PENAFSIRAN DALAM PENAFSIRAN DALAM HUKUM PIDANAHUKUM PIDANA

PENAFSIRAN AUTENTIKPENAFSIRAN AUTENTIK

DISEBUT JUGA PENAFSIRAN RESMI DISEBUT JUGA PENAFSIRAN RESMI DARI PEMBENTUK UNDANG-UNDANGDARI PEMBENTUK UNDANG-UNDANG

MERUPAKAN PENGERTIAN ATAU MERUPAKAN PENGERTIAN ATAU PERLUASAN ARTI YANG DIBERIKAN PERLUASAN ARTI YANG DIBERIKAN OLEH PEMBENTUK UUOLEH PEMBENTUK UU

EX. PENGERTIAN MALAM DALAM EX. PENGERTIAN MALAM DALAM PASAL 98 KUHP, TERNAK DALAM PASAL 98 KUHP, TERNAK DALAM PASAL 101 KUHPPASAL 101 KUHP

PENAFSIRAN HISTORISPENAFSIRAN HISTORIS

MENAFSIRKAN SUATU NORMA ATAU MENAFSIRKAN SUATU NORMA ATAU BAGIAN/UNSUR NORMA DALAM SUATU BAGIAN/UNSUR NORMA DALAM SUATU PER-UU YANG DIDASARKAN PADA PER-UU YANG DIDASARKAN PADA SEJARAH KETIKA UU ITU DISUSUN, SEJARAH KETIKA UU ITU DISUSUN, DIBICARAKAN DI BADAN PEMBUAT UUDIBICARAKAN DI BADAN PEMBUAT UU

DITEMUKAN DALAM RUU, MVT/MEMORIE DITEMUKAN DALAM RUU, MVT/MEMORIE VAN TOELICHTING (MEMORI PENJELASAN VAN TOELICHTING (MEMORI PENJELASAN UU), MEMORIE VAN ANTWOORD (MEMORI UU), MEMORIE VAN ANTWOORD (MEMORI JAWABAN DARI PEMERINTAH ATAU JAWABAN DARI PEMERINTAH ATAU PARLEMEN ATAS SUATU RUU)PARLEMEN ATAS SUATU RUU)

PENAFSIRAN SISTEMATISPENAFSIRAN SISTEMATIS MENAFSIRKAN SUATU RUMUSAN MENAFSIRKAN SUATU RUMUSAN

NORMA HUKUM DENGAN CARA NORMA HUKUM DENGAN CARA MELIHAT HUBUNGAN ANTARA BAGIAN MELIHAT HUBUNGAN ANTARA BAGIAN ATAU RUMUSAN YANG SATU DENGAN ATAU RUMUSAN YANG SATU DENGAN BAGIAN ATAU RUMUSAN YANG LAINNYA BAGIAN ATAU RUMUSAN YANG LAINNYA DARI UU TERSEBUTDARI UU TERSEBUT

EX. PENGERTIAN psl 347 EX. PENGERTIAN psl 347 “MENGUGURKAN KANDUNGAN” HARUS “MENGUGURKAN KANDUNGAN” HARUS JANIN YANG MASIH HIDUP, KRN DIHUB JANIN YANG MASIH HIDUP, KRN DIHUB DENGAN JUDUL BAB XIX TTG DENGAN JUDUL BAB XIX TTG KEJAHATAN TERHADAP NYAWA, DIMANA KEJAHATAN TERHADAP NYAWA, DIMANA PSL 347 ADALAH BAGIAN DARI BAB XIXPSL 347 ADALAH BAGIAN DARI BAB XIX

PENAFSIRAN LOGISPENAFSIRAN LOGIS

MENAFSIRKAN DENGAN CARA MENAFSIRKAN DENGAN CARA MENCARI MAKSUD SEBENARNYA MENCARI MAKSUD SEBENARNYA DARI DIBENTUKNYA SUATU DARI DIBENTUKNYA SUATU RUMUSAN DALAM UU DENGAN RUMUSAN DALAM UU DENGAN MENGHUBUNGKANNYA DENGAN MENGHUBUNGKANNYA DENGAN RUMUSAN LAIN DARI UU LAIN YANG RUMUSAN LAIN DARI UU LAIN YANG MASIH ADA SANGKUT PAUTNYA MASIH ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN UU ITUDENGAN UU ITU

PENAFSIRAN GRAMATIKALPENAFSIRAN GRAMATIKAL PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU BAGIAN/UNSUR PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU BAGIAN/UNSUR

NORMA MENURUT ATAU DASAR BAHASA SEHARI-NORMA MENURUT ATAU DASAR BAHASA SEHARI-HARI YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT HARI YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT BERSANGKUTANBERSANGKUTAN

EX. PUTUSAN PT MEDAN TANGGAL 8-8-1983 NO. EX. PUTUSAN PT MEDAN TANGGAL 8-8-1983 NO. 144/PID/PT MEDAN, MEMBERIKAN ARTI “144/PID/PT MEDAN, MEMBERIKAN ARTI “BONDA”BONDA” (BAHASA BATAK) DARI UNSUR BENDA DALAM (BAHASA BATAK) DARI UNSUR BENDA DALAM PENIPUAN ADALAH JUGA TERMASUK “ALAT KELAMIN PENIPUAN ADALAH JUGA TERMASUK “ALAT KELAMIN WANITA”WANITA” PERTIMBANGAN PT MEDAN : PERTIMBANGAN PT MEDAN : “BAHWA WALAUPUN “BAHWA WALAUPUN

BERLEBIHAN, KHUSUS DAN TERUTAMA DALAM PERKARA BERLEBIHAN, KHUSUS DAN TERUTAMA DALAM PERKARA INI TENTANG ISTILAH BARANG, DALAM BAHASA INI TENTANG ISTILAH BARANG, DALAM BAHASA TERDAKWA DAN SAKSI (TAPANULI) DIKENAL ISTILAH TERDAKWA DAN SAKSI (TAPANULI) DIKENAL ISTILAH “BONDA” YANG TIDAK LAIN DARIPADA BARANG YANG “BONDA” YANG TIDAK LAIN DARIPADA BARANG YANG DIARTIKANNYA KEMALUAN, SEHINGGA BILA SAKSI KORBAN DIARTIKANNYA KEMALUAN, SEHINGGA BILA SAKSI KORBAN MENYERAHKAN KEHORMATANNYA KEPADA TERDAKWA MENYERAHKAN KEHORMATANNYA KEPADA TERDAKWA SAMALAH DENGAN MENYERAHKAN BENDA/BARANGSAMALAH DENGAN MENYERAHKAN BENDA/BARANG “ “

PENAFSIRAN TELEOLOGISPENAFSIRAN TELEOLOGIS

PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU BAGIAN/UNSUR NORMA DALAM UU BAGIAN/UNSUR NORMA DALAM UU BERDASARKAN MAKSUD PEMBUAT UU BERDASARKAN MAKSUD PEMBUAT UU DALAM MERUMUSKAN NORMA TERSEBUTDALAM MERUMUSKAN NORMA TERSEBUT

EX. UU NO. 11/PNPS/1963 TENTANG EX. UU NO. 11/PNPS/1963 TENTANG PEMBERANTASAN KEGIATAN SUBVERSI PEMBERANTASAN KEGIATAN SUBVERSI DIDASARKAN MAKSUD PEMBENTUK UU DIDASARKAN MAKSUD PEMBENTUK UU UNTUK MEMBERANTAS UPAYA-UPAYA UNTUK MEMBERANTAS UPAYA-UPAYA YANG MENGGANGGU KESTABILAN YANG MENGGANGGU KESTABILAN KEKUASAAN PEMERINTAHKEKUASAAN PEMERINTAH

PENAFSIRAN ANALOGISPENAFSIRAN ANALOGIS PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU

BAGIAN/UNSUR NORMA DENGAN CARA BAGIAN/UNSUR NORMA DENGAN CARA MEMPERLUAS BERLAKUNYA SUATU NORMA MEMPERLUAS BERLAKUNYA SUATU NORMA DENGAN MENGABSTRAKSIKAN RASIO DENGAN MENGABSTRAKSIKAN RASIO KETENTUAN ITU SEDEMIKIAN RUPA LUASNYA KETENTUAN ITU SEDEMIKIAN RUPA LUASNYA PADA SUATU KEJADIAN KONKRET TERTENTU PADA SUATU KEJADIAN KONKRET TERTENTU YANG SESUNGGUHNYA TIDAK TERMASUK YANG SESUNGGUHNYA TIDAK TERMASUK DALAM ISI DAN PENGERTIAN NORMA ITUDALAM ISI DAN PENGERTIAN NORMA ITU

EX. PASAL 388 AYAT (1) KUHP, BERLAKU EX. PASAL 388 AYAT (1) KUHP, BERLAKU JUGA PADA ANGKATAN UDARA KARENA JUGA PADA ANGKATAN UDARA KARENA FUNGSI DAN PERANANNYA JUGA DALAM FUNGSI DAN PERANANNYA JUGA DALAM USAHA MELINDUNGI KESELAMATAN DAN USAHA MELINDUNGI KESELAMATAN DAN KEAMANAN NEGARAKEAMANAN NEGARA

PENAFSIRAN EKSTENSIFPENAFSIRAN EKSTENSIF PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU PENAFSIRAN SUATU NORMA ATAU

BAGIAN/UNSUR NORMA DENGAN CARA BAGIAN/UNSUR NORMA DENGAN CARA MEMPERLUAS BERLAKUNYA SUATU MEMPERLUAS BERLAKUNYA SUATU NORMA DENGAN MENGABSTRAKSIKAN NORMA DENGAN MENGABSTRAKSIKAN RASIO KETENTUAN MENURUT KEADAAN RASIO KETENTUAN MENURUT KEADAAN SEKARANG DENGAN TETAP BERPIJAK SEKARANG DENGAN TETAP BERPIJAK PADA PENGERTIAN NORMA ITUPADA PENGERTIAN NORMA ITU

EX.EX. DALAM HR BELANDA THN 1921, BENDA DALAM PSL 362 KUHP SELAIN BENDA NYATA ADA BENDA TIDAK NYATA (ALIRAN LISTRIK).SEHINGGA MENGALIRKAN ALIRAN LISTRIK DAPAT DIKENAI KETENTUAN 362 KUHP

PENAFSIRAN A CONTRARIOPENAFSIRAN A CONTRARIO

PENAFSIRAN DENGAN CARA PENAFSIRAN DENGAN CARA MEMPERSEMPIT BERLAKUNYA MEMPERSEMPIT BERLAKUNYA NORMA UU, KEBALIKAN PENAFSIRAN NORMA UU, KEBALIKAN PENAFSIRAN ANALOGI DAN EKSTENSIFANALOGI DAN EKSTENSIF

JIKA BEBERAPA HAL YANG DIATUR JIKA BEBERAPA HAL YANG DIATUR TEGAS DALAM UU, TETAPI TERDAPAT TEGAS DALAM UU, TETAPI TERDAPAT PULA HAL-HAL YANG SANDARAN PULA HAL-HAL YANG SANDARAN MAUPUN SIFATNYA SAMA TIDAK MAUPUN SIFATNYA SAMA TIDAK DIATUR TEGAS OLEH UUDIATUR TEGAS OLEH UU