BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …...musik, ruang alat-alat olahraga, dan ruang...
Transcript of BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …...musik, ruang alat-alat olahraga, dan ruang...
1
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi Desa Limbangan terletak di wilayah
Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal dengan
batas–batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan
dengan Desa Purwogondo Kecamatan Boja, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Sriwulan Kecamatan
Limbangan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Sumber Rahayu Kecamatan Limbangan, dan sebelah
barat berbatasan dengan Desa Tambahsari,
Kecamatan Limbangan.
Lokasi penelitian yang ada di desa Limbangan
merupakan tempat berdirinya SMP N 1 Limbangan
Kabupaten Kendal, adapun lokasinya sangat strategis
untuk tempat kegiatan proses belajar mengajar,
tempatnya di belakang lapangan ± 100 m dari jalan
raya yang menghubungkan antara kota Boja dengan
kota Kecamatan Limbangan.
SMP Negeri 1 Limbangan keberadaanya tidak
jauh dari jalan raya, sehingga diminati oleh
masyarakat wilayah Limbangan dan sekitarnya.
Masyarakat di luar Limbangan juga mudah untuk
mencapainya dengan jalur transpotasi. Maka tidak
mengherankan jika anak-anak yang tidak dapat
tertampung sekolah-sekolah yang berada di wilayah
Kecamatan Boja sebagai alternatif bersekolah ke
wilayah Kecamatan Limbangan terutama di SMP
Negeri 1 Limbangan.
2
Desa Limbangan dikelilingi tanah–tanah berbukit
serta suhu yang dingin ± 27-28º C karena terletak di
lereng pegunungan Ungaran yang sangat cocok untuk
daerah pertanian, maka mayoritas penduduk
desa Limbangan merupakan petani khususnya petani
penggarap tanaman padi, walaupun ada sebagian
penggarap jenis tanaman lain seperti : sayur, cabai,
buah–buahan, kopi, dan masih banyak lainnya yang
merupakan penghasil dari daerah Desa Limbangan.
4.1.1 SMP Negeri 1 Limbangan
SMP Negeri 1 Limbangan berdiri diatas tanah
seluas 19.900 m² atau 1,99 hektar dan luas
bangunanya 1998 m². Pintu gerbang menghadap
kebarat, sebelah utara pintu gerbang adalah lapangan
basket dan lapangan bola volley dengan luas 1250 m²
yang berpagar kawat setinggi 3,5 m. Bangunan ini
diresmikan Bupati Kendal tahun 2002, waktu itu
bangunan tersebut yang paling megah di Kabupaten
Kendal. Dari lapangan basket tersambung pagar
tembok setinggi 2 m kearah timur sepanjang ±200 m,
disambung lagi pagar kawat berduri sampai ujung
selatan, belok lagi kebarat kemudian bersambung
dengan pintu gerbang yang dari arah selatan, tinggi
pagar kawat berduri ini ± 1 m.
Setelah masuk pintu gerbang memasuki halaman
depan SMP Negeri 1 Limbangan, yang luasnya ±2400
m² sebagai halaman utama yang berfungsi untuk
upacara bendera rutin tiap hari senin, apel siswa, dan
upacara-upacara yang lain, misalnya Hari Besar
Nasional. Halaman tengah luasnya ±350 m², pada
ujung timur ada panggung permanen terbuka yang
3
biasa digunakan untuk pentas/pergelaran seni, acara
perpisahan, acara pentas api unggun pramuka, dan
acara lain yang bersifat di luar gedung. Halaman yang
satunya di ujung paling timur luasnya ± 500 m²,
halaman ini juga dilengakapi sarana tiang bendera
agar untuk latihan upacara bersifat mendesak apabila
lapangan utama untuk kegiatan lain. Di pinggiran
setiap halaman ditanami pepohonan yang fungsinya
selain penghias sekaligus pelindung. Dengan kondisi
semacam ini dapat dimungkinkan terwujudnya 6 K.
Pada halaman tengah selain pepohonan juga ditanami
buah mangga, maka pada saat tertentu SMP Negeri 1
Limbangan panen mangga.
Berdasarkan luas seluruhnya 19.990 m² yang
dikurangi luas bangunan, lapangan olahraga dan
halaman sekolah sisanya adalah sawah produktif,
yang sampai saat ini pengerjaanya dilakukan orang
lain (dijual musiman) yang hasilnya untuk
kepentingan sekolah.
Kemudian dengan dibangunnya gedung baru dari
tahun ke tahun saat ini fasilitas ruang yang ada di
SMP Negeri 1 Limbangan sebagai berikut :
Kelas VII : 6 ruang, ruang (VII A, VII B, VII C, VII
D, VII E, VII F)
Kelas VIII : 6 ruang, ruang (VIII A, VIII B, VIII C,
VIII D, VIII E, VIII F)
Kelas IX : 6 ruang, ruang (IX A, IX B, IX C, IX D,
IX E, XI F)
Ruang : kepala sekolah, ruang komite, ruang
wakasek dan kaur, ruang guru, ruang BK, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang OSIS, ruang
4
koperasi siswa, ruang dapur, kamar mandi guru dan
kepala sekolah, ruang karawitan, ruang tari, ruang
ketrampilan menjahit, panggung tertutup, ruang
musik, ruang alat-alat olahraga, dan ruang media.
Adapun sarana prasarana pendidikan yang
dimiliki SMP Negeri 1 Limbangan antara lain :
peralatan laboratorium, peralatan olahraga, peralatan
pratek ketrampilan (mesin jahit, tata boga, sablon),
peralatan seni rupa, seni musik, seni tari, peralatan
tata lingkungan, dan mushola.
4.1.2 Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Siswa
Tenaga pengajar di SMP Negari 1 Limbangan
berjumlah 37 orang. Mereka terdiri dari: kepala
sekolah (sekaligus sebagai pengajar PKn), 2 pengajar
Agama, 2 pengajar PKn, 3 pengajar Bahasa Indonesia,
4 pengajar IPA, 4 pengajar IPS, 4 pengajar
Matematika, 4 pengajar Bahasa Inggris, 2 pengajar
Olah Raga, 2 pengajar SBK, 1 pengajar prakarya, 2
pengajar Bahasa Jawa, 1 pengajar Komputer, 3
pengajar BK, 2 pengajar tata boga. Usia mereka
berkisar antara 25 – 54 tahun. Mereka yang
berpendidikan Magister 2 orang, Sarjana 27 orang,
dan Diploma 3 orang. Beberapa guru sedang
menempuh pendidikan S2 ketika penelitian ini
dilakukan.
Jumlah siswa SMP Negeri 1 Limbangan pada
tahun pelajaran 2014/2015 adalah 575 siswa
.Berdasarkan dokumen keadaan siswa SMP Negeri 1
Limbangan rata-rata berusia antara 12 – 15 tahun
mereka sebagian besar adalah putra petani dan
buruh. Sementara yang lainya adalah putra karyawan
5
swasta, PNS, dan TNI. Prestasi akademik pada tahun
pelajaran 2013/2014 dalam Ujian Nasional dapat
lulus 100 %.
4.1.3 Tenaga Administrasi
Salah satu pendukung jalannya operasional
sekolah adalah tenaga administrasi, karena tuganya
membantu pelayanan, kelancaran administrasi
sekolah, ketenagaan, keuangan, inventaris sarana
prasarana sekolah, dan keamanan sekolah. SMP
Negeri 1 Limbangan mempunyai tenaga administrasi
sejumlah 10 orang dengan rincian: 6 tenaga
administrasi, 1 tenaga perpustakaan, 2 penjaga
sekolah/ tukang kebun, 1 satpam.
Ibu Sriyati selaku Koordinator Tata Usaha dalam
tugas utamanya sebagai urusan Bendahara Bos.
Bendahara ada dua orang yang masing-masing
sebagai bendahara Komite Sekolah dan Ketenagaan.
Kemudian yang lain sebagai mengurusi administrasi
urusan kesiswaan. Untuk perpustakaan 1 orang
sebagai koordinator sekaligus bertugas menangani
perawatan, pengadaan, peminjaman, penyimpanan
dan penataan. dan dibantu 1 tenaga dari guru yang
sudah memiliki sertikfikat Keperpustakaan. Penjaga
sekolah dalam bertugas bergiliran, Satpam tiap hari
jaga pintu gerbang dan menyebrangkan siswa di jalan
raya waktu datang sekolah maupun pulang sekolah.
4.1.4 Kurikulum
Kurikulum yang dilaksanakan di SMP Negeri 1
Limbangan tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (kelas IX) dan
Kurikulum 2013 (kelas VII dan VIII).
6
Sedangkan struktur kurikulum 13 terdiri atas
sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas : Mata
pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di
satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau
jenjang pendidikan.
Beban belajar di SMP untuk Tahun VII, VIII, dan
IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar
SMP adalah 40 menit.
Kelompok A adalah mata pelajaran yang
memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek
intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah
mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek
afektif dan psikomotor.
Disamping pembelajaran intrakurikuler tersebut
diatas, SMP Negeri Limbangan juga memprogram
berbagai kegiatan pembelajaran ektrakurikuler yang
dilaksanakan setelah jam intrakurikuler selasai atau
sore hari.
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan peneliti merangkum hasil
pengamatan, wawancara, studi dokumentasi untuk
mengambil data-data yang diperlukan tentang
perencanaan progaram kegiatatan ekstrakurikuler
kesenian, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
kesenian dan faktor-faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaannya. Hasil penelitian
ini sebagai berikut:
7
4.2.1 Perencanaan Program Kegiatan
Ekstrakurikuler Kesenian.
Untuk mengawali suatu kegiatan tidak lepas dari
penyusunan program perencanaan. Dengan
prencanaan yang baik diharapkan tujuan kegiatan
maupun target yang hendak dicapai dapat terpenuhi.
Dalam perencanaan kegiatan ekstrakurikuler kesenian
diawali dengan terbitnya Surat Keputusan Kepala
Sekolah tentang Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Limbangan sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Berikut
ini penetapan program kegiatan Ekstrakurikuler
kesenian di SMP Negeri 1 Limbangan :
TABEL 1
Penetapan Program Kegiatan Ekstrakurikuler
Kesenian
Dasar SK Kepala Sekolah
No.800/240/SMP N 1
Limb./2014
Progam Kegiatan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kesenian
Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian
meliputi:
Karawitan, SeniTari,Seni
Rebana,Musik Keroncong,
Musik Ansambel, Seni
Teater
Tujuan Pengembangan bakat,
minat, kreativitas, dan
potensi siswa di bidang
8
kesenian
Pelaksanaan Tahun Pelajaran
2014/2015 pada semester
1 dan 2
Sasaran Siswa-siswa SMP Negeri 1
Limbangan khusus kelas
VII dan kelas VIII
Target Yang
Dicapai
SMP N 1 Limbangan
memiliki siswa punya
kemampuan baik secara
individual maupun
kelompok di bidang seni
yang dipilhnya
Pelaksanaan perekrutan anggota ekstrakurikuler
kesenian langkah pertama melalui angket, siswa
diminta untuk memilih salah satu ekstrakurikuler
yang disukai. Cara kedua dengan penunjukan siswa
berdasarkan kemampuan siswa pada pembelajaran
intrakurikuler yang dirasa mempunyai bakat dan
kemampuan diatas teman-temannya yang lain.
Apabila dalam salah satu cabang ekstrakurikuler
jumlah persertanya melebihi kuota, maka diadakan
seleksi. Sebaliknya peserta jumlah dibawah kuota,
maka tanpa seleksi.
Sasaran peserta diutamakan kelas 7 dan 8, pada
semester ganjil kelas 9 masih diperbolehkan ikut
kegiatan ekstrakurikuler, namun pada semester 2,
tidak diperbolehkan dengan alasan supaya siswa
konsentrasi persiapan ujian nasional. Siswa yang
9
mengikuti kadangkala menjadi peserta ganda, sudah
ikut salah satu ekstrakurikuler, dapat ikut
ekstrakurikuler yang lain. Hal ini anak tersebut
mempunyai multitalent, artinya mempunyai
keberbakatan ganda.
Waktu kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
setelah selesai pembelajaran intrakurikuler baik
dalam ruangan kelas maupun di luar kelas/lapangan
yang berfungsi untuk mengembangakan dan
kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat
dan minat mereka. Hasil dari wawancara dengan
Urusan Kesiswaan mengapa pelaksanaan hampir
keseluruhan selesai pembelajaran intrakurikuler,
siswa tidak pulang hanya istirahat sebentar langsung
mengikuti kegiatan ektrakurikuler. Disebabkan
kendala tempat tinggal siswa jauh dari sekolah,
transpotasi dan kondisi ekonomi keluarga. Tempat
dilaksanakan dilingkungan sekolah SMP Negeri 1
Limbangan.
Jadwal kegiatan ekstrakurikuler kususnya
kesenian sangat penting, dengan jadwal yang diatur
oleh Kaur Kesiswaan menunjukan kegiatan
terprogram dengan baik. Tidak kalah pentingnya
sebagai pengendali orang tua siswa, dapat mengetahui
putra putrinya kapan ikut ekstrakurikuler, berangkat
dan pulang siswa dapat terpantau orang tua siswa.
Jadwal berfungsi untuk menghindari siswa yang
multitalent, keikut sertaanya lebih dari satu kegiatan.
Berikut ini jadwal pelaksanaan kegiatan
kstrakurikuler kesenian SMP Negeri 1 Limbangan.
10
TABEL 2
Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian
NO JENIS
KEGIATAN HARI / WAKTU KETERANGAN
1 Seni
Karawitan
Senin,Selasa
14.00-16.00
2 Seni Tari Selasa
14.00-16.00
3 Seni Rebana Selasa
14.00-16.00
4 Musik
Keroncong
Jumat
14.00-16.00
5 Musik
Ansambel
Rabu
14.00-16.00
6 Seni Teater Kamis
14.00-16.00
Kegiatan ekstrakurikuler termasuk pembelajaran,
maka para guru pembina ekstrakurikuler
mempersiapkan perangkat pembelajaran
ekstrakurikuler, dari mulai program kegiatan, daftar
peserta masing-masing cabang ekstrakurikuler,
absensi siswa, absen pembina, agenda kegiatan, daftar
nilai, semua guru pembina mempersiapkan perangkat
pembelajaran tersebut.
4.2.2 Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kesenian
Dari temuan hasil penelitian kegiatan
ekstrakurikuler kesenian di SMP Negeri 1 Limbangan
bahwa kegiatan pengorganisasian belum dilaksanakan
maksimal. Dimaksud pengorganisasian adalah proses
11
pengelompokan orang–orang berdasarkan tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya. Susunan secara
umum struktur organisasi kepala sekolah sebagai
penenanggung jawab kegiatan, namun demikian kaur
kesiswaan dan pembina OSIS sebagai pelaksana di
lapangan, yang tahu seluk beluk jalanya kegiatan
berlangsung. Pengorganisasian di tindak lanjuti
dengan pengelompokan jenis-jenis ekstrakurikuler
kesenian yang diprogramkan, misalnya: Karawitan,
Tari, Keroncong, Rebana, Musik Ansambel, dan
Teater.
Untuk penetapan orang-orang dalam organisasi
masing-masing jenis kegiatan tersebut hanya dua
yaitu guru pembina dan peserta atau siswa, struktur
sesuai tugas-tugas yang ditetapkan, secara umum
sudah tahu tugas dan kewajibanya. Guru pembina
berfungsi sebagai pengajar, siswa sebagai peserta atau
anggota yang berfungsi penerima ilmu dalam rangka
penyaluran bakat, minat serta ketrampilanya. Tujuan
dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian ini secara
umum sama pengembangan bakat, minat serta
ketrampilan, namun tujuan masing-masing kegiatan
ekstrakurikuler kesenian berbeda sesuai bidangnya.
4.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kesenian
Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian di SMP Negeri
1 Limbangan ada 6 cabang kesenian yang sudah
dilaksanakan. Masing masing cabang ekstrakurikuler
kesenian SMP Negeri 1 Limbangan dilaksanakan
seluruhnya setelah selesai pembelajaran
12
intrakurikuler yaitu siang sampai sore. Untuk lebih
jelasnya penulis uraikan berikut ini.
Kegiatan ekstrakurikuler Karawitan di SMP
Negeri 1 Limbangan sejak tahun 2001. Kepedulian
SMP Negeri 1 Limbangan dalam upaya pelestarian
budaya tradisional khususnya seni karawitan untuk
mengenalkan pada siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan ini sangat berbeda dibandingkan
sekolah-sekolah lain yang lebih mengutamakan
kesenian nontradisional Ekstrakurikuler karawitan di
SMP Negeri 1 Limbangan dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah ditentukan yaitu setiap hari Senin dan
Selasa setelah jam pelajaranan intrakurikuler selesai
dari pukul 13.00-15.00.
Pola pembinaan atau pembelajaran yang
dilaksanakan dengan metode teori dan praktik. Tetapi
praktik lebih utama dilaksanakan,karena target yang
dicapai siswa harus dapat memainkan gemelan.
Materi dari dasar, dimulai dari cara menabuh masing-
masing instrumen gamelan dengan gendhing-gendhing
lancaran, ketawang, ladrangan dan sebagainya.
Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
karawitan tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 28
siswa terdiri dari 22 putri dan 6 anak putra. Peserta
dari kelas VIII sebanyak 11 siswa dari kelas VII ada 17
siswa yang mengikuti.
Sarana prasarana untuk mendukung kegiatan
ekstrakurikuler Karawitan yang dimiliki adalah
seperangkat gamelan slendro dan pelog. Ruangan
untuk pembelajaran/latihan berukuran 8 M x 9 M .
Materi pembelajaran karawitan diantaranya gending
13
Lancaran, Ketawang, Ladrang, Langgam, Lagu
Dolanan. Pada tahun 2013 membeli satu kotak
wayang kulit. Hal ini berkaitan sejak tahun pelajaran
2012/2013 dalam ekstrakurikuler pedhalangan yang
dijadikan satu dengan Karawitan. Mulai tahun
pelajaran 2012/2013 materi pembelajaran
ekstrakurikuler di tambah dengan gending iringan
wayang kulit. Sebagai guru pembina adalah peneliti
sendiri.
Prestasi secara resmi tim Karawitan SMP Negeri 1
Limbangan belum terlihat, karena untuk mengukur
keberhasilan prestasi resmi dengan cara mengikuti
lomba, sedangkan lomba karawitan dilingkungan
dunia pendidikan maupun masyarakat umum hampir
tidak pernah ada khususnya di lingkungan Kabupaten
Kendal. Namun demikian untuk prestasi secara
umum dari hasil pembelajaran yaitu ketrampilan dan
kemahiran patut dibanggakan, dengan bukti data
yang ada beberapa tahun terakhir ini Tim Karawitan
SMP Negeri 1 Limbangan sudah dapat mengiringi
Kethoprak, Tari Gambyong, bahkan Wayang Kulit.
Sejak tahun 2007, karawitan rutin diadakan untuk
acara pelepasan/perpisahan siswa kelas IX sebagai
pengiring seremonial pelepasan dengan contoh
gendhing ketawang Ibu Pertiwi, Lancaran Kebogiro,
Lancaran Adhitama SMPN 1 Limbangan, dan masih
banyak contoh lain. Kemudian selain itu pada tahun
2006 untuk pertama kalinya di adakan acara
wayangan diiringi oleh siswa-siswi yang mengikuti
ekstrakurikuler karawitan. Pada tahun 2010 SMPN 1
Limbangan mengadakan acara kethoprak dalam
14
rangka pelepasan siswa kelas IX dan pengiringnya
adalah siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler
karawitan. Tahun 2012 siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler karawitan SMPN 1 Limbangan
mengiringi acara wayang kulit dalam rangka ulang
tahun sekolah yang ke 30 tahun. Tahun 2013, selain
untuk acara rutin sekolah yaitu pelepasan siswa kelas
IX.
Uraian tentang eksistensi dan prestasi tim
karawitan SMP Negeri 1 Limbangan tersebut di atas
sangat berhubungan sesuai tanggung jawab dunia
pendidikan maka dalam upaya pelestarian budaya
bangsa. SMP Negeri 1 Limbangan berupaya
mengenalkan seni karawitan kepada siswa-siswi lewat
kegiatan ekstrakurikuler dengan fasilitas yang ada.
Karawitan sudah menjadi karakter SMP Negeri 1
Limbangan, sekaligus ekstrakurikuler unggulan, tidak
mengherankan lagi jika dijadikan sarana promosi
sekolah.
Seni Tari salah satu program ekstrakurikuler
kesenian yang diadakan di SMP Negeri 1 Limbangan
sejak tahun 2003. Peserta Tahun Pelajaran
2014/2015 dari kelas 7 berjumlah 15 dan kelas 8
berjumlah 17, semuanya putri. Waktu pelaksanaan
Hari Selasa pukul 14.00 s.d. 16 WIB. Dalam
pembelajaran intrakurikuler selama penerapan
Kurikulum KTSP diajarkan bagian dari bidang studi
Seni Budaya. Bagi siswa khususnya kelas 7 dan 8
yang mempunyai potensi, bakat dibidang seni Tari
diarahkan untuk mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler
Seni Tari.
15
Pola pembinaan atau pembelajaran dengan
berlatih tari gerak tari dasar, pola lantai, kemudian
materinya dari tari klasik dan tari kreasi. Dalam
latihan ini gerakan dasar tari klasik lebih diutamakan,
siswa yang menguasai gerak tari dasar klasik sebagai
pondasi gerak tari kreasi.
Sejak kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari
diadakan SMP Negeri 1 Limbangan memunculkan
bibit Tari yang dapat dipergunakan untuk mengisi
acara-acara disekolah, baik pentas seni maupun acara
yang lain. Bukti keberhasilan ini diantaranya dapat
mengikuti lomba-lomba ditingkat Kecamatan,
Kabupaten, maupun Propinsi, dengan beberapa kali
mendapat penghargaan atau kejuaaran. Berkat
adanya kegiatan ini SMP Negeri 1 Limbangan
mempunyai Tim Tari Gambyong, yang agak berbeda
dengan di sekolah-sekolah lain. Perbedaan ini adalah
Tari Gambyong SMP Negeri 1 Limbangan diiringi
secara “LIVE” gamelan dengan Tim Karawitan “Adhi
Laras” SMP Negeri 1 Limbangan, semua niyaga siswa-
siswi SMP Negeri 1 Limbangan.
Guru Pembina terdiri dari 2 orang, yaitu dari
dalam sekolah 1 orang dari luar 1 orang. Sarana
prasarana Tari yang dimiliki SMP Negeri 1 Limbangan
diantaranya pakaian tari klasik/tradisional, maupun
kreasi ada 18 setel jenis tari secara komplit. Ruang
untuk pembelajaran Tari yang khusus belum
mempunyai, apabila pelaksanaan pembelajaran
menggunakan ruang Hall. Disamping itu sarana yang
lain Tape recorder/CD untuk pelaksanaan
pembelajaran Ekstrakurikuler Seni Tari.
16
Dengan demikian peran serta tim Tari SMP Negeri
1 Limbangan dari hasil kegiatan ekstrakurikuler ini
ternyata sangat bermanfaat sekali, selain penyaluran
bakat, minat siswa, pelestarian kesenian
tradisional,dan sebagai sarana promosi sekolah.
Pelaksanaan ekstrakurikuler Rebana baru
dimulai tahun 2005. SMP Negeri 1 Limbangan
menerapkan pendidikan Karakter yang religius.
Didukung semua komponen SMP Negeri 1 Limbangan
maka Musik Rebana sangat dibutuhkan untuk
penyaluran bakat seni religius, begitu juga sebagai
wahana pendalaman nilai-nilai agama kepada siswa-
siswi SMP Negeri 1 Limbangan. Jumlah peserta tahun
pelajaran 2014/2015 dari kelas 7 berjumlah 13, kelas
8 berjumlah 11 dan kelas 9 ada 3 siswa. Waktu
pelaksanaan hari Selasa pukul 14.00 s.d. 16.00.
Pola pembinaan atau pembelajaran dengan cara
melatih peserta cara menabuh masing-masing
instrumen rebana, mulai dari genjring, kempling,
ketiplak dan jidor.selanjutnya dipadukan. Materi lagu
untuk musik vokal rebana dengan materi nyanyian
bernuansa islami.
Awal mulanya sarana prasarana untuk
mendukung kegiatan ini sangat minim sekali, namun
demikian SMP Negeri 1 Limbangan sekarang ini sudah
memliki alat musik rebana diantaranya, 6 genjring, 2
ketiplak, 3 kempling, 1 set bass/jidor. Sudah
mempunyai 16 setel kostum pentas. Ruang yang
dipakai untuk pembelajaran/ latihan Rebana yaitu di
Musholla, duduk di lantai.
17
Untuk pembinanya mengambil orang luar 1
orang., didukung dari lingkungan SMP Negeri 1
Limbangan 1 orang. Sistem perekrutanya bagi siswa
yang mempunyai suara bagus dalam hal
mengaji/baca Alquran untuk diarahkan mengikuti
kegiatan ECA Seni Rebana. Anggota Rebana SMP
Negeri 1 Limbangan Tahun Pelajaran 2014/2015
sebanyak 17 siswa, perincianya kelas 7 sebanyak10
siswa.
Guru Pembina dari luar bernama Bapak
Nooroddin sedangkan pembina dari dalam sekolah 1
orang yaitu bapak Kasmin. Untuk kemampuan
keahlianya dibidang Rebana jelas terbukti sangat baik.
Di samping pengajar ekstrakurikuler Rebana, beliau
juga pengajar di tempat sekolah yang lain Apabila di
SMP Negeri 1 Limbangan ada acara-acara bernuansa
Religius, maka tim Musik Rebana selalu pentas
didepan siswa-siswi dan guru.
Kegiatan Ekstrakurikuler Musik Keroncong
pelaksanaanya belum lama, baru mulai tahun 2012.
Peserta tahun pelajaran 2014/2015 dari kelas 7
berjumlah 10 siswa sedangkan kelas 8 ada 5
siswa.Sarana alat musik Keroncong yang dimiliki SMP
Negeri 1 Limbangan diantaranya, 2 biola,1 flute, 2
cak, 2 cuk, 2 cello, 1 bass listrik, 2 gitar. Waktu
pelaksanaan Hari Jum’at dari pukul 14.00 s.d. 16
WIB.
Pola pembinaan atau pembelajaran dengan
strategi awal mengenalkan alat-alat musik keroncong,
dilanjutkan praktik cara memainkan masing-masing
instrumen musik keroncong. Apabila masing-masing
18
instrumen sudah dapat memainkannya,kemudian
dipadukan praktik mengiringi sebuah lagu yang
tingkat kesulitanya rendah. Setelah mengusai
beberapa lagu, dilanjutkan mencari lagu yang tingkat
kesulitannya lebih tinggi dibandingkan lagu materi
sebelumnya. Yang melatar belakangi diadakannya
Musik Keroncong adalah beberapa siswa sangat besar
ingin belajar memainkan alat musik keroncong, hal
ini sangat berbeda dengan kebanyakan anak yang lain
mayoritas suka musik Pop, Dangdut, Band. Didukung
salah satu guru SMP Negeri 1 Limbangan yang
menyukai musik Keroncong dan sekaligus bisa
memainkan salah satu instrumen Keroncong
Walaupun peminatnya kecil, sampai saat ini kegiatan
ini tetap berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Keroncong
di tingkat sekolah SMP atau sederajat baru SMP
Negeri 1 Limbangan sekolah-sekolah lain belum ada.
Dengan demikian musik Keroncong bagi SMP Negeri
Limbangan salah satu kebanggan dan sekaligus ciri
khas sekolah yang ikut serta dalam upaya pelestarian
seni milik bangsa Indonesia. Selain itu musik
keroncong berfungsi sarana promosi sekolah karena
baru satu-asatunya sekolah di Kabupaten Kendal
yang mengadakan kegiatan ini.
Guru Pembina musik Keroncong SMP Negeri 1
Limbangan disamping dari dalam 1 orang, dan
mendatang kan pelatih dari luar 1 orang, dalam hal
ini alumus SMP Negeri 1 Limbangan. Materi lagu
yang dipelajari jenis lagu langgam, langgam jawa,
19
keroncong, lagu wajib yang dikeroncongkan, lagu
daerah.
Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Musik Ansambel tahun pelajaran 2014/2015
berjumlah 95 siswa terdiri dari 80 putri dan 15 anak
putra. Peserta dari kelas VIII sebanyak 42 siswa dari
kelas VII ada 43 siswa yang mengikuti. Peralatan
musik ansambel yang dimliki SMP Negeri 1
Limbangan diantaranya 14 pianika, 2 snare drum,2
tomtam drum,1 remo drum, 2 balira, peralatan
selebihnya milik pribadi siswa. Dahulu mempunyai
ruang tersendiri yaitu ukuran 9 x 7 M, karena
sekarang dipakai ruang kelas maka setiap latihan di
ruang kelas atau di depan ruang Hall.Dalam latihan
dengan formasi pemain sesuai kemampuan dan
peralatan alat musik yang dimiliki dengan pembagian
88 pianika, 4 snare drum, 1 bass drum dan cymbal, 2
balira. Guru Pembina 1 orang. Kegiatan ini
dilaksanakan setelah jam pelajaran intrakurikuler
selesai pada Hari Rabu dari pukul 14.00 – 16.00,
seminggu hanya satu kali.
Pola Pembinaan atau pembelajaran ini, dimulai
dari dasar teknik memainkan masing-masing
instrumen musik ansambel. Kemudian siswa diminta
praktik tangga nada paling dasar yaitu tangganada C
Mayor. Dilanjutkan untuk praktik Recorder dan
Pianika dengan teknik Solfegio ( Teknik
memainkankan sistem penjarian dengan lompatan
nada). Penjarian dikuasai dilanjutkan memainkan
sebuah lagu.
20
Materi dalam pembelajaran ekstrakurikuler
Ansambel di SMP Negeri 1 Limbangan
memprioritaskan lagu-lagu Wajib Nasional. Hal ini
dikarenakan untuk mempersiapkan dalam kegiatan
Upacara Bendera tanggal 17 setiap bulan, latihan
tambahan persiapan upacara, misalnya lagu Ibu Kita
Kartini wajib ditampilkan dalam upacara Hari Kartini.
Seni Teater pada tahun pelajaran 2014/2015
jumlah perserta kelas 7 berjumlah 10 anak dan kelas
8 berjumlah 12 anak. Waktu pelaksanaan Hari Kamis
dari pukul 14.00 s.d. 16.00 WIB. Guru Pembina
ekstrakurikuler teater 1 orang. Pola pembinaan atau
pembelajaran seni teater dimulai dari berlatih
pernafasan,gerak dalam olah tubuh, berlatih
konsentrasi(olah rasa), dan berlatih membaca naskah.
Dengan diadakan kegiatan ekstrakurikuler Seni Teater
dapat mengakomodasi siswa yang punya bakat
terhadap seni peran. Hasil wawancara dengan guru
pembina dari hasil seni teater sebagai dasar untuk
membentuk tim seni peran yang mampu dapat
bermain drama atau teater tetapi akan diarahkan seni
peran tradisional yaitu seni Kethoprak. Hal ini ada
hubunganya dengan SMP Negeri 1 Limbangan berciri
khas ketradisionalanya. Didukung mempunyai
gamelan Slendro pelog sebagai sarana pendukung
kesenian tradisional Kethoprak. Bahkan dimasa-masa
akan datang tidak tertutup kemungkinan untuk
berani melangkah menuju seni Wayang Orang.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bentuk
pembelajaran, maka tidak lepas dari penilaian. Guru
Pembina tiap akhir semester memberikan nilai kepada
21
peserta didik sebagai laporan keberhasilan proses
kegiatan melalui wali kelas. Nilai berbentuk Huruf
(A=Sangat Baik ,B=Baik,atau C=Cukup) Rentang nilai
antara 65-75= A, 76-85=B dan 86-95=Sangat Baik.
Nilai tersebut ditulis pada Rapor kolom pengembangan
diri. Selanjutnya kriteria penilaian yang berwenang
pada para pembina ekstrakurikuler masing-masing.
Namun demikian dari hasil wawancara dari para
pembina secara garis besar didasarkan pada (1)
penguasaan materi (2) ketrampilan dan (3)
keaktifan/kehadiran.
Tindak lanjut dari hasil pembelajaran
ekstrakurikuler ini yang dapat diharapkan yang
pertama, masih dilingkungan sekolah, siswa dapat
memperoleh ketrampilan dan sekaligus dapat
menunjukkan kepada masyarakat yang mana sebagai
ajang promosi sekolah. Sedangkan yang kedua,
harapan sekolah kepada para siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler ini dapat mengembangkan
ketrampilannya di lingkungan masyarakat lagi lewat
sanggar, paguyuban, group di luar sehingga bakat,
potensinya dapat benar-benar tergali.
Kemudian bukti-bukti eksistensi dari kelanjutan
kegiatan ekstrakurikuler Karawitan dituangkan lewat
pementasan-pementasan baik di lingkungan sekolah
sendiri maupun di luar sekolah. Pementasan
mengiringi pentas wayang kulit dalam rangka HUT RI
ke 68, dan HUT RI ke 69 yang baru saja dilaksanakan
merupakan kebanggaan tersendiri bagi Tim Karawitan
SMP Negeri 1 Limbangan. Untuk pentas Wayang
dalam rangka Sedekah Desa Limbangan tahun 2013
22
merupakan bukti kepercayaan masyarakat terhadap
tim karawitan ini. Baru-baru ini dalam mengikuti
lomba tembang dolanan tingkat Jawa Tengah yang
diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Tengah mendapatkan juara 2 dari 15
peserta. Belum lagi pentas yang lain, seperti mengikuti
pentas mengiringi Parade Dalang dalam rangkan Hari
Jadi Kota Kendal tahun 2013 dan 2014, merupakan
bukti tindak lanjut dari hasil pembelajaran yang tidak
bisa dipungkiri. Tim Karawitan SMP Negeri 1
Limbangan yang dapat membawa nama baik sekolah
sebagai salah satu alat promosi sekolah. Untuk
kelanjutan dari hasil kegiatan Seni Tari diantaranya
untuk mengikuti berbagai lomba baik lingkungan
tingkat kecamatan Limbangan maupun tingkat
Kabaupaten Kendal. Dalam mengikuti lomba HUT
SMA Negeri 1 Limbangan baru-baru ini meraih
mengirimkan 2 Tim Tari, dengan hasil meraih Juara 1
dan Juara 2. Bulan desember tahun 2014
mengirimkan lomba Tari ke UNNES Semarang,
mendapat Juara 3. Dari hasil wawancara dengan
Guru Pembina SMP Negeri 1 Limbangan selalu siap
apabila ada undangan lomba, karena sebagai tolok
ukur keberhasilan dari hasil kegiatan ekstrakurikuler
tersebut.
Tim Rebana “Al ADHITAMA” SMP Negeri 1
Limbangan sebagai tindak lanjut mengikuti berbagai
even di lingkungan Kabupaten Kendal. Dari hasil
dokumentasi tahun 2013 meraih Juara 2 Tingkat
Kabupaten Kendal yang diselenggarakan oleh MAPSI
Kabupaten Kendal. Pentas acara Resepsi HUT RI ke 68
23
dan HUT RI Ke 69 , bukti nyata ada keberhasilan dari
hasil pembinaan maupun pembelajaran Seni Rebana
SMP Negeri 1 Limbangan. Diminta bantuan dari wali
murid untuk pentas Supitan pada bulan oktober
tahun yang lalu, salah satu kepercayaan terhadap tim
Rebana SMP Negeri 1 Limbangan.
Usia dari kegiatan Ekstrakurikuler Keroncong
SMP Negeri 1 Limbangan belum lama, namun hasilnya
sudah dapat dipetik dan dapat ditindak lanjuti di
lingkungan masyarakat. Pentas 2 kali dalam acara
promosi Institut Ilmu Pelayaran(IIP) Semarang bukti
Tim Keroncong SMP Negeri 1 Limbangan layak untuk
dipentaskan dimuka publik. Kepercaan panitia HUT RI
Tingkat Kecamatan Limbangan 2 tahun berturut-turut
tahun 2013 dan 2014 yang lalu merupakan
kebangaan bagi SMP negeri 1 Limbangan. Bulan
November 2014 yang lalu Tim Keroncong SMP Negeri 1
Limbangan diminta pentas acara Resepsi Pernikahan
dari salah satu Guru SMP Negeri 1 Limbangan. Dari
hasil wawncara dengan Bapak Sualman selaku
Pembina, tiap tahunnya akan selalu mencari bibit
baru untuk menggantikan kakak kelasnya yang sudah
lulus, supaya pembinaan musik keroncong SMP
Negeri 1 Limbangan tidak putus regenerasi.
Sebagai tindak lanjut dari Musik ansambel SMP
Negeri 1 Limbangan adalah sejak tahun 1999 Panitia
HUT RI Kecamatan Limbangan selalu menunjuk Tim
Musik Ansambel SMP Negeri1 Limbangan didaulat
sebagai Korp Musik (Korsik) dalam Upacara HUT RI
tersebut, baik Upacara 17 –an maupun Upacara
Penurunan Bendera (Aubade). Untuk memberikan
24
semangat kepada anggota Musik Ansambel, pihak
kecamatan selalu memberikan Piagam Penghargaan,
sebagai wujud penghargaan tugas yang diembanya.
Setiap hari Besar Nasional Tingkat Kecamatan
Limbangan sering mendapat tugas sebagai Korsik.
Selanjutnya untuk Seni Teater tindak lanjut dari
hasil pembinaan ini belum bisa didiskripsikan disini,
mengingat kegiatan ekstrakurikuler Seni Teater baru
dilaksanakan tahun pelajaran 2014/2015. Tetapi hasil
wawancara dengan guru pembinanya keoptimisan
hasil pembelajaran teater kedepan tetap ada.
4.2.4 Pengawasan
Pelaksanaan pada kegiatan ekstrakurikuler,
diawasi oleh Kepala sekolah. Pengawasan ini di
delegasikan kepada pembantu kepala sekolah bidang
kesiswaan, yaitu Kaur Kesiswaan. Urusan Kesiswaan
secara rutin tiap bulan mengontrol semua kegiatan
ekstrakurikuler kesenian. Masing-masing pembina
setiap bulanya melaporkan jumlah peserta
ekstrakurikuler yang menjadi tanggungjawabnya.
Dengan maksud kehadiran siswa sebagai acuan
evaluasi kelangsungan kegiatan ekstrakurikuler untuk
masa akan datang, sedangkan kehadiran Guru
Pembina sebagai acuan untuk pemberian uang
transpot pembina.
Tugas yang lain Urusan Kesiswaan mencatat
prestasi siswa dari hasil-hasil pembinaan
ekstrakurikuler kesenian,sebagai acuan pertimbangan
upaya peningkatan mutu pembinaan selanjutnya.
25
4.3 Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian
4.3.1 Faktor Pendukung
Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan
pembelajaran ekstrakurikuler yang pertama adalah
faktor lingkungan pendidikan atau faktor internal
antara lain siswa, guru pembina dan sekolah.
Siswa-siswi yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler kesenian memang mayoritas siswa
yang mempunyai bakat sesuai pilihanya. Sehingga
motivasi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sangat antusias. Hal ini merupakan daya dukung
yang baik. Dengan minat yang sungguh secara
otomanis semangat belajarnya tinggi, sehingga
keberhasilan dalam memperoleh ketrampilan
berkesenian dapat dibanggakan. Minat dan motivasi
siswa merupakan modal awal keberhasilan kegiatan
ini.
Guru pembina sangat menentukan keberhasilan
dalam kegiatan ekstrakurikuler kesenian di SMP
Negeri 1 Limbangan. Sering kali guru pembina
memberikan motivasi kepada siswanya dengan cara
memberi pujian secara langsung, bagi anak yang
belum terampil diberi dorongan semangat untuk dapat
latihan yang lebih giat lagi supaya dapat mengejar
ketinggalanya. Sikap guru pembina dalam
menghadapi masalah individu siswa tentang kendala-
kendala dalam pembelajaran berusaha untuk
mengatasinya, sehingga terjalin kebersamaan,
keakraban dan rasa kedekatan antara guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Kedekatan inilah yang
26
akhirnya membawa dampak positif kendala-kendala
yang dihadapi siswa dapat terpecahkan.
Faktor sekolah dari dulu terus mendukung
adanya kegiatan ekstrakurikuler kesenian dengan
bukti program ini terus dilaksanakan tiap tahunnya.
Dengan membeli peralatan untuk menunjang semua
kegiatan ekstrakurikuler kesenian dengan cara
bertahap dan skala prioritas sesuai kemampuan
sekolah.
Disamping faktor-faktor pendukung dari internal,
ada faktor pendukung dari Eksternal (diluar
pendidikan) yaitu dari Lingkungan Masyarakat
Kecamatan Limbangan. Dukungan tersebut misalnya
Panitia HUT RI Kecamatan Limbangan selalu
memberikan kesempatan siswa-siswi SMP Negeri 1
Limbangan untuk mementaskan wayang kulit tari,
keroncong, rebana,merupakan bentuk dukungan dari
masyarakat. Penunjukan SMP Negeri 1 Limbangan
mempersiapkan Korsik (korp musik) untuk mengiringi
pengibaran bendera dalam Upacara HUT RI dan
Upacara Penurunan bendera (Aubade). Sehingga jelas
SMP Negeri 1 Limbangan harus siap dengan Group
Ansambelnya. Setelah kegiatan ini selesai biasanya
pihak panitia dari kecamatan memberikan Piagam
Pengahargaan kepada siswa-siswi yang tergabung
dalam group ansambel. Dengan adanya pemberian
piagam tersebut ternyata ada dampak keikutsertaan
dalam kegitan ekstrakurikuler dari tahun ketahun
selalu ada peningkatan, seumpama ada
penurunanpun tak seberapa. Tak terkecuali guru
pembina juga mendapat piagam tersebut karena
27
dianggap telah bersusah payah mempersiapkan korp
musik tersebut, sebagai dorongan untuk lebih baik
lagi dalam membina anak-anak khususnya musik
ansambel.
4.3.2 Faktor Penghambat
Yang menjadi faktor penghambat kegiatan
pembelajaran ekstrakurikuler kesenian di SMP Negeri
1 Limbangan dari faktor internal adalah sarana
pembelajaran khususnya untuk mendukung kegiatan
ini ada yang kurang memadai. Misalnya ruang Tari
belum mempunyai, hal ini akan menghambat jalanya
kegiatan. Seharusnya ruang Tari dibuat khusus
dengan ukuran yang memadai dan ada salah satu
didndingnya diberi kaca untuk melihat gerakan
sendiri pada waktu menari. Ruang latihan ansambel
musik belum punya, masih di ruang kelas dengan
jumlah peserta ratusan jelas tidak memadai, dan
berjubel kurang nyaman bagi anak. Ruang latihan
Teater belum mempunyai, latihanya masih di kelas
juga. Dari segi peralatan ansambel musik secara
kwantitas masih kurang, maka harus menjadi
perhatian pihak sekolah untuk terus menambah
peralatan khususnya yang mendukung kegiatan
ansambel musik, dan tak lupa peralatan yang dibeli
jangan sampai melupakan segi kwalitas sebab dengan
kwalitas yang baik suara yang dihasilkan lebih bagus,
belum lagi segi keawetan pemakaian akan lebih
bertahan lama.
Faktor ekstern diantaranya yang pertama Kondisi
Geografis. Daerah Limbangan adalah daerah lereng
pegunungan yang berbukit-bukit dan pemukiman
28
penduduk bahkan ada yang di atas bukit, di lembah
dikelilingi bukit-bukit.disamping itu cuaca dan curah
hujan lebih banyak dibandingkan daerah lainnya.
Sehingga hal ini mempengaruhi segi keaktifan
kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan ini. Jarak
rumah ke sekolah yang jauh dan lewat lereng
perbukitan akan menjadi kendala bagi siswa, anak
yang sudah sampai rumah akan kembali kesekolah
kadang kala menjadi malas. Maka strategi pihak
sekolah kegiatan ekstrakurikuler kesenian rata-rata
dimulai pukul 14.00 -16.00, dengan maksud anak-
anak tidak pulang langsung mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler kesenian, dapat menghemat uang
transpotasi.
Faktor kedua adalah ekonomi yang lemah
otomatis dukungan terhadap finansial terhadap siswa
kurang. Misalnya anak yang sudah pulang mengikuti
pembelajaran intrakurikuler, mau berangkat kembali
ke sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
minta uang saku pada orang tua ada kalanya tidak
diberi. Sehingga mengakibatkan anak untuk datang
lagi kesekolah menjadi malas, kurang motivasi dan
kurang bergairah untuk aktif mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Dengan uraian di atas menunjukan
bahwa faktor sosial ekonomi keluarga dapat menjadi
hambatan berlangsungnya kegiatan ekstrakurikukler
Kesenian SMP Negeri 1 Limbangan.
Kemudian faktor yang ketiga masalah angkutan
umum juga dirasakan menjadi penghambat dalam
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikular kesenian. Khusus daerah limbangan
29
angkutan umum menjelang sore kurang lebih jam 4
keatas, sudah jarang dijumpai untuk angkutan yang
menghubungkan ke desa-desa wilayah sekitar
limbangan. Kalau sudah diatas jam 4 yang banyak
angkutan ojek, padahal tarif ojek tidak terjangkau
dengan keuangan anak sekolah. Yang masih ada
angkutan dari limbangan kea rah kecamatan Boja
sampai jam 5 sore masih ada. Padahal siswa SMP 1
Limbangan mayoritas berdomisili di desa-desa
kecamatan Limbangan. Kalau angkutan umum sudah
tidak ada terpaksa jalan kaki, walaupun ada juga
yang dijemput orang tuanya, tapi jumlahnya sangat
kecil. Dengan demikian faktor angkutan umum hal
ini bisa menjadi alasan anak kalau pulang terlalu
sore sudah tidak ada angkutan umum dan kalau
terus-terusan jalan kaki disamping sampai rumah
terlalu sore, juga capek dan letih karena pagi harinya
ke sekolah.
Dari temuan-temuan diatas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler kesenian di SMP
Negeri 1 Limbangan sudah melaksanakan langkah-
langkah penerapan manajemen, walaupun belum
sempurna meliputi perencanaan yaitu mulai dari
terbitnya SK kepala sekolah sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kesenian.
Dilanjutkan perekrutan peserta, sasaran
peserta,waktu dan tempat pelaksanaan, jadwal
kegiatan dan perangkat pembelajaran
Langkah selanjutnya pengorganisasian dalam
kegiatan ini meliputi pendataan anggota oleh guru
pembina dari masing-masing jenis kesenian. Kepala
30
sekolah sebagai pucuk pimpinan sebagai penanggung
jawab kegiatan ekstrakurikuler. Kaur kesiswaan
sebagai pelaksana dilapangan bersama pembina OSIS.
Dari guru pembina melaporkan data peserta kepada
Kaur Kesiswaan sebagai data administrasi urusan
kesiswaan.
Setelah prencanaan dan pengorganisasian
kemudian dilakukan pelaksanaan dengan jadwal yang
sudah ada, guru pembina melakukan proses
pembelajaran atau latihan sesuai tempat,sarana
prasara yang dimiliki untuk kelancaran pelaksanaan
pembelajaran.
Supaya dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler berjalan dengan baik dan terarah,
maka dilaksanakan pengawasan atau kontrol.
Pengawasan ini Kaur Kesiswaan sesuai jadwal
mencatat kehadiran guru pembina siswa. Kehadiran
guru pembina ini ada hubunganya dengan uang
transpot yang dananya dari APBS, sedangkan siswa
hubunganya kerajinan, kedisiplinan, motivasi dan
semangat untuk berlatih sesuai dengan
ekstrakurikuler yang menjadi pilihannya.
Sebagai tindak lanjut dari hasil kegiatan
pembelajaran ekstrakurikuler di SMP limbangan, tidak
hanya mampu menampilkan kemampuanya
dilingkunganya sendiri. Dengan diikutkanya dalam
lomba-lomba, dan pentas-pentas di luar sekolah,
merupakan ajang mengasah segala kemapunya
didepan masyarakat. Hanya yang menjadi kendala
adalah lomba-lomba dibidang kesenian khususnya
yang ketradisionalan jarang diadakan, baik
31
lingkungan pendidikan maupun di masyarakat
umum.bila dibandingkan dengan jenis cabang lomba
yang lain sangat jauh berbeda.
Hal inilah yang menjadi kendala yang dapat
mempengaruhi semangat berlatih siswa dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dari hasil
wawancara dengan siswa salah satu peserta
ekstrakurikuler, mengatakan berlatih terus tidak
pernah dipentaskan tidak ada gunanya. Selanjutnya
siswa tersebut mengatakan orang tuanya kapan untuk
bisa melihat hasil dari proses pembelajaran
ekstrakurikuler kesenian kalau bukan dari pentas.
Dengan demikian dari hasil kegiatan ekstrakurikuler
tidak semata-mata hasil yang dicapai siswa trampil
dalam berkesenian, namun lebih dari itu tempat atau
ajang untuk menyalurkan bakat, dan ketrampilanya
juga lebih penting sebagai wadah mengekspresikan
diri kepada masyarakat luas. Lewat pagelaran atau
pentas merupakan kebanggaan terhadap dirinya,
sehingga hasil jerih payahnya dalam mengikuti latihan
disekolah tidak sia-sia.