BAB 4 Hasil Dan Pembahasan -...

14
55 BAB 4 Hasil Dan Pembahasan Pada bab ini akan membahas tentang hasil dari skenario pengujian terhadap kualitas jaringan komputer Setda Provinsi Jawa Tengah pada wilayah gedung A (lantai 1-12) melalui proses pengujian Ping, Traceroute, serta pengecekan pembagian bandwidth pada Router LAN Setda, dijelaskan sebagai berikut. 4.1 Hasil Pengujian Kualitas Jaringan Komputer menggunakan Ping Berikut merupakan hasil dari pengujian Ping yang dilakukan dari laptop lantai 5 (client) ke www.jatengprov.go.id. Terdapat 2 jenis hasil dari pengujian yang dilakukan, yaitu: 1. Hasil pengujian Ping dari laptop lantai 5 (client) ke www.jatengprov.go.id tanpa melakukan aktivitas download, sebanyak 30 kali Ping dengan total paket yang dikirim sebanyak 32 paket. 2. Hasil pengujian Ping dari laptop lantai 5 (client) ke www.jatengprov.go.id dengan melakukan aktivitas download, sebanyak 30 kali Ping dengan total paket yang dikirim sebanyak 32 paket.

Transcript of BAB 4 Hasil Dan Pembahasan -...

Page 1: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

55

BAB 4

Hasil Dan Pembahasan Pada bab ini akan membahas tentang hasil dari skenario

pengujian terhadap kualitas jaringan komputer Setda Provinsi

Jawa Tengah pada wilayah gedung A (lantai 1-12) melalui proses

pengujian Ping, Traceroute, serta pengecekan pembagian

bandwidth pada Router LAN Setda, dijelaskan sebagai berikut.

4.1 Hasil Pengujian Kualitas Jaringan Komputer

menggunakan Ping

Berikut merupakan hasil dari pengujian Ping yang

dilakukan dari laptop lantai 5 (client) ke www.jatengprov.go.id.

Terdapat 2 jenis hasil dari pengujian yang dilakukan, yaitu:

1. Hasil pengujian Ping dari laptop lantai 5 (client) ke

www.jatengprov.go.id tanpa melakukan aktivitas

download, sebanyak 30 kali Ping dengan total paket yang

dikirim sebanyak 32 paket.

2. Hasil pengujian Ping dari laptop lantai 5 (client) ke

www.jatengprov.go.id dengan melakukan aktivitas

download, sebanyak 30 kali Ping dengan total paket yang

dikirim sebanyak 32 paket.

Page 2: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

56

4.1.1 Hasil Pengujian Ping Tanpa Download

Hasil pengujian Ping tanpa melakukan aktivitas download

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Ping Tanpa Download

Pada Tabel 4.1 memperlihatkan hasil pengujian Ping dari

laptop lantai 5 (client) ke www.jatengprov.go.id tanpa melakukan

aktivitas download. Terlihat pengujian Ping sebanyak 30 kali

Page 3: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

57

tanpa melakukan download, dengan paket yang dikirim

berjumlah 32 paket, membutuhkan delay total average = 35.56

ms untuk paket dalam mencapai IP Address tujuan. Menurut

kategori pengukuran kualitas jaringan menggunakan Ping, ini

merupakan “Hasil memuaskan” karena waktu yang diperlukan

(delay) untuk paket dalam mencapai IP Address tujuan adalah

35,56 ms atau < 50 ms serta paket loss = 0%, ini berarti tidak

terjadi antrian paket/kemacetan (congestion) dalam jaringan,

untuk paket dapat tiba pada www.jatengprov.go.id.

4.1.2 Hasil Pengujian Ping dengan Download

Hasil pengujian Ping dengan melakukan aktivitas

download dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Ping dengan Download

Page 4: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

58

Pada Tabel 4.2 memperlihatkan hasil pengujian Ping dari

laptop lantai 5 (client) ke www.jatengprov.go.id dengan

melakukan aktivitas download. Terlihat pengujian Ping sebanyak

30 kali dengan melakukan download, dengan paket yang dikirim

berjumlah 32 paket, membutuhkan delay total average = 127.26

ms untuk paket dalam mencapai IP Address tujuan. Menurut

kategori pengukuran kualitas jaringan menggunakan Ping, ini

merupakan hasil yang berada di antara baik dan cukup karena

waktu yang diperlukan (delay) untuk paket dalam mencapai IP

Address tujuan adalah 127.26 ms yang berada di antara +-90 ms

dan +-150 ms, serta paket loss = 0-1%, ini disebabkan telah

terjadi antrian paket/kemacetan (congestion) dalam jaringan,

untuk paket dapat tiba pada www.jatengprov.go.id.

Untuk dapat mengetahui lokasi terjadinya congestion

dalam jaringan, maka dapat melihat pada pengujian

menggunakan Traceroute.

4.2 Hasil Pengujian Kualitas Jaringan Komputer

menggunakan Traceroute

Berikut merupakan hasil dari pengujian Traceroute yang

dilakukan dari laptop lantai 5 (client) ke www.jatengprov.go.id.

Hasil pengujian Traceroute dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 5: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

59

Gambar 4.1 Hasil Pengujian Traceroute

Pada Gambar 4.1 memperlihatkan hasil pengujian

Traceroute. Terlihat proses Traceroute dari laptop lantai 5

(client) ke www.jatengprov.go.id, dimana paket yang dikirim dari

laptop lantai 5 (client) untuk menuju ke www.jatengprov.go.id

harus melewati 1 IP gateway yang ada pada 1 Router yaitu

Router LAN Setda (10.11.5.1 ethernet 2), lalu melewati 2 next

hop address yang ada pada 2 Router yaitu Router Local Setda

(10.1.4.1) dan Router Pusat Setda (10.1.0.1), kemudian barulah

paket data sampai pada tujuannya yaitu Server Public Jatengprov

(103.9.227.34).

Dalam proses pengujian Traceroute, terlihat telah

terjadinya congestion dalam jaringan saat paket dari laptop lantai

5 akan menuju ke Router LAN Setda (10.11.5.1) yang mencapai

delay 80 ms, serta dari Router LAN Setda akan menuju ke Router

Local Setda (10.1.4.1) mencapai delay 224 ms.

Page 6: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

60

Berikut merupakan alamat jaringan pada LAN Setda

wilayah gedung A (lantai 1-12). Pembagian alamat jaringan

hanya dikonfigurasikan pada port interfaces ethernet 2 saja yang

ada pada Router LAN Setda, dikarenakan beberapa port

interfaces ethernet yang lain tidak dapat difungsikan (rusak).

Pembagian alamat jaringan pada Router LAN Setda dapat dilihat

pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Pembagian Alamat Jaringan pada Router LAN Setda

Pada Gambar 4.2 memperlihatkan pembagian alamat

jaringan pada Router LAN Setda. Terlihat interfaces ethernet 1

memiliki IP Address 10.1.4.2/30 yang terhubung langsung

dengan Router Local Setda, kemudian diberlakukannya sub

interfaces pada interfaces ethernet 2. Dimana, alamat jaringan

yang berbeda-beda pada wilayah gedung A (lantai 1-12), hanya

dikonfigurasikan pada interfaces ethernet 2 atau yang lebih

dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

Page 7: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

61

detail dari VLAN tidak dapat ditunjukkan karena masalah

keterbatasan akses.

Kemudian dari interfaces ethernet 2, akan terhubung

langsung dengan port 1 yang ada pada Switch LAN Setda,

dimana Switch LAN Setda akan meneruskan layanan jaringan

komputer ke semua client yang ada di wilayah gedung A (lantai

1-12). Hubungan antara Router dan Switch LAN Setda dapat

dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hubungan Router dan Switch LAN Setda

Pada Gambar 4.3 memperlihatkan hubungan antara

Router dan Switch LAN. Terlihat Router Mikrotik (MikroBits

Dinara (RoS Level 5)) melalui interfaces ethernet 2 yang di

dalamnya berisikan IP Address yang berbeda-beda seperti yang

terlihat pada Gambar 4.2, terhubung langsung dengan port 1

Switch HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A), dimana kapasitas

Page 8: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

62

port switch tersebut yang menampung semua paket data atau

bandwidth untuk layanan jaringan komputer pada wilayah

gedung A (lantai 1-12) memiliki kapasitas port 10/100 Mb.

Penjelasan kapasitas port Switch HP ProCurve 2520-24-PoE

(J9138A) dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Kapasitas Port Switch HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A)

Pada Gambar 4.4 memperlihatkan kapasitas port Switch

HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A). Seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 4.3, terlihat port 1 Switch yang menampung semua

paket data atau bandwidth untuk layanan jaringan komputer pada

wilayah gedung A (lantai 1-12) memiliki kapasitas port 100 Mb.

Dimana, Switch pada lantai 5 terhubung dengan salah satu port

Switch HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A) yang berkapasitas

100 Mb, begitu juga dengan Switch pada lantai

1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12 terhubung dengan salah satu port Switch

HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A) yang berkapasitas 100 Mb.

Page 9: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

63

Port 1 pada Switch HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A)

memiliki kapasitas port 100 Mb. Dimana, port 1 memiliki ukuran

kapasitas yang sama dengan port lainnya yang terhubung dengan

masing-masing lantai 1-12 yaitu 100 Mb. Semua paket data dari

masing-masing lantai 1-12 untuk menuju ke interfaces ethernet 2

yang ada pada Router LAN Setda, harus terlebih dahulu melewati

port 1 untuk mengalami beberapa proses diantaranya, proses

Trunking pada VLAN serta proses Encapsulation pada paket data

yang membutuhkan waktu yang lama.

Ini merupakan salah satu penyebab terjadinya congestion

dalam jaringan komputer Setda. Karena, port 1 yang menjadi

perantara untuk sekian banyaknya paket data dari masing-masing

lantai 1-12 dalam menuju ke interfaces ethernet 2, hanya

memiliki kapasitas port 100 Mb.

Tidak terkecuali, jika menggunakan salah satu port “Dual-

Personality ports” yang berkapasitas 1000 Mb pada Switch HP

ProCurve 2520-24-PoE (J9138A). Yaitu, dengan

menghubungkan langsung interfaces ethernet 2 Router LAN

Mikrotik (MikroBits Dinara (RoS Level 5)) dengan salah satu

port “Dual-Personality ports” yang berkapasitas 1000 Mb pada

Switch HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A) dalam menampung

semua paket data atau bandwidth untuk layanan jaringan

komputer Setda pada wilayah gedung A (lantai 1-12), maka

setidaknya dapat mengurangi terjadinya congestion pada jaringan

komputer Setda Provinsi Jawa Tengah.

Page 10: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

64

Telah dilakukan upaya lanjutan agar dapat mengetahui

penyebab kurang optimalnya kapasitas port Switch. Akan tetapi,

pada penelitian ini tidak dapat menunjukkan konfigurasi VLAN

dikarenakan masalah keterbatasan akses, serta tidak dapat

menunjukkan traffic monitoring pada Switch HP ProCurve 2520-

24-PoE (J9138A), karena tidak terinstalnya traffic monitoring

pada Switch HP ProCurve 2520-24-PoE (J9138A).

Untuk mengetahui pembagian bandwidth pada Router

LAN Setda dalam melayani jaringan komputer pada wilayah

gedung A (lantai 1-12), yaitu melalui pengecekan pembagian

bandwidth pada Queue Tree Router LAN Setda. Pembagian

bandwidth pada Router LAN Setda dapat dilihat pada Gambar

4.5.

Gambar 4.5 Pembagian Bandwidth Router LAN Setda

Page 11: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

65

Pada Gambar 4.5 memperlihatkan pembagian bandwidth

pada Router LAN Setda. Dimana terdapat pembagian bandwidth

di wilayah gedung A (lantai 1-12), yang melayani kurang lebih

20 host pada setiap lantainya, dengan total host kurang lebih 240

host. Terdapat 3 perbedaan warna (hijau, kuning, dan merah)

yang menandakan status bandwidth dari masing-masing lantai 1-

12. Dimana, warna hijau menandakan pemakaian bandwidth

belum mencapai Max Limit yang ditentukan, lantai dengan status

warna hijau adalah lantai 212, 1, 3, 7, dan 8. Warna kuning,

menandakan pemakaian bandwidth sudah mendekati Max Limit

yang ditentukan, lantai dengan status warna kuning adalah lantai

10. Kemudian warna merah, menandakan pemakaian bandwidth

sudah mencapai Max Limit yang ditentukan, lantai dengan status

warna merah adalah lantai 5,6,9,11, dan 12.

Pada tab Queued Bytes menunjukan lantai 5,6,9,11, dan

12, mengalami congestion dalam jaringan. Berdasarkan hasil

pengujian Ping sambil melakukan aktivitas download seperti

yang ditunjukan pada Tabel 4.2, dan hasil pengujian Traceroute

yang ditunjukan pada Gambar 4.1, bahwa terjadinya congestion

pada jaringan lantai 5 diakibatkan pada pemakaian bandwidth di

lantai 5 telah mencapai batas bandwidth yang ditentukan,

sehingga mengakibatkan tingginya delay serta terdapat packet

loss untuk paket data di jaringan lantai 5 menuju ke

www.jatengprov.go.id.

Page 12: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

66

Terlihat pada pembagian bandwidth, BW-Setda yang

merupakan parent dari lantai 1-12 tidak diberikan batas

penggunaan bandwidth pada Max Limit dalam melayani

maksimal penggunaan bandwidth di lantai 1-12 yang merupakan

child dari BW-Setda. Ini merupakan salah satu penyebab

terjadinya congestion dalam jaringan komputer Setda. Karena,

dengan tidak diberikan batas penggunaan bandwidth pada Max

Limit BW-Setda, maka bisa saja penggunaan bandwidth oleh

client Setda pada total Max Limit lantai 1-12 dapat melampaui

batas penggunaan bandwidth yang seharusnya diberikan pada

BW-Setda, sehingga tentunya berpengaruh pada kurang

maksimalnya pembagian bandwidth pada wilayah gedung A

(lantai 1-12).

Tidak terkecuali jika BW-Setda yang bertindak sebagai

parent diberikan batas penggunaan bandwidth pada Max Limit,

dan lantai (1-12) yang bertindak sebagai child diberikan

pembagian bandwidth pada Max Limit di masing-masing lantai,

maka penggunaan bandwidth oleh client Setda pada total Max

Limit lantai 1-12 tidak akan melampaui batas penggunaan

bandwidth yang seharusnya diberikan pada BW-Setda, sehingga

tentunya dapat meminimalisir terjadinya congestion dalam

jaringan komputer Setda. Karena dalam penerapannya, fitur

Queue Tree harus membagi bandwitdth berdasarkan group

bahkan secara hirarki yang berarti harus memiliki parent dan

child.

Page 13: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

67

Pembagian bandwidth juga dilakukan berdasarkan fitur

Mangle yang terdapat pada firewall Router LAN Setda.

Pembagian bandwidth berdasarkan fitur Mangle dapat dilihat

pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Pembagian Bandwidth berdasarkan Fitur Mangle

Pada Gambar 4.6 memperlihatkan pembagian bandwidth

berdasarkan fitur Mangle. Terlihat pembagian bandwidth

berdasarkan Mangle, dimana pembagian bandwidth di wilayah

gedung A (lantai 1-12) hanya di-marking berdasarkan Sources

Address (Src. Address) saja, sedangkan Destination Address (Dst.

Address) tidak di-marking. Hal ini membuat pembagian

bandwidth yang telah di-marking, tidak dapat menentukan tujuan

pembagian bandwidth ke koneksi jaringan intranet atau internet.

Page 14: BAB 4 Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15152/4/T1_672010178_BAB IV... · dikenal dengan istilah Virtual LAN (VLAN). Untuk konfigurasi

68

Ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya

congestion pada jaringan komputer Setda, karena dengan tidak

di-marking-nya pembagian bandwidth di wilayah gedung A

(lantai 1-12) berdasarkan Dst. Address, maka bisa saja pembagian

bandwidth yang telah di-marking hanya berdasarkan Src. Address

saja, dapat ditujukan pada jaringan intranet Setda. Seharusnya,

untuk pembagian bandwidth di wilayah gedung A (lantai 1-12),

agar di-marking berdasarkan Src. Address dan Dst. Address,

sehingga dapat menentukan tujuan pembagian bandwidth ke

koneksi jaringan intranet atau internet. Yang sebaiknya

pembagian bandwidth tidak di tujukan ke koneksi jaringan

intranet Setda, melainkan hanya di tujukan ke koneksi jaringan

internet Setda, sehingga tidak terjadinya pembagian bandwidth

pada koneksi jaringan intranet Setda. Dengan demikian, maka

setidaknya dapat mengurangi congestion pada jaringan komputer

Setda Provinsi Jawa Tengah.