Bab 4 Kapal Perikanan

20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Berdasarkan situs resmi kabupaten Batang (2008), kabupaten Batang terletak pada 6 o 51' 46" sampai 7 o 11' 47" Lintang Selatan dan antara 109 o 40' 19" sampai 110 o 03' 06" Bujur Timur di pantai utara Jawa Tengah dan berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta- Surabaya. Luas daerah 78.864,16 Ha. Batas-batas wilayahnya kabupaten Batang yaitu : Sebelah utara : Laut Jawa Sebelah timur : Kabupaten Kendal Sebelah selatan : Kab. Wonosobo dan Kab. Banjarnegara Sebelah barat : Kabupaten Pekalongan Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan. Kabupaten Batang memiliki garis pantai yang cukup panjang yaitu 38,73 km garis pantai tersebut terbentang dari Kecamatan Batang, Kecamatan Tulis,

description

Kapal Perikanan

Transcript of Bab 4 Kapal Perikanan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Keadaan Umum Lokasi

Berdasarkan situs resmi kabupaten Batang (2008), kabupaten Batang terletak pada 6o 51' 46" sampai 7o 11' 47" Lintang Selatan dan antara 109o 40' 19" sampai 110o 03' 06" Bujur Timur di pantai utara Jawa Tengah dan berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Luas daerah 78.864,16 Ha. Batas-batas wilayahnya kabupaten Batang yaitu :

Sebelah utara: Laut Jawa

Sebelah timur: Kabupaten Kendal

Sebelah selatan : Kab. Wonosobo dan Kab. Banjarnegara

Sebelah barat: Kabupaten Pekalongan

Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan. Kabupaten Batang memiliki garis pantai yang cukup panjang yaitu 38,73 km garis pantai tersebut terbentang dari Kecamatan Batang, Kecamatan Tulis, Kecamatan Subah, Kecamatan Limpung dan Kecamatan Gringsing. Sebagian besar penduduk di Kecamatan tersebut berada di jalur Pantai Utara, berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Posisi tersebut menempatkan wilayah Kabupaten Batang, utamanya Ibu Kota Pemerintahannya pada jalur ekonomi pulau Jawa sebelah utara. Arus transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura memberikan kemungkinan Kabupaten Batang berkembang cukup prospektif di sektor jasa transit dan transportasi serta penduduknya mayoritas bermata pencaharian di bidang perikanan laut seperti nelayan, pengelola ikan laut dan lain-lain.4.2. Data Teknis Kapal

Data-data kapal yang diperoleh dari Praktikum Rancang Bangun Kapal Perikanan adalah sebagai berikut:

Nama Kapal : KMN. INKA MINA MAKMUR 150Jenis Alat Tangkap : Purse seineBahan Kapal : Kayu A. Bagian-Bagian Kapal

1. Palka

Jumlah Palka : 9Daya Tampung Palka :30 tonBahan Insulasi Kapal : kayu lapis fiber

Sistem Pendinginan Kapal : es batu2. Permesinan

Jenis Mesin : marine engineMerk/Kekuatan Mesin : Yuchai/150 PK Sistem Pendinginan Mesin : tertutupJumlah Daun Propeller : 43. Ruang Kemudi

Panjang x Lebar x Tinggi : 2,73 x 2,03 x 3,30 mB. Ukuran Utama Kapal

Panjang Total (LOA) : 17,19 mLebar Maksimal (Bmak) : 5,25 mKedalaman (D) : 2,2 mPanjang Dek (LDL) : 16,86 mLebar Dek (BDL) : 5,14 mTinggi Kapal (Hmak) : 3,38 mC. Konstruksi Kapal

1. Lunas

Jenis Kayu : MerbauPanjang x Lebar x Tinggi : 120 x 30 x 302. Gading

Jenis Kayu : LabanTipe Gading : U untuk bodi, V haluanJumlah Gading : 35 pasangJarak Antar Gading : 35 cm3. Kulit

Jenus Kayu : MerbauTebal Kulit : Sabuk: 6 cm, biasa: 4 cm4.3. Perbandingan Ukuran Utama Kapal

Untuk mendapatkan ukuran utama kapal yang diinginkan, maka terlebih dahulu yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran terhadap kapal yang diamati. Pengukuran meliputi:

1. Panjang Kapal = L

Dalam penentuan panjang kapal ada 4 (empat) macam pengertian panjang kapal yang digunakan dalam praktikum kapal perikanan adalah sebagai berikut:a. Panjang seluruh kapal (Length over all = LOA)

Yaitu jarak mendatar antara ujung depan linggi haluan sampai dengan ujung belakang linggi buritan.b. Panjang geladak kapal (Length deck line = LDL)

Yaitu jarak mendatar antara sisi depan linggi haluan sampai dengan sisi belakang linggi buritan yang diukur pada garis geladak utama atau geladak buritan.

c. Panjang garis air ( Length of water line = LWL )

Yaitu jarak mendatar antara sisi depan linggi haluan sampai dengan sisi belakang linggi buritan yang diukur dari water line kapal tersebut.

d. Panjang antara garis tegak ( Length beetwen perpendicular = LPP)

2. Lebar Kapal : B

a.Lebar maksimum kapal (Breadth maximum = Bmax) adalah jarak mendatar antara sisi-sisi luar kapal yang diukur pada lebar kapal terbesar. Apabila terdapat bagian geladak yang melebihi lambung kapal maka sebagai Breadth maximum = Bmax adalah lebar dari geladak kapal tersebut.

b.Lebar geladak kapal (Breadth mark deck line = Bmld) adalah jarak mendatar antara sisi-sisi luar geladak kapal.

3. Tinggi Kapal : H

Tinggi kapal atau tinggi geladak kapal (Height = H) adalah jarak vertikal atau tegak antara garis dasar sampai dengan garis atau sisi atas geladak bagian tepi geladak utama yang diukur pada pertengahan panjang garis tegak kapal.Hasil pengukuran dari kelompok kami adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Ukuran Utama Kapal.No.UkuranHasil (m)

Kapal DaratKapal LautKapal Purse seine

1.L/H1617,199

2.B/H14,516,862,5

3.L/B5,85,143,6

4.Lebar Maksimal (Bmax)6,25,256,2

5.Tinggi Kapal (Hmax)2,83,382,8

6.Kedalaman (D)2,82,20,07

Sumber: Praktikum Rancang Bangun Kapal Perikanan, 2011

Pada data kapal purse seine KMN. INKA MINA MAKMUR 150 yang kita amati perbandingan ukuran utama kapal L/H 5,7 m, B/H 2,2 m, L/B 2,6 m. Menurut Mulyanto (1997), hasil pengukuran dimensi utama kapal purse seine yang dianalisis di Pantai Krakasan dengan panjang keseluruhan (Length over all) 16 m, lebar (width) 6,2 m, kedalaman (depth) 2,8 m dan sarat (draft) 0,07 m memiliki perbandingan ukuran utama kapal yaitu sebesar L/H = 9 m, B/H = 2,5 m, L/B = 3,6 m.4.4.Bagian-Bagian dan Tata Letak Ruang Kapal

Secara umum kapal tersebut terbagi atas tiga bagian utama sebagaimana kapal-kapal penangkapan lainnya. Bagian-bagian tersebut adalah palka kapal, bangunan atas kapal dan ruangan mesin kapal. 1. Palka

Palka merupakan ruangan yang dibuat sedemikian rupa, yang digunakan oleh nelayan sebagai tempat untuk menyimpan ikan-ikan yang telah tertangkap oleh alat tangkap. Pada palka dilengkapi dengan insulasi yaitu pada setiap sisi-sisi palka dan lantainya diberi sterofoam dengan tujuan untuk mempertahankan suhu ruangan palka supaya tetap stabil (dingin).

Ikan-ikan yang telah tertangkap oleh nelayan, langsung dimasukkan ke dalam palka bersama-sama dengan es yang telah dihancurkan dalam bentuk kecil atau biasa disebut dengan es curai. Palka disusun secara berjajar dan cara penyusunan dibuat simetris. Maksud dari simetris disini adalah peletakan skat antara palka sebelah kiri dan kanan adalah tepat berada ditengah-tengah lebar kapal. Dari hasil praktikum jumlah palka yang ada 9. Pembagian jumlah palka untuk bagian sebelah kiri dan kanan adalah sama yaitu masing-masing tujuh buah palka. Tutup atau pintu palka dibuat agak tinggi dari deck kapal sehingga jika nelayan akan membuka atau menutup palka tinggal menggesernya saja.2. Ruang Kemudi

Bagian kapal selanjutnya adalah bangunan atas kapal atau sering disebut juga dengan rumah kapal. Bangunan atas merupakan tempat bagi ruang kemudi kapal. Sebuah kapal untuk melakukan perjalanan atau berlayar, berhenti, mundur, memutar dan membelok dapat dikendalikan dari ruang kemudi tersebut. Selain sebagai ruang kemudi bangunan atas kapal juga biasa digunakan oleh nelayan sebagai tempat untuk beristirahat dan juga untuk meletakkan barang-barang para ABK (Anak Buah Kapal) dan awak kapal.

Pada kapal yang kami amati bangunan atas terletak pada bagian belakang kapal, tetapi tidak tepat diujung belakang (buritan) kapal melainkan sedikit maju ke depan. Bangunan atas dibuat tidak terlalu besar, namun cukup ideal untuk ukuran kapal yang kami amati tersebut. Dari data yang telah diperoleh dapat diketahui luas bangunan atas dengan perhitungan sebagai berikut:

Luas bangunan atas = Panjang x Lebar

Sehingga nilai luas bangunan atas dapat dihitung sebagai berikut:

Luas bangunan atas = 1,35 m x 2,57 m

= 3,4695 m2

Sedangkan untuk tinggi bangunan atas dapat diketahui dengan cara pengukuran dan hasilnya adalah 1,64 m.3. Permesinan

Bagian kapal yang terakhir adalah ruangan mesin kapal yang terletak di bagian bawah rumah deck (deck house) atau diujung buritan. Tata letak untuk penempatan mesin adalah dibagian bawah yang diberi skat dengan maksud untuk memisahkan dengan palka kapal. Untuk penempatan masing-masing mesin yang kapal kami tidak melakukan pengamatan karena pada kapal yang sedang diperbaiki. Dari pengamatan yang kami lakukan kami hanya mendapat informasi tentang jenis mesin, kekuatan dan bahan bakar yang digunakan saja. Pada ruangan mesin terdapat sebuah mesin utama dan dua buah mesin bantu. Mesin utama dipergunakan khusus untuk menjalankan kapal sehingga harus memiliki kekuatan atau daya yang cukup besar dari mesin yang lainnya. Mesin utama merupakan mesin YUCHAI, memiliki silinder sebanyak 6 buah silinder dan sistem pendinginannya tertutup karena terdapat isolator, sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah solar.Mesin kapal selanjutnya adalah mesin bantu. Mesin bantu untuk sebuah kapal ada 1 buah yang bermerek MITSUBISI yang mempunyai 6 silinder dengan kekuatan mesin 150 PK.4.5. Gross Tonnage

Tonnage kapal adalah suatu besaran yang menunjukkan kualitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan diangap kedap air yang berada di dalam kapal. Dari hasil pengukuran tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung Gross Tonnage kapal.

4.5.1. Brutto register tonnage

Tonase kotor (Inggris: gross tonnage disingkat GT) adalah perhitungan volume semua ruang yang terletak dibawah geladak kapal ditambah dengan volume ruangan tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling atas (superstructure). Tonase kotor dinyatakan dalam ton yaitu suatu unit volume sebesar 100 kaki kubik yang setara dengan 2,83 kubik meter. Perhitungan tonase kotor dijelaskan di dalam Regulation 3 dari Annex 1 dalam The International Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969. Tergantung dari dua variabel:

V, adalah total volume dalam meter kubik (m), dan

K, adalah faktor pengali berdasarkan volume kapal.

Menurut ketentuan Syahbandar, perhitungan Gross Tonnage (GT) yaitu tonnase kotor kapal untuk ruang geladak bawah dapat diperoleh dengan cara: GT = 0,25 x (LDL x BDL x H) x CbDari data hasil pengamatan didapatkan hasil perhitungan Gross Tonnage pada KM. INKA MINA MAKMUR 150 dengan jumlah palka 9 adalah 42,46 GT. Pada kapal KM. INKA MINA MAKMUR 150 belum memiliki tanda selar karena kapal ini belum disahkan oleh syahbandar.

4.5.2. Netto register tonnageTonase bersih atau lebih dikenal sebagai Net Tonnage (NT) adalah perhitungan ruang dalam kapal untuk muatan cargo. Dinyatakan dalam ton yang merupakan representasi dari dari 100 kubik kaki yang setara dengan 2,83 m3.Untuk kapal dengan penumpang 12 orang atau kurang Dasar perhitungan tonase bersih adalah Regulation 4 of Annex 1 of The International Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969. Yang tergantung kepada variabel berikut:

V, adalah total volume cargo dalam meter kubik (m), dan

D, adalah jarak bagian atas lunas sampai bagian tepi bawah geladak dalam meter.

d, adalah draft dalam meter.

Langkah pertama dalam menghitung NT adalah menghitung nilai K2, yang tergantung kepada Vc. Yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:

K2 = 0.2 + 0.02 log10(Vc)

Selanjutnya dengan menggunakan ketiga nilai tersebut perhitungan NT diperoleh dari rumus:

NT = Vc K2 (4d/3D)2Untuk kapal dengan penumpang 13 orang atau lebih Dalam menghitung NT untuk kapal-kapal yang diijinkan untuk mengangkut 13 atau lebih penumpang digunakan tambahan 3 variabel lain: GT, Tonase kotor kapal

N1, jumlah penumpang di dalam kabin dengan tidak lebih dari 8 tempat.

N2, jumlah penumpang lainnya, Selanjutnya dapat dihitung tonase bersih:

NT = Vc K2 (4d/3D)2 + K3 (N1 + N2/10)

Dari data hasil pengamatan didapatkan hasil perhitungan Netto Gross Tonnage pada KM. INKA MINA MAKMUR 150 dengan jumlah palka 9 adalah 40 NTs. Yang artinya banyaknya atau volume ruangan-ruangan tertutup didalam kapal yang dipergunakan untuk mengangkut muatan dan yang akan dibongkar atau dikeluarkan dari dalam kapal sebanyak 40.4.6. Konstruksi

4.6.1. Material

Data-data kapal yang diperoleh dari Praktikum Laut Rancang Bangun Kapal Perikanan adalah sebagai berikut: Nama kapal

: Laut (KMN INKA MINA MAKMUR 150)

Jumlah palkah

: 9 buah laut dan 14 buah darat- Merek mesin

a. Mesin utama darat

: Mitsubishi

b. Mesin utama laut

: Yuchai

Mesin bantu lainnya : Gardan merek Donfeng

Genset (lampu) sebagai alat bantu penangkapan

- Jenis kayu

: Darat (Kayu Merbau)

: Laut (Kayu Merbau)4.6.2. Bagian konstruksi kapal

Kapal merupakan sarana transportasi di perairan terbuka maupun pariwisata, semua kapal tidak lepas dari konstruksi kapal itu sendiri. Konstruksi yang baik adalah disesuaikan dengan kegunnaan kapal, misalnya: Kapal perikanan trawl harus stream line mengingat target tangkapan adalah ikan perenang cepat dan tentunya mengutamakan kecepatan dibanding dengan stabilitas. Adapun macam-macam bagian konstruksi kapal, antara lain:4.6.2.1.lunas

Berdasarkan hasil Praktikum Rancang Bangun Kapal Perikanan di Batang adalah dengan melakukan pendataan mengenai kapal perikanan yang ada di darat dan di laut. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Lunas kapal darat

Jenis kayu

: Kayu Merbau

Ukuran lunas: 16 x 30 x 30 m

Lunas kapal laut

Jenis kayu

: Kayu Merbau

Ukuran lunas: 16 x 20 x 20 mMenurut Biro Klasifikasi Indonesia (2006), kelebihan dari kayu merbau yaitu tekstur serat garis tidak terputus, tahan terhadap serangga, termasuk kelas awet I dan II dan juga kelas kuat I dan II. Kayu merbau juga memiliki kekurangan yaitu cukup keras sehingga banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hati-hati dan melebihi standar pengukuran dan harga yang relatif mahal. Lunas kapal pada kapal harus kuat, sebagai penyokong daya angkut kapal. Ukuran lunas disesuaikan dengan ukuran kapal yang akan di buat. Menurut Tampubolon (1990), lunas merupakan tulang punggung untuk kekuatan memanjang kapal dan wrang menghubungkan gading kiri dan kanan.

4.6.2.2.linggi

Linggi kapal pada saat Praktikum di Galangan, Batang kapal darat dan laut terdiri dari 2 linggi, yaitu:

1. Linggi Haluan

Lunas bagian haluan yang menjadi penghubung papan kulit kiri dan kanan penghubung galar-galar pada kedua sisi kapal. Bahan pembuat linggi dari kayu merbau dengan ketebalan 3 - 10 cm dan termasuk linggi haluan batang.2. Linggi Buritan

Lunas bagian buritan disebut juga sepatu linggi sebagai bantalan bawah poros kemudi kapal. Menggunakan bahan baku kayu merbau dengan ketebalan kayu 5 - 12 cm dan termasuk linggi buritan bulp. Menurut Perry (2001), lunas kapal terdiri dari 2 macam: linggi haluan dan buritan. Linggi haluan merupakan lanjutan dari lunas kearah depan, sedangkan linggi buritan merupakan lanjutan lunas ke arah belakang.

4.6.2.3. Gading dan Wrang Kapal

Bentuk gading pada kapal yang diamati yaitu berbentuk U (body) dan V (haluan). Gading yang berbentuk U memiliki beberapa kelebihan yaitu ketahanan kapal akan semakin baik, volume badan kapal yang tercelup di dalam air lebih besar, kapal memiliki stabilitas yang bagus tujuannya adalah untuk memberikan keseimbangan pada kapal dan kapal dapat terapung seluruhnya dipermukaan air yaitu seluruh bagian bawah kapal dapat terangkat oleh air. Kekurangannya kecepatannya kurang. Gading V lebih diutamakan kecepatannya sedangkan stabilitasnya kurang.Ukuran gading kapal dengan panjang 3 meter dan lebar 55 cm. Jumlah gading kapal laut 60 gading, dengan bahan baku kayu merbau. Tipe gading adalah tipe L dengan jarak antar gading 36 cm. Ukuran gading kapal di darat 2 meter dengan lebar 12 cm, jarak antar gading 30 cm. Bahan yang digunakan adalah kayu laban merbau, dan tipe gading U pada body kapal dan L pada buritan kapal.

Fungsi dari gading adalah untuk memberi bentuk dan kekuatan pada badan kapal. Gading sebagai penghubung papan kulit satu dengan yang lainnya dan juga memperkuat lambung kapal arah melintang. Dengan adanya gading maka dari konstruksi kapal yang dibuat akan semakin kokoh sehingga kapal akan aman digunakan untuk operasi penangkapan ikan (Setiyanto, 2007).4.6.2.4. papan geladak, papan lambung, dan papan sekat

Hasil praktikum Rancang Bangun Kapal Perikanan di Galangan, Batang papan geladak, papan lambung dan papan sekat berbahan dasar kayu merbau sejenis kayu Kalimantan. Papan lambung terhubung dengan gading-gading kapal bagian kiri dan kanan. Papan geladak dilakukan pemasangan secara memanjang arah horizontal kapal. Papan lambung kapal terletak di bawah ruang palka dengan bahan baku kayu jati berdiameter 5 - 7 cm. Sedangkan papan sekat berfungsi untuk pembatas antar gading dan palka kapal.

Menurut Salim (1995), Block geladak sebagai penghubung lajur papan gladak satu dengan lainnya dan juga memeperkuat geladak ke arah melintang, yaitu block geladak dan papan geladak pada daerah yang mendapat beban yang tinggi.