BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T...

36
24 Universitas Indonesia BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data Deskriptif Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan mengenai Aset Perusahaan, Liabilities, Rasio Liabilities terhadap Aset dan Rasio Pertumbuhan Aset sebagai pengantar Analisis. Kemudian pada bagian berikut akan dibahas Analisis probabilitas kegagalan pembayaran dengan membahas aspek-aspek penyebabnya. 4.1.1 Analisis Deskriptif Aset Perusahaan Rentang aset perusahaan yang diteliti beragam dengan aset terendah Rp 1,290 Milyar yaitu PT Total Bangun Persada. Aset terbesar dicatatkan sebesar Rp 97,560 Milyar, yaitu aset PT Telkom Indonesia. Hal ini mengingat bahwa PT Telkom merupakan pernyedia layanan telekomunikasi dasar yang telah beroperasi sejak tahun 1901, jauh sebelum Indonesia merdeka. Berdasarkan data aset tahun 2009 maka didapatkan data statistik deskriktif perusahaan yang diteliti adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Aset Perusahaan Aset (dalam Milyar Rupiah) Sektor Jumlah Perusahaan Total Rerata Minimum Maksimum Agriculculture 3 15,490 5,163 2,847 7,571 Basic & Chemical 4 34,352 8,588 2,010 16,375 Consumer Good 3 54,350 18,117 6,482 40,383 Financial 1 7,079 7,079 7,079 7,079 Infrastructure 1 28,670 28,670 28,670 28,670 Mining 7 141,786 20,255 4,855 69,914 Miscelenous 1 88,398 88,398 88,398 88,398 Property 6 33,044 5,507 1,290 11,593 Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Transcript of BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T...

Page 1: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

24 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1.Analisis Data Deskriptif

Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan mengenai Aset Perusahaan,

Liabilities, Rasio Liabilities terhadap Aset dan Rasio Pertumbuhan Aset sebagai

pengantar Analisis. Kemudian pada bagian berikut akan dibahas Analisis

probabilitas kegagalan pembayaran dengan membahas aspek-aspek penyebabnya.

4.1.1 Analisis Deskriptif Aset Perusahaan

Rentang aset perusahaan yang diteliti beragam dengan aset terendah Rp 1,290

Milyar yaitu PT Total Bangun Persada. Aset terbesar dicatatkan sebesar Rp

97,560 Milyar, yaitu aset PT Telkom Indonesia. Hal ini mengingat bahwa PT

Telkom merupakan pernyedia layanan telekomunikasi dasar yang telah beroperasi

sejak tahun 1901, jauh sebelum Indonesia merdeka. Berdasarkan data aset tahun

2009 maka didapatkan data statistik deskriktif perusahaan yang diteliti adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1Data Aset Perusahaan

Aset (dalam Milyar Rupiah)

Sektor JumlahPerusahaan

Total Rerata Minimum Maksimum

Agriculculture 3 15,490 5,163 2,847 7,571

Basic & Chemical 4 34,352 8,588 2,010 16,375

Consumer Good 3 54,350 18,117 6,482 40,383

Financial 1 7,079 7,079 7,079 7,079

Infrastructure 1 28,670 28,670 28,670 28,670

Mining 7 141,786 20,255 4,855 69,914

Miscelenous 1 88,398 88,398 88,398 88,398

Property 6 33,044 5,507 1,290 11,593

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 2: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

25

Universitas Indonesia

Tabel 4.1Lanjutan

Aset (dalam Milyar Rupiah)

Sektor JumlahPerusahaan

Total Rerata Minimum Maksimum

Telecomunication 4 168,795 42,199 4,757 97,560

Trade & Service 5 105,221 21,044 13,481 27,382

Total 35 677,184 19,348 1,290 97,560

Data lengkap mengenai statistik deskriptif aset perusahaan dilampirkan pada lampiran 1.

Dari data tersebut aset perusahaan BKSL, CPRO, ENRG, FREN, SMCB, SULI, TOTL

memiliki skewness negatif. Artinya sifat data aset perusahaan memiliki kecendurungan

pada aset besar. Dari aset perusahaan masing-masing perusahaan dapat dilihat bahwa

asset yang diamati adalah lebih banyak aset besar. Secara visual dapat digambarkan

bahwa perusahaan dengan skewness aset negatif ini lebih didominasi oleh aset yang

berukuran besar. Sedangkan aset perusahaan lain memiliki skewness positif atau

cenderung mencong ke kiri. Data aset perusahaan dengan skewness positif menunjuk

dominasi aset yang lebih kecil adalah lebih dominan.

Sedangkan kurtosis menunjukan keruncingan data. Data dengan kurtosis negatif

menunjukan data akan terbentuk seperti kurva tumpul. Sebaliknya data dengan kurtosis

positif memiliki kurva runcing. Dari ketujuh perusahaan dengan aset kurtosis negatif di

atas, hanya FREN dan SCMB yang memiliki kurtosis positif.

Dari data aset di lampiran 1 dapat dilihat bahwa terdapat 22 perusahaan dengan kurtosis

negatif yaitu ADHI, ANTM, ASII, BHIT, BKSL,BMTR, BRPT,BTEL, CPRO,ELTY,

ENRG, ISAT, KLBF, MEDC, PGAS, PNLF, SULI, TBLA, TINS, TLKM, TOTL

danUNVR. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan ini memiliki kurva aset yang lebih

tumpul. Data deskriptif akan membantu dalam Analisis lebih lanjut.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 3: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

26

Universitas Indonesia

4.1.2 Analisis Deskriptif Liabilities Perusahaan

Rentang liabilities terkecil seperti pada tabel 4.2, dicatatkan oleh PT Bukit Sentul

Tbk sebesar Rp 311 Milyar, sedangkan liabilities terbesar adalah dimiliki oleh PT

Bumi Resource Tbk dengan total kewajiban sebesar Rp 54,852 milyar.

Data selengkapnya mengenai data deskriptif liability dilampirkan pada lampiran

2. Data ini akan dipergunakan juga untuk memahami data perusahaan dalam

analisis probabilitas kegagalan bayar.

Tabel 4.2Data Liabilities Perusahaan

Liabilities (dalam Milyar Rupiah)

Sektor Total Rerata Minimum Maksimum

Agriculculture 5,336 1,779 1,145 2,402

Basic & Chemical 18,740 4,685 1,735 7,574

Consumer Good 30,355 10,118 1,692 24,887

Financial 2,283 2,283 2,283 2,283

Infrastructure 16,893 16,893 16,893 16,893

Mining 85,606 12,229 1,425 54,852

Miscelenous 40,006 40,006 40,006 40,006

Property 14,967 2,494 311 5,794

Telecomunication 94,754 23,689 3,965 47,637

Trade & Service 60,213 12,043 4,245 18,212

Total 369,153 10,547 311 54,852

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 4: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

27

Universitas Indonesia

4.1.3 Analisis Rasio Deskriprif Liabilities terhadap Aset Perusahaan

Rentang Rasio Liabilities terhadap aset dimaksudkan untuk menganalisis seberapa

besar perusahaan menggunakan hutang. Tabel 4.3 memuat rasio liability terhadap

aset di masing-masing sektor industri. Data statistik deskriptif untuk rasio ini

dilampirkan pada lampiran 5.

Rentang rasio hutang terhadap aset terkecil adalah hutang PT Bukit Sentul Tbk.

Rasio hutang terbesar adalah rasio hutang yaitu PT Adhi Karya Tbk. Tiap-tiap

industri memiliki rata-rata rasio hutang terhadap aset. Rata-rata rasio hutang

terendah adalah industri financial yaitu PT Panin Financial Tbk.

Tabel 4.3Data Rasio Aset terhadap Liabilities

Rasio Liabilities/Asset

Sektor Rerata DeviasiStandar

Minimum Maksimum

Agriculculture 42% 24% 15% 63%

Basic & Chemical 62% 17% 46% 86%

Consumer Good 46% 18% 26% 62%

Financial 32% 32% 32%

Infrastructure 59% 59% 59%

Mining 46% 28% 18% 83%

Miscelenous 45% 45% 45%

Property 46% 28% 11% 87%

Telecomunication 64% 15% 49% 83%

Trade & Service 54% 17% 31% 69%

Total 51% 21% 11% 87%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 5: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

28

Universitas Indonesia

4.1.4 Analisis Pertumbuhan Aset Perusahaan

Analisis pertumbuhan dimaksudkan untuk menganalisis apakah terdapat

pertumbuhan atau penurunan aset pada perusahaan yang diteliti. Pada tabel 4.4

digambarkan statistik deskriptif pertumbuhan aset di tiap sektor industri,

sedangkan statistik deskriptif untuk semua perusahaan dilampirkan pada lampiran

5.

Terdapat perusahaan yang mengalami penurunan aset terbesar adalah dicatatkan

oleh PT Energy Mega Persada. Menurut laporan tahunan 2009, perusahaan telah

melalukan restrukturisasi usaha dengan merampingkan organisasasi perusahaan.

Sedangkan pertumbuhan terbesar pada tahun 2009 dicatatkan oleh ELTY.

Menurut laporan tahunan perusahaan 2009, perseroan telah melakukan ekspansi

bisnis dengan melakukan penambahan modal kerja pada anak perusahaan di pulau

Bali.

Tabel 4.4Data Pertumbuhan Aset

Pertumbuhan Aset

Sektor Rerata DeviasiStandar

Minimum Maksimum

Agriculculture 9% 7% 2% 16%

Basic & Chemical -6% 1% -7% -5%

Consumer Good 10% 7% 2% 15%

Financial 20% 20% 20%

Infrastructure 12% 12% 12%

Mining 0% 19% -19% 32%

Miscelenous 9% 9% 9%

Property 12% 14% -4% 39%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 6: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

29

Universitas Indonesia

Tabel 4.4Lanjutan

Pertumbuhan Aset

Sektor Rerata DeviasiStandar

Minimum Maksimum

Telecomunication 12% 15% -1% 34%

Trade & Service 0% 7% -9% 8%

Total 5% 13% -19% 39%

4.2.Analisis Probability to Default

Pada bagian ini akan dilakukan analisis probabilitas kegagalan bayar pada

masing-masing perusahaan. Untuk memudahkan perbandingan karakteristik

perusahaan, maka analisis probabilitas kegagalan bayar akan dilakukan dalam

kelompok-kelompok Industri. Data pendukung akan ditampilkan setiap sektor

industri. Data yang tersebut adalah rasio hutang terhadap aset dan deviasi standar

pertumbuhan masing-masing perusahaan di atas, serta probabilitas kegagalan

bayar pada tahun 2006 hingga 2009. Probabilitas gagal bayar untuk tahun 2006

dikutip menurut penelitian Manurung (2007). Outlook perusahaan akan dianalis

berdasarkan laporan tahunan perusahaan untuk memberikan aspek kuantitatif

disamping aspek kualitatif.

4.2.1 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Agrikutura

Hasil perhitungan probabilitas kegagalan bayar untuk industri agrikultura dan

Liability ratio dan deviasi standar asset return perusahaan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5Probabilitas Kegagalan Bayar Industri Agrikultur

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average DeviasiStandar

AALI 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 7: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

30

Universitas Indonesia

Tabel 4.5Lanjutan

Tickler2006*

2007 2008 2009 AverageDeviasiStandar

TBLA 0.00% 0.00% 0.01% 0.00% 0.00% 0.00%

UNSP 6.98% 6.00% 6.22% 6.06% 6.32% 0.45%

Tabel 4.6Liability Ratio dan Deviasi Standar Asset Return Industri Agrikultur

Liability Ratio Deviasi Standar Aset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

AALI 21.50% 18.14% 15.12% 15.13% 16.72% 15.94%

TBLA 61.78% 68.13% 62.87% 12.25% 13.13% 12.17%

UNSP 44.63% 47.43% 47.36% 48.14% 52.03% 49.96%

AALI/PT Astra Agro Lestari: memiliki probabilitas gagal bayar yang konsisten

sebesar 0%. Hal ini didorong oleh rasio hutang terhadap aset yang rendah. Rasio

hutang perseroan pada tahun 2007-2009 berada pada tingkat 21%, 18% dan 15%.

Angka probabilitas yang rendah ini dikarenakan juga karena rendahnya angka

volatilitas aset perusahan pada tahun 2007 hingga 2009 yaitu 15.13%, 16.72% dan

15.94%.

AALI didirikann pada tahun 1981, dimiliki oleh keluarga Soeryajaya, yang juga

pendiri grup perusahaan Astra. Perusahaan ini merupakan pemilik pabrik minyak

goreng kasar terbesar di Indonesia. Saat ini perusahaan mengelola kurang lebih

235 ribu hektar kebun sawit dengan pekerja kurang lebih 19 ribu termasuk 16 ribu

pekerja kontrak.

TBLA/PT Tunas Baru Lampung: memiliki probabilitas kegagalan bayar yang

konsisten sebesar 0%. Meski memiliki rasio hutang terhadap aset yang cukup

besar yaitu tahun 2007-2009 di level 61%, 68% dan 63%. Angka probabilitas

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 8: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

31

Universitas Indonesia

yang rendah ini dikarenakan juga karena angka volatilitas pertumabuhan

perusaahan pada tahun 2007 hingga 2009 adalah 12.25%, 13.13% dan 12.17%.

Perusahaan ini berkecimpung pada berbagai bisnis pertanian termasuk perkebunan

berbasis kelapa kopra, kelapa sawit dan nenas. Pabrik perusahaan tersebar di

Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Timur dan Jawa Barat. Kapasitas

terpasang 1 juta ton untuk mendukung 35% penjualan ekspor dan 65% penjualan

lokal. Dalam 4 tahun mendatang perusahaan berencana membangun pembangkit

tenaga listrik sendiri di Palembang dan mengembangkan pabrik baru di Pontianak,

Kalimantan Barat. Untuk itu dibutuhkan dana Rp 1.5 Triliun untuk melakukan

ekpansi bisnis mereka.

UNSP/PT London Sumatera Plantation: memiliki probabilitas kegagalan bayar

pada level 6%, 6,22% dan 6,08% untuk tahun 2007 hingga 2009. Meski hanya

rasio hutang perusahaan pada tahun 2007-2009 di level 45%, 47% dan 47%,

namun volatilitas aset perusahaan tahun 2007-2009 cukup besar yaitu 48%, 52%

dan 50%.

Perusahaan ini adalah anggota grup perusahaan Bakrie and Brother dengan

aktivitas utama bergerak pada industri agribisnis. Bisnis perusahaan adalah karet,

kelapa sawit dan kelapa kopra. Perseroan yang berkantor di Siantar memiliki

beberapa produk unggulan turunan karet.

Dari ketiga perusahaan di atas, UNSP memiliki angka probabilitas kegagalan

bayar lebih tinggi dari pada kedua perusahan lainnya. Tingkat rasio hutang

perusahaan yang tinggi dan volatilitas pertumbuhan perusahaan tinggi membuat

perusahaan ini memiliki probabilitas gagal bayar lebih besar dari kedua

perusaahaan lainnya.

4.2.2 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Dasar dan Kimia

Dengen metode Merton didapatkan hasil perhitungan probabilitas kegagalan bayar

untuk industri dasar dan kimia di tabel berikut ini. Pada tabel selanjutnya

ditunjukan juga data liability ratio dan deviasi standar asset return perusahaan.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 9: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

32

Universitas Indonesia

Tabel 4.7

Probabilitas kegagalan bayar industri dasar dan kimia

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average DeviasiStandar

BRPT 1.22% 12.56% 12.63% 13.61% 10.00% 5.88%

CPRO N/A 26.51% 23.74% 24.64% 24.96% 1.41%

SMCB 10.43% 9.69% 6.96% 1.76% 7.22% 3.91%

SULI 6.41% 4.20% 14.02% 20.01% 11.16% 7.24%

Tabel 4.8Liability Ratio dan Deviasi standar asset return industri dasar dan kimia

Liability Ratio Deviasi Standar Aset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

BRPT 31.62% 48.18% 46.25% 244.19% 265.34% 254.01%

CPRO 80.25% 64.22% 63.00% 96.42% 141.63% 97.92%

SMCB 68.69% 66.93% 54.36% 11.20% 33.08% 31.57%

SULI 67.35% 82.76% 86.32% 24.55% 26.26% 25.06%

BRPT/PT Barito Pasific: Pada tahun 2007-2009, perusahaan ini memiliki

probabilitas kegagalan bayar yang konsisten yaitu pada level 12.56%, 12.63% dan

13.61%. Hal ini didorong oleh rasio hutang terhadap aset yang rendah. Ratio

hutang perseroan pada tahun 2007-2009 berada pada level 32%, 48% dan 46%.

Namun pertumbuhan aset pada tahun 2007 mencapai 8,73 kali aset tahun 2006,

sebagai akibatnya standar deviasi pertumbuhan aset terjadi adalah 244%, 265%

dan 254% untuk tiga tahun terakhir. Peningkatan rasio pertumbuhan aset

perusahaan inilah yang menyebabkan kenaikan probabilitas kegagalan bayar pada

tahun 2007. Menurut penelitian Manurung (2007) probabilitas kegagalan bayar

pada tahun 2006 adalah 1.22%, kemudian pada tahun 2007 meningkat menjadi

12.56%. Menurut laporan tahun tahun PT Barito Pacific 2007, persero melakukan

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 10: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

33

Universitas Indonesia

konsolidasi anak-anak perusahaan ke dalam perseroan induknya, yaitu PT Barito

Pasific Tbk.. Hal ini menyebabkan struktur keuangan perusahaan yang berubah

drastis. Sebagai hasilnya aset bertumbuh pesat dan volatilitas pertumbuhan aset

perusahaan meningkat sehingga mengakibatkan probabilitas gagal bayar

perseroan ini menjadi meningkat.

PT Barito Pacific Tbk merupakan perusahaan industri perkayuan terintegrasi

terbesar di tanah air saat ini. Dengan produk industri yang beragam mulai dari

kayu bulat, kayu lapis, kayu papan, kayu partikel dan kayu jadi lainnya. Selain itu

perusahaan memiliki anak perusahaan yang bergerak di pabrik kayu, perkebunan,

lem kayu, property serta industri kimia. Produk perusahaan diekport ke Timur

Tengah, Amerika Serikat , Cina , Hongkong dan Korea. Untuk mendukung

operasi perusahaan di Jelapat, Banjarmasin dan di Kuala Dua, Pontianak,

perusaahaan mempekerjakan kurang lebih 200 karyawan.

CPRO/PT Centra Proteintama: Perseroan memiliki probabilitas kegagalan bayar

pada level yang cukup tinggi yaitu 26.51% untuk tahun 2008 serta 23.74% untuk

tahun 2009. Hal disebabkan oleh rasio hutang terhadap aset yang tinggi yaitu

80.25% untuk tahun 2007, 64.22% untuk tahun 2007 dan 63.00% untuk tahun

2009. Sedangkan volatilitas perusahaan adalah 96.42%, 141.63%, 96.4%. Hal

disebabkan oleh pertumbuhan perusahaan pada tahun 2007 sebesar 210%.

Volatilitas pertumbuhan aset perusahaan dan rasio hutang terhadap aset yang

tinggi menyebabkan perusahaan ini memiliki probabilitas default yang signifikan.

Pada tanggal 18 Juni 2010 menurut situs www.kontan.co.id (2010), CPRO telah

melakukan upaya peninjauan kembali pembayaran utang dengan melakukan

perundingan restrukturisasi dan penundaan pembayaran utang. Sebelum

pemegang saham mayoritas perusahaan ini yaitu Blue Ocean Resources telah

mengalami kegagalan pembayaran bunga obligasi sebesar US$17,88 juta pada

tanggal 28 Desember 2009. Fitch rating juga menurunkan peringkat perusahaan

ini dari C menjadi restricted default. Kegagalan pembayaran bunga obligasi

menurut definisi pada bab 2 dapat digolongkan sebagai kejadian kegagalan bayar.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 11: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

34

Universitas Indonesia

SMCB/PT Holcim Indonesia: Perseroan memiliki probabilitas kegagalan bayar

pada yang cenderung menurun dari tingkat persentase 10.43% di tahun 2006

hingga 1.76% di tahun 2009. Meski volatilitas pertumbuhan aset perusahaan dan

rasio hutang di level 31% akibat dari pertumbuhan aset agresif pada tahun 1998,

namun probabilitas kegagalan bayar SMCB menurun. Ini diakibatkan oleh

menurunnya rasio hutang terhadap aset dari 66% di tahun 2008 hingga 54% di

tahun 2009.

PT Holcim Indonesia Tbk dahulu dikenal sebagai Semen Cibinong. Kini

perseroan mengoperasikan pabrik di Cileungsi-Bogor, di Cilacap-Jawa Tengah

dan di Ciwandan-Banten dengan daya produksi 8.5 ton per tahun. Menurut

laporan tahunan PT Holcim Indonesia 2009 halaman 14, saat ini perusahaan

berekspansi pada produk turunan semen sebagai material bahan bangunan rumah,

proyek komersial dan infrastruktur . Perusahaan akan melakukan strategi nilai

tambah dengan konsep customer centric dengan mengembangkan produk bahan

bangunan terintegrasi mulai dari proses produksi value chain hingga pemasaran

melalui kanal baru Solusi Rumah Holcim. Dua pabrik akan dikembangkan di

Johor Baru Malaysia dan Ciwandan Banten. Disamping memasarkan produk

semen di pasar lokal, perseroan juga memasarkan semen ke Banglades, Malaysia,

Afrika Barat dan Australia.

SULI/PT Sumalindo Jaya Lestari Perseroan memiliki probabilitas kegagalan

bayar yang cenderung meningkat dari level 10.43% tahun 2006 meningkat

menjadi 20.1% pada tahun 2009. Hal ini didorong peningkatan rasio hutang

perusahaan terhadap aset yaitu dari 67% menjadi 86%.

Industri kayu adalah bisnis perusahaan dengan area hutan di Kalimantan Timur,

Irian Jaya dan Jambi dengan dukungan beberapa perusahaan anak. Pemilik

mayoritas sahama adalah PT Astra International Tbk.

Pada kelompok industri dasar dan kimia ini terbagi atas 2 kelompok yaitu:

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 12: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

35

Universitas Indonesia

a) kelompok yang berekspansif disertai dengan rasio hutang yan tinggi.

Perusahaan tersebut adalah CPRO dan SULI

b) kelompok dengan rasio hutang menengah yaitu SCMB dan BRPT. Tingginya

angka probabilitas kegagalan bayar BRPT lebih disebabkan oleh tinggi volatilitas

pertumbuhan perusahaan. Untuk menurunkan rasio hutang SCMB juga

melakukan ekspansi pasar untuk mencapai pertumbuhan aset yang lebih baik

dengan cara melakukan ekspansi turunan produk.

4.2.3 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri – Consumer Goods

Industri consumer goods terbagi atas 2 sektor yaitu industri makanan dan

minimun serta industri rokok. Perusahaan yang diteliti berikut ini adalah

tergolong sebagai perusahaan industri minuman dan makanan. Hasil perhitungan

probabilitas kegagalan bayar untuk industri consumer goods dan liability ratio dan

deviasi standar return asset perusahaan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9

Probabilitas kegagalan bayar Industri Consumer Goods

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average StandarDeviasi

INDF 2.19% 6.28% 6.79% 5.08% 6.05% 0.88%

KLBF 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

UNVR 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Tabel 4.10

Liability Ratio & Deviasi Standar Asset Return Industri Consumer Goods

Liability Ratio Deviasi StandarAset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

INDF 63.27% 66.51% 61.63% 31.69% 33.09% 31.69%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 13: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

36

Universitas Indonesia

Tabel 4.10

Lanjutan

Liability Ratio Deviasi StandarAset Return

KLBF 21.82% 23.83% 26.10% 23.51% 25.71% 24.55%

UNVR 49.48% 52.24% 50.46% 10.87% 11.80% 11.27%

INDF/PT Indofood Sukses Makmur: Perseroan memiliki probabilitas kegagalan

bayar yang cukup rendah yaitu 6.28%, 6.79% dan 5.08%. Perubahan probabilitas

gagal bayar ini dikarenakan pada tahun 2007, perseroan mengalami peningkatan

pertumbuhan aset perusahaan dari tahun sebelumnya sebesar 87%. Sebagai akibat

volatilitas pertumbuhan perusahaan meningkat, sehingga ikut meningkatkan nilai

probabilitas gagal bayar perusahaan dari tahun 2006 ke tahun 2007.

INDF merupakan perusahaan makanan terbesar di Indonenesia. Perusahaan

menguasai industri mie instan , terigu, minyak goreng, makanan bayi dan

makanan ringan. Saat ini perusahaan ini adalah pembuat mie instan terbesar di

dunia. Disamping itu perusahaan memiliki penggilingan mie terbesar. Saat ini

INDF membagi perusahaan kedalam Consumer Branded Group, Bogasari Group,

Agribisnis Group dan Distribution Group. Consumer branded group meliputi mie

instant, penyedap masakan, makanan ringan serta nutrisi dan makanan khusus.

Agribisnis Group memanajemeni perkebunan kelapa sawit, penyulingan serta

pemasarannya. Group ini juga mencakup produk the, karet, kopi dan kakao. Grup

distribusi memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Dengan warisan

merek ternama mereka seperti Indomie, Sarimi, Supermi, Indomilk, terigu

Bogasari, Cakra Kembar, Dua Kunci, Simas Falma, Bimoli menguasai pasar

Indonesia. Hal ini mengindikasikan penguasaan perusahaan terhadapa pasar

Indonesia. Selain itu perseroan ini dari tahun 2007 hingga 2009 secara aktif

melakukan akuisi perusahaan baru termasuk perusahaan perkapalan Rascal PTE,

perkebunan PT United London Sumatera. Pada tahun 2010 perusahaan melakun

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 14: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

37

Universitas Indonesia

penggabungan 3 anak perusahaan kedalam satuperusahan di bawah Consumer

Branded Group

KLBF/PT Kalbe Farma: Perseroan memiliki probabilityto to default sebesar 0%.

Hal ini lebih didorong oleh rasio hutang terhadap aset tahun 2006 hingga 2009

sebesar 21.82% , 23.83% dan 26.10%. Meski dengan volatitas pertumbungan aset

untuk tiga tahun terakhir 24%, 26% dan 25% perusahaan memiliki probabilitas

kegagalan bayar sebesar 0%.

Kalbe Farma merupakan perusahaan berbasis industri farmasi terbesar di Asia

Tenggara. Perusahaan saat ini memproduksi produk kesehatan bagi manusia dan

juga hewan, termasuk dalam hal ini pendistribusian. Kalbe Farma, Enseval

Megatrading dan Dankos Labotaries merupakan grup perusahaan terbesar farmasi

di tanah air. Selain memasarkan produk secara domestik perusahanaan juga

memasarkan produk ke Afrika dan negara-negara Asia. Produksi perusahaan

dipusatkan di Bekasi dengan dukungan 20 perusahaan yang bergerak dalam

bidang pengepakan, industri farmasi, makanan sehat dan sektor finansial. Menurut

Laporan Tahunan Perseroan KLBF tahun 2009, perusahaan telah menetapkan

”Pelaksanaan yang Prima” sebagai tema utama usaha perusahaan. Perusahaan

telah meningkatkan strategi peningkatan produktivitas dan inovasi guna

meningkatkan arus kas sehingga memberikan hasil yang mengesankan.

UNVR/PT Unilever Indonesia: Perseroan memiliki probabilitas kegagalan bayar

0%. Meski memiliki tingkat rasio hutang yang cukup tinggi yaitu 49%, 52% dan

50%, namun dengan volatilitas yang rendah 11%, 12% dan 11% untuk tiga tahun

terakhir, membuat perusahaan memiliki stabilitas probability to default.

Perusahan ini bergerak dalam bidang cosumer goods. Menurut laporan tahunan

PT Unilever Indonesia Tbk Tahun 2009, produk perusahaan adalah sabun,

shampo, deterjen, margarine, komestik sehari-hari, makanan berbasis susu dan

produk sehari-hari. DDua pabrik mendukung operasi perusahaan di Cikarang,

Jawa Barat dan Surabaya, Jawa Timur. Pada tahun 2008, perusahaan telah

mengakuisi PT Ultra Jaya Milk sebagai anak perusahaan. Pada tahun itu

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 15: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

38

Universitas Indonesia

perusahaan membangun pabrik perawatan kulit tdi Cikarang. Pabrik tersebut

adalah pabrik perawatan kulit terbesar di Asia. Dua aksi perusahaan ini

menunjukan strategi utama perusahaan yaitu memperdalam binis inti dengan

kekuatan eksekusi. Sebanyak 76.2% turn over perusahaan didapat dari produk

perawatan pribadi dan rumah tangga sedangkan sisanya diperoleh dari Makanan

dan es krim. Saat ini kurang lebih 3,300 karyawan mendukung operasi

perusahaan.

Dari ketiga perusahaan di atas INDF memiliki karakter yang ekspansif

dibandingkan industri lainnya yaitu KLBF dan UNVR. INDF adalah induk

perusahaan dari beberapa anak perusahaan sehingga volatilitas dari perusaahaan

ini cenderung lebih tinggi daripada kedua perusahaan lainnya.

4.2.4 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Finansial

Hanya ada 1 perusahaan finansial yang tercatat pada saham LQ 45 perusahaan

yaiut PNLF. Probabilitas kegagalan bayar dan rasio keuangan perusahaan adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.11Probabilitas kegagalan bayar Industri Finansial

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average StandarDeviasi

PNLF 0% 0.27% 0.01% 0.06% 0.11% 0.14%

Tabel 4.12Liability Ratio & Deviasi Standar Asset Return Industri Finansial

Liability Ratio Standar Deviasi Aset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

PNLF 37.16% 26.89% 32.25% 35.17% 36.47% 36.61%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 16: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

39

Universitas Indonesia

PNLF/PT Panin Life: Beroperasi secara moderat dengan dengan rasio hutang

terhadap aset pada tahun 2007 hingga 2009 sebesar 37.16%, 26.89 dan 32.25%

dengan standar deviasi pertumbuhan aset 35.17%, 36.47% dan 36.61%,

menghasilkan probabilitas kegagalan bayar perusahaan kecil di bawah 1%. Meski

ada peningkatan di tahun 2008 ke tahun 2009 dari 0.01% ke 0.09%, hal ini

disebabkan oleh peningkatan rasio hutang PNLF dari 26.89% menjadi 32.25%

atau naik sekitar 6%.

Panin Life memfokuskan bisnisnya pada asuransi jiwa, asuransi kesehatan,

anuitas, asuransi kecelakaan diri. Saat ini perusahaan memiliki kantor perwakilan

di 39 kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Jumlah karyawan saat ini

adalah 180 orang. Menurut laporan tahunan PT Panin Life Tbk tahun 2009,

perusahaan mengubah bidang usahanya menjadi jasa konsultasi manajemen,

bisnis dan administrasi. Portofolio asuransi akan dipindahkan ke PT Panin

Anugerah Life.

4.2.5 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Infrastruktur

Peluang kegagalan bayar indusrtri infrastruktur yaitu PGAS adalah 0% seperti

pada tabel dibawah ini. Pada tabel berikutnya dipaparkan rasio Liability dan

deviasi standar pertumbuhan aset perusahaan.

Tabel 4.13Probabilitas kegagalan bayar industri infrastruktur

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average StandarDeviasi

PGAS 0% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Tabel 4.14Liability ratio dan standar deviasi asset return industri infrastruktur

Liability Ratio Deviasi StandarAset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

PGAS 66.95% 68.41% 58.92% 8.33% 9.02% 7.88%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 17: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

40

Universitas Indonesia

PGAS/PT Perusahaan Gas Negara Tbk: Meski memiliki rasio hutang yang tinggi

yaitu 66.95%, 68.41% dan 58.92% untuk tahun 2007 hingga 2009 dengan

standar deviasi yang rendah 8.33%, 9.02% dan7.88% , perseroan gas negara ini

memiliki probabilitas kegagalan bayar 0%. Pada tahun 2009 ,23% dari kewajiban

adalah kewajiban lancar dan 77% adalah kewajiban tidak lancar. Menurut laporan

tahunan PGAS 2009, penurunan rasio kewajiban di atas disebabkan oleh

penurunan kewajiban tidak lancar sebesar Rp 2,02 triliun dari akhir tahun 2008

sebesar Rp 14,18 triliun. Selain itu pemerintah meningkatkan kepemilikannya

sehingga ekuitas perseroan meningkat 66% atau Rp 4,66 triliun dari Rp 7.08

triliun pada tahun 2008 sehingga menjadi Rp 11,73 pada tahun 2009.

Perusahaan yang mayoritas kepemilikannya masih di tangan pemerintah

Indonesia, bergerak dalam pendistribusian gas dan energi. Perusahaaan telah

mengembangkan bisnisnya dengan memperpanjang jalur pipa gas dari 3,131 km

menjadi 4,171 km. Jaringan pipa baru tersebut terhubung antara pulau Sumatera

dan Jawa serta Jawa serta antara Kalimantan Timur dan Jawa.

Pada tahun 2009 perusahaan ini mencatatkan pertumbuhan drastis sebesar 883%

dari tahun 2008. Tahun 2009 adalah titik tolak bagi usaha PGAS menuju visi

perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

4.2.6 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Pertambangan

Terdapat 7 perusahaan yang terseleksi dalam saham LQ 45. Data hasil

perhitungan probabilitas gagal bayar dan Liability ratio serta standar deviasi

pertumbuhan aset perusahaan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.15Probabilitas kegagalan bayar Industri Pertambangan

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average StandarDeviasi

ANTM 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 18: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

41

Universitas Indonesia

Tabel 4.15Lanjutan

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average StandarDeviasi

BUMI 0.01% 0.00% 0.01% 0.01% 0.01% 0.00%

ENRG 0.00% 19.11% 18.86% 29.31% 16.82% 10.59%

INCO 2.19% 0.08% 0.15% 0.21% 0.66% 0.89%

MEDC 3.05% 13.26% 7.08% 9.76% 8.29% 3.73%

PTBA 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

TINS 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Tabel 4.16Liability Ratio & Deviasi Standar Asset Return Industri Pertambangan

Liability Ratio Deviasi Standar Asset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

ANTM 27.33% 20.80% 17.59% 27.63% 24.72% 28.05%

BUMI 50.29% 59.73% 78.46% 734.88% 797.77% 762.98%

ENRG 64.25% 70.33% 82.70% 52.47% 56.34% 47.69%

INCO 26.53% 17.46% 22.41% 614.59% 668.42% 639.58%

MEDC 70.24% 62.36% 64.34% 36.62% 36.62% 36.03%

PTBA 32.47% 33.22% 28.39% 16.83% 9.81% 17.90%

TINS 33.24% 33.95% 29.35% 19.59% 18.65% 17.82%

ANTM/PT Aneka Tambang Tbk: Dengan rasio hutang yang stabil dan rendah

27.33%, 20.80% dan 17.59% dan volatilitas pertumbahan aset sebesar 27.63%,

24.72 dan 28.05% menghasilkan probabilitas kegagalan bayar perusahaan di level

0%.

Perusahaan ini memiliki basis pertambangan dan industri logam. Bisnisnya

dimulai dari explorasi, penambangan, pengecoran dan pemurnian logam serta

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 19: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

42

Universitas Indonesia

memasarkan langsung produk merekan ke sejumlah negara. Pasar utama

perusahaan adalah Jepang, Eropa, Australia dan beberapa negara Logam produksi

mereka antara feronickel, nikel, emas, bauksit, besi hingga bauksit. Memiliki

pekerja kurang lebih 2,600 pekerja yang tersebar di satu pabrik nikel dan tiga

pengecoran feronikel di Sulawesi, satu tambang bauksit di Sumatera dan satu

pabrik pemurnian logam di Jakarta.

BUMI/PT Bumi ResoucesTbk: Meski dengan tingkat rasio hutang terhadap aset

yang tinggi yaitu 50.29%, 59.73 dan 78.46% untuk tahun 2007 hingga 2009 dan

volatilitas aset 734.88%, 797.77%, 762.98%. Perusahaan ini memberikan angka

probabilitas kegagalan bayar yang kecil yaitu pada rata-rata 0%.

Besarnya perusahaan ini dilatar belakangi oleh akuisisi PT Arutmin Indonesia

pada tahun 2001 disusul oleh PT Kaltim Prima Coal tahun 2002. Sebagai akibat

perusahaan ini memiliki asset yang sangat besar. PT Kaltim Prima Coal adalah

tambang batubara berbasis biaya rendah dan memiliki pelabuhan barubara sendiri

di Sanggata-Kalimantan. Perseroan mengekspor batubara ke segala penjuru dunia

dengan dukungan kurang lebih 15 ribu pekerja. Menurut laporan tahunan BUMI

2009, perusahaan melakukan restrukturisasi hutang dan belanja modal. Sumber

dananya berasal dari penanaman modal China Invesment Cooperation sebesar

$600 juta yang akan dibayarkan kembali pada tahun keempat. Pada tahun 2008

lalu perseroan ini juga telah mengakuisisi sebuah tambang emas di Sumatera

Utara dari Herald Resources Ltd Australia. Ekspansi bisnis ini mengindakasi

pergerakan aset yang sangat besar.

ENRG/PT Energi Mega Persada Tbk: Meski pada tahun 2006 probabilitas

kegagalan bayar perusahaan 0%, ENRG pada tahun 2007 hingga 2009 memiliki

probabilitas kegagalan bayar meningkat drastis yaitu 19.11%, 18.86% dan 29.31%

untuk masing-masing tiga tahun tersebut..Pada tahun 2006 perusahaan bertumbuh

secara konsisten dengan besaran tahun 2005 dan 2006 sebesar 89% dan 95%..

Dengan angka yang konsisten akan menghasilkan volatilitas pertumbuhan yang

rendah. Sedangkan pada tahun 2007 hingga 2009, volatilitas perusahaan

cenderung tinggi yaitu 52.47%, 56.34% dan 47.69% sebagai akibat hasil

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 20: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

43

Universitas Indonesia

perpindahan dari pertumbuhan agresif ke pertumbuhan melambat. Menurut

laporan tahunan ENRG 2009, penurunan ini disebabkan oleh divestasi sumur

minyak Brantas pada tahun 2008.

Perusahaan ini mengusai industri gas dan minyak. Saat ini perseroan memiliki 183

milyar barel cadangan minyak. Cadang minyak itu berlokasi di 7 lokasi

pengeboran minyak Tahun 2008, ENRG mengakuisisi ladang minyak baru

bernama Tonga yang berlokasi di Sumatera Utara. Diperkirakan cadangan minyak

dari ladang baru ini berjumlah 90 milyar barel atau hampir 50% dari cadangan

minyak yang dimiliki perusaahaan. Total ladang minyak perusahaan adalah 8

ladang.

INCO/PT Indonesia Nickel Corporation Tbk: Dengan tingkat rasio hutang yang

rendah pada tahun 2007 hingga 2009 26.53%, 17.46% dan 22.41% meski dengan

tingkat volalitas yang tinggi yaitu 614.59%, 668.42% dan 639.58% menghasilkan

probabilitas kegagalan bayar untuk perseroan ini berada pada level yang rendah di

bawah 1%.

INCO merupakan industri tambang nikel yang berbasis di Soroako, Sulawesi

dengan dukungan 3,600 pekerja. Disamping memiliki tambang nikel, perseroan

juga mengoperasikan sendiri pabrik peleburan nikel. Kontrak operasi yang

dimiliki perseroan masih sangat panjang yaitu hingga tahun 2025 setelah

diperpanjang oleh pemerintah pada tahun 1996 dari awal kontrak yaitu tahun

1968. Tahun 2009 perusaahan ini memproduksi kurang lebih 200 juta pound nikel

mentah. Kesestabilan perusahaan didukung oleh kontrak karya panjang

perusahaan dalam mata uang dolar Amerika Serikat dengan cadangan biji mineral

yang melimpah.

MEDC/PT Medco Energy Tbk: Rasio hutang terhadap aset tahun 2007 hingga

2009 adalah 70.24%, 62.36% dan 64.34% dan volatilitas pertumbuhan perusahaan

36.62%, 36.62% dan 36.03% memberikan persero probabilitas kegagalan bayar

yang tinggi di tahun 2007 yaitu 13.27%dan menurun ke level 8.29%. Hal ini

menunjukan tingkat ekpansif yang menuju stabil dari tahun sebelumnya.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 21: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

44

Universitas Indonesia

Medco adalah perusahaan minyak pertama yang terdaftar di bursa saham

Indonesia. Perusahaan didirikan pada tahun 1992 dengan bisnis awal berupa

tambang minyak kecil di Kalimantan. Kini perusahaan ini tak hanya memiliki

tambang minyak dana gas di dalam negeri namun juga memiliki ladang minyak

dan gas di luar negeri. Perusahaan menjalankan 8 tambang lepas pantai dan 6

tambang minyak darat, 1 pabrik methanol, 1 pabrik LNG dan 3 pembangkit

tenaga listrik swasta. Kurang lebih 2,000 pegawai mendukung operasi perusahaan

di berbagai negara antara lain; Oman, Kamboja, Yaman, Tunisia, Libya dan

termasuk di Amerika Serikat. Pada tahun 2009, perseroan juga menanda-tangani

perjanjian jual beli gas Senoro Toli. Terdapat 3 perusahaan yang diakuisi oleh

Medco pada tahun 2009. Berbagai aksi korporasi membuat perusahaan memiliki

volatitas pertumbuhan aset yang cukup besar.

PTBA/PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk: Dengan angka tingkat rasio

hutang rendah tahun 2007 hingga 2009 yaitu 32.47%, 33.22%, 28.39 dan

volatilitas pertumbuhan yang juga rendah yaitu 16.83%, 9.81 dan 17.90%,

menghasilkan probabilitas kegagalan bayar sebesar 0%

Perusahaan Indonesia ini mengoperasikan tambang batu-bara dengan kapasitas

sumber daya tambang berkisar 7.3 juta ton . Kapasitas ini mewakili yang lebih

17% potensi tambang batu-baru di Indonesia. Perseroan merupakan pemilik

tambang batubarau terbesar kedua di tanah air. Dengan dukungan kurang lebih

3,000 pekerja saat ini perusahaan mengoperasikan 2 tambang batu bara. Tambang

tersebut berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Utara dan Ombilin, Sumatera

Selatan. Tahun 2009 perusahan telah meningkatkan produksi sebesar 7.4%.

TINS/PT Tambang Timah Tbk: Perusahaan tambang timah ini juga menghasilkan

probabilitas kegagalan bayar sebesar 0%. Dengan tingkat rasio hutang yang

terjadi pada level 33% selama tahun 2007 hingga 2009 yaitu 33.24%, 33.95%,

29.35% dan volalitas pertumbuhan sebesar 19.59%, 18.65% dan 17.82%

memberikan hasil yang sangat baik bagi PT Timah.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 22: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

45

Universitas Indonesia

Perusahaan ini merupakan penambang timah terbesar di dunia dan berkantor di

dekat pertambangan timah di Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Perseroan

memiliki cadangan 552,460 hektar hak kuasa tambang. Selain itu perusahaan

memiliki 7 perusaahaan yang mendukung operasi, transportasi hingga pemasaran

produk perusahaan. Saat ini perusahaan didukung oleh sekitar 4,500 pekerja.

Meski bernama PT Timah perusahaan memiliki berbagai bisnis lain yaitu

pertambangan nikel di Sulawesi , pertambangan biji besi di Belitung, proyek

pengembangan usaha batabara di Kalimantan dan pertambangan aspal di Buton –

Sulawesi. Pengembangan usaha dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada

penurunan biji timah sebagai bisnis utama perusahaan.

Dari hasil probabilitas kegagalan bayar di atas dapat dikelompokan atas 3

kelompok perusahaan yaitu:

a) Perusahan Pertambangan yang ekspansif. Perusahaan yang bertumbuh dengan

volatilitas tinggi yaitu ENRG

b) Perusahaan bertumbuh secara moderat yaitu MEDC ditandai oleh probabilitas

kegagalan bayar yang cukup. Meskipun melakukan ekspansi yang cukup agresif,

perusahaan ini masih memiliki probabilitas gagal bayar yang wajar.

c) Perusahaan yang memiliki probabilitas kegagalan bayar 0% atau cenderung 0%

yaitu ANTM, BUMI, INCO, PTBA dan TINS. ANTM, PTBA dan TINS dapat

dikatakan memiliki karakteristik yang sama yang rendah dengan volatilitas

pertumbuhan aset pada rentang 17% hingga 30%. Perusahaan-perusahaan milik

negara yang telah go public lebih menyukai menggunakan arus kas internal untuk

membiayai ekspansi perusahaan.

4.2.7 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Umum

Terdapat satu perusahaan umum yang tercatat pada saham LQ45. Probabilitas

gagal bayar dan rasio keuangan perusahaan adalah sebagai berikut.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 23: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

46

Universitas Indonesia

Tabel 4.17Probabilitas kegagalan bayar industri umum

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average StandarDeviasi

ASII 0.41% 0.21% 0.13% 0.03% 0.19% 0.14%

Tabel 4.18Liability ratio & deviasi dtandar asset return industri umum

Liability Ratio Deviasi Standar Aset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

ASII 49.61% 49.74% 45.26% 24.29% 26.29% 25.30%

ASII/PT Astra International Tbk: Perusahaan ini menunjukan stabilitas dengan

probabilitas kegagalan bayar tahun 2007 hingga 2009 sebesar 0.21% 0.13%, .03%

dan 0.19% sebagai hasil dari rasio hutang tiga tahun terakhir sebesar 49.61%,

49.74% dan 45.26 dan level volatilitas pertumbuhan aset sebesar 24.29%,

26.29%dan 25.30%. Pertumbuhan aset perusahaan pada tahun 2009 tercatat

sebesar 10%.

Perseroan ini adalah perusahaan induk terbesar saat ini, diawali dengan bisnis

perdagangan umum, kini perusahaan memiliki 6 bisnis inti. Bisnis inti itu adalah

Automotif, Finansial Service, Alat Berat, Perkebunan,Teknologi Informasi dan

Infrastruktur. Perusahaan memiliki kerjasama dengan pemilik merek kendaraan

bergeraj ternama antara lain: Honda, Toyota, Isuzu, BMW, Peouqeot, Nissan

Diesel dan Lexus. Bisnis finasial perusahaan ini antara lain: Astra Credit

Company, Bank Permata, Asuransi Jiwa CMG Life dan Asuransi Astra Buana.

Dari anak perusahaan tersebut aset perusahaan bertumbuh yang didukung oleh

platform yang berkelanjutan. Dari laporan tahunan PT Astra International Tbk,

dapat disimpulkan bahwa perusahaan lebih banyak memfokus pada pertumbuhan

anak-anak perusahaan daripada melakukan akuisisi perusahaan lain.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 24: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

47

Universitas Indonesia

4.2.8 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri –Properti

Terdapat 7 perusahaan bersaham LQ45. Probabilitas gagal bayar untuk industri

properti yang diteliti dan rasio keuangan perusahaan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.19Probabilitas kegagalan bayar industri iroperti

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average StandarDeviasi

ADHI 0.00% 5.97% 6.14% 9.18% 7.10% 1.81%

BKSL 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

CTRA 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

ELTY 1.93% 2.08% 4.20% 9.21% 5.16% 3.66%

KIJA 0.00% 0.00% 0.01% 0.03% 0.01% 0.01%

TOTL N/A 0.00% 0.07% 0.18% 0.08% 0.09%

Tabel 4.20Liability ratio & standar deviasi asset return industri properti

Liability Ratio Deviasi Standar Aset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

ADHI 87.42% 88.29% 86.85% 15.07% 13.44% 13.72%

BKSL 10.77% 10.75% 11.17% 14.00% 15.21% 14.58%

CTRA 17.06% 18.60% 18.62% 14.90% 16.26% 15.51%

ELTY 26.42% 37.60% 49.98% 52.15% 62.46% 56.19%

KIJA 33.80% 46.10% 49.53% 21.48% 23.78% 22.64%

TOTL 65.39% 66.67% 61.86% 18.25% 2.91% 15.20%

ADHI/PT Adhi Karya Tbk: Meski memiliki rasio hutang terhadap aset yang

sangat besar yaitu 87.42, 88.29% dan 86.85% untuk tahun 2007 hingga 2009 dan

volatilitas pertumbuhan aset yaitu 15.07%, 13.44% dan 13.72%, perseroan ini

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 25: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

48

Universitas Indonesia

menunjukan bahwa perusahaan memiliki tingkat probabilitas kegagalan bayar

pada level 5.97%, 6.14% dan 9.18%.

Adhi Karya adalah perusahaan konstruksi terbesar di tanah air dengan keahlihan

pada manajemen konsultasi konstruksi, industrial enginering fabrikasi, industri

bahan konstruksi, teknologi informasi dan real estate. Perusahaan ini memiliki

anak-anak perusahaan Adhi Realty, Adhi Mitra Jasa Indah, Adhi Oman.

Pemerintah menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 51% dan publik memiliki

saham sebesar 41% Menurut laporan tahunan PT Adhi Karya Tahun 2009,

perusahaan telah berhasil membangun jalan tol Cirebon Kanci yang

menghubungkan provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, Jembatan Suramadu yang

menghubungkan Surabaya dan Madura serta proyek Terminal 3 Bandara

Soekarno Hatta. Hal ini menunjukan keahlian perusahaan membangun proyek-

proyek besar. Dibandingkan dengan TOTL sebagai industri sejenis ADHI

memiliki probabilitas yang lebih tinggi.

BKSL/PT Sentul City Tbk: Rasio hutang terhadap aset perseroan ini sangat

rendah yaitu 10.77%, 10.75% dan 11.17% untuk tahun 2007 dan 2009, sedangkan

volatilitas pertumbuhan perusahaan adalah 14.00%, 15.21%, 14.58% untuk ketiga tahun

tersebut. Sebagai akibat rendahnya rasio hutang terhadap aset maka tingkat probabilitas

kegagalan bayar menunjukan angka 0%.

Perusahaan properti memiliki lahan yang sangat luas di Sentul, Bogor,

sesungguhnya bergerak dalam pengembangan, pemasaran, pengoperasian, sewa

dan rehabilitasi pusat perbelanjaan, tempat rekreasi dan real estate. Anak

perusahaannya adalah PT Gunung Geulis Elok Abadi dan PT Sukaputra

Cemerlang. Lahan yang luas tersebutlah yang menyebabkan BKSL memiliki aset

yang besar.

CTRA/PT Ciputra DevelopmentTbk: Rasio hutang terhadap aset perusahaan

properti yang dibangun oleh keluarga ciputra ini adalah 17.06, 18.60% dan

18.62% untuk tahun 2007 hingga 2009 dan volatilitas pertumbuhan aset sebesar

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 26: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

49

Universitas Indonesia

14.90%, 16.26% dan 15.51%. Akibat dari rendahnya rasio tersebut maka angka

tingkat probabilitas kegagalan bayar menunjukan angka 0%.

Perusahaan yang didirikan oleh Ciputra ini telah memulai bisnis properti sejak

tahun 1961 bergerak pada bisnis pusat perbelanjaan, perumahan , hotel,

apartemen, lapangan golf dan fasilitas pendukungnya. Saat ini 21 perumahan di 7

kota dijalankan oleh perusahaan. Akhir tahun 2008, perusahaan memperkerjakan

kurang lebih 2,800 karyawan.

ELTY/PT Baktrieland Development Tbk: Rasio hutang perusahaan terhadap aset

menunjukan angka yang meningkat dari tahun 2007 hingga 2009 yaitu sebesar

26.42%, 37.60% dan 49.98% dan didukung oleh volatilitas perusahaan 52.15%,

62.46% dan 56.19%. Tingginya angka kedua rasio tersebut menghasilkan

probabilitas kegagalan bayar PT Bakrieland Development ini yaitu 2.08%, 4.20%

dan 9.21%. Meningkatnya angka probabilitas kegagalan bayar ditahun 2009

disebabkan oleh meningkatnya rasio hutang perseroan ini. Sedangkan aset

perusahaan yang meningkat terus membuat volatilitas pertumbuhan perusahaan

membesar. Perusahaan milik Bakrie ini beroperasi sejak 1990. Saat ini perusahaan

membangun Bakrie Tower, Nirwana Suites, Bogor Nirwana Residence dan

sedang bergiat membangun super blok terbesar bernama Rasuna Episentrum.

Menurut laporan tahunan perseroan tahun 2009, perusahaan sedang melalukan

ekspansi bisnis melalui anak perusahaan PT Bali Nirwana Resort Hal ini mereka

lakukan sesuai dengan optimisme perusahaan mengenai bangkitya pertumbuhan

pariwisata khususnya di Bali. Namum demikian ekspansi bisnis ini dilakukan

dengan melakukan pinjaman yang mengakibatkan rasio hutang terhadap aset

meningkat. Pada akhirnya tingkat resiko kredit, perusahaan ini meningkat sesuai

dengan angka probabilitas kegagalan bayar tahun 2008 ke 2009, yang meningkat

ke angka 9.21%

KIJA/PT Kawasan Industri Jababeka Tbk: Rasio hutang terhadap aset perusahaan

yang meningkat sejak tahun 2007 hingga 2009 yaitu 33.80%, 46.10% dan 49.53

dengan volatilitas pertumbuhan aset sebesar 21.48%, 23.78 dan 22.64%, tidak

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 27: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

50

Universitas Indonesia

memberikan pengaruh yang signifikan pada estimasi probabilitas kegagalan

bayarperusahaan yang bergerak dari angka 0%, .01 dan 0.03%.

Perusahaan saat ini mengoperasikan real estate dan kawasan industri terpadu di

Cikarang, Jawa Barat. Perusahaan telah membangun kawasan ini hingga memiliki

luas kurang lebih 1,570 hektar. Terdapat kurang lebih 500 karyawan yang

mendukung operasional perusahaan.

TOTL/PT Total Bangun Persada Tbk: Angka rasio hutang perusahaan terhadap

aset sesungguhnya cukup tinggi yaitu 65.39%, 66.67% dan 61.86% untuk tahun

2007 hingga 2009, namun dengan tingkat volatilitas yang moderat sebesar

18.25%, 2.91%, 15.20% mengakibatkan perusahaan memiliki perkiraan

probabilitas kegagalan bayar sebesar 0%, 0.07% dan .0.18%

Perusahaan ini memiliki speasialisasi pembangunan gedung tinggi. Dalam

beberapa tahun terakhir ini perusahaan berekpansi untuk membangun komplek

perumahaan dan kawasan komersial dalam rangka menambah eksposur

perusahaan.

Menurut laporan tahunan perusahaan tahun 2009, perusahaan ini tidak memiliki

hutang kepada bank. Utang yang dicatatkan pada laporan keuangan perusahaan

91% adalah kewajiban lancar.

Dari analisis probabilitas kebangkrutan di perusahan properti ini dapat

dikelompok atas 2 kelompok, yaitu:

a) perusahaan properti pemilik lahan yaitu BKSL, CTRA, KIJA dan ELTY

b) perusahaan properti kontraktor.yaitu ADHI dan TOTL

Perusahaan properti pemilik lahan yaitu BKSL, CTRA dan KIJA memiliki rasio

hutang yang sangat rendah sebaliknya perusahaan properti kontraktor cenderung

memiliki rasio hutang yang besar. Sebagai akibatnya perusahaan properti pemilik

lahan memiliki kecenderungan probabilitas kegagalan bayar perusahaan menjadi

sangat rendah. Sebaliknya untuk perusahaan untuk perusahaan properti kontraktor

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 28: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

51

Universitas Indonesia

cenderung membiayai asetnya dengan rasio hutang yang tinggi, sehingga

probabilitas kegagalan bayar perusahaan kelompok ini cenderung tinggi.

Khusus untuk ELTY, probabilitas kegagalan bayar perusahaan ini meningkat

sejalan dengan meningkatnya rasio hutang perusahaan terhadadap aset dan

volatilitas pertumbuhan aset perusahaan. Di tahun 2009 perusahaan ini juga

memiliki pertumbuhan aset yang terbesar yaitu 39% dibanding aset tahun 2008.

4.2.9 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Telekomunikasi

Terdapat 4 perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi pada saham

LQ45. Probabilitas gagal bayar dengan metode Merton dan rasio keuangan

perusahaan industri telekomunikasi adalah sebagai berikut.

Tabel 4.21Probabilitas kegagalan bayar industri telekomunikasi

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average DeviasiStandar

BTEL N/A 16.07% 2.77% 4.19% 7.68% 7.30%

FREN N/A 0.00% 20.84% 18.96% 13.26% 11.53%

ISAT 10.50% 19.22% 19.61% 20.63% 19.82% 0.73%

TLKM 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Tabel 4.22Liability ratio & deviasi standar asset return industri telekomunikasi

Liability Ratio Deviasi Standar Aset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

BTEL 59.80% 40.53% 55.95% 35.11% 55.47% 47.91%

FREN 60.41% 84.85% 83.35% 27.19% 14.59% 30.72%

ISAT 62.83% 65.76% 66.77% 54.69% 58.95% 56.56%

TLKM 47.53% 51.79% 48.83% 6.46% 6.56% 6.35%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 29: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

52

Universitas Indonesia

BTEL/PT Bakrie Telecomunication Tbk: Perusahaan yang didirikan oleh keluarga

Bakrie ini memiliki rasio hutang terhadap aset sebesar 59.80%, 40.53% dan

55.95% untuk tahun 2007 hingga 2009. Dengan disertai volatilitas pertumbuhan

untuk ketiga tahun tersebut yaitu: 43.09%, 55.47% dan 47.91%, maka probabilitas

kegagalan pembayaran perusahaan ini cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan

FREN yang memiliki kesamaan basis teknologi yaitu CDMA, maka rasio hutang

terhadap aset perusahaan BTEL lebih rendah dari pada rasio hutang terhadap aset

FREN. Pada tahun 2007 angka probabilitas kegagalan pembayaran adalah

16.27%, pada tahun tahun 2008 adalah 2.77% seiring dengan menurunnya rasio

hutang perusahaan terhadap aset yaitu 40.53%. Probabilitas kegagalan bayar

perusahaan ini kemudian meningkat kembali setelah terjadi kenaikan rasio hutang

perusahaan yaitu 55.95% sehingga menghasilkan probabilitas gagal bayar sebesar

4.19%. Menurut laporan tahunan perseroan 2009, tahun tersebut adalah tahun

yang penuh dengan terebosan dan diindikasikan oleh meningkatnya jumlah

pelanggan perusahaan sebesar 45%. Hal ini mengambarkan ekspansi bisnis

perusahaan telekomunikasi CDMA ini di tahun 2009.

FREN/PT Fren Mobile 8 Tbk: Tingkat rasio hutang terhadap aset perusahaan

yang meningkat untuk tahun 2007 hingga 2009 yaitu: 60.41%, 84.85% dan

83.35% menjadi dasar kenaikan probabilitas kegagalan bayar perusahaan ini.

Volatilitas pertumbuhan perusahaan berada di persentase 27.19%, 14.59% dan

30.72% untuk tahun 2007 hingga 2009. Besaran rasio ini menghasilkan tingkat

probabilitas kegagalan bayar yang tinggi yaitu 20.84% untuk tahun 2008 dan

18.96% dan 2009. Angka probabilitas kegagalan bayar tahun 2007 tidak bisa

mejadi acuan karena belum tersedianya angka volatilitas pertumbuhan.

Perusahaan ini mencatatkan kerugian sebesar Rp 724 Milyar pada tahun 2009,

meskipun membaik dari kerugian tahun 2008 sebesar Rp 1,069 Milyar

Perusahaan telekomunikasi ini memiliki basis teknologi CDMA dengan cakupan

area layanan Jawa dan Bali. Selain menawarkan harga percakapan yang rendah,

perusahaan yang memiliki asosiasi dengan perusahaan telekomunikasi Mobile-8

Belanda ini, mampu memberikan layanan suara yang jernih. Layanan Internet

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 30: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

53

Universitas Indonesia

juga diberikan oleh perusahaan ini sebaggai Value Added perusahaan kepada

pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan membiayai

ekpansi bisnis dengan hutang seperti ditunjukan oleh tinggi rasio hutang terhadap

aset.

Kepemilikan perusahaan menurut laporan tahunan perusahaan melakukan upaya

restrukturisasi obligasi pada bulan Juni 2009 dan konversi utang menjadi saham

pada bulan November 2009. Kepemilikan perushaan beralih dari milik pemilik

mayoritas sebelumnya BHIT/Bhakti Investasi. Jika mengikuti definisi pada bab 2,

maka FREN dapat digolongkan mengalami tanda-tanda kepailitan menurut

International Swap and Derivatives Association sebagaimana dikemukakan oleh

Jorion (2009).

ISAT/PT Indosat Tbk: Rasio hutang perusahaan terhadap aset yang tinggi pada

tahun 2007 hingg 2009 yaitu; 62.83%, 65.76% dan 66.77% dan disertai volatilitas

yang lebar yaitu: 54.69, 58.95% dan 56.56% menghasilkan probabilitas kegagalan

bayar pada rata-rata 19.82%. Struktur keuangan yang padat modal dan kinerja

perusahaan yang berbasis teknologi tinggi memaksa perusahaan membiayai

perusahaan dengan hutang.

Sebelum dimiliki oleh Qatar Telecom pada bulan June 2008, perusahaan ini

dimiliki oleh Singapore Telecom. Saat ini perusahaan berfokus pada layanan

telepon selular, percakapan telekomunikasi internasional dan multimedia. Anak

perusahaan ini adalah Lintasarta dan PT Indosat Mega Media.

Menurut laporan tahunan 2009 telah terjadi penurunan peringkat perusahaan oleh

Moody’s menjadi B1 (negatif) pada bulan April 2009 dengan alasan

meningkatnya hutang akan jatuh tempo.

TLKM/PT Telkom Indonesia Tbk: Perusahaan memiliki rasio hutang yang cukup

moderat di tahun 2007 hingga 2009 yaitu 47.53%, 51.79% dan 48.83%. Dengan

volatilitas pertumbuhan perusahaan yang rendah yaitu 6.46%, 6.56, dan 6.35%

ditahun tersebut PT Telkom memiliki probabilitas kegagalan bayarsebesar 0%.

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 31: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

54

Universitas Indonesia

Telkom merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Perusaahan

memiliki layanan telekomunikasi terintegrasi yaitu layanan telepon tetap, televisi

berbayar, telepon tetap nirkabel, telepon selular, jaringan data dan internet. Usaha-

usaha itu dijalankan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak-

anak perusahaan dan perusahaan asosiasinya seperti PT Telkomsel, PT Infomedia

Nusantara, PT Napsindo Primatel dan PT Graha Sarana Duta. Dengan kekuatan

tersebut Telkom memiliki 63 juta pelanggan.

Dalam kelompok industri telekomunikasi ini terdapat dua kelompok industri

yaitu:

a) kelompok telekomunikasi dasar yaitu TLKM dan

b) kelompok industri teknologi baru yaitu BTEL, FREN dan ISAT.

TLKM memiliki sifat kurang ekspansif dimana tingkat pertumbuhan aset rata-rata

di 3 tahun terakhir hanya 9%. Sebagai pembanding BTEL mengalami kenaikan

aset sebesar rata-rata 76% .Sebagai akibatnya TLKM akan memiliki tingkat

probabilitas kegagalan bayar yang rendah sekali yaitu 0%. Sedangkan BTEL

memiki rata-rata probabilitas kegagalan bayar sebesar 7.68%. FREN dan ISAT

memiliki angka kisaran probabilitas kegagalan bayar yang hampir sama yaitu

level 20%. Karakteristik industri yang berteknologi tinggi memaksa perusahaan

membiayai perusahaan dengan hutang, sehingga mendapatkan probabilitas gagal

bayar yang tinggi. Kedua perusahaan pada tahun 2009 melakukan upaya untuk

melakukan restrukrisasi hutang. Saham Fren menurut situs www.detikfinance.com

tanggal 13 Maret 2010 telah mengalami penghentian penjualan di bursa efek

Indonesia sebagai akibat penundaan pembayaran bunga obligasi. Kegagalan

membayar bunga obligasi ini telah menggolongkan FREN sebagai perusahaan

yang mengalami kegagalan bayar menurut definisi pada bab 2.

Sedangkan ISAT telah mengalami perubahan rating perusahaan oleh PEFINDO

dan Moody’s dari positif menjadi negatif sesuai dengan siaran pers perusahaan

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 32: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

55

Universitas Indonesia

yang dilangsir pada tanggal Maret 23, 2009 pada situs investor relation

www.indosat.co.id

4.2.10 Probabilitas kegagalan bayar Sektor Industri Perdagangan, Servis &

Investasi

Terdapat 5 perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi pada saham

LQ45. Hasil perhitungan probabilitas gagal bayar dan rasio keuangan perusahaan

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.21Probabilitas kegagalan bayar industri perdagangan, servis & investasi

Tickler 2006* 2007 2008 2009 Average DeviasiStandar

BHIT 23.97% 22.34% 21.33% 20.94% 22.14% 1.35%

BLTA 15.45% 30.59% 28.01% 26.13% 25.05% 6.65%

BMTR 0.07% 0.08% 0.00% 0.00% 0.04% 0.04%

BNBR 0.01% 1.09% 3.19% 9.46% 3.44% 4.22%

UNTR 4.30% 5.27% 3.58% 9.44% 5.65% 2.62%

Tabel 4.22Liability ratio & deviasi standar asset return perdagangan, servis & investasi

Liability Ratio Deviasi Standar Asset Return

Tickler 2007 2008 2009 2007 2008 2009

BHIT 45.42% 41.23% 39.34% 124.33% 132.72% 128.56%

BLTA 83.96% 76.39% 69.45% 72.80% 76.43% 73.71%

BMTR 41.29% 32.55% 31.49% 28.80% 29.25% 29.50%

BNBR 51.27% 54.75% 66.51% 33.91% 31.06% 35.27%

UNTR 55.49% 50.97% 62.11% 38.48% 38.58% 39.71%

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 33: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

56

Universitas Indonesia

BHIT/PT Bhakti InvestamaTbk: Rasio hutang perusahaan terhadap aset pada

tahun 2007 – 2009 yaitu: 45.42%, 41.23% dan 39.34%.Namun dengan tingkat

volatilitas pertumbuhan perusahaan untuk ketiga tahun tersebut sebesar 124.33%,

132.72% dan 128.56% maka didapat probabilitas kegagalan bayar tahun 2007-

2008 22.34%, 21.33% dan 20.94%.Angka ini didorong oleh volatilitas

pertumbuhan yang tinggi diakibatkan pertumbuhan perusahaan pada tahun 2006

sebesar 42.6%.

Dapat disimpulkan bahwa tingginya angka probabilitas kegagalan bayar BHIT

lebih dikarenakan oleh tingkat volatilitas pertumbuhan aset perusahaan. Dalam 10

tahun aset BHIT telah berkembang sebesar 410% dengan melakukan ekpansi

bisnis berbasis multi media. Selain itu menurut laporan tahunan 2009, perseroan

telah mengambil langkah penting yang sangat strategis dengan melepas

kepemilikannya atas saham PT Mobile-8 Telecom Tbk melalui Mediacom,

sehingga Investasi Strategis Perseroan di sektor Media akan lebih fokus dan

terpadu di bidang Media berbasis Konten dan Iklan, Media berbasis Pelanggan

serta Media Pendukung dan Infrastruktur.

BLTA/PT Berlian Laju Tanker Tbk: Perusahaan yang bergerak pada transportasi

laut ini memiliki rasio hutang terhadap aset yang sangat tinggi. Pada tahun 2007

rasio hutang perusahaan adalah 83.96%, Tahun 2009 sebesar 76.39% dan tahun

2009 menurun menjadi 69.45%. Volatilitas pertumbuhan aset pertumbuhan pada

tahun 2007-2008 juga tinggi yaitu 72.80%, 76.43% dan 73.71%. Besarnya angka

rasio tersebut menyebabkan tinggi. Pada tahun 2006 rasio hutang perusahaan

adalah 61% persen, tahun 2007 rasio hutang perusahaan meningkat drastis

menjadi 83.96%. Probabilitas gagal bayar BLTA pada tahun 2007 hingga 2009

yaitu 30.59%, 28.01% dan 26.13%. Terdapat perbedaan kenaikan signifikan

probabilitas kegagalan bayar perusahaan ini dari tahun 2006. Probabilitas gagal

bayar tahun 2006 adalah 15.45%.

Perusahaan ini bergerak dalam transportasi laut. Perusahaan telah maju sangat

pesat dengan bisnis awal hanya 2 kapal tanker, saat ini memiliki 58 kapal angkut

dengan total daya angkut 1,2 juta DWT. Fokus bisnis perusahaan adalah

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 34: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

57

Universitas Indonesia

pengangkutan bahan cair baik domestik maupun internasional. Saat ini perusahaan

memiliki perwakilan operasional di Merak, Dumai , Taiwan dan Emirat Arab.

Penelusuran data lebih lanjut menurut www.okezone.com tanggal 3 Juni

perusahaan mengalami penurunan rating peringkat perusahaan oleh Perusahaan

Pemeringkat Indonesia dari idA+ menjadi IdA-. Alasan penurunan peringkat

tersebut dikarenakan melemahnya kinerja perusahaan dan kebutuhan dana yang

besar untuk cicilan pembayaran kapal yang telah dipesan dan volatilitas freigh

rate dan tingkat penyewaan kapal. Namun masih terdapat hal yang mendukung

perusahaan yaitu kuatnya posisi perusahaan di dalam bisnis pengangkutan produk

cair dan potensi sabotase serta terdisiversifakasinya produk dan rute yang dilalui.

BMTR/PT Global Mediacom Tbk: Rasio hutang terhadap aset perusahaan ini

cukup moderat tahun 2007 hingga 2009 yaitu 41.29%, 32.55% dan 31.49%.

Tingkat volalitas pertumbuhan aset yang cukup bagus di ketiga tahun terakhir ini

yaitu 28.80%, 29.25% dan 29.50%. Sebagai akibatnya BMTR memiliki

probabilitas kegagalan bayar yang rendah yaitu: 0.08%, 0.00%, 0.00%. Angka

probabilitas kegagalan bayar tidak terlalu naik signifikan dikarenakan rasio

hutang yang rendah pada tahun 2006 sebesar 29%.

Perusahaan yang memulai bisnis perdagangan in, bisnisnya telah berkembang ke

dalam berbagai sektor lain. Bisnis yang dimasuki perusahaan antara lain media

masa cetak, broadcasting, televisi, infrastruktur, telekomunikasi, automotive,

kimia, hotel termasuk juga investasi dan keuangan. Saat ini perusahaan memiliki

beberapa stasiun televisi komersial yaitu RCTI, TPI dan Global TV. Disamping

televisi berbayar INDOVISION. Terdapat 60 karyawan yang mendukung

opersioanal perusahaan induk ini.

BNBR/PT Bakrie Brothers Tbk: Perusahaan investasi grup Bakrie ini memiliki

rasio hutang terhadap aset yang memadai yaitu: 51.27%, 54.75% dan 66.51%.

Terdapat kenaikan pada rasio hutang di tahun 2009 yang mengindikasikan ekpansi

bisnis perusahaan dengan cara menambah hutang baru. Aset perusahaan

bertumbuh dengan besaran volatilitas tahun 2007 hingga 2009 sebesar 33.91%,

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 35: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

58

Universitas Indonesia

31.06% dan 35.27%. Akibat meningkat kedua angka tersebut maka probabilitas

kegagalan bayar perusahaan meningkat dari: 1.09% untuk 2007 dan 3.19% untuk

tahun 2008. Tahun 2009 probabilitas kegagalan bayar perusahaan adalah 9.46%

yang disebabkan oleh kenaikan rasio hutang perusahaan terhadap aset dan naiknya

volatilitas pertumbuhan aset. Perusahaan memiliki anak perusahaan yaitu;

BUMI/PT Bumi Resources Tbk, UNSP/PT United London Plantation Tbk,

ENRG/PT Enegi Mega Persada, ELTY/PT Bakrieland Tbk dan BTEL/PT Bakrie

Telecomunication Tbk. Anak-anak perusahaan inilah yang menjadi pengerak

pertumbuhan aset perseroan.

Sebagai perusahaan investasi perusahaan ini mengelola anak-anak perusahaan

Saat ini perusahaan berekpansi pada bisnis telekomunikasi, property , pabrikasi

pipa, pabrikasi bahan bangunan dan pertamangan.

UNTR/PT United Tractor Tbk: Rasio hutang perusahaan terhadap aset adalah

55.49% untuk tahun 2007, 50.97% untuk tahun 2008 dan 62.11% untuk tahun

2009. Sementar volatilitas pertumbuhan aset perusahaan adalah 38.48% untuk

tahun 2007, 38.58% untuk tahun 2008 dan 39.71% tahun 2009. Akibat dari besar

angka tersebut maka didapat probabilitas kegagalan bayar perusahaan sebesar

1.09%, 3.19% dan 9.46% untuk masing-masing tahun tersebut. Kenaikan

probabilitas kegagalan bayar tahun 2009 dikarenakan adanya kenaikan rasio

hutang perusahaan terhadap aset.

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1992 sebagai gabungan dari dua perusahaan

yaitu PT Astra Motor Work dan Astra International. Saat ini perusahaan berfokus

kepada bisnis alat berat Komatsu. Perusahaan disokong oleh 12 ribu karyawan

yang tersebar di 14 subsidiari, 18 kantor cabang, dan 15 kantor lapangan, dan 12

kantor perwakilan.

Pada kelompok industri perdagangan, servis dan investasi ini terdapat dua

kelompok industri yaitu:

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.

Page 36: BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.Analisis Data …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/136200-T 28114-Analisis probality... · Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan ... Hal ini

59

Universitas Indonesia

a) Kelompok perusahaan yang berekspansi dengan hutang yaitu BHIT dan BLTA.

Meskipun memiliki probabilitas kegagalan bayar tinggi, kedua perusahaan belum

menunjukan adanya kegagalan bayar.

b) Kelompok yang berekpansi bisnis secara moderat yaitu BNBR dan UNTR

c) Kelompok perusahaan yang tingkat hutang rendah yaitu BMTR

Analisis probality..., Heriansjah, FE UI, 2010.