Bab 4 Hereditas

17
HUKUM HEREDITAS, PENERAPAN, SERTA IMPLIKASINYA BAB 4

description

materi hereditas SMA

Transcript of Bab 4 Hereditas

Page 1: Bab 4 Hereditas

HUKUM HEREDITAS, PENERAPAN, SERTA

IMPLIKASINYA

BAB 4

Page 2: Bab 4 Hereditas

Genetika

Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat (hereditas) dari individu induk kepada keturunannya

Gregor Mendel, melalui penelitiannya pada kacang ercis (Pisum sativum). Ditulis dalam Proceeding of National History Society pada tahun 1866.

Dikembangkan oleh

timbul

Hukum Pewarisan Sifat: Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II

Page 3: Bab 4 Hereditas

Hukum Mendel I atau hukum segregasi: alel-alel akan berpisah secara bebas dari diploid menjadi haploid pada saat pembentukan gamet.Untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang antara antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih dengan satu faktor pembawa sifat.

Hukum Mendel II atau the law of independent assortment: perkawinan silang yang menyangkut dua atau lebih pasangan sifat berbeda maka pewarisan dari masing-masing pasangan faktor sifat-sifat tersebut adalah bebas sendiri-sendiri (masing-masing tidak tergantung satu sama lain.Untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang antara antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih dengan dua atau lebih faktor pembawa sifat.

Hukum Pewarisan Sifat

Page 4: Bab 4 Hereditas

Hukum Mendel I

Persilangan antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih menghasilkan keturunan F1 ercis berbunga ungu. Keturunan F1 dikawinkan antarsesamanya menghasilkan keturunan F2 di mana sebagian ercis berbunga ungu (3/4 bagian) dan sebagian berbunga putih (1/4 bagian)

Page 5: Bab 4 Hereditas

Hukum Mendel II

Persilangan antara ercis berbiji kuning bentuk bulat dengan ercis berbiji hijau bentuk keriput.

Page 6: Bab 4 Hereditas

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

1. Interaksi dari Beberapa Gen (Atavisme)Adanya interaksi dua gen dominan atau resesif menghasilkan fenotipe keturunan berbeda dari kedua induknya.Contoh: bentuk pial pada ayam

Pial biji Pial gerigiPial bilah Pial sumpel

Page 7: Bab 4 Hereditas

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Pial-pial tersebut dapat disilangkan satu sama lain:

1. ayam berpial gerigi galur murni X ayam berpial bilah F1 100% berpial gerigi dan F2 terdiri atas 75% berpial gerigi dan 25% bilah. Berarti, pial gerigi dominan terhadap pial bilah.

2. ayam berpial biji galur murni X ayam berpial bilah F1 100% berpial biji dan F2 terdiri atas 75% berpial biji dan 25% bilah. Berarti, pial biji dominan terhadap pial bilah.

3. ayam berpial gerigi galur murni X ayam berpial biji galur murniF1 100% berpial sumpel (walnut). Jadi, sifat pialnya berbeda dengan induk jantan maupun induk betina. F2 diperoleh 4 macam fenotipe= pial sumpel: pial gerigi: pial biji: pial bilah

= 9 : 3 : 3 : 1

Page 8: Bab 4 Hereditas

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

2. PolimeriSifat yang muncul pada persilangan heterozigot, disebabkan terdapat dua atau lebih gen yang menempati lokus berbeda, tetapi memiliki sifat yang sama. Contoh: persilangan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.

F1 semua berbiji merah

F2 diperoleh keturunan dengan rasio fenotipe 15 merah dan 1 putih

Page 9: Bab 4 Hereditas

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

3. KriptomeriGen dominan yang seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri-sendiri, pengaruhnya tampak jika bersama-sama dengan gen dominan lainnya.Contoh: persilangan Linaria maroccana berbunga merah galur murni dengan berbunga putih juga galur murni.

F1 semua berbunga ungu

F2 diperoleh keturunan dengan rasio fenotipe 9 berbunga ungu, 3 berbunga merah, dan 4 berbunga putih

Page 10: Bab 4 Hereditas

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

4. Epistasis dan HipostasisSalah satu bentuk interaksi antara gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealel. Gen dominan yang menutup gen dominan lainnya disebut epistasis, dan gen dominan yang tertutup itu disebut hipostasis.Contoh: persilangan antara gandum berkulit biji hitam dengan gandum berkulit biji kuningP : HHkk >< hhKK (hitam) (kuning)Gamet : Hk hK F1 : HhKk (hitam) F2 :

Page 11: Bab 4 Hereditas

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

5. Gen KomplementerGen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Jika salah satu gen tidak hadir maka pemunculan suatu karakter akan terhalang atau tidak sempurna.

Contoh: pigmen pada bunga Lathyrus adoratusAda dua gen yang berinteraksi dalam menumbuhkan pigmen:Gen C : menyebabkan timbulnya bahan mentah pigmen.Gen c : tidak menumbuhkan pigmen.Gen P : menumbuhkan enzim pengaktif pigmen.Gen p : tidak mampu menumbuhkan enzim

Individu yang mengandung faktor C tanpa faktor P akan berwarna putih.Individu yang mengandung faktor P tanpa faktor C juga berwarna putih. Individu yang mengandung faktor C dan P akan menunjukkan warna ungu.

Page 12: Bab 4 Hereditas

Diagram persilangannya

Keterangan:No. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 13 = mengandung faktor C dan P, berfenotipe ungu.No. 6, 8, 14 = mengandung C tanpa P, berfenotipe putih.No. 11, 12, 15 = mengandung P tanpa C, berfenotipe putih.No. 16 = tidak mengandung faktor P dan C, berfenotipe putih.

F2 diperoleh dengan rasio fenotipenya adalah 9 berpigmen ungu dan 7 berpigmen putih.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Page 13: Bab 4 Hereditas

Dua atau lebih gen yang menempati kromosom sama dan menimbulkan suatu sifat yang sama disebut tertaut atau linkage. Peristiwa terbentuknya gen tertaut ini disebut tautan

Dikemukakan oleh Morgan pada persilangan lalat buah (Drosophila melanogaster) yang memiliki perbedaan morfologis, seperti bentuk sayap, warna tubuh, dan warna mata.

Tautan

Page 14: Bab 4 Hereditas

Persilangan antara Drosophila betina normal tubuh berwarna kelabu dan bersayap panjang dengan Drosophila jantan tidak normal yang tubuh berwarna hitam dan tidak bersayap.

Keterangan:BbVv = Drosophila kelabu-bersayap panjangbbvv = Drosophila hitam-bersayap pendek

Tautan

Page 15: Bab 4 Hereditas

Pada peristiwa meiosis, kromatid yang berdekatan dari kromosom homolog tidak selalu berjajar berpasangan dan beraturan, kadang-kadang saling melilit satu dengan lainnya. Menyebabkan sering terjadi sebagian gen-gen suatu kromatid tertukar dengan gen-gen kromatid homolognya. Peristiwa ini disebut pindah silang atau crossing over.

Pindah Silang

Page 16: Bab 4 Hereditas

Determinasi Seks

Dalam membedakan jenis kelamin dikenal beberapa sistem pengelompokan kromosom,di antaranya adalah sebagai berikut.1. Sistem XX-XY, misalnya pada manusia dan lalat.2. Sistem XX-XO, pada beberapa jenis serangga.3. Sistem ZZ-ZW, pada unggas, kupu-kupu, dan ikan.

Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan kromosom di dalam sel. Salah seorang perintis yang berhasil menemukan perbedaan susunan kromosom sel jenis kelamin jantan dan betina adalah McClung.

Page 17: Bab 4 Hereditas

a. Sistem XX-XY pada manusia dan Drosophila. Jantan merupakan heterogamet dan menghasilkan dua gamet (X atau Y), sedangkan yang betina adalah homogamet dan hanya menghasilkan satu macam gamet saja (X)b. Sistem XX-XO pada belalang dan serangga lainnya, yang jantan juga heterogamet, tetapi kedua macam gametnya adalah X dan X bukan X dan Yc. Sistem ZZ-ZW pada unggas dan kupu-kupu, yang betina adalah heterogamet, kromosom seksnya disebut Z untuk jantan dan W untuk betinad. Pada lebah madu dan ordo Hymenoptera lainnya, telur-telur tidak dibuahi dan berkembang haploid dengan jenis jantan, sedangkan yang dibuahi menjadi diploid dengan jenis kelamin betina