Bab 4 protista

25
BAB 4 PROTISTA

Transcript of Bab 4 protista

Page 1: Bab 4 protista

BAB 4

PROTISTA

Page 2: Bab 4 protista

Kompetensi Dasar:

Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan.

Page 3: Bab 4 protista

Protista merupakan dunia yang dihuni oleh organisme dengan sifat eukariotik, umumnya uniseluler namun ada juga yang multiseluler tetapi sel-selnya belum terdiferensiasi. Pembentukan kingdom ini bertujuan sebagai jalan tengah untuk mengakhiri peprtikaian pendapat para ilmuwan tentang penggolongan makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri mirip hewan, tumbuhan dan jamur. Protista yang mirip hewan mampu bergerak secara aktif, protista yang mirip tumbuhan mampu berfotosintesis, sedangkan protista yang menyerupai jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya mirip jamur.

Page 4: Bab 4 protista

A. Protista yang Mirip Hewan (Protozoa)

Protista yang mirip hewan disebut protozoa. Protozoa berasal dari bahasa Yunani (protos = pertama dan zoon = hewan) yang berarti hewan bersel tunggal.

Page 5: Bab 4 protista

1. Ciri-ciri Umum Protozoa

a. Uniseluler, hidup soliter atau berkoloni;b. Bersifat mikroskopis, ukuran tubuh antara 3 –

1000 mm;c. Habitat pada lingkungan yang lembab berair,

kaya zat-zat organik atau bersifat parasit terhadap organisme lain;

d. Umumnya mampu bergerak aktif, karena memiliki alat gerak;

e. Dapat membentuk sista (kista) jika kondisi lingkungan memburuk;

f. Berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan pembelahan biner dan secara seksual dengan konjugasi.

Page 6: Bab 4 protista

2. Kalisifikasi

Berdasarkan alat geraknya, protozoa dibedakan

menjadi 4 filum:

a. Rhizopoda (Sarcodina)

Filum Rhizopoda memiliki ciri-ciri: bergerak

dengan pseudopodia (kaki semu), hidup

bebas atau parasit, bentuk tubuh tidak

teratur karena tidak berdinding sel yang kuat,

reproduksi aseksual dengan pembelahan

biner tanpamelalui tahap mitosis.

Page 7: Bab 4 protista

Contoh:

Amoeba proteus, yang hidup di alam secara bebas.

Entamoeba histolitytica, hidup di kolon manusia yang

menyebabkan penyakit disentri.

Foraminifera, hidup di laut yang memiliki pelindung

tubuh berbahan zat kersik atau zat kapur. Jika mati

kulitnya akan membentuk endapan zat kersik/kapur di

dasar laut, seperti tanah globigerina yang dapat

dijadikan indikator adanya minyak bumi.

Radiolaria, hidup di laut yang digunakan sebagai

bahan penggosok atau penghalus.

Page 8: Bab 4 protista

b. Flagellata

Filum ini memiliki ciri-ciri: bergerak dengan

flagela (bulu cambuk), umumnya hidup sebagai

parasit dalam tubuh manusia atau hewan namun

ada juga yang fotoautotrof dan reproduksi

aseksual dengan membelah diri. Dibedakan

menjadi zooflagellata dan fitoflagellata.

Page 9: Bab 4 protista

Contoh:

Trypanosoma gambiense, parasit pada manusia

yang menyebabkan penyakit tidur dengan vektor

lalat tze-tze (Glossina palpalis).

Trichomonas vaginalis, parasit pada manusia yang

menyebabkan vaginitis.

Euglena viridis, meupakan fitoflagellata yang hidup

bebas dan berfungsi sebagai produsen dalam

ekosistem perairan.

Page 10: Bab 4 protista

c. Ciliata (Chiliophora)

Kelompok ini memiliki ciri-ciri: bergerak

dengan silia (rambut getar), reproduksi

aseksual dengan membelah diri secara

memanjang sedangkan secara seksual dengan

konjugasi, habitat di air laut dan air tawar yang

kaya zat organik dan umumnya parasit.

Page 11: Bab 4 protista

Contoh:

o Paramaecium caudatum, disebut juga hewan sandal

yang hidup soliter di alam. Organisme ini memiliki dua

macam inti, yaitu makronukleus dan mikronukleus.

o Nyctoterus ovalis, parasit dalam usus kecoa.

o Didinium, merupakan predator Paramaecium yang

hidup pada peraian yang banyak mengandung

protozoa.

Page 12: Bab 4 protista

d. Sporozoa

Sporozoa belum memiliki alat gerak, semua

anggotanya bersifat parasit pada organisme lain,

reproduksi aseksual dengan skizonomi dan secara

seksual dengan sporogoni.

Contoh:

• Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria

quartana dengan masa sporulasi 3 – 24 jam.

• Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria

tertiana dengan masa sporulasi 2 – 24 jam.

• Emeria stidae, parasit pada sel epitel vertebrata.

Page 13: Bab 4 protista

B. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)

Alga (ganggang) dimasukkan ke dalam kingdom protista karena memiliki ciri-ciri yang menyerupai tumbuhan dan sebagian hewan, namun sel-sel penyusun tubuhnya belum terdiferensiasi dan terspesialisasi menjadi jaringan khusus. Selain alga hijau-biru (Cyanophyta), semua divisi alga adalah protista.

Page 14: Bab 4 protista

1. Ciri-ciri Umum Alga

a. Autotrof, uniseluler atau multiseluler;b. Tubuh organisme multiseluler berupa benang,

lembaran atau bahkan mirip tumbuhan tingkat tinggi;c. Hidup soliter atau berkoloni, ada yang bersifat epifit

dan endofit;d. Bersifat sesil (menetap) atau motil;e. Sudah memiliki dinding sel, kloroplas dan organela

lainnya;f. Habitat di perairan;g. Reproduksi dapat berlangsung secara seksual

(generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara vegetatif dengan pembelahan sel, spora berkembang (zoospora), hormogonium dan fragmentasi. Sedangkan generatif dengan konjugasi, isogami, anisogami dan oogami.

Page 15: Bab 4 protista

2. Klasifikasi

Berdasarkan pigmen dominannya, alga dibedakan menjadi 4 divisi:a. Euglenophyta

Euglenophyta menunjukkan ciri mirip hewan sekaligus tumbuhan, karena dapat bergerak aktif dengan flagel, berbintik mata (stigma), tidak berdinding sel, serta mengandung klorofil dan karoten. Bersifat fotoautotrof dan sekaligus heterotrof. Merupakan organisme uniseluler yang hidup di air tawar, permukaan tanah dan tempat-tempat yang lembab. Reproduksi vegetatif dengan pembelahan biner.

Contoh: Euglena viridis, yang mampu berfotosintesis dan

memakan bahan-bahan organik yang tersedia (autotrof dan heterotrof).

Page 16: Bab 4 protista

b. Alga keemasan (Chrysophyta)

Pigmen dominan lingkungan perairan (air tawar/laut) yang menyebabkan perairan berwarna kekuning-kuningan. Reproduksi vegetatif dengan pembelahan sel dan secara generatif dengan peleburan gamet.Contoh: Vaucheria, multiseluler berfilamen yang berpigmen

klorofil (hijau) dan xantofil (kuning). Ochromonas, uniseluler berpigmen keemasan (karoten)

dan klorofil. Navicula (diatom), uniseluler yang hidup soliter dan

berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka).

Page 17: Bab 4 protista

c. Alga api (Phyrophyta)

Disebut juga dinoflagellata, bersifat seluler, motil,

berdinding sel dan habitat utamanya di laut. Pigmen

dominannya adalah klorofil dan pigmen coklat kekuning-

kuningan. Reproduksi vegetatif dengan membelah diri.

Contoh:

• Nocticula miliaris, dapat mengeluarkan cahaya pada

malam hari karena mengandung fosfor yang mampu

memendarkan cahaya. Peristiwa tersebut dikenal dengan

bioluminesensi.

Page 18: Bab 4 protista

d. Alga hijau (Chlorophyta)

Pigmen dominannya adalah klorofil, uniseluler

atau multiseluler dan memiliki bentuk kloroplas

yang bervariasi yaitu seperti spiral, lembaran,

bola, mangkok dan binatang. Habitat utamanya di

air tawar (90%) dan sebagian di air laut (10%)

sebagai plankton atau bentos, namun ada juga

yang hidup di tanah melekat pada hewan dan

tumbuhan. Reproduksi vegetatif dengan

fragmentasi dan generatif dengan konjugasi.

Page 19: Bab 4 protista

Contoh:

Clamydomonas, bersel tunggal dan dapat bergerak.

Chlorococcum, dan Chlorella, bersel tunggal dan sesil.

Chlorella digunakan sebagai bahan makanan

suplemen yang kaya protein (PST), obat-obatan dan

kosmetik.

Spirogyra, dan Oedogonium, multiseluler berbentuk

benang.

Ulva dan Chara, multiseluler berbentuk lembaran.

Page 20: Bab 4 protista

e. Alga cokelat (Phaeophyta)

Pigmen dominan adalah fukosantin, umumnya berbentuk benang atau lembaran dan menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, karena memiliki organ yang mirip akar, batang dan daun. Habitat utamanya di air laut dan hanya sebagian kecil saja yang di air tawar. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi dan generatif dengan cara membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Alga cokelat dapat dimanfaatkan sebagai penghasil asam alginat yang digunakan sebagai campuran es krim, cokelat, tekstil dan kosmetik.

Page 21: Bab 4 protista

Contoh:

Fucus vesiculosus, yang hidup di laut yang dingin dan

meiliki gelembung-gelembung udara sebagai alat

pengapung.

Sargassum, hidup di perairan tropis yang tumbuh

mengapung dengan gelembung-gelembung udaranya.

Page 22: Bab 4 protista

f. Alga merah (Rhodophyta)Disebut juga dengan rumput laut (seaweed). Pigmen dominannya adalah fikoeritrin, multiseluler yang menyerupai benang atau lembaran, tidak memiliki alat gerak. Habitat utamanya di air laut yang dalam dan hanya sebagian yang hidup di air tawar. Reproduksi generatif dengan peleburan spermatozoid dan ovum yang menghasilkan zigot diploid (2n).Contoh: Eucheuma spinosum, tumbuh di laut tropis yang

dangkal, alga ini banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai bahan penghasil agar-agar.

Gelidium dan Gracilaria, tumbuh di laut dingin yang dalam dan sebagai bahan pembuatan agar-agar.

Page 23: Bab 4 protista

C. Protista Mirip Jamur

Jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air

(Oomycota) merupakan dua filum yang

merupakan protista mirip jamur. Disebut

demikian karena siklus hidupnya memiliki

dua fase, yaitu fase plasmodium (generatif)

yang mirip reproduksi fungi dan fase

amoeboid (vegetatif) yang dapat bergerak

menyerupai amoeba.

Page 24: Bab 4 protista

1. Myxomycota

Jamur lendir tidak memiliki klorofil sehingga

bersifat heterotrof saprofit dengan cara fagositosis

(menelan partikel makanan). Umumnya berpigmen

terang, kuning atau oranye. Habitatnya di hutan

basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab,

sampah basah dan kayu lapuk. Jamur lendir ada

yang bersekat dan ada yang tidak bersekat.

Contoh:

Fuligo varians dan Aethalium septicum.

Page 25: Bab 4 protista

2. Oomycota

Jamur air memiliki struktur tubuh seperti benang atau hifa bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti (senosotik). Dinding selnya tersusun atas selulosa. Habitatnya di darat maupun di air, baik sebagai saprofit atau parasit. Memperoleh makanan dengan cara memasukkan hifa ke dalam jaringan inangnya kemudian melepaskan enzim pencernaan dan menghisap larutan hasil penceranaan tersebut.Contoh:

Saprolegnia parasitica, Phytophtora infestan, Phytium debaryanum dan Plasmopara viticola.