BAB 429comp
-
Upload
raden-roro-tara -
Category
Documents
-
view
24 -
download
1
Transcript of BAB 429comp
BAB 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
4.1 PERALATAN
Peralatan yang memadai dengan mutu yang baik berpengaruh terhadap
hasil konstruksi bangunan, oleh karena itu perlu adanya pengawasan dari berbagai
pihak baik owner, pengawas maupun pelaksana proyek. Pemanfaatan peralatan di
bidang konstruksi dalam rangka mewujudkan industri konstruksi yang kokoh,
handal, dan berdaya saing tinggi berperan penting pada pembangunan sebuah
proyek konstruksi. Pemasangan peralatan juga memerlukan pengawasan, hal ini
karena keselamatan pekerja adalah hal yang utama. Pemasangan peralatan
perancah, tangga darurat yang sesuai dengan aturan dan diawasi dengan teliti
maka resiko kegagalan struktur dapat dihindari.
4.1.1 Excavator
Karakteristik penting dari hydraulic excavator adalah umumnya
menggunakan tenaga diesel engine dan full hydraulic system. Operasi excavating
paling efisien adalah menggunakan metode heel dan toe (ujung dan pangkal),
mulai dari atas permukaan sampai kebagian bawah. Bagian atas bisa berputar
(swing) 360 derajat.
Pada proyek pembangunan gedung MNC News Center, roda back hoe
dilapisi dengan pelat baja untuk memudahkan mobilitas alat dikarenakan tanah
galian di lokasi proyek merupakan tanah lunak.
47
Ada dua tipe excavator, yaitu excavator yang menjalankan menggunakan
roda kelabang. Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (wheel
excavator). Bagian-bagian utama dari excavator antara lain adalah bagian atas
yang dapat berputar (revolving unit), bagian bawah untuk berpindah tempat
(travelling unit), bagian bagian tambahan (attachement) yang dapat diganti sesuai
dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.
Kelebihan excavator adalah bisa mendistribusikan muatan keseluruh
bagian vessel dengan merata. Artinya lebih mudah dalam mengatur muatan
sehingga dump truck bisa seimbang.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan excavator
adalah kapasitas bucket, kondisi kerja, bisa menggali pada daerah yang lunak
sampai keras, tetapi bukan tanah asli berupa batuan keras, bila batuan keras perlu
dilakukan blasting atau ripping terlebih dulu. yang berlebihan.
Gambar 4.1 Excavator
4.1.2 Concrete Mixing Truck
Concrete mixing truck digunakan oleh pabrik beton untuk mengangkut
adukan beton segar dari pabrik ke lokasi proyek. Truk ini berfungsi untuk
mendistribusikan dan menjaga beton segar yang dibuat di pabrik tetap mudah
48
dikerjakan setelah sampai di lokasi proyek. Kapasitas angkut truk ini adalah 5m3
hingga 7 m3 per truk mixer.
Gambar 4.2 Concrete Mixing Truck
4.1.3 Concrete Pump
Concrete pump digunakan untuk mendistribusikan adukan beton segar
pada form work yang sudah disiapkan. Concrete pump memudahkan distribusi
beton segar ke tempat – tempat yang sulit dijangkau oleh tower crane seperti
lokasi lantai basement, pondasi lift dan lokasi lain yang membutuhkan beton segar
dalam volume besar.
Gambar 4.3 Concrete Pump
49
4.1.4 Tower Crane
Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam yaitu crane
gelegar, crane kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel,
dan mobie crane. Crane yang dipakai dalam pembangunan gedung adalah crane
dengan jenis tower crane yang ditempatkan di area dimana semua tempat dapat
dijangkau oleh lengan crane. Tower crane digunakan untuk mengangkut material
konstruksi dan peralatan konstruksi.
Gambar 4.4 Tower Crane
4.1.5 Drilling Machine
Drilling machine adalah alat berat yang digunakan untuk menggali tanah
dengan kedalaman tertentu pada proses penggalian lubang pondasi borpile.
Drilling machine yang digunakan di komplek pembangunan gedung MNC News
Center dapat menggali tanah hingga kedalaman lebih dari 100 meter. Berat mesin
utuk alat ini sekitar 60-70 ton.
50
Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan mengebor tanah menggunakan
alat bor auger kemudian tanah diangkat ke permukaan tanah. Proses ini terus
diulang hingga mendapatkan kedalaman tanah keras.
Gambar 4.5 Drilling Machine
4.1.6 Concrete Bucket
Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer
sampai ke tempat pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah
memenuhi syarat yang ditetapkan, maka beton dari truck mixer concrete
dituangkan ke dalam concrete bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan
tower crane.
Concrete bucket yang digunakan pada proyek ini mempunyai kapasitas
bucket 300 kg yang memerlukan tenaga kerja sebanyak 3 orang. Satu sebagai
operator yang bertugas untuk membuka atau mengunci penutup bucket pada
bagian bawah agar pasta beton segar tidak tumpah saat dibawa ke area pengecoran
dan dua orang sebagai pengatur posisi yang berada di bawah concrete bucket.
51
Gambar 4.6 Concrete Bucket
4.1.7 Mobile Crane
Proyek excavasi pada pembangunan gedung perkantoran MNC News
Center memerlukan pekerjaan penggalian tanah dengan volume yang besar.
Alat ini bekerja di daerah permukaan tanah untuk mengambil tanah yang
telah digali sehingga truck tidak perlu masuk kedala galian sebab ada
kemungkinan truck terjebak dalam lumpur dan tak dapat keluar.
Mobile crane adalah alat pengangkut tanah yang bisa digunakan pada
lokasi berlumpur dan penuh air. Lengan boom yang panjang memudahkan proses
penggalian tanah pada lokasi yang berlumpur maupun berpasir.
Gambar 4.7 Mobile crane
(Sumber: STC-NRC J.O. 2013)
52
4.1.8 Trowel
Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaan pelat
beton segera setelah dicor. Penggunaan trowel pada pelat beton diajurkan tidak
terlalu lama. Hal ini dikarenakan getaran dari trowel yang terlalu lama akan
mengakibatkan pemisahan agregat pada beton segar.
Gambar 4.8 Trowel
4.1.9 Retaining Wall Formwork
Bekisting retaining wall atau retaining wall form work digunakan untuk
menahan beton segar pada retaining wall. Pemasangan form work pada retaining
wall harus teliti agar ketebalan beton tidak berubah setelah form work dibuka.
Pemasangan form work ini bergantung pada bracing yang dipasang pada
stek besi yang telah ditanam pada pelat lantai. Tujuannya adalah untuk menopang
berat dari beton segar yang dicor pada tulangan retaining wall dan menjaga agar
posisi bekisting tidak berubah.
53
Gambar 4.9 Retaining Wall Form Work
4.1.10 Kompresor
Kompresor digerakan motor listrik, yang digunakan untuk menggerakan
atau menyalurkan tenaga pada berbagai jenis peralatan dan membersihkan lokasi
sebelum pengecoran. Ditempatkan diatas kerangka besi yang diberi roda.
Gambar 4.10 Kompresor
4.1.11 Termokopel
Termokopel digunakan untuk mengukur suhu beton setelah mengecoran
mass concrete. Kerapatan elektron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung
dari jenis logam. Jika dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan
kemudian dipanaskan, maka elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan
tinggi akan bergerak ke batang yang kepadatan elektronnya rendah, dengan
54
demikian terjadilah perbedaan tegangan diantara ujung kedua batang logam yang
tidak disatukan atau dipanaskan. Termokopel kemudian mengubah perbedaan
tegangan tersebut kedalam satuan digital untuk mempermudah pembacaan suhu.
Gambar 4.11 Termokopel
4.1.12 VSL Hydraulic Jack
Suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan tendon kepada komponen
struktur beton dalam sistem pasca tarik atau suatu alat yang digunakan untuk
menjangkarkan tendon pada pelat lantai basement yang menggunakan tambahan
beton prategang sebagai perkuatan lantai basement.
Gambar 4.12 VSL Hydraulic Jack
55
4.1.13 Kompresor Grouting
Kompresor grouting berfungsi memampatkan, mengalirkan udara yang
mendorong campuran pasta semen untuk keluar dari saluran grouting compressor
kemudian adukan semen diinjeksikan kedalam selongsong steel duct.
Gambar 4.13 Kompresor Grouting
4.1.14 Total Station
Total station adalah alat yang digunakan untuk membaca dan mencatat
sudut horizontal dan vertikal bersamaan dengan jarak miringnya. Alat ini dapat
diperbaiki secara individu apabila ada kesalahan penutupan polygon. Saat ini
terdapat total station yang mampu mengukur jarak datar, jarak miring dan sudut
vertikal dari suatu objek hanya dengan menekan satu tombol pada TS.
Gambar 4.14 Total Station
56
4.1.15 Steel Cutter
Steel cutter digunakan untuk memotong besi tulangan sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan. Mekanisme kerja alat ini adalah dengan memasukkan
besi tulangan pada mesin pemotong dengan panjang yang telah ditentukan.
Patokan ukuran panjang besi tulangan dibuat pada dudukan di sampil mesin
pemotong agar lebih memudahkan dalam proses pemotongan besi tulangan.
Gambar 4.15 Steel Cutter
4.1.16 Mesin Las
Mesin las adalah alat yang digunakan untuk mengelas atau
menyambungkan besi tulangan. Prisip kerja alat ini adalah dengan membakar
elektrode besi dengan pembakaran dari tabung gas untuk menyambungkan
tulangan antar besi ataupun penyambungan antar pelat baja.
57
Gambar 4.16 Mesin Las
4.1.17 Passanger Hoist
Passanger hoist digunakan untuk mengangkut penumpang dan material
konstruksi pada lokasi pembangunan proyek. Maksimal beban yang mampu
ditopang oleh passsanger hoist sebesar 1,8 ton atau sekitar 18 orang. Ketinggian
passanger hoist akan selalu mengikuti ketinggian bangunan.
Passanger hoist dapat menghemat waktu pekerja untuk berpindah tempat
dibandingkan jika menggunakan tangga konvensional.
Gambar 4.17 Passanger Hoist
58
4.1.18 Scaffholding
Perancah atau scaffholding adalah alat penopang pelat selama proses
pengecoran berlangsung hingga proses curing pada pelat lantai selesai
dilaksanakan. Komponen scaffholding meliputi base plate PD8, spindle PD8,
quick jack nut, frame, diagonal brace, head plate, girder GT 24 L=360, sengkang,
balok kayu 60/120 mm, besi L.40.40.4 +screw serta triplek 15 single side.
Gambar 4.18 Scaffholding
4.1.19 Water Tank
Water tank digunakan untuk menampung air bersih keperluan mandi dan
sanitasi pekerja di Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran MNC News Center.
Water tank ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi dari permukaan tanah untuk
memudahkan aliran air ke tempat penampungan air di kamar mandi pekerja dan
kamar mandi kantor.
59
Gambar 4.19 Water Tank
4.1.20 Concrete Mixer
Concrete mixer machine adalah alat yang digunakan untuk membuat
campuran pasta semen sebagai perekat batako dan finishing dinding pada Proyek
Pembangunan Gedung Perkantoran MNC News Center.
Gambar 4.20 Concrete Mixer Machine
4.1.21 Soil Bucket
Soil bucket digunakan untuk mengangkut tanah hasil pengerukan ke
tempat penimbunan tanah sementara. Soil bucket membawa beban tanah dengan
kapasitas tanah yang dibawa sekitas 1 m3.
60
Proses lifting soil bucket menggunakan crane dengan dikaitkan
menggunakan rantai sehingga mempermudah mobilitas dan mempercepat waktu
pemindahan tanah.
Gambar 4.21 Soil Bucket
4.1.22 Bar Bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkal tulangan
baja sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Batas besi yang dapat dibengkokkan
adalah besi diameter 32 mm.
Gambar 4.22 Bar Bender
61
4.1.23 CCTV Monitor
CCTV monitor digunakan pada lokasi proyek untuk mengecek distribusi
material yang datang, mengantisipasi adanya pencurian material dan berfungsi
sebagai pengecekan jam keluar dan jam masuk bagi pekerja. Dengan adanya
CCTV monitor pengawas dapat mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dari
dalam kantor.
Gambar 4.23 CCTV Monitor
4.1.24 Baby Roller
Vibratory roller atau Baby roller adalah alat yang digunakan untuk
meratakan permukaan tanah dengan operting weight kurang dari 810 kg. Alat ini
62
digunakan untuk meratakan tanah di sekitar retaining wall untuk membuat jalur
pejalan kaki pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran MNC News Center.
Gambar 4.24 Baby Roller
4.1.25 VSL Hydraulic Pump
VSL hydraulic pump adalah alat yang digunakan untuk mengukur gaya
jacking pada beton prategang. Hidraulic pump mampu mendorong oli melalui
silinder hydraulic.
63
Gambar 4.25 VSL Hydraulic Pump
4.2 MATERIAL
Material konstruksi berperan penting dalam menghasilkan produk
konstruksi yang berkualitas tinggi. Pengelolaan komoditas material jasa
konstruksi yang baik adalah suatu keharusan guna menjamin ketersediaan material
yang cukup untuk pelaksanaan proyek konstruksi. Material yang dipergunakan di
proyek harus memenuhi standar. Material yang dipergunakan pada struktur utama
bangunan telah diuji di laboratorium sebelum dipergunakan di lapangan.
4.2.1 Baja Tulangan
Baja tulangan merupakan salah satu material utama yang digunakan
pada proyek pembangunan gedung MNC News Center. Baja tulangan yang
digunakan terdiri dari baja tulangan polos dan baja tulangan ulir. Baja tulangan
berasal dari P.T. Krakatau Steel Tbk.
64
Gambar 4.26 Baja Tulangan
Ukuran baja tulangan sesuai gambar perencanaan berbeda menurut
fungsinya. Untuk substructure digunakan baja tulangan berdiameter besar seperti
D25-D32. Sedangkan untuk upperstructure digunakan baja tulangan ulir dengan
diameter 10-25 mm.
Spesifikasi tulangan :
Panjang : 12 meter
Diameter : D10, D13, D15, D16, D19, D20, D22, D25, D32
Supplier : PT Krakatau Steel Tbk.
Mutu : BJTP 24 dan BJTD 40
4.2.2 MU-380 (Perekat Bata Ringan)
MU-380 merupakan perekat batako yang dipakai di proyek
pembangunan gedung MNC News Center. Ketebalan pasta semen 3 mm dengan
daya sebar per sak seberat 40 kg adalah seluas 10-16 m2.
65
Untuk mempercepat pemasangan batako, pelaksana menggunakan MU-
380. Hal ini dikarenakan dengan MU-380 mudah digunakan, semen dicampur
dengan air sesuai kekentalan yang diinginkan, kemudian pasta semen digunakan
sebagai perekat antar bata ringan.
Gambar 4.27 Perekat MU-380
4.2.3 MU-200 Acian Plesteran & Beton
Mortar utama MU-200 digunakan untuk merekatkan bata ringan dengan
ketebalan 1,5 mm. Daya sebar dalam satu sak semen seberat 40 kg adalah 20 m2.
Proses acian menjadi lebih cepat dengan menggunakan MU-200. Prinsip
kerjanya adalah mencampur semen acian dan plesteran batako dengan air agar
didapat pasta semen. Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, dinding harus dalam
keadaan bersih, umumnya disiram dengan air kemudian pasta semen MU-200
diaplikasikan pada dinding.
66
Gambar 4.28 Semen MU-200
4.2.4 Sika Viscocrete
Sika viscocrete 3115 ID digunakan untuk beberapa tipe beton yaitu high
flow concrete, self compacting concrete, high strength concrete, watertight
concrete, dan pre-cast concrete.
Berat bersih per tabung adalah 200 kg/191 liter. Dengan penggunaan Sika
Viscocrete maka beton akan memiliki kemudahan dalam pengaliran sehingga
mudah dikerjakan, memadat dengan baik. Beton segar akan cepat mengeras.
Sika viscocrete tidak mengandung klorida sehingga tidak mengakibatkan korosi
pada besi tulangan.
67
Gambar 4.29 Sika Viscocrete 3115 ID
4.2.4 Antisol S
Antisol S diaplikasikan pada beton segar berguna pada pembangunan
gedung dan manufaktur. Cairan ini digunakan untuk mencegah hidrasi yang cepat
pada beton. Dengan penggunaan Antisol S, maka akan mencegah dusting pada
beton, sebagai curing pada beton, dan sebagai perlindungan terhadap kerapatan
evaporasi air selama tahap curing.
68
Gambar 4.30 Antisol S
4.2.5 Nikko Steel Electrode
Elektroda Nikko Steel digunakan untuk proses pengelasan pelat baja
maupun baja tulangan. Elektroda dipatri dengan menggunakan alat las untuk
menyambung baja tulangan di lapangan.
Gambar 4.31 Nikko Steel Electrodes
69
4.2.6 Batu Split
Batu split digunakan sabagai campuran perekat batako dan campuran
beton segar. Ukuran batu split ini umumnya sebesar 0,6 cm-1 cm.
Batu split dibuat dari batuan granit yang diproses menggunakan mesin
stone crusher untuk memperoreh ukuran batu granit berukuran kecil sesuai
dengan permintaan dan keperluan pengerjaan di lapangan.
Gambar 4.32 Batu Split
4.2.7 Strand Prategang
Strand prategangatau kabel strand merupakan komponen utama pada
pelaksanaan pengangkeran tendon prategang. Ukuran umum strand adalah D-16.
Strand ini nantinya akan dimasukkan kedalam steel duct dan kemudian dilakukan
jacking untuk pekerjaan lantai parker.
70
Gambar 4.33 Strand Prategang
4.2.8 Steel Duct
Selongsong tendon digunakan untuk menyelubungi beton grouting dan
kabel strain pada beton prategang, mencegah beton yang digrouting agar tidak
menyebar keluar. Selongsong terbuat dari galvanis.
Gambar 4.34 Steel Duct
71
4.2.9 Stop Cor
Stop cor digunakan untuk menjaga agar beton segar sesuai dengan
rencana volume beton yang akan diisikan ke form work tidak melebihi batas dari
form work. Stop cor digunakan karena distribusi beton segar dari pabrik dilakukan
secara bertahap sehingga proses pengecoran dilakukan bertahap pula. Stop cor
akan memisahkan bagian yang telah dicor dengan bagian yang akan di cor
kemudian.
Gambar 4.35 Stop Cor
72
4.2.11 Pipa PVC
Pipa PVC diperlukan dalam pengerjaan suatu proyek untuk pengerjaan
pemasangan kabel MEP, serta sebagai saluran air.
Ukuran pipa PVC yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung
MNC News Center terdiri dari berbagai macam meliputi pipa PVC ukuran pipa
PVC Ø ¾ “ Aw, pipa PVC Ø 1 “ Vinilon Aw, pipa PVC Ø ½ “ Wavin, pipa
PVC Ø 2 “ Vinilon Aw, pipa PVC Ø 2.1/2 “ Wavin Aw, pipa PVC Ø 3 “
Vinilon Aw, pipa PVC Ø 4 “ Vinilon Aw, pipa PVC Ø 6” D Vinilon dan pipa
PVC Ø 10 “ Vinilon.
Gambar 4.36 Pipa PVC
73
4.2.12 Sikafloor Chapdur
Sikafloor Chapdur digunakan untuk pelat lantai yang berfungsi untuk
mengurangi debu, memperhalus permukaan pelat lantai dan cocok untuk
digunakan pada lokasi garasi dan workshop mekanikal. Berat per zak 25 kg.
Gambar 4.37 Sikafloor Chapdur
4.2.13 Baja Profil
Baja profil digunakan sebagai bracing pada soldier pile di sekitar zona
R0 untuk menambah daya dukung soldier pile terhadap tekanan lateral dari tanah.
Ukuran profil baja dengan ketebalan 8-8,5 mm. Baja ini merupakan
material dari raker shoring atau perkuatan sementara pada saat proses excavasi
pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran MNC News Center yang
digunakan sebagai stabilisator tanah agar tidak longsor dan membahayakan
pekerja.
74
Gambar 4.38 Baja Profil
4.2.14 Batako
Batako digunakan sebagai form work fondasi dan dinding bangunan.
Batako yang digunakan adalah Hebel yaitu batako ringan yang terbuat dari pasir
silika. Umumnya berukuran panjang 40 cm lebar 10 cm tinggi 20 cm.
Pemakaiannnya lebih hemat dari beberapa segi. Misalnya permeter persegi luas
tembok lebih sedikit jumlah batako yang diperlukan.
75
Gambar 4.39 Batako
4.2.15 Hilty Hilt
Hilty Hilt adalah epoxy yang digunakan untuk menyambung pelat lantai
dengan stek besi. Injeksi mortar Hilty Hilt dapat merekatkan stek besi pada pelat
beton dengan lebih kuat dibandingkan injeksi beton normal.
76
Gambar 4.40 Hilty Hilt
4.2.16 Papan Form work
Papan form work digunakan sebagai komponen form work retaining wall,
shear wall, pelat dan kolom. Papan plywood dipakai sebagai cetakan beton.
Papan form work ini merupakan papan kayu jenis polyfilm.
77
Gambar 4.41 Papan Form work
4.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan akan menentukan kualitas produk
bangunan yang dihasilkan. Sehingga diperlukan adanya pengawasan dalam setiap
tahap pelaksanaan pekerjaan. Berikut ini penjelasan mengenai berbagai tahap
pelaksanaan pekerjaan yang ada di Pembangunan Gedung MNC News Center.
Pelaksanaan pekerjaan di proyek terbagi menjadi pekerjaan persiapan,
pekerjaan substructure dan pekerjaan upper structure.
4.3.1 Pekerjaan Persiapan
Jenis tanah menentukan metode penggalian yang digunakan. Pada
pekerjaan persiapan Pembangunan Gedung MNC News Center tahap pertama
adalah pembersihan lahan yang akan digali. Pembersihan lahan ini bertujuan
untuk memudahkan mobilitas alat berat untuk menggali tanah.
Selain penggalian tanah pekerjaan lain pada tahap persiapan adalah
pembuatan bedeng pekerja, gudang dan kantor sementara. Waktu yang diperlukan
untuk menggali tanah sedalam 12 meter dipengaruhi oleh jenis tanah. Semakin
kohesif jenis tanah yang digali maka semakin banyak tenaga dan peralatan yang
digunakan.
Alat yang diperlukan pada pekerjaan persiapan adalah mobile crane,
excavator, dump truck dan tower crane. Operasional alat memerlukan
pengawasan agar waktu yang diperlukan pada pekerjaan ini menjadi lebih efektif.
78
Kapasitas kerja alat, biaya operasional, dan shift tenaga kerja mempengaruhi
efektifitas pada tahap pekerjaan persiapan.
Gambar 4.42 Pembukaan Lahan
Gambar 4.43 Proses Penggalian Tanah
79
Sumber : STC-NRC J.O.
Sumber : STC-NRC J.O.
Gambar 4.44 Proses Penggalian Tanah
Gambar 4.45 Proses Pembuatan Bedeng
Kantor sementara dibangun di lokasi proyek untuk memudahkan proses
administrasi, sebagai tempat bekerja karyawan dari kontraktor pelaksana. Gudang
80
Sumber : STC-NRC J.O.
Sumber : STC-NRC J.O.
dibangun di lokasi proyek untuk menyimpan material dan alat konstruksi agar
terhindar dari gangguan cuaca.
Gambar 4.46 Marking Lokasi Galian
Marking lokasi galian adalah menentukan luas area lokasi yang akan
digali. Pengukuran volume galian digunakan untuk menentukan waktu kerja
excavator, biaya operasional alat per hari dan biaya pekerja.
Lokasi galian memudahkan pengawas lapangan untuk mengkoordinir
pekerja untuk mengoptimalkan waktu operasional alat, sehingga volume tanah
yang digali per hari menjadi lebih banyak. Peralatan yang digunakan pada proses
ini adalah excavator, bulldozer dan truk pengangkut tanah.
4.3.2 Pekerjaan Struktur Bawah
Proses selanjutnya adalah penentuan lokasi titik pengeboran pondasi.
Jenis pondasi yang digunakan ada proyek pembangunan MNC News Center
adalah pondasi bor dengan P.T. Borpile Land sebagai kontraktor pelaksana.
81
Sumber : STC-NRC J.O.
Crane telah terpasang pada tanggal 1 April 2013, proses penggalian
tanah masih berlanjut. Dapat dilihat pada gambar 4.47 terdapat beberapa kepala
borpile yang nantinya akan dipotong ataupun dicabut dari tanah sesuai dengan
perencanaan. Borpile yang melebihi elevasi bangunan akan dilas dan
disambungkan dengan tie beam basement 3.
Gambar 4.47 Lokasi Proyek MNC News Center
Gambar 4.48 Proses Penggalian Borpile
82
Metode lifting bor pile disesuaikan dengan kondisi lapangan dan apabila
ada perubahan metode kerja perlu dikoordinasikan dengan pengawas lapangan.
Lifting borpile yang tidak terganggu adanya kenaikan muka air tanah akan
memudahkan proses pengangkatan borpile.
Proses penggalian tanah memerlukan keahlian khusus dengan kondisi
tanah kohesif dan tiang borpile yang sebelumnya telah dibor. Adanya borpile
maka mobilitas excavator terbatas dan perlu komando dari pengawas pekerjaan
galian untuk berpindah tempat. Borpile yang digunakan berdiameter 80 cm.
Gambar 4.49 Pekerjaan Form work Pondasi
Pekerjaan struktur bawah dimulai dari tahapan pekerjaan pembuatan
form work pondasi menggunakan batako. Kemudian dilanjutkan dengan
pembesian baja tulangan untuk lantai basement. Setelah pekerjaan pembesian
dilanjutkan dengan pengecoran mass concrete. Pengecoran mass concrete
memerlukan perhatian khusus dikarenakan suhu beton yang dicor bervolume
besar maka perlu adanya curing menggunakan styrofoam ataupun balok es untuk
83
menjaga agar suhu beton tidak terlalu panas. Hal ini dikarenakan, mass concrete
yang dicor pada pondasi gedung tidak boleh mengalami keretakan untuk
mencegah masuknya air tanah pada pondasi.
Suhu beton mass concrete selalu dicek setiap hari karena hidrasi beton
akan mengeluarkan energi panas. Dengan pengecekan suhu setiap titik mass
concrete yang telah dicor menggunakan termokopel, maka curing lokasi yang
mengalami hidrasi dapat dioptimalkan untuk menghindari adanya retak thermal
pada mass concrete.
Kendala form work pondasi selain kondisi tanah yaitu adanya kenaikan
muka air tanah. Untuk mengantisipasi kenaikan muaka air tanah yang terlalu cepat
sehingga mengganggu pemasangan form work pondasi, dipasang dewatering
system yang memompa air tanah di sekitar pondasi menuju kolam penampungan
air..
Gambar 4.50 Pondasi Lift Basement 1
84
Gambar 4.51 Pekerjaan Pembesian Struktur Basement 1
Pekerjaan pembesian pondasi basement 1 merupakan pekerjaan yang
membutuhkan banyak pekerja. Diameter tulangan yang digunakan adalah D25-
D32. Pekerjaan pembesian tie beam disambungkan pada kepala borpile
menggunakan las. Peralatan yang digunakan adalah set scaffholding dan form
work retaining wall serta alat excavasi yang terdiri dari excavator, dragline dan
dump truck. Pekerjaan ini memerlukan pengawasan dari pelaksana maupun
konsultan pengawas.
85
Gambar 4.52 Curing Mass Concrete Basement 3
Dalam pengerjaan basement ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Mempelajari gambar basement.
2. Penentuan lokasi basement dan elevasinya.
3. Persiapan peralatan kerja :
a. Alat gali (escavator)
b. Pompa air dan selang / pipa.
c. Lampu penerang dengan generator listrik.
d. Papan, balok kayu scopolding untuk penahan kayu.
e. Terpal untuk perlindungan dari hujan.
4. Perencanaan Kerja
5. Penentuan galian awal sampai dengan akhir
6. Sirkulasi pembuangan tanah
7. Pembuatan water treatment (bak penampung air sementara) dan
dipasang pompa untuk pembuangan.
86
8. Pengamanan terhadap dinding dari longsor maupun dari penurunan
bangunan sekitar. Dapat dilaksanakan dengan pemasangan turap
penahan tanah.
9. Penentuan intalasi air hujan, air kotor, sparing-sparing intalasi
listrik dan plumbing ,bak kontrol serta bak penampung air (sumpit)
10. Pembuatan form work pile cap, tie beam, balok dari batu
bata/bataco,dan diplester dan dilanjutkan dengan ploor lantai kerja.
11. Pekerjaan waterproofing, dapat dilaksanakan dengan dua jenis
material, yaitu waterproofing sheet yang dikerjakan setelah floor
lantai kerja. Waterproofing cair yang dilaksanakan pada saat cor.
(dicampur dengan material cor).
12. Pekerjaan cor beton
Apabila dikehendaki maka, waterproofing cair, dapat dicampur
dengan material cor sebelum dituangkan, ditentukan komposisi
campurannya.
13. Sebelum cor dilakukan lantai harus dibersihkan dari kotoran dan
lumpur/tanah, form work kayu untuk dinding harus dilapisi dengan
minyak form work.
14. Cor dapat dilakukan mulai dari lantai ,setelah itu dapat dilanjutkan
dengan dinding basement mutu beton harus yang bermutu tinggi
K225 maupun K300.
15. Dipersiapkan kubus beton untuk sample pengujian.
16. Disediakan vibrator untuk mengatur pelaksanaan cor beton.
87
4.3.3 Pekerjaan Struktur Atas
Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan pada elemen-elemen
struktur yang berada diatas permukaan tanah terdiri pelat lantai, balok, shear wall,
core wall, tangga dan kolom. Tahap pekerjaan struktur atas dimulai dari proses
penulangan sambungan kolom, penulangan balok, penulangan pelat lantai serta
penulangan shear wall. Tahap pelaksanaan pekerjaan struktur atas sebagian besar
adalah pekerjaan typical.
4.3.3.1 Pekerjaan Kolom
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang
menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi
kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang dipikul oleh kolom.
Ukuran kolom bergantung pada distribusi pembebanan. Dari bagan alur pekerjaan
kolom dan shear wall dapat dijelaskan sebagai berikut:
88
Gambar 4.47 Bagan Alur Pekerjaan Kolom dan Shear wall
1. Langkah awal adalah pekerja surveyor melakukan pengukuran pada
dareah yang akan dibuat kolom dan shear wall dengan menggunakan
theodolite. Hal ini dilakukan untuk menentuan as kolom dan shear wall
guna memastikan letak kolom dan shear wall agar sesuai rencana.
89
2. Pembuatan stek kolom yang berguna sebagai patok penahan tumpuan yang
dapat menjaga kolom tetap tegak vertikal selama pengerjaan.
3. Pemasangan tulangan dengan bentuk dan ukuran kolom dan shear wall
yang sesuai serta ukuran besi dan jarak besi yang telah ditentukan.
4. Pemasangan beton decking, pada tiap sisi kolom dan shear wall sesuai
kebutuhan.
5. Pembersihan dengan menggunakan alat air compressor dan pengecekan
oleh Quality Control, pengawasan agar sesuai dengan rencana dan bersih
dari kotoran-kotoran yang menempel sebelum dipasang form work.
6. Selanjutnya pemasangan form work pada kolom, pekerjaan ini dilakukan
jika pihak Quality Control memberikan izin.
7. Pengecekan/check list kolom dan shear wall telah berdiri tegak lurus atau
tidak, biasanya uji ini dilakukan sesaat sebelum pengecoran dilakukan, dan
disebut juga dengan uji verticality. Pihak dari owner berhak menolak atas
akurasinya.
8. Sebelum di cor kolom ataupun shear wall diberi cairan calbond terlebih
dahulu sebagai perekat antara beton lama dengan beton baru. Pekerjaan
pengecoran dilakukan jika pekerjaan diatas telah selesai dan sesuai dengan
rencana, dan lulus check list dari QC dan perwakilan dari pihak owner.
Pengecoran dilakukan dengan bantuan concrete bucket dan dibantu dengan
tower crane. Beton segar dimasukkan perlahan ke dalam form work yang
telah berisi tulangan serta penggetaran ke dalam form work dengan
menggunakan vibrator dengan tujuan agar beton segar masuk ke seluruh
luasan yang akan dicor sehingga beton padat dengan baik.
90
9. Pembongkaran form work dilakukan setelah 6 jam setelah pengecoran.
10. Perawatan/curing untuk kolom adalah dengan menggunakan cairan
compound yang diolesi secara merata.
Gambar 4.48 Proses Penekukan Tulangan
Gambar 4.49 Proses Penulangan Kolom
91
Gambar 4.50 Proses Penyambungan Tulangan Kolom
Gambar 4.51 Proses Pemasangan Form Work Kolom
92
Gambar 4.52 Penulangan Kolom dan Pemasangan Scaffholding
Gambar 4.53 Proses Pengecoran Kolom
93
Gambar 4.54 Proses Pengecoran Shear Wall
Gambar 4.54 Pekerjaan Pembesian Struktur Atas
94
Pemasangan form work pada struktur atas memerlukan pengawasan dari
berbagai pihak dikarenakan lokasi paling beresiko ada pada daeran pinggir
bangunan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang terjadi akibat human eror
maka kontraktor pelaksana dalam hal ini bagian K3 selalu mengawasi pekerja.
Sebelum pengecoran pelat lantai dilakukan land marking yang bertujuan untuk
memberi tanda batas ketebalan beton segar yang akan dicor pada pelat lantai.
Pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan penulangan kolom
adalah pemasangan scaffholding. Pemasangan perancah merupakan bagian utama
dari pekerjaan struktur atas karena beban dari pelat lantai atas yang diterima oleh
kolom ditopang oleh scaffholding. Setelah bagian kolom dicor secara keseluruhan
dan beton pada kolom telah berumur 28 hari maka scaffholding dapat dibongkar.
Kerapatan perancah menjadi penentu perkuatan struktur selama masa
pemeliharaan kolom.
Gambar 4.55 Pemasangan Scaffholding
95
Desain rangka scaffholding dengan ketinggian tertentu memerlukan
tambahan frame dari kayu dolken dikarenakan ketinggian scaffholding yang ada
tidak memungkinkan untuk dipasang sesuai ketinggian lantai bangunan yaitu
6200 mm. Dengan perhitungan struktur dari scaffholding yang tepat dan
pemasangan jarak antar scaffholding yang rapat maka dapat dipastikan struktur
aman terhadap keruntuhan.
Mekanisme marking area yang akan dicor adalah pengecekan vertikalitas
dan pengecekan sipat datar menggunakan waterpass. Langkah kedua adalah
pengukuran ketebalan lantai beton. Selain menggunakan waterpass, surveyor
menggunakan unting-unting dan benang agar elevasi antara titik pengukuran satu
dengan yang lainnya benar- benar sesuai.
Surveyor harus benar-benar fokus dalam mengukur elevasi untuk
menghindari terjadinya pembongkaran ulang apabila terdapat ketidaksesuaian
ketebalan pelat lantai.
4.3.3.2 Pekerjaan Pelat Lantai
Slab lantai atau pelat lantai adalah elemen horizontal utama yang
menyalurkan beban hidup maupun beban mati ke rangka pendukung vertikal suatu
sistem struktur. Ketebalan pelat lantai pada basement adalah 210 mm. Hal ini
dikarenakanrencana total beban yang ditopang sebesae 1 ton/m2 . Berikut ini
akan dijelaskan bagan alur dari pekerjaan slab lantai.
96
Gambar 4.57 Skema Pekerjaan Pelat Lantai
Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai adalah:
1. Pengukuran pada daerah yang akan dibuat slab dengan menggunakan alat
ukur theodolite maupun waterpass.
97
2. Pemasangan scaffolding sebagai penyangga beban dari form work,
tulangan, beban beton, dan beban pekerja itu sendiri.
3. Pemasangan form work yang telah dirakit dipabriknya yang berfungsi
menompang beban dari beton.
4. Pemasangan tulangan yang sesuai dengan desain dan perhitungan
sebelumnya.
5. Pemasangan beton decking agar beton memiliki kulit beton yang berfungsi
untuk melindungi tulangan dari udara bebas dan kondisi air lembab dari
luar.
6. Pembersihan pada daerah yang akan dicor dengan menggunakan air
compressor, hal ini dilakukan dengan tujuan agar cetakan bersih, sehingga
kotoran tidak mempengaruhi kekuatan lekat antara tulangan dan beton.
7. Pengecekan/check list apakah pelat dikerjakan sesuai dengan rencana atau
tidak baik dari segi kualitas tulangan, ukuran tulangan, serta bentuknya.
8. Pekerjaan pengecoran dilakukan jika pekerjaan diatas telah selesai dan
sesuai dengan rencana, dan telah lulus check list dari Quality Control dan
perwakilan dari pihak owner. Beton segar dimasukkan perlahan ke dalam
form work yang telah berisi tulangan serta penggetaran ke dalam form
work dengan menggunakan vibrator dengan tujuan agar beton segar
masuk keseluruh luasan yang akan dicor sehingga beton cukup padat
dengan baik.
9. Pembongkaran form work dilakukan setelah 4 hari setelah pengecoran,
apabila beton belum cukup menopang bebannya maka pelepasan
dilakukan setelah 7 hari setelah pengecoran.
98
10. Perawatan/curing untuk pelat lantai berbeda dengan kolom. Perawatan
untuk pelat lantai menggunakan air yang disemprotkan kemudian ditutup
dengan karung goni.
Gambar 4.58 Pekerjaan Form Work Pelat Lantai 3
Gambar 4.59 Pekerjaan Jacking Pelat Lantai Basement 2
99
Gambar 4.60 Pengecekan Tedon Pelat Lantai Basement 2
4.3.3.3 Pekerjaan Balok Lantai
Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban-beban tributary
dari lantai ke slab kolom penyangga yang vertikal. Elemen balok dicor monolit
dengan slab lantai.
100
Gambar 4.61 Skema Pekerjaan Balok
Pelaksanaan pekerjaan balok sebagai berikut :
1. Pengukuran pada daerah yang akan dibuat balok dengan menggunakan
meteran agar tinggi pada balok dan panjangnya sesuai dengan rencana.
2. Pemasangan scaffolding sebagai penyangga beban dari form work,
tulangan, beban beton, beban pekerja.
101
3. Pemasangan form work yang berfungsi menopang beban dari beton dan
sebagai cetakan0 sehingga bentuknya sesuai rencana.
4. Pemasangan tulangan yang sesuai dengan desain dan perhitungan
sebelumnya.
5. Pemasangan beton decking agar beton memiliki kulit beton yang berfungsi
untuk melindungi tulangan dari udara bebas dan kondisi air lembab dari
luar.
6. Pembersihan pada daerah yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor, hal ini dilakukan dengan tujuan agar cetakan bersih, sehingga
kotoran tidak mempengaruhi kekuatan lekat antara tulangan dan beton.
Mengingat kotoran debu, sisa-sisa tanah dan lain-lain dapat mempengaruhi
hal itu.
7. Pengecekan pekerjaan balok baik dari segi kualitas tulangan, ukuran
tulangan, serta bentuknya.
8. Pekerjaan pengecoran dilakukan jika pekerjaan diatas telah selesai dan
sesuai dengan rencana, dan telah lulus check list dari Quality Control dan
perwakilan dari pihak owner. Beton segar dimasukkan perlahan kedalam
form work yang telah berisi tulangan serta penggetaran kedalam form
work.
9. Sama halnya dengan pekerjaan struktur atas yang lainnya, proses
pelaksanaan pekerjaan balok sebagai berikut :
10. Pertama melakukan pengukuran pada daerah yang akan dibuat balok
dengan menggunakan alat ukur. Sehingga tinggi pada balok dan
panjangnya bisa diketahui dan disesuaikan dengan rencana.
102
11. Memasang scaffolding sebagai penyangga beban dari form work, tulangan,
beban beton, beban pekerja.
12. Memasang form work yang berfungsi menopang beban dari beton dan
sebagai cetakan sehingga bentuknya sesuai dengan apa yang direncanakan.
13. Memasang tulangan yang sesuai dengan desain dan perhitungan
sebelumnya. Memasang beton decking agar beton memiliki kulit beton
yang berfungsi untuk melindungi tulangan dari udara bebas dan kondisi air
lembab dari luar.
14. Pembersihan pada daerah yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor, hal ini dilakukan dengan tujuan agar cetakan bersih, sehingga
kotoran tidak mempengaruhi kekuatan lekat antara tulangan dan beton.
15. Pengecekan/check list apakah balok dikerjakan sesuai dengan rencana atau
tidak baik dari segi kualitas tulangan, ukuran tulangan, serta bentuknya.
16. Pekerjaan pengecoran dilakukan jika pekerjaan diatas telah selesai dan
sesuai dengan rencana, dan telah lulus check list dari Quality Control dan
perwakilan dari pihak owner. Beton segar dimasukkan perlahan kedalam
form work yang telah berisi tulangan serta penggetaran kedalam form work
dengan menggunakan vibrator dengan tujuan agar beton segar masuk
keseluruh luasan yang akan dicor sehingga beton cukup padat dengan
baik.
17. Pembongkaran form work dilakukan setelah 4 hari setelah pengecoran,
apabila beton belum cukup menopang bebannya maka pelepasan
dilakukan setelah 7 hari setelah pengecoran.
18. Perawatan/curing.
103
Gambar 4.62 Pembesian Balok Lantai 1
Gambar 4.63 Pekerjaan Form work Lift
104
Gambar 4.64 Pekerjaan Pembesian Balok pada Pelat Lantai
Gambar 4.65 Proses Vibrasi Beton Segar pada Pelat Lantai
105
Gambar 4.66 Proses Pekerjaan Pengecoran
Gambar 4.67 Meratakan Beton Segar Pada Pelat Lantai
106
Gambar 4.68 Field Check List
Gambar 4.69 Land Marking and Leveling
107