Bab 5 Analisa

28
BAB V ANALISA V.1. Analisa Kondisi Site Gambar 5.1. Peta lokasi penataan dan foto lokasi penataan pasar tradisional dan terminal Pancur Batu Site penataan merupakan sebuah pasar tradisional dan terminal angkutan kota yang telah lama berdiri atau beroperasi untuk melayani kebutuhan atau melancarkan aktifitas masyarakat, khususnya masyarakat kecamatan Pancur batu. Namun pada saat ini pasar dan terminal tidak dapat beroperasi dengan baik, hal ini diakibatkan oleh keadaan fisik, struktur bangunan maupun sirkulasi pada pasar dan terminal telah banyak yang rusak karena termakan usia, dan juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari pihak Dinas Pasar dan Perhubungan akan keselamatan, kenyamanan dan keindahan. Hai ini juga tidak terlepas dari pelaku kegiatan di dalam pasar maupun terminal, yaitu para pedagang dan para angkutan kota. Lokasi penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota berada di jalan Letjend. Jamin Ginting, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi penataan tepat berada di tepi jalan lintas antara kota Medan menuju kota Brastagi atau Kabupaten Karo. V.2. Analisa Batasan Site Penataan Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu 25 U U Sebelah Barat site berbatasan dengan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk atau Sebelah Utara site berbatasan dengan jalan pelita III, dan rumah penduduk (Bangunan Tua) yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka

Transcript of Bab 5 Analisa

Page 1: Bab 5 Analisa

BAB VANALISA

V.1. Analisa Kondisi Site

Gambar 5.1. Peta lokasi penataan dan foto lokasi penataan pasar tradisional dan terminal Pancur Batu

Site penataan merupakan sebuah pasar tradisional dan terminal angkutan kota yang telah lama berdiri

atau beroperasi untuk melayani kebutuhan atau melancarkan aktifitas masyarakat, khususnya masyarakat

kecamatan Pancur batu. Namun pada saat ini pasar dan terminal tidak dapat beroperasi dengan baik, hal ini

diakibatkan oleh keadaan fisik, struktur bangunan maupun sirkulasi pada pasar dan terminal telah banyak

yang rusak karena termakan usia, dan juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari pihak Dinas Pasar

dan Perhubungan akan keselamatan, kenyamanan dan keindahan. Hai ini juga tidak terlepas dari pelaku

kegiatan di dalam pasar maupun terminal, yaitu para pedagang dan para angkutan kota.

Lokasi penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota berada di jalan Letjend. Jamin Ginting,

Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi penataan

tepat berada di tepi jalan lintas antara kota Medan menuju kota Brastagi atau Kabupaten Karo.

V.2. Analisa Batasan Site Penataan Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu

25

UU

Sebelah Timur site berbatasan dengan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang dan jalan Lau Buatan.

Sebelah Selatan site berbatasan dengan jalan pelita I, dan rumah penduduk (Bangunan Tua) yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk atau masyarakat.

Sebelah Barat site berbatasan dengan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk atau masyarakat dan lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai lahan parkir liar.

Gambar 5.2. Batasan Site Penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu.

SITEPASAR TRADISIONAL

SITETERMINAL

Sebelah Utara site berbatasan dengan jalan pelita III, dan rumah penduduk (Bangunan Tua) yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk atau masyarakat.

Page 2: Bab 5 Analisa

Setelah mengetahui batasan site penataan berdasarkan survey lapangan dilakukan maka dalam

penataan nantinya, sebelah utara site akan direncanakan menjadi pintu masuk terminal, dimana

nantinya kemacetan yang terjadi pada jalan utama atau jalan Letjend Jamin Ginting dapat diatasi.

Pada batasan sebelah selatan penataan yang akan direncanakan adalah pintu keluar terminal, kerena

pada sebelah selatan site berbatas dengan jalan Pelita I, sehingga akses keluar terminal tidak lagi

semrawut seperti sekarang ini.

Pada penataan, perencanaan lahan parkir angkutan kota dan kantor pengelola terminal pada

sebelah timur site tidak menjadi terganggu karena aktifitas pada batasan site ini, karena jalan Lau

Buatan bisa menjadi jalan alternatif bagi masyarakat, agar penumpukan tidak terjadi. Batasan site

sebelah barat yaitu lahan kosong yang dijadikan sebagai lahan parkir liar, nantinya tidak akan bisa

dimanfaatkan lagi, sebab dalam penataan nantinya, lahan kosong ini akan ditata menjadi pasar untuk

pedagang basah, sebab lahan ini adalah lahan milik pasar.

5.3. Exsisting Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu

Gambar 5.3. Exsisting Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu

Exsisting pada site penataan merupakan kawasan atau area dimana aktivitas atau kegiatan masyarakat

selalu ramai setiap harinya. Mulai dari aktivitas perdagangan, transportasi sampai aktifitas rumahan. Selain

berhubungan langsung jalan negara, site juga berhubungan langsung dengan beberapa jalan lingkungan

sehingga membuat jalur sirkulasi selalu dipadati oleh kendaraan yang otomatis menciptakan suasana yang

ramai dan sibuk.

Keterangan

Gambar 5.4. ruas jalan yang berhubungan langsung dengan Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu

26

= Jl. Lau Buatan

= Jl. Deli Tua

= Jl. Pelita III

= Jl. Pelita II

= Jl. Pelita I

= Jl. Lingkungan

= Bangunan Tua= Jl. Letjen Jamin Ginting

Page 3: Bab 5 Analisa

5.4. Analisa Pencapaian atau Entrance

Analisa pencapaian atau entrance pada site penataan, jalan utama untuk menuju site penataan

pasar tetap dipertahankan yaitu jalan Letjend Jamin Ginting. Hal ini dilakukan agar pencapaian

menuju site mudah dilakukan. Pintu masuk menuju site dan pintu keluar berada tepat disekitar jalan

utama.

Sedangkan pada penataan terminal, pintu masuk berada di jalan Pelita II, dan pintu keluar pada

jalan Pelita I, hal ini dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi pada jalan utama

atau jalan Letjend Jamin Ginting. Sebelumnya pintu masuk menuju terminal berada pada jalan Letjen

Jamin Ginting, namun karena menimbulkan kemacetan, maka dalam penataan terminal ini pintu

keluar di rencanakan melalui jalan Pelita I.

5.5. Analisa Radius Pelayanan Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu

Jika ditinjau dari segi jangkauan pelayanan berdasarkan analisa, jangkauan pasar tradisonal Pancur

Batu yang akan ditata kembali sangat luas. Selain pelayanan pada wilayah atau jalan – jalan yang berada

tidak jauh dari pasar yaitu Jln. Delitua, Jln Pelita I sampai Pelita III dan Jln. Lau Buatan, radius pelayan

pasar tradisional Pancur Batu juga sampai ke Kecamatan Sibolangit. Karena pasar Pancur Batu bisa

dikatakan pasar tradisional yang melayani dua kecamatan yaitu Kecamatan tempat pasar berada dan

Kecamatan Sibolangit yang berada tidak jauh dari pasar tradisional Pancur Batu.

Sedangkan radius pelayanan terminal angkutan kota Pancur Batu adalah menurut rute atau trayek

angkutan yang telah diatur oleh Dinas Perhubungan dan perusahaan angkutan yaitu : Pancur Batu –

Tuntungan dan Pancur Batu – Bandar Baru

27

Gambar 5.6. lingkungan radius pelayanan pasar dan terminal angkutan kota Pancur Batu

Gambar 5.5. Analisa Pencapaian atau Entrance

Page 4: Bab 5 Analisa

5.6. Analisa Lingkungan

5.6.1. Analisa kebisingan

Sumber kebisingan yang terdapat pada site penataan berasal dari pintu masuk dan pintu keluar

Site dimana Pintu masuk dan Pintu keluar yang ditata langsung berhubungan dengan jalan utama

menuju site. Jalan Letjend. Jamin Ginting yang merupakan jalan yang selalu ramai dilalui kendaraan

setiap hari karena jalan tersebut merupakan salah satu jalan yang menghubungkan Kec. Pancur Batu

dengan Kec. Sibolangit.

Selain kebisingan yang timbul dari jalan utama, kebisingan juga berasal dari jalan lau buatan

yang berada disebelah timur site, dan pertokoan yang berada disekitar site penataan. Untuk mengatasi

kebisingan tersebut maka direncanakan beberapa alternatif yang dapat mengatasi kebisingan

tersebut:

Adapun alternatif yang akan menjadi pilihan untuk penataan pasar tradisional dan terminal

angkutan kota Pancur Batu ini adalah sebagai berikut :

Alternatif I :

Alternatif II :

Kelebihan Kekurangan

Mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam pasar.

Biaya agak mahal. Biaya perawatan tidak

terlalu mahal.

Dapat mengurangi estetika pada bangunan pasar, karena tembok yang terlalu tinggi.

Membutuhkan struktur dan konstruksi yang kokoh.

Tidak dapat menyaring debu yang masuk ke dalam pasar.

28

Di sekeliling lokasi pasar didirikan tembok tinggi sehingga mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam pasar

Di sekeliling lokasi pasar didirikan tembok yang tidak terlalu tinggi.

Dan ditanami dengan pohon dan tanaman semak agar dapat memfilter kebisingan dan debu yang masuk ke pasar. Dapat juga berfungsi sebagai peneduh dan pemecah angin.

Gambar 5.9. alternatif II, mengatasi kebisingan

Gambar 5.8. alternatif I, mengatasi kebisingan

5.7. analisa kebisingan Tabel 5.1. alternatif I analisa kebisingan

Page 5: Bab 5 Analisa

Kelebihan Kekurangan

Mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam Pasar.

Dapat menyaring debu. Dapat melindungi bangunan

dari sinar matahari.

Membutuhkan struktur dan konstruksi yang kokoh.

Biaya agak mahal.

Berdasarkan dari kriteria pemilihan di atas, maka alternatif yang dipilih untuk mengatasi

kebisingan dalam penataan pasar tradisional Pancur Batu, adalah alternatif II.

Sedangkan kebisingan yang terjadi pada terminal angkutan kota pancur batu berasal dari jalan

utama yaitu jalan Letjend. Jamin Ginting dan dari arah utara dan selatan, dimana pada arah utara dan

selatan terdapat jalan lingkungan yang setiap hari dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda

tiga. Sedangkan kebisingan yang ditimbulkan pasar mingguan yang disekitar site tidak terlalu besar

karena pasar tersebut hanya beroperasi dalam satu hari per seminggu, yaitu tepatnya hari sabtu.

Untuk mengatasi kebisingan yang ada disekitar site, maka berdasarkan alternatif diatas, alternatif yang

dipilih untuk mengatasi kebisingan dalam penataan terminal angkutan kota Pancur Batu juga

memilih atau menerapkan alternatif II.

5.6.2. Analisa view kedalam dari luar site dan view keluar dari dalam site

Dari hasil analisa data dilapangan atau lokasi penataan tentang view kedalam dari luar site dibuat

suatu alternatif pilihan untuk mengatasi atau menyempurnakan view dari luar ke dalam site, setelah

mengetahui situsi dari lokasi penataan, adapun alternatif yang menjadi pilihan adalah sebagai berikut :

Alternatif I

29

Tabel 5.2. alternatif II analisa kebisingan

View keluar dari dalam site pada arah utara adalah jalan Pelita II dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah utara kan direncanakan parkir roda dua. Dan pada terminal direncanakan pintu masuk terminal

View keluar dari dalam site pada arah barat adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan lahan kosong. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah barat kan direncanakan area bongkar muat dan parkir roda empat dan pada terminal direncanakan halte.

View keluar dari dalam site pada arah selatan adalah jalan Pelita I dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah selatan kan direncanakan area parkir roda empat dan pada penataan terminal akan direncanakan pintu keluar terminal.

View keluar dari dalam site pada arah timur adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan jalan Lau Buatan. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah timur akan direncanakan tampak depan pasar dan taman semenarik mungkin. Dan pada terminal direncanakan kantor pengelola dan parkir angkutan kota.

Page 6: Bab 5 Analisa

Alternatif II

Untuk menyempurnakan view dari luar kedalam site maka dibuat beberapa alternatif pilihan

untuk diterapkan pada site penataan. Setelah mengnalisa penjelasan mengenai view maka alternatif

view yang akan diterapkan pada atau yang dipilih adalah alternatif I.

5.7. Analisa Luasan site dan GSB

Ukuran luasan tapak penataan pasar Tradisional Pancur BatuPerhitungan luasan tapak adalah sebagai berikut:

Panjang tapak = 65 m

Lebar tapak = 265 m

Luas tapak seluruhnya = 65 m x 265 m = 17225 m2 = 1.7 Ha

Luasan tapak yang dapat dibangun = 65 % X 17225 m2 = 1119625 = 1.1 Ha

Luasan tapak untuk ruang terbuka = 35 % X 17225 m2 = 602875 = 0.6 Ha

Ukuran luasan tapak penataan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu

Perhitungan luasan tapak adalah sebagai berikut:

Panjang tapak = 65 m

Lebar tapak = 30 m

Luas tapak seluruhnya = 30 m x 65 m = 1950 m2

Luasan tapak yang dapat dibangun = 65 % X 1950 m2 = 126750 m2

Luasan tapak untuk ruang terbuka = 35 % X 1950 m2 = 68250 m2

30

Gambar 5.10. alternatif View kedalam dari luar site dan view keluar dari dalam site

265 M

65 M

12 M

30M

65 MSite Pasar Tradisional Site Terminal

Gambar 5.11. luasan site pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu

View keluar dari dalam site pada arah utara adalah jalan Pelita II dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah utara akan direncanakan parkir roda dua dan roda empat. Dan pada terminal direncanakan toilet umum.

View keluar dari dalam site pada arah barat adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan lahan kosong. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah barat akan direncanakan parkir roda empat dan dua. Dan pada terminal direncanakan area parkir kendaraan angkutan umum

View keluar dari dalam site pada arah timur adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan jalan Lau Buatan. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah timur akan area parkir roda dua. Dan pada terminal direncanakan kantor pengelola dan halte.

View keluar dari dalam site pada arah selatan adalah jalan Pelita I dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah selatan kan direncanakan area bongkar muat dan pada penataan terminal akan direncanakan kantor pengelola terminal.

Page 7: Bab 5 Analisa

Garis Sempadan Bangunan yang terdapat didaerah site adalah :

Lebar Jalan 12 Meter yang ada sekarang.

Maka GSB = ½ . row jalan + 1 = ½ . 12 + 1 = 7 m. (12 : 2 + 1 = 7)

GSB yang terdapat didaerah site yaitu 7 meter dan dimanfaatkan untuk penghijauan,

pedestrian dan parit kota.

Keterangan :

5.8. Analisa Orientasi Matahari

Matahari berjalan atau merambat dari arah timur ke barat. Hal ini mempengaruhi besar cahaya ke

dalam ruangan yang menghadap ke arah timur, barat, utara dan selatan. Radiasi ini berpengaruh besar

terhadap sistem pengudaraan dan pencahayaan buatan di dalam ruangan pasar. Mengingat bangunan yang

ditata adalah pasar tradisional, dimana sinar matahari harus diperhatikan sebaik mungkin dalam penataan .

Apalagi matahari baru menyinarkan cahaya panas dan terang pada pukul 10.00 s/d 15.00..

Radiasi atau panas matahari yang diterima bangunan berdasarkan arahnya adalah sebagai berikut :

Arah Dinding Keterangan

Menghadap Ke Utara dari TimurAkan menerima sinar matahari pada akhir

musim semi dan awal musim panas

Menghadap Ke Selatan dari TimurAkan Menerima Sinar Matahari langsung

pada musim gugur dan awal musim dingin

Menghadap Ke Timur dari UtaraAkan Menerima Sinar Matahari langsung

pada saat matahari terbit pada pagi hari

Menghadap Ke Barat dari Utara Akan menerima sinar matahari pada sore hari

Hal-hal yang menjadi pertimbangan penempatan ruang untuk penataaan ruang atau bangunan pasar

Pancur Batu terhadap pengaruh sinar matahari adalah :

1. Pada bangunan pasar yang menghadap arah timur direncanakan penataannya sebagai ruang

untuk area bongkar muat dan para pedagang dagangan basah. Hal ini direncanakan agar

dagangan para pedagang bisa lebih segar karena sinar matahari pagi. Pemanfaatan sinar matahari

pagi dengan merencanakan bukaan-bukaan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan

namun sinar matahari pagi yang masuk tidak terlalu dimaksimal .

2. Ruang untuk pedagang dagangan semi basah, ruang atau bangunan direncanakan penataannya

menghadap arah selatan. Hal ini di sesuaikan dari melihat hasil tabel radiasi arah sinar matahari.

Dan untuk mengatasi sinar matahari yang berlebih maka tanaman dimanfaatkan sebagai

peneduh.

3. Dagangan kering tidak terlalu dipermasalahkan untuk sinar matahari, maka dari itu penempatan

ruang pedagang kering ditempatkan menghadap utara dan menghadap arah barat. Namun untuk

mengatasi sinar matahari yang berlebihan terhadap bangunan dan yang masuk ke dalam

bangunan, meminimalkan bukaan-bukaan dan menanam tanaman peneduh pada arah sinar

matahari sore juga direncanakan penataannya agar tidak merusak bangunan dan barang

dagangan.

31

Gambar 5.12. luasan site pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu.

7 m

7m

= Parit Kota

= Penghijauan

Page 8: Bab 5 Analisa

Keterangan : A = Rencana Ruang pedagang atau dagangan basah

B = Rencana Ruang pedagang atau dagangan semi basahC = Rencana Ruang pedagang atau dagangan kering

Untuk bangunan lantai dua khusus untuk pedagang atau dagangan kering

1 = Kantor pengelola terminal

2 = Halte3 = Toilet umum4 = Lahan parkir angkutan kota

5.8.1. Analisa angin

Kabupaten Deli Serdang terletak di wilayah pantai timur Provinsi Sumatera, dan daerah ini memiliki

orientasi angin rata-rata sama dengan kawasan yang ada di sekitar site. Tetapi orentasi angin yang besar, itu

berasal dari utara hal ini disebabkan sebelah utara berbatasan dengan laut.

32

Matahari berada tepat diatas site pada pukul 12.00 wib

Matahari terbit pagi hari pukul 06.00 wib

Matahari tenggelam

pukul 17.00wib

Gambar 5.13. orientasi matahari pada site penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu.

AB

CC

Perencanaan ventilasi yang baik, dapat mengurangi penggunaan penghawaan buatan (AC).

4

3

2

1

Page 9: Bab 5 Analisa

5.8.2. Analisa curah hujan

Menurut catatan Stasiun Klimatologi Sampali, pada tahun 2009 terdapat 16 rata-rata hari

hujan dengan volume curah hujan sebanyak rata-rata 223 mm. Curah hujan terbesar terjadi

pada bulan September yaitu 331 mm dengan hari hujan sebanyak 17 hari. Sedangkan curah

hujan paling kecil terjadi pada bulan Januari sebesar 120 mm dengan hari hujan 10 hari. Pada

site penataan pasar tradisional, elemen untuk perkerasan menggunakan aspal dan paving

block sedangkan pada terminal, elemen dasarnya menggunakan aspal dan mempunyai

kemiringan 1º (setiap 1 meter turun 1cm)

Suhu Minimum

23 oC

Suhu Maximum

32 oC

Suhu Rata-rata

27.5 oC

5.9. Analisa Kegiatan

5.9.1. Pasar tradisional Pancur Batu

a. Kelompok kegiatan dan pendukung

Pada umumnya pasar tradisional telah mempunyai kelompok kegiatan masing-masing yang terjadi

dengan sendirinya pada pasar atau tempat melakukan kegiatan tersebut. Begitu juga halnya dengan pasar

Pancur Batu, telah mempunyai kelompok kegiatan, namun menganalisa kembali kelompok kegiatan pada

pasar Pancur Batu sangat diperlukan untuk mengetahui unit-unit yang akan diperlukan serta untuk

memenuhi kebutuhan akan kegiatan-kegiatan yang ada sesuai dengan fungsi bangunan.

Konsumen (Pembeli) adalah sekelompok orang yang membutuhkan atau kekurangan akan

kebutuhan berupa barang dan jasa.

Skema Kegiatan

Produsen ( Penjual ) adalah sekelompok orang yang memenuhi segala kebutuhan konsunen.

Skema Kegiatan

33

Tanaman tinggi dan rendah berdaun lebat berfungsi untuk menyaring debu yang bertebaran di udara.

Gambar 5.14. analisa angin pada site penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu

Curah Hujan rata-rata tahunan sebesar 247 mm

Dengan ada pohon di dalam site, maka air hujan yang jatuh ke dalam tapak bisa diserap oleh tanaman tersebut sehingga tidak ada air yang tergenang di dalam tapak.

Dengan adannya talang air disetiap bangunan, maka air hujan yang jatuh bisa di tampung dan di aliri ke bak kontrol dan menuju ke parit kota sehingga tidak ada air yang tegenang di dalam tapak.

Curah hujan relatif normal, hanya saja adanya hujan lokal di perdiksi pada bulan desember.

Air hujan yang jatuh ke dalam tapak tidak menggenangi tapak karena kondisi tapak relatif rata.

Gambar 5.15. analisa curah hujan pada site penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu

Datang

Mencari keperluan

Parkir

Pulang

Tawar menawar Makan

Bongkar barang

Page 10: Bab 5 Analisa

Pengelola ( administrasi / operasional ), adalah sekelompok orang atau badan yang mengelola

dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pasar serta mengatur

jalannya kegiatan (pengecekan, penyewaan).

Skema Kegiatan

b. Pengguna dan aktivitas

Pengguna

Adapun pengguna dari pasar adalah konsumen/pembeli yang mencari suatu barang yang

diingini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan dalam pasar adalah jual beli.

5.9.2. Terminal angkutan kota Pancur Batu

Terminal angkutan kota Pancur Batu adalah terminal yang melayani masyarakat dalam bidang

transportasi. Walaupun keberadan terminal angkutan Pancur Batu berada tepat di depan pasar tradisional

Pancur Batu tapi bukan berarti terminal tersebut diperuntukkan khusus untuk melayani pasar tradisional

Pancur Batu. Tetapi juga melayani masyarakat atau calon penumpang yang membutuhkan jasa angkutan

umum. Aktifitas atau kegiatan terminal di mulai pada pukul 5:30 sampai pukul 18:00. Pengguna dan

aktifitas atau kegiatan pada terminal angkutan kota Pancur Batu yaitu :

a. Penumpang Angkot

Penumpang dapat di bagi atas penumpang yang akan berangkat dan penumpang yang baru saja

tiba dari tempat lain.

Aktifitas utama

Memperoleh informasi tentang angkot yang akan berangkat dan yang akan tiba

Menyiapkan barang – barang bawaan

Istirahat, makan,minum.

b. Masyarakat Penjemput atau Pengantar

Aktifitas utama

belanja

Memperoleh informasi tentang angkot yang akan berangkat dan yang akan tiba

Istirahat, makan,minum

c.Pengelola

Aktifitas utama

mengelola administrasi terminal

mengorganisasikan seluruh kegiatan terminal agar dapat memberikan pelayanan yang baik

bagi penumpang

d. Sopir dan Kondektur

Aktifitas utama

Menyiapkan keberangkatan

34

ParkirJualan/berdagang

Buka kios/loodsDatang

Pulang Tutup kios/loods

Istirahat

Pulang

Parkir

Datang Bekerja mengawasi seluruh aktivitas pasar

Bekerja kembali

Page 11: Bab 5 Analisa

Istirahat, makan, minum

5.10. Analisa Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Sebelumnya pada pasar tradisional dan terminal Pancur Batu, kebutuhan, besaran dan kriteria

ruang telah ada atau telah dimiliki oleh pasar tradisional dan terminal tersebut, namun kebutuhan,

besaran dan kriteria ruang yang ada sekarang sudah tidak layak lagi untuk di terapkan pada pasar dan

terminal, untuk itu dalam penataan kembali pasar tradisional dan terminal Pancur Batu, kebutuhan,

besaran dan kriteria ruang akan direncanakan kembali agar penataan tersebut bisa di laksanakan

dengan baik dan pengguna pasar dan terminal dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman atau

dengan kata lain pasar tradisional dan terminal Pancur Batu adalah sebuah pasar tradisional dan

terminal yang sudah tertata dengan baik dan benar.

Adapun kebutuhan, besaran dan kriteria ruang yang akan direncanakan dalam penataan pada pasar

tradisional dan terminal pancur batu adalah :

No Pemakai Ruang

Aktivitas Kebutuhan Ruang Besaran Ruang

1

Produsen (Pedagang)

Berdagang atau Bejualan

Pedagang Basah

a. Loods pedagang ikan

b. Loods pedagang daging

c. Loods pedagang sayur

d. Loods pedagang buah

e. Loods pedagang bumbu dapur

a. 2 x 2 = 4 m

b. 2 x 2 = 4 m

c. 2 x 2 = 4 m

d. 2 x 2 = 4 m

e. 2 x 2 = 4 m

2

Produsen (Pedagang)

Berdagang atau Bejualan

Pedagang Semi Basah

a. Kios pedagang rempah

b. Kios pedagang kelontong

c. Kios pedagang pecah belah

d. Kios pedagang plastik*

e. Kios pedagang sembako

Typikal Ruang

a. 3 x 3 = 9 m

b. 3 x 3 = 9 m

c. 3 x 3 = 9 m

d. 3 x 3 = 9 m

e. 3 x 3 = 9 m

f. Kios pedagang alat-alat

rumah tangga

g. Kios pedagang

perlengkapan pertanian

f. 3 x 3 = 9 m

g. 3 x 3 = 9 m

No Pemakai Ruang

Aktivitas Kebutuhan Ruang Besaran Ruang

3

Produsen (Pedagang)

Berdagang atau Berjualan

Pedagang kering

a. Kios pedagang pakaianb. Kios pedagang sendal dan

sepatuc. Kios pedagang mainan anak-

anakd. Kios pedagang tase. Kios pedagang obat

tradisionalf. Kios pedagang kue keringg. Kios pedagang

perlengkapan sekolahj. Kios pedagang kain

i. Kios pedagang perlengkapan sholat

l. Kios pedagang tilam/kasurk.Kios pedagang tikarl. Kios pedagang lemari*

Typikal Ruang

a. 3 x 3 = 9 mb. 3 x 3 = 9 mc. 3 x 3 = 9 md. 3 x 3 = 9 me. 3 x 3 = 9 mf. 3 x 3 = 9 mg. 3 x 3 = 9 mh. 3 x 3 = 9 mi. 3 x 3 = 9 mj. 3 x 3 = 9 mk. 3 x 3 = 9 m

l. 3 x 3 = 9 m

4 Pimpinan pasarPegawaiSatpam

KonsumenProdusen

Tukang parkir

Mengelola pasar

Ruang pelengkap / pelayanan

a. Ruang pengelola pasarb. Pos Satpam*c. Klinik*d. Gudang*e. Bongkar muat *f. Depot es*g. Toileth. Area parkir* - parkir roda dua - parkir roda empat atau lebih

Ruang Typikal

a. 6 x 6 = 36 mb. 3 x 2.5 = 7.5 mc. 4 x 4= 16 md. 6 x 10 = 60 me. 12 x 6 = 72 mf. 3 x 3 = 9 mg. 1.5 x 2 = 3 m

Keterangan : * = kebutuhan ruang pasar yang ditambah pada pasar Pancur Batu

35

Page 12: Bab 5 Analisa

Tabel diatas menunjukan dimana penambahan ruang dan besaran ruang yang akan

direncanakan dalam penataan pasar tradisional Pancur Batu, dimana jumlah dan besaran ruang yang

didapat berasal dari perbandingan jumlah ruang dan besaran ruang pada pasar tradisional Pancur Batu

saat ini.

(lihat hal 8, tabel 2.1. Besaran ruang, jumlah ruang data pedagang pada pasar tradisional Pancur Batu)

No Pemakai Ruang Aktivitas Kebutuhan Ruang Besaran Ruang

1 PimpinanPegawaiSatpam

Sopir dan kondektur

MengelolaTerminal

Ruang Pengelola

a. Ruang pimpinan b. Ruang administrasic. Ruang karyawand. Ruang istirahat sopir

dan kondekture. Pos satpam f. Toilet

Ruang Typikal

a. 4 x 4 = 16 m b. 3 x 3 = 9 m c. 3 x 4 = 12 m d. 3 x 3 = 9 m e. 3 x 2.5 = 7.5 m f. 1.5 x 2 = 3 m

2Masyarakat atau calon penumpang

Ruang penggunaa. Halte b. Toilet

Ruang Typikal a. 2 x 4 = 8 m

b. 1.5 x 2 = 3 m

5.10.1Analisa kebutuhan dan kriteria ruang

No Pemakai Aktivitas Kebutuhan Ruang Kriteria Ruang

1 Produsen (penjual)

Berdagang atau

Berjualan

Pedagang Basah

a. Loods penjual ikanb. Loods penjual dagingc. Loods penjual sayur d. Loods penjual buah

e. Loods penjual bumbu dapur

- Pelayanan baik

- Fasilitas

2

Produsen (penjual)

Berdagang atau

Berjualan

Pedagang Semi Basah

a. Kios pedagang rempah b. Kios pedagang kelontongc. Kios pedagang pecah belahd. Kios pedagang plastike. Kios pedagang sembakof. Kios pedagang alat-alat rumah

tanggag. Kios pedagang perlengkapan

pertanian

- Pelayanan baik

- Fasilitas

No Pemakai Aktifitas Kebutuhan Ruang Kriteria Ruang

3 Produsen (penjual)

Berdagang atau

Berjualan

Pedagang Kering

a. Kios pedagang pakaianb. Kios pedagang sendal dan sepatu c. Kios pedagang mainan anak-anak

d. Kios pedagang tase. Kios pedagang obat tradisionalf. Kios pedagang kue keringg. Kios pedagang perlengkapan

sekolahh. Kios pedagang kaini. Kios pedagang perlengkapan

sholatj. Kios pedagang tilam/kasurk. Kios pedagang tikar l. Kios pedagang lemari

- Pelayanan baik

- Fasilitas

4 Pimpinan pasar

PegawaiSatpam

KonsumenProdusen

Tukang parkir

Mengelola pasar

Ruang pelengkap / pelayanan

a. Ruang pengelola pasar - Ruang pimpinan - Ruang pegawai b. Pos Satpamc. Klinikd. Bongkar muate. Gudangf. Depot esg. Toileth. Area parkir - parkir roda dua - parkir roda empat atau lebih

- Pelayanan baik

- Fasilitas

36

Tabel 5.1. Analisa kebutuhan ruang dan besaran ruang pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu

Page 13: Bab 5 Analisa

No Pemakai Ruang

Aktifitas Kebutuhan Ruang Kriteria Ruang

1 Pimpinan PegawaiSatpamSopir dan kondektur

MengelolaTerminal

Ruang Pengelolaa.Ruang pimpinan b.Ruang administrasic.Ruang karyawand.Ruang istirahat sopir dan

kondekture. Pos satpam f. Toilet

- Pelayanan baik

- Fasilitas

2

Masyarakat atau calon penumpang

Ruang penggunaatau penumpang

a. Halteb. Toilet

- Pelayanan baik

- Fasilitas

5.10.2 Analisa hubungan ruang

Keterangan : Langsung

Tidak langsung

5.11. Analisa Bentuk

Setelah mangadakan survey langsung kelapangan bentuk pasar tradisional Pancur Batu pada saat ini

adalah berbentuk atau berwujud persegi panjang yang tidak digabungkan atau pola yang menyebar namun

berada dalam satu kawasan.

Pada penataan pasar tradisional Pancur Batu ini bentuk dasar pada pasar tradisional sebelumnya

dipertahankan yaitu persegi panjang. Namun pola yang menyebar ditata menjadi pola persegi panjang yang

yang menjadi satu bagian atau bentuk yang tunggal. Alasan dipertahankannya bentuk dasar ini adalah,

karena dalam penataan ruang pada bangunan mudah dan dapat menampung banyak ruang. Serta mudah

dalam menciptakan jalur sirkulasinya.

5.12. Analisa Sirkulasi pada site dan sirkulasi arus lalu lintas pada kawasan site penataan

Pada saat ini pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu tidak jelas arah sirkulasinya

atau tidak ada jalur pola sirkulasi yang mudah, aman dan nyaman. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam

penataan kembali pasar tradisional terminal angkutan kota Pancur Batu ini direncanakan pola yang sirkulasi

yang layak, jelas dan aman bagi pengunjung atau pemakai pasar tradisional terminal angkutan kota Pancur

Batu ini nantinya. Agar segala aktifitas didalamnya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Untuk

mewujudkan penataan tersebut maka terlebih dahulu kita harus mengetahui pola sirkulasi yang akan

diterapkan nantinya yaitu :

37

Ruang Pengelola

Tabel 5.2. Analisa Kebutuhan dan Kriteria Ruang pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu

Gambar 5.16. bentuk atau wujud pasar tradisional pancur batu saat ini

Wujud dasar persegi panjang

Ruang pengguna atau

Ruang pedagang

basah

Ruang pedagang Semi basah

Ruang pedagang kering

Ruang pendukung / pelayan

Page 14: Bab 5 Analisa

a. Sirkulasi Kenderaan

Untuk pencapaian kenderaan harus jelas, mudah, aman dan nyaman. Sehingga pencapaian ke

bangunan tidak terganggu oleh arus keluar masuknya kenderaan.

b. Sirkulasi Pejalan Kaki

Untuk pencapaian sirkulasi pejalan kaki dibuat dengan memberikan kesan krekreatif dan

dinamis yang selalu bergerak dan menyenangkan.

Kriteria fasilitas pejalan kaki :

Perlindungan dari cuaca, seperti panas dan hujan.

Penyediaan fasilitas yang lengkap untuk pendukung gedung, seperti bangku-bangku taman dan

lampu-lampu penerangan.

Pola sirkulasi yang akan diterapkan dalam penataan pasar tradisional Pancur Batu ini adalah

pola sirkulasi grid karena akan menciptakn batasan-batasan yang teratur sehingga perencanaan

terorganisir dengan baik dan pola ini memberi kesan petualangan bagi pengunjung dikarenakan

pencapaian berliku-liku.

Sedangkan pada penataan terminal angkutan kota Pancur Batu ini sirkulasi yang di terapkan

adalah pola sirkuasi radial pola ini sangat menarik karena pola sirkulasi menyebar dari pusat kegiatan

dan pada pola sirkulasi ini pengunjung tidak akan kesasar karena mereka tetap kembali ke pusat

sirkulasi.

Kawasan site penataan pasar tradisional dan terminal angukutan kota Pancur Batu merupakan kawasan

yang selalu dipadati oleh sirkulasi lalu lintas setiap harinya. Karena pada kawasan site terdapat jalan utama

yang menghubungkan antara Kecamatan Pancur Batu dengan Kecamatan Sibolangit. Maka kemacatan atau

kesemrawutan lalu lintas sering terjadi maka otomatis kemacetan tidak terhindarkan. Untuk mengatasi

kemacetan tersebut maka dibuat jalur alternatif atau jalan lingkar. Dimana jalur kendaraan dari arah kota

Medan menuju Kec. Sibolangit dialihkan melalui jalan Deli Tua dan berakhir di pada jalan Pelita I, atau

dengan kata lain kendaraan masuk dari jalan Deli Tua dan keluar melalui jalan Pelita I.

38

masuk

Keluar

Gambar 5.17. Pola sirkulasi pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu

Masuk

Keluar

SITE TERMINAL SITE PASAR TRADISIONAL

Jembatan Penyeberangan

Page 15: Bab 5 Analisa

Untuk memperlancar atau mempermudah sirkulasi antara pasar tradisional dengan terminal

angkutan kota, maka dalam penataan ini, perencanaan atau membuat jembatan penyeberangan adalah

hal yang sangat yang tepat. Mengingat sirkulasi pada jalan utama atau jalan Letjend Jamin Ginting

yang sangat padat, maka nantinya dengan adanya perencanaan pengadaan jembatan penyeberangan

ini, masyarakat yang menggunakan sarana angkutan kota untuk berbelanja menjadi nyaman dan

keselamatannya dapat terjamin.

5.13. Analisa Parkir

Pasar tradisional Pancur Batu merupakan suatu pasar tradisional yang setiap hari banyak

dikunjungi para pembeli untuk mendapatkan keperluan kebutuhan sehari – hari dan untuk mencapai

pasar tradisional Pancur Batu tersebut sebagian besar para pembeli atau pedagang menggunakan

kendaraan, dan otomatis pasar tradisional pancur Batu harus menyediakan lahan atau lokasi untuk

tempat parkir kendaraan. Namun Pada saat ini lahan parkir yang ada pada pasar tradisional pancur

batu tidak dapat menampung kendaraan setiap harinya, dan lahan parkir pada pasar tidak layak

digunakan karena telah banyak yang rusak atau berlubang – lubang dan sangat perlu adanya penataan

kembali pada lahan parkir tersebut. Untuk itu penataan pasar tradisional Pancur Batu ini sangat di

harapkan.

Untuk melancarkan atau mewujudkan sebuah penataan lahan parkir pada pasar tradisional

Pancur Batu kita harus membuat beberapa alternatif pola parkir, dimana dari beberapa alternatif pola

parkir tersebut akan dipilih pola yang akan diterapkan dalam penataan parkir pada pasar tradisional

Pancur Batu ini, antara lain sebagai berikut :

a. Parkir sejajar

Memerlukan keahlian khusus

Memerlukan lahan yang cukup luas

Kapasitas mobil yang parkir sedikit

Estetika yang ditampilkan kurang menarik

Dapat mengganggu arus sirkulasi pada lahan

b. Parkir tegak lurus 90°Parkir

Memerlukan keahlian khusus

Kapasitas mobil yang parkir banyak

Estetika yang ditampilkan baik karena parkir teratur

Dapat mengganggu arus sirkulasi pada lahan

c. Bentuk diagonal 30°, 45°, dan 60°

Tidak memerlukan keahlian khusus

Kapasitas mobil yang parkir lebih sedikit

Estetika yang ditampilkan baik karena parkir teratur

Dapat menghemat penggunaan lahan

Parkir yang dipilih berdasarkan alternatif diatas dan yang akan diterapkan dalam penataan pasar

tradisional Pancur Batu tentang pola lahan parkir adalah parkir dengan sudut 90° dan parkir dengan sudut

60° dengan pertimbangan keefisienan tapak serta memberikan penampilan dan estetika yang baik pada

tapak atau lokasi penataan pasar tradisional Pancur Batu.

Pola parkir pada terminal angkutan kota pancur batu juga menggunakan pola parkir dengan sudut 90° .

5.14. Analisa Struktur

5.14.1. Struktur bawah (pondasi)

39

Gambar 5.18. Pola sirkulasi alternatif pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu

Page 16: Bab 5 Analisa

Keterangan :

1. Pondasi tapak

- Lebih ekonomis

- Pergerakannya lebih mudah

2. Pondasi Menerus

- Sesuai untuk tegangan tanah rendah dan kedalaman tanah keras kurang dari 5m

- Tidak menimbulkan getaran

- Sangat ekonomis

3. Pondasi tiang pancang

- Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal.

- Daya dukung tanah sangat baik.

- Tiang mencapai kedalaman tanah keras lebih dari 5 m.

- Ekonomis

Tanah pada site penataan berkontur datar dan tidak lembab, oleh sebab itu dari alternatif di

atas maka pondasi yang akan digunakan adalah pondasi tapak.

5.14.2. Struktur badan (dinding)

Analisa untuk material dinding :1. Dinding beton

- Tahan terhadap perubahan iklim- Baik dari segi strukturalnya

2. Dinding batu bata- Tahan terhadap perubahan iklim- Baik dari segi strukturalnya- Efisien dan terjangkau

3. Dinding gypsum- Dapat dijadikan sebagai dinding partisi- Struktur ringan- Murah

Dari analisa dinding di atas maka yang digunakan pada penataan pasar tradisional pancur batu ini

adalah dinding batu bata, dikarenakan cukup tahan terhadap iklim, rapi dan tentunya terjangkau dari segi

harga. Analisa untuk material lantai bangunan :

1. lantai keramik

- Tahan terhadap perubahan iklim- Tahan terhadap panas- Mudah dalam pemasangan- Memiliki corak yang viriatif

2. Lantai marmer

- Tahan terhadap Panas

- Tahan terhadap goresan

- Mudah pemasangannya

3. Lantai kayu

- Mudah pemasangannya

- Memiliki view estetika yang baik

- Memberi kesan lebih alami

4. Lantai karpet

- Meredam suara

- Mudah pemasangannya

Dari analisa di atas, maka dipilih lantai bangunan pada bangunan pasar tradisional maupun terminal

angkutan kota Pancur Batu ini menggunakan lantai keramik.

5.14.3. Struktur Atas (Atap)

Analisa untuk struktur atas (atap) :

1. Atap beton bertulang

- Tahan terhadap perubahan iklim

- Lebih kokoh

- Tahan terhadap api

2. Atap struktur baja

- Dapat mengekspos bentuk atap

- Ringan bebannya

- Mudah pemasangannya

3. Atap genteng

- Terjangkau

- Memiliki view estetika yang baik

- Tidak panas

40

Gambar 5.20. Pondasi Menerus dan pondasi tapak

Page 17: Bab 5 Analisa

4. Atap Dak Bertaman.

- Memiliki view estetika yang indah

- Dapat mengatasi kebisingan di dalam gedung

- Menjadi pelindung protektif terhadap fisik alami bangunan

- Pencipta lingkungan hidup

- Menimbulkan hawa sejuk, nyaman, dan segar pada lingkungan sekitar

Berdasarkan analisa ini maka struktur atap yang digunakan adalah atap genteng, karena

disesuaikan dengan konsep arsitektur bangunan pada kawasan yang mengadopsi gaya Arsitektur

Hijau.

5.15. Analisa Utilitas

5.15.1. Rencana pengembangan listrik

Pengunaan listrik di Kecamatan Pancur Batu pada umumnya digunakan untuk kebutuhan

penerangan dan tenaga penggerak bagi daerah perumahan. selain itu digunakan juga untuk kegiatan

komersil/perdagangan, perkantoran dan kegiatan sosial lainnya. Dalam penyusunan rencana

pengembangan listrik di kecamatan Pancur Batu pengunaan listrik dibagi atas dua bagian, yaitu untuk

kepentingan rumah tangga dan non rumah tangga. Kepentingan listrik untuk masa-masa yang akan

datang diperkirakan akan terus meningkat sehingga perlu penambahan kapasitas listrik/daya

terpasang.

Sumber listrik berasal dari :

a. Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk kebutuhan sehar-hari dalam keadaan normal.

b. Generator Set (Genset) untuk membantu kebutuhan sehari-hari dan untuk kebutuhan listrik dalam

keadaan darurat.

5.15.2. Analisa jaringan air bersih

Dalam penyusunan rencana penataan jaringan air bersih pada pasar tradisional dan terminal angkutan

kota Pancur Batu dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain :

a. Kebutuhan air bersih perorang setiap harinya.

b. Jangkauan pelayanan air bersih bagi penduduk kota.

Penyediaan air bersih di Kecamatan Pancur Batu saat ini dilayani dari instilasi pengolahan air bersih

PDAM, kemudian disebarkan dengan jalan distribusi. Sumber airnya tersebut didasarkan pada rencana

pelayanan bagi penduduk kota melalui sambungan rumah tangga dan sambungan umum. dengan

mengunakan data perkembangan penduduk per BWK dapat diperkirakan berapa volume kebutuhan air

bersih perharinya yang harus disediakan. ketersediaan air bersih dimanfaatkan juga bagi keperluan rumah

tangga dan kebutuhan non rumah tangga, perdagangan/komersial. Jalur penyediaan air bersih sebagai

berikut :

Didistribusikan

41

PLN Meteran Panel UtamaMCB

Genset

Titik Lampu

Titik Lampu

Titik Lampu

Gambar 5.20. jaringan listrik

PAM Reservoir bawahMeteran Dipompa

Reservoir Atas

Pasar tradisional Pancur Batu Pedagang Semi Basah Pedagang Basah

PAM Reservoir bawahMeteran Dipompa

Page 18: Bab 5 Analisa

5.15.3. Analisa jaringan air kotor

Air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi dalam beberapa bagian

sesuai dengan hasil penggunaannya.

1. Air bekas buangan

2. Air limbah

3. Air hujan

4. Air limbah khsusus

Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat digabung pembuangannya dan

ada yang harus dipisahkan serta diproses tersendiri.

langsung ke saluran kota / parit.

a. Air kotor ringan

Gambar 5.22. Air Kotor Ringan

Gambar 5.23. Air Kotor Ringan

b. Air kotor berat

5.15.4. Penanggulangan bahaya kebakaran

Menggunakan sistem deteksi awal yang terdiri dari :

Alat deteksi asap (Smoke Detector)

Alat deteksi nyala api (Flame Detector)

Alat deteksi panas (Heat Detector)

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara atau sistem

pencegahan kebakaran diantaranya adalah :

1. Hidran kebakaran

Hidran dapat dibagi menjadi :

42

Gambar 5.21. jaringan air bersih pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota

Pancur Batu

Kotoran Padat dari WC

Kotoran Padat dari WC

SeptictankSeptictank Peresapan airPeresapan air

Wastafel

Peresapan air kotor

Parit kota prajaToilet

Gambar 5.24. analisa Air Kotor Berat

Pedagang Semi Basah

Pedagang Basah

Reservoir Atas

DidistribusikanTerminal angkutan umum Pancur Batu

Wastafel

Peresapan air kotor

Parit kota prajaToilet

Page 19: Bab 5 Analisa

Hidran kebakaran dalam gedung. Hidran kebakaran di halaman.

Gambar 5.25. Hidran Kebakaran Gambar 5.26. Hidran Kebakaran Gambar 5.27.Hidran kebakaran

2. Sprinkler 3. Halon

Gambar 5.28. Kepala Sprinkler Gambar 5.29. Sprinkler Tabung

Kecepatan evakuasi orang pada saat kebakaran akan mengurangi kemungkinan banyaknya

penghuni bangunan yang mengalami celaka. Untuk keperluan ini, detektor asap dan panas akan

memberikan peringatan dini dan dengan demikian memberikan banyak manfaat pada bangunan,

karena biasanya evakuasi orang keluar gedung membutuhkan waktu yang cukup panjang.

5.15.5. Transportasi vertikal pada pasar Pancur Batu

Alat tranportasi dalam bangunan berdasarkan sistem kerja terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Alat tranportasi bangunan bersifat mekanis, seperti : Eskalator

2. Alat transportasi bangunan bersifat manual, seperti : Tangga, Ram

Tangga Ram Eskalator

Gambar 5.31. Transportasi pada bangunan

Pada penataan pasar tradisional Pancur Batu, alat transportasi bangunan yang bersifat manual adalah

alat transportasi yang digunakan untuk melancarkan atau sebagai alat penghubung dari lantai ke lantai

bangunan berikutnya.

5.15.6. Penerangan atau pencahayaan

a. Pencahayaan Alami

Untuk ditepi ruang-ruang bangunan dapat mengandalkan pencahayaan alami dari jendela namun

untuk ruang-ruang ditengah dapat mengandalkan penerangan alami dari atrium. Pemasukan pencahayaan

alami ini direncanakan dengan baik agar tidak selalu panas namun memiliki penerangan yang merata.

Seperti kita ketahui dalam kelebihan membrane, disamping meneruskan cahaya tetapi juga dapat

memproses cahaya tersebut dengan efek fusi (penyebaran) cahaya. Dimana setelah cahaya mengenai

permukaan luar membrane kemudian ditransmisikan ke dalam berupa difusi cahaya, sehingga cahaya

merata keseluruh ruangan. Kwantitas cahaya siang hari yang diterima ruangan dapat berkisar 1500-3000 lux

saja. Ini dapat menimbulkan masalah serius.

Dalam pemakaian bahan yang tembus pandang untuk pemanfaatan cahaya alami dapat membuat

penigkatan suhu tinggi di siang hari, untuk itu ada beberapa pemecahan untuk masalah ini, yaitu :

1. Pelapis Tambahan

Menempatkan pelapis tambahan dengan bahan yang dapat merefleksikan sinar matahari. Contohnya

pada bangunan Confrence Centre di Kwait, digunakan lapisan PVC putih yang dapat merefleksikan

sekitar 70% radiasi cahaya matahari. Pelapis ini diletakkan di atas membrane atau di bawah

membrane.

2. Pengkondisian Udara

43

Gambar 5.30. Halon Pressurized Extinguisher

Gambar 5.32. pencahayaan alami

Page 20: Bab 5 Analisa

Biasanya digunakan pada bangunan tertutup, tidak efisien pada bangunan yang terbuka. Di

dalam perencanaan ini yang perlu pengkondisian udara yaitu ruang-ruang yang terdapat di

dalam Bangunan Kawasan.

3. Membuat Ventilasi

Membuat ventilasi merupakan salah satu cara alami yang dapat membuat udara keluar masuk

bangunan sehingga juga dapat mengurangi udara panas dalam ruangan.

b. Pencahayaan Buatan

Untuk menerangi lampu darurat dan petunjuk tanda darurat, serta harus memiliki 2 sumber daya

listrik (listrik darurat dan baterai).

Pencahayaan buatan digunakan pada ruangan-ruangan yang tidak mendapatkan penerangan dari

sinar matahari serta untuk penerangan di malam hari, dan juga penerangan untuk taman pada malam

hari, maka dilakukan penerangan sekitar dengan menggunakan lampu taman dan dengan floodlight

yang dapat menerangi taman secara keseluruhan, penerangan ini ditempatkan disekeliling taman.

5.15.7. Sistem penghawaan

a. Penghawaan Alami

Penghawaan alami adalah penghawaan yang paling baik, karena itu harus memanfaatkan aliran

udara yang sejuk dan segar untuk kesehatan dan kenyamanan dari pemakai ruang. Penghawaan alami

untuk bangunan ini didapat dengan cara membuat ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara didalam

bangunan.

Gambar 5.34. Penghawaan Alami

b. Penghawaan Buatan

Penghawaan buatan pada bangunan ini dengan menggunakan Air Condition (AC) seperti untuk

bangunan swalayan, bangunan serba guna, rumah sakit dan bangunan yang memerlukannya.

Gambar 5.35. Penghawaan Buatan

5.15.8. Sistem penangkal petir

Sistem pengamanan bangunan dari bahaya sambaran petir harus dipasang pada bangunan-bangunan

yang tinggi dengan tinggi minimum 2 lantai. Sistem penangkal petir ini terdiri dari alat penangkal petir

yang dipasang pada puncak bangunan tersebut. Beberapa macam penangkal petir yaitu :

1. Sistem Faraday

- Sistem Faraday ini digunakan untuk bangunan dengan bentang lebar,seperti pada bangunan

gedung sekolah.

- Penghantar arus yang dipasang didinding terbuat dari tembaga atau alumunium atau baja

galvanis.

- Elektroda ditanam sedalam kurang lebih 2 meter didalam tanah.

2. Sistem Franklin

- Sistem Franklin dipasang pada puncak bangunan dan mampu melindungi jangkauan 45 derajat

dibawah bangunannya, seperti pada bangunan perpustakaan/ mesjid

- Penghantar diatas (elektroda logam dipasang tegak lurus)

- Penghantar arus yang dipasang didinding terbuat dari tembaga atau alumunium atau baja

galvanis

44

Gambar 5.33. pencahayaan buatan

Udara dalam ruang (Indoor Unit)

Exhaust FanUnit ruang luar (Indoor Unit)

Page 21: Bab 5 Analisa

- Elektroda ditanam sedalam kurang lebih 2 meter didalam tanah

Karena bangunan yang direncanakan mempunyai bentang panjang bangunan yang cukup besar

maka akan dipakai gabungan dari kedua sistem penangkal petir tersebut.

Gambar 5.36. Penangkal Petir

5.15.9. Sistem pembuangan sampah

Sistem pembuangan sampah dapat dibedakan atas komponen-komponen : penyimpanan,

pengumpulan, transfer depot, pengangkutan, TPS ( tempat pembuangan sampah ), dan pembuangan

akhir. Sistem pembuangan sampah di Kecamatan Pancur Batu belum sepenuhnya mengikuti sistem

pembuangan sampah seperti prinsip diatas, masih ada penduduk yang membuang sampah

disembarang tempat bahkan tidak jarang membuang disungai atau diselokan. Sampah yang dihasilkan

diangkut dengan gerobak besar selanjutnya diangkut kemudian dibuang ketempat pembuangan

sampah sementara, selanjutnya diangkut dan dibuang ketempat pembuangan sampah akhir. Adapun

tempat pembuangan sampah akhir adalah di kawasan yang dekat dengan jaringan jalan, cukup jauh

dari pemukiman, serta diusahakan pada tempat yang cekung.

Sampah Dalam Pasar Luar Pasar Di angkut Mobil Di Proses

Gambar 5.37. Rencana pembuangan sampah

45

Sistem Franklin Sistem Faraday