kalau jadi rusak) direksi akansaya ganti. Perkembangan asset bank sekarang bagus, assetnyamelejit, sudah mencapai angka 4 trilyun. Semua direksi harusbisa momong (memimpin) anak buahnya dengan baik, isonyontoni (bisa jadi contoh), ok selamat bekerja, harus sukses.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 46: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

132

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Box 5-4. Hasil wawancara dengan Plt Bupati Semarang,Tentang Tambahan Modal

Tambahan modal untuk BPR BKK Ungaran sebesar 750 jutasudah saya setorkan pada akhir tahun 2005, karena sudahdianggarkan dalam APBD, sudah mendapatkan persetujuandari DPRD termasuk yang untuk mengambil alih modalsaham BPD. Saya sangat setuju tambahan modal itu rutinsetiap tahun, tetapi APBD Kabupaten Semarang itu kecil,harus dibagi-bagi. Saya perintahkan, Direktur jangan hanyakrido lumahing asto (minta) ke APBD, harus bisa menggalipotensi daerah. Saya harapkan setelah ditambah modal BPRBKK harus sehat dan tidak menimbulkan gejolak, tidakbanyak laporan atau SMS gelap. Direksi yang terpilih harusbertanggung jawab atas penggunaan dana APBD tersebut.Dana itu harus bisa dipertanggung jawabkan. Nanti akhirtahun setoran PAD-nya harus meningkat, semua karyawanharus menggali dana dari masyarakat yang biasanya hanyadiletakkan di bawah kasur.

Saya perintahkan setelah merger BPR BKK harus lebihpeduli terhadap para bakul di pasar, saya akan melakukanpengecekan ke pasar-pasar, untuk membuktikan informasiyang kami terima bahwa BPR BKK sudah tidak maumelayani kredit bakul yang kecil-kecil lagi, tolong nantisaya diantar turun ke pasar-pasar, kalau itu benar, itu satuhal yang keliru karena BPR BKK memang disediakan untukpara bakul di pasar-pasar, karena yang kecil belum tentutidak baik. Saya perintahkan semua karyawan harus jujur,supaya uang pemerintah yang disetor ke BPR BKKngreboko (berkembang) dan rejeki karyawan berkah(manfaat). Tolonglah para bakul itu, dihindarkan darijeratan rentenir. Ok pak Zarul, selamat berkerja harussukses, kalau dak tak jewer,

Ungaran, 16 April 2009

Page 47: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

133

Tabel 5-19. Akumulasi Modal disetor Ke BPR BKK Ungaran dan BPR BKKse Provinsi Jateng sampai dengan 2009 (000)

Berdasarkan data setoran modal pada tabel 5-19 nomor 3, dapat dianalisisbahwa pemerintah Kabupaten Semarang telah menyetorkan modal ke BPRBKK Ungaran sebesar Rp.3.497.497.000,-(32%) dari seluruh jumlah modalyang telah disetor, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemerintahKabupaten Semarang belum berperan penuh sebagai pemegang saham.Jumlah saham yang disetor Pemerintah Provinsi sudah melebihi 51 persen,tapi tidak melanggar perda nomor 11 tahun 2008 karena porsi pemerintahProvinsi adalah 51persen dari modal dasar. Oleh karena itu dapatdisimpulkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah berperandengan baik sebagai pemegang saham mayoritas di BPR BKK Ungaran.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

No Kabupaten

Modal

dasar

(Rp.000)

Akumulasi

Modal disetor

Pem Prov

(Rp.000)

%

Akumulasi Setoran

Modal (Rp.000) %

Kabupaten Kota

1

Kota Semarang

25.000.000

9.200.000

56

7.349.999 44

2 Kab.Demak 20.000.000 7.450.000 45 9.135.000 55

3 Kab.Semarang 25.000.000 7.550.000 68 3.497.497 32

4 Kab.Kendal 15.000.000 6.900.000 60 4.580.000 40

5 Kab.Grobogan 35.000.000 16.750.000 53 14.639.611 47

6 Kab.Pati 25.000.000 9.550.000 51 9.111.085 49

7 Kab.Kudus 20.000.000 4.850.000 73 1.809.000 27

8 Kab.Rembang 15.000.000 10.250.000 75 3.430.000 25

9 Kab.Jepara 15.000.000 6.950.000 55 5.643.000 45

10 Kab.Blora 26.000.000 10.150.000 62 6.140.000 38

11 Kota.Magelang 10.000.000 2.000.000 57 1.530.000 43

12 Kab.Magelang 15.000.000 6.500.000 52 6.000.000 48

13 Kab.Purworejo 15.000.000 6.200.000 56 4.873.241 44

14 Kab.Temanggung 15.000.000 5.800.000 52 5.260.000 48

15 Kab.Wonosobo 90.000.000 5.000.000 55 4.035.290 45

16 Kab.Kebumen 20.000.000 8.750.000 57 6.680.000 43

17 Kota Pekalongan 15.000.000 2.050.000 60 1.357.109 40

18 Kab. Pekalongan 15.000.000 6.700.000 66 3.480.000 34

19 Kab.Batang 15.000.000 5.300.000 47 5.980.000 53

20 Kota Tegal 20.000.000 1.700.000 50 1.684.529 50

21 Kab.Tegal 15.000.000 4.350.000 50 4.350.000 50

22 Kab.Pemalang 15.000.000 4.300.000 56 3.370.000 44

23 Kab.Brebes 10.000.000 3.800.000 55 3.070.000 45

24 Kab.Cilacap 20.000.000 9.000.000 63 5.220.010 37

25 Kab.Purbolinggo 20.000.000 9.000.000 63 5.210.000 37

26 Kab.Banyumas 25.000.000 12.750.000 55 10.550.000 45

27 Kab.Banjarnegara 20.000.000 10.150.000 61 6.477.686 39

28 Kab.Wonogiri 20.000.000 9.200.000 54 7.802.616 46

29 Kab.Klaten 20.000.000 4.000.000 67 1.960.000 33

30 Kab.Sragen 15.000.000 10.250.000 71 4.150.000 29

31 Kab.Karanganyar 20.000.000 6.000.000 53 5.400.000 47

32 Kab.Sukoharjo 100.000.000 2.960.000 36 5.357.982 64

33 Kab.Boyolali 20.000.000 9.250.000 57 6.870.000 43

34 Kota Salatiga 5.000.000 1.000.000 44 1.250.000 56

35 Kota Surakarta 5.000.000 1.800.000 59 1.255.428 41

Jumlah 761.000.000 237.410.000 164.082.022 14.427.066

Sumber : Biro Perekonomian Jawa Tengah

Page 48: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

134

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Secara gabungan, pemerintah provinsi telah menyetor modal ke 31Kabupaten/kota sebesar 237.410.000.000,- (57,08%) berarti setoranmodal pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara gabungan telah melebihiporsi yang seharusnya yaitu 51persen, hanya 4 Kabupaten/kota atau11,42 persen yang belum bisa mencapai 51persen. Dari data tersebutdapat disimpulkan bahwa dalam merger BPR BKK Ungaran, pemerintahProvinsi Jawa Tengah sebagai pemegang saham telah berperan denganbaik dalam penyetoran modal.

Sumber : Biro perekonomian Jateng

Berdasarkan tabel 5-20, Pemerintah Kabupaten Semarang termasuksalah satu dari 28 kabupaten/kota yang belum menyetor modal sesuaiperda nomor 11 tahun 2008, dan sebaliknya pemerintah provinsi JawaTengah telah memenuhi kewajiban penyetoran modal sesuai perda 11tahun 2008, karena 31 BPR BKK di Kabupaten telah disetor modal sesuaiaturan yang berlaku, sedang yang 4 BPR BKK belum sesuai karena adaganguan operasional di lapangan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemerintah kabupaten/kotayang telah memenuhi kewajibannya menyetor modal sesuai perda 11tahun 2008 meskipun yang terpenuhi baru 6 kabupaten/kota, sedangyang 29 kabupaten/kota belum menyetor sesuai perda yaitu 49 persen,termasuk Kabupaten Semarang. Sedangkan pemerintah Provinsi JawaTengah juga telah berperan aktif menyetor modalnya, 31 kabupaten/kota setoran modalnya telah sesuai dengan Perda 11 tahun 2008, hanya4 kabupaten/kota yang belum dapat memenuhi sampai 51 persen.

´Tabel 5-20. Data Pemenuhan Setoran Modal Sesuai Perda 11 Tahun 2008

BPR BKK Ungaran dan Jateng

No Keterangan

Perda 11 th 2008/

Pasca merger

Pemerintah

Provinsi

Pemerintah

Kabupaten

1. Telah sesuai Perda 11 tahun 2008 31 6

2. Belum sesuai Perda 11 tahun 2008 4 29

3. Tidak menyetor 0 0

Jumlah 35 35

Page 49: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

135

Peran Pemegang Saham Dalam RUPS

Berdasarkan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 20 Tahun 2002, Bupatimempunyai kewenangan untuk mengangkat pengurus, pembagiandeviden setelah pengesahkan laporan tahunan dan setoran modal.Dengan demikian, sebelum merger peran Bupati Semarang sebagaipemegang saham BPR BKK Ungaran mempunyai peran yang sangatdominan sehingga RUPS belum bisa berjalan dengan baik. Sebelummerger, pengangkatan direksi dan badan pengawas belum melaluiRUPS. Semua masih menjadi kewenangan Bupati Semarang. Lebihlanjut, dalam Perda di atas juga mengatur keberadaan Badan Pembina,baik Badan Pembina Tingkat Kabupaten maupun badan PembinaTingkat Provinsi. Peran pemegang saham Provinsi Jawa Tengah dalampenentuan pengurus dan kepegawaian belum ada. Bahkan sebelummerger badan pengawas dari provinsi belum ada, badan pengawasberasal dari bagian perekonomian Kabupaten, camat dan BPD.

Perda Provinsi Jawa Tengah No 20 tahun 2002 tidak berlaku lagi denganterbitnya Permendagri No 22 tahun 2005 yang mengatur kewenanganRUPS dan mencabut kewenangan Bupati. Selanjutnya PemerintahProvinsi Jawa Tengah menerbitkan Perda No 11 Tahun 2008 sebagaipengganti Perda Provinsi Jawa Tengah No 20 tahun 2002, yang mengaturkhusus tentang pengelolaan BPR BKK di Jawa Tengah dan membubar-kan keberadaan Badan Pembina.

Dapat disimpulkan bahwa sebelum merger peran pemerintah KabupatenSemarang (Bupati) sebagai pemegang saham BPR BKK Ungaranmemegang otoritas tunggal dalam menentukan pengelolaan BPR BKKUngaran, sehingga mekanisme RUPS belum berjalan sebagaimanamestinya. Setelah merger mekanisme RUPS berjalan dengan baikdengan adanya Permendagri No 22 tahun 2005.

Peran Bank Indonesia

Bank Indonesia sangat berperan dalam proses merger BPR BKKUngaran, karena BPR BKK Ungaran merupakan BPR pertama yangmelakukan merger. Peran BI dimulai dari penghitungan nilai tingkatkesehatan BPR BKK Ungaran Kabupaten Semarang yang akanmelakukan merger. Salah satu syarat merger adalah CAR gabunganBPR yang akan dimerger minimal 8 persen atau sehat, karena tingkatkesehatan bank adalah modal utama bank yang akan di merger.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 50: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

136

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Untuk mengawasi keberlanjutan bank, pengawasan Bank Indonesiamenjadi sangat penting. Bank Indonesia selalu menuntut bank harussehat sebagai indikator yang utama untuk keberlanjutan operasionalbank. Pengawasan eksternal dilakukan oleh Bank Indonesia, sedangkanpengawasan internal dilakukan oleh Badan Pengawas Bank. Bank In-donesia dan Badan Pengawas menuntut bank harus sehat danmempertahankan lima indikator bank sehat (CAMEL). Salah satunyaadalah menjaga kesehatan Capital Adequacy Ratio (CAR).

Bank Indonesia berperan dalam mengawasi sistem penjaminan lewatLPS. Dengan lahirnya Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) merupakanpenyempurnaan program penjaminan pemerintah terhadap seluruhkewajiban Bank (blanket garansi). Dengan berdirinya lembagapenjaminan oleh pemerintah dalam rangka memupuk kepercayaanmasyarakat terhadap bank. Biasanya bank terlebih dahulu menentukantingkat risiko tertentu yang dapat ditanggung.

Bank Indonesia berperan sebagai regulator mewajibkan BPR BKK seJawa Tengah dan BPR yang lain. Hal tersebut dilakukan dalam rangkameminimalkan tingkat risiko yang akan terjadi. Perencanaan danalternatif bentuk pelayanan yang akan dioperasionalkan harus masukdalam rencana kerja atau rencana bisnis (bisnis plan). Tingkat risikoyang diprediksikan sudah diimbangi dengan produktifitas yang lain,karena pada dasarnya tidak ada bentuk aktiva yang sama sekali tidakberisiko.

Bank Indonesia hanya mengakui pengurus bank yang terdiri dariDireksi dan Badan pengawas (komisaris). Komisaris harus berperansebagai pengurus bank dan sebagai wakil pemegang saham, karenapemegang saham tidak bisa melakukan intervensi ke dalam pengelolaanbank, maka Badan Pengawas atau komisaris harus mampu mengawasidan mengendalikan operasional bank. Dalam BPR BKK yang akanmelakukan merger Badan Pengawas/Komisaris harus mampumenjembatani kemauan Direksi sebagai pengelola dan pemegang sahamsebagai pemilik bank.

Meskipun komisaris BPR BKK yang akan dimerger berasal dari birokrasidituntut harus profesional, kalau tidak akan dilakukan fit and propertest ulang oleh Bank Indonesia.

Page 51: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

137

Box 5-5. Hasil Wawancara dengan BI

Bank Indonesia menghimbau kepada BPR BKK sebaiknya dimerger, karena bank sebagai lembaga intermediasi dituntutmenjaga kesehatan banknya. Selain perkembangan secarafinansial bank dituntut meningkatkan kepercayaanya kepadamasyarakat. Perkembangan bank sangat tergantung padakepercayan masyarakat (trust society).

Dengan merger bank akan lebih kuat, peran pengurus akansemakin jelas, bukan hanya simbol. Selain didukung oleh regu-lator yang mengatur sistem operasional bank, bank hasil mergerharus melaksanakan kode etik Bankir Indonesia untukmendorong terlaksananya good corporate governance. Sumberdaya manusia (human reseources) bank hasil merger sebagaiperangkat untuk mewujudkan sistem tata swakelola yang baikdan bersih.

Profesional sumber daya manusia sangat dibutuhkan. salah satucara peningkatan SDM yang baik dengan sertifikasi profesikhususnya Direktur. Dalam rangka mempercepat prosespenguatan kelembagaan perlu dukungan masyarakat dan link-age program (bekerja sama dengan bank yang lebih kuat) denganbank umum.

Untuk memperkuat dan meningkatkan kepercayaaan terhadapBPR maka para pengurus bank harus mampu memanfaatkanpotensi yang ada di masyarakat dan beberapa kebijakanpemerintah dalam rangka mendukung keberlanjutan (sustain-able) kelembagaan BPR.

BPR BKK hasil merger harus dikelola oleh personil yang akandi tes oleh Bank Indonesia. Tidak sembarang orang bisa menjadipengurus bank. Modalnya harus selalu cukup, minimal 8 persendari ATMR.

Hasil Wawancara dengan Bp Bambang Murdadi

Pegawai BI yang membantu Merger BPR BKK

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bank Indonesia tersebut, dapatdisimpulkan bahwa dengan merger BPR BKK Ungaran lebihprofesional, lebih sehat, dan dikelola oleh orang-orang yang bersihdan berkualitas sehingga kepercayaan masyarakat semakin meningkat.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 52: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

138

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Peran Pengurus (Badan Pengawas/Komisaris dan Direksi)

Peran Badan Pengawas (Komisaris)

Sebelum merger Badan Pengawas BPR BKK Ungaran, belum bisaberperan secara maksimal, karena tugas rutinnya sebagai pejabatpemerintah sehingga lebih berkonsentrasi pada tugas utamanya sebagaibirokrat. Selain itu masa jabatannya sebagai pejabat birokrat belumada kepastian, karena begitu terkena mutasi maka jabatan komisarisnyasecara otomatis akan hilang, karena tidak dikuatkan dengan keputusanRUPS yang dilegalisasi oleh notaris. Bahkan ada yang hanya 6 bulanmenjadi badan pengawas, karena mutasi jabatan.

Setelah merger, sudah ada kepastian mengenai peran dari badanpengawas. Masa kerja Badan Pengawas yaitu 3 tahun, legalitasnyasudah terjamin karena sudah berdasarkan hasil RUPS yang dilegalisasinotaris. Selain itu adanya peran yang diadakan secara mendadak untukkeperluan merger. Dalam melakukan merger BPR BKK peran BadanPengawas sangat penting, ada beberapa hal yang menjadi peran dankewenanganya dalam proses merger antara lain:

1. Menandatangani rancangan merger bank yang mau dimerger2. Melakukan evaluasi tingkat kesehatan BPR BKK yang akan

dimerger.3. Menyusun Rancangan Merger yang harus ditanda tangani seluruh

Direksi BPR BKK dan Badan Pengawas.4. Menanda tangani pernyataan bersama di depan notaris yang

menyatakan tidak keberatan melakukan merger.

Sejak proses merger berlangsung sistem pengangkatan Badan Pengawasharus melalui mekanisme RUPS, pejabat yang bisa diangkat adalahyang lulus Fit and propertest dari Bank Indonesia. Badan Pengawasdituntut untuk berperan aktif bukan sekedar simbolis, mampumelakukan pengawasan dan evaluasi kinerja direksi, dan membuatlaporan setiap akhir semester ke Bank Indonesia tentang pelaksaaanRencana Kerja atau (business plan).

Selain itu Badan Pengawas dalam proses merger mempunyai perandalam penyusunan Rancangan Perubahan Akte Pendirian, setelahpemegang saham menyetujui merger maka harus dilakukan perubahanakte pendirian yang dibuat oleh notaris. Badan Pengawas bersama-sama dengan direksi yang dicalonkan menyusun Rancangan Rencana

Page 53: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

139

Kerja BPR BKK yang akan dimerger. Rancangan Rencana Kerja akandigunakan sebagai acuan kerja dalam tahun tersebut setelah ijin mergerdari Bank Indonesia turun. Peran Badan Pengawas di pasca mergerhanya mengevaluasi kerja direksi, kalau direksi bisa bekerja denganbaik maka tugas dan peran Badan Pengawas hanya sebagai pengawasoperasional dan kebijakan yang dilakukan direksi.

Box 5-6. Peran Badan Pengawas/Komisaris (Banwas Baru)

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Peran Badan Pengawas/Komisaris sangat penting dalam mergerBPR BKK, setelah semua Direktur bank yang mau di mergermenanda tangani kesepakatan merger, maka Badan Pengawas/Komisaris harus mengkonsultasikan terlebih dahulu kepadapemegang saham, kalau pemegang saham setuju maka BadanPengawas/Komisaris menyetujui rencana merger tersebut. Secarapribadi kalau diperhitung-kan dengan jabatan dan honor kamikurang setuju, karena saya kalau tidak dimerger bisa menjadiBadan Pengawas di 3 BPR BKK, tetapi setelah di merger hanyabisa memegang 1 BPR BKK.

Peran yang lain Badan Pengawas harus bisa meyakinkan padapemegang saham bahwa dengan adanya merger BPR BKK, bankakan semakin sehat dan efisien. Berkaitan setoran modal yangharus dilakukan maka Badan Pengawas mengkonsultasikandengan DPRD tentang perlunya menganggarkan dalam APBDuntuk menyetor modal ke BPR BKK sampai modal mencapairasio CAR 8 persen. Apabila DPRD setuju dalam penyetoranmodal maka merger baru bisa dilanjutkan.

Drs.Husen, 7 Juni 2009 tentang Peran Badan Pengawas

Page 54: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

140

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Berdasarkan wawancara tersebut, Agus Purwoko mengatakan mergeradalah kebutuhan perusahaan, maka para mantan badan pengawas tidakmempermasalahkan. Dengan merger bank akan lebih kuat, peranpengurus akan semakin jelas, bukan hanya sebagai simbol. Selaindidukung oleh regulator yang mengatur sistem operasional bank, bankhasil merger harus melaksanakan kode etik Bankir Indonesia untukmendorong terlaksananya good corporate governance. Sumber dayamanusia (human reseources) bank hasil merger sebagai perangkat untukmewujudkan sistem tata kelola yang baik dan bersih.

Peran Direksi

Peran Direksi BPR BKK Ungaran dalam proses dan pasca merger sangatstartegis, sebelumnya direksi harus memimpin bank secara mandiri ditingkat kecamatan, termasuk mewakili di luar perusahaan.

Dalam proses merger baik yang terpilih maupun yang tidak terpilihsebagai direksi mempunyai peran dalam penanda tanganan kesepakat-an merger. Dari beberapa Direktur bank yang dimerger mungkin terpilihsebagai Direksi, sebagai komisaris, atau sebagai pegawai biasa. Direksiterpilih selanjutnya menyiapkan busines plan bank hasil merger yangdikirim ke Bank Indonesia sebagai lampiran untuk mengajukan ijinmerger.

Box 5-7. Hasil Wawancara Agus Purwoko Jati

Dengan adanya merger secara pribadi kami dirugikan dari aspekfinansial, biasanya setiap bulan kami mendapat honor, tetapiyang menjadi tekad dan niat kita yaitu untuk penataan lembagadan itu kebutuhan lembaga.

Selain itu saya titip pesan bahwa jabatan itu amanah, pati, rizki,jodo (mati, penghasilan, jodoh) itu sudah ada yang mengatur.Oleh karena itu saya sebagai mantan Kabag Perekonomian danmantan Banwas saya iklas lahir batin kalau BPR BKK inidilakukan merger. Karena merger ini akan membawa lembagalebih solid dan dipercaya masyarakat. Karena lembaga iniditunggu masyarakat, kapan akan berbuat untuk masyarakat.

Selamat bekerja kembangkan terus BPR BKK Ungaran, kalauterjadi masalah dan gejolak itu satu dinamika, setiap ada aksibiasanya ada reaksi.

Terimakasih.

Juni 2009

Page 55: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

141

Sebelum merger direksi berperan ganda, sebagai pelaksana dan pencetaklaba bank. Laba bank sebagian dipergunakan untuk memperbesar modal,semua laba tidak disetor ke kas daerah tetapi sebagian masuk cadanganumum dan cadangan tujuan sebagai penggemdal, karena kalau menunggusetoran dari pemegang saham tidak bisa dipastikan dan akhirnya nilaiCAR jadi rendah.

Peran direksi dan badan karyawan, menjadi kunci keberhasilan merger,dinamika keinginan direksi dan karyawan untuk menjadi pemegangsaham supaya kesewenang-wenangan pemegang saham dapatdihindarkan.

Sedangkan kelemahanya apabila direksi tidak bisa menjadi mediator yangbaik antara karyawan dan pemegang saham, akan berpotensi pemegangsaham akan menarik dananya. Direktur yang tidak terpilih kalau tidakbisa mengendalikan akan menjadi sumber ancaman pula, tetapi kalauditempatkan dengan baik akan menjadi potensi yang bisa dimanfaatkanatau diambil perannya.

Gambaran tentang dinamika yang timbul dari para mantan direksi terpilih,bersama ini disajikan wawancara dengan direktur yang tidak terpilihkembali menjadi direktur sebagai berikut:

Box 5-8. Wawancara dengan direksi yang tidak terpilih

Secara psikologis, peran saya dan teman-teman direksi lebih bebassewaktu lembaga mandiri, masing-masing kecamatan mengatursendiri, tetapi karena itu kebutuhan perusahaan, supaya lebih kuat,modal lebih kuat meskipun dengan berat hati saya dan teman-temansiap di merger, tetapi dengan catatan tidak ada PHK dan tidak adapenurunan penghasilan.

Karena semakin lama bekerja tuntutan kebutuhan semakin meningkat,diantaranya biaya pendidikan anak-anak, kebutuhan konsumsi semakinmahal, kebutuhan sosial kemasyarakatan semakin tinggi. Kalau gajiturun bisa jadi pendorong untuk terjadinya penyimpangan (froud).

Meskipun saya dan teman-teman tidak terpilih kembali menjadidirektur mohon untuk bisa diajak berembuk dalam membesarkan bankhasil merger. Kami yakin masih mempunyai sisa-sisa kekuatan yangbisa dipergunakan sebagai pendongkrak perkembangan bank di kantorcabang, kami mohon usulan kami bisa dipertimbangkan.

Heru Suharyanto, 3 Juni 2009.Mantan Direktur yang tidak terpilih kembali

Page 56: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

142

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Dari hasil wawancara tersebut di atas ada beberapa hal yang positif, dimana para mantan direksi tidak mengundurkan diri, dan masih bersediamenjadi karyawan. Mereka menyadari bahwa merger adalah kebutuhanlembaga, yang pada akhirnya manut dan setuju dengan keputusanmerger. Secara singkat dapat disimpulkan menyetujui adanya merger,tetapi tidak ada PHK dan penghasilan tidak berkurang. Di samping itu,para mantan direktur masih diberi peran sebagai pimpinan cabang agarkarier yang telah dibina sekian lama tidak hilang karena adanya merger.Karena menyangkut masalah perekonomian keluarga meskipun tidakmenjadi direktur tetapi tetap masih bisa bekerja.

Wawancara di atas sudah kita pahami bersama, supaya lebih netralmaka bersama ini disajikan pula wawancara dengan direktur yangterpilih kembali menjadi direktur bank hasil merger, sebagai berikut

Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur yang terpilih dapatdisimpulkan, yang bersangkutan menyadari bahwa dengan merger akanbanyak masalah yang harus diselesaikan, perlu dukungan semua pihakuntuk bersama-sama menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Peran Karyawan

Peran karyawan sifatnya hanya membantu Direksi dalam mempersiapkanmerger dan membantu Direksi bank merger terpilih menyiapkan businesplan yang akan dikirim ke Bank Indonesia, jadi karyawan tidakmempunyai peran yang penting dalam proses merger. Pada pasca merger,karyawan mempunyai peran dalam mencapai tujuan akhir (goal) bankhasil merger, yaitu keberlanjutan bank yang telah dimerger. Keberlanjutanbank hasil merger terletak pada sumber daya manusia yang mempunyaikompeten dan integritas yang tinggi.

Box 5-9. Wawancara dengan Widodo, Juni 2009 Direksi terpilih

Mohon maaf saya tidak akan banyak komentar dulu, saya mencobabekerja dulu, mohon dukungan dan partisipasi dari seluruh stake-holder, supaya kami bisa bekerja dengan baik, saya akan berperanseperti laut, kalau dalam bahasa jawa segoro kudu iso muat baito(laut harus berani menampung kapal), karena merger ini saya anggapkapal yang sudah berumur tetapi harus dijalankan. Oleh karena itusecara pribadi saya mohon dukungan karena masalah yang harusdiselesaikan.

(Widodo, 2009)

Page 57: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

143

Apabila disimpulkan dari hasil wawancara dengan perwakilan karyawan,karyawan tidak mempermasalahkan akan merger atau tidak, yang pentingbagi karyawan bisa bekerja tenang, kesejahteraan membaik, karier bisaberjenjang dan hari tuanya bisa terpikirkan adanya jaminan hari tua.

Peran Nasabah

Keberhasilan bank hasil merger diantaranya nasabah tidak menarikdananya yang ditempatkan di bank dan tetap mempercayakan danayang dimilikinya ke dalam bank hasil merger. Perubahan kepercayaannasabah adalah satu fenomena yang mengarah pada perbaikan danpeningkatan kepercayaan masyarakat.

Selain itu akan terjadi saling percaya (trust relationship) atau hubungantimbal balik dengan bank, akan adanya saling percaya dan bank akanpercaya kepada nasabah sebagai pengguna kredit. Untuk meningkatkanpelayanan kepada nasabah membutuhkan pemikiran baru yang meman-dang nasabah sebagai mitra bank.

Kepercayaan nasabah adalah kunci dari kesuksesan bank, sebab bilakepercayaan nasabah turun maka dana-dana yang ditempatkan akanditarik, dan akan terjadi penarikan dana secara besar-besaran yangberakibat habisnya likwiditas. Pada tahun 2008 nasabah BPR BKKterus meningkat dan tidak terpengaruh oleh merger BPR BKK danhadirnya bank umum di daerah, yang menyalurkan kreditnya ke pangsapasar BPR, karena bunga pinjaman BPR sudah menurun menyesuaikandengan bunga pasar. Menabung di BPR BKK lebih dekat dan lebihmudah, setiap tahun diberi hadiah lewat undian, hal tersebut menambahkepercayaan masyarakat.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Box 5-10. Wawancara Karyawan (Mashuri) Mei 2009

Kalau berbicara merger saya dan teman-teman tidak ada masalah,yang penting lembaga maju, kesejahteraanya naik, karier karyawanjelas. Karena yang terjadi selama ini, lembaga hanya mentok ditingkat kecamatan, karier tidak jelas, sehingga berpengaruh padakinerja saya dan teman-teman.

Karena ukuran prestasi juga tidak jelas maka yang terjadi siapa yangbejo yo penak (siapa yang bernasib baik) ya pasti enak, tetapi yangtidak beruntung mungkin mendapat tempat yang terpencil, tidakpernah masuk daerah perkotaan. Tetapi saya yakin dengan mergerada perubahan mengenai karier dan penempatan karyawan.

Page 58: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

144

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Nasabah sudah mulai tertanam kepercayaannya kepada BPR BKK,penabung BPR BKK terus meningkat meskipun ada isu merger bank,nasabah punya keyakinan dana yang disimpan aman, yang digunakansebagai alasan nasabah tentang keamanan dananya disimpan di BPRBKK adalah pemegang sahamnya pemerintah daerah dan pengurusnyaorang-orang yang tidak bermasalah. Karena peran nasabah sebelummerger, proses merger, dan pasca merger hanya sebagai pendukungdana dan tempat menyalurkan dana. Faktor pendorongnya adalahkepercayaan (trust).

Saya dan teman-teman sebagai nasabah ngertose (mengetahuinya)bank itu baik, saya tidak terpengaruh merger atau tidak, yangpenting bagi saya punya dana lebih saya simpan di BPR BKKterdekat, kalau saya kekurangan dana mengajukan pinjaman.Dengan adanya BPR BKK ini saya dan konco-konco (teman-teman) sangat tertolong, sebagai lembaga peminjam modal untukmasyarakat ekonomi lemah juga menerima Deposito denganbunga yang cukup tinggi. Saya dan teman-teman cocok ada BKKuntuk memberantas kemiskinan teng desa-desa (di desa-desa),bisa menyalurkan pinjaman ke masyarakat, sehingga sasaranpenyaluran kreditnya bisa ke lapisan yang tidak terjamah bank.

Saya dan konco-konco (teman-teman) semakin percaya denganBPR BKK. Nasabah BPR BKK terus meningkat dan selot katah(semakin banyak) dan tidak terpengaruh oleh hadirnya bank lain.Saya dan teman-teman tidak mempermasalahkan bunga, bungapinjaman BPR BKK tidak terlalu tinggi bisa menyesuaikan denganbunga di pasar. Saya lebih suka menabung di BPR BKK lebih dekatdan lebih mudah, setiap tahun diberi hadiah lewat undian, haltersebut menambah kepercayaan saya dan teman-teman nasabah.

Saya dan teman-teman lebih percaya dengan BPR BKK dibandingdengan BPR lain, karena milik pemda, saya punya keyakinan danakami aman, karena semakin banyaknya dana yang masuk ke bankmaka akan memperluas penyaluran kredit kepada teman-temannasabah yang mengambil kredit.

Box 5-11. Hasil wawancara dengan Suratmin,14 Mei 2009

tentang Peran Nasabah BPR BKK Ungaran

Dari hasil wawancara dengan bapak Suratmin, pengusaha (selep)penggilingan padi yang sekaligus mewakili teman-temannya, dapatdisimpulkan bahwa dalam merger bank nasabah tidak punya peran yang

Page 59: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

145

68,263,1

59,6

82,7

72,4 70,8

2,0

-2,8-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

Aset Kredit DPK Laba

Pra Merger (2005)

Pasca Merger (2006)

Grafik 5-4 Perubahan Asset, Kredit, Dana Pihak Ketiga dan LabaBPR BKK, Sebelum dan Sesudah Merger

pokok, nasabah hanya sebagai peran pedukung yaitu yang mendukungterkumpulnya dana/tabungan, dan peran sebagai pemakai kredit.

Dari peran 7 elemen stakeholder BPR BKK Ungaran dalam melakukanmerger BPR BKK Ungaran mempunyai peran yang sangat strategisdalam menjaga keberlanjutan bank (sustainable) yaitu mendorongperkembangan bank, bank lebih produktif dan efisien, kepercayaanmasyarakat meningkat dan bank semakin sehat, hal ini membuktikanbahwa merger BPR BKK Ungaran mengarah pada perbaikan dankeberlanjutan bank. Hal tersebut bila dihubungkan dengan teori dariMuliaman D. Hadad (dalam Lay, Marbun et al. 2010) menyatakan bahwamerger adalah solusi untuk menjaga keberlangsungan industri/ bisnisbank, tanpa adanya tambahan modal dari para pemegang saham makaCAR akan turun bahkan bisa minus. Karena telah terbukti bahwamerger mendorong pemegang saham untuk setor modal maka temuanini sesuai atau mendukung teorinya Muliaman Hadad.

5.6. Perkembangan BPR BKK Ungaran Pasca Merger

5.6.1. Perubahan BPR BKK satu tahun setelah Merger

Perkembangan bank satu tahun setelah merger menunjukkan kinerjayang semakin baik. Grafik 5.4 menunjukkan perubahan BPR BKKUngaran satu tahun setelah merger baik untuk Aset, Kredit, Dana PihakKetiga dan Laba.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 60: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

146

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Berdasarkan grafik 5-4, dapat terlihat bahwa aset meningkat dari Rp.68milyar tahun 2005 menjadi Rp.82,7 milyar pada tahun 2006 ataumeningkat 21,4 persen. Jumlah kredit meningkat dari Rp.63 milyardari 2005 menjadi Rp.72,4 milyar pada tahun 2006 atau meningkat 14,7persen. Peningkatan Dina Pihak Ketiga satu tahun setelah mergersebesar 18,7 persen, meningkat dari Rp.59,6 milyar pada tahun 2005menjadi Rp.70,8 milyar tahun 2006. Perolehan laba terjadi peningkatanyang sangat signifikan. Kalau pada tahun BPR BKK mengalami kerugiansebesar Rp.2,7 milyar, pada tahun 2006 sudah membukukan keuntungansebesar Rp.1,97 milyar.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa satu tahun setelahmerger kinerja bank semakin baik ditunjukkan dari meningkatnya as-set, kredit, dana pihak ketiga dan laba.

5.6.2. Perkembangan Tingkat Kesehatan BPR BKK UngaranPasca Merger

Upaya peningkatan kesehatan BPR BKK Ungaran merupakan salah satualasan melakukan merger sembilan BPR BKK di Kabupaten menjadiBPR BKK Ungaran. Sebelum merger kondisi kesehatan BPR BKK adalahsebagai berikut: 4 bank dalam kategori sehat, 2 bank kategori cukupsehat, 2 bank kategori kurang sehat, dan 1bank dalam kondisi tidaksehat. BPR BKK Sumowono tergolong tidak sehat dan BPR BKKAmbarawa serta BPR BKK Jambu tergolong kurang sehat. Pada tanggal5 Mei 2005, secara resmi 9 (sembilan) BPR BKK se Kabupaten Semarangbergabung menjadi satu dengan BPR BKK Ungaran, adapun gambaranperubahan setelah 3 tahun merger yang meliputi tingkat kesehatan dariCAMEL disajikan pada tabel 5-21.

Analisis Tingkat Kesehatan BPR BKK Ungaran dari unsur CAMELSebelum dan Sesudah Merger

Untuk melindungi nasabah penyimpan dan deposan di BPR BKKUngaran, Bank Indonesia melakukan penilaian terhadap tingkatkesehatan bank. Hasil pengawasan tersebut digunakan sebagai tolokukur pengelolaan bank yang sehat. Indikator yang digunakan untukmengukur tingkat kesehatan bank adalah Capital, Asset quality, Man-agement, Earning dan Likuidity (CAMEL). Oleh karena itu berdasarkandata pada tabel 5-16 dapat dianalisis sebagai berikut :

Page 61: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

147

Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum merger 8,75 persen sehat tetapisetelah dilakukan pemeriksaan CAR yang benar -2,03 persen dari ATMR(tidak sehat), setelah dilakukan merger selama 4 tahun terjadipeningkatan CAR menjadi 17,64 persen dari ATMR, peningkatan CARini karena terjadi penambahan setoran modal dari pemerintah ProvinsiJawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Semarang, dan akumulasi labayang dicadangkan sebagai cadangan umum dan cadangan tujuan.

Berdasarkan analisis tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa denganmerger peran pemegang saham meningkat dengan bukti menyetormodal tambahan sehingga CAR bank dari posisi minus menjadi positifsehingga terjadi pertumbuhan CAR yang signifikan.

Asset Quality, untuk mengukur kualitas aktiva ada dua indikator yangdigunakan sebagai standar penilaian yaitu KAP dan PPAP. KAP sebelummerger sebesar 6,73 persen, tetapi setelah pemeriksaan KAP meningkatmenjadi 14,25 persen (tidak sehat). Peningkatan rasio KAP karenaterjadinya penyimpangan ABA dan kredit fiktif. Setelah merger 4 tahunKAP turun menjadi 7,96 persen atau sehat karena masih dibawah 8,5persen atau terjadi penurunan KAP 6,29 persen sehingga KAP membaikdan sehat.

Pemenuhan PPAP sebelum merger 110,67 persen, setelah dilakukanpemeriksaan PPAP hanya 77,04 persen atau di bawah standar sehat100 persen dari PPAPWD. Setelah merger terjadi peningkatan PPAP22,96 persen menjadi 100 persen dari PPAPWD atau PPAP terpenuhisesuai dengan PPAPWD membaik atau sehat.

Berdasarkan 2 analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelummerger KAP bank tidak sehat dan setelah merger selama 4 tahun KAPmenjadi sehat. Sebelum merger PPAP kurang atau tidak bisa memenuhiPPAPWD sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan merger BPR BKKUngaran dapat meningkatkan kualitas KAP dan terpenuhinya PPAPdari PPAPWD atau dapat dikatakan asset quality membaik menjadisehat dari sebelumnya tidak sehat.

Manajemen, manajemen yang berkualitas akan menjadi pengambilkeputusan yang sehat, keputusan manajemen yang sehat akanmendorong operasional bank yang sehat dan produktif, untuk mengukurmanajemen ada 25 pertanyaan yang digunakan sebagai acuan yaitu 10

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 62: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

148

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

untuk manajemen umum dan 15 managemen risiko, setiap pertanyaanakan mendapat penilaian antara 0-4. Nilai 0 mencerminkan kondisisyang lemah, sedangkan nilai 1 s/d 3 mencerminkan kondisi antara dannilai 4 mencerminkan kondisi yang baik. Berdasarkan data pada tabel5-20, manajemen sebelum merger mendapat nilai 75 dan pasca mergerjuga ternilai 86 persen.

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam merger BPR BKKUngaran terjadi peningkatan nilai manajemen dari cukup sehat menjadisehat, atau manajemen bank menjadi sehat.

Earning, laba bank yang besar akan menjamin adanya sumber modalyang stabil, indikator rasio yang digunakan adalah return on asset (ROA)dan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional(BOPO). ROA sebelum merger -5,81persen setelah merger 4 tahun 4,04persen atau terjadi peningkatan 9,85 persen sedangkan BOPO posisisebelum merger 117,51persen (tidak sehat), setelah merger 4 tahun turunmenjadi 79,49 persen. Berdasarkan 2 fakta tersebut dapat disimpulkanbahwa pasca merger ROA dan BOPO membaik dari posisi tidak sehatmenjadi sehat atau dapat dikatakan bahwa earning bank pasca mergersehat.

Liquidity, likuiditas yang tepat menjamin bank dalam memenuhikewajibannya tepat waktu tanpa harus menggunakan pinjaman darurat.Ada dua alat penilaian yaitu cash ratio (CR) dan LDR. Berdasarkandata tabel 5-20, cash ratio sebelum merger 9,37 persen (tidak sehat)setelah pemeriksaan cash ratio naik menjadi 15,72 persen setelah mergermeningkat menjadi 17,83 persen, (tidak sehat) terlalu banyak idle cash,acuan cash ratio yang sehat adalah 4,05 s/d 5 persen. Dari hasil analisistersebut dapat disimpulkan bahwa cash ratio pasca merger sehat.

LDR sebelum merger 94,52 persen (sehat) acuan LDR yang sehat sebesar90-94,75 persen, LDR setelah pemeriksaan 102,71persen atau tidak sehatdan setelah merger 97,05 persen. Dari analisis tersebut dapat disimpulkanbahwa LDR BPR BKK Ungaran sebelum merger tidak sehat setelahmerger tergolong sehat.

Dari analisis semua unsur CAMEL setelah ditambah dengan skormanajemen, penjumlahan nilai TKS bank pasca merger terjadi pening-katan dari nilai 49 sebelum merger menjadi 94 setelah merger. Berarti

Page 63: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

149

dapat disimpulkan bahwa BPR BKK Ungaran sebelum merger tidaksehat setelah dilakukan merger selama 4 tahun menjadi sehat.

Hasil kajian (Weston, Mitchell et al. 2004) menyatakan ada tigakemungkinan dampak merger terhadap nilai perusahaan, yaitumeningkat, netral atau turun. Dari analisis unsur CAMEL dan TKS,setelah empat tahun melakukan merger, BPR BKK Ungaran semakinbaik. Dengan nilai CAMEL dan TKS yang semakin baik, berarti nilaiperusahaan juga meningkat karena pelayanan kepada nasabah juga akansemakin meningkat.

5.6.3. Perbandingan Analisis Gabungan BPR BKK se Jawa Tengahdan BPR BKK Ungaran Pasca Merger

Sesuai dengan komitmen yang sudah disepakati oleh para Direksi BPRBKK yang dimerger, maka semua langkah yang sesuai dengan undang-undang perbankan harus dilakukan. Adapun langkah ini diperlukanagar tidak ada penolakan baik dari pegawai maupun direktur dalampengembangan bank pasca merger, karena sebelumnya terjadi persepsiyang berbeda tentang merger. Tingkat kesehatan bank secara gabunganyang berdasarkan pada neraca dan rugi laba gabungan se Provinsi Jawa

Elemen

Pra

Merger

Awal

Merger

Pasca

Merger

April 2009 Kesehatan

Apr 2005 April 2005

CAR 8,75 -2,03 17,64 sehat

KAP 6,73 14,25 7,96 sehat

PPAP 110,67 77,04 100,00 sehat

ROA 4,26 -5,81 4,04 sehat

BOPO 79,06 117.51 79,49 sehat

LDR 94,52 102,71 94,61 sehat

CR 9,37 15,72 17,83 tidak sehat

Manajemen 75,00 75,00 86,00 sehat

Skor TKS 90,60 49,00 94,00 sehat

Peringkat

SEHAT

(Belum Riil)

TIDAK

SEHAT

(Riil) SEHAT SEHAT

Tabel 5-21. Perkembangan Tingkat Kesehatan

BPR BKK Ungaran Pasca Merger

Sumber: BPR BKK Ungaran

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 64: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

150

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Tengah sehat, tetapi peneliti tidak meneliti tingkat kesehatan BPR BKKse Jawa Tengah pasca merger tetapi hanya membandingkan tingkatkesehatan pasca merger laporan gabungan se Jawa Tengah dengan BPRBKK Ungaran, disajikan pada tabel 5-22.

Tabel 5-22. Perbandingan Tingkat Kesehatan BPR BKKse Jawa Tengah dengan BPR BKK UngaranPasca Merger (%)

Elemen Pra Merger

Pasca

Merger

Awal

Merger

Pasca

Merger

Apr 2005

(Jateng)

April 2009

(Jateng)

Apr 2005

(Ungaran)

April 2009

(Ungaran)

CAR 11,81 16,79 -2,03 17,64

KAP 9,62 10,06 14,25 7,96

PPAP 74,88 100,00 77,04 100,00

ROA 7,59 5,74 -5,81 4,04

BOPO 79,64 76,74 117.51 79,49

LDR 91,74 98,57 102,71 94,61

CR 14,10 8,04 15,72 17,83

Manajemen 90,00 94,00 75,00 86,00

Skor TKS 93,20 93,41 49,00 94,00

Peringkat SEHAT SEHAT

TIDAK

SEHAT SEHAT

Sumber: Biro perekonomian Jateng dan BPR BKK UngaranNB: Untuk data April digunakan data yang riil setelah pemeriksaan posisi Desember 2005.

Analisis Kesehatan (CAMEL) Gabungan BPR BKK se Jateng danUngaran Pasca Merger

Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum merger sebesar 11,81persendari ATMR (sehat), setelah dilakukan merger selama 4 tahun terjadipeningkatan CAR menjadi 16,79 persen dari ATMR, kenaikan ini terjadikarena adanya penambahan setoran modal dari pemerintah ProvinsiJawa Tengah dan akumulasi laba yang dicadangkan sebagai cadanganumum dan cadangan tujuan. Sedangkan CAR di BPR BKK Ungaranawal merger minus 2,03 persen hal tersebut terjadi karena modal habisuntuk menutup kerugian karena kredit macet dan kekurangan PPAP,tetapi setelah merger CAR menjadi 17,64 persen sehat atau dapatdikatakan CAR BPR BKK Pasca merger lebih baik dibanding denganCAR gabungan Jawa Tengah. Berdasarkan dua analisis tersebut di atasdapat disimpulkan bahwa dengan merger dapat menyehatkan CAR BPR

Page 65: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

151

BKK gabungan se Jateng maupun untuk BPR BKK Ungaran yang jauhlebih baik.

Asset Quality, untuk mengukur kualitas aktiva ada dua indikator yangdigunakan sebagai standar penilaian yaitu KAP dan PPAP. KAP

gabungan sebelum merger sebesar 9,62 persen, setelah merger KAP

naik menjadi 10,06 persen terjadi peningkatan sebesar 0,44 persenberarti terjadi penurunan kualitas KAP. Sedangkan KAP BPR BKK

Ungaran sebelum merger sebesar 14,25 persen, setelah 4 tahun merger

KAP turun jadi 7,96 persen (sehat) KAP BPR BKK Ungaran pasca

merger lebih baik kalau dibanding dengan KAP gabungan Jawa Tengah.Penurunan KAP di awal merger terjadi karena sebelum merger penilaiankualitas KAP belum obyektif atau terjadi rekayasa. Untuk dapatdigolongkan KAP sehat adalah antara 7,5 -10,35 persen, berarti kualitasKAP gabungan setelah 4 tahun merger sehat, untuk yang BPR BKKUngaran setelah 4 tahun merger juga sehat.

Pemenuhan PPAP gabungan sebelum merger sebesar 74,88 persen atau

kurang dari stadar sehat 100 pesen dari PPAPWD, setelah merger PPAPterpenuhi 100 persen dari PPAPWD, sedangkan untuk BPR BKK

Ungaran PPAP sebelum merger sebesar 77,04 persen setelah merger

terpenuhi 100 persen dari PPAPWD. Pemenuhan PPAP baik BPR BKKUngaran maupun gabungan sama-sama sehat.

Berdasarkan dua analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa merger dapatmemperbaiki rasio KAP (sehat) dan memenuhi PPAPWD sesuai denganaturan yaitu PPAP 100 persen dari PPAPWD (sehat) baik gabungan JawaTengah maupun untuk BPR BKK Ungaran.

Manajemen, nilai manajemen BPR BKK gabungan Jawa Tengah sebelummerger sebesar 90,00 sehat setelah merger selama 4 tahun nilaimanajemen sebesar 94 (sehat), sedangkan untuk BPR BKK Ungaransebelum merger nilai untuk manajemen sebesar 75 kurang sehat setelahmerger 4 tahun nilai manajemen naik menjadi 86 (sehat). Perkembanganmanajemen pasca merger antara gabungan Provinsi dengan BPR BKKUngaran lebih baik gabungan Jawa Tengah.

Berdasarkan dua analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa denganmerger nilai manajemen semakin meningkat atau dapat dikatakandengan merger meningkatkan kualitas manajemen.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 66: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

152

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Earning, laba bank yang besar akan menjamin adanya sumber modalyang stabil, indikator rasio yang digunakan adalah return on asset (ROA)dan perbandingan antara Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO). ROA gabungan Jateng sebelum merger sebesar 7,59 persensetelah merger 4 tahun ROA sebesar 5,74 persen atau terjadi penurunan.

Hal ini terjadi karena banyak terjadi penyimpangan yang berakibatmenurunnya laba.

Sedangkan ROA BPR BKK Ungaran sebelum merger sebesar -5,81

persen, setelah merger 4 tahun ROA BPR BKK Ungaran sebesar 4,04

persen atau terjadi kenaikan yang cukup signifikan. ROA gabungan

BPR BKK se Jawa Tengah lebih dibanding BPR BKK Ungaran.

BOPO gabungan sebelum merger sebesar 79,64 persen setelah merger

4 tahun BOPO menjadi 76,74 persen sehat. Sedangkan BOPO BPR

BKK Ungaran sebelum merger sebesar 117,51persen setelah merger 4

tahun BOPO menjadi 79,49 persen (sehat).

Berdasar dua analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan mergerrasio ROA se Jateng terjadi penurunan, karena banyak terjadipenyimpangan yang menyebabkan penurunan laba, sedangkan untukBPR BKK Ungaran dengan merger meningkatkan nilai ROA dari kondisitidak sehat menjadi sehat.

Liquidity, likuiditas yang tepat menjamin bank dalam memenuhikewajibannya tepat waktu tanpa harus menggunakan pinjaman darurat.Ada dua alat penilaian yaitu cash ratio (CR) dan LDR. Berdasarkandata tabel 5-21, cash ratio gabungan sebelum merger sebesar 14,10

persen setelah merger turun menjadi 8,04 persen (sehat), acuan cash

ratio yang sehat adalah 4,05 s/d 5 persen. Sedangkan untuk BPR BKK

Ungaran cash rasio sebelum merger sebesar 15,72 persen (tidak sehat),

dan setelah merger 4 tahun sebesar 17,83 persen (tidak sehat). Dari

hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa cash ratio pasca mergersehat. LDR juga menjadi cukup sehat, cash ratio gabungan lebih baikdibandingkan dengan cash ratio BPR BKK Ungaran.

Dari analisis semua unsur CAMEL setelah dilakukan penjumlahan nilaitingkat kesehatan BPR BKK gabungan pasca merger terjadi peningkatantingkat kesehatan dari nilai 93,20 sehat menjadi 93,41 sehat. Untuk

Page 67: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

153

BPR BKK Ungaran dari 49 sebelum merger menjadi 94 setelah merger.Peningkatan kesehatan gabungan BPR BKK se Jateng dan BPR BKKUngaran lebih baik BPR BKK Ungaran.

Tingkat kesehatan BPR BKK Ungaran lebih baik dibanding tingkatkesehatan BPR BKK gabungan Jateng. Bila dilihat dari kasus per kasusdari masing-masing kabupaten dapat disajikan data sebagai berikut:

Tabel 5-23. TKS BPR Gabungan Bank Pasca Merger

No. Kondisi Bank dari

CAMEL

Frekuensi

Kabupaten

1 Sehat 19

2 Cukup Sehat 4

3 Kurang Sehat 3

4 Tidak Sehat 3

Jumlah 29

Sumber : Data diolah dari data primer (kuesioner)

Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada direktur PD. BPR BKKbahwa secara umum direktur bank hasil merger menyatakan untuk 19Kabupaten (54,28%) dalam kondisi sehat, untuk 7 Kabupaten (13,7%)cukup sehat, 3 kabupaten (10,3%) kurang sehat, dan 3 Kabupaten(10,3%) tidak sehat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa denganmerger akan meningkatkan bank menjadi lebih sehat dan meningkatnyakinerja BPR BKK. Box 5-12 Supaya lebih akurat disajikan dokumentasihasil wawancara dengan Direktur BPR BKK Mandiraja sebagai berikut:

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Box 5-12. Pengawasan dan Pengendalian Bank Hasil MergerBPR BKK

Wawancara dengan ibu Sri Hayati Direktur BPR BKK Mandiraja

Menurut mbak Sri, dengan digabungnya BPR BKK dalam setiapkabupaten dengan sentral manajemen dan konsep menejemen lebihbaik. Unsur pengawasan orangnya terpisah antara yang melaksanakanpekerjaan dengan orang yang memeriksa pekerjaan berbeda, makalebih aman dan terkendali, maksudnya aman, tidak banyakpenyimpangan dan pemboros-an, berarti mengarah pada perbaikan,ya dong, Untuk selanjutnya saya optimis bank pasca merger ini baikdan berkembang. Karena kualitas menejemen baru lebih prospektif,dengan orang-orang yang sudah terpilih.

Sri Hayati, 7 Juni 2009

Page 68: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

154

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Berdasarkan wawancara dengan direktur BPR BKK Mandiraja bahwamerger yang telah dilakukan akan memudahkan dalam pengelolaandan pengendalian operasional BPR BKK. Didukung pula hasil kuesionerdari para direktur bahwa merger terhadap BPR BKK dipersepsikandengan baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Namundalam perjalanannya ternyata persepsi tersebut tidak bisa terwujudseketika, karena saat awal sempat terjadi dinamika yang cukup berarti.

5.6.4. Tren Perkembangan BPR BKK Ungaran Pasca Merger

Selain analisis perbandingan, analisis lain yang perlu dilakukan adalahanalisis tren. Analisis tren diperlukan untuk mengetahui trenperkembangan kinerja keuangan BPR BKK Ungaran pada masamendatang. Dengan melihat tren perkembangan ini, pengelola danpemilik bisa menentukan kebijakan apa yang akan diambil untukpengelolaan BPR pada masa mendatang. Selain itu tren ini juga akanmemberikan informasi mengenai bagaimana kecenderungan kinerjakeuangan BPR BKK Ungaran serta solusi pemecahan masalah yangmungkin terjadi.

Untuk menggambarkan tren perkembangan bank dengan ini disajikangrafik perkembangan aset, kredit, dana dan laba sebagai berikut:

Catatan : Tahun 2004 sebagai pembanding

24.174

68.194

82.720

95.740

112.859

144.620

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(Rp

.00

0)

Grafik 5-5. Tren Perkembangan Aset BPR BKK Ungaran Pasca Merger,

April 2005-April 2009

Page 69: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

155

Dari grafik 5-5 tersebut dapat dianalisis bahwa aset bank mengalamiperkembangan yang cukup signifkan, di mana pada tahun 2004 sebelummerger memiliki aset sebesar Rp 4.174.000,-- kemudian pada awalmerger aset menjadi Rp 68.194.153,--, dan pada tahun pertama mergeraset berkembang menjadi Rp 82,720,000,-- kemudian pada tahun keduaRp 95.740.000,-. Pada tahun ketiga asetnya sebesar Rp 112.859.000,-dan pada tahun ke empat merger aset bank menjadi Rp 144.620.000,- .Pelonjakan aset terjadi pada tahun ke 4 merger (2009).

Berdasarkan analisis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa mergerdapat meningkatkan aset BPR BKK Ungaran, tren perkembangan asetBPR BKK Ungaran pasca merger mengalami kenaikan secara stabil.

Kredit. Selain jumlah aktiva salah satu indikator perkembangan yangperlu dianalisis untuk melihat perkembangan keuangan adalah trenperkembangan kredit dan jumlah aktiva produktif. Tren perkembanganjumlah kredit disajikan pada grafik 5-6 berikut,

Catatan : Tahun 2004 sebagai pembanding

Grafik 5-6. Tren Perkembangan Kredit BPR BKK Ungaran,April 2005-April 2009

21.443

63.081

72.371

84.733

95.955

123.570

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(Rp

.00

0)

Dari grafik 5-6, terlihat bahwa jumlah kredit yang diberikan oleh BPRBKK Ungaran cenderung meningkat dari periode sebelum mergersampai dengan tahun 2009. Jumlah peningkatan kredit tertinggi yangdiberikan terjadi pada periode April 2009. Peningkatan ini menunjuk-kan semakin baiknya kinerja keuangan bank. Dari grafik tren kredit

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 70: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

156

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan merger kredit yangdiberikan kepada masyarakat menjadi semakin baik.

NPL dari jumlah kredit dalam grafik 5-6 mengalami kenaikan, darisejumlah kredit yang diberikan sebagian ada yang kurang lancar,diragukan, dan macet (Non Performing Loan). Untuk melihat lebihjauh perkembangan NPL dapat dilihat pada grafik 5-7 berikut

Grafik 5-7. Tren Perkembangan NPL BPR BKK Ungaran,April 2005-April 2009

9,42

13,86

15,72

6,71

5,27

3,27

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Catatan : Tahun 2004 sebagai pembanding

Berdasarkan grafik tren NPL BPR BKK Ungaran dapat dianalisis sebagaiberikut angka NPL ada kecenderungan turun sejak tahun 2007, NPLtahun 2004 kecil (9,85%), tetapi angka tersebut tidak benar karena adarekayasa laporan, adapun angka yang riil adalah angka NPL tahun 2005sebesar 13,86 persen, tahun 2006 angka NPL sebesar 15,72 persen, tahun2007 turun menjadi 6,71persen, tahun 2008 turun menjadi 5,27 persendan tahun 2009 angka NPL turun menjadi 3,27 persen dari ATMR.Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan merger angkaNPL tren-nya naik karena ditemukan penyimpangan, mulai turunsetelah tahun 2007 sampai dengan 2009, tren-nya cenderung turunatau membaik.

Dana. Dana pihak ketiga adalah sumber dana untuk pembiayaan bank,untuk mengetahui tren perkembangan dana pihak ketiga yangdipercayakan kepada BPR BKK Ungaran maka disajikan grafik 5-8sebagai berikut,

Page 71: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

157

Dari grafik 5-8 dapat dianalisis bahwa dana masyarakat atau dana pihakketiga yang dipercayakan kepada BPR BKK perkembanganya naik, sejaktahun 2005 perkembanganya cukup cepat dan tren-nya naik. Berdasarkananalisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan mergermeningkatkan kepercayaan masyarakat hal ini terbukti dengan adanyatren pertumbuhan dana pihak ke tiga yang dipercayakan ke BPR BKKUngaran di mana tren-nya semakin membaik.

Selain Aset, kredit, NPL, dana pihak ke tiga juga terjadi kenaikan lababank. Untuk memudahkan dalam melihat perkembangan tren laba BPRBKK Ungaran maka disajikan grafik 5-9.

Grafik 5-8 Tren Perkembangan Dana BPR BKK Ungaran,April 2005 - April 2009

Catatan : Tahun 2004 sebagai pembanding

19.776

59.624

70.778

83.885

93.125

122.770

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(Rp

.00

0)

1.729

(2.791)

1.968

4.333

5.501 5.751

(4.000)

(3.000)

(2.000)

(1.000)

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(Rp

.00

0)

Grafik 5-9. Tren Perkembangan Laba BPR BKK Ungaran,April 2005 - April 2009

Catatan : Tahun 2004 sebagai pembanding

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 72: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

158

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Dari grafik 5-9, dapat dianalisis bahwa sebelum merger bank dalamkondisi laba sebesar Rp 1.729.243.000,--, setelah dilakukan merger trenlaba justru turun, bahkan pada tahun 2005 mengalami kerugian, padatahun 2006 laba bank trennya naik dan stabil. Dari analisis tersebutdapat disimpulkan bahwa dengan merger tren perkembangannyasemakin baik.

5.6.5. Tren Tingkat Kesehatan BPR BKK Ungaran Pasca Merger

Selain dilakukan analis tren perkembangan kwantitatif bank, jugadilakukan analisis kualitas tingkat kesehatan bank. Karena tingkatkesehatan bank merupakan sesuatu yang sangat penting bagi industriperbankan. Tingkat kesehatan yang semakin meningkat menunjukkanbahwa kondisi bank semakin membaik, sebaliknya bila kondisikesehatannya semakin turun. menunjukkan semakin buruknya kinerjaBPR BKK Ungaran. Tren tingkat kesehatan BPR BKK Ungaran yangberdasarkan pada penilaian CAMEL dapat disajikan pada tabel 5-24.

Tahun CAR KAP PPAP Manajemen ROA BOPO LDR CR

2005

2006

2007

2008

2009

-2,03

10,01

14,03

14,04

17.64

14,25

12,07

14,7

12,96

7,96

77,04

89,08

84,02

86,15

100

75

75

75

75

86

-5,81

0,17

1,051

3,87

4,04

117,51

74,01

75,01

92,69

79,49

102,71

94,03

92,5

97,55

94,61

15,72

10,00

13,78

14,12

17,83

Tabel 5-24 Tren Tingkat Kesehatan BPR BKK UngaranPasca Merger (%)

Sumber: BPR BKK Ungaran

Capital Adiquacy Rasio (CAR) adalah salah satu unsur tingkat kesehatanbank yang harus sehat, sebab kalau CAR-nya tidak sehat akan ditutupoleh Bank Indonesia. Modal akan berfungsi sebagai penyangga apabilaterjadi kerugian bank. CAR akan dihitung dengan membandingkanantara modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). TrenPerkembangan CAR periode April 2005 - April 2009 dapat dilihat padaGrafik 5-10 berikut,

Page 73: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

159

Berdasarkan tabel 5-23 dan grafik 5-10, CAR BPR BKK Ungaran dapatdianalisis bahwa tren perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) BPRBKK Ungaran cenderung membaik yang dimulai CAR awal merger mi-nus -2,03 persen. CAR BPR BKK Ungaran Tahun 2008 menjadi 14,04sehat, dan pada tahun 2009 merupakan posisi yang tertinggi karenapemegang saham pada menyetor modalnya. Berdasarkan analisis tersebutdapat disimpulkan bahwa dengan merger tren perkembangan CAR BPRBKK semakin meningkat dan sehat.

Asset Quality, unsur kedua tingkat kesehatan BPR adalah kualitas aktiva(asset quality). Ada dua indikator yang digunakan untuk menghitungkualitas aktiva produktif yaitu KAP dan PPAP, untuk memudahkanmengetahui tren perkembangan KAP BPR BKK Ungaran disajikan grafik5-11 tren perkembangan KAP BPR BKK Ungaran sebagai berikut,

Grafik 5-11 Tren Perkembangan Ratio Asset Quality (KAP),April 2005-April 2009

14,25

10,01

14,70

12,96

7,96

7,00

8,00

9,00

10,00

11,00

12,00

13,00

14,00

15,00

16,00

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Grafik 5-10 Tren Perkembangan CAR, April 2005-April 2009

10,01

14,07

17,64

-2,03

14,03

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 74: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

160

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Dari grafik 5-11, perkembangan rasio KAP dapat dianalisis bahwa padaawal merger rasio KAP tinggi, angka yang dihitung sebelumnya tidakbenar, karena pada tahun 2005 banyak ditemukan perbedaanpenghitungan colectybility yang berpengaruh pada rasio KAP, rasio KAPtertinggi pada pertengahan 2006 karena banyak ditemukan adanyapenyimpangan kredit, termasuk penggolongan colectiblity. Berdasarkananalisis tersebut di atas dapat disimpulkan dengan merger, tren KAPselama 2 tahun merger mengalami kenaikan pada tahun ke-3, dankemudian turun pada tahun ke-4. Dapat disimpulkan tren KAP BPRBKK menurun mengarah pada KAP.

PPAP, untuk indikator yang kedua adalah terpenuhinya PPAP BPR.Tren perkembangan PPAP BPR BKK Ungaran sebagaimana dipaparkanpada grafik 5-12 berikut,

Pada grafik 5-12, tampak bahwa tren perkembangan PPAP mulai dari77,04 persen. Angka rasio PPAP yang sebelumnya tidak benar karenasetelah pemeriksaan ditemukan adanya penyimpangan kredit, angkarasio PPAP yang benar adalah sebesar 77,04 persen. Pada tahun 2008,PPAP mulai menurun, kemudian pada bulan April 2009 PPAPterpenuhi 100 persen. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkanbahwa dengan merger BPR BKK Ungaran tren perkembanganpemenuhan PPAP untuk tiga tahun pertama merger masih ditemukankekurangan PPAP, baru tahun 2009 PPAP terpenuhi 100 persen, bisadikatakan bahwa trend pemenuhan PPAP semakin membaik.

Grafik 5-12. Tren Perkembangan Rasio PPAP, April 2005-April 2009

100,0

77,0

89,1

84,0

86,0

70,0

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

105,0

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Page 75: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

161

Box 5-13. Perkembangan PPAP Bank

Hasil wawancara peneliti dengan mbak Nonik bagian pelaporan

Tren perkembangan 2 unsur tingkat kesehatan bank menurun,tetapi dalam jangka waktu yang tidak lama saya yakin akan naik,Karena pasca merger ini perencanaan jangka panjang bisaberjalan dengan baik dan berkesinambungan, maaf maksudnyaberkesinambungan, setiap tahun bank kondisinya membaik, dansaya secara pribadi optimis tren perkembangan bank akan naikterus, ha… ha, biar bonusnya nambah, ok terima kasih.

Ishardiyanto. Bagian Pelaporan BPR BKK Ungaran, 15 Juli 2009

Manajemen. Unsur yang ke tiga dari CAMEL adalah manajemenBPR. Keputusan manajemen yang sehat akan mendorong operasionalbank menjadi sehat, ada 25 pertanyaan yang digunakan untukmelakukan penilaian terhadap manajemen BPR. Setiap pertanyaanmemiliki bobot nilai 0 sampai dengan 4. Kalau semua pertanyaanterjawab dengan baik maka total nilai 100. Untuk memudahkanmengetahui tren nilai manajemen BPR BKK Ungaran disajikan padagrafik 5-13 sebagai berikut,

Grafik 5-13. Tren Perkembangan Manajemen, April 2005 - April 2009

79,0

94,0

75,0 75,0

75,0

70,0

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nilai

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 76: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

162

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Berdasarkan grafik 5-13 tren perkembangan manajemen BPR BKKUngaran dapat dilakukan analisis sebagai berikut, 2 tahun merger nilaimanajemen sebesar 75, pada tahun ke 3 merger tahun 2008 manajemensudah mulai cukup sehat, pada tahun ke empat manajemen sudah baikdengan total nilai 94 (sehat). Berdasarkan analisis tersebut dapatdisimpulkan bahwa dengan merger tren perkembangan manajemenBPR BKK Ungaran tren-nya naik.

Earning, laba bank yang besar akan menjamin menguatnya permodalanbank, selain itu akan memudahkan menarik dana dari luar karena banktergolong sehat dan dipercaya masyarakat. Rasio ROA dihitung darilaba berjalan sebelum pajak dibagi dengan rata-rata asset, apabilaangkanya lebih dari 1,215 persen berarti ROA bank sehat. Untukmemudahkan mengetahui tren perkembangan ROA BPR BKK Ungarandengan disajikan grafik 5-14 tren perkembangan ROA BPR BKK sebagaiberikut,

Grafik 5-14. Tren Perkembangan Ratio Earning (ROA),April 2005-April 2009

-5,8

1,10,2

4,24,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Berdasarkan grafik tren perkembangan ROA BPR BKK di atas dapatdianalisis awal merger ROA 4,26 persen tetapi angka itu tidak benarkarena ada penyimpangan yang dapat menurunkan ROA, yang benarminus 5,81 persen, pada tahun 2008 ROA sudah positif 0,17 persen danpada April 2009 rasio ROA sebesar 4,04 persen. Berdasarkan analisistersebut dapat disimpulkan bahwa dengan merger tren rasio perkem-bangan ROA semakin riil dan tren perkembangannya naik.

Page 77: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

163

BOPO. Perbandingan antara biaya operasional dan pendapatanoperasional dalam waktu yang sama. BOPO tergolong sehat apabilanilainya antara 92-93,52 persen. Untuk memudahkan melihatperkembangan BOPO BPR BKK Ungaran maka dengan ini disajikantren perkembangannya sebagai berikut,

Awal merger BOPO BPR BKK Ungaran sebesar 79,06 persensebagaimana tertulis dalam tabel, tetapi angka tersebut tidak benarkarena ada penyelewengkan yang mengakibatkan naiknya BOPOsehingga BOPO yang benar 117,51 persen, tiga tahun merger tahun2008 BOPO sebesar 92,69 persen dan April 2009 rasio BOPO sebesar79,49 persen. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwatrend perkembangan BOPO bank pasca merger rasionya fluktuatif, padatahun 2005 tinggi, kemudian pada tahun 2006 dan 2007 mengalamipenurunan, dan pada tahun 2008 BOPO naik lagi kerena ada kenaikangaji pegawai. Pada tahun ke-4 BOPO turun cukup signifikan. Dapatdikatakan bahwa dengan merger tren-nya turun dan mengarah padaperbaikan.

Loan Deposit Rasio (LDR), adalah ratio kesehatan bank yangmembandingkan antara rasio kredit yang disalurkan dengan danamasyarakat yang dihimpun. Pinjaman yang diberikan harus dikurangidulu dengan kredit sindikasi yang diberikan bank dan kredit yangdiberikan kepada bank lebih dari 3 bulan. Batas rasio LDR yang sehatsebesar 90-94,75 persen.

Grafik 5-15. Tren Perkembangan (BOPO), April 2005-April 2009

117,5

75,0

92,7

79,574,0

60,0

70,0

80,0

90,0

100,0

110,0

120,0

130,0

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 78: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

164

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Pada Grafik 5-16 menunjukkan tren perkembangan LDR BPR BKKpasca merger.

Grafik 5-16. Tren Perkembangan Likuiditas, April 2005-April 2009

102,7

94,8

92,5

97,1

94,6

90,0

92,0

94,0

96,0

98,0

100,0

102,0

104,0

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Likuiditas bank yang terdiri dari LDR dan cash ratio, LDR bank tidakstabil, LDR pada tahun pertama 94,52 persen, akan tetapi angka tersebuttidak benar karena ada penyimpangan yang berpengaruh pada LDRsehingga rasionya menjadi 102,71 persen. Pada tahun ke-3 merger terjadikenaikan LDR mencapai angka 97,05 persen dan pada tahun ke 4 mergerrasio LDR 94,61 persen, sehat. Dengan analisis tersebut dapatdisimpulkan bahwa dengan merger tren perkembangan LDR membaikke arah yang sehat.

Box 5-14 Kondisi LDR BPR BKK Ungaran Pasca Merger

Hasil Wawancara dengan Bag Pelaporan BPR BKK Ungaran :

Tambahan keterangan menurut pendapat saya tentang kenaikanLDR BPR BKK Pasca merger, karena dana bank terkumpuljadi satu, sementara realisasi kredit sangat ekspansif sekalisehingga LDR menjadi tinggi.

Ishardiyanto, 15 Juli 2009

Cash Ratio atau rasio kas terhadap hutang lancar terdiri dari kasditambah dengan tabungan dan saldo giro di bank lain, sedangkanhutang lancarnya kewajiban segera, tabungan dan deposito. Rasio kas

Page 79: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

165

yang sehat adalah 4,05 - 5 persen dari hutang lancar. Untukmemudahkan melihat tren perkembangan rasio kas disajikan cash ra-tio BPR BKK Ungaran pasca merger sebagaimana pada grafik 5-17berikut,

Grafik 5-17. Grafik Tren Cash Ratio BPR BKK Ungaran, April 2005-April 2009

15,7

10,0

13,814,1

17,8

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20,0

2005 2006 2007 2008 2009

Periode

Nil

ai

(%)

Dari grafik 5-17, dapat dianalisis bahwa rasio kas (Cash Ratio) fluktuatiftetapi cenderung naik, cash ratio cenderung naik dan tidak sehat karenaterlalu tinggi (idle cash), pada awal merger 9,37 persen tetapi angka initidak benar, yang adalah 15,72 persen, karena dalam pemeriksaanbanyak penyimpangan yang berhasil ditarik kembali sehingga posisilikuiditas meningkat. Pada tiga tahun merger berjalan April 2008 CR14,12 persen, dan April 2009 sebesar 17,83 persen. Dari data tersebutdapat disimpulkan bahwa setelah merger cash ratio cenderung tinggidan semakin sehat, hal ini terjadi karena kepercayaan masyarakatmeningkat dan penyimpangan yang terjadi sebagian bisa ditarik kembali.

Dari analisis tren semua unsur CAMEL di BPR BKK Ungarandisimpulkan, bahwa dengan merger menunjukkan bahwa trend tingkatkesehatan BPR BKK Ungaran mengarah pada peningkatan tingkatkesehatan bank yang semakin sehat.

5.6.6. Kantor Pusat Bank Hasil Merger

BPR BKK Ungaran sebelum merger berkantor di Jalan Moh.Yamin 01Ungaran dengan luas bangunan 300 m2 di atas tanah seluas 400 m2.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 80: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

166

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Setelah merger dari ke-9 BPR BKK Mandiri ke BPR BKK Ungarandibutuhkan kantor yang besar karena menjadi pusat kegiatan danoperasional bank hasil merger. Salah satu solusi yang diambil oleh BupatiSemarang yaitu dengan cara memindahkan Kantor Camat Ungaran kebekas Kantor Dinas Pendidikan, bekas kantor camat tersebut untukperluasan Kantor BPR BKK Ungaran hasil merger.

Dengan luas tanah 2000 m2 dan bangunan sekitar 1200 m2 memudahkankantor pusat berkoordinasi dengan kantor-kantor cabang. Karenaletaknya yang strategis yang berada di pinggir jalan alternatif KotaUngaran dan di belakang pasar kota Ungaran, sehingga memudahkanmasyarakat datang ke BPR BKK Ungaran untuk menabung maupunakan mengajukan pinjaman. Keberadaan kantor BPR BKK diterima olehmasyarakat, hal tampak dimana dana dari masyarakat setiap harisemakin meningkat. Masyarakat mempercayakan jaminan miliknyauntuk diserahkan kepada bank sebagai jaminan pinjaman, hal inimenunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank semakinmembaik.

5.7. Intermediasi Dana dan Kredit Wujud Trust Relationship

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai tujuan utama dari kebijakanpemerintah di bidang perekonomian. Tersedianya lembaga intermediasiseperti BPR BKK sangat membantu minat masyarakat untuk memanfaatkan

Gambar 5-4 Kantor Pusat BPR BKK Ungaran Hasil Merger

Page 81: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

167

lembaga penyedia modal yang ada, sebaliknya bagi masyarakat yangkelebihan dana bisa menempatkan dananya di BPR BKK Ungaran.Indikator dari berkembangnya ekonomi (economic development)adalah terbukanya akses lapangan kerja, meningkatnya kemakmurandan kesejahteraan masyarakat.

BPR BKK Ungaran merupakan Lembaga keuangan bank yang ada didaerah/bank lokal, sebagai lembaga pelayan modal masyarakat, sekaligussebagai penggerak perekonomian masyarakat, khususnya di daerah yangmemiliki potensi yang surplus. Dari beberapa uraian di atas nampakbahwa BPR BKK Ungaran keberadaanya sebagai salah satu unsur yangpenting dalam rangka menggerakkan perekonomian.

Dalam era persaingan pelayanan bank BPR BKK masih tetap menjadiidola masyarakat. Dengan tersedianya bank lokal/lembaga pembiayaan(perbankan) yang sehat dan kuat maka proses pemberdayaan masyarakatakan mudah terwujud dan peran lembaga pembiayaan lokal semakintampak perannya.

Dalam peningkatan peran bank diperlukan suatu lembaga yang kuat,salah satu sarana untuk mewujudkan bank yang kuat adalah melaluipenggabungan atau merger. Penggabungan lembaga pembiayaan yangsudah ada (merger) diharapkan supaya kuat dan mampu membiayaiperkembangan pembangunan.

Faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomiadalah adanya akumulasi modal, investasi baru yang berujud lahan,peralatan fisikal, dan tersedianya sumberdaya manusia. Akumulasi modalakan terwujud jika ada proporsi pendapatan yang ditabung (saving).Akumulasi modal dapat menambah sumberdaya-sumberdaya baru danmeningkatkan sumberdaya yang sudah ada.

Dukungan dan kepercayaan masyarakat untuk menanam modalnya ataumenabungkan uangnya di bank, akan menarik masyarakat yang lainuntuk melakukan hal yang sama. Selain dukungan yang sifatnyafinansial dan non finansial, bank juga memberikan kepercayaan berupakredit yang diberikan kepada nasabah. Kredit yang diberikan oleh bankmengandung makna sebagai stimulan untuk menggerakkan perekonomianrakyat. Kondisi tersebut menggambarkan tentang dukungan yang sifatnyanon financial, bank bisa juga memanfaatkan potensi yang bersifat

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 82: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

168

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

finansial di masyarakat, yang karena sifatnya bank sebagai lembagaintermediasi. Hubungan Kepercayaan (Trust Relationship) salah satupenggerak perekonomian pedesaan adalah BPR BKK lembaga tersebutbisa berkembang dengan adanya dukungan trust, reciprocity positiveexternalities. Bank bisa berkembang apabila ada kepercayaan danhubungan dengan masyarakat, masyarakat bisa berperan dengan baikkarena memiliki kelenturan dan keluwesan. Bersama ini disajikan datatrust relationship BPR BKK Ungaran sebelum dan sesudah mergersebagai berikut,

Tabel 5-25 Perbandingan Baki Debet, DPK, dan Laba BPR BKK UngaranSebelum dan Sesudah Merger (Rp.)

Baki Debet DPK Laba

2002 46.743.619.000 48.757.119.000 798.853.000

2003 49.759.221.000 51.662.756.000 853.711.000

2004 58.630.979.000 54.760.788.000 932.456.000

Rata-rata

Pertumbuhan12,72% 6,16% 8,36%

2005 63.081.092.000 59.624.161.000 (2.790.860.000)

2006 72.370.778.000 70.778.415.000 1.967.809.000

2007 84.733.169.000 83.885.432.000 4.332.500.000

2008 95.955.311.000 93.124.629.000 5.500.876.000

2009 123.569.774.000 122.769.653.000 5.751.235.000

Rata-rata

Pertumbuhan23,97% 26,48% 76,52%

Tahun

Pra Merger

Pasca Merger

Dari tabel 5-25 dapat dianalisis sebagai berikut :

Baki Debet, sebelum merger baki debet tumbuh rata-rata sebesar 12,72persen, setelah merger tumbuh rata-rata 23,97persen, atau dapatdisimpulkan bahwa pertumbuhan baki kredit pasca merger lebih baikdibanding sebelum merger atau dapat dikatakan dengan merger dapatmeningkatkan pelayanan kredit kepada masyarakat.

Dana Pihak Ketiga (DPK), DPK sebelum merger tumbuh rata-rata6,16 persen, setelah merger DPK tumbuh sebesar 26,48 persen ataudapat disimpulkan bahwa pasca merger pertumbuhan dana semakinmeningkat atau dapat dikatakan dengan merger BPR BKK kepercayaanmasyarakat semakin meningkat.

Laba bank, laba bank sebelum merger tumbuh rata-rata 8,36 persensetelah (pasca) merger tumbuh rata-rata 76,52 persen atau dapat

Page 83: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

169

disimpulkan dengan merger lembaga semakin efisien dan lebih produktif.

Dari tiga kesimpulan tersebut dapat dinyatakan bahwa dengan mergerBPR BKK Ungaran bank bisa meningkatkan pelayanan kredit kepadamasyarakat karena didukung oleh peningkatan dana masyarakat.

Dengan merger hubungan kepercayaan masyarakat (trust relation)semakin meningkat, bank lebih efisien dan produktif. Dari beberapaanalisis dan kesimpulan tentang peningkatan trust relation bank hasilmerger dapat digunakan sebagai bukti bahwa merger BPR BKK Ungarandapat memaksimalkan laba dan meminimalkan biaya (to maximize profitand minimize cost) dan meminimalkan penyelewengan. Masyarakatsemakin percaya kepada bank hasil merger. Menurut Zakir Mahmud(dalam Lay, Marbun et al. 2010: 93) merger merupakan satu bentukstrategi perusahaan (corporate strategy) dalam mencapai tujuan jangkapanjang dengan cara mentranformasikan batas perusahaan perbankan.Perusahaan mencapai skala ekonomis (economies of scale) dan cakupanekonomi (economics scope) yang lebih besar sekaligus mengurangijumlah pesaing. Pangsa pasar menjadi lebih besar dan luas.

Trust Relation BPR BKK se Jawa Tengah

Dukungan masyarakat terhadap pengembangan bank sangatdipengaruhi oleh kebiasaan atau adat istiadat setempat. Setiap Kabupatenmemiliki kebiasaan masing-masing dalam pengembangan bank. Adasebagian masyarakat yang sampai sekarang masih terikat (bonding) olehkelompoknya sendiri, sehingga mengalami hambatan dalam berperandi masyarakat karena cenderung eksklusif dan selalu berorientasi kedalam (inward looking). Antara kabupaten satu dengan kabupaten lainberbeda dalam pemanfaatan potensi daerah. Ada yang masyarakatnyaluwes, universal, bebas, terbuka, mandiri, dan menghargai kemajemukan.Kebiasaan yang seperti ini akan menjadi jembatan (bridging social andeconomic).

Untuk mengetahui perkembangan trust relation dari Kabupaten laindi luar Kabupaten Semarang bersama ini disajikan tabel sebagai berikut,

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 84: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

170

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Tabel 5-26 Perbandingan Baki Debet, DPK, dan Laba BPR BKKGabungan se Jawa Tengah dengan BPR BKK UngaranSesudah Merger (Rp.)

Baki Debet DPK Laba

2005 63,081,092,000 59,624,161,000 (2,790,860,000)

2006 72,370,778,000 70,778,415,000 1,967,809,000

2007 84,733,169,000 83,885,432,000 4,332,500,000

2008 95,955,311,000 93,124,629,000 5,500,876,000

2009 123,569,774,000 122,769,653,000 5,751,235,000

Rata-rata

Pertumbuhan23.97% 26.48% 76.52%

2005 1,980,069,391 824,128,000 29,647,727

2006 2,120,823,996 920,215,000 40,864,895

2007 2,680,802,594 1,978,000,000 51,413,000

2008 2,946,378,000 1,816,549,000 104,799,000

2009 3,539,995,000 2,895,541,000 124,905,000

Rata-rata

Pertumbuhan19.70% 62.84% 80.32%

Tahun

BPR BKK

Ungaran Pasca

Merger

BPR BKK

Gabungan Jawa

Tengah

Sumber : Data diolah dari BPR BKK se Jateng

Baki Debet, Kredit yang diberikan BPR BKK gabungan se Jateng terjadikenaikan sebesar 19,70 persen sedangkan di BPR BKK Ungaran terjadipeningkatan kredit sebesar 23,97 persen. Dapat disimpulkan bahwa bakidebet pasca merger BPR BKK Ungaran lebih baik dari pada kredit BPRBKK gabungan se Jawa Tengah.

Dana Pihak Ketiga (DPK) di BPR BKK gabungan berkembang rata-rata 62,84 persen sedangkan di Ungaran hanya 26,48 persen. Dapatdisimpulkan dengan merger peningkatan dana BPR BKK gabunganmenjadi lebih baik dari pada BPR BKK Ungaran.

Laba gabungan BPR BKK se Jawa Tengah pasca merger tumbuh rata-rata 80,32 persen sedangkan untuk Ungaran 76,52 persen atau dapatdisimpulkan bahwa laba gabungan BPR BKK se Jateng lebih baikdibanding dengan rata-rata laba di BPR BKK Ungaran

Kesimpulan, berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwapeningkatan dana dan laba bank pasca merger gabungan BPR BKK seJawa Tengah lebih baik dibanding dengan BPR BKK Ungaran, tetapiuntuk pertumbuhan kredit lebih baik di BPR BKK Ungaran.

5.8. Pemberdayaan Masyarakat (Kaum Wanita) Lewat Tahu Baxo

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa yang dimaksud pengusahakecil adalah pengusaha yang memiliki omset dibawah Rp.50 juta

Page 85: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

171

pertahun, meskipun batas omset usaha kecil adalah sampai Rp.1 miliar.

Program pemberdayaan masyarakat yang dislogankan pemerintahbelum menjangkau usaha kecil terutama usaha kecil atau usaha mikro,yang semestinya secara khusus pemerintah mengarahkan perhatiannyapada kelompok UKM karena mereka mewakili lebih dari 33 juta pelakuusaha di Indonesia3.

Tersedianya permodalan di tengah-tengah lingkungan pengusaha kecilsangat mendukung proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini tampakpada hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu nasabah yangsebelumnya hanya mendapatkan pinjaman BPR BKK Ungaran sebesarRp 3.000.000,-- pada tahun 1995, sekarang assetnya sudah mencapai10 milyard lebih, hal ini menunjukkan bahwa BPR BKK mempunyaiperan dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat. Untuk melihatproses pemberdayaan masyarakat oleh BPR BKK Ungaran, khususnyatenaga wanita dan ibu rumah tangga dapat dilihat pada perusahaantahu Baxo bu Puji. Meskipun prosesnya melalui penyaluran modalusaha. Alur usaha tahu baxo Bu Puji dan hasil wawancara yang penulislakukan sebagai berikut:

Pada tahun 1995, Ibu Puji melaluisuaminya Bapak Puji, mendapatkanfasilitas Kredit dari BPR BKKUngaran sebesar Rp.3.000.000, dansecara bertahap plafonnya semakinbesar. Beliau adalah seorang pegawainegeri sipil biasa, tetapi mempunyaipekerjaan sambilan yang dikelolaoleh istrinya di rumah berupawarung tahu dan baxo, semakin haribanyak pembeli yang berdatangan,sehingga membutuhkan tambahan

modal untuk mengembangkan usahanya.

Selain dari BPR BKK ibu Puji juga mendapatkan tambahan modal, dariASABRI sebesar Rp.5.000.000,-- (Lima Juta Rupiah). Dengan tambahan

Gambar 5-5 Saat memulai wawancara di Tempat Produksi di Jl.Kutilang Raya Ungaran

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

3Stepen Kakisina, Jurnal Studi Pembangunan, Kritis, 2001. Mengatakan lembaga inijuga menyelenggarakan latihan-latihan, konsultasi dan riset pengembangan usaha mikrodan kecil.

Page 86: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

172

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

modal tersebut perkembangan usahanya semakin pesat, dan mampumenyerap tenaga kerja wanita untuk membantu pembuatan danoperasionalnya tahu Baxo tersebut. Semakin hari kebutuhan bahan bakudan tenaga kerja wanita semakin dibutuhkan.

5.8.1. Debitur Tahu Baxo Menjadi Nasabah Utama BPR BKK Ungaran

Sejak penggantian nama dari Tahu Baxo Kepodang, menjadi Tahu Baxoperkembangannya semakin meningkat, dan memperoleh bantuanmodal dari Dinas Koperasi untuk mengembangkan usaha. Pada bulanFebruari 2002, Tahu Baxo Ibu Pudji menempati rumah produksi yangbaru di Jl. Kutilang Raya 56, sebagai tempat aktivitas usaha. Peningkatanomset penjualan tahu bakso dari ratusan pc (potong)/hari meningkat

menjadi 1500-2000 pc/hari.Dari tahun ke tahun produksitahu bakso menunjukkan pe-ningkatan. Setiap hari hasil daripenjualan disetorkan ke BPRBKK Ungaran sebagai tabungan,dan sebagai salah satu pena-bung utama di BPR BKKUngaran. Setiap hari petugasBPR BKK Ungaran mengambildana tabungan di kasir tahuBaxo Ibu Pudji.

Dari ruang kasir ini petugas BPR BKK Ungaran mengambil ataumengantar dana tabungan milik tahu Baxo Ibu Pudji. Pada tahun 2005dilakukan penambahan outlet untuk pelayanan, guna memenuhikebutuhan bahan baku (tahu) yang setiap tahun terus bertambah. Disamping itu didirikanlah pabriktahu di Ds. Kalisidi, Kec. UngaranBarat, dengan kapasitas produksipada awalnya 2800-4500 potong/hari, yang saat ini telah mampumemproduksi 10.000 - 12.000potong tahu atau sekitar 250 Kgkedelai/hari. Dengan bertambah-nya outlet tahu Baxo Ibu Pudji,maka petugas BPR BKK Ungaran

Gambar 5-6 Ruangan Kasir Outlet Tahu Baxo

Gambar 5-7 Outlet Tahu Baxo Kuah

Page 87: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

173

Gambar 5-8 Pemberdayaan Wanita

setiap hari mendatangi outlet-outlet tahu Baxo Ibu Pudji untukmengambil dana yang akan ditabung.

5.8.2. Penyerapan Tenaga Kerja Wanita

Pada tahun 2007 usaha tahu Baxo Bu Pudji meningkat sangat signifikan,dengan penambahan 2 gerai pelayanan. Untuk meningkatkan pelayanan

serta memudahkan para pelangganuntuk mengaksesnya (menjangkau)khususnya yang dari luar kota, makadibukalah Gerai/Toko Tahu Baxo ibuPudji di. Jl.Letjen Suprapto no. 24Ungaran, yang lebih dekat dari jalanraya Semarang - Solo (dari GedungDPRD berjarak 200 meter kearahTimur). Bakso yang dijajakan BaksoGoreng, Tahu Bakso Basah, harganya

Rp 15.000,-- per dos berisi 10 potong.

Dengan adanya penambahan 2 gerai dapat menyerap tenaga kerjawanita sebanyak 31 orang. Penggunaan tenaga kerja wanita mempunyaitujuan khusus karena tenaga kerja wanita lebih bisa menjaga kebersihan,tidak merokok, dan lebih efisien dari sisi biaya tenaga kerja.

Sumber : Data Karyawan Tahu Baxo

Dari data pada tabel 5-27, tampak bahwa ibu Pudji lebih senangmempekerjakan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja pria yang dipekerjakanhanya 7 orang, terdiri dari sopir dan tukang giling. Di tempat penjualan

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Tabel 5-27 Perkembangan Tenaga Kerja Wanita Tahu BaxoBu Pudji (orang)

Tahun Pemakaian Tenaga

Kerja

Status

Bujang Ibu Rumah

Tangga

1995 - 1997 2 - 2

1998 - 2000 6 2 4

2001 - 2002 18 14 4

2004 - 2006 39 33 6

2008- 2010 66 51 15

Page 88: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

174

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

tahu baxo dan baxo semuanya tenaga kerja wanita. Pertimbanganmenggunakan tenaga kerja wanita, karena lebih mudah diatur, lebihdisiplin, lebih paham tentang kebersihan, tidak merokok, dan biayanyarelatif lebih murah.

Dengan modal usaha dari BPR BKK dan dorongan dari suaminya, usahaibu Pudji bisa berkembang seperti sekarang ini, jumlah karyawan yangsemula hanya 2 orang, saat ini sudah berjumlah 66 orang, dan 95 persenkaryawannya adalah wanita dan ibu rumah tangga.

5.8.3. Perluasan Usaha : Hulu - Hilir

Kemampuan manajerial dan daya juang Ibu Sri Lestari sebagai wiraswastayang tangguh makin nyata ketika usahanya tidak lagi ditangani sendiribersama suaminya. Pabrik tahu pringapus, milik adiknya yang berada diPringapus, Karangjati tidak lagi mampu memasok kebutuhan Tahu Baxo,Ibu Sri Lestari pada tahun 2005 mendirikan pabrik tahu "Lestari" di DesaKalisidi, Ungaran Barat dengan kapasitas 2.800-4.500 potong (pc) perhari. Kini pabrik tahu "Lestari" mampu memasok 70 persen totalkebutuhan, sedangkan pabrik tahu yang dimiliki adiknya hanya mampumemasok 30 persen dari kebutuhan. Usaha hulu yang dimasuki Ibu Srihanya pabrik tahu, sementara usaha penggilingan daging "Kunci Mulyo"dikelola oleh adiknya. Perkembangan kebutuhan bahan bahan baku perhari untuk Tahu Baxo nampak sbb :

Tabel 5-28 Kebutuhan Bahan Baku Tahu Baxo (per hari)

Sumber : Data Primer

No Jenis Usaha Awal Usaha Tahun 2009

1 Tahu 160 – 200 pc 10.000 – 12.000 pc

2 Daging 1 – 2 kg 100 – 120 kg

3 Tapioka 0,5 – 1 kg 50 – 60 kg

Perluasan pasar (hilir) tahu baxo tampak nyata bukan hanya jumlahkios, akan tetapi juga jangkauan wilayah. Di Kota Ungaran, tahu baxodipasarkan di toko dan rumah makan (akuisisi RM Jawas) Jl. JenderalSudirman 156 Langensari. Perluasan ke Semarang di mall Sarinah dandi Kota Solo Aspol Manahan RT 2/12 Solo.

5.9. Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga

Perekonomian keluarga adalah menjadi tanggungjawab suami, tetapiuntuk menciptakan kebahagian dalam rumah tangga ibu-ibu rumah

Page 89: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

175

tangga tidak mau ketinggalanmengambil bagian dalam pemenuh-an nafkah keluarga. Dalam daftarnominatif pinjaman di BPR BKKUngaran 53,5 persen adalah wanita,baik dari kalangan ibu rumahtangga, PNS, para bakul di pasar dantenaga pabrik. Dari data non per-formen loan (NPL) BPR BKK Ungarankaum ibu dan wanita yang menung-gak kreditnya sangat rendah. Dari angka NPL 3,73 persen peminjamwanita hanya 1,21 persen. Data tersebut menunjukkan wanita lebihhemat, efisien, dan lebih mudah diberdayakan. Gambar 5-9 adalah fotodan hasil wawancara dengan ibu Tatik yang membuka usaha sambilandi rumahnya.

Gambar 5-9 Pedagang barang kelontongnasabah BPR BKK Ungaran

Kantor Cabang yang letaknya di sekitar Danau Rawapening (Bawen,Tuntang, Ambarawa dan Banyubiru) ikut membiayai kerajinan yangterbuat dari bahan baku enceng gondok. Barang kerajinan encenggondok banyak dikirim ke luar kota. Masyarakat di sekitar rawa pening

Box 5-15 Wawancara dengan Pedagang Barang Kelontong PenerimaKredit dari BPR BKK

Ibu Tatik menceriterakan bahwa dengan adanya kredit yangditerima dari BPR BKK bisa meningkatkan pendapatanya,meskipun sedikit. Dengan usaha sampingan tersebut adabeberapa kebutuhan yang bisa tercukupi dari laba usaha tersebut.Contoh, kebutuhan sabun mandi bisa dicukupi dari labapenjualan sabun mandi, odol dan sebagainya. Tidak terasa denganperputaran uang tersebut sebagian kebutuhan tercukupi danhutangnya bisa terbayar lunas.

Kalau peningkatan modal ya tidak begitu kelihatan, tahu-tahudaganganya bertambah dan sebagian kebutuhannya tercukupi.Kalau dikaitkan dengan merger bank kami dan teman-temancukup mendengar saja, yang penting kami bisa mendapatkankredit dan menyisihkan sebagian hasil jualan untuk ditabunguntuk persediaan biaya kuliah anak-anak. Kita cukup untukmakan, pirukun (sosial) sudah banyak bersyukur, tidak ngayah-ayah (memaksakan kehendak), yang penting keluarga ayem,tidak ada masalah. Terima kasih pak. Ungaran, Juni 2009

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 90: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

176

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

tidak begitu tertarik denganbarang kerajinan ini, akantetapi justru hotel-hotel diJakarta banyak yang meme-san kerajinan ini antara laincerobong lampu untuk kamar-kamar hotel. Dengan adanyabantuan modal dari BPR BKKUngaran usaha ini semakinmaju, yang sebelumnya hanyamelayani pembeli yang datang,

dengan adanya penambahan modal pinjaman kami sudah bisamelayani, pesanan dan mengirim dalam jumlah yang cukup besar,dan bisa mengikuti pameran di kota-kota. Wawancara dengan ibuYuyun Haryuni:

Penyaluran kredit kepada para pengusaha mikro di pedesaan ataumasyarakat pinggiran menjadi tugas utama BPR BKK Ungaran dalamrangka pemberdayaan masyarakat. BPRBKK Ungaran Cabang Jambu danCabang Ambarawa telah menyalurkankredit untuk sekitar 51 orang penjualserabi di pinggir jalan Ambarawa,Jambu dan Bedono. Dengan adanyapinjaman modal dari BPR BKK parapenjual srabi bisa memiliki usaha lain,suaminya yang di rumah ada yang

Gambar 5-11 Pedagang serabi yang dibiayai dengan kredit BPR BKK

Gambar 5-10 Kerajinan tangan yang dibiayaidengan kredit BPR BKK

Dengan adanya pinjaman modal dari bank usaha kami semakinmembaik, kami bisa melayani pesanan, dan mengikuti pameran-pameran yang diadakan pemerintah maupun swasta, dalampameran saya bisa mempromosikan barang-barang kerajinan kami.Kalau mengenai penambahan aset saya tidak bisa mengikutidengan pasti, yang jelas perputaran bertambah, bisa membayartenaga, mengangsur pinjaman, dan masih bisa menabungmeskipun tidak banyak. Kami sudah merasa bersyukur atas segalakemurahan Nya.

Tuntang, Juni 2009

Box 5-16 Hasil Wawancara dengan Ibu Yuyun

Page 91: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

177

beternak itik, lele, dan ada yang membuat brongsong klengkeng(pembungkus buah klengkeng yang masih di pohon) .

Dengan adanya usaha sampingan tersebut ada yang bisa digunakan sebagaicadangan kalau pas musim tidak mendukung, seperti musim hujan. Tetapikalau ditanyakan masalah perkembangan setelah menerima tambahanmodal tidak bisa menunjukkan. Para penjual tersebut bisa mengatakanberkembang dan bisa membayar angsuran sampai lunas.

Usaha sektor mikro (srabi, bakul) adalah sektor yang tidak membuatmasyarakat kaya, tetapi bisa cukup dan berdaya. Masih banyak sektorperdagangan umum lainnya yang bisa mengangkat rakyat menjadi lebihberdaya, misalnya sekitar 80 persen usaha perdagangan eceran yangtidak berbadan hukum yang diwakili oleh 5,2 juta unit usaha hanyamemiliki omset dibawah Rp. 5 juta/tahun.

Jumlah usaha ekonomi rakyat lapis bawah ini benar-benar mencukupidan meningkatkan menjadi lebih berdaya meskipun dengan skalagurem.

Banyak program pemberdayaan dari pemerintah yang secarabersinggungan mencoba mengatasi masalah pemberdayaan ini yang masih

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Kulo niku sadeyan srabi sampun turun temurun (sudah bergantigenerasi). Boten nyugehi tapi saget nyekolahke kenang ngantoskuliah (jualan srabi ini tidak membuat kaya tetapi bisa membuatcukup bisa membiayai anak sampai kuliah). Kulo mpun maturnuwun kalih bank BKK engkang sampun nambahi modal,kangge ngingah kambangan (mengucapkan terima kasih kepadaBPR BKK yang telah memberi pinjaman modal yang digunakanuntuk memelihara itik)

Karena berjualan srabi tidak selamanya laris, kalau hari Sabtudan Minggu tidak hujan banyak pembeli, tetapi kalau hujan jugasepi, Kalau bulan Romadhon rame, banyak yang makan ditempat, tetapi ada pula yang dibawa pulang, Tiga bulan berturut-turut sangat rame yaitu (Ruwah, Poso, Sawal) karena banyakorang luar kota yang ziarah ke makam orang tua atau pulangkampung (diterjemahkan langsung)

Juni 2009

Box 5-17 Hasil Wawancara dengan Penjual Serabi (ibu Warti)

Page 92: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

178

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

dikaitkan dengan program penanggulangan kemiskinan. Pemberdayaanseharusnya dipisahkan dengan pengentasan kemiskinan.

BPR BKK Ungaran telah menyalurkan kredit sebesar Rp 6,7 milyard untukpara pengusaha mikro di Pasar Bandungan dan Ambarawa, fasilitas kredittersebut untuk mendorong usaha mikro dan mencari solusi usaha yangbaik dan produktif agar bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi.Akan tetapi, hampir 15 persen menjadi kredit non lancar, karena tanpajaminan. Kebijakan penyediaan permodalan yang secara mudah dan dapatdijangkau, kadang-kadang ada yang salah sasaran karena pemanfaatannyatidak untuk usaha akan tetapi untuk kebutuhan yang konsumtif, akibatnyaangsuran tidak lancar. Biasanya kelompok inilah yang selalu menjadikorban eksploitasi oleh pelepas uang.

Pembinaan manajemen keuangan bagi para pengusaha mikro perludiberi pembekalan, ini menjadi paket tambahan untuk petugas bank.agar tidak menjadi lingkaran setan yang akan melahirkan jebakanketidak berdayaan. Hal inilah yang menjadikan alasan penting mengapalembaga keuangan mikro (BPR BKK) menyediakan pembiayaan bagiusaha mikro menempati tempat yang sangat strategis.

Berdasarkan penelitian yang diketemukan ada beberapa pengusahamikro yang menemui kendala peningkatan dan pemberdayaan dirinyakarena;

1. Pengusaha mikro mendapat pinjaman dari lembaga keuangan yangtidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi usaha mikro.

2. Adanya anggapan berlebihan terhadap besarnya risiko kredit mikro;3. Biaya transaksi kredit mikro relatif tinggi;4. Persyaratan bank teknis kurang dipenuhi (agunan, proposal);5. Terbatasnya akses usaha mikro terhadap pembiayaan equity;6. Monitoring dan koleksi kredit UMKM tidak efisien;7. Bantuan teknis belum efektif dan masih harus disediakan oleh bank

sendiri sehingga biaya pelayanan UMKM mahal;8. Bank pada umumnya belum terbiasa dengan pembiayaan kepada

kredit mikro.

Secara singkat kredit perbankan diselenggarakan atas pertimbangankomersial yang membuat UKM sulit memenuhi persyaratan teknisperbankan, terutama soal agunan dan persyaratan administratif lainnya.

Page 93: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

179

5.10. BPR BKK Wujud Kebijakan Ekonomi Pro Rakyat

Di tengah kuatnya tarikan ekonomi pasar maka salah satu elemenpenetralisir adalah keberadaan bank lokal yang mampu mendekatkanmodal kepada masyarakat, kebijakan ekonomi yang pro rakyat apabilakebijakan tersebut mampu meningkatkan perekonomian danpemberdayaan masyarakat. Di tengah perjalanan yang ditempuhpemerintah untuk mewujudkan program politik ekonominya adalahmelalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat Kecil (KUR).

Salah satu kebijakan di bidang ekonomi yang pro rakyat adalah pro-gram yang disalurkan lewat bank umum yang bisa bekerjasama denganBank Perkeditan Rakyat atau bank lokal yang terkenal dengan sebutanBPR. KUR disalurkan lewat 6 bank pelaksana yaitu: BRI, BNI, Bukopin,Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, dan BTN. Selanjutnya bank umumtersebut bekerjasama dengan BPR atau bank lokal seperti BPR BKK.Dana hasil kerjasama BPR BKK dengan bank umum dapat disalurkanlewat kantor yang ada disetiap kantor kecamatan sebagaimana terterapada gambar 5.12.

Dari gambar 5.12 dapat diilustrasikan, bahwa tersedianya BPR BKKdi setiap kantor kecamatan merupakan suatu kebijakan ekonomipemerintah yang pro dengan rakyat. Masyarakat Kabupaten Semarangtidak perlu harus jauh-jauh untuk mendapatkan pelayanan perbankan,cukup melalui bank lokal masyarakat di kabupaten Semarang masalahpinjaman permodalan dan penyimpanan dana bisa terlayani.

5.10.1. Target Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Lewat BPR BKKUngaran

Jumlah kepala keluarga pra sejahtera penerima program Raskin danBLT di Kabupaten Semarang mencapai 36,5 persen (Lampiran 1). Halini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belummendapatkan kesempatan berusaha karena tidak punya modal,sehingga kehadiran BPR BKK sangat diperlukan dengan pendekatanmodal yang lebih lunak, supaya dimasa mendatang bisa menjadikeluarga yang mandiri dan sejahtera. Dengan kehadiran BPR BKKdalam pelayanan permodalan kepada masyarakat, diharapkan bisamembuka kesempatan bagi para penerima Raskin mau memanfaatkandan mengambil pinjaman untuk digunakan sebagai modal usaha agardikemudian hari tidak menjadi penerima Raskin kembali.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 94: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

180

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Gam

bar

5-12

Pet

a Ja

rak

anta

ra K

anto

r P

usat

dan

Kan

tor

Cab

ang

Page 95: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

181

Grafik 5-18 Kepala Keluarga Penerima BLT dan Raskin

Sumber : BPS Kabupaten Semarang

Berdasarkan grafik 5-18 tersebut di atas dapat dilakukan analisis bahwamasih ada 4,6 persen rakyat Kabupaten Semarang yang menerima BLTdan 31,9 persen penerima BLT dan Raskin, ini menjadi tantangan BPRBKK untuk mengentaskan kemiskinan tersebut dengan cara memberistimulan pinjaman tanpa agunan supaya merangsang sebagian rakyattersebut supaya dikemudian hari tidak miskin lagi.

Karena Pemberantasan kemiskinan adalah menjadi tugas pemerintah.BPR BKK dalam menjalankan tugasnya memobilisasi dana untukpembangunan ekonomi (agent development) dan penawaran jasapelayanan kepada masyarakat (agent of sevices). BPR BKK berkomitmenuntuk melayani masyarakat berpendapatan rendah dan menganggur.Fakta dilapangan masyarakat yang berpenghasilan rendah adalah rumahtangga miskin (RTM). Sebaga Tabel 5-29 Nasabah Kredit BPR BKKUngaran dan Penerima Program Pemerintah (orang) merupakan salahsatu upaya untuk turut mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomimasyarakat BPR BKK hadir di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebutdiwujudkan dengan memberikan pinjaman tanpa jaminan dan peluangbagi masyarakat yang ingin meningkatkan usaha untuk meningkatkanpenghasilan. Pelayanan untuk menjadi nasabah BPR BKK adalah salahsatu bentuk partisipasi pemberdayaan masyarakat, mulai dari parapengumpul enceng gondok, bakul, penjual srabi, petani sayur/jagung,petani padi dan nelayan. Jumlah nasabah BPR BKK Ungaran yangberpendapatan rendah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 96: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

182

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Tabel 5-29 Nasabah Kredit BPR BKK Ungaran danPenerima Program Pemerintah (orang)

No Jenis Kelompok

Nasa-

bah

Kredit

Pene-

rima

Raskin

dan

Penerima Bukan

Penerima

BLT/Raskin

BLT Raskin

1 Pengumpul Enceng

Gondok

236 75 63 78

2 Bakul 425 105 245 435

3 Penjual Srabi 56 56 56 17

4 Petani Sayur/Jagung 654 319 157 116

5 Petani Padi 5.348 3.637 3.751 711

6 Nelayan 1.305 753 778 313

7 Pedagang/Pengusaha 3.833 781 549 199

8 PNS/TNI/POLRI/Swasta 1.839 139 177 186

Jumlah 13.696 5.865 5.776 2.055

Sumber : Data diolah

Dari data tersebut dapat dianalisis sebagai berikut, Jumlah nasabahkredit BPR BKK Ungaran 13.696 orang. Sebanyak 5.865 orang atau42,82 persen adalah penerima Raskin dan BLT, sebanyak 5.776 orangatau 42,17 persen hanya penerima Raskin, 2055 atau 15,01 bukanpenerima BLT dan Raskin. Dari analisis tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa sebagian besar penerima kredit BPR BKK Ungaranadalah masyarakat yang tergolong miskin karena menerima BLT danRaskin.

5.10.2. Jangkauan Layanan Modal BPR BKK Ungaran

Bank secara politis digunakan sebagai lembaga untuk menimbulkankepercayaan pemerintah kepada rakyatnya. Bahkan Bank sekaliberdunia pun terjadi tekanan politik seperti itu. Hal tersebut tersirat padasaat Wiliam Wallace, Lead Economist Word Bank menyampaikansambutan dalam peluncuran World Bank Asia Up Date. Praktek itujuga berlaku di BPR BKK Ungaran. BPR BKK adalah bank lokal milikpemerintah daerah yang mempunyai tugas ganda. Pertama sebagailembaga pelayanan modal masyarakat, yang kedua sebagai lembagapenghasil pendapatan daerah.

Page 97: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

183

Dari dua kepentingan tersebut pemerintah sebagai penguasa disatu sisi untukpelayanan modal masyarakat dan di sisi yang lain untuk meningkatkanPendapatan Asli Daerah. Tetapi aspek pelayanan permodalan kepadamasyarakat lebih didahulukan.

Dengan adanya pendekatan pelayanan kredit dan tabungan kepadamasyarakat di tingkat kecamatan bank akan mampu meningkatkanpelayanan ke masyarakat dan laba bank.

Keputusan melakukan merger BPR BKK Ungaran merupakan keputusandi bidang ekonomi dan keputusan di bidang politik, agar bank bisadigunakan untuk menyalurkan dana APBD untuk meningkatkanpelayanan permodalan masyarakat dalam rangka merealisasikan pro-gram kampanye Bupati. Bank milik daerah yang besar dan sehat akanmampu memberi pelayanan modal kepada masyarakat yang jangkauannyalebih luas. Jangkauan pelayanan yang luas kepada masyarakat secarapolitis akan menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap penguasatersebut. Terpenuhinya penyaluran modal ke masyarakat merupakansalah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi.Untuk melengkapi pernyataan tersebut disajikan grafik jangkauanlayanan BPR BKK Ungaran kepada masyarakat sebagai berikut,

Grafik 5-19 Distribusi Jarak antara Kantor BPR BKK Ungaran (pusat)dengan Tempat Tinggal Debitur

2.257

951

521

67 27 18

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

≤ 10 < 10 - 20 < 20 - 30 < 30 - 40 < 40 - 50 > 50

Jarak (km)

Jum

lah

Na

sab

ah

(o

ran

g)

Dari grafik 5-19, dapat dianalisis sebagai berikut: masyarakat yangrumahnya kurang dari 10 km dengan kantor pusat/cabang semakin banyakyang menjadi nasabah, semakin jauh jarak dengan kantor semakin sedikit,yang jarak rumah dengan kantor BPR BKK kurang dari 10 km berjumlah2.300 nasabah semakin jauh semakin sedikit. Dari data tersebut dapat

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Page 98: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

184

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

disimpulkan bahwa semakin dekat jarak antara kantor dengan nasabahsemakin banyak masyarakat yang mengambil kredit dan menabung. Jadimasyarakat sangat memerlukan kehadiran BPR BKK di lingkunganmasyarakat untuk membangun perekonomian masyarakat.

Secara rinci gambaran jarak antara nasabah dan nasing-masing kantorcabang BPR BKK Ungaran dapat dilihat dalam Lampiran-3

5.11. Kontribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Bank milik pemerintah tidak bisa terlepas dari kebijakan politik pemerintah,hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia (Burhanudin Abdullah)dalam Hing Level policy meeting on Micro finance and rural Finance inAsia di Yogjakarta. Kebijakan dengan pendekatan konvensional sistemperbankan belum bisa berhasil tanpa didukung kebijakan politik yangmendukung perekonomian.

Setiap daerah harus memiliki rural finance yang mempunyai peran gandasatu aspek mengatasi problem kemiskinan pada aspek yang lain rural fi-nance akan menggerakkan perekonomian dan memberi kontribusi untukdaerah (PAD.)

Pemerintah Kabupaten Semarang dan Provinsi Jawa Tengah sebelumnyatelah melakukan kebijakan dengan mendirikan BPR BKK. BPR BKKdidirikan dengan tujuan untuk penyediaan sarana modal masyarakat danuntuk memperoleh laba. Laba setelah dikurangi pajak dan laba ditahan(retined earning) merupakan deviden yang dibagi oleh Pemerintah Daerahsebagai pendapatan asli daerah. Untuk memperjelas pernyataan tersebutdisajikan pada tabel 5-30 perkembangan kontribusi BPR BKK Ungaranke kas daerah.

Tabel 5-30 Kontribusi PAD BPR BKK Ungaran Ke KasdaKab. Semarang dan Kasda Provinsi Jateng

Th 2007 s/d 2009 (Rp.000)

Uraian Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

Laba

Laba dibagi 50%

PAD Kab.Semarang

4.332.500

2.166.250

897.000

5.500.876

2.750.438

905.000

6.571.235

3.285.617

1.288.000

PAD Provinsi Jateng 1.269.250 1.845.438 1.997.617

Sumber : Data Biro Perekonomian Jateng

Page 99: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

185

Berdasarkan data tabel 5-30 pada tahun 2007 laba BPR BKK UngaranRp 4.332.000.000,-- yang merupakan laba bersih karena sudah dikurangipajak. Dari laba bersih 50 persen untuk setoran ke kas daerah, sedangkanyang 50 persen untuk cadangan umum, cadangan tujuan dan jasa produksipegawai. Dari pembagian deviden tersebut pemerintah Kab. Semarangmendapatkan deviden Rp 897.000.000,-- dan Pemerintah ProvinsiRp 1.269.000.000,--

Pada tahun 2008 akumulasi laba Rp 5.500.876.000,-- pemerintahKabupaten Semarang mendapatkan deviden sebesar Rp.905.000.000 danPemerintah Provinsi sebesar RP.1.845.000.000,--.

Pada tahun 2009 BPR BKK Ungaran laba bersih Rp.6.751.235.000,--.Disetor ke kas daerah Kabupaten Semarang sebesar Rp.1.288.000.000,-dan kas daerah Pemerintah Provinsi sebesar Rp.1.997.000.000,--. Daridata tersebut dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Dari data tabel 5-30 dan grafik 5-20 tampak bahwa mulai tahun 2007laba terus meningkat sehingga setoran PAD juga terus meningkat. Tahun2007 kontribusi ke Kasda Kabupaten Semarang sebesar Rp 897 juta,kemudian tahun 2008 kontribusi Rp.905 juta dan pada tahun 2009kontribusi ke Kasda sebesar Rp 1.288 juta. Dari data tersebut di atasdapat disimpulkan bahwa bank pasca merger memberikan kontribusiPAD Kabupaten Semarang cukup signifikan.

Sumber : Data diolah dari Biro perekonomian

Bab 5 | Dinamika Merger BPR BKK

Grafik 5-20 Perkembangan PAD dari BPR BKK Ungaran

ke APBD Kabupaten Semarang

0

3

6

9

12

14

PAD Pemkab Semarang

2007

2008

2009

(ratusan juta Rupiah)

Page 100: Bab 5 Dinamika Merger BPR BKK - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/724/6/D_902006001_BAB V.pdf · Pada tabel 5-1 mengenai tahap perkembangan kelembagaan PD

186

Pengembangan Bank Lokal dengan Merger

Dari data tabel 5-30 dan grafik 5-21 diketahui bahwa mulai tahun 2007peningkatan laba BPR BKK Ungaran terus meningkat. Tahun 2007kontribusi ke Kasda Pemerintah Provinsi Jawa TengahRp.1.269.000.000,- tahun 2008 kontribusi ke kasda Provinsi sebesarRp.1.845.000.000,-- dan tahun 2009 kontribusi ke kasda Provinsi Jatengsebesar Rp.1.997.000.000,-Dari data tersebut di atas dapat disimpulkanbahwa bank pasca merger memberikan kontribusi PAD PemerintahProvinsi Jawa Tengah cukup signifikan.

Setoran ke Kas Daerah dari PAD BPR BKK yang berupa deviden kepemerintah Kabupaten Semarang dan Provinsi Jawa Tengah akanberdampak positif pada APBD Kabupaten Semarang dan PemerintahProvinsi Jawa Tengah. Menurut Sarwono merger bank dapatmeningkatkan laba dan pajak untuk pemerintah. Merger BPR BKKUngaran dapat meningkatkan laba dan deviden untuk peningkatanAPBD dan pajak untuk peningkatan APBN. Dalam penelitian iniditemukan temuan yang mendukung teorinya Sarwono.

Grafik 5-21 Perkembangan PAD BPR BKK Ungaranke APBD Provinsi Jateng

0

0,5

1

1,5

2

2,5

PAD Pemprov

2007

2008

2009

(Milyar Rupiah)

Sumber: Data diolah dari Biro perekonomian