BAB 4 Kunyit

16
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan rancangan true experimental-post test only control group design yang bertujuan untuk mengetahui potensi dekok kunyit (Curcuma longa) sebagai insektisida terhadap lalat rumah (Musca domestica). 4.2 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi penelitian ini adalah lalat rumah (Musca domestica) yang disediakan dari Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. 4.3.2 Sampel

description

kunyit

Transcript of BAB 4 Kunyit

Page 1: BAB 4 Kunyit

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan

rancangan true experimental-post test only control group design yang bertujuan

untuk mengetahui potensi dekok kunyit (Curcuma longa) sebagai insektisida

terhadap lalat rumah (Musca domestica).

4.2 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah lalat rumah (Musca domestica) yang

disediakan dari Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang.

4.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lalat rumah (Musca

domestica) dewasa yang diperoleh dari sekitar Laboratorium Parasitologi

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dengan kriteria inklusi yaitu

lalat rumah (Musca domestica) yang hidup dan aktif bergerak.

Page 2: BAB 4 Kunyit

4.3.3 Estimasi Besar Sampel

Pada percobaan ini menggunakan 3 perlakuan, 1 kontrol positif dan 1

kontrol negatif. Rumus untuk estimasi jumlah pengulangan (Tjokronegoro, 2001)

yaitu:

P (n-1) ≥ 16

5 (n-1) ≥ 16

5n – 5 ≥ 16

5n ≥ 21

n ≥ 4,2 ~ 4

Ket : P : jumlah perlakuan

n : jumlah pengulangan

Jadi dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pengulangan yang

dilakukan dalam penelitian ini minimal adalah 4 kali. Tiap perlakuan

menggunakan 5 ekor lalat rumah (Musca domestica) dewasa per kandang

(WHO, 1996). Sehingga jumlah total lalat rumah yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah :

10 lalat x 5 kelompok coba x 4 kali pengulangan = 200 lalat

Pada penelitian ini lalat dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 10 lalat yaitu :

Page 3: BAB 4 Kunyit

a. Kelompok kontrol positif, yaitu kelompok yang diberikan perlakuan

menggunakan insektisida elektrik dengan gabus yang mengandung d-aletrin

0,01 lg/l

b. Kelompok kontrol negatif, yaitu kelompok yang diberikan perlakuan

menggunakan alat insektisida elektrik dengan gabus yang direndam dengan

aquades

c. Kelompok yang diberi perlakuan menggunakan alat insektisida elektrik

dengan gabus yang direndam dengan dekok kunyit dengan konsentrasi

10%, 15%, 20%.

4.4 Identifikasi Variabel

4.4.1 Variabel Tergantung

Variabel tergantung penelitian ini adalah jumlah lalat rumah (Musca

domestica) yang mati oleh pemberian dekok kunyit (Curcuma longa) pada

konsentrasi tertentu.

4.4.2 Variabel Bebas

Variabel bebas penelitian ini adalah dosis dekok kunyit (Curcuma longa).

Page 4: BAB 4 Kunyit

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel

PenelitianDefinisi Operasional Skala Ukur Hasil Ukur

Independen :

Dosis dekok

kunyit (Curcuma

longa)

Dekok kunyit adalah kunyit

yang dipotong tipis-tipis lalu

dikeringkan yang selanjutnya

dijadikan serbuk. Kemudian

serbuk ditimbang 100 gram

dan dicampur aquades 100ml

dalam tabung Erlenmeyer dan

ditutup dengan menggunakan

alumunium foil. Erlenmeyer

dimasukkan dalam panic

yang sudah terisi air mendidih

± 30 menit, lalu disaring

dengan menggunakan kain

hingga yang diambil hanya

airnya saja dan dibuang

ampasnya.

Rasio %

Page 5: BAB 4 Kunyit

Lalat rumah mati Bila dilakukan sentuhan /

gangguan pada bagian

abdomen atau bagian tubuh

yang lainnya pada lalat dan

tidak didapatkan pergerakan

pada lalat rumah

Rasio Jumlah

lalat yang

mati karena

terpapar

dekok

kunyit

4.6 Alat dan Bahan Penelitian

4.6.1 Peralatan Penelitian

Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3

kelompok :

1. Alat-alat untuk pembuatan dekok kunyit :

a. Tabung Erlenmeyer untuk proses perendaman bubuk kunyit

b. Blender

c. Oven

d. Gelas ukur

e. Kompor pemanas

f. Kain saring

g. Neraca analitik

h. Aluminium foil

i. Termometer suhu 1000 C

Page 6: BAB 4 Kunyit

2. Alat-alat untuk persiapan lalat rumah dewasa adalah : sangkar kaca (100 cm

x 100 cm x 60 cm), jaring serangga.

3. Alat-alat untuk uji efek insektisida dari dekok kunyit terhadap lalat rumah

dewasa adalah : sangkar kaca (100 cm x 100 cm x 60 cm, alat pemanas

obat lalat elektrik, gabus obat lalat elektrik, timer, gelas ukur, spuit 6 ml/cc.

4.6.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini juga dibagi menjadi 3

kelompok :

1. Bahan-bahan untuk pembuatan dekok kunyit :

a. Kunyit

b. Aquades steril

2. Bahan untuk persiapan lalat rumah dewasa : air selokan, botol air mineral.

3. Bahan untuk uji efek insektisida dekok kunyit terhadap lalat rumah dewasa :

dekok kunyit, lalat rumah dewasa, gabus obat lalat elektrik yang direndam

alkohol 70% selama 24 jam, gabus obat lalat elektrik yang berisi d-aletrin

0,01 lg/l.

4.6.3 Pembuatan Dekok Kunyit (Curcuma longa)

1. Kunyit diambil yang segar dan tidak busuk, dicuci dengan air mengalir lalu

dipotong-potong tipis-tipis.

2. Selanjutnya dikeringkan selama ± 1 minggu hingga kering. Pengeringan

tidak dibawah sinar matahari langsung, tetapi diangin-anginkan. Bila proses

Page 7: BAB 4 Kunyit

pengeringan tersebut tidak memungkinkan maka dapat menggunakan oven

pada suhu 30°-40°C.

3. Kunyit diblender sehingga didapatkan gerusan kunyit. Hasil gerusan

ditimbang menggunakan neraca analitik sebesar 100 gr.

4. Pindahkan hasil gerusan kunyit ke dalam tabung Erlenmeyer yang sudah

diisi dengan 100 ml aquades steril kemudian tutup tabung Erlenmeyer

dengan alumunium foil.

5. Tabung Erlenmeyer selanjutnya dimasukkan ke dalam panci yang berisi air

mendidih (100°C) selama ± 30 menit.

6. Setelah itu tabung Erlenmeyer dikeluarkan dan diangin-anginkan di udara

terbuka hingga suhu mencapai 40°C.

7. Hasil dekok kemudian disaring hingga yang diambil adalah air hasil rebusan

dan buang ampasnya. .

4.7 Cara Kerja dan Pengumpulan Data

4.7.1 Penyiapan Larutan Uji

Untuk mendapatkan berbagai konsentrasi larutan dekok kunyit yang

diinginkan maka dilakukan pengenceran sesuai rumus berikut :

M1 x V1 = M2 x V2

Keterangan :

M1 : Konsentrasi larutan dekok kunyit

M2 : Konsentrasi dekok kunyit yang diinginkan

Page 8: BAB 4 Kunyit

V1 : Volume larutan dekok kunyit

V2 : Volume campuran setelah pengenceran (6 ml)

4.7.2 Persiapan Lalat Rumah (Musca domestica)

Lalat rumah dewasa yang telah disiapkan diletakkan dalam sangkar kaca

yang berukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm. Lalat dewasa yang telah diidentifikasi

sebelumnya diletakkan dalam sangkar kaca yang telah disediakan untuk

kemudian digunakan sebagai sampel.

4.7.3 Uji Potensi Insektisida

Percobaan dilakukan dengan menggunakan 2 buah kotak plastik

berbentuk bujur sangkar berukuran 100x100x60 cm3 yang diletakkan di ruang

penelitian laboratorium parasitologi lantai 1. Pertama siapkan larutan dekok

kunyit dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, rendam gabus obat lalat elektrik

yang sudah steril ke setiap larutan. Lalu siapkan gabus kontrol positif (d-aletrin

0.01 lg/l) dan gabus kontrol negatif (aquades) dan gabus yang telah di rendam

dekok kunyit. Masing-masing gabus dimasukan ke dalam obat lalat elektrik,

kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing kandang lalu dihubungkan

dengan aliran listrik 220V sehingga indikator akan menyala tanda perlindungan

terhadap gangguan lalat telah bekerja. Kandang 1 menggunakan gabus berisi

larutan dan d-aletrin 0.01 lg/l (kontrol pasif), kandang 2 menggunakan aquades

sebanyak 3 ml (kontrol negatif), kandang 3 menggunakan gabus berisi larutan

dekok kunyit 10%, kandang 4 menggunakan gabus berisi larutan dekok kunyit

15%, kandang 5 menggunakan gabus berisi larutan dekok kunyit 20%. Jumlah

Page 9: BAB 4 Kunyit

lalat yang mati pada setiap perlakuan dihitung pada jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3,

jam ke-4, jam ke-5, jam ke-6, hingga jam ke-24 (pengamatan setiap 1 jam).

Penelitian ini dilakukan dengan pengulangan sebanyak 4 kali untuk

tiap perlakuan.

Gambar 4.1 Kotak Lalat rumah (Musca domestica)

Keterangan :

Kotak berukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm yang dibuat dengan

memodifikasi sangkar dan menempelkan kaca pada semua sisi kecuali bagian

depan kanan yang dilubangi untuk tempat memasukkan lalat dan obat lalat

elektrik.

Sisi sangkar yang ditempel kaca

Tempat memasukkan obat lalat lelektrik

Tempat memasukkan lalat

Page 10: BAB 4 Kunyit

Lalat rumah (Musca domestica) dewasa

Kontrol (-)Kontrol (+) dekok kunyit (konsentrasi

10%)

Dihitung jumlah lalat yang mati pada pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5, hingga jam ke-24

Sampel lalat rumah dimasukkan dalam 5 sangkar

plastik (masing-masing 10 ekor)

dekok kunyit (konsentrasi

15%)

dekok kunyit (konsentrasi

20%)

4.7.4 Skema Alur Kerja Penelitian

4.7.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3, jam ke-4, jam

ke-5, jam ke-6, hingga jam ke-24 (pengamatan setiap 1 jam). Keadaan semua

kelompok perlakuan diamati untuk mencari perubahan jumlah lalat yang hidup.

Jumlah lalat yang mati dihitung dan dimasukkan dalam tabel.

4.7.6 Pengumpulan Data

Page 11: BAB 4 Kunyit

Data hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dimasukkan dalam tabel

dan diklasifikasikan menurut perlakuan, jumlah lalat yang mati, dan waktu

pengulangan. Dari tabel tersebut, hasilnya akan dianalisis dan dimasukkan

dalam perhitungan statistik.

4.7.7 Analisis Data

Data yang telah dikelompokkan dan ditabulasi kemudian dianalisis

statistik dengan menggunakan fasilitas SPSS (Statistical Package for The Social

Sciences) 17.0 for windows dengan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas

0,05 ( = 0,05) dan taraf kepercayaan 95% (=0,05).

Untuk mengetahui apakah terdapat keragaman antar perlakuan,

dilakukan uji hipotesis komparatif. Metode yang dapat digunakan yaitu uji One-

way ANOVA dengan alternatifnya yaitu uji Kruskal-Wallis. Metode One-way

ANOVA (Analysis of Variance) dapat digunakan jika data memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut (Dahlan, 2004) :

1. Terdapat lebih dari dua kelompok yang tidak berpasangan

2. Distribusi normal, yang dapat diketahui dari uji normalitas (Kolmogorov-

Smirnov atau Shapiro-Wilk). Jika distribusi data tidak normal, maka

diupayakan untuk melakukan transformasi data supaya distribusi data menjadi

normal.

3. Varians data sama atau homogen, yang dapat diketahui dari uji homogenitas.

Jika varians data tidak sama atau homogen, maka diupayakan untuk

melakukan transformasi data supaya varians data menjadi sama atau

homogen

Page 12: BAB 4 Kunyit

4. Jika data hasil transformasi tidak berdistribusi normal atau varians tetap tidak

sama, maka alternatifnya dipilih uji Kruskal-Wallis.

Jika uji One-way ANOVA atau Kruskal-Wallis didapatkan nilai < 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi dan

perbedaan waktu terhadap potensi insektisida. Kemudian untuk mengetahui

kelompok mana yang berbeda dilakukan post-hoc test dengan uji Tukey HSD

untuk data yang menggunakan uji One-way ANOVA dan uji Mann-Whitney untuk

data yang menggunakan uji Kruskal-Wallis. Sedangkan untuk mengetahui

hubungan antara konsentrasi dengan potensi insektisida digunakan uji Korelasi

Pearson (Dahlan, 2004).